• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh bahan dari alam yang kemudian dapat digunakan untuk kepentingan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. memperoleh bahan dari alam yang kemudian dapat digunakan untuk kepentingan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Penambangan adalah salah satu aktivitas yang dilakukan manusia guna memperoleh bahan dari alam yang kemudian dapat digunakan untuk kepentingan manusia, seperti menjadi komoditas ekonomi atau bahan olahan bermanfaat, contoh bahan bangunan. Aktivitas penambangan ini sendiri dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu menggunakan alat ataupun secara manual oleh manusia, yang umum di sebut penambangan rakyat. Aktivitas tambang rakyat umumnya menggunakan alat dan cara yang sederhana, seperti mengeruk pasir dengan cangkul, yang kemudian di kumpulkan kepada pihak yang di sebut pengepul.

Penambangan di Indonesia berdasarkan bahan tambangnya oleh pemerintah melalui UU No.11 Tahun 1967 di bagi menjadi 3 jenis, yakni Golongan A (bahan strategis), Golongan B (bahan vital), dan Golongan C (bahan tidak strategis dan tidak vital). Adapun golongan C sendiri yaitu seperti pasir, marmer, dan garam.

Di Indonesia penambangan pasir pun jumlahnya terhitung banyak, baik yang di lakukan perusahaan resmi maupun tambang yang di lakukan rakyat dimana penambangan ini di lakukan dengan mengeruk daerah yang memiliki potensi bahan tambang seperti pasir, seperti daerah terdampak endapan gunung api, maupun pantai. Pasir hasil tambang tersebut kemudian di distribusikan ke tempat-tempat lain untuk di jadikan bahan bangunan. Di Indonesia sendiri banyak daerah yang di gunakan untuk eksploitasi pasir seperti daerah endapan erupsi Gunung Merapi dengan tingkat mineral besi yang signifikan sehingga pasir di daerah endapan Gunung Merapi ini memiliki potensi ekonomis yang cukup tinggi untuk di olah.

(2)

2 Aktivitas penambangan pasir selain memiliki manfaat sebagai eksploitasi bahan dasar untuk kebutuhan manusia seperti bahan bangunan, terdapat juga dampak-dampak lain yang mempengaruhi kondisi geologi sekitar daerah tambang tersebut, salah satunya jika di tinjau dari segi lingkungan. Dampak lingkungan yang dihasilkan oleh aktivitas penambangan pun harus di cermati, karena telah banyak kasus di sekitar daerah penambangan mengalami kerusakan dan membahayakan pekerja maupun warga di daerah sekitar. Sehingga dari fakta tersebut maka perlu diadakannya analisa secara geologi lingkungan pada daerah penambangan agar dapat di ketahui seberapa besar dampak yang di hasilkan, dan dapat di lakukan pencegahan berupa kontrol agar dampak lingkungan yang di hasilkan tidak melampaui batas. Hal ini juga tidak lepas dari kondisi di daerah yang menjadi tempat penelitian, dimana di daerah tersebut aktivitas penambangan di lakukan tanpa ada arahan akan penambangan berwawasan lingkungan, baik pada sektor penambang maupun di masyarakat sekitar, sehingga resiko akan bencana geologi yang akan di timbulkan sangat tinggi, seperti tanah longsor. Adapun dasar keperluan dan pemilihan lokasi penelitian, yaitu :

1. Belum pernah di lakukannya penelitian akan dampak kerusakan geologi lingkungan oleh penambangan pasir di Desa Kepuharjo dan Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.

2. Masih rendahnya kesadaran para pelaku tambang akan metode penambangan yang berwawasan lingkungan sehingga dapat menyebabkan gangguan dan resiko terhadap lingkungan di kawasan penambangan tersebut, oleh karena itu di perlukan adanya usulan atau rekomendasi agar para pelaku tambang

(3)

3 tersbut memiliki arahan penambangan berwawasan lingkungan sehingga meminimalisir resiko gangguan tersebut.

3. Masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat yang tinggal di daerah sekitar kawasan penambangan akan resiko yang di hasilkan oleh tambang, sehingga di perlukan adanya pencerdasan secara ilmiah akan masalah tersebut yang dapat meningkatkan tingkat kesadaran masyarakat.

I.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian dapat dituliskan sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat kerusakan lingkungan pada lokasi tambang di kawasan Desa Umbulharjo dan Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman?

2. Bagaimana pengaruh kerusakan akan keberadaan tambang di kawasan Desa Umbulharjo dan Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman kepada geologi lingkungan di daerah sekitarnya?

3. Bagaimana arahan penambangan berwawasan lingkungan yang sesuai untuk di aplikasikan pada aktivitas penambangan di kawasan Desa Umbulharjo dan Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman kepada geologi lingkungan di daerah sekitarnya?

(4)

4 I.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

I.3.1 Maksud :

Penelitian ini dilaksanakan untuk memberikan gambaran akan dampak geologi lingkungan yang di akibatkan oleh aktivitas penambangan pasir di lereng Gunung Merapi.

1.3.2 Tujuan :

a. Menilai tingkat kerusakan lingkungan yang kemudian dapat di jadikan dasar pencerdasan kepada para pelaku tambang pada lokasi tambang di kawasan Desa Umbulharjo dan Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.

b. Menilai tingkat pengaruh kerusakan akan keberadaan tambang terhadap daerah di sekitarnya yang kemudian dapat di jadikan dasar peningkatan pemahaman masyarakat di kawasan Desa Umbulharjo dan Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman kepada geologi lingkungan di daerah sekitarnya.

c. Memberikan arahan penambangan berwawasan lingkungan yang sesuai untuk di aplikasikan pada aktivitas penambangan di kawasan Desa Umbulharjo dan Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.

I.4 Batasan Penelitian

Penelitian yang di lakukan dalam analisis dampak lingkungan penambangan pasir berupa analisis data permukaan. Adapun analisa data permukaan yang di lakukan memenuhi 4 parameter, parameter tersebut berupa aspek penambangan

(5)

5 pada lokasi di Desa Kepuharjo dan Umbul harjo, geologi, hidrogeologi, dan tata guna lahan. Kemudian hasil dari analisa ketiga parameter tersebut di elaborasi sehingga mendapatkan kesimpulan berupa dampak lingkungan yang di hasilkan oleh aktivitas penambangan pasir.

I.5 Lokasi Penelitian

Lokasi yang menjadi tempat penelitian berada di kordinat UTM 437000- 441000 dan 9155000-91605000 (Gambar I.1) yang meliputi Desa Kepuharjo, Desa Umbulharjo yang termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun daerah penelitian ini berada di lereng selatan Gunung Merapi dengan elevasi mencapai 512-962 Mdpl.

Daerah penelitian ini di batasi oleh :

- Utara : Desa Hargobinangun, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

- Timur : Kecamatan Kemalang, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

- Selatan : Desa Pakembinangun, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

- Barat : Desa Purwobinangun, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

(6)

6

Sumber : Pemerintah kabupaten Sleman

Legenda : Sungai Jalan Kontur

Desa :

Glagah Harjo Kepuh Harjo

Wukir Sari

Umbul Harjo Hargo Binangun Pakem Binangun

Lokasi tambang

Gambar I.1 Peta Lokasi daerah Penelitian

(7)

7 I.6 Peneliti Terdahulu

Penelitian tentang dampak lingkungan terhadap aktivitas penambangan pasir secara umum telah di laksanakan oleh beberapa peneliti, yang bertujuan untuk memberikan gambaran akan kerusakan yang terjadi akibat aktivitas penambangan.

Tercatat Najib (2002) telah meneliti aktivitas penambangan pada daerah Piyungan dan Pleret, yang di fokuskan pada dampak tambang bahan galian C terhadap kerusakan lingkungan, adapun hasil dari penelitian beliau menunjukkan bahwa aktivitas penambangan bahan galian C memiliki dampak kerusakan lingkungan yang memiliki variasi pada rentang ringan hingga berat, serta memiliki resiko gangguan lingkungan pada rentang ringan hingga tinggi.

Adapun pada daerah lain Setiawan (2002) telah melakukan penelitian di daerah Kecamatan Ponjong dan Samin Kabupaten Gunung Kidul, yang di fokuskan pada dampak kerusakan lingkungan yang di hasilkan oleh aktivitas penambangan bahan galian C. Pada penelitian ini terdapat parameter tambahan pada aktivitas penambangan, dimana penambangan di lakukan berdasarkan wawasan lingkungan, yang dari penelitan tersebut menghasilkan kerusakan lahan di daerah ini terbagi menjadi 3 zona kerusakan, yaitu zona kerusakan ringan, zona kerusakan sedang, dan zona kerusakan berat, dengan tingkat kerusakan memiliki tiga tingkatan, yaitu tingkat kerusakan ringan, sedang, hingga berat.

Pada kawasan sekitar aliran sungai yang mengangkut material letusan Merapi, penelitian tentang dampak lingkungan oleh aktivitas penambangan pun menunjukkan hal yang sama, Laksono, dalam Pujiastuty (2011) dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa aktivitas pertambangan

(8)

8 mengakibatkan kerusakan lingkungan, terutama pada jalan menuju wilayah pertambangan tersebut.

Selain dari aspek geologi lingkungan, terdapat aspek ke-geologi-an lain yang menjadi fokus peneliti pendahulu pada daerah yang menjadi tempat penelitian oleh penulis Raharjo dkk, (1995) melakukan penelitian terhadap kondisi geologi di daerah Yogyakarta, dimana hasil penelitian tersebut berupa peta lembar Yogyakarta, yang menunjukkan kondisi stratigrafi Yogyakarta dari urutan yang tertua hingga urutan termuda, dimana dari urutan tersebut dapat di simpulkan bahwa Yogyakarta memiliki batuan tersier hingga kuarter. Aspek penelitian sebelumnya yang lain adalah hidrogeologi, Nasution (1999) melakukan penelitian hidrogeologi daerah Gunung Merapi selatan, dimana parameter yang di teliti adalah geologi, hidrologi, geomorfologi, dan hidrogeologi, yang selanjutnya di gunakan untuk konservasi air tanah. Dari penelitian tersebut menghasilkan empat prioritas zona konservasi, yaitu prioritas pertama untuk meningkatkan daya resap tanah terhadapa aliran permukaan, prioritas kedua untuk meningkatkan cadangan air tanah dan memperkecil laju air permukaan, prioritas ketiga untuk memperkecil aliran permukaan, dan prioritas keempat untuk meningkatkan daya infiltrasi tanah guna mengatasi penurunan muka air tanah.

1.7. Keaslian Penilitian

Keaslian penelitian yang diakukan penulis dibuktikan dengan belum dilakukannya penelitian tentang dampak kerusakan lingkungan pada kawasan penambangan di Desa Kepuharjo dan Desa Umbulharjo, penelitian sebelumnya dilakukan Najib (2002) di daerah Piyungan, Setiawan (2002) dilakukan di daerah

(9)

9 Gunung Kidul, dan Pujiastuty (2011) dilakukan di Kali Gendol. Selain perbedaan daerah lokasi, penelitian yang dilakukan penulis menggunakan parameter dan kriteria yang diperoleh dari Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No.63 tahun 2003 dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.43 tahun 1996, penggunaan kedua kebijakan tersebut sebelumnya tidak dilakukan oleh Najib (2002) dan Setiawan (2002), sedangkan Pujiastuty (2011) menggunakan parameter dan kriteria yang sama namun diterapkan pada daerah yang berbeda.

Gambar

Gambar I.1 Peta Lokasi daerah Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengujian hipotesis, hasil belajar IPA siswa kelas eksperimen dan kontrol menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan data hasil belajar IPA

Mahasiswa mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap anggota kelompok dan lingkungannya serta mampu memelihara dan mengembangkan

Seperti yang tercantum dalam Dunia yang Layak untuk Anak, "anak-anak harus dilindungi terhadap tindakan kekerasan ..." dan Deklarasi Milenium menyerukan perlindungan

Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendapatan dengan perubahan tingkat pengetahuan, maka tidak memberikan perbedaan perubahan tingkat pengetahuan antara pengunjung

Program lokal adalah program siaran dengan muatan lokal yang mencakup program siaran jurnalistik, program siaran faktual, dan program siaran nonfaktual dalam rangka

Kekuatan dari JDIHN terletak pada kemampuan Unit Dokumentasi Hukum yang ada di semua instansi Pemerintah sebagai Anggota JDIHN untuk mengorganisasikan informasi hukum yang

PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN FASILITAS LLAJ DI JALUR MARGONDA RAYA 137.518.000,00... PEMBUATAN SEPARATOR JALUR

Dari ketentuan-ketentuan di atas, maka tugas Catatan sipil merupakan urusan Pemerintahan Pusat yang dilimpahkan kepada Daerah melalui asas dekonsentrasiDengan