• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENELITIAN SKEMA HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PENELITIAN SKEMA HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN PENELITIAN

SKEMA HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI

Judul Penelitian

Hubungan Pajanan Environmental Tobacco Smoking (ETS) dengan Status Kontrol Asma

Tim Peneliti

Dr. dr. I Ketut Suryana, SpPD-KAI Dr. I Gusti Ngurah Bagus Artana, SpPD

Dr. Ida Ayu Jasminarti Dwi K, SpP

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

2016

(2)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI

Judul Penelitian : Deteksi Polimorfisme DraI pada Penderita Tuberkulosis Paru Dewasa

Kode/Nama Rumpun Ilmu : Kedokteran Ketua Peneliti :

a. Nama Lengkap : Dr. dr. I Ketut Suryana, SpPD-KAI

b. NIDN : -

c. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala d. Program Studi : Ilmu Penyakit Paru e. No. HP : 081237655777

f. E-mail : [email protected] Anggota Peneliti 1 :

a. Nama Lengkap : Dr. Ida Bagus Suta, SpP(K)

b. NIDN : 0005075213

c. Perguruan Tinggi : Universitas Udayana Anggota Peneliti 2 :

a. Nama Lengkap : Dr. I Gusti Ngura Bagus Artana, SpPD

b. NIDN : 0010117904

c. Perguruan Tinggi : Universitas Udayana Biaya Penelitian : Rp. 20.000.000

Denpasar, 27 April 2016 Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Penyakit Paru Peneliti Utama,

Prof. Dr. Dr. IB Ngurah Rai, SpP(K) Dr. dr. I Ketut Suryana, SpPD-KAI NIP. 19531120 198012 1 001 NIP. 19571112 198312 1 002

Disetujui,

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp.OT(K), M.Kes.

NIP. 19530131 198003 1 004

(3)

iii DAFTAR ISI

Halaman Sampul ... i

Halaman Pengesahan ... ii

Daftar Isi ... iii

Ringkasan ... 1

BAB I Pendahuluan ... 2

1.1 Latar Belakang ... 2

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II Tinjauan Pustaka ... 5

2.1 Asma ... 5

2.2 Asma dan Rokok... 6

2.3 Hubungan Environmental Tobacco Smoke (ETS) dengan Asma ... 6

2.4 Kerangka Konsep... 9

BAB III Metode Penelitian ... 10

3.1 Rancangan Penelitian ... 10

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian ... 10

3.3 Subyek Penelitian ... 10

3.4 Variabel Penelitian ... 10

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 10

3.6 Bahan dan Alat Penelitian ... 11

3.7 Jalannya Penelitian ... 11

3.8 Analisis Hasil ... 12

BAB IV Hasil dan Rencana Penelitian... 13

4.1 Hasil ……..………...………. 13

4.2 Rencana Penelitian Selanjutnya ………. 13

Daftar Pustaka ……… 14

Lampiran 1 Dukungan Sarana dan Prasarana Penelitian ………. 16

Lampiran 2 Susunan Organisasi Tim Peneliti ………... 17

Lampiran 3 Biodata Ketua dan Anggota Peneliti ... 18

Lampiran 4 Informed Consent ... 24

Lampiran 5 Surat Pernyataan ... 23

Lampiran 6 Laporan Keuangan Penelitian ... 26

(4)

1 RINGKASAN

Asma merupakan penyakit saluran nafas kronik yang sering terjadi dan menimpa semua lapisan masyarakat. Kejadian asma makin lama makin meningkat di seluruh dunia. Tujuan pengobatan asma adalah untuk mencapai asma terkontrol. Salah satu hambatan dalam mencapai asma terkontrol adalah pajanan polusi udara. Pajanan polusi udara yang sulit dikendalikan di negara kita adalah asap rokok orang lain yang terhirup (environmental tobacco smoking). Environmental tobacco smoking (ETS) dapat memperburuk status control asma melalui berbagai mekanisme, terutama akibat keberlanjutan proses inflamasi jalan nafas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi pajanan ETS pada pasien asma serta hubungannya dengan beberapa faktor perancu lainnya. Subyek penelitian ini adalah pasien asma yang memeriksakan diri ke poliklinik paru RSUP Sanglah. Sampel diambil dengan menggunakan teknik consequtive random sampling. Data mengenai pajanan ETS dan status control asma didapatkan dengan wawancara menggunakan kuesioner terstandar dan pemeriksaan peakflowmeter. Analisis data kategorikal dilakukan dengan uji Chi square atau Fisher exact test. Data dalam skala kontinyu dianalisis dengan independent t-test atau Mann Whitney setelah dilakukan uji normalitas.

(5)

2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Asma merupakan penyakit saluran nafas kronik yang sering terjadi dan menimpa semua lapisan masyarakat. Kejadian asma berkisar antara 1-18% dari jumlah populasi pada berbagai negara. Asma terjadi pada berbagai belahan dunia, baik negara maju atau negara berkembang. Hingga saat ini asma masih menjadi salah satu penyakit non-infeksi dengan prevalensi tertinggi. Perkiraan global terbaru dari Global Asthma Network mendapatkan sebanyak 334 juta orang menderita asma di seluruh dunia. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat.1,2

Selain tingginya prevalensi, asma juga memiliki dampak sosio-ekonomi yang besar pula. Pasien asma, terlebih yang tidak terkontrol, akan mengalami penurunan produktifitas yang signifikan. Mereka akan sering tidak masuk sekolah atau kerja akibat asma yang dideritanya. Selain itu, biaya yang dikeluarkan untuk penanganan asma juga sangat tinggi.

Global Initiative for Asthma (GINA) memperkirakan sekitar 1-2 persen dari seluruh pembiayaan kesehatan suatu Negara dialokasikan untuk penanganan asma.1,3,4

Asma ditandai oleh dua variabel utama, yaitu variabel episode berulang dari beberapa gejala, seperti mengi, sesak napas, dada terasa berat dan / atau batuk, serta variabel hambatan aliran udara ekspirasi. Gejala dan hambatan aliran udara tersebut bervariasi bila dilihat dari waktu dan intensitasnya. Variasi ini sering dipicu oleh faktor-faktor seperti olahraga, alergen atau paparan iritasi, perubahan cuaca, atau infeksi virus pernapasan. Gejala dan hambatan aliran udara tersebut dapat sembuh secara spontan atau setelah diberikan obat-obatan, dan kadang-kadang dapat absen selama beberapa minggu atau bulan pada suatu waktu. Di sisi lain, pasien dapat mengalami episode eksaserbasi dari asma yang mungkin mengancam jiwa dan membawa beban yang signifikan untuk pasien dan masyarakat.1,5

Eksaserbasi berakibat yang sangat buruk bagi status kontrol pasien asma, yang pada akhirnya buruk bagi kesehatan pasien asma secara umum. Mekanisme yang mendasari terjadinya eksaserbasi sangat kompleks. Peranan pajanan lingkungan sangat penting dalam mekanisme eksaserbasi asma. Laporan dari US National Academy of Sciences Institute of Medicine pada tahun 2000 mendapatkan hubungan kausal yang konsisten antara pajanan

(6)

3

allergen debu rumah, asap rokok lingkungan (environmental tobacco smoke /ETS), dan allergen kucing/kecoa dengan serangan asma. Perokok pasif (ETS) didefinisikan sebagai seorang yang mendapatkan pajanan asap dari rokok yang dihisap orang lain, yang merupakan campuran dari asap mainstream yang dihembuskan perokoknya dan asap sidestream yang terdilusi oleh udara ruangan.2,3,6

Berbagai penelitian di luar negeri banyak meneliti hubungan antara pajanan asap rokok dari lingkungan (ETS) dengan berbagai parameter klinis dan laboratoris asma.

Keberadaan pajanan ETS pada pasien asma sangat menghambat upaya klinisi dalam mencapai status asma yang terkontrol. Indonesia dengan jumlah perokok terbanyak ketiga di dunia menyimpan masalah ETS yang sengat besar. Hingga saat ini, belum ada penelitian yang menghubungkan antara ETS dengan status kontrol asma di Indonesia, khususnya di Bali. Oleh karena itu, kami berinisiatif untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara ETS dengan status kontrol asma, yang dalam hal ini kami cari dari serangan asma yang dialami pasien.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Berapa besar pajanan ETS pada pasien asma rawat jalan?

2. Bagaimana hubungan antara pajanan ETS dengan status kontrol asma pada pasien asma rawat jalan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran dan karakteristik pajanan ETS pada pasien asma rawat jalan

2. Untuk mengetahui hubungan antara pajanan ETS dengan status kontrol asma pada pasien asma rawat jalan.

(7)

4 1.4 Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak, antara lain:

1. Bagi peneliti dan dunia pendidikan:

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi ilmiah bagi para peneliti dan dunia pendidikan mengenai pajanan ETS dan karakteristiknya pada pasien asma rawat jalan di Bali.

2. Bagi klinisi dan pelayanan kesehatan:

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah yang nantinya dapat dipakai dalam memberikan edukasi khusus pada pasien asma, sehingga upaya mengontrol penyakit asmanya akan lebih efektif dan efisien.

(8)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asma

Asma secara umum dikenal memiliki karakteristik gejala dan hambatan aliran udara yang variabel dan episodik. Hal inilah yang menjadi dasar dalam mendiagnosis asma.

Diagnosis asma didapatkan dengan mengidentifikasi kedua kondisi karakteristik tersebut.

Gejala respirasi yang sering dihubungkan dengan asma adalah mengi, sesak nafas, dada terasa berat, atau batuk. Gejala-gejala tersebut memiliki karakteristik tersendiri untuk mendukung diagnosis asma. Semakin banyak gejala yang ditemukan pada pasien akan makin menguatkan dugaan kearah asma, terutama pada kasus dewasa. Sementara itu, kronologis gejala yang biasanya memburuk saat malam hari atau dini hari serta bervariasi intensitasnya juga mendekatkan kita pada diagnosis asma. Karakteristik lain adalah pencetus keluhan dan gejala tersebut yang sangat beragam mulai dari infeksi virus (flu), olah raga, pajanan alergen, perubahan cuaca, gas iritan, atau bahkan tertawa yang terlalu keras.1 Variabel kedua yang harus dibuktikan selain gejala yang episodik di atas adalah hambatan aliran udara ekspirasi yang bervariasi dari waktu ke waktu serta tingkat keparahannya. Hal ini memerlukan pemeriksaan fungsi paru yang dilakukan pada pasien saat sedang eksaserbasi dan dalam konsisi asma yang stabil. Pemeriksaan tes fungsi paru memerlukan alat spirometri yang khusus dan dilakukan oleh petugas terlatih. Hal inilah yang sering menjadi kendala dalam menegakkan diagnosis asma, khususnya di fasilitas kesehatan primer. Pada konsensus GINA, pemeriksaan tes fungsi paru dapat dilakukan dengan pemeriksaan peakflow-meter yang lebih sederhana dan mudah untuk dilakukan oleh petugas kesehatan di perifer.1,5

Setelah diagnosis asma ditegakkan, pada setiap pasien asma harus dilakukan beberapa asesmen tambahan. Asesmen dilakukan dalam hal status kontrol asma (symptom control dan risiko outcome yang buruk di masa yang akan datang), masalah terapi, serta asesmen komorbiditas. Ketiga hal ini harus selalu dinilaisejak awal pasien didiagnosis menderita asma serta setiap kali pasien datang untuk pemeriksaan rurin.1,6,7

Menilai status kontrol asma merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan terapi asma. Kontrol asma memiliki dua bagian utama, yaitu penilaian gejala dan risiko untuk outcome buruk dalam jangka panjang. Penilaian gejala asma mencakup

(9)

6

segala keluhan yang berhubungan dengan penyakit asma (mengi, sesak nafas, dada terasa berat, dan batuk) serta pengaruh gejala tersebut dalam kehidupan sehari-hari pasien (beban medis dan psiko-sosial dan ekonomi). Symptom control yang buruk sangat berhubungan dengan peningkatan risiko eksaserbasi asma. Secara umum, penilaian symptom control dilakukan dengan menanyakan segala keluhan dan kondisi yang berkaitan dengan asma dalam 4 minggu terakhir dengan satuan hari dalam seminggu (Tabel 1). Beberapa kuesioner seperti Asthma Control Questionnaire (ACQ) atau Asthma Control Test (ACT), dapat diberikan pada pasien untuk membantu menilai symptom control ini.1,6,7

Tabel 1. Asesment kontrol asma menurut GINA 20151 Hal yang dialami pasien dalam 4 minggu

terakhir

Terkontrol Terkontrol sebagian

Tidak terkontrol Gejala asma siang hari >2X/minggu

tidak ada

yang dialami 1-2 variabel 3-4 variabel Terbangun malam hari akibat asma

Penggunaan obat pelega >2X/minggu Hambatan aktivitas akibat asma

Asma sering didiagnosis sekunder, dimana pasien datang mencari pertolongan kesehatan akibat masalah kesehatan selain asma dan diagnosis asma akhirnya dapat digali.

Beberapa kelainan yang sering didapatkan bersama asma ini dikenal sebagai komorbid asma. Kelainan-kelainan tersebut antara lain rhinitis, rhino-sinusitis, gastroesophageal reflux, obesitas, obstructive sleep apnea, depresi dan ansietas. Kelainan-kelainan tersebut selain dapat menjadi tempat masuknya diagnosis asma juga berperan pada outcome dan status kontrol yang buruk dari pasien asma.1

2.2 Asma dan Rokok

Asma merupakan penyakit yang dimulai sejak masa anak-anak. Sebagian besar kasus asma didiagnosis pada usia anak-anak (50% pada usia 3 tahun dan 80% pada usia 6 tahun).

Kasus asma anak-anak sering tidak dikenali dan diketahui gejalanya, bahkan sering tidak bergejala. Pada kasus asma ana-anak, kejadiannya akan semakin sedikit seiring pertumbuhan anak tersebut, bahkan sering menghilang saat pasien mencapai akil balik.

(10)

7

Sekitar 30-50% asma pada anak-anak menjadii tidak bergejala saat akil balik atau dewasa muda. Beberapa factor yang mempengaruhi tetap dialaminya gejala asma anak-anak antara lain jenis kelamin perempuan, riwayat atopi berat, dan beratnya gejala atau status control yang buruk.1,8

Sebagian kelompok lainnya dari pasien asma adalah pasien yang tetap mengalami gejala asma setelah akil balik atau dewasa muda. Selain itu, kelompok lain yang sering ditemukan pada praktek klinis adalah pasien asma dengan onset penyakit saat dewasa muda atau setelah akil balik. Pajanan lingkungan dan pekerjaan banyak dikatakan berhubungan dengan keadaan ini. Beberapa factor yang juga dihubungkan dengan kejadian ini adalah pajanan allergen, riwayat penyakit infeksi viral, polusi udara, rokok aktif maupun pasif.1

Berbagai bukti klinis telaah menegaskan pengaruh merokok aktif pada asma. Pajanan asap rokok pada perokok aktif berhubungan dengan inflamasi jalan nafas, peningkatan kadar eosinoifil darah tepi, peningkatan tingkat hipersensitivitas saluran nafas, remodeling dinding saluran nafas, peningkatan kadar IgE total, serta inflamasi saluran udara kecil.

Berbagai data dari studi longitudinal besar dan ternama di dunia memberikan kesimpulan yang konsisten tentang pengaruh rokok pada asma. Mayoritas penelitian besar tersebut menyebutkan bahwa hipersensitivitas saluran nafas dan penurunan fungsi paru sangat dipengaruhi oleh rokok.1,6,9,10

2.3 Hubungan Environmental Tobacco Smoke (ETS) dengan Asma

Banyak penelitian yang mencari pengaruh pajanan ETS sebagai penyebab timbulnya asma saat dewasa. Dua penelitian kohort prospektif dilakukan untuk menentukan factor risiko timbulnya asma saat dewasa. Hu dan kawan-kawan meneliti beberapa factor risiko terjadinya asma pada kelompok umur dewasa muda. Pada umur 20-22 tahun, orang tua yang merokok merupakan merupakan faktor risiko utama timbulnya asma (OR 2,9%; 95%

CI:1,6-5,6). Penelitian oleh Greer, dkk. mendapatkan pajanan ETS di tempat kerja berperanan pada timbulnya asma pada perkerja non-perokok setelah 10 tahun (OR 1,45;

95%CI: 1,21-1,80). Sementara Flodin, dkk. Dalam penelitian kasus-kontrol pada populasi mendapatkan odd ratio sebesar 1,5 (95%CI: 0,8-2,5) untuk peranan ETS pada kejadian asma pada kelompok umur dewasa muda.11,12

(11)

8

The Swiss Study on Air Pollution and Lung Diseases in Adults (SAPALDIA) merupakan penelitian multisenter di Swiss yang melibatkan lebih dari 4000 sampel umur 18-60 tahun.

Pada penelitian ini didapatkan 70% laki-laki terpajan ETS, sementara 52% perempuan juga melaporkan terpajan ETS setidaknya dalam 12 bulan terakhir. Pajanan ETS pada populasi ini berhubungan dengan peningkatan risiko asma (OR = 2.05; 95% CI: 1,46-2,92).8,13

Berbagai penelitian diatas menampilkan pengaruh ETS pada terjadinya asma dengan berbagai disain penelitian. Satu hal yang masih menjadi perdebatan adalah melakukan kalkulasi secara akuran pajanan ETS pada lingkungan kerja atau keluarga. Sampai saat ini memang masih sangat sedikit penelitian yang menyampaikan data epidemiologis tentang pengaruh ETS pada kejadian asma.

Peranan lain pengaruh pajanan ETS pada asma adalah dalam hal mencetuskan serangan asma pada orang dewasa. Hanya sedikit penelitian yang mengamati pengaruh pajanan ETS dalam mencetuskan serangan asma. Jindal, dkk. Melakukan penelitian pada 200 pasien asma (100 pasien asma bukan perokok dengan dan tanpa pajanan ETS). Pajanan ETS didefinisikan swebagai pajanan asap rokok orang lain minimal 1 jam/hari atau 7 jam/minggu berdasarkan wawancara. Pada kelompok terpajan ETS, terjadi peningkatan yang signifikan dari angka kunjungan ke Unit Gawat Darurat, angka rawat inap, penggunaan obat pelega, dan absen dari kerja, dibandingkan kelompok tidak terpajan ETS.14

Penelitian lain oleh Ostro, dkk. di Colorado, Amerika juga mendapatkan hasil yang serupa. Dari 164 pasien asma yang ikut penelitian, wawancara mengenai pajanan ETS pada lingkungan rumah dilakukan setiap hari selama penelitian. Penelitian oleh Ostro, dkk. ini mendapatkan peningkatan risiko batuk (OR = 1.21; 95% CI: 1,01-1,46), sesak nafas moderat atau berat (OR = 1.85; 95% CI: 1.57-2.18), serangan asma malam hari (OR = 1.24; 95% CI 1.00-1.53), dan hambatan aktivitas (OR = 2.08; 95% CI: 1.63-2.64).8,15

Penelitian lain yang cukup kontroversial adalah dengan memberikan pajanan ETS jangka pendek pada populasi asma ringan. Bebrapa penelitian tersebut telah melalui serangkaian proses uji kelayakan etik untuk dapat dilaksanakan. Pajanan ETS jangka pendek menimbulkan beberapa keluhan pada pasien, yaitu iritasi pada mata dan nasofaring, dan beberapa gangguan minor pada tes fungsi paru. Perburukan fungsi paru memang tidak konsisten didapatkan pada berbagai penelitian yang memajankan RTS pada pasien asma ringan. Dahms, dkk. mendapatkan perburukan FEV1 dan FVC, sedangkan Shepard, dkk. tidak mendapatkan perubahan signofikan pada fungsi paru pasien.16,17

(12)

9

Mendapatkan hubungan kausal yang secara statistik signifikan, antara pajanan ETS dengan terjadinya serangan asma memang masih memerlukan waktu. Kesulitan utama masih pada disain penelitian uji klinis yang sangat kontroversial. Tetapi apabila menggabungkan antara teori keilmuan dengan beberapa percobaan dengan hewan coba dan beberapa penelitian di atas, dapat diambil kesimpulan adanya hubungan pajanan ETS dengan gejala respirasi yang ditimbulkannya serta hipersensitivitas jalan nafas.

Penelitian oleh Stankus, dkk. mencoba memperkenalkan hal baru dalam hal pajanan ETS ini, yaitu kategori pasien yang sensitif-asap dan tidak sensitif-asap. Pada penelitian tersebut, didapatkan penurunan FEV1 20% atau lebih dari baseline setelah pajanan ETS pada pasien sensitif asma, sementara pada kelompok non-sensitif tidak dijumpai. Hal ini dibantah oleh Jorres dan Magnussen. Mereka mendapatkan bahwa keluhan respirasi pada sampel yang sensitive asap tidak berdasarkan mekanisme obstruksi jalan nafas. Sehingga riwayat sensitive asap tidak dapat dihubungkan dengan obtruksi jalan nafas yang diderita pasien. Berbagai factor dapat mempengaruhi sensitifitas seseorang terhadap asap. Waktu pajanan dan jenis pajanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sensitifitas seseorang terhadap asap rokok orang lain. Pajanan dengan intensitas tinggi, multiple, serta pajanan ETS di tempat kerja lebih meningkatkan risiko sensitif asap.18

2.4 Kerangka Konsep

Pasien Asma

Status Kontrol Asma

Serangan asma malam dan siang hari, penggunaan obat pelega, hambatan aktivitas, absen kerja/sekolah

Faktor Pencetus Status merokok Pajanan ETS Atopi

Pemakaian kontroler

(13)

10 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang analitik.

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Paru RSUP Sanglah. Penelitian ini direncanakan selama 6 bulan, antara bulan Juli hingga Desember 2016.

3.3 Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah pasien asma dewasa rawat jalan yang memeriksakan diri ke poliklinik paru RSUP Sanglah pada periode Juli hingga September 2016. Sampel diambil dengan menggunakan teknik consequtive random sampling, sampel diambil secara berurutan hingga akhir masa pengumpulan sampel, pada 30 September 2016.

Kriteria inklusi subyek penelitian

1. Pasien asma dewasa (usia 12 tahun ke atas) yang telah didiagnosis menderita asma sesuai dengan standar diagnosis yang diacu di Poliklinik Paru RSUP Sanglah

2. Memeriksakan diri ke Poliklinik Paru RSUP Sanglah antara periode Juli hingga September 2016

3. Bersedia ikut dalam penelitian dengan menandatangani pernyataan kesediaan mengikuti penelitian (informed consent)

3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini status kontrol asma, status pajanan ETS, dan fungsi paru.

3.5 Definisi Operasional Variabel

1. Pasien asma adalah pasien yang dating ke poliklinik paru dan terdiagnosis asma berdasarkan kriteria diagnosis standar yang diacu di RSUP Sanglah.

2. Status kontrol asma dikategori menjadi tiga kelompok, yaitu asma tidak terkontrol, asma terkontrol sebagian, dan asma terkontrol. Status control asma didapatkan dengan menanyakan kondisi pasien dalam hal keluhan saat siang hari, hambatan

(14)

11

aktivitas, keluhan saat malam hari, perlunya mendapat terapi pelega, tes fungsi paru (FEV1).

3. Umur sampel didapatkan dari data yang tertulis pada kartu identitas pasien. Umur pasien yang melebihi 6 bulan berjalan, dibulatkan ke atas

4. Jenis kelamin dikategorikan menjadi laki-laki dan perempuan

5. Status pajanan ETS didapatkan dari hasil wawancara pasien. Pasien diminta menjawab pertanyaan “adakah anggota keluarga serumah yang merokok” serta

“adakah teman satu pekerjaan atau satu sekolah yang merokok” Pada pasien yang menjawab ya, pertanyaan dilanjutkan dengan “berapa lama rata-rata waktu pajanan asap rokok yang didapat”

6. Fungsi paru didapatkan dengan melakukan pengukuran tes fungsi paru menggunakan alat peakflowmeter. Hasil pengukuran dari alat akan dibandingkan dengan ukuran standar berdasarkan umur, jenis kelamin, dan tinggi badan dari buku tabel.

3.6 Bahan dan Alat Penelitian 1. Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner penelitian yang terdiri dari 3 bagian utama. Bagian pertama tentang data umum dan demografi pasien, bagian kedua tentang serangan eksaserbasi asma menggunakan kuesioner ACQ, serta bagian ketiga tentang pajanan ETS secara kualitatif dan kuantitatif.

2. Alat

Alat yang dibutuhkan pada penelitian ini meliputi alat peakflow meter, mouthpiece peakflow meter, alcohol swab, noseclip untuk peakflow meter, dan handschoen steril.

3.7 Jalannya Penelitian

1. Pengurusan Ijin dan Kelaikan Etik

Sebelum memulai penelitian dilakukan pengurusan ijin untuk melakukan penelitian di RS Sanglah. Dilakukan juga pengurusan kelaikan etik di Unit Litbang FK Universitas Udayana.

(15)

12 2. Seleksi Subyek

Subyek diseleksi dari Subyek penelitian adalah pasien asma dewasa yang memeriksakan diri ke poliklinik paru RS Sanglah pada periode waktu Juli hingga September 2016 dan bersedia menandatangani informed consent. Sampel diambil dengan metode non probability sampling menggunakan teknik consequtive sampling, sampel diambil secara berurutan sampai tanggal 30 September 2016.

3. Pengambilan Sampel

Subyek yang diseleksi dan memenuhi kriteria inklusi kemudian diwawancara oleh peneliti dan petugas pewawancara yang telah dilatih sebelumnya. Setelah itu dilakukan pemeriksaan tes fungsi paru sederhana dengan menggunakan peakflow meter.

3.8 Analisis Hasil

Analisis data kategorikal dilakukan dengan uji Chi square atau Fisher exact test. Data dalam skala kontinyu dianalisis dengan independent t-test atau Mann Whitney setelah dilakukan uji normalitas.

(16)

13 BAB IV

HASIL DAN RENCANA PENELITIAN SELANJUTNYA

4.1 Hasil

Tabulasi Data Sampel Penelitian

No Nama Usia Sex BB/TB Pekerjaan Kontrol

Pajanan

Rokok APE

1 L 43 L 65/171 Swasta Uncontrolled Ya 288

2 A 65 L 52/164 Swasta Partially Cont Ya 362

3 H 27 P 61/170 Swasta Partially Cont Perokok 791

4 S 54 P 44/150 Guru Uncontrolled Ya 400

5 Sun 56 L 76/166.5 Dosen Uncontrolled Tidak 461

6 Lus 37 P 52/152.5 Swasta Partially Cont Ya 291

7 El 23 P 44/152 Pelajar Controlled Tidak 502

8 Sur 40 L 58/165 Swasta Partially Cont Tidak 675

9 Gu 51 L 86/170 PNS Partially Cont Ya 437

10 Pr 25 L 55/160 Swasta Uncontrolled Ya 260

11 Pr1 51 L 55/150 Swasta Partially Cont Ya 445

12 As 51 L 52/165 Swasta Partially Cont Ya 365

4.2 Rencana Penelitian Selanjutnya

Penelitian akan dilakukan selama 6 bulan, dan berakhir pada bulan Februari 2017.

(17)

14

DAFTAR PUSTAKA

1. FitzGerald JM, Bateman ED, Boulet L-P, et al. Global Initiative for Asthma (GINA) Global Strategy for Asthma Management and Prevention (2015 update).

2. World Asthma Prevalence (WHO). Available at http//www.who.int. Accessed: 15 October 2015.

3. National Heart Lung and Blood Institute N. Global initiative for asthma. Global strategy for asthma management and prevention. NHBLI/WHO workshop. 1995:NIH Publication no. 95-3659.

4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (RISKERDAS) 2013.

5. Levy ML, Fletcher M, Price DB, Hausen T, Halbert RJ, Yawn BP. International Primary Care Respiratory Group (IPCRG) Guidelines: diagnosis of respiratory diseases in primary care. Prim Care Respir J 2006;15:20-34.

6. WHO. International Consultation on Environmental Tobacco Smoke (ETS) and Child Health. Consultation Report. Geneva:World Health Organization, 1999.

7. Song DJ. Environmental tobacco smoke and childhood asthma. Korean J Pediatr 2010;53:121-128

8. Weiss ST, Utell MJ, Samet JM. Environmental Tobacco Smoke Expose and Asthma in Adults. Environ Health Perspect 1999;107(suppl 6):891-895.

9. Eisner MD, Yelin EH, Henke J, Shiboski SC, Blanc PD. Environmental Tobacco Smoke and Adult Asthma: The Impact of Changing Exposure Status on Health Outcomes. Am J Respir Crit Care Med 1998;158:170–175.

10. Hu FB, Persky V, Flay BR, Richardson J. An epidemiological study of asthma prevalence and related factors among young adults. J Asthma 1997;34:67-76.

11. Greer JR, Abbey DE, Burchette RJ. Asthma related to occupational and ambient air pollutants in nonsmokers. J Occup Med 1993;35:909-915.

12. Flodin U, Jonsson P, Ziegler J, Axelson 0. An epidemiologic study of bronchial asthma and smoking. Epidemiology 1995;6:503-505.

13. Leuenberger P, Schwartz J, Ackermann-Liebrich U, Blaser K, Bolognini G, et al. Passive smoking exposure in adults and chronic respiratory symptoms (SAPALDIA Study).

(18)

15

Swiss Study on Air Pollution and Lung Diseases in Adults, SAPALDIA Team. Am J Respir Crit Care Med 1994;150(5):1222-1228.

14. Jindal SK, Gupta D. The relationship between tobacco smoke & bronchial asthma.

Indian J Med Res 2004; 120:443-453.

15. Comhair SAA, Gaston BM, Ricci KS, Hammel J, Dweik RA, et al. Detrimental Effects of Environmental Tobacco Smoke in Relation to Asthma Severity. PLoS ONE 6(5):

e18574

16. McCarville M, Sohn M-W, Oh E, Weiss K, Gupta R. Environmental Tobacco Smoke and Asthma Exacerbations and Severity. Arch Dis Child. 2013;98(7):510514

17. Samet J, Bohanon HR, Coultas DB, Houston TP, Persily AK, et al. The ASHRAE Position Document on Environmental Tobacco Smoke. 2010

18. The Action on Smoking and Health (ASH). ASH Research Report-Asthma and Smoking. February 2015

(19)

16

LAMPIRAN 1. DUKUNGAN SARANA DAN PRASARANA PENELITIAN

1. Kuesioner Penelitian

Kuesioner penelitian ini terdiri dari tiga bagian utama. Bagian pertama tentang data umum dan demografi pasien, bagian kedua tentang serangan eksaserbasi asma menggunakan kuesioner ACQ, serta bagian ketiga tentang pajanan ETS secara kualitatif dan kuantitatif.

2. Peralatan Utama

Alat yang dibutuhkan pada penelitian ini meliputi alat peakflow meter, mouthpiece peakflow meter, alcohol swab, noseclip untuk peakflow meter, dan handschoen steril.

(20)

17

LAMPIRAN 2. SUSUNAN ORGANISASI TIM PENELITI DAN PEMBAGIAN TUGAS

No. Nama Jabatan dalam Tim Tugas Perorangan

NIP/NIM Alokasi Waktu

(Jam/minggu)

1 Dr. dr. I Ketut Suryana, SpPD-KAI Ketua Peneliti Manajerial penelitian, penyusunan anggaran biaya, kontrol

NIP. 19571112 198312 1 002 36 jam per minggu

2 Dr. Ida Bagus Suta, SpP(K) Anggota Peneliti Sampling,

pengumpulan data, analisis data NIP. 19520705 198012 1 001 30 jam per minggu

3 dr. I Gusti Ngurah Bagus Artana, SpPD

Anggota Peneliti Sampling,

pengumpulan data NIP. 197911102012121002 30 jam per minggu

(21)

18

LAMPIRAN 3. BIODATA KETUA DAN ANGGOTA TIM PENELITI

Ketua Peneliti A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Dr. dr. I Ketut Suryana, SpPD-KAI 2 Jabatan Fungsional Lektor Kepala

3 Jabatan Struktural Staf Program Studi Paru dan Kedokteran Respirasi FK UNUD

4 NIP 19571112 198312 1 002

5 NIDN

6 Tempat, Tanggal Lahir Bangli, 12 November 1957 7 Alamat Rumah Jl. Akasia VIII/22 Denpasar

8 No. Telepon / HP 081237655777

9 Alamat Kantor Jl. P. Bali, Denpasar

10 No. Telepon -

11 Alamat Email [email protected]

12 Mata Kuliah yang Diampu Paru dan Respirasi B. Riwayat Pendidikan

Program S-1 S-2 / Sp S-3

Nama Perguruan Tinggi FK UNUD FK UNAIR FK UNUD

Bidang Ilmu Tahun Masuk

Tahun Lulus 1983 1997 2013

Judul Skripsi/Tesis Nama Pembimbing

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian Sumber Dana Jumlah Dana

1 2 3

D. Pengalaman Penyampaian Makalah secara Oral pada Pertemuan/Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir

No Nama Pertemuan Ilmiah/

Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat 1

2 3

(22)

19 4

5

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal

Denpasar, 27 Maret 2016

Dr. dr. I Ketut Suryana, SpPD-KAI NIP. 19571112 198312 1 002

(23)

20 Anggota Peneliti 1

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Dr. Ida Bagus Suta, SpP(K)

2 Jabatan Fungsional Lektor

3 Jabatan Struktural Staf Program Studi Ilmu Penyakit Paru FK UNUD

4 NIP 19520705 198012 1 001

5 NIDN 0005075213

6 Tempat, Tanggal Lahir Karangasem, 05 Juli 1952

7 Alamat Rumah Perumahan Nangka Permai C-10 Jl Antasura, Denpasar

8 No. Telepon / HP 08123990362

9 Alamat Kantor Jl. P. Bali, Denpasar

10 No. Telepon -

11 Alamat Email [email protected]

12 Mata Kuliah yang Diampu Paru dan Respirasi

B. Riwayat Pendidikan

Program S-1 S-2 / Sp S-3

Nama Perguruan Tinggi FK UNUD FK UNAIR

Bidang Ilmu Tahun Masuk Tahun Lulus Judul Skripsi/Tesis Nama Pembimbing

(24)

21 C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian Sumber Dana Jumlah Dana

1 2 3

D. Pengalaman Penyampaian Makalah secara Oral pada Pertemuan/Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir

No Nama Pertemuan Ilmiah/

Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat 1 ASTHMA MEETING:

COMPREHENSSIVE APPROACH OF ASTHMA

Penangan asma akut di layanan primer

Denpasar, 30 Januari 2016

2 ASTHMA MEETING:

COMPREHENSSIVE APPROACH OF ASTHMA

EXERCISE-INDUCED ASTHMA (EIA) Denpasar, 30 Januari 2016

3 4 5

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal

Denpasar, 27 Maret 2016

Dr. Ida Bagus Suta, SpP(K) NIP. 19520705 198012 1 001

(25)

22 Anggota Peneliti 2

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap dr. I Gusti Ngurah Bagus Artana, SpPD 2 Jabatan Fungsional Asisten ahli

3 Jabatan Struktural -

4 NIP 197911102012121002

5 NIDN 0010117904

6 Tempat, Tanggal Lahir Denpasar, 10 Nopember 1979 7 Alamat Rumah Jl. Puputan II Kav. B20

8 No. Telepon / HP 08123994203

9 Alamat Kantor Jl. P. Bali, Denpasar

10 No. Telepon -

11 Alamat Email [email protected]

[email protected] 12 Mata Kuliah yang Diampu Penyakit Dalam (Respirasi) B. Riwayat Pendidikan

Program S-1 S-2 / Sp

Nama Perguruan Tinggi Universitas Udayana Universitas Udayana

Bidang Ilmu Kedokteran Ilmu Penyakit Dalam

Tahun Masuk 1997 2005

Tahun Lulus 2003 2010

Judul Skripsi/Tesis Nama Pembimbing

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian Sumber Dana Jumlah Dana

1 2013 Open-label, Randomized, Multicenter Study to Compare Clinical Efficacy and Safety of Levofloxacin ( 750 mg IV-Oral Once Daily ) to Moxifloxacin ( 400 mg IV-Oral Once Daily ) in Hospitalized Patients with Moderate to Severe Community-Acquired Pneumonia in Indonesia

sponsor- multicentre clinical trial

2 2011 A Safety and Efficacy Study of Inhaled Fluticasone Propionate/Salmeterol Combination versus Inhaled Fluticasone Propionate in the Treatment of

Adolescent and Adult Subjects with Asthma

sponsor- multicentre clinical trial

3 2010 A Clinical Outcomes Study to compare the effect of Fluticasone Furoate/

sponsor- multicentre

(26)

23 Vilanterol Inhalation Powder

100/25mcg with placebo on Survival in Subjects with moderate Chronic

Obstructive Pulmonary Disease (COPD) and a history of or at increased risk for cardiovascular disease

clinical trial

D. Pengalaman Penyampaian Makalah secara Oral pada Pertemuan/Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir

No Nama Pertemuan Ilmiah/

Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat 1 PKB Ilmu Penyakit Dalam

XX

Peranan kombinasi LABA/ICS Dalam Mencegah Eksaserbasi Dan Profil Keamanannya Pada Pasien PPOK

Bali, 6-7

Desember 2013 2 Bali Respiratory Meeting

III

Spirometri pada Kelainan Obstruktif Paru

Bali, 10-11 Mei 2013

3 Bali Respiratory Meeting III

Terapi kombinasi LABA/ICS dengan Pendekatan SMART Memberikan Hasil Yang Lebih Baik Dalam Tatalaksana Asma

Bali, 10-11 Mei 2013

4 Bali Respiratory Meeting III

Terapi Inhalasi pada Penyakit Obstruktif Paru

Bali, 10-11 Mei 2013

5 PKB Ilmu Penyakit Dalam XIX

Penatalaksanaan Asma Akut Bali, 29

Nopember – 1 Desember 2012 E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal

1 Penyakit Paru Kongenital Buku Kompedium

Tatalaksana Penyakit Respirasi dan Kritis Paru 2012

2 Ketergantungan Nikotin pada Perokok di Desa Penglipuran dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Vol. 12 No. 1, 2011

Jurnal Penyakit Dalam

Denpasar, 27 Maret 2016

dr. I Gusti Ngurah Bagus Artana, SpPD NIP. 197911102012121002

(27)

24 LAMPIRAN 4. INFORMED CONSENT

INFORMED CONCENT PENELITIAN

“HUBUNGAN PAJANAN ENVIRONMENTAL TOBACCO SMOKING DENGAN STATUS KONTROL ASMA PADA PASIEN ASMA RAWAT JALAN DI RSUP SANGLAH ”

Prof.Dr.dr. IB Ngurah Rai, SpP(K),

Setelah mendengar penjelasan dari tim peneliti (secara lisan dan tertulis) mengenai tujuan, manfaat, dan risiko bagi subyek penelitian,

bersama ini saya:

Nama : ………

Umur : ……. tahun / Jenis kelamin : …………..

Alamat : ………

No. HP : ………

Menyatakan bersedia secara sukarela berpartisipasi dan mematuhi semua prosedur sebagai subyek penelitian.

Bila suatu saat saya ada dalam kondisi yang tidak memungkinkan mengikuti semua prosedur penelitian, atau merasa dirugikan, maka saya berhak mengundurkan diri sebagai subyek penelitian.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Denpasar, ………

Nama dan tanda tangan subyek Mengetahui

(……….) (……….)

(28)

25 LAMPIRAN 5

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :Dr. dr. I Ketut Suryana, SpPD-KAI NIP/NIDN :19571112 198312 1 002

Pangkat/Golongan : Pembina Utama Muda / IVc Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

Alamat :Jl. Akasia VIII/22 Denpasar

Dengan ini menyatakan bahwa proposal penelitian saya dengan judul Hubungan pajanan environmental tobacco smoking (ETS) yang dimuat dalam skema hibah unggulan program studi untuk tahun anggaran 2016 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga/sumber dana lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidak sesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Denpasar, 27 Maret 2016

Dr. dr. I Ketut Suryana, SpPD-KAI NIP. 19571112 198312 1 002

(29)

26 LAMPIRAN 6. LAPORAN KEUANGAN PENELITIAN

REKAPAN SPJ SPK JUDUL SPK

NO. SPK : 2121/un.14.2/LITBANG/2016 KODE MAK :

NO PENERIMA URAIAN BUKTI JUMLAH PAJAK

TANGGAL NO (Rp.) PPN PPH

1 2 3 4 5

Rp 6

Rp

7 Rp 8

1

Honorarium Tim Peneliti Dalam Rangka Kegiatan Hibah Penelitian hubungan pajanan environmental tobacco smoking (ETS) Di RSUP Sanglah Denpasar. An. Dr. dr. I Ketut Suryana, SpPD-KAI .dkk (3 orang). Sesuai SK Rektor

Unud NOMOR :

15.11/UN14.2/PP/2016 tanggal 07 November 2016.

Untuk keperluan Penelitian dan Pengembangan Fakultas Kedokteran Universitas

Udayana. Daftar Terlampir. Rp 5.400.000 Rp 450.000

2

Pembelian :

20 rim Kertas HVS A4 epeper

@ 49.000,- Rp 4.561.000 Rp 414.636 Rp 62.195

4 kotak Tinta Printer color

laserjet @ 625.000,-

10 buah CD-RW @ 12.000,-

3 buah Flashdisk 32 Gb @

255.000,-

5 buah Map plastic business

file inter X fc @ 39.200,-

Dalam Rangka Kegiatan Hibah Penelitian hubungan pajanan environmental tobacco smoking (ETS) Di RSUP Sanglah Denpasar. An. Dr. dr. I Ketut Suryana, SpPD-KAI .dkk (3 orang). Sesuai SK Rektor

Unud NOMOR :

15.11/UN14.2/PP/2016 tanggal 07 November 2016.

Untuk keperluan Penelitian dan Pengembangan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Daftar Terlampir.

(30)

27

3

Pembelian :

Biaya 9.195 lbr foto copy @

Rp. 200,- = Rp

3.099.000

Rp

281.727 Rp 42.259 Biaya 42 bh jilid buku @ Rp.

30.000,- =

Dalam Rangka Kegiatan Hibah Penelitian hubungan pajanan environmental tobacco smoking (ETS) Di RSUP Sanglah Denpasar. An. Dr. dr. I Ketut Suryana, SpPD-KAI .dkk (3 orang). Sesuai SK Rektor Unud NOMOR :

15.11/UN14.2/PP/2016 tanggal 07 November 2016.

Untuk keperluan Penelitian dan Pengembangan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Daftar Terlampir.

4

Biaya konsumsi :

Rp

2.440.000 Rp 36.600

40 kotak nasi @ Rp. 45.000,-

= Rp. 1.800.000

40 kotak snack @ Rp. 16.000,-

= Rp. 640.000

Dalam Rangka Kegiatan Hibah Penelitian hubungan pajanan environmental tobacco smoking (ETS) Di RSUP Sanglah Denpasar. An. Dr. dr. I Ketut Suryana, SpPD-KAI .dkk (3 orang). Sesuai SK Rektor Unud NOMOR :

15.11/UN14.2/PP/2016 tanggal 07 November 2016.

Untuk keperluan Penelitian dan Pengembangan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Daftar Terlampir.

5

Pembelian :

Rp 3.250.000

Rp

295.455 Rp 44.318 2 Box Mouthpiece steril

peakflow meter @ 1.500.000,-

2 Box Alcohol swab @

30.000,-

5 Handschoen steril Gamex @

80.000,-

(31)

28 Dalam Rangka Kegiatan Hibah

Penelitian hubungan pajanan environmental tobacco smoking (ETS) Di RSUP Sanglah Denpasar. An. Dr. dr. I Ketut Suryana, SpPD-KAI .dkk (3 orang). Sesuai SK Rektor

Unud NOMOR :

15.11/UN14.2/PP/2016 tanggal 07 November 2016.

Untuk keperluan Penelitian dan Pengembangan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Daftar Terlampir.

6

Biaya Publikasi Majalah @

1.000.000,-

Rp

1.000.000

Dalam Rangka Kegiatan Hibah Penelitian hubungan pajanan environmental tobacco smoking (ETS) Di RSUP Sanglah Denpasar. An. Dr. dr. I Ketut Suryana, SpPD-KAI .dkk (3 orang). Sesuai SK Rektor Unud NOMOR :

15.11/UN14.2/PP/2016 tanggal 07 November 2016.

Untuk keperluan Penelitian dan Pengembangan Fakultas Kedokteran Universitas

Udayana. Daftar Terlampir.

7 Ethical Clearance @ 250.000,-

Rp

250.000

Dalam Rangka Kegiatan Hibah Penelitian hubungan pajanan environmental tobacco smoking (ETS) Di RSUP Sanglah Denpasar. An. Dr. dr. I Ketut Suryana, SpPD-KAI .dkk (3 orang). Sesuai SK Rektor Unud NOMOR :

15.11/UN14.2/PP/2016 tanggal 07 November 2016.

Untuk keperluan Penelitian dan Pengembangan Fakultas Kedokteran Universitas

Udayana. Daftar Terlampir.

Jumlah

Rp 20.000.000

Rp

991.818 Rp 635.372

peneliti

Dr. dr. I Ketut Suryana, SpPD-KAI Nip. 195711121983121002

(32)

29

Gambar

Tabel 1. Asesment kontrol asma menurut GINA 2015 1 Hal yang dialami pasien dalam 4 minggu

Referensi

Dokumen terkait

Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan

Keredit perumahan rakyat ini muncul karena kebanyakan manusia tidak mampu untuk membeli rumah secara tunai, dikarenakan harga rumah yang mahal dan tidak sesuai dengan

menjama' shalat. Hal itu karena dalam pandangan mazhab ini, dalill-dalil yang menyebutkan bahwa shalat harus dikerjakan pada waktunya adalah dalil yang amat kuat

Untuk lebih memperjelas arah dari penelitian yang menunjukkan bahwa ada pengaruh antara pengaruh kualitas layanan dan atribut produk terhadap loyalitas dengan

Ekosistem hutan mangrove adalah suatu sistem di alam tempat berlangsungnya kehidupan yang mencerminkan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya dan

Untuk menjaring calon Ketua Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Palangka Raya Periode 2019-2023 yang memiliki persyaratan dan kriteria sesuai dengan

Permasalahan filosofis terkait pemberlakuan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 51/M-Dag/Per/7/2015 Tentang Larangan Impor Pakaian Bekas ini