Ingan Tarigan dkk.
HI BA H LAPORAN TEKNIS PENELITIAN DIPA TAHUN 2020
TAHAP I SITUATION ANALYSIS OF THE CURRENT MINIMAL
SERVICE STANDARDS STATUS IN PUSKESMAS
1
DAFTAR ISI
1. Latar Belakang ... 2
1.1. Tujuan ... 3
1.2. Manfaat ... 4
2. Kerangka Konsep ... 5
3. Metodologi ... 5
3.1. Disain Studi: Studi Cross sectional ... 5
3.2. Jenis Penelitian: Operasional riset ... 5
3.3. Pemilihan Lokasi Penelitian ... 5
3.4. Pengembangan Kuesioner ... 6
3.5. Wawancara dengan Stakeholder ... 7
3.6. Ujicoba Kuesioner ... 7
3.7. Manajemen & Analisis Data... 9
3.8. Indikator dan Output ... 9
4. Pertimbangan Izin Etik Penelitian ... 9
5. Tim Penelitian ... 10
6. Jadwal Kegiatan Tahap 1 ... 13
7. Biaya Kegiatan ... 14
8. Hasil Kegiatan Penelitian ... 14
9. References ... 17
Lampiran 1. Naskah Penjelasan Setelah Persetujuan ... 19
Lampiran 2. Kuesioner Indepth Interview Kepala Puskesmas ... 23
Lampiran 3. Kuesioner Indepth Interview Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ... 28
Lampiran 4. Kuesioner Indepth Interview Kepala Bappeda Kabupaten/Kota ... 32
Lampiran 5. Kuesioner Indepth Interview Kepala Dinas Kesehatan Provinsi ... 36
Lampiran 6. Kuesioner FGD Petugas Pelaksana SPM di Puskesmas ... 40
Lampiran 7. Kuesioner FGD Pemegang Program Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ... 45
Lampiran 8. Kuesioner Data Kuantitatif ... 50
2
1. Latar Belakang
Sampai saat ini puskesmas adalah fasilitas kesehatan terdepan dan merupakan ujung tombak penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar pada level masyarakat.
1Selain itu puskesmas juga sebagai unit pelayanan kesehatan yang paling strategis, karena: 1) Output kegiatan berkaitan dengan indikator prioritas, yaitu Standar Pelayanan Minimal (SPM), PIS- PK, dan SDG’s; 2) Instrumen pemerataan pelayanan kesehatan untuk semua penduduk; 3) Instrumen untuk mengurangi disparitas antar wilayah; dan 4) Berperan mengurangi eskalasi biaya kesehatan. Namun sejak desentralisasi dan juga era JKN, hasil kinerja puskesmas cenderung mengedepankan upaya kuratif dibandingkan dengan upaya promotif dan preventif.
1Fungsi puskesmas tereduksi oleh layanan kuratif, sehingga program-program yang berbasis masyarakat, seperti promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, dan posyandu sering terabaikan. Hal ini dapat kita lihat dari output atau dampak kinerja puskesmas, seperti Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, kasus penyakit menular, penyakit tidak menular, dan penggunaan alat kontrasepsi.
1Kondisi ini semakin rumit, dengan terjadinya pandemi corona virus-19 yang berdampak ke semua aspek kehidupan. Program-program pelayanan kesehatan baik di fasilitas kesehatan maupun di masyarakat terhambat, seperti imunisasi, pelayanan ibu hamil/melahirkan/nifas, pelayanan KB, pelayanan penyakit menular dan juga pelayanan tidak menular.
Dalam pelayanan puskesmas, yang sering menjadi masalah adalah kualitas pelayanan, akses, geografis dan sumber daya. Hambatan dalam sumber daya antara lain ketersediaan dan kompetensi tenaga kesehatan, dan juga ketersediaan obat dan alat kesehatan, khususnya di daerah DTPK, keterbatasan puskesmas/Dinkes menyusun RKO & mengaplikasikan e- catalog, dan masalah jaringan internet. Untuk itu, perlu strategi penguatan pelayanan kesehatan dasar di puskesmas seperti memperkuat kelembagaan, memperkuat SDM puskesmas, pengelolaan logistik obat dan alat kesehatan, efektivitas pembiayaan, peningkatan manajemen dan mutu pelayanan puskesmas, serta kebijakan afirmasi bagi puskesmas di DTPK.
1Salah satu upaya untuk memperkuat puskesmas dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat adalah Standar Pelayanan Minimal (SPM), dimana berdasarkan UU No
23/2014,
2PP No 2/2018,
3dan Permendagri No 100/2018,
4dijelaskan bahwa Pemerintah
Daerah (PEMDA) bertanggungjawab dalam pelaksanaan SPM. Kemudian secara teknis,
3
berdasarkan Permenkes No 4/2019,
5dikeluarkan tentang “Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan”. Permenkes No 4 tahun 2019 terdiri dari dua jenis layanan dan mutu yaitu level provinsi dan level kabupaten/kota.
5Mutu pelayanan setiap jenis pelayanan dasar pada SPM bidang kesehatan ditetapkan dalam standar teknis antara lain: 1) Standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; 2) Standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia kesehatan; dan 3) Petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar.
5Dalam pengumpulan data, perlu dikaji juga apakah dapat didukung dengan Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga (PIS-PK), dimana salah satu kegiatannya adalah kunjungan rumah dan pencatatan data masalah kesehatan esensial.
Masalah lain terkait kinerja layanan kesehatan primer adalah masalah tata kelola dan akuntabilitas, kapasitas pemberian layanan dan adanya variasi besar dalam kapasitas daerah dan kinerja pemerintah daerah dalam memberikan layanan kesehatan, khususnya pada level layanan primer.
Puskesmas sebagai unit pelayanan yang strategis, yang salah satu output kegiatannya adalah indikator prioritas, yaitu SPM kesehatan. Dalam perencanaan dan implementasi SPM Kesehatan, masih banyak terjadi permasalahan antara lain: pengumpulan data, perhitungan kebutuhan pelayanan, ketersediaan sumber daya, pendanaan dan prioritas pimpinan daerah.
Permasalahan lain adalah kualitas pelayanan di fasilitas kesehatan, dimana tenaga kesehatan berhati-hati dalam memberikan pelayanan dengan menjaga protokol kesehatan. Hal ini dapat berdampak kepada masyarakat menjadi tidak maksimal mendapatkan pelayanan kesehatan.
Penelitian ini sangat urgent dilakukan, karena untuk mengetahui permasalahan pelaksanaan SPM Kesehatan di lapangan. Terkait kendala dan tantangan puskesmas saat ini, maka perlu dilakukan penelitian penguatan pelayanan kesehatan primer berdasarkan program SPM Kesehatan.
1.1. Tujuan Tahap 1
Tujuan Umum
4
Melakukan analisis situasi pelaksanaan SPM berdasarkan indikator SPM dengan menggunakan data yang ada (data sekunder) dan mengembangkan instrumen evaluasi untuk memandu penilaian pelaksanaan SPM tahap kedua.
Tujuan Khusus
1. Menganalisis pedoman teknis SPM untuk mencapai target SPM
2. Menganalisis standar SPM terkait indikator SPM dalam jumlah dan kualitas sarana/prasarana
3. Menganalisis standar terkait indikator SPM dalam jumlah dan kualitas sumber daya manusia
4. Pengembangan dan uji coba instrumen evaluasi pelaksanaan SPM di tingkat provinsi dan kabupaten / kota
5. Pengembangan kapasitas dan pengarahan teknis (tim peneliti)
1.2. Manfaat
a. Sebagai masukan kepada stakeholder yang terkait (Kemenkes, Kemendagri, Pemda, Dinkes Provinsi dan Kabupaten) untuk memecahkan masalah/kendala di lapangan dalam persiapan dan implementasi SPM dalam rangka penguatan pelayanan kesehatan dasar di puskesmas
b. Sebagai masukan bagi program strategi penguatan pelayanan kesehatan primer untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan dapat di akses oleh masyarakat.
5
2. Kerangka Konsep
Semua tujuan akan dikembangkan dengan kerangka konseptual, metode, dan pendekatan yang sesuai kebutuhan.
Tim peneliti akan melakukan penilaian secara kolaboratif dengan masukan dari para ahli sesuai bidangnya.
Data kuantitatif dan kualitatif primer akan dikumpulkan dan melakukan analisis data sekunder dengan sumber data yang tersedia.
3. Metodologi
3.1. Disain Studi: Studi Cross sectional 3.2. Jenis Penelitian: Operasional riset
Jenis penelitian operasional riset, dengan tujuan memberikan solusi terhadap permasalahan operasional dalam pelaksanaan SPM di level puskesmas, kabupaten/Kota dan Provinsi.
Diharapkan hasil dari riset ini dapat dipergunakan untuk membantu memecahkan masalah SPM Kesehatan dengan tetap menggunakan metode ilmiah.
3.3. Pemilihan Lokasi Penelitian
• Populasi adalah semua puskesmas yang ada di Indonesia
6
• Pemilihan lokasi dilakukan secara purposif, dengan pertimbangan: 1) memilih provinsi secara purposif dimana beberapa kabupaten/kota dalam provisi tersebut telah memasukkan perencanaan pembiayaan SPM (sumber data dari P2JK), 2) memilih satu kabupaten dan satu kota, 3) mengidentifikasi puskesmas BLUD dan non BLUD) dan juga puskesmas Rawat Inap dan Rawat Jalan
• Dari kriteria tersebut, provinsi yang terpilih adalah provinsi Sumatera Selatan (kota Palembang, kabupaten Musibanyuasin), Jawa Barat (kota Bandung, kabupaten Cirebon), Kalimantan Selatan (kota Banjarmasin, kabupaten Banjar), dan Sulawesi Selatan (kota Makassar, kabupaten Maros).
3.4. Pengembangan Kuesioner
Ada dua jenis pengumpulan data yang akan dikembangkan, yaitu pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif.
a. Data kuantitatif dikumpulkan terbagi 2:
• Kuesioner terstruktur, yang akan di kumpulkan di puskesmas dan juga Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pertanyaan yang dikembangkan terkait dengan standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia (SDM) Kesehatan; dan petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar
• Kuesioner kepuasaan pelanggan, yang ditanyakan kepada pasien yang berkunjung ke puskesmas.
b. Data kualitatif dikumpulkan dengan melakukan wawancara mendalam dan Focus Group Discussion (FGD), yang akan di kumpulkan di puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Bappeda Kabupaten/Kota, dan Dinas Kesehatan Provinsi.
Pengembangan kuesioner wawancara mendalam ditujukan kepada: Kepala Puskesmas, Kepala Dinkes Kabupaten/Kota, Kepala Bappeda Kabupaten/Kota, dan Kepala Dinkes Provinsi.
Pengembangan kuesioner/pandauan FGD ditujukan ke pelaksana program SPM di puskesmas, pemegang program SPM di Dinkes Kabupaten/Kota.
Kuesioner wawancara mendalam, FGD, dan kepuasan pelanggan puskesmas akan
dipersiapkan kelengkapan lembar penjelasan sebelum persetujuan (PSP).
7
3.5. Wawancara dengan Stakeholder
Informasi dari stakeholders akan diperoleh berdasarkan wawancara mendalam atau presentasi dari Direktorat Pelayanan Kesehatan Dasar, Direktorat Kesehatan Keluarga, P2JK, Pusat Data dan Informasi (Pusdatin), Direktorat Penyakit Tidak Menular, Direktorat Penyakit Menular, Kemendagri, Pusat Determinan Kesehatan, dan Pusat Krisis Kesehatan.
Informasi yang diperoleh membantu peneliti untuk lebih memahami tentang perencanaan dan pelaksanaan SPM di lapangan, dan juga dalam pengembangan kuesioner.
3.6. Ujicoba Kuesioner
Ujicoba kuesioner akan dilaksanakan di provinsi Banten, yaitu kota Serang dan kabupaten Tangerang. Kemudian dipilih satu kabupaten/kota yang pelaksanaan SPM Kesehatan sudah berjalan dengan baik. Kota yang terpilih adalah kota Depok (masukan dari program dan kemendagri).
Pelaksanaan ujicoba kuesioner penting dilakukan untuk mendapatkan gambaran situasi lapangan dan juga menguji kuesioner yang telah dikembangkan, sehingga membantu peneliti dalam mempersiapkan penelitian tahap kedua, yaitu evaluasi pelaksanaan SPM Kesehatan di puskesmas, Kabupaten/Kota, dan Provinsi.
Ujicoba dilakukan dengan tidak mengganggu atau menghambat upaya penanganan kondisi kedaruratan kesehatan.
Sebelum melakukan ujicoba, peneliti yang akan turun ke lapangan, sudah mengantongi surat keterangan bebas covid-19 yang dibuktikan dengan hasil negatif hasil negatif hasil PCR atau hasil negatif pada rapid test antigen.
Pelaksanaan ujicoba dan akan dilaksanakan dengan tahap sebagai berikut:
a. Pengurusan izin daerah
b. Penjelasan kepada peneliti terkait pedoman protokol kesehatan dan mekanisme ujicoba dan pengumpulan data ke lapangan, komunikasi dan koordinasi dengan daerah
c. Peneliti membuat perencanaan dan persiapan pertemuan dengan responden atau informan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan
d. Pelaksanaan ujicoba dilakukan dengan melakukan beberapa alternatif.
8
• Pengumpulan data kuantitatif, diupayakan langsung ke lapangan untuk menjaga validitas, dengan tetap menjaga dan mengikuti protokol kesehatan.
Hal ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi pandemi saat ini.
Namun jika tidak memungkinkan karena situasi lapangan, maka akan dikumpulkan secara daring, dengan memberikan terlebih dahulu kuesioner kuantitatif kepada informan Puskesmas dan Dinkes Kabupaten/Kota, serta menjelaskan kuesioner tersebut. Kemudian dilakukan pertemuan daring untuk klarifikasi dari data-data yang diperoleh.
• Pengumpulan data kuesioner wawancara mendalam diupayakan secara langsung untuk menjaga validitas, dengan tetap menjaga dan mengikuti protokol kesehatan. Diupayakan wawancara di tempat terbuka atau ruangan dengan ventilasi yang baik, dengan menjaga jarak dan menerapkan protokol kesehatan.
Namun jika tidak memungkinkan karena situasi pandemi, maka akan dilakukan wawancara secara daring, dengan melakukan koordinasi dengan instansi terkait (Puskesmas, Dinkes Kabupaten/Kota, Bappeda, dan Dinkes Provinsi).
Untuk mempermudah koordinasi dan mendapatkan hasil yang maksimal, diupayakan wawancara di wilayah penelitian. Peneliti datang ke wilayah penelitian, namun tidak melakukan wawancara tatap muka.
Pengumpulan data kuesioner/panduan FGD diupayakan secara langsung untuk menjaga validitas, dengan tetap menjaga dan mengikuti protokol kesehatan.
Diupayakan diskusi di tempat terbuka atau ruangan dengan ventilasi yang baik, dengan menjaga jarak dan menerapkan protokol kesehatan.
Namun jika tidak memungkin karena situasi pandemi, maka akan dilakukan wawancara secara daring, dengan melakukan koordinasi dengan instansi terkait (Puskesmas, Dinkes Kabupaten/Kota). Untuk mempermudah koordinasi dan mendapatkan hasil yang maksimal, diupayakan FGD secara daring di wilayah penelitian. Peneliti datang ke wilayah penelitian, namun tidak melakukan FGD tatap muka.
• Kepuasan pelanggan puskesmas. Diupayakan kuesioner dalam bentuk digital.
Ujicoba dilakukan di puskesmas. Pasien yang selesai mendapatkan pelayanan,
diwawancara dengan tetap menjaga dan mengikuti protokol kesehatan.
9
Responden diberikan masker dan hand sanitizer sebelum wawancara. Namun jika situasi lapangan tidak memungkinkan, peneliti berkoordinasi dengan petugas puskesmas, agar mencatat dan memberikan nomor telepon calon responden ke peneliti. Kemudian peneliti menelepon responden dan melakukan wawancara menanyakan pengalaman responden pada saat mendapatkan pelayanan di puskesmas. Untuk menjaga validitas, wawancara dilakukan pada hari responden mendapatkan pelayanan. Pemilihan sampel dilakukan secara acak, dengan target maksimum 30 pasien selama 5 hari kerja
• Untuk menjaga kualitas, pada saat ujicoba, peneliti akan mencoba pengumpulan data secara daring dan offline, untuk melihat validitas hasil pengumpulan data.
3.7. Manajemen & Analisis Data
• Data sekunder yang di analisis adalah data Rifaskes 2019 dan Riskesdas 2018.
Peneliti melalui institusi mengajukan permohonan permintaan data ke bagian program dan informasi, sekretariat Badan Litbangkes. Kemudian data akan dianalisis menggunakan SPSS dan perangkat lain untuk menilai status SPM saat ini di Puskesmas, kabupaten / kota, dan provinsi
• Analisis data primer dan sekunder akan dianalisis menggunakan SPSS dan perangkat lain untuk menjawab evaluasi pelaksanaan SPM di Puskesmas, kabupaten / kota, dan provinsi.
• Data kualitatif hasil akan dilakukan analisis triangulasi.
3.8. Indikator dan Output
• Laporan hasil analisis data sekunder
• Kuesioner final untuk tahap kedua: Evaluasi SPM Kesehatan
4. Pertimbangan Izin Etik Penelitian
Izin etik penelitian akan dimintakan pertimbangan etik (ethical clearance) ke Komisi Etik
Penelitian Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kemenkes RI.
10
5. Tim Penelitian
Penyelenggaraan kegiatan akan dikoordinasikan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan - Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; Jalan Percetakan Negara 29, Jakarta 10560.
a. Penanggungjawab Kegiatan : Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan b. Tim Pengarah : dr. Karyana, M.Kes
: dr. Tetra, M.Giz
c. Konsultan : Dr. Soewarta Kosen, MPH, Dr.PH
No Nama Tim Keahlian Uraian Tugas Kedudukan/
Institusi 1 Dr. Ingan Tarigan,
SKM, M.Epid
Doktor, Epidemiologi, kesmas, yankes, pembiayaan
Bertanggungjawab dalam menyusun protokol, menyusun instrumen, persiapan lapangan, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyusun laporan dan kelancaran keseluruhan pelaksanaan penelitian dan pelaporan kegiatan
Ketua
Pelaksana/Puslitbang Sumber Daya &
Pelayanan Kesehatan
2 Dr. drg. Tati Suryati, MARS
Doktor, Administrasi RS, kesmas, yankes, pembiayaan
Membantu Ketua Pelaksana menyusun protokol, menyusun instrumen,
mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyusun laporan
Peneliti/ Puslitbang Sumber Daya &
Pelayanan Kesehatan
3 Dr. Endang Indriasih, SKM, M.Si
Doktor, bidang kesmas, GIS dan yankes, pembiayaan
Membantu Ketua Pelaksana menyusun protokol, menyusun instrumen,
mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyusun laporan
Peneliti/ Puslitbang Sumber Daya &
Pelayanan Kesehatan
4 Anni Yulianti, SKM, MKM
Magister, bidang kesmas, yankes, pembiayaan
Membantu Ketua Pelaksana menyusun protokol, menyusun instrumen,
mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyusun laporan
Peneliti/ Puslitbang Sumber Daya &
Pelayanan Kesehatan
5 dr. Yenni, M.Epid Bidang kesmas, klinis, yankes
Membantu Ketua Pelaksana menyusun instrumen, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyusun laporan
Peneliti/ Puslitbang Sumber Daya &
Pelayanan Kesehatan
6 dr. Delima, M.Kes Bidang kesmas, klinis, yankes
Membantu Ketua Pelaksana menyusun instrumen, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyusun laporan
Peneliti/ Puslitbang Sumber Daya &
Pelayanan Kesehatan
7 Drg. Made Ayu Lely Suratri, M.Kes
Drg, bidang kesmas dan yankes
Membantu Ketua Pelaksana menyusun instrumen, mengumpulkan data,
Peneliti/ Puslitbang Sumber Daya &
Pelayanan Kesehatan
11 menganalisis data, dan menyusun
laporan 8 Drg. Lely Andayasari,
M.Kes
Drg, bidang kesmas dan yankes
Membantu Ketua Pelaksana menyusun instrumen, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyusun laporan
Peneliti/ Puslitbang Sumber Daya &
Pelayanan Kesehatan
9 dr. Eva Sulistiowati, M.Biomed
Dokter, bidang biomedis, yankes, kesmas
Membantu Ketua Pelaksana menyusun instrumen, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyusun laporan
Peneliti/ Puslitbang Sumber Daya &
Pelayanan Kesehatan 10 dr. Aprildyah Bidang kesmas, klinis,
yankes
Membantu Ketua Pelaksana menyusun instrumen, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyusun laporan
Peneliti/ Puslitbang Sumber Daya &
Pelayanan Kesehatan
11 dr. Danny Fajar Mogsa
Bidang kesmas, klinis, yankes
Membantu Ketua Pelaksana menyusun instrumen, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyusun laporan
Peneliti/ Puslitbang Sumber Daya &
Pelayanan Kesehatan
12 Nurfi, M.Giz Bidang kesmas, gizi, yankes
Membantu Ketua Pelaksana menyusun instrumen, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyusun laporan
Peneliti/ Puslitbang Sumber Daya &
Pelayanan Kesehatan
13 Dra. Selma Siahaan, Apt, MHA
Bidang farmasi, manajemen, yankes
Membantu Ketua Pelaksana menyusun protokol, menyusun instrumen,
mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyusun laporan
Peneliti/Puslitbang Humaniora &
Manajemen Kesehatan 14 Tin Afifah, M.Kes Bidang kesmas, Ibu dan
Anak, yankes
Membantu Ketua Pelaksana menyusun instrumen, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyusun laporan
Peneliti/Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat
15 Djunaedi, SKM Statistisi Membantu Ketua Pelaksana proses penyiapan data set dan dukungan hardware untuk analisis data
Statistisi/Sekretariat Litbangkes
16 Olwin, M.Kes Statistisi Membantu Ketua Pelaksana proses penyiapan data set dan dukungan hardware untuk analisis data
Statistisi/Sekretariat Litbangkes
17 Arfina, Ners, MPH Bidang kesmas, yankes Membantu Ketua Pelaksana menyusun instrumen, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyusun laporan
Analisis Kebijakan/
Puslitbang Sumber Daya & Pelayanan Kesehatan 18 Vebby Amelia, SKM,
MKM
Bidang kesmas, statistik Membantu Ketua Pelaksana menyusun instrumen, mengumpulkan data, mengolah data dan menganalisis data
Pembantu Peneliti/Non PNS
12 19 Sudung Septiyani
Debora, S.SiT, MKM
Bidang kesmas, yankes Membantu Ketua Pelaksana menyusun instrumen, mengumpulkan data, mengolah data dan menganalisis data
Pembantu Peneliti/Non PNS
20 Inrika Rainisa, SKM Bidang Epidemiologi, kesmas
Membantu Ketua Pelaksana menyusun instrumen, mengumpulkan data, mengolah data dan menganalisis data
Pembantu Peneliti/Non PNS
21 Frita Dyah Prawitasari, SE, S.Kom
Manajemen komputer Membantu Ketua Pelaksana proses penyiapan data set, mengolah data dan dukungan hardware untuk analisis data
Pembantu Peneliti/Non PNS
Administrative officer:
1. Asri Guswati Pertiwi, S.Kom
2. Nur Siringo
13
6. Jadwal Kegiatan Tahap 1
No Activities 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Rapat tim
2 Finalisasi protokol penelitian, jadwal, dan rencana tindak lanjut.
3 RTD dengan pakar dan program untuk penyempurnaan protokol & kuesioner
4 Pertemuan dengan pakar dan program dalam analisis sekunder
5 Pengembangan Kuesioner 6 Analisis Data Sekunder
7 Pelatihan tim Peneliti & Ujicoba Kuesioner
8 Perbaikan Kuesioner
9 Pengembangan kapasitas dan
pengarahan teknis untuk tim 10 Pembuatan Laporan Tahap 1
14
7. Biaya Kegiatan
Biaya kegiatan menggunakan pembiayaan dari WHO Bienium 2020-2021 sebesar USD $ 75.000,-. RAB terlampir (Tahap 1: $
25,282; Tahap II: $ 50,000).8. Hasil Kegiatan Penelitian
Kegiatan penelitian tahap pertama di mulai dari bulan Oktober s/d Desember 2020.
Sebelum kegiatan dilaksanakan, bulan 25 September 2020 tanda tangan kontrak (DFC) antara Pusat Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan dan WHO. Untuk tahap pertama, kontrak berakhir pada tg 15 Maret 2021.
Kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain:
1. Melakukan rapat dan koordinasi dengan tim peneliti. Tahap awal dilakukan perkenalan, kemudian menjelaskan draft protocol penelitian, terkait dengan peraturan dan juknis dari SPM kesehatan. Ada 12 SPM kesehatan di kabupaten/kota dan 2 SPM kesehatan di provinsi.
2. Pengembangan protokol
Dalam pengembangan protokol, peneliti mengundang berbagai sumber yang terkait dengan SPM kesehatan (Kemendagri dan Kemenkes). Beberapa informasi yang diperoleh adalah:
• Belum semua puskesmas melaksanakan SPM dengan maksimal
• Masih banyak kendala yang dihadapi puskesmas dan kabupaten/kota dalam melaksanakan SPM kesehatan di lapangan
• Pemahaman user terkait pedoman dan petunjuk teknis SPM kesehatan belum sama, dan berdampak kepada pelaksanaan SPM di lapangan. Acuan pelaksanaan SPM kesehatan adalah Permenkes No 4 tahun 2019
• Ada tiga point besar yang akan dibahas dalam implementasi SPM kesehatan, yaitu: sarana dana prasarana yang dibutuhkan dalam implementasi SPM, Sumber Daya Manusia (tenaga pelaksana SPM), dan juga petunjuk teknis dan tata cara pemenuhan standar SPM
• Mengidentifikasi puskesmas atau kabupaten/kota mana saja yang sudah
melaksanakan SPM dan berhasil. Dari informasi yang diperoleh, ternyata yang
membuat perencaan SPM di kabupaten/kota masih sangat rendah, sekitar
15
20% kabupaten/kota yang sudah membuat perencanaan SPM sesuai konsep dan metode yang ditetapkan. Dari permasalahan tersebut, peneliti mengidentifikasi hal-hal yang akan dikaji lebih dalam dan dimasukkan dalam protokol penelitian. Hasil diskusi dari berbagai narasumber, protokol penelitian dapat di finalisasi
• Dalam hal pembiayaan SPM oleh daerah, SPM harus dimasukkan dalam perencanaan daerah. Jika tidak ada perencanaan daerah, maka pembiayaan pelaksanaan SPM sulit diperoleh
• Dalam pengembangan protokol penelitian, peneliti juga merencanakan analisis data sekunder terkait variabel-variabel yang ada dalam petunjuk teknis SPM kesehatan. Diharapkan dari hasil analisis ini, bisa mendapatkan gambaran secara keseluruhan kesiapan puskesmas dalam memberikan pelayanan SPM di puskesmas
3. Pengembangan kuesioner
Dalam pengembangan kuesioner, peneliti mengundang program yang terkait dan membahas masing-masing SPM:
• Perencanaan Pembiayaan SPM Kesehatan berdasarkan standar teknis (jumlah dan kualitas barang/jasa dan SDM Kesehatan, dan Petunjuk Teknis atau Tata Cara Pemenuhan Standar) (Narasumber: P2JK)
P2JK mengembangkan aplikasi SISCOBIKE dalam membuat perencanaan SPM kesehatan, namun dalam pelaksanaan di lapangan, belum semua daerah membuat perencanaan dengan menggunakan SISCOBIKE
• Pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, balita, dan usia Pendidikan dasar dengan mengundang beberapa narasumber dari program kesga. Dari paparan narasumber diperoleh informasi permasalahan dan tantangan dalam melaksanakan SPM di lapangan
• Pelayanan kesehatan pada usia produktif, usia lanjut, hipertensi, diabetes
mellitus, dan Orang Dengan Gangguan Jiwa Berat (ODGJ) dengan mengundang
narasumber dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular.
16
• Pelayanan kesehatan Orang Terduga Tuberkulosis dan Orang dengan Risiko Terinfeksi HIV dengan mengundang narasumber dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular.
• Pengembangan kuesioner (Indepth Interview, FGD, dan Kepuasan Pasien Puskesmas), cara menganalisis dan membuat laporan kualitatif (Narasumber:
Dr.drg. Ella Nurlaella Hadi, M.Kes)
• Sistem Informasi terkait SPM, peneliti mengundang narasumber dari Pusdatin dan Kemendagri. Dari hasil pertemuan diketahui bahwa belum semua kabupaten/kota membuat laporan terkait SPM kesehatan.
4. Analisis data sekunder
Analisis data sekunder dilakukan dengan menggunakan data Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) 2019 dan juga Riskesdas 2018. Ada kemungkinan menggunakan sumber data yang lain juga. Peneliti masih menelaah dan mendiskusikannya. Variabel yang dibutuhkan terkait ketersediaan sarana dan prasarana puskesmas, SDM, dan petunjuk teknis dan tata cara pemenuhan standar pelayanan SPM kesehatan. Setelah di indentifikasi variabel yang dibutuhkan, maka selanjutnya dilakukan permohonan permintaan data ke sekretariat Badan Litbangkes. Selanjutnya akan dilakukan analisis mendalam oleh tim peneliti.
5. Peneliti juga menelaah terkait Permenkes No. 4 tahun 2019 tentang petunjuk teknis
SPM kesehatan, sehingga dapat ditemukan permasalahan terkait pelaksanaan SPM
kesehatan di lapangan. Diskusi masih berlanjut, di tahun 2021.
17
9. References
1. Ali P bahjuri, Siahaan renova glorya montesori, Solikha dewi amila, Wikanestri I.
Penguatan Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskemas. Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat. 2018. 125 p.
2. Kementerian Sekretariat Negara RI. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. 2014.
3. Kementerian Sekretariat Negara RI. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal. 2018.
4. Ministry of Home Affairs of Republic of Indonesia. Minister of Home Affairs Decree on Application of Minimun Service Standard. 2018;
5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. 2019.
6. West RL, Kahn K. Providers ’ De nitions of Quality and Barriers to Providing Care : a Qualitative Study in Rural Mpumalanga Province , South Africa. :1–19.
7. Male G, Code F, Under A, Code NR. Annex-4a : Patient satisfaction survey
questionnaire for IPD services Patient satisfaction survey questionnaire for IPD
services. :1–4.
18 PERSETUJUAN ATASAN YANG BERWENANG
JUDUL TAHAP 1
SITUATION ANALYSIS OF THE CURRENT MINIMAL SERVICE STANDARDS STATUS IN PUSKESMAS
Jakarta, 20 Maret 2021
Mengetahui
Ketua Pembina Ilmiah Puslitbang Sumber Daya & Pelayanan Kesehatan
Dr. dr. Harimat Hendarwan, M.Kes Nip. 197004032000031002
Ketua Pelaksana
Dr. Ingan Tarigan, SKM, M.Epid Nip. 196710041993032001
Menyetujui,
Kepala Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan
dr. Muhammad Karyana, M.Kes NIP. 197012061999031001
19
Lampiran 1. Naskah Penjelasan Setelah Persetujuan
NASKAH PENJELASAN SETELAH PERSETUJUAN
Selamat Pagi/Siang/Sore Bapak/Ibu
Kami peneliti dari Pusat Penelitian Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan RI. Saat ini kami sedang melakukan studi “Situation Analysis of the Current Minimal Service Standards Status in Puskesmas & The Evaluation of Minimal Service Standars Implementation in Provincial and District Level”.
Tujuan penelitian ini ada dua tahap, yaitu:
Tahap 1. Melakukan analisis situasi pelaksanaan SPM berdasarkan indikator SPM dengan menggunakan data yang ada (data sekunder) dan mengembangkan instrumen evaluasi untuk memandu penilaian pelaksanaan SPM tahap kedua.
Tahap 2. Mengevaluasi pelaksanaan SPM di Puskesmas, Kabupaten/Kota, dan Provinsi.
Studi ini dilaksanakan dari Oktober 2020 – Desember 2021. Dalam studi ini akan mengumpulkan data di Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan & Bappeda Kabupaten/Kota, dan Puskesmas di empat provinsi yang terletak di provinsi Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.
Pada penelitian ini akan dilakukan indepth interview dengan pejabat (Kepala puskesmas atau yang mewakilinya) dan dapat di dampingi pejabat yang kompeten/sesuai dengan topik yang akan dibahas terkait pengetahuan dan pengalaman dalam pelaksanaan SPM di lapangan. Indepth interview dimaksudkan untuk menggali pengetahuan, pengalaman dan pendapat informan terkait perencanaan, dan pelaksanaan SPM kesehatan, tantangan yang dihadapi dan usulan perbaikan pelayanan dan pelaksanaan SPM di masa yang akan datang. Tim peneliti akan meminta izin mengcopy beberapa dokumen yang terkait dengan tujuan penelitian.
Saya meminta kesediaan Bapak/Ibu sebagai perwakilan institusi untuk di wawancarai. Keseluruhan waktu yang dibutuhkan untuk melengkapi pertanyaan dan data sekunder diselesaikan berdasarkan kesepakatan bersama antara institusi dan pewawancara selama periode pengumpulan data.
Pelaksanaan indepth interview diperkirakan berlangsung sekitar 1.5 sampai 2 jam. Informan dalam penelitian ini akan disesuaikan menurut bagian pertanyaannya sehingga dalam satu institusi mungkin akan dibutuhkan lebih dari satu orang informan.
Keseluruhan proses indepth interview dilakukan melalui tatap muka dengan tetap menjaga protokol kesehatan atau jika tidak memungkinkan karena situasi pandemi maka diskusi dilakukan melalui media audio (online) untuk meminimalkan resiko penularan penyakit pada masa pandemi covid-19.
Selama proses indepth interview, saya akan merekam dan mencatat jawaban Bapak/Ibu, serta meminta copy digital beberapa dokumen yang diizinkan sebagai pelengkap data. Tidak ada jawaban benar atau salah dan tidak ada sanksi apapun atas jawaban yang diberikan. Bapak/Ibu diperkenankan mundur sewaktu-waktu atau berhenti dari kegiatan indepth interview ini, baik karena ada kebutuhan pribadi yang mendesak ataupun ada kepentingan dinas lain. Kita dapat mengatur ulang jadwal berikutnya untuk melanjutkan indepth interview atau mengganti informan lain yang sesuai kompetensinya dengan kebutuhan informasi yang akan digali dalam indepth interview ini.
20 Bapak/Ibu bebas mengemukakan pendapatnya atas pertanyaan yang diberikan berdasarkan fakta dan pengalaman sebenarnya selama bekerja di instansi ini. Tim peneliti menjamin kerahasiaan jawaban informan dan data instansi. Data penelitian ini hanya akan dipergunakan untuk kepentingan ilmiah dan hanya dapat diakses oleh anggota tim peneliti yang berwenang dalam melakukan pengolahan data.
Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi pengembangan kebijakan pelaksanaan SPM di masa mendatang, termasuk melakukan upaya perbaikan dari permasalahan yang dihadapi para pemangku kepentingan terkait. Institusi terpilih yang menjadi sampel penelitian akan mendapat informasi tentang hasil temuan penting dan rekomendasi kebijakan dari penelitian ini. Tim peneliti akan memberikan penggantian pulsa paket data untuk keperluan wawancara kepada setiap informan penelitian ini sesuai standar biaya umum tahun 2021 yang berlaku yaitu Rp. 150,000 per informan.
Bila ada informasi lanjut yang dibutuhkan terkait penelitian ini, kami persilahkan Bapak/Ibu mengajukan beberapa pertanyaan sebelum memulai FGD.
Berikut saya informasikan nama, alamat dan nomor telepon penanggung jawab studi ini jika membutuhkan informasi lanjut.
Dr. Ingan Tarigan, SKM, M.Epid
Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan RI Jl. Percetakan Negara No. 29 Jakarta Pusat Telp. 021-4259860/HP. 081282044400 Email: [email protected]
Bila sudah cukup jelas dan Bapak/Ibu bersedia, sebelum memulai indepth interview saya akan meminta kesediaan Bapak/Ibu mengisi form kesediaan berpartisipasi sebagai informan studi pada halaman berikutnya yang telah kami sediakan dan mohon perkenan tanda tangan dapat langsung dibuat di form atau tautan (jika online) tersebut.
Terimakasih atas partisipasi Bapak/Ibu.
21 FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
Setelah mendapat penjelasan dan diberikan kesempatan bertanya, saya dapat memahami semua penjelasan yang diberikan serta hak dan kewajiban saya sebagai informan yang mewakili institusi. Saya bersedia mengikuti ketentuan pelaksanaan protokol kesehatan dalam proses pengambilan data studi ini baik secara tatap muka atau dilakukan secara daring untuk meminimalkan resiko penularan covid- 19 di masa pandemi.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Menyatakan bersedia berpartisipasi dalam penelitian “Situation Analysis of the Current Minimal Service Standards Status in Puskesmas & The Evaluation of Minimal Service Standars Implementation in Provincial and District Level” dengan menjadi informan/responden dan bersedia memberikan informasi yang benar sesuai pengetahuan dan pengalaman saya.
Saya juga bersedia memberikan data pendukung terkait topik penelitian sesuai persetujuan institusi.
Saya juga bersedia direkam dan dicatat selama indepth interview berlangsung.
Demikian persetujuan ini dibuat dengan sebenarnya, dalam keadaaan sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun.
1 Nama Responden
Jabatan
Lama bertugas (dalam jabatan saat ini)
Nomor Telepon/HP
Tanda Tangan
2 Nama Responden
Jabatan
Lama bertugas (dalam jabatan saat ini)
Nomor Telepon/HP
Tanda Tangan
3 Nama Responden
22 Jabatan
Lama bertugas (dalam jabatan saat ini)
Nomor Telepon/HP
Tanda Tangan
23
Lampiran 2. Kuesioner Indepth Interview Kepala Puskesmas
PUSLITBANG SUMBER DAYA & PELAYANAN KESEHATAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
DEPARTEMEN KESEHATAN R.I.
PANDUAN INDEPTH INTERVIEW KEPALA PUSKESMAS
a. Indepth interview dilaksanakan di lokasi penelitian dengan tetap mengikuti protokol kesehatan. Jika situasi lapangan tidak memungkinkan, maka peneliti melakukan indepth interview secara media audio (online), setelah koordinasi dengan instansi terkait (Dinkes Kabupaten/Kota dan Puskesmas) dan menghubungi kepala puskesmas atau pejabat yang mewakilinya dan memastikan kehadirannya.
b. Agenda
1. Salam pembuka dan perkenalan
2. Peneliti menyampaikan maksud dan tujuan penelitian 3. Peneliti menjelaskan protokol kesehatan
4. Peneliti menjelaskan tentang panduan indepth interview 5. Peneliti menjelaskan persetujuan setelah penjelasan c. Kelengkapan indepth interview:
1. Notulen indepth interview, mencatat dengan rapi dan lengkap seluruh hasil diskusi 2. Kegiatan indepth inteview direkam selama diskusi berlangsung.
24
DAFTAR PERTANYAAN INDEPTH INTERVIEW
1
Menurut Bapak/Ibu bagaimana kebijakan pelaksanaan SPM di puskesmas ini?
Probing:
• Tanyakan apakah ada kebijakan/aturan khusus terkait pelaksanaan SPM Kesehatan (misalnya peraturan pusat, Bupati, Kepala Dinkes, Kepala Puskesmas)
• Jika ada kebijakan khusus terkait SPM di tingkat kab/kota, tanyakan hal saja yang diatur dalam kebijakan tersebut.
• Bagaimana dukungan Pemda terhadap pelaksanaan SPM
2
Apakah pernah disosialisasikan secara internal kebijakan SPM tersebut sehingga seluruh pegawai puskesmas mengetahui dan memahami program SPM?
• Bagaimana bentuk sosialisasi?
• Siapa yang melakukan sosialisasi?
• Frekuensi sosialisasi dilakukan?
• Kapan terakhir kali sosialisasi dilakukan?
3
Menurut Bapak/Ibu, bagaimana perencanaan SPM di puskesmas ini?
Probing:
• Tanyakan apakah ada perencanaan, siapa yang membuat perencanaan
• Apakah dalam pelaksanaan pelayanan SPM di puskesmas, mengacu kepada perencanaan?
• Apakah ada target pencapaian masing-masing SPM di wilayah Bapak/Ibu? Bagaimana cara menghitung target tersebut? Bagaimana hasil/cakupan selama ini? Apakah ada kendala dalam menghitung target SPM?
4
Bagaimana pelaksanaan pelayanan SPM di puskesmas ini?
Probing:
• Tanyakan untuk 12 SPM di puskesmas (SPM ibu hamil, ibu bersalin, Bayi Baru lahir, Balita, Usia Pendidikan Dasar, Usia produktif, Usia Lanjut, Penderita Hipertensi, Orang dengan gangguan Berat (ODGJ), Orang terduga Tuberkulosis, dan HIV), bagaimana
pelaksanaannya di lapangan?
• Bagaimana pengalaman bapak/ ibu dalam melaksanakan protap/JUKNIS sesuai penyakit untuk SPM ?
Probing; Adakah kendala?
Mohon ceritakan kendala dalam pelaksanaan protap yang mana dan untuk pelaksanaan kasus SPM yang mana?
Bagaimana mengatasi kendala yang ada?
Bagaimana Dinkes membantu mengatasi masalah tersebut diatas?
• Adakah koordinasi/ dukungan lintas sektor untuk mengatasi masalah tersebut? Misalnya Pemda, bidang olahraga, parawisata, dll
5 Menurut Bapak/Ibu bagaimana dengan ketersediaan tenaga pelaksana di puskesmas, khususnya tenaga yang memberikan pelayanan SPM?
25 Probing:
• Apakah tenaga pemberi layanan sudah cukup memadai, apakah ada kekurangan tenaga atau kelebihan tenaga.
• Jika kekurangan tenaga pemberi layanan khususnya layanan SPM, bagaimana cara mengatasinya. Apakah merekrut tenaga honorer? Apakah ad acara lain untuk mengatasi permasalahan tersebut?
• Menurut Bapak/Ibu apa keterbatasan SDM mempengaruhi pelayanan di puskesmas?
• Apakah tenaga kesehatan pelaksana SPM dilatih secara rutin?
• Dimana dilatih
• siapa yang melatih?
• Berapa kali?
• Apakah ada saran untuk meningkatkan layanan SPM, khususnya karena keterbatasan/kekurangan tenaga Kesehatan?
• Apakah ada saran pelatihan yang dibutuhkan, bagaimana bentuk pelatihannya, siapa yang dilatih, dan dimana tempat pelatihannya?
6
Menurut Bapak/Ibu bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan SPM Kesehatan?
Probing:
• Apakah sarana prasarana masing-masing SPM tersedia lengkap?
• Secara umum apakah sarana puskesmas, dari segi ruangan pemeriksaan, ruang tunggu, ruang tindakan, toilet, ketersediaan air, dan lingkungan puskesmas
• Jika ada kendala dalam ketersediaan sarana (ruangan, air, sanitasi, toilet,dll), bagaimana Bapak/Ibu untuk mengatasinya? Apakah merujuk atau bagaimana?
• Bagaimana ketersediaan peralatan puskesmas, khususnya dalam memberikan pelayanan SPM di puskesmas. Misalnya alat untuk pemeriksaan, alat untuk melakukan tindakan, alat untuk screening, dll → masing2 PJ SPM alat tanpa yg perlu ditanyakan/ misalnya Rapid Test HIV, IVA Test, Gluco Test, sputum BTA,
• Instrument buku, kohort, dll → pertanyaan tambahan → menghitung skor dll
• Apakah ketersediaan alat tersebut sudah mencukupi dari segi jumlah dan juga fungsi dn selalu tersedia?
• Jika ada kendala dalam ketersediaan peralatan, apa yang Bapak/Ibu lakukan? Bagaimana cara mengatasinya?
• Bagaimana ketersediaan dan penggunaan sistim informasi untuk menunjang pelaksanaan sesuai protap SPM? Apakah dengan penggunaan sistim informasi SPM memudahkan tugas petugas di puskesmas?
7
Menurut Bapak/Ibu bagaimana ketersediaan obat-obatan dan juga bahan habis pakai?
Probing:
• Tanyakan apakah kebutuhan obat-obatan dan bahan habis pakai khususnya untuk pelayanan SPM tersedia dan mencukupi? (kontiniunitas)
• Apakah ada kebutuhan obat-obatan dan bahan habis pakai yang tidak tersedia. Tanyakan lebih detail obat, reagen dan bahan habis pakai apa saja yang tidak tersedia?
26
• Bagaimana sistem pengadaan obat, reagen, dan alat Kesehatan habis pakai di puskesmas ini? Apakah dari Dinkes? atau puskesmas sendiri yang melakukan pengadaaan untuk kebutuhan SPM? Adakah ada bantuan dari pihak lain (pusat, NGO, swasta, dll)
• Bagaimana sistem distribusi obat, reagen, alkes habis pakai di puskesmas ini?
• Bagiamana yang mengelola obat, reagen, dan alkes habis pakai untuk pelayanan SPM?
(instalasi farmasi atau di setiap program masing-masing?)
• Apakah obat yang tersedia, sesuai dengan kebutuhan pelayanan? Apakah ada jenis obat yang ketersediaannya berlebihan atau kurang? Menurut Bapak/Ibu apa penyebab kebutuhan obat-obatan berlebih atau kurang? (tidak sesuai dengan kebutuhan, obat- obatan yang expired), seberapa banyak?
• Jika ada obat-obatan atau bahan habis pakai tidak tersedia, Bagaimana Bapak/Ibu mengatasinya?
• Apakah ada obat-obatan penyakit kronis tidak tersedia di puskesmas? (hipertensi, DM dll)
• Apakah ada obat-obatan untuk pelayanan SPM diluar dari daftar obat yang menjadi standar pelayanan obat di puskesmas?
• Apakah Bapak/Ibu pernah merujuk pasien karena ketidaktersediaan obat di puskesmas?
8
Menurut Bapak/Ibu, bagaimana waktu pelayanan di puskesmas ini?
Probing:
• Tanyakan apakah waktu tunggu terlalu lama (rata-rata berapa menit)? Jika ya, menurut Bapak/Ibu apa yang menyebabkan waktu tunggu terlalu lama? Apakah ada kaitannya dengan ketersediaan tenaga, sarana (ruangan, dll) ?
• Jika ada keterbatasan ruangan, apakah itu dapat melanggar privasi pasien? Mohon dijelaskan situasinya.
9
Apakah dalam pelaksanaan pelayanan di puskesmas, khususnya pelayanan SPM, ada dukungan dari Pemda?
Probing:
• Tanyakan bentuk dukungan Pemda terhadap pelayanan SPM Kesehatan
• Tanyakan Apakah Pemda membuat perencanaan SPM kesehatan?
• Apakah Pemda mendukung dana pelaksanaan SPM di puskesmas? Jika ya, apakah dukungan dana tersebut memadai/mencukupi? Jika tidak mencukupi, bagaimana puskesmas mengatasinya? Apakah kegiatan dikurangi atau bagaimana?
• Dari mana sumber dana untuk pelaksanaan SPM? APBD, DAK (BOK), Swasta, BPJS, dll
10
Apakah ada indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja puskesmas?
Probing:
• Apakah ada indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja puskesmas, khususnya pelayanan SPM? Jika ya, tanyakan apa saja indikator yang digunakan dalam mengukur kinerja puskesmas? Jika belum ada indikator mengukur kinerja puskesmas, tanyakan apakah Bapak/Ibu mempunyai saran, indikator apa yang dipakai dalam mengukur kinerja puskesmas?
11 Bagaimana koordinasi Bapak/Ibu dengan instansi lain (khususnya Pemda) dalam pelaksanaan SPM di wilayah Bapak/Ibu?
27 Probing:
• Kendala apa yang dihadapi dan bagaimana cara mengatasinya?
12
Apakah ada monev yang dilakukan oleh Dinkes Kab/Kota?
Apakah ada Monev dari Pemda?
Probing:
• Tanyakan apakah rutin dilakukan? Berapa sekali setahun
• Siapa yang melakukan monev (Dinkes, Pemda)?
• Apakah jika target tercapai atau tidak, apakah Dinkes memberikan sanksi atau rewards?
• Apakah koordinasi dengan Dinkes berjalan lancar? Tanyakan bentuk koordinasi apa saja yang dilakukan?
• Adakah pelaporan kegiatan terkait SPM yang dilaporkan ke PEMDA atau sector terkait lainnya?
• Menurut bapak/ibu adakah dampak pelaksanaan SPM dengan menurunnya rujukan vertical maupun horizontal?
• Adakah UKM pengembangan yang di laksanakan di kab/kota diwilayah ini ? Mohon jelaskan UKM pengembangan apa dan bagaimana pelaksanaannya ?
• Note:
UKM Pengembangan: bersifat inofatif, sesuai prioritas masalah Kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi SDM yg tersedia
13 Bagaimana strategi puskesmas untuk mencapai target SPM di puskesmas?
14
Apa saran Bapak/Ibu, cara meningkatkan dan memperkuat system pelayanan Kesehatan di fasilitas Kesehatan?
Probing:
• Tanyakan dari sisi SDM
• Tanyakan dari sudut sarana & prasarana
• Tanyakan dari model pelayanan
Terimakasih Bapak/Ibu atas partisipasinya
28
Lampiran 3. Kuesioner Indepth Interview Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
PUSLITBANG SUMBER DAYA & PELAYANAN KESEHATAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
DEPARTEMEN KESEHATAN R.I.
PANDUAN INDEPTH INTERVIEW
KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
d. Indepth interview dilaksanakan di lokasi penelitian dengan tetap mengikuti protokol kesehatan. Jika situasi lapangan tidak memungkinkan, maka peneliti melakukan indepth interview secara media audio (online), setelah koordinasi dengan instansi terkait (Dinkes Kabupaten/Kota) dan menghubungi Kepala Dinas Kesehatana Kab/Kota atau pejabat yang mewakilinya dan memastikan kehadirannya.
e. Agenda
6. Salam pembuka dan perkenalan
7. Peneliti menyampaikan maksud dan tujuan penelitian 8. Peneliti menjelaskan protokol kesehatan
9. Peneliti menjelaskan tentang panduan indepth interview 10. Peneliti menjelaskan persetujuan setelah penjelasan f. Kelengkapan indepth interview:
3. Notulen indepth interview, mencatat dengan rapi dan lengkap seluruh hasil diskusi 4. Kegiatan indepth inteview direkam selama diskusi berlangsung.
29
DAFTAR PERTANYAAN INDEPTH INTERVIEW
No PERTANYAAN
1
Menurut Bapak/Ibu bagaimana kebijakan pelaksanaan SPM di wilayah ini?
Probing:
• Tanyakan apakah ada kebijakan/aturan khusus terkait pelaksanaan SPM Kesehatan (misalnya peraturan pusat, Bupati, Kepala Dinkes, Kepala Puskesmas)
• Jika ada kebiajakan khusus terkait SPM di tingkat kab/kota, tanyakan hal saja yang diatur dalam kebijakan tersebut.
• Bagaimana dukungan Pemda terhadap pelaksanaan SPM
• Menurut Bapak/Ibu apakah kebijakan SPM ini sudah tepat atau ada masukan lain?
2
Menurut Bapak/Ibu, bagaimana perencanaan SPM di wilayah ini?
Probing:
• Tanyakan apakah ada perencanaan, siapa yang membuat perencanaan
• Apakah dalam pelaksanaan pelayanan SPM di puskesmas, mengacu kepada perencanaan?
• Apakah ada target Kesehatan dalam Renstrada? AKI AKB? Apa komitmen Bupati/Walikota terhadap target tersebut?
3
Bagaimana pelaksanaan pelayanan SPM di wilayah ini?
Probing:
• Tanyakan untuk 12 SPM di puskesmas (SPM ibu hamil, SPM ibu hamil, ibu bersalin, Bayi Baru lahir, Balita, Usia Pendidikan Dasar, Usia produktif, Usia Lanjut, Penderita Hipertensi, Orang dengan gangguan Berat (ODGJ), Orang terduga Tuberkulosis, dan HIV
• Apakah ada kendala dalam pelaksanaan SPM tersebut?
4
Menurut Bapak/Ibu bagaimana dengan ketersediaan tenaga pelaksana di puskesmas, khususnya tenaga yang memberikan pelayanan SPM?
Probing:
• Apakah tenaga pemberi layanan sudah cukup memadai, apakah ada kekurangan tenaga atau kelebihan tenaga.
• Jika kekurangan tenaga pemberi layanan khususnya layanan SPM, bagaimana cara mengatasinya.
• Apakah tenaga kesehatan pelaksana SPM dilatih secara rutin? Dimana dilatih, dan siapa yang melatih?
• Apakah pelatihan yang diberikan sudah memadai? Apakah sesuai dengan kebutuhan pelayanan?
• Apakah karena kekurangan tenaga pemberi layanan mempengaruhi kualitas layanan di puskesmas?
• Apakah karena keterbatasan tenaga, berdampak kepada kualitas pelayanan dan personel tenaga?
30
• Apakah ada saran untuk meningkatkan layanan SPM, khususnya karena keterbatasan/kekurangan tenaga Kesehatan?
• Apakah ada saran pelatihan yang dibutuhkan, bagaimana bentuk pelatihannya, siapa yang dilatih, dan dimana tempat pelatihannya?
• Jenis pelatihan apa saja yang dibutuhkan dalam pelayanan SPM ?
5
Menurut Bapak/Ibu bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan SPM Kesehatan?
Probing:
• Tanyakan, apakah sarana prasarana tersedia lengkap, apakah ada yang tidak tersedia atau sarana dan prasarana yang tidak mendukung pelaksanaan SPM.
• Secara umum apakah sarana puskesmas, dari segi ruangan pemeriksaan, ruang tunggu, ruang tindakan, toilet, ketersediaan air, dan lingkungan puskesmas
• Tanyakan ketersediaan peralatan puskesmas, khususnya dalam memberikan pelayanan SPM di puskesmas. Misalnya alat untuk pemeriksaan, alat untuk melakukan tindakan, alat untuk screening, dll
• Apakah ketersediaan alat tersebut sudah mencukupi dari segi jumlah dan juga fungsi.
• Jika ada kendala dalam ketersediaan sarana (ruangan, air, sanitasi, toilet,dll), bagaimana Bapak/Ibu untuk mengatasinya? Apakah merujuk atau bagaimana?
• Jika ada kendala dalam ketersediaan peralatan, apa yang Bapak/Ibu lakukan? Bagaimana cara mengatasinya?
6
Menurut Bapak/Ibu bagaimana ketersediaan obat-obatan dan juga bahan habis pakai?
Probing:
• Tanyakan apakah kebutuhan obat-obatan dan bahan habis pakai khususnya untuk pelayanan SPM tersedia dan mencukupi?
• Apakah ada kebutuhan obat-obatan dan bahan habis pakai yang tidak tersedia. Tanyakan lebih detail obat atau bahan habis pakai apa saja yang tidak tersedia?
• Bagaimana system distribusi obat di wilayah ini? Apakah puskesmas mendapatkan subsidi dari pusat atau dari Dinkes Kabupaten/Kota?
• Apakah obat yang tersedia, sesuai dengan kebutuhan pelayanan? Apakah ada jenis obat yang ketersediaannya berlebihan atau kurang? Menurut Bapak/Ibu apa penyebab kebutuhan obat-obatan obat-obatan berlebih atau kurang? (tidak sesuai dengan kebutuhan)?
• Jika ada obat-obatan atau bahan habis pakai tidak tersedia, Bagaimana Bapak/Ibu mengatasinya?
• Apakah ada obat-obatan penyakit kronis tidak tersedia di puskesmas?
• Apakah ada kebijakan/regulasi terkait obat, bertentangan dengan pelayanan yang harus diberikan? Jika ada, tanyakan jenis pelayanannya.
• Apakah Bapak/Ibu pernah merujuk pasien karena ketidaktersediaan obat di puskesmas?
7 Menurut Bapak/Ibu, bagaimana waktu pelayanan di puskesmas ini?
Probing:
31
• Tanyakan apakah waktu tunggu terlalu lama? Jika ya, menurut Bapak/Ibu apa yang menyebabkan waktu tunggu terlalu lama? Apakah ada kaitannya dengan ketersediaan tenaga, sarana (ruangan, dll) ?
• Jika ada keterbatasan ruangan, apakah itu dapat melanggar privasi pasien? Mohon dijelaskan situasinya.
8
Apakah dalam pelaksanaan pelayanan di puskesmas, khususnya pelayanan SPM, ada dukungan dari Pemda?
Probing:
• Tanyakan bentuk dukungan Pemda terhadap pelayanan SPM
• Tanyakan Apakah Pemda membuat perencanaan SPM ?
• Apakah Pemda mendukung dana pelaksanaan SPM di puskesmas? Jika ya, apakah dukungan dana tersebut memadai/mencukupi? Jika tidak mencukupi, bagaimana puskesmas mengatasinya? Apakah kegiatan dikurangi atau bagaimana?
• Dari mana sumber dana untuk pelaksanaan SPM? APBD, DAK, Swasta, BPJS, dll
9
Apakah ada indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja puskesmas?
Probing:
• Apakah ada indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja puskesmas, khususnya pelayanan SPM? Jika ya, tanyakan apa saja indicator yang digunakan dalam mengukur kinerja puskesmas? Jika belum ada indicator mengukur kinerja puskesmas, tanyakan apakah Bapak/Ibu mempunyai saran, indicator apa yang dipakai dalam mengukur kinerja puskesmas?
Bagaimana koordinasi Bapak/Ibu dengan instansi lain dalam pelaksanaan SPM di wilayah Bapak/Ibu?
Probing:
• Kendala apa yang dihadapi dan bagaimana cara mengatasinya
10
Apakah ada monev yang dilakukan oleh Dinkes Kab/Kota?
Probing:
• Tanyakan apakah rutin dilakukan? Berapa sekali setahun
• Siapa yang melakukan monev?
• Apakah jika target tercapai atau tidak, apakah Dinkes memberikan sanksi atau rewards ?
• Apakah koordinasi dengan Dinkes berjalan lancar? Tanyakan bentuk koordinasi apa saja yang dilakukan?
11
Apa saran Bapak/Ibu, cara meningkatkan dan memperkuat system pelayanan Kesehatan di fasilitas Kesehatan?
Probing:
• Tanyakan dari sisi SDM
• Tanyakan dari sudut sarana & prasarana
• Tanyakan dari model pelayanan
Terimakasih Bapak/Ibu atas partisipasinya
32
Lampiran 4. Kuesioner Indepth Interview Kepala Bappeda Kabupaten/Kota
PUSLITBANG SUMBER DAYA & PELAYANAN KESEHATAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
DEPARTEMEN KESEHATAN R.I.
PANDUAN INDEPTH INTERVIEW KEPALA BAPPEDA
g. Indepth interview dilaksanakan di lokasi penelitian dengan tetap mengikuti protokol kesehatan. Jika situasi lapangan tidak memungkinkan, maka peneliti melakukan indepth interview secara media audio (online), setelah koordinasi dengan instansi terkait (Dinkes Kabupaten/Kota) dan menghubungi kepala Bappeda Kab/Kota atau pejabat yang mewakilinya dan memastikan kehadirannya.
h. Agenda
11. Salam pembuka dan perkenalan
12. Peneliti menyampaikan maksud dan tujuan penelitian 13. Peneliti menjelaskan protokol kesehatan
14. Peneliti menjelaskan tentang panduan indepth interview 15. Peneliti menjelaskan persetujuan setelah penjelasan i. Kelengkapan indepth interview:
5. Notulen indepth interview, mencatat dengan rapi dan lengkap seluruh hasil diskusi 6. Kegiatan indepth inteview direkam selama diskusi berlangsung.
33
DAFTAR PERTANYAAN INDEPTH INTERVIEW
No PERTANYAAN
1
Menurut Bapak/Ibu bagaimana kebijakan pelaksanaan SPM di wilayah ini?
Probing:
• Tanyakan apakah ada kebijakan/aturan khusus terkait pelaksanaan SPM Kesehatan (misalnya peraturan pusat, Bupati, Kepala Dinkes, Kepala Puskesmas)
• Jika ada kebiajakan khusus terkait SPM di tingkat kab/kota, tanyakan hal saja yang diatur dalam kebijakan tersebut.
• Bagaimana dukungan Pemda terhadap pelaksanaan SPM
• Menurut Bapak/Ibu apakah kebijakan SPM ini sudah tepat atau ada masukan lain
2
Menurut Bapak/Ibu, bagaimana perencanaan SPM di wilayah ini?
Probing:
• Tanyakan apakah ada perencanaan, siapa yang membuat perencanaan
• Apakah dalam pelaksanaan pelayanan SPM di puskesmas, mengacu kepada perencanaan?
• Apakah ada target Kesehatan dalam Renstrada? AKI AKB? Apa komitmen Bupati/Walikota terhadap target tersebut?
3
Bagaimana pelaksanaan pelayanan SPM di wilayah ini?
Probing:
• Tanyakan untuk 12 SPM Kesehatan di wilayah ini
• Apakah ada kendala dalam pelaksanaan SPM tersebut?
4
Menurut Bapak/Ibu bagaimana dengan ketersediaan tenaga pelaksana di puskesmas, khususnya tenaga yang memberikan pelayanan SPM?
Probing:
• Apakah tenaga pemberi layanan sudah cukup memadai, apakah ada kekurangan tenaga atau kelebihan tenaga?
• Jika kekurangan tenaga pemberi layanan khususnya layanan SPM, bagaimana cara mengatasinya.
• Apakah tenaga kesehatan pelaksana SPM dilatih secara rutin? Dimana dilatih, dan siapa yang melatih?
• Apakah pelatihan yang diberikan sudah memadai? Apakah sesuai dengan kebutuhan pelayanan?
• Apakah karena kekurangan tenaga pemberi layanan mempengaruhi kualitas layanan di puskesmas?
• Apakah karena keterbatasan tenaga, berdampak kepada kualitas pelayanan dan personel tenaga?
• Apakah ada saran untuk meningkatkan layanan SPM, khususnya karena keterbatasan/kekurangan tenaga Kesehatan?
34
• Apakah ada saran pelatihan yang dibutuhkan, bagaimana bentuk pelatihannya, siapa yang dilatih, dan dimana tempat pelatihannya?
• Jenis pelatihan apa saja yang dibutuhkan dalam pelayanan SPM ?
5
Menurut Bapak/Ibu bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan SPM Kesehatan?
Probing:
• Tanyakan, apakah sarana prasarana tersedia lengkap, apakah ada yang tidak tersedia atau sarana dan prasarana yang tidak mendukung pelaksanaan SPM.
• Secara umum apakah sarana puskesmas, dari segi ruangan pemeriksaan, ruang tunggu, ruang tindakan, toilet, ketersediaan air, dan lingkungan puskesmas
• Tanyakan ketersediaan peralatan puskesmas, khususnya dalam memberikan pelayanan SPM di puskesmas. Misalnya alat untuk pemeriksaan, alat untuk melakukan tindakan, alat untuk screening, dll
• Apakah ketersediaan alat tersebut sudah mencukupi dari segi jumlah dan juga fungsi.
• Jika ada kendala dalam ketersediaan sarana (ruangan, air, sanitasi, toilet,dll), bagaimana Bapak/Ibu untuk mengatasinya? Apakah merujuk atau bagaimana?
• Jika ada kendala dalam ketersediaan peralatan, apa yang Bapak/Ibu lakukan? Bagaimana cara mengatasinya?
6
Menurut Bapak/Ibu bagaimana ketersediaan obat-obatan dan juga bahan habis pakai?
Probing:
• Tanyakan apakah kebutuhan obat-obatan dan bahan habis pakai khususnya untuk pelayanan SPM tersedia dan mencukupi?
• Apakah ada kebutuhan obat-obatan dan bahan habis pakai yang tidak tersedia. Tanyakan lebih detail obat atau bahan habis pakai apa saja yang tidak tersedia?
• Bagaimana system distribusi obat di wilayah ini? Apakah puskesmas mendapatkan subsidi dari pusat atau dari Dinkes Kabupaten/Kota?
• Apakah obat yang tersedia, sesuai dengan kebutuhan pelayanan? Apakah ada jenis obat yang ketersediaannya berlebihan atau kurang? Menurut Bapak/Ibu apa penyebab kebutuhan obat-obatan obat-obatan berlebih atau kurang? (tidak sesuai dengan kebutuhan)?
• Jika ada obat-obatan atau bahan habis pakai tidak tersedia, Bagaimana Bapak/Ibu mengatasinya?
• Apakah ada obat-obatan penyakit kronis tidak tersedia di puskesmas?
• Apakah ada kebijakan/regulasi terkait obat, bertentangan dengan pelayanan yang harus diberikan? Jika ada, tanyakan jenis pelayanannya.
• Apakah Bapak/Ibu pernah merujuk pasien karena ketidaktersediaan obat di puskesmas?
7
Apakah dalam pelaksanaan pelayanan di puskesmas, khususnya pelayanan SPM, ada dukungan dari Pemda?
Probing:
• Tanyakan bentuk dukungan Pemda terhadap pelayanan SPM
• Tanyakan Apakah Pemda membuat perencanaan SPM ?
35
• Apakah Pemda mendukung dana pelaksanaan SPM di puskesmas? Jika ya, apakah dukungan dana tersebut memadai/mencukupi? Jika tidak mencukupi, bagaimana puskesmas mengatasinya? Apakah kegiatan dikurangi atau bagaimana?
• Dari mana sumber dana untuk pelaksanaan SPM? APBD, DAK, Swasta, BPJS, dll
8
Apakah ada indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja puskesmas?
Probing:
• Apakah ada indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja puskesmas, khususnya pelayanan SPM? Jika ya, tanyakan apa saja indikator yang digunakan dalam mengukur kinerja puskesmas? Jika belum ada indikator mengukur kinerja puskesmas, tanyakan apakah Bapak/Ibu mempunyai saran, indikator apa yang dipakai dalam mengukur kinerja puskesmas?
9
Bagaimana koordinasi Bapak/Ibu dengan instansi lain dalam pelaksanaan SPM di wilayah Bapak/Ibu?
Probing:
• Kendala apa yang dihadapi dan bagaimana cara mengatasinya?
10
Apakah ada monev yang dilakukan oleh Bappeda?
Probing:
• Tanyakan apakah rutin dilakukan? Berapa sekali setahun
• Siapa yang melakukan monev?
• Apakah jika target tercapai atau tidak, apakah Bappeda memberikan sanksi atau rewards
?
• Apakah koordinasi dengan Dinkes berjalan lancar? Tanyakan bentuk koordinasi apa saja yang dilakukan?
11
Apa saran Bapak/Ibu, cara meningkatkan dan memperkuat system pelayanan Kesehatan di fasilitas Kesehatan?
Probing:
• Tanyakan dari sisi SDM
• Tanyakan dari sudut sarana & prasarana
• Tanyakan dari model pelayanan
Terimakasih Bapak/Ibu atas partisipasinya
36
Lampiran 5. Kuesioner Indepth Interview Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
PUSLITBANG SUMBER DAYA & PELAYANAN KESEHATAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
DEPARTEMEN KESEHATAN R.I.
PANDUAN INDEPTH INTERVIEW KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI
j. Indepth interview dilaksanakan di lokasi penelitian dengan tetap mengikuti protokol kesehatan. Jika situasi lapangan tidak memungkinkan, maka peneliti melakukan indepth interview secara media audio (online), setelah koordinasi dengan instansi terkait (Dinkes Provinsi) dan menghubungi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atau pejabat yang mewakilinya dan memastikan kehadirannya.
k. Agenda
16. Salam pembuka dan perkenalan
17. Peneliti menyampaikan maksud dan tujuan penelitian 18. Peneliti menjelaskan protokol kesehatan
19. Peneliti menjelaskan tentang panduan indepth interview 20. Peneliti menjelaskan persetujuan setelah penjelasan l. Kelengkapan indepth interview:
7. Notulen indepth interview, mencatat dengan rapi dan lengkap seluruh hasil diskusi 8. Kegiatan indepth inteview direkam selama diskusi berlangsung.