Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS LABORATORIUM MINI UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR KEMAMPUAN KOGNITIF SERTA PENGARUHNYA TERHADAP SIKAP ILMIAH SISWA SMP PADA MATERI
POKOK CAHAYA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan IPA
Konsentrasi Fisika Sekolah Lanjutan
Oleh: SOHIBUN NIM.1101182
KONSENTRASI PENDIDIKAN FISIKA SL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS LABORATORIUM MINI UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR KEMAMPUAN KOGNITIF SERTA PENGARUHNYA TERHADAP SIKAP ILMIAH SISWA SMP PADA MATERI
POKOK CAHAYA
Oleh:
Sohibun, S.Pd., Universitas Pendidikan Indonesia, 2013
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Konsentrasi Fisika Sekolah Pasca Sarjana
© Sohibun 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iii
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS LABORATORIUM MINI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KEMAMPUAN KOGNITIF DAN SIKAP ILMIAH SISWA SMP
PADA MATERI POKOK CAHAYA
Disetujui untuk mengikuti Ujian Tahap II
Pembimbing I
Dr. Johar Maknun, M.Si. NIP. 19680308 199303 1 002
Pembimbing II
Dr.Wawan Setiyawan M.Kom NIP. 19660101 199103 1 005
Penguji I
Dr. Enjang Ahmad Juanda, M.Pd. M.T. NIP. 19550826 198101 1 001
Penguji II
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iv
Ketua Program Studi Pendidikan IPA
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Prof. Dr. Anna Permanasari, M.Si NIP. 19580712 198303 2 002
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “penerapan model
pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis laboratorium mini untuk meningkatkan
hasil belajar kemampuan kognitif dan sikap ilmiah siswa SMP pada materi pokok
cahaya” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya
tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan
tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila
dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam
karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.
Bandung, Juni 2013 Yang membuat pernyataan,
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS LABORATORIUM MINI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KEMAMPUAN KOGNITIF DAN SIKAP ILMIAH SISWA SMP
PADA MATERI POKOK CAHAYA
Sohibun, 1101182
Pembimbing I : Dr. Johar Maknun, M.Si Pembimbing II: Dr. Wawan Setiyawan, M.Kom
Abstrak
Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh gambaran penggunaan model pembelajaran inkuri terbimbing berbasis labortorium mini untuk meningkatkan hasil belajar dan sikap ilmiah siswa SMP kelas VIII pada materi pokok cahaya, serta untuk memperoleh gambaran tanggapan siswa terhadap model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis laboratorium mini. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan desain “nonequivalent control group design” yang dilaksanakan di kelas VIII salah satu SMP di kabupaten Rokan Hulu Riau pada tahun pelajaran 2012/2013. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes awal dan tes akhir untuk hasil belajar aspek kognitif, angket untuk sikap ilmiah dan tanggapan siswa terhadap model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis laboratorium mini. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh rata-rata N-gain kelas eksperimen 0.41 dan kelas kontrol 0.29 dengan signifikansi peningkatan N-gain berdasarkan uji statistik yaitu 0.001 dan skor rata-rata hasil belajar kemampuan kognitif tertinggi 81,82 %. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar aspek kognitif pada materi pokok cahaya siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis laboratorium mini lebih tinggi dibandingkan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Hasil analisis sikap ilmiah siswa didapatkan rata-rata N-gain kelas eksperimen 0.174 dan kelas kontrol 0.19 dengan signifikansi 0.689. Berdasarkan uji hipotesis maka peningkatan sikap ilmiah siswa tidak berbeda secara signifikan antara kelas yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis laboratorium mini dibandingkan kelas yang mengikuti pembelajaran konvensional. Disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis laboratorium mini, secara signifikan dapat lebih meningkatkan hasil belajar aspek kognitif siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional tetapi tidak dengan sikap ilmiah siswa.
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
IMPLEMENTATION OF GUIDED INQUIRY MODELS LEARNING BASED MINI LABS TO GAIN COGNITIVE SKILL AND SCIENTIFIC
ATTITUDE IN LIGHT SUBJECT
Abstract
Has done research that aims to obtain a picture of the use of guided learning model based inquiry mini labs to improve learning outcomes of cognitive abilities eighth grade junior high school students in the subject matter light and to obtain an overview of the students' responses guided inquiry-based learning model mini lab. The research method used was a quasi-experimental design with "nonequivalent control group design" implemented in one of the junior class VIII in Riau Rokan Hulu district in the school year 2012/2013. The data was collected using a preliminary test and final test for cognitive learning outcomes and student responses to the questionnaire guided inquiry-based learning model mini lab. Based on the analysis of data obtained by the average N-gain experiment class and control class 0:29 0:41 with significantly increased N-gain based statistical test is 0.001 and the average score of the highest cognitive learning outcomes 81.82%. Hypothesis test results showed that the increase in cognitive learning outcomes in light of the subject matter of learning to students who take the guided inquiry-based learning model mini labs higher than students who take conventional learning. Learning to use student responses to laboratory-based models inkuri mini is based on the calculation of 81.81% with positive category.
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
2.1.3. Hakikat Pembelajaran IPA ... 15
2.2. Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Pembelajaran Fisika... 17
2.2.1. Tinjauan tentang Metode Belajar Aktif ... 17
2.2.2. Kontruktivisme dalam pembelajaran fisika ... 19
2.2.3. Model Pembelajaran Inkuiri ... 20
2.2.4. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 24
2.2.5. Model Pembelajaran Berbasis Laboratorium Mini ... 31
2.2.6. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini ... 33
2.3. Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Dalam Pembelajaran Fisika ... 36
2.4. Sikap Ilmiah ... 40
2.5. Struktur Materi Pokok Cahaya ... 45
2.6. Hipotesis Penelitian ... 52
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian ... 54
3.2. Prosedur Penelitian... 55
3.3. Subyek Penelitian ... 56
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.5. Instrumen Penelitian... 57
3.6. Teknik Pengolahan Data ... 67
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 71
4.1.1 Deskripsi Pembelajaran ... 71
4.1.2 Analisis Hasil Pretest Siswa ... 83
4.1.3 Peningkatan Hasil Belajar Aspek Kognitif ... 85
4.1.4 Deskrisi Sikap Ilmiah ... 88
4.1.5 Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran ... 90
4.2. Pembahasan ... 93
4.2.1. Keterlaksanaan pembelajaran model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis laboratorium mini ... 93
4.2.2. Peningkatan hasil belajar aspek kognitif ... 96
4.2.3. Sikap Ilmiah ... 100
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 108
B. Saran... 108
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 34
Tabel 2.2. Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif ... 40
Tabel 3.1. Desain Penelitian ... 54
Tabel 3.2. Indikator sikap ilmiah ... 58
Tabel 3.3. Angket sikap ilmiah ... 60
Tabel 3.4. Penafsiran Hasil Penilaian Sikap Ilmiah ... 61
Tabel 3.5. Kategori Validitas Butir Soal ... 63
Tabel 3.6. Klasifikasi Analisis Reliabilitas Tes ... 64
Tabel 3.7. Kategori tingkat Kesukaran ... 65
Tabel 3.8. Tafsiran Indeks Daya Pembeda ... 65
Tabel 3.9. Hasil Uji Coba Instrumen Tes Tertulis (Kognitif) ... 66
Tabel 3.10. Kategori Tingkat N Gain... 68
Tabel 4.1 Uji Normalitas skor pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol .. 84
Tabel 4.2 Uji homogenitas skor pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol 84
Tabel 4.3. Uji perbedaan rata-rata skor pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 85
Tabel 4.4. data hasil belajar aspek kognitif perindikator kelas eksperimen... 86
Tabel 4.5. data hasil belajar aspek kognitif perindikator kelas kontrol ... 86
Tabel 4.6. Deskripsi skor aspek kognitif kelas eksperimen dan kelas kontrol secara keseluruhan ... 86
Tabel 4.7. Uji normalitas data gain kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 87
Tabel 4.8. Uji homogenitas data gain kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 87
Tabel 4.9. Hasil uji perbedaan data gain kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 88
Tabel 4.10. Sikap Ilmiah Kelas Eksperimen ... 89
Tabel 4.11. Sikap Ilmiah Kelas Kontrol ... 90
Tabel 4.12. Angket tanggapan siswa per indikator ... 91
Tabel 4.13. Hasil perhitungan angket tanggapan siswa per indikator... 91
Tabel 4.14. Hasil lembar observasi catatan lapangan guru mata pelajaran terhadap keterlaksanaan pembelajaran ... 95
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.3. Siswa melakukan praktikum sudut datang sama dengan sudut pantul pada cermin datar ... 74
Gambar 4.4. Siswa melakukan percobaan cermin datar ... 74
Gambar 4.5. Guru memberi bimbingan kepada siswa ... 75
Gambar 4.6. Pembelajaran yang dilakukan pada kelas kontrol ... 76
Gambar 4.7. Siswa melakukan percobaan cermin cekung ... 77
Gambar 4.8. Guru memberi bimbingan kepada siswa ... 77
Gambar 4.9. Siswa menggambarkan pembentukan bayangan pada cermin cekung dengan menggunakan tiga sinar istimewa pada cermin cekung ... 78
Gambar 4.10. Siswa melakukan praktikum cermin cembung ... 79
Gambar 4.11. Siswa kelas kontrol melakukan diskusi dan tanya jawab ... 80
Gambar 4.12. Siswa kelas kontrol melakukan kuis diakhir pembelajaran ... 98
Gambar 4.13. Pemberian penghargaan pada kelompok nyata dan kelompok fokus ... 81
Gambar 4.14. Posttest kelas eksperimen (VIII7) ... 82
Gambar 4.15. Posttest kelas eksperimen (VIII8) ... 82
Gambar 4.16. Grafik tanggapan siswa terhadap model per indikator ... 91
Gambar 4.17. Grafik sikap ilmiah siswa perindikatos kelas eksperimen ... 101
Gambar 4.18. Grafik sikap ilmiah siswa perindikatos kelas kontrol ... 101
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A : Perangkat Pembelajaran ... 116
Lampiran B : Instrumen Penelitian ... 178
Lampiran C : Lembar Judgement Instrumen ... 212
Lampiran D : Hasil Uji Coba Tes Tertulis ... 218
Lampiran E : Hasil Penelitian dan Pengolahan Data ... 223
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam berhubungan dengan hasil kegiatan manusia
berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam
sekitarnya yang diperoleh melalui serangkaian proses ilmiah. IPA merupakan
pengetahuan yang tersusun sistematis yang mengandung pernyataan, pencarian,
pemahaman, serta penyempurnaan jawaban tentang suatu gejala dan karakteristik
alam sekitar (Mulyana, 2007).
IPA itu suatu cara atau metode mengamati Alam (Nash, 1963) maksudnya,
mengamati dunia bersifat analitis, lengkap, dan cermat, serta menghubungkan
antara satu fenomena dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya
membentuk suatu perspektif baru tentang objek yang diamati.
Fisika sebagai salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam pada
umumnya banyak mempunyai aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena
itu penguasaan siswa terhadap fisika dengan baik akan memberikan andil bagi
pencapaian tujuan pendidikan secara umum, yaitu mempersiapkan siswa agar
mampu menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan melalui latihan bertindak
atas dasar pemikiran logis, rasional, kritis, efektif, dan efisien. ( Oemar, 2003).
Pendidikan dasar yang diselenggarakan di SLTP/Mts bertujuan untuk
memberikan bekal kemampuan dasar yang merupakan perluasan serta
2
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bagi siswa untuk mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, anggota masyarakat
serta warga negara sesuai dengan tingkatan perkembangannya dan
mempersiapkan mereka untuk pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. (Panduan
lengkap KTSP, 2007).
Guru sebagai tenaga pengajar sangat mempengaruhi tercapainya tujuan
pembelajaran, oleh karena itu guru harus kreatif dan imajinatif untuk
mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa mampu untuk
belajar. Salah satu usaha guru adalah menggunakan strategi dan metode mengajar
yang dapat menarik perhatian. Merangsang siswa untuk lebih terlibat langsung
dalam aktivitas belajar pemilihan strategi dalam metode mengajar vang cocok,
tepat dan jitu memungkinkan tercapainya tujuan optimal, strategi pembelajaran
mempengaruhi taraf keberhasilan siswa. Untuk itu guru harus memiliki metode
yang tepat guna mengantar siswa mencapai tujuan yang diharapkan.
Proses pembelajaran yang efektif dan efisien akan tercipta, jika pelaku
yang terlibat dalam proses tersebut hendaknya mampu mewujudkan perilaku
mengajar secara tepat agar tercipta interaksi belajar mengajar yang efektif dalam
situasi belajar mengajar yang kondusif. Belajar berarti usaha mengubah tingkah
laku, jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang
belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan,
tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri,
minat, watak, penyesuaian diri. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keperkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta, rasa,
karsa ranah kognitif, afektif dan psikomotor (Sardiman dalam Handrayani, 2007).
Salah satu pelajaran IPA yang dipelajari di tingkat Sekolah Menengah
Pertama (SMP) adalah fisika. Pelajaran fisika mempelajari gejala-gejala dan
interaksi gejala-gejala itu satu sama lain. Fisika adalah bahasa yang digunakan
untuk saling berhubungan dan untuk menemukan sifat-sifat yang berlaku secara
umum antara berbagai peristiwa alam. Fisika diberikan kepada siswa untuk
membantu siswa agar tertata nalarnya, terbentuk kepribadiannya serta terampil
menggunakan fisika dan penalarannya dalam kehidupannya kelak. Pendidikan
dasar yang diselenggarakan di SMP bertujuan memberi bekal kemampuan dasar
yang merupakan perluasaan serta peningkatan pengetahuan keterampilan yang
diperoleh di Sekolah Dasar, yang bermanfaat bagi siswa untuk mengembangkan
kehidupan sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga negara dengan tingkat
perkembangannya serta mempersiapkan mereka untuk pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi (Panduan lengkap KTSP, 2007).
Pembelajaran Fisika di sekolah-sekolah masih terbatas pada pemahaman
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip tersebut. Itu pun tingkat aktualisainya masih relatif rendah. Rendahnya
pencapaian pendidikan sains di Indonesia dapat ditunjukkan oleh berbagai
indikator, diantaranya Hasil The Third International Mathematics and Science
Study atau TIMSS (Miller D: 2009) yang menunjukkan bahwa Indonesia
menduduki urutan ke-35 dalam IPA dan urutan ke-36 dalam matematika diantara
4
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada salah satu sekolah menengah
pertama di Ujungbatu Riau tahun ajaran 2012/2013 melalui wawancara bahwa
guru tidak berkeinginan untuk melakukan praktium pada materi tertentu karena
kesulitan dalam membagi waktu dan mengatur siswa termasuk tidak adanya
peralatan praktikum. Selain itu, tujuan yang ingin dicapai terhadap sikap ilmiah
dan hasil belajar kemampuan kognitif siswa yang diharapkan muncul pada
kegiatan pratikum tidak tercapai secara optimal, hal ini dapat dilihat dari hasil
observasi saat studi pendahuluan yaitu berdasarkan hasil wawancara pada lembar
observasi kegiatan praktikum kepada guru, guru mengatakan ” semua aspek
tersebut akan saya lakukan, namun fasilitas sekolah yang tidak memadai
sehingga tidak pernah ada kegiatan laboratorium”. Dengan demikian peneliti
menemukan hal dasar yang menjadi pokok permasalahan di sekolah SMP ini
adalah tidak tersedianya peralatan laboratorium sehingga tidak adanya kegiatan
praktikum sebagai penunjang untuk meningkatkan hasil belajar salah satunya
keterampilan kognitif juga pada sikap ilmiah siswa.
Selain itu, salah satu penyebab tidak tuntasnya pembelajaran di sekolah
adalah peran guru di kelas lebih dominan jika dibandingkan siswa. Pembelajaran
yang didominasi oleh guru ini membuat siswa menjadi pasif dan kurang
berpartisipasi. Siswa hanya mendengar dan mencatat materi yang disampaikan
oleh guru. Ketika guru meminta siswa mengajukan pertanyaan tentang hal-hal
yang tidak siswa pahami, hanya satu atau dua siswa saja yang bertanya, yang lain
hanya diam. Siswa sepertinya juga tidak merasa percaya diri untuk menjawab atau
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pembelajaran yang baik dapat terwujud, bila dalam proses kegiatan berlangsung
secara dinamis. Sesuai dengan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan
penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing yang pada intinya, siswa
belajar sekaligus dilanjutkan dengan praktikum. Ini bertujuan untuk meningkatkan
kecintaan siswa terhadap pelajara IPA khususnya pelajaran Fisika.
Bila ditinjau dari tujuan mata pelajaran fisika di SMP, menurut Mohamad
Nur (2003) adalah: a) memberikan pengalaman kepada peserta didik dalam
merencanakan dan melakukan kerja ilmiah untuk membentuk sikap ilmiah, dan b)
meningkatkan kesadaran untuk memelihara dan melestarikan lingkungan serta
sumber daya alam. Berdasarkan tujuan ini, pembelajaran fisika di SMP
hendaknya berpusat pada peserta didik (student centered), yaitu peserta didik
diharapkan terlibat secara aktif dan kreatif dalam proses belajar. Oleh karena itu,
pengajar fisika harus dapat merangsang kegiatan peserta didik, menciptakan
kondisi agar peserta didik aktif berpikir, sehingga membangkitkan dan
meningkatkan motivasi peserta didik untuk mendalaminya. Dengan kata lain
pengajar harus dapat menciptakan suasana interaktif dan partisipatif, bukan
bersifat instruktif. Kondisi ini sesuai dengan tuntutan dari kurikulum fisika SMP.
Dalam pelaksanaan kurikulum kegiatan pembelajaran perlu (Depdiknas,
2004:30): ”1) berpusat pada peserta didik, 2) mengembangkan kreativitas peserta
didik, 3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, 4) bermuatan nilai,
etika, estetika, logika, dan kinetetika, dan 5) menyediakan pengalaman belajar
6
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan muatan yang terkandung dalam kurikulum fisika SMP tidak
dapat dihindari bahwa kegiatan laboratorium memegang peranan penting dalam
pembelajaran fisika. Kerja praktek merupakan cara yang sangat relevan bukan
saja untuk mengaktifkan peserta didik juga untuk membantu peserta didik
mengembangkan kompetensinya. Sebab tujuan utama kerja praktek adalah
“melatih peserta didik bekerja secara ilmiah untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan nilai ilmiah” (Depdiknas, 2004 :11). Pengertian kompetensi
yang dimaksudkan adalah peserta didik dianggap berkompetensi bila peserta
didik “memiliki pengetahuan, keterampilan dan nilai ilmiah yang direfleksikan
secara konsisten dalam kehidupan nyata”. Berkaitan dengan pentingnya
keberadaan laboratorium dalam pembelajaran fisika sudah banyak diteliti orang.
Salah satunya adalah hasil penelitian Mohamad Nur, dkk (1998:16) menemukan
bahwa “peserta didik menunjukkan minat tinggi pada saat diperkenalkan dan
dilatih cara menggunakan alat laboratorium dan senang mengikuti praktikum IPA
dan keterampilan proses peserta didik dapat ditingkatkan secara tajam dalam
waktu yang relatif singkat”.
Ketika peserta didik dilibatkan kerja praktek dalam pembelajaran fisika,
mereka secara langsung dihadapkan dengan objek atau gejala-gejala alam yang
dapat merangsang pikirannya untuk aktif berpikir dan memproses informasi yang
diperoleh melalui pengamatan. Sewaktu peserta didik memproses informasi, pada
ssaat itu pula mereka sekaligus dapat memperoleh pengetahuan dan sekaligus
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menyebutkan bahwa kegiatan laboratorium memberikan dampak positif terhadap
aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Suhermi dan Sehatta (2002:103)
menyimpulkan bahwa “penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
menggunakan laboratorium mini dapat meningkatkan rata-rata nilai terakhir
peserta didik sebesar 31,35 poin atau 49,9%”, hasil penelitian Rusmiyanti (1998:i)
terungkap bahwa “pengembangan kegiatan praktikum melalui kegiatan mini lab
dapat meningkatkan kualitas belajar peserta didik”. Begitu juga hasil penelitain
Etika Idris dan Onik Tri Utari (2010) menyimpulkan ”penerapan DeLikan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada sekolah yang tidak memiliki laboratorium
pada aspek psikomotor dan keterampilan proses”. Kenyataannya masih banyak
SMP yang tidak memiliki laboratorium sehingga kurang optimal dalam
melakukan kegiatan laboratorium dalam pembelajaran fisika, termasuk di salah
satu SMP negeri di Ujungbatu Riau.
Inkuiri berarti pertanyaan, pemerikasaan atau penyelidikan. Inkuiri sebagai
suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami
informasi. Gulo (Trianto, 2010: 166) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri
berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara meksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,
analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh
percaya diri. Model inkuri terbimbing adalah salah satu modifikasi dari model
inkuiri, dimana lebih menekankan bimbingan saat penerapannya.
Berdasarkan Pengamatan di SMP saat studi pendahuluan disalah satu SMP
8
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
rendah, hal ini dikarena selain peran guru yang masih dominan, juga karena
keterbatasan sarana untuk melakukan percobaan sains dan kesulitan siswa
memahami konsep serta menyelesaikan soal-soal sains. Selain itu, siswa memiliki
minat baca yang rendah, kurang semangat dan motivasi untuk belajar.
Bertitik tolak dari uraian diatas, penulis mencoba melakukan perubahan
metode belajar dengan menerapkan Inkuiri terbimbing berbasis Laboratorium
mini pada sekolah yang tidak memiliki laboratotium untuk meningkatkan hasil
belajar kognitif siswa dan sikap ilmiah siswa, dengan demikian penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul: Penerapan Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Ranah Kognitif dan Sikap Ilmiah Siswa pada Materi Pokok Cahaya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat disusun
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif yang
mendapat model pembelajaran Inkuiri terbimbing berbasis Laboratorium Mini
pada pokok bahasan cahaya dan cermin?
2. Apakah terjadi peningkatan sikap ilmiah siswa yang mendapat model
pembelajaran Inkuiri terbimbing berbasis Laboratorium Mini pada pokok
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan fokus maka perlu pembatasan
masalah yaitu:
1. Pada penerapan model pembelajaran Inkuiri terbimbing Berbasis
Laboratorium Mini untuk materi pokok cahaya dan sifat-sifat cahaya, cermin
datar, cermin cekung dan cermin cembung yang dilakukan dalam 3 kali
pertemuan.
2. Peningkatan hasil belajar aspek kognitif siswa dimaksudkan sebagai
perubahan hasil belajar aspek kognitif siswa ke arah yang lebih baik sebelum
dan sesudah pembelajaran kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas
kontrol. Kategori peningkatan kemampuan aspek kognitif siswa ditentukan
oleh skor rata-rata gain yang dinormalisasi (N-gain)..
3. Materi fisika yang ditinjau pada penelitian ini adalah materi cahaya dan
cermin kelas VIII SMP yang terdiri dari tiga sub materi yaitu: cahaya
termasuk sifat-sifat cahaya, cermin datar, cermin cekung dan cermin
cembung.
4. Hasil belajar aspek kognitif siswa yang ditinjau pada penelitian ini dibatasi
hanya mencakup pada jenjang pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan
(C3), dan analisis (C4) pada ranah kognitif taksonomi Bloom. Hal ini
disesuaikan dengan kompetensi dasar yang diharapkan pada silabus SMP
kelas VIII.
10
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar pada ranah kognitif
dan sikap ilmiah siswa yang mendapat model pembelajaran Inkuiri terbimbing
berbasis Laboratorim Mini lebih baik dibandingkan siswa yang mendapat
pembelajaran konvensional pada pokok bahasan cahaya dan cermin. Selain itu
juga untuk melihat peningkatan hasil belajar kognitif dan sikap ilmiah siswa
setelah mendapat model pembelajaran Inkuiri terbimbing berbasis Laboratorium
Mini pada pokok bahasan cahaya dan cermin.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Guru
Sebagai masukan untuk dapat mengimplementasikan model pembelajaran
Inkuiri terbimbing dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran fisika,
khususnya untuk aspek kognitif, psikomotor, sikap ilmiah.
2. Bagi Siswa
Siswa akan terbiasa belajar berkelompok, belajar dengan praktikum, sehingga
bisa menguasai konsep-konsep materi pelajaran serta dapat melatih sikap
ilmiah serta psikomotornya sendiri bersama teman-temannya.
3. Bagi Peneliti
Menjadi landasan berpijak untuk meneliti lebih lanjut dalam meningkatkan
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
salah satu pegangan motode pembelajaran jika suatu saat menjadi pelaku
pendidik.
1.6. Defenisi Operasional
1) Inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran modifikasi dari model inkuiri.
Menurut Sund dan Trowbridge yang mengemukakan bahwa pembelajaran
inkuiri terbimbing adalah suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam
pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan/petunjuk yang cukup luas
untuk siswa. Sebagai perencanaannya dibuat oleh guru, siswa tidak
merumuskan masalah. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing, guru tidak
melepas siswa begitu saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa. Guru
harus memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa dalam
melakukan kegiatan-kegiatan sehingga siswa yang berpikir lambat atau siswa
yang mempunyai intelegensi rendah tetap mampu mengikuti
kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan.
2) Laboratorium mini merupakan kegiatan praktikum yang bisa dilakukan di
dalam kelas untuk sekolah-sekolah yang tidak mempunyai sarana
laboratorium. Laboratorium mini menjadikan kelas sebagai laboratorium
dimana didalamnya terdapat kegiatan praktikum dengan menggudakan
alat-alat local material. Menurut Daniel Lucy, dkk (dalam Sehatta, 1999:21)
kegiatan laboratorium mini melibatkan peserta didik dalam belajar dengan
12
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kritis. Laboratorium mini memerlukan peralatan yang minimum dan peserta
didik ikut aktif di dalamnya.
3) Model pembelajaran Konvensional didefenisikan sebagai model
pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru fisika disalah satu SMP negeri
yang ada di kota Pekanbaru yang menjadi tempat penelitian. Pembelajaran ini
didominasioleh metode ceramah yang diakhiri dengan kegiatan pembuktian
(verifikasi) melalui kegiatan demonstrasi atau percobaan, dimana guru
cenderung lebih aktif sebagai sumber informasi bagi siswa dan siswa
cenderung pasif dalam menerima pembelajaran. Langkah–langkah
pembelajaran konvensional yaitu guru memberi informsi, kemudian
menerangkan suatu konsep, yang disertai dengan diskusi dengan siswa.
Setelah itu siswa diminta memperhatikan demonstrasi atau melakukan
percobaan untuk memferivikasikan konsep yang telah diinformasikan
sebelumnya. Selanjutnya meminta siswa untuk mempresentasikan hasil
percobaan atau pengamatan mereka. Kegiatan terakhir siswa mencatat materi
yang diterangkan dan diberi soal–soal pekerjaan rumah.
4) Menurut Ibrahim (2006) hasil belajar siswa menyangkut semua perubahan
perilaku yang dialami oleh siswa sebagai akibat proses belajar baik sebagai
instructional effect maupun naturans effect. Tingkah laku yang dimaksud
salah satunya yaitu keterampilan intelektual (kognitif). Keterampilan
intelektual (kognitif) menurut Anderson dan Krathwol sesuai taksonomi
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ingatan (C1), pemahaman atau komprehensi (C2), penerapan atau aplikasi
(C3), analisis (C4), evaluasi (C5) dan mencipta (C6).
5) Sikap ilmiah atau sikap keilmuan merupakan aspek ketiga dari sikap sains.
Meskipun sikap kedua ini mempunyai hubungan tetapi terdapat penekanan
yang berbeda. Sikap terhadap sains adalah kecendrungan pada rasa senang
atau tidak senang terhadap sians, misalnya menganggap sains itu sukar
dipelajari, kurang menarik, membosankan atau sebaliknya. Sedangkan
sikap sains adalah sikap yang dimiliki para ilmuan dalam mencari dan
mengembangkan pengetahuan baru, misalnya obyektif terhadap fakta, hati
hati, bertanggungjawab, berhati terbuka dan selalu ingin meneliti. Menurut
Martin, dkk (2005: 17) indikator sikap ilmiah mencakup 1). Rasa ingin
tahu 2). Sikap skeptis 3). Pandangan yang luas dan terbuka 4).
Objektivitas 5). Kemauan berverifikasi dan 6). sikap positif terhadap
kegagalan.
6) Pada penelitian ini konsep cahaya yang dibahas mengacu pada standar
kompetensi: memahami konsep dan penerapan optika dalam produk teknologi
sehari–hari dengan kompetensi dasar : menyelidiki sifat–sifat cahaya dan
hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. Konsep cahaya
dibatasi pada perambatan dan pemantulan cahaya.
14
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tujuan
penelitian maka ada dua hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Hipotesis satu (H α 1); (µ1 < µ2; α = 0.05)
H0 = Tidak terdapat peningkatan hasil belajar aspek kognitif menggunakan model
pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis laboratorium mini dibandingkan
dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
H1 = Terdapat peningkatan hasil belajar aspek kognitif menggunakan model
pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis laboratorium mini dibandingkan
dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
b. Hipotesis dua (H α 2); (µ3 < µ4; α = 0.05)
H0 = Tidak terdapat peningkatan sikap ilmiah siswa menggunakan model
pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis laboratorium mini dibandingkan
dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
H1 = Terdapat peningkatan sikap ilmiah siswa menggunakan model pembelajaran
inkuiri terbimbing berbasis laboratorium mini dibandingkan dengan
menggunakan pembelajaran konvensional.
Keterangan:
µ1 = Hasil Belajar aspek kognitif dengan penggunaan pembelajaran konvensional
µ2 = Hasil Belajar aspek kognitif dengan penggunaan model pembelajaran inkuiri
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
µ3 = Sikap ilmiah siswa dengan penggunaan pembelajaran konvensional
µ4 = Sikap ilmiah siswa dengan penggunaan model pembelajaran inkuiri
66
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.
Kelompok pertama yang dikenai perlakuan berupa model pembelajaran inkuiri
terbimbing berbasis laboratorium mini yaitu kelompok eksperimen, kelompok
kedua dikenai perlakuan yang berbeda adalah kelompok kontrol yaitu sebagai
pembanding, menggunakan pembelajaran konvensional dengan praktikum
terencana. Disain dalam penelitian ini diperlihatkan pada Tabel 3.1(Sugiyono,
2010).
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir E (Eksperimen)
X = Perlakuan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis
laboratorium mini
Y = Pembelajaran konvensional
O = Instrumen hasil belajar aspek kognitif (tes tertulis), sikap ilmiah (lembar
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kedua kelompok diberi tes awal dengan soal yang telah di uji validitas
dan reliabilitas di kelas lain. Tes awal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan
awal dan sifat homogenitas dari kedua kelompok tersebut. Kemudian kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol diberi perlakuan yang telah dirancang. Untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh perlakuan, diberikan tes akhir pada kedua
kelompok.
3.2. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, dan tahap akhir.
3.2.1 Tahap Perencanaan
Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain:
a. Studi pendahuluan berupa studi literatur terhadap jurnal dan laporan
penelitian mengenai model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis
laboratorium mini, situasi belajar, menganalisis kurikulum KTSP pelajaran
fisika 2011 dan materi pelajaran fisika SMP kelas VIII.
b. Penentuan materi pembelajaran yaitu cahaya dan cermin.
c. Perancangan rencana proses pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis
laboratorium mini.
d. Membuat instrumen penelitian.
e. Melakukan validasi seluruh instrumen.
f. Merevisi/memperbaiki instrumen.
68
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu h. Menentukan subyek penelitian.
3.2.2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah:
a. Pelaksanaan tes awal dan sebaran angket sikap ilmiah bagi kelas eksperimen
dan kelas kontrol (1x60menit). Pelaksanaan pembelajaran, perlakuan yang
diberikan kepada kelas eksperimen yaitu melalui pembelajaran dengan
model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis laboratorium mini, dan
kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran praktikum terencana
masing-masing selama (6 x 45 menit).
b. Pelaksanaan tes akhir bagi kedua kelompok dan pemberian angket
tanggapan siswa pada kelas eksperimen.
3.2.3. Tahap akhir
a. Mengolah data hasil penelitian.
b. Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian.
c. Menarik kesimpulan.
3.3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester 2 pada salah satu
SMP Negeri di Kabupaten Rokan Hulu Riau tahun ajaran 2013/2014 yang akan
mengikuti mata pelajaran fisika pada pokok bahasan cahaya dan cermin. Teknik
pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling. Simple
random sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.4. Alur Penelitian
2. Tes hasil belajar (posttest) 3. Angket sikap ilmiah
70
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis, angket
untuk sikap ilmiah dan angket tanggapan siswa tentang pembelajaran yang
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis laboratorium mini.
3.5.1. Tes Tertulis
Tes tertulis digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar kognitif
siswa sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan model pembelajaran
inkuiri terbimbing berbasis laboratorium mini pada kelas eksperimen dan
pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Instrumen untuk tes tertulis ini
berbentuk tes objektif (pilihan ganda) mengenai cahaya dan cermin. Instrumen tes
yang digunakan pada saat tes awal dan tes akhir merupakan instrumen tes yang
sama.
3.5.3. Angket sikap ilmiah
Instrumen sikap ilmiah bertujuan untuk mengetahui sikap ilmiah siswa
dengan indikator yang akan diukur adalah:
Tabel 3.2. Indikator sikap ilmiah
Indikator Sub indikator
Nomor Item Jumlah item Positif Negatif
1. Rasa ingin tahu
a. memimiliki minat ilmiah
1 2 2
b. menanyakan informasi 3 4 2
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu yang ditemukan
Dengan contoh angket sebagai berikut:
Skala sikap ini digunakan untuk mengetahui dan membuat gambaran
kecendurungan sikap ilmiah anda. Pada tabel dibawah anda diminta menyatakan
pendapat anda sendiri mengenai setiap pernyataan sikap ilmiah dengan option
sebagai berikut:
72
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ini dengan sungguh dan sesuai dengan apa yang anda rasakan bukan apa yang
seharusnya.
Tabel 3.3 Angket sikap ilmiah
No Pernyataan SS S TS STS
1. Setiap ada berita di media elektronik maupun media cetak yang membahas tentang fenomena cahaya saya langsung mengikutinya dengan baik karena dapat menambah pengetahuan saya
2. Saya lebih senang menonton film dan animasi daripada berita atau kajian ilmiah yang kadang kadang sukar dimengerti
3. Jika ada pertanyaan yang berkaitan dengan cahaya dan cermin saya akan mencari jawabannya sendiri setelah itu baru mengkomunikasikan dengan teman dan guru
4. Fenomena fisika seperti cahaya dan cermin yang menimbulkan Pertanyaan yang sering muncul baik pada saat belajar maupun di media yang saya lihat selalu terlupakan
Hasil pengukuran berupa skor atau angka. Untuk menafsirkan hasil
pengukuran diperlukan suatu kriteria. Kriteria yang digunakan tergantung pada
skala dan jumlah butir pertanyaan/pernyataan yang digunakan. Misalkan
digunakan skala Likert yang berisi 5 butir pertanyaan/pernyataan dengan 4
(empat) pilihan untuk mengukur sikap peserta didik. Skor untuk butir
pertanyaan/pernyataan yang sifatnya positif:
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (4) (3) (2) (1)
Sebaliknya untuk pertanyaan/pernyataan yang bersifat negatif
Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju. (1) (2) (3) (4)
Skor tertinggi untuk instrumen tersebut adalah 5 butir x 4 = 20, dan skor
terendah 5 butir x 1 = 5. Skor ini dikualifikasikan misalnya menjadi empat
kategori sikap atau minat, yaitu sangat tinggi (sangat baik), tinggi (baik), rendah
(kurang), dan sangat rendah (sangat kurang). Berdasarkan kategori ini dapat
ditentukan minat atau sikap peserta didik. Selanjutnya dapat dicari sikap dan
minat kelas terhadap mata pelajaran tertentu.
Kategorisasi sikap ilmiah peserta didik untuk 5 butir pernyataan, dengan
rentang skor 5 – 20.
Tabel 3.3. Teknik penskoran
No. Skor peserta didik Kategori Sikap atau Minat
1. Lebih besar dari 35 Sangat tinggi/Sangat baik
2. 28 sampai 35 Tinggi/Baik
3. 20 sampai 27 Rendah/Kurang
4. Kurang dari 20 Sangat rendah/Sangat kurang
Keterangan Tabel :
Skor batas bawah kategori sangat tinggi atau sangat baik adalah: 0,80 x 20
74
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Skor batas bawah pada kategori tinggi atau baik adalah: 0,70 x 20 = 14,
dan skor batas atasnya adalah 15.
Skor batas bawah pada kategori rendah atau kurang adalah: 0,50 x 20 = 10,
dan skor batas atasnya adalah 14.
Skor yang tergolong pada kategori sangat rendah atau sangat kurang
adalah kurang dari 14.
3.5.4. Angket Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran
Angket tanggapan yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai suatu
objek tanggapan yang dapat diberikan dalam bentuk skala rating atau daftar cek.
Dalam penelitian ini digunakan angket tertutup artinya jawaban dari setiap
pernyataan sudah disiapkan sehingga responden tinggal memilih. Pertanyaan
dalam angket meliputi pertanyaan yang terdiri dari aspek tanggapan siswa
terhadap pembelajaran setelah mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan
model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis laboratorium mini. Dalam
pengukuran tanggapan dikenal beberapa jenis skala metode summated ratings
(Skala Likert). Ada dua jenis pertanyaan dalam skala Likert yaitu pertanyaan
positif dan pertanyaan negatif. Skala Likert dikatagorikan dengan skala Sangat
Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Untuk memperoleh data hasil tes yang dipercaya, diperlukan tes yang
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, pembuatan instrumen dalam penelitian
ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menyusun Kisi-Kisi Tes
Pembuatan kisi-kisi tes berdasarkan Kurikulum Tingkatan Satuan
Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Fisika SMP kelas VIII mengenai konsep
cahaya dan cermin untuk menentukan konsep yang diukur yang sesuai dengan
indikator pembelajaran.
b. Menentukan Validitas Butir Soal
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2011). Validitas instrumen yang
digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif pada penelitian ini adalah
validitas isi dengan cara di judgement (timbangan) kelompok ahli.
Validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungansuatu butir soal
terhadap skor total. Untuk menguji validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada
pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Sebuah soal akan
memiliki validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang
besar terhadap skor total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk
korelasi, sehingga untuk mendapatkan validitas suatu butir soal digunakan rumus
76
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment
Pearson (Arikunto, 2011).
√ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
…………...7)
Keterangan:
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang
dikorelasikan.
X = Skor item
Y = Skor total
N = Jumlah perserta tes
Interpretasi untuk besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut: (Arikunto,
2011).
Tabel 3.4 Kategori Validitas Butir Soal
Batasan Kategori
Sangat Tinggi (sangat baik)
Tinggi (baik)
Cukup (sedang)
Rendah (kurang)
Sangat Rendah (sangat kurang)
Kemudian untuk mengetahui signifikansi korelasi dilakukan uji-t dengan rumus
berikut: (Sudjana, 2010)
√
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:
t = Daya pembeda dan uji t
N = Jumlah subjek
= Koefisien korelasi
c. Melakukan Analisis Butir Soal Hasil Uji Coba
1. Reliabilitas
Menurut Arikunto (2011), reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan
sesuatu. Reliabilitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah reliabilitas internal.
Reliabilitas internal diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil
pengetesan (Arikunto, 2011). Data yang diperoleh tersebut dianalisis dengan
menggunakan rumus KR-20 (Kuder Richardson):
r =
Tabel 3.5 Klasifikasi Analisis Reliabilitas Tes
78
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 0 < r < 0,2 Sangat rendah 0,2 ≤ r < 0,4 Rendah 0,4 ≤ r < 0,6 Cukup 0,6 ≤ r < 0,8 Tinggi
0,8 ≤ r ≤ 1 Sangat tinggi
Hasil perhitungan reliabilitas yang diperoleh ditafsirkan berdasarkan
kriteria reliabilitas (Tabel 3.7).
2. Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau
mudahnya suatu soal. Indeks kesukaran diberi simbol P (proporsi) yang dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut; (Arikunto, 2011)
N B
P ...10)
keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
N = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi untuk indeks kesukaran adalah sebagai berikut; Arikunto, 2011)
Tabel 3.5. Kategori tingkat Kesukaran
Batasan Kategori
P < 0,30 soal sukar 0,30 ≤ P < 0,70 soal sedang
0,70 ≤ P < 1,00 soal mudah
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Daya pembeda suatu butir menyatakan seberapa jauh kemampuan butir
tersebut mampu membedakan antara kelompok siswa pandai dengan kelompok
siswa lemah.
Daya pembeda butir tes dihitung dengan rumus:
D =
D = indeks daya pembeda.
nT = jumlah siswa dari kelompok tinggi yang menjawab benar.
nR = jumlah siswa dari kelompok rendah yang menjawab benar.
NT = jumlah siswa kelompok tinggi.
NR = jumlah siswa kelompok rendah.
Kriteria yang digunakan untuk menentukan indeks daya pembeda adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.6. Tafsiran Indeks Daya Pembeda Daya Pembeda Kriteria
Tabel 3.7. Hasil Uji Coba Instrumen Tes Tertulis (Kognitif)
Nomor
Soal Daya Pembeda
Tingkat
Kesukaran Reliabilitas Keterangan
80
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1 0.4 cukup 0.2 Sukar
Pengolahan data secara garis besar dilakukan dengan menggunakan
bantuan pendekatan serta hirarki statistik. Peningkatan yang terjadi sebelum dan
sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus gain ternormalisasi (N Gain)
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Spre = Skor tes awal
Smaks= Skor maksimum
Kriteria tingkat N Gain adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8. Kategori Tingkat N Gain
Batasan Kategori
g > 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang
g< 0,3 Rendah
Pengolahan data dengan menggunakan uji statistik dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Uji normalitas N Gain kelas eksperimen dan kontrol.
1. Uji normalitas
Asumsi normalitas merupakan prasyarat kebanyakan prosedur statistika
inferensial. Pada penelitian ini asumsi normalitas dieksplorasi menggunakan uji
normalitas Kolmogorov Smirnov melalui SPSS 16 dengan taraf signifikansi α =
0,05. Bentuk hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:
H0 : data berasal dari populasi yang terdistribusi normal
H1 : data tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal
Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau menerima H0
berdasarkan P-value adalah jika P-value < α maka H0 ditolak dan jika P-value α
maka H0 diterima. Dalam program SPSS 16 digunakan istilah significance yang
disingkat Sig untuk P-value, dengan kata lain P-value = Sig.
82
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah diketahui data berdistribusi normal, maka langkah selanjutnya
adalah melakukan uji homogenitas varians dengan Uji Levene menggunakan
SPSS 16. Uji hipotesis Levene digunakan untuk mengetahui apakah varian kedua
kelompok data sama besar terpenuhi atau tidak terpenuhi. Hipotesis statistik yang
digunakan adalah sebagai berikut :
H0 : σ12= σ22
H1 : σ12≠ σ22
dengan H0 adalah skor kedua kelompok memiliki variansi homogen dan H1 adalah
skor kedua kelompok memiliki variansi tidak homogen. Dasar pengambilan
keputusan, jika P-value > α maka H0 diterima sedangkan jika P-value < α maka
H0 ditolak dan H1 diterima.
3. Uji Hipotesis dengan Uji-t
Uji perbandingan dua rerata pada penelitian ini dilakukan menggunakan
uji t dua sampel independen melalui program SPSS 16 dengan taraf signifikansi α
= 0,05. Uji t dua sampel independen digunakan untuk membandingkan selisih dua
rerata (mean) dari dua sampel yang independen dengan asumsi data terdistribusi
normal. Rumusan hipotesis statistik pada uji ini adalah sebagai berikut:
H0 : µ1 > µ2
H1 : µ1 µ2
dimana, H0 adalah rerata skor kelas kontrol lebih besar dibandingkan rerata skor
kelas eksperimen dan H1 adalah rerata skor kelas eksperimen sama dengan atau
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hipotesis, kriteria untuk menolak atau tidak menolak H0 berdasarkan P-value
adalah jika P-value < α maka H0 ditolak dan jika P-value α maka H0 tidak dapat
ditolak.
Jika sampel tidak berasal dari populasi yang normal, maka analisis yang
dipergunakan adalah analisis nonparametrik. Statistika nonparametrik yang sesuai
adalah Uji Mann-Whitney U karena kedua data bersifat bebas.
4. Angket sikap ilmiah dan angket tanggapan Siswa
Data yang diperoleh dari angket dihitung persentasenya menggunakan
rumus, sebagai berikut;
………...(13)
keterangan:
T = persentase tanggapan terhadap setiap pernyataan
J = jumlah jawaban setiap kelompok pernyataan.
N = jumlah siswa
Untuk pernyataan yang bersifat positif kategori sangat setuju (SS) diberi
skor 4, setuju (S) diberi skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor 2, dan sangat tidak
setuju (STS) diberi skor 1. Sedangan pernyataan negatif sangat setuju (SS) diberi
skor 1, setuju (S) diberi skor 2, tidak setuju (TS) diberi skor 3, dan sangat tidak
setuju (STS) diberi skor 4. Kemudian untuk menentukan skor rata-rata jawaban
siswa untuk setiap pernyataan digunakan rumus sebagai berikut;
N S x J
84
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu keterangan:
R = skor rata-rata jawaban siswa untuk setiap pernyataan
S = skor setiap kelompok
N = jumlah siswa.
Analisis data angket dilakukan dengan menghitung persentase capaian dengan
menggunakan persamaan (Basori, 2010: 54):
̅ ....(15)
dengan:
̅ : skor rata-rata
: skor maksimum
Karena dalam penelitian ini peneliti hanya ingin mengetahui persentase sikap siswa
(positif dan negatif), maka menurut Sudjana (Hutnal, 2010: 53-54):
- skor positif dinyatakan dari skor antara 42 (diperoleh dari skor S
jumlah pernyataan) sampai 56 (diperoleh dari skor SS jumlah
pernyataan).
- Skor negatif dinyatakan dari skor antara 14 (diperoleh dari skor STS
jumlah pernyataan) sampai skor 28 (diperoleh dari skor TS jumlah
Sohibun, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Laboratorium Mini Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Serta Pengaruhnya Terhadap Sikap Ilmiah Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka
dapat ditarik kesimpulan:
1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis laboratorium mini dapat lebih
meningkatkan hasil belajar aspek kognitif dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional.
2. Model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis laboratorium mini tidak dapat
meningkatkan sikap ilmiah siswa, secara keseluruhan peningkatan sikap ilmiah
sedikit meningkat jika dilihat dari rataan N-gain pretes dan posttest siswa.
3. Sikap ilmiah kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran
inkuri terbimbing berbasis laboratorium mini lebih baik dibandingkan kelas
kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional jika dilihat dari
peningkatan rataan N-gain pretest dan posttest.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran bahwa model
pengembangan perangkat laboratorium mini fisika SMP materi pokok optik
geometrik (cahaya) ini dapat menjadi salah satu alternatif yang bisa diterapkan
dalam pembelajaran sains fisika oleh guru-guru sains fisika di SMP. Untuk