• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYEDUHAN TERHADAP KADAR KAFEIN DARI KOPI BUBUK DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV - VIS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYEDUHAN TERHADAP KADAR KAFEIN DARI KOPI BUBUK DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV - VIS."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYEDUHAN TERHADAP K ADAR K AFEIN DAR I B UB UK TEH DENGA N

METODE SPEKTROFOMETRI UV – VIS

Oleh:

Desi Indicayana S 4103210007 Program Studi Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya, penulis telah menyelesaikan penelitian dan sekaligus menyusun skripsi yang berjudul “Pengaruh Suhu Dan Waktu Penyeduhan Terhadap Kadar Kafein Dari Bubuk Teh Dengan Metode Spektrofotometri UV - Vis”.

Dengan selesainya skripsi ini, perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada; Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si; Dekan FMIPA, Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D; dan Ketua Jurusan Kimia, Drs. Jamalum Purba, M.Si atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan studi Sarjana Sain pada program studi Kimia.

Terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis ucapkan kepada; Bapak Agus Kembaren, S.Si.,M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan dorongan, bimbingan dan saran mulai dari pengajuan proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi ini serta Prof. Dr. Albinus

Silalahi, M.S ; Drs. Jasmidi, M.Si; dan Junifa L.Sihombing, S.Si,. M.Scyang telah

memberikan masukan dan saran dalam kesempurnaan skripsi ini. Penghargaan juga diberikan kepada Ketua Jurusan Kimia Drs. Jamalum Purba, M.Si; Ketua Program Studi Kimia, Dr. Marham Sitorus, M.Si; Kepala Laboratorium Kimia, Drs. Marudut Sinaga, M.Si; dan segenap Instansi yang telah memberikan bantuan fasilitas laboratorium selama penulis melakukan penelitian untuk penyelesaian skripsi ini.

(4)

yang sebesar-besarnya, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberi berkat dan rahmat-Nya kepada kita semua, Amin.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kesehatan terutama bagi masyarakat pecinta teh.

Medan, Agustus 2014

Desi Indicayana S

(5)

PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYEDUHAN TERHADAP KADAR KAFEIN DARI KOPI BUBUK DENGAN METODE

SPEKTROFOTOMETRI UV - VIS

Desi Indicayana S (4103210007)

ABSTRAK

Telah Dilakukan penelitian tentang pengaruh suhu dan waktu penyeduhan terhadap kadar kafein dari bubuk teh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui suhu dan waktu penyeduhan optimum untuk menyeduh bubuk teh dengan baik terhadap

kadar kafein bubuk teh. Kafein dipisahkan dari bubuk teh dengan variasi suhu 60oC,

80oC, dan 100oC dan diseduh selama 3 menit, 6 menit, 9 menit, kemudian kafein

yang terlarut didalam air diekstraksi dengan diklorometan dan ekstraknya diuapkan untuk memperoleh kafein. Penentuan kadar kafein secara spektrofotometri Uv-Vis diukur pada panjang gelombang 273,5 nm. Penelitian dirancang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji ANAVA dengan taraf signifikan 5% dan 1%. Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa suhu dan waktu penyeduhan sangat berpengaruh nyata terhadap perolehan kadar kafein dimana Fhit > Ftabel sehingga

sangat berpengaruh nyata. Dan dapat diketahui bahwa semakin tinggi suhu penyeduhan bubuk teh yang dilakukan dan semakin lama waktu penyeduhan akan meningkatkan kadar kafein. Kadar kafein optimum dari penelitian ini adalah 64,7

mg (2,156%) yang terdapat pada bubuk teh Bendera pada suhu 100oC dan waktu

penyeduhan 9 menit. Sedangkan kadar optimum untuk bubuk Teh Sari Murni

adalah 61,7 mg (2,056%) pada suhu 100oC dan waktu penyeduhan 9 menit.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembaran

Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar vii

Daftar Tabel x

Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar belakang 1

1.2 Rumusan masalah 4

1.3 Batasan masalah 4

1.4 Tujuan penelitian 5

1.5 Manfaat penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1 Teh 6

2.1.1 Sejarah Teh 6

2.1.2 Perkembangan Teh di Indonesia 7

2.1.3 Taksonomi Teh 8

2.1.4 Komposisi Teh 9

2.1.5 Manfaat Teh 9

2.1.6 Bahaya Teh 10

2.1.7 Standar Mutu Teh 11

2.2. Kafein 11

2.1 Sejarah

Kafein

11

2.2.2 Sifat Kimia Kafein 12

2.2.3 Sumber Kafein 13

2.2.4 Metabolisme Kafein 14

2.2.5 Farmakodinamik Kafein 15

2.2.6 Efek Jangka Pendek Kafein 15

2.2.7 Efek jangka Panjang Kafein 15

(7)

2.2.9 Farmakokinetik Kafein 16

2.3. Ekstraksi 17

2.4. Spektrofotometri 17

2.4.1 Spektrofotometri UV-Vis 18

2.4.2 Instrumentasi Spektrofotometri Uv-Vis 19

2.4.3 Hukum Lamber-Beer 20

BAB III METODE PENELITIAN 21

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 21

3.2 Alat danBahan 21

3.2.1 Alat 21

3.2.2 Bahan 21

3.3 Metode Penelitian 21

3.3.1 Rancangan Percobaan 21 3.4 Prosedur

Penelitian 25

3.4.1 Pembuatan Larutan 25

3.4.1.1 Larutan Standar Kafein 1000mg/L (ppm) 25

3.4.1.2 Larutan Standar Kafein 100mg/L (ppm) 26

3.4.1.3 Larutan Standar Kafein 10mg/L (ppm) 26

3.4.2 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Larutan Kafein 26

3.4.3 Pembuatan Kurva Kalibrasi 26

3.5 Pemisahan Kafein Secara Ekstraksi dari Bubuk

Teh 26

3.6 Bagan

Penelitian

27

3.6.1 Ekstraksi Kafein Dari Kopi Bubuk 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 28

4.1 Hasil Penelitian 28

4.1.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Larutan Kafein 28

4.1.2 Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Kafein 29

4.1.3 Hasil Ekstraksi Kafein Dari Bubuk Teh

30

4.1.4 Penentuan Kadar Kafein Dalam Bubuk Teh 31

(8)

4.1.6 Hasil Analisis Ragam Bubuk Teh Sari Murni 36

4.2 Pembahasan 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 43

5.1 Kesimpulan 43

5.2 Saran 43

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Komposisi Kimia Daun Teh 9

Tabel 2.2 Spesifikasi Persyaratan Mutu Teh 11

Tabel 2.3 Spektrum Cahaya Tampak dan Warna

Komplementer 18

Tabel 3.1 Model Tabel Penelitian 22

Tabel 3.2 Tabel Statistik Penguji 24

Tabel 4.1 Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Kafein 29

Tabel 4.2 Absorbansi Larutan Sampel Bubuk Teh 32

Tabel 4.3 Konsentrasi Kafein Dari bubuk Teh Dengan Variasi

Suhu dan Waktu Penyeduhan 32

Tabel 4.4 Data Perolehan Kadar Kafein dari Bubuk Teh Dengan

Variasi Suhu Dan Waktu Penyeduhan 33

Tabel 4.5 Data Total Persen Perolehan Variasi Suhu Dan Waktu

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1.a Daun Teh Kering 6

Gambar 2.1.b Teh seduh 6

Gambar 2.2.a Perkebunan Teh 7

Gambar 2.2.b Biji Teh 7

Gambar 2. 3 Tanaman Teh 8

Gambar 2.4 Struktur Kafein 13

Gambar 2.5 Metabolisme Kafein 14

Gambar 2.6 Spektrofotometri Uv-Vis 19

Gambar 2.7 Diagram Komponen Utama Spektrofotometri 19

Gambar 3.1 Diagram alir Penelitian 27

Gambar 4.1. Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Kafein 28

Gambar 4.2 Kurva Penentuan Panjang Gelombang

Maksimum 30

Gambar 4.3 Pengaruh Faktor Suhu Penyeduhan Terhadap

Perolehan Rataan Kadar Kafein dari Bubuk

Teh Bendera 34

Gambar 4.4 Pengaruh Faktor Suhu Penyeduhan Terhadap

Kadar Kafein Dari Bubuk Teh Bendera 35

Gambar 4.5 Interaksi factor suhu dan waktu Penyeduhan

bubuk teh Bendera 36

Gambar 4.6 Pengaruh Faktor Suhu Terhadap Perolehan Kadar

Kafein dari bubuk teh Bendera 37

Gambar 4.7 Pengaruh Faktor Waktu Penyeduhan Terhadap

Perolehan Kadar Kafein dari bubuk teh Bendera 38

Gambar 4.8 Interaksi factor suhu dan waktu Penyeduhan

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Standar

Kafein 46

Lampiran 2. Perhitungan Konsentrasi Larutan Teh 47

Lampiran 3. Analisis Data Pengaruh Suhu Dan Waktu

PenyeduhanTerhadap Perolehan Kadar Kafein

Dari Bubuk Teh 56

Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian 64

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Teh(Camellia sinensis)merupakan minuman yang sudah dikenal dengan luas di Indonesia dan di dunia. Minuman berwarna coklat ini umum menjadi minuman penjamu tamu. Aromanya yang harum serta rasanya yang khas membuat minuman ini banyak dikonsumsi. Didalam teh ada banyak zat yang memiliki banyak manfaat yang sangat berguna bagi kesehatan tubuh. Hal ini disebabkan karena teh mengandung senyawa-senyawa bermanfaat seperti polifenol, theofilin, flavonoid/ metilxantin, tanin, vitamin C dan E, catechin, serta sejumlah mineral seperti Zn, Se, Mo, Ge, Mg. Maka, tidak heran bila minuman ini

disebut-sebut sebagai minuman kaya manfaat (Dalimartha, 2002).

Selain manfaat teh, ada juga zat yang terkandung dalam teh yang berakibat kurang baik untuk tubuh. Zat itu adalah kafein.Jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan beberapa gangguan, seperti insomnia, kecemasan, dan ketidakteraturan detak jantung. Kafein mudah larut dalam air panas, hampr semua sifat kafein yang terkandung didalam daun teh mudah larut, maka ketika teh diseduh selama 1-2 menit pertama semua kafein akan larut tanpa tannin. Akibat dari pembuatan teh yang singkat ini adalah, karena minuman yang telah dibuat tersebut memiliki tingakat kafein tinggi yang tidak lagi bertalian dengan tannin, maka dengan cepat kafein tersebut diserap tubuh saat teh tersebut dikonsumsi. Kafein juga memiliki rangsangan pada sistem saraf dan fungsi otak (Fulder, 2004).

Kafein merupakan zat antagonis reseptor adenosin sentral yang bisa mempengaruhi fungsi sistem saraf pusat dan mengakibatkan gangguan tidur. Anak yang mengkonsumsi minuman berkafein sekurang-kurangnya sekali sehari, mempunyai jumlah tidur mingguan 3 jam 30 menit kurang berbanding anak yang

tidak mengkonsumsi kafein (Kirchheimer, 2004).

Konsumsi kafein berguna untuk meningkatkan kewaspadaan,

(13)

2

tidak melebihi 300 mg sehari. Para ahli menyarankan 200-300miligram konsumsi kafein dalam sehari merupakan jumlah yang cukup untuk orang dewasa. Tapi, mengonsumsi kafein sebanyak 100 miligram tiap hari dapat menyebabkan individu tersebut tergantung pada kafein. Maksudnya, seseorang dapat mengalami gejala seperti rasa lelah, perasaaan terganggu atau sakit kepala jika ia tiba-tiba berhenti mengkonsumsi kafein (Sudarmi, 1997).

Seperti dikutip dari (Anonymous, 2009), teh yang waktu penyeduhannya lebih lama akan membuat kandungan kafein dalam minuman tersebut semakin tinggi. Hal ini karena teh yang lebih lama diseduh akan menyebabkan semakin banyaknya kafein yang keluar dari serbuk teh yang lalu berpindah ke dalam cangkir. Proses pengeluaran kafein itu akan semakian banyak dalam minuman akhir yang terlalu lama diseduh. Gambarannya kopi atau teh yang diseduh 5 menit kafein yang keluar akan semakin banyak dibanding teh yang diseduh 3 menit. Namun warna air teh bukanlah indikator yang baik untuk menentukan kandungan kafeina.

Penelitian mengenai analisis kadar kafein pada teh (Camellia

sinensis)dengan metode spektrofotometri telah banyak dilakukan. Dan dari

beberapa penelitian yang telah ada, disimpulkan bahwa suhu dan waktu penyeduhan sangat mempengaruhi terhadap perolehan kadar kafein pada teh.Salah satunya yang dilakukan oleh Ririn Yuningsih,dkk (2012) pada penelitiannya yang berjudul Pengaruh Berat Dan Lama Waktu Penyeduhan Terhadap Kadar Kafein. Dimana pada penelitian ini, peneliti memvariasikan waktu penyeduhan teh yaitu : 3 menit, 6 menit, dan 9 menit. Dari penelitian ini, perolehan kadar kafein yang tertinggi adalah pada waktu penyeduhan 9 menit. Dan dari hasil penelitian ini, disimpulkan, semakin lama waktu penyeduhan maka semakin tinggi kadar kafein yang dihasilkan.

(14)

3

Terhadap Perolehan Kadar Kafein. Dimana pada penelitian ini, variasi suhu yang dilakukan adalah 50oC, 60oC, dan 70oC dan variasi waktu penyeduhan yakni 80

menit, 120 menit dan 140 menit. Dan dari hasil yang didapat, disimpulkan bahwa

suhu optimum terhadap perolehan kadar kafein adalah 70oC sedangkan waktu

penyeduhan yang optimum adalah pada waktu penyeduhan 120 menit.

Selain suhu dan waktu penyeduhan yang berpengaruh terhadap perolehan kadar kafein pada bubuk teh, penentuan kadar kafein juga berpengaruh terhadap jenis pelarut atau metode instrumen yang digunakan pada pengukuran. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Annina Sabrina,dkk (2010) yang melakukan penelitian mengenai Perbandingan Metode Spektrofotometri UV-Vis dan KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi) pada Analisis Kadar Asam Benzoat dan Kafein dalam Teh Kemasan, disimpulkan bahwa penentuan kadar kafein dengan metode Spektrofotometri Uv-Vis lebih efektif dibanding dengan KCKT. Karena dengan Spektrofotometri UV-Vis, preparasinya tidak memerlukan fase gerak, sedangakn metode KCKT perlu optimasi fase gerak. Selain itu penelitiannya tidak membutuhkan waktu lama dibanding menggunakan KCKT dan biaya pelarut yang digunakan pada metode spektrofotometri Uv-Vis lebih murah dibanding metode KCKT.

(15)

4

segi preparasi, pada spektrofotometri Uv-Vis tidak memerlukan fase gerak sementara pada KCKT perlu adanya optimasi komposisi fase gerak.

Bertolak dari penelitian yang sudah ada, peneliti akan melakukan

penelitian mengenai “Pengaruh Suhu Dan Waktu Penyeduhan Terhadap

Kadar Kafein Dari Bubuk Teh Dengan Metode Spektrofotometer Uv-Vis”

dengan harapan dapat memperoleh informasi tentang kadar kafein dalam teh dari cara menyeduh teh yang biasa dilakukan oleh masyarakat.

I.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada pengaruh suhu terhadap perolehan kadar kafein?

2. Apakah ada pengaruh waktu penyeduhan terhadap perolehan kadar

kafein?

3. Apakah ada interaksi antara suhu dan waktu penyeduhan terhadap

perolehan kadar kafein?

I.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan ruang lingkup masalah sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya maka dalam penelitian ini dilakukan pembatasan masalah adalah :

1. Penentuan kadar kafein dari bubuk kopi dengan memvariasikan suhu

dari air yaitu 60oC, 80oC, 100oC

2. Lama waktu penyeduhan pada kondisi 3, 6, 9 menit selama proses

ekstraksi.

3. Banyak air yang digunakan untuk menyeduh bubuk teh yaitu 150 mL

setara dengan satu cangkir teh dan berat sampel 3 gram.

4. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak dipasaran Medan

(16)

5

I.4 Tujuan Penelitian

Untuk memfokuskan penelitian ini, tujuan yang akan dicapai adalah :

1. Untuk menegetahui pengaruh suhu terhadap perolehan kadar kafein dari bubuk teh.

2. Untuk mengetahui waktu penyeduhan terhadap perolehan kadar kafein dari bubuk teh.

3. Untuk mengetahui interaksi suhu dan waktu penyeduhan terhadap perolehan kadar kafein.

I.5 Manfaat Penelitian

(17)

43

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh suhu penyeduhan terhadap kadar kafein bubuk teh Bendera dan bubuk teh Sari Murni. Suhu optimum teh bendera berada pada suhu

100oC yaitu sebesar 125,0667 mg atau 2,173% dan untuk bubuk teh Sari

Murni yaitu suhu 100oC sebesar 129,0667 mg.

2. Ada pengaruh lama waktu penyeduhan terhadap kadar kafein bubuk teh Bendera dan bubuk teh Sari Murni. Waktu penyeduhan optimum pada waktu 9 menit yaitu sebesar 115,7333 mg dan 118,4.

3. Ada interaksi suhu dan lama waktu penyeduhan terhadap kadar kafein bubuk

teh Bendera dan bubuk teh Sari Murni. berada pada suhu 100oC dengan lama

penyeduhan 9 menit yaitu 65,20 mg dan 66,2 mg.

5.2. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kadar kafein pada bubuk teh, mulai dari daun teh hingga pada bubuk teh dengan memvariasikan suhu, waktu, dan berat bubuk teh, serta mengganti dengan pelarut organik lainnya.

2. Untuk masyarakat dan khususnya penggemar teh, supaya mengurangi takaran bubuk teh untuk diseduh dan tidak menggunakan suhu air tidak terlalu tinggi.

Gambar

Tabel 2.1 Komposisi Kimia Daun Teh

Referensi

Dokumen terkait

Kadar larutan logam Adsorben dari kulit jagung menggunakan analisa Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) didapatkan hasil pada Tabel 1.. Hal ini mungkin disebabkan oleh

Kepraktisan permainan Hydrocarbon Adventures sebagai media pembelajaran pada materi senyawa hidrokarbon yang dikembangkan telah terpenuhi dengan mendapatkan

s ebuah cabang filsafat yang menyelidiki status realitas dan jenis -jenis realitas su atu hal, menyelidiki realitas yang menentukan apa yang kita sebut

Sejak tahun 2000 penulis bekerja di Asian Agri sebuah holding company bisnis minyak kelapa sawit di Medan yang menghasilkan hampir 1 juta ton MKS per tahun dan merupakan salah

Peran penyuluh agama dalam penelitian ini adalah orang yang memengang pimpinan dalam melaksanakan hak-hak dan kewajibannya yang telah diberi wewenang oleh pejabat

01 -an seterusn2a tanpa

Berdasarkan pemaparan data-data dan analisis penelitian di atas, dapat dilihat bahwa perkembangan variasi ilustrasi pada tas rotan khas Bali dalam periode akhir tahun

 Strategi produk baru menghubungkan proses pengembangan produk dengan tujuan dari departemen pemasaran, unit bisnis dan korporasi. Strategi produk baru harus sejalan dengan