• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP: Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VIII di Salah Satu SMP Negeri Tarogong Kaler Garut.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP: Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VIII di Salah Satu SMP Negeri Tarogong Kaler Garut."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS

DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas VIII di Salah Satu SMP Negeri Tarogong Kaler Garut)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Matematika

oleh:

Tina Sri Sumartini

1201375

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

SEKOLAH PASCA SARJANA

(2)

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR HAK CIPTA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS

DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Oleh Tina Sri Sumartini S.Pd STKIP Garut, 2010

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Jurusan Pendidikan Matematika

© Tina Sri Sumartini 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF

CONCEPT SISWA SMP

Oleh

Tina Sri Sumartini NIM 1201375

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing 1

Dr. Jarnawi Afgani Dahlan, M. Kes

Pembimbing 2

Dr. H. Tatang Mulyana, M.Pd

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Matematika SPS UPI

Drs. Turmudi, M.Ed., M.Sc., Ph. D

(4)

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PERNYATAAN ...

ABSTRAK...

A. Latar Belakang Masalah... B. Rumusan Masalah... C. Tujuan Penelitian... D. Manfaat Penelitian... E. Definisi Operasional... BAB II KAJIAN TEORI

A. Kemampuan Penalaran Matematis... B. Self Concept Siswa... C. Model Pembelajaran Concept Attainment... D. Pembelajaran Konvensional... E. Teori Belajar yang Melandasi Model Concept

Attainment...

(5)

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu A. Metode dan Desain Penelitian... B. Variabel Penelitian... C. Populasi dan Sampel Penelitian... D. Instrumen Penelitian... 1. Perangkat Pembelajaran... 2. Tes Kemampuan Penalaran Matematis... 3. Skala Self Concept Siswa... E. Prosedur Penelitian... F. Teknik Analisis Data... 1. Teknik Analisis Data Kuantitatif... 2. Teknik Analisis Data Kualitatif... G. Prosedur Penelitian... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(6)

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

(7)

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 4.8

Hasil Uji Homogenitas Skor N-gain Kemampuan Penalaran Matematis Siswa... Hasil Uji Perbedaan Rataan Skor N-gain Kemampuan Penalaran Matematis... Deskripsi Rataan Pretes, Postes, dan N-gain Kemampuan Penalaran Matematis Setiap Indikator... Deskripsi Skor Self Concept Siswa ... Jumlah Skor Jawaban Siswa Perindikator dari Angket Self Concept...

Skor Perhitungan Interpretasi Self Concept Siswa Secara Keseluruhan... Interpretasi Self Concept Siswa Secara Keseluruhan... Skor Perhitungan Interpretasi Self Concept Pada Indikator Partisipasi Siswa Terhadap Matematika... Interpretasi Self Concept Pada Indikator Partisipasi Siswa Terhadap Matematika... Skor Perhitungan Interpretasi Self Concept Pada Indikator Pandangan Siswa Terhadap Kemampuan Matematis yang Dimilikinya... Interpretasi Self Concept Siswa Pada Indikator Pandangan Siswa Terhadap Kemampuan Matematis yang

Dimilikinya... Skor Perhitungan Interpretasi Self Concept Pada Indikator Manfaat Matematika... Interpretasi Self Concept Pada Indikator Manfaat

Matematika... Skor Perhitungan Interpretasi Self Concept Pada Indikator

(8)

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 4.22

Tabel 4.23

Tabel 4.24

Tabel 4.25

Tabel 4.26

Tabel 4.27 Tabel 4.28

Peran Aktif Siswa dalam Pembelajaran Matematika... Interpretasi Self Concept Siswa Pada Indikator Peran Aktif Siswa dalam Pembelajaran Matematika... Skor Perhitungan Interpretasi Self Concept Pada Indikator Ketertarikan Siswa Terhadap Matematika... Interpretasi Self Concept Pada Indikator Ketertarikan Siswa Terhadap Matematik... Skor Perhitungan Interpretasi Self Concept Pada Indikator Ketertarikan Siswa Terhadap Soal-Soal Penalaran

Matematis... Interpretasi Self Concept Siswa Pada Indikator

Ketertarikan Siswa Terhadap Soal-Soal Penalaran

Matematis... Rekapitulasi Interpretasi Self Concept Siswa... Hasil Uji Perbedaan Skor Self Concept Siswa...

67

67

68

68

69

(9)

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1

Gambar 4.1

Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7

Gambar 4.8

Gambar 4,9

Model Concept Attainment dalam Bentuk Kerangka Operasional... Perbandingan Rataan Skor Pretes dan Postes

Kemampuan Penalaran Matematis... Rataan Skor N-gain Kemampuan Penalaran Matematis Perbandingan Rataan Postes Self Concept Siswa... Aktivitas Diskusi Siswa... Kesalahan Siswa pada Soal Kemampuan Analogi... Kesalahan Lain Siswa pada Soal Kemampuan Analogi Kesalahan Siswa pada Soal Memperkirakan Jawaban dan Proses Solusi... Kesalahan Siswa pada Soal Kemampuan Menyusun dan Mengkaji Konjektur... Kesalahan Siswa pada Soal Kemampuan

Generalisasi...

Halaman

22

52 57 62 73 74 74

75

76

(10)

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Bagan 3.2

Alur Analisis Data Kuantitatif... Alur Kegiatan Penelitian...

Halaman

(11)

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... Lembar Kerja Siswa (LKS)...

Kisi-Kisi Kemampuan Penalaran Matematis... Soal Kemampuan Penalaran Matematis... Kisi-Kisi Skala Self Concept Siswa... Angket Self Concept Siswa...

Rekapitulasi Hasil Uji Coba Soal Kemampuan Penalaran Matematis... Analisis Uji Coba Soal...

(12)

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(13)

1

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki peranan penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Berbagai aplikasinya memberikan manfaat yang besar dalam memenuhi kebutuhan manusia. Namun, hal tersebut tidak terlepas dari kemampuan manusia itu sendiri dalam memanfaatkannya. Kemampuan manusia dilatarbelakangi oleh pendidikan yang dimilikinya, sehingga suatu bangsa menjadikan pendidikan sebagai tolak ukur kemajuannya.

Di Indonesia, pendidikan mendapat prioritas utama. Hal ini ditandai oleh usaha pemerintah dalam memberikan anggaran pendidikan sebanyak 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Hal ini mengacu pada UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Matematika merupakan bagian dari pendidikan dan dijadikan salah satu mata pelajaran wajib di sekolah.

Matematika memiliki peranan penting dalam segala aspek kehidupan terutama dalam meningkatkan daya pikir manusia, sehingga matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diwajibkan di setiap jenjang sekolah mulai dari SD sampai SMA. Dalam tataran praktisnya matematika berguna untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, menghitung isi dan berat, mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menafsirkan data, menggunakan kalkulator dan komputer. Menurut Abdurrahman (2003) “Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsinya adalah untuk memudahkan berpikir”.

(14)

2

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan nalar yang baik dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Begitu juga dengan pendapat Rosnawati (2011) yang mengemukakan bahwa rata-rata persentase yang paling rendah yang dicapai oleh peserta didik Indonesia adalah dalam domain kognitif pada level penalaran yaitu 17%.

Padahal kemampuan penalaran menjadi salah satu tujuan dalam pembelajaran matematika di sekolah yaitu melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, serta mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan ide-ide melalui lisan, tulisan, gambar, grafik, peta, diagram, dan sebagainya (Depdiknas, 2006: 6). Secara rinci diuraikan dalam KTSP (dalam Depdiknas 2006), peserta didik harus memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan peryataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperolah.

4. Mengkomunikasikan gagasan dalam simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahaan masalah.

(15)

aspek-3

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aspek fundamental dalam matematika. Dengan penalaran matematis, siswa dapat mengajukan dugaan kemudian menyusun bukti dan melakukan manipulasi terhadap permasalahan matematika serta menarik kesimpulan dengan benar dan tepat.

Berkenaan dengan penalaran, National Council of Teacher of Mathematics (NCTM, 2000) mengatakan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran

matematika, guru harus memperhatikan lima kemampuan matematis yaitu: koneksi (connections), penalaran (reasoning), komunikasi (communications), pemecahan masalah (problem solving), dan representasi (representations). Oleh karena itu, guru memiliki peranan dalam menumbuhkan kemampuan penalaran matematis dalam diri siswa baik dalam bentuk metode pembelajaran yang dipakai, maupun dalam evaluasi berupa pembuatan soal yang mendukung.

Selanjutnya, dalam Depdiknas (2006) butir ke lima disebutkan bahwa tujuan pembelajaran matematika diharapkan peserta didik memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam mempelajari masalah, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa pembelajaran matematika menekankan pula dalam hal disposisi matematis, salah satunya self concept siswa.

Self concept merupakan cara pandang seseorang terhadap dirinya,

melihat kekurangan dan kelebihan yang dimiliki, termasuk merencanakan visi dan misi hidup. Menurut Seifert dan Hoffnung (Desmita, 2010: 163) self concept adalah suatu pemahaman mengenai diri atau ide tentang diri sendiri. Self concept merupakan landasan untuk dapat menyesuaikan diri dan terbentuk karena suatu proses umpan balik dari individu yang lain.

Self concept bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir melainkan

gambaran campuran yang diperoleh atas penilaian terhadap diri sendiri dan pandangan yang diberikan oleh orang lain. Dalam pembelajaran matematika, self concept sangat diperlukan untuk dapat menumbuhkan pandangan dan sikap positif

dalam menyelesaikan soal matematika. Rahman (2010) menyebutkan beberapa self concept positif, diantaranya: bangga terhadap yang diperbuatnya,

(16)

4

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempunyai toleransi terhadap frustasi, antusias terhadap tugas-tugas yang menentang, dan merasa mampu mempengaruhi orang lain. Disebutkan pula self concept negatif, diantaranya: menghindar dari situasi yang menimbulkan

kecemasan, merendahkan kemampuan sendiri, merasakan bahwa orang lain tidak menghargainya, menyalahkan orang lain karena kelemahannya, mudah dipengaruhi orang lain, mudah frustasi, dan merasa tidak mampu.

Dalam pembelajaran matematika, siswa sering merasa tidak percaya diri ketika mengerjakan soal apalagi ketika disuruh guru untuk mengerjakannya di depan kelas. Rasa tidak percaya diri tersebut mengakibatkan siswa mudah menyerah manakala ada soal yang dianggapnya sulit. Selain itu, rasa rendah diri muncul pada waktu guru meminta siswa untuk mengerjakan soal atau membantu temannya yang belum bisa dengan mengatakan “saya tidak bisa bu”. Dalam hubungannya dengan sesama teman, masih terlihat sikap saling mengejek ketika ada salah seorang temannya yang melakukan kesalahan dalam menjawab soal, sehingga hal tersebut berpengaruh buruk terhadap siswa yang diejek yaitu rasa tidak percaya diri. Oleh karena itu, diperlukan situasi pembelajaran yang dapat menumbuhkan self concept yang positif pada diri siswa, yaitu situasi yang mendukung siswa untuk percaya diri, rasa tanggung jawab, dan memiliki rasa toleransi terhadap temannya, serta dapat mempengaruhi temannya untuk memiliki self concept yang positif juga.

Self concept berkaitan erat dengan kemampuan penalaran matematis

siswa. Self concept memberikan rasa optimis pada diri siswa ketika menghadapi soal-soal yang menantang sehingga daya nalarnya terus terasah. Rasa antusias yang dimiliki siswa memberi peluang yang besar dalam menumbuhkan kemampuan penalaran matematis.

(17)

5

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sagala (2011) bahwa guru harus memiliki metode dalam pembelajaran sebagai strategi yang dapat memudahkan peserta didik untuk menguasai ilmu pengetahuan yang diberikan.

Model pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kemampuan penalaran dan self concept siswa adalah model pembelajaran Concept Attainment. Model pembelajaran ini bisa disertai dengan pendekatan induktif, karena pembelajarannya berproses dari hal-hal yang bersifat konkret ke yang bersifat abstrak, dari contoh khusus ke contoh umum. Sedangkan metode yang sesuai adalah metode penemuan dengan belajar kelompok. Michael (1993:147) mengatakan bahwa belajar kelompok merupakan cara yang memadai, mendukung konstruksi pengetahuan individual dengan berbagai cara dari setiap anggota kelompok tersebut. Dalam model pembelajaran concept attainment ada beberapa tahap yang perlu dilewati, yaitu mengkategorisasi, pembentukan konsep dengan memperhatikan berbagai macam atributnya, sehingga dapat membantu siswa lebih efisien dalam memahami konsep.

Pembelajaran dengan model concept attainment banyak melibatkan operasi mental siswa. Dalam model pembelajaran concept attainment terkandung di dalamnya pengajaran berpikir siswa salah satunya penalaran, karena dengan contoh-contoh yang diberikan, siswa dapat menarik kesimpulan dan mendapatkan definisi dari konsep yang akan diajarkan, sehingga daya nalar siswa dapat meningkat. Hal ini didukung oleh pernyataan Joyce (Martomidjojo, 2009) yang menyatakan bahwa “Pembelajaran concept attainment mempertajam dasar keterampilan berpikir”.

(18)

6

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diberikan dan optimis dengan jawaban yang dimilikinya serta bersikap bijak dengan pendapat orang lain. Akan tetapi, siswa yang memiliki self concept negatif cenderung ragu dalam memberikan jawaban dan mudah terpengaruh oleh jawaban temannya. Maka dari itu, dalam situasi ini guru memberikan motivasi dan mencoba kembali meningkatkan self concept siswa dengan pertanyaan berikutnya. Keberhasilan siswa dalam pendidikan dapat dilihat dari bagaimana kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hal tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan kognitif saja, tapi ada faktor internal yang sangat berpengaruh yaitu self concept. Siswa yang memiliki self concept positif akan mengetahui tanggung jawabnya dalam belajar. Kemampuannya dalam mengendalikan diri akan menumbuhkan sikap optimis dalam mengerjakan soal-soal yang menantang bahkan dapat mempengaruhi temannya agar memiliki self concept yang positif juga.

Berdasarkan uraian di atas, penulis menduga bahwa penggunaan model pembelajaran concept attainment dapat meningkatkan kemampuan penalaran dan self concept siswa . Oleh karena itu, judul penelitian yang digunakan adalah

“Penerapan Model Pembelajaran Concept Attainment untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis dan Self Concept Siswa SMP”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini secara umum adalah: “Apakah model pembelajaran concept attainment dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis dan self concept siswa?”. Secara lebih khusus rumusan masalah di atas dibuat sub masalah sebagai berikut:

1. Apakah pencapaian kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapatkan model pembelajaran concept attainment lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional?

(19)

7

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Apakah self concept siswa yang mendapatkan model pembelajaran concept attainment lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran

konvensional?

4. Kesulitan-kesulitan apakah yang dialami siswa ketika mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan kemampuan penalaran matematis siswa?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pencapaian kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapatkan model pembelajaran concept attainment lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional.

2. Peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapatkan model pembelajaran concept attainment lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional.

3. Self concept siswa yang mendapatkan model pembelajaran concept attainment lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran

konvensional.

4. Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa ketika mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan kemampuan penalaran matematis siswa.

D. Manfaat Penelitian

Sebagaimana telah diuraikan di atas, kemampuan penalaran matematis siswa dan self concept sangat penting dalam pembelajaran matematika, maka hasil penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Bagi guru, model pembelajaran concept attainment memberikan alternatif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematis dan self concept siswa.

(20)

8

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagi peneliti, memberikan pengalaman yang berharga dan bagi para peneliti dapat membangun inovasi dalam dunia pendidikan melalui pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan kemampuan penalaran matematis dan self concept siswa.

4. Bagi dunia pendidikan, dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang model pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

E. Definisi Operasional

Istilah yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kemampuan penalaran adalah proses berpikir yang dilakukan dengan suatu cara untuk menarik kesimpulan. Dalam penelitian ini, indikator penalaran matematis yang digunakan meliputi kemampuan menyusun dan mengkaji konjektur, memperkirakan jawaban dan proses, analogi dan generalisasi. 2. Self concept adalah semua ide-ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang

diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Indikator self concept dalam penelitian ini meliputi tiga dimensi, yaitu dimensi pengetahuan yang berkaitan dengan partisipasi siswa terhadap matematika dan pandangan siswa terhadap kemampuan matematis yang dimilikinya, dimensi harapan yang berkaitan dengan manfaat matematika dan peran aktif siswa dalam pembelajaran matematika, serta dimensi penilaian yang berkaitan dengan ketertarikan siswa terhadap matematika dan soal-soal penalaran matematis.

3. Model pembelajaran concept attainment adalah suatu pembelajaran yang mengajarkan konsep untuk melatih keterampilan berpikir analisis yang terdiri dari penyajian data dan identifikasi konsep, pengujian pencapaian konsep, dan analisis strategi berpikir..

(21)

31

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan penalaran matematis dan self concept siswa melalui model pembelajaran concept attainment. Karena kondisi sekolah yang tidak memungkinkan untuk mengambil sampel secara acak, maka penelitian ini berbentuk kuasi eksperimen dengan mengambil dua kelas yang akan dijadikan sampel penelitian. Kelas pertama sebagai kelas eksperimen yang akan diberikan model pembelajaran concept attainment dan kelas kedua sebagai kelas kontrol yang diberikan model pembelajaran konvensional. Setiap kelas tersebut diberikan materi dan tes yang sama.

Sebelum diberikan perlakuan kedua kelas tersebut diberi soal yang berkaitan dengan kemampuan penalaran matematis untuk mengukur kemampuan awal siswa. Setelah perlakuan, diberikan tes akhir untuk mengetahui peningkatan kemampuan penalaran matematis dan self concept siswa. Maka dari itu, desain penelitiannya adalah sebagai berikut:

O X O (Ruseffendi, 2005 : 53 ) ...

O O Keterangan:

O : Tes kemampuan penalaran matematis siswa X : Model Pembelajaran Concept Attainment

B. Variabel Penelitian

(22)

32

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran concept attainment sebagai variabel bebas dan kemampuan penalaran matematis siswa sebagai variabel terikat.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII pada SMP Negeri 1 Tarogong Kaler Garut. Karena peneliti tidak mungkin memilih sampel secara acak, maka peneliti memilih kelas yang sudah ada dengan pertimbangan kelas VIII pada sekolah tersebut tidak memiliki kelas unggulan sehingga diasumsikan setiap kelas memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda. Selain itu, pendistribusian siswa di sekolah tersebut dilakukan secara merata berdasarkan nilai ujian nasional. Oleh karena itu pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Adapun sampel penelitian yang dipilih sebanyak dua kelas yaitu kelas eksperimen yang memperoleh model pembelajaran concept attainment dan kelas kontrol yang memperoleh pembelajaran konvensional. Kedua kelas tersebut memiliki jumlah siswa yang sama yaitu 38 siswa.

D. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data dari hasil penelitian ini, maka digunakan beberapa instrumen yaitu, perangkat pembelajaran, seperangkat tes uraian untuk mengukur kemampuan penalaran matematis siswa dan angket untuk mengetahui self concept siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran concept attainment.

1. Perangkat Pembelajaran

a. Silabus

(23)

33

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penilaian (meliputi teknik, bentuk, dan contoh instrumen), alokasi waktu, dan alat serta sumber belajar.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) membantu peneliti dalam memberikan panduan selama pembelajaran agar tetap terlaksana dengan baik dan sistematis. Pada RPP memuat identitas sekolah, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran. Metode/model pembelajaran, kegiatan pembelajaran, alat dan sumber belajar, serta penilaian.

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun memuat indikator yang mengukur penguasaan siswa terhadap materi kubus, balok, prisma tegak, dan limas. Metode dan kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan model pembelajaran concept attainment untuk kelas eksperimen, sedangkan untuk kelas kontrol disesuaikan dengan pembelajaran konvensional yang biasa dilaksanakan di sekolah tersebut.

c. Bahan Ajar

Bahan ajar yang digunakan disesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Untuk kelas eksperimen menggunakan bahan ajar dengan model pembelajaran concept attainment, sedangkan untuk kelas kontrol menggunakan bahan ajar tanpa model pembelajaran concept attainment. Bahan ajar tersebut disajikan dalam bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS) yang disusun berdasarkan indikator dan tujuan pembelajaran, serta berdasarkan pertimbangan dosen.

2. Tes Kemampuan penalaran Matematis

(24)

34

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

identitas sekolah, aspek penalaran matematis, indikator, nomor soal, soal, dan kunci jawaban

Sebelum diteskan kepada subjek penelitian, tes tersebut diukur validitas muka berupa kejelasan bahasa atau gambar dan validitas isi berupa keterkaitan materi pokok yang akan diberikan dengan tujuan yang ingin dicapai serta aspek kemampuan yang akan diukur. Kedua validitas tersebut, diuji oleh para ahli dalam hal ini dosen pembimbing.

Adapun kriteria pemberian skornya berpedoman pada indikator dalam tabel berikut:

Tabel 3.1

Pedoman Penskoran Kemampuan Penalaran Matematis

Indikator Respon Skor

Analogi Tidak menjawab/ menjawab tidak sesuai dengan pertanyaan/ tidak ada yang benar

0 Hanya menjawab sebagian yang benar 1 Menjawab hampir semua benar dari pertanyaan 2 Menjawab dengan mengikuti argumen logis, dan

menarik kesimpulan logis, serta dijawab dengan lengkap, jelas, dan benar

3

Menyusun dan mengkaji

konjektur

Tidak menjawab/ menjawab tidak sesuai dengan pertanyaan/ tidak ada yang benar

0 Hanya menjawab sebagian yang benar 1 Menjawab hampir semua benar dari pertanyaan 2 Menjawab dengan mengikuti argumen logis, dan

menarik kesimpulan logis, serta dijawab dengan lengkap, jelas, dan benar

3

Memperkirakan Jawaban dan Proses Solusi

Tidak menjawab/ menjawab tidak sesuai dengan pertanyaan/ tidak ada yang benar

0 Hanya menjawab sebagian yang benar 1 Menjawab hampir semua benar dari pertanyaan 2 Menjawab dengan mengikuti argumen logis, dan

menarik kesimpulan logis, serta dijawab dengan lengkap, jelas, dan benar

3

Generalisasi Tidak menjawab/ menjawab tidak sesuai dengan pertanyaan/ tidak ada yang benar

(25)

35

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Menjawab dengan mengikuti argumen logis, dan menarik kesimpulan logis, serta dijawab dengan lengkap, jelas, dan benar

3

Langkah selanjutnya, yaitu uji coba instrumen yang dilakukan kepada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Tarogong Kidul Garut. Tujuan uji coba ini untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan memenuhi kriteria sebagai alat ukur yang baik atau tidak. Kriteria yang dimaksud adalah validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran.

a. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. (Arikunto dalam Sundayana, 2010:60).

Validitas instrumen terdiri dari validitas eksternal dan internal. Sugiyono (2010) menyebutkan bahwa validitas eksternal diuji dengan cara membandingkan antara kriteria yang ada pada suatu intrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan. Sedangkan validitas internal harus memenuhi validitas konstruk dan validitas isi.

(26)

36

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Yi = jumlah skor total tiap soal

n = jumlah responden

Adapun kriteria validitas butir soal adalah sebagai berikut: Tabel 3.2

Interpretasi Validitas Butir Soal

Validitas Interpretasi

,9 < , Validitas sangat tinggi ( sangat baik)

,7 < ,9 Validitas tinggi (baik)

, < ,7 Validitas sedang (cukup)

, < , Validitas rendah (kurang)

, < , Validitas sangat rendah

< , Tidak valid

2) Melakukan perhitungan uji t dengan rumus thitung =

Keterangan: r = koefisien korelasi hasil hitung n = jumlah responden

3) Mencari ttabel dengan  = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk = n – 2)

4) Menentukan kesimpulan

Hasil perhitungan validitas untuk kemampuan penalaran matematis dengan menggunakan software SPSS 18 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.3

Interpretasi Uji Validasi Tes Penalaran Matematis Nomor

Soal

Korelasi Interpretasi thitung ttabel Signifikansi

(27)

37

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

validitas tinggi. Sementara untuk tingkat signifikansi terlihat bahwa semua soal signifikan.

b. Reliabilitas

Sundayana (2010: 70) mengemukakan bahwa reliabilitas penelitian adalah suatu alat yang memberikan hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg). Hasil pengukuran harus tetap sama (relatif sama) jika pengukurannya diberikan pada subjek yang sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang berlainan, dan tempat yang berbeda pula. Analisis reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara yang teknik non belah dua (non split-half technique) dan teknik belah dua (split-half technique). Untuk

menentukan reliabilitas instrumen dengan menggunakan Cronbach’s Alpha () dalam Sundayana ( 2010: 70) adalah sebagai berikut:

Adapun kriteria untuk menafsirkan koefisien realibilitas menurut Guilford (dalam Sundayana, 2010 : 71), yaitu:

Tabel 3.4

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas ( r ) Interpretasi

0,00 < r < 0,20 Sangat rendah 0,20 < r < 0,40 Rendah 0,40 < r < 0,60 Sedang/cukup 0,60 < r < 0,80 Tinggi 0,80 < r < 1,00 Sangat tinggi

(28)

38

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,691 untuk tes kemampuan penalaran matematis, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa instrumen yang dipakai mempunyai reliabilitas tinggi.

c. Daya Pembeda

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk dapat membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang berkemampuan rendah.

Menurut Karnoto (dalam Sundayana, 2010: 77), daya pembeda soal tipe uraian dihitung dengan rumus:

DP =

IA SB SA

Keterangan: DP = daya pembeda

SB = jumlah skor kelompok bawah SA = jumlah skor kelompok atas IA = jumlah skor ideal kelompok atas

Adapun klarifikasi interpretasi daya pembeda butir soal dalam Sundayana ( 2010: 78), yaitu:

Tabel 3.5

Interpretasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Interpretasi

DP < 0,01 Sangat jelek

0,00 < DP < 0,20 Jelek

0,20 < DP < 0,40 Cukup

0,40 < DP < 0,70 Baik

0,70 < DP < 1,00 Sangat Baik

(29)

39

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.6

Interpretasi Daya Pembeda Tes Penalaran Matematis

Nomor Soal Daya Pembeda Interpretasi

1 0,455 Baik pembeda baik, dan dua soal yaitu no 4 dan 5 memiliki daya pembeda cukup. d. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah keberadaan suatu butir soal apakah butir soal itu sukar, sedang, atau mudah. Munurut Karnoto (dalam sundayana,

TK = tingkat kesukaran

SA = jumlah skor kelompok atas SB = jumlah skor kelompok bawah IA = jumlah skor ideal kelompok atas IB = jumlah skor ideal kelompok bawah

Adapun klarifikasi interpretasi tingkat kesukaran butir soal dalam Sundayana ( 2010: 78), yaitu:

Tabel 3.7

Interpretasi Tingkat Kesukaran

Tingkat Kesukaran Interpretasi

TK = 0,00 terlalu sukar

0,00 TK < 0,30 Sukar

0,30 TK < 0,70 Sedang/cukup

(30)

40

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TK = 1,00 Terlalu mudah

Hasil tingkat kesukaran untuk instrumen soal uraian kemampuan penalaran matematis yang dihitung dengan menggunakan program microsoft Exel 2010 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.8

Interpretasi Tingkat Kesukaran Tes Penalaran Matematis Nomor Soal Tingkat Kesukaran Interpretasi

1 0,379 Sedang

e. Analisis dan Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dilihat kesimpulannya pada tabel berikut:

Tabel 3.9

Kesimpulan Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Kemampuan Penalaran Matematis

No Soal

Validitas Reliabilitas Daya Pembeda

2 Signifikan Sangat Baik Sedang Dipakai

3 Signifikan Sangat Baik Sedang Dipakai

4 Signifikan Cukup Sedang Dipakai

5 Signifikan Cukup Sedang Dipakai

Berdasarkan tabel di atas, semua soal pada instrumen penelitian dapat digunakan untuk mengukur kemampuan penalaran matematis siswa.

3. Skala Self Concept Siswa

(31)

41

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian. Skala self concept yang digunakan berupa angket yang terdiri dari 14 pernyataan positif dan 11 pernyataan negatif untuk mengetahui self concept siswa terhadap pembelajaran matematika. Skala self concept pada penelitian ini difokuskan pada tiga dimensi yaitu: pengetahuan, harapan, dan penilaian.

Sebelum digunakan sebagai instrumen, angket self concept diukur terlebih dahulu validitas isinya dengan menyusun kisi-kisi yang berisi tentang sikap yang akan diukur, menyusun butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi yang telah dibuat, kemudian diuji kelayakannya oleh pakar. Untuk validitas isi angket self concept yang akan digunakan dalam penelitian ini, validasi telah diberikan

oleh dosen pembimbing yang dalam hal ini sebagai pakar dalam bidang evaluasi pendidikan matematika

Untuk validitas butir angket self concept dilakukan dengan menyeleksi butir-butir skala sikap, kemudian diberikan skor pada tiap item. Skala yang digunakan adalah skala Likert. Dalam skala ini akan digunakan empat skala sikap yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

Untuk validitas butir angket self concept dihitung dengan menggunakan software SPSS 18 yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.10

Hasil Validitas Butir Angket Self Concept No

Angket

Koefisien

Korelasi ( r ) thitung ttabel Keterangan

1 0,317 1,530 2,021 Signifikan

2 0,604 4,216 2,021 Signifikan

3 0,341 2,255 2,021 Signifikan

4 0,571 2,684 2,021 Signifikan

5 0,546 3,562 2,021 Signifikan

6 0,467 2,295 2,021 Signifikan

7 0,651 4,179 2,021 Signifikan

8 0,419 2,784 2,021 Signifikan

9 0,585 4,704 2,021 Signifikan

10 0,222 1,109 2,021 Tidak signifikan

11 0,379 1,796 2,021 Signifikan

(32)

42

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

13 0,748 6,187 2,021 Signifikan

14 0,555 3,566 2,021 Signifikan

15 0,532 3,186 2,021 Signifikan

16 0,415 3,163 2,021 Signifikan

17 0,565 3,856 2,021 Signifikan

18 0,651 4,395 2,021 Signifikan

19 0,584 4,635 2,021 Signifikan

20 0,678 5,877 2,021 Signifikan

21 0,688 5,470 2,021 Signifikan

22 0,642 6,313 2,021 Signifikan

23 0,432 3,535 2,021 Signifikan

24 0,664 4,330 2,021 Signifikan

25 0,354 3,136 2,021 Signifikan

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat terdapat dua pernyataan yang tidak signifikan yaitu no 10 dan 12, namun kedua pernyataan tersebut tetap dipakai dengan melakukan revisi pada pernyataan berdasarkan bimbingan para ahli yang dalam hal ini adalah dosen pembimbing.

Untuk reliabilitas angket self concept juga dihitung dengan menggunakan software SPSS 18 dan diperoleh hasil bahwa butir pernyataan angket self concept

memiliki reliabilitas sebesar 0,890, sehingga dapat diinterpretasikan pernyataan angket self concept memiliki reliabilitas sangat tinggi.

E. Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan dalam empat tahap yaitu: tahap persiapan, penelitian, pengolahan data, dan pembuatan laporan.

1. Tahap persiapan yang terdiri dari:

a. Melakukan kajian teoritis tentang kemampuan penalaran matematis, self concept, dan model pembelajaran concept attainment.

b. Mengembangkan perangkat pembelajaran

c. Menyusun instrumen tes untuk mengukur kemampuan penalaran matematis dan penskorannya

(33)

43

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu e. Uji coba instrumen penelitian

f. Melakukan analisis hasil uji coba instrumen penelitian 2. Tahap pelaksanaan yang terdiri dari:

a. Melakukan pretes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

b. Melakukan proses pembelajaran pada kelas eksperimen dengan model pembelajaran concept attainment dan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional

c. Melakukan postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol d. Pengisian angket self concept

3. Tahap pengolahan data, yaitu mengolah dan menganalisis hasil penelitian 4. Tahap pembuatan laporan, dimana peneliti menuliskan hasil dari penelitian

F. Teknik Analisis Data

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara yaitu, dengan memberikan tes yang berupa pretes dan postes, serta pengisian angket self concept. Data yang diperoleh kemudian dikategorikan ke dalam jenis data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil pengerjaan siswa yaitu skor hasil pretes dan postes, sedangkan data kualitatif diperoeh dari skor hasil pengisian angket self concept. Kedua data tersebut kemudian diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Teknik Analisis Data Kuantitatif

Teknik analisis data kuantitatif pada penelitian ini, dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut:

a. Menguji normalitas data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Adapun rumusan hipotesis uji normalitas adalah::

Ho : Skor (pretes/postes) kemampuan penalaran matematis berdistribusi

normal

Ha :Skor (pretes/postes) kemampuan penalaran matematis tidak berdistribusi

(34)

44

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karena jumlah data dalam penelitian ini kurang dari 50, maka uji normalitas yang dilakukan adalah dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

i. Jika nilai signifikansi lebih besar atau sama dengan 0,05 maka Ho diterima

ii. Jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka Ho diterima b. Menguji dan menganalisis data hasil pretes dengan uji Mann Whitney

Uji ini digunakan karena data hasil pretes tidak berdistribusi normal dan digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rataan skor pretes kemampuan penalaran matematis siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

c. Menguji homogenitas varians

Uji homogenitas varians digunakan karena data postes bedistribusi normal dan digunakan untuk menguji sama tidaknya varians skor postes dari kedua kelompok (eksperimen dan kontrol) untuk kemampuan penalaran matematis siswa. Adapun hipotesis pengujian homogenitas varians adalah sebagai berikut:

Ho : varians skor postes kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen Ha : varians skor postes kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak homogen

Uji homogenitas dilakukan dengan uji F atau Lavene’s test dengan pengambilan keputusan sebagai berikut:

i. Jika nilai signifikansi lebih besar atau sama dengan 0,05 maka Ho diterima

ii. Jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka Ho diterima

d. Menguji dan menganalisis data hasil postes dengan uji kesamaan dua rerata Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah rerata kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapat model pembelajaran concept attainment lebih baik daripada pembelajaran konvensional.

(35)

45

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

� = � � − �− �

Hasil perhitungan skor gain ternormalisasi dapat diinterpretasikan dalam tiga kategori, yaitu:

Tabel 3.11 Interpretasi N-Gain

Besarnya N-Gain (g) Interpretasi

� ,7 Tinggi

, � < ,7 Sedang

� < , Rendah

(36)

46

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 3.1

Alur Analisis Data Kuantitatif Data preses. postes, dan N-Gain

Uji Normalitas

Uji Shapiro-Wilk (n < 50 siswa)

Uji Homogenitas varians dari dua

kelompok

Uji Mann Whitney

Homogen Uji t’

Uji t

Kesimpulan Berdistribusi

Normal

ya tidak

ya

(37)

47

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Teknik Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari angket self concept. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Memberi skor pada tiap pernyataan. Untuk pernyataan positif diberi skor jika SS=4, S=3, TS=2, STS=1 dan untuk pernyataan negatif diberi skor jika SS=1, S=2, TS=3, STS=4

b. Pembuatan Interpretasi angket self concept. Dalam Sundayana (2010: 11) langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Menentukan skor maksimum (Smaks) = banyak butir angket x banyak

responden x skor maksimum

2) Menentukan skor minimum (Smin) = banyak butir angket x banyak

responden x skor minimun 3) Menentukan rentang = Smaks - Smin

4) Menentukan panjang kelas (p) = rentang / banyak kategori 5) Menentukan skala tanggapan

Tabel 3. 12

Skala Tanggapan Self Concept

Skor Total Interpretasi

Smin≤ ST < Smin + p Sangat Jelek

Smin+ p ≤ ST < Smin + 2p Jelek

Smin+ 2p ≤ ST < Smin + 3p Cukup

Smin+ 3p ≤ ST < Smin + 4p Baik

Smin+ 4p ≤ ST < Smaks Sangat Baik

c. Data dianalisis dan ditafsirkan berdasarkan interpretasi skala tanggapan untuk mengetahui kategori self concept siswa.

(38)

48

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ha : Self concept siswa yang mendapat model pembelajaran concept attainment lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran

konvensional

Dengan menggunakan uji Mann Whitney-U dengan taraf signifikansi 0,05, maka kriteria pengambilan keputusannya adalah:

i. Jika nilai signifikansi lebih besar atau sama dengan 0,05, maka Ho diterima

ii. Jika nilai signifikansi kurang dari 0,05, maka Ho ditolak

G. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan penelitian, dimulai dari pembuatan proposal, melaksanakan seminar proposal untuk memperoleh koreksi dan masukan dari dosen pembimbing tesis, menyusun instrumen penelitian. Instrumen yang telah divalidasi kemudian diujicobakan kepada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Tarogong Kidul Garut. Selanjutnya melakukan penelitian di SMP Negeri 1 Tarogong Kaler dengan kelas VIII F sebagai kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran concept attainment dan VIII E sebagai kelas kontrol yang mendapat

pembelajaran konvensional.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Secara garis besar, pelaksanaan penelitian dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

a. Pemberian pretes di awal pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

b. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan jam pelajaran matematika yang telah ditentukan. Jam pelajaran matematika 4 x 40 menit setiap minggu. Pembelajaran dilakukan sebanyak 8 pertemuan yang dilaksanakan pada hari rabu dan sabtu pukul 7.00 – 09.40. c. Pemberian postes di akhir pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas

(39)

49

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Tahap Penyusunan

Pada tahap ini, peneliti menuliskan laporan penelitian dengan bimbingan dosen pembimbing.

(40)

50

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bagan 3. 2

Alur Kegiatan Penelitian Pembuatan Proposal Penelitian

Seminar Proposal

Perbaikan Proposal

Penyusunan Instrumen

Uji Coba Instrumen

Analisis Uji Coba Instrumen

Perbaikan Instrumen Berdasarkan Hasil Analisis Uji Coba

Pretes

Pembelajaran Konvensional

Postes

Pengisian Angket Self Concept

Analisis Data

Penulisan Laporan Penelitian

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

(41)

80

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian, dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan dan saran sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Pencapaian kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapatkan model pembelajaran concept attainment lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional

2. Peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapatkan model pembelajaran concept attainment lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional.

3. Self concept siswa yang mendapatkan model pembelajaran concept attainment tidak lebih baik dari siswa yang mendapatkan pembelajaran

konvensional.

4. Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa ketika mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan kemampuan penalaran matematis diakibatkan karena kesalahan konsep dan strategi. Namun, indikator yang mengalami peningkatan paling kecil setelah mendapat model pembelajaran concept attainment adalah pada kemampuan generalisasi. Siswa belum sampai pada tahap symbolic expression of generality yaitu menghasilkan sebuah aturan atau pola umum, dan manipulation of generality yaitu mampu menerapkan aturan atau pola berbagai persoalan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, diajukan beberapa saran sebagai berikut:

(42)

81

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan, untuk melihat keefektifan model pembelajaran concept attainment pada level sekolah yang berbeda.

3. Pada penelitian ini hanya dikaji peningkatan kemampuan penalaran matematis secara keseluruhan. Oleh karena itu, diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengkaji peningkatan kemampuan penalaran berdasarkan kemampuan awal siswa baik pada kategori tinggi, sedang, maupun menengah.

4. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat dikaji penggunaan model pembelajaran concept attainment dalam meningkatkan kemampuan kognitif lainnya terutama dikhususkan pada kemampuan generalisasi. Selain itu, ketika pelaksanaan penelitian sebaiknya disertai guru lain sebagai evaluator sehingga bisa dievaluasi jika ada langkah-langkah pembelajaran yang belum sesuai.

5. Dalam penerapan model pembelajaran concept attainment, guru hendaknya lebih banyak melatih kemampuan siswa dalam menghasilkan sebuah aturan atau pola umum dan menerapkannya dalam suatu persoalan sehingga kemampuan generalisasi siswa dapat meningkat.

6. Dilihat dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa, sebaiknya setiap pembelajaran, guru selalu mengevaluasi hasil pekerjaan siswa terutama jika ada kesalahan konsep sehingga bisa diluruskan pada pertemuan berikutnya. 7. Dalam penerapan model pembelajaran concept attainment, guru hendaknya

lebih banyak memotivasi kepercayaan diri siswa atas kemampuan yang dimilikinya dan menumbuhkan rasa ketertarikan yang lebih baik terhadap pelajaran matematika.

(43)

82

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Andaners. (2009). Konsep Diri (Self Concept). [Online]. Tersedia: http://andaners.wordpress.com/2009/04/20/konsep-diri-self-concept. [Oktober 2013].

Armin. (2012). “Peningkatan Hasil Belajar Fisika Sisw Melalui Penerapan Model

Pembelajaran Pencapaia Konsep di Kelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Rantau

Selatan”. Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika. ISSN 2085-5281

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bruce, J, dkk. (1992). Model of Teaching. Boston: Allyn and Bacon Dahar, R. W. (1989). Teori-Teori Belajar. Erlangga: Jakarta.

Dahlan, M.D, et, al. (2004). Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Pemahaman Matematis Siswa SLTP Melalui Pendekatan pembelajaran Open-Ended. Disertasi Sps UPI: Tidak diterbitkan.

Depdiknas, Pusat Kurikulum, Balitbang. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Standar Kompetensi Matematika Sekolah Menengah Atas dan Madrasah aliyah. Jakarta: Depdiknas.

Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik: Panduan Bagi Orang Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Dwirahayu, G. (2006). Pengaruh Pendekatan Analogi Terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa SMP. Tesis SPs UPI: Tidak diterbitkan.

Hake. (1999). Analizing. [Online]. Tersedia:

(44)

83

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Irawan, E. (2010). Efektivitas Teknik Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Konsep Diri Remaja (Studi Pre-Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMK Yapema Gadingrejo Lampung). Tesis Sps UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Jacob. (2003). “Matematika Sebagai Penalaran (Suatu Upaya Meningkatkan

Kreatifitas Berpikir)”. Makalah Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA

UPI.

Marsangkap, S. (2006). “Model Pencapaian konsep Untuk Pengajaran Kalkulus”.

Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan UNIMED

Marthomidjojo, R. (2009). Model Pembelajaran Concept Attainmrent. [online]. Tersedia: http://russamsi-martomidjojo.blogspot.com/2009/03/model-pembelajaran-concept-attainment.html. [Juni 2013]

Michael, R.W. (1993). “The Development of Science Prosess Skill in Authentic

Contexts”. Journal of Research in Science Education. 30, (2), 27-149.

National Council of Teacher of Mathematics (NCTM). (2000). Curriculum and Evaluation Standars for School Mathematics, United States of America: The National Council of Teachers of Mathematics Inc.

Rahman, A. (2004). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Kemampuan Generalisasi Matematik Siswa SMA Melalui pembelajaran Berbalik. Tesis Sps UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Rahman, R. (2010). Pengaruh pembelajaran Berbantuan Geogebra Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Self-concept Siswa. Tesis Sps UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Rola, F. (2006). “Hubungan Konsep Diri dengan motivasi Berprestasi pada

Remaja”. Makalah Fakultas Kedokteran USU

Rosnawati, R. (2011). “Kemampuan penalaran matematika siswa SMP Indonesia

pada TIMSS 2011”. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan

dan Penerapan MIPA.

Ruseffendi, E. T. (2005). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito

(45)

84

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Saputra, E. (2012). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Anchored Intruction Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Self Concept Siswa. Disertasi Upi Bandung. Tidak Diterbitkan

Shadiq, F. (2004). “Pemecahan Masalah, Penalaran, dan Komunikasi”. Diklat

instruktur/Pengembangan Matematika SMA di Yogyakarta.

Siegel, S. (1986). Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta. Gramedia.

Soekadijo, G. R. (1999). Logika Dasar Tradisional, Simbolik, dan Induktif. Jakarta: Gramedia

Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung

Suherman, E, dkk. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Individual Textbook. Bandung: Jurusan FPMIPA UPI Bandung.

_______________. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. JICA: Universitas Pendidikan Indonesia

Suherman, E dan Winataputra U.S. (1993). Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sumarmo, U. (1987). Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematika Dengan Kemampuan Penalaran Logic Siswa dan Beberapa Unsur Proses Belajar-Mengajar. Disertasi PPS IKIP Bandung: tidak diterbitkan

________, U. (2006). Pembelajaran Keterampilan Mmebaca Matematika Pada Sekolah Menengah. Makalah pada Seminar Pendidikan Matematika Se-Jawa Barat. Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Gunung Djati: Bandung.

_______, U. (2010). Hand Out Matakuliah Evaluasi Pengajaran Matematika. Sps UPI: Tersedia.

Sumarmo dan Permana. (2007). “Mengembangkan Kemampuan Penalaran dan

Koneksi Matematik Siswa SMA Melalui pembelajaran Berbasis Masalah”. Jurnal Pendidikan. 1, (2).

Sundayana, R. (2010). Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Tambunan, H. (2006). “Implementasi Model Pencapaian Konsep dalam

(46)

85

Tina Sri Sumartini, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONCEPT SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Turmudi. (2008). Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika Siswa dalam Pelajaran Matematika. Disertasi doktor pada PPS IKIP Bandung: Tidak dipublikasikan

Uno, H. (2008). Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Usniati, M. (2011). Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatulloh: Tidak diterbitkan

Wahyudin. (2008). Pembelajaran dan Model-Model Pembelajaran. Bandung: UPI

Winasmadi, P.A. (2011). “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika

dengan Model Concept Attainment Berbantuan CD Interaktif pada Materi

Segitiga Kelas VII”. Jurnal PP. 1, (2).

Waren, E. (1999). “Visualization and Development of Early Understanding in

Algebra”. Proceeding of The 24th conference of internaional Group for

Gambar

Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Kemampuan Penalaran Matematis
Tabel 3.2 Interpretasi Validitas Butir Soal
Tabel 3.4 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda
+5

Referensi

Dokumen terkait

Untuk metode Indeks Sentralitas Marshall, pembentukan orde wilayah 28 administrasi kecamatan berdasarkan karakteristik kekotaan yang ditinjau dari 19 fasilitas

Nyawanya meninggalkan tubuhnya dengan sebuah senyum khas di wajahnya dan video kamera mengambil gambar wajahnya dari berbagai sudut, sebagai bukti akan dua hal: (i) bahwa ini

we used 3 methods to solve the problem, the methods are AHP for feature selection, SVM for classification from 3 classes to 2 classes, and then TOPSIS give a

Penelitian ini bertujuan adalah untuk menganalisis hubungan antara status gizi dengan usia menarche pada siswi kelas VII SMP Angkasa.. Metode penelitian

Hasilnya dipengaruhi adanya imperfection (non- linier geometri) dan kondisi inelastis (non-linier material).Dalam tugas akhir ini menggunakan analisis inelastic orde-2

Metode merupakan suatu cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan, sedangkan tujuan dari penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan, dan menyimpulkan hasil

Analisis Pengaruh Pengetahuan Gizi Siswa SMP Terhadap Keputusan Pembelian Makanan Jajanan Sekolah Di Wilayah Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia

Pengembangan Model Pelatihan Berbasis Kearifan Lokal Dalam Meningkatkan Profesionalisme Tutor Paket C Di Kabupaten Bone Bolango.. Universitas Pendidikan Indonesia