Perkembangan Industri Menengah Sarung Tenun Balige
Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir 1950-2000
(Analisa Sejarah Perekonomian)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Lylys Tiopanta Banjarnahor Nim: 308121096
PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
LYLYS TIOPANTA BANJARNAHOR. NIM 308121096. PERKEMBANGAN INDUSTRI MENENGAH SARUNG TENUN BALIGE KECAMATAN BALIGE
KABUPATEN TOBA SAMOSIR 1950-2000 (ANALISIS SEJARAH
PEREKONOMIAN). Sikripsi S1. Jurusan Pendidikan Sejarah. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan 2012. Dibawah bimbingan Dr. Hidayat, M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Latar belakang berdirinya industri menengah Sarung Tenun Balige di Kecamatan Balige, 2. faktor-faktor produksi yang mendorong kemajuan industri menengah Sarung Tenun Balige di Kecamatan Balige, 3. Proses produksi industri sarung tenun Balige, 4. Perkembangan industri menengah Sarung Tenunan Balige di Kecamatan Balige 1950-2000, 5. untuk mengetahui jalur pemasaran industri menengah Sarung Tenun Balige di Kecamatan Balige.
Penelitian ini dilaksanakan di 5 kelurahan yang terdapat di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir. Informan penelitian ini adalah ke 9 pengusaha industri sarung tenun Balige dan tenaga kerja yang diharapkan mampun memberikan informasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi (peneliti terjun langsung ke tempat penelitian), dan studi dokumen, dan analisis data dengan menggunakan data primer (informasi yang diperoleh melalui wawancara dari para informan) dan data sekunder (data yang diperoleh dari instansi dan buku-buku atau literatur yang mendukung). teknik analisis data yang digunakan adalah metode pendekatan deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang berdirinya sarung tenun Balige adalah di prakarsai oleh 4 orang pengusaha dan pada tahun-tahun selanjutnya diikuti oleh masyarakat setempat yang umumnya pernah menjadi karyawan di pabrik tenun sebelumnya dan mendirikan usahanya sendiri, industri menengah sarung tenun ini awalnya di kerjakan dengan menggunkan Alat Tenun Bukan Mesin dan masuknya mesin ke indonesia industri sarung tenun ini pun lambat laun menggunakan ATM. Dalam perjalanan panjang industri ini banyak menghadapi berbagai tantangan, dimana dalam perkembangannya akhir-akhir ini terus mengalami penurunan, terbukti pada tahun 1950-1970 industri ini merupakan industri terbesar ke-2 di Indonesia setelah Bandung, tetapi pada tahun 1980-an sampai 2000 pasca orde baru industri ini semakin menurun tidak adanya regenerasi yang mampu mengolah serta kurangnya modal ketika krisis terjadi pasca orde baru menjadi alasan utama penurunan jumlah industri.
ii
KATA PENGANTAR
Dengan kerendahan hati penulis menghaturkan segala hormat dan syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan rahmat-Nya sehingga penulis
mampu menyelesaikan skripsi ini, sebab tanpa ridho-Nya semua ini tidaklah
terlaksana. Tujuan dari penulisan Skripsi ini adalah menjadi salah satu syarat yang
harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa untuk menyusun skripsi guna
menyelesaikan perkuliahan dan mendapatkan gelar sarjana. Untuk memenuhi
syarat tersebut diatas penulis mengangkat sebuah permasalahan yang ditulis
menjadi sebuah skripsi, yang berjudul “Industri Menengah Sarung Tenun Balige
di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir 1950-2000 (Analisis Sejarah
Perekonomian).”
Di dalam penulisan ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak
kekurangan baik dari tata bahas dan penyajian. Hal tersebut disebabkan karena
penulis masih dalam tahap belajar. Maka dengan ini penulis dengan hati terbuka
menerima kritik yang bersifat konstruktif terhadap kesempurnaan skripsi. Penulis
juga menyadari betapa besar bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga
masalah yang dihadapi penulis sejak awal penelitian dapat teratasi. Tanpa
dorongan berbagai pihak,kiranya penulis tidak akan dapat menyelesaikan
penelitian dan penyusunan skripsi ini.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada:
1. Teristimewa kepada kedua Orang Tua penulis, Ayahanda St. J. Banjarnahor
dan Ibunda M. Br Simaremare yang sangat saya cintai dan kagumi yang telah
memberikan doa, semangat dan kesabaran selama penulis menjalani studi
hingga menyelesaikan skripsi. Semoga Tuhan memberikan kesehatan dan
mengabulkan segala harapan Mama dan Bapak. Tiada anugerah terindah
selain menjadi buah hati kalian.
2. Bapak Dr Hidayat,M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan, arahan serta pelajara-pelajaran baru kepada penulis
iii
3. Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Ibnu Hajar sebagai pimpinan di Universitas
Negeri Medan
4. Bapak Dekan beserta staf sebagai pimpinan fakultas
5. Ibu Dra. Lukitaningsih selaku dosen pembimbing akademik dan ketua jurusan
Pendidikan Sejarah
6. Ibu Hafnita selaku sekretaris jurusan Pendidikan Sejarah, beserta seluruh
dosen bapak/ibu dan staf yang ada di Jurusan Pendidikan Sejarah UNIMED
7. Spesial juga kepada Bapak Tua Drs. A. Banjarnahor dan Mamak Tua B. Br
Lubis sebagai wali penulis yang selalu memberikan dukungan moril serta
materi bagi penulis selama ini.
8. Buat abang, kakak, dan adik-adik penulis (B’Dedy, K’Idar, d’ Lestari, d’Cici, d’ Gusti, d’Sanjaya, d’Acung,d’ Suryadi, d’Mei, d’daniel) untuk doa dan dukungannya selama ini.
9. Terimakasih kepada Bappeda Toba Samosir, BPS Balige, Tulang Hotma
sebagai infoman penulis dan informan-informan peneliti lainnya.
10.Buat teman-temanku teristimewa 5 sekawan (Jusniana, Safitri, Yuliarza, dan
Nirmawana) untuk doa dan dukungannya juga kelas B-Reg’08 yang tidak bisa
penulis sebutkan satu per satu sukses selalu sukses slalu.
11.Tak lupa juga buat teman-teman seperjuangan ku Era, Rasita, Edella, Saut,
Betti, dan teman –teman baikku to’Donal, Jonathan, Humala, Danyart, Pinkan,
Ros, Sanny, Sansri, Hera, Masri, Dosriani, d’Herlin’10 serta semua stambuk
08 pendidikan sejarah yang tidak bisa saya sebut satu per satu thanks untuk dukungan dan doa’a dan kebersamaanya selama ini.
12. Teman-teman skuad PPL SMK N2 P.Siantar yang merupakan keluarga
kecilku (Wiwie, Auldra, Tiur, Vheo, Afni, Yuni, Sanny, Afnee, Wulan,
Dongjan, Taufik, Nico, Kang Amin, Sahat, Albert, Macruli,Tajib, faisal)
semoga sukses.
13.Teman-teman satu angkatan. Terima kasih karena kalian telah menjadi bagian
hidup saya. Tidak ada kata yang lebih baik selain ucapan terima kasih banyak
kepada yang tersebut namanya di atas semoga Tuhan Yang Maha Esa
memberikan balasan atas kebaikan yang lebih bagi mereka.Harapan penulis
iv
14.Trimakasih juga bwt K’jenny, sahabat ku Mazdawani, kel. Safitri Simangunsong (Tulang, Nantulang& adek2) untuk bantuan’a dan doa’a selama ini.
Medan, Juli 2012
Penulis,
v
2.2. Pengertian Perkembangan... 10
2.3. Pemasaran... 11
2.4. Kerangka Berfikir... 12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 14
3.1. Metode Penelitian... 14
3.2. Lokasi Penelitian... 14
3.3. Informan Penelitian... 14
3.4. Teknik Pengumpulan Data... 15
vi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 17
4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian... 17
4.1.1. Kondisi Geografis dan Demografis... 17
4.1.1.1. Kondisi Geografis... 17
4.1.2. Kondisi Demografi... 19
4.1.2.1. Keadaan Kependudukan Kecamatan Balige... 19
4.1.2.2. Klasifikasi Penduduk Kecamatan Balige Berdasarkan Agama... 21
4.2. Sejarah Singkat Balige... 27
4.2.1. Masa Kolonial dan Jepang... 27
4.2.2. Masa Pemerintahan Republik Indonesia sampai Sekarang... 29
4.3. Latar Belakang Berdirinya Industri Menengah Sarung Tenun Balige di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir... 31
4.4. Faktor-Faktor Produksi Industri Menengah Sarung Tenun Balige di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir... 36
4.4.1. Modal... 36
4.4.2. Bahan Baku Sarung Tenun... 39
4.4.3. Tenaga Kerja... 42
4.5. Proses Produksi Industri Sarung Tenun Balige... 44
4.6. Perkembangan Industri Sarung Tenun Balige... 56
4.7. Pemasaran Sarung Tenun... 69
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Tenaga Kerja Yang Sedang Bekerja... 42
2. Wawancara Peneliti Dengan Salah Seorang Tenaga Kerja yang Bekerja Di Industri Sarung Tenun Balige... 46
ix
DAFTAR BAGAN
Bagan Hal
x
DAFTAR LAMPIRAN
Peta Balige
Pedoman Wawancara
Daftar Kegiatan Selama Penelitian
Daftar Pengusaha Sarung Tenun Balige
Surat Penugasan Dosen Pembimbing
Surat Pengajuan Judul Skripsi
Surat Ijin Penelitian Dari Jurusan
Surat Ijin Penelitian Dari Fakultas
Surat Ijin Dari Tempat Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Di berbagai daerah di Indonesia industri yang tergolong dalam industri
rumah tangga sudah dikenal sejak lama bahkan ketika Indonesia masih dalam
tangan penjajahan Belanda, dan kemampuan masyarakat Indonesia dalam hal
menenun dan merajut pakaiannya sendiri sudah dimulai sejak adanya
kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia dalam bentuk kerajinan, yaitu tenun-menenun dan
membatik yang hanya berkembang disekitar lingkungan istana dan juga ditujukan
hanya untuk kepentingan seni dan budaya sertadigunakan sendiri.
Sejarah pertekstilan Indonesia berawal dari industri rumahan tahun 1929
dimulai dari sub-sektor pertenunan (weaving) dan perajutan (knitting) dengan
menggunakan alat Textile Inrichting Bandung (TIB) Gethouw atau yang dikenal
dengan nama Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) yang diciptakan oleh
Daalennoord pada tahun 1926 dengan produknya berupa tekstil tradisional seperti
sarung, kain panjang, lurik, stagen (sabuk), dan selendang. Penggunaan ATBM
mulai tergeser oleh Alat Tenun Mesin (ATM) yang pertama kali digunakan pada
tahun 1939 di Majalaya-Jawa Barat, dimana di daerah tersebut mendapat pasokan
listrik pada tahun 1935. Sejak itu industri TPT Indonesia mulai memasuki era
teknologi dengan menggunakan ATM. Tahun 1960-an, sesuai dengan iklim
ekonomi terpimpin, pemerintah Indonesia membentuk Organisasi Perusahaan
2
Perajutan; OPS Batik; dan lain sebagainya yang dikoordinir oleh Gabungan
Perusahaan Sejenis (GPS) Tekstil.
Jika Bandung merupakan pusat Industri tenun di Indonesia atau secara
khusus di pulau Jawa maka di Sumatra pusat atau titik awal industri tenun adalah
Balige yang memproduksi sarung (mandar). Lahirnya industri Sarung Tenun
Balige di Balige dimulai sejak tahun 1942 yaitu industri KARLSITEX dan di ikuti
industri-industri lainnya. Industri ini pada awalnya dikerjakan dengan alat-alat
tradisional yang dikenal dengan ATBM dan pada tahun 1948 industri-industri
sarung tenun yang ada di daerah tersebut mulai dikerjakan dengan mesin (ATM).
Dan mengalami fase kejayaannya pada tahun 1950-an sampai dengan 1970-an
dengan jumlah industri berkisar 82 unit yang sebagian masih menggunakan
ATBM.
Jenis industri yang terdapat di Balige masih tergolong dalam kategori
industri menengah hal ini dilihat dari jumlah tenaga kerjanya berkisar 25-20
orang, menurut data BPS (2008) bahwa industri dibedakan atas 4 golongan, yaitu
(1) industri besar adalah perusahaan yang mempunyai pekerja 100 orang atau
lebih, (2) industri sedang adalah perusahaan yang mempunyai pekerja 20-99
orang, (3) indusrti kecil adalah perusahaan yang mempunyai pekerja 5-19 orang,
(4) industri rumah tangga adalah usaha kerajinan rumah tangga yang mempunyai
pekerja 1-4 orang (BPS : 2008). Disamping itu, pada umumnya kepemilikan
industri menengah biasanya dipegang oleh kaum pribumi yang tenaga kerjanya
diserap dari masyarakat sekitar sedangkan industri besar yang terdapat di
Indonesia sejauh ini masih dipegang atau dikelolah oleh bangsa asing seperti
3
Pada tahun 1966 oleh pemerintah Orde Baru mengadakan program
pembangunan ekonomi, memberiangin segar pada laju pertumbuhan dan
perkembangan industrii, terutama sejak tahun 1970-an. Berbagai sektor industri
sejak 1977 menunjukkan laju pertumbuhan yang sangat tinggi jika dibanding
dengan tahun-tahun sebelum 1968, misalnya industri tekstil, industri logam dan
mesin, industri kimia dan lainnya. Pertumbuhan sektor industri selama tahun
1970-an, hampir seluruhnya industri modern. (Kartodirajo :1981). Tetapi sejak
masalah krisis ekonomi pada bulan Juli 1997 sampai sekarang sangat berpengaruh
terhadap perekonomian Indonesia, termasuk seluruh kegiatan industri mengalami
penurunan dan jumlah pengangguran di Indonesia melonjak secara drastis.
Keadaan tersebut cukup berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan
industri-industri besar dan menengah di Indonesia. Pada tahun 1998 banyak
industri-industri di Balige yang tutup sebelum mengalami kerugian yang lebih
fatal, hingga pada tahun 2000 industri yang masih bertahan berkisar 9 unit usaha.
Diprediksi berbargai faktor yang mendasari penurunan industri Sarung Tenun
Balige ini adalah kurangnya permodalan, naiknya harga bahan baku, rendahnya
tingkat pendidikan SDM, dan kurangnya perhatian pemerintah setempat.
Dengan melihat kondisi ini sudah seharusnya penggalakan kelanjutan
industri tekstil seperti Sarung Tenun Balige ditingkatkan kembali, disamping
sebagai penopang perekonomian dan mengurangi angka pengangguran industri
Sarung Tenun Balige atau lebih dikenal dengan Tonunan Mandar Balige juga
memiliki nilai historis tersendiri yaitu sebagai sarung tenunan khas Balige yang
hanya di temukan di daerah ini saja yang tidak hanya diminati oleh masyarakat
4
Melalui uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang
Perkembangan Industri Menengah Sarung Tenun Balige di Kecamatan Balige
Kabupaten Toba Samosir 1950-2000 (Analisis Sejarah Perekonomian).
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi
identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana proses produksi Industri Menengah Sarung Tenun Balige di
Kecamatan Balige 1950-2000?
2. Bagaimana keadaan ekonomi tenaga kerja yang bekerja pada Industri
Menengah Sarung Tenun Balige di Kecamatan Balige ?
3. Bagaimana faktor-faktor produksi pendukung dan faktor penghambat majunya
Industri Menengah Sarung Tenun Balige di Kecamatan Balige ?
4. Bagaimana tingkat pendapatan pengusaha Industri Menengah Sarung Tenun
Balige di Kecamatan Balige ?
5. Usaha-usaha apa yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengembangkan atau
mempertahankan Industri Menengah Sarung Tenun Balige di Kecamatan
Balige ?
6. Upaya-upaya apa yang dilakukan pengusaha Industri Menengah Sarung Tenun
5 1.3. Pembatasan Masalah
Agar masalah yang diteliti lebih spesifik dan terfokus, dalam penulisan ini
peneliti ingin mengkaji sejak tahun 1950 yang mana tahun ini merupakan fase
kejayaan industri tersebut sampai dengan tahun 2000 pasca Orde Baru yang
berpengaruh besar terhadap perkembangan industri dan perkembangan yang
dimaksud ditinjau dari faktor-faktor industi yang mencakup modal, tenaga kerja,
bahan baku dan pemasaran dengan aspek kajian Analisis Sejarah Perekonomian.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah
adalah :
1. Bagaimana latar belakang berdirinya industri menengah Sarung Tenun Balige
di Kecamatan Balige?
2. Apa faktor-faktor produksi yang mendorong kemajuan Industri Menengah
Sarung Tenun Balige di Kecamatan Balige?
3. Bagaimana proses produksi Industri Menengah Sarung Tenun Balige di
Kecamatan Balige?
4. Bagaimana perkembangan Industri Menengah Sarung Tenun Balige di
Kecamatan Balige 1950-2000?
5. Bagaimana jalur pemasaran industri Menengah Sarung Tenun Balige di
6 1.5. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui latar belakang berdirinya industri menengah Sarung
Tenun Balige di Kecamatan Balige
2. Untuk mengetahui faktor-faktor produksi yang mendorong kemajuan
industri menengah Sarung Tenun Balige di Kecamatan Balige
3. Untuk mengetahui perkembangan industri menengah Sarung Tenunan
Balige di Kecamatan Balige 1950-2000
4. Untuk mengetahui jalur pemasaran industri menengah Sarung Tenun
Balige di Kecamatan Balige
1.6. Manfaat Penelitian
Sebagai bahan atau informasi mengenai industri menengah Sarung Tenun
Balige di kecamatan Balige :
1. Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya dalam meneliti
masalah yang sama di daerah lain
2. Bagi pembaca, untuk menambah pengetahuan pembaca dan
memperkenalkan sebuah industri Sarung Tenunan Balige yang berada di
ibu kota Kabupaten Toba Samosir
3. Sebagai bahan penambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam
73 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Industri sarung tenun Balige berdiri pada pertengahan tahun 1930, dimana
pendiri pertama industri ini ada empat orang yaitu Karl Sianipar, Eli
Simanjuntak, Baginda P. Siahaan, dan H.O Timbang Siahaan selanjutnya
tahun 1950 muncul pengusaha-pengusaha tenun yang baru hingga tahun 1970
diantara pengusaha-pengusaha baru tersebut adalah para pekerja-pekerja yang
pernah bekerja di industri. Industri menengah sarung tenun balige awalnya
sebuah home dan masih menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin. Adapun
pengusaha-pengusaha yang muncul diawal tahun 1950 pada umumnya adalah
karyawan-karyawan yang pernah bekerja di pabrik sebelumnya yaitu
karlsitek, eli company dan 2 pengusaha lainnya, pengetahuan yang mereka
peroleh dan keinginan mereka untuk mendirikan usaha sendiri disamping itu
juga termasuk masyarakat dari golongan petani yang beralih menjadi
pengusaha tenun sarung sehingga antara tahun 1950 sampai 1970-an telah
berdiri 82 industri sarung tenu Balige 34 diantaranya telah menggunakan
Alat Tenun Mesin dan 48 pabrik masih menggunakan Alat Tenun Bukan
Mesin. Melihat usaha ini oleh pemerintah Sukarno mulai melihat dan
mendukung industri ini melalui pemberian modal kerja berupa benang secara
bertahap .
2. Faktor-faktor produksi sarung tenun Balige sama dengan faktor-faktor
74
memperolehnya. Adapun faktor industri yang dimaksud adalah modal dimana
industri menengah sarung tenun Balige di Kecamatan Balige Kabupaten Toba
Samosir untuk pertama kalinya dalam membuka usaha ini mereka
menggunakan modal sendiri atau pengumpulan modal melalui harta benda
yang dimiliki oleh pengusaha termasuk hasil-hsil pertanian atau pendapatan
yang mereka peroleh dari mata pencaharian sehari-hari mereka jadi untuk
modal awal pembentukan usaha ini tidak bisa di pastikan berapa jumlah
nominalnya karena pada kurun waktu 1930-an hingga 1960-an pengusaha
belum mengenal sistem peminjaman terhadap Bank sebab ditahun tersebut
belum terdapat Bank didaerah ini, bahan baku (bahan baku utama dalam
pembuatan sarung ini adaah benang dan benang tersebut serta bahan baku
pembantu lainnya di datangkan dari Bandung), berdirinya industri ini telah
mampu menyerap ratusan tenaga kerja ketika masa kejayaannya pada tahun
1950-1970 dengan kelompok industri ATBM dan ATM, tenaga kerja pada
awal berdirinya adalah penduduk setempat tetapi sebagian tenaga kerja sudah
mulai di dominasi oleh sejumlah kelompok pendatang antara lain dari daerah
Sibolga, Barus, Pematangsiantar. Faktor produksi yang terakhir adalah
pemasaran, pemsaran sarung tenun ini adalah lokal dan inter lokal.
3. Dalam perkembangannya Industri sarung tenun balige mengalami puncak
kejayaannya pada tahun 1950-1970 hingga muncul istilah baru yang
menyatakan bahwa balige merupakan Majjalaya ke dua atau Bandung kecil
di Sumatera Utara, perhatian pemerintah era demokrasi terpimpin dengan
sistem ekonomi berdikari atau ekonomi kerakyatan mendorong pesatnya
75
kurang cakap dalam menangani industri ini mulai menjadi suatu
permasalahan menurunnya industri ini dan kebangkrutan total terjadi pasca
orde baru krisis yang melanda Indonesia sangat berdampak terhadap
perjalanan industri-industri besar-menengah termasuk industri sarung tenun
Balige khususnya dalam hal permodalan.
Intinya adalah industri sarung tenun balige dilihat dari jumlah pengusaha dan
tenaga kerjanya mengalami perkembangan secara negatif (penurunan).
1.2.Saran
1. Adanya regenerasi yang kurang mampu mengolah industri/pabrik, jadi untuk
mencegah hilangnya atau menurunnya pabrik sarung tenun sebaiknya di
bentuk suatu organisasi modern atau menjadikan pabrik sarung tenun sebagai
perusahaan swasta.
2. Sarung tenun Balige merupakan produk khas Balige dan tidak ada di produksi
di daerah lain kecuali Balige hal ini menjadi alasan utama perlunya menjaga
dan mempertahankan produk sarung tenun ini selain itu dilihat dari nilai
ekonomisnya sarung tenun Balige memiliki multi fungsi yaitu sebagai
pembungkus bayi karena bahannya yang terbuat dari cotton yang mampu
menyerap air juga hangat untuk dipakai juga keperluan sehari-hari.
3. Perlunya penyuluhan oleh instansi pemerintah kepada pengusaha tentang
pentingnya pengurusan ijin pendirian usaha guna melihat industri sarung
tenun ini sudah termasuk industri menengah. Disamping itu, pemberian
bantuan baik dalam bentuk pinjaman dengan bunga yang rendah sehingga
76
4. Para pengusaha menuntut agar pemerintah memberi bantuan terhadap
pengusaha sementara sebagian pengusaha tidak terdaftar dalam ijin usaha
industri di kabupaten menjadi kendala pemberian bantuan.
5. Perlunya menambah kasanah tenun dalam berbagai corak yang menambah
fungsi tenun seperti pada akhir-akhir ini seorang pengusaha yang juga
menekuni produk sarung tenun balige telah membentuk sarung tenun balige
menjdi lebih menarik dan yang lebih unik lagi dapat di padukan dengan
pakaian tradisional yaitu kebaya. Hal seperti ini yang perlu untuk terus
77
DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku :
Anoraga,Pandji dan Sudantoko. 2002. Koperasi, Kewirausahaan dan Usaha
Kecil. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Artoyo, A. R. 1986. Tenaga Kerja Perusahaan Menurut Pengertian Dan
Peranannya. Jakarta : Balai Pustaka.
Assauri, Sofjan. 1987. Manajemen Pemasaran Dasar Konsep Dan Strategi.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
BPS. Indonesia. 2008. Profil Industri dan Kerajinan Rumah Tangga. Jakarta :
Press.
BPS. Tobasamosir. 2010. Balige Dalam Angka.
Hadiwijaya dan Rivai. 1987. Modal Koperasi. Bandung : Pionir Jaya.
Hasibuan, Melayu S. P. 2005. Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta : PT
Bumi Aksara.
Jhonson, 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: PT. Garuda
Kadarijah. 2007. Perkembangan Perindustrian Tekstil di Indonesia. Jakarta : UI
Martono dan Saidiharjo. 1977. Geografi Dan Kependudukan. Solo : Tiga
Serangkai.
Mulyadi. 1992. Akuntasi Biaya. Yogyakarta : YKPN Press
Riyanto, Bambang.1997. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta :
BPFE
Saleh. 1996. Industri Kecil. Jakarta : Depdikbud
Sembiring, Sentosa. 1991. Himpunan Undang-Undang Hak Milik Perindustrian.
78
Siahaan, Bisuk. 2000. Industrialisasi di Indonesia Sejak Rehabilitasi Sampai Awal
Reformasi. Bandung : ITB
Sofyan. 1993. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta : UI
Soemaatmadja, Nursid. 1998. Study Geografi : Suatu Pendekatan dan Analisis
Geografi. Bandung: Alumni Bandung.
Subagyo, Ahmad. 2007. Studi Kelayakan Teori Dan Aplikasi. Jakarta : Elex
Media Komputindo.
Suharso dan Retnoningsih, Ana. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang
: Widya karya.
Thee Kian Wie. 1994. Industrialisasi di Indonesia. Jakarta : Pustaka LP3ES.
Tupanno, A.W.J. 1994. Ekonomi dan Koperasi. Jakarta : Erlangga.
Sumber Internet :
http://wikipedia.org.wiki/sarung (diakses pada tanggal 10 Maret 2011 pkl. 20.15)