• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Perbandingan Intention Melakukan Pendalaman Alkitab pada Mahasiswa Kristen di Universitas "X" dan Universitas "Y" di Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Perbandingan Intention Melakukan Pendalaman Alkitab pada Mahasiswa Kristen di Universitas "X" dan Universitas "Y" di Bandung."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

x

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perbandingan

Intention untuk melakukan pendalaman Alkitab pada mahasiswa Kristen di

universitas “X” dan “Y”. Pemilihan sampel menggunakan metode

purposive

sampling dan sampel penelitian ini berjumlah

128

orang di Universitas “X”, dan

berjumlah

112

orang di Universitas “Y”.

Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang dibuat oleh peneliti,

mengacu pada teori Planned Behavior dari Ajzen, yang terdiri dari

pernyataan-pernyataan

untuk

menjaring

Intention

dan

determinan-determinannya.

Berdasarkan hasil uji validitas menggunakan Pearson dan uji reliabilitas

menggunakan rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach, kuesioner dengan

keseluruhan berjumlah keseluruhan 52 item, diterima dengan validitas berkisar

antara 0.301 – 0.803 dan reliabilitas berkisar antara 0.806 – 0.834.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh perbedaan Intention, dan 3

determinannya yaitu Attitude Toward the Behavior, Subjective Norms, dan

Perceived Berhavioral Control antara mahasiswa Kristen di Universitas “X”

dengan mahasiswa Kristen di Universitas “Y”.

Peneliti mengajukan saran kepada peneliti lain yang tertarik meneliti

mengenai Intention agar mengeksplorasi lebih mendalam dan spesifik data

penunjang yang ada sehingga dapat terlihat jelas pengaruhnya pada Intention.

Selain itu kepada pembina Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) untuk dapat

memberikan pembinaan mengenai Intention dan 3 determinannya sebagai sarana

untuk mendorong mahasiswa Kristen melakukan pendalaman Alkitab, dan

mendorong mahasiswa Kristen untuk mengikuti pembinaan yang diadakan

(2)

This research aims describe the comparison Intention to conduct Bible

Studies of the Christian students in University "X" and "Y". The sample selection

using purposive sampling method and sample of this research were 128 people at

the University "X", and 112 people at the University "Y".

The measurement tools which is used questionnaires made by the

researcher, referring to the theory of Planned Behavior of Ajzen, consisting of

statements to encompass Intention and its determinants. Based on test’s results

using Pearson's validity and reliability test using Cronbach’s formula, the whole

52 items were accepted with validation range between 0.301-0.803 and with

reliability ranged between 0.806-0.834.

Results showed that obtained difference Intention, and its 3 determinant,

which is Attitude Toward the Behavior, Subjective Norms, and Perceived Control

Berhavioral between Christian students at the "X" University with Christian

students at the "Y" University.

Suggestion for other researchers who are interested in studying the

Intention in order to explore more in-depth and specific supporting data so it can

be seen that there is a cleary its influence on Intention.To the Community of

Christian Students (PMK) can provide guidance on Intention and its 3

determinant as a means to encourage Christian students Bible study, and

encourage Christian students to follow the guidance that was held Perkantas and

(3)

xii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ………i

LEMBAR PENGESAHAN

………ii

PERNYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN...………..iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN………...iv

KATA PENGANTAR ………..………..v

ABSTRAK...………viii

ABSTRACK...………...ix

DAFTAR ISI………x

DAFTAR TABEL……….………....xiv

DAFTAR BAGAN……….………xv

DAFTAR LAMPIRAN...………..………xvi

BAB I PENDAHULUAN...………....1

1.1 Latar Belakang Masalah………...…………...1

1.2 Identifikasi Masalah ……….…………...8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ……….…………...9

1.3.1 Maksud Penelitian……….…………...9

1.3.2 Tujuan Penelitian.……….9

1.4 Kegunaan Penelitian…………...………...9

1.4.1 Kegunaan Teoritis………9

(4)

1.6 Asumsi ………..20

1.7 Hipotesis Penelitian ………21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..………....22

2.1 Teori

Planned Behavior

……...………...22

2.1.1 Pengertian

Planned Behavior

..………...………22

2.1.2

Intention..

………...23

2.1.3 Determinan-Determinan

Intention..

………...……24

2.1.3.1

Attitude Toward the Behavior

………...………24

2.1.3.2

Subjective Norms

………..…………26

2.1.3.3

Perceived Behavioral Control

………..…………27

2.1.4 Pengaruh Determinan- Determinan terhadap

Intention

………28

2.1.5 Hubungan Antar Determinan-Determinan

Intention

……….29

2.2 Periode Masa Dewasa Awal ………..…………30

2.2.1 Masa Dewasa Awal………..…………..30

2.2.2 Perkembangan Kognitif Masa Dewasa Awal …………..…………32

2.3 Pendalaman Alkitab

..

………...34

2.3.1 Pengertian………..……….34

2.3.2 Alasan Pentingnya Pendalaman Alkitab .……….36

2.4 Gambaran Kelompok Kecil ……….………...39

2.4.1 Pengertian………..……….39

(5)

xiv

Universitas Kristen Maranatha

2.4.3 Kurikulum Kelompok Kecil………..……….………40

2.4.4 Empat Komponen Kelompok Kecil ………..…….……….41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

………..43

3.1 Rancangan Penelitian………..43

3.2 Bagan Rancangan Penelitian………...43

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional……….44

3.3.1 Variabel Penelitian……….44

3.3.2 Definisi Operasional ……….44

3.4 Alat Ukur……….45

3.4.1 Alat Ukur

Planned Behavior

………45

3.4.2 Sistem Penilaian ………47

3.4.3 Data Pribadi dan Data Penunjang ………48

3.4.4 Validitas Alat Ukur ……….48

3.4.5 Reliabilitas Alat Ukur ………49

3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel………..50

3.5.1 Populasi Sasaran ………...50

3.5.2 Karakteristik Sampel ………51

3.5.3 Teknik Penarikan Sampel ……….51

3.6 Teknik Analisis Data ………..51

(6)

4.1

Gambaran Umum Subjek Penelitian...

……….55

4.2 Hasil Penelitian...………57

4.2.1 Uji Perbandingan Determinan....………..57

4.2.2 Uji Perbandingan Intention...………..59

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian...………..59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

………..67

5.1 Hasil Penelitian...……….67

5.2 Saran...………...……….68

5.2.1 Saran Teoretis...……….68

5.2.2 Saran Praktis...………..……….69

DAFTAR PUSTAKA………...71

DAFTAR RUJUKAN

………72

(7)

xvi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahap Perkembangan...32

Tabel 3.1 Tabel Alterrnatif Jawaban Alat Ukur...45

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Alat Ukur...47

Tabel 3.3 Bobot Penilaian...47

Tabel 4.1 Gambaran Subjek...56

Tabel 4.2 Tabel Uji Perbandingan Determinan...57

(8)
(9)

xviii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

KUESIONER PENGAMBILAN DATA

LAMPIRAN 2

KARAKTERISTIK RESPONDEN

LAMPIRAN 3

HASIL JAWABAN

LAMPIRAN 4

HASIL PERHITUNGAN VALIDITAS DAN

RELIABILITAS ALAT UKUR

INTENTION

DAN

DETERMINAN-DETERMINANNYA

LAMPIRAN 5

GAMBARAN HASIL

INTENTION

DAN DETERMINAN

LAMPIRAN 6

HASIL OUTPUT REGRESI SPSS

INTENTION

DAN

DETERMINAN-DETERMINAN

LAMPIRAN 7

HASIL OUTPUT

MANN-WHITNEY

SPSS

INTENTION

DAN DETERMINAN-DETERMINAN

LAMPIRAN 8

KISI-KISI ALAT UKUR

(10)

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk yang memiliki beragam kebutuhan, dan setiap

kebutuhan yang dimiliki manusia tersebut menurut J. P. Guilford, (Jalaluddin,2002)

dapat digolongkan ke dalam tiga jenis kebutuhan yang salah satunya ialah kebutuhan

akan agama. Melalui kebutuhan ini manusia terdorong untuk beragama yang

dimanifestasikan melalui perilaku keberagamaan seseorang sesuai dengan aturan

ataupun kaidah-kaidah dalam agama yang dianut. Menurut Robert Nuttin, (Jalaludin,

2002) dorongan beragama merupakan salah satu dorongan yang bekerja dalam diri

manusia sebagaimana dorongan-dorongan lainnya, oleh karena itu kebutuhan akan

agama ini menuntut adanya pemenuhan kebutuhan sehingga individu mendapat

kesejahteraan dan kedamaian.

Pemenuhan kebutuhan agama ini terwujud melalui perilaku keagamaan

seseorang terhadap agama yang dianutnya dengan mencari informasi dan pelayanan

dalam bidang kerohanian. Informasi dan pelayanan kerohanian bisa didapatkan di

institusi pendidikan seperti universitas-universitas yang memiliki lembaga pelayanan

kerohanian, salah satunya yaitu Universitas “X” yang memiliki Badan Pelayanan

(11)

2

Universitas Kristen Maranatha

Kerohanian (BPK) dimana dari badan tersebutlah didirikan Persekutuan Mahasiswa

Kristen (PMK).

Komunitas mahasiswa Kristen seperti PMK tidak hanya terdapat di

universitas yang memiliki nilai kristiani seperti di Universitas “X”, tetapi juga

terdapat di universitas lainnya. Sama dengan Universitas “X”, Universitas “Y” juga

memiliki komunitas mahasiswa Kristen yaitu Persekutuan Mahasiswa Kristen

(PMK), Kedua PMK yang ada di Universitas “X” dan Universitas “Y”, bekerja sama

dengan lembaga pelayanan diluar kampus, salah satu lembaga pelayanannya adalah

Perkantas. Perkantas bekerja sama dengan persekutuan disetiap fakultas di kedua

universitas dalam hal pengadaan buku materi, pengadaan pembicara, dan pembinaan

kerohanian, sehingga terdapat kesamaan materi dan sistem pembinaan, terutama

dalam kegiatan Pendalaman Alkitab (PA) di Kelompok Kecil (KK). Proses

pembinaan kerohanian KK itu sendiri terdiri dari 2-3 orang anggota dan seorang

pembimbing.

Pembimbing kelompok dikenal sebagai Pemimpin Kelompok Kecil (PKK),

dan anggotanya dikenal sebagai Anggota Kelompok Kecil (AKK). Berdasarkan

wawancara dengan salah seorang Staff Perkantas yang mendampingi persekutuan di

Universitas “X” dan Universitas “Y”, dikatakan bahwa untuk menjalankan visi PMK,

hal yang paling utama diperhatikan ketika seorang AKK akan menjadi PKK adalah

kualitas pertumbuhan rohaninya. Hal ini ditentukan dengan adanya hubungan yang

baik dengan Allah, yang salah satunya terlihat dari keaktifannya dalam melakukan

(12)

secara perseorangan maupun bersama agar kerohanian individu dapat tumbuh

dewasa. Tumbuh dewasa secara rohani maksudnya hidup menurut kehendak Allah

dengan mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, iman yang semakin

diteguhkan, dan hidup yang saleh. Melakukan Pendalaman Alkitab dengan rutin oleh

setiap mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil di persekutuan universitasnya, dan

menjadikannya sebagai gaya hidup yang dilakukan setiap hari, diharapkan mahasiswa

ketika sudah menjadi alumni, bukan lagi melakukan hal tersebut sebagai suatu

keharusan atau kewajiban yang dilakukan sebagai orang Kristen.

Berdasarkan wawancara dengan 5 orang AKK dan 5 orang PKK dari

persekutuan yang ada di Universitas “X” dan Universitas “Y”, mereka menyatakan

bahwa mereka mendapatkan manfaat dari melakukan pendalaman Alkitab secara

rutin antara lain : pemahaman tentang Alkitab bertambah, lebih termotivasi untuk taat

melakukan perintah di Alkitab, mendapatkan perasaan tenang dan damai dalam

menjalani aktivitas sehari-hari. Menurut Nelson Saragih (2008), istilah pendalaman

Alkitab digunakan untuk menunjukkan waktu di mana orang Kristen baik individu

maupun berkelompok membaca Alkitab, mendiskusikan, dan merenungkannya.

Adapun tujuannya adalah untuk menolong manusia agar lebih dekat dan lebih peka

terhadap Tuhannya, dengan demikian supaya pendalaman Alkitab dapat berjalan

dengan rutin dan memberikan manfaat bagi setiap mahasiswa di PMK, perlu adanya

dukungan dari universitas sendiri.

Universitas “X” secara khusus telah memberikan fasilitas ruangan bagi

(13)

4

Universitas Kristen Maranatha

tersebut tidak hanya ruangan khusus yang memang sudah diberikan untuk PMK,

tetapi juga berhak untuk meminjam ruang lain seperti ruangan kelas dan ruang teater,

ditambah dengan adanya Badan Pelayanan Kerohanian (BPK) mahasiswa PMK lebih

diprioritaskan

untuk

peminjaman

fasilitas

tersebut

dibanding

organinasi

kemahasiswaan lain yang harus mendapat ijin terlebih dahulu dari fakultas kemudian

ke administrasi, kemudahan dalam fasilitas ini ternyata tidak demikian di Universitas

“Y”, dianggap sama dengan organisasi kemahasiswaan yang lain maka akibatnya

PMK di Universitas “Y” harus berbagi fasilitas yang terbatas dengan organisasi lain,

tidak jarang hal ini membuat kegiatan rutin untuk pendalaman Alkitab menjadi

terganggu, seperti pemunduran waktu kegiatan, bahkan pembatalan kegiatan dan

tidak jarang kegiatan berjalan dengan beberapa fasilitas yang kurang seperti

audio

system

yang sering dipinjam terlebih dahulu oleh organisasi kemahasiswaan yang

lain.

Mahasiswa yang tergabung dalam komunitas PMK selain berelasi dengan

sesama anggotanya, mereka juga bersosialisasi dengan mahasiswa lain dikampusnya,

berdasarkan wawancara dengan salah seorang koordinator PMK disalah satu fakultas,

mengatakan bahwa tidak hanya temannya yang sama-sama Kristen saja yang

mengetahui mengenai kegiatan rutin PMK seperti pendalaman Alkitab, mahasiswa

lain yang bukan Kristen juga sudah umum dengan PMK dan terkadang mereka

memberikan dukungan kepada dirinya dan temannya sesama anggota PMK untuk

rutin mengikuti kegiatan PMK. Berbeda dengan yang terjadi di Universitas “Y”

(14)

bahwa dirinya dan teman sesama anggota PMK tidak mendapat dukungan dari

temannya yang bukan Kristen, meskipun mereka juga tahu mengenai kegiatan rutin

PMK seperti pendalaman Alkitab.

Skinner menjelaskan bahwa lingkungan yang memberikan penguatan positif

sebagai stimulus yang diikuti perilaku, cenderung meningkatkan kemungkinan bahwa

perilaku tertentu akan terulang. Berbeda dengan yang diharapkan dari penjelasan

Skinner tersebut, berdasarkan hasil survei terhadap 10 orang PKK di Universitas “X”

dan Universitas “Y”, sebanyak 100% dari PKK Universitas “X” mengaku melakukan

pendalaman Alkitab secara rutin dengan Kelompok Kecil-nya rata-rata empat kali

sebulan di tahun 2011, dan kemudian selama tahun 2012, tidak rutin melakukan

pendalaman Alkitab, bahkan 40% dari PKK tidak melakukannya sama-sekali hingga

tahun 2013. Keadaan ini berbeda dengan Universitas “Y” dimana 90% dari PKK

Universitas “Y” mengaku melakukan pendalaman Alkitab rutin dengan Kelompok

Kecil-nya rata-rata empat kali sebulan di tahun 2011, dan tetap rutin hingga tahun

2013.

Hasil dari rapat evaluasi Kelompok Kecil PMK tahun 2014 di Universitas“X”

dan “Y”, menunjukkan bahwa setiap PMK mengalami penurunan dalam keaktifan

anggotanya untuk melakukan pendalaman Alkitab, terlebih lagi kesulitan dalam

mencari anggota yang layak diangkat menjadi pengurus dikarenakan dianggap belum

dewasa secara rohani oleh masing-masing pengurus PMK, dari data evaluasi dan

(15)

6

Universitas Kristen Maranatha

(

Intention

) perilaku pendalaman Alkitab terhadap anggota PMK di universitas “X”

dan “Y”.

Niat dari mahasiswa PMK untuk melakukan pendalaman Alkitab di dalam

teori

Planned Behavior

(Ajzen, 1991) disebut dengan

Intention

. Ada 3 determinan

yang mempengaruhi

Intention

, yaitu : pertama

Attitude toward the behavior

adalah

sikap menyenangkan atau tidak menyenangkan mahasiswa untuk melakukan

pendalaman Alkitab berdasarkan evaluasi dari konsekuensi melakukan pendalaman

Alkitab. Kedua

subjective norms

adalah persepsi mahasiswa mengenai dukungan

orang tua, teman-teman persekutuan, untuk menganjurkan atau tidak menganjurkan,

mendukung atau tidak mendukung dalam melakukan pendalaman Alkitab, serta

adanya motivasi mahasiswa untuk mematuhi orang-orang tersebut. Ketiga

perceived

behavioral control

adalah persepsi dari mahasiswa mengenai kemampuannya untuk

melakukan pendalaman Alkitab, mudah atau sulit, setuju atau tidak setuju dan

mungkin atau tidak untuk melakukan pendalaman Alkitab.

Berdasarkan

hasil

survei

awal

dengan

masing-masing

10

orang

mahasiswaanggota PMK di universitas “X” dan universitas “Y”, diperoleh data 100%

(10 orang) merasa membutuhkan adanya pertemuan pendalaman Alkitab di

universitas. 40% (4

orang) diantaranya

mengaku

membutuhkan

pertemuan

pendalaman Alkitab karena adanya teman untuk curhat, senior untuk berkonsultasi,

dan refreshing dari kesibukan di universitas. 60% (6 orang) lainnya membutuhkan

karena ingin lebih dewasa dalam kerohaniannya. Universitas “Y” juga memberikan

(16)

pendalaman Alkitab, dimana 80% (8 orang) diantaranya membutuhkan karena ingin

mendapatkan kedamaian, pencerahan rohani, penguatan iman, dan pengetahuan

Alkitab yang lebih, sedangkan 20% (2 orang) lainnya membutuhkan karena adanya

teman untuk curhat.

Mahasiswa di univeritas “X”dan “Y” diwawancara mengenai kedekatan

hubungannya terhadap sesama anggota pendalaman Alkitab. 70% (7 orang) merasa

dekat dengan anggota pendalaman Alkitabnya dan cenderung mengikuti dengan apa

yang disarankan oleh PKKnya. 30% (3 orang) lainnya merasa kurang dekat dengan

anggota pendalaman Alkitabnya dan cenderung mempertimbangkan atau tidak

melakukan apa yang disarankan oleh PKKnya. Mahasiswa universitas “Y” sebanyak

90% (9 orang) merasa dekat dengan anggota pendalaman Alkitabnya dan cenderung

mengikuti dengan apa yang disarankan PKKnya. 10% (1 orang) lainnya merasa

kurang dekat dengan anggota pendalaman Alkitabnya namun cenderung mengikuti

dengan apa yang disarankan PKKnya.

Mahasiswa di universitas “X” dan “Y” diwawancara mengenai kesulitan dan

kemudahan dalam melakukan pertemuan dengan mahasiswa lain untuk pendalaman

Alkitab baik pertemuan tersebut diadakan di dalam universitas maupun diluar

universitas, dan 100% (10 orang) dari universitas “X” mengaku memiliki kemudahan

dalam melakukan pertemuan dan memiliki fasilitas pendukung seperti kendaraan,

gadget, dan ruang pertemuan baik di universitas maupun diluar universitas. 80% (8

orang) dari universitas “Y” mengaku memiliki kemudahan dalam melakukan

(17)

8

Universitas Kristen Maranatha

di luar universitas. 20% (2 orang) lainnya mengaku kesulitan karena tidak adanya

fasilitas pendukung yaitu kendaraan dan ruangan.

Berdasarkan fenomena-fenomena yang dipaparkan diatas, terdapat perbedaan

dari mahasiswa di PMK universitas “X” dan “Y”untuk melakukan pendalaman

Alkitab, berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana

perbandingan

Intention

melakukan Pendalaman Alkitab (PA) pada mahasiswa

Kristen di universitas “X” dan universitas “Y” di Kota Bandung.

1.2

Identifikasi Masalah

1)

Bagaimana

Intention

melakukan pendalaman Alkitab dari mahasiswa Kristen

di universitas

X

?

2)

Bagaimana

Intention

melakukan pendalaman Alkitab dari mahasiswa Kristen

di universitas

Y

?

3)

Bagaimana perbandingan

Intention

melakukan pendalaman Alkitab dari

(18)

1.3

Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1

Maksud Penelitian

Maksud penelitian ialah ingin mengetahui gambaran mengenai perbandingan

Intention

untuk melakukan pendalaman Alkitab pada mahasiswa Kristen di

universitas “X” dan universitas “Y”.

1.3.2

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui gambaran perbandingan

Intention

untuk melakukan pendalaman Alkitab pada mahasiswa Kristen di universitas “X” dan

“Y”.

1.4

Kegunaan Penelitian

1.4.1

Kegunaan Teoritis

Sebagai tambahan informasi pada bidang ilmu Psikologi khususnya Psikologi

Sosial mengenai gambaran

Intention

dan determinan-determinannya dari teori

Planned Behavior

.

Kegunaan teoritis lainnya memberikan informasi dan wawasan teoretik bagi

penelitian lebih lanjut mengenai kontribusi determinan-determinan terhadap

Intention

(19)

10

Universitas Kristen Maranatha

1.4.2

Kegunaan Praktis

Memberikan informasi kepada pengurus Persekutuan Mahasiswa Kristen

(PMK) di universitas “X” dan universitas “Y”, Tim Pelayanan Mahasiswa (TPM),

PMKU, dan Badan Pelayanan Kerohanian (BPK) mengenai gambaran

Intention

dan

determinan-determinannya dalam melakukan pendalaman Alkitab, serta memberikan

gambaran determinan yang paling penting dan faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap

Intention

. Informasi ini dapat digunakan untuk perencanaan pembuatan

program guna mendorong dan meningkatkan

Intention

mahasiswa Kristen untuk

melakukan pendalaman Alkitab.

1.5

Kerangka Pemikiran

Nelson Saragih (2008), mengatakan pendalaman Alkitab adalah salah satu

bentuk dari disiplin rohani bagi orang Kristen dengan menyediakan waktu untuk

membaca dan merenungkan suatu bagian Alkitab. Tujuan melakukan pendalaman

Alkitab adalah untuk menolong manusia agar lebih dekat dan lebih peka dengan

Tuhannya.

Melakukan

pendalaman

Alkitab

tidak

dapat

dipaksakan

karena

pendalaman Alkitab menunjuk kepada latihan untuk mengembangkan penguasaan

diri dan karakter atau hal-hal lain yang dicapai dari latihan tersebut. Pendalaman

Alkitab adalah sebuah latihan, berarti bukan hanya dilakukan satu atau dua kali, akan

tetapi dilakukan secara rutin dan teratur, bahkan secara terus menerus. Latihan yang

(20)

yang dapat mengerjakan apa yang harus dikerjakan pada saat hal tersebut harus

dikerjakan (Richard Foster, 1990), demikian pula terhadap mahasiswa yang menjadi

mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil di Persekutuan Mahasiswa Kristen

(PMK) baik di Universitas “X” dan Universitas “Y” diharapkan untuk melakukan

disiplin rohani pendalaman Alkitab secara rutin dan teratur.

Mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil yang melakukan pendalaman

Alkitab di PMK Universitas “X” dan di Universitas “Y” Bandung memiliki usia yang

tergolong pada periode masa dewasa awal. Terkait dengan hal tersebut setiap individu

memiliki alasan dan pertimbangan yang berbeda mengenai mengapa mereka

melakukan perilaku tertentu. Demikian pula halnya dengan mahasiswa, memiliki

alasan yang berbeda-beda pula untuk melakukan atau tidak melakukan pendalaman

Alkitab secara rutin dan teratur. Mahasiswa yang melakukan pendalaman Alkitab,

perlu memperhatikan beberapa bagian dari pendalaman Alkitab agar dapat

membentuk niat (

Intention

) melakukan pendalaman Alkitab secara rutin dan teratur.

Jean Fleming (2011) mengungkapkan pendalaman Alkitab terbagi atas dua bagian,

yaitu firman Tuhan dan doa yang menunjukkan adanya komunikasi yang bersifat dua

arah, yakni memberi dan menerima.

Komunikasi yang terjadi ketika mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil

melakukan pendalaman Alkitab adalah Tuhan berbicara melalui firman-Nya yang

dibaca dan direnungkan oleh mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil, kemudian

mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil memberikan tanggapan kepada Tuhan

(21)

12

Universitas Kristen Maranatha

sehari-hari.

Kedua elemen ini dilakukan setiap kali mahasiswa yang mengikuti

Kelompok Kecil melakukan pendalaman Alkitab setiap minggunya bersama

kelompok kecilnya, maka lama-kelamaan perilaku ini akan menjadi kebiasaan bagi

mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil dan pada akhirnya akan membentuk niat

(

Intention

)

mahasiswa

yang

mengikuti

Kelompok

Kecil

untuk

melakukan

pendalaman Alkitab secara rutin dan teratur.

Menurut Ajzen (2005), individu berperilaku berdasarkan pada akal sehatnya

dengan mempertimbangkan setiap informasi yang ada dan secara implisit maupun

eksplisit mempertimbangkan dampak dari perilaku tersebut. Demikian halnya dengan

mahasiswa

yang

mengikuti

Kelompok

Kecil,

dimana

mereka

akan

mempertimbangkan informasi dan dampak yang akan mereka dapatkan ketika

mereka melakukan pendalaman Alkitab dengan teratur. Pertimbangan tersebut akan

mempengaruhi mereka dalam menentukan target apa yang akan mereka capai dalam

melakukan pendalaman Alkitab, yaitu semakin dekat dan peka dengan Tuhan

(pertumbuhan rohani). Target ini kemudian akan mempengaruhi bagaimana mereka

akan berperilaku, seperti melakukan pendalaman Alkitab dengan teratur pada waktu

dan tempat yang sesuai dengan aturan dari Kelompok Kecil dengan kenyamanan dan

ketenangan yang mereka rasakan ketika melakukan pendalaman Alkitab.

Berdasarkan teori dari

planned behavior

,

Intention

adalah suatu gambaran

dari seberapa kuat seseorang

berusaha dan seberapa banyak usaha

yang

direncanakannya untuk digunakan dalam tujuan menampilkan suatu perilaku.

(22)

maka kemungkinan untuk memunculkan perilaku tersebut akan semakin kuat.

Demikian pula sebaliknya, semakin lemah

Intention

yang dimiliki oleh individu

untuk berperilaku tertentu, maka kemungkinan untuk memunculkan perilaku tersebut

juga akan semakin lemah.

Intention

individu terhadap suatu perilaku dipengaruhi oleh

tiga determinan, yaitu

Attitude toward the behavior, subjective norms,

dan

perceived

behavioral control

.

Attitude toward the behavior

merupakan sikap terhadap evaluasi positif atau

negatif individu terhadap perilaku yang akan ditampilkannya. Menurut Ajzen (2005),

individu akan

favourable

terhadap suatu perilaku jika individu tersebut memiliki

keyakinan evaluasi positif terhadap konsekuensi dari perilaku tersebut. Individu akan

unfavourable

terhadap suatu perilaku, jika individu tersebut memiliki keyakinan

evaluasi negatif terhadap konsekuensi dari perilaku tersebut.

Demikian pula halnya dengan mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil,

dimana jika mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil memiliki keyakinan

evaluasi positif terhadap konsekuensi melakukan pendalaman Alkitab, seperti lebih

dekat dengan Tuhan, lebih tenang dan merasa nyaman menjalani aktivitas, dan pada

saat menghadapi permasalahan, maka mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil

akan menjadi

favourable

dalam melakukan pendalaman Alkitab dan akan tertarik

serta merasa senang untuk terus melakukan pendalaman Alkitab. Anggota Kelompok

Kecil yang memiliki keyakinan evaluasi negatif dari konsekuensi melakukan

pendalaman

Alkitab,

seperti

berkurangnya

waktu

untuk

beristirahat,

tidak

(23)

14

Universitas Kristen Maranatha

Kelompok Kecil akan menjadi

unfavourable

untuk melakukan pendalaman Alkitab.

Anggota Kelompok Kecil yang

unfavourable

akan menjadi kurang tertarik, dan

kurang merasa senang sehingga merasa malas untuk melakukan pendalaman Alkitab.

Determinan yang kedua adalah

subjective norms

, yaitu persepsi individu

mengenai tuntutan dari orang-orang yang signifikan untuk menampilkan atau tidak

menampilkan suatu perilaku dan ada kesediaan individu untuk mengikuti orang-orang

tersebut. Ajzen (2005), menyatakan bahwa jika individu mempersepsi bahwa orang

yang signifikan baginya menuntut individu untuk menampilkan perilaku tertentu dan

individu termotivasi untuk mematuhi tuntutan tersebut, maka individu akan memiliki

subjective norms

yang positif. Individu yang mempersepsi bahwa orang yang

signifikan baginya tidak menuntut dirinya untuk melakukan perilaku tertentu dan

individu termotivasi untuk mematuhinya, maka individu akan memiliki

subjective

norms

yang negatif.

Setiap mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil yang memiliki keyakinan

bahwa orang-orang terdekatnya seperti keluarga, teman terdekat, pacar, dan

teman-teman persekutuan mengingatkan dan mendorong mahasiswa yang mengikuti

Kelompok Kecil untuk melakukan pendalaman Alkitab dengan teratur, maka

mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil memiliki persepsi bahwa orang-orang

terdekatnya menuntut mereka untuk melakukan pendalaman Alkitab dengan teratur.

Terdapatnya motivasi dari mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil untuk

mematuhi tuntutan dari orang tersebut, akan membuat mahasiswa yang mengikuti

(24)

sebaliknya, jika setiap mahasiswa yang mengikuti pendalaman Alkitab memiliki

keyakinan bahwa orang-orang terdekatnya tidak mendukung mereka untuk

melakukan pendalaman Alkitab dengan teratur, maka mahasiswa yang mengikuti

pendalaman Alkitab akan memiliki persepsi bahwa orang-orang terdekatnya tersebut

tidak menuntut mereka untuk melakukan pendalaman Alkitab dengan teratur,

kemudian dengan adanya motivasi dari mahasiswa yang mengikuti pendalaman

Alkitab untuk mematuhi tuntutan dari orang-orang tersebut, maka mahasiswa yang

mengikuti pendalaman Alkitab akan memiliki

subjective norms

yang negatif.

Perceived behavioral control

yang merupakan determinan ketiga adalah

persepsi mahasiswa yang mengikuti pendalaman Alkitab mengenai kemampuannya

untuk menampilkan suatu perilaku. Ajzen (2005), mengatakan bahwa ada atau

tidaknya persepsi individu mengenai faktor yang mendukung dan menghambatnya

untuk melakukan suatu perilaku tertentu dan besar atau kecilnya kekuatan dari

faktor-faktor tersebut, akan mempengaruhi

perceived behavioral control

individu terhadap

suatu perilaku tertentu menjadi positif atau negatif.

Mahasiswa yang meyakini adanya faktor-faktor yang mendukungnya, seperti

suasana yang hening dan kondisi tubuh yang fit untuk melakukan pendalaman

Alkitab, maka mahasiswa yang mengikuti pendalaman Alkitab memiliki persepsi

bahwa pendalaman Alkitab adalah hal yang mampu mereka lakukan. Persepsi

tersebut akan membuat mahasiswa yang mengikuti pendalaman Alkitab memiliki

perceived behavioral control

yang positif. Anggota pendalaman Alkitab yang

(25)

16

Universitas Kristen Maranatha

pengaturan waktu, rasa malas, kondisi tubuh yang lelah untuk melakukan pendalaman

Alkitab, dan faktor tersebut kuat pengaruhnya dalam menghambat mahasiswa

melakukan pendalaman Alkitab, maka mahasiswa yang mengikuti pendalaman

Alkitab memiliki persepsi bahwa melakukan pendalaman Alkitab dengan teratur

merupakan hal yang sulit atau tidak mampu untuk mereka lakukan. Persepsi tersebut

akan membuat mahasiswa yang mengikuti pendalaman Alkitab memiliki

perceived

behavioral control

yang negatif.

Attitude toward the behavior

,

subjective norms

, dan

perceived behavioral

control

juga saling berhubungan satu dengan lainnya. Semakin positif atau negatif

hubungan dari ketiga determinan ini, maka akan berpengaruh pula pada kuat atau

lemahnya kontribusi dari setiap determinan terhadap

Intention

mahasiswa untuk

melakukan pendalaman Alkitab. Apabila diatara ketiga determinan tersebut memiliki

hubungan erat yang positif, maka mahasiswa yang mengikuti pendalaman Alkitab

yang

favourable

, seperti tertarik untuk melakukan pendalaman Alkitab dengan

teratur, juga akan memiliki persepsi bahwa mereka mampu untuk melakukannya

disamping mereka juga memiliki persepsi bahwa keluarga, teman dekat, dan

teman-teman

persekutuan

mengingatkan

atau

menuntut

mereka

untuk

melakukan

pendalaman Alkitab dengan teratur. Persepsi tersebut pada akhirnya akan memberi

pengaruh pada

Intention

mahasiswa untuk melakukan pendalaman Alkitab semakin

kuat.

Mahasiswa yang

unfavourable

seperti kurang tertarik untuk melakukan

(26)

tidak mampu untuk melakukan pendalaman Alkitab secara teratur disamping mereka

juga mempersepsi bahwa keluarga, teman dekat, dan teman-teman persekutuan tidak

menuntut mereka dan juga jarang mengingatkan mereka untuk melakukan

pendalaman Alkitab dengan teratur. Interaksi dari ketiga determinan tersebut pada

akhirnya akan mempengaruhi

Intention

mahasiswa untuk melakukan pendalaman

Alkitab menjadi lemah.

Attitude toward the behavior

,

subjective norms

, dan

perceived behavioral

control

yang memiliki hubungan negatif, memiliki arti bahwa mahasiswa yang

mengikuti pendalaman Alkitab yang

unfavourable

untuk melakukan pendalaman

Alkitab memiliki persepsi bahwa orang-orang terdekatnya mendukung mereka untuk

melakukan pendalaman Alkitab, dan mereka bersedia untuk mematuhi orang-orang

tersebut. Selain itu mereka juga memiliki persepsi bahwa mereka mampu untuk

melakukan pendalaman Alkitab. Sebaliknya, mahasiswa yang

favourable

untuk

melakukan pendalaman Alkitab, memiliki persepsi bahwa orang-orang terdekatnya

kurang atau bahkan tidak mendukung dirinya untuk melakukan pendalaman Alkitab

dan mereka bersedia mematuhi orang-orang tersebut. Selain itu mereka akan juga

mempersepsi dirinya tidak mampu untuk melakukan pendalaman Alkitab. Kondisi ini

juga pada akhirnya akan mempengaruhi kuat lemahnya

Intention

mahasiswa untuk

melakukan pendalaman Alkitab.

Kontribusi dan korelasi dari ketiga determinan tersebut akhirnya akan

memengaruhi kuat atau lemahnya

Intention

mahasiswa untuk melakukan pendalaman

(27)

18

Universitas Kristen Maranatha

terhadap

Intention

dapat berbeda-beda satu sama lain, dapat sama-sama kuat

mempengaruhi

Intention

atau hanya dua determinan atau salah satu determinan saja

yang kuat dalam memengaruhi

Intention

, tergantung pada determinan apa yang

paling dominan mempengaruhi mahasiswa. Bagan kerangka pemikiran dapat

(28)

Mahasiswa

Kristen

di

Universitas

“X”

Bagan 1.1. Kerangka Pikir

Mahasiswa

Kristen

di

Universitas

“Y”

Dibandingkan

Mahasiswa Kristen di

Universitas “X” dengan

Universitas “Y”

subjective norms

Mahasiswa Kristen di

Universitas “X” dengan

Universitas “Y”

Perceived behavioral

control

Mahasiswa Kristen di

Universitas “X” dengan

Universitas “Y”

Intention

melakukan

pendalaman

Alkitab secara

teratur

Attitude toward the

behavior

Mahasiswa Kristen di

(29)

20

Universitas Kristen Maranatha

1.6

Asumsi Penelitian

Dari pemaparan di atas maka peneliti merumuskan asumsi :

1)

Attitude toward the behavior

,

subjective norms

dan

perceived behavioral

control

berkontribusi terhadap kuat lemahnya

Intention

dari mahasiswa

Kristen di Universitas “X” dan Universitas “Y” Bandung dalam melakukan

pendalaman Alkitab.

2)

Mahasiswa Kristen yang memiliki

Intention

yang kuat akan menentukan

terbentuknya perilaku melakukan pendalaman Alkitab.

3)

Mahasiswa Kristen yang memiliki persepsi bahwa dengan melakukan

pendalaman Alkitab memberikan konsekuensi positif maka

Intention

untuk

melakukan pendalaman Alkitab akan semakin kuat.

4)

Mahasiswa Kristen yang memiliki persepsi adanya tuntutan dari orang-orang

terdekatnya untuk melakukan pendalaman Alkitab maka

Intention

untuk

melakukan pendalaman Alkitab akan semakin kuat.

5)

Mahasiswa Kristen yang memiliki persepsi bahwa dirinya mampu untuk

melakukan pendalaman Alkitab serta tidak tergantung pada orang lain maka

(30)

1.7

Hipotesis Penelitian

Hipotesis Umum

Terdapat Terdapat perbedaan

Intention

untuk melakukan pendalaman Alkitab

pada mahasiswa Kristen di Universitas “X” dan Universitas “Y”.

Hipotesis Khusus

Hipotesis 1

: Terdapat perbedaan

attitude toward the behavior

pada

mahasiswa Kristen di Universitas “X” dan Universitas “Y”.

Hipotesis 2

: Terdapat perbedaan

subjective norms

pada mahasiswa Kristen di

Universitas “X” dan Universitas “Y”.

Hipotesis 3

: Terdapat perbedaan

perceived behavioral control

pada

(31)

67

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai perbandingan

Intention

melakukan

pendalaman Alkitab pada mahasiswa

kristen

di universitas

X

dengan universitas

Y

yang dilakukan kepada mahasiswa kristen

di universitas “X” berjumlah

128

orang, dan di universitas “Y” berjumlah

112

orang

, dapat disimpulkan hal-hal

sebagai berikut :

1.

Terdapat perbedaan antara

Intention

pada mahasiswa kristen universitas “X”

dengan mahasiswa kristen universitas “Y”, yang berarti mahasiswa kristen

universitas “X” memiliki perbedaan dalam keputusan secara sadar untuk

melakukan pendalaman Alkitab dengan mahasiswa kristen di universitas

“Y” (

intention

).

2.

Terdapat perbedaan antara

Attitude Toward The Behavior

pada mahasiswa

kristen universitas “X” dengan mahasiswa kristen universitas “Y”, yang

berarti terdapat perbedaan dari mahasiswa kristen universitas “X” dan “Y”

dalam memaknai manfaat melakukan pendalaman Alkitab,

3.

Terdapat perbedaan antara

Subjective Norms

pada mahasiswa kristen

universitas “X” dengan mahasiswa kristen universitas “Y”, yang berarti

(32)

“Y” mengenai tuntutan dari orang-orang yang signifikan baginya dan

adanya kesediaan mahasiswa untuk mengikuti orang-orang tersebut.

4.

Terdapat perbedaan antara

Perceived Behavioral Control

pada mahasiswa

kristen universitas “X” dengan mahasiswa kristen universitas “Y”, yang

berarti terdapat perbedaan persepsi dari mahasiswa kristen di universitas

“X” dan “Y” mengenai kemampuannya untuk melakukan pendalaman

Alkitab.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa

saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang

berkepentingan.

5.2.1 Saran Teoritis

1. Penelitian ini mengukur faktor determinan di dalam

intention

melakukan

pendalaman Alkitab terhadap mahasiswa kristen di universitas “X” dan “Y”,

namun terdapat faktor lain pada universitas “X” dan universitas “Y” yang

tidak diamati di dalam penelitian ini namun memberikan pengaruh simultan

(33)

69

Universitas Kristen Maranatha

lanjut, yaitu dengan meneliti lebih mendalam dan spesifik mengenai pengaruh

belief-belief

yang ada dalam determinan-determinan

intention

terhadap

determinan itu sendiri.

2. Disarankan untuk melakukan penelitian perbandingan terhadap

intention

pada

mahasiswa kristen di universitas “X” dan “Y”, pada kegiatan retreat,

persekutuan

doa,

saat

teduh,

kebaktian

rutin,

kebersamaan

anggota

persekutuan, dan kegiatan pembinaan kerohanian lain yang terdapat di kedua

universitas.

5.2.2 Saran Praktis

1. Bagi setiap pendamping dan pengurus persekutuan mahasiswa kristen di

universitas “X” disarankan untuk tetap memberikan pembinaan-pembinaan

rohani kepada setiap mahasiswa,

terutama pembinaan yang bertemakan

mengenai pendalaman Alkitab sebagai bentuk informasi yang akan mereka

terima, untuk meningkatkan keyakinan positif mereka akan konsekuensi yang

positif dari melakukan pendalaman Alkitab.

2. Bagi mahasiswa di universitas “X”, sebagai orang-orang yang signifikan bagi

mahasiswa, diharapkan dapat meningkatkan motivasi, persepsi yang positif,

dan keyakinan diri mahasiswa lainnya untuk melakukan pendalaman Alkitab.

Adapun caranya adalah dengan memberikan pujian bagi mahasiswa

(konsekuensi positif) jika mereka hadir di pertemuan pendalaman Alkitab dan

(34)

yang positif dari mahasiswa, sehingga meningkatkan kecenderungan untuk

melakukan pendalaman Alkitab.

3. Bagi setiap mahasiswa di universitas negeri “Y” yang mengikuti kegiatan

pendalaman Alkitab, dan sebagai orang yang signifikan bagi mahasiswa dalam

persekutuan mahasiswa kristen, diharapkan memberikan motivasi intrinsik

yang bersifat pribadi kepada mahasiswa lainnya. Hal ini dapat dilakukan

melalui bimbingan rohani secara pribadi dengan memberikan suatu pengertian

bahwa pentingnya melakukan pendalaman Alkitab, agar dapat menimbulkan

persepsi positif mahasiswa lain mengenai tuntutan untuk melakukan

pendalaman Alkitab secara rutin dan kesediaan mereka untuk mematuhi orang

yang signifikan baginya.

4. Bagi setiap mahasiswa pembimbing di universitas “Y”, sebagai orang yang

signifikan bagi mahasiswa dalam persekutuan, diharapkan memberikan

feedback

dari pendalaman Alkitab yang dilakukan oleh mahasiswa agar

muncul persepsi positif dari mahasiswa tersebut mengenai manfaat dalam

melakukan pendalaman Alkitab. Hal ini dapat dilakukan dengan cara

menganjurkan setiap mahasiswa untuk mencatat hal-hal yang didapatkan dan

yang kurang dipahami dari renugan yang dibaca setiap kali persiapan

(35)

71

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, Icek. 2005.

Attitudes, Personality and Behavior

. 2

nd

ed. England: Open

University Press, McGraw-Hill Education.

Barker, S dkk. 2000. Buku Pegangan Pemimpin Kelompok Kecil. Jakarta:

Perkantas

Fleming, Jean. 2011.

Waktu Bersama Tuhan

. Yogyakarta : Yayasan Gloria.

Guilford, J.P. 1956.

Fundamental Statistics in Psychology and Education

. 3

rd

ed.

Tokyo : Mc. Graw-Hill Kogakusha Company.Ltd.

Nazir, Moh. 2005.

Metodologi Penelitian

. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Santrock, John. W. 1998.

Adolescent Development

. 7

th

ed. USA : McGraw-Hill,

Inc.

Santrock, John. W. 2002.

Life Span Development

. Edisi Ketujuh. Jakarta :

Penerbit Erlangga.

Santrock, John. W. 2003.

Adolescence

. Edisi Keenam. Jakarta : Penerbit

Erlangga.

Singarimbun, Masri. 1995.

Metode Penelitian Survai

. Jakarta : LP3ES.

Suryabrata, Sumadi. 2006.

Psikologi Kepribadian

. Jakarta : PT. RajaGrafindo

Persada.

Sugiyono. 2005.

Statistika untuk Penelitian

. Bandung: Penerbit CV Alfabeta.

(36)

DAFTAR RUJUKAN

Ajzen, Icek. 2002.

Constructing a TpB Questionnaire: Conceptual and

Methodological Considerations

, diunduh pada tanggal 24 Juni 2011.

Efraim, Anggian Heksa. 2010.

Kontribusi Determinan-Determinan terhadap

Intention untuk Melakukan Puasa Makan Pada Pengurus PMK di

Universitas Kristen Maranatha Bandung

. Skripsi. Bandung: Fakultas

Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Haryanto,

Rocky.2011.

Studi

Deskriptif

mengenai

Profil

Dimensi-Dimensi

Religiusitas

pada

Mahasiswa

yang

Mengikuti

Kelompok

Kecil

di

Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK)Universitas “X” Bandung

. Skripsi.

Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Http://www.ppa.or.id/artikel/saat-teduh-dengan-metode-baca-gali-alkitab-376.html, diunduh pada tanggal 28 April 2011.

Maria, Gok. 2012 Kontribusi Determinan-Determinan terhadap Intention untuk

Melakukan Saat Teduh Pada Anggota Kelompok Kecil Persekutuan

Mahasiswa Kristen di Universitas Kristen Maranatha Bandung. Skripsi,

Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Putra, Nugraha Utama. 2010.

Studi Deskriptif mengenai Stage Of integrity

Mahasiswa Pemimpin Kelompok Kecil Persekutuan Mahasiswa Kristen di

Universitas “X” Bandung

. Usulan Penelitian. Bandung: Fakultas Psikologi

Universitas Kristen Maranatha.

Gambar

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Alat Ukur................................................................................47
gambaran determinan yang paling penting dan faktor-faktor yang berpengaruh

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap konservatisma akuntansi pada perusahaan

Media visual yang digunakan merupakan media promosi dengan visualisasi yang simple, yaitu hanya dengan menggunakan 2-4 warna saja dan desainnya pun eye catching

Dengan diterapkannya teknik kancing gemerincing dalam proses pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Prancis diharapkan mampu menjadi solusi bagi kendala yang dialami

Keberadaan GKP JABAR Jemaat Oikoumene Cisarua di daerah Puncak Bogor bukan hanya untuk menjadi tempat beribadah yang menyenangkan bagi para wisatawan Kristen

Ampa (2011) dalam Harmana dan Suardana (2014:472) membuktikan bahwa penerapan perencanaan pajak yang baik, dapat dilihat pada rasio laba pajak terhadap laba akuntansi (tax to

Maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana merancang sebuah sistem pendukung keputusan dengan menggunakan Fuzzy Multiple Attribute

Pengujian flow sensor dilakukan untuk menakar berapa liter cairan yang harus ditentukan untuk menormalkan pH.Pengujian flow sensor dilakukan dengan cara

Kegiatan ini dilakukan oleh Mahasiswa PPL untuk konsultasi RPP dengan Guru pembimbing dalam pembelajaran di kelas. Selain itu untuk berdiskusi mengenai materi dan