x
Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perbandingan
Intention untuk melakukan pendalaman Alkitab pada mahasiswa Kristen di
universitas “X” dan “Y”. Pemilihan sampel menggunakan metode
purposive
sampling dan sampel penelitian ini berjumlah
128
orang di Universitas “X”, dan
berjumlah
112
orang di Universitas “Y”.
Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang dibuat oleh peneliti,
mengacu pada teori Planned Behavior dari Ajzen, yang terdiri dari
pernyataan-pernyataan
untuk
menjaring
Intention
dan
determinan-determinannya.
Berdasarkan hasil uji validitas menggunakan Pearson dan uji reliabilitas
menggunakan rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach, kuesioner dengan
keseluruhan berjumlah keseluruhan 52 item, diterima dengan validitas berkisar
antara 0.301 – 0.803 dan reliabilitas berkisar antara 0.806 – 0.834.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh perbedaan Intention, dan 3
determinannya yaitu Attitude Toward the Behavior, Subjective Norms, dan
Perceived Berhavioral Control antara mahasiswa Kristen di Universitas “X”
dengan mahasiswa Kristen di Universitas “Y”.
Peneliti mengajukan saran kepada peneliti lain yang tertarik meneliti
mengenai Intention agar mengeksplorasi lebih mendalam dan spesifik data
penunjang yang ada sehingga dapat terlihat jelas pengaruhnya pada Intention.
Selain itu kepada pembina Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) untuk dapat
memberikan pembinaan mengenai Intention dan 3 determinannya sebagai sarana
untuk mendorong mahasiswa Kristen melakukan pendalaman Alkitab, dan
mendorong mahasiswa Kristen untuk mengikuti pembinaan yang diadakan
This research aims describe the comparison Intention to conduct Bible
Studies of the Christian students in University "X" and "Y". The sample selection
using purposive sampling method and sample of this research were 128 people at
the University "X", and 112 people at the University "Y".
The measurement tools which is used questionnaires made by the
researcher, referring to the theory of Planned Behavior of Ajzen, consisting of
statements to encompass Intention and its determinants. Based on test’s results
using Pearson's validity and reliability test using Cronbach’s formula, the whole
52 items were accepted with validation range between 0.301-0.803 and with
reliability ranged between 0.806-0.834.
Results showed that obtained difference Intention, and its 3 determinant,
which is Attitude Toward the Behavior, Subjective Norms, and Perceived Control
Berhavioral between Christian students at the "X" University with Christian
students at the "Y" University.
Suggestion for other researchers who are interested in studying the
Intention in order to explore more in-depth and specific supporting data so it can
be seen that there is a cleary its influence on Intention.To the Community of
Christian Students (PMK) can provide guidance on Intention and its 3
determinant as a means to encourage Christian students Bible study, and
encourage Christian students to follow the guidance that was held Perkantas and
xii
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ………i
LEMBAR PENGESAHAN
………ii
PERNYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN...………..iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN………...iv
KATA PENGANTAR ………..………..v
ABSTRAK...………viii
ABSTRACK...………...ix
DAFTAR ISI………x
DAFTAR TABEL……….………....xiv
DAFTAR BAGAN……….………xv
DAFTAR LAMPIRAN...………..………xvi
BAB I PENDAHULUAN...………....1
1.1 Latar Belakang Masalah………...…………...1
1.2 Identifikasi Masalah ……….…………...8
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ……….…………...9
1.3.1 Maksud Penelitian……….…………...9
1.3.2 Tujuan Penelitian.……….9
1.4 Kegunaan Penelitian…………...………...9
1.4.1 Kegunaan Teoritis………9
1.6 Asumsi ………..20
1.7 Hipotesis Penelitian ………21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..………....22
2.1 Teori
Planned Behavior
……...………...22
2.1.1 Pengertian
Planned Behavior
..………...………22
2.1.2
Intention..
………...23
2.1.3 Determinan-Determinan
Intention..
………...……24
2.1.3.1
Attitude Toward the Behavior
………...………24
2.1.3.2
Subjective Norms
………..…………26
2.1.3.3
Perceived Behavioral Control
………..…………27
2.1.4 Pengaruh Determinan- Determinan terhadap
Intention
………28
2.1.5 Hubungan Antar Determinan-Determinan
Intention
……….29
2.2 Periode Masa Dewasa Awal ………..…………30
2.2.1 Masa Dewasa Awal………..…………..30
2.2.2 Perkembangan Kognitif Masa Dewasa Awal …………..…………32
2.3 Pendalaman Alkitab
..
………...34
2.3.1 Pengertian………..……….34
2.3.2 Alasan Pentingnya Pendalaman Alkitab .……….36
2.4 Gambaran Kelompok Kecil ……….………...39
2.4.1 Pengertian………..……….39
xiv
Universitas Kristen Maranatha
2.4.3 Kurikulum Kelompok Kecil………..……….………40
2.4.4 Empat Komponen Kelompok Kecil ………..…….……….41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
………..43
3.1 Rancangan Penelitian………..43
3.2 Bagan Rancangan Penelitian………...43
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional……….44
3.3.1 Variabel Penelitian……….44
3.3.2 Definisi Operasional ……….44
3.4 Alat Ukur……….45
3.4.1 Alat Ukur
Planned Behavior
………45
3.4.2 Sistem Penilaian ………47
3.4.3 Data Pribadi dan Data Penunjang ………48
3.4.4 Validitas Alat Ukur ……….48
3.4.5 Reliabilitas Alat Ukur ………49
3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel………..50
3.5.1 Populasi Sasaran ………...50
3.5.2 Karakteristik Sampel ………51
3.5.3 Teknik Penarikan Sampel ……….51
3.6 Teknik Analisis Data ………..51
4.1
Gambaran Umum Subjek Penelitian...
……….55
4.2 Hasil Penelitian...………57
4.2.1 Uji Perbandingan Determinan....………..57
4.2.2 Uji Perbandingan Intention...………..59
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian...………..59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
………..67
5.1 Hasil Penelitian...……….67
5.2 Saran...………...……….68
5.2.1 Saran Teoretis...……….68
5.2.2 Saran Praktis...………..……….69
DAFTAR PUSTAKA………...71
DAFTAR RUJUKAN
………72
xvi
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tahap Perkembangan...32
Tabel 3.1 Tabel Alterrnatif Jawaban Alat Ukur...45
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Alat Ukur...47
Tabel 3.3 Bobot Penilaian...47
Tabel 4.1 Gambaran Subjek...56
Tabel 4.2 Tabel Uji Perbandingan Determinan...57
xviii
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
KUESIONER PENGAMBILAN DATA
LAMPIRAN 2
KARAKTERISTIK RESPONDEN
LAMPIRAN 3
HASIL JAWABAN
LAMPIRAN 4
HASIL PERHITUNGAN VALIDITAS DAN
RELIABILITAS ALAT UKUR
INTENTION
DAN
DETERMINAN-DETERMINANNYA
LAMPIRAN 5
GAMBARAN HASIL
INTENTION
DAN DETERMINAN
LAMPIRAN 6
HASIL OUTPUT REGRESI SPSS
INTENTION
DAN
DETERMINAN-DETERMINAN
LAMPIRAN 7
HASIL OUTPUT
MANN-WHITNEY
SPSS
INTENTION
DAN DETERMINAN-DETERMINAN
LAMPIRAN 8
KISI-KISI ALAT UKUR
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk yang memiliki beragam kebutuhan, dan setiap
kebutuhan yang dimiliki manusia tersebut menurut J. P. Guilford, (Jalaluddin,2002)
dapat digolongkan ke dalam tiga jenis kebutuhan yang salah satunya ialah kebutuhan
akan agama. Melalui kebutuhan ini manusia terdorong untuk beragama yang
dimanifestasikan melalui perilaku keberagamaan seseorang sesuai dengan aturan
ataupun kaidah-kaidah dalam agama yang dianut. Menurut Robert Nuttin, (Jalaludin,
2002) dorongan beragama merupakan salah satu dorongan yang bekerja dalam diri
manusia sebagaimana dorongan-dorongan lainnya, oleh karena itu kebutuhan akan
agama ini menuntut adanya pemenuhan kebutuhan sehingga individu mendapat
kesejahteraan dan kedamaian.
Pemenuhan kebutuhan agama ini terwujud melalui perilaku keagamaan
seseorang terhadap agama yang dianutnya dengan mencari informasi dan pelayanan
dalam bidang kerohanian. Informasi dan pelayanan kerohanian bisa didapatkan di
institusi pendidikan seperti universitas-universitas yang memiliki lembaga pelayanan
kerohanian, salah satunya yaitu Universitas “X” yang memiliki Badan Pelayanan
2
Universitas Kristen Maranatha
Kerohanian (BPK) dimana dari badan tersebutlah didirikan Persekutuan Mahasiswa
Kristen (PMK).
Komunitas mahasiswa Kristen seperti PMK tidak hanya terdapat di
universitas yang memiliki nilai kristiani seperti di Universitas “X”, tetapi juga
terdapat di universitas lainnya. Sama dengan Universitas “X”, Universitas “Y” juga
memiliki komunitas mahasiswa Kristen yaitu Persekutuan Mahasiswa Kristen
(PMK), Kedua PMK yang ada di Universitas “X” dan Universitas “Y”, bekerja sama
dengan lembaga pelayanan diluar kampus, salah satu lembaga pelayanannya adalah
Perkantas. Perkantas bekerja sama dengan persekutuan disetiap fakultas di kedua
universitas dalam hal pengadaan buku materi, pengadaan pembicara, dan pembinaan
kerohanian, sehingga terdapat kesamaan materi dan sistem pembinaan, terutama
dalam kegiatan Pendalaman Alkitab (PA) di Kelompok Kecil (KK). Proses
pembinaan kerohanian KK itu sendiri terdiri dari 2-3 orang anggota dan seorang
pembimbing.
Pembimbing kelompok dikenal sebagai Pemimpin Kelompok Kecil (PKK),
dan anggotanya dikenal sebagai Anggota Kelompok Kecil (AKK). Berdasarkan
wawancara dengan salah seorang Staff Perkantas yang mendampingi persekutuan di
Universitas “X” dan Universitas “Y”, dikatakan bahwa untuk menjalankan visi PMK,
hal yang paling utama diperhatikan ketika seorang AKK akan menjadi PKK adalah
kualitas pertumbuhan rohaninya. Hal ini ditentukan dengan adanya hubungan yang
baik dengan Allah, yang salah satunya terlihat dari keaktifannya dalam melakukan
secara perseorangan maupun bersama agar kerohanian individu dapat tumbuh
dewasa. Tumbuh dewasa secara rohani maksudnya hidup menurut kehendak Allah
dengan mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, iman yang semakin
diteguhkan, dan hidup yang saleh. Melakukan Pendalaman Alkitab dengan rutin oleh
setiap mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil di persekutuan universitasnya, dan
menjadikannya sebagai gaya hidup yang dilakukan setiap hari, diharapkan mahasiswa
ketika sudah menjadi alumni, bukan lagi melakukan hal tersebut sebagai suatu
keharusan atau kewajiban yang dilakukan sebagai orang Kristen.
Berdasarkan wawancara dengan 5 orang AKK dan 5 orang PKK dari
persekutuan yang ada di Universitas “X” dan Universitas “Y”, mereka menyatakan
bahwa mereka mendapatkan manfaat dari melakukan pendalaman Alkitab secara
rutin antara lain : pemahaman tentang Alkitab bertambah, lebih termotivasi untuk taat
melakukan perintah di Alkitab, mendapatkan perasaan tenang dan damai dalam
menjalani aktivitas sehari-hari. Menurut Nelson Saragih (2008), istilah pendalaman
Alkitab digunakan untuk menunjukkan waktu di mana orang Kristen baik individu
maupun berkelompok membaca Alkitab, mendiskusikan, dan merenungkannya.
Adapun tujuannya adalah untuk menolong manusia agar lebih dekat dan lebih peka
terhadap Tuhannya, dengan demikian supaya pendalaman Alkitab dapat berjalan
dengan rutin dan memberikan manfaat bagi setiap mahasiswa di PMK, perlu adanya
dukungan dari universitas sendiri.
Universitas “X” secara khusus telah memberikan fasilitas ruangan bagi
4
Universitas Kristen Maranatha
tersebut tidak hanya ruangan khusus yang memang sudah diberikan untuk PMK,
tetapi juga berhak untuk meminjam ruang lain seperti ruangan kelas dan ruang teater,
ditambah dengan adanya Badan Pelayanan Kerohanian (BPK) mahasiswa PMK lebih
diprioritaskan
untuk
peminjaman
fasilitas
tersebut
dibanding
organinasi
kemahasiswaan lain yang harus mendapat ijin terlebih dahulu dari fakultas kemudian
ke administrasi, kemudahan dalam fasilitas ini ternyata tidak demikian di Universitas
“Y”, dianggap sama dengan organisasi kemahasiswaan yang lain maka akibatnya
PMK di Universitas “Y” harus berbagi fasilitas yang terbatas dengan organisasi lain,
tidak jarang hal ini membuat kegiatan rutin untuk pendalaman Alkitab menjadi
terganggu, seperti pemunduran waktu kegiatan, bahkan pembatalan kegiatan dan
tidak jarang kegiatan berjalan dengan beberapa fasilitas yang kurang seperti
audio
system
yang sering dipinjam terlebih dahulu oleh organisasi kemahasiswaan yang
lain.
Mahasiswa yang tergabung dalam komunitas PMK selain berelasi dengan
sesama anggotanya, mereka juga bersosialisasi dengan mahasiswa lain dikampusnya,
berdasarkan wawancara dengan salah seorang koordinator PMK disalah satu fakultas,
mengatakan bahwa tidak hanya temannya yang sama-sama Kristen saja yang
mengetahui mengenai kegiatan rutin PMK seperti pendalaman Alkitab, mahasiswa
lain yang bukan Kristen juga sudah umum dengan PMK dan terkadang mereka
memberikan dukungan kepada dirinya dan temannya sesama anggota PMK untuk
rutin mengikuti kegiatan PMK. Berbeda dengan yang terjadi di Universitas “Y”
bahwa dirinya dan teman sesama anggota PMK tidak mendapat dukungan dari
temannya yang bukan Kristen, meskipun mereka juga tahu mengenai kegiatan rutin
PMK seperti pendalaman Alkitab.
Skinner menjelaskan bahwa lingkungan yang memberikan penguatan positif
sebagai stimulus yang diikuti perilaku, cenderung meningkatkan kemungkinan bahwa
perilaku tertentu akan terulang. Berbeda dengan yang diharapkan dari penjelasan
Skinner tersebut, berdasarkan hasil survei terhadap 10 orang PKK di Universitas “X”
dan Universitas “Y”, sebanyak 100% dari PKK Universitas “X” mengaku melakukan
pendalaman Alkitab secara rutin dengan Kelompok Kecil-nya rata-rata empat kali
sebulan di tahun 2011, dan kemudian selama tahun 2012, tidak rutin melakukan
pendalaman Alkitab, bahkan 40% dari PKK tidak melakukannya sama-sekali hingga
tahun 2013. Keadaan ini berbeda dengan Universitas “Y” dimana 90% dari PKK
Universitas “Y” mengaku melakukan pendalaman Alkitab rutin dengan Kelompok
Kecil-nya rata-rata empat kali sebulan di tahun 2011, dan tetap rutin hingga tahun
2013.
Hasil dari rapat evaluasi Kelompok Kecil PMK tahun 2014 di Universitas“X”
dan “Y”, menunjukkan bahwa setiap PMK mengalami penurunan dalam keaktifan
anggotanya untuk melakukan pendalaman Alkitab, terlebih lagi kesulitan dalam
mencari anggota yang layak diangkat menjadi pengurus dikarenakan dianggap belum
dewasa secara rohani oleh masing-masing pengurus PMK, dari data evaluasi dan
6
Universitas Kristen Maranatha
(
Intention
) perilaku pendalaman Alkitab terhadap anggota PMK di universitas “X”
dan “Y”.
Niat dari mahasiswa PMK untuk melakukan pendalaman Alkitab di dalam
teori
Planned Behavior
(Ajzen, 1991) disebut dengan
Intention
. Ada 3 determinan
yang mempengaruhi
Intention
, yaitu : pertama
Attitude toward the behavior
adalah
sikap menyenangkan atau tidak menyenangkan mahasiswa untuk melakukan
pendalaman Alkitab berdasarkan evaluasi dari konsekuensi melakukan pendalaman
Alkitab. Kedua
subjective norms
adalah persepsi mahasiswa mengenai dukungan
orang tua, teman-teman persekutuan, untuk menganjurkan atau tidak menganjurkan,
mendukung atau tidak mendukung dalam melakukan pendalaman Alkitab, serta
adanya motivasi mahasiswa untuk mematuhi orang-orang tersebut. Ketiga
perceived
behavioral control
adalah persepsi dari mahasiswa mengenai kemampuannya untuk
melakukan pendalaman Alkitab, mudah atau sulit, setuju atau tidak setuju dan
mungkin atau tidak untuk melakukan pendalaman Alkitab.
Berdasarkan
hasil
survei
awal
dengan
masing-masing
10
orang
mahasiswaanggota PMK di universitas “X” dan universitas “Y”, diperoleh data 100%
(10 orang) merasa membutuhkan adanya pertemuan pendalaman Alkitab di
universitas. 40% (4
orang) diantaranya
mengaku
membutuhkan
pertemuan
pendalaman Alkitab karena adanya teman untuk curhat, senior untuk berkonsultasi,
dan refreshing dari kesibukan di universitas. 60% (6 orang) lainnya membutuhkan
karena ingin lebih dewasa dalam kerohaniannya. Universitas “Y” juga memberikan
pendalaman Alkitab, dimana 80% (8 orang) diantaranya membutuhkan karena ingin
mendapatkan kedamaian, pencerahan rohani, penguatan iman, dan pengetahuan
Alkitab yang lebih, sedangkan 20% (2 orang) lainnya membutuhkan karena adanya
teman untuk curhat.
Mahasiswa di univeritas “X”dan “Y” diwawancara mengenai kedekatan
hubungannya terhadap sesama anggota pendalaman Alkitab. 70% (7 orang) merasa
dekat dengan anggota pendalaman Alkitabnya dan cenderung mengikuti dengan apa
yang disarankan oleh PKKnya. 30% (3 orang) lainnya merasa kurang dekat dengan
anggota pendalaman Alkitabnya dan cenderung mempertimbangkan atau tidak
melakukan apa yang disarankan oleh PKKnya. Mahasiswa universitas “Y” sebanyak
90% (9 orang) merasa dekat dengan anggota pendalaman Alkitabnya dan cenderung
mengikuti dengan apa yang disarankan PKKnya. 10% (1 orang) lainnya merasa
kurang dekat dengan anggota pendalaman Alkitabnya namun cenderung mengikuti
dengan apa yang disarankan PKKnya.
Mahasiswa di universitas “X” dan “Y” diwawancara mengenai kesulitan dan
kemudahan dalam melakukan pertemuan dengan mahasiswa lain untuk pendalaman
Alkitab baik pertemuan tersebut diadakan di dalam universitas maupun diluar
universitas, dan 100% (10 orang) dari universitas “X” mengaku memiliki kemudahan
dalam melakukan pertemuan dan memiliki fasilitas pendukung seperti kendaraan,
gadget, dan ruang pertemuan baik di universitas maupun diluar universitas. 80% (8
orang) dari universitas “Y” mengaku memiliki kemudahan dalam melakukan
8
Universitas Kristen Maranatha
di luar universitas. 20% (2 orang) lainnya mengaku kesulitan karena tidak adanya
fasilitas pendukung yaitu kendaraan dan ruangan.
Berdasarkan fenomena-fenomena yang dipaparkan diatas, terdapat perbedaan
dari mahasiswa di PMK universitas “X” dan “Y”untuk melakukan pendalaman
Alkitab, berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana
perbandingan
Intention
melakukan Pendalaman Alkitab (PA) pada mahasiswa
Kristen di universitas “X” dan universitas “Y” di Kota Bandung.
1.2
Identifikasi Masalah
1)
Bagaimana
Intention
melakukan pendalaman Alkitab dari mahasiswa Kristen
di universitas
“
X
”
?
2)
Bagaimana
Intention
melakukan pendalaman Alkitab dari mahasiswa Kristen
di universitas
“
Y
”
?
3)
Bagaimana perbandingan
Intention
melakukan pendalaman Alkitab dari
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1
Maksud Penelitian
Maksud penelitian ialah ingin mengetahui gambaran mengenai perbandingan
Intention
untuk melakukan pendalaman Alkitab pada mahasiswa Kristen di
universitas “X” dan universitas “Y”.
1.3.2
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui gambaran perbandingan
Intention
untuk melakukan pendalaman Alkitab pada mahasiswa Kristen di universitas “X” dan
“Y”.
1.4
Kegunaan Penelitian
1.4.1
Kegunaan Teoritis
Sebagai tambahan informasi pada bidang ilmu Psikologi khususnya Psikologi
Sosial mengenai gambaran
Intention
dan determinan-determinannya dari teori
Planned Behavior
.
Kegunaan teoritis lainnya memberikan informasi dan wawasan teoretik bagi
penelitian lebih lanjut mengenai kontribusi determinan-determinan terhadap
Intention
10
Universitas Kristen Maranatha
1.4.2
Kegunaan Praktis
Memberikan informasi kepada pengurus Persekutuan Mahasiswa Kristen
(PMK) di universitas “X” dan universitas “Y”, Tim Pelayanan Mahasiswa (TPM),
PMKU, dan Badan Pelayanan Kerohanian (BPK) mengenai gambaran
Intention
dan
determinan-determinannya dalam melakukan pendalaman Alkitab, serta memberikan
gambaran determinan yang paling penting dan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap
Intention
. Informasi ini dapat digunakan untuk perencanaan pembuatan
program guna mendorong dan meningkatkan
Intention
mahasiswa Kristen untuk
melakukan pendalaman Alkitab.
1.5
Kerangka Pemikiran
Nelson Saragih (2008), mengatakan pendalaman Alkitab adalah salah satu
bentuk dari disiplin rohani bagi orang Kristen dengan menyediakan waktu untuk
membaca dan merenungkan suatu bagian Alkitab. Tujuan melakukan pendalaman
Alkitab adalah untuk menolong manusia agar lebih dekat dan lebih peka dengan
Tuhannya.
Melakukan
pendalaman
Alkitab
tidak
dapat
dipaksakan
karena
pendalaman Alkitab menunjuk kepada latihan untuk mengembangkan penguasaan
diri dan karakter atau hal-hal lain yang dicapai dari latihan tersebut. Pendalaman
Alkitab adalah sebuah latihan, berarti bukan hanya dilakukan satu atau dua kali, akan
tetapi dilakukan secara rutin dan teratur, bahkan secara terus menerus. Latihan yang
yang dapat mengerjakan apa yang harus dikerjakan pada saat hal tersebut harus
dikerjakan (Richard Foster, 1990), demikian pula terhadap mahasiswa yang menjadi
mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil di Persekutuan Mahasiswa Kristen
(PMK) baik di Universitas “X” dan Universitas “Y” diharapkan untuk melakukan
disiplin rohani pendalaman Alkitab secara rutin dan teratur.
Mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil yang melakukan pendalaman
Alkitab di PMK Universitas “X” dan di Universitas “Y” Bandung memiliki usia yang
tergolong pada periode masa dewasa awal. Terkait dengan hal tersebut setiap individu
memiliki alasan dan pertimbangan yang berbeda mengenai mengapa mereka
melakukan perilaku tertentu. Demikian pula halnya dengan mahasiswa, memiliki
alasan yang berbeda-beda pula untuk melakukan atau tidak melakukan pendalaman
Alkitab secara rutin dan teratur. Mahasiswa yang melakukan pendalaman Alkitab,
perlu memperhatikan beberapa bagian dari pendalaman Alkitab agar dapat
membentuk niat (
Intention
) melakukan pendalaman Alkitab secara rutin dan teratur.
Jean Fleming (2011) mengungkapkan pendalaman Alkitab terbagi atas dua bagian,
yaitu firman Tuhan dan doa yang menunjukkan adanya komunikasi yang bersifat dua
arah, yakni memberi dan menerima.
Komunikasi yang terjadi ketika mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil
melakukan pendalaman Alkitab adalah Tuhan berbicara melalui firman-Nya yang
dibaca dan direnungkan oleh mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil, kemudian
mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil memberikan tanggapan kepada Tuhan
12
Universitas Kristen Maranatha
sehari-hari.
Kedua elemen ini dilakukan setiap kali mahasiswa yang mengikuti
Kelompok Kecil melakukan pendalaman Alkitab setiap minggunya bersama
kelompok kecilnya, maka lama-kelamaan perilaku ini akan menjadi kebiasaan bagi
mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil dan pada akhirnya akan membentuk niat
(
Intention
)
mahasiswa
yang
mengikuti
Kelompok
Kecil
untuk
melakukan
pendalaman Alkitab secara rutin dan teratur.
Menurut Ajzen (2005), individu berperilaku berdasarkan pada akal sehatnya
dengan mempertimbangkan setiap informasi yang ada dan secara implisit maupun
eksplisit mempertimbangkan dampak dari perilaku tersebut. Demikian halnya dengan
mahasiswa
yang
mengikuti
Kelompok
Kecil,
dimana
mereka
akan
mempertimbangkan informasi dan dampak yang akan mereka dapatkan ketika
mereka melakukan pendalaman Alkitab dengan teratur. Pertimbangan tersebut akan
mempengaruhi mereka dalam menentukan target apa yang akan mereka capai dalam
melakukan pendalaman Alkitab, yaitu semakin dekat dan peka dengan Tuhan
(pertumbuhan rohani). Target ini kemudian akan mempengaruhi bagaimana mereka
akan berperilaku, seperti melakukan pendalaman Alkitab dengan teratur pada waktu
dan tempat yang sesuai dengan aturan dari Kelompok Kecil dengan kenyamanan dan
ketenangan yang mereka rasakan ketika melakukan pendalaman Alkitab.
Berdasarkan teori dari
planned behavior
,
Intention
adalah suatu gambaran
dari seberapa kuat seseorang
berusaha dan seberapa banyak usaha
yang
direncanakannya untuk digunakan dalam tujuan menampilkan suatu perilaku.
maka kemungkinan untuk memunculkan perilaku tersebut akan semakin kuat.
Demikian pula sebaliknya, semakin lemah
Intention
yang dimiliki oleh individu
untuk berperilaku tertentu, maka kemungkinan untuk memunculkan perilaku tersebut
juga akan semakin lemah.
Intention
individu terhadap suatu perilaku dipengaruhi oleh
tiga determinan, yaitu
Attitude toward the behavior, subjective norms,
dan
perceived
behavioral control
.
Attitude toward the behavior
merupakan sikap terhadap evaluasi positif atau
negatif individu terhadap perilaku yang akan ditampilkannya. Menurut Ajzen (2005),
individu akan
favourable
terhadap suatu perilaku jika individu tersebut memiliki
keyakinan evaluasi positif terhadap konsekuensi dari perilaku tersebut. Individu akan
unfavourable
terhadap suatu perilaku, jika individu tersebut memiliki keyakinan
evaluasi negatif terhadap konsekuensi dari perilaku tersebut.
Demikian pula halnya dengan mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil,
dimana jika mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil memiliki keyakinan
evaluasi positif terhadap konsekuensi melakukan pendalaman Alkitab, seperti lebih
dekat dengan Tuhan, lebih tenang dan merasa nyaman menjalani aktivitas, dan pada
saat menghadapi permasalahan, maka mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil
akan menjadi
favourable
dalam melakukan pendalaman Alkitab dan akan tertarik
serta merasa senang untuk terus melakukan pendalaman Alkitab. Anggota Kelompok
Kecil yang memiliki keyakinan evaluasi negatif dari konsekuensi melakukan
pendalaman
Alkitab,
seperti
berkurangnya
waktu
untuk
beristirahat,
tidak
14
Universitas Kristen Maranatha
Kelompok Kecil akan menjadi
unfavourable
untuk melakukan pendalaman Alkitab.
Anggota Kelompok Kecil yang
unfavourable
akan menjadi kurang tertarik, dan
kurang merasa senang sehingga merasa malas untuk melakukan pendalaman Alkitab.
Determinan yang kedua adalah
subjective norms
, yaitu persepsi individu
mengenai tuntutan dari orang-orang yang signifikan untuk menampilkan atau tidak
menampilkan suatu perilaku dan ada kesediaan individu untuk mengikuti orang-orang
tersebut. Ajzen (2005), menyatakan bahwa jika individu mempersepsi bahwa orang
yang signifikan baginya menuntut individu untuk menampilkan perilaku tertentu dan
individu termotivasi untuk mematuhi tuntutan tersebut, maka individu akan memiliki
subjective norms
yang positif. Individu yang mempersepsi bahwa orang yang
signifikan baginya tidak menuntut dirinya untuk melakukan perilaku tertentu dan
individu termotivasi untuk mematuhinya, maka individu akan memiliki
subjective
norms
yang negatif.
Setiap mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil yang memiliki keyakinan
bahwa orang-orang terdekatnya seperti keluarga, teman terdekat, pacar, dan
teman-teman persekutuan mengingatkan dan mendorong mahasiswa yang mengikuti
Kelompok Kecil untuk melakukan pendalaman Alkitab dengan teratur, maka
mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil memiliki persepsi bahwa orang-orang
terdekatnya menuntut mereka untuk melakukan pendalaman Alkitab dengan teratur.
Terdapatnya motivasi dari mahasiswa yang mengikuti Kelompok Kecil untuk
mematuhi tuntutan dari orang tersebut, akan membuat mahasiswa yang mengikuti
sebaliknya, jika setiap mahasiswa yang mengikuti pendalaman Alkitab memiliki
keyakinan bahwa orang-orang terdekatnya tidak mendukung mereka untuk
melakukan pendalaman Alkitab dengan teratur, maka mahasiswa yang mengikuti
pendalaman Alkitab akan memiliki persepsi bahwa orang-orang terdekatnya tersebut
tidak menuntut mereka untuk melakukan pendalaman Alkitab dengan teratur,
kemudian dengan adanya motivasi dari mahasiswa yang mengikuti pendalaman
Alkitab untuk mematuhi tuntutan dari orang-orang tersebut, maka mahasiswa yang
mengikuti pendalaman Alkitab akan memiliki
subjective norms
yang negatif.
Perceived behavioral control
yang merupakan determinan ketiga adalah
persepsi mahasiswa yang mengikuti pendalaman Alkitab mengenai kemampuannya
untuk menampilkan suatu perilaku. Ajzen (2005), mengatakan bahwa ada atau
tidaknya persepsi individu mengenai faktor yang mendukung dan menghambatnya
untuk melakukan suatu perilaku tertentu dan besar atau kecilnya kekuatan dari
faktor-faktor tersebut, akan mempengaruhi
perceived behavioral control
individu terhadap
suatu perilaku tertentu menjadi positif atau negatif.
Mahasiswa yang meyakini adanya faktor-faktor yang mendukungnya, seperti
suasana yang hening dan kondisi tubuh yang fit untuk melakukan pendalaman
Alkitab, maka mahasiswa yang mengikuti pendalaman Alkitab memiliki persepsi
bahwa pendalaman Alkitab adalah hal yang mampu mereka lakukan. Persepsi
tersebut akan membuat mahasiswa yang mengikuti pendalaman Alkitab memiliki
perceived behavioral control
yang positif. Anggota pendalaman Alkitab yang
16
Universitas Kristen Maranatha
pengaturan waktu, rasa malas, kondisi tubuh yang lelah untuk melakukan pendalaman
Alkitab, dan faktor tersebut kuat pengaruhnya dalam menghambat mahasiswa
melakukan pendalaman Alkitab, maka mahasiswa yang mengikuti pendalaman
Alkitab memiliki persepsi bahwa melakukan pendalaman Alkitab dengan teratur
merupakan hal yang sulit atau tidak mampu untuk mereka lakukan. Persepsi tersebut
akan membuat mahasiswa yang mengikuti pendalaman Alkitab memiliki
perceived
behavioral control
yang negatif.
Attitude toward the behavior
,
subjective norms
, dan
perceived behavioral
control
juga saling berhubungan satu dengan lainnya. Semakin positif atau negatif
hubungan dari ketiga determinan ini, maka akan berpengaruh pula pada kuat atau
lemahnya kontribusi dari setiap determinan terhadap
Intention
mahasiswa untuk
melakukan pendalaman Alkitab. Apabila diatara ketiga determinan tersebut memiliki
hubungan erat yang positif, maka mahasiswa yang mengikuti pendalaman Alkitab
yang
favourable
, seperti tertarik untuk melakukan pendalaman Alkitab dengan
teratur, juga akan memiliki persepsi bahwa mereka mampu untuk melakukannya
disamping mereka juga memiliki persepsi bahwa keluarga, teman dekat, dan
teman-teman
persekutuan
mengingatkan
atau
menuntut
mereka
untuk
melakukan
pendalaman Alkitab dengan teratur. Persepsi tersebut pada akhirnya akan memberi
pengaruh pada
Intention
mahasiswa untuk melakukan pendalaman Alkitab semakin
kuat.
Mahasiswa yang
unfavourable
seperti kurang tertarik untuk melakukan
tidak mampu untuk melakukan pendalaman Alkitab secara teratur disamping mereka
juga mempersepsi bahwa keluarga, teman dekat, dan teman-teman persekutuan tidak
menuntut mereka dan juga jarang mengingatkan mereka untuk melakukan
pendalaman Alkitab dengan teratur. Interaksi dari ketiga determinan tersebut pada
akhirnya akan mempengaruhi
Intention
mahasiswa untuk melakukan pendalaman
Alkitab menjadi lemah.
Attitude toward the behavior
,
subjective norms
, dan
perceived behavioral
control
yang memiliki hubungan negatif, memiliki arti bahwa mahasiswa yang
mengikuti pendalaman Alkitab yang
unfavourable
untuk melakukan pendalaman
Alkitab memiliki persepsi bahwa orang-orang terdekatnya mendukung mereka untuk
melakukan pendalaman Alkitab, dan mereka bersedia untuk mematuhi orang-orang
tersebut. Selain itu mereka juga memiliki persepsi bahwa mereka mampu untuk
melakukan pendalaman Alkitab. Sebaliknya, mahasiswa yang
favourable
untuk
melakukan pendalaman Alkitab, memiliki persepsi bahwa orang-orang terdekatnya
kurang atau bahkan tidak mendukung dirinya untuk melakukan pendalaman Alkitab
dan mereka bersedia mematuhi orang-orang tersebut. Selain itu mereka akan juga
mempersepsi dirinya tidak mampu untuk melakukan pendalaman Alkitab. Kondisi ini
juga pada akhirnya akan mempengaruhi kuat lemahnya
Intention
mahasiswa untuk
melakukan pendalaman Alkitab.
Kontribusi dan korelasi dari ketiga determinan tersebut akhirnya akan
memengaruhi kuat atau lemahnya
Intention
mahasiswa untuk melakukan pendalaman
18
Universitas Kristen Maranatha
terhadap
Intention
dapat berbeda-beda satu sama lain, dapat sama-sama kuat
mempengaruhi
Intention
atau hanya dua determinan atau salah satu determinan saja
yang kuat dalam memengaruhi
Intention
, tergantung pada determinan apa yang
paling dominan mempengaruhi mahasiswa. Bagan kerangka pemikiran dapat
Mahasiswa
Kristen
di
Universitas
“X”
Bagan 1.1. Kerangka Pikir
Mahasiswa
Kristen
di
Universitas
“Y”
Dibandingkan
Mahasiswa Kristen di
Universitas “X” dengan
Universitas “Y”
subjective norms
Mahasiswa Kristen di
Universitas “X” dengan
Universitas “Y”
Perceived behavioral
control
Mahasiswa Kristen di
Universitas “X” dengan
Universitas “Y”
Intention
melakukan
pendalaman
Alkitab secara
teratur
Attitude toward the
behavior
Mahasiswa Kristen di
20
Universitas Kristen Maranatha
1.6
Asumsi Penelitian
Dari pemaparan di atas maka peneliti merumuskan asumsi :
1)
Attitude toward the behavior
,
subjective norms
dan
perceived behavioral
control
berkontribusi terhadap kuat lemahnya
Intention
dari mahasiswa
Kristen di Universitas “X” dan Universitas “Y” Bandung dalam melakukan
pendalaman Alkitab.
2)
Mahasiswa Kristen yang memiliki
Intention
yang kuat akan menentukan
terbentuknya perilaku melakukan pendalaman Alkitab.
3)
Mahasiswa Kristen yang memiliki persepsi bahwa dengan melakukan
pendalaman Alkitab memberikan konsekuensi positif maka
Intention
untuk
melakukan pendalaman Alkitab akan semakin kuat.
4)
Mahasiswa Kristen yang memiliki persepsi adanya tuntutan dari orang-orang
terdekatnya untuk melakukan pendalaman Alkitab maka
Intention
untuk
melakukan pendalaman Alkitab akan semakin kuat.
5)
Mahasiswa Kristen yang memiliki persepsi bahwa dirinya mampu untuk
melakukan pendalaman Alkitab serta tidak tergantung pada orang lain maka
1.7
Hipotesis Penelitian
Hipotesis Umum
Terdapat Terdapat perbedaan
Intention
untuk melakukan pendalaman Alkitab
pada mahasiswa Kristen di Universitas “X” dan Universitas “Y”.
Hipotesis Khusus
Hipotesis 1
: Terdapat perbedaan
attitude toward the behavior
pada
mahasiswa Kristen di Universitas “X” dan Universitas “Y”.
Hipotesis 2
: Terdapat perbedaan
subjective norms
pada mahasiswa Kristen di
Universitas “X” dan Universitas “Y”.
Hipotesis 3
: Terdapat perbedaan
perceived behavioral control
pada
67
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai perbandingan
Intention
melakukan
pendalaman Alkitab pada mahasiswa
kristen
di universitas
“
X
”
dengan universitas
“
Y
”
yang dilakukan kepada mahasiswa kristen
di universitas “X” berjumlah
128
orang, dan di universitas “Y” berjumlah
112
orang
, dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut :
1.
Terdapat perbedaan antara
Intention
pada mahasiswa kristen universitas “X”
dengan mahasiswa kristen universitas “Y”, yang berarti mahasiswa kristen
universitas “X” memiliki perbedaan dalam keputusan secara sadar untuk
melakukan pendalaman Alkitab dengan mahasiswa kristen di universitas
“Y” (
intention
).
2.
Terdapat perbedaan antara
Attitude Toward The Behavior
pada mahasiswa
kristen universitas “X” dengan mahasiswa kristen universitas “Y”, yang
berarti terdapat perbedaan dari mahasiswa kristen universitas “X” dan “Y”
dalam memaknai manfaat melakukan pendalaman Alkitab,
3.
Terdapat perbedaan antara
Subjective Norms
pada mahasiswa kristen
universitas “X” dengan mahasiswa kristen universitas “Y”, yang berarti
“Y” mengenai tuntutan dari orang-orang yang signifikan baginya dan
adanya kesediaan mahasiswa untuk mengikuti orang-orang tersebut.
4.
Terdapat perbedaan antara
Perceived Behavioral Control
pada mahasiswa
kristen universitas “X” dengan mahasiswa kristen universitas “Y”, yang
berarti terdapat perbedaan persepsi dari mahasiswa kristen di universitas
“X” dan “Y” mengenai kemampuannya untuk melakukan pendalaman
Alkitab.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa
saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.
5.2.1 Saran Teoritis
1. Penelitian ini mengukur faktor determinan di dalam
intention
melakukan
pendalaman Alkitab terhadap mahasiswa kristen di universitas “X” dan “Y”,
namun terdapat faktor lain pada universitas “X” dan universitas “Y” yang
tidak diamati di dalam penelitian ini namun memberikan pengaruh simultan
69
Universitas Kristen Maranatha
lanjut, yaitu dengan meneliti lebih mendalam dan spesifik mengenai pengaruh
belief-belief
yang ada dalam determinan-determinan
intention
terhadap
determinan itu sendiri.
2. Disarankan untuk melakukan penelitian perbandingan terhadap
intention
pada
mahasiswa kristen di universitas “X” dan “Y”, pada kegiatan retreat,
persekutuan
doa,
saat
teduh,
kebaktian
rutin,
kebersamaan
anggota
persekutuan, dan kegiatan pembinaan kerohanian lain yang terdapat di kedua
universitas.
5.2.2 Saran Praktis
1. Bagi setiap pendamping dan pengurus persekutuan mahasiswa kristen di
universitas “X” disarankan untuk tetap memberikan pembinaan-pembinaan
rohani kepada setiap mahasiswa,
terutama pembinaan yang bertemakan
mengenai pendalaman Alkitab sebagai bentuk informasi yang akan mereka
terima, untuk meningkatkan keyakinan positif mereka akan konsekuensi yang
positif dari melakukan pendalaman Alkitab.
2. Bagi mahasiswa di universitas “X”, sebagai orang-orang yang signifikan bagi
mahasiswa, diharapkan dapat meningkatkan motivasi, persepsi yang positif,
dan keyakinan diri mahasiswa lainnya untuk melakukan pendalaman Alkitab.
Adapun caranya adalah dengan memberikan pujian bagi mahasiswa
(konsekuensi positif) jika mereka hadir di pertemuan pendalaman Alkitab dan
yang positif dari mahasiswa, sehingga meningkatkan kecenderungan untuk
melakukan pendalaman Alkitab.
3. Bagi setiap mahasiswa di universitas negeri “Y” yang mengikuti kegiatan
pendalaman Alkitab, dan sebagai orang yang signifikan bagi mahasiswa dalam
persekutuan mahasiswa kristen, diharapkan memberikan motivasi intrinsik
yang bersifat pribadi kepada mahasiswa lainnya. Hal ini dapat dilakukan
melalui bimbingan rohani secara pribadi dengan memberikan suatu pengertian
bahwa pentingnya melakukan pendalaman Alkitab, agar dapat menimbulkan
persepsi positif mahasiswa lain mengenai tuntutan untuk melakukan
pendalaman Alkitab secara rutin dan kesediaan mereka untuk mematuhi orang
yang signifikan baginya.
4. Bagi setiap mahasiswa pembimbing di universitas “Y”, sebagai orang yang
signifikan bagi mahasiswa dalam persekutuan, diharapkan memberikan
feedback
dari pendalaman Alkitab yang dilakukan oleh mahasiswa agar
muncul persepsi positif dari mahasiswa tersebut mengenai manfaat dalam
melakukan pendalaman Alkitab. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
menganjurkan setiap mahasiswa untuk mencatat hal-hal yang didapatkan dan
yang kurang dipahami dari renugan yang dibaca setiap kali persiapan
71
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, Icek. 2005.
Attitudes, Personality and Behavior
. 2
nded. England: Open
University Press, McGraw-Hill Education.
Barker, S dkk. 2000. Buku Pegangan Pemimpin Kelompok Kecil. Jakarta:
Perkantas
Fleming, Jean. 2011.
Waktu Bersama Tuhan
. Yogyakarta : Yayasan Gloria.
Guilford, J.P. 1956.
Fundamental Statistics in Psychology and Education
. 3
rded.
Tokyo : Mc. Graw-Hill Kogakusha Company.Ltd.
Nazir, Moh. 2005.
Metodologi Penelitian
. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Santrock, John. W. 1998.
Adolescent Development
. 7
thed. USA : McGraw-Hill,
Inc.
Santrock, John. W. 2002.
Life Span Development
. Edisi Ketujuh. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Santrock, John. W. 2003.
Adolescence
. Edisi Keenam. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Singarimbun, Masri. 1995.
Metode Penelitian Survai
. Jakarta : LP3ES.
Suryabrata, Sumadi. 2006.
Psikologi Kepribadian
. Jakarta : PT. RajaGrafindo
Persada.
Sugiyono. 2005.
Statistika untuk Penelitian
. Bandung: Penerbit CV Alfabeta.
DAFTAR RUJUKAN
Ajzen, Icek. 2002.
Constructing a TpB Questionnaire: Conceptual and
Methodological Considerations
, diunduh pada tanggal 24 Juni 2011.
Efraim, Anggian Heksa. 2010.
Kontribusi Determinan-Determinan terhadap
Intention untuk Melakukan Puasa Makan Pada Pengurus PMK di
Universitas Kristen Maranatha Bandung
. Skripsi. Bandung: Fakultas
Psikologi Universitas Kristen Maranatha.
Haryanto,
Rocky.2011.
Studi
Deskriptif
mengenai
Profil
Dimensi-Dimensi
Religiusitas
pada
Mahasiswa
yang
Mengikuti
Kelompok
Kecil
di
Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK)Universitas “X” Bandung
. Skripsi.
Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.
Http://www.ppa.or.id/artikel/saat-teduh-dengan-metode-baca-gali-alkitab-376.html, diunduh pada tanggal 28 April 2011.
Maria, Gok. 2012 Kontribusi Determinan-Determinan terhadap Intention untuk
Melakukan Saat Teduh Pada Anggota Kelompok Kecil Persekutuan
Mahasiswa Kristen di Universitas Kristen Maranatha Bandung. Skripsi,
Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.
Putra, Nugraha Utama. 2010.
Studi Deskriptif mengenai Stage Of integrity
Mahasiswa Pemimpin Kelompok Kecil Persekutuan Mahasiswa Kristen di
Universitas “X” Bandung
. Usulan Penelitian. Bandung: Fakultas Psikologi
Universitas Kristen Maranatha.