• Tidak ada hasil yang ditemukan

STIMULASI ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 14 WATESNEGORO NGORO MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STIMULASI ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 14 WATESNEGORO NGORO MOJOKERTO"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

STIMULASI ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 14 WATESNEGORO

NGORO MOJOKERTO DWI ISMA’INAH

1211010101

Subject : Stimulasi, Perkembangan Anak, Orang Tua, Anak Usia 4-5 Tahun

DESCRIPTION

Stimulasi merupakan kegiatan merangsang kemampuan dasar anak agar dapat berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi secara rutin dan terus–menerus pada setiap kesempatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan stimulasi orang tua dengan perkembangan anak usia 4-5 tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 14 Watesnegoro Ngoro Mojokerto.

Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan

cross sectional yang dilakukan terhadap sampel sebanyak 36 responden pada tanggal 27

Maret -27 April 2015 di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 14 Watesnegoro Ngoro Mojokerto. Variabel yang diteliti adalah stimulasi orang tua dan perkembangan anak usia 4-5 tahun.Variabel ini diukur menggunakan alat ukur kuesioner dan lembar DDST II. Hubungan stimulasi orang tua dengan perkembangan anak usia 4-5 tahun dianalisis menggunakan uji chi-square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara stimulasi orang tua dengan perkembangan anak usia 4-5 tahun (P=0,001) yang artinya ≤ 0,05.Sebagian besar orang tua di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 14 memiliki stimulasi yang positif sebanyak 81% (29 responden) dengan perkembangan anak yang normal sebanyak 83% (30 anak).

Stimulasi orang tua yang positif dapat menjamin tumbuh kembang anak menjadi optimal. Sehingga orang tua di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 14 perlu lebih banyak lagi menggali informasi tentang stimulasi yang tepat untuk diterapkan kepada anak sesuai umurnya. Pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang perlu dilakukan setiap 6 bulan sekali ketenaga kesehatan dan pemberian edukasi atau penyuluhan tentang pentingnya stimulasi dini terhadap perkembangan anak kepada orang tua perlu dilakukan agar orang tua dapat memberi stimulasi yang baik dan tepat pada anak sesuai tahap perkembangannya.

ABSTRACT

Stimulation is a stimulating activity of children's abilities in order to develop optimally. Every child needs to be stimulated regularly and continuously on each occasion. The purpose of this study was to determine the relationship between parental stimulation with development of child aged 4-5 years in kindergarten Aisyiyah Bustanul Athfal 14 Watesnegoro Ngoro Mojokerto.

This study was observational analytic with cross sectional approach conducted on

number a sample about 36 respondents on March 27 -27 April 2015 in kindergarten

Aisyiyah Bustanul Athfal 14 Watesnegoro Ngoro Mojokerto. The variables studied

were parental stimulation and development of children aged 4-5 years. Variable was

measured using a questionnaire and DDST II sheet. The relationship between parental

(2)

stimulation with development children aged 4-5 years were analyzed using chi-square test.

The results showed that there was a significant relationship between parental stimulation with development children aged 4-5 years (P = 0.001), which meant ≤ 0.05.

Most parents in kindergarten Aisyiyah Bustanul Athfal 14 had a positive stimulation as many as 81% (29 respondents) with the normal development of the child as many as 83% (30 children).

Positive parental stimulation can ensure development of the child to be optimal.

So parents need to be more to dig up information about the appropriate stimulation to be applied to children according to age. Examination for early detection of growth and development needs to be done once every 6 months to the health workers and the provision of health education or counseling about the importance of early stimulation on the development of children to parents needs to be done so that parents can give a good and proper stimulation at the appropriate stage of child development.

Keywords: Stimulation, Child Development, Parents, Children Aged 4-5 Years

Contributor : 1. Nurun Ayati Khasanah, M.Kes.,

2. Dyah Permata Sari, S.ST., SKM., MM., Date : 08 Juni 2015

Type Material : Laporan Penelitian Identifier : -

Right : Open Document Summary :

LATAR BELAKANG

Stimulasi merupakan kegiatan merangsang kemampuan dasar anak agar dapat berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi secara rutin dan terus - menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi perkembangan anak dilakukan oleh ibu, ayah, pengasuh anak, anggota keluarga lain, dan kelompok masyarakat dilingkungan sekitarnya. Mengupayakan anak untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar, merupakan salah satu kegiatan untuk stimulasi tumbuh kembang (Sulistyawati,2014).

Pembinaan kemampuan dasar anak menurut usia perlu dilakukan karena kurangnya rangsangan/latihan/stimulasi dapat menyebabkan keterlambatan dan gangguan perkembangan anak (Deslidel dkk, 2011). Contoh anak yang kurang diajak bicara dan kurang mendapat stimulus dalam hal berbicara akan mengakibatkan kurang dalam kemampuan bahasa (Adriana, 2013).

Menurut Yusuf, perkembangan merupakan suatu perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangan (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan baik secara fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) (Yusuf, 2010). Menurut Susanto, Pertumbuhan (growth) merupakan tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah dan ukuran.

Pertumbuhan dan perkembangan masing-masing anak berbeda, ada yang cepat dan ada yang lambat. Oleh sebab itu, perlakuan terhadap anak tidak dapat disamaratakan.

Sebagai orang tua terlebih lagi sebagai pendidik, mengenali dan memahami secara baik

dunia anak menjadi sangat penting. Upaya ini dilakukan untuk mengetahui tentang

karakteristik dan kreativitas anak, sehingga kita mengetahui bagaimana

mengarahkannya ke hal-hal yang positif (Susanto,2012).

(3)

Stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang, merupakan salah satu pelayanan kesehatan balita. Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013, Angka cakupan pelayanan kesehatan balita di Indonesia sebesar 70,12 %. Cakupan ini belum memenuhi target Renstra (Rencana strategis) pada tahun 2013 yang sebesar 83 %.

Indikator ini juga mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 73,52

%. Capaian indikator menurut provinsi menunjukkan bahwa sebagian besar provinsi di Indonesia memiliki capaian di bawah 83% . (Kemkes RI, 2013).

Diprovinsi Jawa Timur pada tahun 2013 angka cakupan pelayanan kesehatan balita mencapai 79,41 % . Angka ini masih di bawah target yang ditentukan. Kabupaten Mojokerto berada diurutan ke 5 dengan pencapaian target sebesar 99,28 % dari 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Pelayanan paripurna dilakukan untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan balita. Salah satu upaya pelayanannya adalah sudah di- Stimulasi Dini Intervensi Deteksi Tumbuh Kembang (SDIDTK) sebanyak 2 (dua) kali dalam setahun (Dinkes Jatim, 2013).

Hasil penelitian Listriana Fatimah (2012) di R.A Darussalam Kecamatan Jogoroto Jombang, Tentang Hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan anak.

Menunjukkan sebagian orang tua yang mempunyai pola asuh yang baik, mempunyai perkembangan anak yang normal (Fatimah,2012). Menurut penelitian Hermawati,dkk (2012) di Desa Jombor Ceper klaten. Yang berjudul hubungan pengetahuan ibu tentang alat permainan edukatif dengan perkembangan anak usia prasekolah, menunjukkan apabila seorang ibu mampu memahami tentang pentingnya alat permainan edukatif dan mampu mengaplikasikan alat permainan edukatif, dapat meningkatkan perkembangan anak. Maka dapat menstimulasi perkembangan anak tersebut (Hermawati dkk, 2012).

Seorang anak dapat mengembangkan berbagai kecerdasan pada masa tumbuh kembangnya karena faktor keturunan dan berbagai rangsangan dari lingkungan sekitar secara terus-menerus. Diperlukan tiga kebutuhan pokok untuk mengembangkan kecerdasan anak, yaitu kebutuhan fisik, emosi, dan stimulasi dini. Pentingnya pemeriksaan status perkembangan yaitu agar dapat dilakukan intervensi secara dini dengan latihan atau stimulasi apabila terdapat penyimpangan, sehingga anak dapat mencapai perkembangan normal kembali sesuai umurnya (Adriana, 2013).

Ketika orang tua berusaha untuk memberikan stimulasi secara optimal, penting

bagi orang tua untuk mengetahui kapan dan bagaimana cara memberikan stimulasi

kepada anak. Pemeriksaan perkembangan menggunakan DDST II dapat dilakuksan

secara dini untuk mendeteksi kemungkinan penyimpangan pada anak. Orang tua atau

keluarga diharapkan dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan anaknya, agar

dapat dilakukan intervensi dini bila anak mengalami kelainan atau gangguan. Pemberian

informasi tentang stimulasi dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan setiap posyandu

diselenggarakan. Sehingga diharapkan orang tua bisa mengerti tentang pentingnnya

stimulasi dan cara pemberian stimulasi yang tepat untuk anaknya. Tenaga kesehatan

khususnya bidan lebih meningkatkan kinerja dalam memberikan komunikasi informasi

dan edukasi tentang pentingnya stimulasi perkembangan pada anak dengan cara

mengajarkan orang tua tentang cara memberikan stimulasi sesuai tahap pertumbuhan

dan perkembangannya. Peningkatan pelayanan oleh tenaga kesehatan melalui DDTK

(Deteksi dini tumbuh kembang) yang diadadakan disekolah-sekolah setiap 6 bulan

sekali perlu di laksanakan sebagai upaya pemantauan perkembangan anak sehingga

dapat terdeteksi secara dini apabila terdapat keterlambatan pada perkembangan anak.

(4)

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 14 Watesnegoro Ngoro Mojokerto pada tanggal 5-7 Maret 2015 di dapatkan data, dari 10 responden orang tua menunjukkan 4 responden (40%) bisa dalam memberikan stimulasi perkembangan pada anak. Sedangkan 6 responden (60%) orang tua kurang bisa memberikan stimulasi perkembangan pada anak . Dan dari 10 responden anak usia 4-5 tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 14, terdapat 3 responden (30%) anak yang tahap perkembangannya normal. Dan 7 reponden (70%) anak yang tahap perkembangannya kurang (suspect). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik ingin mengetahui stimulasi orang tua dengan perkembangan anak usia 4-5 tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 14 Watesnegoro Ngoro Mojokerto.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan

cross sectional yang dilakukan terhadap sampel sebanyak 36 responden pada tanggal 27

Maret -27 April 2015 di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 14 Watesnegoro Ngoro Mojokerto. Variabel yang diteliti adalah stimulasi orang tua dan perkembangan anak usia 4-5 tahun.Variabel ini diukur menggunakan alat ukur kuesioner dan lembar DDST II. Hubungan stimulasi orang tua dengan perkembangan anak usia 4-5 tahun dianalisis menggunakan uji chi-square.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 36 responden didapatkan bahwa sebagian besar responden mempunyai stimulasi positif sebanyak 29 responden (81%). Menurut Sulistyawati (2014), stimulasi merupakan kegiatan merangsang kemampuan dasar anak agar dapat berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi secara rutin dan terus - menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi perkembangan anak dilakukan oleh ibu, ayah, pengasuh anak, anggota keluarga lain, dan kelompok masyarakat dilingkungan sekitarnya. Mengupayakan anak untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar, merupakan salah satu kegiatan untuk stimulasi tumbuh kembang. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang bahkan gangguan yang bersifat menetap.

Pembinaan kemampuan dasar anak menurut usia perlu dilakukan karena kurangnya rangsangan/latihan/stimulasi dapat menyebabkan keterlambatan dan gangguan perkembangan anak (Deslidel dkk, 2011). Contoh anak yang kurang diajak bicara dan kurang mendapat stimulus dalam hal berbicara akan mengakibatkan kurang dalam kemampuan bahasa (Adriana, 2013).

Stimulasi yang positif bukan berarti perkembangan anak normal. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian , bahwa stimulasi yang positif juga terdapat perkembangan anak yang suspect sebanyak 2 responden (5%). Perkembangan anak suspect dapat terjadi karena pada saat dilakukan pengambilan data anak tersebut gagal melakukan dengan benar tugas pada masing-masing aspek perkembangan.

Kehadiran kedua orang tua sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.

Anak yang memiliki kedua orang tua yang harmonis cenderung mendapat kasih sayang

yang lengkap sehingga anak dapat berkembang dengan baik. Sedangkan anak yang

ditinggal orang tuanya karena perceraian cenderung menutup diri dan kurang mendapat

stimulasi meskipun peran orang tua digantikan oleh kakek nenek mereka. Kondisi

seperti inilah yang membuat perkembangan anak menjadi kurang optimal.

(5)

Orang tua memegang peranan penting dalam tahap perkembangan anak.

Stimulasi yang positif dapat menjamin tumbuh kembang anak menjadi optimal.

Sehingga orang tua perlu lebih banyak lagi menggali informasi tentang stimulasi yang tepat untuk diterapkan kepada anak sesuai umurnya. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau bahkan tidak mendapatkan stimulasi.

Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa di TK Aisyiyah bustanul athfal 14 sebagian besar responden sebanyak 30 responden (83%) perkembangannya normal. dan sebagian kecil sebanyak 6 responden (17%) perkembangan anak suspect. Sebagian kecil anak mengalami keterlambatan pada sektor bahasa yaitu pada item menyebutkan 4 warna dan 2 kata berlawanan.

Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya (Cahyaningsih, 2011).

Menurut Yusuf, perkembangan merupakan suatu perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangan (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan baik secara fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) (Yusuf, 2010).

Perlu penanganan yang khusus agar perkembangan semua responden menjadi normal. Maka orang tua harus mengambil peran yang penting untuk mengasah perkembangan anak agar perkembangan anak sesuai dengan tahap umurnya dan tidak mengalami keterlambatan.

Berdasarkan penelitian tabulasi silang antara stimulasi orang tua dengan perkembangan anak usia 4-5 tahun menunjukkan bahwa dari 36 responden didapatkan rata-rata yang berstimulasi positif dan perkembangan anak normal sebanyak 27 responden (75%). Sedangkan dari 36 responden yang berstimulasi negatif dan perkembangan suspect sebanyak 4 responden (11%). Sebagian kecil perkembangan anak mengalami perkembangan suspect pada sektor bahasa yaitu pada item menyebutkan 4 warna dan 2 kata berlawanan sebanyak 6 responden (17%).

Berdasarkan uji statistik Chi Square diperoleh nilai signifikasi (P= 0,001) ≤ 0,05 maka Hα diterima Ho ditolak. Sehingga dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara stimulasi orang tua dengan perkembangan anak usia 4-5 tahun.

Hasil penelitian diatas sesuai dengan teori Adriana bahwa seorang anak dapat mengembangkan berbagai kecerdasan pada masa tumbuh kembangnya karena faktor keturunan dan berbagai rangsangan dari lingkungan sekitar secara terus-menerus.

Diperlukan tiga kebutuhan pokok untuk mengembangkan kecerdasan anak, yaitu kebutuhan fisik, emosi, dan stimulasi dini. Pentingnya pemeriksaan status perkembangan yaitu agar dapat dilakukan intervensi secara dini dengan latihan atau stimulasi apabila terdapat penyimpangan, sehingga anak dapat mencapai perkembangan normal kembali sesuai umurnya (Adriana, 2013).

Stimulasi orang tua yang positif dapat mempengaruhi perkembangan anak yang normal. Hal tersebut dikarenakan perkembangan anak tidak lepas dari stimulasi atau rangsangan yang diberikan oleh orang tua. Semakin baik stimulasi yang diberikan semakin baik pula tahap perkembangannya. Karena orang tua tempat pertama kali anak belajar dan memperoleh pembelajaran.

Hasil tabulasi silang pada lampiran menunjukkan bahwa dari 36 responden

didapatkan sebagian kecil responden yang berumur 20-30 tahun memiliki stimulasi

(6)

positif sebanyak 50% (18 responden). Semakin tua umur seseorang akan lebih matang dalam menggunakan koping terhadap masalah yang dihadapi dan kondisi ini diduga disebabkan umur 20-30 tahun termasuk usia dewasa yang mana terjadi kematangan pada taraf berpikir seseorang sehingga dapat lebih mudah menerima informasi.

Hasil tabulasi silang pendidikan orang tua dengan stimulasi menunjukkan dari 36 responden sebagian kecil berpendidikan SMA sebanyak 47 % (17 responden) mempunyai stimulasi yang positif. Orang tua yang berpendidikan SD memliki stimulasi yang negatif sebanyak 3 % (1 responden). Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan sangat berpengaruh dengan stimulasi. Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak. Dengan pendidikan yang baik, orang tua dapat menerima segala informasi dari luar tentang cara stimulasi yang tepat untuk anaknya. Dalam pelaksanaan penelitian terlihat jelas perbedaan antara orang tua berpendidikan tinggi dengan orang tua berpendidikan rendah. Orang tua yang berpendidikan tinggi mereka hanya memerlukan sedikit penjelasan dan bisa menjawab kuesioner sendiri dengan cepat tanpa banyak bertanya atau kooperatif. Orang tua yang berpendidikan rendah dalam penelitian membutuhkan penjelasan secara perlahan-lahan dan jelas, dalam mengisi kuesioner juga membutuhkan waktu yang lama. Tentu tingkat pendidikan orang tua ini akan berpengaruh langsung dalam penerapan stimulasi kepada anak-anak mereka.

Hasil tabulasi silang pekerjaan orang tua dengan stimulasi pada lampiran menunjukkan bahwa sebagian kecil orang tua yang tidak bekerja 53 % (19 responden) memiliki stimulasi yang positif. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu untuk menunjang kehidupan dalam keluarga dimana ibu rumah tangga akan memiliki waktu yang lebih minimal sehingga tidak dapat mengetahui segala aktifitas anaknya. Orang tua yang tidak bekerja dapat memberikan stimulasi dengan baik karena ibu mempunyai banyak waktu untuk merawat anaknya termasuk memberikan stimulasi dengan frekuensi yang lebih intensif. Akan tetapi hasil penelitian menunjukkan orang yang bekerja memiliki stimulasi yang positif sebanyak 28% (10 responden) Hal ini dikarenakan responden yang bekerja selalu menyempatkan waktu untuk menstimulasi anaknya sehingga anak berkembang dengan normal dan tidak mengalami katerlambatan.

Hasil tabulasi silang sumber informasi dengan stimulasi menunjukkan sebagian kecil 47 % (17 responden) mendapatkan sumber informasi dari televisi memiliki stimulasi yang positif. Sumber informasi merupakan media untuk penambahan wawasan dan pengetahuan. Semakin banyak sumber informasi yang diketahui semakin banyak pula informasi yang akan didapat. Orang tua perlu menggali informasi tentang cara pemberian stimulasi yang tepat pada anak untuk dapat diterapkan pada anaknya sesuai dengan tahap perkembangannya.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara umur, pendidikan, pekerjaan, dan sumber informasi dengan stimulasi orang tua dalam memberikan stimulasi yang tepat pada perkembangan anak usia 4-5 tahun.

SIMPULAN

Stimulasi orang tua yang didapatkan sebagian besar responden mempunyai

stimulasi positif 81 % (29 responden). Perkembangan pada anak usia 4-5 tahun

didapatkan sebagian besar anak dengan perkembangan normal 83 % (30 responden)

(7)

Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square diperoleh nilai signifikasi (P=0,001).

Jadi 0,001 ≤ 0,05 maka H

α

diterima Ho ditolak bahwa ada hubungan antara stimulasi orang tua dengan perkembangan anak usia 4-5 tahun.

REKOMENDASI

Bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang lebih jauh lagi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tentang stimulasi dengan menggunakan sampel yang lebih banyak agar diperoleh hasil yang lebih represotatif dan referensi yang lebih lengkap.

Khususnya bagi orang tua yang mempunyai anak usia 4-5 tahun lebih meningkatkan dan mempertahankan stimulasi perkembangan anak tersebut. Orang tua disarankan untuk selalu membawa anaknya keposyandu dan memeriksakan perkembangan anak setiap 6 bulan sekali ketenaga kesehatan.

Institusi lebih mengembangkan ilmu kebidanan khususnya tentang stimulasi orang tua dengan perkembangan anak usia 4-5 tahun.

Tenaga kesehatan khususnya bidan dihimbau lebih meningkatkan kinerja dalam memberikan komunikasi informasi dan edukasi tentang pentingnya stimulasi perkembangan pada anak dengan cara mengajarkan orang tua tentang cara memberikan stimulasi sesuai tahap pertumbuhan dan perkembangannya.

ALAMAT CORRESPONDENSI

Email : dwiismainna@yahoo.com No. Telp : 085777772294

Alamat : Desa Belahan Tengah RT 28 RW 11 Mojosari Mojokerto

Referensi

Dokumen terkait

Kromatogram dari KG-SM dengan sampel senyawa α -pinena hasil distilasi fraksional minyak terpentin produksi perusahaan lokal.. Hasil pemurnian α -pinena minyak terpentin secara

Tanggungjawab komite audit dalam bidang tata kelola perusahaan adalah untuk memastikan bahwa perusahaan telah dijalankan sesuai undang-undang dan peraturan yang

ayat (2) dan ayat (3) dilaksanakan dengan berpegang teguh pada asas-asas atau ketentuan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dengan menaati

Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat korelasi atau hubungan yang kuat dan positif antara ELSA dengan Kinerja User, artinya semakin tinggi tingkat koefisien korelasi

Dalam tahap ini pembuat karya sebagai reporter bersama produser mengumpulkan ide untuk membuat sebuah program, membuat riset ke masyarakat untuk melihat minat

Kendala utama yang menjadi elemen kunci dalam pengembangan model pengelolaan Danau Sentani adalah: Kurangnya visi dan misi pengelolaan lingkungan (1), Perbedaan

Berdasarkan pengertian dari para ahli diatas mengenai istilah dan definisi dari sebuah kinerja maka dapat kita simpulkan bahwa kinerja merupakan suatu usaha yang maksimal

Pendekatan saintiik di bidang tari menyajikan ragam gerak tari tradisional, analisis, dan pengembangan ragam gerak berdasarkan unsur tenaga (lemah, sedang, kuat), ruang