• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG BENDA DAN SIFATNYA MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD Cahaya Pelita Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung Semester 1 Tahun Pelajara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG BENDA DAN SIFATNYA MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD Cahaya Pelita Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung Semester 1 Tahun Pelajara"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG BENDA DAN SIFATNYA MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV

SD Cahaya Pelita Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

ROSDIANAH 1008121

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG BENDA DAN SIFATNYA MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV

SD Cahaya Pelita Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh ROSDIANAH

NIM 1008121

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Dr. H.Y Suyitno, M.Pd NIP. 195009081981011001

Pembimbing II

Dr. Agus Fany Chandra, M.Pd NIP 198108122005011003

Diketahui oleh :

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul, upaya meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang benda dan sifatnya melalui

penerapan metode eksperimen (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV

SD Cahaya Pelita Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung Semester 1 Tahun

Pelajaran 2013/2014) ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di

dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika

keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap

menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau

ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2014 Yang membuat pernyataan

(4)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN IPA TENTANG BENDA DAN SIFATNYA MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD Swasta Cahaya Pelita Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung

Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014)

ROSDIANAH 1008121

ABSTRAK

Latar belakang masalah dalam penelitian ini berdasarkan kenyataan yang terjadi di kelas IV SD Cahaya Pelita, bahwa hasil belajar siswa masih rendah dan pembelajaran IPA tampak masih monoton yaitu dilakukan dengan ceramah dan tanya jawab serta tidak melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran kurang bermanfaat bagi siswa serta berdampak pada kurang meningkatnya hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa, serta faktor pendukung dan faktor penghambat pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa tentang benda dan sifatnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan model penelitian adaptasi dari Kemmis dan Mc. Tagart. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV sebanyak 35 orang siswa yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian dilakukan dalam tigaa siklus. Siklus pertama, kedua dan ketiga terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan observasi, refleksi dan tindak lanjut. Data penelitian diperoleh melalui observasi, tes, dan dokumentasi kegiatan pembelajaran. Data hasil penelitian dianalisis, diolah, dideskripsikan, didiskusikan dan dikaji ulang bersama-sama guru mitra, kemudian direfleksi sebagai bahan pertimbangan pada tindakan selanjutnya. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran IPA dengan menerapkan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini ditunjukkan oleh perolehan nilai rata-rata pada siklus I sebesar 70,23, siklus II sebesar 72 dan pada siklus III sebesar 80,29. Serta pencapaian KKM pada siklus I sebesar 51,43%, siklus II 68,57% dan siklus III 91,43%.

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……….. i

KATA PENGANTAR ……….. ii

UCAPAN TERIMA KASIH ……….…... iii

DAFTAR ISI ………. v

DAFTAR TABEL ...……….. viii

DAFTAR GAMBAR ………. ix

DAFTAR GRAFIK ………... x

DAFTAR LAMPIRAN ………. xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Hipotesis Tindakan ... 4

D. Tujuan dan manfaat Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ……… 5

F. Definisi Operasional ... 6

BAB II. METODE EKSPERIMEN DAN HASIL BELAJAR A. Metode Eksperimen ... 8

B. Hasil belajar ……… 11

C. Pengertian IPA ... 12

D. Benda dan sifatnya ... 18

a. Benda Padat ... 18

b. Benda Cair ………... 19

c. Benda Gas ….……….. 20

(6)

BAB. III. METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

A.Metode Penelitian ... 24

B.Prosedur Penelitian ... 26

C.Setting tempat Penelitian ... 28

D.Subyek Penelitian ... 28

E. Instrumen Penelitian ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Data Awal Peneliti…... 32

B.Hasil Penelitian ... 35

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan ... 66

B.Saran ... 67

C.DAFTAR PUSTAKA ... 69

D.LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 71

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel

4.1 Profil Sekolah ………. 32

4.2 Daftar Tenaga pendidik dan Kependidikan ……… 32

4.3 Daftar jumlah siswa ……… 33

4.4 Hasil Observasi Kinerja Guru Menyusun RPP Siklus I……….. 38

4.5 Hasil Observasi kinerja Guru Melaksanakan Pembelajaran Siklus I …. 39 4.6 Hasil Observasi Aktivitas siswa dalam kelompok siklus I ……… 40

4.7 Fokus tindakan Guru dan Siswa siklus II ……….. 44

4.8 Hasil Observasi Kinerja Guru Menyusun RPP Siklus II………. 47

4.9 Hasil Observasi kinerja Guru Melaksanakan Pembelajaran Siklus II .... 48

4.10 Hasil Observasi Aktivitas siswa dalam kelompok siklus II……… 49

4.11 Peningkatan Hasil Belajar Siswa siklus I dan siklus II ……….. 51

4.12 Fokus tindakan Guru dan Siswa siklus III ………. 53

4.13 Hasil Observasi Kinerja Guru Menyusun RPP Siklus III……….. 57

4.14 Hasil Observasi kinerja Guru Melaksanakan Pembelajaran Siklus III .. 58

4.15 Hasil Observasi Aktivitas siswa dalam kelompok siklus III ..………… 58

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Contoh benda-benda padat……...………... 18

2.2 Contoh sifat benda padat………. ... 21

2.3 Contoh sifat benda cair ……….……... 22

2.4 Contoh sifat benda gas ………..………... 23

(9)

DAFTAR GRAFIK

Grafik

4.1 Perbandingan nilai rata-rata siswa data awal dan siklus I ... 42

4.2 Perbandingan persentase ketuntasan belajar siswa data awal dan siklus I . 42

4.3 Perbandingan nilai rata-rata siklus I dan siklus II ... 51

4.4 Perbandingan persentase ketuntasan belajar siklus I dan siklus II ... 52

4.5 Perbandingan nilai rata-rata siklus I, II dan siklus III ... 61

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak yang duduk di SD adalah anak yang berada pada rentang usia dini.

Masa usia dini merupakan masa perkembangan yang sangat penting dan sering

disebut “ The Golden Years “ bagi kehidupan seseorang. Piaget (Watika, 2010)

menyatakan bahwa setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata

yaitu system konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap

obyek yang ada di dalam lingkungannya. Pemahaman tentang obyek tersebut

berlangsung melalui proses asimilasi ( menghubungkan obyek dengan konsep

yang sudah ada di dalam pikirannya ) dan akomodasi (proses memanfaatkan

konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan obyek) . Belajar dimaknai

sebagai proses interaksi diri dengan lingkungannya. Anak belajar dari hal-hal

yang kongkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dicium dan diraba.

Proses belajar tidak sekedar menghapal konsep-konsep atau fakta belaka,

tetapi kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman

yang lebih utuh. Hal ini sejalan dengan falsafah kontruktivisme yang menyatakan

bahwa manusia mengkontruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek,

fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer

begitu saja dari seseorang kepada anak.

Mutu pendidikan sangat ditunjang oleh sejauh mana kemampuan

komponen pendidikan dapat dioptimalkan sehingga proses pengajaran di

dalam kelas dapat dijalankan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Salah satu komponen tersebut yang memiliki andil besar terhadap keberhasilan

pengajaran adalah guru, sehingga guru dituntut untuk memiliki kemampuan

dalam menggunakan strategi, metode, pendekatan dan teknik pembelajaran

yang efektif dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Guru memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

(11)

2

menyatakan bahwa upaya pengembangan pendidikan perlu mengembangkan

dirinya untuk lebih berperan sebagai pendidik yang mengembangkan Sumber

Daya Manusia dan tatanan kehidupan. Pendidikan yang merupakan hasil budaya

masyarakat dan bangsa terus berkembang untuk mencari bentuknya yang paling

cocok sesuai dengan perubahan dinamis yang terjadi di dalam masyarakat

setiap bangsa.

Perubahan dinamis itu terjadi sebagai akibat perkembangan IPTEK,

perubahan-perubahan nilai budaya dan meningkatnya tuntutan masyarakat untuk

memperoleh pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup dalam laju

pembangunan.

Pengembangan pendidikan merupakan bukti adanya daya tanggap

pendidikan terhadap peluang dan tantangan yang timbul dari dalam maupun luar

sistem pendidikan itu sendiri.

Upaya-upaya untuk menjawab tantangan era globalisasi dalam dunia

pendidikan telah banyak dilakukan. Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan

perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan terus dilaksanakan dan

dikembangkan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu bentuk

penelitian yang sering dilakukan. PTK perlu dilakukan karena masih banyak

kekurangan dan kelemahan yang dirasakan dalam proses pembelajaran yang

dilaksanakan selama ini, dimana pembelajaran harus bersifat konvensional dan

tidak variatif, sehingga mengakibatkan kurangnya pemahaman siswa tentang

materi yang disampaikan dan siswa tidak termotivasi untuk belajar. Dengan

dilakukannya PTK diharapkan akan dapat diketahui bagaimana seharusnya

pembelajaran dilaksanakan agar mampu meningkatkan prestasi belajar siswa

sesuai dengan yang diharapkan dalam kurikulum dengan menggunakan model dan

teknik-teknik pembelajaran yang tepat.

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam tidak luput peran sertanya dalam

menciptakan manusia yang berkualitas. Untuk itu dalam mengantsiipasi

kemajuan teknologi diperlukan pembaharuan dan inovasi serta peningkatan

kualitas pendidikan IPA sejak dini di semua tingkat pendidikan pada umumnya

(12)

3

SD pada mata pelajaran IPA selama ini masih dirasakan kurang memuaskan oleh

beberapa kalangan, baik siswa, orang tua siswa maupun oleh kalangan pendidik.

Hal ini diperkuat oleh hasil observasi awal peneliti dilapangan yang diketahui

hasil belajar siswa pada mata pelajaran yang lain. Berdasarkan pengalaman

peneliti selama mengajar di SD Cahaya Pelita Kecamatan Babakan Ciparay Kota

Bandung diperoleh bukti bahwa prestasi belajar siswa masih rendah dengan

perolehan rata-rata ulangan harian adalah 68,23 dari target KKM. 70 Rendahnya

hasil belajar ini tidak terlepas dari proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh

guru. Oleh sebab itu perlu adanya upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran IPA yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

Permasalahan yang timbul adalah bagaimana upaya untuk meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Salah satu upaya yang bisa dilakukan

adalah memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang tepat untuk

menyampaikan suatu materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran IPA. Dewasa ini sedang dikembangkan

bermacam-macam metode pembelajaran untuk menolong para pendidik agar dapat

meningkatkan kemampuannya dalam menyampaikan pelajaran. Salah satu metode

pembelajaran yang berguna bagi pendidik untuk menemukan apa yang

harus dilakukan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran adalah penerapan

metode eksperimen.

Penerapan metode eksperimen dapat digunakan dalam upaya untuk

meningkatkan hasil belajar siswa, karena metode eksperimen dapat mencari

jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode

eksperimen merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan

mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu,

baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian,

demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru, walaupun dalam

proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi

(13)

4

Penerapan metode eksperimen ini didasarkan pada materi yang akan

diajarkan yaitu benda dan sifatnya, karena dengan metode eksperimen ini siswa

mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar.

Pemilihan materi benda dan sifatnya merupakan materi yang diajarkan di

kelas IV semester 1 yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku di tempat

penelitian dlakukan yaitu di SD Cahaya Pelita Kecamatan Babakan Ciparay Kota

Bandung.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut : Bagaimanakah Penerapan Metode Eksperimen pada

mata pelajaran IPA tentang benda dan sifatnya di Kelas IV SD Cahaya Pelita

Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung dapat meningkat setelah diterapkan

metode eksperimen?

Rumusan masalah tersebut selanjutya dijabarkan menjadi beberapa

pertanyaan penelitian sebagai berikut :

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPA topik benda dan sifatnya

dengan menerapkan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil

belajar siswa kelas IV SD Cahaya Pelita Kecamatan Babakan Ciparay

Kota Bandung ?

b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA topik benda dan sifatnya

melalui metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa ?

c. Bagaimana hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran

IPA topik benda dan sifatnya melalui metode eksperimen?

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah :

ˮ Penerapan metode Eksperimen dalam pembelajaran IPA tentang

benda dan sifatnya, dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD

(14)

5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil

belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan metode eksperimen di kelas IV SD

Cahaya Pelita Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menggambarkan perencanaan pembelajaran IPA topik benda dan

sifatnya melalui metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar

siswa

2. Menggambarkan pelaksanaan pembelajaran IPA topik benda dan

sifatnya melalui metode eksperimen untuk meningkatkan hasil

belajar siswa

3. Menggambarkan peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti

proses pembelajaran IPA topik benda dan sifatnya melalui metode

eksperimen

2. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya :

1. Bagi Siswa

a. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA pada

topik benda dan sifatnya.

b. Memotivasi kemauan belajar siswa pada mata pelajaran IPA

2. Bagi guru

a. Memberikan pengalaman dalam meracang pembelajaran IPA

dengan metode eksperimen di Sekolah Dasar

b. Mendorong guru agar lebih kreatif dalam mengelola proses

pembelajaran IPA

3. Bagi Sekolah

a. Memberikan kontribusi yang positif bagi peningkatan

(15)

6

b. Menumbuhkan suasana akademis yang kondusif bagi

peningkatan kualitas pendidikan di sekolah

4. Bagi peneliti

a. Menambah pengalaman dalam merancang pembelajaran IPA di kelas

terutama dengan penerapan metode eksperimen

b. Kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen dapat dijadikan

alternatif metodologis dalam pembelajaran IPA

E. Definisi Operasional Metode Eksperimen

Metode Eksperimen adalah percobaan tentang sesuatu. Dalam hal ini

setiap siswa melakukan percobaan dan bekerja sendiri-sendiri. Pelaksanaan

eksperimen lebih memperjelas hasil belajar, karena setiap siswa mengalami

melakukan kegiatan percobaan. Sebagaimana dikemukakan terdahulu, proses

belajar semacam ini sesuai dengan pandangan teori modern learning by

doing. Metode eksperimen memberi kesempatan kepada siswa melakukan

percobaan sendiri tentang proses yang dimaksud

Metode eksperimen adalah metode untuk membuktikan suatu

pertanyaan atau hipotesis tertentu. Eksperimen bisa dilakukan pada suatu

laboratorium atau di luar laboratorium, pekerjaan eksperimen mengandung

makna belajar untuk berbuat, karena itu dapat dimasukkan ke dalam metode

pembelajaran. Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran di

mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan

sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari.

Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen ini siswa

diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri,

mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan

menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses sesuatu.

Peran guru dalam metode eksperimen ini sangat penting, khususnya berkaitan

(16)

7

kesalahan dalam memaknai kegiatan eksperimen dalam kegiatan belajar

mengajar. Jadi peran guru untuk membuat kegiatan belajar ini menjadi faktor

penentu berhasil atau gagalnya metode eksperimen ini.

Langkah eksperimen

1) Memberikan penjelasan secukupnya tentang apa yang harus

dilakukan dalam eksperimen

2) Membicarakan dengan siswa tentang langkah yang ditempuh, materi

pembelajaran yang diperlukan, variable yang perlu diamati dan

hal-hal yang perlu dicatat

3) Menentukan langkah-langkah pokok dalam membantu siswa selama

eksperimen

(17)

24

BAB III

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas ( Classroom Action Research ) yaitu suatu model penelitian

yang dilakukan oleeh guru ke kelas atau di sekolah tempat ia mengajar

dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis

pembelajaran

Arikunto ( 2002 : 2-3 ) menjelaskan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

melalui paparan difinisi dari konsep penelitian, tindakan dan kelas, yaitu

sebagai berikut :

dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam penelitian ini berbentuk

(18)

25

Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dapat melihat

sendiri praktek pembelajaran atau bersama observer melakukan

penelitian terhadap siswa dilihat dari segi aspek interaksinya dalam proses

belajar mengajar yang berlangsung di kelas. Guru setelah mengadakan PTK

dapat memperbaiki praktek-praktek pembelajaran sehingga lebih efektif.

Pelaksanaan PTK yang dilakukan guru tidak akan mengganggu

dalam pencapaian target kurikulum, karena dalam penelitian tdak

mempengaruhi materi pembelajaran tetapi umtuk memperbaiki proses

pembelajaran demi tujuan yang telah ditagetkan. Kegiatan Penelitian

Tindakan Kelas melibatkan siswa melalui tindakan yang telah direncanakan

oleh peneliti.

Menurut Arikunto (2009:20) ” Penelitian Tindakan Kelas tidak pernah

merupakan kegiatan tunggal, tetapi harus berupa rangkaian kegiatan yang

akan kembali ke asal sehingga membentuk suatu siklus”. Oleh karena itu

model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

model penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis da Mc Taggart yaitu

model penelitian yang menggunakan model spiral refleksi yang terdiri dari

beberapa siklus. Tiap siklus dimulai dari perencanaan (planning), kemudian

tindakan (acting) dan pengamatan (observing), dan yang terakhir adalah

refleksi (reflecting).. Setiap tahapan tersebut berfungsi saling menguraikan

karena pada masing-masing tahapan meliputi proses penyempurnaan yang

harus dilaksanakan secara terus menerus sehingga mendapatkan hasil yang

diinginkan.

Adapun dalam penelitian ini, peneliti akan melaksanakan tiga siklus,

dimana ketiga siklus tersebut mencakup satu pokon bahasan utuh dalam mata

pelajaran IPA kelas IV SD Cahaya Pelita semester I. Untuk memperjelas pola

pengembangan tiap siklus, berikut ini dikutip model visualisasi bagan yang

(19)

26

Gambar 3.1

Desain Penelitian Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto S.2006:93)

B. Prosedur Penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti mengadakan

orientasi lapangan (penelitian awal) dengan kegiatan sebagai berikut : S

Penyusunan Rencana Tindakan II Analisis dan refleksi tindakan I Observasi Pelaksanaan

Tindakan I

Pelaksanaan Tindakan I

Pembelajaran IPA melalui metode eksperimen

Identifikasi masalah

 Proses pembelajaran IPA di SD

 Upaya peningkatan hasil belajar

 Menyusun LKS dan Alat evaluasi

(20)

27

a. Evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran untuk memperoleh gambaran

pelaksanaan pembelajaran IPA sebelum menggunakan metode

eksperimen

b. Mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran yang terdapat di

sekolah tempat penelitian.

Setelah mengadakan orientasi lapangan maka penelitian dimulai,

prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tahap perencanaan ( Planning )

a. Peneliti melakukan analisis KTSP untuk mengetahui kompetensi

dasar yang akan disampaikan pada siswa dalam upaya meningkatkan

hasil belajar siswa melalui penerapan metode eksperimen dalam

pembelajaran IPA

b. Merancang dan menyusun rencana pembelajaran (RPP)

c. Menyusun instrumen penelitian. Instrumen penelitian ini berfungsi

untuk merekam semua data-data yang dibutuhkan

d. Konsultasi instrumen dengan dosen pembimbing agar instrumen

yang dibuat berkualitas baik

e. Merevisi instrumen jika diperlukan

2. Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan

a. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode

eksperimen

b. Untuk mendapatkan data tentang peningkatan hasil belajar siswa

dalam pembelajaran IPA tentang konsep benda dan sifatnya dalam

setiap siklus maka dilakukan postes

c. Diskusi dengan observer untuk mengetahui keterangan tentang

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung,

dan untuk mengetahui jika ada kelemahan atau kekurangan selama

proses pembelajaran berlangsung.

Pelaksanaan Pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini

(21)

28

2013, siklus II pada tanggal 4 Desember 2013, dan siklus III pada tanggal 11

Desember 2013

 Analisis dan Refleksi

Pada setiap siklus, data yang diperoleh dianalisis sesgera mungkin

berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditatapkan. Setelah dinalisis kemudian

direfleksikan sebagai bahan evaluasi dan koreksi untuk memperbaiki siklus

berikutnya.

 Membuat kesimpulan hasil penelitian

Kesimpulan hasil penelitian diperoleh dari hasil analisis data yang

diperoleh dari kegiatan pada siklus 1, 2, dan 3

C. Seting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Cahaya Pelita

Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung

D. Subjek Penelitian

Untuk menjawab permasalahan di atas, ada beberapa faktor yang ingin

diselidiki faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :

a. Faktor Siswa : dengan melihat peningkatan hasil belajar siswa

kelas IV SD Cahaya Pelita Kota Bandung

b. Faktor Guru : melihat cara guru merencanakan pembelajaran

serta bagaimana Pelaksanaan pembelajaran di kelas, apakah sesuai

dengan rencana tindakan melalui metode eksperimen dan tujuan

(22)

29

E. Instrumen Penelitian

Mengenai hal-hal yang ingin dikaji melalui penelitian ini, maka dibuat

seperangkat instrumen penelitian yang dimaksud adalah sebagai beriktu:  Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat persiklus yang berisi

standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,

materi pokok, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran,

alat dan bahan/ sumber belajar, dan penilaian.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja siswa (LKS) memuat kegiatan-kegiatan yang harus

dilaksanakan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Penyajian materi

dalam LKS diawali dengan petunjuk langkah-langkah kegiatan yang

harus dilakukan siswa dan dilanjutkan dengan memberikan

pertranyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk memahami

konsep IPA sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.

Instrumen Pengumpulan Data

a. Lembar Observasi Pembelajaran

Lembar observasi pembelajaran ini digunakan untuk melihat

kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan pembelajaran. Juga

digunakan untuk mengukur tingkah laku individu atau terjadinya suatu

proses kegiatan yang dapat diamati. Orang yang bertugas mengisi

observasi adalah observer.

b. Lembar Tes

Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban

(23)

30

membutuhkan jawaban, atau sejumlah pertanyaan yang harus diberikan

tanggapan.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini soal tes akhir siklus. Soal

tes akhir siklus dilaksanakan pada setiap akhir siklus yang bertujuan

untuk mengetahui kemampuan siswa dan sebagai bahan refleksi

pembelajaran yang dilaksanakan untuk memperbaiki proses

pembelajaran berikutnya.

Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data diperoleh, maka dilakukan pengolahan data terhadap

data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif yaitu berupa lembar

observasi dan catatan lapangan, sedangkan data kuntitatif adalah berupa

hasil tes yang dilakukan pada setiap akhir siklus

Prosedur analisis data yang diperoleh dalam penelitian adalah

sebagai berikut:

a. Pengolahan data kualitatif

Data kualitatif terdiri atas hasil observasi dan catatan lapangan.

Teknik yang dilakukan adalaah dengan cara menafsirkan hasil

kemudian dideskripsikan dan selanjutnya disimpulkan.

b. Pengolahan data kuantitatif

Data kuantitatif berasal dari data tes yang berupa jawaban siswa

terhadap soal- soal yang diberikan guru, dengan patokan jawaban

benar sesuai dengan petunjuk yang ada pada soal tersebut. Untuk

mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajara IPA tentang konsep

perubahan wujud benda dan sifatnya, digunakan rumus:

Persentase penguasaan = jumlah skor yang diperoleh x 100%

Skor total

Untuk menghitung rata – rata kelas dilakukan dengan rumus:

(24)

31

Keterangan :

x = rata-rata (mean)

∑x = jumlah seluruh skor

N = banyaknya subjek (Nana S, 2011:109)

Untuk menghitung presentase jumlah siswa yang sudah mencapai nilai

KKM dilakukan dengan rumus

Presentase pencapaian KKM = Jumlah siswa yang mencapai KKM x 100

Jumlah siswa keseluruhan

(25)

66

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas mengenai penggunaan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SD Cahaya Pelita Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung dalam konsep perubahan wujud benda dapat disimpulkan bahwa;

1. Perencanaan pembelajaran IPA menggunakan metode eksperimen di

mulai dari merumuskan indikator yang harus dicapai setelah metode eksperimen berakhir, menetapkan langkah- langkah eksperimen yang akan dilaksanakan, memperhitungkan waktu yang dibutuhkan , serta mempersiapkan media yang akan digunakan.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan dalam

penelitian ini mengacu lampiran Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. RPP dalam penelitian ini mempunyai kekhasan yaitu dalam langkah pembelajaran yang disesuaikan dengan tahapan metode

eksperimen. Dalam penyusunan RPP ini peneliti melengkapi dengan

lembar kerja siswa (LKS), soal evaluasi, dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa yang disesuaikan dengan materi yang dibahas yaitu tentang wujud benda dan sifatnya.

3. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang wujud benda

dan sifatnya mengalami peningkatan setelah diterapkannya metode eksperimen. Hal ini ditunjukkan oleh perolehan nilai rata rata pada siklus I sebesar 70.23, Sikluis II sebesar 72. dan siklus III sebesar 80.29

4. Perencanaan Pembelajaran IPA tentang perubahan wujud benda

(26)

67

5. Proses Pembelajaran IPA dalam meningkatkan hasil belajar siswa tentang wujud benda dan sifatnya melalui penerapan metode eksperimen ada peningkattan sebesar 17,14 % dari 51.43 % pada siklus pertama menjadi 68.57 % pada siklus kedua dan peningkatan 22.86 % dari siklus II 68.57 menjadi 91.43 % pada siklus III

B. Saran

Penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan peneliti meskipun masih memperlihatkan kelemahan dan keterbatasan, tetapi telah memberikan manfaat bagi perbaikan kualitas pembelajaran IPA di kelas IV SD Cahaya Pelita Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung. Berdasarkan pengalaman ini peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut.:

1. Saran untuk Guru

Guru harus peduli terhadap setiap proses pembelajaran sehingga dapat mengidentifikasi setiap kelemahan dan kelebihan dari penyelenggaraan pembelajaran yang ia laksanakan. Apabila terdapat kekurangan sebaiknya segera melakukan perbaikan melalui penelitian tindakan kelas. Kerjasama antar guru harus terus ditumbuh kembangkan dalam mengembangkan dan memperbaiki kualitas proses pembelajaran. Dengan tumbuhnya kerjasama yang baik antara guru diharapkan akan terjadi peningkatan profesionalisme guru yang juga akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.

2. Saran untuk kegiatan peneliti lebih lanjut

(27)

68

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, dkk. (2009). Strategi Pembelajaran, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta : Depdiknas.

Abdul,M.(2009) Perencanaan pembelajaran Bandung: Remaja Rosdakarya

Adeng,S. (2008) Praktikum IPA, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Jakarta: Depdiknas.

Adzkiya.MN, dkk. (2010) Percobaan terhadap zat. Bandung : Megah Jaya

Arikunto, Suharsimi. (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung : Rineka Cipta.

Awalludin, dkk. (2008) Statistika Pendidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta : Depdiknas.

Dahar. (1996) Model-model Mengajar, Bandung : CV Diponegoro

Depdiknas. (2006) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta : Dirjen Dikdasmen.

Didi S.,Encep S. (2007) Pembeharuan dalam PBM di SD, Bandung : UPI PRESS

Endang Purwanti, dkk. (2008) Assesmen Pembelajaran SD, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta : Depdiknas.

Hamalik,O (2001) Proses Balajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara

Hatimah,I.,Susilana.,R Nuraedi. 2006 Penelitian Pendidikan, Bandung : UPI PRESS k,v

Hermawan,R. (2000) Penelitian Tindakan Kelas Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

Leksono, Suroso Mukti. (2004) Sain Modern. Jakarta: Pustaka Widia Utama.

Muslim dan Jumhana, Nana. (2007) Pendidikan IPA, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta : Depdiknas.

(28)

69

Nasution,S. (1992) Berbagai pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara

N, Sudirman dkk.(1992) Ilmu Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Rochiati, Wiriaatmadja. (2008) Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : Remaja Rosda Karya.

Roestiyah,N.K (2012) Strategi Belajar Mengajar : Jakarta: Rineka Cipta

Rustam, Mudilarto. (2004) Penelitian Tindakan Kelas, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta : Depdiknas.

Sagala, Syaiful. (2012) Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sudjana, Nana. (2009) Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung:: Sinar Baru Algesindo.

Sudjana Nana, (2012) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar : Bandung : Remaja Rosdakarya

Samatowa,U (2006) Bagaimana membelajarkan IPA di Sekolah Dasar Jakarta: Depdiknas

Setia Aji, A Hidayat (2009) Mengenal Zat. Bandung : Graha Bandung Kencana

Sumiati, Asra (2009) Metode Pembelajaran . Bandung : Wacana Prima

Tirtaraharja,U. (1994). Pengantar Pendidikan. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud

Tuswanto. W (2010) Percobaan terhadap air Bandung : Megah Jaya

Gambar

Grafik
Gambar 3.1

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mempertahan presepsi guru tentang pembelajaran matematika sesuai dengan konsep pembelajaran kontekstual, perlu diyakinkan secara terus menerus bahwa

Dimana dalam analisis ini dibahas lima dimensi penentu kualitas jasa yang mempengaruhi konsumen yang terdiri dari analisa keandalan, keresponsifan, keyakinan, empati, dan

[r]

Selain di budidaya/ kotoran kelinci juga bisa di maanfaatkan untuk pupuk kompos / yang menarik lagi /. air kencing kelinci tersebut digunakan sebagai bahan alternatif penggati

[r]

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia serta hidayah-Nya yang selalu tercurahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Manfaat dari penelitian ini secara teoritis adalah meningkatkan kinerja guru khususnya dalam hal melakukan variasi gaya mengajar yang dilakukan pada saat proses

penyerbuan tahanan LP Cebongan ini menunjukkan bahwa Kompas ingin membuat suatu pembingkaian terhadap khalayak pembaca dengan didukung oleh pernyataan- pernyataan