• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAKIP KABUPATEN TAKALAR INSPEKTORAT DAERAH. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAKIP KABUPATEN TAKALAR INSPEKTORAT DAERAH. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

1

LAKIP 2020

Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah

INSPEKTORAT DAERAH

KABUPATEN TAKALAR

(2)

2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas semua limpahan Rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan Laporan Kinerja Instasni Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja (LKJ) Inspektorat Kabupaten Takalar Tahun 2020 dapat diselesaikan, sebagai bentuk akuntabilitas kinerja penyelenggaraan pemerintahan selama Tahun 2020.

Laporan Kinerja (LKJ) Inspektorat Kabupaten Takalar Tahun 2020 merupakan capaian akuntabilitas kinerja pada tahun ketiga dalam masa RENSTRA Tahun 2018-2022. LKJ Tahun 2020 disusun berdasarkan Perjanjian Kinerja Inspektur Kabupaten Takalar Tahun 2020 dan Rencana Kerja (RENJA) Tahun 2020 yang dijabarkan dari Rencana Strategis (RENSTRA Tahun 2018- 2022).

LKJ Inspektorat Kabupaten Takalar disusun berdasarkan pada peraturan presiden nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014. Penyusunan LKJ Inspektorat Kabupaten Takalar Tahun 2020 merupakan bentuk komitmen terhadap aspek transparansi dan akuntabilitas serta pertanggungjawaban atas kinerja Inspektorat Kabupaten Takalar. Komitmen dalam penyusunan LKJ Inspektorat Kabupaten Takalar, bertujuan memberikan informasi kinerja yang terukur, sekaligus sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Inspektorat Kabupaten Takalar untuk senantiasa meningkatkan kinerjanya.

Cakupan LKJ Inspektorat Kabupaten Takalar Tahun 2020 terdiri atas Pendahuluan, Perencanaan & Perjanjian Kinerja, Akuntabilitas Kinerja dan Inovasi dalam skema reformasi birokrasi. Pendahuluan memiliki muatan uraian singkat organisasi, seperti : Latar, Maksud, Isu Strategis, dan Struktur serta keragaman sumberdaya manusia di Inspektorat Kabupaten Takalar. Adapun aspek Perencanaan dan perjanjian kinerja menggambarkan Visi, misi, tujuan, sasaran, IKU dan PK, sedangkan aspek akuntabilitas kinerja, memberikan gambaran capaian, analisa, dan evaluasi terhadap indikator kinerja utama Inspektorat Kabupaten Takalar pada tahun 2020, termasuk atas analisa efisiensi penggunaan sumberdaya.

(3)

3

Secara keseluruhan penyelenggaraan tugas-tugas Inspektorat Kabupaten Takalar Tahun 2020 banyak membuahkan hasil yang positif. Dari 6 (enam) indikator kinerja utama, secara umum telah memenuhi target yang ditetapkan. Namun disadari, masih terdapat beberapa indikator kinerja yang masih dapat dimaksimalkan pencapaian targetnya. Analisa dan evaluasi atas capaian kinerja secara komprehensif digunakan sebagai pijakan untuk melakukan perbaikan pelayanan dan mendukung tercapainya good governance pada masa mendatang. Berkenaan dengan itu, LKJ Inspektorat Kabupaten Takalar Tahun 2020 ini, dapat menjadi masukan dan saran evaluasi agar kinerja kedepan menjadi lebih produktif, efektif dan efesien, baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi pelaksanaannya.

Terima kasih.

Takalar, Januari 2021

INSPEKTUR DAERAH TAKALAR,

H. YAHE, S.Sos., M.Si Pangkat : Pembina Tk. I

NIP : 19641231 198603 1 217

(4)

4

IKHTISAR EKSEKUTIF

Pelaporan kinerja Inspektorat Kabupaten Takalar melalui penyusunan Laporan Kinerja (LKJ) ini menjadi salah satu upaya yang dilakukan Inspektorat Kabupaten Takalar untuk mendorong tata kelola pemerintahan yang baik.

Proses penilaian yang terukur ini menjadi bagian dari skema pembelajaran bagi organisasi Inspektorat Kabupaten Takalar untuk terus menngkatkan kapasitas kelembagaan sehingga kinerjanya bisa terus ditingkatkan. LKJ Inspektorat Kabupaten Takalar Tahun 2020 ini merupkan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang sistem Akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LKJ dilakukan dengan mendasarkan pada peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 di mana pelaporan capaian kinerja organisasi disusun secara transparan dan akuntabel merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Inspektorat Kabupaten Takalar.

Analisa dan bukti-bukti pendukung pencapaian kinerja menjadi bagian dalam penyusunan LKJ ini, untuk menjawab pertanyaan sejauh mana sasaran pembangunan yang ditunjukkan dengan keberhasilan pencapaian indikator kinerja utama (IKU) yang telah dicanangkan pada tahun 2018 telah berhasil dicapai.

Evaluasi atas data-data pendukung dan permasalahan atas setiap sasaran menunjukkan beberapa tantangan yang perlu menjadi perhatian bagi Inspektorat Kabupaten Takalar kedepan. Pertama, walaupun indikator kinerja yang tertuang dalam perjanjian kinerja inspektur kabupaten Takalar Tahun 2020 yang dijadikan IKU telah mencapai target, masih terdapat beberapa persoalan-persoalan di masyarakat yang belum sepenuhnya bisa dijawab dengan baik. Tantangan ini terlihat nampak dalam kondisi terkait dengan tindak lanjut hasil pemeriksaan, baik oleh pihak eksternal, seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Badan Pengawasan Keuangan dan pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal Kementerian, dan Inspektorat Propinsi Sulawesi Selatan, maupun tindak lanjut hasil pemeriksaan inspektorat Kabupaten Takalar Sendiri.

(5)

5

Hal ini memerlukan komitmen dari Bupati Takalar dan sluruh SKPD untuk menyelesaikan tindak lanjut hasil temuan tersebut. Sebagai wujud komitmen tersebut dapat dimulai dengan menjadikan penyelesaian tindak lanjut pada masing-masing SKPD sebagai salah satu IKU setiap SKPD.

Hasil evaluasi capaian kinmerja ini juga penting dipergunakan sebagai pijakan bagi inspektorat Kabupaten Takalar dilingkungan pemerintah Kabupaten Takalar dalam perbaikan pelayanan publik di tahun yang akan datang.

(6)

6 BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif. Upaya ini juga selaras dengan tujuan perbaikan pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. Untuk itu, pelaksanaan otonomi daerah perlu mendapatkan dorongan yang lebih besar dari berbagai elemen masyarakat, termasuk dalam pengembangan akuntabilitas melalui penyusunan dan pelaporan kinerja pemerintah daerah.

Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah danPeraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LKj dilakukan dengan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, di mana pelaporan capaian kinerja organisasi secara transparan dan akuntabel merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Inspektorat Daerah Takalar.

Proses penyusunan LKj dilakukan pada setiap akhir tahun anggaran bagi setiap instansi untuk mengukur pencapaian target kinerja yang sudah ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja. Pengukuran pencapaian target kinerja ini dilakukan dengan membandingkan antara target dan realisasi kinerja setiap instansi pemerintah, yang dalam hal ini adalah Inspektorat Daerah Takalar. LKj menjadi dokumen laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggung-jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai

(7)

7

tujuan/sasaran strategis instansi. Disinilah esensi dari prinsip akuntabilitas sebagai pijakan bagi instansi pemerintah ditegakkan dan diwujudkan.

Mengacu kepada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015, LKj tingkat SKPD disampaikan kepada Bupati selambat-lambatnya dua bulan setelah tahun anggaran berakhir.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

LKj Inspektorat Daerah Takalar merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah daerah selama kurun waktu 1 (satu) tahun dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Penyusunan LKj juga menjadi alat kendali untuk mendorong peningkatan kinerja setiap unit organisasi.

Selain itu, LKj menjadi salah satu alat untuk mendapatkan masukan stakeholders demi perbaikan kinerja Inspektorat Daerah Takalar.

Identifikasi keberhasilan, permasalahan dan solusi yang tertuang dalam LKj, menjadi sumber untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang. Dengan pendekatan ini, LKj sebagai proses evaluasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perbaikan yang berkelanjutan di pemerintah untuk meningkatkan kinerja pemerintahan melalui perbaikan pelayanan publik.

1.3 GAMBARAN UMUM ORGANISASI 1.3.1 TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Berdasarkan Peraturan Bupati Takalar Nomor 41 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta tata kerja Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar, Inspektorat Daerah Takalar merupakan unit kerja dari pemerintah Kabupaten Takalar yang bertugas menyelenggaran pengawasan sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar melakukan tugas dan fungsi sesuai dengan Peraturan Bupati Takalar Nomor 41 Tahun 2016 tentang

(8)

8

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta tata kerja Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar, sebagai berikut :

 Kedudukan : Inspektorat Daerah mempunyai kedudukan sebagai lembaga yang menyelenggarakan pengawasan dan pembinaan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah yang bertanggung jawab.

 Tugas Pokok : Inspektorat Daerah Takalar merupakan unit kerja dari pemerintah Kabupaten Takalar yang bertugas menyelenggaran pengawasan sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

 Fungsi : Dalam melaksanakan tugasnya, inspektorat Daerah Kabupaten Takalar mempunyai fungsi :

1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan tehnis pengawasan pada Inspektorat Daerah. Takalar.

2. Penyiapan bahan penyusunan prosedur dan pedoman kegiatan operasional Inspektorat Daerah Takalar.

3. Pelaksanaan pemeriksaan ketaatan, efesiensi, dan efektivitas tugas dan kegiatan unit kerja di lingkup Pemerintah Kabupaten Takalar.

4. Pelaksanaan pemeriksaan khusus terhadap indikasi penyimpangan.

5. Pelaksanaan evaluasi laporan akuntabilitas kinerja unit kerja dilingkup Pemerintah Kabupaten Takalar.

6. Pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan Inspektorat Daerah Takalar.

7. Evaluasi dan Penyusunan laporan kegiatan pemeriksaan Inspektorat Daerah Takalar.

8. Analisis, Evaluasi, dan penyusunan laporan hasil pengawasan Inspektorat Daerah Takalar.

 Struktur Organisasi

Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar dibentuk berdasarkan Peraturan

(9)

9

Daerah Kabupaten Takalar Nomor 07 Tahun 2016 tentang pembentukan dan susunan perangkat daerah. Dan berdasarkan Peraturan Bupati Takalar Nomor 41 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar.

Adapun susunannya adalah sebagai berikut : 1. Inspektur

2. Sekretariat terdiri atas :

a. Subbagian Administrasi Umum dan Perencanaan.

b. Subbagian Evaluasi dan Pelaporan 3. Inspektur Pembantu Wilayah :

a. Inspektur Pembantu Wilayah I b. Inspektur Pembantu Wilayah II c. Inspektur Pembantu Wilayah III 4. Jabatan Fungsional :

a. Jabatan Fungsional P2UPD b. Jabatan Fungsional Auditor

Secara lengkap Bagan Struktur Organisasi Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar tergambar sebagai berikut :

(10)

10 1.4 ISU STRATEGIS

Isu Strategis yang dihadapi Inspektorat Daerah Takalar yang dituangkan dalam Renja tahun 2020 adalah :

1. Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik

Good governance yang diterjemahkan sebagai tata kelola pemerintahan yang baik merupakan tema umum kajian yang populer, baik di pemerintahan, masyarakat maupun dunia swasta. Paradigma penyelenggaraan pemerintahan telah terjadi pergeseran dari paradigma

“rule government” menjadi “good governance”. Pemerintah dalam menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan publik menurut paradigma “rule government” senantiasa lebih menyadarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berbeda dengan paradigma “goodgovernance”. Dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan publik tidak semata-mata didasarkan pada pemerintah (government) atau negara (state) saja, tapi harus melibatkan seluruh elemen, baik di intern birokrasi maupun diluar birokrasi yaitu pubik (masyarakat).

Good governance menunjuk pada cara kekuasaan dan kewenangan yang digunakan. Tata pemerintahan dinilai baik ketika kekuasaan dikelola dan digunakan untuk merespon masalah-masalah publik dengan mengikuti prinsip dan nilai yang selama ini dinilai baik oleh masyarakat. Ketika kekuasaan digunakan dengan cara-cara yang melanggar nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat dan ketika kekuasaan digunakan untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan golongan, suatu pemerintahan akan dinilai buruk. Tata pemerintahan yang baik adalah tata pemerintahan yang dikembangkan berdasarkan pada nilai-nilai atau prinsip-prinsip good governance. Sebaliknya, tata pemerintahan yang buruk adalah sebuah tata pemerintahan yang diselenggarakan dengan mengabaikan nilai-nilai atau prinsip-prinsip goodgovernance (Dwiyanto. dkk. 2003).

UNDP dalam Sedarmayanti (2003), menjelaskan bahwa ketiga domain goodgovernance (negara, swasta, dan masyarakat) menuntut

(11)

11

hubungan yang sinergis dan konstruktif serta saling memperkuat dan tidak dapat berdiri sendiri, melalui penerapan nilai-nilai atau prinsip- prinsip good governance sebagai berikut : Participation, setiap warga negara mempunyai suara dalam pembuatan keputusan, baik secara langsung maupun melalui intermediasi institusi legitimasi yang mewakili kepentingannya.

Partisipasi seperti ini dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi secara konstruksif. Rule of low, Kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa perbedaan, terutama hukum hak asasi manusia. Transparency. Transparansi dibangun atas dasar kebebasan arus informasi. Informasi harus dapat dipahami dan dipantau. Responsiveness. Lembaga dan proses mencoba untuk melayani setiap stakeholders.Consensus orientation.

Good governance menjadi perantara kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih. Baik dalam hal kebijakan mapun prosedur. Effectiveness and efficiency, Proses dan lembaga menghasilkansesuai apa yang telah digariskan dengan menggunakan sumber yang tersedia sebaik mungkin. Accountability, Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor swasta dan masyarakat (civil society) bertanggung jawab kepada publik dan lembaga stakeholders. Strategic vision, Para pemimpin dan publik harus mempunyai perspektif good governance dan pengembangan manusia yang luas serta jauh kedepan sejalan dengan apa yang diperlukan untuk pembangunan.

2. Pencegahan Korupsi pada Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Korupsi akan berakibat terhadap tidak tercapainya tujuan kegiatan yang direncanakan. Korupsi dapat berdampak sangat luas jika dibiarkan. Kemiskinan akan bertambah. Kerusakan hutan dan lingkungan, daya saing daerah menurun. Kualitas pelayanan publik menjadi buruk. Korupsi telah merambah pada berbagai segmen maupun elemen Pemerintahan. Hal tersebut dapat dilihat dengan indikator masih banyaknya masalah hukum yang berproses dilembaga

(12)

12

yang berkompeten. Potensi korupsi tidak hanya pada Pemerintah Pusat tetapi juga berada pada Pemerintahan daerah terlebih lagi dengan adanya pelimpahan sebagian besar kewenangan pada Pemerintah daerah.

Untuk meminimalisasi terjadinya penyimpangan akibat korupsi maka peran lembaga pengawasan internal menjadi sangat vital dalam menjalankan fungsinya sebagai deteksi dini sebelum ataupun jika ada gejala korupsi yang akan berdampak lebih luas. Perkembangan pencegahan korupsi tidak hanya terfokus pada pengelolaan keuangan tetapi berkembang pada penyelenggaraan pelayanan publik.

3. Akuntabiltas Pengelolaan Keuangan

Esensi dari demokrasi adalah bagaimana mempertanggungjawabkan kewenangan yang telah diberikan oleh pemegang mandat dalam hal ini masyarakat dalam bentuk akuntabilitas. Salah satu yang terpenting dan strategis adalah pengelolaan keuangan. Indikator akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan dan asset Pemerintah daerah tergambar dari hasil opini aparat pengawasan ekstenal oleh BPK-RI setiap tahunnya. Hasil pemeriksaan tersebut akan menemukan kelemahan-kelemahan dalam sistem pengendalian internal maupun ketidakefisienan dan ketidak efektifan dalam mengelolah sumber daya keuangan dan asset pada suatu periode tahun anggaran.

Kenyataan menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa daerah memperoleh opini yang belum memuaskan bahkan tidak stabil opininya. Yang tentunya menjadi sebuah masalah terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan pada masing-masing daerah.

Kondisi ini teridentifikasi disebabkan oleh banyak variable antara lain kelemahan sumber daya yang memahami ilmu akutansi, Kelemahan kebijakan, kelemahan sistem pengendalian yang diciptakan dalam sebuah entitas, dan masih banyaknya kelemahan dalam implementasi aturan perundang-undangan.

(13)

13

Untuk memperoleh Opini yang baik maka dibutuhkan upaya dari berbagai elemen antara lain Pengambil kebijakan harus mempunyai komitmen yang kuat, Sistem pengendalian manajemen yang baik serta peran Aparat Pengawasan Internal Pemerintah untuk mengawal para OPD sebelum BPK melakukan pemeriksaan untuk mendapatkan suatu Opini.

1.5 KOMPOSISI SDM ORGANISASI

Jumlah aparat Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar pada tahun 2020 sebanyak 55 orang. Untuk mengetahui gambaran komposisi Pegawai Negeri Sipil pada Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, maka dapat diuraikan berdasarkan gender dan tingkat pendidikan formal, golongan/kepangkatan, pendidikan dan pelatihan serta diklat penjenjangan (struktural), sebagai berikut :

1.5.1 Komposisi SDM Berdasarkan Gender

Jumlah aparat Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar pada tahun 2020 sebanyak 50 orang yang jika berdasarkan gender terdiri atas 38 orang Laki-laki dan 12 orang Perempuan, atau 76% laki-laki dan 24% Perempuan, sebagai berikut :

(14)

14 Gambar 1.2

1.5.2 Komposisi PNS Menurut Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan PNS pada Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar pada tahun 2020 terdiri atas jenjang pendidikan Strata Tiga, Strata Dua, Strata Satu, dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. Dari 50 orang jumlah pegawai yang ada pada Inspektorat Daerah Takalar, komposisi PNS menurut jenjang pendidikannya dapat dirinci sebagai berikut :

Tabel 1.1

Komposisi PNS Menurut Jenjang Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai (orang)

1. Strata dua (S2) 14 orang

2. Strata satu (S1) 33 orang

3. Diploma III (DIII) 2 orang

4. SLTA 1 orang

Jumlah 50 orang

(15)

15 Gambar 1.3

Presentase PNS Menurut Jenjang Pendidikan

1.5.3 Komposisi PNS Menurut Jenjang Eselon

Jabatan Struktural pada Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar pada tahun 2020 terdiri atas Inspektur Daerah (Eselon II/B), Sekretaris Inspektorat (Eselon III/A) 3 (Tiga) Inspektur Pembantu (Eselon III/A), dan 2 (Tiga) Kepala Sub Bagian Sekretariat Inspektorat yaitu Kepala Sub Bagian Administrasi Umum dan Perencanaan, Kepala Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan. Komposisi Jabatan Strukturan menurut jenis kelamin dapat dilihat pada gambar berikut :

(16)

16 Gambar 1.5

Komposisi Jenis Kelamin Jabatan Struktural

1.6 INOVASI DALAM REFORMASI SISTEM AKIP DAN PENGELOLAAN KINERJA

Inovasi menjadi kunci dalam reformasi birokrasi dan perbaikan kinerja pelayanan publik. Karenanya, berbagai inovasi juga telah dikembangkan oleh Inspektorat Daerah Takalar Salah satu inovasi yang dikembangkan adalah dengan me-Launching Program Layanan Konsultasi Pengawasan Daerah pada tanggal 5 November 2015 oleh Bapak Bupati Takalar, disaksikan oleh Bapak Kepala Perwakilan BPK-RI Provinsi Sulawesi Selatan, bapak Kepala BPKP-RI Perwakilan Sulawesi Selatan, Inspektur Provinsi Sulawesi Selatan, Sekretaris Daerah, Para Kepala SKPD dan jajaran pemerintah daerah Kabupaten Takalar bertempat di Baruga Kalabbirang Rumah Jabatan Bupati Takalar.

Dengan adanya layanan konsultasi ini, diharapkan seluruh komponen masyarakat yang membutuhkan informasi, ingin menyampaikan pengaduan, ataupun pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan pengawasan pelaksanaan pemerintahan di Kabupaten Takalar, dapat

(17)

17

langsung melaporkannya ke Inspektorat Daerah Takalar, baik secara langsung atau telepon, melalui surat resmi atau e-mail, sms atau melalui aplikasi WhatsApp. Selain itu program ini diharapkan bisa meminimalisir kesalahan dan penyalahgunaan pengelolaan keuangan dan pelaksanaan pemerintahan daerah.

(18)

18 BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1 RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT DAERAH TAKALAR 2.1.1 Visi dan Misi

Rencana Strategis (RENSTRA) merupakan kerangka pembangunan strategis Inspektorat Daerah Takalar untuk periode 5 tahun. Sebagai dokumen perencanaan yangmemuat penjabaran visi, misi, tujuan, sasaran dan program SKPD, RENSTRA berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Sebagai penerjemahan kebijakan politik Bupati sebagai Kepala Daerah yang tertuang dalam RPJMD, RENSTRA menjadi pijakan bagi perencanaan strategis SKPD, termasuk hingga ke level perencanaan tahunan. Bagian berikut akan menguraikan visi dan misi Inspektorat Daerah Takalar yang tertuang dalam RENSTRA tersebut.

Visi :

Sesuai dengan Visi Bupati dan Wakil Bupati Takalar yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Takalar Tahun 2018-2022 adalah :

“TERWUJUDNYA KABUPATEN TAKALAR YANG UNGGUL, SEJAHTERA DAN BERMARTABAT”

Misi:

Dikaitkan dengan misi dan misi RPJMD 2017-2022 serta sebagai unsur Penunjang Urusan Pemerintahan pada Pengawasan yang diselenggarakan Inspektorat maka fungsi dan tugas Inspektorat terkait erat dengan pencapaian misi ke-6, yaitu “Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang efektif, bersih, akuntabel, demokratis dan terpercaya.

2.1.2 TUJUAN DAN INDIKATOR KINERJA

Sejalan dengan visi dan misi Kabupaten Takalar dan dengan

(19)

19

memperhatikan kondisi obyektif yang dimiliki oleh Inspektorat Daerah Takalar, maka untuk mengakomodir pencapaiannya dirumuskan kerangka tujuan agar dalam pelaksanaannya bisa menjadi tolok ukur dalam penilaian pencapaian kinerja.

Mengacu kepada misi yang telah ditetapkan, maka tujuan yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu 5 tahun, sebagaimana yang tertuang dalam Renstra Inspektorat Daerah Takalar 2018-2022, adalah sebagai berikut:

“Mewujudkan tata kelola pemerintahan Perangkat Daerah yang efektif, bersih, akuntabel dan terpercaya”

Indikator kinerja dan target kinerja untuk tujuan strategis diuraikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.1

Tujuan dan Indikator Kinerja Inspektorat Daerah Takalar

NO TUJUAN INDIKATOR TUJUAN

KONDISI KINERJA PADA AWAL

RENSTRA (2018)

KONDISI KINERJA PADA AKHIR RENSTRA

(2022)

1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan Perangkat Daerah yang efektif, bersih, akuntabel dan terpercaya

Nilai SAKIP OPD yang direviu

CC A

Jumlah SAKIP OPD yang direviu

38 38

Persentase pelaksanaan program kerja pengawasan tahunan

95% 95%

Persentase rekomendasi temuan hasil pemeriksaan BPK RI yang ditindaklanjuti

75% 90%

Persentase rekomendasi temuan hasil pemeriksaan APIP yang ditindaklanjuti

90% 95%

Level Kapabilitas APIP 2 3

Level SPIP 2 3

(20)

20

2.1.3 SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA

Mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan, maka sasaran yang hendak dicapai atau dihasilkan adalah sebagai berikut:

Tujuan:

“Mewujudkan tata kelola pemerintahan Perangkat Daerah yang efektif, bersih, akuntabel dan terpercaya”

Sasaran :

1. Meningkatkan Sistem Akuntabilitas kinerja dan Pengelolaan Keuangan Perangkat Daerah yang akuntabel dan transparan 2. Meningkatkan Kapabilitas Aparat Pengawas Intern Pemerintah

Tabel. 2.2

Sasaran dan Indikator Kinerja Dinas

NO SASARAN INDIKATOR SASARAN Kondisis Kinerja pada awal perencanaan Renstra 2018-

2022

Kondisis Kinerja pada akhir perencanaan Renstra 2018-

2022

1. Meningkatkan Meningkatkan Sistem

Akuntabilitas kinerja dan Pengelolaan Keuangan Perangkat Daerah yang akuntabel dan

transparan

Nilai SAKIP OPD yang direviu

CC A

Jumlah SAKIP OPD yang direviu

38 38

Persentase pelaksanaan program kerja

pengawasan tahunan

95% 95%

Persentase rekomendasi temuan hasil

pemeriksaan BPK RI yang ditindaklanjuti

75% 90%

Persentase rekomendasi temuan hasil

pemeriksaan APIP yang ditindaklanjuti

90% 95%

2. Meningkatkan Kualitas Pengawasan Intern

Pemerintah

Level Kapabilitas APIP 2 3

Level SPIP 2 3

(21)

21

2.1.4 PROGRAM UNTUK PENCAPAIAN SASARAN

Berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran yang yang telah ditetapkan dalam RENSTRA, maka upaya pencapainya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan program- program. Adapun program-program untuk mendukung masing-masing sasaran tahun 2019 sebagai berikut:

Tabel 2.3

Program Untuk Pencapaian Sasaran Tahun 2020

SASARAN PROGRAM PENDUKUNG

Meningkatkan Sistem Akuntabilitas kinerja dan Pengelolaan Keuangan Perangkat Daerah yang akuntabel dan transparan

1. Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan Kebijakan KDH

2. Program reviu dokumen

perencanaan dan laporan kinerja Meningkatkan Kualitas Pengawasan

Intern Pemerintah

1. Program peningkatan

profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan

2. Program penataan dan

penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan

3. Program peningkatan kualitas pelayanan publik dan pencegahan tindak pidana korupsi

4. Program peningkatan maturitas SPIP

2.2 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2020

Perjanjian Kinerja (PK) merupakan dokumen pernyataan/kesepakatan antara atasan dan bawahan untuk mencapai target kinerja yang ditetapkan satu instansi. Dokumen ini memuat sasaran strategis, indikator kinerja dan target kinerja beserta program dan anggaran. Penyusunan PK 2020 dilakukan dengan mengacu kepada RENSTRA, RENCANA KERJA (RENJA) 2020, IKU dan APBD. Inspektorat Daerah Takalar telah menetapkan PK sebagai berikut:

(22)

22 Tabel 2.4

Perjanjian Kinerja Inspektorat Daerah Takalar Tahun 2020

2.3 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan merupakan ikhtisar hasil berbagai Program dan Kegiatan sebagai penjabaran tugas dan fungsi organisasi.

IKU yang ditetapkan dalam Renstra Inspektorat Daerah Takalar adalah sebagai berikut:

NO SASARAN INDIKATOR

SASARAN

SATUAN TARGET

1. Meningkatkan Sistem Akuntabilitas kinerja dan Pengelolaan Keuangan Perangkat Daerah yang akuntabel dan transparan

Nilai SAKIP OPD yang direviu

NILAI BB

Jumlah SAKIP OPD yang direviu

OPD 38

Persentase

pelaksanaan program kerja pengawasan tahunan

% 95

Persentase

rekomendasi temuan hasil pemeriksaan BPK RI yang ditindaklanjuti

% 85

Persentase

rekomendasi temuan hasil pemeriksaan APIP yang ditindaklanjuti

% 90

2. Meningkatkan Kapabilitas Aparat Pengawas Intern Pemerintah

Level Kapabilitas APIP Level 3

Level SPIP Level 3

(23)

23 Tabel 2.5

IKU Inspektorat Daerah Takalar

SASARAN INDIKATOR PENJELASAN SATUAN SUMBER

DATA Meningkatkan

Sistem Akuntabilitas kinerja dan Pengelolaan Keuangan Perangkat Daerah yang akuntabel dan transparan

Nilai SAKIP OPD yang direviu

Nilai SAKIP OPD yang telah direviu oleh Inspektorat

BB Laporan hasil reviu mandiri SAKIP OPD Jumlah SAKIP

OPD yang direviu

Jumlah OPD yang

memasukkan SAKIP untuk direviu

38 Laporan hasil reviu mandiri SAKIP OPD Persentase

pelaksanaan program kerja pengawasan tahunan

Jumlah kegiatan Pengawasan yang dilaksanakan dibagi

Jumlah Pengawasan yang direncanakan sesuai program pengawasan tahunan dikali 100%

95% Laporan Hasil Pengawasan

Persentase rekomendasi temuan hasil pemeriksaan BPK RI yang ditindaklanjuti

Jumlah hasil temuan BPK RI yang ditindaklanjuti dibagi jumlah total temuan BPK dibagi 100%

85% Hasil

Pemantauan Tindak Lanjut Hasil

Pemeriksaaan BPK

Persentase rekomendasi temuan hasil pemeriksaan APIP yang ditindaklanjuti

Jumlah hasil temuan APIP yang ditindaklanjuti dibagi jumlah total temuan APIP dibagi 100%

90% Hasil

Pemantauan Tindak Lanjut Hasil

Pemeriksaaan APIP/

Inspektorat Meningkatkan

Kapabilitas Aparat Pengawas Intern Pemerintah

Level Kapabilitas APIP

Level kemampuan APIP dalam melaksanakan tugas-tugas pengawasan

Level 3 Hasil penilaian Kapabiltas APIP Level SPIP Tingkat/Level kemampuan

Pemda telah

melaksanakan praktik pengendalian intern dan terdokumentasi dengan baik

Level 3 Hasil penilaian maturitas SPIP

(24)

24 2.4 RENCANA ANGGARAN TAHUN 2020

Berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Inspektorat Daerah Takalar maka jumlah pendanaan yang dimungkinkan untuk dibelanjakan pada Tahun Anggaran 2020 adalah sebesar Rp.9.263.950.000 yang digunakan untuk membiayai Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Secara rinci rencana anggaran Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.6

Rencana Belanja Inspektorat Daerah Takalar T.A.2020

No. Uraian Rencana(Rp) Persentase

1 Belanja Tidak Langsung 6.827.354.000 74%

2 Belanja Langsung 2.436.596.000 26%

Jumlah 9.263.950.000 100,00

Alokasi anggaran belanja langsung tahun 2020 yang dialokasikan untuk membiayai program-program yang langsung mendukung pencapaian sasaran pembangunan adalah sebagai berikut :

(25)

25 Tabel 2.7

Alokasi per Sasaran Tahun Anggaran 2020

Pada tabel di atas, jumlah anggaran pada program untuk mendukung sasaran 1 sebesar Rp.1.449.467.000 sedangkan anggaran pada program untuk mendukung Sasaran 2 sebesar Rp.103.014.000 dari total anggaran belanja langsung.

SASARAN INDIKATOR KINERJA

UTAMA PROGRAM ANGGARAN

(Rp)

PERSENTASE ANGGARAN

Meningkatkan Sistem

Akuntabilitas kinerja dan Pengelolaan Keuangan Perangkat Daerah yang akuntabel dan transparan

Nilai SAKIP OPD yang di Reviu

Program Reviu

Dokumen Perencanaan dan Laporan Kinerja

36.158.000 0,39%

Jumlah SAKIP OPD yang direviu

Persentase

pelaksanaan program kerja pengawasan tahunan

Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan

Pengendalian

Pelaksanaan Kebijakan KDH

1.413.309.000 15,26%

Persentase temuan BPK RI yang

ditindaklanjuti Presentase

Rekomendasi Temuan Hasil Pemeriksaan APIP yang selesai ditindak lanjuti Meningkatkan

Kualitas Pengawasan Intern

Pemerintah

- Level Kapabilitas APIP

- Level SPIP

Program Peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan

4.890.000 0,05%

Program penataan dan penyempurnaan

kebijakan sistem dan prosedur pengawasan

11.271.000 0,12%

Program peningkatan kualitas pelayanan publik dan pencegahan tindak pidana korupsi

85.253.000 0,92%

Program Peningkatan Maturitas SPIP

1.600.000 0,02%

(26)

26 BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

2.1 PENGUKURAN KINERJA

Akuntabilitas sebagai salah satu pilar dalam prinsip good governance, adalah alat yang digunakan untuk menggambarkan sejauh mana sebuah instansi pemerintahan telah memenuhi tugas dan mandatnya dalam penyediaan layanan publik yang langsung bisa dirasakan hasilnya oleh masyarakat. Kaitannya dengan pendekatan manajemen pembangunan berbasis kinerja, adalah bahwa pembangunan yang menjadi tanggungjawab pemerintah daerah yang pada pelaksanaannya menjadi tanggungjawab OPD, diorientasikan pada pencapaian menuju perubahan yang lebih baik, bukan hanya sekedar melaksanakan program/kegiatan yang sudah direncanakan. Esensi dari manajemen pembangunan berbasis kinerja adalah orientasi untuk mendorong perbaikan, di mana program/kegiatan dan sumber daya anggaran adalah alat yang dipakai untuk mencapai rumusan perubahan, baik pada level keluaran, hasil hingga akhirnya dapat memberikan dampak. Sehingga, pengendalian dan pertanggungjawaban program/kegiatan menjadi bagian penting dalam memastikan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah kepada publik telah dicapai. Dalam hal ini, laporan kinerja pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran.

Pengukuran Kinerja adalah proses sistemastis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi organisasi. Pengukuran Kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan yang telah dicapai dibandingkan dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

Pengukuran tingkat capaian kinerja tahun 2020 dilakukan dengan cara membandingkan antara pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasinya, sehingga terlihat apakah sasaran yang telah

(27)

27

ditetapkan tercapai atau tidak. Pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan merupakan keberhasilan dari tujuan dan sasaran pembangunan periode 2018-2022.

Rincian tingkat capaian sasaran yang telah ditetapkan dengan melihat tingkat capaian kinerja masing-masing indikator kinerja diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Capaian Indikator Kinerja SKPD Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar Tahun 2020.

NO SASARAN INDIKATOR SASARAN

TARGET REALISASI PERSENTASE

1. Meningkatkan Sistem

Akuntabilitas kinerja dan Pengelolaan Keuangan

Perangkat Daerah yang akuntabel dan transparan

Nilai SAKIP OPD yang direviu

BB B 70%

Jumlah SAKIP OPD yang direviu

38 38 100%

Persentase pelaksanaan program kerja pengawasan tahunan

95% 84,6% 89%

Persentase rekomendasi temuan hasil pemeriksaan BPK RI yang ditindaklanjuti

85% 73,13% 86%

Persentase rekomendasi temuan hasil pemeriksaan APIP yang ditindaklanjuti

90% 13,44% 14,9%

2. Meningkatkan Kualitas Pengawasan Intern Pemerintah

Level Kapabilitas APIP

Level 3 Level 2 66,67%

Level SPIP Level 3 Level 2 66,67%

(28)

28

Indikator Kinerja Utama merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi. Pemilihan dan Penetapan Indikator Kinerja Utama harus memenuhi karakteristik yaitu spesifik, dapat dicapai, relevan, menggambarkan keberhasilan sesuatu yang diukur dan dapat dikuantifikasi dan diukur.

Capaian Pengukuran Indikator Kinerja Utama di Tahun 2020 dapat digambarkan melalui tabel di bawah ini:

Tabel 3.2

Capaian Indikator Kinerja Utama

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI PERSEN (%)

1 2 3 4 5

1 Nilai SAKIP OPD yang direviu

BB B 70%

2 Jumlah SAKIP OPD yang direviu

38 38 100%

3 Persentase pelaksanaan program kerja tahunan

95% 84,6% 89%

4 Persentase rekomendasi temuan hasil pemeriksaan BPK RI yang ditindaklanjuti

85% 73,13% 86%

5 Persentase rekomendasi temuan hasil pemeriksaan APIP yang ditindaklanjuti

90% 13,44% 14,9%

6 Level Kapabilitas APIP 3 2 66,67%

7 Level Maturitas SPIP 3 2 66,67%

(29)

29 Kategori penilaian antara lain:

No. Kategori Jumlah Indikator Sasaran Persentase (%) Sasaran 1: Meningkatkan Sistem Akuntabilitas kinerja dan Pengelolaan Keuangan Perangkat Daerah yang akuntabel dan transparan

1 Baik Sekali

2. Baik 1. Jumlah SAKIP OPD yang

direviu

2. Persentase pelaksanaan program kerja

pengawasan tahunan

100%

84,6%

3. Cukup 3. Nilai Sakip OPD

Kabupaten yang direviu 4. Persentase rekomendasi

temuan hasil

pemeriksaan BPK RI yang ditindaklanjuti 5. Persentase rekomendasi

temuan hasil

pemeriksaan APIP yang ditindaklanjuti

70%

73,17%

13,4%

4. Kurang

Sasaran 2: Meningkatkan Kualitas Pengawasan Intern Pemerintah 1 Baik Sekali

2. Baik

3. Cukup 1. Level Kapabilitas APIP 2. Level Maturitas SPIP

1. 66,67%

2. 66,67%

4. Kurang

5. Sangat Kurang

3.2 Analisis Akuntabilitas Kinerja

Pelaksanaan program/kegiatan Inspektorat Kabupaten Takalar tahun 2020 sesuai dengan penetapan kinerja yang telah dilakukan, maka untuk mengevaluasi sasaran, program dan kegiatan yang telah ditetapkan dapat diketahui dengan melihat indikator-indikator yang terkait dengan sasaran, program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Berdasarkan format Pengukuran Kinerja yang telah dibuat dengan merujuk pada Indikator Kinerja Utama dan Renstra instansi maka capaian Pengukuran Kinerja Kegiatan Tahun 2020 dari SKPD Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar dapat dijelaskan melalui uraian tiap sasaran berikut di bawah ini:

(30)

30

Sasaran 1: Meningkatkan Sistem Akuntabilitas kinerja dan Pengelolaan Keuangan Perangkat Daerah yang akuntabel dan transparan

a. Perbandingan Antara Target dan Realisasi Sasaran 1 Tabel 3.3

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah

No. Indikator Kinerja Target 2020

Realisasi 2020

Capaian Kinerja a. Nilai SAKIP OPD yang direviu BB B 70%

b. Jumlah SAKIP OPD yang direviu

38 38 100%

c.

Persentase pelaksanaan program kerja pengawasan tahunan

95% 84,6% 84,6%

d.

Persentase rekomendasi

temuan hasil pemeriksaan BPK RI yang ditindaklanjuti

85% 73,18% 73,18%

e.

Persentase rekomendasi temuan hasil pemeriksaan APIP yang ditindaklanjuti

90% 13,4% 13,4%

b. Perbandingan Antara Realisasi Kinerja Tahun Ini Dengan Tahun Sebelumnya Sasaran 1

Tabel 3.4

Perkembangan Capaian Indikator Kinerja Sasaran 1.

No Indikator Kinerja 2019 2020 % Dari Renstra

Target 2021

a. Nilai SAKIP OPD yang direviu B B 100% BB

b. Jumlah SAKIP OPD yang direviu 38 OPD

38 OPD 100% 100 % dari 38 OPD c. Persentase pelaksanaan program

kerja pengawasan tahunan

95% 84,6% 95% 95%

d.

Persentase rekomendasi temuan hasil pemeriksaan BPK RI yang ditindaklanjuti

73,18% 85% 90%

e.

Persentase rekomendasi temuan hasil pemeriksaan APIP yang ditindaklanjuti

13,4% 90% 95%

(31)

31

c. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/

Penurunan Kinerja serta Solusi yang Telah Dilakukan.

1. Nilai SAKIP OPD yang direviu

Berdasarkan tabel 3.3 target capaian kinerja sasaran 1 pada indikator Nilai SAKIP OPD yang direviu dengan target BB adapun realisasi yang dicapai tahun 2020 adalah Nilai B. Artinya apa yang menjadi target pada Renstra untuk capaian tahun 2020 tidak mencapai target 100%, hal tersebut disebabkan karena kualitas dokumen SAKIP setiap OPD yang direviu masih terdapat kekuarangan-kekurangan yang mempengaruhi nilai Reviu SAKIP OPD. Terhadap capaian kinerja tersebut dapat dijadikan motivasi untuk pencapaian target kinerja pada tahun-tahun berikutnya sampai dengan target akhir renstra tahun 2022. Adanya perhatian dan dukungan Bupati Takalar, yang ditunjang pengelolaan Kinerja yang baik dalam meningkatkan Nilai SAKIP Perangkat Daerah diharapkan akan mempengaruhi nilasi SAKIP Kabupaten Takalar sangat diharapkan dalam pencapaian ini.

2. Jumlah SAKIP OPD yang direviu

Berdasarkan Tabel 3.3 capaian indikator kinerja sasaran 1 pada indikator kinerja Jumlah SAKIP OPD yang direviu tahun 2020 dengan target 38 OPD dan realisasi yang dicapai tahun 2020 yakni 38 OPD atau 100% dari target yang telah ditetapkan. Keberhasilan target ini tidak terlepas dari adanya keseriusan bagi tiap OPD untuk menyusun SAKIP OPD itu sendiri, selain itu adanya dukungan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Takalar terhadap kinerja Inspektorat Daerah dalam melakukan kegiatan reviu juga sangat dimanfaatkan dengan baik oleh Inspektorat Daerah dalam menjalankan tugas dan fungsinya, baik itu dukungan anggaran maupun dukungan sumber daya manusia.

3. Persentase pelaksanaan program kerja pengawasan tahunan Berdasarkan Tabel 3.3 capaian indikator kinerja sasaran 1 pada indikator kinerja Persentase pelaksanaan program kerja pengawasan tahunan dengan target 95% pada tahun 2020 dan

(32)

32

adapun realisasi yang dicapai tahun 2020 sampai pada saat penyusunan LKJ ini belum adalah pelaksanaan program kerja pengawasan tahunan yang ditetapkan sebanyak 26 kegiatan pengawasan dan terealisasi sebanyak 22 kegiatan yang dilaksanakan, artinya capaian persentase mencapai 84,6% dari target yang telah ditetapkan. Capaian ini tidak terlepas dari dukungan anggaran dan sumber daya manusia yang diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Takalar kepada Inspektorat Daerah dalam menjalankan program pengawasan yang telah ditetapkan selama 1 tahun, namun tidak tercapainya target yang ditetapkan dikarenakan adanya pengalihan anggaran kegiatan ke program penecegahan dan penanganan covid-19 tahun 2020.

4. Persentase rekomendasi temuan hasil pemeriksaan BPK RI yang ditindaklanjuti

Berdasarkan Tabel 3.3 capaian indikator kinerja sasaran 1 pada indikator kinerja persentase rekomendasi temuan hasil pemeriksaan BPK RI yang ditindaklanjuti mencapai 73,18% dari target 85% yang ditetapkan dalam target Renstra untuk tahun 2020. Persentase tersebut didapatkan dari jumlah rekomendasi temuan BPK RI sebanyak 947 dan yang ditindaklanjuti yang sesuai rekomendasi sebanyak 693 dengan perolehan persentase 73,28%.

Sebanyak 228 rekomendasi yang ditindaklanjuti namun belum dianggap sesuai rekomendasi oleh BPK RI, serta sebanyak 26 rekomendasi yang belum ditindaklanjuti. Tidak tercapainya target tersebut disebabkan karena masih banyaknya OPD yang tidak memahami tindaklanjut dari temuan administrasi tersebut. Walapun hampir tiap bulan Inspektorat Daerah melakukan monitoring tindak lanjut hasil pemeriksaan tersebut. Namun capaian persentase yang telah dicapai akan menjadi motivasi untuk pelaksanaan kegiatan ke depannya.

5. Persentase rekomendasi temuan hasil pemeriksaan APIP yang ditindaklanjuti

Berdasarkan Tabel 3.3 capaian indikator kinerja sasaran 1 pada

(33)

33

indikator kinerja persentase rekomendasi temuan hasil pemeriksaan APIP yang ditindaklanjuti mencapai 13,4%% dari target 90% yang ditetapkan dalam target Renstra untuk tahun 2020. Tidak tercapainya target tersebut disebabkan karena masih banyaknya OPD yang tidak memahami tindaklanjut dari temuan administrasi tersebut. Selain itu tidak berjalannya kegiatan pemantauan untuk tahun 2020 dikarenakan tugas dan fugsi pemantauan/monitoring rekomendasi hasi pemeriksaan APIP untuk tahun 2020 masih dilaksanakan oleh Bagian Hukum Setda Kab.

Takalar. Berdasarkan data yang diterima, persentase 13,4%

tersebut didapatkan dari jumlah rekomendasi temuan sebanyak 357 dan terealisasi sebanyak 48 rekomendasi.

d. Analisis Atas Efesiensi Penggunanaan Sumber Daya Tabel 3.5

Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Pada Sasaran

No. Indikator Kinerja

Capaian Kinerja

(%)

Realisasi Anggaran

(%)

Efesiensi (3-4)

1 2 3 4 5

a. Nilai SAKIP OPD yang direviu

70%

98% 30%

b. Jumlah SAKIP OPD direviu

100%

c. Persentase pelaksanaan program kerja

pengawasan tahunan

84,6%

d. Persentase rekomendasi temuan hasil

pemeriksaan BPK RI yang ditindaklanjuti

73,18%

e. Persentase rekomendasi temuan hasil

pemeriksaan APIP yang ditindaklanjuti

13,4%

Rata – rata capaian

Kinerja 68%

(34)

34

Rata-rata capaian kinerja pada sasaran ini adalah 68%%, jika disandingkan dengan persentase realisasi keuangannya yaitu 98%

maka efisiensi penggunaan sumber daya sasaran 1 adalah 30%.

e. Analisis Program dan Kegiatan yang Menunjang Pencapaian Kinerja

Untuk mencapai indikator sasaran pada sasaran 1 ditetapkan Program dan kegiatan Inspektorat Daerah pada tahun 2020. Program dan kegiatan tersebut antara lain Program Reviu Dokumen Perencanaan dan Laporan Kinerja serta Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH.

Adapun alokasi anggaran pada program-program tersebut untuk mendukung indikator sasaran pada yang telah ditetapkan adalah sebesar Rp.1.413.309.000 pada program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH dengan realisasi sebesar Rp.1.389.050.600 atau 98,28%. Pada program Reviu Dokumen Perencanaan dan Laporan Kinerja anggaran yang ditetapkan sebesar Rp.36.158.000 dengn realisasi sebesar Rp.35.498.000 atau 98,17%.

f. Permasalahan dan Alternatif Solusi

Capaian pada sasaran 1 ini menunjukkan persentase yang cukup tinggi walaupun pada indikator Cakupan OPD memperoleh nilai SAKIP minimal B dianggap masih kurang dengan capaian hanya 70%.

Kondisi tersebut disebabkan karena kurangnya pemahaman dan kualiats OPD dalam menyusun dokumen SAKIP SKPD, sehingga untuk meningkatkan capaian kinerja sasaran tersebut sesuai target yang ditetapkan dalam Renstra diperlukan kerja optimal dari seluruh Aparat Lingkup Kab. Takalar serta SKPD terutama leading sector SAKIP untuk memberikan pemahaman dalam penyusunan dokumen SAKIP, serta terkait juga harus didukung dengan pengalokasian anggaran pada setiap OPD dalam penyediaan dokumen SAKIP.

Pada pencapaian persentase pelaksanaan program kerja

(35)

35

pengawasan tahunan tidak mencapai target yang telah ditetapkan. Hal tersebut dikarenakan terdapat kegiatan yang direncanakan tidak terlaksana pada tahun 2020 sehingga mempengaruhi capaian persentase indikator kinerja. Dalam hal capaian persentase rekomendasi temuan hasil pemeriksaan BPK RI dan APIP, indikator yang ditetapkan juga tidak mencapai target dikarenakan masih banyaknya OPD yang tidak mematuhi arahan-arahan untuk segera menindaklanjuti temuan-temuan pemeriksaan.

Sasaran 2 : Meningkatkan Kualitas Pengawasan Intern Pemerintah a. Perbandingan Antara Target dan Realisasi pada Sasaran 2

Tabel 3.6

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Meningkatkan Kualitas Pengawasan Intern Pemerintah

No. Indikator Kinerja Target 2020

Realisasi 2020

Capaian Kinerja

a. Level Kapabilitas APIP 3 2 66%

b. Level SPIP 3 2 66%

b. Perbandingan Antara Realisasi Kinerja Tahun Ini Dengan Tahun Sebelumnya

Tabel 3.7

Perkembangan Capaian Indikator Kinerja Sasaran 2.

No Indikator Kinerja 2019 2020 % Dari Renstra

Target 2021

a. Level Kapabilitas APIP 2 2 66% 3

b. Level SPIP 2 2 66% 3

c. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Peningkatan/

Penurunan Kinerja serta Solusi yang Telah Dilakukan.

1. Level Kapabilitas APIP

Berdasarkan tabel 3.6 capaian indikator kinerja sasaran 2 pada indikator Level Kapabilitas APIP mencapai nilai level 2,

(36)

36

artinya target yang telah ditetapkan yakni Level 3 tidak mencapai target. Hal tersebut dikarenakan program/kegiatan penunjang indikator level Kapabilitas APIP tidak terlaksana dengan maksimal dikarenakan anggaran program tersebut dialihkan untuk penangan covid-19.

2. Level SPIP

Berdasarkan tabel 3.6 capaian indikator kinerja sasaran 2 di atas dapat terlihat bahwa capaian kinerja dari sasaran 2 yakni Level SPIP hanya mencapai level 2, artinya indikator yang telah ditetapkan tidak mencapai target. Hal tersebut dikarenakan program/kegiatan penunjang indikator level Kapabilitas APIP tidak terlaksana dengan maksimal dikarenakan anggaran program tersebut dialihkan untuk penangan covid-19.

d. Analisis Atas Efesiensi Penggunanaan Sumber Daya

Tabel 3.8

Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Pada Sasaran 2.

No. Indikator Kinerja

Capaian Kinerja

(%)

Realisasi Anggaran

(%)

Efesiensi (3-4)

1 2 3 4 5

a. Level Kapabilitas APIP 66,6%

21% -45%

b. Level SPIP 66,6%

Rata – rata capaian Kinerja 66,6%

Jika capaian kinerja pada sasaran 2 dirata-ratakan maka rata- rata capaian kinerja pada sasaran ini adalah 66,6%, jika disandingkan dengan persentase realisasi keuangannya yaitu 21% maka disimpulkan bahwa penggunaan sumber daya pada sasaran 2 tidak efisien.

(37)

37

e. Analisis Program dan Kegiatan yang Menunjang Pencapaian Kinerja

Program dari sasaran ini adalah Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan, Program penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan, Program peningkatan kualitas pelayanan publik dan pencegahan tindak pidana korupsi dan Program peningkatan maturitas SPIP. Adapun alokasi anggaran untuk mendukung program ini adalah Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan sebesar Rp.4.890.000 realisasi sebesar Rp.0,- atau 0%, Program penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan anggaran sebesar Rp.11.271.000 dengan realisasi Rp.0%

atau 0%, Program peningkatan kualitas pelayanan publik dan pencegahan tindak pidana korupsi anggaran sebesar Rp.85.253.000 dengan realisasi Rp12.378.000 atau 85%, dan Program peningkatan maturitas SPIP anggaran sebesar Rp.1.600.000 realisasi Rp.0 atau 0%.

Banyaknya program yang tidak terealisasi menyebabkan target indikator kinerja tidak tercapai. Program tersebut tidak terlaksananya diakibatkan karena anggaran pada program tersebut dialihkan untuk penanganan dan penecgahan covid-19.

f. Permasalahan dan Alternatif Solusi

Beberapa kelemahan-kelamahan dalam laporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Takalar tahun 2020 maupun tahun- tahun sebelumnya yang sulit ditindaklanjuti disebabkan karena kurangnya dokumen pendukung untuk menindaklanjuti temuan dan yang bertanggungjawab atas temuan tersebut sudah tidak berdomisili di kabupaten Takalar dll, untuk menanggulangi masalah tersebut perlu adanya kebijakan pemerintah daerah untuk menggenjot tindak lanjut temuan BPK dan APIP dalam bentuk Peraturan Bupati.

(38)

38 C. REALISASI ANGGARAN TAHUN 2020

1. Realisasi Anggaran

Realisasi anggaran APBD yang dikelola Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp.9.263.950.000.

No. Uraian Rencana (Rp)

Realisasi

(Rp) %

1 Belanja Tidak Langsung

6.827.354.000,00 5.319.035.582,00 69,26

2 Belanja Langsung 2.436.596.000,00 2.361.165.917,00 30,74 Jumlah 9.263.950.000,00 7.680.201.499,00 100,00

2. Pemanfaatan Anggaran

a. Pemanfaatan anggaran yang bersumber dari anggaran kinerja Inspektorat Kabupaten Takalar terdiri dari :

1) Belanja Tidak Langsung

Realisasi anggaran belanja tidak langsung Inspektorat Kabupaten Takalar dalam Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp.

5.319.035.582,00,- yang diarahkan untuk :

Gaji dan Tunjangan Rp. 3.743.715.320,00 Tambahan Penghasilan PNS Rp 1.575.320.262,00

2) Belanja Langsung

Realisasi anggaran belanja langsung Inspektorat Kabupaten Takalar Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp. 2.361.165.917,00.

(39)

39 BAB IV P E N U T U P

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan media Akuntabilitas yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi pertanggung jawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah dimana Inspektorat Daerah Kabupaten Takalar merupakan salah satu unit organisasi lingkup Pemerintah Sulawesi Selatan yang diwajibkan membuat Laporan Kinerja Tahun 2020 dengan mengacu pada Perencanaan Strategis (RENSTRA) Inspektorat Kabupaten Takalar Tahun 2018-2022.

Secara umum, Inspektorat Daerah telah memenuhi target yang telah ditetapkan dengan pengecualian terhadap indikator kinerja yang belum diukur, hal tersebut disebabkan karena pelaksanaan kegiatan yang terkait dengan target kinerja tahun 2020 tersebut belum dilaksanakan dengan menyesuaikan jadwal pelaksanaan kegiatan dari Pemerintah Pusat. Pencapaian sasaran dengan target kinerja untuk tahun 2020 secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:

Berdasarkan uraian pada BAB sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Sasaran 1 “Meningkatkan Sistem Akuntabilitas kinerja dan Pengelolaan Keuangan Perangkat Daerah yang akuntabel dan transparan“ dengan indikator:

a. Nilai SAKIP OPD yang direviu menunjukkan capaian yang maksimal dari target yang ditetapkan yaitu BB dengan realisasi menunjukkan capaian B atau 70%

b. Jumlah SAKIP OPD yang direviu tahun 2020 dengan indikator target adalah 38 OPD namun realisasi yang dicapai tahun 2020 adalah 38 OPD atau 100%

c. Persentase pelaksanaan program kerja pengawasan tahunan ditargetkan sebesar 95% pada tahun 2020 dengan realisasi pelaksanaan program kerja pengawasan tahunan untuk tahun 2020 mencapai 100%.

(40)

40

d. Persentase rekomendasi temuan hasil pemeriksaan BPK RI yang ditindaklanjuti yang ditargetkan sebesar 85% dengan realisasi sebesar 73,18% pada tahun 2020.

e. Persentase rekomendasi temuan hasil pemeriksaan APIP yang ditindaklanjuti ditargetkan sebesar 90% namun realisasi yang dicapai hanya sebesar 13,4%.

2. Sasaran 2 “Meningkatkan Kualitas Pengawasan Intern Pemerintah” dengan indikator :

a. Level Kapabilitas yang ditargetkan memperoleh level 3 untuk tahun 2020 tidak mencapai target, yakni hanya memperoleh level 2.

b. Level Maturitas SPIP yang ditargetkan memperoleh level 3 untuk tahun 2020 tidak mencapai target, yakni hanya memperoleh level 2.

Pencapaian program dan kegiatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2020 dengan melihat indikator outcome-nya, diketahui bahwa pencapaian program dan kegiatan tahun 2020 dapat dikatakan baik untuk 8 program dan 33 (Tiga Puluh Tiga) kegiatan, realisasi anggaran APBD belanja langsung tahun 2020 yaitu sebesar 96,90%.

Sebagaimana diketahui bahwa Laporan Kinerja merupakan pengukuran kinerja instansi pemerintah secara transparan, sistematik dan dapat dipertanggungjawabkan, sehingga Laporan Kinerja ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak yang berkepentingan (stakeholder), yang pada akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat.

INSPEKTUR DAERAH TAKALAR,

H. YAHE, S.Sos., M.Si Pangkat : Pembina Tk. I

NIP : 19641231 198603 1 217

Referensi

Dokumen terkait

No Sasaran Indikator s.d tahun Realisasi 2019 Target Jangka Menengah 1 Meningkatnya Akuntabilitas kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Nilai SAKIP SKPD dan kinerja

Jika dilihat dari tabel 3.4 bahwa capaian indikator ini pada tahun 2014 sebesar 0 orang, bila dibandingkan dengan capaian tahun 2013 sebesar 18 orang dan target renstra

Indikator Kinerja 2: Persentase (%) rekomendasi kebijakan yang dapat mendukung capaian target pembangunan bidang kesatuan bangsa dalam dokumen perencanaan nasional

Rencana Aksi Indikator Kinerja SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2016 RENCANA AKSI TW I TW II TW III TW IV Tersediany a data sains antariksa dan

Realisasi target kerja tahun 2020 sudah memenuhi target Renstra (jangka Menengah) tahun 2020. Perbandingan realisasi kinerja Tahun 2020 dengan daerah lain. Penilaian

Rencana Kinerja Tahun 2012. Dari 3 sasaran yang akan dicapai oleh BBP Mektan di tahun 2012, persentase tertinggi terdapat pada capaian untuk indikator kinerja utama jumlah

Secara umum kinerja Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian selama tahun 2011 berdasarkan sasaran indikator kinerja adalah berhasil dengan tingkat capaian

: Target Kinerja Indikator Kinerja Kesehatan Masyarakat Tahun 2019 SASARAN PROGRAM/ KEGIATAN N O INDIKATOR KINERJA TARGET NASIONAL TARGET PROVSU Pembinaan Gizi