• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAVI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD N DI GUGUS V KECAMATANSUKASADA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAVI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD N DI GUGUS V KECAMATANSUKASADA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

SD N DI GUGUS V KECAMATANSUKASADA

Ni Luh Devi Yulyanitha1, Nyoman Kusmariyatni2, Ni Wayan Arini3

1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: they90_vie@yahoo.com1, nyomankusmariyatni@yahoo.co.id2, wayanarini@yahoo.co.id3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan hasil belajar IPS siswa kelas V mengikuti model pembelajaran SAVI berbantuan media gambar, (2) mendeskripsikan hasil belajar IPS siswa kelas V mengikuti model pembelajaran konvensional, dan (3) untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran SAVI berbantuan media gambar dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD N di gugus V kecamatan Sukasada tahun pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SD N di gugus V kecamatan Sukasada tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 101 siswa.

Sedangkan sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 50 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes dengan instrumen yang digunakan adalah perangkat tes yaitu pilihan ganda. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial (uji-t). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran SAVI berbantuan media gambar memiliki mean (M) = 22,96 termasuk dalam kategori sangat tinggi, (2) hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran model pembelajaran konvensional memiliki mean (M) = 19,52 termasuk dalam kategori tinggi, (3) hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa thitung=2,73 > ttabel=2,021 sehingga terdapat perbedaan hasil belajar secara signifikan antara siswa yang belajar mengikuti model pembelajaran SAVI berbantuan media gambar dengan siswa yang belajar mengikuti model pembelajaran konvensional. Dengan demikian penggunaan model pembelajaran SAVI berbantuan media gambar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Kata kunci: SAVI berbantuan media gambar, hasil belajar Abstract

This study aims (1) to describe the fifth grade students achievement in Social science using SAVI learning model with picture media, (2) to describe the fifth grade students achievement in Social science using conventional learning model and (3) to identify thedifferences between groups of students who use SAVI learning model which used picture media and students who used conventional way of learning in fifth grade elementary school students in Cluster 5 SukasadaDistrict in the Academic Year 2013/2014. This research is a quasi-experimental research design. Population in this study was all fifth grade students of elementary schools in Cluster 5SukasadaDistrict in the Academic Year 2013/2014, the amount is 101 all together. The sample used in this study were 50students. Data were collected with test method in which the instrument used wasobjective test. The data collected were analyzed using descriptive statistics and inferential statistics (t-test). The results of the research showed (1) the result of students

(2)

who learned using SAVI learning model which used picture media has mean (M) = 22.96, itwas categorized excellent. (2) the result of students who learned using conventional learning models with mean (M) = 19.52, itwas categorized good. And (3) and then result of hipothesisshowed that tvalue= 2.73>ttable=2.021, so there were significant differences results between group of students who used SAVI learnig model which used picture media with group of students who used conventional way . Based on these results,it can be said that using SAVI learning model that used picture media has influences to the student’s achievement.

Key words: SAVI learning modelwith picture media, result of the study

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi manusia, baik sebagai mahluk sosial maupun individu. Upaya–

upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam upaya meningkatkan pendidikan adalah dengan melakukan program pemerintah yaitu wajib belajar 9 tahun, memperbanyak buku–buku pelajaran, memberi subsidi berupa bantuan bagi anak sekolah yang kurang mampu, serta meningkatkan kualitas guru, namun dalam kenyataannya. Jika dilihat dari berbagai komponen dalam pendidikan terutamanya sekolah, pendidikan tidak akan dapat mencapai tujuan jika tidak ditunjang oleh semua pihak yang diantaranya sekolah, guru dan siswa itu sendiri. Sekolah menyiapkan sarana dan prasarana yang memadai agar siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan maksimal, misalnya ruang kelas yang nyaman, perpustakaan, dan lingkungan sekolah yang bersih. Guru harus mengadakan evaluasi dan meningkatkan kualitas cara mengajar, sehingga guru mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga pembelajaran menjadi optimal.

Meningkatkan kualitas cara mengajar dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut diperlukan peran guru sebagai tenaga profesional pada semua jenjang pendidikan termasuk sekolah dasar. Guru dituntut untuk memiliki empat kompetensi mengajar diantaranya:

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional, dan kompetensi pedagogik. Pada kompetensi pedagogik, guru dituntut menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam 8 mata pelajaran SD/MI.

Salah satunya mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang memilki peranan penting bagi jenjang pendidikan dasar karena siswa yang datang ke sekolah berasal dari lingkungan yang berbeda- beda. Namun, Ilmu Pengetahuan Sosial lebih dikenal sebagai mata pelajaran yang membosankan dan tidak menarik bagi siswa. Akibatnya, siswa akan semakin tidak menyukai pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, sehingga berpengaruh terhadap minat mereka dalam mengikuti pelajaran, sehingga hasil belajar yang dicapai siswa menjadi tidak optimal.

Hal ini terjadi karena pembelajaran IPS di sekolah dasar masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Model ini lebih menekankan pada fungsi guru sebagai pemberi informasi, sedangkan siswa hanya sebagai pendengar dan mencatat sehingga tidak terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Salah satu asumsi yang mendasari guru adalah pengetahuan dan keterampilan bisa dipindahkan secara utuh kepada siswa.

Oleh karena itu, guru sudah merasakan mengajar dengan baik, tetapi siswanya tidak belajar, sehingga terjadi miskonseptual antara pemahaman guru dalam mengajar dengan target dan misi dari pendidikan IPS sebagai mata pelajaran yang mengacu pada pembekalan pengetahuan dan keterampilan.

Pembelajaran IPS dengan model pembelajaran konvensional menimbulkan kebosanan bagi siswa, siswa hanya duduk mendengarkan, menulis dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Ketika dilakukan wawancara dengan guru yang mengajar mata pelajaran IPS di

(3)

SD Negeri Gugus 5 Kecamatan Sukasada diperoleh informasi tentang kesulitan yaitu:

a) Pola pikir siswa hanya sebatas menghapal dan kurang mampu mengembangkan konsep-konsep yang telah dimilikinya. b) Siswa kurang antusias dalam menerima pembelajaran karena guru menyajikan materi hanya melalui ceramah, tanya jawab, dan penugasan. c) Sebagian besar siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran di kelas baik dalam mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru ataupun merenspon dan menanggapi jawaban dari temannya. d) Interaksi siswa dalam proses pembelajaran masih rendah, karena tidak semua memerhatikan pembelajaran yang diberikan guru.

Jika kesulitan dalam pembelajaran dibiarkan secara terus menerus, maka hasil belajar yang diharapkan pada mata pelajaran IPS tidak akan tercapai sesuai harapan yang ada pada tujuan pembelajaran. Hal ini ditunjukkan pada kenyataan guru mengajar hanya berdasarka buku-buku pegangan yang ada dan hanya mengandalkan ceramah saja, sehingga suasana proses pembelajaran dirasakan sangat membosankan oleh siswa serta proses pembelajaran masih bersifat satu arah, yang hanya berpusat pada guru saja. Selain itu, dalam proses pembelajaran siswa juga terlihat bermain-main. Sehingga, mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

Oleh karena itu, sebagai salah satu cara lain untuk membangkitkan semangat belajar dalam mengikuti proses pembelajaran sebaiknya keterlibatkan anak perlu diatur seefektif mungkin dengan menggunakan strategi atau model yang lebih tepat di antarannya adalah dengan menerapkan pembelajaran inovatif, salah satu bentuk pembelajaran inovatif adalah model pembelajaran SAVI berbantuan media gambar.

Model pembelajaran SAVI berbantuan media gambar berbeda dengan model pembelajaran yang lain, karena dengan model ini siswa dapat belajar dengan memanfaaatkan semua alat indra yang dimiliki oleh siswa. Istilah SAVI adalah Somatis bermakna belajar dengan menggunakan gerakan tubuh yang artinya

belajar dengan mengalami dan melakukan, Auditory bermakna belajar melalui mendengar, menyimak, berbicara, mengemukakan pendapat serta menanggapi, Visual bermakna belajar dengan menggunakan indra mata melalui mengamati, membaca, menggunakan media dan alat peraga, dan Intelektual bermakna belajar harus dengan kemampuan berpikir, belajar dengan konsentrasi pikiran dan berlatih melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menciptakan dan memecahkan masalah.

Dengan menggunakan model pembelajaran SAVI dalam pembelajaran, maka siswa tidak lagi menjadi pasif dalam mengikuti pembelajaran. Siswa akan merasa senang dan tertarik belajar IPS karena model ini disertai dengan media gambar sehingga dapat memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran.

Selain itu, untuk dapat meningkatkan hasil belajar IPS diperlukan adanya pemanfaatan suatu media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan unsur atau komponen sistem pembelajaran sehingga media pembelajaran merupakan bagian integral dari pembelajaran. Media gambar adalah media pembelajaran yang paling umum dipakai dalam proses pembelajaran. Media gambar dapat mudah dimengerti dan dinikmati dimana-mana. sifatnya yang konkret, membuat media gambar lebih realistis untuk menunjukan pokok. Media gambar dapat mengatasi batas ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas dan tidak selalu bisa anak-anak dibawa ke objek atau peristiwa tersebut. Dengan media gambar akan dapat menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan nantinya akan dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu melaksanakan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran SAVI Berbantuan Media Gambar terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Gugus 5 Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng pada Tahun Pelajaran 2013/2014”.

(4)

METODE

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di SD Negeri 2 dan 3 Sambangan Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng pada rentang waktu semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah The post-test only control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V di SD Gugus 5 Kecamatan Sukasada yang terdiri dari 4 SD dengan jumlah seluruh siswa adalah 101 siswa. Untuk mengetahui apakah kemampuan siswa kelas V masing-masing SD setara atau tidak, maka terlebih dahulu dilakukan uji kesetaraan dengan menggunakan analisis varians satu jalur (ANAVA A). Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa H0 yang menyatakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada mata pelajaran IPS siswa kelas V di SD Gugus 5 Kecamatan Sukasada diterima.

Teknik pengambian sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling dengan dengan cara undian. Setelah mengetahui kedua kelompok sampel setara, selanjutnya dilakukan pengundian untuk menentukan kelas eksperimen dan kontrol. .Berdasarkan hasil random sampling, diperoleh siswa kelas V SD Negeri 2 Sambangan yang berjumlah 25 orang siswa dan kelas V SD Negeri 3 Sambangan yang berjumlah 25 orang sebagai sampel penelitian.

Berdasarkan hasil pengundian untuk menentukan kelas eksperimen dan kontrol, diperoleh siswa kelas V SD Negeri 3 Sambangan sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas V SD Negeri 2 Sambangan sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran dengan model pembelajaran SAVI berbantuan

media gambar dan kelas kontrol diberikan perlakuan dengan model pembelajaran konvensional.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes. Data hasil belajar IPS dikumpulkan dengan menggunakan tes hasil belajar IPS.

Instrumen yang digunakan adalah perangkat tes. Perangkat tes yang digunakan adalah pilihan ganda yang dilakukan pada akhir pembelajaran yang bertujuan untuk mengukur pengetahuan siswa dalam pembelajaran IPS. Hasil belajar siswa dievaluasi dengan tes pilihan ganda, hasil tes akhir kemudian penskorannya menggunakan rubrik penskoran pilihan ganda.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis statistik deskriptif, yang artinya bahwa data dianalisis dengan menghitung nilai rata- rata, modus, median, standar deviasi, varians, skor maksimum, dan skor minimum. Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk grafik poligon.

Teknik yang digunakan untuk menganalisis data guna menguji hipotesis penelitian adalah uji-t (polled varians). Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dan perlu dibuktikan sebelum melakukan uji hipotesis.

Persyaratan tersebut adalah: 1) data yang dianalisis harus berdistribusi normal, 2) mengetahui data yang dianalisis bersifat homogen atau tidak. Untuk memenuhi persyaratan tersebut maka dilakukan uji prasyarat analisis dengan uji normalitas dan uji homogenitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun hasil analisis data statistik deskriptif disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Deskripsi Data Keterampilan Berpikir Kritis Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Mean 22,96 19,52

Median 24,18 18,8

Modus 26,4 19,52

(5)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mean data hasil belajar IPS siswa pada kelompok eksperimen = 22,96 lebih besar daripada mean data hasil belajar IPS siswa pada kelompok kontrol = 19,52. Data hasil belajar IPS kelompok eksperimen dapat disajikan ke dalam bentuk histogram seperti Gambar 1.

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Skor

Interval1 (14 - 16)Interval (17 - 19)

Interval (20 - 22) Interval (23 - 25) Interval (26 - 28) Skor6

Gambar 1. Histogram Data Hasil Belajar Kelompok Eksperimen

Berdasarkan histogram di atas tampak bahwa sebaran data kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran experiental merupakan juling negatif karena (Mo > Md > M) sebagian besar skor cenderung tinggi. Kecendrungan skor di atas dapat dibuktikan dengan melihat frekuensi relatif pada tabel distribusi frekuensi.

Kualitas variabel hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dapat diketahui melalui skor rata-rata hasil belajar siswa yang dikonversikan dengan menggunakan kriteria rata-rata ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (SDi).

Berdasarkan hasil konversi, dapat dinyatakan bahwa rata-rata hasil belajar IPS siswa kelompok eksperimen dengan

M= 22.96 termasuk dalam kategori sangat tinggi.

Sedangkan data hasil belajar IPS siswa kelompok kontrol dapat disajikan ke dalam bentuk histogram seperti pada Gambar 2.

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Skor

Interval1 (14 - 16)

Interval (17 - 19) Interval (20 - 22) Interval (23 - 25) Interval (26 - 28) Skor6

Gambar 2. Histogram Data Hasil Belajar Kelompok Kontrol

Berdasarkan histogram diatas, tampak bahwa sebaran data kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional merupakan juling positif karena Mo < Md < M (17 < 18,8 < 19,52), sehingga kurva ini berarti sebagian besar skor cenderung rendah. . Kecendrungan skor di atas dapat dibuktikan dengan melihat frekuensi relatif pada tabel distribusi frekuensi.

Kualitas variabel hasil belajar siswa pada kelas kontrol dapat diketahui melalui skor rata-rata hasil belajar siswa yang dikonversikan dengan menggunakan kriteria rata-rata ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (SDi). Berdasarkan hasil konversi, dapat dinyatakan bahwa rata- rata hasil belajar IPS siswa kelompok

Interval Interval

M = 19, 52 Md = 18, 8

Md = 17

Interval (25 – 27) Interval (29 - 31)

Md = 26, 4

Md = 24, 18

Md = 22, 96

(6)

kontrol dengan M= 19,52 termasuk dalam kategori tinggi.

Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians.

Uji normalitas sebaran data dilakukan untuk membuktikan bahwa frekuensi data hasil penelitian benar-benar berdistribusi normal. Uji normalitas sebaran data dilakukan terhadap data hasil post-test kelompok eksperimen dan kontrol. Normalitas sebaran data diuji dengan menggunakan rumus Chi-Square ( χ2) dengan kriteria pengujian data

berdistribusi normal jika χ2hitung < χ2tabel, pada taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan dk = (jumlah kelas – parameter – 1).

Berdasarkan analisis data yang dilakukan, dapat disajikan hasil uji normalitas sebaran data hasil post-test kelompok ekperimen dan kontrol pada tabel

Berdasarkan analisis data yang dilakukan, dapat disajikan hasil uji normalitas sebaran data hasil post-test kelompok ekperimen dan control pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Sebaran Data

No. Kelompok Data Hasil

Belajar χ2

Nilai Kritis dengan Taraf Signifikansi

5%

Keterangan 1 Post-test Eksperimen 3,315 7,815 Normal

2 Post-test Kontrol 6,144 7,815 Normal

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Chi-Square 2), diperoleh harga χ2 hitung hasil post-test kelompok eksperimen sebesar 3,315 dan χ2 tabel dengan derajat kebebasan (dk) = 3 pada taraf signifikansi 5% adalah 7,815.

Hal ini berarti, χ2 hitung hasil post-test kelompok eksperimen lebih kecil dari χ2

tabel 3,315 < 7,815 sehingga data hasil post-test kelompok ekperimen berdistribusi normal.

Sedangkan χ2 hitung hasil post-test kelompok kontrol adalah 6,144 dan χ2 tabel dengan derajat kebebasan (dk) = 2 pada taraf signifikansi 5% adalah 7,815.

Hal ini berarti, χ2 hitung hasil post-test kelompok kontrol lebih kecil dari χ2 tabel 6,144 < 7,815 sehingga data hasil post- test kelompok kontrol berdistribusi normal.

Setelah melakukan uji prasyarat yang pertama yaitu uji normalitas, selanjutnya dilakukan uji prasyarat yang ke dua yaitu uji homogenitas. Uji homogenitas varians dilakukan terhadap varians pasangan antar kelompok eksperimen dan kontrol. Uji yang digunakan adalah uji-F dengan kriteria data homogen jika Fhitung < Ftabel.

Rangkuman hasil uji homogenitas varians antar kelompok eksperimen dan kontrol disajikan pada tabel 3

Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Varians Sumber

Data

Fhitung Ftabel Status Post-test

kelompok eksperimen dan control

1,32 1,83 Homogen

Berdasarkan Tabel di atas, diketahui harga Fhitung sebesar 1,32 Sedangkan Ftabel dengan dbpembilang = 24 dbpenyebut = 24 pada taraf signifikansi 5%

adalah 1,83 Hal ini berarti Fhitung lebih kecil dari Ftabel = 1,32 < 1,83 sehingga dapat dinyatakan bahwa varians data hasil post-

(7)

test kelompok eksperimen dan kontrol adalah homogen

Setelah diperoleh hasil dari uji prasyarat analisis, maka dilanjutkan dengan pengujian hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran SAVI berbantuan media gambar dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V semester genap di SD N Gugus V Kecamatan Sukasada”. Namun dalam perhitungan statistik digunakan hipotesis nol (H0).

Berdasarkan hasil uji prasyarat analisis, diperoleh bahwa data hasil post- test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Jumlah sampel kelompok eksperimen sama dengan jumlah sampel kelompok kontrol (n1 = n2).

Oleh karena itu, dalam uji hipotesis dapat digunakan rumus t-test yaitu separated varians. Kriteria pengujian adalah H0 ditolak jika thitung > ttabel. Pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 5%

dengan derajat kebebasan db = n1 + n2 – 2.

Berdasarkan hasil perhitungan uji-t, diperoleh thitung sebesar 2,73. Sedangkan ttabel dengan db = 48 pada taraf signifikansi 5% adalah 2,021. Hal ini berarti thitung lebih besar dari ttabel (2,73 > 2,021) sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran SAVI berbantuan media gambar dan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V semester ganjil SD Negeri 3 dan 2 Sambangan Kecamatan Sukasada

Model pembelajaran SAVI berbantuan media gambar yang diterapkan pada kelompok eksperimen dan model pembelajaran konvensional yang diterapkan pada kelompok kontrol dalam penelitian ini menunjukkan

pengaruh yang berbeda pada hasil belajar IPS siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar IPS siswa. Secara deskriptif kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran SAVI memiliki hasil belajar IPS yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Tinjauan ini didasarkan pada tingkat rata-rata skor hasil belajar yang disajikan pada Tabel 4.3. Tabel tersebut menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil belajar IPA kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan Model pembelajaran SAVI berbantuan media gambar adalah 22,96 yang berada pada kategori sangat tinggi sedangkan skor kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional adalah 19,52 yang berada pada kategori tinggi. Berdasarkan pengujian hipotesis yang ditunjukkan terlihat bahwa, thitung = 2,73, pada taraf signifikansi 5% db = 48 diperoleh ttabel = 2,021. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (thitung > ttabel) sehingga hasil penelitian membuktikan terdapat perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran SAVI berbantuan media gambar dengan model pembelajaran konvensional.

Perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS setelah diterapkannya model pembelajaran SAVI berbantuan media gambar disebabkan oleh adanya perlakuan pada kegiatan pembelajaran dan proses penyampaian materi. Menurut Herdian (dalam Astawan, 2010), ditinjau dari langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran SAVI berbantuan media gambar yang menekankan aktivitas siswa melalui langkah-langkah: 1) Tahap Persiapan (Presentation) pada tahap ini guru membangkitkan minat siswa, memberikan perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar. Siswa difasilitasi agar siap untuk belajar, membantu siswa menyadari manfaat belajar sekaligus menanggulangi masalah serta ketakutan

(8)

yang mungkin dihadapi siswa dalam belajar suatu materi atau konsep. 2) Tahap Penyampaian (presentation) pada tahap ini guru membantu siswa menemukan materi belajar yang baru dengan cara menarik, menyenangkan, relevan, melibatkan pancaindera, dan cocok untuk semua gaya belajar penglihatan seluruh otak dan seluruh tubuh. Misalnya, pembelajaran IPS, siswa atau individu dapat melaksanakan pengamatan terhadap dunia sekitar dan berlatih menyampaikan informasi atau pendapat. 3) Tahap Pelatihan (Training) pada tahap ini guru membantu siswa mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai cara. Pada tahapan ini berlangsungnya pembelajaran yang sebenarnya dan merupakan inti dari pembelajaran. Dalam tahapan ini peran fasilitator (guru) adalah mengajak siswa untuk berpikir, berkata, berbuat menangani materi belajar yang baru dengan cara yang dapat membantu mereka memadukannya dalam struktur pengetahuan, makna dan keterampilan internal yang sudah tertanam dalam diri. 4) Tahap Penampilan Hasil (Performace) pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa menerapkan dan memperluas pengetahuan atau keterampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga hasil belajar akan melekat dan penampilan hasil akan terus meningkat. Jika tidak menerapkan dengan seksama maka, pengetahuan yang dimiliki siswa akan menguap dan menghilang.

Dalam proses pembelajaran IPS dengan model pembelajaran SAVI sangat menekankan keseimbangan IPS sebagai dimensi proses dan dimensi produk. Buku teks pelajaran merupakan salah satu contoh dimensi IPS sebagai produk.

Dalam proses pembelajaran siswa memperoleh informasi untuk memecahkan permasalahan yang ditemukan di lingkungan sekolah maupun di lingkungan keluarga melalui buku dan pengamatan lingkungan yang telah dilakukan sebelumnya. Secara tidak langsung dalam proses pengamatan siswa sudah melaksanakan pembelajaran IPS sebagai dimensi proses, sehingga siswa belajar

proses IPS yaitu cara atau metode bagaimana memperoleh pengetahuan dan menghubungkannya pengetahuan dengan interpretasi dan menggunakan panca inderanya. Dalam proses pembelajaran IPS dengan model konvensioanal, guru lebih cenderung sebagai tempat atau sumber informasi. Penekanan demensi yang dilakukan adalah dimensi produk, sehingga segala pengetahuan siswa hanya bersumber dari buku.

Model pembelajaran SAVI berbantuan media gambar menciptakan kemandirian dan membiasakan siswa untuk belajar mandiri dan mengoptimalkan potensi yang ada dalam diri siswa.

Kemampuan dalam menentukan ide-ide dari materi yang dipelajari dan kemampuan siswa untuk meninjau kembali apa yang telah mereka jawab adalah potensi yang dimiliki oleh siswa yang harus dikembangkan. Dengan langkah pembelajaran yang dilaksanakan secara optimal, maka akan memengaruhi aktivitas dan hasil dari sebuah pembelajaran.

Hasil penelitian yang didapatkan sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, pada bidang studi IPS maupun bidang studi yang lainnya yang menyatakan bahwa model pembalajaran SAVI dapat menciptakan kemandirian belajar. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan Sudiasih (2011). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil penelitian tersebut diperoleh peningkatan nilai rata-rata keterampilan berbicara siswa yang menggunakan model pembelajaran SAVI dari siklus I adalah 70,69% sedangkan pada siklus ke II mencapai peningkatan menjadi 83,51%. Penelitian yang hampir sama dan hasil yang sama juga pernah dilakukan oleh Trisnandika (2011) yang menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran SAVI berbantuan media gambar dapat berpengaruh terhadap kemampuan menulis paragraf pada siswa dengan peningkatan skor 3,54 dari skor pada siklus pertama.

Berbeda halnya dengan model pembelajaran konvensional yang

(9)

didominasi oleh ceramah dan guru tetap berperan sebagai sumber informasi bagi siswa. Langkah pembelajaran model konvensional dimulai dari pemberian informasi dari guru, tanya jawab, pemberian tugas dan pelaksanaan tugas oleh siswa sampai pada akhirnya guru merasa bahwa apa yang telah diajarkan dapat dimengerti siswa. Pembelajaran konvensional menjadikan siswa hanya berperan sebagai pendengar yang pasif sehingga menimbulkan kejenuhan pada diri siswa untuk belajar. Kepasifan siswa menjadikan komunikasi yang terjalin hanya komunikasi satu arah yaitu komunikasi antara guru dengan siswa.

Siswa tidak diberi kesempatan untuk mengeksplor suatu masalah dengan cara fikirnya sendiri. Pembelajaran yang sering didominasi oleh guru ini cenderung menimbulkan kebosanan, menjadi kurang menari bagi siswa dan tidak dapat memotivasi siswa untuk belajar, hal ini mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa model pembelajaran SAVI berbantuan media gambar mempunyai pengaruh lebih besar terhadap hasil belajar daripada kelompok siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran konvensional pada mata pembelajaran IPS, siswa kelas V semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di Sekolah Dasar Gugus 5 Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. (1) hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran SAVI berbantuan media gambar memiliki mean (M) = 22,96 termasuk dalam kategori sangat tinggi, (2) hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran model pembelajaran konvensional memiliki mean (M) = 19,52 termasuk dalam kategori tinggi, (3) hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa thitung=2,73

> ttabel=2,021 sehingga sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi dapat diinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar secara signifikan

antara siswa yang belajar mengikuti model pembelajaran SAVI berbantuan media gambar dengan siswa yang belajar mengikuti model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V di Sekolah Dasar di gugus 5 Kecamatan Sukasada.

Beberapa saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut. (1) Siswa di sekolah agar lebih membangkitkan kemauan belajar siswa melalui model pembalajaran SAVI berbantuan media gambar dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. (2) Guru di sekolah dasar agar lebih berinovasi dalam mengelola pembelajaran melalui penerapan suatu model pembelajaran yang inovatif untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(3) Peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang model pembelajaran SAVI berbantuan media gambar dalam bidang ilmu IPS maupun bidang ilmu lainnya yang sesuai, agar memperhatikan kendala-kendala yang dialami dalam penelitian ini sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan penelitian yang akan dilaksanakan. (4) Sekolah-sekolah yang mengalami permasalahan rendahnya hasil belajar IPS, dapat menerapkan model pembelajaran SAVI berbantuan media gambar dalam pembelajaran guna mengatasi permasalahan tersebut.

DAFTAR RUJUKAN

Agung, A.A Gede Agung. 2011.

Metodologi Penelitian Pendidikan.

Singaraja: Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Undiksha

Ali, Muhamad. 1982. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi.

Bandung: Angkasa

Astawan, 2010. Model Pembelajaran Kooperatif. Singaraja: Undiksha Arsyad, Adzhar. 1997.Media

Pembelajaran. Jakarta:

PT.Rajagrafindo Persada.

(10)

Daldjoeni. 1997. Pengembangan Pembelajaran IPS. Yogyakarta: PT.

Intan Pariwara

Degeng, I Nyoman Sudiana.2000. Applied Approach. Malang: LP3 Universitas Negeri Malang

Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara Hidayati. Dkk. 2008. Pengembangan

Pendidikan IPS SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Irianto, Agus. 2003. Statistik Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group Koyan, I Wayan. 2011. Asesmen dalam

Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Press.

Nurkancana, Wayan dkk. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional

Nurkancana, Wayan. 2007. Media Pembelajaran. Surabaya: Usaha Nasional

Sudiasih, Ni Komang. 2011. Implementasi Pendekatan SAVI (Somatis, Auditorial, Visual, Intlektual) untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD Negeri 1 Abang Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja: Undiksha Sudjana, Nana.1991. Penelitian Hasil

Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Trisnandika, Putu. Pengaruh Model Pembelajaran SAVI terhadap Kemampuan menulis paragraf Siswa Kelas IV SD 1, 2, 5 Banyuasri Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja: Undiksha

Warpala, I Wayan Sukra.2009.

pembelajaran konvensional.

Tersedia pada http://edukasi.

Kompasiana.com/2009/12/20/pende katan-pembelajaran-konvensional/

(diakses pada tanggal 23 desember 2012)

Gambar

Gambar  1.  Histogram  Data    Hasil  Belajar  Kelompok Eksperimen

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai content provider, pada tanggal 30 Agustus 2011 Kompas TV melakukan siaran percobaan dengan kerjasama dengan stasiun TV lokal Ktv atau PT Komando Media Televisi

STATISTIK GURU PASUKAN SPM 2016 MATAPELAJARAN TERAS..

Berdasarkan Tabel 5, jika dibandingkan dengan kondisi Agustus 2014, secara umum penduduk yang bekerja pada Agustus 2015 mengalami peningkatan pada semua jenjang pendidikan

Bidang Keilmuan dan Bimbingan Belajar (Total JKEM minimal 600menit) TIDAK MELAKSANAKAN KEGIATAN

ada lima puluh ruangan, sepuluh ruangan dalam kondisi baik. dan empat puluh ruangan lain dalam

[r]

Kapal ikan ini akan mengolah hasil tangkapan ikan kurisi yang diperoleh dari para nelayan di atas kapal dengan hasil akhir tepung ikan yang dikemas pada

Penelitian dilakukan pada Institut Teknologi Telkom Purwokerto sebagai organisasi yang telah melakukan implementasi ISO 9001: 2015. Peubah yang diamati adalah hasil