• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan permasalahan yang sangat substantif karena menyangkut kehidupan dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. merupakan permasalahan yang sangat substantif karena menyangkut kehidupan dan"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAH ULUAN

A. Latar Belakang M asalah

Perm asalahan kesejahteraan sosial khususnya kem iskina n di Indonesia

m erupakan perm asalahan yang sangat substantif karena m enyangkut kehidupan dan

penghidupan yang layak bagi m anusia yang berdam pa k sanga t kom pleks .

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dalam berita resm i statistik nom or

06/01Th.X VII, tanggal 2 Januari 2014 m enyam paikan bahwa jum lah penduduk

m iskin pada Septem ber 2013 seba nyak 28,55 Juta Orang dengan persentase nasional

sebanyak 11,47 % (liha t tabe l.1) bila diba ndingka n denga n denga n penduduk pada

bulan M aret 2013 yang sebanyak 28,07 Juta orang atau m engalam i peningkatan

sebesar 0,48 juta orang ata u sekitar 11,37 %. D itam bah lagi dengan a danya jum lah

kem iskinan yang sedikit m engalam i penurunan pa da tahun 2014 sebe sar 10,96 % lalu

kem udian pada tahun 2015 ini m engalam i peningka tan kem bali se bagai dam pak dari

gejola k politik dan ekonom i yang selalu m engalam i kegoncangan sebesar 28,59 juta

orang atau sekitar 11,22 %. Ha l terse but m ena ndai bagaim ana kena ikan a ngka

terhadap kem iskinan m asih tetap m enghantui kondisi Indonesia yang dipengaruhi

berbagai faktor seperti kondisi sosial, ekonom i dan politik serta m enjadikan

kem iskinan m enjadi salah sa tu agenda terpenting da lam setiap era pergantian

kepem im pina n nasional. Disatu sisi yang lain m enega skan bahwa kem iskinan m enja di

salah satu kom oditi ya ng se lalu direproduksi m elalui berbaga i m acam pak et kebijakan

yang di keluarkan negara guna m enanggula nginya. Kem iskinan m erupaka n kondisi

saat seseorang a tau sekelom pok orang tidak m am pu m em enuhi hak-hak dasarnya

(2)

kem iskinan lebih dikaitkan secara substantif dengan kebutuhan dasar yang ditandai

dengan rendahnya kualitas penduduk, pendidikan, keseha tan dan pem enuhan gizi.

Kem iskinan m enjadikan beban ba gi kelom pok ya ng m engalam i kelam bana n sosial

seperti halnya bagi perem puan dan anak-anak yang bisa saja berakibat pada

terancam nya m asa depan baik bagi bangsa dan negara. Kem enterian Sosial pun

m endefinisikan bahwa kem iskinan adalah ketidakm am puan individu dalam

m em enuhi kebutuhan da sar m inim um untuk hidup layak.

G rafik.1 Perkembangan K emiskinan D i Indonesia tahun 2004 - 2 013

Keluarga m iskin m em punyai daya beli yang rendah, ju ga tidak m am pu

m em berikan pendidikan dan pem eliharaan kesehata n yang layak bagi anaknya. Dalam

kehidupannya seringkali nilai-nilai pendidikan sanga t dikesam pingkan dan lebih

m engedepankan pem enuhan kebutuhan ekonom i se hingga tak heran jika ba nyak

anak-anak yang seharusnya m enge nyam pendidikan di bangku sekolah de ngan

terpaksa m em banting tulang m em bantu orang tuanya dalam m em enuhi kebutuhan

hidup keluarganya. Dalam konteks lain ketidakm am puan untuk m em bayar biaya

(3)

banyak sekali anak-anak yang tidak dapat m elanjutkan pendidikan kesekolah

m enengah pertam a atau seting katnya. Banyak keluarga m iskin yang justru putus

sekolah atau tidak dapat m elanjutkan sekolahnya. Disisi lain rendahnya a ksesibilitas

dan pem eliharaan keseha tan pun m enjadi salah satu indika tor terhada p m asih

rendahnya deraja t keseha tan keluarga m iskin yang diperparah de ngan layanan

kesehatan yang seringkali tidak da pat diakses sehingga m enyebabkan renda hnya

kualitas keseha tan terutam a bagi m asyarakat m iskin tersebut. Kedua hal tersebut

yakni pe ndidika n dan kese hatan rupa nya m enjadi instrum ent yang sa ngat pe nting

dalam m engentaskan dari perangkap kem iskinan dan m em utus m ata rantai

kem iskinan tersebut. Pendidikan dan keseha tan adalah suatu bentuk inve stasi Negara

guna m enanam kan dan m eningkatkan kualitas generasi penerus. M enurut Tum anggor

dalam Togiaratua Nainggola n (2010) Pem bangunan ha rus m em perkuat fungsi

keluarga sebagai lem baga m asyarakat dem i menjadi keluarga berketahana n sosial

m isalnya m elalui program perlindungan sosial terhada p kelom pok renta n dan

penyanda ng m asalah sosial seba b keluarga m erupakan penyangga sentra

kesejahteraan sosial. M enurut The Organization for Economic Cooperation and

Development (OECD), perlindungan sosial m erujuk pada “kebijakan dan tindakan

yang m em perkuat kapasitas kaum m iskin dan warga yang rentan agar terlepas dari

kem iskinan dan dapat m enyikapi resiko m aupun peristiwa yang terja di tiba -tiba yang

m enghantam kehidupan m ereka. Perlindungan sosial dim aksud m eliputi bantuan

sosial, jam inan sosia l dan standar upah pekerja (OEC D,2009). Bantuan tuna i secara

um um dipanda ng sebaga i salah satu instrum ent ba gi bantuan sosia l ( social assistance)

Pem bangunan kesejahteraan sosial a dalah usaha terencan a dan m elem baga

yang m eliputi berba gai bentuk intervensi sosia l dan pelayana n sosial untuk m em enuhi

(4)

institusi–institusi social. Tujuan pem bangunan kesejahteraan sosial adalah untuk

m eningka tkan kualitas hidup m anusia secara m eyeluruh yang tercakup didalam nya

adalah:

1. Peningka tan sta ndard hidup, m elalui seperangkat pe layanan sosia l dan

jam inan sosial segenap lapisan m asyarakat, terutam a kelom pok m asyakarat

yang kurang beruntung da n rentan yang sa ngat m em erlukan perlindunga n.

2. Peningka tan keberdayaan m elalui penerapan sistem dan kelem bagaan sosial,

ekonom i da n politik yang m enjunjung harga diri dan m artabat kem anusiaan.

3. Penyem purnaan kebebasan m elalui perluasa n aksesibilitas dan pilihan

kesem patan sesua i dengan aspirasi, kem am puan dan standard kem anusiaan.

Sasaran pem bangunan kesejahteraan sosia l adalah seluruh m asyarakat dari

berbagai elem en dan strata sosial dengan prioritas utam a pelayanan sosial pada

kelom pok atau segm en m asyarakat ya ng m engalam i ketidakberuntungan khususnya

yang m engalam i proses alienasi sosial sebaga i dam pak dari persoalan sosia l seperti

kem iskinan. Dengan dem ikian m asyarakat yang m em iliki tingkat kerantana n

terhadap kondisi kem iskinan m erupakan kelom pok m asyarakat y a ng m enjadi

prioritas terutam a dalam perm asalahan ketim pangan terhadap kondisi pe ndidika n

dan kesehatan yang rendah. Kondisi atau derajat kesehatan yang rendah m erupakan

sebuah potret buram keadaan dari sebuah kondisi kem iskinan, belum la gi pada rana h

pendidika n rendah yang justru sem akin m enjadika n kondisi kritis persoalan

kem iskinan. Kondisi keseha tan dan rendahnya pendidikan yang m enjadikan ha l

tersebut sem akin m em perburuk situasi kem iskinan yang lebih akut sehingga

kelom pok yang term asuk dalam keadaan tersebut sangat m em butuhkan bentuk

(5)

Perlindungan sosial (social security) dalam arti luas dapat dim aknai sebagai

sebuah bentuk inisiatif ba ik yang bertujua n untuk m enyediakan transfer pendapata n

atau konsum si bagi orang m iskin, m elin dungi kelom pok rentan terha dap resiko –

resiko sosia l kehidupan, m eningkatkan sta tus atau deraja t dan hak sosial m asyaraka t

yang teralienasi dan terjebak dalam kondisi kritis dalam bingka i kese jahteraan.

Direktora t Jenderal Bantuan dan Jam inan Sosial, Kem e nteria n Sosial RI

m endefinisikan bahwa perlindungan sosial da pat diartikan se bagai seperangka t

kebija kan dan program kesejahteraan sosial yang dirancang untuk m engurangi

kem iskinan dan kerentanan m elalui perluasan pasar kerja ya ng efisien,

pengurangan resiko kehidupan yang senantiasa m engancam m anusia serta penguata n

kapasitas m asyarakat dalam m elindungi dirinya dari berbagai baha ya dan ganggua n

yang dapat m enyeba bkan terganggunya atau hilangnya penda patan .

Bentuk perlindungan sosial seba gai upaya dala m m engentaska n kem iskinan

dan m engurangi tingkat kem iskinan diharapkan da pat m engurai bena ng kusut

persoalan kem iskinan yang terjadi. Perlindunga n sosial yang diim plem enta sika n

diharapkan dapa t m eningka tkan derajat kehidupa n dan kualitas hidup baik secara

sosial dan ekonom i. Dari sisi kontekstualisasi kehidupan diharapkan persoala n yang

paling urgen a dalah da lam aspek pendidikan dan ke sehatan. Kedua hal tersebut

m em iliki arti penting m elalui im plem entasi perlindungan sosia l guna m em utus m ata

rantai kem iskinan kronis m asyarakat yang teraliena si secara sosia l dan ekonom i.

Perlindungan sosia l sebagai m anifest kebijakan sosia l yang digunakan untuk

m em bentengi diri bagi individu, keluarga dan kom unitas agar sedapat m ungkin

m am pu m engelola dan m ereduksi resiko/kerentanan sosial yang m enghingga pinya

untuk dapat terhindar dari perangkap kem iskina n yang lebih dalam . Kiranya aspek

(6)

desain produk kebijakan perlindungan sosial bagi m asyarakat te rutam a akses

terhadap fasilitas kese hatan dan pendidikan serta m anjadikan jam inan kehidupa n

yang lebih layak. Aspek pendidikan dan kesehata n m erupakan substansi dasar dari

perlindungan sosial. Bantuan perlindungan sosial terba gi kedalam dua jenis yaitu

Bantuan Tunai Bersyarat (Conditional Cash Tranfers atau dikenal denga n CCT) dan

Bantuan Tak Bersyarat. Bantuan T unai Bersyarat ada lah bagian dari program

pengem bangan generasi baru yang berusaha m em bantu peningkatan akum ulasi

m odal m anusia pada orang m uda se ba gai cara untuk m em utuskan siklus kem iskina n

antar generasi. CCT ini m em berikan wujud uang kepada keluarga – keluarga m iskin

dengan persyaratan inve stasi m odal m anusia seperti m enyekola hkan atau m em bawa

anak ke pusat kese hatan secara regular.

Skem a Bantuan Tunai Bersyarat ini m em berikan uang tuna i secara langsung

kepada rum ah tangga m iskin sebagai tanggapan terhadap pem enuhan kondisi

spesifik individu/rum ah tangga m isalnya kehadiran anak -anak untuk berse kola h

dan/atau pem eriksaan kese hatan serta ke ikutser taan da lam im unisasi ata u

sem acam nya. Skem a tersebut m em berikan insentif bagi rum ah tangga agar

m enyesuaika n perilakunya dengan tujuan sosial yang diterapka n secara nasional.

Dengan artikulasi lain dapat dikatakan bahwa bantuan tersebut digunaka n untuk :

a. M em perkuat perilaku khusus terhadap eksternalitas positif yang am an

sem isal m endorong konsum si atas barang/ses uatu yang baik m isalnya bagi

sektor pendidikan da n kesehatan;

b. Target adalah kelom pok – kelom pok rentan yang tidak m am pu

m endapatkan keperluan yang baik karena efek negatif dari penda patan

yang disebabkan oleh kebangkrutan dan a tau keterkejutan dari luar;

(7)

-anak untuk bersekolah, kehadiran untuk m em eriksakan kesehatannya dan

m em perkuat partisipasi dalam program im unisasi

Oleh karena itu m aka setiap orang berhak a tas jam inan sosia l untuk dapat

m em enuhi kebutuha n dasar yang laya k dan m eningkatkan m artabatnya m enuju

terwujudnya Indone sia yang sejahtera. Pem erintah m engem bangkan sistem jam inan

sosial yang bertujuan m em berikan jam inan sosial bagi seluruh warga Negara untuk

m em elihara taraf kehidupan dan kesejahteraan sosial. Jam inan sosial ( social security)

m erupakan salah satu jenis ke bija kan sosia l untuk m engatasi kem iskinan dan

ketim pangan dalam m asyarakat. Bentuk jam inan sosial diwujudkan dalam bentuk

bantuan tunai. Dalam pandanga n im plem entasi Program Keluarga Harapan adalah

salah satu bentuk dari bantuan sosia l yang m erupakan bagian dari perlindungan sosia l.

Program Keluarga Harapan atau yang dikenal de ngan istilah PKH m erupa kan wujud

bantuan sosial bersyarat ya itu bentuk dari perlindungan sosial dalam peningkatan

derajat kesehatan dan askes terhadap pe layanan sosial da sar terutam a pendidikan. Hal

ini berarti bentuk yang diberikan ole h PKH adalah dalam bentuk tunjangan

pendapatan ata u dise but juga denga n Benefit in Cash.

Program Keluarga Harapan (PKH) adalah derivasi dari im plem enta si

kebija kan penanggula ngan kem iskinan dalam konteks perlindungan sosial yang telah

digulirka n oleh pem erintah sejak tahun 2007 hingga kini. PKH m erupakan bentuk

pelaksanaan jam inan sosial di beberapa Negara di wilayah Am erika Selatan yang

lebih dikenal denga n Conditional Cash Transfer (CCT) yang telah berhasil

m engentaska n kem iskinan di wila yah tersebut. P KH bukanlah bantuan tunai sebagai

lanjutan program pem erintah seperti halnya Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang

diberikan sebagai upa ya untuk m em bantu keluarga terhada p kenaikan Bahan Bakar

(8)

terhadap ibu ham il dan anak-anak yang bersekolah sehingga dapat m engakses fasilitas

kesehatan dan pe ndidika n.

Kem iskinan atau dengan kata la in renda hnya kehidupan Keluarga Sangat

M iskin (KSM ) m engakibatkan m ereka tidak m am pu untuk m em enuhi kebutuh an

m inim al kesehatan dan pendidikan. Pem eliharaan kesehatan pada ibu ham il pada

KSM seringka li tidak m em adai se hingga m engakibatkan lem ahnya kondisi kese hatan

bayi yang dilahirkan nantinya. Perlu ada m ekanism e bentuk perlindungan sosial yang

dapat m enjam in terhadap akses kebutuhan dasar seperti keseha tan dan pendidikan.

Bentuk m anifestasi kesehatan terhada p ibu dan anak ak an berpengaruh terhadap

kondisi dim asa depan sehingga aka n m enjadi m oda l guna m engentaskan kem iskinan.

Disisi lain bidang pendidikan seba gai kebutuhan yang m em ang m utlak harus

diperlukan ba gi anak –anak yang m erupakan kewajiban Negara guna m engenta skan

pendidika n dasar 12 tahun bagi anak-anak sehingga dapat m enjam in pendidikan yang

berkeadilan bagi seluruh warga Negara dan m em berikan perseps i bahwa pendidikan

adalah m odal guna m engentaskan kem iskina n dengan m em utus m ata rantai m elalui

bidang pendidikan.

Hingga saat ini upaya penanggulangan kem iskinan di Indonesia telah

m elaksanakan berbagai program kebijaka n sosia l. Program tersebut antara la in:

Program Inpres Desa Tertingga l, Program jam inan sosial, Program Kredit

Pem berdayaan Teknologi Tepat Guna dalam Rangka Pengentasan Kem iskinan,

Program Pengem bangan Kecam atan, Program Penanggulangan Kem iskinan

Perkotaan (P2KP, Program M anakan Tam bahan An ak Sekolah (PM T-AS), Program

Operasi Pasar Khusus (OPK -Beras), Program Beasiswa dan Dana Operasional

(9)

Asuransi Kesehatan untuk Keluarga M iskin (Askeskin), Program Asuransi

Kesejahteraan Sosial (Aske sos) dan Program Keluarga Harapan.

Dari paparan tersebut dia tas setida knya dapat diketahui bahwa tela h banyak

program pengentasan kem iskina n yang dilaksanakan di Indonesia, nam un dalam

realitasnya setelah dilakuka n evalua si oleh Bappenas pad a tahun 2004 bersam a

beberapa lem baga inde penden da pat disim pulka n bahwa program penge ntasan

kem iskinan tersebut belum m am pu m enyelesaikan perm asalahan -perm asalahan yang

ada sehingga perlu disem purnaka n. Salah satu penyeba b kurang efektifnya program

pengenta san kem iskinan adala h karena secara um um program tersebut dilakukan

secara sektoral, parsial dan kurang m eliba tkan berbaga i pihak terkait. Oleh karena itu

ada perubahan didalam pengelolaan terhadap proses kerja kelem bagaan yang

m enangani dari program pengentasa n kem iskinan.

Program Keluarga Harapan atau yang dikenal dengan PKH m erupakan salah

satu upaya pem erintah da lam m engem bangkan sistem perlindungan social dan

m engubah system penyelenggaraan kelem bagaan di Indonesia. Sasaran PKH adalah

Keluarga Sangat M iskin (KSM ) yang sesuai denga n kriteria PKH yaitu m em iliki ibu

ham il, ibu m enyusui, m em iliki anak balita dan usia sekolah setingka t SD -SM P.

Program Keluarga Harapan ini dijalan sebagai am anah pelaksanaan dari UU No.40

Tahun 2004 tentang jam inan sosial na sional, UU No 11 Tahun 2009 tentang

Kesejahteraan sosia l, Inpres No 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tindak Percepatan

Pencapaian Sasaran Program Pro-Rakyat dan Perpres No 15 Tahun 2010 tentang

Percepatan Penanggulangan Kem iskinan. PKH m enjadikan sebuah progra m jam inan

sosial yang unik dim ana disatu sisi PKH m erupakan bantuan sosia l yang dim aksudkan

dem i m em pertahankan kehidupan dalam konteks kebutuha n dasar terutam a dalam hal

(10)

yakni m enguatkan rum ah tangga m iskin agar m am pu keluar dari kem iskinannya

m elalui prom osi kese hatan dan m endorong anak untuk bersekolah.

Operasionalisasinya adalah dana yang diberikan kepada KSM diam bil m elalui Kantor

Pos agar dim aksudkan dapat m enga kses fasilita s pendidikan dan kese hatan yaitu

anak-anak harus bersekolah hingga sekolah m enengah pertam a, anak balita harus

m endapatkan im unisa si dan ibu ham il harus m em eriksakan kandungan secara rutin.

PKH m em ang salah satu dari program pem erintah untuk m eningka tkan

kualitas kua lita s m anusia Indonesia dengan m eng kam panye kan pem bangunan

m anusia Indonesia untuk m eningka tkan pela yanan dasar kepada m asyarakat m elalui

program pem berian subsidi bersyarat nam un program ini dipa ndang sebagai

penggerak peruba han pola pikir sesuai dengan kondisi persyaratan yang diinginkan

yaitu m em berikan kesem pa tan untuk m em peroleh pelaya nan pendidikan dan

kesehatan bagi Keluarga Sangat M iskin. Tujuan U tam anya adala h m engurangi

kem iskinan dan m eningka tkan kualitas sum ber daya m anusia teruta m a pada

kelom pok m asyarakat m iskin. Tujuan tersebut se laras dengan upaya untuk

m em percepat target Millenium Development Goals (M DGs) tahun 2015 yaitu dalam

hal pengentasan kem iskinan, m em peroleh pendidikan dasar seluruh dunia, m endorong

kesetaraan gender dan pem berdayaan perem puan, pengurangan angka kem atian anak

-anak, m eningkatkan kese hatan ibu, pem berantasa n penyakit m alaria, HIV/AIDS dan

lainnya, m em astikan keberlangsungan lingkungan hidup dan m em bangun kem itraan

globa l untuk pem banguna n (Venny 2010). Ole h karena itu da lam konte ks pela ksanaan

PKH ini, m aka ada beberapa hal yang m enjadi penega s tentang rele vansi program

tersebut de ngan pencapaia n tujuan M DGs terseb ut antara lain lebih m enitikberatkan

(11)

pendidikan dasar, 3) kesetaraan gender, 4) pengurangan angka kem atian bayi dan

balita dan 5) pengurangan kem atian ibu m elahirka n.

Berdasarkan dari berita kora n sindo pada ta nggal 29 Novem ber 2013 dim ana

Badan Pem eriksa Keuangan (BPK) m enem ukan be berapa perm asalahan dalam

pelaksanaan PKH pada tahun sebelum nya di beberapa daerah sasaran im pelem ntasi

PKH. Beberapa perm asalahan tersebut antara lain kom itm en pem erintah daerah dalam

m endukung PKH m asih kurang, proses validasi tida k sesuai de ngan ketentuan

sehingga hasil validasi tidak akurat, proses verifikasi a tas kom itm en pe serta PKH

terhadap kesehatan dan pendidikan m asih rendah atau belum optim al. Selain itu pula

m asalah lainnya ada lah tidak ada nya keseragam an kebijakan ya ng diteta pkan

sehingga pem bayaran bantuan m enjadi kurang efektif, m onitoring rutin, berkala dan

evaluasi belum dilaksanakan sesua i dengan pedom an um um PKH. D isam ping itu pula

perm asalahan PKH juga m elingkupi m engenai kepesertaan penerim a PKH yang

m asih belum akurat m engenai indikator penerim a PKH sehingga seringkali tim bul

kecem buruan antar warga terutam a yang seharusnya m enerim a nam un justru tidak

m enerim a program tersebut.

Program Keluarga Harapan dilaksanakan pem erintah di Indonesia pada bulan

m aret tahun 2007 dengan m engujic obakan di 7 Provinsi ya itu DKI Ja karta, Sum atera

Barat, Gorontalo, NTT, Jawa Tim ur, Sulawesi Utara dan Jawa Barat yang m eliputi

387.928 Rum ah Tangga Sangat M iskin (RTSM ). Istilah RTSM m erupakan sasaran

garap yang diarahka n pada pelaksanaan PKH hin gga tahun 2011. Setelah itu sasaran

garap lebih m enitikberatka n dengan istilah KSM (Keluarga Sangat M iskin) yaitu

orang tua (ayah dan ibu) dan anak. Perubahan ini dilakukan den gan pertim ba ngan

bahwa keluarga adalah salah satu unit yang relevan dengan penin gka tan kualitas

(12)

terus berjalan hingga tahun 2015 sesuai dengan target M DGs yang telah ditetapkan.

Pelaksanan PKH di 7 (tujuh) provinsi terse but dida sarkan pada situasi da n kondisi

kem iskinan, gizi buruk, angka putus sekolah dan kesiapan dalam penyele nggaraan

pelayanan keseha tan dan pendidikan. Pada Tahun 2008 berikutnya dijalan program

tersebut pada provinsi lain diantaranya adalah Sum atera Utara, Aceh, Banten, DI

Yogyakarta, Kalim antan Selatan dan Nusa Tenggara Barat. Pada tahun 2009

dikem bangkan di 12 Provinsi yang lainnya dengan 726.376 RTSM . Pada tahun 2010

Program ini dikem bangkan di 7 Provinsi baru ya itu Bengkulu, Kepulauan Riau,

Kalim antan Barat, Kalim antan Tengah, Bali, dan Sulawesi Tengah serta Sulawesi

Selatan dengan jum lah RTSM m enjadi 816.376. Selanjutnya pada tahun 2011

dikem bangkan di 5 Provinsi yaitu Riau, Lam pung, Sum atera Selatan, Jawa Tengah

dan M aluku Utara dengan 299.624 RTSM sehingga tota l m enjadi 1.116.000 RTS M .

Pada Tahun 2012 im plem entasi PKH tersebut dikem bangkan di 8 Provinsi yaitu

Papua, Papua Barat, M aluku, Jam bi, Kalim anta n Tim ur, Bangka Belitung, Sulawe si

Barat dan Sulawesi Tenggara dengan KSM baru sebanyak 400.000 sehingga junlah

keseluruhan m enem bus angka 1.516.000 RTSM /KSM .

Im plem entasi PKH terutam a di wilayah DI Y ogyakarta telah dilaksanakan

pada tahun kedua seja k program ini di launching yaitu pada tahun 2008. H ingga saat

ini yaitu tahun 2013 berdasarkan data dari Direktorat Jam inan Sosial Ditjen

Linjam sos Kem enterian Sosia l RI jum lah penerim a PKH di DI Yogyakarta sebanyak

28.954 KSM dengan bantuan total se nila i 12,126 M iliar. Berikut disajikan data

tentang alokasi im plem enta si PKH di DI Yogyakarta pada tahun 2013.

Tabel 1 Implementasi PK H di D I Y ogyakarta Tahun 2013

N o Wilayah Jumlah KSM R ealisasi A nggaran

(13)

2 K abupaten Bantul 13.670 K SM 7.380 Juta

3 K abupaten G unung K idul 7.541 K SM 2.143 Juta

4 K abupaten Sleman 3.406 K SM 1.004 Juta

5 K abupaten K ulon Progo 2.618 K SM 760 Juta

Jumlah 28.954 K SM 12.126 Juta

Sum ber : pkh.kem sos.go.id

Pada tabel 1 terse but dapat dim aknai ba hwa daerah penerim a PKH yang

paling banyak ada lah Kabupaten Bantul denga n jum lah KSM sebanyak 13.670

dengan aloka si sebanya k 7,380 M iliar untuk distribusi jam inan sosial bagi anak dan

ibu ham il. Dikabupate n Bantul sendiri berdasarkan data dari Dina s Sosial Kabupaten

Bantul terutam a pada pertenga han Tahun 2013 diterm in I te lah dilaksana kan realisa si

pem berian dana PKH ke 17 Kecam atan di Kabupaten Bantul yang diterim a oleh

sebanyak 3.158 KSM . Hal tersebut telah dapat m enjadi alasan bahwa potret

kem iskinan yang terjadi di Kabupaten Bantul m erupakan yang tertinggi dibandingkan

dengan daerah lainnya di DI Yogyakarta sehingga dengan sasaran KSM yang ada

akan berkorelasi pula dengan aloka si anggaran PKH.

Berdasarkan penjela san di a tas Kabupaten Bantul secara riil m em iliki jum lah

KSM sebagai penerim a bantuan PKH hingga saat ini dengan aloka si yang paling

besar diantara daerah lain di DI Yogyakarta. Dari sisi kem iskina n pula hal ini relevan

dengan keadaan dan jum lah kem iskinan yang a da didaerah tersebut. Ole h karena itu

pem iliha n wila yah Kabupaten Bantul sebaga i wilayah yang m enjadi fokus pene litian

dapat dijadikan sebagai kegia tan pene litian tentang im plem entasi kelem bagaan dan

evaluasi dam pak pelaksanaan PKH di Kabupa ten Bantul dan m erepresentasikan

m engenai im plem enta si kebijakan perlindungan sosial m elalui PKH.

Fokus terhadap im plem entasi PKH di Kabupaten Bantul perlu diupayakan

(14)

dengan m elihat faktor pendukung dan pengham bat serta m em iliki dam pak yang

signifikan terhadap pe nerim a m anfaat program tersebut. M enginga t PKH m erupakan

program kebijakan yang dilaksanakan oleh pem erintah yang lintas sektoral m aka

perlunya m eliha t secara lebih lanjut im plem entasi program tersebut yang telah

dijala nkan selam a ini di Kabupaten Bantul. Ulasan yang akan di potret adalah

sejauhm ana im plem entasi kelem bagaan PKH selam a ini yang telah dijala nkan

m em beri dam pak bagi penerim a m anfaat dan tentunya akan terlihat faktor pendukung

dan pengham ba t pelaksa naan program serta dam pak im pem entasinya.

Rasionalisasi yang ditekankan sehingga m em ilih Kabupaten Bantul se bagai

lokasi pene litian ada lah bahwa asum si yang dibangun ketika m eliha t jum lah penerim a

yang sedem ikian besarnya diantara wilaya h daerah di DIY ada lah bagaim ana

optim alisasi pelayanan kelem ba gaan yang dise lenggarakan oleh UPPKH yaitu sebuah

unit penge lola PKH ini m am pu m em berikan laya nan soc ial yang optim al sehingga

seluruh anggota peserta PKH dapat terlayani denga n baik dari program jam inan

perlindungan yang diterim a selam a ini. Perlu jum la h energy yang cukup besar

terutam a bagi UPPKH untuk m enga tur se gala bentuk pelayan a n social bagi KSM

sebagai penerim a m anfaat dengan alur birokrasi dan penataan m anajem en orga nisa si

yang baik m aka perlu kiranya peneliti m eliha t sejauhm ana penye lenggaraan PKH

yang dilakukan UPPKH sebagai unit penge lola m am pu m elaksanakan tugas, fungsi

dan tanggunggjawa bnya da lam m engim plem enta sikan PK H bagi keluarga m iskin di

Kabupate n Bantul.

Penerjem ahan yang di landasi bahwa didalam laporan BPK terkait dengan

pelaksanaan PK H lebih m enekankan ba gaim ana penge lolaan m anajem en orga nisa si

dan pelayana n m am pu dilakuka n oleh UPPKH. Persoalan ke tidaka kuratan penerim a,

(15)

beberapa daerah dalam m em bangun sinergi PKH yang berkelanjutan, selain itu pula

keterlam batan pencairan bantuan pun m enjadi salah satu perm asalahan didalam

pengelolaan organisasi UPPKH di leve l daerah.

Oleh karena itulah perm asalaha n tata kelola fungsi UPPKH perlu di jabarkan

dan di teliti sejauhm ana penge lolaan PKH tersebut dilevel daerah sehingga m am pu

m enerjem ahkan tugas, fungsi dan tanggunggjawabnya sebagai penye lenggara

program pelayanan social. Penyelenggaraan tatakelola pelayana n m asyarakat m iskin

sangat dibutuhkan m anakala proses penye lenggaraan dalam pelayanan bersifat m assal

terutam a bagi m asyarakat m iskin ya ng sangat m em butuhkan bantuan terse but.

Pengelolaan m anajem en organisa si akan berdam pak dari keberhasilan program itu

sendiri karena dengan pengelolaan yang tepa t m aka keberhasilan akan da pat tercapai.

UPPKH sebaga i unit kelem bagaan da lam penge lolaan P KH seba gai sa luran

yang secara hierarki bertanggungjawab kepada unit yang ada di atasnya. System

vertikalisasi UPPKH dilakuka n secara berjenja ng terga ntung dari kewenangannya dan

tugas pokoknya m asing-m asing. Otorita s UPPKH di lingkup daerah tingkat I I ini

bertugas untuk m engloah seluruh data inform asi peserta atas kom itm ennya dan

besaran bantuan yang diberikan. Hal ini karena sangat dinam isnya data dan updating

data yang dilakuka n jajaran UPPK H di level kabupaten. Dengan dem ikian kiranya

lebih tepa t jika m elihat keberhasilan program m aka perlu untuk m elihat sejauhm ana

konte ks im plem entasi kelem bagaan daerah dalam m enyelenggarakan PKH ba gi

keluarga m iskin sebagai penerim a m anfaat. UPPKH berdiri sebagai organisa si

pem erintah ya ng m enye diakan pelayana n perlindungan soc ial bagi ibu ham il, balita

dan anak usia sekolah.

(16)

Berdasarkan pada penjelasan lata rbelakang dan pem ilihan pada fokus perm asalahan

tersebut diatas m aka m asalah penelitia n ini dirum uskan sebaga i berikut :

1. Bagaim anakah im plem enta si pe laksanaan kelem bagaan UPPKH dalam kebijakan

perlindungan sosial bagi keluarga m iskin?

2. Faktor apa saja yang m enjadi pendukung dan pengham bat pada pela ksanaan PKH

?

C. Tujua n Penelitian

Sesuai dengan perum usan m asalah tersebut dia tas m aka tujuan peneliti an ini adalah

sebagai berikut :

1. M endeskripsikan atau m enggam barkan pelaksa nan Program Keluarga Harapan

dalam upaya m ereduksi kem iskinan pada Keluarga Sangat M iskin.

2. M engetahui kinerja kelem bagaan UPPK H dalam im plem entasi PKH

3. M engetahui ura ian tuga s, fungs i dan tanggungjawab UPPK H dalam

m elaksanakan program

4. M engidentifikasi faktor – factor pendukung dan pengham ba t yang m em pengaruhi

keberhasilan PKH dalam m eningkatkan kom itm en dan ke patuhan KSM .

D. M anfaat Penelitian

1. M anfaat Akadem ik

Adapun m anfaat akadem ik pe nelitian ini diharapkan dapat m em berikan :

a. M em berikan salah satu referensi dalam pe ngem banga n im plem entasi bentuk

perlindungan sosial dalam skem a bantuan tunai bersyarat m elalui PKH dalam

m ekanism e yang lebih tepat sasaran dan efektif.

b. M em berikan khazanah pengem bangan wawasan kelim uan pem bangunan social

dan kesejahteraan secara teoritik pengentasan kem iskinan dalam skem a

(17)

c. M asukan dalam penelitian-penelitian selanjutnya m engenai dinam ika pelaksanaan

PKH sebagai be ntuk kebijakan perlindungan sosial dalam penanggula ngan

kem iskinan.

2 M anfaat Praktis

Adapun m anfaat praktis da lam penelitian ini dapat diharapkan m em berikan:

a. Bahan pertim bangan bagi pengam bil kebijakan m enge nai dam pak terhadap

aksesibilitas KSM terhadap pe nyem purnaan PKH.

b. M em berikan m asukan dalam m eningkatka n m utu dan orie ntasi pelayanan ba gi

pelaksana PKH

c. M asukan bagi pene litian selanjutnya yang m engam bil diskursus tentang

im plem entasi bantuan sosial m elalui bantuan tunai bersyara t sebaga i bentuk

perlindungan sosial bagi keluarga sangat m iskin.

E. Kajian Teoritik

1. Review Referensi Terdahulu

Dalam kajian terhadap beberapa pene litian yang telah dilakukan m engenai

im plem entasi Program Keluarga Harapan antara lain :

a. Dedy Rolando Lim bong (2010) m ahasiswa ilm u adm inistrasi Negara fakultas

ilm u social dan ilm u politik universitas sum atera utara dalam penelitiaanya tentang “Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH )Bdi kecamatan

Medan baru Kota Medan” menyimpulkan bahwa secara umum proses

im plem entasi PKH sudah c uku p baik. Hal ini da pat dilihat dari tahapan dan

proses te lah dilalu i denga n baik da n berjalan la nca r dengan beberapa

kekurangan yang terjadi seperti distribusi bantuan yang sedikit terlam bat,

pem anfaatan faslitas se kolah da n puskesm as yang m asih renda h nam u n secara

(18)

dilakukan m enggunakan m etode deskriptif kualitatif dan hanya m enjelaskan

tentang pelaksanaan program tersebut.

b. Penelitia n yang dilakukan oleh Habibullah (2011) yang dilakuka n di kabupaten karawang dengan judul “Peran pendamping pada Program

Keluarga Harapan” yang diterbitkan ole h Jurnal Sosiokonsepsia Puslitbang

Kessos Kem enterian Sosial m em berikan ke sim pulan bahwa peran pendam ping

sangat m em berikan peran guna pelaksanaan PK H se rta m em berikan jam inan

bagi penerim a m anfaat untuk sela lu m engakse s layanan pendidikan dan

kesehatan. Selain itu perlu adanya pem berian capacity building bagi para

pendam ping dan peningka tan kese jahteraan m elalui perbaikan honor yang

diberikan. Penelitian dilakuka n secara deskriptif.

c. Secara kelem bagaan yaitu Direktorat Perlindungan dan Kese jahteraan

Masyarakat (2009) melakukan penelitian “Deteksi Dini Dampak PKH

terhadap Kesehatan dan Pendidikan” Jenis penelitian yang dilakukan adalah

penelitian evaluative dengan pende katan kuantitatif yang desain secara acak

sebuah proses ujic oba sebelum dan sesudah intervensi pada rum at tangga

sangat m iskin dengan perlakuan dan control. Hasil penelitian m enunjukkan

bahwa PKH m em iliki dam pak positif. Hasil estim asi m enunj ukkan rata-rata

dam pak PKH pada sejum la h indicator keseha tan naik sebe sar 3% poin,

pem antauan tum buh kem bang anak sebebsar 5% poin dan kegiatan im unisa si

anak naik 0,3 %. Untuk indicator pendidikan untuk keberha sila n kehadiran

anak bersekolah na ik m enjadi 0,2% poin. PKH telah berha sil m eningka tkan

pengeluaran rum ah ta ngga perkapita perbulan untuk kom ponen pendidikan

(19)

Dari beberapa penelitian yang telah digam barkan dapat diidentifikasi

bahwa penelitia n yang dilakukan m erupaka n penelitian deskriptif tentang

pelaksanaan PK H dan yang lain m eliha t pelaksanaan PKH dari sisi

pendam ping dan yang terakhir m eskipun m erupaka n studi evalua si de ngan

pendekatan kuantitaif. Oleh karena itu secara um um pene litian yang telah

dilakukan te lah m em berikan sedikit gam baran m engenai im plem entasi PKH

telah cukup baik dan m em berikan gam baran terkait dam pak terhada p sasaran

PKH dan pendam ping PKH.

Didalam pene litian yang akan dilakukan oleh pene liti ini relative lebih

kom prehensif karena disam ping untuk m elihat gam baran pelaksa naan PKH

dan faktor pendukung dan pengham ba t pelaksa naan m aka penelitian akan

m elihat efektifitas. program . Dengan m em anfaatkan data penelitian dengan

observasi, wawancara, dokum entasi atau literatur yang relevan. Data yang

telah didapat akan dia nalisis de ngan deskriptif kua lita tif dan interpretatif.

2. Landasan Teori

Keberhasilan Program Keluarga Harapan m enjadi sebuah bentuk produk

kebija kan social telah di bentuk guna m em berikan perlindunga n social bagi

m asyarakat kelas m iskin. Keberhasilan im plem enta si PKH ditentukan m elalui

keterliba tan policy maker untuk m em pengaruhi bentuk pe layanan yang ideal dan

tepat sasaran. Salah satu teori yang m enda sari tentang kom ple ksitas

im pelem entasi bukan saja ditunjukkan oleh banyakny a actor atau unit orga nisa si

yang terliba t secara bersam a-sama dan saling berinteraksi. Landasan teori yang

coba dikem ukakan didalam desain/ proposal penelitia n m enurut M erilee S.

Grindle (1980) dalam AG. Subarsono 2006 bahwa keberhasilan suatu program di

(20)

Implementasi Kebijakan dipangaruhi oleh:

a. Isi Kebijakan

1. Kepentingan kelompok sasaran 2. Tipe manfaat

3. Derajat perubahan yang diinginkan 4. Letak pengambilan keputusan 5. Pelaksanaan program 6. Seumber daya yang dilibatkan b. LIngkungan Im plementasi

1. Kekuasaan, kepentingan dan strategi actor yang terlibat 2. Karakteristik lembaga dan

penguasa

3. Kepatuhan dan daya tanggap Tujuan yang

dicapai

Tujuan Kebijakan

Program Aksi dan proyek individu didesain

dan didanai

Program yang dilaksanakan

sesuai rencana Mengukur

Keberhasilan Hasil Kebijakan: a. Dampak pada masyarakat, individu dan kelompok b. Perubahan dan penerimaan masyarakat

(content of policy) dan lingkungan im plem entasi (context of implementation)

seperti terliha t pada alur kebijakan ya ng diperkena lkan da lam teori M erile S

Grindle berikut ini :

Bagan.1

A lur Implementasi K ebijakan

Sumber : G rindle, M erilee S. 1980:11

Didalam alur terhadap se buah im plem entasi kebijak an terkait dengan isi kebijakan

m encakup :

1. Sejauhm ana kepentingan kelom pok sa saran atau targe t groups term uat dalam

isi kebijakan yaitu kelom pok sasaran dari keluarga m iskin yang m endapa tkan

bantuan program kebija kan;

2. Jenis m anfaat yang diterim a oleh target groups m isalkan bantuan yang

diterim a terhadap pe nerim a m anfaat dari PKH adalah bantuan tuna i yang

digunakan untuk m engakses fasilitas kesehata n dan pendidikan;

3. Sejauhm ana perubahan ya ng diinginkan dari ke bija kan. Seringkali sua tu

(21)

sasaran relatif lebih sulit di im plem entasikan daripada program ya ng sekedar

m em berikan bantuan kredit atau bantuan beras untuk keluarga sejatera

(rastra).

4. Apakah letak sebuah program sudah tepat m aksudnya ketika im plem enta si

PKH yang m em liki program untuk pe ningkatan keseha tan dan pendidikan

bagi ibu ham il dan anak u sia sekolah tela h sesuai de ngan peruntukannya.

5. Apakah sebuah program didukung olah sum ber daya yang m em adai dim ana

dalam konte ks im plem entasi PKH ini sum ber daya yang dim aksud adalah

pelaksana unit baik ditingkat kabupaten m aupun tingkat kecam atan telah

dibeka li kem am puan teori da n praktik yang m em adai guna keberhasilan

program .

Sedangkan variable lingkungan kebijakan m encakup beberapa item terkait

dengan im plem entasi dari suatu program antara lain:

1. Seberapa besar kekuasaan, kepentinga n dan strategi ya ng dim iliki oleh actor

yang terlibat dalam im plem entasi kebijaka n;

2. Karakteristik institusi da n rezim yang sedang berkuasa

3. Tingkat kepatuhan dan responsivitas kelom pok sasaran sebagai penerim a

m anfaat program .

F. Tinja uan Pusta ka

1. Kem iskinan

Kem iskinan dim aknai se bagai ke tida ksam aan kesem patan untuk

m engakum ulasi basis kekua saan sosial. Basis kekuasaan sosial m eliputi: (a) m odal

produktif a tau asset berupa tanah, perum ahan, alat produksi dan kesehatan; (b)

(22)

digunakan untuk m encapai kepentinganbersam a (koperasi, partai politik,

organisasi sosial; (d) jaringan so sial untuk m em peroleh pekerjaan, barang dan

jasa; (e) pengetahuan da n keteram pilan da n (f) inform asi yan g berguna untuk

kem ajuan hidup. Kem iskina n sebagaim ana didasarkan pada Program

Pem bangunan Nasional adalah m asalah pem bangunan diberba gai bida ng yang

ditandai oleh pengangguran, keterbe lakanga n dan ke tida kberdayaan. Dalam

konse p kesejahteraan sosial kem iskinan m erupakan m asa lah sosial yang

disandang oleh se seorang ata u sekelom pok warga m asyarakat ya ng m enyeba bkan

m ereka mengalam i keterbatasan tingkat kese jahteraa n sosialnya. Heru Nugroho

m enam bahkan, bahwa kem iskinan m erupakan m asala h m ultidim ensional yang

tidak sa ja m elibatka n faktor ekonom i akan teta pi juga politik dan budaya.

Secara um um dapat disarikan m engenai kem iskinan adalah suatu kondisi yang

m engham bat seseorang, kelom pok m aupun m asyarakat da lam pem enuhan

kebutuhan pokok dan ke butuhan dasar lainnya sehingga tingkat k ese jahteraan dan

kualitas hidupnya rendah. Kem iskina n m enurut ProPeNas dapa t dibedakan

m enjadi dua yaitu kem iskinan kronis (chronic poverty) atau kem iskinan struk tural

(struc tural poverty) yang terjadi terus-m enerus dan kem iskinan sem entara

(transcient poverty) yang ditanda i dengan m enurunnya penda patan m asyarakat

secara sem entara akibat dari perubahan siklus ekonim i dari kondisi krisis a tau pun

karena bencana alam .

Cham bers dalam Korin Bastam an m enyatakan bahwa pada dasarnya

kem iskinan disebabkan ole h (5) lim a ketidakberuntunga n pada kelom pok keluarga

m iskin yaitu; (a) ke terbatasan kepem ilikan asset (poor); (b) kondisi fisik yang

lem ah; (c) keterisolasian; (d) kerentanan; dan (e) ketidakberda yaan. Atas dasar

(23)

setidaknya dilihat dalam perspektif yang lebih kom prehensif dengan suatu

pendekatan ya ng dapat m erujuk pada pem aham an tentang kem iskinan terpa du.

M asyarakat m iskin bia sanya m em iliki karakteristik tertentu, baik berkenaan

dengan kondisi fisik tertentu yang dapat diliha t dalam budaya dan sikap hidup.

Beberapa karakteristik kem iskinan dapa t diidentifikasi seba gai berikut:

a. Lem ah dalam pem enuhan kebutuhan dasar seperti pangan dan gizi, pendidikan

dan kesehatan serta kem am puan berusaha;

b. M em punyai akses yang terbatas pada kegiata n sosial ekonom i sehingga

m enum buhka n perilaku m iskin yang ditandai oleh perilaku diskrim inatif,

perasaan takut, curiga, apatis dan fatalistic;

c. Keterbatasan dalam kegia tan politik. M ereka bia sanya renta n dan r elative

m udah digunakan sebagai alat politik oleh golongan tertentu, m eskipun tidak

selalu dem ikian.

Selanjutnya, yang dim aksud denga n fakir m iskin m enurut Pola Pem bangunan

Kesejahteraan Sosial a dalah orang yang sam a sekali tidak m em punyai m ata

pencaharian dan tidak m em punya i kem am puan m em enuhi kebutuhan pokok

secara layak bagi kem anusiaan atau orang yang m em punyai m ata pencaharian

pokok tetapi tidak m encukupi. Untuk m enentukan seseorang m asuk kedalam

kategori m iskin dapat diliha t dari indicator kem iskin an yang m erupakan indeks

pengeluaran m akanan dan non m akanan yang digunaka n sebagai sta ndar garis

kem iskinan. Garis kem iskinan m enurut Badan Pusat Statistik m erupakan

sejum lah uang yang diperlukan oleh setiap individu untuk m em enuhi kebutuhan

m akan dan setara dengan 2100 kalori per orang per hari dan kebutuha n non

m akanan yang terdiri dari perum ahan, pakaian kesehatan, pendidikan,

(24)

lebih rendah dari penjelasan diatas atau denga n kata lain lebih rendah dari garis

kem iskinan yang disebut sebagai penduduk m iskin yang terdiri dari penduduk

tidak fakir da n penduduk fakir m iskin.

2. Bantuan Tunai Bersyarat

Bentuk intervensi m elalui m ekanism e Bantuan Tuna i Bersyarat ( Conditional

Cash Tra nsfe r/CCT) sebaga i instrum en untuk m em utus m ata rantai kem iskinan

m erupakan bantual sosial yang bersifa t inovatif dan sem akin populer. Pendekatan

ini m em berikan uang kepa da keluarga m iskin yang diberika n berdasarkan

perilaku terte ntu dan dim aksudkan sebaga i inve stasi sum ber daya m anusia dan

diorie ntasikan sebagai bagian dari strategi penanggulangan kem iskina n. Sebagai

contoh adalah m enjaga anak-anak untuk tetap bersekolah atau dengan secara rutin

m em eriksakan ibu ham il dan balita pada pusat layanan keseh ata n. Upaya

pendekatan ini sangat berbeda dengan bantuan tak bersyarat yaitu dim ana bantuan

diberikan bagi orang m aupun kelom pok m asyarakat yang didasarkan pada

ketentuan atau kriteria tertentu atau hanya diberikan sesuai de ngan suatu kondisi

dan kriteria yang te lah dipersyaratka n sebelum nya. Transfer sosial m isalnya ba gi

orang yang sudah tua, yang m em iliki disa bilitas fisik, anak -anak m erupakan

bentuk bantuan tuna i tanpa syarat dengan telah m em enuhi kriteria yang

dipersyaratkan.

Habibulla h (2011) bahwa program CCT ini pertam akali diim plem entasikan di

sejum lah Negara Am erika latin dan kepulaua n Karibia. M eksiko m eluncurkan the

Program a de Educatión, Saludy Alim entación (PROGRESA) pada tahun 1997.

Brazil m em iliki Program a Nacional de Bolsa E scola dan Progra m a de Erradicaҫaodo Trobalho Infantil, (PETI). Kolumbia meluncurkan the Familias en

(25)

Jam aika m engintrodusir the Program of Advancement through Health an

Education (PATH) dan N ikaragua m em perkenalkan the Red de Protección Social

(RPS). Selanjutnya program CCT ini sem akin m arak dan berkem bang se bagai

bentuk perlindungan sosial di berbagai Negara.

Rawlings (2004) m enjelaskan bahwa CCT ini bertujuan untuk m em perbaiki

program bantuan sosial tradisional dalam berbagai m acam cara, seperti :

a. Perubahan hubungan akunta bilitas dengan m em berikan hibah tunai secara

langsung ke rum ah tangga m iskin, serta m ensyaratkan transfer tersebut

diberikan bersam aan dengan keikutsertaan da lam program perawata n

kesehatan da n pendidikan, dan juga m enargetkan ibu rum ah ta ngga se bagai

penerim a bantuan;

b. M enjawab m asalah kem iskina n yang ada se karang dan dim asa yang akan

datang dengan bertujuan untuk m enum buhkem bangkan akum ula si SDM

diantara kaum m uda sebagai cara untuk m endobrak siklus kem iskinan antar

generasi dan juga m enyediakan dukungan pendapatan sebagai cara untuk

m enangani kem iskina n dalam jangka pendek;

c. M enargetkan penduduk m iskin biasa nya m elalui pem etaan kem iskinan untuk

m engidentifikasi daera-daerah m iskin dan m elalakukan perkiraan dan uji

kepem ilikan untuk m em ilih rum ah tangga individu;

d. M enyediakan uang tunai yang lebih fleksibel, efisien dan efektif dari segi

biaya dibandingka n pem berian bantuan natura l;

e. M engem bangkan sinergi da lam pem bangunan m anusia de nga n m em usatkan

pada aspek pelengkap investa si dalam bidang keseha tan, pendidikan dan

(26)

f. M enerapkan evaluasi secara strategis. Distribusi inform asi dari hasil evaluasi

yang m em berikan bukti em piris a kan efektivitas program CCT turut

m em bantu dalam m enja ga kesinam bungan program tersebut di te ngah

berubahnya rezim politik.

Bantuan Tuna i Bersyarat (CCT) banyak diadopsi dalam beberapa dekade

terakhir (Fiszbein & Schady.2009). Program ini bertujuan m em berikan bantuan

tunai untuk m em biaya i kebutuhan saat ini nam un pe nerim aannya m ensyaratkan

perilaku seperti kehadiran sekola h secara rutin/teratur atau m e m anfaatkan

pelayanan ke sehatan da sar. Benerje dan Duflo m enyatakan bahwa banyak seklai

bukti yang m enunjukkan ba hwa rum ah tangga terbatas pe ngetahuan nya m engenal

tinda kan yang sem estinya diam bil, m aka program sosial yang m endorong m ereka

m endorong tindakan yang tepat akan m endorong perbaikan keseja hteraan.

M enargetkan kem anfaatan secara langsung bagi populasi yang am at m iskin,

program CCT ini dim aksudkan untuk m engurangi kem iskinan saat ini m elalui

kem anfaatan m oneter dan m enyentuh secara langsung terhadap kebutuha n riil

sebagaim ana halnya m ereduksi tingkat kem iskinan di m asa depan, m em perkuat

investasi da lam pendidikan, keseha tan dan pem enuha n kecukupa n gizi.

Habibulla h m enjelaskan bahwa pelaksanaan CCT diberba gai Negara s elalu

diikuti pengukuran dam pak. Hasil evauluasi m enunjukkan keberha silan CT C

dengan m eningkatka n indikator perbaikan kualitas SDM . Indikator ini um um nya

sejalan dengan kewajiban yang telah ditetapkan dalam program CCT tersebut.

Program CCT di M eksiko tela h dapat m eningka tkan angka partisipasi sekolah

jenjang SM P sebesar 6 % pada kelom pok pria dan 9 % pada kelom pok wanit a.

Disam ping itu juga berhasil m eningkatkan angka transisi sekolah dari jenjang SD

(27)

sebelum m asuk SM P. Anak-anak dari keluarga penerim a Program ini m em asuki

usia relative lebih m uda dan kejadian tidak naikkelas lebih kecil ketim bang anak

-anak dari keluarga non penerim a program tersebut. (Bappenas,2009). Program

CCT yang dinam akan Progre sa m em iliki dam pak lebih kecil pada a ngka

kehadiran sekolah, sehingga pencapaian standar tes serta kem am puan m enarik

anak-anak yang drop out dapat diupayaka n untuk ke m bali m asuk sekolah.

Pelaksanaan CCT di beberapa Negara seperti M eksiko, Kolum bia dan Turki

berhasil m eningkatkan angka partisipasi sekolah jenjang SD dan SM P. Dam pak

CCT terhadap angka partisipasi sekolah je njang SD relative lebih kecil

dibandingkan jenja ng SM P. Alasan utam anya adalah angka pastisipasi sekolah

jenjang SD secara um um le bih tinggi. Hal ini m enunjukkan bahwa dam pak CCT

terutam a dalam bidang pe ndidika n lebih ting gi atau m eningka t pada loka si

dim ana angka partisipasi sekolah m asih rendah di K olom bia.

Disatu sisi yang lain da lam bidang kesehata n, CCT m enunjukkan dam pak

yang signifikan dim ana kunjungan keseha tan m engalam i peningkatan dan

kepatuha n denga n peningkatan sebe sar 18 % dilokasi program Progresa di

M eksiko. A ngka ke sakitan anak pada usia 0 – 5 tahun m enga lam i penurunan

sebesar 12%. Dam pak CCT ditem ukan juga pada aktifitas pem antauan tum buh

kem bang anak di Kolom bia, Honduras, Nikaragua dan M eksiko sendiri. Program

CT berhubungan juga denga n peningkatan tinggi badan, sebuah aspe k penting

untuk m engukur status gizi angka panja ng. Angka stunting di M eksiko,

Nikaragua dan Kolom bia m engalam i penurunan sebesar 10 %, 5,5% dan 7 %.

M eskipun peningkatan giz i tidak diketahui pasti, sangat dim ungkinkan bahwa

tem uan tersebut disebabkan oleh karakterist ik da sar program CCT seperti naiknya

(28)

belanja m akanan, adanya kewajiban untuk m em onitor tum buh kem bang anak dan

adanya inform asi te ntang perawatan anak dan tam bahan m akanan bergizi.

3. Kebijaka n Program Penanggula ngan Kem iskina n

Indonesia sebaga i sebuah Negara yang m enasbihkan bahwa keadilan sosial

m enerjem ahkan kedalam bentuk prote ksi sosia l m elalui upaya perlindungan sosia l

harus m em iliki be berapa gagasan. T inja uan terhada p am anat kea dilan sosia l yang

diterjem ahka n kedalam kebijakan sosia l m elalui ka idah perlindunga n sosial perlu

m em berikan landa san filosofi keda lam im plem enta si bagian dari perlindunga n sosia l

yang sem akin m enguat saat ini. Beberapa landa san dasar yang perlu di sam paik a n

sebagai bentuk rasionalitas adala h sebagai berikut :

1. M enguatnya konsep welfare pluralism dan social capital dalam

pelaksanaan pem banguna n sosial;

2. Local safe ty net yaitu perlindungan sosial m erupakan bagian dari budaya

Indonesia dan telah dipraktekkan oleh kelom pok m asyarakat sebagai

m ekanism e inform al dalam m elindungi warganya.

3. Decentralization mainstream ing, yaitu upaya terhadap pengarusutam aan

desentralisasi pem bangunan yang m enekankan pentingnya kebutu han

local dan partisipasi publik.

Sedangkan da lam pandanga n kebijakan da n program perlindungan sosial

m encakup 5 (lim a) kom ponen antara lain :

1. Kebijaka n pasar kerja ( labour market policies) yang dirancang untuk

m em fasilitasi pekerjaan dan beroperasinya hokum penawaran dan

perm intaan kerja secara efisien. Sasaran untuk angkata n kerja baik yang

(29)

2. Bantuan sosial (social assistance) yakni berupa program jam inan sosial

yang berbentuk tunjangan ua ng, barang atau pe layanan kese jahteraa n

yang diberikan pada kelom pok renta n yang tida k m em iliki penghasilan

layak. Sasarannya m eliputi ke luarga m iskin, pengangguran, penyandang

cacat, lanjut usia, orang dengan kecacatan fisik dan m enta l dan yatim

piatu.

3. Asuransi sosial (social insurance) m erupakan jam inan kesejahteraan sosial

yang diberikan kepada para peserta yang diberikan kepa da para peserta

sesuai dengan kontribusinya berupa prem i atau tabungan yang

dibayarkannya m eliputi asuransi ke sehatan, asuransi tenaga kerja, asuransi

lecelakan kerja, asuransi kecacatan, asuransi hari tua, pensiun dan

kem atian.

4. Jaring pengam an sosial berbasis m asyarakat ( community based-social

safety ne t). Perlindungan sosial ini diarahkan untuk m enga tasi kerentanan

m asyarakat baik di de sa m aupun diperkotaan pada m asyarakat kecil.

5. Perlindungan ana k (child protection) ditujukan untuk m enjam in

perkem bangan kualitas angkatan kerja dim asa yang akan da tang yang

sehat dan produktif.

Kebijakan penanganan kem iskinan telah dilakukan m elalui serangkaian

program penanggulangan kem iskinan yang terintegrasi bersam a antara

pem erintah, swasta dan m asyaraka t. Bappenas m elalui berbaga i program

penanggulangan dan penge ntasan kem iskinan m engkategorisa sika n m enjadi 3

(tiga) yaitu :

a. Program langsung, yaitu program yang dirancang khusus dan secara

(30)

b. Program khusus yaitu program sektoral yang diarahkan kepada golongan

tertentu da lam hal ini golongan m enenga h ke bawah

c. Program tak langsung ya itu program yang um um tetapi tidak berdam pak

langsung pada pa ningkatan ke sejahteraan golongan m iskin.

Dengan hadirnya otonom i daerah yang m enekankan pada desentralisasi

kebija kan daerah dengan m em berikan kewenangan kepa da setiap daerah m aka

kebija kan pengentasa n keluarga m iskin bersifa t bottom up dengan berpija k pada

kebutuhan, perm asalahan loka l, m enekankan pada pem berdayaan m asyarakat dan

optim alisasi sum ber dan potensi lo kal serta m enge depanka n partisipa si

m asyarakat dalam keseluruhan proses pem bangunan. Kebijakan penanganan

kem iskinan dalam era otonom i daerah yang dicanangkan pem erintah secara

teknis dapat dikem ukakan sebagai berikut :

a. M eningka tkan aksesibilitas Penyanda ng M asalah Kesejahteraan Sosial

(PM KS), khususnya fakir m iskin terhadap jam inan kesejahteraan sosial

dalam bentuk pelayana n sosial da sar dan bantuan kese jahteraan sosial untuk

m eningka tkan kua litas hidup dan ke sejahteraannya

b. M eningka tkan dan m em antapkan peranan m asyarakat dan dunia usaha

(CSR) dalam penyelenggaraan pelayanan keseja hteraan sosia l yang didasari

oleh nilai-nila i keswa dayaan, gotong royong da n kesetiakawanan sosial

sehingga uapaya tersebut m erupakan usaha kesejahteraan sosia l yang

terlem bagakan dan berkesinam bungan.

c. M eningka tkan m utu pelayanan sosial yang prfesional baik yang

disele nggarakan oleh pem erinta h, m asyarakat m aupun dunia usa ha yang

ditujukan bagi Penyandang M asalah Kesejahteraan Sosial (PM KS)

(31)

Hingga saat ini upaya penanggulangan kem iskinan di Indonesia telah

m elaksanakan berbagai program kebijakan sosial. Pro gram tersebut antara lain :

Program Inpres Desa Tertinggal, Program jam inan sosial, Program Kredit

Pem berdayaan Teknologi Tepat G una dalam Rangka Pengentasa n Kem iskinan,

Program Pengem bangan Kecam atan, Program Penanggulangan Kem iskinan

Perkotaan (P2KP, Program M anakan Tam bahan Anak Sekolah (PM T -AS),

Program Operasi Pasar Khusus (OPK -Beras), Program Beasiswa dan Dana

Operasional Pendidikan Dasar dan M enengah atau Bantua n Oparasional Sekolah,

Program Asuransi Keseha tan untuk Keluarga M iskin (Askeskin), Progra m

Asuransi Keseja hteraan Sosia l (Aske sos) dan Program Keluarga Harapan.(Istia na,

Dkk:2012)

Dari paparan tersebut setidaknya dapat diketahui bahwa telah banyak

program pengentasan kem iskinan ya ng dilaksanakan di Indonesia, nam un dalam

realitasnya setelah dilakukan evaluasi oleh Bappenas pada tahun 2004 bersam a

beberapa lem baga independen dapat disim pulkan bahwa program penge ntasan

kem iskinan tersebut belum m am pu m enyelesaikan perm asalaha n -perm asalahan

yang ada sehingga perlu disem purnakan. Salah satu penyeba b kurang efektifnya

program pengentasan kem iskina n adalah karena secara um um program tersebut

dilakukan secara sektoral, parsia l dan kurang m elibatkan berba gai pihak terkait.

Sebagai solusi untuk m enga tasi ha l tersebut m aka Program Keluarga Harapan

(PKH) m enjadi salah satu program kem iskinan yang bersifat m ulti sektoral dan

m elibatkan berbagai pihak. PKH m enjadi senjata ba gi program pengentasan

kem iskinan ole h pem erintah karena telah m elibatkan berba gai piha k sehingga

(32)

lebih cenderung bersifat sosial security atau perlindungan sosial bagi ibu ham i,

anak-anak dan pendidikan.

Perlindungan sosial didefinisikan sebaga i segala bentuk ke bija kan dan

intervensi publik yang dila kukan untuk m erespon beragam resiko, kerentana n dan

kesengsaraan baik yang bersifat fisik, ekonom i m apun sosial terutam a bagi

m ereka yang hidup dalam kem iskinan. Karakter dalam definisi ini m enunjuk

pada tindakan kolektif ya itu penghim punan dan pengelolaan sum ber d aya

berdasarkan prinsip-prinsip gotong royong dan kebersam aan, yang dila kukan ba ik

oleh lem baga-lem baga pem erintah, non pem erintah m aupun kom binasi keduanya.

Tujua n perlindungan sosial da lam Edi Suharto (2008) adala h:

a. M encegah dan m engurangi resiko yang dialam i m anusia sehingga

terhindar dari kesengsaraan yang parah dan berkepanjangan;

b. M eningka tkan kem am puan kelom pok-kelom pok rentan dalam

m enghadapi dan ke luar dari kem iskinan, kesengsaraan dan

ketida kam anan sosial ekonom i;

c. M em ungkinkan kelom pok-kelom pok m iskin untuk m em iliki standar

hidup yang berm artabat sehingga tidak diwariskan dari satu generasi ke

generasi lainnya.

PKH m erupakan Program perlindungan sosial da lam pelaksanaannya lebih

didasarka n pada pendeka tan berbasis hak dim ana pende katan ini lebih

m em perhatikan hubungan antara proses–proses m akro ekonom i dan stra

tegi-strategi pengurangan kem iskinan yang m enekankan pentingnya investa si sosial

dalam m encegah dan m engurangi kem iskina n. M anfaat dengan pendekatan ini

adalah sesua i dengan pem bangunan nasiona l m aupun internasiona l yang sem akin

(33)

inilah PKH m em ainkan peranan tujuan yang jelas sesuai dengan pencapaian

M DGs dengan m em berikan pesan secara jelas tentang ke bija kan pem banguna n

sosial dim ana kebijakan sosial terutam a di Indone sia m asih m enghadapi tantang

m asih cukup besar dikarenaka n Indonesia m asiih m asuk se bagai Ne gara

berkem bang dim ana tantangan sosia l m asih cukup besar untuk disele saikan.

M elalui PKH inilah diharapka n dapat m enyelesaikan dan m enunta skan ha k-hak

dasar m asyarakt m iskin terutam a dalam bida ng pendidikan dan kese hatan.

4. Program Keluarga Harapan: Kontekstualisasi di Indonesia

Negara telah m engam anatkan dalam konstitusi seba gaim ana didalam UUD

1945 yang m enya takan bahwa Negara m em eilihara fakir m iskin dan anak -a nak

yang terlantar, m engem bangkan sistem jam inan sosial bagi seluruh rakyat dan

m em berdayakan m asyarakat yang lem ah dan tidak m am pu sesua i denga n m artabat

kem anusiaan, serta bertanggungjawab atas pe nyediaan fasilita s pela yanan sosia l

yang layak yang diatur unda ng-undang.

Edi Suharto m engem ukaka n bahwa salah satu bentuk kebijakan sosial dan

public goods, pelayanan sosial tidak dapat dan tidak bole h diserahkan begitu saja

kepada pihak m asyarakat dan swasta . Sebagai lem baga yang m em iliki legitim asi

publik yang dipilih dan dibiayai oleh rakyat, Negara m em iliki kewajiban dalam

m em enuhi, m elindungi da n m enghargai hak dasar, ekonom i dan budaya warganya.

M andat Negara untuk m elaksanakan pelayana n sosia l lebih kua t daripada

m asyarakat atau dunia usaha. Berdasarkan konvensi interna sional, m andate Negara dalam pelayanan bersifat “wajib” sedangkan mandate masyarakat dan dunia usaha

dalam pelayanan sosial bersifat “tanggungjawab” (responsibility).

PKH secara tegas dim aksudkan sebagai bagian dari upaya pencapa ian M DGs

(34)

m elalui kom itm en bersam a dengan 189 negara anggota PBB. Tujuan yang hendak

dicapai da lam M DGs tersebut yaitu m enanggulangi kem iski nan dan kelaparan,

m encapai pendidika n dasar untuk sem ua, m endorong kesetaraan gender dan

pem berdayaan perem puan, m enurunkan angka kem atian anak, m eningkatkan

kesehatan ibu, m em erangi penyebaran HIV/AIDS, m alaria dan penyakit lainnya,

kelestaria n lingkungan hidup, serta m em bangun kem itraan global dalam

pem banguna n. Tujuan tersebut ditargetkan pada tahun 2015. T ujuan PKH secara

um um adalah m eningkatkan kualitas sum ber daya m anusia serta m engubah

perilaku pe serta PKH yang relatif kurang m endukung peningkatan keseja hteraan

sedangka n secara khusus tujuan PKH adalah:

a. M eningka tkan kua lita s kesehata n KSM

b. M eningka tkan taraf pendidikan anak-anak KSM

c. M eningka tkan akses dan kualitas pelayana n pendidikan dan keseha tan

khususnya bagi anak-anak KSM .

PKH m erupakan salah satu upaya pem erintah dalam m engem bangkan

kebija kan sosial yaitu sistem perlindungan sosial dan strategi intervensi

pengenta san kem iskinan di Indonesia denga n m engadopsi Bantuan Tuna i

Bersyarat. Kebijakan pem erintah dalam rangka m ereduksi kem iskinan te lah

m enem ukan upaya dalam rangka m eningkatka n derajah kehidupan sosial ekonom i.

Salah satu bentuk tahapan yang sedang dan telah dijalankan ole h pem erintah

hingga saat ini dengan m elalui im plem entasi kebijakan perlindungan sosial,

pem berdayaan m asyarakat dan pe m berdayaan U KM . Untuk lebih jelasnya

pem erintah telah m em bangun sebuah kebijaka n dalam sebuah skem a kebija kan

nasional penanggula ngan kem iskina n. Didalam skem a kluster I m erupakan

(35)

keluarga yang ditujukan untuk m elakukan pem enuhan hak dasar, pengurangan

beban hidup serta perbaikan kualitas hidup m asyarakat m iskin. Fokus pem enuhan

hak dasar ditujukan untuk m em perbaiki kualitas kehidupan m asyarakat m iskin

untuk kehidupan yang lebih baik seperti pem enuhan hak atas panga n, pelayanan

kesehatan dan pendidikan. Karakteristik program pada kluster I ini pada

pem enuhan hak dasar utam a individu dan rum ah tangga m iskin ya ng m eliputi

pendidika n, kesehatan, pa ngan, sanitasi dan a ir bersih. Jenis P rogram yan m asuk

dalam Kluster I ini antara lain a dalah Jam kesm as, Raskin, Bantuan S iswa M iskin

dan Program Keluarga Harapan (PKH).

Kluster II diarahkan pada upaya pem berdayaan m asyarakat dim ana

pendekatan pem berdayaan ini dim aksudkan agar m asyarakat m isk in dapat ke luar

dari kem iskinan dengan m enggunakan potensi dan sum ber daya yang dim ilikinya.

Kelom pok program penanggulangan kem iskinan berba sis pem berdayaan

m asyarakat ini m erupakan sebua h tahap lanjut dalam proses pena nggulangan

kem iskinan, dim ana m asyarakat m ulai m erasakan m em iliki dan m enya dari

kem am puan dan potensi yang dim iliki untuk keluar dari jerat kem iskinan.

Pendekatan ini sebagai instrum ent dari program pena nggulangan kem iskinan untuk

berpartisipasi dalam skala yang le bih luas terutam a dalam pr oses pem bangunan di

daerah. Karakteristik dari program Kluster II ini antara lain :

a. M enggunaka n pendeka tan partisipa tif;

b. Penguatan kapasita s kelem bagaan;

c. Pelaksanaan berkelom pok kegiata n oleh m asyaraka t secara swakelola dan

berkelom pok;

(36)

Didalam Kluster II ini wilayah kerja dilakukan pada wilayah perdesaan dan

perkotaan serta wilayah dengan kategori daerah tertinggal. Adapun penerim a

m anfaat dari program yang berbasis pem berdayaan adalah kelom pok m asyarakat

yang d ikategorikan m iskin ya ng m asih m em punya i kem am puan untuk

m enggunaka n potensi yang dim iliki walaupun terdapat keterbatasan. Program pada

Kluster ini adala ha Program Nasiona l Pem berdayaan M asyarakat atau lebih dikena l

dengan PNPM .

Didalam Kluster III adalah program penanggulangan kem iskinan berbsa is

pem berdayaan usaha m ikro dan kecil yang bertujuan untuk m em berikan akses dan

penguata n ekonom i bagi pelaku usaha berskala m ikro dan kecil. Apek penting

dalam pengua tan adalah m em berika n ekses seluas-luasnya kepada m asyarakat

m iskin untuk dapat berusaha m eningkatkan kualitas hidupnya. Karakteristik

program pada kelom pok program penanggulangan kem iskinan berbasis

pem berdayaan usaha m irko dan kec il antara lain ada lah :

a. M em berikan bantuan m oda l atau pem biayaan da lam sksla m ikro;

b. M em perkuat kem andirian berusaha dan akses pa sar;

c. M eningka tkan keteram pilan dan m anajem en usaha.

Cakupan program kelom pok program berbasis pem berdayaan usaha m ikro dan

kecil dapat dibagi atas 3 hal ya itu pem bia yaan atau bantua n perm odalan,

pem bukaan akse s pada perm oda lan m aupun pem asaran produk, dan ya ng terakhir

adalah pendam pingan dan peningka tan keteram pila n dan m anajem en usaha.

Penerim a m anfaat dari Kluster III ini adala h kelom pok m asyarakat ham pir m iskin

yang kegiata n usahanya pada skala m ikro dan kecil. Adapun program tersebut

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan yang melibatkan kader dan tokoh masyarakat (Ketua RW) secara langsung adalah dalam kegiatan pelayanan posyandu pada hari buka posyandu setiap bulan atau

Perubahan fisika adalah perubahan zat yang tidak disertai dengan terbentuknya zat baru, dan komposisi materi tersebut tidak akan berubahb. Sedangan perubahan kimia adalah

Untuk mengetahui pengaruh masing-masing perlakuan bioinsektisida kecubung (Datura metel) terhadap hama ulat penggerek (Scirpophaga innotata), maka digunakan analisis

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi jenis, kerapatan, keanekaragaman, dan pola sebaran lamun (seagrass) yang terdapat di perairan Teluk Tomini

Be the very first to obtain this book now as well as obtain all reasons you should read this Cambridge Depicted: Engravings, History And People By Professor Haroon Ahmed, Philip

Pengusaha-pengusaha tambang di Australia bergerak melalui komunitas pertambangan yang ada di Australia melalui saluran-saluran seperti misalnya demonstrasi, media massa serta

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pengaruh varietas kedelai berukuran besar dan sedang terhadap daya hantar listrik dan berbagai peubah vigor benih