• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dilakukan Oleh Wulandari, Enggar putri, dkk (2019), dari penelitian yang membahas tentang Analsis Penerapan Layanan Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak Orang Priadi secara Online, Pendaftaran yang dilakukan mempunyai dua cara yaitu manual atau online. Tatacara pendaftaran secara manual yaitu,

1. Wajib Pajak datang ke KPP dengan membawa persyaratan fotocopy KTP dan akte pendirian badan untuk Wajib Pajak badan

2. Mengisi formulir pendaftaran 3. Meyerahkan kepada petugas 4. Petugas memproses

5. Bila dianggap sudah lengkap maka Wajib Pajak dinyatakan terdaftar dan mendapat kartu NPWP (PER-38/PJ/2013)

Sedangkan untuk pendaftaran secara online adalah sebagai berikut 1. Wajib Pajak membuka situs resmi direktorat jendaral pajak

yaitu http://www.pajak.go.id

2. Selanjutnya memilih menu e-registration

3. Karna belum terdatar makan harus membuat account wajib pajak guna membuat username dan password

4. Selanjutnya login pada menu e-registration dan mengisi username dan password yang telah dibuat sebelumnya

5. Wajib Pajak memilih kategori yaitu Badan, Oarang Pribadi, atau Bendahara

6. Mengisi formulir pendaftaran secara online dengan baidan benar.

(2)

7. Memilih tombol “daftar” dan formulir akan terkirim secara elektronik ke KPP dimana wajib pajak melakukan pendaftaran.

8. Mencetak Formulir Registrasi dan Kart Terdaftar sementara untuk selanjutya dikirim melalui pos ke KPP dimana wajib pajak melakukan pendaftaran dengan melampirkan persyaratan yang telah ditentukan

9. Apabila dianggap lengkap wajib pajak akan mendapatkan kartu NPWP asli (Direktorat Jendral Pajak, 2010)

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wahono, Septian Anjar (2018), penelitian ini membahas tentang Prosedur Pembuatan NPWP, Calon Wajib Pajak datang pada KPP (Kantor Pelayanan Pajak) yang wilayah kerjanya sesuai dengan tempat tinggal atau tempat kegiatan usaha.Yang harus dilakukan calon Wajib Pajak yaitu sebagai berikut :

1. Calon Wajib Pajak wajib mengisi formulir yang telah di sediakan di Kantor tempat pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak. Formulir terdiri dari tiga jenis formulir yaitu: formulir Wajib Pajak Orang Pribadi, formulir Wajib Pajak Badan, formulir WP Bendaharawan. Dari ketiga jenis formulir tersebut terdapat perbedaan-perbedaan cara pengisiannya antara lain: untuk formulir Wajib Pajak Orang Pribadi data yang diisi berdasarkan Wajib Pajak yang bersangkutan sesuai KTP yang berlaku, untuk formulir Wajib Pajak Badan data yang diisi berdasarkan status badan apabila Wajib Pajak badan tersebut berstatus sebagai pusat maka data yang diisi pimpinan pusat sedangkan yang berstatus cabang yang diisi pimpinan cabang dan disertai dengan permohonan PKP, sedangkan untuk formulir.

2. Wajib Pajak bendahara di isi oleh satuan kerja atau instansi bendahara.

(3)

3. Seandainya permohonan ditandatangani orang lain wajib dilengkapi Surat Kuasa Khusus.

4. Setelah mengisi formulir Calon Wajib Pajak menandatangi petugas yang melayani Nomor Pokok Wajib Pajak. Petugas tersebuta yang melayani pendaftaran Wajib Pajak, Pelaporan dan atau pengukuhan PKP (Pengusaha Kena Pajak), Perubahan data Wajib Pajak.

Penelitian terdahulu yang ketiga, dilakukan Oleh Geneti, Dhita (2014) yang membahas mengenai Prosedur Permohonan Pemindahbukuan atas Kesalahan Pengisian Data E-Billing pada Kantor Pelayanan Pajak Paratam Surabaya, yang juga berisi prosedur pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak, dalam penelitian ini menuruat Hartati (2015:145) pendaftaran NPWP bagi Wajib Pajak, dapat dilakukan dengan dua cara ; 1. Melalui Pos Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan

Penyuluhan dan Konsultasi Pajak (KP2KP)

Wajib Pajak mengisi formulir pendaftaran dan menyampiakan secara langsung atau melalui pos ke Kantor Pelayanan Pajak setempat dengan melampirkan:

a) Untuk WP orang pribadi yang tidak menjalankan uaha atau pekerja bebas : KTP baagi penduduk indonesia atau paspor bagi orang asing.

b) Untuk WP orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas : KTP bagi penduduk indonesia atau paspor bagi oarang asing.

(4)

(1) Akte pendirian dan perubahan atas surat keterangan penunjukan dari kantor pusat bagi BUT (Bentuk Usaha Tetap)

(2) KTP bagi penduduk indonesia atau paspor bagi orang asing sebagai penanggung jawab

(3) NPWP pimpinan atau penanggung jawab. d) Bendahara sebagai pemungut /pemotong:

(1) KTP bendahara

(2) Surat penunjukan sebagai bendahara

e) Untuk Joint Operation sebagai wajib pajak pemotong / pemungut, terdiri atas

(1) Perjanjia kerjasama sebagai Joint Operation (2) NPWP masing – masing anggota Joint Operation (3) KTP bagi penduduk indonesia atau paspor bagi orang

asing, sebagai penanggung Jawab Joint Operation f) Wajib Pajak dengan satu cabang, oarang pribadi atau

pengusaha tertentu atau wanita kawin harus melampirkan surat keterangan terdaftar Kantor Pusat/ domisili/ suami. g) Untuk WP orang prbadi dan WP Badan yang melaporka

usahanya untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak , persyaratan tambahan yang diminta antara lain SIUP dan keterangan domisili dari pengelola gedung atau kelurahan. Pemgukuhan pengusaha kena pajak ini harus melalui pembuktiian alamat dari WP tersebut.

h) Khusus wanita kawin dapat mendaftarkan diri untuk memperolah NPWP sebagai saran untuk memenuhi hak dan kewajiban perpajakan atas namanya sendiri, dengan persyaratan sesuai dengan kondisi wanita tersebut (butir 1 atau 2). Apabila permhonan ditandatangani orang lain harus dilengkapi dengan surat kuasa khusus.

(5)

2. Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak dan PKP melalui elektronik

(Electronic Registraton)

Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak dan PKP oleh Wajib Pajak dapat dilakukan secara elektronik, yaitu melalui iternet di situs Direktorat Jendral Pajak yaitu www.pajak.go.id . wajib pajak cukup memasukkan data – data pribadi (KTP/SIM/PASPOR) dapat memperoleh NPWP, adalah sebagai berikut :

a) Buka situs www.pajak.go.id

b) Selanjutnya memeilih menu e-registrastion di ereg.pajak.go.id c) Pilih menu buat account baru dan isilah kolom sesuai yng diminta d) Setelah itu masuk ke menu Formulir Registrasi Wajib Pajak Orang

Pribadi. Isilah sesuai dengan KTP yang dimilliki

e) Anda memperoleh Surat Keterangan Terdaftar sementara yang berlaku selama 30 hari sejak pendaftaran dilakukan

f) Cetak SKT sementara tersebut beserta fomulir regeistrasi wajib pajak orang pribadi sebagai bukti anda sudah terdaftar sebagai wajib pajak.

g) Tanda tangani formulir regitrasi, kemudian dapat dikirimkan atau disampaikan langsung SKT semmentara serta persyaratan lainnya KE Kantor Pelayanan Pajak seperti yag tertera di SKT smentara tersebut. Setelah itu, akan mnerima kartu NPWP dan SKT asli.

Penelitian terdahaulu yang selanjutnya adalah yang dilakukan Oleh Amsal (2012), peneliti ini membahas mengenai Tata cara pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak, yang dimana Pendataran Nomor Pokok Wajib Pajak juga dapat dilakukan dengan secara langsung mendatangi Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) yang diwilayah kerja yang meliputi tempat tinggal dari wajib pajak serta mendatangi pojok pajak yang ada dikeramaian (Gedung Perkantoran). Atau hanya cukup mengisi formulir pendftaran dan menunjukan KTP atau paspor bagi orang asing.

(6)

Penelitian terdahulu yang dilakukan Oleh Yuvina (2010). Dengan dikeluarkannya peraturan ini bertujuan untuk meningkatkan dalam rangka menigakatkan pelayanan pada wajib pajak dan dlam rangka pelaksanaan Pasal 9 Peraturan Mentri Keuangan Nomor 0020/PMK.03/28 tentang jangka waktu pendaftaran dan pelaporan kegiatan usaha, Tata Cara pendaftaran dan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak serta Pengukuhan dan Pencabutan Pengusaha Kena Pajak perlu menetapkan peraturan Direktur Jendral Pajak dan/atau pengusaha ken apajak. Dan dari peraturan ini telah dijelaskan bagaimana proses ataupun alur pembuatan Nomor Pokok Wajib Pajak sesuai engan yaitu : 1. Setiap wajib pajak telah memenuhi persyaratan subjektif dan

obejektif sesaui dengan ketentuan peraturan perundang – undangan perpajakn wajib mendaftrakan diri pada kantor Direktorat Jendral Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.

2. Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau melakukan pekerjaan bebas termasuk Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha tertentu dan wajib pajak badan,wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak paling lama 1 bulan setelah saat usaha mulai dijanlankan.

3. Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau tidak melakukan pekerjaan bebas, apabila jumlah penghasilan satu bulan yang disetahunkan telah melebihi penghasilan Tidak Ken aPajak, wajib mendaftrakan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak paling lama pada akhir bulan beriutnya.

4. Wajib Pajak orang pribadi selain Wajib Pajak sebagaiana dimaksud pada nomor 2 dan 3, dapat mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP

5. Wajib Pajak sebagaimana dimkasud pada nomor 2 dan dan memenuhi ketentuan sebagai PKP, wajib melaporkan usahannya

(7)

untuk dikukuhkan sebagai PKP sebelum melakukan penyerahan Barang kena pajak dan /atau penyerahan Jasa Kena Pajak.

6. Pengusaha kecil sebagaimana yang dimkasud dalam undang – udang Nomor 8 Tahun 1983 tentang pajak pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjulaan atas Barag Mewah sebagaimana bebrapakali diubah terahir dengan Undnag – undang Nomor 18 Tahun 2000 yang ;

a. Memilih sebagai PKP atau,

7. Tidak memilih sebagai PKP tetapi sampai dengan suatau bulan dalam suatau tahun buku jumlah nilai peredaran bruto atas penyerahan Barang Kena Pajak atau penyerahan Jasa Kena Pajak telah melampaui batasan yang ditentukan sebagai Pengusaha Kecl wajib melaorkan usahanyauntuk dikukuhkan sebagai PKP paling lama akhir blan berikutnya. Wajib Pajak yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana yang dimaksud pada nomor 1,2,3,5 dan 6 diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan atau dikukuhkan sebagai PKP secara jabatan

8. Wajib pajak sebagaimna yang dimaksud dalam pasal 2 ayat (2),ayat (3), dan ayat (4) mendaftarkan diri untuk mmperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi tenpat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan pweundnag – undangan perpajakan.

Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak ini dibatasi oleh Direktorat Jnedral Pajak. Bagi wajib pajak orang prbadi yang dalam satu tahun telah memiliki penghasilan diatas Penghasilan Kena Pajak selambat lambatnya akhir tahun yang bersangkutan harus segera mendaftrakan Nomor Pokok Wajib Pajak. Sedangkan untuk Wajib Pajak badan yang didrikan pada suatu tahun setelah diterbitkannya akta Pendirian Badan Usaha oleh seorang Notaris (sebelum didaftrakan ke Panitera Pengadilan Negeri) makan pengurus dari badan usaha tersebut akan menderita kerugian.

(8)

Sedangkan dalam pengajuan NPPKP dapat dilakuakan sekaligus dengan permohonan pengajuan Nomor Pokok Wajib Pajak.

Sedangkan yang membedakan dengan peneliti terdahulu dengan yang sekarang merupakan, selain tempat penelitian dan daeah yang berbeda, serta tahun dan judul yang sedikit berbeda peneliti pertama membahas prosedur pembuatan Nomor Pokok Wajib Pajak secara Online menurut PER-38/PJ/2013. Peneliti yang kedua membahas prosedur manual sesuai Kantor Pelayanan Pajak di masing masing wilayahnya. Peneliti terdahaulu yang ketiga membahas prosedur manual yang menguti dari Hartati (2015;145) yang memiiki dua cara, melalui Kantor Pos atau dengan Elektronik (Electronic Registration). Peneliti trdahulu yang berikutnya yaitu memnahas prosedur yang langsung mendatangi Kator Pelayanan Pajak. Dan Peneliti terdahulu yang terakhir membahas prosedur dari Peraturan Mentri Keunagan Pasal 9 Peraturan Mneteri Keuangan Nomor 0020/PMK/03/28.

B. Kajian Pustaka

B.2.1 Definisi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Pokok Wajib Pajak Resmi (2014:24), NPWP merupakan Nomor yang diberikan kepada WP atau Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas WP.

Sedangkan menurut Halim (2014:18), NPWP adalah nomor yang diberikan kepada WP sebagai sarana adminitrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas WP dalam melaksanakan hak dan kewajibannya.

NPWP terdiri dari 15 digit dengan penjelasan sebagai berikut 1. Dua digit pertama menunjukan jenis WP, antara lain

a) Kode 01, 02, 21, 31 adalah menunjukan WP badan b) Kode 00, 20 adalah menujukan WP bendahara

(9)

c) Kode 04, 05,06, 07, 08, 24, 25, 26, 31, 34, 35, 36, 47, 48, 49, 57, 58, 67, 77, 78, 79, 87, 88, 89, 97 adalah menunjukan WP OP.

2. Tujuh digit selanjutnya menunjukan nomor tertentu yang dikeluarkan oleh Kantor Pajak

3. Tiga digit selanjutnya menunjukkan kode Kantor Pelayanan Pajak

4. Tiga digit berikutnya menunjukan Kode cabang. B.2.2 Manfaat dan Kegunaan NPWP

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) merupakan nomor yang diberikan kepada wajib pajak yang sebagai alat yang digunkana untuk melakukan admnitarasi atau taransaksi saat melakukan perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak, adapun manfaat dan kegunaan yang dimiliki jika Wajib Pajak memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) :

Manfaat dan Kegunaan yaitu sebagai berikut : 1) Dapat melakukan pegajuan kredit;

2) Dapat melakukan pembukaan rekening koran di Bank;

3) Pengajuan SIUP (Surat Izin Usaha Perdangangan)/TDP (Tanda Daftar Perusahaan);

4) Untuk Pembayaran Pajak Final (PPh Final, PPN, dll);

5) Dapat emngikuti lelang di beberapa instansi Pemerintah, misalnya BUMN dan BUMD.

Bisa dilihat diatas merupakan manfaat maupun kegunaan Admnitrasi yang bisa dilakuka oleh Wajib Pajak saat memiliki NPWP, serta kemudahan pelayanan pajak yang dimiliki saat mereka sudah memiliki NPWP :

1) Pengembalian pajak.

(10)

3) Dan juga penyetoran dan pelaporan pajak.

Adapun Fungsi NPWP menurut Trisni Suryani, Tarsisi Tarmudji (2012:6), adalah

1) Sebagai tanda pengenal diri atau idntitas Wajib Pajak (WP).

2) Untuk menjaga Ketertiban dalam membayar pajak dan dalam pengawasan adminitrasi Perpajakan.

B.2.3 Hak dan Kewajiban Wajib Pajak yang memiliki NPWP Bagi para Wajib Pajak yang sudah memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak, mereka memiliki Hak dan Kewajiban yang harus dilakukan disetiap tahunnya. Menurut Hartati (2015:30) yang telah dikutip Oleh dhita Geneti, Hak merupakan kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga, yang pada prinsipnya dapat diuntut secara paksa olehnya. Sedangkan wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan hanya oleh pihak tertentu, tidak dapat oleh pihak lain yang manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan.

Adapun kewajiban Wajib Pajak yang harus dilakukan ialah menurut mardiasmo (2016:59) yang dikutip oleh Dhita Geneti, yaitu

1) Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP

2) Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP (Pengusaha Kena Pajak)

3) Menghitung dan membayar sendiri pajak dnengan benar.

4) Mengisi dengan benar SPT (SPT diambil sendiri) dan memasukkan ke Kantor Pelayanan Pajak dalam batas waktu yang telah ditentukan.

5) Menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan 6) Jika diperiksa Wajib :

(11)

a) Memperlihatkan dan atau meminjamkan buku, atau catatan dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas wajib pajak, atau objek yang terutang pajak.

b) Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaraan pemeriksaan

7) Apabila dalam waktu mengungkapkan pembukuan, pencatatan. Dokumen serta keterangan yang diminta, wajib pajak yang terikat oleh suatu kewajiban untuk merahasiakan itu ditiadakan oleh pemerintaan untuk keperluan pemeriksaan.

Adapun Hak – Hak yang dimilki Oleh Wajib Pajak yang sudah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak menurut Hartati (2015:140) yang telah dikutip oleh Dhita Geneti, yaitu :

a) Hak untuk mendapatkan Pembinaan dan Pengarahan dari fiskus.

Hak ini merupakan konsekuensi lohis yang dari sistem self

assessement yang mewajibkan wajib pajak untuk menghitung,

memeperhitungkan dan membayar pajaknya sendiri. b) Hak untuk membetulkan SPT (Surat Pemberitahuan)

Wajib Pajak melakukan pembetulan apabila terdapat atau kekeliruan, dengan syarat belum melampaui jangka waktu dua tahun sesudah berakirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak dan fiskus belum melakuakn tindkaan pemeriksaan.

c) Hak untuk menunda atau mengangsur pembayaran pajak. Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan penundaan atau pengangsuran pembeyaran pajak pada Direktur Jendral Pajak secara tertulis disertai alasan – alasan. Penundaan ini tidak menghilangkan sanksi bunga.

(12)

d) Hak untuk memperpanjang waktu penyapaian SPT

Wajib pajak dapat mengajukan permohonan penundaan penyampaian SPT ke dirjen pajak dengan menyampiakan alasan – alasan secara tertulis sebelum tanggal jatuh tempo. e) Hak untuk memperoleh kembali kelebihan pajak.

Wajib pajak yang mempunyai kelebihan pembayaran pajak dapat mengajukan permohonan pengembalian atau restitusi. f) Hak mengajukan kebertan banding.

Wajib pajak yang merasa tidak puas atas ketetapan pajak yang telah diterbitkan dan mengajukan keberatan pada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat WP terdaftar. Jika ajib pajak tidak puas dengan keputusan keberatan WP dapat mengajukan banding ke Pengadilan Pajak.

g) Hak – Hak WP yang lannya

1) Mengajukan permintaan untuk membetulkan, mengurang taua membebaskan diri dari ketetapan pajak, apabila ada kesalahan dalam menentukan dasar penetapan pajak. 2) Mengajukan keberatan pada Kepala Inspeksi pajak

setempat terhadapa ketentuan pajak yang dianggap terlalu berat.

3) Mengajukan bandig kepada Majelis Pertimbangan Pajak, apabila keberatan yang diajukan kepada kepala inspeksi tidak dipenuhi.

4) Meminta mengembalikan pajak (restitusi), meminta pemindah bukuan setoran pajak ke pajak lainnya, atau setoran tahun berikutnya.

5) Mengajukan gugatan perdata atau tuntutan pidana jika ada petugas yang menimbulkan kerugian atau membocorkan rahasia perusahaan / pebukuan sehingga menimbulkan kerugian pada wajib pajak.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian sekarang dilakukan oleh Wisnu Aditya Nurkamal untuk menguji ulang pengaruh dimensi gaya hidup terhadap keputusan pembelian dengan menggunakan objek yang berbeda dengan

Evaluasi kebijakan adalah tahapan yang paling penting dalam sebuah proses kebijakan, tanpa ada evaluasi suatu kebijakan itu tidak akan ada nilainya karena di

Untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan penulis melaksanakan penelitian mengenai “Studi Kasus Distokia pada Anjing Kintamani Bali”... ii

2.3.7 Hubungan Size Dengan Nilai Perusahaan Melalui Struktur Modal Perusahaan kecil akan cenderung memiliki biaya modal sendiri dan menggunakan hutang jangka pendek yang lebih

Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hastuti (2014) yang bertujuan untuk menguji ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan tipe industri terhadap

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi marketing politik yang digunakan pada saat pemilu 2014 berhasil untuk mendapatkan dukungan dari para pemilih pada

a. Asas Likuiditas, asas yang mengharuskan koperasi untuk tetap menjaga tingkat likuiditasnya, karena suatu koperasi yang tidak likuid akibatnya akan sangat parah yaitu

a) Fungsi produksi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. b) Fungsi pemasaran, merupakan fungsi yang