• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Resilienceat Work, Stress Kerja, dan Turnover Intention Terhadap Kinerja pada Agen Asuransi(Studi Kasus pada PT. Prudential Life Assurance di Kota Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Resilienceat Work, Stress Kerja, dan Turnover Intention Terhadap Kinerja pada Agen Asuransi(Studi Kasus pada PT. Prudential Life Assurance di Kota Bandung)."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

ix

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Tesis ini memiliki tujuan untuk untuk mengetahui seberapa signifikan pengaruh Resiliency at Work, stress kerja, dan Turnover intention terhadap kinerja pada para agen asuransi di PT. Prudential Life Assurance, di kota Bandung. Penelitian ini memiliki metode kausal eksplanatori, dimana pengaruh (kontribusi) antarvariabel, akan dihitung terhadap menggunakan analisis regresi, untuk melihat adanya kecenderungan pengaruh yang terjadi antar variabel yang diteliti.

Dalam pembuatan tesis ini, peneliti mengukur berbagai variabel penelitian terhadap menggunakan instrumen kuesioner, yang disusun dari kuesioner-kuesioner yang dibuat oleh peneliti sebelumnya. Peneliti menguji validitas item terhadap menggunakan Pearson Product Moment, dan menemukan nilai validitas yang berkisar antara .243-.688, terhadap nilai reliabilititas Alpha Cronbach yang berkisar antara .708-.797.

Dari hasil pengolahan data, peneliti menemukan Resilience at work dengan derajat yang tinggi, Stress Kerja dengan derajat yang rendah, Turrnover Intention dalam dengan derajat yang rendah, dan kinerja dengan derajat yang tinggi. Selain itu, ditemukan pengaruh yang signifikan antara Resiliency at Work terhadap Kinerja karyawan pada para agen asuransi PT. Prudential Life Assurance di kota Bandung sebesar sebesar 7.9%., terdapat pengaruh yang signifikan antara Stress Kerja terhadap Kinerja karyawan pada para agen asuransi PT. Prudential Life Assurance di kota Bandung sebesar 10.5%. Dan, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Turnover intention terhadap Kinerja karyawan pada para agen asuransi PT. Prudential Life Assurance di kota Bandung.

(2)

x

Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

This thesis has the aim to determine how significant the effect Resiliency at Work, work stress, and Turnover intention to the performance on the insurance agents in PT. Prudential Life Assurance, in the city of Bandung. This study has a causal explanatory method, where the influence (contribution) of the variables, will be calculated using regression analysis, to see a trend effect that occurs between the variables studied.

In the making of this thesis, the researchers measured various research variables by using a questionnaire, compiled from questionnaires that were made by previous researchers. Researchers tested the validity of the items by using Pearson Product Moment, and finding the validity ranging from .243-.688, with a Cronbach Alpha reliabilities values ranging from .708-.797.

From the data processing, researchers found a From the data processing , researchers found Resilience at work with a high degree, Stress Working with a low degree , Turrnover Intention in with a low degree , and performance with a high degree. The researcher also found significant relationship between Resiliency at Work with employee performance on the insurance agent PT. Prudential Life Assurance in the city amounted to 7.9%., A significant relationship between the Stress Working with employee performance on the insurance agent PT. Prudential Life Assurance in the city amounted to 10.5%. And, there is no significant relationship between turnover intention with employee performance on the insurance agent PT. Prudential Life Assurance in the city of Bandung.

(3)

xi

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iv

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar belakang penelitian ... 1

1.2.Identifikasi dan perumusan masalah ... 17

1.3.Tujuan Penelitian ... 21

1.4.Manfaat Penelitian ... 21

1.5.Sistematika Penulisan ... 23

(4)

xii

Universitas Kristen Maranatha

2.1. Tinjauan Kepustakaan ... 25

2.1.1.Manajemen Sumber Daya Manusia ... 25

2.1.2.Relevansi Penelitian dengan Sumber Daya Manusia ... 30

2.1.3.Resilience at Work ... 31

2.1.4.Stress Kerja ... 45

2.1.5.Turnover Intention ... 49

2.1.6.Kinerja Karyawan ... 54

2.1.7. Asuransi Jiwa ... 59

2.2. Hasil penelitian terdahulu ... 70

BAB III: RERANGKA PENELITIAN, MODEL, DAN HIPOTESIS ... 72

3.1. Rerangka Pemikiran ... 72

3.2. Model Penelitian ... 77

3.3. Hipotesis Penelitian ... 77

BAB IV: METODE PENELITIAN ... 79

4.1. Populasi dan teknik penarikan sampel ... 79

4.2. Metode Penelitian ... 80

4.3. Operasionalisasi Variabel ... 90

BAB V: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 93

5.1. Hasil Penelitian ... 93

5.2. Pembahasan ... 121

(5)

xiii

Universitas Kristen Maranatha

6.1. Simpulan ... 128

6.2. Keterbatasan penelitian ... 129

6.3. Saran ... 130

DAFTAR PUSTAKA ... 134

DAFTAR RUJUKAN ... 138

(6)

xiv

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel (DOV) ... 91

Tabel 5.1. Karakterisitik Demografis Responden ... 94

Tabel 5.2. Korelasi antara Data Demografis dengan Variabel Penelitian ... 96

Tabel 5.3. Analisis Deskriptif Item-item untuk Variabel Resilience at work ... 99

Tabel 5.4. Analisis Deskriptif Item-item untuk Variabel Stress Kerja ... 100

Tabel 5.5. Analisis Deskriptif Item-item untuk Variabel Turnover intention ... 101

Tabel 5.6. Analisis Deskriptif Item-item untuk Variabel Kinerja Karyawan ... 102

Tabel 5.7. Validitas kuesioner ... 104

Tabel 5.8. Reliabilitas kuesioner ... 106

Tabel 5.9. Normalitas kuesioner ... 107

Tabel 5.10. Analisis Multikolinearitas ... 110

Tabel 5.11. Korelasi Antarvariabel Penelitian ... 111

Tabel 5.12. Pengujian Hipotesis 1 ... 113

Tabel 5.13. Pengujian Hipotesis Koefisien Determinasi untuk Hipotesis 1 ... 114

Tabel 5.14. Pengujian Koefisien Hipotesis 1 ... 114

Tabel 5.15. Pengujian Hipotesis 2 ... 115

Tabel 5.16. Pengujian Hipotesis Koefisien Determinasi untuk Hipotesis 2 ... 116

Tabel 5.17. Pengujian Koefisien untuk Hipotesis 2 ... 116

Tabel 5.18. Pengujian untuk Hipotesis 3... 118

Tabel 5.19. Pengujian Koefisien Determinasi untuk Hipotesis 3 ... 118

Tabel 5.20. Pengujian Koefisien untuk Hipotesis 4 ... 120

Tabel 5.21. Pengujian Koefisien Determinasi untuk Hipotesis 4 ... 120

(7)

xv

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Perkembangan Asuransi Jiwa tahun 2014-2015 ... 3

Gambar 1.2. Peningkatan Aset Asuransi Jiwa tahun 2014-2015 ... 4

Gambar 1.3. Jumah agen berlisensi tahun 2014-2015 ... 4

Gambar 1.4. Turnover Agen di 5 kantor pada tahun 2015 ... 9

Gambar 1.5.Masalah yang biasa dialami sebagai Agen asuransi ... 11

Gambar 1.6. Penghayatan aktivitas kerja sebagai agen asuransi ... 12

Gambar 1.7. Gejala stress dalam lingkungan kerja ... 14

Gambar 1.8. Penghayatan ingin keluar sebagai agen asuransi ... 16

Gambar 1.9. Keyakinan mencapai kinerja yang diharapkan ... 17

Gambar 2.1. Job-demand and job control model of stress ... 48

Gambar 3.1. Rerangka Pemikiran ... 76

Gambar 3.2. Model Pemikiran ... 77

Bagan 5.1. Gambaran Deskriptif Variabel Resilience at work ... 100

Bagan 5.2. Gambaran Deskriptif Variabel Stress Kerja ... 101

Bagan 5.3. Gambaran Deskriptif Variabel Turnover intention ... 102

Bagan 5.4. Gambaran Deskriptif Variabel Kinerja Karyawan ... 103

(8)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Asuransi merupakan salah satu bidang dari bisnis keuangan dengan pasar

yang spesifik. Menurut pasal 246 Kitab undang-undang hukum dagang (KUHD)

Republik Indonesia, Asuransi adalah suatu perjanjian dengan mana seorang

penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu premu

untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau

kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena

suatu peristiwa yang tidak tentu (KUHD, 2014). Dengan memiliki polis asuransi,

baik kerugian maupun jiwa, maka masyarakat tidak perlu menerima keugian pada

saat berbagai resiko terjadi, melainkan mendapatkan sejumlah uang dari pihak

perusahaan asuransi sebagai penanggung.

Asuransi Jiwa, merupakan salah satu bidang dalam pasar keuangan yang

tumbuh pesat di Indonesia. Jika pada masa-masa sebelumnya keberadaan asuransi

jiwa hanya dianggap sebagai sebuah beban finansial, kini masyarakat mulai

menyadari bahwa perlindungan asuransi, terutama asuransi jiwa merupakan hal

yang penting untuk dimiliki. Kesadaran masyarakat yang semakin meningkat

akan pentingya asuransi inilah, yang membuat perkembangan asuransi, terutama

asuransi Jiwa mengalami peningkatan yang cukup berarti dari waktu ke waktu.

Asuransi Jiwa akan menutup pertanggungan untuk membayarkan sejumah

(9)

2

Universitas Kristen Maranatha

pertanggungan. Jika tertanggung meninggal, maka santunan atau uang

pertanggungan akan dibayarkan kepada ahli waris yang ditunjuk sebagai penerima

santunan dalam asuransi jiwa. (Muthohari, 2012;11). Dengan demikian, para

klien asuransi jiwa justru akan menerima manfaat finansial, pada saat terjadi

sesuatu hal yang mengancam diri dan keselamatannya. Dengan membeli Polis

Asuransi Jiwa, maka seseorang akan merasa aman dan tentram terhadap diri

sendiri, yang sangat efektif karena memberikan jaminan secara lahir dan batin.

Premi-premi asuransi akan memberikan penggantian kepada tertanggung karena

keugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan kepada pihak

ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung atau untuk memberi pembayaran

atas meninggal dan hidupnya seseorang yang dipertanggungkan (Muthohari,

2012;8). Dengan demikian, baik diri individu maupun keluarganya akan

menerima manfaat yang positif dari asuransi jiwa.

Berdasarkan data yang didapat dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia

(AAJI), didapat bahwa Pada Kuartil pertama tahun 2015, total pedndapatan

Industri Asuransi Jiwa di Indonesia meningkat 15.9%, mencapai nilai 44.8 Triliun

rupiah. Selain itu, pertumbuhan total pendapatan industri didorong dengan

adanya peningkatan premi sebesar 28.5%, atau senilai lebih dari 32.95 triliun

rupiah. Peningkatan pendapatan dari Premi ini berasal dari 29.0% atau setara

18.72 triliun rupiah yang merupakan yang muncul dari premi bisnis baru,

sedangkan 27.8% atau sekitar 14.32 triliun rupiah merupakan peningkatan premi

(10)

3

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 1.1.

Perkembangan Asuransi Jiwa tahun 2014-2015

Dari hasil kinerja asuransi jiwa sepanjang tahun 2015, maka ditemukan

bahwa peningkatan yang terjadi untuk dimensi-dimens yang ada, merupakan

peningkatan yang cukup besar. Baik dari jumlah tertanggung, jumlah tertanggung

individual, jumlah tertanggung kumpulan, Total pendapatan, dan total klaim

menunjukkan peningkatan yang cukup besar, jika dibandingkan dengan kinerja

Kuartil 1 untuk tahun 2014. Hal ini menunjukkan, Asuransi Jiwa di Indonesia

tetap menjadi salah satu bidang usaha yang terus berkembang.

(11)

4

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 1.2.

Peningkatan Aset Asuransi Jiwa tahun 2014-2015

Berdasarkan kinerja yang terkait dengan peningkatan Aset, maka perusaan

Asuransi Jiwa yang diteliti, memunculkan peningkatan sepanjang tahun

2014-2015, dari 304 triliun rupiah menjadi 380.82 triliun rupiah untuk Kuartil pertama

tahun 2015. Hal ini menunjukkan, bahwa kapitalisasi perusahaan asuransi jiwa

mengalami perkembangan yang pesat dalam jangka waktu 1 tahun.

Gambar 1.3.

Jumah agen berlisensi tahun 2014-2015

304,98

380,82

Total Asset (triliun rupiah) Q1 Tahun 2014 Q1 tahun 2015

344.623

432.219

(12)

5

Universitas Kristen Maranatha

Selain itu, jumlah agen berlisensi yang menggambarkan para praktisi

asuransi Jiwa juga mengalami peningkatan yang besar dari tahun 2014-2015, dari

sejumlah 344.623 orang menjadi 432.219 orang. Hal ini menunjukkan

perkembangan yang menggembirakan, karena akses masyarakat akan asuransi

jiwa akan mengalami peningkatan yang pesat.

Salah satu perusahaan Asuransi Jiwa yang berkembang dengan pesat di

Indonesia, adalah Prudential Indonesia, yang dikelola oleh PT Prudential Life

Assurance. Pada tahun 2015, Prudential Indonesia mencetak pertumbuhan total

pendapatan premi sebesar 20 persen atau senilai Rp 7,9 triliun pada kuartal I tahun

2015 dibandingkan kuartal I tahun lalu yang hanya mencapai Rp 6,2 triliun.

Peningkatan total premi tersebut didorong oleh adanya pertumbuhan positif premi

bisnis baru dan premi lanjutan yang dikumpulkan selama kuartal I 2015. Total

premi bisnis baru pada kuartal I 2015 mengalami pertumbuhan sebesar 18 persen

atau setara Rp 2,77 triliun. Secara rinci Prudential juga mencatat peningkatan

sebesar 21 persen atau Rp 4,32 triliun pendapatan premi dari total premi lanjutan

(dalam cnnindonesia.com, 2015). Selain itu, pertumbihan yang pesat dari

Prudential Indonesia didukung juga dengan adanya Tingkat kesehatan Prudential

yang diukur dari Risk-based Capital (RBC) sebesar 696%, jauh di atas ketentuan

minimal yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan sebesar 120% (dalam

riauterkini.com,2015). Perusahaan asuransi jiwa PT Prudential Life Assurance

(Prudential Indonesia) mencetak pertumbuhan total pendapatan premi sebesar 20

persen atau senilai Rp 7,9 triliun pada kuartal I tahun 2015 dibandingkan kuartal I

(13)

6

Universitas Kristen Maranatha

Hal ini menggambarkan, sampai saat ini Prudential Indonesia tetap menjadi salah

satu perusahaan terbaik dalam industri asuransi jiwa di Indonesia.

Bahkan, Ketua Bidang Aktuaria dan Riset Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia

(AAJI), Azwir Arifin mengatakan, Prudential sejak lima tahun lalu hingga sampai

saat ini masih mendominasi pendapatan premi asuransi jiwa yakni sekitar

15%-20% dari total premi nasional. Selain Prudential, perusahaan asuransi terbesar di

Indonesia lainnya yang menempati lima besar pangsa pasar asuransi jiwa lainnya

adalah PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG, PT Allianz Life Indonesia, AIA

Financial, dan PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. Perusahaan-perusahaan ini

memegang pangsa pasar sebesar 8%-9% dari keseluruhan industri (dalam

intisari-online.com, 2015).

Sampai 31 Maret 2015, Prudential Indonesia memiliki kantor pusat di

Jakarta dan kantor pemasaran di Medan, Surabaya, Bandung, Denpasar, Batam

dan Semarang. Prudential Indonesia melayani lebih dari 2,4 juta nasabah melalui

lebih dari 240.000 tenaga pemasar di 380 Kantor Pemasaran Mandiri (KPM) di

seluruh Nusantara termasuk Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Yogyakarta,

Batam dan Bali (dalam Prudential.co.id, 2016) .

Perkembangan yang dialami oleh Prudential Indonesia, tidak lepas dari

pertumbuhan tenaga pemasar, yang dikenal sebagai agen asuransi. Sampai data

terakhir AAJI pada tahun 2013, jumlah agen berlisensi/bersertifikat mencapai 340

ribu orang, yang mana 180 ribu agen itu berasal dari Prudential Life (dalam

swa.co.id, 2015). Jumlah agen berlisensi ini, menggambarkan adanya komitmen

(14)

7

Universitas Kristen Maranatha

karena lisensi yang diterbitkan oleh AAJI kini merupakan syarat untuk dapat

memasarkan produk asuransi, yang menggambarkan para agen asuransi sudah

memiliki pengetahuan yang mencukupi untuk dapat memasarkan produk,

terutama produk Unit Link (produk yang menggabungkan proteksi dan reksadana

sebagai media berinvestasi).

Secara umum, pekerjaan sebagai seorang agen asuransi adalah kegiatan

kerja untuk memasarkan produk-produk asuransi yang dimiliki oleh sebuah

perusahaan. Karena itu, inti dari kegiatan kerja yang dilakukan oleh seorang agen

asuransi adalah menghasilkan pemegang polis bari bagi perushaaan. Namun,

dalam praktik sehari-hari, selain menghasilkan produksi baru, agen asuransi di

sebagian perusahaan juga harus memelihara (konservasi) dan memberikan

pelayanan kepada para pemegang polis (Widodo, 2011;9). Bukan hanya itu, agen

asuransi merupakan cara utama untuk berinteraksi antara perusahaan asuransi dan

para calon pelanggannya. Dalam membeli produk asuransi, pembeli selalu

bertemu dengan Agen-nya (Manurung, 2008;100). Karen itu, peranan agen dalam

memasarkan asuransi jiwa merupakan hal yang sangat penting.

Penulis mewawancarai 5 orang Agency manager yang masing-masing

membawahi 1 (satu) kantor keagenan Prudential Indonesia di kota Bandung pada

bulan April-Mei 2015, dan mendapatkan informasi, bahwa para agen asuransi

yang bergabung di Prudential Indonesia wajib mengikuti dan mendapatkan

sertifikasi dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), dalam bentuk lisensi.

Lisensi ini, digunakan sebagai suatu pernyataan resmi, bahwa agen yang

(15)

8

Universitas Kristen Maranatha

mengenai dasar-dasar asuransi jiwa, sistem dari asuransi jiwa,dan kode etik

keagenanyang berlaku. Untuk dapat mendapatkan lisensi ini, para calon agen

harus menempuh ujian resmi dari AAJI, setelah itu, mereka baru dapat

memasarkan produk yang dimiliki oleh Prudential Indonesia.

Setiap agen baru dari Prudential indonesia, mendapatkan janji-janji yang

besar mengenai potensi pendapatan dan perkembangan karir di Prudential

Indonesia. Dengan penghasilan berupa komisi, para agen tidak mendapatkan gaji

tetap, namun mendapatkan persentase komisi dari setiap case yang mereka

dapatkan. Mereka juga memiliki jenjang karir yang terbuka, dengan promosi saat

mencapai jumlah API (Annual Premium Income) tertentu, yaitu Associate Unite

Manager (300 juta rupiah), Unit Manager (900 juta rupiah), Senior Unit Manager

(2,7 milyar rupiah), dan Agency manager (8,1 milyar rupiah). Saat seorang naik

tingkatan dan dapat merekrut agen baru, maka kinerja tim juga akan memberikan

kontribusi bagi nilai API yang ia miliki, dan menambah kinerja timnya secara

keseluruhan.

Menurut ke-5 orang Agency manager yang diwawancarai, lisensi barulah

awal dari kehidupan seorang agen asuransi jiwa di Prudential Indonesia. Setelah

resmi mendapatkan lisensi, para agen harus mendapatkan pelatihan mengenai

produk-produk yang dimiliki, cara berjualan, dan adanya pendampingan (join

visit) dengan atasan, sebelum dapat berjualan produk asuransi Prudential

Indonesia sendiri. Untuk itu, dibutuhkan waktu, tenaga, dan uang yang tidak

sedikit, yang menjadi komitmen dari setiap Agency manager untuk

(16)

9

Universitas Kristen Maranatha

Namun, menurut para Agency manager yang diwawancarai, setiap kantor

agensi harus secara rutin dan terus menerus merekrut agen-agen baru, disebabkan

karena jumlah agen yang bertahan tidaklah banyak. Menurut para Agency

manager, dari total jumlah agen yang direkrut dalam satu tahun, hanya sekitar

15-20% yang dapat tetap bertahan di tahun pertama mereka, dan hanya 5-10% yang

bertahan sampai tahun kedua mereka. Hal ini menggambarkan, banyak agen yang

‘hilang’ di tengah jalan untuk mencari pekerjaan baru. Angka Turnover ini, dari

tahun ke tahun menjadi semakin mengkhawatirkan, karena pihak kantor agensi

harus terus menerus melakukan proses rekrutemen dan pelatihan yang cukup

menyita sumber daya manusia dari kantor agensi. Bukan hanya itu, agen yang

tiba-tiba keluar akan sangat mengganggu pencapaian kinerja tim, baik dari nilai

penjualan (API/ Annual Premium Income), persentase persistensi, dan jumlah

agen (manpower).

Gambar 1.4.

Turnover Agen di 5 kantor pada tahun 2015

127

83 92

30

151

79 86

70

19

121 117

81 83

34

145

(17)

10

Universitas Kristen Maranatha

Dari diagam diatas, dapat dillihat bahwa meskipun kantor-kantor cabang

yang diteliti secara rutin melakukan rekrutmen sepanjang tahun, jumlah agen yang

bertahan sampai akhir tahun untuk cabang tersebut hampir sama seperti tahun

sebelumnya, bahkan lebih rendah jumlahnya. Artinya, sebagian besar karyawan

yang direkrut, justru memiliki turnover di tahun pertama.

Tingginya tingkat turnover ini, menggambarkan agen asuransi sebagai

pekerjaan yang sangat menantang. Hal ini terjadi karena masyarakat memandang

asuransi masih sebagai produk yang tidak riil atau tidak kelihatan (intangible).

Maka sudah menjadi kewajiban bagi para agen untuk menghilangkan stigma

masyarakat yang buruk terhadap asuransi (Susanto, 2008; 57). Selain itu, adanya

berbagai kejadian yang dilakukan oleh aknim agen asuransi maupun perusahaan

asuransi yang merugikan kliennya, merupakan stigma sosial tersendiri yang harus

dihadapi oleh para agen baru. Masalah paling umum yang dialami pada agan

asuransi, adalah takut ditolak. Meskupun ada yang mengatakannya dengan terus

terang, dan ada yang tidak. Takut ditolak, rata-rata dialami oleh para agen baru

(18)

11

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 1.5.

Masalah yang biasa dialami sebagai Agen asuransi

Dari hasil wawancara dengan 20 orang agen aktif mengenai masalah yang

biasa dialami, maka sebanyak 47% mengungkapkan karena mereka ditolak oleh

calon klien. Sebanyak 16% mengungkapkan bahwa mereka sulit untuk

mendapatkan referensi, sebanyak 16% mengungkapkan bahwa mereka tidak atau

belum mengenal produk, 11% karena merasa belum/tidak terampil dalam

melakukan prospek, dan 10% mengungkapkan bahwa mereka belum/tidak

dipercayai oleh calon klien.

47%

16% 10%

16%

11%

(19)

12

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 1.6.

Penghayatan aktivitas kerja sebagai agen asuransi

Dari hasil wwawancara antara peneliti dengan para agen asuransi, peneliti

menemukan bahwa 60% responden yang diteliti mengungkapkan bahwa aktivitas

kerja sebagai seorang agen asuransi merupakan aktivitas yang sulit untuk

dilakukan, sementara, 25% mengungkapkan mereka sudah terbiasa dengan

aktivitas/kegiatan kerja yang dilakukan sebagai aktivitas sehari-hari, sehingga

merasa biasa saja. Sementara, 15% mengungkapkan bahwa hal yang dilakukan

merupakan aktivitas yang mudah. Hal ini berarti lebih dari separuh responden

yang diteliti memknakan aktivitas kerja yang dilakukan di Prudential sebagai

aktivitas yang sulit untuk dilakukan.

Hal ini, menunjukkan, bahwa kegiatan kerja sebagai pada para agen asuransi

di PT. Prudential Life Assurance, di kota Bandung, membutuhkan adanya

60% 15%

25%

(20)

13

Universitas Kristen Maranatha Resilience at Work. Maddi dan Khoshaba (2005) mengungkapkan, Resilience at

Work adalah pola tertentu dari sikap dan keterampilan yang membantu seorang

individu menjadi tangguh, dengan dapat bertahan dan berkembang di bawah

tekanan. Hal ini dapat dilihat dari 3 komponen Resilience at work, yaitu komitmen

(commitment), kontrol (control), dan tantangan challange) yang dikenal dengan

3C. Jika seorang agen asuransi di PT. Prudential Life Assurance kuat dalam

Resilience at Work, mereka akan memiliki keyakinan (belief) bahwa , sebagai kali

menghadapi kesulitan dalam kegiatan kerja, mereka akan lebih terlibat dengan

orang-orang dan keadaan di sekitarnya (komitmen) daripada keluar, tetap

berusaha untuk mengendalikan hasil kerja meski berada di bawah tekanan

(kontrol) daripada menyerah begitu saja, dan mencoba untuk menemukan diri

sendiri dan orang lain dalam lingkungan kerja (tantangan) daripada meratapi

nasib saja. Ketiga hal ini, akan didukung dengan adanya kemampuan untuk

menyesaikan masalah (problem solving) dan dukungan dari orang lain dalam

lingkungan seseorang. Artinya, semakin besar Resilience at Work yang dimiliki

oleh para agen asuransi di PT. Prudential Life Assurance, maka akan semakin

besar keyakinan mereka untuk dapat menghadapi berbagai tantangan yang muncul

(21)

14

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 1.7.

Gejala stress dalam lingkungan kerja

Di sisi lain, para agen asuransi di PT. Prudential Life Assurance, akan

merasakan adanya berbagai tekanan yang dialami dalam kegiatan kerja sebagai

stress kerja. Dari hasil wawancara, peneliti menemuukan bahwa sebagian besar

responden yang diteliti, merasa baha mereka menjadi lebih mudah dalam merasa

cemas (40%), pada saat melaksanakan aktivitas bekerja dalam lingkungan sebagai

agen asuransi. Sebanyak 25% dari responden merasa bahwa mereka menjadi

lebih sulit berkonsentrasi, dan 20% mengeluh merasakan ada pola makan yang

berubah. Sebanyak 10% merasa mereka menjadi sulit tidur, dan 5% merasakan

tidak ada gejala apa-apa yang dialami dalam bekerja. Hal ini berarti, para

responden yang diteliti, menghayati adanya tekanan yang muncul sebagai akibat

dari aktivitas bekerja yang dilakukan.

10%

40%

20% 25%

5%

(22)

15

Universitas Kristen Maranatha

Stress kerja, berdasarkan teori job demand-control dari Karasek dan

Theorell (1990) mengungkpakan bahwa bahwa setiap lingkungan kerja dapat

dicirikan dalam kombinasi dari dua dimensi, yaitu tuntutan pekerjaan secara

psikologis (job demand) dan kendali yang dimiliki oleh individu untuk dapat

menyelesaikan tuntutan tersebut (job controls). Dalam penelitian ini, sebagai

tuntutan kerja yang tinggi cenderung menyebabkan tingkat stres yang tinggi pada

para agen asuransi di PT. Prudential Life Assurance, namun derajat kendali yang

tinggi, akan dapat menjadi penyangga (buffer) bagi tingkat stress yang dialami,

ager tidak merusak bagi individu. Dalam persepsi ini, para agen asuransi di PT.

Prudential Life Assurance akan menilai mengenai atau tuntutan kerja yang

dimiliki dalam kegiatan kerja, dan akan menilai juga dimensi kendali yang mereka

miliki dalam jabatan mereka saat ini. Pekerjaan-pekerjaan yang stressful, adalah

pekerjaan yang memiliki tuntutan tinggi (misalnya dalam bentuk target kerja),

namun tidak didukung oleh aspek kendali yang besar untuk dapat mendorong

(23)

16

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 1.8.

Penghayatan ingin keluar sebagai agen asuransi

Peneliti menanyakan, apakah pernah terlintas di pikiran responden untuk

keluar atau berhenti bekerja sebagai agen asuransi dalam satu tahun terakhir.

Dari hasil wawacara, peneliti menemukan bahwa sebagian besar (65%)

mengunkapkan bahwa mereka pernah ingin keluar. Sementara, sebanyak 25%

mengungkapkan mereka tidak ingin keluar, dan 10% mengungkapkan mereka

merasa ragu-ragu dalam menjalankan aktivitas kerjanya. Hal ini menggambarkan

adanya variasi dalam bentuk Turnover intention yang dimiliki, yang

menggambarkan keinginan atau kecenderungan untuk berhenti bekerja secara

sukarela, didasarkan pada berbagai penilaian yang dimiliki oleh individu terhadap

situasi kerjanya. Tett dan Meyer (1993) dalam Wang et.al (2010) mendefiniskan

Turnover intention sebagai kesadaran dalam diri seseorang untuk meninggalkan

organisasi yang ada saat ini, atau dengan kata lain, seorang pekerja berusaha

65% 25%

10%

(24)

17

Universitas Kristen Maranatha

untuk mencari kesempatan kerja yang baru. Zeffane (2003), mendefinisikan juga

Turnover intention sebagai kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti

bekerja dari pekerjaannya secara sukarela menurut pilihannya sendiri. Para agen

asuransi di PT. Prudential Life Assurance akan memiliki kecenderungan tersendiri

untuk mengundurkan diri atau berhinti beraktivitas sebagai seorang agen, dan hal

ini dimunculkan sebagai hasil penilaian terhadap kegiatan kerja yang sudah

dilakukan saat ini. Artinya, ada agen asuransi di PT. Prudential Life Assurance

yang memiliki niatan (intention) untuk keluar yang besar, ada pula yang tidak

memiliki niatan untuk keluar dari organisasi, berdasarkan penilaian mereka

terhadap kegiatan kerja yang sudah dilakukan saat ini.

Gambar 1.9.

Merasa mampu mencapai kinerja yang diharapkan

Pertanyaan berikutnya, peneliti menanyakan kepad para responden, apakah

mereka merasa mampu mencapai terget yang diharapkan dari perusahaaan.

Sebayak 50% dari responden mengunkapkan bahwa mereka merasa ragu-ragu

25%

25% 50%

(25)

18

Universitas Kristen Maranatha

akan mempu mencapai target tahunan. Sebanyak 25% mengungkapkan bahwa

mereka yakin, dan sebanyak 25% mengungkapkan bahwa mereka tidak yakin.

Pada akhirnya, berbagai variabel yang diteliti, akan memunculkan kinerja

yang dimiliki oleh para agen asuransi di PT. Prudential Life Assurance. Menurut

Robbins (2001), Kinerja merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerja dalam

pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan.

Artinya, pada akhirnya, para agen asuransi harus memunculkan suatu bentuk

kinerja yang baik, dan dapat dinilai oleh pihak perusahaan sebagai hasil akhir dari

kegiatan kerja yang dinilai. Dalam kegiatan kerja sebagai seorang agen asuransi

di PT. Prudential Life Assurance, kinerja menjadi suatu hal yang sangat penting,

karena akan berpengaruh terhadap komisi yang akan diterima para agen setiap

bulan, promosi, dan penghargaan (reward) yang akan diterima oleh para agen.

Untuk itu, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian, mengenai

analisis pengaruh resilience at work, stress kerja, Turnover intention, dan Kinerja

pada para agen asuransi di PT. Prudential Life Assurance di kota Bandung.

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Kegiatan kerja sebagai sorang Agen Asuransi di PT. Prudential Life

Assurance, kota Bandung, memiliki berbagai permasalahan dan tantangan yang

harus dihadapi oleh apra agen, untuk dapat bertahan, dan sukses dalam profesi

yang mereka jalani saat ini. Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan oleh

peneliti, berbagai permasalahan yang terjadi ini muncul sebagai bagian

(26)

19

Universitas Kristen Maranatha

agen asuransi harus dapat membuat janji temu, dan presentation, dimana para

agen asuransi harus dapat memberikan solusi pada berbagai masalah keuangan,

terutama melalui produk-produk asuransi yang ditawarkan dari perusahaan yang

ia miliki.

Karena itu, ketika melakukan aktivitas kerjanya, seorang Agen Asuransi,

harus memiliki kekuatan internal dalam mengatasi berbagai masalah yang terjadi

dalam lingkungan kerja, dan dapat bertindak produktif dan menyelesaikan

berbagai masalah tersebut. Kamampuan itulah yang didefinsiikan sebagai

Resilience At Work yang dimiliki oleh para agen asuransi. Dengan Resilience at

Work dengan derajat yang tinggi dalam lingkungan kerjanya, seorang agen

asuransi akan merasa, bahwa mereka memiliki aspek Commitment, yang

meruapkan kemampuan untuk dapat menyelesaikan berbagai permasalahanyang

terjadi, dan tidak pergi dari aktivitas kerja yang sedang dilakukan. Control, yang

berarti para agen asuransi merasa, bahwa tindakan dan kegiatan yang dilakukan

memiliki kekuatan untuk menentukan hasil kerja yang dilakukan, dan Challange,

dimana para agen asuransi merasa bahwa tantangan ayng dialami dalam

lingkungan kerja, bukan sebagai gangguan, namun sebagai tantangan. Selain

keberadaan ketiga komponen HardiAttitudes ini, para agen asuransi juga

diharapkan dapat memiliki Resilience At Work yang tinggi dalam lingkungan

kerjanya, yang dapat membantu pencapaian kinerja sesuai yang diharapkan.

Di sisi lain, para responden akan mengartikan berbagai situasi yang terjadi

dalam lingkungan kerjanya sebagai sebuah stressor, terutama kejadian-kejadian

(27)

20

Universitas Kristen Maranatha Stressor yang terjadi dalam lingkungan kerja sebenarnya bersifat netral, dan tidak

serta merta langsung mengancam diri para agen asuransi, namun melalui proses

pemaknaan kognitif yang terjadi dalam diri para agen asuransi. Para agen

asuransi, dapat melihat berbagai aktivitas kerja dan masalah yang terjadi dalam

lingkungannya melalui dua dimensi, yaitu tuntutan dan rentang kendali yang

dimiliki. Tuntutan, adalah penilaian para agen asuransi mengenai seberapa

penting kegiatan kerja yang dilakukan bagi diri dan pekerjaannya, dan rentang

kendali adalah penilaian para agen asuransi mengenai seberapabesar kekuatan

yang dimiliki untuk dapat menghasilkan hasil kerja yang diinginkan.

Pekerjaan-pekerjaan yang Stressful (dapat memunculkan stress kerja), adalah pekerjaan yang

dirasakan memiliki aspek Tuntutan yang tinggi, namun tidak diimbangi adanya

aspek Rentang Kendali yang besar. Semakin besar deajat stress kerja yang

dialami oleh responden, akan mendorong munculnya perilaku kerja yang tidak

efektif, dan pada akhirnya aka menurunkan kinerja yang dimiliki oleh para agen.

Setiap karyawan, akan memiliki Turnover intention, yang didefinisikan

sebagai niat atau keinginan yang dimiliki para responden untuk keluar dari

kegiatan kerja yang bersangkutan. Pada saat para responden memiliki tingkat

Turnover intention yang besar, maka mereka akan memiliki kecenderungan untuk

memiliki keinginan dan perencanaan untuk keluar dari aktivitas kerja sebagai

Agen Asuransi. Sebaliknya, jika para responden agen asuransi ingkat Turnover

intention yang lebih Rendah dimana para responden akan tetap bertahan dalam

(28)

21

Universitas Kristen Maranatha

Assurance, dan dapat mendorong kinerja yang baik, sesuai dengan harapan yang

dimiliki oleh perusahaan.

Pada akhirnya, seluruh aktivitas kerja yang dilakukan, akan berorientasi

pada hasil kerja, yang disebut sebagai Kinerja Karyawan. Kinerja Karyawan,

merupakan sebuah penilaian objektif mengenai hasil kerja yang dilakukan oleh

responden, yang menggambarkan apa saja hasil yang telah dicapai dalam suatu

jangka waktu tertentu. Dalam PT. Prudential Life Assurance Indonesia, penilaian

kinerja dilakukan secara kuantitatif, dalam bentuk Jumlah API (Annual Premium

Income), Persentase Persistensi (jumlah Premi lanjutan yang dibayarkan kembali),

dan Jumlah Agen yang direkrut (jika agen asuransi sudah naik ke tingkat

selanjutnya), yang dijadikan sebagai patokan untuk komisi, kontes, dan berbagai

hadiah lainnya bagi para agen asuransi. Secara umum, para responden Agen

Asuransi, dapat memiliki berbagai variasi dalam Kinerja yang dimiliki, yang

dapat muncul sebagai konsekuensi atau kontribusi dari berbagai variabel

sebelumnnya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan pemasalahan sebagai berikut:

1) Seberapa besar Resilience at Work pada para agen asuransi di PT.

Prudential Life Assurance, di kota Bandung

2) Seberapa besar stress kerja pada para agen asuransi di PT. Prudential Life

Assurance, di kota Bandung

3) Seberapa besar Turnover intention para agen asuransi di PT. Prudential

(29)

22

Universitas Kristen Maranatha

4) Seberapa besar Kinerja pada para agen asuransi di PT. Prudential Life

Assurance, di kota Bandung

5) Seberapa besar Resilience at Work, stress kerja, dan Turnover intention

berpengaruh pada Kinerja pada para agen asuransi di PT. Prudential Life

Assurance, di kota Bandung

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang dibuat di atas, maka penelitian

ditujukan untuk dapat mengkaji dan menganalisa variabel-variabel sebagai

berikut:

1) Untuk mengetahui seberapa besar derajat Resilience at Work pada para

Agen asuransi di PT. Prudential Life Assurance, di kota Bandung

2) Untuk mengetahui seberapa s seberapa besar derajat stress kerja pada

para agen asuransi di PT. Prudential Life Assurance, di kota Bandung

3) Untuk mengetahui seberapa s seberapa besar derajat Turnover intention

pada pada para agen asuransi di PT. Prudential Life Assurance, di kota

Bandung

4) Untuk mengetahui seberapa signifikan pengaruh Resilience at Work,

stress kerja, dan Turnover intention terhadap kinerja pada para agen

(30)

23

Universitas Kristen Maranatha

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1.Kegunaan dalam pengembangan ilmu

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menajdi masukan dalam ilmu

manajemen, terutama manajemen sumber daya manusia dan perilaku

organisasi, khususnya yang berkaitan dengan kajian reslience at wor,

stress kerja, Turnover intention, dan hubungannya dengan kinerja para

pekerja, sehinnga dapat diaplikasikan secara praktis.

2) Memberikan masukan kepada peneliti selanjutnya, yang berkaitan

dengan variabel-variabel yang diteltiti, sehingga dapat dilihat

kontribusi faktor-faktor penentu kinerja dengan variabel lain yang

dapat berpengaruh.

1.4.2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi:

1) Pihak perusahaan, dalam penelitian ini PT. Prudential Life Assurance

Indonesia, untuk dapat mendorong munculnya pola-pola kerja yang dapat

mendukung kinerja yang optimal pada para karyawan

2) Pihak kantor agensi, yang dipimpin oleh Agency manager, untuk dapat

melakukan berbagai hal yang dapat meningkatkan kinerja para agen

asuransi di PT. Prudential Life Assurance, di kota Bandung

3) Pihak Leader sebagai pimpinan langsung para agen asuransi di PT.

Prudential Life Assurance, di kota Bandung, untuk dapaat memacu

(31)

24

Universitas Kristen Maranatha intention, dan dapat memunculkan kinerja yang baik pada para agen

asuransi.

1.5. Sistematika Penulisan

 BAB I Pendahuluan

Bagian ini berisi latar belakang peneliti untuk dapat mengajukan judul

penelitian dan identifikasi masalah, selain itu membahas tujuan, manfaat,

dan sistematika penelitian.

 BAB II Tinjauan Kepustakaan

Bagian ini berisi kajian atas teori-teori yang digunakan dan hasil dari

penelitian-penelitian serupa yang telah dilakukan sebelumnya

 BAB III Rerangka Pemikiran, Model dan Hipotesis Penelitian

Bagian ini menjelaskan kerangka penelitian yang digunakan, juga model

dan hipotesis penelitian yang digunakan.

 BAB IV Metode Penelitian

Bagian ini menjelaskan mengenai metodologi penelitian dan sampling,

juga teknik analisis yang digunakan

 BAB V Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam bagian ini, peneliti akan memaparkan hasil penelitian yang sudah

diolah secara statistik

 BAB VI Kesimpulan dan Saran

Dalam bagian ini, peneliti akan menyampaikan kesimpulan dan saran yang

(32)

123 Universitas Kristen Maranatha BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diungkapkan pada bagian selanjutnya, maka peneliti dapat menyimpulkannya sebagai berikut:

1. Agen Asuransi memiliki Resilience at work dengan derajat yang tinggi Hal ini berarti, Resilience at work yang ditunjukkan dalam lingkungan kerja masih bersifat situasional, dan tidak ditampilkan setiap saat.

2. Agen Asuransi memiliki Stress Kerja dengan derajat yang rendah dalam kegiatan kerja yang dilakukan sebagai Agen Asuransi.

3. Agen Asuransi memiliki Turrnover Intention dalam dengan derajat yang rendah dalam kegiatan kerja yang dilakukan sebagai Agen Asuransi saat ini

4. Agen Asuransi dapat dianggap memiliki kinerja dengan derajat yang tinggi, bahwa kinerja yang mereka tampilkan dalam lingkungan kerja sudah cukup baik.

(33)

124 Universitas Kristen Maranatha Sementara, penambahan satu nilai untuk Resilience at Work akan meningkatkan nilai Kinerja Karyawan sebesar .222.

6. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Stress Kerja dengan Kinerja karyawan pada para agen asuransi PT. Prudential Life Assurance di kota Bandung sebesar 10.5%. pada saat Stress Kerja memiliki nilai nol, maka Kinerja Karyawan memiliki nilai sebsar 3.894. Sementara, penambahan satu nilai untuk Stress Kerja akan mengurangi nilai Kinerja Karyawan sebesar .443. Dengan demikian, semakin besar Stress Kerja yang dialami oleh para responden, maka akan semakin rendah Kinerja Karyawan yang ditampilkan.

7. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Turnover intention dengan Kinerja karyawan pada para agen asuransi PT. Prudential Life Assurance di kota Bandung. Pengaruh yang ada dapat diabaikan, karena hanya sejumlah sebesar 0.1%

8. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Resilience at Work, stress kerja, dan Turnover intention dengan Kinerja karyawan pada para agen asuransi PT. Prudential Life Assurance di kota Bandung sebesar 19.8%. Peneliti menemukan persamaan regresi sebagai berikut:

� � � �� �� �

= . + . × � � �� � � + .

× � � � − . × � �� �

(34)

125 Universitas Kristen Maranatha  pada saat semua variabel lain memiliki nilai nol, maka Kinerja

Karyawan memiliki nilai sebesar 3.114.

 penambahan satu nilai untuk Resilience at Work akan menambah

nilai Kinerja Karyawan sebesar .224

 penambahan satu nilai untuk Turnover intention akan menambah

nilai Kinerja Karyawan sebesar .090

 penambahan satu nilai untuk Stress Kerja akan mengurangi nilai

Kinerja Karyawan sebesar .480

5.2. KETERBATASAN PENELITIAN

Dalam penelitian ini, peneliti memiliki keterbatasan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian yang didapatkan, merupakan gambaran pada para sampel agen asuransi, yang memiiki pendapatan yang bersifat commission base. Hal ini berarti, kinerja yang ditampilkan oleh para responden merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gaji. Untuk itu, hasil penelitian ini hanya dapat mewakili profesi-profesi yang bersifat commison base juga.

2. Hasil penelitian ini diarahkan pada para responden dengan status agen (agency), dimana mereka merupakan bagian yang dapat bertindak mandiri dalam ruang lingkup kerjanya, dan berbeda dengan karyawan tetap yang terikat secara kontekstual terhadap perusahaan.

(35)

126 Universitas Kristen Maranatha Independen Variabel dan Dependen Variabel saja, sedangkan masih terdapat berbagai variabe yang dapat memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kinerja yang diteliti

5.3. SARAN

5.3.1. Saran Teoretis

1. Peneliti menyarankan pada peneliti selanjutnya untuk dapat menggunakan metode statistik yang dapat digunakan untuk mengukur mengaruh moderasi atau intermediasi antara variabel-variabel yang diteltiti dengan teknik perhitungan yang lebih mutkhir, seperti pengujian model dengan menggunakan SEM (Structural Eqution Modelling), sehingga interaksi antar variabel yang dapat diteliti menjadi lebih akurat pengukurannya

2. Peneliti menyarankan pada peneliti sleanjutnya untuk dapat melakukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar dan lebih beragam, yang diarahkan pada para karyawan (employee) selain agen (agency) yang sudah peneliti lakukan. Dengan demikian, peneliti selanjutnya dapat melihat pengaruh kebijakan perusahaan dalam memperlakukan karyawan tetap (employee) dalam variabel-variabel yang diteliti

(36)

127 Universitas Kristen Maranatha beragam, sehingga pengaruh antara variabel dapat dipastikan dengan lebih akurat

4. Peneliti menyarankan pada peneliti selanjutnya untuk dapat menguji pengaruh antarvariabel dengan teknik longitudinal, dimana pengambilan data dilakukan dalam selang waktu tertentu, sehingga peneliti selanjutnya dapat melihat bagaimana lama kerja dan tingkat jabatan dari responden dapat mempengaruhi variabel-variabel yang diteliti.

5.3.2. Saran Praktis

1. Stress kerja memiliki pengaruh negatif yang besar dalam mempengaruhi kinerja agen asuransi di PT. Prudential Life Assurance, di kota Bandung. Penelit menyarakan kepada perusahaan untuk dapat menekan tingkat stress yang muncul dalam aktivitas kerja sebagai seorang agen asuransi dengan rutin memberikan Coaching untuk dapat menjaga kinerja pada agen yang sudah baik, dan melakukan Counselling, terutama pada para agen asuransi yang merasa bahwa kegiatan kerja sebagai agen asuransi memunculkan konflik dalam kegiatannya sehari-hari. Harapannya, dengan semakin kecil stress kerja yang dimiliki oleh para agen asuransi, maka akan meningkatkan kinerja yang mereka miliki.

(37)

128 Universitas Kristen Maranatha memiliki komitmen kerja yang baik, merasa bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mengendalikan hasil kerja yang dimiliki, dan dapat menganggap berbagai masalah yang terjadi ketika menjalankan tugas sebagai agen asuransi sebagai tantangan, dan bukan hambatan. Dengan demikian, para Leader dapat mengembangkan munculnya Resilience at Work yang positif dalam diri para agen asuransi. Dengan meningkatnya Resilience at Work, diharapkan para agen asuransi dapat memunculkan

(38)

134 DAFTAR KEPUSTAKAAN

Amin Widjaja Tunggal, Outsourcing Konsep dan Kasus, Jakarta: Harvarindo, 2008

Anwar Prabu Mangkunegara (2002) Manajemen Sumber Daya Manusia (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002

Bhatnagar, Yotsna, (2012) Management of innovation: role of psychological empowerment, work engagement and turnover intention in the Indian context. The International Journal of Human Resource Management Volume 23, Issue 5, 2012 , pp 928-951

Chaplin, JP (2004) Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa

Christian Vandenberghe*, Alexandra Panaccio and Ahmed Khalil Ben Ayed, Continuance commitment and turnover: Examining the moderating role of negative affectivity and risk aversion, Journal of Occupational and Organizational Psychology, Volume 84, Issue 2, pages 403–424, June 2011

Chun Hui, Alfred Wong and Dean Tjosvold, (2007), Turnover intention and performance in China: The role of positive affectivity, Chinese values, perceived organizational support and constructive controversy, Journal of Occupational and Organizational Psychology Volume 80, Issue 4, The British Psychological Society pages 735–751, December 2007

Dessler, Gary. Human Resource Management. Upper Saddle River, N.J.: Prentice Hall, 2003. Print.

Dian Wijayanto (2012), Pengantar Manajemen Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Ellen F. Jackofsky, (1984), Turnover and Job Performance: An Integrated Process Model, ACAD MANAGE REV January 1, 1984 9:1 pp.74-83

Fernando Jaramillo, Jay Prakash Mulki & Paul Solomon, The Role of Ethical Climate on Salesperson’s Role Stress, Job Attitudes, Turnover Intention, and Job Performance, The Role of Ethical Climate on Salesperson’s Role Stress, Job Attitudes, Turnover Intention, and Job Performance

Fang, Yongqing, Baba, Vishwanath, (1993), Stress and Turnover Intention, International Journal of Comparative Sociology, Volume 34, Issue 1, pages 24 – 38

Flippo, Edwin (2000), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta

(39)

135 Ghozali, Imam (2011) Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 19 (edisi lima) Semarang: Universitas Diponegoro

Grant Kent, David W. Cravens, George S. Low and William C. Moncrief, 2001, “The Role of Satisfaction With Territory Design on the Motivation, Attitudes, and Work Outcomes of Salespeople,”Journal of the Academy of Marketing Science, Volumen 29, No. 2, P. 165-178

Grotberg, Edith. (1999). Countering depression with the five building blocks of resilience. Reaching Today's Youth 4(1, Fall): 66-72.

James B. Avey, Fred Luthans and Susan M. Jensen, (2009) Psychological capital: A positive

resource for combating employee stress and turnover, Human Resource Management Volume

48, Issue 5, pages 677–693

Jogiyanto, (2010), Analisis & Disain, Yogyakarta: Penerbit Andi

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, diakses pada 12 Juni 2015

Karasek R (1979). "Job Demands, Decision Latitude and Mental Strain." Administrative Science Quarterly 24: 285-305.

Karasek, R. A., & Theorell, T. (1990). Healthy work: stress, productivity and the reconstruction of working life. New York: Basic Books.

Maddi, S.R. (2005). Resilience at work: How to succeed no matter what life throws at you. New York, NY: Amacom.

Manurung, Adler Haymans.2008.Financial Planner: Panduan Praktis Mengelola Keuangan

Keluarga. Jakarta: Penerbit Buku Kompas

Mondy, R. W., Noe, R. M., Premeneaux, S. R. 1993. “Human Resource anagement”. Massachucetts :Allyn and Bacon.

Mor Barak, M.E., Levin, A., Nissly, J.A., Lane, C.J. (2006). Why do they leave? Modeling child welfare workers’ turnover intentions. Children and Youth Services Review, 28, 548-577.

Muthohari, Nisrina.2012.Panduan Praktis membeli & Menjual Asuransi, Yogyakarta: Buku

Pintar

Reivich, K & Shatte, A.2002The resilience factor; 7 essential skills for overcoming life’s inevitable obstacles. New York: Broadway Books, New York.

(40)

136 Robbins, Stephen P. (2001) Organizational Behavior. Prentice Hall, New York

Ronan Carbery, Thomas N. Garavan, Fergal O'Brien, Joe McDonnell, (2003) "Predicting hotel managers’ turnover cognitions", Journal of Managerial Psychology, Vol. 18 Iss: 7, pp.649 – 679

Sarafino, Edward. P, 2002. Health Psychology Biopsychological Interaction. 2nd ed. New John Wiley and Sons Inc.

Stoner, Charles Wankel (2010). Perencanaan & Pengembalian Keputusan Dalam

Manajemen, Jakarta: PT RINEKA CIPTA.

Solihin, Ismail (2009) Pengantar Manajemen Jakarta: Erlangga

Subekti (1977) Aneka Perjanjian, Bandung : Alumni Bandung

Susanto, Heru.2008.Menjual Asuransi itu Gampang!.Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer

Sugiyono (2010) Metode penelitian kuantitatif kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta

Sugiyono (2011) Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Wang, H., Law, K. S., Wang, D. X., & Chen, Z. X. (2005). Leader-member exchange as a mediator of the relationship between transformational leadership and followers‟ performance and organizational citizenship behavior. Academy of Management Journal,

48(3), 420–432.

(41)

137 DAFTAR REFERENSI

http://www.infobanknews.com/2015/03/pendapatan-premi-asuransi-jiwa-rp16776-triliun/

http://keuangan.kontan.co.id/news/asing-kuasai-pertumbuhan-premi-asuransi

http://www.neraca.co.id/article/28575/merek-asing-kuasai-pasar-indonesia

http://finansial.bisnis.com/read/20150112/215/390137/penetrasi-asuransi-ditargetkan-naik-20

http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150616120747-92-60294/premi-prudential-tumbuh-20-persen-saat-ekonomi-indonesia-lesu/

http://www.riauterkini.com/usaha.php?arr=32712

http://www.prudential.co.id/corp/prudential_in_id/header/press/pressreleases/2015/20150430. html

http://intisari-online.com/read/inilah-perusahaan-asuransi-terbesar-di-indonesia-menurut-aaji

Gambar

Gambar 1.1.
Gambar 1.2.
Gambar 1.4.
Gambar 1.5.
+5

Referensi

Dokumen terkait

(CSI) service quality agen PT. Berdasarkan hasil interpretasi ini, maka diketahui bahwa tanggapan responden mengenai service quality agen PT. Prudential Life Assurance

Pada hasil hipotesis tersebut, maka bentuk hubungan antara Kerja Cerdas terhadap kinerja karyawan agen asuransi PT. Prudential Life Assurance adalah positif. Artinya

Dari berbagai pengertian diatas dapat kita pahami bahwa dalam konsep manajemen risiko pada perusahaan asuransi ada dua pihak yaitu penanggung (insurer) adalah

Agen turn over yang terjadi pada perusahaan PT Asuransi Jiwa Central Asia Raya Perwakilan Malang masih tinggi,hal ini terlihat dari besarnya agen turn over rata2 per

Jenis penelitian yang digunakan adalah survei, mengambil sampel dari 30 informan internal (agen asuransi syariah) dan 100 informan eksternal (pelanggan prudential syariah).

Asuransi adalah perusahaan jasa yang mencari keuntungan sebesar- besarnya dengan cara meningkatkan jumlah konsumen/nasabah demi kelangsungan perusahaannya. Untuk itu

76 Dalam asuransi konvensional menggunakan sistem transfer risk yang artinya pemindahan risiko dari peserta (tertanggung) ke perusahaan (penanggung) sehingga terjadi

Persaingan ketat antara perusahaan asuransi dalam meningkatkan penjualan polisnya menyebabkan perusahaan sulit meningkatkan penjualan polisnya, oleh karena itu yang