• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tesis Victor Julian Lipesik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tesis Victor Julian Lipesik"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Tesis

Victor Julian Lipesik – 9109.205.327

(2)

Latar Belakang Kebutuhan

1. Model Tata Kelola Penentuan Alternatif Proses Pengembangan Perangkat

Lunak

2. Model Tata Kelola Pengembangan Perangkat Lunak Internal

3. Model Tata Kelola Pengembangan

Perangkat Lunak External (Pihak

Ketiga / Outsourcing)

(3)

Struktur Organisasi

Peran Dalam Tabel RACI Peran Dalam Organisasi Jml.

Chief Executive Officer Rektor / Wakil Rektor I Bidang Akademik 1

Chief Information Officer Kepala Pusat Komputer 1

Head Development Kepala MIS (Management Information System) 1

Head Operations Ditentukan sewaktu-waktu 1

Project Management Officer Ditentukan sewaktu-waktu 1

(4)

Dokumen Yang Dihasilkan

Maturity Level dan Gap Analysis RACI Chart

Rekomendasi Perbaikan Untuk Pencapaian Masing-masing Level Dokumen Tata Kelola

Dokumen Goals and Metrics

Rencana Kerja (Action Plan)

(5)

Gap Analysis

(6)

Pencapaian Tingkat

Kematangan

(7)

Tingkat Kematangan 2

CO Atribut Rekomendasi Perbaikan

AI1 TA 1. Adanya database sederhana yang secara manual dapat menjadi referensi, misalnya berupa catatan dari proses pengambilan keputusan sebelumnya.

SE 1. Adanya individu tertentu yang kompeten terhadap proses pengambilan keputusan, utamanya disebabkan karena keahlian pribadi.

DS2 SE 1. Individu yang berinisiatif untuk mengambil tanggung jawab memiliki keahlian teknis tertentu sehingga secara garis besar dapat mengawasi kinerja pihak ketiga.

(8)

Tingkat Kematangan 3 (AI1)

Atribut Rekomendasi Perbaikan

AC 1. Membentuk tim yang bertugas untuk menentukan alternatif solusi terbaik bagi permintaan pengembangan

perangkat lunak.

2. Membentuk alur komunikasi yang tertuju secara langsung kepada tim yang dibentuk sehingga permintaan pengembangan perangkat lunak dapat segera ditindaklanjuti.

3. Tim yang dibentuk untuk mengawasi penggunaan perangkat lunak ataupun mencari kemungkinan implementasi baru dari perangkat lunak bagi efisiensi kinerja suatu departemen.

PSP 1. Tim yang dibentuk harus segera membentuk suatu standard operation procedure (SOP) berdasarkan pengalaman

dan keahlian masing-masing sehingga SOP yang terbentuk merupakan gabungan good practices yang siap diimplementasikan.

2. SOP harus segera ditulis dalam bentuk dokumentasi yang baku sebagai pedoman bagi pelaksanaan penentuan keputusan.

TA 1. Adanya alat bantu pengambilan keputusan berupa data seperti perkembangan teknologi, analisis biaya dan

resiko, dan lainnya.

SE 1. Tim yang dibentuk wajib untuk memiliki pemahaman dan pengetahuan yang luas terhadap alternatif solusi

terakhir yang ada serta perkembangan teknologi terbaru.

2. Untuk itu, anggota tim didorong untuk mengikuti seminar maupun aktif dalam komunitas teknologi sehingga dapat mengikuti perkembangan teknologi terbaru.

GSM 1. Proses penentuan tujuan dan pengukuran didasarkan pada kebutuhan bisnis yang dilakukan secara terstruktur.

(9)

Tingkat Kematangan 3 (AI2)

Atribut Rekomendasi Perbaikan

AC 1. Adanya kerangka sebagai landasan terbentuknya struktur formal pada tiap proyek pengembangan perangkat lunak internal.

PSP 1. Adanya panduan atau pedoman umum terhadap pengembangan perangkat lunak yang mungkin tidak terlalu detil dan belum teruji.

TA 1. Alat bantu manajemen proyek terutama yang berkaitan dengan jadwal pengerjaan mulai diberlakukan.

SE 1. Berdasarkan pedoman dari PSP, maka diperlukan definisi kriteria yang jelas terhadap individu yang dapat dipilih untuk menjadi anggota tim pengembangan perangkat lunak.

2. Dibutuhkan perencanaan pelatihan yang bersifat formal bagi anggota tim pengembangan perangkat lunak baik berupa pelatihan di dalam maupun di luar organisasi.

GSM 1. Adanya pengukuran kinerja berdasarkan pedoman dari PSP.

(10)

Tingkat Kematangan 3 (DS2)

Atribut Rekomendasi Perbaikan

AC 1. Adanya perintah secara formal untuk mengawasi kinerja pihak ketiga serta melakukan pelaporan.

TA 1. Adanya alat bantu untuk penentuan dan pengawasan jadwal pengerjaan dari pihak ketiga.

SE 1. Kriteria yang harus dimiliki oleh pengawas ialah kemampuan untuk berhubungan dengan serta mengawasi pihak ketiga (vendor) berdasarkan kontrak yang berlaku.

RA 1. Penunjukan individu dilakukan secara formal terhadap orang yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan proyek.

2. Individu yang ditunjuk merupakan anggota tim pemilihan alternatif solusi juga.

GSM 1. Adanya pengukuran, pengawasan dan pelaporan terhadap setiap perkembangan pengerjaan proyek tiap jangka waktu tertentu.

(11)

Tingkat Kematangan 4 (AI1)

Atribut Rekomendasi Perbaikan

AC 1. Pengkomunikasian kebutuhan perangkat lunak telah dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi proses baku yang dimengerti di seluruh organisasi.

2. Tim mampu menentukan solusi mana yang harus segera dikerjakan dan mana yang dapat ditunda. Artinya tim harus memiliki alat bantu yang dapat mengetahui workload dari tim itu sendiri, misalnya berupa jadwal kerja masing-masing anggota.

PSP 1. SOP telah disahkan menjadi standar baku yang resmi.

2. Dalam penerapannya SOP akan terus direvisi dan dikembangkan berdasarkan praktek di lapangan dan sesuai dengan budaya perusahaan.

3. Seluruh SOP harus dapat dilaksanakan oleh anggota tim, oleh karena itu pelanggaran terhadap SOP harus dikenai sanksi yang sesuai.

TA 1. Alat bantu yang disebutkan dalam atribut AC di atas berupa sistem informasi yang mendukung kinerja tim.

2. Dukungan terutama diberikan dalam bentuk sistem informasi yang dapat menerima permintaan pengembangan perangkat lunak serta manajemen pengembangan perangkat lunak.

3. Alat bantu yang ada dapat digunakan sebagai pedoman manajemen proyek untuk mengawasi pemanfaatan dan pengalokasian waktu, kinerja dan biaya.

(12)

Tingkat Kematangan 4 (AI1) cont’d

Atribut Rekomendasi Perbaikan

SE 1. Tacit knowledge (keahlian perorangan) harus disebarkan dengan cara membentuk knowledge

management dari proses penentuan alternatif solusi. Setiap pengetahuan dan pengalaman khusus yang dimiliki seseorang harus dapat dibagikan kepada yang lain.

2. Pelatihan tidak dilakukan dalam bentuk seminar atau workshop, tetapi pertemuan diskusi antar anggota tim sesuai dengan knowledge management yang telah dibuat, sehingga keahlian yang dimiliki seseorang dapat tersebar kepada yang lain.

RA 1. Ketua tim dipilih secara resmi dan menjabat selama periode tertentu berdasarkan kesepakatan bersama

dan diterima oleh seluruh anggota, sehingga dapat menjalin kerjasama dengan baik dengan seluruh anggota.

2. Adanya penghargaan khusus misalnya berupa insentif yang diberikan kepada pemangku jabatan ketua.

GSM 1. Pengukuran terhadap keefektifan dan efisiensi kinerja dapat dilihat dari Sistem Informasi yang

disebutkan pada atribut TA.

2. Manajemen atau tim harus mengambil tindakan secara cepat jika terdapat resiko yang mungkin terjadi.

3. Penentuan tujuan dan pengukuran yang dilakukan dalam proses penentuan perangkat lunak harus dapat mengakomodasi tujuan bisnis.

4. Adanya standarisasi terhadap proses analisis penyebab resiko sehingga proses penanganan resiko dapat semakin cepat.

(13)

Tingkat Kematangan 4 (AI2)

Atribut Rekomendasi Perbaikan

AC 1. Pelimpahan tanggung jawab penanganan pengembangan perangkat lunak diberikan oleh Tim Penentuan Alternatif Solusi kepada Tim Pengembangan Perangkat Lunak Internal.

Selanjutnya Tim Penentuan Alternatif Solusi hanya bertugas untuk memonitor pelaksanaan.

2. Pelimpahan tanggung jawab juga disertai dengan dokumen yang jelas tentang deskripsi tugas yang harus dilaksanakan secara detail, baik jadwal kegiatan, rancangan biaya serta rincian perangkat lunak yang harus dibuat.

PSP 1. Adanya standard operational procedure (SOP) yang tidak hanya terdokumentasi, tetapi telah terbukti berisi pengalaman terbaik (best practise) dari seluruh rangkaian kegiatan pengembangan perangkat lunak internal. SOP tersebut juga harus bersifat resmi.

2. Adanya mekanisme bagi revisi dokumen SOP bagi pengembangan lebih lanjut.

3. Seluruh SOP harus dapat dilakukan oleh anggota tim, oleh karena itu, pelanggaran terhadap SOP harus dikenai sanksi yang sesuai.

TA 1. Alat bantu berupa sistem informasi yang mengatur penentuan jadwal pengerjaan yang memiliki referensi terhadap proyek-proyek yang lain.

(14)

Tingkat Kematangan 4 (AI2) cont’d

Atribut Rekomendasi Perbaikan

SE 1. Pemilihan anggota tim pengembangan haruslah individu yang memiliki kriteria yang sesuai dengan SOP pengembangan perangkat lunak.

2. Diperlukan perencanaan pelatihan yang matang serta secara teratur telah dapat dilakukan.

3. Pelatihan berupa internal maupun eksternal (misalnya sertifikasi).

4. Adanya mekanisme knowledge management atau knowledge sharing oleh anggota tim yang memiliki keahlian kepada lainnya.

RA 1. Ketua tim dipilih secara resmi oleh Tim Penentuan Alternatif Solusi.

2. Selanjutnya ketua berhak memilih anggota tim yang sesuai dengan kriteria proses pengembangan perangkat lunak sehingga dapat dengan lebih mudah dalam melakukan kerja sama.

3. Adanya mekanisme penghargaan jika tim mampu untuk memberikan kinerja yang lebih baik dari harapan.

GSM 1. Adanya pengukuran terhadap efisiensi dan efektifitas sesuai dengan tujuan bisnis dan perencanaan strategis teknologi informasi yang dikomunikasikan sebelumnya kepada tim.

2. Pengimplementasian alat bantu seperti IT balanced scorecard dilakukan untuk mendukung proses pengukuran.

3. Manajemen segera mendeteksi serta menangani masalah yang timbul.

(15)

Tingkat Kematangan 4 (DS2)

Atribut Rekomendasi Perbaikan

AC 1. Adanya pedoman tentang detil pengerjaan perangkat lunak yang dimiliki oleh tim dan pihak ketiga yang

termasuk dalam surat kontrak.

2. Adanya proses pengawasan pengerjaan yang berjalan secara berkala. Pada waktu yang telah ditentukan tersebut pihak ketiga wajib melaporkan kinerjanya.

3. Setiap bentuk pelanggaran dapat dikenai sanksi yang telah diatur dalam surat kontrak.

TA 1. Tim memiliki alat bantu berupa transfer pricing model yang berguna sebagai panduan penentuan harga kontrak dengan pihak ketiga.

SE 1. Adanya pelatihan terhadap proses komunikasi dengan pihak ketiga serta segala bentuk penyelesaian yang

mungkin dilakukan. Jika memungkinkan pelatihan yang diberikan adalah yang dapat memberikan sertifikasi.

2. Anggota tim yang ditunjuk sebagai pengawas pihak ketiga adalah yang telah mendapatkan pelatihan tersebut.

3. Segala hal yang berkaitan dengan hal teknis seperti pemilihan bahasa pemrograman, sistem operasi, database management system, dan sebagainya ditentukan oleh tim. Lebih baik jika pemilihan hal teknis

tersebut disetarakan dengan spesifikasi teknis dari AI2 yaitu yang diberikan kepada Tim Pengembangan Perangkat Lunak Internal.

4. Anggota tim yang ditunjuk sebagai pengawas pihak ketiga adalah yang telah menguasai hal teknis tersebut di atas. Pelatihan kepada anggota tim dapat disamakan dengan yang diberikan kepada Tim Pengembangan Perangkat Lunak Internal.

(16)

Tingkat Kematangan 4 (DS2) cont’d

Atribut Rekomendasi Perbaikan

RA 1. Pengawas yang ditunjuk memiliki tanggung jawab dan otoritas penuh terhadap perkembangan proyek.

2. Penghargaan dan sanksi juga diberikan kepada pengawas.

GSM 1. Pembuatan kontrak, jadwal pengerjaan, jadwal pembayaran, tujuan dan ruang lingkup pengerjaan, pengukuran serta definisi tanggung jawab dibuat dan disepakati oleh dua belah pihak.

(17)

Indikator Kinerja dan Indikator

Pencapaian

(18)

Rencana Kerja

Rencana Kerja Berjangka

Rencana Kerja

Reguler

(19)

Model Tata Kelola

(20)

Kesimpulan

Tingkat kematangan dari kondisi proses pengembangan

perangkat lunak saat ini bervariasi antara level 2 (Repeatable but Intuitive) hingga 4 (Managed and Measurable). Hal ini terjadi

karena sebenarnya telah ada tindakan-tindakan utnuk

meningkatkan kinerja pada proses-proses yang ada. Misalnya, telah adanya pedoman standar tentang pengerjaan

pengembangan perangkat lunak.

DS2 (Manage Third-party Services) memiliki rata-rata tingkat

kematangan saat ini yang paling tinggi. Hal ini disebabkan karena dan menandakan bahwa Universitas X lebih sering melakukan pengembangan perangkat lunak dengan cara outsourcing.

Selama ini tidak banyak pihak yang terlibat dalam proses

pengembangan perangkat lunak, sehingga menghambat proses pengumpulan data, terutama dalam hal reliabilitas dan validitas data. Hal ini terkait dengan poin di atas, dimana pengembangan perangkat lunak lebih banyak diserahkan kepada pihak ketiga, di samping keputusan pihak universitas untuk menyerahkan

sepenuhnya proses pengembangan perangkat lunak kepada

Pusat Komputer.

(21)

Kesimpulan cont’d

Penelitian disusun dengan memberikan langkah- langkah rekomendasi (rencana) perbaikan, yang

disertai dengan outcome measure dan performance indicator yang berguna untuk melihat sampai sejauh mana perbaikan telah dapat dilakukan.

Model tata kelola disusun dalam bentuk draft

kebijakan berguna sebagai alat untuk memastikan bahwa perbaikan dilakukan dengan sesuai dengan rekomendasi yang ada.

Tata kelola yang ada telah dapat mengakomodasi

poin-poin rekomendasi perbaikan yang ada. Hal ini

dapat dilihat dari proses verifikasi yang dilakukan,

sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan

universitas untuk memiliki tata kelola yang baik

terkait proses pengembangan perangkat lunak.

(22)

Saran

Universitas X sebagai obyek penelitian telah dengan baik berusaha untuk meningkatkan kinerja pengembangan perangkat lunaknya.

Namun pilihan untuk menyerahkan pengembangan perangkat lunak justru menjadi faktor penghambat kemajuan yang ada. Hal ini

menyebabkan tidak banyaknya orang yang mengerti proses

pengembangan perangkat lunak. Selain itu, pengambilan keputusan juga cenderung diserahkan kepada perorangan. Oleh karena itu, dapat dilakukan penelitian yang sama pada masa mendatang saat beberapa poin rekomendasi perbaikan telah dapat dilakukan,

sehingga mendapatkan hasil penelitian yang lebih sempurna, terutama mengenai reliabilitas dan validitas data.

Penelitian yang ada berfokus kepada 3 Control Objective, yaitu AI1 (Identify Automated Solutions), AI2 (Acquire and Maintain Application Software) dan DS2 (Manage Third-party Services) sesuai dengan kebutuhan utama dari universitas. Penelitian ini dapat dilengkapi dengan menambahkan Control Objective lain sebagai obyek

penelitian selanjutnya.

Penelitian ini juga dapat dilengkapi dengan menggunakan

pendekatan dari framework ITIL, karena ITIL memiliki kemampuan

untuk memberikan masukkan berupa best practice dari masing-

masing Control Objective. Oleh karena itu, Universitas X dapat

memanfaatkan penelitian ini dengan dibantu oleh ITIL.

Referensi

Dokumen terkait

Prinsip dari metode biuret adalah ikatan peptida dapat membentuk senyawa kompleks berwarna ungu dengan penambahan garam kupri dalam suasana basa (Carprette, 2005)..

Berdasarkan pengantar yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah ini adalah (1) Bagaimana strategi adaptasi masyarakat Desa Bedono Kecamatan Sayung Kabupaten Demak

Rancang bangun aplikasi sistem pakar deteksi dini depresi berbasis android menggunakan metode certainty factor berhasil dikembangkan berdasarkan pengetahuan yang

In contrast to Rajca’s polyradicals, which lack chemical stability at room temperature, the pendant-type polyradical has the advantages that a chemically stable radical species such

Metode yang digunakan dalam kegiatan pelestarian permainan tradisional di SDN Randugunting, Desa Randugunting, Kecamatan Randugunting, Kabupaten Semarang adalah pelatihan,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pelayanan kesiswaan dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat mengembangkan nilai Islami siswa di MTs Negeri Surakarta

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pelatihan Cuci Tangan Bersih Dengan Metode Bermain Puzzle Terhadap Kemampuan Melakukan Cuci Tangan Anak Tunagrahita di SDLB-C TPA

Dalam penelitian ini, kondisi sintesis menggunakan rasio NaOH/abu layang 1,4 dan waktu hidrotermal 24 jam dengan temperatur 90 o C, dimana menurut Yulianto (2000) telah cukup