ix
Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK
Tesis ini memiliki tujuan untuk untuk mengetahui seberapa signifikan pengaruh Resiliency at Work, stress kerja, dan Turnover intention terhadap kinerja pada para agen asuransi di PT. Prudential Life Assurance, di kota Bandung. Penelitian ini memiliki metode kausal eksplanatori, dimana pengaruh (kontribusi) antarvariabel, akan dihitung terhadap menggunakan analisis regresi, untuk melihat adanya kecenderungan pengaruh yang terjadi antar variabel yang diteliti.
Dalam pembuatan tesis ini, peneliti mengukur berbagai variabel penelitian terhadap menggunakan instrumen kuesioner, yang disusun dari kuesioner-kuesioner yang dibuat oleh peneliti sebelumnya. Peneliti menguji validitas item terhadap menggunakan Pearson Product Moment, dan menemukan nilai validitas yang berkisar antara .243-.688, terhadap nilai reliabilititas Alpha Cronbach yang berkisar antara .708-.797.
Dari hasil pengolahan data, peneliti menemukan Resilience at work dengan derajat yang tinggi, Stress Kerja dengan derajat yang rendah, Turrnover Intention dalam dengan derajat yang rendah, dan kinerja dengan derajat yang tinggi. Selain itu, ditemukan pengaruh yang signifikan antara Resiliency at Work terhadap Kinerja karyawan pada para agen asuransi PT. Prudential Life Assurance di kota Bandung sebesar sebesar 7.9%., terdapat pengaruh yang signifikan antara Stress Kerja terhadap Kinerja karyawan pada para agen asuransi PT. Prudential Life Assurance di kota Bandung sebesar 10.5%. Dan, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Turnover intention terhadap Kinerja karyawan pada para agen asuransi PT. Prudential Life Assurance di kota Bandung.
x
Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT
This thesis has the aim to determine how significant the effect Resiliency at Work, work stress, and Turnover intention to the performance on the insurance agents in PT. Prudential Life Assurance, in the city of Bandung. This study has a causal explanatory method, where the influence (contribution) of the variables, will be calculated using regression analysis, to see a trend effect that occurs between the variables studied.
In the making of this thesis, the researchers measured various research variables by using a questionnaire, compiled from questionnaires that were made by previous researchers. Researchers tested the validity of the items by using Pearson Product Moment, and finding the validity ranging from .243-.688, with a Cronbach Alpha reliabilities values ranging from .708-.797.
From the data processing, researchers found a From the data processing , researchers found Resilience at work with a high degree, Stress Working with a low degree , Turrnover Intention in with a low degree , and performance with a high degree. The researcher also found significant relationship between Resiliency at Work with employee performance on the insurance agent PT. Prudential Life Assurance in the city amounted to 7.9%., A significant relationship between the Stress Working with employee performance on the insurance agent PT. Prudential Life Assurance in the city amounted to 10.5%. And, there is no significant relationship between turnover intention with employee performance on the insurance agent PT. Prudential Life Assurance in the city of Bandung.
xi
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iv
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I: PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar belakang penelitian ... 1
1.2.Identifikasi dan perumusan masalah ... 17
1.3.Tujuan Penelitian ... 21
1.4.Manfaat Penelitian ... 21
1.5.Sistematika Penulisan ... 23
xii
Universitas Kristen Maranatha
2.1. Tinjauan Kepustakaan ... 25
2.1.1.Manajemen Sumber Daya Manusia ... 25
2.1.2.Relevansi Penelitian dengan Sumber Daya Manusia ... 30
2.1.3.Resilience at Work ... 31
2.1.4.Stress Kerja ... 45
2.1.5.Turnover Intention ... 49
2.1.6.Kinerja Karyawan ... 54
2.1.7. Asuransi Jiwa ... 59
2.2. Hasil penelitian terdahulu ... 70
BAB III: RERANGKA PENELITIAN, MODEL, DAN HIPOTESIS ... 72
3.1. Rerangka Pemikiran ... 72
3.2. Model Penelitian ... 77
3.3. Hipotesis Penelitian ... 77
BAB IV: METODE PENELITIAN ... 79
4.1. Populasi dan teknik penarikan sampel ... 79
4.2. Metode Penelitian ... 80
4.3. Operasionalisasi Variabel ... 90
BAB V: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 93
5.1. Hasil Penelitian ... 93
5.2. Pembahasan ... 121
xiii
Universitas Kristen Maranatha
6.1. Simpulan ... 128
6.2. Keterbatasan penelitian ... 129
6.3. Saran ... 130
DAFTAR PUSTAKA ... 134
DAFTAR RUJUKAN ... 138
xiv
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel (DOV) ... 91
Tabel 5.1. Karakterisitik Demografis Responden ... 94
Tabel 5.2. Korelasi antara Data Demografis dengan Variabel Penelitian ... 96
Tabel 5.3. Analisis Deskriptif Item-item untuk Variabel Resilience at work ... 99
Tabel 5.4. Analisis Deskriptif Item-item untuk Variabel Stress Kerja ... 100
Tabel 5.5. Analisis Deskriptif Item-item untuk Variabel Turnover intention ... 101
Tabel 5.6. Analisis Deskriptif Item-item untuk Variabel Kinerja Karyawan ... 102
Tabel 5.7. Validitas kuesioner ... 104
Tabel 5.8. Reliabilitas kuesioner ... 106
Tabel 5.9. Normalitas kuesioner ... 107
Tabel 5.10. Analisis Multikolinearitas ... 110
Tabel 5.11. Korelasi Antarvariabel Penelitian ... 111
Tabel 5.12. Pengujian Hipotesis 1 ... 113
Tabel 5.13. Pengujian Hipotesis Koefisien Determinasi untuk Hipotesis 1 ... 114
Tabel 5.14. Pengujian Koefisien Hipotesis 1 ... 114
Tabel 5.15. Pengujian Hipotesis 2 ... 115
Tabel 5.16. Pengujian Hipotesis Koefisien Determinasi untuk Hipotesis 2 ... 116
Tabel 5.17. Pengujian Koefisien untuk Hipotesis 2 ... 116
Tabel 5.18. Pengujian untuk Hipotesis 3... 118
Tabel 5.19. Pengujian Koefisien Determinasi untuk Hipotesis 3 ... 118
Tabel 5.20. Pengujian Koefisien untuk Hipotesis 4 ... 120
Tabel 5.21. Pengujian Koefisien Determinasi untuk Hipotesis 4 ... 120
xv
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Perkembangan Asuransi Jiwa tahun 2014-2015 ... 3
Gambar 1.2. Peningkatan Aset Asuransi Jiwa tahun 2014-2015 ... 4
Gambar 1.3. Jumah agen berlisensi tahun 2014-2015 ... 4
Gambar 1.4. Turnover Agen di 5 kantor pada tahun 2015 ... 9
Gambar 1.5.Masalah yang biasa dialami sebagai Agen asuransi ... 11
Gambar 1.6. Penghayatan aktivitas kerja sebagai agen asuransi ... 12
Gambar 1.7. Gejala stress dalam lingkungan kerja ... 14
Gambar 1.8. Penghayatan ingin keluar sebagai agen asuransi ... 16
Gambar 1.9. Keyakinan mencapai kinerja yang diharapkan ... 17
Gambar 2.1. Job-demand and job control model of stress ... 48
Gambar 3.1. Rerangka Pemikiran ... 76
Gambar 3.2. Model Pemikiran ... 77
Bagan 5.1. Gambaran Deskriptif Variabel Resilience at work ... 100
Bagan 5.2. Gambaran Deskriptif Variabel Stress Kerja ... 101
Bagan 5.3. Gambaran Deskriptif Variabel Turnover intention ... 102
Bagan 5.4. Gambaran Deskriptif Variabel Kinerja Karyawan ... 103
1
Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Asuransi merupakan salah satu bidang dari bisnis keuangan dengan pasar
yang spesifik. Menurut pasal 246 Kitab undang-undang hukum dagang (KUHD)
Republik Indonesia, Asuransi adalah suatu perjanjian dengan mana seorang
penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu premu
untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena
suatu peristiwa yang tidak tentu (KUHD, 2014). Dengan memiliki polis asuransi,
baik kerugian maupun jiwa, maka masyarakat tidak perlu menerima keugian pada
saat berbagai resiko terjadi, melainkan mendapatkan sejumlah uang dari pihak
perusahaan asuransi sebagai penanggung.
Asuransi Jiwa, merupakan salah satu bidang dalam pasar keuangan yang
tumbuh pesat di Indonesia. Jika pada masa-masa sebelumnya keberadaan asuransi
jiwa hanya dianggap sebagai sebuah beban finansial, kini masyarakat mulai
menyadari bahwa perlindungan asuransi, terutama asuransi jiwa merupakan hal
yang penting untuk dimiliki. Kesadaran masyarakat yang semakin meningkat
akan pentingya asuransi inilah, yang membuat perkembangan asuransi, terutama
asuransi Jiwa mengalami peningkatan yang cukup berarti dari waktu ke waktu.
Asuransi Jiwa akan menutup pertanggungan untuk membayarkan sejumah
2
Universitas Kristen Maranatha
pertanggungan. Jika tertanggung meninggal, maka santunan atau uang
pertanggungan akan dibayarkan kepada ahli waris yang ditunjuk sebagai penerima
santunan dalam asuransi jiwa. (Muthohari, 2012;11). Dengan demikian, para
klien asuransi jiwa justru akan menerima manfaat finansial, pada saat terjadi
sesuatu hal yang mengancam diri dan keselamatannya. Dengan membeli Polis
Asuransi Jiwa, maka seseorang akan merasa aman dan tentram terhadap diri
sendiri, yang sangat efektif karena memberikan jaminan secara lahir dan batin.
Premi-premi asuransi akan memberikan penggantian kepada tertanggung karena
keugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan kepada pihak
ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung atau untuk memberi pembayaran
atas meninggal dan hidupnya seseorang yang dipertanggungkan (Muthohari,
2012;8). Dengan demikian, baik diri individu maupun keluarganya akan
menerima manfaat yang positif dari asuransi jiwa.
Berdasarkan data yang didapat dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia
(AAJI), didapat bahwa Pada Kuartil pertama tahun 2015, total pedndapatan
Industri Asuransi Jiwa di Indonesia meningkat 15.9%, mencapai nilai 44.8 Triliun
rupiah. Selain itu, pertumbuhan total pendapatan industri didorong dengan
adanya peningkatan premi sebesar 28.5%, atau senilai lebih dari 32.95 triliun
rupiah. Peningkatan pendapatan dari Premi ini berasal dari 29.0% atau setara
18.72 triliun rupiah yang merupakan yang muncul dari premi bisnis baru,
sedangkan 27.8% atau sekitar 14.32 triliun rupiah merupakan peningkatan premi
3
Universitas Kristen Maranatha
Gambar 1.1.
Perkembangan Asuransi Jiwa tahun 2014-2015
Dari hasil kinerja asuransi jiwa sepanjang tahun 2015, maka ditemukan
bahwa peningkatan yang terjadi untuk dimensi-dimens yang ada, merupakan
peningkatan yang cukup besar. Baik dari jumlah tertanggung, jumlah tertanggung
individual, jumlah tertanggung kumpulan, Total pendapatan, dan total klaim
menunjukkan peningkatan yang cukup besar, jika dibandingkan dengan kinerja
Kuartil 1 untuk tahun 2014. Hal ini menunjukkan, Asuransi Jiwa di Indonesia
tetap menjadi salah satu bidang usaha yang terus berkembang.
4
Universitas Kristen Maranatha
Gambar 1.2.
Peningkatan Aset Asuransi Jiwa tahun 2014-2015
Berdasarkan kinerja yang terkait dengan peningkatan Aset, maka perusaan
Asuransi Jiwa yang diteliti, memunculkan peningkatan sepanjang tahun
2014-2015, dari 304 triliun rupiah menjadi 380.82 triliun rupiah untuk Kuartil pertama
tahun 2015. Hal ini menunjukkan, bahwa kapitalisasi perusahaan asuransi jiwa
mengalami perkembangan yang pesat dalam jangka waktu 1 tahun.
Gambar 1.3.
Jumah agen berlisensi tahun 2014-2015
304,98
380,82
Total Asset (triliun rupiah) Q1 Tahun 2014 Q1 tahun 2015
344.623
432.219
5
Universitas Kristen Maranatha
Selain itu, jumlah agen berlisensi yang menggambarkan para praktisi
asuransi Jiwa juga mengalami peningkatan yang besar dari tahun 2014-2015, dari
sejumlah 344.623 orang menjadi 432.219 orang. Hal ini menunjukkan
perkembangan yang menggembirakan, karena akses masyarakat akan asuransi
jiwa akan mengalami peningkatan yang pesat.
Salah satu perusahaan Asuransi Jiwa yang berkembang dengan pesat di
Indonesia, adalah Prudential Indonesia, yang dikelola oleh PT Prudential Life
Assurance. Pada tahun 2015, Prudential Indonesia mencetak pertumbuhan total
pendapatan premi sebesar 20 persen atau senilai Rp 7,9 triliun pada kuartal I tahun
2015 dibandingkan kuartal I tahun lalu yang hanya mencapai Rp 6,2 triliun.
Peningkatan total premi tersebut didorong oleh adanya pertumbuhan positif premi
bisnis baru dan premi lanjutan yang dikumpulkan selama kuartal I 2015. Total
premi bisnis baru pada kuartal I 2015 mengalami pertumbuhan sebesar 18 persen
atau setara Rp 2,77 triliun. Secara rinci Prudential juga mencatat peningkatan
sebesar 21 persen atau Rp 4,32 triliun pendapatan premi dari total premi lanjutan
(dalam cnnindonesia.com, 2015). Selain itu, pertumbihan yang pesat dari
Prudential Indonesia didukung juga dengan adanya Tingkat kesehatan Prudential
yang diukur dari Risk-based Capital (RBC) sebesar 696%, jauh di atas ketentuan
minimal yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan sebesar 120% (dalam
riauterkini.com,2015). Perusahaan asuransi jiwa PT Prudential Life Assurance
(Prudential Indonesia) mencetak pertumbuhan total pendapatan premi sebesar 20
persen atau senilai Rp 7,9 triliun pada kuartal I tahun 2015 dibandingkan kuartal I
6
Universitas Kristen Maranatha
Hal ini menggambarkan, sampai saat ini Prudential Indonesia tetap menjadi salah
satu perusahaan terbaik dalam industri asuransi jiwa di Indonesia.
Bahkan, Ketua Bidang Aktuaria dan Riset Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia
(AAJI), Azwir Arifin mengatakan, Prudential sejak lima tahun lalu hingga sampai
saat ini masih mendominasi pendapatan premi asuransi jiwa yakni sekitar
15%-20% dari total premi nasional. Selain Prudential, perusahaan asuransi terbesar di
Indonesia lainnya yang menempati lima besar pangsa pasar asuransi jiwa lainnya
adalah PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG, PT Allianz Life Indonesia, AIA
Financial, dan PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. Perusahaan-perusahaan ini
memegang pangsa pasar sebesar 8%-9% dari keseluruhan industri (dalam
intisari-online.com, 2015).
Sampai 31 Maret 2015, Prudential Indonesia memiliki kantor pusat di
Jakarta dan kantor pemasaran di Medan, Surabaya, Bandung, Denpasar, Batam
dan Semarang. Prudential Indonesia melayani lebih dari 2,4 juta nasabah melalui
lebih dari 240.000 tenaga pemasar di 380 Kantor Pemasaran Mandiri (KPM) di
seluruh Nusantara termasuk Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Yogyakarta,
Batam dan Bali (dalam Prudential.co.id, 2016) .
Perkembangan yang dialami oleh Prudential Indonesia, tidak lepas dari
pertumbuhan tenaga pemasar, yang dikenal sebagai agen asuransi. Sampai data
terakhir AAJI pada tahun 2013, jumlah agen berlisensi/bersertifikat mencapai 340
ribu orang, yang mana 180 ribu agen itu berasal dari Prudential Life (dalam
swa.co.id, 2015). Jumlah agen berlisensi ini, menggambarkan adanya komitmen
7
Universitas Kristen Maranatha
karena lisensi yang diterbitkan oleh AAJI kini merupakan syarat untuk dapat
memasarkan produk asuransi, yang menggambarkan para agen asuransi sudah
memiliki pengetahuan yang mencukupi untuk dapat memasarkan produk,
terutama produk Unit Link (produk yang menggabungkan proteksi dan reksadana
sebagai media berinvestasi).
Secara umum, pekerjaan sebagai seorang agen asuransi adalah kegiatan
kerja untuk memasarkan produk-produk asuransi yang dimiliki oleh sebuah
perusahaan. Karena itu, inti dari kegiatan kerja yang dilakukan oleh seorang agen
asuransi adalah menghasilkan pemegang polis bari bagi perushaaan. Namun,
dalam praktik sehari-hari, selain menghasilkan produksi baru, agen asuransi di
sebagian perusahaan juga harus memelihara (konservasi) dan memberikan
pelayanan kepada para pemegang polis (Widodo, 2011;9). Bukan hanya itu, agen
asuransi merupakan cara utama untuk berinteraksi antara perusahaan asuransi dan
para calon pelanggannya. Dalam membeli produk asuransi, pembeli selalu
bertemu dengan Agen-nya (Manurung, 2008;100). Karen itu, peranan agen dalam
memasarkan asuransi jiwa merupakan hal yang sangat penting.
Penulis mewawancarai 5 orang Agency manager yang masing-masing
membawahi 1 (satu) kantor keagenan Prudential Indonesia di kota Bandung pada
bulan April-Mei 2015, dan mendapatkan informasi, bahwa para agen asuransi
yang bergabung di Prudential Indonesia wajib mengikuti dan mendapatkan
sertifikasi dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), dalam bentuk lisensi.
Lisensi ini, digunakan sebagai suatu pernyataan resmi, bahwa agen yang
8
Universitas Kristen Maranatha
mengenai dasar-dasar asuransi jiwa, sistem dari asuransi jiwa,dan kode etik
keagenanyang berlaku. Untuk dapat mendapatkan lisensi ini, para calon agen
harus menempuh ujian resmi dari AAJI, setelah itu, mereka baru dapat
memasarkan produk yang dimiliki oleh Prudential Indonesia.
Setiap agen baru dari Prudential indonesia, mendapatkan janji-janji yang
besar mengenai potensi pendapatan dan perkembangan karir di Prudential
Indonesia. Dengan penghasilan berupa komisi, para agen tidak mendapatkan gaji
tetap, namun mendapatkan persentase komisi dari setiap case yang mereka
dapatkan. Mereka juga memiliki jenjang karir yang terbuka, dengan promosi saat
mencapai jumlah API (Annual Premium Income) tertentu, yaitu Associate Unite
Manager (300 juta rupiah), Unit Manager (900 juta rupiah), Senior Unit Manager
(2,7 milyar rupiah), dan Agency manager (8,1 milyar rupiah). Saat seorang naik
tingkatan dan dapat merekrut agen baru, maka kinerja tim juga akan memberikan
kontribusi bagi nilai API yang ia miliki, dan menambah kinerja timnya secara
keseluruhan.
Menurut ke-5 orang Agency manager yang diwawancarai, lisensi barulah
awal dari kehidupan seorang agen asuransi jiwa di Prudential Indonesia. Setelah
resmi mendapatkan lisensi, para agen harus mendapatkan pelatihan mengenai
produk-produk yang dimiliki, cara berjualan, dan adanya pendampingan (join
visit) dengan atasan, sebelum dapat berjualan produk asuransi Prudential
Indonesia sendiri. Untuk itu, dibutuhkan waktu, tenaga, dan uang yang tidak
sedikit, yang menjadi komitmen dari setiap Agency manager untuk
9
Universitas Kristen Maranatha
Namun, menurut para Agency manager yang diwawancarai, setiap kantor
agensi harus secara rutin dan terus menerus merekrut agen-agen baru, disebabkan
karena jumlah agen yang bertahan tidaklah banyak. Menurut para Agency
manager, dari total jumlah agen yang direkrut dalam satu tahun, hanya sekitar
15-20% yang dapat tetap bertahan di tahun pertama mereka, dan hanya 5-10% yang
bertahan sampai tahun kedua mereka. Hal ini menggambarkan, banyak agen yang
‘hilang’ di tengah jalan untuk mencari pekerjaan baru. Angka Turnover ini, dari
tahun ke tahun menjadi semakin mengkhawatirkan, karena pihak kantor agensi
harus terus menerus melakukan proses rekrutemen dan pelatihan yang cukup
menyita sumber daya manusia dari kantor agensi. Bukan hanya itu, agen yang
tiba-tiba keluar akan sangat mengganggu pencapaian kinerja tim, baik dari nilai
penjualan (API/ Annual Premium Income), persentase persistensi, dan jumlah
agen (manpower).
Gambar 1.4.
Turnover Agen di 5 kantor pada tahun 2015
127
83 92
30
151
79 86
70
19
121 117
81 83
34
145
10
Universitas Kristen Maranatha
Dari diagam diatas, dapat dillihat bahwa meskipun kantor-kantor cabang
yang diteliti secara rutin melakukan rekrutmen sepanjang tahun, jumlah agen yang
bertahan sampai akhir tahun untuk cabang tersebut hampir sama seperti tahun
sebelumnya, bahkan lebih rendah jumlahnya. Artinya, sebagian besar karyawan
yang direkrut, justru memiliki turnover di tahun pertama.
Tingginya tingkat turnover ini, menggambarkan agen asuransi sebagai
pekerjaan yang sangat menantang. Hal ini terjadi karena masyarakat memandang
asuransi masih sebagai produk yang tidak riil atau tidak kelihatan (intangible).
Maka sudah menjadi kewajiban bagi para agen untuk menghilangkan stigma
masyarakat yang buruk terhadap asuransi (Susanto, 2008; 57). Selain itu, adanya
berbagai kejadian yang dilakukan oleh aknim agen asuransi maupun perusahaan
asuransi yang merugikan kliennya, merupakan stigma sosial tersendiri yang harus
dihadapi oleh para agen baru. Masalah paling umum yang dialami pada agan
asuransi, adalah takut ditolak. Meskupun ada yang mengatakannya dengan terus
terang, dan ada yang tidak. Takut ditolak, rata-rata dialami oleh para agen baru
11
Universitas Kristen Maranatha
Gambar 1.5.
Masalah yang biasa dialami sebagai Agen asuransi
Dari hasil wawancara dengan 20 orang agen aktif mengenai masalah yang
biasa dialami, maka sebanyak 47% mengungkapkan karena mereka ditolak oleh
calon klien. Sebanyak 16% mengungkapkan bahwa mereka sulit untuk
mendapatkan referensi, sebanyak 16% mengungkapkan bahwa mereka tidak atau
belum mengenal produk, 11% karena merasa belum/tidak terampil dalam
melakukan prospek, dan 10% mengungkapkan bahwa mereka belum/tidak
dipercayai oleh calon klien.
47%
16% 10%
16%
11%
12
Universitas Kristen Maranatha
Gambar 1.6.
Penghayatan aktivitas kerja sebagai agen asuransi
Dari hasil wwawancara antara peneliti dengan para agen asuransi, peneliti
menemukan bahwa 60% responden yang diteliti mengungkapkan bahwa aktivitas
kerja sebagai seorang agen asuransi merupakan aktivitas yang sulit untuk
dilakukan, sementara, 25% mengungkapkan mereka sudah terbiasa dengan
aktivitas/kegiatan kerja yang dilakukan sebagai aktivitas sehari-hari, sehingga
merasa biasa saja. Sementara, 15% mengungkapkan bahwa hal yang dilakukan
merupakan aktivitas yang mudah. Hal ini berarti lebih dari separuh responden
yang diteliti memknakan aktivitas kerja yang dilakukan di Prudential sebagai
aktivitas yang sulit untuk dilakukan.
Hal ini, menunjukkan, bahwa kegiatan kerja sebagai pada para agen asuransi
di PT. Prudential Life Assurance, di kota Bandung, membutuhkan adanya
60% 15%
25%
13
Universitas Kristen Maranatha Resilience at Work. Maddi dan Khoshaba (2005) mengungkapkan, Resilience at
Work adalah pola tertentu dari sikap dan keterampilan yang membantu seorang
individu menjadi tangguh, dengan dapat bertahan dan berkembang di bawah
tekanan. Hal ini dapat dilihat dari 3 komponen Resilience at work, yaitu komitmen
(commitment), kontrol (control), dan tantangan challange) yang dikenal dengan
3C. Jika seorang agen asuransi di PT. Prudential Life Assurance kuat dalam
Resilience at Work, mereka akan memiliki keyakinan (belief) bahwa , sebagai kali
menghadapi kesulitan dalam kegiatan kerja, mereka akan lebih terlibat dengan
orang-orang dan keadaan di sekitarnya (komitmen) daripada keluar, tetap
berusaha untuk mengendalikan hasil kerja meski berada di bawah tekanan
(kontrol) daripada menyerah begitu saja, dan mencoba untuk menemukan diri
sendiri dan orang lain dalam lingkungan kerja (tantangan) daripada meratapi
nasib saja. Ketiga hal ini, akan didukung dengan adanya kemampuan untuk
menyesaikan masalah (problem solving) dan dukungan dari orang lain dalam
lingkungan seseorang. Artinya, semakin besar Resilience at Work yang dimiliki
oleh para agen asuransi di PT. Prudential Life Assurance, maka akan semakin
besar keyakinan mereka untuk dapat menghadapi berbagai tantangan yang muncul
14
Universitas Kristen Maranatha
Gambar 1.7.
Gejala stress dalam lingkungan kerja
Di sisi lain, para agen asuransi di PT. Prudential Life Assurance, akan
merasakan adanya berbagai tekanan yang dialami dalam kegiatan kerja sebagai
stress kerja. Dari hasil wawancara, peneliti menemuukan bahwa sebagian besar
responden yang diteliti, merasa baha mereka menjadi lebih mudah dalam merasa
cemas (40%), pada saat melaksanakan aktivitas bekerja dalam lingkungan sebagai
agen asuransi. Sebanyak 25% dari responden merasa bahwa mereka menjadi
lebih sulit berkonsentrasi, dan 20% mengeluh merasakan ada pola makan yang
berubah. Sebanyak 10% merasa mereka menjadi sulit tidur, dan 5% merasakan
tidak ada gejala apa-apa yang dialami dalam bekerja. Hal ini berarti, para
responden yang diteliti, menghayati adanya tekanan yang muncul sebagai akibat
dari aktivitas bekerja yang dilakukan.
10%
40%
20% 25%
5%
15
Universitas Kristen Maranatha
Stress kerja, berdasarkan teori job demand-control dari Karasek dan
Theorell (1990) mengungkpakan bahwa bahwa setiap lingkungan kerja dapat
dicirikan dalam kombinasi dari dua dimensi, yaitu tuntutan pekerjaan secara
psikologis (job demand) dan kendali yang dimiliki oleh individu untuk dapat
menyelesaikan tuntutan tersebut (job controls). Dalam penelitian ini, sebagai
tuntutan kerja yang tinggi cenderung menyebabkan tingkat stres yang tinggi pada
para agen asuransi di PT. Prudential Life Assurance, namun derajat kendali yang
tinggi, akan dapat menjadi penyangga (buffer) bagi tingkat stress yang dialami,
ager tidak merusak bagi individu. Dalam persepsi ini, para agen asuransi di PT.
Prudential Life Assurance akan menilai mengenai atau tuntutan kerja yang
dimiliki dalam kegiatan kerja, dan akan menilai juga dimensi kendali yang mereka
miliki dalam jabatan mereka saat ini. Pekerjaan-pekerjaan yang stressful, adalah
pekerjaan yang memiliki tuntutan tinggi (misalnya dalam bentuk target kerja),
namun tidak didukung oleh aspek kendali yang besar untuk dapat mendorong
16
Universitas Kristen Maranatha
Gambar 1.8.
Penghayatan ingin keluar sebagai agen asuransi
Peneliti menanyakan, apakah pernah terlintas di pikiran responden untuk
keluar atau berhenti bekerja sebagai agen asuransi dalam satu tahun terakhir.
Dari hasil wawacara, peneliti menemukan bahwa sebagian besar (65%)
mengunkapkan bahwa mereka pernah ingin keluar. Sementara, sebanyak 25%
mengungkapkan mereka tidak ingin keluar, dan 10% mengungkapkan mereka
merasa ragu-ragu dalam menjalankan aktivitas kerjanya. Hal ini menggambarkan
adanya variasi dalam bentuk Turnover intention yang dimiliki, yang
menggambarkan keinginan atau kecenderungan untuk berhenti bekerja secara
sukarela, didasarkan pada berbagai penilaian yang dimiliki oleh individu terhadap
situasi kerjanya. Tett dan Meyer (1993) dalam Wang et.al (2010) mendefiniskan
Turnover intention sebagai kesadaran dalam diri seseorang untuk meninggalkan
organisasi yang ada saat ini, atau dengan kata lain, seorang pekerja berusaha
65% 25%
10%
17
Universitas Kristen Maranatha
untuk mencari kesempatan kerja yang baru. Zeffane (2003), mendefinisikan juga
Turnover intention sebagai kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti
bekerja dari pekerjaannya secara sukarela menurut pilihannya sendiri. Para agen
asuransi di PT. Prudential Life Assurance akan memiliki kecenderungan tersendiri
untuk mengundurkan diri atau berhinti beraktivitas sebagai seorang agen, dan hal
ini dimunculkan sebagai hasil penilaian terhadap kegiatan kerja yang sudah
dilakukan saat ini. Artinya, ada agen asuransi di PT. Prudential Life Assurance
yang memiliki niatan (intention) untuk keluar yang besar, ada pula yang tidak
memiliki niatan untuk keluar dari organisasi, berdasarkan penilaian mereka
terhadap kegiatan kerja yang sudah dilakukan saat ini.
Gambar 1.9.
Merasa mampu mencapai kinerja yang diharapkan
Pertanyaan berikutnya, peneliti menanyakan kepad para responden, apakah
mereka merasa mampu mencapai terget yang diharapkan dari perusahaaan.
Sebayak 50% dari responden mengunkapkan bahwa mereka merasa ragu-ragu
25%
25% 50%
18
Universitas Kristen Maranatha
akan mempu mencapai target tahunan. Sebanyak 25% mengungkapkan bahwa
mereka yakin, dan sebanyak 25% mengungkapkan bahwa mereka tidak yakin.
Pada akhirnya, berbagai variabel yang diteliti, akan memunculkan kinerja
yang dimiliki oleh para agen asuransi di PT. Prudential Life Assurance. Menurut
Robbins (2001), Kinerja merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerja dalam
pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan.
Artinya, pada akhirnya, para agen asuransi harus memunculkan suatu bentuk
kinerja yang baik, dan dapat dinilai oleh pihak perusahaan sebagai hasil akhir dari
kegiatan kerja yang dinilai. Dalam kegiatan kerja sebagai seorang agen asuransi
di PT. Prudential Life Assurance, kinerja menjadi suatu hal yang sangat penting,
karena akan berpengaruh terhadap komisi yang akan diterima para agen setiap
bulan, promosi, dan penghargaan (reward) yang akan diterima oleh para agen.
Untuk itu, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian, mengenai
analisis pengaruh resilience at work, stress kerja, Turnover intention, dan Kinerja
pada para agen asuransi di PT. Prudential Life Assurance di kota Bandung.
1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Kegiatan kerja sebagai sorang Agen Asuransi di PT. Prudential Life
Assurance, kota Bandung, memiliki berbagai permasalahan dan tantangan yang
harus dihadapi oleh apra agen, untuk dapat bertahan, dan sukses dalam profesi
yang mereka jalani saat ini. Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan oleh
peneliti, berbagai permasalahan yang terjadi ini muncul sebagai bagian
19
Universitas Kristen Maranatha
agen asuransi harus dapat membuat janji temu, dan presentation, dimana para
agen asuransi harus dapat memberikan solusi pada berbagai masalah keuangan,
terutama melalui produk-produk asuransi yang ditawarkan dari perusahaan yang
ia miliki.
Karena itu, ketika melakukan aktivitas kerjanya, seorang Agen Asuransi,
harus memiliki kekuatan internal dalam mengatasi berbagai masalah yang terjadi
dalam lingkungan kerja, dan dapat bertindak produktif dan menyelesaikan
berbagai masalah tersebut. Kamampuan itulah yang didefinsiikan sebagai
Resilience At Work yang dimiliki oleh para agen asuransi. Dengan Resilience at
Work dengan derajat yang tinggi dalam lingkungan kerjanya, seorang agen
asuransi akan merasa, bahwa mereka memiliki aspek Commitment, yang
meruapkan kemampuan untuk dapat menyelesaikan berbagai permasalahanyang
terjadi, dan tidak pergi dari aktivitas kerja yang sedang dilakukan. Control, yang
berarti para agen asuransi merasa, bahwa tindakan dan kegiatan yang dilakukan
memiliki kekuatan untuk menentukan hasil kerja yang dilakukan, dan Challange,
dimana para agen asuransi merasa bahwa tantangan ayng dialami dalam
lingkungan kerja, bukan sebagai gangguan, namun sebagai tantangan. Selain
keberadaan ketiga komponen HardiAttitudes ini, para agen asuransi juga
diharapkan dapat memiliki Resilience At Work yang tinggi dalam lingkungan
kerjanya, yang dapat membantu pencapaian kinerja sesuai yang diharapkan.
Di sisi lain, para responden akan mengartikan berbagai situasi yang terjadi
dalam lingkungan kerjanya sebagai sebuah stressor, terutama kejadian-kejadian
20
Universitas Kristen Maranatha Stressor yang terjadi dalam lingkungan kerja sebenarnya bersifat netral, dan tidak
serta merta langsung mengancam diri para agen asuransi, namun melalui proses
pemaknaan kognitif yang terjadi dalam diri para agen asuransi. Para agen
asuransi, dapat melihat berbagai aktivitas kerja dan masalah yang terjadi dalam
lingkungannya melalui dua dimensi, yaitu tuntutan dan rentang kendali yang
dimiliki. Tuntutan, adalah penilaian para agen asuransi mengenai seberapa
penting kegiatan kerja yang dilakukan bagi diri dan pekerjaannya, dan rentang
kendali adalah penilaian para agen asuransi mengenai seberapabesar kekuatan
yang dimiliki untuk dapat menghasilkan hasil kerja yang diinginkan.
Pekerjaan-pekerjaan yang Stressful (dapat memunculkan stress kerja), adalah pekerjaan yang
dirasakan memiliki aspek Tuntutan yang tinggi, namun tidak diimbangi adanya
aspek Rentang Kendali yang besar. Semakin besar deajat stress kerja yang
dialami oleh responden, akan mendorong munculnya perilaku kerja yang tidak
efektif, dan pada akhirnya aka menurunkan kinerja yang dimiliki oleh para agen.
Setiap karyawan, akan memiliki Turnover intention, yang didefinisikan
sebagai niat atau keinginan yang dimiliki para responden untuk keluar dari
kegiatan kerja yang bersangkutan. Pada saat para responden memiliki tingkat
Turnover intention yang besar, maka mereka akan memiliki kecenderungan untuk
memiliki keinginan dan perencanaan untuk keluar dari aktivitas kerja sebagai
Agen Asuransi. Sebaliknya, jika para responden agen asuransi ingkat Turnover
intention yang lebih Rendah dimana para responden akan tetap bertahan dalam
21
Universitas Kristen Maranatha
Assurance, dan dapat mendorong kinerja yang baik, sesuai dengan harapan yang
dimiliki oleh perusahaan.
Pada akhirnya, seluruh aktivitas kerja yang dilakukan, akan berorientasi
pada hasil kerja, yang disebut sebagai Kinerja Karyawan. Kinerja Karyawan,
merupakan sebuah penilaian objektif mengenai hasil kerja yang dilakukan oleh
responden, yang menggambarkan apa saja hasil yang telah dicapai dalam suatu
jangka waktu tertentu. Dalam PT. Prudential Life Assurance Indonesia, penilaian
kinerja dilakukan secara kuantitatif, dalam bentuk Jumlah API (Annual Premium
Income), Persentase Persistensi (jumlah Premi lanjutan yang dibayarkan kembali),
dan Jumlah Agen yang direkrut (jika agen asuransi sudah naik ke tingkat
selanjutnya), yang dijadikan sebagai patokan untuk komisi, kontes, dan berbagai
hadiah lainnya bagi para agen asuransi. Secara umum, para responden Agen
Asuransi, dapat memiliki berbagai variasi dalam Kinerja yang dimiliki, yang
dapat muncul sebagai konsekuensi atau kontribusi dari berbagai variabel
sebelumnnya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan pemasalahan sebagai berikut:
1) Seberapa besar Resilience at Work pada para agen asuransi di PT.
Prudential Life Assurance, di kota Bandung
2) Seberapa besar stress kerja pada para agen asuransi di PT. Prudential Life
Assurance, di kota Bandung
3) Seberapa besar Turnover intention para agen asuransi di PT. Prudential
22
Universitas Kristen Maranatha
4) Seberapa besar Kinerja pada para agen asuransi di PT. Prudential Life
Assurance, di kota Bandung
5) Seberapa besar Resilience at Work, stress kerja, dan Turnover intention
berpengaruh pada Kinerja pada para agen asuransi di PT. Prudential Life
Assurance, di kota Bandung
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang dibuat di atas, maka penelitian
ditujukan untuk dapat mengkaji dan menganalisa variabel-variabel sebagai
berikut:
1) Untuk mengetahui seberapa besar derajat Resilience at Work pada para
Agen asuransi di PT. Prudential Life Assurance, di kota Bandung
2) Untuk mengetahui seberapa s seberapa besar derajat stress kerja pada
para agen asuransi di PT. Prudential Life Assurance, di kota Bandung
3) Untuk mengetahui seberapa s seberapa besar derajat Turnover intention
pada pada para agen asuransi di PT. Prudential Life Assurance, di kota
Bandung
4) Untuk mengetahui seberapa signifikan pengaruh Resilience at Work,
stress kerja, dan Turnover intention terhadap kinerja pada para agen
23
Universitas Kristen Maranatha
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1.Kegunaan dalam pengembangan ilmu
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menajdi masukan dalam ilmu
manajemen, terutama manajemen sumber daya manusia dan perilaku
organisasi, khususnya yang berkaitan dengan kajian reslience at wor,
stress kerja, Turnover intention, dan hubungannya dengan kinerja para
pekerja, sehinnga dapat diaplikasikan secara praktis.
2) Memberikan masukan kepada peneliti selanjutnya, yang berkaitan
dengan variabel-variabel yang diteltiti, sehingga dapat dilihat
kontribusi faktor-faktor penentu kinerja dengan variabel lain yang
dapat berpengaruh.
1.4.2. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi:
1) Pihak perusahaan, dalam penelitian ini PT. Prudential Life Assurance
Indonesia, untuk dapat mendorong munculnya pola-pola kerja yang dapat
mendukung kinerja yang optimal pada para karyawan
2) Pihak kantor agensi, yang dipimpin oleh Agency manager, untuk dapat
melakukan berbagai hal yang dapat meningkatkan kinerja para agen
asuransi di PT. Prudential Life Assurance, di kota Bandung
3) Pihak Leader sebagai pimpinan langsung para agen asuransi di PT.
Prudential Life Assurance, di kota Bandung, untuk dapaat memacu
24
Universitas Kristen Maranatha intention, dan dapat memunculkan kinerja yang baik pada para agen
asuransi.
1.5. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Bagian ini berisi latar belakang peneliti untuk dapat mengajukan judul
penelitian dan identifikasi masalah, selain itu membahas tujuan, manfaat,
dan sistematika penelitian.
BAB II Tinjauan Kepustakaan
Bagian ini berisi kajian atas teori-teori yang digunakan dan hasil dari
penelitian-penelitian serupa yang telah dilakukan sebelumnya
BAB III Rerangka Pemikiran, Model dan Hipotesis Penelitian
Bagian ini menjelaskan kerangka penelitian yang digunakan, juga model
dan hipotesis penelitian yang digunakan.
BAB IV Metode Penelitian
Bagian ini menjelaskan mengenai metodologi penelitian dan sampling,
juga teknik analisis yang digunakan
BAB V Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dalam bagian ini, peneliti akan memaparkan hasil penelitian yang sudah
diolah secara statistik
BAB VI Kesimpulan dan Saran
Dalam bagian ini, peneliti akan menyampaikan kesimpulan dan saran yang
123 Universitas Kristen Maranatha BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diungkapkan pada bagian selanjutnya, maka peneliti dapat menyimpulkannya sebagai berikut:
1. Agen Asuransi memiliki Resilience at work dengan derajat yang tinggi Hal ini berarti, Resilience at work yang ditunjukkan dalam lingkungan kerja masih bersifat situasional, dan tidak ditampilkan setiap saat.
2. Agen Asuransi memiliki Stress Kerja dengan derajat yang rendah dalam kegiatan kerja yang dilakukan sebagai Agen Asuransi.
3. Agen Asuransi memiliki Turrnover Intention dalam dengan derajat yang rendah dalam kegiatan kerja yang dilakukan sebagai Agen Asuransi saat ini
4. Agen Asuransi dapat dianggap memiliki kinerja dengan derajat yang tinggi, bahwa kinerja yang mereka tampilkan dalam lingkungan kerja sudah cukup baik.
124 Universitas Kristen Maranatha Sementara, penambahan satu nilai untuk Resilience at Work akan meningkatkan nilai Kinerja Karyawan sebesar .222.
6. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Stress Kerja dengan Kinerja karyawan pada para agen asuransi PT. Prudential Life Assurance di kota Bandung sebesar 10.5%. pada saat Stress Kerja memiliki nilai nol, maka Kinerja Karyawan memiliki nilai sebsar 3.894. Sementara, penambahan satu nilai untuk Stress Kerja akan mengurangi nilai Kinerja Karyawan sebesar .443. Dengan demikian, semakin besar Stress Kerja yang dialami oleh para responden, maka akan semakin rendah Kinerja Karyawan yang ditampilkan.
7. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Turnover intention dengan Kinerja karyawan pada para agen asuransi PT. Prudential Life Assurance di kota Bandung. Pengaruh yang ada dapat diabaikan, karena hanya sejumlah sebesar 0.1%
8. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Resilience at Work, stress kerja, dan Turnover intention dengan Kinerja karyawan pada para agen asuransi PT. Prudential Life Assurance di kota Bandung sebesar 19.8%. Peneliti menemukan persamaan regresi sebagai berikut:
� � � �� �� �
= . + . × � � �� � � + .
× � � � − . × � �� �
125 Universitas Kristen Maranatha pada saat semua variabel lain memiliki nilai nol, maka Kinerja
Karyawan memiliki nilai sebesar 3.114.
penambahan satu nilai untuk Resilience at Work akan menambah
nilai Kinerja Karyawan sebesar .224
penambahan satu nilai untuk Turnover intention akan menambah
nilai Kinerja Karyawan sebesar .090
penambahan satu nilai untuk Stress Kerja akan mengurangi nilai
Kinerja Karyawan sebesar .480
5.2. KETERBATASAN PENELITIAN
Dalam penelitian ini, peneliti memiliki keterbatasan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian yang didapatkan, merupakan gambaran pada para sampel agen asuransi, yang memiiki pendapatan yang bersifat commission base. Hal ini berarti, kinerja yang ditampilkan oleh para responden merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gaji. Untuk itu, hasil penelitian ini hanya dapat mewakili profesi-profesi yang bersifat commison base juga.
2. Hasil penelitian ini diarahkan pada para responden dengan status agen (agency), dimana mereka merupakan bagian yang dapat bertindak mandiri dalam ruang lingkup kerjanya, dan berbeda dengan karyawan tetap yang terikat secara kontekstual terhadap perusahaan.
126 Universitas Kristen Maranatha Independen Variabel dan Dependen Variabel saja, sedangkan masih terdapat berbagai variabe yang dapat memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kinerja yang diteliti
5.3. SARAN
5.3.1. Saran Teoretis
1. Peneliti menyarankan pada peneliti selanjutnya untuk dapat menggunakan metode statistik yang dapat digunakan untuk mengukur mengaruh moderasi atau intermediasi antara variabel-variabel yang diteltiti dengan teknik perhitungan yang lebih mutkhir, seperti pengujian model dengan menggunakan SEM (Structural Eqution Modelling), sehingga interaksi antar variabel yang dapat diteliti menjadi lebih akurat pengukurannya
2. Peneliti menyarankan pada peneliti sleanjutnya untuk dapat melakukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar dan lebih beragam, yang diarahkan pada para karyawan (employee) selain agen (agency) yang sudah peneliti lakukan. Dengan demikian, peneliti selanjutnya dapat melihat pengaruh kebijakan perusahaan dalam memperlakukan karyawan tetap (employee) dalam variabel-variabel yang diteliti
127 Universitas Kristen Maranatha beragam, sehingga pengaruh antara variabel dapat dipastikan dengan lebih akurat
4. Peneliti menyarankan pada peneliti selanjutnya untuk dapat menguji pengaruh antarvariabel dengan teknik longitudinal, dimana pengambilan data dilakukan dalam selang waktu tertentu, sehingga peneliti selanjutnya dapat melihat bagaimana lama kerja dan tingkat jabatan dari responden dapat mempengaruhi variabel-variabel yang diteliti.
5.3.2. Saran Praktis
1. Stress kerja memiliki pengaruh negatif yang besar dalam mempengaruhi kinerja agen asuransi di PT. Prudential Life Assurance, di kota Bandung. Penelit menyarakan kepada perusahaan untuk dapat menekan tingkat stress yang muncul dalam aktivitas kerja sebagai seorang agen asuransi dengan rutin memberikan Coaching untuk dapat menjaga kinerja pada agen yang sudah baik, dan melakukan Counselling, terutama pada para agen asuransi yang merasa bahwa kegiatan kerja sebagai agen asuransi memunculkan konflik dalam kegiatannya sehari-hari. Harapannya, dengan semakin kecil stress kerja yang dimiliki oleh para agen asuransi, maka akan meningkatkan kinerja yang mereka miliki.
128 Universitas Kristen Maranatha memiliki komitmen kerja yang baik, merasa bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mengendalikan hasil kerja yang dimiliki, dan dapat menganggap berbagai masalah yang terjadi ketika menjalankan tugas sebagai agen asuransi sebagai tantangan, dan bukan hambatan. Dengan demikian, para Leader dapat mengembangkan munculnya Resilience at Work yang positif dalam diri para agen asuransi. Dengan meningkatnya Resilience at Work, diharapkan para agen asuransi dapat memunculkan
134 DAFTAR KEPUSTAKAAN
Amin Widjaja Tunggal, Outsourcing Konsep dan Kasus, Jakarta: Harvarindo, 2008
Anwar Prabu Mangkunegara (2002) Manajemen Sumber Daya Manusia (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002
Bhatnagar, Yotsna, (2012) Management of innovation: role of psychological empowerment, work engagement and turnover intention in the Indian context. The International Journal of Human Resource Management Volume 23, Issue 5, 2012 , pp 928-951
Chaplin, JP (2004) Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa
Christian Vandenberghe*, Alexandra Panaccio and Ahmed Khalil Ben Ayed, Continuance commitment and turnover: Examining the moderating role of negative affectivity and risk aversion, Journal of Occupational and Organizational Psychology, Volume 84, Issue 2, pages 403–424, June 2011
Chun Hui, Alfred Wong and Dean Tjosvold, (2007), Turnover intention and performance in China: The role of positive affectivity, Chinese values, perceived organizational support and constructive controversy, Journal of Occupational and Organizational Psychology Volume 80, Issue 4, The British Psychological Society pages 735–751, December 2007
Dessler, Gary. Human Resource Management. Upper Saddle River, N.J.: Prentice Hall, 2003. Print.
Dian Wijayanto (2012), Pengantar Manajemen Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Ellen F. Jackofsky, (1984), Turnover and Job Performance: An Integrated Process Model, ACAD MANAGE REV January 1, 1984 9:1 pp.74-83
Fernando Jaramillo, Jay Prakash Mulki & Paul Solomon, The Role of Ethical Climate on Salesperson’s Role Stress, Job Attitudes, Turnover Intention, and Job Performance, The Role of Ethical Climate on Salesperson’s Role Stress, Job Attitudes, Turnover Intention, and Job Performance
Fang, Yongqing, Baba, Vishwanath, (1993), Stress and Turnover Intention, International Journal of Comparative Sociology, Volume 34, Issue 1, pages 24 – 38
Flippo, Edwin (2000), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta
135 Ghozali, Imam (2011) Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 19 (edisi lima) Semarang: Universitas Diponegoro
Grant Kent, David W. Cravens, George S. Low and William C. Moncrief, 2001, “The Role of Satisfaction With Territory Design on the Motivation, Attitudes, and Work Outcomes of Salespeople,”Journal of the Academy of Marketing Science, Volumen 29, No. 2, P. 165-178
Grotberg, Edith. (1999). Countering depression with the five building blocks of resilience. Reaching Today's Youth 4(1, Fall): 66-72.
James B. Avey, Fred Luthans and Susan M. Jensen, (2009) Psychological capital: A positive
resource for combating employee stress and turnover, Human Resource Management Volume
48, Issue 5, pages 677–693
Jogiyanto, (2010), Analisis & Disain, Yogyakarta: Penerbit Andi
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, diakses pada 12 Juni 2015
Karasek R (1979). "Job Demands, Decision Latitude and Mental Strain." Administrative Science Quarterly 24: 285-305.
Karasek, R. A., & Theorell, T. (1990). Healthy work: stress, productivity and the reconstruction of working life. New York: Basic Books.
Maddi, S.R. (2005). Resilience at work: How to succeed no matter what life throws at you. New York, NY: Amacom.
Manurung, Adler Haymans.2008.Financial Planner: Panduan Praktis Mengelola Keuangan
Keluarga. Jakarta: Penerbit Buku Kompas
Mondy, R. W., Noe, R. M., Premeneaux, S. R. 1993. “Human Resource anagement”. Massachucetts :Allyn and Bacon.
Mor Barak, M.E., Levin, A., Nissly, J.A., Lane, C.J. (2006). Why do they leave? Modeling child welfare workers’ turnover intentions. Children and Youth Services Review, 28, 548-577.
Muthohari, Nisrina.2012.Panduan Praktis membeli & Menjual Asuransi, Yogyakarta: Buku
Pintar
Reivich, K & Shatte, A.2002The resilience factor; 7 essential skills for overcoming life’s inevitable obstacles. New York: Broadway Books, New York.
136 Robbins, Stephen P. (2001) Organizational Behavior. Prentice Hall, New York
Ronan Carbery, Thomas N. Garavan, Fergal O'Brien, Joe McDonnell, (2003) "Predicting hotel managers’ turnover cognitions", Journal of Managerial Psychology, Vol. 18 Iss: 7, pp.649 – 679
Sarafino, Edward. P, 2002. Health Psychology Biopsychological Interaction. 2nd ed. New John Wiley and Sons Inc.
Stoner, Charles Wankel (2010). Perencanaan & Pengembalian Keputusan Dalam
Manajemen, Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Solihin, Ismail (2009) Pengantar Manajemen Jakarta: Erlangga
Subekti (1977) Aneka Perjanjian, Bandung : Alumni Bandung
Susanto, Heru.2008.Menjual Asuransi itu Gampang!.Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer
Sugiyono (2010) Metode penelitian kuantitatif kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta
Sugiyono (2011) Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Wang, H., Law, K. S., Wang, D. X., & Chen, Z. X. (2005). Leader-member exchange as a mediator of the relationship between transformational leadership and followers‟ performance and organizational citizenship behavior. Academy of Management Journal,
48(3), 420–432.
137 DAFTAR REFERENSI
http://www.infobanknews.com/2015/03/pendapatan-premi-asuransi-jiwa-rp16776-triliun/
http://keuangan.kontan.co.id/news/asing-kuasai-pertumbuhan-premi-asuransi
http://www.neraca.co.id/article/28575/merek-asing-kuasai-pasar-indonesia
http://finansial.bisnis.com/read/20150112/215/390137/penetrasi-asuransi-ditargetkan-naik-20
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150616120747-92-60294/premi-prudential-tumbuh-20-persen-saat-ekonomi-indonesia-lesu/
http://www.riauterkini.com/usaha.php?arr=32712
http://www.prudential.co.id/corp/prudential_in_id/header/press/pressreleases/2015/20150430. html
http://intisari-online.com/read/inilah-perusahaan-asuransi-terbesar-di-indonesia-menurut-aaji