• Tidak ada hasil yang ditemukan

Referensi Teknis Seputar E-learning

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Referensi Teknis Seputar E-learning"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Referensi Teknis Seputar E-learning

Disusun oleh Tim eLisa

Pusat Inovasi dan Kajian Akademik (PIKA) UGM

Tentang Handout lni

Handout yang sedang Anda baca ini berusaha memberikan sejumlah gambaran praktis bagi dosen yang berminat mengembangkan e-learning untuk kuliahnya. Topik yang dicakup dalam handout ini meliputi:

• Penggunaan LMS untuk mengelola pembelajaran,

• Pengembangan multimedia,

Penyelenggaraan video conference,

• Perekaman kuliah, dan

• Penyusunan RPKPS untuk elearning

Handout ini memberikan referensi teknis terkait kelima topik di atas. Anda dapat menggunakan handout ini sebagai panduan memulai kegiatan-kegiatan terkait topik tersebut. Meskipun demikian, tips-tips teknis berupa contoh dan template yang ada dalam handout ini bukan referensi baku. Anda bisa saja menggunakan referensi lain ataupun melakukan improvisasi.

Mengapa elearning?

Berbagai orang memilih e-learning dengan berbagai alasan. Mengidentifikasi tujuan Anda dengan tepat

(2)

1. Waktu/Kesempatan

Beberapa paket e-learning, dapat digunakan tak sewaktu (asynchronous). 'Tak sewaktu' berarti dosen - mahasiswa atau mahasiswa - mahasiswa tidak harus berada pada titik waktu yang sama untuk saling belajar. Misalnya, dosen dapat saja mengunggah aktivitas pembelajaran pada sore hari dan mahasiswa mengaksesnya pada pagi hari berikutnya.

2. Jarak

Dengan adanya elearning, tatap muka dapat dilakukan tidak harus dalam satu ruangan kelas seperti misalnya video conference; dosen bisa saja ada di kantor dan mahasiswa di rumah masing-masing atau warnet. Keunggulan elearning adalah menghubungkan subyek pembelajaran yang tak seruang'.

3. Ruang

Rasio dosen: mahasiswa yang tinggi-katakanlah 1 : 180-membuat proses transfer pembelajaran kurang efektif-dibanding rasio 1 : 8. Dengan sifatnya yang dapat digunakan tak sewaktu dan tak seruang, elearning mampu menjangkau rasio dosen - mahasiswa yang tinggi dengan memberikan alternatif pembelajaran mandiri untuk mahasiswa.

4. Repositori

Elearning terselenggara dalam dunia digital di mana semua data dapat disimpan, ditata dan didistribusikan untuk berbagai keperluan dengan lebih mudah, salah satunya: evaluasi. Elearning memungkinkan adanya repositori digital kegiatan belajar-diskusi, kuis, dan tugas yang dapat membantu dosen melakukan penilaian otentik (authentic assessment).

5. Gaya Belajar

Pemanfaatan berbagai jenis obyek belajar seperti teks, video, suara, gambar, multimedia interaktif, dan diskusi online memfasilitasi keberagaman gaya belajar mahasiswa. Ketersediaan sumber belajar yang beragam menjadikan proses pembelajaran mahasiswa lebih optimal.

Dengan berbagai latar belakang mengapa elearning digunakan, setidaknya ada empat jenis praktik e- learning yang berkembang: 1) elearning yang digunakan sebagai sarana transfer/distribusi materi kepada mahasiswa, 2) elearning yang digunakan sebagai sarana berdiskusi dengan mahasiswa, 3) elearning yang digunakan sebagai alat bantu penilaian dengan kuis & tugas online, 4) kombinasi sebagian atau semua poin yang telah disebutkan.

Enrichment & Engagement

(3)

Bagaimanapun, ada hal-hal yang tidak mampu diatasi sepenuhnya oleh elearning, seperti misalnya elearning sangat bergantung pada budaya belajar mandiri mahasiswa. Video conference yang tidak dirancang dengan tepat, misalnya, akan sangat mudah membuat mahasiswa tidak memiliki atensi terhadap materi pembelajaran yang disampaikan sehingga berujung pada mahasiswa tidak mendapatkan apa-apa: tidak belajar, lain halnya dengan pertemuan tatap muka dimana dosen lebih mudah melakukan kontrol terhadap atensi mahasiswa. Oleh karena itu, banyak orang yang menempatkan elearning sebagai pengayaan (enrichment) bukan pengganti (substitution) dari pembelajaran tatap muka.

Dalam memanfaatkan elearning sebagai pengayaan, salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan adalah kelekatan (engagement) mahasiswa terhadap pembelajaran. Menurut pengalaman beberapa dosen UGM yang menggunakan e-learning, mahasiswa lebih terbuka berdiskusi dan bertanya online.

Ditengarai, tembok psikologis yang lebih kecil serta kesempatan bertanya yang sangat luang membuka peluang mahasiswa terlibat aktif dalam diskusi. Potensi ini sudah semestinya dioptimalkan dalam membangun kelekatan mahasiswa terhadap pembelajaran.

Melalui handout singkat ini, semoga Anda menemukan tips ataupun cara untuk menyuntikkan pengayaan dalam perkuliahan elearning ataupun metode-metode untuk menciptakan kelekatan mahasiswa dengan pembelajaran dengan elearning.

(4)

Daftar Isi

Tentang Handout Ini 1

Mengapa elearning? 1

Enrichment & Engagement 2

Daftar Isi 4

Menyelenggarakan kuliah online 5

Tahapan kuliah online 5

Mengembangkan Multimedia 6

Alur Pengembangan Multimedia 6

Diagram Alir (Flowchart) 6

Storyboard 7

Skrip 8

Contoh Skrip Video “Inseminasi Buatan Pada Sapi” 9

Skrip untuk Video Dialog 10

Skrip untuk Video Dokumenter 10

Anggaran dan Jadwal 10

Monitoring 10

Menyusun RPKPS Elearning 11

(5)

Menyelenggarakan kuliah online

Dosen menggunakan LMS (Leaming Management System) untuk memfasilitasi proses belajar. Selain berfungsi untuk berbagi bahan kuliah secara online, LMS juga digunakan untuk menyelenggarakan berbagai aktivitas belajar online seperti diskusi, kuis dan tugas.

Tahapan kuliah online

1. Dosen merencanakan pembelajaran dengan membuat RPKPS e-learning yang memetakan 1) tujuan, 2) aktivitas belajar & 3) penilaian

2. Dosen membuat, mengembangkan, dan atau mengumpulkan materi pembelajaran.

3. Dosen menyiapkan platform e-learning dan mengunggah (upload) materi pembelajaran 4. Dosen mengelola platform e-learning dengan:

a. Menyampaikan kontrak pembelajaran kepada mahasiswa di awal perkuliahan

b. Mengelola diskusi, mendorong mahasiswa aktif bertanya dan berdiskusi, memberikan umpan balik kepada mahasiswa berupa komentar,

c. Menyelenggarakan kuis & tugas d. Memberikan penilaian kuis & tugas

(6)

Mengembangan Multimedia

Pengembangan multimedia dimulai dengan gambaran besar mengenai kebutuhan dibuatnya multimedia seperti tentang pertanyaan mengenai aspek apa yang akan dicapai dengan penggunaan multimedia yang akan dikembangkan.

Tantangan pembuatan multimedia adalah dosen harus mentransfer gagasannya ke pengembang yang tidak menguasai bidang ilmu dosen tersebut. Adanya jurang ini dapat membuat proyek multimedia terlambat, hasilnya tidak memuaskan, dan bahkan tidak terselesaikan. Tersedia sejumlah alat untuk mentransfer gagasan dosen ke pengembang multimedia, antara lain flowchart, storyboard, dan skrip.

Alat-alat ini memindahkan gagasan Anda menjadi gambaran tentang apa yang harus dikerjakan oleh pengembang yang awam.

Alur Pengembangan Multimedia

1. Susun rancangan multimedia Anda ke dalam flowchart, storyboard, atau skrip. Semua hal penting harus muncul karena akan menjadi acuan Anda dan pengembang. Cara menyusun dijelaskan di bagian bawah.

2. Tunjukkan rancangan Anda kepada pengembang dan jelaskan serinci mungkin. Dalam tahap ini Anda bisa melengkapi rancangan dengan catatan-catatan selama diskusi dengan perancang.

3. Pengembang akan memberikan estimasi waktu (dan biaya) yang dibutuhkan. Mintalah kepada pengembang untuk menjadwalkan monitoring berkala yang cukup. Jika anggaran dan waktu cukup, Anda dapat memberikan uang muka agar pengembang dapat resmi bekerja.

4. Pada setiap sesi monitoring, cermati hal-hal mendasar yang terlewatkan atau tidak muncul pada multimedia. Manfaatkan sesi ini untuk memberi tahu pengembang bahwa multimedia yang dibuat tidak sesuai dengan konsepnya, bukan untuk mengkritisi hal-hal kecil yang kemungkinan besar memang belum diselesaikan.

5. Di akhir pengembangan, kebutuhan pembelajaran yang ditulis pada saat perancangan harus sudah terpenuhi dalam multimedia tersebut. Pengembang biasanya menawarkan masa

"perawatan" minimal 3 bulan, gunakan masa itu untuk memperbaiki hal-hal kecil yang Anda temukan belakangan.

Diagram Alir (Flowchart)

(7)

Flowchart adalah ringkasan storyboard dan skrip untuk menjelaskan alur interaksi multimedia yang akan Anda buat. Membuat flowchart akan membantu Anda untuk menjelaskan kepada pengembang tentang gambaran besar multimedia yang akan dibuat. Flowchart akan sangat membantu pih'ak pengembang multimedia terutama bila multimedia yang Anda buat memiliki banyak percabangan.

Bila multimedia yang Anda buat relatif sederhana, flowchart yang perlu Anda buat juga sesederhana contoh berikut:

Gambar-1 Contoh flowchart multimedia interaktif

Storyboard

(8)

Storyboard lebih tepat jika digunakan untuk membuat animasi atau video yang banyak melibatkan gerakan khusus. Storyboard berupa gambar-gambar yang menunjukkan segala hal yang terjadi pada multimedia. lni meliputi perubahan pada tata letak obyek, gerakan, suara, hingga interaksi antar obyek.

Storyboard juga dapat menunjukkan tombol-tombol yang dipakai pengguna untuk berinteraksi dengan multimedia.

Sebuah storyboard tidak perlu digambar dengan rinci dan indah, melainkan cukup digambar sederhana namun jelas. Satu halaman stroyboard dibuat untuk sebuah halaman/bagian tampilan multimedia.

Rancangan Multimedia (storyboard)

Sketsa Desain Tayangan: Nama Multimedia: Preparat Sel Tayangan #3 dari 5

Keterangan Elemen Desain Tayangan:

Ukuran Tayangan: 800x600 px Latar belakang: biru muda

1. Tampilan preparat 2. Zoom scroll

3. Keterangan preparat; warna latar putih, teks hitam 4. Scroll utk memilih preparat dengan icon kecil 5. Tutup multimedia

Fungsi tombol/navigasi:

T1. Kembali ke halaman teori bagian-bagian sel T2. Menuju halaman kuis

Deskripsi:

Multimedia mensimulasikan tampilan preparat sel di bawah mikroskop dengan perbesaran 80x,125x,320x, dan 500x untuk 20 jenis preparat. Multimedia dilengkapi dengan keterangan-keterangan yang menjelaskan tampilan preparat.

Catatan Produser:

Berkas gambar-gambar preparat dan deskripsi ada di saya.

Tanggal penyelesaian:

25 Juni 2016

Gambar 2 Contoh Storyboard Multimedia lnteraktif

Contoh storyboard yang lain terlampir pada Lampiran 1: Contoh Storyboard Video Pembelajaran Program Kepaniteraan llmu Konservasi Gigi.

Skrip

Sebuah skrip menceritakan gagasan yang Anda sampaikan melalui dialog, narasi, setting, aksi, dan obyek khusus. Skrip tepat digunakan jika Anda membuat video yang banyak memuat dialog atau gerakan biasa. Skrip lebih mudah dibuat daripada storyboard karena hanya berupa tulisan.

(9)

Sebuah script sederhana berupa tabel yang terdiri dari kolom berikut ini:

• Narasi, berupa teks yang cukup rinci yang akan dibacakan oleh narator.

• Gambar, berupa tindakan, dialog, atau benda yang muncul di layar

• Subtitel, teks pada layar yang memperjelas apa yang terjadi di layar supaya proses yang terjadi pada gambar memiliki makna yang jelas.

Suara, musik atau sound effect yang muncul pada adegan.

Script akan sangat membantu ketika video dikerjakan oleh tim yang tidak memiliki kepakaran seperti dosen, karena script memberi tahu tim Anda apa yang harus direkam (melalui kolom gambar) selama proses produksi. Pada tahap pasca-produksi, script memberi tahu teks apa yang harus dimunculkan (kolom subtitel), apa yang harus dikatakan narator (kolom narasi), dan kapan musik harus muncul dan kapan tidak (suara).

Contoh Skrip Video “Inseminasi Buatan Pada Sapi”

Shot Narasi Gambar Subtitle Suara

1.1

- Title card "lnseminasi buatan

pada sapi" selama 10 detik -

Musik intro

1.2 Pertama-tama inseminator mengambil straw sesuai bibit ternak yang dikehendaki, kemudian dithawing.

Setelah itu straw kita keringkan dengan handuk.

Aktor peraga mengambil straw.

Close-up proses thawing dengan air kran

Close up straw dikeringkan dengan handuk.

Straw bibit ternak dithawing kemudian dikeringkan.

-

1.3 Straw kemudian kita panaskan dengan kedua tangan

Close up

menghangatkan straw dengan tangan.

Hangatkan straw dengan tangan.

-

1.4 Selanjutnya kita akan memasukkan straw ke insemnasi atau insemination gun.

Aktor peraga menunjukkan pipet inseminasi.

Kemudian close-up alat tersebut dari atas ke bawah.

Pipet inseminasi -

1.5 Tarik alat penyemprot sepanjang 12cm.

Close up alat

penyemprot ditarik 12 cm.

Tarik alat penyemprot 12 cm.

-

1.6 Kemudian masukkan Aktor peraga memasukkan Masukkan

(10)

atau insemination gun secara vertikal.

(Pl) secara vertikal. inseminasi secara vertikal.

1.7 Perhatikan bahwa straw dimasukkan dengan posisi penyumbat dari pabrik berada di bawah.

Close up bagian penyumbat di bagian bawah.

Pastikan penyumbat ada di bawah.

-

… … … … …

Tabel 1 Contoh Skrip Video Skrip untuk Video Dialog

Video berupa dialog lebih tepat jika dirancang melalui skrip dialog. Gunakan tabel skrip untuk membantu proses perencanaan yaitu dengan memecah-mecah tiap adegan.

Skrip untuk Video Dokumenter

Sebuah dokumenter bersifat unscripted sehingga penggunaan skrip yang terlalu rinci akan membatasi sudut pandang yang akan Anda temukan di lapangan. Untuk itu skrip dalam pengembangan video dokumenter lebih mendekati shooting/outline script yang secara kasar mendata fenomena sosial dan alam yang akan direkam, serta tokoh-tokoh masyarakat yang ingin diwawancarai.

Anggaran dan Jadwal

Biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan multimedia tergantung pada banyak faktor, seperti banyaknya obyek yang harus dianimasikan, durasi pengambilan gambar. kerumitan obyek yang harus dibuat, dsb.

Beberapa pengembang akan mengajukan anggaran yang terlampau tinggi dan jadwal yang panjang sehingga Anda dapat menegosiasi penurunan biaya atau penambahan item. Namun jika anggaran sudah pas, penurunan biaya atau waktu akan berkonsekuensi mengurangi kompleksitas multimedia.

Monitoring

Sangatlah mungkin hasil multimedia yang dibuat tidak sesuai harapan Anda walaupun sudah ditulis secara rinci. Oleh karena itu monitoring secara berkala akan sangat membantu menemukan ketidaksesuaian sedini mungkin, sehingga lebih mudah dan lebih murah untuk diperbaiki. Tulislah saran dan kritik Anda sebagai acuan pengembang memperbaiki pekerjaannya.

(11)

Menyusun RPKPS Elearning

RPKPS (Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester) e-learning adalah dokumen penting sebagai landasan penyelenggaraan pembelajaran dengan e-learning. Dengan membuat RPKPS e-learning, Anda memiliki gambaran detail mengenai bagaimana pembelajaran Anda akan diselenggarakan. RPKPS e-learning memuat 4 bagian pokok dan 1 bagian tambahan:

1. Program Pembelajaran

2. Rencana Kegiatan Pembelajaran Semester 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Per Sesi 4. Daftar Objek Belajar

5. Flowchart, Storyboard atau Skrip (jika ada)

Program Pembelajaran

Bagian program pembelajaran memuat:

1. Deskripsi singkat pembelajaran

Bagian ini berupa konteks dan latar belakang mengapa pembelajaran ini perlu dilaksanakan.

Deskripsi ini juga dapat memuat permasalahan apa yang ada yang menyebabkan pembelajaran ini memiliki arti penting.

2. Tujuan umum pembelajaran

Bagian ini berupa deskripsi mengenai tujuan umum yang ingin dicapai dari pembelajaran yang akan diselenggarakan.

3. Hasil pembelajaran (HP) I learning outcomes

Pada bagian ini dirinci hasil pembelajaran yang ingin dicapai. Poin-poin hasil pembelajaran menjadi acuan untuk merancang, memonitor dan mengevaluasi pembelajaran yang ,akan diselenggarakan. Oleh karenanya, rincian hasil pembelajaran adalah rumusan ringkas dan jelas mengenai kompetensi yang dicapai mahasiswa yang setidaknya memuat 3 poin pokok: 1) kata kerja, 2) objek dan 3) ukuran.

Contoh rincian HP:

o menyelesaikan persamaan diferensial orde tunggal; atau,

o mendeskripsikan setidaknya lima bentuk-bentuk hubungan sosial; atau, o mengidentifikasi setidaknya sepuluh penyakit gastrointestinal berdasarkan

informasi gejala penyakitnya; atau

(12)

o menyatakan apresiasi terhadap salah satu pendapat rekan mahasiswa setidaknya sekali dalam sesi pembelajaran dalam satu minggu baik pada waktu tatap muka maupun online.

4. Penilaian pembelajaran

Bagian ini menguraikan metode penilaian yang akan digunakan, persentase penilaian, kisi-kisi penilaian. Bagian ini menjelaskan bagaimana hasil pembelajaran akan diukur. Untuk mendorong mahasiswa juga aktif di elearning, sejumlah dosen menyertakan keaktifan elearning sebagai bagian dart penilaian.

Rencana Kegiatan Pembelajaran Semester

Rincian Rencana Kegiatan Pembelajaran Semester memuat:

1. Tujuan pembelajaran

2. Pokok bahasan dan sub pokok bahasan (jika ada) 3. Waktu pelaksanaan

4. Metode yang digunakan untuk menyampaikan materi

5. Rancangan aktivitas belajar berupa topik diskusi dan metode penilaian.

6. Fasilitator/ penanggung jawab pembelajaran 7. Objek belajar

8. Status kegiatan; Apakah face-to-face, online, video conference atau live talk.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Per Sesi

Rincian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Per Sesi (RP3S) memuat tiga bagian penting

1. Kesinambungan sesi pelaksanaan pembelajaran dengan kegiatan pembelajaran dalam satu semester yang diwakili oleh pernyataan ulang hasil pembelajaran pada bagian ini bersama beberapa detail lain seperti waktu pelaksanaan, fasilitator pembelajaran dan obyek belajar.

2. Runtun aktivitas pembelajaran yang memaparkan apa saja aktivitas yang akan dilakukan baik oleh dosen dan mahasiswa dalam alokasi waktu tertentu. Runtun aktivitas ini juga memuat penjelasan di titik waktu mana kegiatan penilaian (formative assessment) dilaksanakan untuk melihat sejauh mana capaian kompetensi mahasiswa pada sesi ybs.

3. Deskripsi materi pembelajaran yang memuat detail materi pembelajaran

Rincian RP3S dapat juga disebut rundown Selain berfungsi mendokumentasikan rencana pelaksanaan, rundown akan berguna untuk mengkomunikasikan pelaksanaan pembelajaran kepada pihak lain yang terkait semisal saat melakukan perekaman kuliah atau teleconference. Template program pembelajaran, rencana kegiatan pembelajaran semester, rencana pelaksanaan pembelajaran per sesi dan daftar objek belajar terlampir.

Gambar

Gambar 2 Contoh Storyboard Multimedia lnteraktif
Tabel 1 Contoh Skrip Video Skrip untuk Video Dialog

Referensi

Dokumen terkait

Pemerintah Kota Padangsidimpuan yang memulai program sanitasi pada tahun 2014 dan telah mengalokasikan anggaran sebesar 2% dari Dana Alokasi Umum (DAU) yang

Setelah dilakukan wawancara langsung kepada pemilik perusahaan dan staff perusahaan, lalu disesuaikan dengan wawancara pelanggan perusahaan, penulis mencoba memetakan

Solusi dari permasalahan banjir dan genangan adalah pelebaran saluran agar bias menampung debit rencana, untuk mengurangi sampah dapat dibuat saringan sampah dan

Berdasarkan observasi, wawancara, dan dokumentasi oleh penulis mengenai Langkah-langkah Manajemen strategik LP Ma‟arif NU Kabupaten Kudus dalam pengembangan SDM

Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat pengaruh beban ini terhadap rangka. Untuk diagram berwarna merah menunjukkan bahwa batang tersebut adalah batang tekan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Bupati tentang Pembentukan Panitia Pelaksana, Tim Wasit/Juri Pekan Olah

Dalam RTRW Kabupaten Batang, alokasi kawasan pertanian lahan basah berada menyebar di hampir seluruh wilayah kabupaten pada masing-masing kecamatan (kecuali

Yusdani, M.Ag., Selaku Sekretaris Program Pascasarjana Magister Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, terima kasih telah memberikan arahan,