• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. ANALISIS DATA. 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Partai Gerindra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "4. ANALISIS DATA. 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Partai Gerindra"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

4. ANALISIS DATA

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Partai Gerindra

Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) terlahir dari sebuah keprihatinan untuk mengangkat rakyat Indonesia dari jerat kemiskinan, akibat permainan pihak-pihak yang tidak peduli pada kesejahteraan. Gagasan tersebut muncul dari dua intelektual muda, yakni seorang aktivis mahasiswa pada awal dekade 1990-an; Fadli Zon dan seorang pengusaha; Hasim Djojohadikusumo, yang merupakan adik mantan Danjen Kopassus Letjen (Purnawirawan) Prabowo Subianto. Mereka melihat bahwa politik nasional setelah 9 tahun reformasi, tetap jauh dari nilai-nilai demokrasi. Dalam pelaksanaannya, demokrasi sudah dibajak oleh para elit politik dan penguasa untuk kepentingan individu tertentu, sehingga rakyat tidak dapat menikmati manfaat dari sistem demokrasi secara utuh.

Gagasan pendirian partai ini, akhirnya diteruskan dengan beberapa diskusi yang dilakukan bersama Prabowo Subianto, yang saat itu masih menjabat sebagai Dewan Penasihat Partai Golkar. Posisi Prabowo ini sempat menghambat proses pendirian Partai Gerindra. Seiring berjalannya waktu, pada Desember 2007, di kantor lembaga milik Fadli Zon (Institute for Policy Studies), berkumpulah politisi Ahmad Muzani, M. Asrrian Mirza, Amran Nasution, Halida Hatta, Tanya Alwi, dan Haris Bobihoe untuk mematangkan Anggaran Dasar/AnggaranRumah Tangga (AD/ART) partai. Akhirnya, pada 6 Februari 2008, Partai Gerindra resmi dideklarasikan dengan garis besar visi, misi, dan manifestonya untuk mewujudkan masayarakat dan pemerintahan yang demokratis, kerakyatan, dan sejahtera.

(2)

Partai Gerindra memiliki lambang berupa kepala burung Garuda dengan warna kuning dalam kotak persegi lima dengan latar berwarna merah. Adapun makna dari lambang tersebut adalah pertama, kotak persegi panjang bergaris hitam dengan warna dasar putih melambangkan kesucian dan keikhlasan. Kedua, kepala burung Garuda dengan warna kuning keemasan adalah lambang kemakmuran. Ketiga, kepala burung Garuda menghadap ke kanan adalah lambang keberanian dalam bersikap dan bertindak. Terakhir, kepala burung Garuda memiliki bulu berjumlah 17 di lehernya, 8 di jengger dan jambulnya, 4 di telinga, 5 di gambar kepala burung Garuda persegi, yakni menyimbolkan kemerdekaan Indonesia, 17-8-1945).

Gambar 4.1 Logo Partai Gerindra Sumber : website Partai Gerindra

Partai Gerindra dengan watak demokratis, merdeka, pantang menyerah, berpendirian, dan terbuka ini merupakan partai yang dijadikan test of water dalam pemilu 2009, yakni menjadi barometer popularitas dan dukungan publik terhadap calon presiden yang diusung Partai Gerindra (Prabowo Subianto). Terbukti bahwa pada pemilu 2009, Gerindra memperoleh suara sebanyak 4.646.406 (4,46%) dan mendapat jatah kursi 26 di DPR. Gerindra juga melebarkan sayapnya dengan hadir dalam

(3)

kelompok masyarakat, seperti organisasi untuk kepemudaan, yakni Tunas Indonesia Raya (Tidar), dan juga Perempuan Indonesia Raya (Pira).

Pada pemilu 2014 ini, Gerindra dengan nomor urut 6, mengusung tagline “Kalo Bukan Sekarang Kapan Lagi? Kalo Bukan Kita Siapa Lagi?”. Gerindra juga menyatakan bahwa dirinya adalah satu-satunya partai yang memiliki program aksi untuk lima tahun kedepan, yakni program aksi Gerindra diformulasikan pada enam aksi :

1. Membangun ekonomi yang kuat, berdaulat, adil, dan makmur 2. Melaksanakan ekonomi kerakyatan

3. Membangun kedaulatan pangan dan energi serta pengamanan sumberdaya air

4. Meningkatkan kualitas pembangunan manusia, melalui program pendidikan, kesehatan, sosial, dan budaya, serta olahraga

5. Membangun insfrastruktur dan menjaga kelestarian alam serta lingkungan hidup

6. Membangun pemerintahan yang bebas korupsi, kuat, tegas, dan efektif

4.1.2 Susunan Pengurus Partai Gerindra dan Lokasi Partai Gerindra

Partai Gerindra dibawahi oleh seorang Ketua Umum bernama Suhardi dengan Wakil Ketua Umum bernama Fadli Zon. Beliau merupakan salah satu pencetus berdirinya Partai Gerindra. Secara resmi, Partai Gerindra memiliki kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) beralamatkan di Jalan Harsono RM, no 54 yang terletak di Ragunan Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12550. Konstituen yang ingin mendaftarkan diri sebagai anggota dari partai Gerindra dapat mendaftarkan diri pada kantor

(4)

berlambangkan kepala Burung Garuda ini memiliki dua nomor telepon yang dapat dihubungi, yakni 021-7892377 dan 021-7801396 serta fax pada nomor 021-7891396.

Dalam melakukan kegiatan partai sehari-hari, memiliki Ketua Dewan Pembina yang langsung dipegang oleh Prabowo Subianto. Beliau juga merupakan calon presiden yang diusung oleh partai Gerindra dalam pemilu 2014 ini. Tidak hanya itu, sama seperti organisasi lainnya, Gerindra juga memiliki Sekretaris Jenderal yang dipegang oleh Ahmad Muzani dan Bendahara Umum oleh T. A. Mualiatna Djiwandono. Dalam membuka jalan komunikasi dengan konstituen yang akan menjadi sasaran voters-nya, Gerindra memiliki situs website resmi, yakni www.partaigerindra.or.id dan media sosial, seperti Facebook (Partai Gerindra) dan Twitter (@Gerindra) yang memberikan kesempatan pada publik untuk berkomunikasi langsung dengan partai serta berbagi segala macam informasi dengan publik.

4.1.3 Gerindra dalam Media sosial

Seiring dengan berkembangnya teknologi dan informasi, parpol dapat membangun dan mengelola sendiri area komunikasi politik mereka dengan publiknya. Hal tersebut dilakukan melalui internet dengan menggunakan berbagai media, semisal media sosial, blog, website, dan lain-lain. Dari sini terlihat bahwa dunia politik mengalami perubahan, yang bermula dari komunikasi satu arah menjadi komunikasi dua arah.

Dalam menjalankan salah satu strategi politiknya untuk meraih dukungan rakyat, pun Gerindra juga mengikuti perkembangan jaman dengan menggunakan internet. Menyadari pentingnya komunikasi dua arah yang telah diaktifkan melalui media digital, yang akhir-akhir ini juga ditekankan pada fungsi Public Relations dalam menjalin hubungan dengan publiknya, Gerindra memanfaatkan media sosial, seperti Facebook dan

(5)

Twitter, serta website. Gerindra merupakan partai yang secara masif menggunakan media sosial sebagai sarana berkomunikasi dengan publik.

Pada pemilu 2014 ini, Gerindra menggunakan media sosial facebook dan twitter yang sama-sama meraih jumlah likers dan followers terbanyak dibandingkan partai lainnya. Gerindra juga memaksimalkan media sosial sebagai alat kampanye mereka yang telah dibangun sejak tahun 2008. Media sosial mereka gunakan sebagai media interaksi dengan pendukung dan sahabat Gerindra yang ingin berdiskusi seputar Gerindra untuk jangka panjang ke depan. Twitter adalah salah satu medium efektif yang digunakan untuk komunikasi dialogis dengan publik mereka.

4.1.3 Profil Twitter Partai Gerindra (@Gerindra)

Pada penelitian ini, peneliti berfokus pada twitter @Gerindra sebagai objek penelitian yang terbentuk sejak tahun 2008, dengan following sebanyak 2.516 orang, followers sebanyak 142.872 orang, jumlah tweets yang dilakukan setiap hari hingga saat ini mencapai 47.386 tweets. Jumlah tersebut merupakan jumlah terbanyak, jika dibandingkan dengan parpol lainnya.

(6)

Data diakses pada tanggal 25 April 2014, pukul 12:24 (https://twitter.com/Gerindra)

Gambar 4.2 Profil Twitter Partai Gerindra Sumber : https://twitter.com/Gerindra

4.2 Uji Reliabilitas

Berikut ini adalah hasil perhitungan dari setiap indikator antara peneliti dengan hakim. Dalam hal ini, peneliti menggunakan rumus R.Holsty (Wimmer & Dominick, 2003, p.157), yaitu:

Keterangan:

CR : Coeficient Reliability

M : Jumlah pernyataan yang disetujui oleh pengkoding (hakim) dan periset.

N1 + N2 : Jumlah pernyataan yang diberi kode oleh pengkoding (hakim) dan periset.

(7)

Hasil kodingan antara periset (koder 1) dan hakim (koder 2) direkap menggunakan SPSS 17.0, dan hasil rekapan untuk tiap indikator dari adalah sebagai berikut:

4.2.1 Gerindra

4.2.1.1 Kontrol Mutualitas (Control Mutuality) KMutualitas * KMHakim Crosstabulation

Count KMHakim Total tidak ya KMutualita s tidak 404 5 409 ya 4 86 90 Total 408 91 499 2M 2 (404+86) 980 CR = = = = 0,982 N1+N2 499+499 998 4.2.1.2 Kepercayaan (trust) a. Integritas (integrity)

Integritas * InteHakim Crosstabulation

Count InteHakim Total tidak ya Integritas tidak 483 5 488 ya 3 8 11 Total 486 13 499

(8)

2M 2 (483+8) 982

CR = = = = 0,984

N1+N2 499+499 998

b. Dapat Diandalkan (dependability) DD * DDHakim Crosstabulation Count DDHakim Total tidak ya DD tidak 455 5 460 ya 3 36 39 Total 458 41 499 2M 2 (455+36) 982 CR = = = = 0,984 N1+N2 499+499 998 c. Kompetensi (competence)

Kompetensi * KomHakim Crosstabulation

Count KomHakim Total tidak ya Kompetensi tidak 419 4 423 ya 4 72 76 Total 423 76 499

(9)

2M 2 (419+72) 982

CR = = = = 0,984

N1+N2 499+499 998

4.2.1.3 Komitmen (commitment) a. Komitmen Berlanjut

KBerlanjut * KBHakim Crosstabulation

Count KBHakim Total tidak ya KBerlanjut tidak 389 9 398 ya 9 92 101 Total 398 101 499 2M 2 (389+92) 962 CR = = = = 0,964 N1+N2 499+499 998 b. Komitmen Emosional

KEmosional * KEHakim Crosstabulation

Count KEHakim Total tidak ya KEmosional tidak 370 7 377 ya 7 115 122 Total 377 122 499

(10)

2M 2(370+115) 970

CR = = = = 0,972

N1+N2 499+499 998

4.2.1.4 Kepuasan (satisfaction) a. Ekspektasi Positif

EksPositif * EksPosHak Crosstabulation

Count EksPosHak Total tidak ya EksPositif tidak 474 3 477 ya 0 22 22 Total 474 25 499 2M 2(474+22) 992 CR = = = = 0,994 N1+N2 499+499 998 4.2.2 Followers

4.2.2.1 Kontrol Mutualitas (Control Mutuality) KMutualitas * KMHakim Crosstabulation

Count KMHakim Total tidak ya KMutualita s tidak 533 17 550 ya 9 208 217 Total 542 225 767

(11)

2M 2 (533+208) 1482

CR = = = = 0,966

N1+N2 767+767 1534

4.2.2.2 Kepercayaan (trust) a. Integritas (integrity)

Integritas * InteHakim Crosstabulation

Count InteHakim Total tidak ya Integritas tidak 741 15 756 ya 4 7 11 Total 745 22 767 2M 2 (741+7) 1496 CR = = = = 0,975 N1+N2 767+767 1534

b. Dapat Diandalkan (dependability) DD * DDHakim Crosstabulation Count DDHakim Total tidak ya DD tidak 733 9 742 ya 2 23 25 Total 735 32 767

(12)

2M 2 (733+23) 1512

CR = = = = 0,985

N1+N2 767+767 1534

c. Kompetensi (competence)

Kompetensi * KompetHakim Crosstabulation

Count KompetHakim Total tidak ya Kompetensi tidak 681 6 687 ya 7 73 80 Total 688 79 767 2M 2 (681+73) 1508 CR = = = = 0,983 N1+N2 767+767 1534 4.2.2.3 Komitmen (commitment) a. Komitmen Berlanjut

KBerlanjut * KBHakim Crosstabulation

Count KBHakim Total tidak ya KBerlanjut tidak 720 6 726 ya 5 36 41 Total 725 42 767

(13)

2M 2 (720+36) 1512

CR = = = = 0,985

N1+N2 767+767 1534

b. Komitmen Emosional

KEmosional * KEHakim Crosstabulation

Count KEHakim Total tidak ya KEmosional tidak 615 6 621 ya 5 141 146 Total 620 147 767 2M 2 (615+141) 1512 CR = = = = 0,985 N1+N2 767+767 1534 4.2.2.4 Kepuasan (satisfaction) a. Ekspektasi Positif

EksPositif * EksPosHak Crosstabulation

Count EksPosHak Total tidak ya EksPositif tidak 729 8 737 ya 3 27 30 Total 732 35 767

(14)

2M 2 (729+27) 1512

CR = = = = 0,985

N1+N2 767+767 1534

Dalam formula Holsty, angka reliabilitas minimum yang ditoleransikan adalah 0.9. Jika hasil yang diperoeh menunjukkan angka di atas 0.9, maka alat ukur tersebut dikatakan reliabel. Namun, jika hasil perhitungan dibawah 0.9 maka alat ukur (coding sheet) tidak reliabel (Wimmer & Dominick, 2003, p.159). Berdasarkan hal tersebut di atas, hasil perhitungan yang telah dilakukan oleh peneliti di atas, menunjukkan per kategori mempunyai nilai di atas 0.9. Hal ini menunjukkan bahwa 7 indikator yang digunakan sebagai alat ukur penelitian ini adalah reliabel.

4.3 Temuan dan Analisis Data 4.3.1 Jumlah Unit Analisis

Analisis isi merupakan suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik, objektif, dan kuantitatif terhadap pesan yang tampak (Wimmer dan Dominick, 2000, p.135). Dalam penelitian ini peneliti mengawali dengan merumuskan masalah, melakukan penarikan sampel, membuat alat ukur operasionalisasi pengukuran kualitas hubungan, pengklasifikasian konten pesan Gerindra dan followers dalam twitter @Gerindra yang dibagi ke dalam 21 jenis, dengan tujuan mengetahui konten pesan dalam hubungan yang terjadi melalui interaktivitas sebagai data pendukung dari penelitian ini, kemudian memulai koding. Adapun dalam bab ini akan dibahas unit analis yang akan diteliti.

Sama halnya dengan disiplin komunikasi lainnya, komunikasi sebagai body of knowledge juga terdiri atas berbagai unsur, yakni sumber (komunikator), pesan, media. penerima (komunikan), dan efek (Nimmo,

(15)

1978, Mansfield dan Weafer, 1982 dalam Dahlan, 1990). Pesan politik merupakan sebuah pernyataan yang disampaikan baik secara verbal atau nonverbal, terang-terangan ataupun tersembunyi, yang disadari ataupun tidan dan isinya mengandung bobot politik (Cangara, 2011, p,31). Di sisi lain, pesan merupakan konten atau isi dari komunikasi, secara umum, termasuk komunikasi politik (Subiakto dan Ida, 2012, p.40). Pesan dapat negatif ataupun positif, tergantung persepsi dan pemaknaan yang muncul dari penerima pesan (Subiakto dan Ida, 2012, p.41).

Dalam penelitian ini, pesan disampaikan oleh komunikator kepada komunikan melalui media sosial, yakni twitter. Karakteristik penting dalam media sosial media secara online adalah interaktivitas. Interaktivitas merupakan sejauh mana peserta dalam proses komunikasi dapat bertukar peran dan memiliki kontrol atas wacana bersama mereka (Roger, 1995, p.314). Jadi, dapat dikatakan bahwa komunikasi dialogis yang terjadi diantara komunikator dan komunikan dapat membuat keduanya bertukar posisi dalam melakukan komunikasi. Namun, dalam penelitian ini, peneliti tidak melihat posisi komunikator dan komunikan, namun keseluruhan isi pesan yang diutarakan oleh Gerindra dan followers-nya.

Berdasarkan hal tersebut di atas, sumber data utama dalam penelitian ini, yakni pesan dalam homepage twitter @Gerindra antara Gerindra dan followers-nya, untuk melihat bagaimana kualitas hubungan yang terjadi diantara keduanya. Peneliti membagi pesan yang akan diteliti menjadi 2 bagian, yakni pertama, pesan yang dikeluarkan oleh pihak Gerindra, baik tweet, retweet pesan, serta reply yang dilakukan. Kedua, pesan yang dikeluarkan oleh followers Gerindra, baik tweet, retweet, serta reply yang dilakukan. Data yang diperoleh ditarik secara purposive sampling dari populasi keseluruhan, yakni dengan syarat tweet dengan retweet lebih besar dari sama dengan 10 atau tweet yang memperoleh reply dari akun followers kredibel. Data ini diambil selama masa kampanye

(16)

2014, pk 00.00 sampai 5 April 2014, pk 00.00. Adapun data tersebut akan diklasifikasikan sebagai berikut :

Tabel 4.1 Klasifikasi Data Jumlah Keseluruhan Tweet dan Feedback Menurut Minggu (dari hasil purposive sampling)

Minggu Jumlah Tweet+Feedback

Gerindra Followers 16 Maret 2014- 22 Maret 2014 145 231 23 Maret 2014-29 Maret 2014 184 269 30 Maret 2014-5 April 2014 171 267 Total (Tweets+replies) 499 767

Sumber : Olahan Peneliti, 2014

Dilihat dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa dari jumlah komunikasi dua arah yang terjadi, yakni melalui tweet dan feedback yang diberikan, dari tanggal 23 Maret 2014-29 Maret 2014 (minggu kedua) merupakan jumlah tertinggi dari kedua minggu lainnya, yakni 184 pesan dari Gerindra dan 269 pesan dari followers. Sedangkan untuk 30 Maret 2014 – 5 April 2014 (minggu ketiga) menunjukkan tertinggi kedua, yakni berjumlah 171 pesan dari Gerindra dan 267 pesan dari followers, serta untuk 16 Maret 2014-22 Maret 2014 menunjukkan jumlah terendah, yakni 145 pesan dari Gerindra dan 231 pesan dari followers. Jumlah pesan dari followers selalu lebih banyak dibandingkan pesan yang diberikan oleh Gerindra, oleh karena tweet ataupun feedback yang diberikan oleh bisa berjumlah lebih dari satu pesan.

(17)

Gambar 4.3 Grafik Pesan Gerindra dan Followers

Dari grafik di atas, terlihat bahwa jenis pesan yang dilakukan oleh Gerindra menunjukkan jumlah tertinggi pada retweet, yakni sebesar 36.7%, tweet sebesar 30.1%, reply sebesar 21.6%, dan retweet + comment sebesar 11.6%. Hal ini menunjukkan bahwa Gerindra aktif memberikan fedback berupa retweet dan reply kepada followers-nya. Tidak hanya itu, hal tersebut menunjukkan bahwa Gerindra menggunakan tweet pihak lain sebagai alat untuk berkomunikasi dan menumbuhkan kepercayaan kepada followers-nya. Dari retweet yang dilakukan ini, juga mengundang followers untuk memberikan feedback sehingga terlihat dalam grafik bahwa reply yang dilakukan followers sangat tinggi, yakni mencapai 95.2%, sedangkan untuk tweet hanya sebesar 4.2%, retweet sebesar 0.5%, retweet + comment sebesar 0.1%. Grafik menunjukkan bahwa twitter memang digunakan oleh Gerindra untuk berinteraksi dengan publiknya. Jumlah reply dari followers yang tinggi, menunjukkan bahwa feedback yang diberikan juga tinggi.

(18)

Gerindra. K.D.Paine menemukan bahwa dalam media sosial, publik saling berkomunikasi dan saling percaya satu dengan yang lain melalui media sosial dibandingkan dengan perusahaan. Gerindra pun tidak hanya bertindak sebagai komunikator, namun juga bertindak sebagai komunikan jika memberikan feedback kepada followers. Hal ini terjadi oleh adanya interaktivitas yang menjadi karakteristik penting dalam media sosial, yakni sejauh mana komunikator dan respon publik untuk, atau bersedia memfalitasi kebutuhan komunikasi satu sama lain (Sundar, dkk, 2003, p.34).

Dari jumlah pesan secara keseluruhan tersebut, peneliti menemukan bahwa pesan dalam homepage Gerindra yang disampaikan melalui komunikasi antara Gerindra dan followers-nya, berupa salam; event; pencitraan tokoh; pencitraan partai; kronologis suatu peristiwa; klarifikasi; pesan politik, seperti pendidikan politik, pemimpin untuk bangsa, lawan politik, ekonomi, tenaga kerja, korupsi, pangan nasional, ibunegara, bahan bakar minyak; komitmen emosional; pesan informatif berupa saran, informasi, tanggapan, masukan; dan polling opini. Berikut klasifikasi pesan yang peneliti dapatkan dari pesan yang dikeluarkan oleh Gerindra, yakni sejumlah 499 dan followers yang berjumlah 767 :

(19)

Gambar 4.4 Grafik Klasifikasi Pesan Gerindra Sumber : Olahan Peneliti

Dari grafik di atas terlihat bahwa pesan yang ditonjolkan oleh Gerindra menunjukkan jumlah tertinggi pada citra partai yang bersifat positif sebesar 16.4%. Partai politik sebagai salah satu unsur infrastruktur politik dalam sistem demokrasi, memiliki sebuah posisi strategis, sehingga wajib untuk memiliki citra positif dari rakyat (Arifin, 2014,p.90). Citra yang baik lahir dari persepsi dan kesan publik mengenai parpol, terutama berkaitan dengan aktivitas parpol dalam menjalankan fungsi dan peranannya. Tidak hanya itu, citra yang dibentuk ini juga akan mempengaruhi publik untuk berpartisipasi dalam pemilu (Arifin, 2014, p,191). Berikutnya adalah perncitraan tokoh yang bersifat positif sebesar 14.4%, dalam hal ini tokoh utama yang diangkat adalah Prabowo Subianto.

(20)

Pencitraan tokoh atau politikus dapat diaplikasikan secara terintegrasi melalui kegiatan komunikasi politik, salah satunya dalam bentuk public relations politik. Pencitraan antara politikus dan partai tidak dapat dipisahkan, namun pencitraan pribadi sangat penting dilalukan, oleh karena rakyat hanya memilih satu kandidat untuk menjadi pemenang. Dalam dunia politik, politikus menjadi salah satu hal yang terpenting, oleh karena politikuslah yang mengelola, membesarkan, dan mengangkat citra parpol. Sebaliknya, politikus juga dapat menurunkan citra parpol. Dengan kata lain, masa depan parpol ada dalam genggaman politikus (Arifin, 2014, p.195,207). Hal ini menunjukkan bahwa Gerindra sedang membentuk citra positif partai maupun Prabowo sebagai kandidat yang diusung kepada followers-nya, dengan menekankan pesan yang berkaitan dengan citra positif, sehingga memiliki kemantapan lembaga yang tertanam dalam benak publik, untuk pantas dipilih saat pemilu.

Tertinggi ketiga adalah pesan persuasif, yakni sebesar 11.8%. Dalam hal ini, Gerindra melakukan posting tweet berupa ajakan, atau kalimat yang bersifat persuasi dengan tujuan mengubah pengetahuan, sikap, tingkah laku seseorang terhadap kandidat dan partai. Beberapa cara yang digunakan dalam persuasi adalah fear appeal, emotional appeal, reward appeal, motivational appeal, dan humorious appeal (Cangara, 2011, p.273). Dalam hal ini, Gerindra banyak melakukan teknik emotional appeal yang menggugah emosi dengan emosional sebesar 9% dan motivational appeal berupa salam dan slogan sebesar 8% dan 1.6%.

Berikutnya adalah pesan informatif, yang berupa permintaan saran, masukan, informasi seputar partai, dan informasi lainnya, yakni sebesar 9.8%. Dalam komunikasi politik, pesan mengandung informasi sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan. Pesan informatif dapat digunakan untuk memelihara citra di depan publik (Cangara, 2014, p.266). Kronologis dan klarifikasi juga dilakukan, masing-masing sebesar 1% dan 3.4% untuk kasus-kasus tertentu, semisal berita hoax, kampanye hitam,

(21)

kejadian Mei 1998, dan masalah saat kampanye. Gerindra juga melakukan polling opini, misal dengan pencalonan calon wakil presiden untuk Prabowo, yakni sebesar 0.2%. Tidak hanya itu, Gerindra juga mengadakan event, seperti kampanye, lomba, dan lain-lain, yakni sebesar 5.8% untuk menarik partisipasi dan dukungan publik (followers-nya).

Gerindra pun juga memposting pesan politik yang dapat mengundang diskusi publik (followers) dengan beberapa issu, yakni pendidikan politik sebesar 5.6%, pemimpin bangsa sebesar 3.4%, ekonomi sebesar 2.6%, lawan politik, seringkali adalah persaingannya dengan Jokowi sebesar 2%, ketenagakerjaan 2%, korupsi 0.8%, ketahanan pangan nasional 0.6%, ibunegara 0.6%, dan bahan bakar minyak (bbm) 0.6%. Citra partai yang bersifat negatif sebesar 0.2%, oleh karena Gerindra melakukan retweet + comment (quotetweet) terhadap salah satu reply followers yang menyatakan hal negatif, sehingga hal ini membuat tidak hanya Gerindra memberikan jawaban untuk membentuk citra positif, namun pernyataan negatif dari followers tersebut juga akan muncul dalam tweet Gerindra.

(22)

Gambar 4.5 Grafik Klasifikasi Pesan Followers @Gerindra

Dari grafik di atas, terlihat bahwa klasifikasi pesan followers berbeda dengan klasifikasi pesan milik Gerindra. Dalam grafik tersebut di atas, terlihat bahwa pesan informatif mendapatkan jumlah tertinggi, yakni 26,5% . Pesan informatif yang dilakukan oleh followers merupakan feedback dari pesan yang diberikan Gerindra atau followers lainnya dengan memberikan informasi, semisal pemberian saran, kritik, permintaan pendapat, serta gagasan-gagasan yang mengandung informasi untuk dibagikan. Berhubungan dengan informasi, followers menanggapi polling opini, sebesar 0.9% dan kronologis serta klarifikasi yang sangat rendah, yakni masing-masing hanya 0.1%.

Di sisi lain, citra partai yang bersifat negatif memperoleh jumlah tertinggi kedua, yakni sebesar 12.6%. Hal ini terjadi oleh karena followers

(23)

banyak memberikan feedback negatif kepada Gerindra, semisal janji yang diingkari, janji tidak sesuai bukti, dan lain-lain. Citra partai yang bersifat positif hanya sebesar 6.6%. Berhubungan dengan pencitraan pula, citra positif tokoh memperoleh jumlah sebesar 10.4%. Hal ini terlihat bahwa followers lebih berfokus pada kandidat Gerindra, yaitu Prabowo Subianto. Politikus dalam hal ini kandidat calon presiden (capres) yang diusung Gerindra juga memiliki peranan menjadi komunikator politik, yang berkewajiban melakukan sosialisasi politik dan komunikasi politik, dalam bentuk kampanye politik, public relations politik, atau lobi politik (Arifin, 2014, p.209).

Namun, citra negatif tokoh memperoleh jumlah sebesar 6.8%. Hal ini disebabkan oleh karena, followers masih teringat masa lalu (Mei 1998), sikap Prabowo yang tempramental, dan lain-lain. Hal ini juga dipengaruhi oleh pengangkatan isu lawan politik (5.7%) yang cukup sering didiskusikan, terkait dengan Jokowi dari partai PDIP. Citra negatof dari tokoh seringkali diberikan oleh pendukung calon atau parpol lain. Di sisi lain, emosional followers menunjukkan jumlah tertinggi ketiga, yakni sebesar 9.7%. Dalam hal ini, followers mendukung Prabowo ataupun Gerindra, memberikan semangat, memberikan pesan motivational berupa salam, yakni sebesar 3.9%, dan tagline sebesar 0.9%. Pesan persuasif memperoleh jumlah sebesar 2.2%, event sebesar 1.4%, dan beberapa isu yang menjadi perhatian followerss, yakni pendidikan politik sebesar 1.7%, pemimpin bangsa sebesar 0.5%, ekonomi sebesar 1.2%, ketenagakerjaan sebesar 1.2%, korupsi sebesar 1.6%, ketahanan pangan sebesar 0.8%, serta ibunegara sebesar 0.3%,.

(24)

4.4 Kualitas Hubungan Partai Gerindra dengan followers-nya dalam Twitter @Gerindra pada Kampanye Pemilu Legislatif 2014

Public Relations merupakan pihak yang mengelola komunikasi antara organisasi dan publiknya (Grunig dan Hunt, 1984, p.6) . Demikian pula pada dunia politik, Public Relations juga merupakan sebuah fungsi manajemen yang dijalankan oleh organisasi atau individual untuk tujuan politik untuk membangun, mempengaruhi, dan mempertahankan hubungan yang menguntungkan (Stromback dan Kiousis, 2011, p.8). Public Relations yang excellence akan memimpin sebuah komunikasi yang efektif untuk membangun kepercayaan, dan memiliki relasi hubungan dengan banyak pihak yang kuat, seperti media, blogger, analis, orang yang berpengaruh, dan pelanggan (Solis dan Breakenridge, 2011, p.8).

Seiring berkembangnya jaman, internet juga mempengaruhi praktik kerja Public Relations politik, sehingga parpol dapat membangun dan mengelola sendiri arena komunikasi politik mereka dengan publik, baik melalui media sosial, blog, website, dan lain-lain. Hal tersebut membuat komunikasi satu arah berubah menjadi komunikasi dua arah melalui interaktivitas. Dalam hal ini, parpol langsung dapat menjalin komunikasi dua arah dengan konstituen melalui interaktivitas, sekaligus penyampaian pesan kampanye politik.

Kesuksesan seorang Public Relations tidak diukur dari pengaruhnya dalam berbagai opini publik, tetapi dari kualitas hubungan antara organisasi dan publiknya (Stromback dan Kiousis, 2011, p.19). Grunig dan Huang (2000) menyatakan bahwa kualitas hubungan dapat diukur melalui empat indikator, yakni control mutuality atau kontrol mutualitas, trust atau kepercayaan, commitment atau komitmen, dan satisfaction atau kepuasan. Indikator tersebut juga diterapkan dalam pengukuran kualitas hubungan di media sosial seperti yang diutarakan

(25)

oleh Tom Kelleher dalam bukunya yang berjudul Public Relations Online. Dengan demikian indikator tersebut juga digunakan dalam pengukuran kualitas hubungan yang ada pada Twitter @Gerindra.

Selanjutnya, keempat indikator akan diturunkan pada masing-masing dimensinya, yakni kontrol mutualitas; kepercayaan yang ditunkan menjadi tiga dimensi (integritas, dapat diandalkan, dan kompetensi); komitmen yang diturunkan menjadi dua dimensi (berlanjut dan emosional); dan kepuasan yang diturunkan menjadi satu dimensi (ekspektasi positif). Sampling yang diperoleh akan dikelompokkan berdasar indikator tersebut dengan nilai 1 jika ada dan 0 jika tidak ada, dan kemudian dirata-rata, sesuai yang telah dijelaskan pada Bab 3 penelitian ini.

Berikut deskripsi dan analisis untuk 4 indikator dari pengukuran kualitas hubungan, yakni control mutuality (kontrol mutualitas), trust (kepercayaan), commitment (komitmen), dan satisfaction (kepuasan).

4.4.1 Control Mutuality (Kontrol Mutualitas)

Kontrol mutualitas adalah sebuah indikator yang digunakan untuk mengukur sejauh mana persetujuan kepada pemilik kekuasaan yang sah untuk mempengaruhi satu sama lain. Upaya sepihak untuk mencapai kontrol oleh salah satu pihak terkait dengan penurunan persepsi kompetensi komunikator dan kepuasan dalam hal peningkatan aktivitas. Di sisi lain, kontrol mutualitas didefinisikan sebagai konsep tentang kekuatan yang seimbang (Bortee dan Waters, 2007). Kekuatan dalam proses pembuatan keputusan merupakan salah satu bentuk keseimbangan yang dimaksud oleh kontrol mutualitas.

Hallahan (2008, p.53) dalam Edman (2010, p. 22) menyebutkan bahwa control mutuality untuk komunikasi online digunakan untuk melihat apakah publik memiliki kemampuan untuk berbagi percakapan

(26)

mutualitas pada komunikasi online. Kontrol Mutualitas semakin terlihat jika organisasi dan publik terlibat dalam komunikasi dua arah. Grunig menjelaskan bahwa dalam kontrol dan bekerjasama merupakan dasar dari komunikasi dua arah (two way symetrical), yakni terjadi hubungan yang simetris antara Public Relations dan publiknya dalam dialog dan diskusi.

Grunig dan Hon (1999) dan Ki dan Hon (2007) menjelaskan bahwa dalam menghasilkan relasi yang tidak bergejolak dan bersifat positif, jika dalam relasi setiap pihak mengambil bagian dalam kegiatan pengambilan keputusan, serta keseimbangan pembagian peran. Paine (2011, p.7) menyebutkan bahwa keikutsertaan adalah langkah awal organisasi dalam membangun kualitas hubungan antara pelanggan dengan reputasi perusahaan, dalam penelitian ini adalah dengan publiknya. Respon Public Relations yang cepat akan membuat kualitas hubungan menjadi lebih baik, dan reputasi perusahaan akan meningkat. Pada Partai Gerindra, pihak yang bertugas menjalankan fungsi Public Relations dalam membina, mempertahankan, dan mengelola hubungan dalam media sosial adalah tim digital strategist, salah satunya bernama Noudhy Valdyno. Tim tersebutlah yang melakukan tweet atau memberikan feedback kepada followers-nya. Dalam media sosial, publik bebas dalam mengutarakan opini mereka, percakapan tidak dapat dikontrol (Paine, 2011, p.72-73).

(27)

Gambar 4.6 Grafik Frekuensi Indikator Kontrol Mutualitas (control mutuality)

Sumber : Olahan Peneliti, 2014

Dari hal tersebut terlihat bahwa melalui twitter, Gerindra melalui tim digital strategist-nya ingin membangun kontrol mutualitas dengan followers-nya melalui berbagai pesan dan issue. Dari gambar grafik 4.6 terlihat bahwa kontrol mutualitas (control mutuality) yang terkandung dalam pesan yang diberikan oleh Gerindra baik berupa tweets ataupun feedback sebesar 18% yang diambil dari jumlah sampling total sebanyak 499 pesan. Gerindra yang khusus mengelola media sosial. Dalam mengelola twitter, Partai Gerindra setiap hari melakukan tweet dari pagi hari hingga dini hari untuk berinteraksi dengan publiknya. Dilihat dari fungsi Public Relations-nya, Partai Gerindra benar-benar memanfaatkan media sosial sebagai media komunikasi dua arah dengan publiknya dalam menjalin, menjaga, dan mempertahankan hubungan sesuai dengan tujuan politik (Stromback dan Kiousis, 2011, p.8)

(28)

organisasi dapat mendapatkan lebih dari apa yang mereka inginkan, dengan memberikan apa yang diingankan oleh publik. Berdasarkan hasil temuan peneliti pada twitter @Gerindra yang disesuaikan dengan indikator kontrol mutualitas, terlihat dalam pesan yang disampaikan oleh Gerindra kepada followers dengan melemparkan isu-isu tertentu, membuka diri untuk publik ikut serta dalam percakapan dialogis dengan partai, seperti meminta saran, menerima saran, dan lain-lain. Hal ini tampak dalam pesan yang disampaikan oleh Gerindra untuk membangun kontrol mutualitas (control mutuality) melalui :

Gambar 4.7 Grafik Frekuensi Indikator Kontrol Mutualitas (control mutuality) dalam konten pesan Gerindra

Sumber : Olahan Peneliti, 2014

Dari gambar 4.7 terlihat bahwa kontrol mutualitas dalam konten pesan yang disampaikan oleh Gerindra paling banyak terdapat dalam pesan informatif (3.8%). Dalam pesan informatif, terdapat pula memberikan informasi kepada followers untuk meminta saran, tanggapan, masukkan; membalas pertanyaan followers terkait informasi, serta polling

(29)

opini. Kontrol mutualitas dengan penekanan keikutsertaan merupakan langkah awal organisasi dalam membangun kualitas hubungan dengan publik serta peningkatan reputasi organisasi. Pesan yang mengandung keikutsertaan bagi followers merupakan salah satu sarana sosialisasi politik dalam menjaring partisipasi politik dari followers dan memunculkan kesadaran politik bergerak aktif dalam aktivitas politik (Subiakto dan Ida, 2012, p.64).

Gambar 4.8 Grafik Frekuensi Indikator Kontrol Mutualitas (control mutuality) dalam konten pesan Followers

Sumber : Olahan Peneliti, 2014

Gambar 4.8 menunjukkan bahwa kontrol mutualitas (control mutuality) yang terkandung dalam pesan yang diberikan oleh followerws, baik berupa tweets ataupun feedback sebesar 28.3% yang diambil dari

(30)

jumlah sampling total sebanyak 767 pesan dan grafik 4.6 menunjukkan bahwa konten pesan yang mengandung kontrol mutualitas (control mutuality) tertinggi adalah pesan informatif (12.5%). Hasil menunjukkan presentase yang lebih tinggi dari Gerindra, oleh karena jumlah followers banyak, dan pesan balasan yang diberikan oleh followers berjumlah lebih dari 1. Hal tersebut menunjukkan bahwa followers ikut serta berpartisipasi aktif berdialog pada pesan yang diberikan Gerindra, memberikan masukan, memberikan informasi, polling opini, dan lain-lain.

Tidak hanya itu, kontrol mutualitas (control mutuality) yang terlihat dari pesan yang diberikan Gerindra, menunjukkan bahwa dalam hubungan positif, organisasi dan publik memiliki beberapa tingkat kontrol atas yang lain (Hon dan Grunig, 1999, p.19). Meskipun, followers memiliki presentase lebih tinggi, namun kontrol tetap dipegang oleh Gerindra. Hal tersebut ditunjukkan Gerindra ketika memberi balasan (feedback) kepada followers-nya masih memilah-milah (tidak semua diberi feedback), oleh karena dalam media sosial, publik bebas dalam mengutarakan opini mereka, percakapan tidak dapat dikontrol (Paine, 2011, p.72-73) dan respon merupakan salah satu pengaruh dalam peningkatan reputasi organisasi.

Hal tersebut juga menunjukkan bahwa bahwa followers dan Gerindra sama-sama memiliki kekuatan seimbang dan persetujuan untuk mempengaruhi satu sama lain. Dalam komunikasi online, kontrol mutualitas melihat apakah publik memiliki kemampuan berbagi percakapan dengan organisasi. Followers ikut ambil bagian dalam penentuan keputusan dan memahami tujuan yang ingin dicapai oleh Gerindra melalui kerjasama dan konsensus dari kedua pihak. Adanya interaktivitas yang menjadi karakteristik media sosial menjadi salah satu terbentuknya kontrol mutualitas (control mutuality) untuk terciptanya komunikasi dialogis, yang menyebabkan hubungan simetris antara organisasi dan perusahaan. Grunig mengatakan bahwa kontrol dan

(31)

bekerjasama merupakan dasar dari komunikasi dua arah (two way symetrical), yakni terjadi hubungan yang simetris antara Public Relations dan publiknya dalam dialog dan diskusi. Interaktivitas adalah sejauh mana komunikator dan respon publik untuk, atau bersedia memfalitasi kebutuhan komunikasi satu sama lain (Sundar, dkk, 2003, p.34).

Berikut contoh Berikut contoh interaksi melalui pesan dalam Twitter @Gerindra :

Gambar 4.9 dialog antara followers dan Gerindra dalam pemberian saran

(32)

Gambar 4.10 tweet Gerindra untuk polling opini Sumber : Twitter @Gerindra 20 Maret 2014, 7.53 PM

Kedua gambar di atas termasuk kontrol mutualitas, kerena adanya keterlibatan dalam komunikasi dua arah yang terjadi antara organisasi dan publiknya (followers). Grunig menjelaskan bahwa dalam kontrol dan bekerjasama merupakan dasar dari komunikasi dua arah (two way symetrical), yakni terjadi hubungan yang simetris antara Public Relations dan publiknya dalam dialog dan diskusi. Dalam kedua tweet tersebut terlihat bahwa Gerindra mengajak followers untuk ikut serta memberi masukkan dalam memberikan pengaruh kepada keputusan organisasi. Tidak hanya itu, dari kedua tweet tersebut juga terlihat bahwa adanya hubungan timbal balik, yakni Gerindra mengajak publik untuk berbagi dalam pembuatan keputusan secara bersama-sama (Waldt dan Botha, 2011, p.7-8)

Grunig dan Hon (1999) dan Ki dan Hon (2007) menjelaskan bahwa dalam menghasilkan relasi yang tidak bergejolak dan bersifat positif, jika dalam relasi setiap pihak mengambil bagian dalam kegiatan pengambilan keputusan, serta keseimbangan pembagian peran. Dari hasil penelitian,

(33)

ditemukan bahwa Prabowo merupakan pengaruh penting bagi followers untuk mendukung Gerindra. Hal ini membuat, Gerindra juga banyak membuka forum diskusi atau isu terkait dengan Prabowo sebagai calon presiden yang diusung oleh partai Gerindra. Dari hasil kontrol mutualitas yang ada, sebagian besar followers antusias dalam mendukung Gerindra oleh karena sosok Prabowo.

4.4.2 Trust (Kepercayaan)

Trust atau kepercayaan adalah sebuah indikator untuk mengukur sebuah tingkatan kepercayaan dan kesediaan dari salah satu pihak untuk membuka diri pada pihak lainnya. Kepercayaan ini memiliki tiga dimensi, yakni integritas, dapat diandalkan, dan kompetensi. Publik menyukai hubungan dengan organisasi yang terbuka, jujur, dan terjamin. Seorang Public Relations akan mendapat kualitas yang baik dengan pengguna media sosial, yakni editor, reporter, dan orang-orang yang berpengaruh, maka mereka semua akan percaya dengan kita, dan berbalik kepada kita dalam setiap gagasan dan opini saat krisis (Paine, 2011, p.5-6).

Kepercayaan dapat meningkatkan loyalitas, word of mouth, dan reputasi. Paine (2011, p.170-175) menjelaskan bahwa dalam era tranparasi, target audience akan mengambil nilai besar pada karakter. Trust merupakan hasil dari perilaku komunikasi, dimana informasi yang disediakan akurat, memberikan penjelasan setiap keputusan, dan mendemontrasikan dengan tulus hati, serta keterbukaan. Stephanie dan Bonin mengatakan bahwa dalam evolusi Public Relations, media sosial berbicara tentang membangun hubungan dan memiliki komunikasi yang jujur .

(34)

Gambar 4.11 Grafik Frekuensi Indikator Trust (Kepercayaan) Sumber : Olahan Peneliti, 2014

Dari gambar 4.11, terlihat bahwa trust atau kepercayaan merupakan dimensi dengan tiga indikator, yakni integritas, dapat diandalkan, dan kompetensi. Secara keseluruhan, kepercayaan (trust) berjumlah 25.5% untuk Gerindra dan 15.1% untuk followers. Adapun ketiga indikator tersebut akan dijabarkan sebagai berikut :

(35)

Gambar 4.12 Grafik Frekuensi Indikator Integritas dalam konten pesan Gerindra

Sumber : Olahan Peneliti, 2014

Grafik 4.9 Frekuensi Indikator Integritas dalam konten pesan followers

Sumber : Olahan Peneliti, 2014

Integritas (integrity) adalah tingkat kepercayaan dimana seseorang yakin bahwa organisasi berjalan dengan benar dan bersikap adil. Integritas juga berbicara tentang bagaimana organisasi berbicara jujur dan sesuai dengan kebenaran. Pada dimensi ini, terdapat konsistensi tentang apa yang dikatakan dan perbuatan yang dilakukan. Secara keseluruhan, integritas dalam pesan Gerindra memperoleh jumlah 2.2% dan 1.4% dalam pesan followers @Gerindra. Indikator integritas (integrity) ditemukan terbanyak dalam pesan yang berkonten citra tokoh dan citra partai, yang berkaitan dengan pencitraan, baik dari sisi Gerindra maupun

(36)

Berikut adalah contoh tweet indikator integrity (integritas) :

Gambar 4.13 Integrity (integritas) yang ditunjukkan Gerindra melalui retweet followers

Sumber : Twitter @Gerindra, 17 Maret 7.01 PM

Tweet di atas, termasuk kategori integritas (integrity), oleh karena sesuai dengan definisi integritas (integrity), yakni konsisten, terpercaya, bersih, dan peduli rakyat. Integritas dibangun oleh Gerindra melalui pesan tweet yang di retweet oleh Gerindra dari followers-nya. Pesan di atas ingin menunjukkan bahwa Gerindra membangun kepercayaan dengan menonjolkan integritas partai. Dalam media sosial saat ini, Paine (2011) menemukan bahwa sesama pengguna media sosial berkomunikasi dan saling percaya satu sama lain melalui media sosial, dibandingkan dengan organisasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa Public Relations politik ingin menciptakan reputasi bahwa Gerindra merupakan partai yang berintegritas, dengan meretweet perkataan orang lain.

Di sisi lain, terlihat bahwa balasan yang diberikan oleh salah satu followers mempertanyakan hal tersebut, apakah Gerindra benar

(37)

berintegritas atau tidak. Hal tersebut terjadi oleh karena, Gerindra jarang mengeluarkan tweet yang berisi tentang integritas partai, hal tersebut terlihat dari jumlah yang didapat, yakni untuk pesan pencitraan tokoh sebesar 1.4% dan pesan pencitraan partai sebesar 0.8% dari total sampling pesan Gerindra yang ada (499), sedangkan dari pesan followers, terlihat bahwa pesan pencitraan tokoh sebesar 0.5% dan pesan pencitraan partai sebesar 0.5% dari total sampling pesan Gerindra yang ada (499), Paine menjelaskan bahwa untuk mendapatkan kepercayaan yang tinggi, keterjaminan dan transparansi organisasi melalui media sosial merupakan hal yang penting. Jumlah yang didapat merupakan jumlah yang rendah, jika dilihat dari keseluruhan sampling.

Gambar 4.14 Integritas (integrity) Gerindra yang ditunjukkan followers Sumber : Twitter @Gerindra, 27 Maret

Tweet tersebut di atas juga termasuk dalam tweet integritas (integrity), hal tersebut dikarenakan adanya pernyataan dari followers yang mengungkapkan bahwa Prabowo membebaskan Wilfrida, seorang TKI tanpa memandang agama dan perbedaan. Penekanan terjadi pada kata perbedaan, dengan kata lain, komunikan ingin mengutarakan bahwa Prabowo calon presiden dari Gerindra adalah orang yang adil (tidak membedakan publik). Seperti dibahas pada indikator sebelumnya, Prabowo merupakan sosok yang sangat berpengaruh bagi followers atau publik untuk menjalin komunikasi dengan Gerindra. Tweet tersebut merupakan salah satu reply dari tweet Gerindra yang berbunyi “Selamat pagi tweeps, awali pagi yang cerah

(38)

ini dengan berdoa ! Selamat beraktivitas”. Pesan dari followers ini merupakan salah satu pengukuhan kepercayaan yang dibentuk oleh Gerindra kepada publiknya melalui twitter.

b. Dapat Diandalkan (dependability)

Gambar 4.15 Grafik Frekuensi Indikator Dapat Diandalkan (dependability) dalam konten pesan Gerindra

Sumber : Olahan Peneliti, 2014

Gambar 4.16 Frekuensi Indikator Dapat Diandalkan (dependability) dalam konten pesan followers

(39)

Sumber : Olahan Peneliti, 2014

Dapat diandalkan (dependability) berarti kepercayaan seseorang yang yakin bahwa organisasi memiliki kemampuan untuk melakukan apa yang dijanjikannya. Dalam hal ini, hal yang relevan dengan isi tweet baik dari pesan Gerindra ataupun followers adalah adanya kejelasan visi-misi, kejelasan program, dan penagihan janji jika tidak ditepati. Dari gambar grafik 4.15 terlihat bahwa dapat diandalkan (dependability) sebesar 8% dari pesan Gerindra dan 3.3% dari pesan followers. Hal tersebut tertuang dalam konten pesan citra tokoh dan citra partai politik yang menjadi penekanan dari pesan Gerindra (terbanyak), yakni masing-masing sebesar 2% dan 3.8% dari sampling keseluruhan. Dalam pesan followers terlihat bahwa dapat diandalkan (dependability) dengan jumlah tiga tertinggi terdapat dalam pesan citra tokoh sebesar 0.8%, polling opini sebesar 0.7%, dan dari isu-isu yang diangkat sebesar 0.8%. Berikut adalah contoh tweet dari dependability (dapat diandalkan) :

Gambar 4.17 Gerindra menonjolkan dependability (dapat diandalkan) yang ditujukan kepada followers, melalui jawaban Prabowo

(40)

Sumber : Twitter @Gerindra, 16 Maret 2014 pk 10.28 PM

Gambar 4.18 Gerindra dapat diandalkan (dependability) yang ditunjukkan followers

Sumber : 17 Maret 2014

Kedua tweets di atas dikategorikan ke dalam dapat diandalkan (dependability), oleh karena pada gambar pertama, Gerindra menjawab sebuah pertanyaa dari followers, perihal pencalonan wakil presiden untuk Prabowo, dan Gerindra membentuk trust (kepercayaan) dalam dependability (dapat diandalkan) oleh jawaban langsung dari Prabowo Subianto, dengan cara retweet reply Prabowo, selaku tokoh politik yang diusung sebagai calon presiden. Prabowo Subianto selaku politikus (calon presiden yang diusung oleh Gerindra), memiliki peran selaku komunikator politik, yang berkewajiban untuk melakukan komunikasi politik dalam bentuk pemasaran politik, public relations politik, kampanye politik, atau lobi politik. Di sisi lain, komunikator politik yang kredibel dapat meningkatkan citra dimata publiknya (Arifin, 2014, p.209-210).

Pada gambar kedua, dapat diandalkan terlihat pada reply followers yang mengatakan bahwa Gerindra merupakan partai yang memiliki visi misi jelas dalam menjalankan kegiatannya, ketika terpilih menjadi wakil rakyat dan Prabowo menjadi presiden. Tweet yang kedua menunjukkan adanya pengukuhan akan hal tersebut yang ditandai dengan lihat visi misi Prabowo, saya yakin pilihan saya Gerindra is the best. Hal tersebut juga ingin menunjukkan bahwa Public Relations

(41)

politik ingin menciptakan reputasi Gerindra merupakan partai yang dapat diandalkan (dependability). Kedua tweet di atas merupakan pesan yang mewakili citra dari tokoh politik yang diangkat, yakni Prabowo Subianto. Dari sisi Gerindra, mengemas pesan yang membentuk Prabowo Subianto sebagai sosok yang dapat diandalkan, dan followers juga menyatakan demikian dalam reply atau balasan yang diungkapkannya.

c. Kompetensi (Competence)

Gambar 4.19 Grafik Frekuensi Indikator Kompetensi (competence) yang ditunjukkan Gerindra berdasarkan konten pesan

(42)

Gambar 4.20 Grafik Frekuensi Indikator Kompetensi (competence) yang ditunjukkan followers-nya berdasarkan konten pesan

Sumber : Olahan Peneliti, 2014

Kompetensi (competance) adalah tingkat kepercayaan dimana organisasi memiliki kemampuan untuk melakukan yang seharusnya dilakukan. Kompetensi (competance) ini berkaitan dengan pengetahuan dan kemampuan teknikal serta interpersonal dalam menjalankan pekerjaan. Robbins (2013, p.423) yang dikutip oleh Santi (2013), menyebutkan bahwa orang akan lebih mendengarkan dan bergantung kepada mereka yang dianggap memiliki kemampuan dan pengetahuan yang memadai. Berdasarkan grafik di atas, dua tertinggi terlihat bahwa kompetensi tertuang dalam pesan yang berkaitan dengan citra tokoh dan citra partai politik yang menjadi penekanan dari pesan Gerindra, yakni masing-masing sebesar 5% dan 4.6%. Dalam konten pesan followers terlihat bahwa kompetensi (competance) terdapat dalam pesan yang berkaitan dengan citra tokoh sebesar 5.2%, citra partai sebesar 1.8%.

(43)

Darisini terlihat bahwa Gerindra mengemas pesan yang menonjolkan kompetensi (competence) untuk membentuk kepercayaan kepada publiknya, dalam hal ini followers melalui penonjolan citra politik Prabowo Subianto dan Partai Gerindra sendiri. Berikut contoh kompetensi (competence) dalam twitter @Gerindra :

Gambar 4.21 Gerindra menujukkan kompetensinya (competence) Sumber : 16 Maret 2014, pk 10.00 PM

(44)

Gambar 4.22 Gerindra menujukkan kompetensinya Sumber : 16 Maret 2014, pk 10.00 PM

Kedua Tweet tersebut merupakan kompetensi (competence) karena dalam tweet pertama dinyatakan bahwa Gerindra membentuk trust (kepercayaan) berupa competence (kompetensi) dengan menunjukkan keyakinannya dalam memenangkan pilihan presiden oleh Prabowo. Dalam hal ini, Gerindra ingin menunjukkan bahwa Gerindra mampu untuk melakukan apa yang dikatakannya. Sedangkan dalam tweet kedua Gerindra juga menekankan bahwa alasan Prabowo dan Gerindra maju dalam pemilu adalah untuk mengubah sistem yang salah. Dari sini terlihat bahwa Gerindra ingin menunjukkan pada followers bahwa ia yakin dapat merubah sistem yang salah, dengan kemampuan yang dimiliki sesuai dengan apa yang dikatakan. Dari ketiga indikator, kompetensi (competence) merupakan unsur kepercayaan (trust) yang ditonjokan Gerindra dibandingkan dengan dua indikator lainnya. Grunig juga menegaskan bahwa sistem komunikasi dari organisasi merupakan

(45)

indikator kuat dalam keefektifan sebuah organisasi, yang kemudian mempengaruhi pertumbuhan performa efisien untuk dapat bertahan.

Gambar 4.23 Followers yang menyatakan kompetensi (competence) Gerindra Sumber : 31 Maret 2014, pk 1.45 AM

(46)

Gambar 4.24 Followers yang menyatakan kompetensi (competence) Gerindra Sumber : Twitter @Gerindra, 4 April 2014 pk 3.50 AM Dari kedua tweets yang dikeluarkan oleh followers tersebut juga termasuk dalam indikator kompetensi. Hal tersebut oleh karena pada tweet pertama terlihat bahwa followers menyatakan koruptor akan takut jika Prabowo dan Gerindra menang. Hal tersebut menunjukkan bahwa followers yakin dengan Gerindra bahwa ia mampu melakukan apa yang dikatakannya. Selain itu, pada tweet yang kedua terlihat bahwa followers mendukung penuh Gerindra, oleh karena percaya Prabowo akan menjadikan Indonesia bangkit dari permasalahan. Hal ini menunjukkan bahwa followers yakin pada Gerindra dan Prabowo dengan kemampuan yang dimiliki dapat membuat Indonesia bangkit dari masalah.

Kedua tweet yang diberikan oleh followers terhadap Gerindra tersebut mendapat feedback dari followers lain sebanyak 16 retweets dan 7 favorit, serta 10 retweets dan 3 favorit. Sesuai dengan teori bahwa dalam media sosial saat ini, Paine (2011) menemukan bahwa

(47)

sesama pengguna media sosial berkomunikasi dan saling percaya satu sama lain melalui media sosial, dibandingkan dengan organisasi. Tidak hanya itu, pengelolaan yang baik oleh tim digital strategist Gerindra, dengan menyampaikan berita-berita tentang kemampuan dan kecakapan serta teknis yang dimiliki Gerindra serta Prabowo, pernyataan, dan janji yang telah terucap kepada followers terbukti disampaikan oleh followers. Solis dan Breakenridge menyatakan bahwa media digital politik dapat memungkinkan mendapatkan kepercayaan dan persahabatan online dengan publik. Hal tersebut juga sesuai dengan Stephanie dan Bonin yang menyatakan bahwa Dalam evolusi Public Relations, media sosial berbicara tentang membangun hubungan dan memiliki komunikasi yang jujur.

4.4.3 Commitment (Komitmen)

Komitmen (commitment) adalah mengukur sejauh mana satu pihak percaya dan merasa bahwa hubungan yang terjalin layak untuk dipertahankan dan dipromosikan. Indikator ini memiliki dua dimensi, yakni komitmen berkelanjutan yang mengacu pada tindakan tertentu dan komitmen yang secara afektif berkaitan dengan emosional dan perasaan (Grunig, 1999, p. 19-20). Hallahan (2008, p. 52) menyebutkan bahwa dengan adanya akses teknologi, organisasi menunjukkan komitmen mereka untuk berkomunikasi dengan publik kunci. Huang (2001) dalam Austin (2008, p.21) menyatakan bahwa organisasi penting untuk terus menggabungkan nilai yang ada di masyarakat dengan nilai yang dibawa oleh organisasi untuk komitmen kelanjutan organisasi.

(48)

Gambar 4.25 Grafik Frekuensi Indikator Komitmen (commitment) Sumber : Olahan Peneliti, 2014

Dari gambar grafik 4.25, terlihat bahwa komitmen (commitment) merupakan dimensi dengan dua indikator, yakni komitmen berlanjut dan komitmen emosional. Secara keseluruhan, kepercayaan (trust) berjumlah 20.2% untuk Gerindra dan 5.3% untuk followers. Adapun ketiga indikator tersebut akan dijabarkan sebagai berikut :

(49)

a. Komitmen Berlanjut

Gambar 4.26 Grafik Frekuensi Indikator Komitmen berlanjut Gerindra berdasarkan konten pesan

(50)

Gambar 4.27 Grafik Frekuensi Indikator Komitmen berlanjut followers @Gerindra berdasarkan konten pesan

Sumber : Olahan Peneliti, 2014

Komitmen berlanjut mengacu pada tindakan tertentu yang dilakukan dengan aksi nyata. Komitmen berkelanjutan biasanya berkaitan dengan adanya keterkaitan yang membuat seseorang untuk terus dapat melakukan kegiatan bersama-sama organisasi secara berkelanjutan (Grunig, 1999, p.19-20). Huang (2001) dalam Austin (2008, p.21) menyatakan bahwa organisasi penting untuk menggabungkan nilai yang ada dalam masyarakat dengan nilai organisasi untuk komitmen berkelanjutan dari organisasi tersebut. Dari gambar grafik 4.26 terlihat bahwa komitmen berkelanjutan yang tampak dalam pesan Gerindra, keempat tertinggi adalah citra partai yang bersifat positif sebesar 2.8%, pesan informatif yang diangkat sebesar 3.0%, event sebesar 3.2%, dan tertinggi adalah pesan persuasif sebesar 6.2%. Sedangkan, dari pesan followers @Gerindra, menunjukkan dua tertinggi adalah pesan informatif sebesar 2.6% dan persuasif sebesar 1%.

Dalam indikator ini, Gerindra membangun hubungan dengan berkomitmen, yakni mentransmisikan pesan kepada publik dengan komitmen yang berlanjut. Hal-hal yang termasuk dalam komitmen berlanjut adalah komitmen-komitmen yang diberikan Gerindra kepada publik selama masa kampanye berlangsung; termasuk pula janji-janjinya, serta meminta dukungan publik; khususnya followers untuk memiliki hubungan jangka panjang hingga memilih Partai Gerindra saat pemilu legislatif berlangsung, bahkan sampai pemilu presiden. Tidak hanya itu, Gerindra juga mengadakan event, seperti kampanye untuk membentuk komitmen

(51)

berlanjut dari publik, khususnya followers melalui twitter hingga pemilu berlangsung. Komitmen berlanjut berkaitan dengan keterikatan yang dapat membuat seseorang berkomitmen terus untuk melakukan kegiatan bersama-sama dengan organisasi secara berkelanjutan (Grunig, 1999, p. 19-20). Berikut adalah contoh komitmen berlanjut yang dibangun oleh Gerindra kepada followers-nya :

Gambar 4.28 Gerindra membentuk komitmen berkelanjutan Sumber : 28 Maret 2014, pk 4.22 AM

Gambar diatas menunjukkan komitmen berlanjut, oleh karena Gerindra membangun komitmen dengan followers yang mengajukan pertanyaan berkaitan dengan masukan dari followers dengan memberikan pesan balasan berupa pesan informatif. Gerindra berkomitmen untuk memenuhi saran dari followers, yakni jika diberi mandat Gerindra sepakat untuk menutup pengiriman TKI ke Arab Saudi. Hal ini menunjukkan bahwa Gerindra menginginkan adanya ikatan berlanjut dengan followers, yakni supaya followers memberi mandat (memilih) Gerindra untuk memenangkan pemilu 2014. Heilman dan Gerbner (1975) dalam Cangara (2011, p.268) menyebutkan bahwa dalam riset yang dilakukannya, menemukan bahwa publik lebih menerima ide atau

(52)

Gambar 4.29 Indikator komitmen berlanjut oleh followers kepada Gerindra

Sumber : 31 Maret 2014, pk 1.45 AM

Gambar diatas termasuk dalam komitmen berlanjut oleh karena followers Gerindra ingin memiliki ikatan hubungan jangka panjang dengan Gerindra, yakni dengan menyatakan keinginan untuk berjuang bersama Prabowo. Dalam hal ini, terlihat pula bahwa Gerindra juga ingin mempertahankan hubungan baik dengan followers, yakni memberikan informasi agar komitmen followers dapat bergabung dengan organisasi bisa terwujud. Kata-kata yang diungkapkan oleh followers tersebut mengandung pengertian adanya komitmen untuk terus melakukan kegiatan bersama-sama dengan organisasi secara berkelanjutan (Grunig, 199, p.19-20). Hasil ini menunjukkan implikasi dari Public Relations 2.0 yang berbicara tentang hubungan jangka panjang dan pendek (Solis dan Breakenridge, 2011, p.67-68). Di sisi lain, hal

(53)

ini menunjukkan bahwa followers ingin mempertahankan hubungan dengan Gerindra. Secara sederhana komitmen berkelanjutan, terlihat dari Gerindra mengelola dan menciptakan Twitter @Gerindra untuk dapat membangun relasi atau hubungan yang konsisten serta berkepanjangan (Argesta, Stephanie & B. Bonin Bough, 2011)

Gambar 4.30 Indikator komitmen berlanjut oleh followers kepada Gerindra

Sumber : 3 April 2014

Gambar di atas juga menunjukkan bahwa followers berkomitmen untuk mempertahankan hubungan dengan Gerindra. Secara sederhana komitmen berkelanjutan, terlihat dari Gerindra mengelola dan menciptakan Twitter @Gerindra untuk dapat membangun relasi atau hubungan yang konsisten serta berkepanjangan (Argesta, Stephanie & B. Bonin Bough, 2011). Sebaliknya dengan followers-nya, dengan menjadi followers berarti individu ingin memiliki hubungan dengan relasi berkelanjutan kedepannya. Hal tersebut juga didukung pernyataan followers yang ingin di follow back. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kesadaran followers bahwa organisasi melakukan usaha mempertahankan komitmen jangka panjang dengan memanfaatkan media sosial twitter sebagai bentuk bahwa organisasi ingin terus berkegiatan secara berkelanjutan dengan followers untuk membangun komitmen berkelanjutan pada followers terhadap organisasi.

(54)

b. Komitmen Emosional

Gamar 4.31 Grafik Frekuensi Indikator Komitmen Emosional yang ditunjukkan Gerindra berdasarkan konten pesan

(55)

Gambar 4.32 Grafik Frekuensi Indikator Komitmen Emosional yang ditunjukkan followers @Gerindra berdasarkan konten pesan

Sumber : Olahan Peneliti, 2014

Komitmen emosional adalah komitmen yang bersifat afektif berkaitan dengan emosional dan perasaan (Grunig, 1999, p. 19-20). Dari gambar grafik 4.31 terlihat bahwa komitmen emosional yang tampak dalam pesan Gerindra, kedua tertinggi adalah pengucapan salam sebesar 7.6%, emosional sebesar 6.4%. Sedangkan, dari pesan followers @Gerindra, menunjukkan bahwa salam menunjukkan hasil tertinngi adalah pesan terkait emosional sebesar 8%.

Dari sini terlihat bahwa pengucapan salam seperti selamat pagi, selamat siang, selamat malam, semangat, selamat beraktivitas, dan lain-lain merupakan salah satu cara yang digunakan untuk membentuk komitmen emosional pada followers-nya. Tidak hanya itu, Gerindra pun juga kerap menyebiutkan tagline Gerindra seperti “Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi”, “Gerindra menang, Prabowo Presiden”, dan lain-lain yang digunakan sebagai salah satu pesan dengan pendekatan motivational appeal, yakni teknik penyusunan pesan yang dibuat bukan karena janji, tetapi disusun untuk menumbuhkan pengaruh internal psikologis khalayak, sehingga mereka dapat mengikuti pesan itu (Cangara, 2011, p.269).

Hal tersebut juga kerap menjadi salam antara Gerindra dengan followers-nya, yakni followers juga menyebutkan tagline dari Gerindra. Komitmen emosional digunakan untuk menyentuh sisi emosi dari publik dengan tujuan mendapatkan keinginan membina hubungan jangka panjang diantara keduanya (Charbonnet, 2012, p.76). Dalam komitmen emosional ini juga digunakan sebagai cara untuk mengekspresikan respon emosional, semisal dukungan yang diberikan oleh followers kepada Gerindra maupun

(56)

mempengaruhi sikap masyarakat terhadap tokoh partai untuk mementukan keputusan pemilihan parpol (Arifin, 2014, p.211). Berikut contoh komitmen emosional :

Gambar 4.16 Gerindra mengeluarkan tweet yang menyatakan komitmen emosional Gambar 4.33 Indikator komitmen emosional oleh Gerindra kepada followers

(57)

Gambar di atas termasuk dalam komitmen emosional oleh karena Gerindra melalukan sapaan, salam, serta penyebutan salam khas untuk Gerindra. Hal ini digunakan oleh Gerindra sebagai cara untuk membentuk komitmen emosional dengan followers-nya. Hal ini dilakukan oleh Gerindra untuk membangun hubungan jangka panjang dengan followers-nya. Terlihat dalam tweet tersebut bahwa respon yang diberikan oleh followers sebanyak 645 retweet dan 3 favorit, serta 2 reply secara langsung.

Gambar 4.34 Gerindra mengeluarkan tweet untuk membalas followers yang memberikan dukungan kepada Prabowo

(58)

Gambar di atas juga termasuk komitmen emosional oleh karena adanya komitmen emosional diantara kedua pihak tersebut. Pada pihak followers mengeluarkan pesan untuk “Mendukung penuh Gerindra dan membuat Prabowo menjadi pemenang. Salam Indonesia Raya”. Hal ini menunjukkan bahwa followers memiliki ikatan secara emosional untuk komitmen mendukung Prabowo secara loyal hingga menjadi pemenang. Gerindra pun juga membalas followers dengan memberikan quotetweet yang sama-sama mengandung komitmen emosional, yakni amin, semoga di tahun 2014 Gerindra Menang dan Prabowo menjadi Presiden.

Gambar 4.35 Gerindra berinteraksi dengan followers-nya Sumber : Twitter @Gerindra, 26 Maret 2014 pk 1.06 PM

(59)

Gambar di atas juga termasuk komitmen emosional oleh karena adanya komitmen emosional diantara kedua pihak tersebut. Gerindra memberikan salam, sedangkan folllowers memberikan laporan keikutserataan di awal, dan diberikan feedback pleh Gerindra dengan memberikan perhatian. Followers pun memberikan feedback kembali dengan tagline Gerindra. Followers telah menggunakan tagline sebagai bentuk komitmen dan telah terikat oleh motivational appeal, yakni teknik penyusunan pesan yang dibuat bukan karena janji, tetapi disusun untuk menumbuhkan pengaruh internal psikologis khalayak, sehingga mereka dapat mengikuti pesan itu (Cangara, 2011, p.269).

Secara keseluruhan, nilai indikator commitment dalam pesan yang disampaikan oleh Gerindra dan followers-nya memiliki kepercayaan dan hubungan yang terjalin dengan diantara keduanya layak untuk dipertahankan. Hal tersebut terjadi oleh karena komitmen yang dibangun secara berkelanjutan dan komitmen yang berkaitan secara emosional diantara keduanya. Temuan dari hasil komitmen yang tinggi dalam pesan twitter Gerindra dan followers-nya dapat bermanfaat bagi keberlangsungan dan kesuksesan organisasi, hal ini sesuasi dengan pernyataan Paine (2011) yang mengatakan bahwa hasil dari pengukuran kualitas hubungan dapat memperlihatkan hal-hal yang dapat berpotensi sebagai ancaman yang harus dihindari, sehingga meningkatkan komitmen yang berkelanjutan diantara keduanya.

Dari hasil tersebut, juga membuat Public Relations mencari jalan mengakses nilai bagi Public Relations secara jangka panjang membangun dan meningkatkan tanpa henti dengan publik kunci oganisasi, dalam hal ini adalah pemilih. Dalam hal ini, seorang Public Relations dituntut untuk menyebarkan informasi pesan harus jujur dan objektif, yang mengutamakan kepentingan publik. Kemudian, pesan yang digunakan

(60)

publik dapat menaruh simpati terhadap parpol melalui informasi yang disebarkan (Arifin, 2014, p.230).

4.4.4 Satisfaction (Kepuasan )

Kepuasan adalah indikator yang digunakan untuk mengukur sejauh mana salah satu pihak memiliki perasaan positif terhadap pihak lainnya oleh karena adanya harapan positif tentang hubungan yang terjadi. Kepuasan dapat dilihat dari sejauh mana salah satu pihak merasakan manfaat dan diuntungkan. Di sisi lain, kepuasan juga dapat terjadi ketika satu pihak percaya bahwa pemeliharaan hubungan adalah positif. Dimensi dari indikator ini adalah sebuah ekspektasi positif.

Gambar 4.36 Grafik Frekuensi Indikator kepuasan (satisfaction) Sumber : Olahan Peneliti, 2014

(61)

a. Ekspektasi Positif

Gambar 4.37 Grafik Frekuensi Indikator Kepuasam (satisfaction) Gerindra berdasarkan konten pesan

Sumber : Olahan Peneliti, 2014

(62)

Sumber : Olahan Peneliti, 2014

Dari grafik 4.36, terlihat bahwa kepuasan (satisfaction) berjumlah 20.2% untuk Gerindra dan 5.3% untuk followers. Gerindra membangun kepuasan (satisfaction) dengan menampilkan jumlah tertinggi pada pesan emosional, yakni 1.4% dan followers menunjukkan konten pesan tertinggi pada citra partai yang bersifat positif sebesar 1%.

Berikut adalah contoh indikator kepuasan :

Gambar 4.39 Gerindra melakukan quotetweet terhadap pesan followers (kepuasan)

Sumber : Twitter @Gerindra, 26 Maret 2014 pk 1.06 PM

Gambar di atas termasuk dalam kepuasan oleh karena adanya ungkapan kepuasan (satisfaction) dengan kata Terimakasih yang disampaikan oleh Gerindra kepada followers-nya. Hal tersebut merupakan diungkapkan setelah followers memposting pesan bahwa ia memuji admin yang mengelola twitter @Gerindra. Dari pesan tersebut bisa terlihat bahwa adanya perasaan positif diantara keduanya. Dari pernyataan followers

Gambar

Gambar 4.2  Profil Twitter Partai Gerindra            Sumber  : https://twitter.com/Gerindra
Tabel 4.1 Klasifikasi Data Jumlah Keseluruhan Tweet dan  Feedback Menurut Minggu (dari hasil purposive sampling)
Gambar 4.3 Grafik Pesan Gerindra dan Followers
Gambar 4.4 Grafik Klasifikasi Pesan Gerindra  Sumber :  Olahan Peneliti
+7

Referensi

Dokumen terkait

Uji coba yang dilakukan yaitu menambah dan mengubah data pelanggan dengan cara mengosongkan salah satu field dari nama pelanggan, alamat, no.telepon dan nama

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Firman Dwi laksono, menyatakan bahwa skripsi dengan judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Dan Ketepatan

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ellen Veronica (2013) yang bertujuan untuk mengatahui pengaruh konservatisme akuntansi terhadap kualitas laba akrual yang

Selain itu usahatani ini hanya dilaksanakan pada areal sempit, hal ini dikarenakan terbatasnya faktor modal dan kebanyakan petani sudah merasa puas apabila hasilnya sudah

 Di tengah konflik dagang Tiongkok dengan AS, Perdana Menteri Tiongkok, Li Keqiang, menegaskan bahwa Tiongkok tidak akan dengan sengaja melemahkan nilai tukar Yuan demi

yang digunakan sebagai instrumen final yang mengukur variabel

• PT TIMAH Tbk memiliki Competent Person Indonesia, yang dapat melakukan validasi atas asal-usul cadangan timah yang digunakan untuk memproduksi logam timah sehingga PT TIMAH

File: expd Gambaran Tipe: Kontinyu Format: numeric Desimal: 0 Range: 40-3680 Satuan (UNIT) File: expd Gambaran Tipe: Diskrit Format: character Width: 3. Nilai