• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA. Oleh :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA. Oleh :"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

ADI SUCIADIN

NIM. 110500073

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(2)

Kartanegara

Nama : Adi Suciadin

Nim : 110500073

Program Studi : Budidaya Tanaman Perkebunan Jurusan : Manajemen Pertanian

Pembimbing Roby, SP, MP NIP. 197305172005011009 Penguji I Daryono, SP NIP. 198002022008121002 Penguji II

Riama Rita ManulIang, SP, MP NIP. 197011162000032002

Mengesahkan,

Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan

Nur Hidayat, SP. M. Sc NIP. 197210252001121001

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia -Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas-tugas selama Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Budiduta Agromakmur, Desa Jahab,Kabuaten Kutai Kartanegara.

Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan PKL ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Nur Hidayat, SP, MP. selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan.

2. Roby, SP, MP. selaku pembimbing PKL.

3. Daryono, SP, MP. dan Ibu Riama Rita Manulang, SP, MP. selaku Dosen Penguji I dan Penguji II.

4. Bapak Saptanto Puguh Wardoyo selaku manager di PT. Budiduta Agromakmur serta seluruh karyawan yang telah memberikan banyak seputar kehidupan di peerkebunan kelapa sawit selama kegiatan PKL.

5. Keluarga dan Orang tua yang telah memberikan dukungan secara moril maupun materil.

6. Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu dalam penyusunan laporan.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan, untuk itu penulis berharap laporan PKL ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Samarinda, Mei 2015

Penulis

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... v

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Hasil Yang Diharapkan ... 3

II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan ... 4

B. Manajemen Perusahaan ... 4

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ... 6

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG A. Pembibitan Awal (Pre Nursery) ………. ... 7

1. Penyiraman ... 7

2. Pengendalian gulma ……….………. ... 8

3. Pemupukan ………. ... 10

B. Pembibitan Utama (Main Nursery) ... 12

1. Pengisian dan penyusunan polybag ……….... ... 12

2. Pemindahan dan penanaman bibit ………... 14

3. Penyiraman ……….. ... 16

4. Pemupukan ………... 18

C. Perawatan Tanaman Menghasilkan ……….….. ... 20

1. Pengendalian gulma ………... ... 20

2. Pemupukan ………... 22

3. Penunasan ………... 25

4. Perawatan jalan dan jembatan ………... 27

5. Sensus Pokok ……….. ... 28

6. Pengendalian hama dan penyakit ………... 30

D. Panen dan Transportasi TBS ………. ... 33

1. Panen ………... 33

2. Transportasi TBS ……… ... 35

IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 39

B. Saran... 49 DAFTAR PUSTAKA

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Halaman

1. Struktur Organisasi PT. Budiduta Agromakmur...43

2. Peta PT. Budiduta Agromakmur ………..44

3. Dokumentasi Hasil Kegiatan Praktek Lapang …...…..45

(6)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis) merupakan tanaman yang berasal dari benua Afrika dan ada pula yang mengatakan berasal dari Amerika Selatan. Tanaman kelapa sawit telah diusahakan secara komersial diberbagai Negara karena hasilnya yang dapat meningkatkan pendapatan devisa (Pahan, 2008).

Kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat diandalkan, karena minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan minyak yang dihasilkan tanaman lain. Keunggulan tersebut diantarnya memilki kadar kolesterol rendah, bahkan tanpa kolesterol. Minyak nabati merupakan produk utama yang bisa dihaslkan dari kelapa sawit. Potensi produksinya per hektar mencapai 6 ton per tahun, bahkan lebih. Jika dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak lainnya 4,5 ton pertahun, tingkat produksi ini termasuk tinggi (Sastrosayono, 2006).

Perkebunan dan industri kelapa sawit merupakan salah satu sektor usaha yang medapat pengaruh besar dari gejolak ekonomi global, mengingat sebagian besar (sekitar 70%) dari produk perkebunan/industri kelapa sawit diekspor dipengaruhi oleh harga minyak bumi. Dengan demikian penurunan harga minyak bumi yang terjadi sejak Agustus 2008 memberikan pengaruh besar terhadap penurunan CPO. Selanjutnya krisis ekonomi global yang diikuti oleh menurunnya daya beli dan ketidakpastian ekonomi pada beberapa Negara importir utama CPO seperti China, India, Uni Eropa, dan Amerika Serikat, menyebabkan permintaan CPO menurun dan memberikan tekanan yang besar terhadap penurunan harga CPO (Faisal Basri, 2008).

Prospek pasar bagi olahan kelapa sawit cukup menjanjikan, karena permintaan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup besar tidak hanya dalam negeri, tetapi juga luar negeri. Karena itu, Indonesia berpeluang besar untuk

(7)

mengembangkan perkebunan kelapa sawit, baik melalui penanaman modal asing maupun skala perkebunan rakyat (Sastrosayono, 2006).

Banyaknya perkebunan kelapa sawit mampu pula menciptakan kesempatan kerja yang luas namun diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang sesuai dengan kebutuhan sumber perusahaan perkebunan. Sehubungan dengan hal tersebut maka Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mempunyai program Praktek Kerja Lapang ke perkebunan dengan harapan agar para lulusannya memilki keterampilan yang bisa diandalkan untuk membangakan pengetauan dan keterampilan selama PKL di dunia kerja khususnya perkebunan nantinya.

B. Tujuan Praktek

Tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kegiatan yang ada di perkebuanan khususnya pembibitan tanaman kelapa sawit, pemeliharaan tanaman kelapa sawit, dan panen

2. Untuk menambah pengetahuan mahasiswa agar mampu berfikir secara praktis mengenai kegiatan yang sesungguhnya yang terjadi di lapangan.

3. Mahasiswa dapat memahami bagaimana cara penggunaan alat-alat dan bahan yang digunakan di lapangan.

C. Hasil Yang Diharapkan

Adapun hasil yang diharapkan dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) antara lain:

1. Agar mahasiswa mengetahui dan mampu melakukan secara teknis dalam melaksanakan kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan.

2. Dalam melakukan kegiatan budidaya kelapa sawit, mahasiswa dapat menjadi tenaga kerja yang terlatih dan terampil di lapangan.

(8)

3. Menjadi mahasiswa yang termpil dan mempunyai tingkat kedisiplinan waktu dalam melakukan pekerjaan.

(9)

II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan

Teladan Prima Group (TPG) merupakan perusahaan kelapa sawit yang berdiri sejak tahun 2004. Memiliki perkebuanan sawit seluas 48.000 hektar (termasuk 20% plasma) dengan 4 (empat) pabrik kelapa sawit (PKS) yang memiliki kapasitas olah total ± 190 ton TBS/jam dan tersebar di wilayah Kalimantan Timur (Kabupaten Kutai Timur, Berau, dan Paser).

Perseroan terbatas (PT) berada di bawah TPG yaitu PT. Tanjung Buyu Perkasa Platation, PT. Telen, PT. Inti Energi Kaltim, PT. Sawit Prima Nusantara, PT. Telen Prima Sawit, PT. Gemilang Sejahtera Abadi, dan PT. Multi Jayantara Abadi. TPG berkomitmen menjadi perusahaan dengan melakukan pengolahan perkebunan yang berwawsan lingkungan dan konservasi dengan konsep Sustainable Palm Oil serta menjadi perusahaan yang dapat dibanggakan oleh ± 11.000 karyawannya.

B. Manajemen Perusahaan

1. Estate M anager

Membawahi Asisten Kepala, Kepala Tata Usaha, Asisten Kebun, Mandor dan Karyawan.

2. Asisten Kepala

Jabatan ini dipercayakan memimpin dalam satu bidang kerja atau lokasi kerja yang mmbawahi asisten.

3. Kepala Tata Usaha

Membawahi Derpatemen Personalia, Derpatemen Keungan, Derpatemen Pergudangan dan Krani.

(10)

4. Asisten Divisi

Asisten divisi merupakan bawahan Asisten Kepala, merupakan pemegang jabatan tertinggi di Divisinya masing-masing dan memiliki tanggung jawab atas divisi yang dipegangnya.

5. Mandor Satu

Mandor satu merupakan bawahan dari Asisten Divisi yang bertanggung jawab mengkoordinir mandor.

6. Mandor

Bertanggung jawab penuh pada tiap-tiap wilayah kerja yang dipimpinya dalam beberapa karyawan.

7. Krani Divisi

Krani Divisi adalah orang yang bertugas mengerjakan semua pembukuan atau administrasi.

8. Karyawan Harian Tetap (KHT)

Karyawan yang berstatus resmi atau tetap yang mendapatkan tunjangan hidup.

9. Karyawan Buruh Harian Lepas (BHL)

Karyawan yang berstatus ketenaga kerjaannya tidak terkait dengan kontrak kerja atau perjanjian kerja lainnya (Struktur Organisasi PT. Telen Sei Karangan Estate dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 42).

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

PKL dilaksanakan di PT. Telen Sei Karangan Estate :

Desa : Karangan

Kecamatan : Karangan Seberang Kabupaten : Kutai Timur

(11)

Provinsi : Kalimantan Timur

Kegiatan PKL dimulai pada tanggal 03 Maret sampai dengan tanggal 02 Mei 2015 (Lokasi PKL di PT. Telen Sei Karangan Estate dapat dilihat di lampiran 2. Halaman 43)

(12)

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

A. Pembibitan Awal (Pre Nursery)

1. Penyiraman

a. Tujuan

Tujuan penyiraman yaitu untuk menjaga kelembapan pada media tanam dan mempermudah penyerapan unsur hara.

b. Dasar teori

Menurut Anonim (2008), penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Penyiraman dilakukan secara hati-hati agar kecambah tidak tebongkar atau akar-akar bibit mudah muncul kepermukaan. Setiap bibit memerlukan 0,10 – 0,25 I/ air pada setiap kali penyiraman. Apabila curah hujan turun > 8 mm per hari maka tidak perlu dilakukan penyiraman.

c. Alat dan Bahan

1) Alat yang digunakan yaitu : a) Mesin pompa air b) Selang

2) Bahan yang digunakan yaitu: a) Bibit sawit

b) Air d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Melakukan penyiraman pada bibit di babybag (kebutuhan air 0,2 – 0,3 I /babybag).

(13)

3) Melakukan penyiraman dari jam 07.00 pagi – 11.00 WITA sedangkan penyiraman sore dilakukan pada jam 15.00 – 18.00 sore WITA. penyiraman menggunakan selang yang dihubungkan ke mesin pompa air. 4) Kegiatan penyiraman dilakukan dari bedengan pertama sampai ke bedengan terakhir (Dapat dilihat pada lampiran 3. Gambar 1. Halaman 44).

e. Hasil yang dicapai

Dari kegiatan penyiraman di pre nursery karyawan memperoleh hasil kerja 7 jam kerja/HK, selama 7 jam kerja karyawan dapat menyelesaikan 64 bedengan, Sedangkan mahasiswa hanya bisa mendapatkan 4 bedengan. Pada saat penyiraman sore hari, hasil kerja karyawan dihitung lembur 1 jam kerja dibayar Rp. 5.000,- total kerja karyawan yaitu 3 jam kerja

f. Pembahasan

Kegiatan Penyiraman di PT. Telen Sei Karangan Estate sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Penyiraman dilakukan dengan cara manual menggunakan selang, penyiraman di pre nusery dilakukan dua kali sehari. Kebutuhan air di babybag yaitu 0,2 – 0,3 l/babybag.

2. Pengendalian Gulma

a. Tujuan

Pengendalian gulma bertujuan untuk mengurangi persaingan hara gulma terhadap tanaman dalam penyerapan unsur hara, air dan cahaya matahari.

b. Dasar teori

Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut tanaman liar, gulma, atau rumput yang tumbuh di dalam polibag. Kumpulkan tanaman liar tersebut

(14)

di antara petak (bedengan) dan biarkan mengering atau benamkan dalam tanah (Sunarko, 2014).

Pengendalian gulma dipolybag dilakukan 2 minggu sekali, termasuk menambah tanah kedalam polybag bagi bibit yang miring dan akarnya yang keluar dari babybag (Pahan, 2008).

c. Alat dan Bahan

1) Alat yang digunakan yaitu : - 2) Bahan yang digunakan yaitu :

a) Polybag b) Bibit sawit c) Plastik sampah d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Menyabut gulma yang berada di dalam babybag dan disekitar bedengan. 3) Kemudian gulma dimasukkan ke dalam plastik sampah dan sampah

dibuang jauh dari areal pembibitan (Dapat di lihat Lampiran 3. Gambar 2. Halaman 44).

e. Hasil yang dicapai

Dari kegiatan pengendalian gulma karyawan harus mencapai target yaitu 4.200 bibit/HK. Dalam sehari karyawan dapat menyelesaikan 4 – 5 bedengan dengan jumlah bibit 7.610, sedangkan mahasiswa hanya menyelesaikan 1 bedengan dengan jumlah bibit ± 1.000 bibit.

f. Pembahasan

Pengendalian gulma di yang ada di pembibitan pre nursery sudah sesuai dengan Standar Oprasional Prosedur (SOP) yang ada di PT. Telen Sei

(15)

Karangan Estate, yaitu pengendalian gulma di babybag di lakukan 2 minggu sekali, gulma dicabut menggunakan tangan (manual). Pengendalian gulma dilakukan didalam babybag dan di luar bedengan dan kegiatan pengendalian gulma sudah sesuai dengan SOP yang ada.

3. Pemupukan

a. Tujuan

Tujuan dari pemupukan yaitu menyedikan unsur hara yang kurang atau bahkan tidak tersedia di tanah menjadi tersedia untuk mendukung pertumbuhan tanaman.

b. Dasar teori

Menurut Pahan (2008), pemberian pupuk majemuk dan urea dalam bentuk larutan dilakukan setelah semai berumur 1 bulan dengan interval waktu setiap minggu. Bibit kelapa sawit memberikan respon yang sangat baik terhadap percampuran unsur NPK. Aplikasi pupuk NPK yang efektif dan efesien terutama diberikan dalam dosis rendah. Dengan sistem penyiraman dan curah hujan yang cukup tinggi, sebagian unsur hara (pupuk) yang diberikan akan tercuci dan hilang.

c. Alat dan Bahan

1) Alat yang digunakan : a) Gentong

b) Gembor

c) Gelas ukur (terbuat dari pipa) 2) Bahan yang digunakan :

a) Pupuk Urea b) Bibit sawit

(16)

c) Air d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan

2) Sebelum melakukan pemupukan bibit sawit diisiram terlebih dahulu, agar tidak terjadi kontak langsung pada tanaman.

3) Lalu gentong di is i dengan air, kemudian air dicampur dengan pupuk urea dengan dosis 260 gr/gentong, air di dalam gentong berisi 130 I/air. 4) Kemudian pupuk disiramkan ke bibit sawit yang ada di babybag, satu

gembor berisi 10 I pupuk. Pemupupukan dilakukan pada sore hari (Dapat dilihat pada lampiran 3. Gambar 3. Halaman 45).

e. Hasil yang dicapai

Hasil yang diperoleh karyawan yaitu di hitung lembur, 1 jam kerja dibayar Rp. 5.000,-/karyawan. 1 orang karyawan dapat menyelesaikan 3 – 4 bedengan/orang, sedangkan mahasiswa hanya dapat menyelesaikan 1 bedengan saja.

f. Pembahasan

Kegiatan pemupukan yang ada di PT. Telen Sei Karangan Estate mengikuti Standar Oprasional Prosedur yang ada yaitu Pemupukan dilkukan setiap minggu, pupuk yang diberikan yaitu Urea dengan dosisi 260 gr/130 liter air.

B. Pembibitan Utama (Main Nursery)

1. Pengisian dan Penyusunan Polybag

a. Tujuan

Pengisian polybag yaitu memasukkan tanah ke dalam polybag bertujuan untuk menyedikan media tanam bagi bibit sawit yang akan

(17)

dipindahkan dai pre nursery ke main nursey. Menyusun polybag bertujuan untuk meratakan susunan polybag dengan membentuk mata lima.

b. Dasar teori

Large bag menggunakan kantong plastik hitam tahan sinar ultra violet berukuran 40 x 50 dengan ketebalan 0,15 mm. kantong dilubangi tiga baris dengan jarak antar baris dan antar lubang 10 cm. Besar lubang sekitar 0,5 cm, setiap large bag berisi tanah 20 kg yang diisi hingga bibir large bag disusun di areal pembibitan yang telah di bersihkan dengan jarak 90 x 90 x 90 cm berbentuk segitiga sama sisi yang diukur dari pusat large bag (jarak antara baris 78 cm). barisan large bag tegak lurus terhadap pipa-pipa lateral.

Pengisian large bag dilakukan setelah pemancangan dan pengayakan tanah selesai. Pengisian largebag biasanya langsung dilakukan pupuk SP 36 dan 40 gram kapur dolomite pengisian largebag dilakukan minimum satu minggu sebelum bibit dipindahkan dari pembibitan pre nursery ke main nursery (Sunarko, 2014).

c. Alat dan Bahan

1) Alat yang digunakan yaitu : a) Cangkul

b) Ember plastik dibelah dua 2) Bahan yang digunakan yaitu :

a) Largebag (polybag besar) b) Pupuk RP (Rock Phospat) c) Kapur dolomite

d. Prosedur kerja

(18)

2) Setelah bahan dan alat sudah siap, polybag dibuka kemudian ember dimasukkan ke dalam polybag besar (largebag).

3) Sebelum tanah dimasukkan ke dalam polybag, tanah diberi kapur dolomite dan pupuk RP. Dosis kapur dolomite 500 gr dan pupuk RP 500 gr/gundukan tanah.

4) Kemudian tanah dicampur dengan pupuk, lalu tanah dimasukkan ke dalam polybag besar sampai penuh.

5) Setelah pengisian polybag sudah selesai maka polybag di susun dengan membentuk mata lima menggunakan sleng (Dapat dilihat pada Lampiran 3. Gambar 4. Halaman 45).

e. Hasil yang dicapai

Dalam kegiatan mengisi polybag pemborong diberi upah Rp. 600,-/largebag. Pemborong mampu mengisi polybag ± 1.000 polybag/hari, sedangkan mahasiswa hanya mendapatkan 20 polybag/orang. Untuk menyusun polybag hanya 2 orang yang mengerjakan, dengan upah Rp 500,-/polybag, sedangkan mahasiswa hanya bisa menyusun 50 polybag.

f. Pembahasan

Pengisian dan penyusunan polybag di main nursery PT. Telen Sei Karangan Estate mengikuti Standar Oprasional Perusahaan (SOP) yang ada. Pengisian polybag menggunakan tenaga pemborong. Tanah diberikan pupuk RP dan kapur dolomite dengan perbandingan 50 : 50 gr. Penyusunan polybag, polybag disusun samapi rata dengan membentuk mata lima menggunakan sleng.

(19)

2. Pemindahan (transplanting) dan Penanaman bibit

a. Tujuan

Tujuan dari transplanting memindahkan bibit yang sesuai dengan kriteria bibit dari pre nusery (babybag) ke main nursery (Largebag) dengan cara mengangkut bibit untuk ditanam ke lapangan.

b. Dasar teori

Pemindahan bibit dilakukan setelah bibit pre nursery berumur 2 – 3 bulan, pemindahan ini dilakukan per kelompok bibit. Bibit dari pre nursery diletakkan di samping setiap poly bag besar.

Cara penanaman dengan membuat lubang tanam di tengah polibag menggunakan alat pelubang yang panjang dan besarnya sesuai dengan diameter polybang pre nursery. Sebelum dipindahkan, media tanam pada main nursery perlu disiram dengan air sampai jenuh agar memudahkan penanaman bibit dan mengurangi tingkat kematian bibit saat transplanting. Penanaman dilakukan dengan cara membuat lubang di polybag kecil. Setelah itu, sayat polybag kecil menggunakan pisau, lalu lepaskan, lalu lepaskan. Masukkan bibit dan tanahnya ke dalam lubang tanam (Surnako, 2014)

c. Alat dan Bahan

1) Alat yang diguna kan yaitu: a) Boor tanah (pipa 4 inch)

b) Jonder untuk pengangkutan bibit. 2) Bahan yang digunakan yaitu :

(20)

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Tanah yang ada di dalam largebag dilubangi terlebih dahulu sebesar ukuran polybag kecil dengan menggunakan boor tanah yang terbuat dari pipa 4 inch.

3) Bibit di angkut atau dipindahkan menggunakan jonder (Dapat dilihat pada Lampiran 3. Gambar 6. Halaman 46).

4) Penanaman dilakukan : bibit poybag/babybag kecil dipegang kemudian sisi babybag dipegang-pegang agar tanah yang ada di dalam polybag padat, lalu tanah yang ada di dalam babybag dikelurkan dengan cara disobek.

5) Kemudian bibit dimasukan ke dalam lubang largebag besar kemudian tanah diratakan dan dipadatkan agar bibit tidak miring (Lampiran 3. Halaman. Gambar 7. Halaman 47).

e. Hasil yang dicapai

Dalam kegiatan ini pemborong di beri upah Rp. 800,-/bibit. Dalam satu hari kerja 1 pemborong bisa menanam sampai 1000 – 1.500 bibit. Sedangkan mahasiswa hanya mendapatkan 20 polybag.

f. Pembahasan

Pemindahan dan penanaman bibit di main nursery di PT. Telen Sei Karangan Estate mengikuti Standar Oprasional Perusahaan yang ada, pemindahan bibit dari pre nursery ke main nursery menggunakan jonder. Penanaman bibit dilkukan pada umur 2 -3 bulan yang telah berdaun sempurna memiliki 4 – 5 helai daun.

(21)

3. Penyiraman

a. Tujuan

Tujuan penyiraman yaitu untuk untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman serta mempermudah pergerakan akar sehingga pertumbuhan bibit menjadi normal.

b. Dasar teori

Seluruh bibit membutuhkan air setiap hari. Air merupakan kebutuhan utama sela ma proses pembibitan karena sangat diperlukan tanaman dalam proses fisiologis. Air yang diberikan harus sesuaikan dengan kehilangan air akibat proses fisiologis tanaman (Rustam dan Agus, 2011).

Penyiraman bibit dilaksanakan dua kali sehari, kecuali bila ja tuh hujan lebih dari 7 – 8 mm. pada hari yang bersangkutan. Air untuk menyiram bibit harus bersih dan cara penyiraman harus dengan disemprot secara halus agar bibit yang berada dalam polybag tidak rusak dan tanah tempat tumbuhnya tidak lekas menjadi padat. Kebutuhan air ± 2l/ polybag per hari, disesuaikan umur bibit. Air merupakan kebutuhan utama dalam pembibitan karena sangat dibutuhkan dalam proses fotosintesis. Penyiraman yang kurang dapat menimbulkan kematian. Rata-rata kebutuhan air di

pembibitan setara dengan hujan 3,4 mm/hari. Umur tanaman 3 – 6 bulan 2 l/pokok/hari dan 6 – 12 bulan 3 l/pokok/hari, dengan rata – rata kebutuhan

air 2,5 l/pokok/hari. (Setyamidjaja, 2003). c. Alat dan Bahan

1) Alat yang digunakan yaitu : a) Mesin pompa

(22)

2) Bahan yang digunakan : a) Bibit sawit

b) Air d. Prosdur Kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan.

2) Menghidupkan mesin pompa air, air bersal dari waduk. Kemudian penyiraman dilakukan mesin pompa air yang disedot dari waduk. Sistem penyiraman yaitu dari pipa 4 inch ke pipa yang ukurannya 2 inch lalu ke pipa 1 inch.

3) Penyiraman dilakukan menggunakan selang hoyu. Kebutuhan air didalam polybag yaitu 2 – 3 l/largebag per hari (Dapat dilihat pada Lampiran 3.Gambar 8. Halaman 47).

4) Jika malam hari turun hujan > 8 mm maka besok paginya tidak perlu dilakukan penyiraman.

e. Hasil yang dicapai

Dalam kegiatan penyiraman hanya diperlukan 1 orang karyawan. Karyawan akan mendapatkan hasil kerja dengan melakukan penyiraman di plot-plot yang ada di main nursery jumlah plot yang ada di main nursery yaitu 8 plot dengan total bibit 100.036 pohon sawit.

f. Pembahasan

Penyiraman yang di PT. Telen Sei Karangan Estate sesuai dengan Standar Oprasional Perusahaan yang ada. Penyiraman dilakukan dua kali sehar yaitu pagi dan sore hari, dengan kebutuhan air di largebag 2 – 3 l/largebag. Penyiraman dilakukan dengan cara mekanis.

(23)

4. Pemupukan

a. Tujuan

Tujuan dari pemupukan adalah untuk menambah unsur hara pada tanah dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit. b. Dasar teori

Pemupukan bibit sangat penting dilaksanakan agar dapat diperoleh bibit yang sehat, pertumbuhan cepat dan subur. Dosis dan jadwal pemupukan sangat tergantung bpada umur dan pertumbuhan bibit di main nursery. Sebaiknya waktu pemupukan pada pagi hari. Pemupupukan sangat dianjurkan dengan menggunakan pupuk manjemuk yang mengandung unsur N, P, K dan Mg (Sunarko, 2009).

Pemupukan pertama dilakukan pada umur dua minggu setelah pindah tanam dari pre nursery. Pada beberapa bulan pertama, bibit memerlukan lebih banyak pupuk N dan P. Pemberian pupuk memberikan pengaruh pada pertumbuhan bibit semakin cepat, tetapi jika pemberiannya berlebihan justru akan menekan pertumbuahan (Sunarko, 2014).

c. Alat dan Bahan

1) Alat yang digunakan yaitu : a) Sendok plastik

b) Ember

2) Bahan yang digunakan yaitu : a) Pupuk NPK

b) Bibit sawit d. Prosedur kerja

(24)

2) Untuk media tanam dengan jenis tanah yang mengandung pasir. Pupuk dimasukkan ke dalam ember kemudian untuk menakar pupuk menggunkan sendok plastic agar lebih mudah menaburnya.

3) Pemupukan dilakukan pada pagi dan sore hari. Pupuk yang digunakan yaitu NPK (Dapat dilihat pada Lampiran 3. Halaman 48. Gambar 9). 4) Dosis pemupukan yaitu 4 gr/largebag. Pemupukan dilakukan per pasar

rintis yaitu 2 baris kanan dan kir i. e. Hasil yang dicapai

Dalam kegiatan ini 1 orang karyawan harus menyelesaikan 4.200 bibit/HK. Dalam sehari kerja 6 orang karyawan mendapatkan menyelesaikan 18.924 bibit.

f. Pembahasan

Pemupukan main nursery di PT. Telen Sei Karangan Estate mengikuti Standar Oprasional Perusahaan (SOP), pemupukan dilkukan pada sore hari. Pupuk yang di pakai yaitu NPK dengan dosis 4 gr/largebag. C. Perawatan Tanaman Menghasilkan

1. Pengendalian gulma manual dan kimia

a. Tujuan

Untuk mengurangi kompetisi hara, air dan sinar matahari pada tanaman, untuk memudahkan control pekerja , untuk menekan populasi hama terutama pada tanaman menghasilkan. Membebaskan piringan pohon dari gulma yang dapat merugikan tanaman utama.

b. Dasar teori

Menurut Magensoekarjo dan Haryono (2005), gulma dalah tumbuhan yang tumbuh pada tepat waktu dan waktu yang tidak diinginkan,

(25)

sehingga menimbulkan kerugian bagi manusia. Pada dasarnya gulma dapat digolongkan menjadi empat kelompok, yakni kelompok paku-pakuan, rumput-rumputan, gulma berdaun lebar, dan teki-tekian. Cara pengendalian gulma ada beberapa cara yakni dengan cara manual yaitu dengan mencangkul sampai ke akar dan dengan cara khemis yaitu dengan menggunakan bahan kimia yaitu menggunakan herbisida.

c. Alat dan Bahan

1) Alat yang digunakan yaitu : a) Dodos b) Parang c) Kap d) Mobil semprot e) Gelas takar f) Teko

2) Bahan yang digunakan yaitu : a) Herbisida Glisat

b) Herbisida Kennly c) Pohon sawit d. Prosedur kerja

1) Pengendalian gulma manual

Pengendalian gulma manual yaitu menggunakan dodos dan parang. Cara kerja pengendalian gulma manual yaitu dengan cara menebas dan mendongkel. Untuk tanaman yang tidak terlalu besar pekerja mendongkel tanaman tersebut dan untuk gulma yang udah berkayu para karyawan menggunakan parang untuk menebang.

(26)

2) Pengendalian gulma kimia

Pengendalian gulma kimia yaitu dengan cara penyemprotan. Sebelum melakukan kegiatan obat yang ada di derijen dituang ke teko terlebih dahulu agar lebih muda menakar obatnya. Setiap pekerja membawa 1 kap yang berisi 15 l air kemudian diberi herbisida glisat dan kennly. Dosis herbisida yaitu 100 cc/kap (Lampiran 3. Halaman 48. Gambar 10).

e. Hasil yang dicapai

Karyawan harus memenuhi taget yang telah di tentukan oleh perusahaan yaitu 3 ha/HK. 1 orang karyawan mendapatkan hasil kerja 3 – 4 ha/HKorang, Sedangkan mahasiswa hanya mampu mendaptakan 1 ha/orang. f. Pembahasan

Pengendalian gulma di PT. Telen Sei Karangan Estate sesuai dengan Standar Oprasional Perusahaan yaitu dengan cara penyemprotan di sekitar piringan menggunakan herbisida glisat dan kennly dengan dosis 100 cc/kap, sedangkan untuk manual menggunakan dodos dengan cara mendongkel tanaman sampai mengenai akar.

2. Pemupukan

a. Tujuan

Pemupukan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman secara lengkap sesuai kondisi tanah untuk mencapai pertumbuhan yang optimal serta ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit.

b. Dasar Teori

Menurut Sastrosayono (2006), pemupukan di lapangan dilakukan atas rekomendasi pemupukan untuk areal tersebut. Rekomendasi pemupukan

(27)

disuatu areal didasarkan pada hasil analisa daun dan tanah, hasil pengamatan lapangan, potensi produksi, pelaksanaan pemupukan sebelumnya, serta hasil percobaan pemupukan pada tanaman kelapa sawit.

Jenis dan dosis pupuk yang digunakan harus dengan pertimbangan hasil analisis daun, umur tanaman, kondisi fisik tanaman, tanah, iklim, serta ketersediaan biaya dan target produksi (Sunarko, 2014).

c. Alat dan Bahan

1) Alat yang digunakan yaitu : a) Truck pengangkut

b) Tempat Pupuk (Jerigen yang dibelah) c) Gayung yang terbuat dari pipa 2) Bahan yang akan digunakan yaitu :

a) Pupuk NPK Granular d. Prosedur kerja

1) Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan

2) Mandor menentukan lokasi yang akan dilakukan pemupukan.

3) Setiap orang pemupuk membawa satu pasar rintis yang terdiri dari dua baris tanaman. Anggota pemupukan ada 2 orang yaitu 1 orang sebagai pemupuk dan 1 orangnnya lagi sebagai pelangsir pupuk.

4) Setiap pemupuk membawa 17 kg pupuk. 17 kg pupuk bisa untuk 6 pokok sawit. Dosis per pohon sawit yaitu 3 kg/pohon. Pemupukan dilakukan dengan cara menabur dengan bentuk ½ lingkaran (Dapat dilihat pada Lampiran 3. Halaman 49. Gambar 11).

5) Rotasi pemupukan yaitu 4 bulan sekali tetapi tergantung kondisi di lapangan.

(28)

e. Hasil yang dicapai

Dalam kegiatan pemupukan di PT Telen Sei Karangan Estate sudah sesuai dengan Standar Oprasional Perusahaan (SOP). Karyawan harus memenuhi target yang telah di tentukan oleh perusahaan yaitu 500 kg/HK. Dalam sehari 1 orang karyawan dapat memenuhi target yang telah di tentukan perusahaan yaitu 500 kg/HK, sedangkan mahasiswa hanya mengawasi kegiatan pemupukan.

f. Pembahasan

Pemupukan di TM tidak jauh berbeda dengan yang ada di dasar teori. Hanya saja pupuk yang digunakan berbeda, pupuk yang digunakan yaitu pupuk NPK dengan dosis 3 kg/pohon sawit karena mengikuti Standar Oprasional Perusahaan (SOP) PT. Telen Sei Karangan.

3. Penunasan

a. Tujuan

Penunasan bertujuan untuk menjaga tajuk tanaman yang sehat dengan cara membuang daun yang berlebihan, mati, rusak, atau terserang penyakit menggunakan dodos, selain itu juga penunasan bertujuan untuk memepermudah pemanenan, pengamatan buah masak, dan menghindari tersangkutnya brondolan buah di pelepah daun.

b. Dasar teori

Menurut Fauzi (2012), penunasan adalah pembuangan daun-daun berlebihan atau yang tidak produktif pada tanaman kelapa sawit. Pada tanaman muda sebaiknya tidak dilakukan pemangkasan, kecuali dengan maksud mengurangi penguapan oleh daun pada saat tanaman akan dipindahkan dari pembibitan ke areal perkebunan. Terdapat dua penunasan

(29)

pokok pada kelapa sawit, yaitu tunas pasir dan tunas periodik. Tunas pasir dilakukan 1 – 2 bulan sebelum pokok mulai dipanen, sedangkan tunas periodik dilakukan pada tanaman yang telah berumur diatas empat tahun dengan rotasi Sembilan bulan sekali. Dalam satu tahun tanaman kelapa sawit mampu menghasilkan 20 – 30 pelepah daun.

Kegiatan pemotongan pelepah daun dengan alat dodos atau egrek, dengan rotasi sebaiknya 8 bulan sekali. Pada saat penunasan harus diusahakan sampai batas songgoh 2 sehingga setelah penunasan pelepah daun masih tersisa 48 – 56 pelepah. Bekas tunas harus mepet dengan pokok kelapa sawit (Risza, 1994).

c. Alat dan Bahan

1) Alat yang digunakan yaitu : a) Dodos

b) Parang

2) Bahan yang digunakan yaitu : a) Pohon kelapa sawit

d. Prosedur kerja

1) Mandor menentukan blok yang akan dilakukan penunasan. 2) Menyiapkan alat dan bahan.

3) Setiap penunas membawa 1 pasar rintis yang terdiri dari 2 baris tanaman.

4) Sebelum melakukan penunasan rumput-rumput yang ada di pohon sawit di bersihkan terlebih dahulu.

(30)

5) Setelah rumput-rumput telah dibersihkan, kemudian memotong pelepah sawit yang panjang menggunakan dodos (Dapat dilihat pada Lampiran 3. Halaman 49. Gambar 12).

6) Pelepah yang sudah dipotong disusun rapi di gawangan mati. e. Hasil yang dicapai

Dalam kegiatan penunasan 1 orang karyawan harus mendapatkan target yang telah di tentukan yaitu 143 pohon/HK, sedangkan dalam lahan kondisi berat pekerja hanya memperoleh 71 pohon/HK. Dalam sehari karja 1 orang kayawan mampu mendapatkan ± 150 pohon/orang, sedangkan kondisi berat karyawan hanya mendaptkan 70 – 80 pohon/orang. Mahasiswa hanya mendapatkan 30 pohon tanaman.

f. Pembahasan

Penunasan di PT. Telen Sei Karangan Estate sudah sesuai dengan Standar Opasional Perusahaan (SOP). Pelepah sengkleh dan pelepah yang sudah tidak produktif lagi di potong menggunkan dodos hingga menyisakan 5 – 10 cm dari batang sawit.

4. Perawatan Jalan dan Jembatan

a. Tujuan

Perawatan jalan dan jembatan bertujuan untuk memudahkan pengangkutan kelapa sawit dan transportasi.

b. Dasar teori

Badan jalan dibentuk menggunakan motor grader. Pada jalan

koleksi (collection road), perawatan dilakukan dua kali dalam setahun. Sementara itu, untuk jalan utama (main road) dilakukan setiap 2 – 3

(31)

di tengah badan jalan, lalu padatkan dengan road roller (compactor) seberat 6 ton.

Kegiatan perawatan jalan yang terpenting adalah menjaga konstitensi bentuk badan jalan dan menjaga air agar tidak tersumbat. Dalam pelaksanaan grading jalan (Sunarko, 2014).

c. Alat dan Bahan

1) Alat yang digunakan yaitu : a) Cangkul

2) Bahan yang digunakan yaitu : a) Tanah

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Satu kelompok beranggota kan 2 orang, menentukan lokasi yang akan ditimbun jembatannya, yang sebelumnya jembatan telah dibuat oleh pemborong.

3) Kemudian jembatan ditimbun sampai permukaan jembatan rata dengan tanah (Dapat dilihat pada Lampiran 3. Halaman 50. Gambar 13).

e. Hasil yang dicapai

Dalam kegiatan perawatan jalan dan jembatan karyawan mendapatkan hasil kerja 1 jembatan/HK. dalam sehari karyawan mampu mendapatkan target yang telah ditentukan yaitu 1 jembatan/kelompok. f. Pembahsan

Perawatan jalan dan jembatan sudah sesuai Standar Oprasional Perusahaan yang ada di PT. Telen Sei Karangan Estate. Jalan yang rusak

(32)

pada main road dan collection segera di perabaiki apabila mengalami kerusakan karena sangat berpengaruh pada pengangkutan buah ke pabrik. 5. Sensus pokok

a. Tujuan

Untuk mengetahui jumlah pohon, termasuk pohon yang produktif, pohon yang belum produktif, pohon sakit, pohon jantan, pohon kosong, titik panen dan parit alam dan tempat pengumpulan hasil (TPH).

b. Dasar teori

Sensus pokok merupakan kegiatan yang dilakuakn untuk memperoleh gambaran mengenai keadaan-keadaan sawit yang sebenarnya dalam areal atau dalam perkebunan sering dikenal dengan istilah blok (Anonim, 2012).

c. Alat dan Bahan

1) Alat yang digunakan yaitu : a) Formulir sensus detail

b) Papan/peliwut untuk sebagai alas c) Alat tulis

2) Bahan yang digunakan yaitu : a) Pohon sawit

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan.

2) Sensus dimulai dari barat menuju ke timur bagian selatan.

3) Anggota penyensus terdiri dari 2 orang, yaitu 1 orang sebagai penyensus dan 1 orang sebagai penulis.

(33)

4) Penyensus berjalan mulai di pasar rintis dengan menghitung 2 baris kanan dan kiri bila umur tanaman > 8 tahun, yang disensus yaitu pohon utama (V), pohon kosong (K), sisipan produktif (S1), sis ipan belum produktif (S2), pohon jantan (A), pohon sakit (A1) dan parit alam (PA). serta titik panen/jembatan buat pemanen lewat dan TPH.

5) Setelah tembus penulis mencatat dari penyensus, kemudian penulis menulis dan menghitung jumlah semua pokok utama, sisipan produktif dan belum produktif. Sedangakan pokok mati, pohon jantan dan pohon sakit dimasukkan ke dalam formulir tetapi tidak dihitung.

6) Kemudian setelah selesai penyensus menulis nomor baris, jumlah pokok, pokok kosong, dan pohon jantan di pelepah pohon sawit (Dapat dilihat pada Lampiran 3. Halaman 50. Gambar 14).

e. Hasil yang dicapai

Dari hasil kegiatan sensus pokok yang dilakukan oleh karyawan dapat menyelesaikan 10 ha/HK daerah yang datar, sedangkan daerah yang berbukit 5 – 7 ha/HK. dalam kondisi lahan yang ringan karyawan dapat menyelesaikan 10 – 15 ha/kelompok, sedangkan kondisi yang berat karyawan hanya mampu mendapatkan 4 – 5 ha/kelompok. Mahasiswa dalam sehari mampu menyelesaikan 10 – 15 ha/kelompok. f. Pembahasan

Sensus pokok sudah sesuai Standar Oprasional Perusahaan (SOP) yang ada di PT. Telen Sei Karangan Estate. Karena dari sensus pokok karyawan dapat melihat keadaan yang ada di dalam blok, serta mengetahui pohon yang produktif dan pohon yang belum produktif.

(34)

6. Pengendalian Hama dan Penyakit

a. Tujuan

Pengendalian hama dan penyakit bertujuan untuk membasmi semua hama atau penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit.

b. Dasar teori

Pengendalian hama penyakit perlu dilakukan mengingat hama dan penyakit akan berpengaruh terhadap hasil produksi. Jika hama dan penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit tidak cepat diberantas, produksi buah kelapa sawit akan menurun baik secara kuantitas maupun kualitas (Sastrosayono, 2006).

c. Alat dan Bahan

1) Alat yang digunakan yaitu : a) Alat foging

b) Suntikan c) Selang kecil d) Jerigen bekas.

2) Bahan yang digunakan yaitu : a) Insektisida chepat

b) Insektisida mathene c) Bunga turnera. d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan.

2) Ada 2 cara pengendalian ham ulat kantong dan ulat api, yaitu dengan cara kimia dan biologis.

(35)

3) Dengan cara kimia dengan melakukan foging dan injeksi, sedangkan biologis dengan cara musuh alami dan melakukan penanaman bunga turnera.

4) Foging dilakuakan pada malam hari, jumlah kayawan dalam melakukan foging yaitu 4 orang,. pengendalian hama dengan cara pengasapan pada setiap pohon sawit.

5) Sedangkan injeksi dengan cara mengebor pohon sawit sampai mengenai batang sawit kemudian obat dimasukkan dengan menyuntikan obat pada lubang yang telah di boor sampai mengenai batang (Dapat dilihat pada Lampiran 3. Halaman 51. Gambar 15).

6) Pengendalian biologis yaitu dengan cara menanam bunga turnera setiap collection dan gawangan mati (Dapat dilihat pada Lampiran 3. Halaman 50. Gambar 16)

e. Hasil yang dicapai

Kegiatan pengendalian HPT dengan cara kimia pada malam hari, untuk mendapatkan hasil kerja karyawan harus menyelesaikan 5 jam/HK, dalam 5 jam karyawan dapat mempeoleh hasil yaitu 5 – 10 ha/kelompok. Sedangkan pengendalian dengan cara biologis karyawan menyelesaikan kegiatan 2 – 3 main road dan collection selama 7 jam/HK.

f. Pembahasan

Pengendalian HPT di PT. Telen Sei Karangan Estate sudah sesuai dengan Standar Opasional Perushaan yang ada. pengendaliannya ada beberapa cara yaitu kimia dan biologis. Pengendalian HPT dengan cara kimia yaitu menggunakan sistem pengasapan sedangkan biologis dengan cara menanam bunga turnera.

(36)

D. Panen dan Transportasi TBS

1. Panen

a. Tujuan

Tujuan panen adalah memotong tandan buah segar yang memenuhi kriteria matang panen untuk mendapatkan minyak sawit yang maksimal. b. Dasar teori

Cara memotong TBS yang baik adalah memotong tandan yang matang dan tidak ada bagian yang tertinggal. Tidak diperkenankan memanen buah mentah dan tidak meninggalkan buah matang di pohon. jika tanaman setinggi 2 – 5 m, memotong TBS dilakukan dengan dilakukan dengan berdiri menggunakan kampak. Sementara itu, jika tanaman dengan tinggi di atas 10 m, dapat menggunakan egrek. Rontokan tandan terlalu matang dan potong gagang tandan hingga mepet (Widodoro, 2013).

c. Alat dan Bahan

1) Alat yang digunakan yaitu : a) Dodos

b) Gacu c) Karung

d) Gerobak dorong e) Karung

2) Bahan yang digunakan yaitu: a) Tanaman kelapa sawit

(37)

d. Prosedur Kerja

1) Mandor menentukan blok yang akan dilakukan pemanenan.

2) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses pemanenan.

3) Setelah sampai lokasi, pemanen mengambil ancak masing-masing yang telah ditentukan oleh mandor.

4) Kemudian pemanen berjalan dipasar rintis sambil mengamati setiap pohon sawit. Apabila pemanen menemukan brondolan yang terjatuh di piringan minimal 2 brondolan, yang menandakan bahwa buah telah matang dan siap dipanen.

5) Setiap memotong tandan matang maka harus diperhatikan pelepah yang harus dit inggal sebagai penyangga buah yang belum matang. Kemudian TBS dipotong sampai mepet ke tangkai tandan (Dapat dilihat pada Lampiran 3. Halaman 52. Gambar 17).

6) Pelepah yag sudah dipotong di susun di gawangan matai dengan rapi. Brondolan yang terjatuh di piringan di kutip lalu dimasukkan ke dalam angkong (Dapat dilihat pada Lampiran 3. Halaman 52. Gambar 19). 7) Pelangsiran buah ke TPH menggunakan angkong, buah disusun rapi di

TPH dengan susunan 5 bersab. Lalu tangkai tandan di beri nomor pemanen (Dapat dilihat pada Lampiran 3. Halaman 53. Gambar 18). e. Hasil yang dicapai

Dalam sehari pemanen harus meemenuhi target yaitu 165 janjang/HK, dalam sehari apabila dalam sehari pemanen dapat memanen lebih dari 165 janjang/orang maka pemanen akan mendapatkan bonus Rp.

(38)

10.000,-/orang dibagi dari sisa janjangan. 1 orang pemanen dalam sehari mampu memanen ± 200 janjang/orang.

f. Pembahasan

Kegiatan pemanenan yang ada di PT. Telen Sei Karangan Estate sesuai dengan Standar Oprasional Perusahaan. Setiap pemanen sudah mempunyai ancak atau lokasi panen yang terdiri dari 2 – 3 ha/orang. Pemotongan buah menggunakan dodos, buah yang sudah di potong di keluarkan dari blok menggunakan argo lalu disusun di TPH.

2. Transportasi Tandan Buah Segar (TBS)

a. Tujuan

Transpotasi TBS bertujuan untuk mengangkut sesegera mungkin tandan buah segar (TBS) beserta berondolannya untuk di olah di pabrik, sehingga diharapkan tidak terjadi buah restan.

b. Dasar teori

Buah yang dipanen harus segera dikumpulkan di TPH yang terdekat. Tandan-tandan buah tersebut disusun rapi di TPH dengan susunan 5 baris. Setelah terkumpul di TPH di angkut dan dibawa ke pabrik, kendaraan truck mulai mengangkut TBS sekitar jam 10.00 pagi sampainya truck ke pabrik tergantung jarak antara kebun dan pabrik. Semakin dekat jarak kebun dengan pabrik maka semakin cepat TBS ke pabrik (Anonim, 2005).

Adapun cara untuk menghindari terbentuknya Asam Lemak Bebas (ALB) tersebut, pengangkutan buah dari kebun ke pabrik harus dilaksanakan sebaik-baiknya dan secepat-cepatnya. Oleh karena itu buah kelapa sawit bdari kebun harus secepatnya diangkut dengan alat angkut yang tepat, yang dapat mengangkut buah sebanyak-banyaknnya (Anonim, 2005).

(39)

Menurut Anonim (2004), faktor-faktor penyebab keterlambatan buah masuk ke dalam pabrik :

1) Apabila jumlah unit tidak sesuai atau kurang dari jumlah kebutuhan. 2) Faktor jalan (tidak ada alat langsir mekanis dan manual).

3) Unit kendaraan rusak tidak ada penggantinnya.

4) Kendala di pabrik (pabrik break down atau antrian panjang). c. Alat dan Bahan

1) Alat yang digunakan: a) Alat transportasi b) Gacu

c) Tojok

d) Timbangan buah. 2) Bahan yang digunakan:

a) TBS d. Prosedur kerja

1) Pencatatan jumlah TBS setiap tempat pengumpulan hasil (TPH) sekaligus penimbangan buah untuk sample berat janjang rata-rata (BJR).

2) Menyiapkan alat angkut yang mana jumlahnya disesuaikan dengan jumlah kebutuhan.

3) Pelangsiran buah menggunakan jonder menuju tempat pemuatan buah, sedangkan blok yang jalannya bisa dimasuki oleh truck buah langsung di muat ke truck pengangkut.

4) Setelah pengangkutan buah ke truck dari blok, selanjutnya pengangkutan buah ke pabrik. Sebelum pengangkutan buah ke pabr ik sopir truck mengisi surat pengantar buah (SPB).

(40)

5) Pengangkutan buah ke pabrik. Setelah sampai pabrik mobil pengangkut buah langsung stop di timbangan buah. Sopir mobil turun daan mengantar SPB ke bagian admin pabrik.

6) Setelah penimbangan selesai sopir truck langsung ke greding, lalu buah di dom ke loading ream. Setelah selesai truck pengangkut menuju timbangan untuk ditimbang berat trucknya (Dapat dilihat pada Lampiran 3. Halaman 53. Gambar 20).

e. Hasil yang dicapai

Kapasitas 1 truck bisa mencapai 7 – 8 ton. Dalam satu hari mobil pengangkut bisa mendapatkan 2 - 3 ret/mobil dengan jumlah buah 20 ton lebih/hari. Mahasisawa hanya melakukan pengawasan pemuatan TBS ke pabrik bersama sopir truck.

f. Pembahasan

Pelaksanaan pengangkutan buah yang ada di PT. Telen Sei Karangan Estate sesuai dengan Standar Oprasional Perusahaan yang ada, pengangkutan buah dari dalam blok menggunakan truck pengangkut langsung ke pabrik untuk diolah, karena menghindari terjadinya buah restan.

(41)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kegiatan pratek kerja lapang yang dilakukan diperusahaan perkebunan PT. Telen Sei Karangan Estate Kelurahan Karangan, Kecamatan Karangan Seberang, Kabupaten Kutai Timur. Dapat disimpulkan bahwa:

1. Mahasiswa dapat mengerti dan dapat melaksanakan kegiatan pembibitan di (pre nursery) dan di (main nursery). Mahasiswa dapat mengerti tata cara perawatan tanaman kelapa sawit yang sudah menghasilkan seperti pengendalian gulma, pemupukan penunasan, perawatan jalan, sensus pokok dan pengendalian HPT. 2. Mahasiswa dapat melakukan kegiatan panen seperti mengetahui criteria buah

matang, pemotongan buah dan pengangkutan buah.Kegiatan panen merupakan titik awal dari produksi khususnya

B. Saran

1. Untuk PT. Telen Sei Karangan Estate

Terdapat berbagai kendala dan masalah-masalah yang ada dilapangan dan berkaitan dengan upaya peningkatan produktivitas dan kualitas kerja.

Maka kepada pihak manajemen PT. Telen Sei Karangan Estate penulis hanya menyarankan beberapa hal :

1. Mandor dan karyawan perlu meningkatkan kinerjanya dalam bekerja untuk bisa mencapai target yang maksimal.

2. Kurangnya alat pelindung diri atau safety, khususnya karyawan semprot. Karena tidak menggunakan APD yang sesuai dengan SOP perusahaan, seperti masker atau penutup hidung.

(42)

3. Sarana dan Prasarana yang kurang di blok, seperti titik panen atau jalan buat pemanen. Belum terlalu banyak dibuat di dalam blok, sehingga pemanen kesulitan mengangkut buah.

2. Untuk Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (POLTANESA)

Kegiatan PKL ini dirasakan sangat bermanfaat bagi mahasisawa, oleh karena itu penulis menyarankan untuk POLTANESA umumnya dan khususnya bagi Progam Studi Budidaya Tanaman Perkebunan untuk lebih banyak mengadakan kerja sama dengan pihak perusahaan pekebunan negeri maupun swassta bukan dalam hubungan sebagai tempat kegiatan PKL saja namun lebih mengarah kepada hubungan kerja. Hal ini diharapkan mahasisawa lulusan dari POLTANESA khususnya lulusan Pogram Studi Budidaya Tanaman Perkebunan dapat direkrut sebagai staf atau karyawan di perusahaan.

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2004. http://budidaya-kelapa sawit.blogspot.com.

Anonim, 2005. Pedoman Teknis Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. Jakarta.

Anonim. 2008. Kultur Teknis Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Sumatera Barat

Anonim, 2012. http;//konsultasi sawit.blogspot.com

Fauzi, 2012. Kelapa Sawit. Budidaya Kelapa Sawit. Penebar Swadaya, Jakarta.

Mangensoekarjo, S dan Semangun, H, 2003. Menejemen Agrobisnis Kelapa Sawit Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Pahan, I, 2008. Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis Dari Hulu Hingga Hilir, Jakarta.

Risza,1994. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius, Yoyakarta.

Rustam, E. F dan A. Widarnarko, 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Sastrosayono, 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Setymadijaja, 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius, Yogyakarta.

Sunarko, 2009. Budidaya dan Pengolahan Kebun Kelapa Sawit Dengan Sistem Kemitraan. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Sunarko, 2014. Budidaya Kelapa Sawit Di Berbagai Jenis Lahan. Agromedia Pustaka, Jakarta.

(44)
(45)

SAPTANTO PUGUH W

ESTATE MANAGER

SUPRRIYADI

ASISTEN KEPALA

M. ZAENURI

KEPALA TATA USAHA

DERIAWAN AST. PEMBIBITAN LASUTIYANI AST. AFDELING IV HASIM AHMAD AST. TRAKSI RAMSUL AST. PLASMA DANI AST. AFDELING I AHMAD FAISO

AST. AFDELING III

SUGIANTORO

ASST. AFDELING II

MANDOR I MANDOR I MANDOR I MANDOR I MANDOR I MANDOR I MANDOR I MANDOR MANDOR MANDOR MANDOR MANDOR MANDOR MANDOR KARYAWAN SKU & PHL KARYAWAN SKU & PHL KARYAWAN SKU & PHL KARYAWAN SKU & PHL KARYAWAN SKU & PHL KARYAWAN SKU & PHL KARYAWAN SKU & PHL

(46)

Lampiran 2. Peta PT. Telen Sei Karangan Estate

LEGENDA :

:

TT 2007 = 299 Ha

:

TT 2008 = 1.825 Ha

:

TT 2009 = 683 Ha

:

TT 2010 = 73 Ha

:

TT 2011 = 130 Ha

:

Empalsement

:

Okupasi = 63 Ha

(47)

Lampiran 3. Dokumentasi Hasil Praktek Kerja Lapang

Gambar 1. Penyiraman di Pre Nusery

(48)

Gambar 3. Pemupukan di Pre Nusery

(49)

Gambar 5. Pengisian Polybag

(50)

Gambar 7. Penanaman Bibit

(51)

Ga mbar 9. Pemupukan di Main Nusery

(52)

Gambar 11. Pemupukan TM

(53)

Gambar 13. Perawatan Jalan dan Jembatan

(54)

Gambar 15. Pengendalian HPT secara Kimia

(55)

Gambar 17. Pemotongan Buah

(56)

Gambar 19. Penguntipan Brondolan

Gambar

Gambar 2. Pengendalian Gulma di Pre Nusery
Gambar 4.  Penyusunan Poliybag
Gambar 5. Pengisian Polybag
Gambar 7. Penanaman Bibit
+7

Referensi

Dokumen terkait

14 Dengan latihan McKenzie, maka akan terjadi perbaikan pada diskus dan akan mendorong diskus masuk ke dalam, sehingga penekanan terhadap akar saraf berkurang dan nyeri

(5) Jumlah angka kredit yang memenuhi persyaratan untuk pengangkatan ke dalam jabatan Lektor bagi dosen PNS berpendidikan S3/Sp.II yang kurang dari jumlah angka

Dosen tetap/tidak tetap, Doktor, Profesor, S2 Reguler = 3 SKS Honorarium Bruto Maksimum per Sesi (Bulan/4 Sesi)... Tarif honorarium kelas independen sudah termasuk honor pembuatan

Setelah memperoleh model terbaik pada tahap verifikasi, selanjutnya akan dilakukan peramalan untuk menentukan hasil produksi padi di Kabupaten Kampar pada waktu yang akan datang

Menurut Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana

Selanjutnya, dilakukan uji signifikansi parameter sehingga diperoleh hasil seperti yang tertera pada Tabel 4.Karena setiap parameter signifikan, maka dapat dilakukan

Setelah dilakukan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama pada kelompok eksperiman kemudian diberikan posttest untuk mengetahui apakah ada peningkatan

Pada model extended Cox dengan fungsi waktu logaritma tersebut terlihat bahwa faktor yang berpengaruh signifikan terhadap lama pasien berada di IGD adalah pasien