• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SOSIOPRAGMATIK L’IMPÉRATIF DALAM FILM LES ENFANTS DE TIMPELBACH KARYA NICOLAS BARY.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS SOSIOPRAGMATIK L’IMPÉRATIF DALAM FILM LES ENFANTS DE TIMPELBACH KARYA NICOLAS BARY."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SOSIOPRAGMATIK L’IMPÉRATIF DALAM FILM LES

ENFANTS DE TIMPELBACH KARYA NICOLAS BARY

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis

Oleh :

Vini Nindia

0906810

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA PERANCIS

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

VINI NINDIA

ANALISIS SOSIOPRAGMATIK L’IMPÉRATIF DALAM FILM LES

ENFANTS DE TIMPELBACH KARYA NICOLAS BARY

Disetujui dan Disahkan Oleh

PEMBIMBING I

Drs. Soeprapto Rakhmat, M. Hum

NIP. 195502171980111002

PEMBIMBING II

Dra. Iim Siti Karimah, M. Hum

NIP. 196502041992022001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis

Dra. Iim Siti Karimah, M. Hum

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya Vini Nindia menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Sosiopragmatik L’Impératif Dalam Film Les Enfants de Timpelbach Karya Nicolas Bary” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara yang tidak

sesuai dengan etika keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung

resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan

pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari

pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

ATTESTATION

Je soussignée Vini Nindia atteste que ce mémoire intitulé «Analyse

Sociopragmatique de L’Impératif dans Le Film Les Enfants de Timpelbach de Nicolas Bary» est véritablement ma propre rédaction, et que je ne pratique pas la

démarque ou le fait de citer des ouvrages qui ne conviennent pas aux critéres du

monde académique. Par cette attestation, je suis disposée à admettre de sanction

si l’on trouve des infranctions aux codes d’éthiques dans ce mémoire.

Bandung, Januari 2014

Yang membuat pernyataan,

(4)

ABSTRAK

Nindia, Vini. (2013). Analisis Sosiopragmatik L’Impératif dalam Film Les Enfants de Timpelbach Karya Nicolas Bary. Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan memaparkan wujud tuturan imperatif dan menganalisis makna tuturan imperatif tersebut dalam ranah-ranah

sosial yang terdapat dalam Film “Les enfants de Timpelbach” karya Nicolas Bary. Analisis tuturan imperatif dilakukan untuk mengetahui, mendapatkan dan memaknai maksud penutur dengan setepat-tepatnya karena imperatif merupakan kalimat suruhan atau kalimat perintah yang sering ditemui dalam konteks hubungan antara manusia satu dengan lainnya ketika sedang melakukan aktivitas sehari-hari. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualifikatif dengan kajian sosiopragmatik, yaitu kajian yang melibatkan keadaan-keadaan dan kondisi-kondisi dari masyarakat dan budaya setempat serta konteks yang sifatnya sosiokultural, spatio-temporal, situasional dan tekstual, yang kemudian dibagi-bagi kembali ke dalam ranah-ranah sosial. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tuturan imperatif yang terdapat dalam film “Les enfants de Timpelbach” karya Nicolas dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 tuturan imperatif berdasarkan ranah kehidupan yang terdapat dalam film tersebut. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah format data yang terdiri dari komponen-komponen analisis nomor data, lokasi, wujud tuturan, konteks, dan makna tuturan. Dalam film “Les Enfants De Timpelbach” karya Nicolas Bary ini terdapat empat ranah kehidupan, yaitu ranah keluarga, ranah pendidikan, ranah pekerjaan dan ranah persahabatan. Bentuk tuturan imperatif yang ditemukan peneliti dalam dialog film ini yaitu terdiri dari dua macam wujud, yaitu wujud formal imperatif dan wujud pragmatik imperatif. Makna tuturan imperatif dari keempat ranah kehidupan dalam film ini adalah 1) imperatif larangan; 2) imperatif sindiran; 3) imperatif permohonan; 4) imperatif suruhan; 5) imperatif saran; 6) imperatif permintaan; 7) imperatif ajakan; 8) imperatif pemberian izin; dan 9) imperatif imbauan. Pemahaman terhadap wujud imperatif dan makna sosiopragmatik imperatif harus mempertimbangkan dan memperhitungkan konteks situasional tuturannya.

(5)

ABSTRAC

This research propose to desribe and explain the imperative speech form and to analyse the imperative meaning in social domain where was in the film “Les enfants de Timpelbach” by Nicolas Bary. This analyse suggest to know and to get the meaning speakers mean exactly because imperatives are commands and orders sentences frequently encountered in the context of the relationship between human beings with one another while doing everyday activities. The method used in this research is qualitative descriptive method with sosiopragmatic study, the studies involving the circumstances and the conditions of society and culture as well as its socio-cultural context , spatio - temporal , situational and textual , which is then divided back into the social domain . The population in this study are all imperative speechs contained in the film " Les enfants de Timpelbach " by Nicolas and the samples are 50 imperatives speechs based on domains socials that are in the film. The instruments used in this study is a data format which consists of a number of components of data analysis, the location, form of speech, context, and meaning of speechs. In this film,we founde four social domain, they are family domain, education domain, employment domain and friendship domain. Imperative speech form found in this movie dialogue which consists of two kinds of form, they are a formal imperative and pragmatic imperative. Imperative meaning of the four domains social in this movie are 1) the imperative prohibition; 2) imperative satire; 3) the imperative request; 4) imperative commands; 5) imperatives advice; 6) imperative demand; 7) imperative agitation; 8) imperative giving permission, and 9) imperative appeal. Understanding of the form and meaning sosiopragmatic imperative to consider and take into account the situational context the speech.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah... 3

1.3 Tujuan Penelitian... 3

1.4 Manfaat Penelitian... 3

1.5 Anggapan Dasar... 4

BAB 2 ANALISIS SOSIOPRAGMATIK L’IMPÉRATIF DALAM FILM “LES ENFANTS DE TIMPELBACH” KARYA NICOLAS BARY 2.1 Sosiopragmatik... 5

2.2Tindak Tutur ... 9

2.3 Aspek-Aspek Situasi Tutur... 13

2.4 Peristiwa Tutur... 16

(7)

2.5.1 Fungsi Menyatakan... 18

2.5.2 Fungsi Menanyakan... .... 19

2.5.3 Fungsi Memerintah... ... 19

2.6 Kalimat... 19

2.7 Imperatif (L’Impératif)... 22

2.8 Wujud Formal dan Wujud Pragmatik Imperatif... 27

2.9 Film... 28

2.9.1 Pengertian Film... 28

2.9.2 Fungsi Film... 29

2.9.3 Jenis-Jenis Film... ... 30

2.10 Dialog... 32

2.11 Film sebagai Media Pembelajaran di Kelas FLE... 32

2.12 Film “Les Enfants de Timpelbach”... 34

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian... 36

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian... 37

3.2.1 Populasi Penelitian... 37

3.2.2 Sampel Penelitian... 38

3.3 Variabel Penelitian... 38

3.4 Definisi Operasional... 39

(8)

3.5.1 Tabel Instrumen Penelitian... 42

3.6 Teknik Penelitian... 42

3.6.1 Studi Pustaka... 42

3.6.2 Dokumentasi... 43

3.6.3 Analitik... 43

3.7Prosedur Penelitian... 44

3.8 Tahap-Tahap Analisis Data... 44

BAB 4 DESKRIPSI DAN ANALISI DATA 4.1 Deskripsi Data... 46

4.2 Analisis Data... .... 47

4.2.1 Wujud dan Makna Sosiopragmatik Imperatif ... 47

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 95

5.2 Saran... 96

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Imperatif Permohonan pada Ranah Kekeluargaan

Tabel 4.2 Imperatif Larangan pada Ranah Kekeluargaan

Tabel 4.3 Imperatif Pemberian Izin pada Ranah Kekeluargaan

Tabel 4.4 Imperatif Ajakan pada Ranah Kekeluargaan

Tabel 4.5 Imperatif Permintaan pada Ranah Kekeluargaan

Tabel 4.6 Imperatif Suruhan pada Ranah Kekeluargaan

Tabel 4.7 Imperatif Larangan pada Ranah Pendidikan

Tabel 4.8 Imperatif Sindiran pada Ranah Pendidikan

Tabel 4.9 Imperatif Permohonan pada Ranah Pendidikan

Tabel 4.10 Imperatif Suruhan pada Ranah Pendidikan

Tabel 4.1 1 Imperatif Saran pada Ranah Pendidikan

Tabel 4.12 Imperatif Imbauan pada Ranah Pendidikan

Tabel 4.13 Imperatif Permintaan pada Ranah Pendidikan

Tabel 4.14 Imperatif Ajakan pada Ranah Pendidikan

Tabel 4.15 Imperatif Larangan pada Ranah Pekerjaan

Tabel 4.16 Imperatif Suruhan pada Ranah Pekerjaan

Tabel 4.17 Imperatif Permintaan pada Ranah Pekerjaan

Tabel 4.18 Imperatif Saran pada Ranah Pekerjaan

(10)

Tabel 4.20 Imperatif Pemberian Izin pada Ranah Pekerjaan

Tabel 4.21 Imperatif Ajakan pada Ranah Pekerjaan

Tabel 4.22 Imperatif Larangan pada Ranah Persahabatan

Tabel 4.23 Imperatif Sindiran pada Ranah Persahabatan

Tabel 4.24 Imperatif Permohonan pada Ranah Persahabatan

Tabel 4.25 Imperatif Suruhan pada Ranah Persahabatan

Tabel 4.26 Imperatif Saran pada Ranah Persahabatan

Tabel 4.27 Imperatif Permintaan pada Ranah Persahabatan

Tabel 4.28 Imperatif Ajakan pada Ranah Persahabatan

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I : L’Article de La Recherche

LAMPIRAN II : Surat Keputusan Pengesahan Judul Skripsi dan

Pengangkatan Dosen Pembimbing I Dan II

LAMPIRAN III : Klasifikasi Data Tuturan Imperatif Berdasarkan

Ranah Kehidupan

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Bahasa Perancis merupakan bahasa internasional kedua setelah bahasa

Inggris. Banyak orang yang ingin belajar bahasa Perancis dan mengenali

kebudayaannya. Tidak terlepas dari bahasanya, Perancis merupakan salah satu

negara yang mempunyai budaya yang unik, seperti cara mereka bertutur sapa,

cara bertamu atau pun tata cara makan. Semua keunikan tersebut membuat

banyak orang ingin mempelajari bahasa dan kebudayaan mereka.

Belajar bahasa dan kebudayaan tidak terlepas dari media pembelajaran.

Dengan adanya media pembelajaran bahasa saat ini, para pembelajar lebih

mudah untuk mengenal dan memahami bahasa dan kebudayaan yang

dipelajarinya. Selain itu, media pembelajaran juga akan memotivasi kita untuk

belajar dengan lebih bersemangat. Oleh sebab itu, peneliti berpendapat bahwa

media pembelajaran sangat penting dan dapat mendukung proses

pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Perancis.

Banyak media yang digunakan dalam mempelajari bahasa dan

kebudayaan, seperti buku, gambar, video, permainan, film, dll. Film

merupakan salah satu media pembelajaran bahasa dan budaya yang menarik.

Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman juga telah mengalami

perkembangan. Film telah memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat.

Film sebagai cermin pencitraan suatu budaya, kehidupan sosial dan

pariwisata. Gambar bergerak, yang disebut film menghasilkan suara yang

dapat menghidupkan gambar. Suara tersebut dapat berupa musik, ujaran, dan

dialog percakapan yang diucapkan oleh para pemeran film tersebut. Dialog,

adegan, dan lokasi dalam film ditampilkan sedemikian rupa sehingga dapat

memberikan gambaran dan realitas kehidupan kepada para penikmat film

(13)

hingga media pembelajaran dalam bidang pendidikan. Dengan demikian, film

merupakan salah satu media yang meyenangkan dalam belajar bahasa. Film

dapat memperdengarkan dialog-dialog dan membelajarkan kebudayaan

Perancis berdasarkan visual yang ditampilkan.

Salah satu film yang dapat dipakai sebagai media pembelajaran Bahasa

Perancis adalah Film “Les Enfants de Timpelbach”. Film karya Nicolas Bary

ini merupakan salah satu film Perancis yang diadaptasi dari roman yang

tuturan-tuturan. Ada beberapa bentuk tuturan dalam dialog film ini seperti

kalimat deklaratif (berita), kalimat interogatif (tanya), kalimat ekslamatif

(kekaguman), ataupun kalimat imperatif (perintah). Melalui tuturan-tuturan

tersebutlah kita dapat mempelajari bahasa dan budaya dari suatu negara.

Salah satu tuturan yang sering muncul dalam dialog adalah tuturan

imperatif. Imperatif merupakan kalimat suruhan atau kalimat perintah. Dalam

kehidupan sehari-hari dalam konteks hubungan antara manusia satu dengan

lainnya ketika sedang melakukan aktivitas, kalimat imperatif sering ditemukan.

Begitu juga dalam film “Les Enfants de Timpelbach” karya Nicolas Bary ini

kita akan banyak menemukan berbagai macam kalimat, terutama kalimat

imperatif. Wujud tuturan imperatif akan tampak jelas apabila tuturan itu

muncul bersama-sama bentuk dan tujuan tanggapannya. Oleh karena itu,

analisis tuturan imperatif perlu dilakukan untuk mengetahui, mendapatkan dan

memaknai maksud penutur dengan setepat-tepatnya. Salah satu ilmu yang

mempelajari maksud tuturan dalam konteks situasional adalah sosiopragmatik.

Penelitian terhadap entitas imperatif sudah pernah dilakukan

sebelumnya pada bahasa Indonesia oleh Rahardi (2009) yang telah dibukukan.

Hasil penelitian tersebut mengemukakan bahwa makna dari tuturan imperatif

(14)

larangan dan imperatif ajakan. Oleh sebab itu, peneliti tertarik melakukan

penelitian tentang kalimat imperatif melalui kajian sosiopragmatik dalam

bahasa Perancis dengan judul penelitian:

ANALISIS SOSIOPRAGMATIK L’IMPÉRATIF DALAM FILM LES

ENFANTS DE TIMPELBACH KARYA NICOLAS BARY.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka masalah

yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana wujud tuturan imperatif dalam ranah-ranah sosial yang

terdapat dalam Film “Les enfants de Timpelbach” Karya Nicolas Bary?

2. Apa makna tuturan imperatif dalam ranah-ranah sosial yang terdapat

dalam Film “Les enfants de Timpelbach”Karya Nicolas Bary?

1.3Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mendeskripsikan dan memaparkan wujud tuturan imperatif dalam

ranah-ranah sosial yang terdapat dalam Film “Les enfants de

Timpelbach” Karya Nicolas Bary.

2. Menganalisis makna tuturan imperatif dalam ranah-ranah sosial yang

terdapat dalam Film “Les enfants de Timpelbach” karya Nicolas Bary.

1.4Manfaat Penelitian

Sebuah penelitian harus memiliki manfaat, baik itu bagi peneliti itu

sendiri maupun bagi orang lain. Adapun manfaat penelitian ini, antara lain

(15)

1. Bagi Peneliti:

Memahami teori sosiopragmatik dan aplikasinya, serta

konsep-konsep lain dalam ilmu linguistik yang lebih spesifik.

2. Bagi Mahasiswa:

Membantu pemahaman mahasiswa tentang sosiopragmatik dan

tindak tutur khususnya pada tuturan imperatif dalam situasi berbahasa.

3. Bagi Pengajar:

Sebagai bahan masukan dalam materi pembelajaran pada mata

kuliah linguistik.

4. Bagi Peneliti Lainnya:

Dijadikan acuan atau pun referensi untuk mengadakan penelitian

selajutnya yang berkaitan dengan tindak tutur atau sosiopragmatik yang

lebih luas.

1.5 Anggapan Dasar

Dalam buku pedoman penyusunan dan bimbingan skripsi terbitan

jurusan Bahasa Perancis UPI dijelaskan bahwa anggapan dasar atau

asumsi merupakan anggapan-anggapan yang kebenarannya dapat diterima

secara umum dan menjadi landasan berfikir dan bertindak dalam

melaksanakan penelitian (2012 :10). Berdasarkan definisi tersebut maka

peneliti merumuskan asumsi sebagai berikut :

a. Film Perancis dapat dijadikan salah satu media audio-visual untuk

pembelajaran bahasa Perancis.

b. Untuk memahami sebuah film berbahasa Perancis, diperlukan

pemahaman terhadap maksud dan tujuan tuturan yang terdapat dalam

film tersebut.

c. Sosiopragmatik merupakan kajian terhadap entitas kebahasaan yang

mempelajari makna dan bentuk tindak tutur dalam ranah-ranah

(16)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan dijabarkan tentang jenis metode penelitian, populasi

dan sampel penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen

penelitian, teknik penelitian, prosedur penelitian, dan tahap-tahap analisis data.

3.1 Metode Penelitian

Arikunto (2010: 20) menjelaskan bahwa “Metode penelitian adalah

cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”.

Sugiyono (2009: 3) mengungkapkan bahwa “Metode penelitian dapat

diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu.” Jadi, dapat disimpulkan berdasarkan kedua pengertian tersebut bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan untuk

memperoleh dan mengumpulkan data penelitian.

Menurut Sugiyono (2009: 15) metode penelitian deskriptif merupakan

“Salah satu penelitian non eksperimental yang bersifat kualitatif, maksudnya metode yang berlandaskan pada post positivisme digunakan untuk meneliti

pada obyek yang alamiah, analisis data bersifat induktif yang menekankan

hasil penelitian pada makna daripada generalisasi, dan tidak memerlukan

standarisasi pengukuran”. Kemudian Arikunto (2010: 20-21) berpendapat

bahwa penelitian kualitatif adalah “Penelitian yang mengembangkan konsep

yang didasarkan atas data yang ada, yang ditekankan pada fleksibilitas dan

validitas penelitian yang dikaitkan dengan kemampuan peneliti dalam

menangkap, menganalisis dan merefleksikan data”.

Metode penelitian merupakan langkah penting untuk memecahkan

masalah-masalah penelitian. Apabila suatu penelitian menggunakan metode

yang tepat maka akan mendapat hasil yang tepat juga. Pada penelitian ini

(17)

Metode penelitian ini menggunakan cara observasi, pengumpulan data,

penyusunan, pengklasifikasian, analisis serta interpretasi data yang ada

untuk memecahkan masalah.

Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif,

maksudnya penelitian ini bukanlah merupakan angka-angka melainkan

berupa penjelasan dan uraian sesuai dengan masalah yang diteliti yaitu

dengan menganalisis secara langsung data penelitian yang berupa

tuturan-tuturan imperatif yang terdapat dalam film “Les Enfants de Timpelbach

karya Nicholas Bary dengan cara mengamati dan memahami objek

penelitian tersebut berdasarkan kajian sosiopragmatik.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1 Populasi Penelitian

“Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. (Sugiyono, 2009: 117)

Menurut Arikunto (2010: 173) “Populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian.”

Jadi, populasi penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian dengan

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari

dan diambil kesimpulan dari penelitian tersebut.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tuturan imperatif yang

terdapat dalam dialog antar tokoh film “Les Enfants de Timpelbach” karya

(18)

3.2.2 Sampel Penelitian

Arikunto (2010: 174) menjelaskan bahwa “Sampel adalah sebagian

atau wakil yang diteliti”. Sedangkan menurut Sugiyono (2009: 118),

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari

populasi yang akan diteliti yang dianggap mewakili untuk dijadikan sumber

data atau subjek penelitian.

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 50 tuturan imperatif yang

sesuai dengan karakteristik penelitian. Tuturan imperatif tersebut diambil

berdasarkan ranah kehidupan yang terdapat dalam film “Les Enfants de

Timpelbach” karya Nicholas Bary.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan sesuatu yang akan menjadi objek

penelitian, seperti yang diungkapkan oleh Chaer (2007: 32) bahwa

“Variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek penelitian; atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

yang akan diteliti”.

Menurut Sugiyono (2009: 38) “Variabel penelitian pada dasarnya

adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya”.

Penelitian ini hanya hanya memiliki satu variabel. Variabel pada

penelitian ini adalah tuturan imperatif yang terdapat dalam film “Les enfants

(19)

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penjelasan definisi dari variabel yang telah

dipilih oleh peneliti. Oleh sebab itu, peneliti akan menjelaskan mengenai

istilah-istilah yang digunakan atau yang berkaitan dengan penelitian ini

untuk menghindari kesalahpahaman dalam pengertian istilah. Adapun

penjelasan dari istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini dapat

dijabarkan sebagai berikut.

a. Analisis

Definisi analisis (l’analyse) dalam situs

http://www.larousse.fr/dictionnaires/francais/analyse/3235 yaitu “l’Analyse

est une action d'identifier dans une substance les éléments constituants et

d'en déterminer la teneur . [Analisis adalah sebuah tindakan

mengidentifikasi suatu hal dan menentukan isinya].

Definisi analisis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

(Depdikbud, 2008: 58) yaitu “Penyelidikan suatu peristiwa (karangan,

perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya

(sebab-musabab, duduk perkara dan sebagainya).

Berdasarkan kedua definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis

merupakan suatu kegiatan mengidentifikasi atau penyelidikan yang

dilakukan terhadap suatu hal untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.

Analisis dalam penelitian ini adalah analisis sosiopragmatik pada

tuturan-tuturan imperatif (l’Impératif) yang terdapat dalam film “Les Enfants de

Timpelbach” karya Nicolas Bary.

b. Sosiopragmatik

Menurut Rahardi (2009: 4) kajian sosiopragmatik merupakan kajian

terhadap entitas kebahasaan yang menggabungkan ancangan penulisan

sosiolinguistik dan ancangan pragmatik dalam wadah dan dalam lingkup

(20)

merupakan penggabungan dua disiplin ilmu bahasa, yakni sosiolinguistik

dan pragmatik. Sosiopragmatik tidak hanya berfokus pada keberadaan

budaya setempat atau kultural lokal melainkan juga didasarkan pada

konteks-konteks tutur serta aspek-aspek yang mempengaruhi sebuah tuturan.

Sosiopragmatik dalam penelitian ini adalah kajian yang digunakan

peneliti untuk memperoleh makna dari tuturan imperatif (L’Impératif) yang

terdapat dalam film “Les Enfants de Timpelbach” karya Nicolas Bary.

c. Imperatif

Imperatif atau kalimat perintah menurut Chaer (2004: 50) adalah

“Kalimat yang isinya meminta agar si pendengar atau yang mendengar kalimat itu memberi tanggapan berupa tindakan atau perbuatan yang

diminta”.

Menurut Gardiner dalam Moeschler dan Anne Reboul (1994: 52)

L’impératif ou les requêtes sont les expressions par le locuteur du désir d’une action qui ne dépend pas, ou pas uniquement, de la volonté du

locuteur”. [Imperatif adalah ungkapan penutur yang mengandung maksud

tertentu, sesuai keinginan penutur.]

Berdasarkan kedua definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat

imperatif merupakan kalimat yang mengandung maksud memerintah atau

meminta sesuatu hal agar lawan tutur melakukan sesuatu sebagaimana yang

diinginkan penutur. Tuturan imperatif maksudnya adalah wujud kalimat

imperatif dalam pertistiwa tutur. Imperatif dalam penelitian ini adalah

tuturan imperatif (l’impératif) yang terdapat dalam film “Les Enfants de

Timpelbach” karya Nicolas Bary.

d. Film

Definisi Film Menurut UU 8:1992, adalah karya cipta seni dan budaya

yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat

(21)

video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya

dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses

elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat

dipertunjukkan dan atau ditayangkan dengan sistem Proyeksi mekanik,

eletronik, dan/atau lainnya.

Film yang dimaksud dalam penelitian ini adalah film “Les Enfants de Timpelbach” karya Nicolas Bary.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mencari atau

mengumpulkan data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Setiadi

(2010: 19) mengelompokkan instrumen penelitian menjadi dua kelompok

besar, yaitu instrumen berbentuk tes dan non-tes. Instrumen yang berupa tes

seperti tes tulisan, tes lisan, dan tes tindakan. Sedangkan instrumen non-tes

dapat berupa angket, pedoman observasi, pedoman wawancara, skala,

sosiometri, daftar (checklist) dan sebagainya.

Arikunto (2009: 101) berpendapat bahwa instrumen penelitian adalah

“Alat bantu bagi peneliti di dalam menggunakan metode pengumpulan data”. Sugiyono (2009: 305) menambahkan bahwa “Dalam penelitian kualitatif

yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri.” Jadi,

selain alat bantu penelitian, peneliti sendiri juga merupakan instrumen

dalam penelitian karena peneliti berfungsi untuk menetapka fokus penelitian,

memilih sumber data, mengumpulan data, menilai data, menganalisis data,

menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas penemuannya. Dalam

penelitian kualitatif ini, yang dimaksud dengan alat bantu penelitian atau

(22)

3.5.1 Tabel Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah format data yang ditampilkan dalam

sebuah tabel yang terdiri dari komponen-komponen analisis berupa nomor

data, lokasi, wujud imperatif, konteks tuturan, dan makna imperatif.

Instrumen ini juga digunakan oleh peneliti sebelumnya Rahardi (2009)

untuk menganalisis entitas imperatif bahasa Indonesia.

Pada format data di bawah ini, yang dimaksud dengan lokasi adalah

tempat asal lahirnya tuturan imperatif, wujud imperatif adalah bentuk

imperatif yang dituturkan oleh pemeran dalam film, konteks tuturan adalah

situasi yang melatarbelakangi munculnya tuturan imperatif (lingkungan,

maksud tutur, nada tutur, peserta tutur, dll), dan makna imperatif adalah

makna yang ditemukan setelah proses analisis tuturan imperatif. Komponen

analisis tersebut akan ditampilkan dalam format tabel sebagai berikut.

3.6 Teknik Penelitian

3.6.1 Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan teknik pengumpulan data dan informasi

yang berkenaan dengan penelitian melalui pembacaan literatur atau sumber

tertulis seperti: buku-buku, hasil penelitian, makalah, artikel, jurnal, majalah,

(23)

atau hasil laporan. Dengan menggunakan teknik ini, peneliti dapat

mengumpulkan referensi teori tentang sosiopragmatik serta referensi lain

yang berkenaan dengan penelitian, sehingga dapat memperoleh pemahaman

yang lebih mendalam berupa landasan teori yang relevan dengan

permasalahan penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan teori-teori mengenai

sosiopragmatik dengan cara mempelajari beberapa sumber tertulis seperti

buku-buku, artikel atau hasil penelitian. Peneliti juga mencatat,

menterjemahkan dan memahami tuturan-tuturan imperatif dalam dalam

dialog film “Les enfants de Timpelbach” karya Nicolas Bary yang akan

dianalisis. Kemudian peneliti mengkaji hubungan antara tuturan imperatif

dalam film tersebut dengan teori sosiopragmatik yang diperoleh untuk

dapat memaknai tuturan.

3.6.2 Dokumentasi

Teknik pengumpulan data ini merupakan teknik pengumpulan data

dengan cara mengkaji dokumen-dokumen yang berupa audiovisual atau

dokumen tulisan. Arikunto (2009: 329) mengungkapkan bahwa teknik

dokumentasi merupakan “Catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan dan dokumen yang berbentuk karya seni yang berupa

gambar, patung, film, dan lain-lain”. Transkrip dialog film Les Enfants De

Timpelbach digunakan sebagai dokumen penelitian.

3.6.3 Analitik

Teknik analitik merupakan teknik analisis data. Teknik ini merupakan

aktivitas analisis data yang telah dikumpulkan. Aktivitas analisis data yang

dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu dengan menentukan wujud dan

makna tuturan imperatif dalam dialog film “Les enfants de Timpelbach”

(24)

3.7Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah atau urutan-urutan yang

harus dilalui atau dikerjakan dalam suatu penelitian. Prosedur penelitian

merupakan hal penting dalam penelitian, karena pada bagian ini akan

dipaparkan prosedur ataupun urutan penelitian mulai dari persiapan hingga

penyusunan laporan penelitian. Adapun langkah-langkah yang harus

dikerjakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mengumpulkan teori-teori mengenai kajian sosiopragmatik.

2. Mempelajari dan memahami teori-teori sosiopragmatik yang telah

diperoleh, dan kemudian memilih teori yang sesuai dengan penelitian.

3. Menonton dan menyimak film “Les enfants de Timpelbach” karya

Nicolas Bary untuk memahami isi cerita film.

4. Mencatat skrip film “Les enfants de Timpelbach” karya Nicolas Bary.

5. Menyeleksi tuturan para tokoh film yang memiliki kriteria untuk

diteliti.

6. Mengumpulkan data yang berupa tuturan imperatif dan kemudian

mengklasifikasikannya berdasarkan ranah-ranah kehidupan.

7. Menganalisis data dari sudut pandang sosiopragmatik dengan

mengkhususkan pada ranah wujud dan makna tuturan imperatif dalam

wadah konteks sosiokultural dan situasionalnya.

8. Menyimpulkan hasil penelitian terhadap tuturan imperatif dari

transkrip film “Les enfants de Timpelbach” karya Nicolas Bary. 9. Mendeskripsikan hasil penelitian dan menyimpulkan hasil penelitian.

3.8Tahap-Tahap Analisis Data

Rahardi (2009: 31-36) menjelaskan tahapan-tahapan yang harus

dilakukan dalam penelitian imperatif yang menggunakan kajian

sosiopragmatik, dapat dibagi menjadi tiga tahap. Adapun tahapan analisis

(25)

1. Mengumpulkan dan mempersiapkan data

Mengumpulkan data dari film “Les enfants de Timpelbach” karya Nicolas Bary dengan cara mencatat transkrip tuturan-turan

dalam dialog film yang sesuai dengan karakteristik penelitian, yaitu

tuturan imperatif.

2. Mengklasifikasikan data

Sebelum melakukan analisis, data yang telah dikumpulkan

kemudian diklasifikasikan berdasarkan tempat terjadinya tuturan

imperatif tersebut dalam film. Hal ini dimaksudkan untuk

mengelompokkan tutura-tuturan imperatif dalam ranah-ranah yang

ada.

3. Menganalisis data

Data yang terkumpul kemudian dianalisis berdasarkan landasan

(26)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan

mengenai analisis sosiopragmatik imperatif dalam film “Les Enfants De Timpelbach” karya Nicolas Bary. Kemudian peneliti juga akan mengemukakan saran yang berkaitan dengan kajian sosiopragmatik.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1) Dalam film “Les Enfants De Timpelbach” karya Nicolas Bary ini terdapat

empat ranah kehidupan. Ranah merupakan konteks yang telah melembaga

yang memungkinkan terjadinya percakapan, dan juga merupakan

kombinasi dari dimensi partisipan, dimensi tempat dan dimensi topik.

Keempat ranah kehidupan tersebut adalah ranah keluarga, ranah

pendidikan, ranah pekerjaan dan ranah persahabatan. Bentuk tuturan imperatif yang ditemukan peneliti dalam dialog film “Les Enfants De

Timpelbach” karya Nicolas Bary ini yaitu terdiri dari dua macam wujud, yaitu wujud formal imperatif dan wujud pragmatik imperatif. Wujud

formal imperatif merupakan realisasi maksud imperatif menurut ciri

struktural. Sedangkan wujud imperatif pragmatik adalah realisasi maksud

imperatif menurut makna pragmatik. Makna yang demikian merupakan

makna berdasarkan konteks situasi tutur (lingkungan, maksud tutur, nada

tutur, peserta tutur, dll) yang melatarbelakangi munculnya tuturan

imperatif tersebut. Berbagai wujud dan makna sosiopragmatik imperatif

sangat ditentukan oleh keberadaan konteks situasi tutur. Pemahaman

terhadap wujud imperatif dan makna sosiopragmatik imperatif harus

(27)

2) Adapun makna-makna sosiopragmatik imperatif yang terdapat pada

ranah-ranah kehidupan yang ada dalam film “Les Enfants De Timpelbach” karya

Nicolas Bary adalah sebagai berikut.

a. Pada ranah kekeluargaan dalam film“Les Enfants De Timpelbach”

karya Nicolas Bary ini terdapat enam makna sosiopragmatik

imperatif yaitu: 1) imperatif permohonan, 2) imperatif larangan, 3)

imperatif pemberian izin, 4) imperatif ajakan, 5) imperatif

permintaan dan 6) imperatif suruhan.

b. Pada ranah pendidikan dalam dialog film “Les Enfants de Timpelbach” karya Nicolas Bary, peneliti menemukan delapan makna sosiopragmatik imperatif, yaitu: 1) imperatif larangan; 2)

imperatif sindiran; 3) imperatif permohonan; 4) imperatif suruhan;

5) imperatif saran; 6) imperatif himbauan; 7) imperatif permintaan;

dan 8) imperatif ajakan. Delapan tuturan imperatif tersebut dapat

berwujud formal imperatif dan berwujud pragmatik imperatif.

c. Pada ranah pekerjaan dalam film “Les Enfants De Timpelbach”

karya Nicolas Bary ini, peneliti menemukan tujuh makna

sosiopragmatik imperatif, yaitu: 1) imperatif larangan; 2) imperatif

suruhan; 3) imperatif permintaan; 4) imperatif saran; 5) imperatif

imbauan; 6) imperatif pemberian izin; dan 7) imperatif ajakan.

d. Pada ranah persahabatan dalam film“Les Enfants De Timpelbach”

karya Nicolas Bary ini, peneliti menemukan delapan makna

sosiopragmatik imperatif, yaitu: 1) Imperatif larangan; 2) imperatif

sindiran; 3) imperatif permohonan; 4) imperatif suruhan; 5)

imperatif saran; 6) imperatif permintaan; 7) imperatif ajakan; dan

8) imperatif pemberian izin. Konteks situasional tuturan sangat

berperan dalam menganalisis dan menentukan makna imperatif

(28)

5.2 Saran

Penelitian ini hanya mengungkapkan wujud dan makna

sosiopragmatik imperatif pada ranah-ranah kehidupan yang terdapat dalam

film “Les Enfants De Timpelbach” karya Nicolas Bary. Dengan demikian,

peneliti menyarankan bahwa pada penelitian tuturan imperatif selanjutnya,

dengan menggunakan kajian sosiopragmatik, dapat diteliti juga mengenai

kesantunan tuturan-tuturan imperatif bahasa Perancis yang terdapat pada

ranah-ranah kehidupan. Sehingga, sebagai pembelajar bahasa asing dapat

mengetahui tingkat kesantunan imperatif dalam bahasa Perancis. Dengan

mengetahui makna sebuah tuturan, pembelajar bahasa dapat memahami

dengan tepat maksud dari penutur. Dan lebih baik lagi apabila penutur

mengetahui kesantunan dan budaya berbahasanya, maka sangat

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. 2006. Pragmatik: Konsep Dasar Memahami

Konteks-Konteks Tuturan, Jurnallingua [Online], Vol 1 (31), 1 halaman.

Tersedia:

http://www.jurnallingua.com/edisi-2006/5-vol-1-no-1/31-pragmatik-konsep-dasar-memahami-konteks-tuturan.html [7

September 2013].

Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta :Rineka Cipta.

________________. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta :Rineka Cipta.

Aslinda, dan Leni Syafyahya. 2010. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung:

PT Refika.

Chaer, abdul. 2004. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

__________., dan Leoni Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal.

Jakarta: Rineka Cipta.

__________. 2007. Kajian Bahasa: struktur internal, pemakaian dan

pemelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

__________. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka.

Ducrot, Jean-Michel. 2009. L'Impératif, pour Donner Des Ordres, mais Pas

Seulement!. Dalam INSUF-FLE, [online]. Tersedia:

http://insuf-

fle.hautetfort.com/archive/2009/12/24/l-imperatif-donnons-des-ordres-en-francais-mais-pas-seulemen.html [23 Desember 2013].

Efendi, Onong Uchjana. 1986. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja

Karya.

Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pembelajaran. Jogjakarta:

DIVA Press.

Larousse, Pierre. 1875. Analyse. Dalam Dictionnaires de Français [Online].

(30)

http://www.larousse.fr/dictionnaires/francais/analyse/3235 [7

September 2013].

__________________. Phrase. Dalam Dictionnaires de Français [Online].

Tersedia:

http://www.larousse.fr/dictionnaires/francais/phrase/60532 [8

September 2013].

__________________. Pragmatique. Dalam Dictionnaires de Français

[Online]. Tersedia:

http://www.larousse.fr/dictionnaires/francais/pragmatique/63224?q

=pragmatique#62516 [7 September 2013].

__________________. Sociolinguistique. Dalam Encyclopédie Larousse

[Online]. Tersedia:

http://www.larousse.fr/encyclopedie/divers/sociolinguistique/92346

[7 September 2013].

Leec, Geoffrey. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta :Universitas

Indonesia.

Moeschler, Jaques, et Anne Reboul. 1994. Dictionnaire Encyclopédique de

Pragmatique. Paris: Edition du Seuil.

Moeschler, Jaques & Antoine Auchun. 2009. Introduction à la Linguistique

Contemporaine. Paris: Armand colin.

Nandar,F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik.Yogyakarta :Graha

Ilmu.

Pedoman Penyusunan & Bimbingan Skripsi. 2012. Bandung: Jurusan

Pendidikan Bahasa Perancis.

Putrayasa, Ida Bagus. 2008. Kajian Morfologi. Bandung: Refika Aditama.

Rahardi, Kunjana. 2005. PRAGMATIK Kesantunan Imperatif Bahasa

Indonesia. Jakarta :Erlangga.

______________. 2009. SOSIOPRAGMATIK. Jakarta :Erlangga.

(31)

Rye. 2012. Jenis-Jenis Film (Genre). [Online]. Tersedia:

http://www.ryemovies.com/jenis-jenis-film-genre.xhtml [8

September 2013].

Setiadi, Riswanda. (2010). Analisis dan Interpretasi Data melalui

Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Jurusan

Pendidikan Bahasa Perancis.

Siouffi, Gilles., dan Van Raemdonck.. 1999. 100 Fiches pour Comprendre

la Linguistique. ROSNY (Rome) Cedex: Bréal.

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan

R&D. Bandung: CV Alfabeta.

Univ de Monpellier. Fiche Actes de Langage. [Online]. Tersedia:

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web

&cd=2&cad=rja&ved=0CDUQFjAB&url=http%3A%2F%2Fasl.un

iv-montp3.fr%2Fe21slmc%2Fdoc_CM%2FFiche_actes_de_langage.p

df&ei=GPwrUqyYEcmsrAfHq4CoDw&usg=AFQjCNHLGjoDj0B

u4VhZMl373l2NEImr_Q&sig2=xsBGIlbBsTsWeSoFehcIJw&bvm

=bv.51773540,d.bmk[8 September 2013].

Wikipedia. Impératif (grammaire). [Online]. Tersedia:

http://fr.wikipedia.org/wiki/Impératif_ (grammaire) [23 Desember

Referensi

Dokumen terkait

  Keywords:  makna persahabatan, film, analisis semiotik 

Analisis Semantik Bahasa Argot Dalam Dialog Film Jeux d’Enfants Karya Yann Samuel Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. Hasil penelitian

yang terdapat dalam dialog film Punk In Love karya Ody Chandra Harahap. Mendeskripsikan komponen peristiwa tutur pada bentuk tindak tutur komisif. yang terdapat dalam dialog film

Fungsi dari kalimat imperatif menurut teori dari Aarts dan Aarts yang ditemukan dalam film Cinderella karya Kenneth Branagh adalah sebagai berikut:. Berfungsi sebagai Perintah,

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa film animasi Upin dan Ipin produksi Les Copaque dalam penelitian

Wujud lokusi dalam dialog film “Garuda di Dadaku” karya Ifa Ifansyah merupakan makna dasar yang diacu oleh ujaran tersebut yaitu pertama wujud lokusi yang berupa kalimat

Sedangkan ciri-ciri bahasa gaul yang terdapat pada dialog film remaja Indonesia “Get Married” peneliti menemukan ciri-ciri bahasa yaitu: a kosa kata khas terdapat 12 kata; b

Terdapat delapan bentuk tindak tutur direktif yang terdapat dalam dialog film Rentang Kisah Karya Danial Rifki dengan jumlah total adalah 304 data penelitian yang terdiri dari bentuk