• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Akper Buntet Jurnal Ilmiah Akper Buntet Pesantren Cirebon ISSN: Vol. 3 No. 2 Juli 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Akper Buntet Jurnal Ilmiah Akper Buntet Pesantren Cirebon ISSN: Vol. 3 No. 2 Juli 2019"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

83 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. T DENGAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN PADA NY. R DI DESA KANCI DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS ASTANAJAPURA KECAMATAN ASTANAJAPURA KABUPATEN CIREBON

Iftitah Noor‘Awaliyah, Lilis Yuliarsih Akademi Keperawatan Buntet Pesantren Cirebon

Email: iftitahnrawlyh@gmail.com, Lilis.yuliarsih@akperbuntetpesantren.ac.id

Abstrak

Hipertensi pada kehamilan adalah hipertensi yang terjadi pada ibu yang sedang mengandung atau hamil. Berdasarkan data dari puskesmas astanajapura kabupaten cirebon angka kejadian ibu hamil hipertensi 5 bulan terakhir tahun 2018-2019 kejadian tebanyak terjadi pada bulan oktober-maret dengan jumlah 6 orang.

Tujuan dari penulis laporan studi kasus ini adalah agar penulis mampu melaksanakan asuhan keperawatan keluarga dengan berdasarkan bio-psiko-sosial daan spiritual. Metode yang digunakan atas metode deskriptif berbentuk studi kasus, dengan teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dokumentasi. Diagnosa keperawaan yang muncul pada kasus ini adalah gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarganya yang sakit. Secara teori dari satu diagnosa lima tugas keluarga, dan dalam asuhan keperawatan ini keluarga melakukan semua tugasnya yaitu ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, ketidak mampuan keluarga mengambil keputusan, ketidak mampuan keluarga merawat anggoa keluraga yang sakit, ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan dan ketidak mampuan keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan. Implementasi yang di lakukan adalah dengan memberikan penkes tentang hipertensi yaitu pengertian, penyebab, tanda dan gejala, gaya hidup yang baik, makanan yang di anjurkan dan makanan yang harus di hindari. Hasil evaluasi yang didapat masalah teratasi sebagian. Oleh karena itu asuhan keperawatan harus di lakukan secara komperehensif serta di tunjang oleh adanya kerja sama yang baik, baik itu dari klien, keluarga klien maupun dari perawat puskesmas serta dari tim kesehatan yang lain, sehingga masalah ibu hamil hipertensi pada keluarga dapat teratasi.

Kata Kunci: hipertensi; kehamilan; puskesmas

Pendahuluan

Sehat dapat diartikan sebagai kondisi yang normal dan alami. Karenanya segala sesuatu yang tidak normal dan segala seseuatu yang bertentangan dengan alam dianggap sebagai kondisi tidak sehat yang harus dicegah. Sehat sendiri bersifat dinamis yang statusnya terus menrus berubah, Sedangkan sakit adalah keadaan tidak normal/sehat. Tolak ukur yang paling mudah untuk menentukan kondisi sakit/penyakit adalah jika terjadi perubahan dari nilai-nilai normal yang telah ditetapkan (Asmadi, 2008).

Keperawatan keluarga adalah tingkat keperawatan masyarakat yang dipusatkan kepada keuarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat dengan tujuan keluarga

(2)

84

sehat melalui asuhan keperawatan keluarga. Asuhan keperawatan keluarga sendiri merupakan proses yang komplek dengan menggunakan pendekatan yang sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga dan individu-individu sebagai anggota keluarga (Nadirawati, 2018).

Hipertensi adalah suatu keadaan kronis yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah pada dinding pembuluh darh arteri. Seseorang dikatakan mengalami hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi jika pemerikaan tekanan darah di atas 140/90 mmHg. Dalam hal ini, 140 atau nilai atas menunjukan tekanan sistolik, sedangkan 90 atau nilai bawah menjukan tekakan sistolik. B tekanan sistolik adalah tekanan darah ketika berkontraksi atau berdetak memompa darah, sementara diastolik adalah tekanan darah ketika jantung berelakasasi, sistolik dikatakan normal jika berada pada nilai 100-140 mmHg, sedangkan diastolik dikatakan normal jika berada pada nilai 60-90 mmHg. Hipertensi pada kehamilan adalah hipertensi yang terjadi pada ibu yang sedang mengandung atau hamil. Penyebab hipertensi pada kehamilan belum diketahui dengan jelas. Hipertensi pada kehamilan bukan hanya membahayakan ibu, namun juga janin dalam kandungan. Dalam hal ini hipertensi pada kehamilan tidak boleh dibiarkan dan harus segera mendapatkan penanganan (Medika, 2017).

Hipertensi dalam kehamilan (HDK) mempengaruhi sekitar 10% dari semua perempuan hamil diseluuruh dunia. Penyakit dan kondisi ini termasuk preeklamsi dan eklamsi, hipertensi gestasional dan hipertensi kronik. Hipertensi dalam kehamilan adalah penyebab penting morbiditas akut berat, cacat jangka panjang dan kematian ibu serta bayi.

Kejadian hipertensi pada kehamilan sekitar 5-15% dan merupakan satu di antara tiga penyebab mortalitas dan morbiditas ibu bersalin disamping infeksi dan pendarahan.

Ditemukan sebanyak 8.341 kasus (1,51%) ibu hamil dari semua sempel perempuan yang berusia 15-54 tahun. Didapatkan pervalesi hipertensi pada ibu hamil sebesar 1.062 kasus (12,7%) dari 1062 kasus ibu hamil dengan hipertensi ditemukan 125 kasus (11,8%) yang perenah didiagnosis menderita hipertensi oleh petugas kesehatan.

Indonesia presntase ibu hamil dengan hipertensi terbanyak pada provinsi sumatra selatan (18,0%) sedangkan presentase terendah ditemukan di provinsi papua barat (4,9%) tidak ditemukan adanya kehamilan di provinsi sulawesi tengah.

(www.depkes.go.id)

Tabel 1

jumlah ibu hamil dengan hipertensi di wilayah kerja puskesmas astanajapura tahun 2018

No Bulan Jenis Kelamin Total

1 Oktober 4 4

2 November 5 5

3 Desember 2 2

4 Januari 2 2

(3)

85

No Bulan Jenis Kelamin Total

5 Februari 1 1

6 Maret 6 6

Jumlah 20

Sumber: uptd puskesmas astanajapura

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa penerita hipertensi pada ibu hamil di wilayah kerja uptd puskesmas astanajapura kabupaten cirebon pada tahun 2018 di bulan oktober – maret 2019 mencapai kejadian terbanyak terjadi pada bulan maret 2019 dengan jumlah 6 orang. Meskipun demikian pemberian asuhan keperawatan pada hipertensi diwilayah kerja uptd astanajapura kabupaten cirebon harus senantiasa ditingkatkan guna menjegah terjadinya peningkatan angka kejadian ibu hamil dengen hipertensi.

Penerapan asuhan keperawatan keluarga dapat membantu mengurangi penyakit ibu hamil dengan hipertensi dan khususnya bagi keluarga Tn.T agar mampu melakukan perawatan secara mandiri terhadap keluarga dan dapat mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini yang melatar belakangi penulis untuk melakukan asuhan keperawatan pada salah satu keluaraga yaitu ibu hamil dengan hipertensi melalui pendekatan promotiv dan preventif yang dituangkan dalam laopran studi kasus dengan judul “asuhan keperawatan keluarga Tn.T dengan hipertensi dalam kehamilan pada Ny.

R di desa kanci di wilayah kerja puskesmas astanajapura kecamatan astanajapura kabupaten cirebon”.

Metode Penelitian 1. Komunikasi

Interaksi perawat dengan klien harus berdasarkan komunikasi. Komunikasi yang dilakukan perawat dengan klien merupakan komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik merupakan suatu teknik yang mengajak klien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan. Teknik tersebut mencakup keterampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi. Teknik verbal meliputi pertanyaan terbuka atau tertutup, menggali jawaban dan memvalidasi respon klien.

Teknik non verbal meliputi mendengarkan secara aktif, diam, sentuhan dan kontak mata. Mendengarkan secara aktif merupakan suatu hal yang penting dalam pengumpulan data tetapi juga merupakan suatu yang cukup sulit untuk dipelajari.

Wawancara merupakan suatu metode komunikasi yang direncanakan dan meliputi tanya jawab antara perawat dengan klien yang berhubungan dengan masalah kesehatan klien. Untuk itu kemampuan komunikasi sangat dibutuhkan oleh perawat agar dapat memperoleh data yang diperlukan (Nursalam, 2011).

2. Observasi

Observasi merupakan kegiatan mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan klien. Observasi memerlukan keterampilan disiplin dan praktik klinik sebagai bagian dari tugas perawat. Kegiatan

(4)

86

observasi mencakup aspek fisik, mental, sosial dan spiritual meliputi sught (kelainan fisik, pendarahan, terbakar, menangis dan seterusnya), smell (alcoho, darah, feses, obat-obatan,urine, dan seterusnya), hearing (tekanan darah, batuk, meringis, ekspresi nyeri, denyut dan ritme jantung), feeling (perasaan ynag diraskan oleh klien), taste (hal yang dirasakan indra pengecapan) (Nursalam, 2011).

3. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dalam pengkajian keperawatan dipergunakan untuk memperoleh data Objektif dari klien. Tujuan dari pemeriksaan fisik ini adalah untuk menentukkan status kesehatan klien, mengidentifikasi masalah kesehatan, dan memperoleh data dasar guna menyusun rencana asuhan keperawatan. Fokus pemeriksaan fisik yang dilakukan perawat adalah pada kemampuan fungsional klien (Nursalam, 2011).

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah pengumpulan data melalui penelitian riwayat penyakit/keperawatan yang lalu mendapat diagnosa keperawatan yang tepat. Studi dokumentasi bertujuan mendapatkan data yang akurat dengan meneliti riwayat kesehatan klien yang lalu (Ali, 2010).

5. Studi literatur

Studi literatur adalah mencari referensi teori yang relefan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan. Referensi ini dapat dicari dari buku, jurnal, artikel laporan penelitian, dan situs-situs di internet. Output dari studi literatur adalah terkoleksinya referensi yang relefan dengan perumusan masalah.

(https://digilib.its.ac.id).

Hasil dan Pembahasan

Setelah melakukan asuahan keperawatan pada keluarga Tn.T dengan hipertensi kronis pada Ny.R di desa kanci kecamatan astanajapura kabupaten cirebon, pada kesempatan ini penulis akan menguraikan pembahasan tentang asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi kronis.

Pada bagian pembahasan ini akan di bahas kesenjangan antara tinjauan teoritis dan tinjauan kasus secara sistematis sesuai dengan tahap-tahap proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

1. Pengkajian

Pada tahap pengkajian penulis mengumpulkan data dengan menggunakan metode wawancara, observasi, pemeriksaan fisik kepada anggota keluarga serta data sekunder lainya. Unsur yang di kaji oleh penulis, yaitu mulai struktur, sifat keluarga, tahap perkembangan keluarga, fungsi keluarga, serta tahapan keluarga sampai dengan riwayat kesehatan keluarga.

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara terus-menerus terhadap anggota keluarga yang di binanya. Tahap pengkajian ini harus mencangkup semua anggota keluarga,sember-sumber informasi atau data yang di butuhkan dalam memberikan asuhan keperawatan ini diperoleh dengan

(5)

87 mengguanakan metode wawancara keluarga, observasi, pemeriksaan fisik anggota keluarga secara head to toe serta data sekunder baik dari kartu keluarga, karu kesehatan/kartu berobat dan lain sebagainya.

Pengkajian pada keluarga Tn.T di temukan satu masalah kesehataan pada salah satu anggota keluarga, yaitu Ny.R dengan hipertensi kronis, saat di kaji Ny. R mengatakan pusing dan sakit pada daerah tengkuk dan lemas, Ny.R mengatakan hipertensi yang dialaminya adalah penyakit keturunan dari ibunya.

Pada saat pengkajian tidak semua anggoat keluarga dapat berkumpul ada anggota keluarga yang tidak dapat terkaji karena sedang tidak ada dirumah, sehingga pengkajian hanya berasal dari data yang ada dan dari anggota keluarga yang lain mengingat keluarga Ny.R juga sangat kooperatif.

2. Diagnosa keluarga

Berdasarkan dari pengkajian di atas, penulis menemukan masalah kesehatan pada keluarga Tn.T yaitu masalah hipertensi kronis. Adapun diagnosa keperawatan yang muncul dari masalah kesehatan yaitu diagnosa: gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang terkena penyakit hipertensi kronis. Adapun penulis mengambil diagnosa tersebut karena kesesuaian dengan keadaan klien karena keluarga tidak mampu merawat Ny. R

Secara teori dari satu diagnosa mempunyai lima tugas keluarga yaitu mengenal masalah tentang penyakitnya, merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan, mengambil keputusan, memanfaatkan fasilitas kesehatan.

3. Perencanaan

Penulis menyusun tentang keperawatan sesuai dengan keperawatan pada keluarga Tn.T yaitu memberikan penyuluhan tentang penyakit hipertensi kronis, mendemonstrasikan cara penanganan hipertensi kronis dengan memberikan air perasan timun dan relaksaki distraksi, pastikan keluarga memahami cara perawatan hiprtensi kronis.

Secara teori perencanaan merupakan proses untuk merumuskan tujuan dan menentukan hipertensi kronis sesuai dengan diagnosaa keperawatan yang ditegakan, perencanaan yang di susun sesuai dengan teori dan berdasarkan masalah yang di temukan.

Pada tahap ini keluarga Tn.T bersedia membantu dan bekerja sama untuk merencanakan tindakan asuhan keperawatan sehingga penulis tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan dalam membuat perencanaan.

4. Implementasi

Implementasi dilakukan dengan melibatkan keluarga. Kegiatan diawali dengan kontrak waktu, penyampaian materi, tanya jawab dan evaluasi sesuai dari perencanaan yang suda di sepakati. Implementasi merupakan perwujudan dari rencana keperawatan yang terlah di susun pada tahap perencanaan.

Pada teorinya implementasi adalah pengelolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada tahap ini sebaiknya

(6)

88

perawat yang mengasuh keluarga tidak bekerja sendiri, tetapi perlu melibatkan secara integrasi semua profesi kesehatan yang menjadi tim perawatan kesehatan rumah.

Pada tahap implementasi penulis menemukan kesenjangan yaitu tidak semua anggota keluarga dapat dilibatkan karena tidak sedang dirumah. Pada tahap implementasi penulis memprioritaskan sesuai dengan kemampuan keluarga, seperti sumber daya keluarga, sumber daya keuangan, serta sarana prasarana yang ada di keluarga.

5. Evaluasi

Tahap evaluasi di lakukan pada akhir kegiatan pembelajaraan atau penyuluhan bersama keluarga yaitu secara subjektif dan objektif dengan mengajukan pertanyaan secara lisan diakhir penyuluhan serta memberikan reinforcement positif pada keluarga.

Evaluasi dibagi menjadi evaluasi sumatif dan formatif. Evaluasi sumatif untuk menilai perubahan perilaku keluarga/evaluasi aktif, sedangkan evaluasi formatif adalah evaluasi yang di lakukan selama proses asuhan keperawatan. Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses keperawatan penulis melakukan evaluasi dari setiap diagnosa keperawatan mengacu pada kriteria yang sama dengan tujuan, sehingga penulis dapat mengetahui bahwa maslah belum teratasi, teratasi sebagian dan masalah sudah teratasi. Meskipun klien tidak mencapai hasil yang telah di tentukan tetapi sebagian besar penulis tidak menemukan hambatan di dalam evaluasi karena keluarga klien begitu membantu dalam proses keperawatan yang di lakukan penulis.

Kesimpulan

Setelah penulis memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yaitu dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi yang dialakukan terhadap keluarga Tn.T dengan hipertensi pada ibu hamil pada Ny.R di desa kanci kecamatan astanajapura kabupaten cirebon yang dilaksanakan pada tanggal 11-12 maret 2019 asuhan keperawatn ini bertujan untuk membantu keluarga dalam memahami dan mengatasi masalah hipertensi pada ibu hamil, perawatan atau pencegahan pada ibu hamil dengan hipertensi, serta meningkatakan derajat kesehatan yang optimal pada keluarga Tn.T dan hasil studi kasus ini penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut.

Menurut (Medika, 2017) hipertensi pada kehamilan adalah hipertensi yang terjadi pada ibu yang sedang mengandung atau hamil. Penyebab hipertensi pada kehamilan belum diketahui secara jelas. Hipertensi pada kehamilan dapat berdampak pada pertumbuhan janin dan terganggunya pelepasan plasenta karena resiko keracunan kehamilan.

Asuhan keperawatan keluarga yang diberikan pada keluarga Tn.T di desa kanci kecamatan astanajapura kabupaten cirebon melalui proses keperawatan yang dimulai dari pengkajian sampai evaluasi.

Pada tahap pengkajian penulis mengumpulkan data dengan menggunakan metode wawancara, observasi, pemeriksaan fisik pada anggota keluarga serta data sekunder lainnya. Dalam pengkajian ini penulis menemukan satu masalah kesehatan pada keluarga Tn.T yaitu Ny.R dengan hiertensi pada ibu hamil serta masalah keperawatan

(7)

89 yaitu gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarganya yang sakit.

Tahap perencanaan meliputi beberapa hal dianataranya adalah menentukakn sasaran dari rencana tindakan yang akan dilakukan, hal ini intervensi yang ditunjukan kepada keluarga Tn.T secara keseluruhan dan keluarga yang tinggal serumah.

Tahap implementasinya adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan mengenai masalah ibu hamil dengan hipertensi secara komprehensif dimulai dari pengertian, penyebab, tanda dan gejala, akibat dan cara mengatasinya, serta melakukan demonstrasi makanan tetapi sebelum melakukan perencanaan penulis memperhatikan pengetahuan keluarga, dukungan, sarana dan prasarana yang ada.

Tahap evaluasi ini masalah tidak teratasi secara optimal karena menyesuaikan dengan kemampuan keluarga, sarana dan prasana yang menunjang proses, dalam catatan perkembangan dan intervensi yang diberikan menekankan kembali pada kepada keluaraga untuk mempertahankan pola hidup sehat.

Daftar Pustaka

Ali, Zaidin. (2010). Dasar-Dasar Kepemimpinan Dalam Keperawatan. CV Trans Info Media, Jakarta.

Asmadi, N. S. (2008). Konsep dasar keperawatan. EGC.

Medika, Tim Bumi. (2017). Berdamai dengan Diabetes. Jakarta: Bumi Medika.

Nadirawati. (2018). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga Teori dan Aplikasi Praktik.

Nursalam. (2011). Kebutuhan riil tenaga perawat dengan metode Workload Indicator Staff Need (WISN). Jurnal Ners, 6(1), 85–92.

Referensi

Dokumen terkait

Tahap pengkajian ini penulis menemukan suatu masalah kesehatan pada salah satu anggota keluarga Tn.D yaitu Ny.S dengan asam urat, pada saat di kaji keadaan Ny.S

a) Gangguan Rasa Nyaman Nyeri berhubungan dengan luka operasi uretrolothotomy ditandai dengan istri klien mengatakan klien nyeri pada luka operasi sebelah kanan diperut,

\.. Gangguan persepsi sensori : penglihatan berhubungan dengan penglihatan terganggu ditandai dengan klien mengatakan sulit melihat di mata kiri, mata kiri di tutup perban,

Penerapan gaya kepemimpinan ini kurang efektif atau kurang situasional karena bawahan tergolong sebagai bawahan dengan tingkat kesiapan yang sangat tinggi (R4) yaitu

Remaja pemulung yang merasa terasing menjadi tertutup, dan takut, malu bergaul dengan orang lain sehingga muncul rasa tidak puas terhadap kualitas hubungan

2004 – 2010 : Pondok Buntet Pesantren Cirebon Asrama Habbil Ilmi7. 2007 : Ijazah Qur’an Qiroat Hafs, Habbil Ilmi Buntet Pesantren Cirebon 2008 : English Course, LBK YLPI

kebijakan, ketentuan, rencana dan prosedur (yang tertuang dalam SE, SK, Memorandum dan SOP) BMT Taruna Sejahtera telah benar-benar dijalankan dan dipatuhi. 3) Melakukan

Asuhan keperawatan yang penulis berikan kepada Ny. Penulis melaksanakan asuhan keperawatan yang bertujuan untuk mendokumentasikan ke dalam bentuk karya tulis ilmiah,