ANALISIS SOSIOPRAGMATIK L’IMPÉRATIF DALAM FILM LES
ENFANTS DE TIMPELBACH KARYA NICOLAS BARY
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis
Oleh :
Vini Nindia
0906810
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LEMBAR PERSETUJUAN
VINI NINDIA
ANALISIS SOSIOPRAGMATIK L’IMPÉRATIF DALAM FILM LES
ENFANTS DE TIMPELBACH KARYA NICOLAS BARY
Disetujui dan Disahkan Oleh
PEMBIMBING I
Drs. Soeprapto Rakhmat, M. Hum
NIP. 195502171980111002
PEMBIMBING II
Dra. Iim Siti Karimah, M. Hum
NIP. 196502041992022001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis
Dra. Iim Siti Karimah, M. Hum
PERNYATAAN
Dengan ini saya Vini Nindia menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Sosiopragmatik L’Impératif Dalam Film Les Enfants de Timpelbach Karya Nicolas Bary” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara yang tidak
sesuai dengan etika keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung
resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari
pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
ATTESTATION
Je soussignée Vini Nindia atteste que ce mémoire intitulé «Analyse
Sociopragmatique de L’Impératif dans Le Film Les Enfants de Timpelbach de Nicolas Bary» est véritablement ma propre rédaction, et que je ne pratique pas la
démarque ou le fait de citer des ouvrages qui ne conviennent pas aux critéres du
monde académique. Par cette attestation, je suis disposée à admettre de sanction
si l’on trouve des infranctions aux codes d’éthiques dans ce mémoire.
Bandung, Januari 2014
Yang membuat pernyataan,
ABSTRAK
Nindia, Vini. (2013). Analisis Sosiopragmatik L’Impératif dalam Film Les Enfants de Timpelbach Karya Nicolas Bary. Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan memaparkan wujud tuturan imperatif dan menganalisis makna tuturan imperatif tersebut dalam ranah-ranah
sosial yang terdapat dalam Film “Les enfants de Timpelbach” karya Nicolas Bary. Analisis tuturan imperatif dilakukan untuk mengetahui, mendapatkan dan memaknai maksud penutur dengan setepat-tepatnya karena imperatif merupakan kalimat suruhan atau kalimat perintah yang sering ditemui dalam konteks hubungan antara manusia satu dengan lainnya ketika sedang melakukan aktivitas sehari-hari. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualifikatif dengan kajian sosiopragmatik, yaitu kajian yang melibatkan keadaan-keadaan dan kondisi-kondisi dari masyarakat dan budaya setempat serta konteks yang sifatnya sosiokultural, spatio-temporal, situasional dan tekstual, yang kemudian dibagi-bagi kembali ke dalam ranah-ranah sosial. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tuturan imperatif yang terdapat dalam film “Les enfants de Timpelbach” karya Nicolas dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 tuturan imperatif berdasarkan ranah kehidupan yang terdapat dalam film tersebut. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah format data yang terdiri dari komponen-komponen analisis nomor data, lokasi, wujud tuturan, konteks, dan makna tuturan. Dalam film “Les Enfants De Timpelbach” karya Nicolas Bary ini terdapat empat ranah kehidupan, yaitu ranah keluarga, ranah pendidikan, ranah pekerjaan dan ranah persahabatan. Bentuk tuturan imperatif yang ditemukan peneliti dalam dialog film ini yaitu terdiri dari dua macam wujud, yaitu wujud formal imperatif dan wujud pragmatik imperatif. Makna tuturan imperatif dari keempat ranah kehidupan dalam film ini adalah 1) imperatif larangan; 2) imperatif sindiran; 3) imperatif permohonan; 4) imperatif suruhan; 5) imperatif saran; 6) imperatif permintaan; 7) imperatif ajakan; 8) imperatif pemberian izin; dan 9) imperatif imbauan. Pemahaman terhadap wujud imperatif dan makna sosiopragmatik imperatif harus mempertimbangkan dan memperhitungkan konteks situasional tuturannya.
ABSTRAC
This research propose to desribe and explain the imperative speech form and to analyse the imperative meaning in social domain where was in the film “Les enfants de Timpelbach” by Nicolas Bary. This analyse suggest to know and to get the meaning speakers mean exactly because imperatives are commands and orders sentences frequently encountered in the context of the relationship between human beings with one another while doing everyday activities. The method used in this research is qualitative descriptive method with sosiopragmatic study, the studies involving the circumstances and the conditions of society and culture as well as its socio-cultural context , spatio - temporal , situational and textual , which is then divided back into the social domain . The population in this study are all imperative speechs contained in the film " Les enfants de Timpelbach " by Nicolas and the samples are 50 imperatives speechs based on domains socials that are in the film. The instruments used in this study is a data format which consists of a number of components of data analysis, the location, form of speech, context, and meaning of speechs. In this film,we founde four social domain, they are family domain, education domain, employment domain and friendship domain. Imperative speech form found in this movie dialogue which consists of two kinds of form, they are a formal imperative and pragmatic imperative. Imperative meaning of the four domains social in this movie are 1) the imperative prohibition; 2) imperative satire; 3) the imperative request; 4) imperative commands; 5) imperatives advice; 6) imperative demand; 7) imperative agitation; 8) imperative giving permission, and 9) imperative appeal. Understanding of the form and meaning sosiopragmatic imperative to consider and take into account the situational context the speech.
DAFTAR ISI
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR LAMPIRAN... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Rumusan Masalah... 3
1.3 Tujuan Penelitian... 3
1.4 Manfaat Penelitian... 3
1.5 Anggapan Dasar... 4
BAB 2 ANALISIS SOSIOPRAGMATIK L’IMPÉRATIF DALAM FILM “LES ENFANTS DE TIMPELBACH” KARYA NICOLAS BARY 2.1 Sosiopragmatik... 5
2.2Tindak Tutur ... 9
2.3 Aspek-Aspek Situasi Tutur... 13
2.4 Peristiwa Tutur... 16
2.5.1 Fungsi Menyatakan... 18
2.5.2 Fungsi Menanyakan... .... 19
2.5.3 Fungsi Memerintah... ... 19
2.6 Kalimat... 19
2.7 Imperatif (L’Impératif)... 22
2.8 Wujud Formal dan Wujud Pragmatik Imperatif... 27
2.9 Film... 28
2.9.1 Pengertian Film... 28
2.9.2 Fungsi Film... 29
2.9.3 Jenis-Jenis Film... ... 30
2.10 Dialog... 32
2.11 Film sebagai Media Pembelajaran di Kelas FLE... 32
2.12 Film “Les Enfants de Timpelbach”... 34
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian... 36
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian... 37
3.2.1 Populasi Penelitian... 37
3.2.2 Sampel Penelitian... 38
3.3 Variabel Penelitian... 38
3.4 Definisi Operasional... 39
3.5.1 Tabel Instrumen Penelitian... 42
3.6 Teknik Penelitian... 42
3.6.1 Studi Pustaka... 42
3.6.2 Dokumentasi... 43
3.6.3 Analitik... 43
3.7Prosedur Penelitian... 44
3.8 Tahap-Tahap Analisis Data... 44
BAB 4 DESKRIPSI DAN ANALISI DATA 4.1 Deskripsi Data... 46
4.2 Analisis Data... .... 47
4.2.1 Wujud dan Makna Sosiopragmatik Imperatif ... 47
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 95
5.2 Saran... 96
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Imperatif Permohonan pada Ranah Kekeluargaan
Tabel 4.2 Imperatif Larangan pada Ranah Kekeluargaan
Tabel 4.3 Imperatif Pemberian Izin pada Ranah Kekeluargaan
Tabel 4.4 Imperatif Ajakan pada Ranah Kekeluargaan
Tabel 4.5 Imperatif Permintaan pada Ranah Kekeluargaan
Tabel 4.6 Imperatif Suruhan pada Ranah Kekeluargaan
Tabel 4.7 Imperatif Larangan pada Ranah Pendidikan
Tabel 4.8 Imperatif Sindiran pada Ranah Pendidikan
Tabel 4.9 Imperatif Permohonan pada Ranah Pendidikan
Tabel 4.10 Imperatif Suruhan pada Ranah Pendidikan
Tabel 4.1 1 Imperatif Saran pada Ranah Pendidikan
Tabel 4.12 Imperatif Imbauan pada Ranah Pendidikan
Tabel 4.13 Imperatif Permintaan pada Ranah Pendidikan
Tabel 4.14 Imperatif Ajakan pada Ranah Pendidikan
Tabel 4.15 Imperatif Larangan pada Ranah Pekerjaan
Tabel 4.16 Imperatif Suruhan pada Ranah Pekerjaan
Tabel 4.17 Imperatif Permintaan pada Ranah Pekerjaan
Tabel 4.18 Imperatif Saran pada Ranah Pekerjaan
Tabel 4.20 Imperatif Pemberian Izin pada Ranah Pekerjaan
Tabel 4.21 Imperatif Ajakan pada Ranah Pekerjaan
Tabel 4.22 Imperatif Larangan pada Ranah Persahabatan
Tabel 4.23 Imperatif Sindiran pada Ranah Persahabatan
Tabel 4.24 Imperatif Permohonan pada Ranah Persahabatan
Tabel 4.25 Imperatif Suruhan pada Ranah Persahabatan
Tabel 4.26 Imperatif Saran pada Ranah Persahabatan
Tabel 4.27 Imperatif Permintaan pada Ranah Persahabatan
Tabel 4.28 Imperatif Ajakan pada Ranah Persahabatan
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I : L’Article de La Recherche
LAMPIRAN II : Surat Keputusan Pengesahan Judul Skripsi dan
Pengangkatan Dosen Pembimbing I Dan II
LAMPIRAN III : Klasifikasi Data Tuturan Imperatif Berdasarkan
Ranah Kehidupan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Bahasa Perancis merupakan bahasa internasional kedua setelah bahasa
Inggris. Banyak orang yang ingin belajar bahasa Perancis dan mengenali
kebudayaannya. Tidak terlepas dari bahasanya, Perancis merupakan salah satu
negara yang mempunyai budaya yang unik, seperti cara mereka bertutur sapa,
cara bertamu atau pun tata cara makan. Semua keunikan tersebut membuat
banyak orang ingin mempelajari bahasa dan kebudayaan mereka.
Belajar bahasa dan kebudayaan tidak terlepas dari media pembelajaran.
Dengan adanya media pembelajaran bahasa saat ini, para pembelajar lebih
mudah untuk mengenal dan memahami bahasa dan kebudayaan yang
dipelajarinya. Selain itu, media pembelajaran juga akan memotivasi kita untuk
belajar dengan lebih bersemangat. Oleh sebab itu, peneliti berpendapat bahwa
media pembelajaran sangat penting dan dapat mendukung proses
pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Perancis.
Banyak media yang digunakan dalam mempelajari bahasa dan
kebudayaan, seperti buku, gambar, video, permainan, film, dll. Film
merupakan salah satu media pembelajaran bahasa dan budaya yang menarik.
Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman juga telah mengalami
perkembangan. Film telah memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat.
Film sebagai cermin pencitraan suatu budaya, kehidupan sosial dan
pariwisata. Gambar bergerak, yang disebut film menghasilkan suara yang
dapat menghidupkan gambar. Suara tersebut dapat berupa musik, ujaran, dan
dialog percakapan yang diucapkan oleh para pemeran film tersebut. Dialog,
adegan, dan lokasi dalam film ditampilkan sedemikian rupa sehingga dapat
memberikan gambaran dan realitas kehidupan kepada para penikmat film
hingga media pembelajaran dalam bidang pendidikan. Dengan demikian, film
merupakan salah satu media yang meyenangkan dalam belajar bahasa. Film
dapat memperdengarkan dialog-dialog dan membelajarkan kebudayaan
Perancis berdasarkan visual yang ditampilkan.
Salah satu film yang dapat dipakai sebagai media pembelajaran Bahasa
Perancis adalah Film “Les Enfants de Timpelbach”. Film karya Nicolas Bary
ini merupakan salah satu film Perancis yang diadaptasi dari roman yang
tuturan-tuturan. Ada beberapa bentuk tuturan dalam dialog film ini seperti
kalimat deklaratif (berita), kalimat interogatif (tanya), kalimat ekslamatif
(kekaguman), ataupun kalimat imperatif (perintah). Melalui tuturan-tuturan
tersebutlah kita dapat mempelajari bahasa dan budaya dari suatu negara.
Salah satu tuturan yang sering muncul dalam dialog adalah tuturan
imperatif. Imperatif merupakan kalimat suruhan atau kalimat perintah. Dalam
kehidupan sehari-hari dalam konteks hubungan antara manusia satu dengan
lainnya ketika sedang melakukan aktivitas, kalimat imperatif sering ditemukan.
Begitu juga dalam film “Les Enfants de Timpelbach” karya Nicolas Bary ini
kita akan banyak menemukan berbagai macam kalimat, terutama kalimat
imperatif. Wujud tuturan imperatif akan tampak jelas apabila tuturan itu
muncul bersama-sama bentuk dan tujuan tanggapannya. Oleh karena itu,
analisis tuturan imperatif perlu dilakukan untuk mengetahui, mendapatkan dan
memaknai maksud penutur dengan setepat-tepatnya. Salah satu ilmu yang
mempelajari maksud tuturan dalam konteks situasional adalah sosiopragmatik.
Penelitian terhadap entitas imperatif sudah pernah dilakukan
sebelumnya pada bahasa Indonesia oleh Rahardi (2009) yang telah dibukukan.
Hasil penelitian tersebut mengemukakan bahwa makna dari tuturan imperatif
larangan dan imperatif ajakan. Oleh sebab itu, peneliti tertarik melakukan
penelitian tentang kalimat imperatif melalui kajian sosiopragmatik dalam
bahasa Perancis dengan judul penelitian:
“ANALISIS SOSIOPRAGMATIK L’IMPÉRATIF DALAM FILM LES
ENFANTS DE TIMPELBACH KARYA NICOLAS BARY.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka masalah
yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana wujud tuturan imperatif dalam ranah-ranah sosial yang
terdapat dalam Film “Les enfants de Timpelbach” Karya Nicolas Bary?
2. Apa makna tuturan imperatif dalam ranah-ranah sosial yang terdapat
dalam Film “Les enfants de Timpelbach”Karya Nicolas Bary?
1.3Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Mendeskripsikan dan memaparkan wujud tuturan imperatif dalam
ranah-ranah sosial yang terdapat dalam Film “Les enfants de
Timpelbach” Karya Nicolas Bary.
2. Menganalisis makna tuturan imperatif dalam ranah-ranah sosial yang
terdapat dalam Film “Les enfants de Timpelbach” karya Nicolas Bary.
1.4Manfaat Penelitian
Sebuah penelitian harus memiliki manfaat, baik itu bagi peneliti itu
sendiri maupun bagi orang lain. Adapun manfaat penelitian ini, antara lain
1. Bagi Peneliti:
Memahami teori sosiopragmatik dan aplikasinya, serta
konsep-konsep lain dalam ilmu linguistik yang lebih spesifik.
2. Bagi Mahasiswa:
Membantu pemahaman mahasiswa tentang sosiopragmatik dan
tindak tutur khususnya pada tuturan imperatif dalam situasi berbahasa.
3. Bagi Pengajar:
Sebagai bahan masukan dalam materi pembelajaran pada mata
kuliah linguistik.
4. Bagi Peneliti Lainnya:
Dijadikan acuan atau pun referensi untuk mengadakan penelitian
selajutnya yang berkaitan dengan tindak tutur atau sosiopragmatik yang
lebih luas.
1.5 Anggapan Dasar
Dalam buku pedoman penyusunan dan bimbingan skripsi terbitan
jurusan Bahasa Perancis UPI dijelaskan bahwa anggapan dasar atau
asumsi merupakan anggapan-anggapan yang kebenarannya dapat diterima
secara umum dan menjadi landasan berfikir dan bertindak dalam
melaksanakan penelitian (2012 :10). Berdasarkan definisi tersebut maka
peneliti merumuskan asumsi sebagai berikut :
a. Film Perancis dapat dijadikan salah satu media audio-visual untuk
pembelajaran bahasa Perancis.
b. Untuk memahami sebuah film berbahasa Perancis, diperlukan
pemahaman terhadap maksud dan tujuan tuturan yang terdapat dalam
film tersebut.
c. Sosiopragmatik merupakan kajian terhadap entitas kebahasaan yang
mempelajari makna dan bentuk tindak tutur dalam ranah-ranah
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan dijabarkan tentang jenis metode penelitian, populasi
dan sampel penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen
penelitian, teknik penelitian, prosedur penelitian, dan tahap-tahap analisis data.
3.1 Metode Penelitian
Arikunto (2010: 20) menjelaskan bahwa “Metode penelitian adalah
cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”.
Sugiyono (2009: 3) mengungkapkan bahwa “Metode penelitian dapat
diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu.” Jadi, dapat disimpulkan berdasarkan kedua pengertian tersebut bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan untuk
memperoleh dan mengumpulkan data penelitian.
Menurut Sugiyono (2009: 15) metode penelitian deskriptif merupakan
“Salah satu penelitian non eksperimental yang bersifat kualitatif, maksudnya metode yang berlandaskan pada post positivisme digunakan untuk meneliti
pada obyek yang alamiah, analisis data bersifat induktif yang menekankan
hasil penelitian pada makna daripada generalisasi, dan tidak memerlukan
standarisasi pengukuran”. Kemudian Arikunto (2010: 20-21) berpendapat
bahwa penelitian kualitatif adalah “Penelitian yang mengembangkan konsep
yang didasarkan atas data yang ada, yang ditekankan pada fleksibilitas dan
validitas penelitian yang dikaitkan dengan kemampuan peneliti dalam
menangkap, menganalisis dan merefleksikan data”.
Metode penelitian merupakan langkah penting untuk memecahkan
masalah-masalah penelitian. Apabila suatu penelitian menggunakan metode
yang tepat maka akan mendapat hasil yang tepat juga. Pada penelitian ini
Metode penelitian ini menggunakan cara observasi, pengumpulan data,
penyusunan, pengklasifikasian, analisis serta interpretasi data yang ada
untuk memecahkan masalah.
Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif,
maksudnya penelitian ini bukanlah merupakan angka-angka melainkan
berupa penjelasan dan uraian sesuai dengan masalah yang diteliti yaitu
dengan menganalisis secara langsung data penelitian yang berupa
tuturan-tuturan imperatif yang terdapat dalam film “Les Enfants de Timpelbach”
karya Nicholas Bary dengan cara mengamati dan memahami objek
penelitian tersebut berdasarkan kajian sosiopragmatik.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi Penelitian
“Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. (Sugiyono, 2009: 117)
Menurut Arikunto (2010: 173) “Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian.”
Jadi, populasi penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian dengan
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari
dan diambil kesimpulan dari penelitian tersebut.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tuturan imperatif yang
terdapat dalam dialog antar tokoh film “Les Enfants de Timpelbach” karya
3.2.2 Sampel Penelitian
Arikunto (2010: 174) menjelaskan bahwa “Sampel adalah sebagian
atau wakil yang diteliti”. Sedangkan menurut Sugiyono (2009: 118),
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari
populasi yang akan diteliti yang dianggap mewakili untuk dijadikan sumber
data atau subjek penelitian.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 tuturan imperatif yang
sesuai dengan karakteristik penelitian. Tuturan imperatif tersebut diambil
berdasarkan ranah kehidupan yang terdapat dalam film “Les Enfants de
Timpelbach” karya Nicholas Bary.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan sesuatu yang akan menjadi objek
penelitian, seperti yang diungkapkan oleh Chaer (2007: 32) bahwa
“Variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek penelitian; atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala
yang akan diteliti”.
Menurut Sugiyono (2009: 38) “Variabel penelitian pada dasarnya
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya”.
Penelitian ini hanya hanya memiliki satu variabel. Variabel pada
penelitian ini adalah tuturan imperatif yang terdapat dalam film “Les enfants
3.4 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah penjelasan definisi dari variabel yang telah
dipilih oleh peneliti. Oleh sebab itu, peneliti akan menjelaskan mengenai
istilah-istilah yang digunakan atau yang berkaitan dengan penelitian ini
untuk menghindari kesalahpahaman dalam pengertian istilah. Adapun
penjelasan dari istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini dapat
dijabarkan sebagai berikut.
a. Analisis
Definisi analisis (l’analyse) dalam situs
http://www.larousse.fr/dictionnaires/francais/analyse/3235 yaitu “l’Analyse
est une action d'identifier dans une substance les éléments constituants et
d'en déterminer la teneur “. [Analisis adalah sebuah tindakan
mengidentifikasi suatu hal dan menentukan isinya].
Definisi analisis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
(Depdikbud, 2008: 58) yaitu “Penyelidikan suatu peristiwa (karangan,
perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya
(sebab-musabab, duduk perkara dan sebagainya).
Berdasarkan kedua definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis
merupakan suatu kegiatan mengidentifikasi atau penyelidikan yang
dilakukan terhadap suatu hal untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.
Analisis dalam penelitian ini adalah analisis sosiopragmatik pada
tuturan-tuturan imperatif (l’Impératif) yang terdapat dalam film “Les Enfants de
Timpelbach” karya Nicolas Bary.
b. Sosiopragmatik
Menurut Rahardi (2009: 4) kajian sosiopragmatik merupakan kajian
terhadap entitas kebahasaan yang menggabungkan ancangan penulisan
sosiolinguistik dan ancangan pragmatik dalam wadah dan dalam lingkup
merupakan penggabungan dua disiplin ilmu bahasa, yakni sosiolinguistik
dan pragmatik. Sosiopragmatik tidak hanya berfokus pada keberadaan
budaya setempat atau kultural lokal melainkan juga didasarkan pada
konteks-konteks tutur serta aspek-aspek yang mempengaruhi sebuah tuturan.
Sosiopragmatik dalam penelitian ini adalah kajian yang digunakan
peneliti untuk memperoleh makna dari tuturan imperatif (L’Impératif) yang
terdapat dalam film “Les Enfants de Timpelbach” karya Nicolas Bary.
c. Imperatif
Imperatif atau kalimat perintah menurut Chaer (2004: 50) adalah
“Kalimat yang isinya meminta agar si pendengar atau yang mendengar kalimat itu memberi tanggapan berupa tindakan atau perbuatan yang
diminta”.
Menurut Gardiner dalam Moeschler dan Anne Reboul (1994: 52)
“L’impératif ou les requêtes sont les expressions par le locuteur du désir d’une action qui ne dépend pas, ou pas uniquement, de la volonté du
locuteur”. [Imperatif adalah ungkapan penutur yang mengandung maksud
tertentu, sesuai keinginan penutur.]
Berdasarkan kedua definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat
imperatif merupakan kalimat yang mengandung maksud memerintah atau
meminta sesuatu hal agar lawan tutur melakukan sesuatu sebagaimana yang
diinginkan penutur. Tuturan imperatif maksudnya adalah wujud kalimat
imperatif dalam pertistiwa tutur. Imperatif dalam penelitian ini adalah
tuturan imperatif (l’impératif) yang terdapat dalam film “Les Enfants de
Timpelbach” karya Nicolas Bary.
d. Film
Definisi Film Menurut UU 8:1992, adalah karya cipta seni dan budaya
yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat
video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya
dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses
elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat
dipertunjukkan dan atau ditayangkan dengan sistem Proyeksi mekanik,
eletronik, dan/atau lainnya.
Film yang dimaksud dalam penelitian ini adalah film “Les Enfants de Timpelbach” karya Nicolas Bary.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mencari atau
mengumpulkan data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Setiadi
(2010: 19) mengelompokkan instrumen penelitian menjadi dua kelompok
besar, yaitu instrumen berbentuk tes dan non-tes. Instrumen yang berupa tes
seperti tes tulisan, tes lisan, dan tes tindakan. Sedangkan instrumen non-tes
dapat berupa angket, pedoman observasi, pedoman wawancara, skala,
sosiometri, daftar (checklist) dan sebagainya.
Arikunto (2009: 101) berpendapat bahwa instrumen penelitian adalah
“Alat bantu bagi peneliti di dalam menggunakan metode pengumpulan data”. Sugiyono (2009: 305) menambahkan bahwa “Dalam penelitian kualitatif
yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri.” Jadi,
selain alat bantu penelitian, peneliti sendiri juga merupakan instrumen
dalam penelitian karena peneliti berfungsi untuk menetapka fokus penelitian,
memilih sumber data, mengumpulan data, menilai data, menganalisis data,
menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas penemuannya. Dalam
penelitian kualitatif ini, yang dimaksud dengan alat bantu penelitian atau
3.5.1 Tabel Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah format data yang ditampilkan dalam
sebuah tabel yang terdiri dari komponen-komponen analisis berupa nomor
data, lokasi, wujud imperatif, konteks tuturan, dan makna imperatif.
Instrumen ini juga digunakan oleh peneliti sebelumnya Rahardi (2009)
untuk menganalisis entitas imperatif bahasa Indonesia.
Pada format data di bawah ini, yang dimaksud dengan lokasi adalah
tempat asal lahirnya tuturan imperatif, wujud imperatif adalah bentuk
imperatif yang dituturkan oleh pemeran dalam film, konteks tuturan adalah
situasi yang melatarbelakangi munculnya tuturan imperatif (lingkungan,
maksud tutur, nada tutur, peserta tutur, dll), dan makna imperatif adalah
makna yang ditemukan setelah proses analisis tuturan imperatif. Komponen
analisis tersebut akan ditampilkan dalam format tabel sebagai berikut.
3.6 Teknik Penelitian
3.6.1 Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan teknik pengumpulan data dan informasi
yang berkenaan dengan penelitian melalui pembacaan literatur atau sumber
tertulis seperti: buku-buku, hasil penelitian, makalah, artikel, jurnal, majalah,
atau hasil laporan. Dengan menggunakan teknik ini, peneliti dapat
mengumpulkan referensi teori tentang sosiopragmatik serta referensi lain
yang berkenaan dengan penelitian, sehingga dapat memperoleh pemahaman
yang lebih mendalam berupa landasan teori yang relevan dengan
permasalahan penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan teori-teori mengenai
sosiopragmatik dengan cara mempelajari beberapa sumber tertulis seperti
buku-buku, artikel atau hasil penelitian. Peneliti juga mencatat,
menterjemahkan dan memahami tuturan-tuturan imperatif dalam dalam
dialog film “Les enfants de Timpelbach” karya Nicolas Bary yang akan
dianalisis. Kemudian peneliti mengkaji hubungan antara tuturan imperatif
dalam film tersebut dengan teori sosiopragmatik yang diperoleh untuk
dapat memaknai tuturan.
3.6.2 Dokumentasi
Teknik pengumpulan data ini merupakan teknik pengumpulan data
dengan cara mengkaji dokumen-dokumen yang berupa audiovisual atau
dokumen tulisan. Arikunto (2009: 329) mengungkapkan bahwa teknik
dokumentasi merupakan “Catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan dan dokumen yang berbentuk karya seni yang berupa
gambar, patung, film, dan lain-lain”. Transkrip dialog film Les Enfants De
Timpelbach digunakan sebagai dokumen penelitian.
3.6.3 Analitik
Teknik analitik merupakan teknik analisis data. Teknik ini merupakan
aktivitas analisis data yang telah dikumpulkan. Aktivitas analisis data yang
dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu dengan menentukan wujud dan
makna tuturan imperatif dalam dialog film “Les enfants de Timpelbach”
3.7Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah langkah-langkah atau urutan-urutan yang
harus dilalui atau dikerjakan dalam suatu penelitian. Prosedur penelitian
merupakan hal penting dalam penelitian, karena pada bagian ini akan
dipaparkan prosedur ataupun urutan penelitian mulai dari persiapan hingga
penyusunan laporan penelitian. Adapun langkah-langkah yang harus
dikerjakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengumpulkan teori-teori mengenai kajian sosiopragmatik.
2. Mempelajari dan memahami teori-teori sosiopragmatik yang telah
diperoleh, dan kemudian memilih teori yang sesuai dengan penelitian.
3. Menonton dan menyimak film “Les enfants de Timpelbach” karya
Nicolas Bary untuk memahami isi cerita film.
4. Mencatat skrip film “Les enfants de Timpelbach” karya Nicolas Bary.
5. Menyeleksi tuturan para tokoh film yang memiliki kriteria untuk
diteliti.
6. Mengumpulkan data yang berupa tuturan imperatif dan kemudian
mengklasifikasikannya berdasarkan ranah-ranah kehidupan.
7. Menganalisis data dari sudut pandang sosiopragmatik dengan
mengkhususkan pada ranah wujud dan makna tuturan imperatif dalam
wadah konteks sosiokultural dan situasionalnya.
8. Menyimpulkan hasil penelitian terhadap tuturan imperatif dari
transkrip film “Les enfants de Timpelbach” karya Nicolas Bary. 9. Mendeskripsikan hasil penelitian dan menyimpulkan hasil penelitian.
3.8Tahap-Tahap Analisis Data
Rahardi (2009: 31-36) menjelaskan tahapan-tahapan yang harus
dilakukan dalam penelitian imperatif yang menggunakan kajian
sosiopragmatik, dapat dibagi menjadi tiga tahap. Adapun tahapan analisis
1. Mengumpulkan dan mempersiapkan data
Mengumpulkan data dari film “Les enfants de Timpelbach” karya Nicolas Bary dengan cara mencatat transkrip tuturan-turan
dalam dialog film yang sesuai dengan karakteristik penelitian, yaitu
tuturan imperatif.
2. Mengklasifikasikan data
Sebelum melakukan analisis, data yang telah dikumpulkan
kemudian diklasifikasikan berdasarkan tempat terjadinya tuturan
imperatif tersebut dalam film. Hal ini dimaksudkan untuk
mengelompokkan tutura-tuturan imperatif dalam ranah-ranah yang
ada.
3. Menganalisis data
Data yang terkumpul kemudian dianalisis berdasarkan landasan
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan
mengenai analisis sosiopragmatik imperatif dalam film “Les Enfants De Timpelbach” karya Nicolas Bary. Kemudian peneliti juga akan mengemukakan saran yang berkaitan dengan kajian sosiopragmatik.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1) Dalam film “Les Enfants De Timpelbach” karya Nicolas Bary ini terdapat
empat ranah kehidupan. Ranah merupakan konteks yang telah melembaga
yang memungkinkan terjadinya percakapan, dan juga merupakan
kombinasi dari dimensi partisipan, dimensi tempat dan dimensi topik.
Keempat ranah kehidupan tersebut adalah ranah keluarga, ranah
pendidikan, ranah pekerjaan dan ranah persahabatan. Bentuk tuturan imperatif yang ditemukan peneliti dalam dialog film “Les Enfants De
Timpelbach” karya Nicolas Bary ini yaitu terdiri dari dua macam wujud, yaitu wujud formal imperatif dan wujud pragmatik imperatif. Wujud
formal imperatif merupakan realisasi maksud imperatif menurut ciri
struktural. Sedangkan wujud imperatif pragmatik adalah realisasi maksud
imperatif menurut makna pragmatik. Makna yang demikian merupakan
makna berdasarkan konteks situasi tutur (lingkungan, maksud tutur, nada
tutur, peserta tutur, dll) yang melatarbelakangi munculnya tuturan
imperatif tersebut. Berbagai wujud dan makna sosiopragmatik imperatif
sangat ditentukan oleh keberadaan konteks situasi tutur. Pemahaman
terhadap wujud imperatif dan makna sosiopragmatik imperatif harus
2) Adapun makna-makna sosiopragmatik imperatif yang terdapat pada
ranah-ranah kehidupan yang ada dalam film “Les Enfants De Timpelbach” karya
Nicolas Bary adalah sebagai berikut.
a. Pada ranah kekeluargaan dalam film“Les Enfants De Timpelbach”
karya Nicolas Bary ini terdapat enam makna sosiopragmatik
imperatif yaitu: 1) imperatif permohonan, 2) imperatif larangan, 3)
imperatif pemberian izin, 4) imperatif ajakan, 5) imperatif
permintaan dan 6) imperatif suruhan.
b. Pada ranah pendidikan dalam dialog film “Les Enfants de Timpelbach” karya Nicolas Bary, peneliti menemukan delapan makna sosiopragmatik imperatif, yaitu: 1) imperatif larangan; 2)
imperatif sindiran; 3) imperatif permohonan; 4) imperatif suruhan;
5) imperatif saran; 6) imperatif himbauan; 7) imperatif permintaan;
dan 8) imperatif ajakan. Delapan tuturan imperatif tersebut dapat
berwujud formal imperatif dan berwujud pragmatik imperatif.
c. Pada ranah pekerjaan dalam film “Les Enfants De Timpelbach”
karya Nicolas Bary ini, peneliti menemukan tujuh makna
sosiopragmatik imperatif, yaitu: 1) imperatif larangan; 2) imperatif
suruhan; 3) imperatif permintaan; 4) imperatif saran; 5) imperatif
imbauan; 6) imperatif pemberian izin; dan 7) imperatif ajakan.
d. Pada ranah persahabatan dalam film“Les Enfants De Timpelbach”
karya Nicolas Bary ini, peneliti menemukan delapan makna
sosiopragmatik imperatif, yaitu: 1) Imperatif larangan; 2) imperatif
sindiran; 3) imperatif permohonan; 4) imperatif suruhan; 5)
imperatif saran; 6) imperatif permintaan; 7) imperatif ajakan; dan
8) imperatif pemberian izin. Konteks situasional tuturan sangat
berperan dalam menganalisis dan menentukan makna imperatif
5.2 Saran
Penelitian ini hanya mengungkapkan wujud dan makna
sosiopragmatik imperatif pada ranah-ranah kehidupan yang terdapat dalam
film “Les Enfants De Timpelbach” karya Nicolas Bary. Dengan demikian,
peneliti menyarankan bahwa pada penelitian tuturan imperatif selanjutnya,
dengan menggunakan kajian sosiopragmatik, dapat diteliti juga mengenai
kesantunan tuturan-tuturan imperatif bahasa Perancis yang terdapat pada
ranah-ranah kehidupan. Sehingga, sebagai pembelajar bahasa asing dapat
mengetahui tingkat kesantunan imperatif dalam bahasa Perancis. Dengan
mengetahui makna sebuah tuturan, pembelajar bahasa dapat memahami
dengan tepat maksud dari penutur. Dan lebih baik lagi apabila penutur
mengetahui kesantunan dan budaya berbahasanya, maka sangat
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. 2006. Pragmatik: Konsep Dasar Memahami
Konteks-Konteks Tuturan, Jurnallingua [Online], Vol 1 (31), 1 halaman.
Tersedia:
http://www.jurnallingua.com/edisi-2006/5-vol-1-no-1/31-pragmatik-konsep-dasar-memahami-konteks-tuturan.html [7
September 2013].
Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta :Rineka Cipta.
________________. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta :Rineka Cipta.
Aslinda, dan Leni Syafyahya. 2010. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung:
PT Refika.
Chaer, abdul. 2004. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
__________., dan Leoni Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal.
Jakarta: Rineka Cipta.
__________. 2007. Kajian Bahasa: struktur internal, pemakaian dan
pemelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
__________. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka.
Ducrot, Jean-Michel. 2009. L'Impératif, pour Donner Des Ordres, mais Pas
Seulement!. Dalam INSUF-FLE, [online]. Tersedia:
http://insuf-
fle.hautetfort.com/archive/2009/12/24/l-imperatif-donnons-des-ordres-en-francais-mais-pas-seulemen.html [23 Desember 2013].
Efendi, Onong Uchjana. 1986. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja
Karya.
Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pembelajaran. Jogjakarta:
DIVA Press.
Larousse, Pierre. 1875. Analyse. Dalam Dictionnaires de Français [Online].
http://www.larousse.fr/dictionnaires/francais/analyse/3235 [7
September 2013].
__________________. Phrase. Dalam Dictionnaires de Français [Online].
Tersedia:
http://www.larousse.fr/dictionnaires/francais/phrase/60532 [8
September 2013].
__________________. Pragmatique. Dalam Dictionnaires de Français
[Online]. Tersedia:
http://www.larousse.fr/dictionnaires/francais/pragmatique/63224?q
=pragmatique#62516 [7 September 2013].
__________________. Sociolinguistique. Dalam Encyclopédie Larousse
[Online]. Tersedia:
http://www.larousse.fr/encyclopedie/divers/sociolinguistique/92346
[7 September 2013].
Leec, Geoffrey. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta :Universitas
Indonesia.
Moeschler, Jaques, et Anne Reboul. 1994. Dictionnaire Encyclopédique de
Pragmatique. Paris: Edition du Seuil.
Moeschler, Jaques & Antoine Auchun. 2009. Introduction à la Linguistique
Contemporaine. Paris: Armand colin.
Nandar,F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik.Yogyakarta :Graha
Ilmu.
Pedoman Penyusunan & Bimbingan Skripsi. 2012. Bandung: Jurusan
Pendidikan Bahasa Perancis.
Putrayasa, Ida Bagus. 2008. Kajian Morfologi. Bandung: Refika Aditama.
Rahardi, Kunjana. 2005. PRAGMATIK Kesantunan Imperatif Bahasa
Indonesia. Jakarta :Erlangga.
______________. 2009. SOSIOPRAGMATIK. Jakarta :Erlangga.
Rye. 2012. Jenis-Jenis Film (Genre). [Online]. Tersedia:
http://www.ryemovies.com/jenis-jenis-film-genre.xhtml [8
September 2013].
Setiadi, Riswanda. (2010). Analisis dan Interpretasi Data melalui
Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Jurusan
Pendidikan Bahasa Perancis.
Siouffi, Gilles., dan Van Raemdonck.. 1999. 100 Fiches pour Comprendre
la Linguistique. ROSNY (Rome) Cedex: Bréal.
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Bandung: CV Alfabeta.
Univ de Monpellier. Fiche Actes de Langage. [Online]. Tersedia:
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web
&cd=2&cad=rja&ved=0CDUQFjAB&url=http%3A%2F%2Fasl.un
iv-montp3.fr%2Fe21slmc%2Fdoc_CM%2FFiche_actes_de_langage.p
df&ei=GPwrUqyYEcmsrAfHq4CoDw&usg=AFQjCNHLGjoDj0B
u4VhZMl373l2NEImr_Q&sig2=xsBGIlbBsTsWeSoFehcIJw&bvm
=bv.51773540,d.bmk[8 September 2013].
Wikipedia. Impératif (grammaire). [Online]. Tersedia:
http://fr.wikipedia.org/wiki/Impératif_ (grammaire) [23 Desember