• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Model Reverse Logistics untuk Baterai Aki dengan Pendekatan Goal Programming

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pengembangan Model Reverse Logistics untuk Baterai Aki dengan Pendekatan Goal Programming"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

Pengembangan Model Reverse Logistics untuk Baterai Aki dengan

Pendekatan Goal Programming

Peneliti :

Wilda Tri Farizqi - 2507100006 Dosen Pembimbing :

Prof. Dr. Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.Sc.

(2)

Latar Belakang

• Global warming

• Climate changes

• Menipisnya cadangan sumber daya

Gencarnya Isu Lingkungan

• Waste management

• Eliminasi jumlah sampah

• Produk yang ramah lingkungan

Tuntutan Masyarakat

• UU No 32 th 2009

• UU No 18 th 2008

• PP No 18 th 1999

Peraturan Tentang Pengelolaan Sampah

(3)

Latar Belakang

• Global warming

• Climate changes

• Menipisnya cadangan sumber daya

Gencarnya Isu Lingkungan

• Waste management

• Eliminasi jumlah sampah

• Produk yang ramah lingkungan

Tuntutan Masyarakat

• UU No 32 th 2009

• UU No 18 th 2008

• PP No 18 th 1999

Peraturan Tentang Pengelolaan Sampah Pemanasan global yang disebabkan oleh peningkatan

gas rumah kaca menyebabkan suhu bumi dan laut meningkat. Hal ini membuat pelapis kutub mencair lebih cepat dan menyebabkan permukaan air laut naik.

(4)

Latar Belakang

• Global warming

• Climate changes

• Menipisnya cadangan sumber daya

Gencarnya Isu Lingkungan

• Waste management

• Eliminasi jumlah sampah

• Produk yang ramah lingkungan

Tuntutan Masyarakat

• UU No 32 th 2009

• UU No 18 th 2008

• PP No 18 th 1999

Peraturan Tentang Pengelolaan Sampah

(5)

Latar Belakang

• Global warming

• Climate changes

• Menipisnya cadangan sumber daya

Gencarnya Isu Lingkungan

• Waste management

• Eliminasi jumlah sampah

• Produk yang ramah lingkungan

Tuntutan Masyarakat

• UU No 32 th 2009

• UU No 18 th 2008

• PP No 18 th 1999

Peraturan Tentang Pengelolaan Sampah UU No 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup yang pada pasal 59 disebutkan bahwa setiap orang yang menghasilkan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) wajib melakukan pengelolaan limbah B3 yang dihasilkannya

(ayat 1) dan apabila tidak mampu melakukan sendiri pengelolaan limbah B3, pengelolaannya diserahkan kepada

pihak lain (ayat 3)

(6)

Latar Belakang

• Global warming

• Climate changes

• Menipisnya cadangan sumber daya

Gencarnya Isu Lingkungan

• Waste management

• Eliminasi jumlah sampah

• Produk yang ramah lingkungan

Tuntutan Masyarakat

• UU No 32 th 2009

• UU No 18 th 2008

• PP No 18 th 1999

Peraturan Tentang Pengelolaan Sampah UU No 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah yang pada

pasal 15 disebutkan bahwa produsen wajib mengelola kemasan dan/atau barang yang diproduksinya yang tidak dapat atau sulit

terurai oleh proses alam

(7)

Latar Belakang

• Global warming

• Climate changes

• Menipisnya cadangan sumber daya

Gencarnya Isu Lingkungan

• Waste management

• Eliminasi jumlah sampah

• Produk yang ramah lingkungan

Tuntutan Masyarakat

• UU No 32 th 2009

• UU No 18 th 2008

• PP No 18 th 1999

Peraturan Tentang Pengelolaan Sampah PP No 18 tahun 1999 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan

beracun yang pada pasal 9 disebutkan bahwa setiap orang yang

melakukan usaha dan/atau kegiatan yang menggunakan bahan berbahaya dan beracun (B3) dan/atau menghasilkan limbah B3 wajib melakukan reduksi limbah B3, mengolah limbah B3, dan/atau menimbun limbah B3 (ayat 1) dan apabila kegiatan reduksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tersebut masih menghasilkan limbah B3 dan limbah B3 tersebut masih dapat dimanfaatkan, penghasil dapat memanfaatkannya sendiri atau

menyerahkan pemanfaatannya kepada pemanfaat limbah B3

(8)

Latar Belakang

• Global warming

• Climate changes

• Menipisnya cadangan sumber daya

Gencarnya Isu Lingkungan

• Waste management

• Eliminasi jumlah sampah

• Produk yang ramah lingkungan

Tuntutan Masyarakat

• UU No 32 th 2009

• UU No 18 th 2008

• PP No 18 th 1999

Peraturan Tentang Pengelolaan Sampah

Produsen menarik

kembali produknya

(9)

Closed Loop Supply Chain

Forward Supply Chain pengelolaan aliran material, informasi, dan

uang mulai dari

supplier, pabrik, wholesaler atau distributor hingga

customer

Reverse Supply Chain

(10)

Closed Loop Supply Chain

Forward Supply Chain pengelolaan aliran material, informasi, dan

uang mulai dari

supplier, pabrik, wholesaler atau distributor hingga

customer

Closed Loop Supply Chain

Reverse Supply Chain

(11)

Closed Loop Supply Chain

Forward Supply Chain pengelolaan aliran material, informasi, dan

uang mulai dari

supplier, pabrik, wholesaler atau distributor hingga

customer

Closed Loop Supply Chain

Reverse Supply Chain

Reverse Logistics

Proses pemindahan barang dari tujuan akhir mereka untuk tujuan menangkap nilai atau pembuangan yang

tepat bagi barang yang sudah habis masa pakainya

baik disebabkan karena kadaluwarsa, rusak atau

produk gagal

(12)

Baterai Aki (Timbal-Asam)

Baterai adalah alat listrik-kimiawi yang menyimpan energi dan mengeluarkan

tenaganya dalam bentuk listrik.

(13)

Ignition

Baterai Aki (Timbal-Asam)

Starting Lighting

Power

(14)

Baterai Aki (Timbal-Asam)

Komponen

Utama

(15)

Siklus Daur Ulang Baterai

Aki

(16)

Dalam lampiran 1 PP No 85 tahun 1999, baterai

aki tergolong dalam limbah B3

Bila dibuang sembarangan atau tidak didaur ulang, kandungan logam berat dan zat-zat berbahaya

lainnya dapat mencemari air dan tanah, yang pada akhirnya membahayakan tubuh manusia.

Baterai timbal-asam mengandung timbal dan

plastik yang sekitar 60- 80% dapat didaur ulang

(17)

Bagaimana merancang model reverse logistics baterai aki dengan

pendekatan goal-programming dengan objektif minimasi biaya reverse logistics, minimasi dampak

lingkungan, dan maksimasi jumlah baterai yang dikumpulkan

Untuk merancang model reverse logistics baterai aki dengan pendekatan goal-programming dengan objektif minimasi biaya reverse logistics, minimasi dampak

lingkungan, dan maksimasi jumlah baterai yang dikumpulkan

Untuk merancang model reverse logistics baterai aki dengan pendekatan goal-programming dengan objektif minimasi biaya reverse logistics, minimasi dampak

lingkungan, dan maksimasi jumlah baterai yang dikumpulkan

Research Problem

Tujuan

Manfaat

(18)

18 Tingginya tingkat daur ulang baterai aki

Bahayanya apabila dibuang sembarangan

Reverse Logistics

Apabila produk yang dikembalikan tidak ditangani secara efisien, perusahaan akan

menanggung biaya yang lebih besar dan dapat meningkatkan biaya produk baru

(19)

Batasan Permasalahan

• Model yang dibuat hanya untuk kasus baterai aki (baterai asam-timbal) di Indonesia.

• Entitas dalam model terdiri dari

supplier, manufacturer, distribution

center, customer, collection center, recycling center, secondary market, dan disposal center.

• Kegiatan pengumpulan, pemilahan, dan sorting serta recycling dilakukan oleh manufacturer.

• Semua kegiatan recycling dilakukan di satu area, yaitu recycling center.

• Untuk meng-eksekusi model akan digunakan data

(20)

Asumsi Permasalahan (1)

• Setiap baterai aki bekas memiliki komposisi limbah dan dampak yang sama atau proporsional dengan baterai aki bekas yang lain.

• Bahan baku hasil daur ulang memiliki kualitas yang sama dengan bahan baku asli dari pemasok.

• Teknologi yang diterapkan masing-masing entitas

sudah mendukung semua proses yang terlibat di

dalamnya.

(21)

Asumsi Permasalahan (2)

• Perusahaan telah memiliki ijin untuk melakukan semua kegiatan yang terdapat dalam model.

• Seluruh proses/aktivitas beroperasi dalam kondisi

teknis yang optimal.

(22)

Goal Programming

Introduction Bentuk Umum Kelebihan Kekurangan

(23)

Goal Programming

Goal programming merupakan cabang dari multiple objective

programming dan analisa keputusan multi-kriteria (MCDA)

yang juga dikenal sebagai pengambilan keputusan multi- kriteria (MCDM) (Chang, 2006)

Fungsi tujuan dalam GP adalah minimasi penyimpangan atau

variabel deviasi Ciri khas GP adalah banyaknya tujuan yang harus dicapai pengambil

keputusan

Introduction

Bentuk Umum Kelebihan Kekurangan

(24)

Goal Programming

Dimana :

xi = variabel persamaan tujuan bi = target atau tujuan

aij = koefisien dari xi

di = pencapaian yang kurang dari tujuan i di+ = pencapaian yang lebih dari tujuan i Pui = prioritas yang terkait dengan di Poi = prioritas yang terkait dengan di+.

Bentuk Umum

Kelebihan Kekurangan

(25)

Goal Programming

Goal programming merupakan cabang dari multiple objective

programming dan analisa keputusan multi-kriteria (MCDA)

yang juga dikenal sebagai pengambilan keputusan multi- kriteria (MCDM) (Chang, 2006) Introduction Bentuk Umum

Kelebihan

Kekurangan

• Dapat digunakan untuk permasalahan dengan banyak tujuan dan saling bertentangan.

• Selalu memberikan solusi, bahkan jika tidak ada tujuan yang terealisasi, asalkan daerah layak tidak kosong.

• Tidak memerlukan prosedur solusi yang sangat canggih.

• Sederhana dan mudah penggunaannya.

(26)

Goal Programming

Introduction Bentuk Umum Kelebihan

Kekurangan

• Mampu menghasilkan solusi yang tidak pareto efisien.

• Pengambil keputusan harus menspesifikasikan prioritas objektif secara "a priori“.

• Tidak memberikan pendekatan yang sistematis untuk menetapkan prioritas, hanya

didefinisikan sembarang diantara objektif yang

berbeda.

(27)

Sistem Pengembalian Baterai Aki Bekas

Eksisting

(28)

Supplier

Factories

Distribution Center

- Collecting

End Customer Collection Center

- Disassembly - Sorting

Recycling Center

Raw Materials

Scrap Plastic Secondary Lead Alloy

Disposal Center

Secondary Market

Valuable But Not Recycled Component Waste

Spent Acid (Sulfuric)

Spent Batteries Spent Batteries

Plastic Box Recycled Lead Alloy

Sistem Pengembalian Baterai Aki Bekas

Tempat menjual komponen yang tidak diperlukan tetapi memiliki nilai jual

Tempat penukaran baterai aki bekas

Konsumen baterai aki Tempat pembongkaran baterai aki

bekas dan sorting komponen

(29)

Supplier

Factories

Distribution Center

- Collecting

End Customer Collection Center

- Disassembly - Sorting

Recycling Center

Raw Materials

Scrap Plastic Secondary Lead Alloy

Disposal Center

Secondary Market

Valuable But Not Recycled Component Waste

Spent Acid (Sulfuric)

Spent Batteries Spent Batteries

Plastic Box Recycled Lead Alloy

Sistem Pengembalian Baterai Aki Bekas

Perusahaan lain yang memasok bahan baku

Tempat memproduksi baterai aki baru

Tempat mendaur ulang

komponen baterai aki bekas

Tempat pembuangan komponen yang tidak diperlukan dan tidak memiliki nilai jual

(30)

Rancangan Model

Tujuan Model

Maksimasi Baterai

Bekas Terkumpul Minimasi

Dampak Lingkungan

Minimasi Biaya RL

(31)

Minimasi Biaya Reverse Logistics

Biaya Di Factory Biaya produksi

Biaya pembelian bahan baku Biaya transportasi ke supplier Biaya simpan baterai aki baru Biaya simpan bahan baku Biaya tetep

Biaya Di Collection Center Biaya pembongkaran Biaya sorting

Biaya transportasi ke disposal center Biaya transportasi ke recyling center Biaya transportasi ke secondary market Biaya simpan baterai aki bekas

Biaya tetap

Biaya Di Recycling Center Biaya daur ulang komponen Biaya transportasi ke factory Biaya simpan

Biaya tetap

Biaya Di Distribution Center

Biaya pembelian baterai aki bekas Biaya transportasi ke konsumen

Biaya transportasi ke collection center Biaya simpan

Biaya tetap

(32)

Minimasi Biaya Reverse Logistics

Biaya Di Factory Biaya produksi

Biaya pembelian bahan baku Biaya transportasi ke supplier Biaya simpan baterai aki baru Biaya simpan bahan baku Biaya tetep

Biaya Di Collection Center Biaya pembongkaran Biaya sorting

Biaya transportasi ke disposal center Biaya transportasi ke recyling center Biaya transportasi ke secondary market Biaya simpan baterai aki bekas

Biaya tetap

Biaya Di Recycling Center Biaya daur ulang komponen Biaya transportasi ke factory Biaya simpan

Biaya tetap

Biaya Di Distribution Center

Biaya pembelian baterai aki bekas Biaya transportasi ke konsumen

Biaya transportasi ke collection center Biaya simpan

Biaya tetap

(33)

Komponen Biaya

Biaya Di Factory Biaya produksi

Biaya pembelian bahan baku Biaya transportasi ke supplier Biaya simpan baterai aki baru Biaya simpan bahan baku Biaya tetep

TPC Total biaya yang untuk memproduksi baterai aki di factory (f)

Qfpt Jumlah produk (p) yang diproses di factory (f) selama periode waktu (t) Cfpt Biaya untuk memproduksi produk (p)

di factory (f) selama periode waktu (t)

(34)

TRWC Total biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku dari supplier (s)

Qisft Jumlah bahan baku (i) yang dibeli dari supplier (s) oleh factory (f) selama periode waktu (t)

Cist Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku (i) dari

supplier (s) oleh factory (f) selama periode waktu (t)

Komponen Biaya

Biaya Di Factory Biaya produksi

Biaya pembelian bahan baku Biaya transportasi ke supplier Biaya simpan baterai aki baru Biaya simpan bahan baku Biaya tetep

(35)

TFSTC Total biaya transportasi dari factory (f) ke supplier (s) Qisft Jumlah bahan baku (i) yang

dibutuhkan factory (f) dari supplier (s) selama periode waktu (t)

Cisft Biaya transportasi per ton bahan baku (i) dari supplier (s) ke factory (f) selama periode waktu (t)

Komponen Biaya

Biaya Di Factory Biaya produksi

Biaya pembelian bahan baku Biaya transportasi ke supplier Biaya simpan baterai aki baru Biaya simpan bahan baku Biaya tetep

(36)

TBIC Total biaya simpan produk jadi di factory (f)

Sfpt Jumlah persediaan produk jadi dari produk (p) di factory (f) selama periode waktu (t)

Cfpt Biaya simpan produk (p) di factory (f) selama periode waktu (t)

Qfpt Jumlah produk (p) yang diproses di factory (f) selama periode waktu (t) Qfdpt Jumlah produk (p) yang dikirim

factory (f) ke distribution center (d) selama periode waktu (t)

Komponen Biaya

Biaya Di Factory Biaya produksi

Biaya pembelian bahan baku Biaya transportasi ke supplier Biaya simpan baterai aki baru Biaya simpan bahan baku Biaya tetep

(37)

TRWIC Total biaya simpan bahan baku di factory (f)

Sift Jumlah persediaan bahan baku (i) di factory (f) selama periode

waktu (t)

Cift Biaya simpan bahan baku (i) di factory (f) selama periode waktu (t)

Komponen Biaya

Biaya Di Factory Biaya produksi

Biaya pembelian bahan baku Biaya transportasi ke supplier Biaya simpan baterai aki baru Biaya simpan bahan baku Biaya tetep

(38)

FFC Total biaya operasional tetap (fixed cost) di factory

FCf Biaya operasional tetap (fixed cost) di factory (f)

Komponen Biaya

Biaya Di Factory Biaya produksi

Biaya pembelian bahan baku Biaya transportasi ke supplier Biaya simpan baterai aki baru Biaya simpan bahan baku Biaya tetep

(39)

TDC Total biaya pembongkaran di collection center (c)

Qcpt Jumlah produk (p) bekas yang di-disassembly di collection center (c) selama periode waktu (t)

DCcpt Biaya disassembly produk (p) bekas di collection center (c) selama periode waktu (t)

Komponen Biaya

Biaya Di Collection Center Biaya pembongkaran Biaya sorting

Biaya transportasi ke disposal center Biaya transportasi ke recyling center Biaya transportasi ke secondary market Biaya simpan baterai aki bekas

Biaya tetap

(40)

TSC Total biaya sorting di collection center (c)

SQcptJumlah produk (p) bekas yang di- sorting di collection center (c) selama periode waktu (t)

SCcptBiaya sorting produk (p) bekas di collection center (c) selama

periode waktu (t)

Komponen Biaya

Biaya Di Collection Center Biaya pembongkaran Biaya sorting

Biaya transportasi ke disposal center Biaya transportasi ke recyling center Biaya transportasi ke secondary market Biaya simpan baterai aki bekas

Biaya tetap

(41)

TCXTC Total biaya transportasi dari collection center (c) ke disposal center (x)

Qcxpt Jumlah produk (p) yang dikirim collection center (c) ke disposal center (x) selama periode

waktu (t)

Ccxpt Biaya transportasi dari

collection center (c) ke disposal center (x) produk (p) selama periode waktu (t)

Komponen Biaya

Biaya Di Collection Center Biaya pembongkaran Biaya sorting

Biaya transportasi ke disposal center Biaya transportasi ke recyling center Biaya transportasi ke secondary market Biaya simpan baterai aki bekas

Biaya tetap

(42)

TCRTC Total biaya transportasi dari collection center (c) ke recycling center (r)

Qcrpt Jumlah bahan baku (i) siap daur ulang yang dikirim collection center (c) ke recycling center (r) selama periode waktu (t)

Ccrpt Biaya transportasi produk (p) dari collection center (c) ke recycling center (r) selama periode waktu (t)

Komponen Biaya

Biaya Di Collection Center Biaya pembongkaran Biaya sorting

Biaya transportasi ke disposal center Biaya transportasi ke recyling center Biaya transportasi ke secondary market Biaya simpan baterai aki bekas

Biaya tetap

(43)

TCMTC Total biaya transportasi dari

collection center (c) ke secondary market (m)

Qcmpt Jumlah produk (p) yang dikirim collection center (c) ke secondary market (m) selama periode waktu (t)

Ccmpt Biaya transportasi dari collection center (c) ke secondary market (m) produk (p) selama periode waktu (t)

Komponen Biaya

Biaya Di Collection Center Biaya pembongkaran Biaya sorting

Biaya transportasi ke disposal center Biaya transportasi ke recyling center Biaya transportasi ke secondary market Biaya simpan baterai aki bekas

Biaya tetap

(44)

TCIC Total biaya simpan di collection center (c)

Scpt Jumlah persediaan produk (p)

bekas di collection center (c) selama periode waktu (t)

Ccpt Biaya simpan produk (p) bekas di collection center (c) selama periode waktu (t)

Komponen Biaya

Biaya Di Collection Center Biaya pembongkaran Biaya sorting

Biaya transportasi ke disposal center Biaya transportasi ke recyling center Biaya transportasi ke secondary market Biaya simpan baterai aki bekas

Biaya tetap

(45)

CFC Total biaya operasional tetap (fixed cost) di collection center FCc Biaya operasional tetap (fixed

cost) di collection center (c)

Komponen Biaya

Biaya Di Collection Center Biaya pembongkaran Biaya sorting

Biaya transportasi ke disposal center Biaya transportasi ke recyling center Biaya transportasi ke secondary market Biaya simpan baterai aki bekas

Biaya tetap

(46)

Komponen Biaya

Biaya Di Recycling Center Biaya daur ulang komponen Biaya transportasi ke factory Biaya simpan

Biaya tetap

TRC Total biaya daur ulang di recycling center (r)

Qirt Jumlah bahan baku (i) hasil pembongkaran yang di daur ulang di recycling center (r) selama periode waktu (t)

Cirt Biaya proses daur ulang bahan baku (i) di recycling center (r) selama periode waktu (t)

(47)

TRFTC Total biaya transportasi dari recycling center (r) ke factory (f)

Qirft Jumlah bahan baku (i) hasil daur ulang di recycling center (r) yang dikirim ke factory (f) selama periode waktu (t) Cirft Biaya transportasi per ton

bahan baku (i) produk (p) hasil daur ulang di recycling center (r) yang dibutuhkan factory (f) selama periode waktu (t)

Komponen Biaya

Biaya Di Recycling Center Biaya daur ulang komponen Biaya transportasi ke factory Biaya simpan

Biaya tetap

(48)

TRIC Total biaya simpan di recycling center (r)

Srpt Jumlah persediaan bahan baku (i) di recycling center (r)

selama periode waktu (t) Cirt Biaya simpan produk (p) di

recycling center (r) selama periode waktu (t)

Komponen Biaya

Biaya Di Recycling Center Biaya daur ulang komponen Biaya transportasi ke factory Biaya simpan

Biaya tetap

(49)

RFC Total biaya operasional tetap (fixed cost) di recycling center FCr Biaya operasional tetap (fixed

cost) di recycling center (r)

Komponen Biaya

Biaya Di Recycling Center Biaya daur ulang komponen Biaya transportasi ke factory Biaya simpan

Biaya tetap

(50)

Komponen Biaya

Biaya Di Distribution Center

Biaya pembelian baterai aki bekas Biaya transportasi ke konsumen

Biaya transportasi ke collection center Biaya simpan

Biaya tetap

TCC Total biaya pengumpulan di distribution center (d)

Qdpt Jumlah produk (p) bekas yang dibeli distribution center (d) selama periode waktu (t)

Cdpt Biaya pengumpulan produk (p) yang dikembalikan di distribution center (d) selama periode waktu (t) atau biaya yang dikeluarkan distribution center (d) untuk membeli produk (p) bekas

(51)

TEDTC Total biaya transportasi dari end customer (e) ke distribution center (d)

Qdept Jumlah produk (p) yang diambil distribution center (d) dari end customer (e) selama periode waktu (t)

Cdept Biaya transportasi produk (p) dari end customer (e) ke

distribution center (d) selama periode waktu (t)

Komponen Biaya

Biaya Di Distribution Center

Biaya pembelian baterai aki bekas Biaya transportasi ke konsumen

Biaya transportasi ke collection center Biaya simpan

Biaya tetap

(52)

TDCTC Total biaya transportasi dari distribution center (d) ke collection center (c)

Qdcpt Jumlah produk (p) bekas yang dikirim distribution center (d) ke collection center (c) selama

periode waktu (t)

Cdcpt Biaya transportasi produk (p) dari distribution center (d) ke collection center (c) selama periode waktu (t)

Komponen Biaya

Biaya Di Distribution Center

Biaya pembelian baterai aki bekas Biaya transportasi ke konsumen

Biaya transportasi ke collection center Biaya simpan

Biaya tetap

(53)

TDIC Total biaya simpan di distribution center

Sdpt Jumlah persediaan produk (p) di distribution center (d) selama periode waktu (t) Cdpt Biaya simpan produk (p) di

distribution center (d) selama periode waktu (t)

Komponen Biaya

Biaya Di Distribution Center

Biaya pembelian baterai aki bekas Biaya transportasi ke konsumen

Biaya transportasi ke collection center Biaya simpan

Biaya tetap

(54)

DFC Total biaya operasional tetap (fixed cost) di distribution center

FCd Biaya operasional tetap (fixed cost) di distribution center (d)

Komponen Biaya

Biaya Di Distribution Center

Biaya pembelian baterai aki bekas Biaya transportasi ke konsumen

Biaya transportasi ke collection center Biaya simpan

Biaya tetap

(55)

Minimasi Dampak Lingkungan

• Dampak lingkungan difokuskan pada : - Dampak penggunaan bahan bakar - Dampak kegiatan pembongkaran

• Dalam Indrianti dan Rustikasari

(2010), dampak lingkungan dari proses daur ulang didapatkan dari EPS

(Environmental Priority Strategy).

(56)

EPS 2000 Default Method

• Prinsip utamanya adalah untuk menetapkan emisi atau sumber daya ke kategori dampak ketika efek yang sebenarnya telah terjadi atau mungkin terjadi di lingkungan.

• Kategori dampak diidentifikasi dari lima perlindungan subyek :

1. Kesehatan manusia

2. Ekosistem kapasitas produksi

3. Persediaan sumber daya abiotik 4. Keanekaragaman hayati

5. Nilai-nilai budaya dan rekreasi

(57)

Komponen Dampak Lingkungan

• Dampak lingkungan akibat penggunaan

bahan bakar (FEC) difokuskan pada kegiatan transportasi.

• Komposisi 1 kg bahan bakar diesel :

(58)

Komponen Dampak Lingkungan

• Dampak dari kegiatan pembongkaran (DEC) difokuskan pada emisi udara yang timbul dan nilai sumber daya abiotik (Pb dan Hg) tiap kg

timah hitam (timbal) yang dihasilkan dari proses pembongkaran.

Nilai Indeks Emisi Udara

(59)

Komponen Dampak Lingkungan

• Dampak dari kegiatan pembongkaran (DEC) difokuskan pada emisi udara yang timbul dan nilai sumber daya abiotik (Pb dan Hg) tiap kg

timah hitam (timbal) yang dihasilkan dari proses pembongkaran.

Bobot Faktor dan Indikator Kategori Metode Default EPS 2000

(60)

Komponen Dampak Lingkungan

FEC Total biaya dampak lingkungan akibat penggunaan bahan bakar a Jarak yang dicapai dengan 1 liter bahan bakar ketika mengangkut

komponen setelah dibongkar atau bahan baku

b Jarak yang dicapai dengan 1 liter bahan bakar ketika mengangkut baterai aki

Nilai emisi bahan baku per liter

(61)

Komponen Dampak Lingkungan

DEC Biaya dampak lingkungan akibat pembongkaran

a Jarak yang dicapai dengan 1 liter bahan bakar ketika mengangkut komponen setelah dibongkar atau bahan baku

Index bahan bakar per liter

Nilai persediaan sumber daya abiotik per kg timah

(62)

Maksimasi Jumlah Baterai Bekas

• Semakin banyak baterai bekas yang didaur ulang dapat mengurangi penggunaan virgin material atau cadangan sumber daya alam.

Qdpt Jumlah produk (p) bekas yang dikirim ke distribution center (d) selama periode waktu (t)

TRQ Jumlah baterai aki bekas yang dkumpulkan

(63)

Formulasi Model

Minimasi Biaya RL Minimasi Dampak

Bahan Bakar

Minimasi Dampak Pembongkaran

(64)

Formulasi Model

6) Jumlah baterai aki bekas yang dibeli tidak melebihi jumlah yang tersedia 5) Jumlah bahan baku yang dibeli cukup untuk memenuhi kebutuhan di factory

7) Jumlah bahan baku yang disimpan di factory tidak melebihi kapasitas simpannya

8) Jumlah baterai aki baru yang disimpan di factory tidak melebihi kapasitas simpan 4) Jumlah baterai aki bekas yang dikumpulkan sama dengan target yang ditetapkan

(65)

Formulasi Model

9) Jumlah baterai aki yang disimpan di DC tidak melebihi kapasitas simpannya

10) Jumlah bahan baku yang disimpan di RC tidak melebihi kapasitas simpannya

11) Jumlah baterai aki bekas yang disimpan di CC tidak melebihi kapasitas simpannya

12) Jumlah bahan baku yang dibeli di supplier tidak melebihi kapasitas supply-nya

13) Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi tidak melebihi waktu yang tersedia

(66)

Formulasi Model

14) Jumlah baterai aki baru yang diproduksi tidak kurang dari jumlah permintaannya dan tidak melebihi kapasitas produksinya

15) Jumlah bahan baku yang didaur ulang tidak melebihi kapasitas daur ulang di RC

16) Jumlah baterai aki bekas yang dibongkar tidak melebihi kapasitas bongkar di CC

17) Jumlah baterai aki bekas yang di-sorting tidak boleh melebihi kapasitas sorting

18) Jumlah komponen yang dikirim ke disposal center tidak boleh melebihi kapasitas

(67)

Formulasi Model

19) Jumlah komponen yang dikirim ke secondary market tidak melebihi kapasitas SM

20) Non-negativity constraint, memastikan bahwa variabel bernilai positif

21) Complementary constraints, memastikan bahwa salah satu dari deviasi negatif dan deviasi positif bernilai nol

(68)

Supplier 1

Supplier 2

Supplier 3

Factory Recycling Center Collection Center

Secondary Market 1

Secondary Market 2 Disposal 1 Disposal 2

DC 2

DC 3

DC 4

E3

E4 E1

E2

E5

Numerical Model

(69)

Baterai Aki

Terminal Cairan Elektrolit Pembungkus

Penutup Baterai

Penyekat Penghubung Elektroda

Sel

Terminal Positif

Terminal Positif

Elektroda Positif

Elektroda Negatif

9 kg

Plastik 0.4 kg

Plastik 0.6 kg

Plastik 2 kg Logam

0.1 kg

Timah 2.2 kg

Timah 2.6 kg Bahan yang Didaur Ulang

0.9 kg

Logam 0.1 kg

Logam 0.1 kg

Numerical Model

Komponen penyusun dari baterai aki 9 kg, antara lain : 1. Timah hitam 4,8 kg

2. Plastik 3 kg

3. Sulfuric acid 0,9 kg 4. Logam 0,3 kg

Baterai aki bekas dari jenis yang sama (7,9 kg) terdiri atas :

1. Timah hitam 4,6 kg 2. Plastik 2,74 kg

3. Sulfuric acid 0,33 kg 4. Logam 0,23 kg

(70)

Numerical Model

(71)

Numerical Model

(72)

Numerical Model

Variabel keputusan yang akan dicari, antara lain :

1. Jumlah baterai aki baru yang harus diproduksi (Q

fpt

) 2. Jumlah baterai aki bekas yang dikumpulkan (Q

dpt

) 3. Jumlah bahan baku yang harus dibeli (Q

isft

)

4. Jumlah komponen yang dibuang (Q

cxpt

)

5. Jumlah komponen yang dijual ke secondary market (Q

cmpt

)

6. Jumlah bahan baku yang didaur ulang di recycling center (Q

irt

) 7. Jumlah bahan baku yang dibongkar di collection center (Q

cpt

) 8. Jumlah bahan baku yang di-sorting di collection center (SQ

cpt

) 9. Total biaya di setiap entitas

10.Deviasi/penyimpangan terkait dengen tujuan (d

c+

, d

ef+

, d

ed+

,d

q-

)

(73)

Numerical Model

Dampak Penggunaan Bahan Bakar

Dampak Kegiatan Pembongkaran

= 0.427881688

= 0.00107925

Nilai abiotic stock resource dari limbah timah hitam (timbal) :

Pb EPS index = 175 ELU/kg x 0,46 kg = 80,5 ELU

= 80,5

(74)

Formulasi Di LINGO

(75)

Analisis Output LINGO

Nilai variabel keputusan :

1. Jumlah baterai aki baru yang harus diproduksi = 198 unit baterai 2. Total jumlah baterai aki bekas yang dikumpulkan = 0 unit

3. Jumlah bahan baku yang harus dibeli adalah 610,5995 kg timah hitam, 374,0997 kg plastik, serta 212,6 kg logam dan cairan elektrolit

4. Jumlah komponen yang dibuang = 94 kg

5. Jumlah komponen yang dijual ke secondary market = 73 kg

6. Jumlah bahan baku yang didaur ulang di recycling center adalah 322 kg timah hitam dan 191,8 kg plastik. Dan menghasilkan 289,8 kg timah hitam dan 179,9 kg plastik

7. Jumlah baterai aki bekas yang dibongkar di collection center = 70 unit 8. Jumlah baterai aki bekas yang di-sorting di collection center = 70 unit

Total biaya di factory = Rp 56.577.830,00

Total biaya di collection center = Rp 6.107.392,00 Total biaya di recycling center = Rp 9.616.570,00 Total biaya di distribution center = Rp 16.492.960,00

10.Deviasi/penyimpangan terkait dengen tujuan dc+ = 0 ; de+ = 0,4007 ; dq-= 179,9999

(76)

Analisis Output LINGO

Factory

(198 unit)

Recycling Center

(1468 kg)

Collection Center

(200 unit)

Disposal Center

Secondary Market

Timah = 289.8 kg Plastik = 179.9 kg

Timah = 322 kg Plastik = 191,8 kg

94 kg

73 kg

Distribution Center

0 unit End

Customer

0 Unit 248 unit

Supplier

Timah = 610,5995 kg Plastik = 374,0997 kg H2SO4 + Logam = 212,6 kg

(77)

Analisis Sensitivitas

Skenario 1 (Prioritas C>>E>>Q) TRLC = Rp 89.000.000,00

TEC = 5637,04 ELU Qdpt = 0 unit

Skenario 2 (Prioritas C>>Q>>E) TRLC = Rp 89.000.000,00

TEC = 5637,04 Qdpt= 0 unit Skenario 3 (Prioritas E>>C>>Q)

TRLC = Rp 89.000.000,00 TEC = 5637,04 ELU

Qdpt = 0 unit

Skenario 4 (Prioritas E>>Q>>C) TRLC = Rp 89.000.000,00

TEC = 5637,04 ELU Qdpt = 0 unit

Skenario 5 (Prioritas Q>>E>>C) TRLC = Rp 101.388.400,00 TEC = 20127,02 ELU

Qdpt = 180 unit

Skenario 6 (Prioritas Q>>C>>E) TRLC = Rp 101.388.400,00 TEC = 20127,02 ELU

Qdpt = 180 unit

Perubahan Prioritas Fungsi Tujuan

(78)

CEQ CQE EQC ECQ QEC QCE

Biaya RL (Jutaan Rupiah)

Dampak Lingkungan (Ratusan ELU)

Jumlah Aki Bekas (Unit)

0 500 1000 1500 2000 2500CEQ

CQE

QEC

QCE EQC

ECQ Biaya RL (ribuan)

Dampak Lingkungan Jumlah Aki Bekas

Analisis Sensitivitas

Perubahan Prioritas Fungsi Tujuan

Rp 89.000.000

20127.02 ELU

5637.04 ELU

Rp 101.388.000 180 unit

(79)

Analisis Sensitivitas

Perubahan Target Dampak Akibat Bahan Bakar

Skenario 1 (Target 0.3 ELU) TRLC = Rp 85.927.370,00 TEC = 7568.968 ELU

Qdpt = 0 unit

Skenario 2 (Target 1,67 ELU) TRLC = Rp 85.927.370,00 TEC = 7568.968 ELU

Qdpt= 0 unit

Skenario 3 (Target 20 ELU) TRLC = Rp 89.000.000,00 TEC = 7569.346 ELU

Qdpt = 0 unit

(80)

0.3 1.67 20

Biaya RL (Jutaan Rupiah)

Dampak Lingkungan (Ratusan ELU)

Jumlah Aki Bekas (Unit)

Analisis Sensitivitas

Perubahan Target Dampak Akibat Bahan Bakar

Rp 89.000.000

7568.968 ELU

0 unit Rp 85.927.370

7569.346 ELU

(81)

Analisis Sensitivitas

Perubahan Target Dampak Akibat Pembongkaran

Skenario 1 (Target 1560 ELU) TRLC = Rp 85.927.370,00 TEC = 7568.968 ELU

Qdpt = 0 unit

Skenario 2 (Target 5635.004 ELU) TRLC = Rp 85.927.370,00

TEC = 7568.968 ELU Qdpt = 0 unit

Skenario 3 (Target = 34000 ELU) TRLC = Rp 85.927.370,00

TEC = 17558,12 ELU Qdpt= 124.0916 unit

(82)

Analisis Sensitivitas

Perubahan Target Dampak Akibat Pembongkaran

1560 5635.004 34000

Biaya RL (Jutaan Rupiah)

Dampak Lingkungan (Ratusan ELU)

Jumlah Aki Bekas (Unit)

Rp 89.000.000 17558,12 ELU

7568.968 ELU

124.1 unit

Rp 85.927.370

(83)

Analisis Sensitivitas

Perubahan Harga Bahan Baku

Skenario 1

Timah Rp 8.000,00/kg Plastik Rp 6.000,00/kg

H2SO4+logam Rp 4.000,00/set

TRLC = Rp 68.125.090,00 TEC = 7568.968 ELU

Qdpt = 0 unit

Skenario 2

Timah Rp 26.000,00/kg Plastik Rp 24.000,00/kg

H2SO4+logam Rp 12.000,00/set

TRLC = Rp 85.927.370,00 TEC = 7568.968 ELU

Qdpt = 0 unit Skenario 3

Timah Rp 30.000,00/kg Plastik Rp 28.000,00/kg

H2SO4+logam Rp 22.000,00/set

TRLC = Rp 89.181.350,00 TEC = 17354,66 ELU

Qdpt = 121,5642 unit

(84)

Analisis Sensitivitas

Perubahan Harga Bahan Baku

Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3

Biaya RL (Jutaan Rupiah)

Dampak Lingkungan (Ratusan ELU)

Jumlah Aki Bekas (Unit)

Rp 68.125.090 7568.9 ELU

Rp 85.927.370

121.6 unit

Rp 89.181.350 17354,66 ELU

(85)

Kelebihan Model

1. Multiobjective, model yang dirancang memiliki lebih dari 1 tujuan yang ingin dicapai. Hal ini sesuai dengan

permasalahan yang ada di dunia nyata.

2. Tidak perlu menentukan bobot untuk tiap fungsi tujuan karena menggunakan metode pre-emptive goal

programming.

3. Menyajikan entitas yang lengkap dalam jaringan reverse logistics sehingga dapat dipergunakan untuk perusahaan besar sekalipun.

4. Komponen biaya yang lengkap dan detail membuat

model powerfull dalam membuat kebijakan, karena

hampir semua aspek biaya yang timbul telah tersedia.

(86)

Kesimpulan

1. Telah tersusun model reverse logistics yang multi- objective dengan menggunakan pendekatan pre- emptive goal programming.

2. Implementasi model (numerical model) dilakukan pada 3 supplier, 1 factory, 1 recycling center, 1 collection center, 2 disposal center, 2 secondary

market, 3 distribution center, dan 5 konsumen dengan periode 1 bulan.

3. Hasil running LINGO didapatkan total biaya RL sebesar Rp 89.000.000, total dampak lingkungan sebesar

5637,037125 ELU, dan tidak ada baterai bekas yang

dikumpulkan.

(87)

Saran

Mengintegrasikan model reverse logistics dengan

forward logistics menjadi closed loop supply

chain agar model yang dibangun semakin utuh

dan dapat merepresentasikan sistem nyata.

(88)

Daftar Pustaka

Bararah, V. F. 2011, ‘Banyak yang Tidak Tahu Bahaya Buang Baterai Bekas’, Detikhealth, 17 Maret, accessed 20 Maret 2011, <http://health.detik.com/read/2011/03/17/134452/1594162/775/banyak-yang-tidak-tahu-bahaya-buang- baterai-bekas>.

Barker, T. J., Zabinsky, Z. B. 2010, ‘A Multicriteria Decision Making Model For Reverse Logistics Using Analytical Hierarchy Process’, Omega Journal.

Bernardes, A. M., Espinosa, D. C. R., Tenorio, J. A. S. 2003, ‘Recycling of Batteries: A Review of Current Processes and Technologies’, Journal of Power Sources, vol. 130, pp. 291-298.

Chang, C. T. 2006, ‘Fuzzy Goal Programming vs. Multi-Choice Goal Programming’, Omega Journal.

Espinosa, M. 2011, Reverse logistics: Strategic Tool For Industrial Sector, European Journalism Centre, accessed 20 Maret

2011, <http://climatechange.thinkaboutit.eu/think4/post/reverse_logistic_strategic_tool_for_industrial_sector/>.

Harrington, R. 2006, ‘Reverse Logistics: Customer Satisfaction, Environment Key to Success in the 21st Century’, Reverse Logistics Magazine, Winter/Spring.

Hawks, K., 2006, ‘VP Supply Chain Practice’, Reverse Logistics Magazine, Winter/Spring.

Indrianti, N., Rustikasari, A. G. 2010, ‘A Reverse Logistics Model For Battery Recycling Industry’, Asia Pacific Industrial Engineering and Management Systems Conference.

Jayaraman, V., Patterson, R. A., Rolland, E. 2003, ‘The Design Of Reverse Distribution Networks: Models And Solution Procedures’, European Journal Of Operational Research, vol. 150, pp. 128–149.

Kannan, G., Sasikumar, P., Devika, K., 2009, ‘A Genetic Algorithm Approach For Solving A Closed Loop Supply Chain Model: A Case Of Battery Recycling’, Applied Mathematical Modelling, vol. 34, pp. 655–670.

Kara, S. S., Onut, S. 2010, ‘A Two-Stage Stochastic And Robust Programming Approach To Strategic Planning Of A Reverse Supply Network: The Case Of Paper Recycling’, Expert Systems With Applications, vol. 37, pp.

6129–6137.

Kementerian Lingkungan Hidup, Peraturan, Peraturan Pemerintah, Indonesia.

(89)

Daftar Pustaka

Kementerian Lingkungan Hidup, Peraturan, Undang-Undang, Indonesia.

Mollenkopf, D., Russo, I., Frankel, R. 2007, ‘The Returns Management Process In Supply Chain

Strategy’, International journal of Physical Distribution & Logistics Management, vol. 37, pp. 1-25.

Mutha, A., Pokharel, S. 2008, ‘Strategic Network Design For Reverse Logistics And Remanufacturing Using New And Old Product Modules’, Computers & Industrial Engineering, vol. 56, pp. 334–346.

Nariswari, N. P. A., Pujawan, I. N. 2010, Simulasi Penerapan Closed System Pada Distribusi Elpiji 3 Kg (Studi Kasus: Distribusi Elpiji 3 Kg Kec. Klojen - Malang), Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Organization for Economic Co-Operation and Development 2009, Eco-Innovation In Industry : Enabling Green Growth.

Pati, R. K., Vrat, P., Kumar, P. 2006, ‘A Goal Programming Model For Paper Recycling System’, Omega Journal, vol. 36, pp. 405 – 417.

Reverse Side of Logistics: The Business of Returns 2005, accessed 3 Februari

2011, <http://www.forbes.com/2005/11/02/returns-reverselogistics-market-cx_rm_1103returns.html>.

Riper, T. V. 2005, ‘Reseller Sees Many Happy Returns’.

Schultmann, F., Engels, B., Rentz, O. 2003, ‘Closed-Loop Supply Chains For Spent Batteries’, Interfaces Journal, vol. 3, pp. 57-71.

Spronk, J. 1981, Interactive Multiple Goal Programming, Martinus Nijhoff Publishing, London.

Tabucanon, M. T. 1988, Multiple Criteria Decision Making in Industry, Elsevier Science Publishing, New York.

US Environmental Protection Agency 2008, Battery Recycling In USA, accessed 3 Februari 2011, <http://www.epa.gov/ebtpages/pollrecyclbatteries.html>.

Vogt, J. J., Pienaar, Wj., Wit, P. W. C. de 2002, Business Logistics & Management - Theory and Practice, Oxford

(90)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

83 Musrenbang RPJMD dan Penyusunan Rancangan Akhir RPJMD 330.000.000 330.000.000 Bappeda Kota Tasikmalaya Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi Terwujudnya peningkatan

Setelah virus sampai pada inang yang sesuai maka virus akan melepaskan selubung protein kemudian memanfaatkan DNA tanaman untuk bereplikasi kemudian berpindah dari satu sel

Kalau Kebenaran berasal dari dalam diri, bagaimana kita mengetahuinya? Kalau kebenaran adalah Watak Sejati manusia apa wujud nyata dalam kehidupan kita?.. “Perasaan

Siswa yang hasil metabolit pestisida dalam urinnya positif lebih banyak pada yang terlibat dalam kegiatan pertanian (29,2%) dibanding siswa yang tidak terlibat dalam

Berdasarkan analisis bivariat pengetahuan kader tentang penggunaan metode buku saku tentang permasalahan dalam pemberian ASI, terdapat perbedaan nilai rerata antara sebelum

Timing belt juga perlu untuk diperiksa apakah kondisi karet bagus, apakah ada bagian yang apakah kondisi karet bagus, apakah ada bagian yang muali terlihat getas, retak- muali

Namun demikian terdapat sedikit perbedaan yaitu bahwa pelaku usaha berpendapat bahwa Kabupaten Gianyar menjadi daerah tujuan wisata utama setelah Kabupaten Badung

Therefore this testing equipment of ultra low head hydraulic turbine model can be used to support implementation the laboratory work of machine performance in Mechanical