• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP. kekerasan dalam rumah tangga dilakukan secara preventif dan represif. huruf a UU PKDRT yaitu pemerintah menyelenggarakan komunikasi,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V PENUTUP. kekerasan dalam rumah tangga dilakukan secara preventif dan represif. huruf a UU PKDRT yaitu pemerintah menyelenggarakan komunikasi,"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

112

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai perlindungan perempuan korban KDRT di Unit PPA Polresta Yogyakarta dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Peranan Unit PPA Polresta Yogyakarta dalam perlindungan perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga dilakukan secara preventif dan represif.

a. Perlindungan secara preventif dilakukan melalui kegiatan penyuluhan dan sosialisasi perlindungan perempuan dan anak Unit PPA bekerjasama dengan FPK2PA DIY. Kegiatan tersebut sesuai dengan ketentuan Pasal 12 ayat (1) huruf a UU PKDRT yaitu “pemerintah menyelenggarakan komunikasi, informasi, dan edukasi tentang kekerasan dalam rumah tangga.”

b. Perlindungan secara represif dilaksanakan Unit PPA Polresta Yogyakarta yang bekerjasama dengan Forum Penanganan Korban Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (FPK2PA) DIY seperti Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak (P2TPA) Rekso Dyah Utami, Rifka Annisa Women’s Crisis Center (WCC), Dinas Sosial, dan Kantor Pemberdayaan Masyarakat

dan Perempuan (KPMP) Kota Yogyakarta. Bentuk perlindungan Unit PPA Polresta Yogyakarta meliputi memantau kondisi kesehatan korban dan meminta visum et repertum, memberikan konseling, menempatkan korban di rumah aman (shelter), memberitahukan perkembangan penanganan kasus,

(2)

113

serta menjamin keselamatan korban yang mencabut aduannya. Perlindungan tersebut sesuai dengan ketentuan Pasal 17 UU Penghapusan KDRT dan Pasal 10 Perkapolri Nomor 3 Tahun 2008. Namun ada hak yang tidak diperoleh korban yaitu mendapatkan surat perintah perlindungan dari pengadilan sebagaimana diatur dalam Pasal 16 ayat (3) UU Penghapusan KDRT.

2. Kendala yang dihadapi Unit PPA Polresta Yogyakarta dalam perlindungan perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga diantaranya adalah pertama, tidak adanya peraturan pelaksana terkait perintah perlindungan. Kedua, tidak adanya anggaran untuk meminta visum et repertum dan keluarnya hasil visum et repertum membutuhkan waktu yang lama. Ketiga, keterbatasan sumber daya

manusia seperti tidak adanya tenaga psikolog, kurang maksimalnya pelayanan konseling untuk korban, dan kurangnya pemahaman polisi terhadap pentingnya perintah perlindungan bagi korban. Keempat, keterbatasan sarana prasarana dan terdapat korban yang enggan ditempatkan di rumah aman.

3. Upaya yang dilakukan Unit PPA Polresta Yogyakarta untuk mengatasi kendala perlindungan perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga antara lain pertama, melaksanakan perlindungan sesuai Pasal 17 UU PKDRT dan Pasal 10

Perkapolri Nomor 3 Tahun 2008. Kedua, menggunakan uang pribadi polisi untuk membayar biaya visum et repertum serta melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pihak rumah sakit. Ketiga, bekerja sama dengan beberapa lembaga FPK2PA DIY yang menyediakan tenaga psikolog dan mengikuti pendidikan

(3)

114

pengembangan spesialis Polwan PPA. Keempat, bekerja sama dengan beberapa lembaga FPK2PA DIY yang menyediakan shelter dan memberikan pengertian kepada korban mengenai hak-haknya.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian perlindungan perempuan korban KDRT di Unit PPA Polresta Yogyakarta dapat diajukan beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai saran, antara lain:

1. Bagi pihak Unit PPA Polresta Yogyakarta agar lebih berupaya meningkatkan perlindungan terhadap korban KDRT dengan mengajukan permintaan perintah perlindungan kepada pengadilan untuk korban sebab meskipun Unit PPA telah mengupayakan beberapa cara untuk memberikan perlindungan kepada korban, tetapi kenyataannya masih terdapat korban yang mengalami kekerasan secara berulang. Kedua, supaya polisi lebih sigap, responsif dan ramah dalam menangani kasus perempuan dan anak maka perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk menangani kasus perempuan dan anak melalui pendidikan dan pelatihan. Ketiga, dalam menghadapi keterbatasan sumber daya manusia maupun sarana prasarana kepolisian agar lebih meningkatkan dan memperluas jaringan kerja sama dengan lembaga berjejaring yang menangani korban kekerasan.

2. Bagi masyarakat agar ikut berpartisipasi dalam mencegah terjadinya KDRT misalnya sebagai tetangga jika mengetahui pertengkaran/kekerasan antara suami istri atau orang lain dalam rumah tangga agar berupaya mencegah pertengkaran

(4)

115

tersebut, atau melaporkan kepada pihak yang berwajib jika mengetahui adanya tindakan KDRT. Bagi perempuan korban KDRT agar segera melaporkan kekerasan yang dialaminya supaya polisi Unit PPA dapat menegakkan hukum terhadap pelaku sekaligus segera memberikan perlindungan kepada korban.

(5)

116

DAFTAR PUSTAKA A. Buku

Adami Chazawi. (2011). Pelajaran Hukum Pidana 2. Jakarta: RajaGrafindo Persada, cet ke 5.

Aroma Elmina Martha.(2003). Perempuan, Kekerasan dan Hukum. Yogyakarta: UII Press.

. (2012). Perempuan dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Indonesia dan Malaysia. Yogyakarta: FH UII Press.

Bambang Waluyo. (2011). Viktimologi: Perlindungan Korban dan Saksi. Jakarta: Sinar Grafika.

BPPM DIY. (2009). Statistik dan Analisis: Gender, Anak, dan Perempuan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2009. Yogyakarta: Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat.

Burhan Bungin. (2003). Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, cet ke 9.

CST Kansil. (1989). Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas.(2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia.

Erma Yulihastin. (2008). Bekerja Sebagai Polisi. Jakarta: Erlangga.

Farha Ciciek. (1999). Ikhtiar Mengatasi Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Jakarta: Lembaga Kajian Agama dan Gender.

Frans Maramis. (2013). Hukum Pidana Umum dan Tertulis di Indonesia. Jakarta: RajaGrafindo Persada, cet ke 2.

Lexy J Moleong.(2013). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cet ke 31.

(6)

117

Mansour Fakih. (2008). Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, cet ke 12.

Marsana Windhu, dkk. (2000). Melawan Kekerasan Tanpa Kekerasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Moerti Hadiati Soeroso. (2011). Kekerasan Dalam Rumah Tangga: Dalam Perspektif Yuridis-Viktimologis. Jakarta: Sinar Grafika, cet ke 2.

Muladi & Barda Nawawi Arief. (2007). Bunga Rampai Hukum Pidana. Bandung: Alumni.

Rena Yulia. (2013). Viktimologi: Perlindungan Hukum terhadap Korban Kejahatan. Yogyakarta: Graha Ilmu, cet ke 2.

Salim & Erlies Septiana Nurbani. (2013). Penerapan Teori Hukum pada Penelitian Tesis dan Disertasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Soerjono Soekanto. (2003). Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, cet ke 43.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, cet ke 19.

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Zaenal Arifin. (2011). Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Zainal Abidin Farid. (2007). Hukum Pidana 1. Jakarta: Sinar Grafika, cet ke 2.

B. Jurnal, Skripsi dan Internet

Ardian. (2013). Peran Polda Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Penegakan Hukum Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Sunan Kalijaga.

Bhima Bharata. (2017). Catatan 2016: Kasus KDRT dan Kecelakaan Kereta Naik, diakses dari http://kulonprogosorot.co/ pada 4 Juni 2017.

Desi Kurnianingsih. (2014). Peranan Polisi Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Kepolisian Resort Sleman dalam Melaksanakan Perlindungan Pada Anak

(7)

118

Korban Tindak Pidana Kesusilaan di Wilayah Sleman. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Evi Tri Jayanthi. (2009). Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kekerasan Dalam Rumah Tangga Pada Survivor yang Ditangani oleh Lembaga Sahabat Perempuan Magelang.Jurnal Dimensia, Volume 3 Nomor 2. Hlm. 33-50. Kependudukan.jogjaprov.go.id diakses pada 4 Juni 2017.

Sekar Langit Nariswari. (2017). Kasus KDRT di DIY Meningkat dari Tahun ke Tahun. Harian Jogja diakses dari http://www.harianjogja.com/ pada 8 Mei 2017.

Sunartono. (2016). Perempuan Ini Sempat Bertahan Dipukuli Suami, tapi Akhirnya Pilih Lapor Polisi. Harian Jogja diakses dari http://harianjogja.com/ pada 4 April 2017.

Wahyu Sri Handayani.(2013). Hambatan Polisi dalam Penanggulangan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Wilayah Klaten. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

C. Peraturan Perundang-Undangan

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

Perda DIY Nomor 3 Tahun 2012 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan.

Perkapolri Nomor 10 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (Unit PPA) di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Perkapolri Nomor 23 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Kepolisian Resort dan Kepolsian Sektor.

Perkapolri Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Ruang Pelayanan Khusus dan Tata Cara Pemeriksaan Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

(8)

119

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi Dan Korban.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

(9)

120

(10)

121

PEDOMAN WAWANCARA

PERANAN UNIT PELAYANAN PEREMPUAN DAN ANAK (UNIT PPA) POLRESTA YOGYAKARTA DALAM PERLINDUNGAN PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN

DALAM RUMAH TANGGA (Unit PPA Polresta Yogyakarta) Daftar Pertanyaan

1. Bagaimana konsep perlindungan terhadap perempuan yang menjadi korban KDRT? 2. Apa saja faktor internal dan eksternal penyebab terjadinya banyak kasus KDRT di kota

Yogyakarta?

3. Siapa yang sering menjadi korban dan pelaku dalam tindak KDRT berdasarkan laporan/aduan yang diterima Polresta Yogyakarta?

4. Berapa jumlah kasus KDRT yang korbannya perempuan yang dilaporkan ke Polresta Yogyakarta pada tahun 2014-2016?

5. Untuk mencegah meningkatnya jumlah perempuan yang menjadi korban KDRT apa saja tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh Unit PPA Polresta Yogyakarta?

6. Apa sajakah hak-hak perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga dari pihak kepolisian?

7. Fasilitas apa saja yang diberikan kepada korban kekerasan dalam rumah tangga?

8. Apa saja bentuk perlindungan yang diberikan kepada perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga oleh Unit PPA Polresta Yogyakarta?

9. Bagaimana perlindungan terhadap korban yang mengalami trauma? 10. Bagaimana perlindungan terhadap korban yang jiwanya terancam?

11. Bagaimana perlindungan terhadap korban yang sudah berulang kali mengalami kekerasan?

12. Apakah kepolisian Unit PPA selalu memberikan informasi mengenai penanganan kasus kepada korban?

13. Bagaimana mekanisme/prosedur yang dilakukan Unit PPA dalam rangka melaksanakan setiap kegiatan untuk melindungi perempuan korban KDRT?

14. Berdasarkan pasal 16 ayat (3) UU PKDRT yaitu kepolisian dalam waktu 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) jam terhitung sejak pemberian perlindungan sementara wajib meminta

(11)

122

surat penetapan perintah perlindungan dari pengadilan. Apakah kepolisian pernah meminta surat penetapan perintah perlindungan kepada pengadilan?

15. Lembaga mana saja yang menjalin kerjasama dengan Unit PPA Polresta Yogyakarta dalam rangka memberikan perlindungan kepada perempuan korban KDRT?

16. Apa saja kendala yang dihadapi Unit PPA Polresta Yogyakarta dalam perlindungan korban KDRT?

(12)

123

PEDOMAN WAWANCARA

PERANAN UNIT PELAYANAN PEREMPUAN DAN ANAK (UNIT PPA) POLRESTA YOGYAKARTA DALAM PERLINDUNGAN PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN

DALAM RUMAH TANGGA (Korban KDRT) Daftar Pertanyaan

1. Apa yang menjadi pertimbangan Anda dalam melaporkan kekerasan yang dialami? 2. Berapa kali Anda mengalami KDRT?

3. Apakah Anda mengetahui UU penghapusan KDRT?

4. Lalu bagaimana sikap atau tindakan petugas kepolisian sewaktu menerima laporan Anda? 5. Siapa yang bertugas memeriksa Anda di kepolisian? Polwan atau polisi laki-laki?

6. Di mana Anda menjalani pemeriksaan di kepolisian?

7. Selama Anda di rumah sakit bagaimana sikap/tindakan aparat polisi?

8. Apakah Anda mendapatkan pelayanan konseling/pendampingan psikologi untuk memulihkan kondisi psikis dari rasa trauma atau layanan perlindungan di rumah aman? 9. Apakah kepolisian memberitahukan perkembangan kasus yang Anda laporkan? Melalui

apa?

10. Apa yang menjadi pertimbangan Anda mencabut laporan dan bagaimana tanggapan kepolisian?

(13)

139

Contoh KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RESORT KOTA YOGYAKARTA Jl. Reksobayan No. 1 Yogyakarta 55122

Surat Permohonan Visum Et Repertum

Nomor : B/53/XII/2016/Reskrim Klasifikasi : Biasa

Lampiran : 1 lembar

Perihal : Permohonan visum et repertum an. DLP

Kepada

Yth Direktur Rumah Sakit Bethesda Di Yogyakarta

1. Rujukan:

a. Pasal 133 dan pasal 136 KUHAP

b. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia

c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

d. Laporan Polisi Nomor LP/470-B/XII/2016/SPKT tanggal 5 Desember 2016 2. Bersama ini dikirimkan seseorang dengan identitas sebagai berikut:

Nama : DLP

Umur : 21 tahun

Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam

Alamat : Sagan RT 45 RW 10 Terban Gondokusuman Yogyakarta 3. Berkaitan dengan butir 2 di atas bahwa yang bersangkutan sebelum melapor ke

Polresta Yogyakarta telah melakukan pemeriksaan medis di Rumah Sakit Bethesda pada tanggal 5 Desember 2016.

4. Mohon bantuan untuk memberikan hasil visum et repertum guna mendukung proses penyidikan tindak pidana KDRT atau penganiayaan yang terjadi pada hari Senin tanggal 5 Desember 2016 sekira jam 10.00 WIB di Sagan Gondokusuman Yogyakarta dalam waktu dan tempat lain yang masih dalam yurisdiksi Pengadilan Negeri Yogyakarta.

an. Kepala Kepolisian Resort Kota YK Kasat Reskrim Selaku Penyidik

(14)

140

Contoh KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RESORT KOTA YOGYAKARTA

Yogyakarta, November 2016 Nomor : B/108/XI/2016/Reskrim

Klasifikasi : Biasa Lampiran : -

Perihal : Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) Kepada Yth. F d/a. Danunegaran RT 64 RW 18 Mantrijeron Yogyakarta di Yogyakarta

1. Rujukan Laporan Polisi Nomor: LP/439-B/XI/2016/SPKT tanggal 3 November 2016 tentang dugaan tindak pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga, An. Pelapor F dan An. Terlapor TGM.

2. Sehubungan dengan rujukan tersebut di atas, kami selaku penyidik pada Sat Reskrim Polresta Yogyakarta telah menerima laporan dari saudara tentang peristiwa yang diduga tindak pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang terjadi pada hari Kamis tanggal 3 November 2016 sekira pukul 13.30 WIB di Danunegaran MJ III/1061 RT 64 RW 18 Mantrijeron Yogyakarta.

3. Berkaitan dengan butir satu dan dua tersebut di atas, disampaikan kepada saudara bahwa laporan saudara saat ini telah ditangani oleh Unit PPA Polresta Yogyakarta dengan penyidik pembantu Brigadir Hendras Adiyanto Kurniawan, S.H. dengan No. Hp 085643001xxx dan Nomor Layanan Aduan (0274) 563xxx, untuk selanjutnya dilaksanakan tindakan penyidikan terhadap perkara yang saudara laporkan.

4. Demikian untuk menjadi maklum.

a.n. KEPALA KEPOLISIAN RESORT KOTA YKA KASAT RESKRIM Paraf: 1. Konseptor : 2. Kaurmintu : 3. Wakasat : Tembusan

1. Dir Reskrimum Polda DIY 2. Kapolresta Yka

(15)

141

Contoh Surat Kesepakatan

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : JW

Umur : 32 tahun

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Jalan Gejayan RT 049 RW 013 Klitren Gondokusuman Yogyakarta Selaku pihak pertama

Nama : BA Umur : 35 tahun Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jalan Gejayan RT 049 RW 013 Klitren Gondokusuman Yogyakarta Selanjutnya disebut sebagai pihak kedua

Sehubungan dengan Laporan Polisi No. Pol. LP/293-B/VII/2016/DIY/SPKT YKA tanggal 1 Juli 2016 tentang tindak pidana yang diduga Kekerasan Dalam Rumah Tangga di rumah pelapor, jalan Gejayan Klitren Gondokusuman Yogyakarta atau dalam waktu dan tempat lain masih dalam yurisdiksi Pengadilan Negeri Yogyakarta, pihak pertama dan pihak kedua akan menyelesaikan perkara tersebut secara kekeluargaan dengan syarat-syarat sebagai berikut:

Pasal 1

Tidak menghalangi hak-hak apapun jika pihak kedua hendak mengambil barang-barangnya yang ada di rumah pihak pertama.

Pasal 2

Pihak pertama dan pihak kedua sepakat untuk menyelesaikan secara kekeluargaan. Pasal 3

Jika pihak pertama dan pihak kedua hendak cerai atau berpisah, berpisah dengan baik-baik dan tanpa ada saling menghalangi atau dipersulit untuk proses perceraian tersebut.

Pasal 4

Tetap berhubungan baik demi anak-anak, tidak menghalangi bertemu dengan anak-anak jika sudah berpisah.

Pasal 5

Tidak menjelekkan pasangan/aib keluarga kemanapun, menjaga nama baik pasangan walau nantinya akan cerai.

Pasal 6 Tanggung jawab anak adalah tanggung jawab bersama. Pasal 7

Apabila pihak kedua melanggar kesepakatan tersebut di atas maka dapat dituntut sesuai hukum yang berlaku.

Demikian surat kesepakatan ini dibuat oleh kedua belah pihak dengan iktikad baik, dibuat secara sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun serta dapat dipertanggungjawabkan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, November 2016 Pihak pertama Pihak kedua

JW BA

Saksi-saksi

1. GS penyidik pembantu 2. RS penyidik pembantu

(16)
(17)
(18)

Referensi

Dokumen terkait

Fartlek adalah suatu sistem latihan daya tahan yang maksudnya adalah untuk membangun, mengembalikan atau memelihara kondisi tubuh seseorang. Fartlek sebaiknya dilakukan di

Fenomena perkembangan bisnis Jogja Scrummy yang begitu cepat membuat peneliti tertarik untuk mendalami apakah celebrity endorser menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan

Tujuan umum: Menjelaskan asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien dengan gangguan pola nafas pada pasien Congestive Heart Failure (CHF) di ICCU Rumah

Adanya pramuniaga diharapkan akan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian impulsif (impulse buying) sehingga dapat meningkatkan penjualan. Pramuniaga tersebut

Pemilihan lokasi pada perencanaan fungsi bangunan ini dipilih pada wilayah pertokoan (perdagangan dan jasa), dekat dengan wilayah permukiman dan wilayah dengan

According to the result and discussion, some conclusion can be drawn with respect to the ob- jectives as following: 1) Nitrate concentration in the groundwater of the study area

Hasil data ini menunjukkan video pembelajaran yang dikembangkan sudah tergolong sangat valid dan praktis sehingga diperoleh kesimpulan bahwa video pembelajaran

Apabila diamati dari rata-rata capaian untuk setiap dimensi, baik profesionalisme maupun pelayanan publik, maka dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa untuk