• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP HEWAN DALAM MATA PELAJARAN IPA MELALUI

PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I KEMASAN

SUKOHARJO TAHUN 2012

SKRIPSI

Oleh:

ARIS SETIANTO K7108028

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA commit to user 2012

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Aris Setianto

NIM : K7108028

Jurusan/Program Studi : IP/ PGSD

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP HEWAN DALAM MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I KEMASAN SUKOHARJO TAHUN 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang membuat pernyataan

Aris Setianto

commit to user

(3)

iii

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP HEWAN DALAM MATA PELAJARAN IPA MELALUI

PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I KEMASAN

SUKOHARJO TAHUN 2012

Oleh : ARIS SETIANTO

K7108028

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA commit to user 2012

(4)

iv

commit to user

(5)

v

commit to user

(6)

vi ABSTRAK

Aris Setianto. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP HEWAN DALAM MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I KEMASAN SUKOHARJO TAHUN 2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan melalui model pembelajaran berbasis portofolio pada siswa kelas IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo tahun 2012.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri I Kemasan yang berjumlah 22 siswa. Sumber data berasal dari siswa dan guru, arsip silabus dan nilai IPA, serta hasil pengamatan. Teknik pengumpulan data adalah tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber dan teknik. Analisis data menggunakan model analisis interaktif.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data pada prasiklus ketuntasan klasikal yaitu 36,36% dengan nilai rata-rata 58,00. Pada siklus I ketuntasan klasikal meningkat menjadi 77,27% dengan rata-rata kelas yang dicapai 69,82.

Pada siklus II ketuntasan klasikal meningkat menjadi 90,91% dengan nilai rata- rata kelas 81,18.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran berbasis portofolio dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan pada siswa kelas IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo tahun 2012.

Kata kunci: kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan, model pembelajaran berbasis portofolio.

commit to user

(7)

vii ABSTRACT

Aris Setianto. INCREASED ABILITY TO DESCRIBE ANIMAL’S LIFE CYCLE IN NATURAL SCIENCE STUDY THROUGH PORTOFOLIO BASED LEARNING ON GRADE IV SD NEGERI I KEMASAN SUKOHARJO YEAR 2012. Skripsi, Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret University, Surakarta. July 2012.

Purpose of this research was to improve the ability to describe animal’s life cycle through portofolio based learning on grade IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo year 2012.

This research was classroom action research. Research carried out in two cycles with each consisting of planning the implementation, action, observation and reflection. Research’s subjects were students in grade 4 SD Negeri I Kemasan, amounting to 22 students. The source data come from students and teachers, records of syllabus and natural science test scores, and observations.

Data collection technique were test, observation, interviews, and document. The validity of the data used source and method triangulation techniques. Data analysis used interactive analysis model.

Based on research’s results, obtained classical completenss’s data before any action was 36,36% with the average value was 58,00. In the first cycles completenss classical increased to 77,27% with the average grade achieved 69,82.

In the second cycles completenss classical increased to 90,91% with the average value increased to 81,18.

It can be concluded that used portofolio based learning can increased the abbility to describe animal’s life cycle on students in grade IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo year 2012.

Keyword : the abbility to describe animal’s life cycle, portofolio based learning.

commit to user

(8)

viii MOTTO

Sungguh Allah SWT tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka sendiri mengubahnya.

(QS. Ar Ra’du 11)

Wong urip iku amung mampir ngombe. Golek kamulyan lan seneng ing donya iku ora ana enteke.

(Jumarno)

Life is actions, actions, and actions (Aris Setianto)

commit to user

(9)

ix

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :

 “Ayah dan Ibu”

Atas kasih sayang, petuah bijak, serta doa yang mengalir deras di setiap nafas ikhlas tak berharap balas.

 “PGSD FKIP UNS”

Terima kasih ilmu yang bermanfaat membuat gejolak semangat untuk terus giat membuat pendidikan yang lebih sehat dan hebat.

commit to user

(10)

x

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan penyayang, yang memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP HEWAN DALAM MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I KEMASAN SUKOHARJO TAHUN 2012”

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak.

Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Dr. Suwarto WA, M.Pd. Pembimbing I yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs, Sadiman, M.Pd. Pembimbing II, yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ayah, ibu, dan adik tercinta yang selalu memberikan doa dan motivasi.

7. Keluarga besar SD Negeri I Kemasan Sukoharjo yang telah membantu dan meyediakan tempat untuk melaksanakan penelitian.

8. Mahasiswa PGSD semester VIII, yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

commit to user

(11)

xi

9. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

commit to user

(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN ... ii

HALAMAN PENGAJUAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN... v

HALAMAN ABSTRAK ... vi

HALAMAN MOTTO ... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 3

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka... 6

1. Hakikat Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan ... 6

a. Pengertian Kemampuan ... 6

b. Pengertian Mendeskripsikan ... 7

c. Pengertian Kemampuan Mendeskripsikan... 8

d. Pengertian Daur Hidup Hewan ... 9 e. Pembelajaran IPA di SD ...commit to user 10

(13)

xiii

f. Materi Daur Hidup Hewan... 14

2. Hakikat Model Pembelajaran Berbasis Portofolio .. 18

a. Pengertian Model Pembelajaran ... 18

b. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio ... 19

c. Landasan Pemikiran Pembelajaran Berbasis Portofolio ... 20

d. Prinsip Dasar Pembelajaran Berbasis Portofolio 22 e. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Portofolio ... 23

f. Penilaian Portofolio ... 25

3. Pembelajaran IPA Daur Hidup Hewan dengan Portofolio ... 27

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 29

C. Kerangka Berpikir ... 30

D. Hipotesis Tindakan... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

B. Subjek Penelitian ... 34

C. Sumber Data ... 34

D. Teknik Pengumpulan Data ... 34

E. Validitas Data ... 36

F. Teknik Analisis Data ... 37

G. Indikator Kinerja ... 39

H. Prosedur Penelitian ... 39

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan ... 45

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ... 49

1. Siklus I ... 49

2. Siklus II ... 60

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus ...` 71 D. Pembahasan Hasil Penelitian ...commit to user 74

(14)

xiv

1. Pra Siklus ... 75

2. Siklus I... 75

3. Siklus II ... 76

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ... 79

B. Implikasi ... 79

C. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82

LAMPIRAN ... 85

commit to user

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Daur Hidup Ayam tanpa Metamorfosis... 15

2.2 Daur Hidup Belalang Metamorfosis Tidak Sempurna. ... 16

2.3 Daur Hidup Kupu-Kupu Metamorfosis Sempurna ... 17

2.4 Skema Kerangka Berpikir ... 32

3.1 Komponen-komponen Analisis Data ... 38

3.2 Model PTK ... 40

4.1 Grafik Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Prasiklus ... 46

4.2 Grafik Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata Prasiklus .... 47

4.3 Grafik Ketuntasan Klasikal Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Prasiklus ... 48

4.4 Grafik Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup HewanSiklus I ... 53

4.5 Grafik Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata Siklus I... 54

4.6 Grafik Ketuntasan Klasikal Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Siklus I ... 55

4.7 Grafik Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup HewanSiklus II ... 65

4.8 Grafik Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata Siklus II ... 66

4.9 Grafik Ketuntasan Klasikal Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Siklus II ... 67

4.10 Grafik Perbandingan Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Nilai Rata-rata Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ... 72

4.11 Grafik Peningkatan Presentase Ketuntasan Klasikal Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ... 73

commit to user

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Silabus KTSP IPA Kelas IV Sekolah Dasar ... 14 3.1 Jadwal Penelitian... 33 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur

Hidup Hewan Prasiklus ... 46 4.2 Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata, dan Ketuntasan

Klasikal Prasiklus ... 47 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur

Hidup Hewan Siklus I ... 53 4.4 Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata, dan Ketuntasan

Klasikal Siklus I ... 54 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur

Hidup Hewan Siklus II ... 65 4.6 Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-rata, dan Ketuntasan

Klasikal Siklus II ... 66 4.7 Perbandingan Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-Rata dan

Presentase Ketuntasan Siswa pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II. 72

commit to user

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Hasil Wawancara dengan Guru sebelum menggunakan

Pembelajaran Berbasis Portofolio ... 85

2. Data Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Prasiklus ... 87

3. Silabus Pembelajaran Siklus I... 88

4. Silabus Pembelajaran Siklus II... 90

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 ... 91

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 ... 96

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1... 101

8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2... 106

9. Buku Ajar ... 111

10. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 123

11. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 2 ... 124

12. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 1 ... 125

13. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 2 ... 126

14. Lembar Dokumentasi Portofolio Kelompok ... 127

15. Lembar Dokumentasi Portofolio Siswa dan Guru ... 128

16. Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 1... 129

17. Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 2... 130

18. Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 ... 131

19. Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 ... 132

20. Soal Evaluasi, Kunci Jawaban, dan Kriteria Penilaian Siklus I Pertemuan 1... 133

21. Soal Evaluasi, Kunci Jawaban, dan Kriteria Penilaian Siklus I Pertemuan 2... 135

22. Soal Evaluasi, Kunci Jawaban, dan Kriteria Penilaian Siklus II Pertemuan 1... 138

commit to user

(18)

xviii

23. Lembar Soal Evaluasi, Kunci Jawaban, dan Kriteria Penilaian

Siklus II Pertemuan 2 ... 141

24. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 144

25. Lembar Observasi Aktivitas Kinerja Guru ... 145

26. Data Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Silus I ... 148

27. Data Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan Silus II ... 149

28. Data Nilai Aktivitas Siswa Siklus I... 150

29. Data Nilai Aktivitas Siswa Siklus II ... 151

30. Lembar Observasi Kiberja Guru Siklus I Pertemuan 1... 152

31. Lembar Observasi Kiberja Guru Siklus I Pertemuan 2... 155

32. Lembar Observasi Kiberja Guru Siklus II Pertemuan 1 ... 158

33. Lembar Observasi Kiberja Guru Siklus II Pertemuan 2 ... 161

34. Hasil Wawancara dengan Guru setelah menggunakan Pembelajaran Berbasis Portofolio... 164

35. Perolehan Nilai Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan tsebelum dan setelah Menggunakan Pembelajaran Berbasis Portofolio ... 165

36. Dokementasi Foto Kegiatan Pembelajaran ... 166

37. Hasil Karya Siswa ... 169

38. Perijinan Penelitian ... 173

commit to user

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dan siswa dengan sumber belajar dalam lingkungan yang edukatif. Peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa agar aktif dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran terjadi penyampaian ilmu pengetahuan dari guru kepada peserta didik. Ilmu pengetahuan yang disampaikan mencakup berbagai wawasan yang terdapat pada lingkungan alam dan lingkungan sosial.

Salah satu ilmu pengetahuan yang diajarkan di sekolah dasar adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam semesta, benda-benda yang ada di alam beserta gejala-gejalanya.

Tujuan pembelajaran IPA di SD tidak hanya sebatas tujuan kognitif untuk mengenal teori-teori tetang alam semesta, tetapi dalam pembelajaran IPA dibentuk pula sikap mengimani keagungan Tuhan serta perilaku mencintai lingkungan. Depdiknas dalam Trianto (2010) menetapkan tujuan pembelajaran IPA adalah (1)menanamkan keyakinan terhadap Tuhan YME, (2)mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah, (3) mempersiapkan siswa menjadi insan yang melek sains dan teknologi, (4) menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi (hlm. 138).

Ruang lingkup IPA untuk SD meliputi aspek tentang makhluk hidup dan proses kehidupan, benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta. Dalam Silabus IPA SD kelas IV tercantum beberapa standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan dalam proses belajar mengajar. Salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa kelas IV adalah mendeskripsikan daur hidup berbagai hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, dan kucing. Siswa harus mampu memahami dan mendeskripsikan daur hidup hewan dengan benar.

Namun, fakta yang terjadi dari hasil observasi di SD Negeri I Kemasan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo, peserta didik kelas IV masih memiliki kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan rendah. Berdasarkan commit to user

(20)

hasil pengalaman guru, dari 22 siswa kelas IV, 8 siswa atau 36,36% yang memperoleh nilai di atas KKM yang telah ditentukan yaitu 64. Dengan nilai rata- rata 58,00 masih terdapat 14 siswa atau sekitar 63,64% yang belum tuntas dengan memperoleh nilai di bawah KKM.

Permasalahan ini terjadi karena berbagai faktor antara lain model pembelajaran yang diterapkan belum melibatkan siswa secara aktif dalam menggali informasi. Model pembelajaran belum dapat memantau proses kemajuan siswa melalui tugas atau hasil pekerjaannya karena yang terjadi adalah tugas atau hasil pekerjaan siswa yang sudah selesai tidak disimpan dengan baik.

Faktor lain adalah penggunaan media pembelajaran yang masih minim dan kurang menarik perhatian dan memudahkan siswa menangkap materi yang disampaikan.

Apabila permasalahan di atas tidak ditangani, maka akan berdampak kurang baik pada siswa. Siswa akan menganggap IPA adalah mata pelajaran yang harus dicatat dan dihafal. Sehingga siswa menjadi kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran IPA nantinya. Padahal pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang menyenangkan dan harus dipahami bukan dihafalkan.

Untuk mengatasi masalah tersebut, alternatif pemecahan masalah yang bisa dilakukan adalah diterapkannya model pembelajaranyang dapat memantau setiap proses kemajuan siswa melalui tugas atau hasil pekerjaannya. Model pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan adalah model pembelajaran berbasis portofolio (portofolio based learning).

Pembelajaran berbasis portofolio mengarah pada Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan. Widayati (2009) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis portofolio adalah suatu proses pembelajaran dalam mempelajari suatu materi tertentu yang prosesnya dari awal sampai akhir, dan kumpulan hasil pekerjaan peserta didik tersebut dikumpulkan atau didokumentasi yang disimpan dalam satu bendel (hlm. 21). Pembelajaran berbasis portofolio (portofolio based learning) diharapkan dapat meninkatkan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan dalam mata pelajaran IPA pada siswa kelas IV. Pembelajaran berbasis portofolio melibatkan siswa aktif dalam menggali

commit to user

(21)

informasi yang akan dipelajari. Proses kemajuan siswa akan terlihat dari kumpulan tugas mereka yang didokumentasikan.

Penerapan pembelajaran berbasis portofolio dapat membuat siswa lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Siswa dilibatkan dalam mengidentifikasi masalah dan menggali informasi untuk menyusun portofolio.

Selain itu, penerapan pembelajaran berbasis portofolio dapat melatih siswa untuk bekerja secara disiplin membuat dokumentasi portofolio dan bertanggung jawab terhadap perkembangan belajar mereka sendiri.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengangkat judul “Peningkatan Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan dalam Mata Pelajaran IPA melalui Pembelajaran Berbasis Portofolio pada Siswa Kelas IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo Tahun 2012”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengidentifikasi adanya beberapa masalah yang dialami dalam pembelajaran IPA khususnya materi daur hidup hewan yaitu:

1. Model pembelajaran yang diterapkan kurang melibatkan aktivitas dan siswa dalam menggali informasi Siswa hanya mencatat materi yang telah disampaikan oleh guru dan menghafalkannya. Sehingga siswa beranggapan bahwa materi IPA adalah materi yang harus dihafal.

2. Perlunya model pembelajaran yang dapat memantau proses kemajuan siswa melalui tugas atau hasil pekerjaan yang didokumentasikan secara baik.

3. Media pembelajaran yang digunakan kurang menarik perhatian siswa dan memudahkan siswa dalam menerima materi yang diajarkan.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari terjadinya perluasan masalah yang diteliti, maka dalam penelitian ini peneliti memberi batasan masalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran dalam penelitian ini dibatasi model pembelajaran berbasis portofolio.

commit to user

(22)

2. Kemampuan siswa yang akan ditingkatkan dalam penelitian ini dibatasi kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan dalam pembelajaran IPA.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti yaitu, “Apakah pembelajaran berbasis portofolio dapat meningkatkan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan dalam mata pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo tahun 2012?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu, “Untuk meningkatkan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan dalam mata pelajaran IPA melalui pembelajaran berbasis portofolio pada siswa kelas IV SD Negeri I Kemasan Sukoharjo tahun 2012.”

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah memperkaya khasanah keilmuan, khususnya dalam hal penerapan model pembelajaran berbasis portofolio sebagai salah satu model pembelajaran yang mengarah ke pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif dan menyenangkan (PAIKEM) dalam pembelajaran IPA di sekolah

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

1) Meningkatkan kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan di lingkungan sekitar.

2) Menumbuhkembangkan kemampuan siswa dalam mencari informasi dan membuat portofolio.

3) Memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan melatih keberanian serta tanggung jawab.

b. Bagi Guru

1) Menambah wawasan guru tentang model pembelajaran berbasis portofolio. commit to user

(23)

2) Membantu guru untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat.

c. Bagi Sekolah

1) Meningkatkan mutu pembelajaran IPA di sekolah

2) Meningkatnya kualitas pembelajaran di sekolah dengan terwujudnya pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif dan menyenangkan.

commit to user

(24)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka

1. Hakikat Kemampuan Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan a. Pengertian Kemampuan

Kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti bisa atau sanggup. Menurut Suharso dan Retnoningsih (2005), “mampu berarti kuasa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya” (hlm. 308).

Dalam referensi lain, menurut Desmita (2006) ability (kemampuan, kecakapan) merupakan suatu istilah umum yang berkenaan dengan potensi untuk menguasai suatu keterampilan (hlm. 257). Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Kemampuan diperlukan untuk menguasai keterampilan serta mengoptimalkan potensi dalam melakukan suatu pekerjaan. Agar kemampuan dapat dikuasai dengan baik, maka diperlukan suatu latihan disertai pemantauan terhadap perkembangannya.

Kemampuan secara garis besar dibedakan menjadi dua yaitu kemampuan yang berhubungan dengan intelektual dan kemampuan yang berhubungan dengan aktivitas fisik atau keterampilan. Menurut Robbins (2001) dikemukakan bahwa,

Kemampuan terdiri dari dua faktor, yaitu: “1) Kemampuan intelektual (intelectual ability), merupakan kemampuan melakukan aktivitas secara mental, 2) Kemampuan fisik (physical intellectual), merupakan kemampuan melakukan aktivitas berdasarkan stamina, kekuatan, dan karakteristik fisik (hlm. 57).

Tingkat kemampuan individu atau seseorang dapat diukur melalui tes-tes tertentu sesuai dengan kemampuan yang akan diukur. Hal ini sesuai dengan pendapat Akbar dan Sihadi (2011) bahwa kemampuan adalah kecerdasan yang biasa diukur dengan tes-tes intelegensi (hlm. 56).

Sehingga didalam mengukur kemampuan diperlukan seperangkat alat tes commit to user

(25)

yang valid dan cocok. Apabila jenis kemampuan yang akan diukur berbeda, maka tes yang digunakan juga berbeda.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu untuk mencapai atau menguasai sesuatu yang lebih baik. Kemampuan siswadalam proses belajar mengajar dapat berkembang melalui berbagai aktivitas belajar dan latihan diiringi pemantauan terhadap perkembangannya serta dapat diukur melalui suatu tes.

b. Pengertian Mendeskripsikan

Secara bahasa, kata “mendeskripsikan” berasal dari kata dasar

“deskripsi” yang berarti pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Apabila memperoleh imbuhan me-kan akan menjadi suatu kata kerja “mendeskripsikan” yang berarti melakukan sesuatu pekerjaan. Menurut Suharso, dkk (2005) “mendeskripsikan mempunyai makna memaparkan atau menggambarkan dengan kata-kata secara jelas dan terperinci” (hlm. 121).

Dalam referensi lain, diungkapkan tentang cara mendeskripsikan sesuatu menurut Tompkins (1994), bahwa “mendeskripsikan menggunakan cara-cara yang spesifik dalam membuat kejelasan, gambaran kata-kata yang bisa diindera.” (hlm. 114). Diindera di sini berarti dalam mendeskrisikan sesuatu harus dapat melibatkan panca indera untuk menangkap isi pesan yang dideskripsikan. Mendeskripsikan yang baik adalah mendeskripsikan yang dapat mempermudah pendengar menerima isi pesan dan membayangkannya.

Mendeskripsikan sangat bergantung pada pemahaman pendeskripsi. Semakin dia mengerti dan memahami objek yang akan dideskripsikan, maka semakin jelas pula dia dapat mendeskripsikan objek tersebut. Sebagaimana pendapat yang diungkapkan oleh Kamdhi (2011), bahwa “mendeskripsikan atau pemaparan penggambaran sangat bergantung pada kemampuan penulis atau pembicara” (hlm. 93). Jika

commit to user

(26)

penulis mempunyai pengamatan yang tajam dengan semua inderanya, pasti penggambaran atau pemaparannya berkualitas.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mendeskripsikan adalah memaparkan atau menggambarkan suatu hal, benda, tempat, suasana atau keadaaan secara jelas dan terperinci sehingga penerima pesan dapat memahami informasi yang disampaikan. Syarat agar dapat mendeskripsikan dengan baik, adalah memahami terlebih dahulu objek yang akan dideskripsikan.

c. Pengertian Kemampuan Mendeskripsikan

Pengertian “kemampuan” adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu untuk mencapai sesuatu yang lebih baik. Dan pengertian “mendeskripsikan” adalah memaparkan atau menggambarkan tentang suatu benda, tempat, suasana atau keadaaan secara jelas dan terperinci, setelah pendeskripsi memahami objek yang akan dipaparkan.

Dari penjelasan tentang “kemampuan” dan “mendeskripsikan”, maka dapat disimpulkan pengertian “kemampuan mendeskripsikan” adalah suatu kesanggupan dalam memaparkan atau menggambarkan sesuatu yang telah dipahami secara jelas dan terperinci.

Dalam suatu proses belajar, kemampuan mendeskripsikan merupakan kesanggupan atau kecakapan untuk mengenal dan memahami sesuatu, kemudian dilanjutkan dengan menjelaskannya secara rinci sesuai gambaran atau kenyataan yang ada. Kemampuan mendeskripsikan menuntut penguasaan yang lebih dari sekadar menghafal. Bahkan agar dapat memiliki kemampuan mendeskripsikan yang baik, seseorang harus memiliki kemampuan memahami materi yang dideskripsikan.

Berdasarkan uraian di atas, kemampuan mendeskripsikan dapat dikuasai melalui suatu proses yang melibatkan aktivitas dan pengalaman yang dialami langsung dalam mencari informasi atau materi yang akan dideskripsikan. Setelah itu kemampuan untuk memaparkan atau menggambarkan suatu materi secara jelas dan terperinci dapat dikuasai.

commit to user

(27)

d. Pengertian Daur Hidup Hewan

Menurut Haryanto (2007) “daur hidup hewan diartikan sebagai seluruh tahapan yang dialami makhluk hidup selama hidupnya” (hlm. 65).

Dalam referensi lain, Rositawaty dan Muharam (2008) dikemukakan bahwa “daur hidup hewan dimulai saat keluar dari perut induknya hingga dewasa” (hlm. 50). Di dalam proses kehidupannya, hewan sebagai makhluk hidup yang mengalami pertumbuhan dan perkembangbiakan akan mengalami perubahan pada tubuhnya. Perubahan tersebut terjadi secara bertahap seiring bertambahnya usia hewan. Dari segi bentuk tubuh atau morfologi, dari segi fungsi alat tubuh atau fisiologi, serta dari segi tingkah laku hewan akan terjadi perubahan.

Beragamnya jenis hewan di lingkungan ini mengakibatkan beragam pula daur hidup hewan yang ada di lingkungan sekitar.

Sulistiyanto dan Wiyono (2008) mengelompokkan daur hidup hewan menjadi dua kelompok yaitu “daur hidup hewan dengan metamorfosis dan daur hidup tanpa metamorfosis” (hlm.60). Perbedaan antara kedua daur hidup tersebut terletak pada terjadi atau tidaknya proses metamorfosis selama daur hidup hewan berlangsung. Daur hidup hewan yang mengalami metamorfosis akan mengalami perubahan bentuk yang sangat berbeda dibandingkan dengan yang tidak mengalami metamorfosis.

Berdasarkan uraian di atas, pengertian daur hidup hewan adalah seluruh tahapan yang dialami makhluk hidup selama hidupnya sejak keluar dari perut induknya hingga menjadi dewasa. Di dalam daur hidup hewan terjadi perubahan bentuk baik yang mengalami metamorfosis maupun tidak mengalami metamorfosis.

Dari paparan mengenai pengertian kemampuan, pengertian mendeskripsikan, dan pengertian daur hidup hewan, maka dapat diambil pengertian kemampuan mendeskrisikan daur hidup hewan adalah suatu kesanggupan untuk memaparkan atau menjelaskan seluruh tahapan yang dialami hewan selama hidupnya sejak keluar dari perut induknya hingga menjadi dewasa beserta perubahan-perubahan yang dialaminya secara commit to user

(28)

jelas dan terperinci. Kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan dapat dikuasai dengan baik melalui suatu proses yang melibatkan aktivitas dan pengalaman yang dialami langsung dalam mencari informasi atau materi daur hidup hewan yang akan dideskripsikan.

e. Pembelajaran IPA di SD 1) Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai beberapa definisi yang disampaiakan oleh beberapa ahli. Darmodjo, Kaligis, dan Sukardjo (2005) mengatakan bahwa “IPA adalah ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya, atau secara sederhana merupakan suatu kumpulan pengetahuan yag tersusun secara sistematis tentang gejala alam (hlm. 3). Tidak berbeda jauh dengan pendapat tersebut, Trianto (2010) mengungkapkan “Ilmu Pengetahuan Alam mempelajari tentang alam semesta, benda-benda yang ada di alam, beserta gejala-gejalanya (hlm. 136).”

Sedangkan Purnrll’s (1983) dalam Iskandar (2001) mendefinisikan “Science is the broad filed of human knowledge, acquired by systematic observation and experiment, and exolained by means of rules, law, principles, theories, and hypotheses” (hlm. 2), artinya Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan manusia yang didapat dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip- prinsip, teori-teori, dan hipotesis-hipotesis.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah salah satu kumpulan pengetahuan manusia tentang gejala-gejala alam yang diperoleh melalui observasi dan eksperimen yang sistematis, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum- hukum, prinsip-prinsip, teori-teori, dan hipotesis-hipotesis yang akan terus disempurnakan untuk mengatasi pengetahuan, fakta-fakta, konse- konsep, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah.

commit to user

(29)

2) Manfaat IPA

IPA mempunyai manfaat sebagai pemupukan sikap. Menurut Harlen dalam Darmodjo dan Kaligis (1993) menyebutkan ada sembilan aspek sikap ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak usia sekolah dasar, antara lain: 1) Sikap ingin tahu, 2) Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru, 3) Sikap kerja sama, 4) Sikap tidak putus asa, 5) Sikap tidak berprasangka, 6) Sikap mawas diri, 7) Sikap bertanggung jawab, 8) Sikap berpikir bebas, 9) Sikap kedisiplinan diri.

3) Fungsi IPA

Fungsi mata pelajaran IPA menurut Sumaji, dkk (1998) antara lain, (a) Memberi bekal pengetahuan dasar baik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi maupun untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; (b) Mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep IPA; (c) Menanamkan sikap ilmiah pada siswa dan melatih menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapi; (d) Menyadarkan siswa akan keteraturan alam dan segala keindahannya sehingga mendorong siswa untuk mencintai dan mengagungkan Penciptanya; (e) Memupuk kreativitas siswa; (f) Membantu siswa memahami gagasan atau informasi baru dalam bidang IPTEK; (g) Memupuk minat siswa terhadap IPA. (hlm. 35)

4) Tujuan Pembelajaran IPA

Tujuan pembelajaran IPA tidak hanya sebatas tujuan kognitif untuk mengenal teori-teori tetang alam semesta, tetapi dalam Pembelajaran IPA dibentuk pula sikap mengimani keagungan Tuhan serta perilaku mencintai lingkungan. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA Depdiknas dalam Trianto (2010) sebagai berikut:

(1) menanamkan keyakinan terhadap Tuhan YME, (2) mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah, (3) mempersiapkan siswa menjadi insan yang melek sains dan teknologi, (4) menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi (hlm. 138). commit to user

(30)

5) Karakteristik Pembelajaran IPA di SD

Untuk mencapai tujuan pembelajaran IPA, guru sebagai pengelola langsung pada proses pembelajaran harus memahami karakteristik (hakikat) dari pendidikan IPA sebagaimana dikatakan Depdiknas (2006), bahwa:

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (hlm. 47).

Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapatmembantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Karakteristik pendidikan IPA yang digariskan oleh Departemen Pendidikan Nasional sejalan dengan pandangan para pakar pendidikan IPA di tingkat Internasional. Menurut Trowbridge & Bybee (1990) bahwa,

IPA merupakan perwujudan dari suatu hubungan dinamis yang mencakup tiga faktor utama, yaitu: IPA sebagai suatu proses dan metode (methods and processes); IPA sebagai produk-produk pengetahuan (body of scientific knowledge), dan IPA sebagai nilai-nilai (values) (hlm 48).

IPA sebagai proses/metode penyelidikan (inquiry methods) meliputi cara berpikir, sikap, dan langkah-langkah kegiatan saintis untuk memperoleh produk-produk IPA atau ilmu pengetahuan ilmiah, misalnya observasi, pengukuran, merumuskan dan menguji hipotesis, mengumpulkan data,bereksperimen, dan prediksi. Dalam commit to user

(31)

wacana sepert itu maka IPA bukan sekadar cara bekerja, melihat, dan cara berpikir, melainkan „science as a way of knowing‟. Artinya, IPA sebagai proses juga dapat meliputi kecenderungan sikap/tindakan, keingintahuan, kebiasaan berpikir, dan seperangkat prosedur.

Sementara nilai-nilai (values) IPA berhubungan dengan tanggung jawab moral, nilai-nilai sosial, manfaat IPA untuk IPA dan kehidupan nanusia, serta sikap dan tindakan (misalnya, keingintahuan, kejujuran, ketelitian, ketekunan, hati-hati, toleran, hemat, dan pengambilan keputusan).

6) Ruang Lingkup IPA di SD

Ruang lingkup IPA di jenjang Sekolah Dasar meliputi semua materi yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang membahas tentang alam. Seperti yang tercantum dalam Kurikulum Tngkat Satuan Pendidikan bahwa, Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut: (1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, (2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya (3) Energi dan perubahannya (4) Bumi dan alam semesta.

Berdasarkan ruang lingkup IPA untuk SD/MI tersebut, dalam Secara khusus ruang lingkup IPA SD khususnya kelas IV, mencakup, (1) Makhluk hidup dan proses kehidupannya; (2) Benda dan sifatnya;

(3) Gaya; (4) Energi dan penggunaannya; (5) Perubahan kenampakan;

(6) Bumi dan benda langit; (7) Perubahan lingkungan fisik; dan (8) Sumber daya alam

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang menjadi acuan kemampuan yang harus dicapai oleh peserta didik yang dijabarkan sebagai indikator ketuntasan belajar. Termasuk pula Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) untuk materi daur hidup hewan yaitu memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup dan mendeskripsikan daur hidup hewan di lingkungan sekitar. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel 2.1 berikut. commit to user

(32)

Tabel 2.1. Silabus KTSP IPA Kelas IV Sekolah Dasar Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Makhluk Hidup dan

Proses Kehidupannya 4. Memahami daur hidup

beragam jenis makhluk hidup.

4.1 Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, dan kucing.

4.2 Menunjukkan kepedulian terhadap hewan peliharaan, misalnya kucing, ayam, dan ikan.

f. Materi Daur Hidup Hewan

Secara bahasa, kata “daur” memiliki arti peredaran masa yang lamanya bertahun-tahun. Daur hidup hewan berarti peredaran masa kehidupan suatu hewan dari lahir, muda, dewasa, sampai mati. Dalam daur hidup makhluk hidup pastinya ada masa muda dan masa tua. Begitu pula pada hewan, dalam daur hidup hewan terdapat pula masa mulai dari lahir tumbuh menjadi bayi, lalu menginjak masa muda, dilanjutkan masa dewasa, sampai mati. Namun, yang digarisbawahi adalah ciri-ciri serta sifat setiap tahapan dari daur hidup hewan tersebut.

Sering ditemui pada daur hidup hewan, bentuknya pada masa muda sama dengan masa dewasanya. Ada juga yang dalam daur hidupnya, bentuk pada masa mudanya berbeda dengan bentuk pada masa dewasanya.

Bahkan berbeda pula pada sifat dan cara hidupnya. Hal inilah yang disebut metamorfosis atau perubahan pada daur hidup. Menurut Sulistiyanto dan Wiyono (2008) dikemukakan bahwa,

Tidak semua telur menetas menghasilkan anak hewan yang mirip dengan induknya. Contoh pada katak, daur hidupnya panjang dan terjadi perubahan bentuk (metamorfosis) dengan tahap-tahap tertentu yaitu telur menetas menjadi berudu kemudian menjadi berudu berkaki (hlm. 60).

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa, seluruh tahap perubahan yang dialami makhluk hidup selama hidupnya disebut daur hidup. Daur hidup hewan ada dua yaitu :

commit to user

(33)

1) Daur hidup tanpa metamorfosis

Sebagian besar hewan di lingkungan sekitar tidak mengalami metamorfosis dalam daur hidupnya. Sebagai contoh yaitu ayam dan kucing. Anak ayam dan anak lucing mirip dengan induknya. Jika ada perbedaan, mungkin hanya pada warna bulu atau rambutnya. Gambar daur hidup ayam tanpa metamorfosis dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut.

Gambar 2.1. Daur Hidup Ayam tanpa Metamorfosis 2) Daur hidup dengan metamorfosis

Namun, ada pula hewan-hewan di lingkungan sekitar yang dalam daur hidupnya mengalami metamorfosis. Kebanyakan hewan tersebut berasal dari jenis serangga seperti kupu-kupu, kecoa, nyamuk, lalat, belalang, dan rayap. Akan tetapi, metamorfosis juga terjadi pada daur hidup hewan lain hewan ampibi yaitu katak atau kodok.

Metamorfosis adalah suatu proses perubahan bentuk dalam daur hidup hewan yang terjadi dalam waktu lama. Menurut Sulistyanto dan Wibyono (2008) dikemukakan bahwa “Di dalam metamorfosis terjadi commit to user

(34)

suatu perubahan individu mahluk hidup dari telur sampai menjadi dewasa yang sempurna dengan mengalami perubahan bentuk tubuh dan fungsi alat tubuh. Metamorfosis dibedakan menjadi dua macam, yaitu metamorfosis tidak sempurna dan metamorfosis sempurna” (hlm.

60).

a) Metamorfosis tidak sempurna (hemimetabola)

Metamorfosis tidak sempurna merupakan metamorfosis yang melewati 2 tahapan yaitu dari telur menjadi nimfa kemudian menjadi hewan dewasa (imago). Metamorfosis tidak sempurna dialami hewan yang saat lahir tidak terlalu berbeda dengan hewan dewasa. Biasanya metamorfosis ini terjadi pada serangga seperti kecoa, belalang, rayap, dan lainnya. Berikut contoh metamorfosis tidak sempurna pada belalang dapat dilihat pada gambar 2.2 di bawah ini.

Gambar 2.2. Daur Hidup Belalang Metamorfosis Tidak Sempurna.

Metamorfosis diawali dari telur. Telur akan menetas menjadi nimfa. Nimfa merupakan stadium atau fase (tahap) antara telur dan dewasa. Nimfa adalah hewan muda yang mirip dengan hewan dewasa tetapi berukuran lebih kecil dengan perbandingan tubuh yang berbeda. Nimfa berbeda dengan bentuk dewasa karena ukurannya lebih kecil. Nimfa mengalami proses pertumbuhan commit to user

(35)

dengan cara mengalami pergantian kulit terus menerus yang disebut ekdisis atau molting. Setiap kali setelah mengalami pergantian kulit (molting atau ekdisis) mahluk hidup itu kelihatan lebih mirip dengan hewan dewasa. Wujud serangga diantara masa pergantian kulit disebut instar. Pada metamorfosis hemimetabola, sayap rudimen, organ genitalia, dan struktur ciri-ciri perkembangan lainnya sudah terbentuk tapi belum sempurna. Namun, organ-organ ini tumbuh dengan sempurna pada akhir molting. Tahapan terakhir dalam metamorfosis dinamakan imago (dewasa).

b) Metamorfosis sempurna (holometabola)

Metamorfosis sempurna merupakan metamorphosis yang melewati tahapan-tahapan mulai dari telur-larva-pupa-imago (dewasa). Telur yang menetas menjadi larva (kecuali pada katak yang berubah menjadi berudu atau kecebong) dan larva akan menjadi kepompong kemudian berubah menjadi imago (dewasa).

Metamorfosis sempurna dialami hewan yang saat lahir berbeda sekali bentuknya dengan hewan dewasa. Contoh metamorfosis sempurna terjadi pada katak, lalat, nyamuk, dan kupu-kupu. Daur hidup melalui metamorfosis sempurna pada kupu-kupu dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut.

Gambar 2.3. Daur Hidup Kupu-Kupu Metamorfosis Sempurna commit to user

(36)

2. Hakikat Pembelajaran Berbasis Portofolio a. Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Fajar (2009), model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat digunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk menentukan material / perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film- film, program media komputer, dan kurikulum (sebagai kursus untuk belajar) (hlm. 43). Setiap model pembelajaran mengarahkan kita untuk mendesain pembelajaran yang dapat membantu kita untuk mencapai berbagai tujuan.

Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran.Dalam penerapanya, model pembelajaran harus diterapkan sesuai dengan kebutuhan siswa, karena masing-masing model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan tekanan utama yang berbeda-beda.

Model pembelajaran menurut Joyce dalam Trianto (2007) adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain (hlm. 5).

Dengan kata lain, model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

Suprijono (2011), menyatakan bahwa model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap- tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas (hlm. 46). commit to user

(37)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau kerangka berpikir yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

b. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio

Portofolio berasal dari bahasa Inggris “portfolio” yang artinya dokumen atau surat-surat dan dapat juga diartikan sebagai kumpulan kertas- kertas berharga dari suatu pekerjaan. Pengertian portofolio dalam pendidikan adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan.

Budimansyah (2003) menjelaskan bahwa, “Portofolio dapat diartikan sebagai ujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial pedagogis, maupun sebagai adjective” (hlm. 7). Sebagai suatu wujud benda fisik portofolio adalah bundel dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik. Misalnya hasil tes awal, tugas, keterangan melaksanakan tugas terstruktur, hasil tes akhir, dan sebagainya. Sebagai suatu proses sosial pedagogis, portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat dalam pikiran peserta didik berujud pengetahuan (kognitif), keterampilan (skill), maupun nilai dan sikap (afektif). Adapun sebagai suatu adjective, portofolio sering kali disandingkan dengan konsep lain, misalnya dengan konsep pembelajaran dan penilaian. Jika disandingkan dengan konsep pembelajaran maka dikenal dengan istilah pembelajaran berbasis portofolio (portofolio based learning).

Sedangkan, jika disandingkan dengan konsep penilaian maka dikenal dengan istilah penilaian berbasis portofolio (portofolio based assesment).

Sejalan dengan pendapat tersebut, Sahu, Soudarssanane, dkk. (2008) dalam jurnal internasional mengungkapkan bahwa, Portofolio adalah kumpulan tujuan pekerjaan siswa yang menunjukkan usaha-usaha siswa, kemajuan, dan prestasi dalam satu atau lebih daerah. Koleksinya meliputi partisipasi siswa dalam memilih isi, kriteria seleksi, kriteria untuk menilai prestasi, dan bukti itu mahasiswa refleksi diri. Portofolio memberikan pandangan komprehensif kinerja siswa. Portofolio memposisikan siswa commit to user

(38)

adalah peserta dalam, bukan obyek penilaian. Ini menyediakan sebuah forum yang mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi independen, mandiri peserta didik.

Portofolio sebagai model pembelajaran (portofolio based learning) memanfaatkan dokumentasi portofolio untuk mencatat tugas siswa dan perkembangan kemampuan dan hasil belajar yang telah dicapai siswa.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Fajar (2009) bahwa, pada dasarnya portofolio sebagai model pembelajaran adalah suatu usaha yang dilakukan guru agar siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan mengekspresikan dirinya sebagai individu atau kelompok. Kemampuan tersebut diperoleh siswa melalui pengalaman belajar. Sehingga memiliki kemampuan mengorganisasi informasi yang ditemukan, membuat laporan, dan menuliskan yang ada dalam pikirannya, selanjutnya dituangkan secara penuh dalam pekerjaannya atau tugas-tugasnya (hlm. 47).

Oleh karena itu, model pembelajaran berbasis portofolio dapat diterapkan dalam pembelajaran yang menuntut siswa melakukan pencarian informasi kemudian mengumpulkannya menjadi sebuah laporan seperti dalam pembelajaran tentang daur hidup hewan yang terdiri dari tahapan- tahapan.

c. Landasan PemikiranPembelajaran Berbasis Portofolio

Budimansyah (2003) mengungkapkan “landasan pemikiran model pembelajaran berbasis portofolio terdiri dari empat pilar pendidikan, pandangan konstruktivisme, dan democratic teaching” (hlm. 9).

1) Empat pilar pendidikan

Empat pilar pendidikan sebagai pendidikan landasan model pembelajaran berbasis portofolio adalah Learning to do, Learning to know, Learning to be, Learning to live together yang dicanangkan UNESCO. Dalam proses pembelajaran, peserta didik seharusnya diberdayakan agar mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya.

commit to user

(39)

Peserta didik menerima materi dari guru, tetapi harus mau dan mampu menambah pengetahuan untuk pribadinya (learning to do).

Pengetahuan yang didapat peserta didik selain dari sekolah juga didapat dari dunia luar sekolah. Peserta didik dapat meningkatkan interaksinya dengan lingkungannya baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya sehingga peserta didik mampu membangun pengetahuan dan pemahamannya terhadap dunia sekitar (learning to know). Diharapkan hasil interaksi dengan lingkungannya dapat membangun pengetahuan dan kepercayaan dirinya. Karena banyak peserta didik yang tidak mempunyai kepercayaan diri. Mereka merasa baha tidak mempunyai kemampuan dan keterampilan yang bisa dibanggakan, sehingga terjadi keminderan belajar (learning to be). Kesempatan berinteraksi dengan berbagai individu atau kelompok yang bervariasi akan membentuk kepribadiannya untuk memahami kemajemukan dan melahirkan sikap positif dan toleran terhadap keanekaragamanan perbedaan hidup (learning to live together).

2) Pandangan Konstruktivisme

Pandangan Konstruktivisme sebagai filosofi pendidikan mutakhir menganggap semua peserta didik mulai dari usia taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi memiliki gagasan atau pengetahuan tentang lingkungan dan peristiwa atau gejala lingkungan di sekitarnya.

Para ahli pendidikan berpendapat baha kegiatan pendidikan adalah memulai pelajaran dari “apa yang diketahui peserta didik”.

Beberapa bentuk kondisi belajar yang sesuai filosofi konstruktivisme antara lain diskusi yang menyediakan kesempatan agar semua peserta didik mau mengungkapkan gagasan, pengujian dan hasil penelitian sederhana, demokrasi dan peragaan prosedur ilmiah, dan kegiatan praktis lain yang memberi peluang peserta didik mempertajam gagasan.

3) Democratic Teaching

Democratic Teaching adalah suatu bentuk upaya menjadikan sekolah sebagai pusat kehidupan demokrasi melalui proses pembelajaran commit to user

(40)

yang demokratis. Secara singkat, Democratic Teaching adalah proses pembelajaran yang didasari oleh nilai demokrasi yaitu penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan, dan memperhatikan keragaman peserta didik.

d. Prinsip Dasar Pembelajaran Berbasis Portofolio

Budimansyah (2003) mengungkapkan “landasan pemikiran model pembelajaran berbasis portofolio adalah prinsip belajar siswa aktif, kelompok belajar kooperatif, pembelajaran partisipatorik, reactive teaching, joyfull learning” (hlm. 13).

1) Prinsip Belajar Siswa Aktif

Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio berpusat pada siswa. Dengan demikian model ini menganut prinsip belajar siswa aktif. Aktivitas siswa hampir terjadi di seluruh proses pembelajaran, dari mulai fase perencanaan di kelas, kegiatan lapangan, sampai pelaporan. Hal ini tampak terlihat pada saat siswa mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran, kemudian setelah masalah terkumpul, siswa melakukan voting untuk memilih masalah untuk kajian kelas.

Untuk menjawab permasalahan yang dikaji, maka siswa mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dengan cara wawancara, pengamatan, serta mengambil foto atau membuat kliping.Setelah itu, aktivitas siswa terfokus pada pembuatan portofolio kelas. Segala bentuk data dan informasiyang penting dan menarik ditempel pada sesi penayangan. Setelah portofolio dibuat, dilakukan public hearing dalam kegiatan show case dihadapan dewan juri.

2) Kelompok Belajar Kooperatif

Proses pembelajaran yang berbasis kerja sama antar siswa dan komponen lain di sekolah, termasuk kerja sama sekolah dengan orang tua siswa dan lembaga terkait. Kerja sama terlihat pada saat kelas sudah memilih satu masalah untuk bahan kajian bersama. Semua pekerjaan disusun, orang-orangnya ditentukan, siapa yang mengerjakan apa, commit to user

(41)

merupakan bentuk kerja sama itu. Kerja sama dengan lembaga yang terkait saat siswa merencanakan mengunjungi lembaga tertentu atau meninjau kawasan yang menjadi tanggung jawab tertentu.

3) Pembelajaran Partisipatorik

Model pembelajaran berbasis portofolio juga menganut prinsip dasar pembelajaran partisipatorik, sebab melalui model ini siswa belajar hidup berinteraksi. Siswa pada saat memilih masalah untuk kajian kelas memiliki makna baha sisa dapat menghargai pendapat yang didukung suara terbanyak dan pada saat diskusi, siswa belajar mengemukakan pendapat dan mendengarkan pendapat orang lain.

4) Reactive Teaching

Guru perlu menciptakan strategi yang tepat agar motivasi belajar tinggi. Motivasi akan dapat tercipta kalau guru dapat meyakinkan siswa akan kegunaan materi pelajaran bagi kehidupan nyata. Oleh karena itu, guru harus dapat menciptakan situasi sehingga materi pelajaran selalu menarik dan tidak membosankan. Caranya adalah memberikan penghargaan atau reward pada siswa bagaimanapun kualitasnya. Jika pendapat siswa dihargai, maka pada diri siswa akan muncul kepercayaan diri untuk tidak malu mengemukakan pendapat.

5) Joyfull Learning

Salah satu teori belajar menegaskan bahwa sesulit apa pun materi pelajaran bila dipelajari dalam suasana yang menyenangkan, penuh daya tarik, dan penuh motivasi maka pelajaran akan mudah dipahami.

Sebaliknya bila suasana belajar membosankan, maka pelajaran akan sulit dipahami.

e. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Portofolio

Model pembelajaran portofolio merupakan salah satu model pembelajaran yang menekankan belajar siswa untuk aktif dan kreatif. Dalam hal ini siswa harus peka terhadap permasalahan yang ada di lingkungan dan masyarakat dan ikut serta berusaha untuk mencari dan menyelesaikan masalah yang terjadi dengan cara yang positif. commit to user

(42)

Langkah-langkah model pembelajaran portofolio menurut Fajar (2009) terdiri dari “mengidentifikasi masalah, memilih masalah untuk kajian kelas, mengumpulkan informasi, mengembangkan portofolio kelas, penyajian portofolio, dan refleksi pengalaman belajar” (hlm. 54)

1) Mengidentifikasi Masalah

Dalam tahap ini terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan guru bersama siswa yaitu mendiskusikan tujuan, mencari masalah, apa saja yang siswa ketahui, tentang masalah yang ada di lingkunganyang mereka anggap sesuai dengan kemampuan siswa.

Dalam mengerjakan pekerjaan rumah tersebut siswa diharapkan untuk mencari tentang masalah yang dikaji dengan cara melalui sumber- sumber cetak seperti majalah, koran, dan tabloid.

2) Memilih Masalah untuk Kajian Kelas

Setelah siswa mengidentifikasi masalah, selanjutnya siswa dibimbing untuk memilih masalah untuk kajian kelas secara kelompok dengan cara mengadakan pemilihan secara demokratis tentang masalah yang akan mereka kaji dengan cara memilih salah satu masalah yang telah ditulis di papan tulis.

3) Mengumpulkan Informasi Masalah yang akan Dikaji oleh Kelas Langkah-langkah dalam tahapan mengumpulkan informasi masalah yang akan dikaji oleh kelas adalah sebagai berikut:

a) Mengidentifikasi sumber-sumber informasi

b) Tinjau ulang untuk memperoleh dan mendokumentasikan informasi.

c) Pengumpulan informasi.

4) Mengembangkan Portofolio Kelas

Pada tahap ini, siswa hendaknya telah menyelesaikan penelitian yang memadai untuk memuai membuat portofolio. Langkah-langkah dalam tahapan pengembangan portofolio kelas ini adalah sebagai berikut:

a) Kelas dibagi menjadi 4 kelompok dan setiap kelompok akan bertanggung jawab untuk membuat satu bagian portofolio

b) Guru mengulas tugas-tugas rinciannya untuk portofolio . commit to user

(43)

c) Guru menjelaskan bahwa informasi yang dikumpulkan oleh tim peneliti seringkali akan bermanfaat bagi lebih dari satu kelompok portofolio.

5) Penyajian Portofolio

Penyajian portofolio kelas (show case) dilaksanakan setelah kelas menyelesaikan portofolio tampilan maupun portofolio dokumentasi.

Dalam menyelenggarakan gelar kasus (show case), guru sebagai pihak penyelenggara dan penilai harus menjelaskan kriteria penilaian dan menilai secara adil.

6) Refleksi Pengalaman Belajar

Dalam kegiatan refleksi, siswa diajak melakukan evaluasi tentang apa dan bagaimana mereka belajar. Tujuan refleksi adalah untuk belajar menghindari kesalahan di masa yang akan dating dan meningkatkan kinerja siswa. Dengan merefleksi pengalaman belajar siswa maka sangat mendukung modus pengalaman belajar.

f. Penilaian Portofolio

Portofolio sebagai penilaian dikenal dengan istilah portofolio based assesment. Menurut Poerwanti (2009), penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu pada satu periode pada satu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik sendiri. Berdasarkan perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuannya dan terus melakukan perbaikan (hlm. 208). Penilaian portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya, antara lain : karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku, laporan penelitian, sinopsis, dan sebagainya.

Hal tersebut sejalan dengan ungkapan yang dikemukakan Kariman and Moafi (2011) dalam jurnal internasional bahwa “Portfolio evaluation expands learning opportunities by increasing the students' participation in the learning process and helping them to apply theory in practice”.

Evaluasi portofolio memperluas kesempatan belajar dengan meningkatkan commit to user

(44)

partisipasi siswa dalam proses belajar dan membantu mereka untuk menerapkan teori dalam praktek. Lebih lanjut Kariman and Moafi (2011) menyimpulkan “Moreover, portfolios help students to develop three basic self-directed learning skills, assessing the quality of their own performance, formulating learning needs, and selecting future learning tasks”.

Disimpulkan bahwa, portofolio membantu siswa untuk mengembangkan tiga dasar self-directed keterampilan belajar, menilai kualitas kinerja mereka sendiri, merumuskan kebutuhan belajar, dan memilih tugas-tugas pembelajaran pada masa depan.

Melalui penilaian berbasis portofolio dapat dilakukan penilaian terhadap tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam proses pembelajaran berbasis portofolio siswa dipantau dari awal hingga akhir pembelajaran. Dari karya atau tugas siswa dilakukan penilaian afektif melalui pengamatan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran, penilaian psikomotorik dilakukan melalui pengamatan kreativitas dan keterampilan siswa dalam menyelesaikan tugasnya, dan penilaian kognitif dilakukan melalui penilaian terhadap soal evaluasi pembelajaran.

Langkah-langkah penilaian portofolio menurut Poerwanti (2009) diungkapkan bahwa “langkah-langkah yang perlu dalam penilaian portofolio di sekolah dimulai dari penjelasan tentang portofolio, pembuatan portofolio, sampai penilaian portofolio” (hlm. 210). Secara rinci langkah- langkah penilaian portofolio sebagai berikut.

1) Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru untuk menilai, tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri, dengan melihat portofolionya, peserta didik dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya.

2) Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio antar peserta didik bisa sama bisa berbeda.

3) Kumpulkan dan simpan karya-karya tiap-tiap peserta didik dalam satu map atau folder. commit to user

(45)

4) Berilah tanggal pembuatan pada setiap informasi perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.

5) Tentukan aspek-aspek yang akan dinilai dari sampel portofolio beserta pembobotannya bersama peserta didik sebelum mereka membuat karyanya.

6) Diskusikan cara penilaian kualitas karya peserta didik.

7) Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan, guru dapat membimbing peserta didik bagaimana menilai dan memberi keterangan kelebihan dan kekurangan serta cara memperbaikinya.

8) Setelah karya dinilai dan nilainya kurang memuaskan maka peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaikinya, dengan catatan ada kesepakatan tentang batas waktu.

9) Apabila diperlukan. Buatlah jadwal pertemuan untuk membahas portofolio siswa.

3. Pembelajaran IPA Daur Hidup Hewan dengan Portofolio

Pembelajaran IPA daur hidup hewan pada kelas IV Sekolah Dasar memiliki kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa yaitu mendeskripsikan daur hidup hewan di lingkungan sekitar. Untuk dapat mendeskripsikan daur hidup hewan dengan baik, siswa harus memahami materi bukan menghafalnya.

Apabila siswa paham terhadap materi daur hidup hewan, maka siswa akan memiliki kemampuan untuk mendeskripsikan daur hidup hewan dengan baik.

Pelaksanaan pembelajaran berbasis portofolio dalam materi daur hidup hewan, proses pembelajaran yang diterapkan adalah Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM). Siswa terlibat aktif mulai dari pemilihan masalah yang akan dikaji di kelas sampai pada proses penilaian. Pembelajaran IPA daur hidup hewan dengan portofolio secara garis besar dilakukan sebagai berikut.

a. Mengidentifikasi Masalah

Siswa dilibatkan dalam mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam materi daur hidup hewan. Guru memancing kretivitas siswa dengan pertanyaan-pertanyaan terkait untuk menumbuhkan motivasi commit to user

(46)

dan kreativitas siswa. Siswa dibimbing untuk mengidentifikasi pengertian dan jenis-jenis daur hidup hewan.

b. Memilih Masalah untuk Kajian Kelas

Peserta didik yang telah mengidentifikasi masalah daur hidup hewan diajak untuk membahas lebih mendalam materi daur hidup hewan dengan memilih masalah yang lebih khusus untuk dikaji. Dengan bimbingan guru.

siswa dibagi menjadi empat kelompok untuk memilih masalah yang akan dikaji tiap kelompok yaitu memilih salah satu hewan untuk dikaji daur hidupnya.

c. Mengumpulkan Informasi Masalah yang akan Dikaji oleh Kelas

Setiap kelompok telah memperoleh masalah yaitu hewan yang akan mereka kaji daur hidupnya. Guru membantu dan mengarahkan siswa untuk mengumpulkan informasi mengenai daur hidup hewan yang mereka peroleh. Informasi dapat diperoleh dari buku-buku pelajaran atau media yang disediakan guru, serta sumber informasi lain. Siswa diperbolehkan menggali informasi dari narasumber atau guru dengan bertanya dengan baik (wawancara).

d. Mengembangkan Portofolio Kelas

Setelah semua kelompok mengumpulkan informasi yang mereka butuhkan, selanjutnya setiap kelompok diberi tugas untuk membuat gambar atau model daur hidup hewan yang mereka kaji dengan bimbingan guru.

Gambar atau model yang telah dibuat didokumentasikan dalam portofolio kelompok.

e. Penyajian Portofolio

Portofolio kelompok yang telah selesai selanjtunya disajikan untuk dinilai oleh guru. Guru menilai dan memberi catatan kekurangan atau kesalahan pada portofolio kelompok agar dapat diperbaiki dan dipantau perkembangannya pada pertemuan selanjutnya.

f. Refleksi Pengalaman Belajar

Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis portofolio pada materi daur hidup hewan yang terpenting adalah pengisian catatan dokumentasi commit to user

Gambar

Tabel Halaman
Tabel 2.1. Silabus KTSP IPA Kelas IV Sekolah Dasar  Standar Kompetensi  Kompetensi Dasar  Makhluk Hidup dan
Gambar 2.1. Daur Hidup Ayam tanpa Metamorfosis  2)  Daur hidup dengan metamorfosis
Gambar 2.2. Daur Hidup Belalang  Metamorfosis Tidak Sempurna.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini ingin melihat apakah penggunaan media sosial Instagram oleh komunitas Earth Hour Bogor efektif dalam mempengaruhi masyarakat hingga ikut beraksi

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat diberikan rekomendasi/saran: pertama kepada para perempuan penyintas kekerasan seksual untuk selalu menggunakan potensi

Menurul Rus i (1939) lahe m€rah ebih banyak d qunakan untuk bahan obar jamu dan minyak atsrl sedangkan dari hasi uti organoeptik dperoeh skor berkisar antara 3

a) Kegiatan Administratif Manajemen. Kegiatan administratif pendidikan tidak terlepas dari proses manajemen. Administratif dalam pandangan Shulhan adalah seluruh kegiatan dalam

Khusus untuk pengguna paket Bisnis hosting yang terdapat fasilitas spam filter, sering kali kita mengalami kendala dalam melakukan proses pengiriman email yang di

Tahapan dari penelitian ini adalah pra-proses, segmentasi, ekstraksi fitur, dan klasifikasi.Pada tahap pertama, pra-proses dilakukan dengan menggunakan metode median

Menerut peneliti, prosedur pengumpulan karya ilmiah yang diterapkan oleh Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara adalah baik, karena Perpustakaan Universitas