SEJARAH UPACARA RITUAL ULAON MANGOKKAL HOLI DALAM MASYARAKAT BATAK TOBA DI KECAMATAN
SORKAM KABUPATEN TAPANULI TENGAH
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan: Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
JUNITA SITUMORANG NIM. 3103121038
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Junita Situmorang. NIM. 3103121038. Sejarah Upacara Ritual Ulaon Mangokal Holi Dalam Masyarakat Batak Toba di Kecamatan Sorkam Kabupaten Tapanuli Tengah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah, tahap–tahap dan untuk mengetahui simbol dan makna dari peralatan yang digunakan dalam upacara ritual ulaon mangokkal holi di kecamatan Sorkam. Untuk memperoleh data-data yang diperlukan, maka peneliti menggunakan metode penelitian lapangan (field research). Kemudian teknik untuk mengumpulkan data dilakukan dengan cara observasi ke lokasi penelitian, wawancara kepada tokoh masyarakat dan penduduk sekitar lokasi penelitian.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dan informasi yang diberikan oleh informan diketahuilah bahwa Sejarah upacara ritual ulaon mangokkal holi di kecamatan Sorkam sudah berlangsung sekitar 28 tahun. Yang pertama kali melaksanakan upacara ritual ulaon mangokkal holi di desa Pearaja yaitu keluarga marga Situmeang. Dalam pelaksanaan upacara ritual ulaon mangokkal holi ini ada beberapa tahap-tahap yang perlu diperhatikan supaya upacara dapat berlangsung dengan baik yaitu; penetapan waktu, tempat, dan persiapan menjelang upacara berdasarkan hasil musyawarah keluarga (martonggo raja). Pelaksanaan upacara ritual ulaon mangokkal holi meliputi kegiatan: 1) Pergi ke kuburan, 2) pencucian tulang belulang, 3) memasukkan tulang belulang ke tambak atau saring-saring, 4) orang yang ikut melaksanakan upacara, 5) acara makan siang bersama, 6) permintaan maaf boru, dan 7) puncak upacara. Peralatan yang digunakan masing-masing memiliki makna yang berbeda-beda. Ada beberapa peralatan memiliki simbol dan makna dipercaya sebagai penangkal dari hal-hal yang buruk bagi keluarga yang melaksanakan upacara yakni daun silinjuang dan ulos pangiring. Daun silinjuang mampu melawan musuh dan ulos pangiring akan mengiringi setiap keturunan yang melaksanakan upacara.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat dan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
Dengan pengetahuan dan pengalaman yang terbatas akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “Sejarah Upacara Ritual Ulaon
Mangokkal Holi di Kecamatan Sorkam Kabupaten Tapanuli Tengah”.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengenai
isi maupun dalam pemakaian bahasa, sehingga penulis memohon saran dan
kritikan yang membangun untuk perbaikannya. Mudah-mudahan penulisan skripsi
ini bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Skripsi ini juga terselesaikan berkat bantuan dari beberapa pihak. Untuk
itu penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada :
1. Bapak Prof.Dr.H.Ibnu Hajar Damanik,M.Si, sebagai Rektor Universitas
Negeri Medan
2. Ibu Dra.Nurmala Berutu,M.Pd. sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial
3. Ibu Dra. Lukitaningsih,M.Hum, sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
4. Ibu Dra.Hafnita SD Lubis,M.Si, sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan
5. Bapak Pristi Suhendro, S.Hum,M.Si, sebagai Kepala Laboratorium
Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Medan
6. Bapak Dr.Hidayat,M.S, sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
membimbing serta memberi masukan dalam menyelesaikan skripsi ini
7. Ibu Dra.Lukitaningsing,M.Hum, sebagai Pembimbing Akademik dan
sebagia Dosen Penguji
8. Bapak Dr.Phil.Ichwan Azhari,M.S, sebagai Dosen Penguji
9. Ibu Dra.Hafnita SD Lubis,M.Si, sebagai Dosen Penguji
10.Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberi bekal ilmu dan
etika berperilaku serta membantu penulis
11.Ibu Mina sebagai Pegawai Administrasi yang telah banyak berjasa
membantu penulis
12.Bapak Rais Kari,AP,M.M, sebagai Camat Sorkam
13.Buat orang tua yang tercinta dan tersayang dalam hidup penulis Bapak
L.Situmorang dan Ibu T.Habeahan yang telah membesarkan penulis dan
memberikan segala bekal ilmu kehidupan yang sangat bermanfaat dan
berharga bagi penulis. Dan kakanda Ners.Lisma Situmorang,S.Kep dan
abangda Kepler Situmorang yang telah mendukung penulis baik secara
moril dan mendoakan penulis setiap saat. Serta adik-adik penulis
Jonel Situmorang yang telah mendoakan dan memberi semangat yang luar
biasa kepada penulis
14.Buat sahabat terkasih Rio Sinubulan,S.P, yang telah banyak mendukung
dan memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
15.Buat sahabat-sahabat tercinta penulis yakni Sartika Sianipar,Amd, Misi
Magdalena Magdalena Manalu,S.Pd, Rina Simanjuntak, Putri Novita
Rajagukguk,Amd, Deniyanti Sitinjak, Melva Situmorang, Indri Prima
Dewi, Deli Manurung dan Susi Simanjuntak yang telah mendukung, dan
mendoakan serta membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
16.Buat teman-teman kos 109B yakni Kak Rosni, Kak Delima, Meliana,
Flora, Lasti, dan Tina, teman sekelas A Reg 2010 serta
teman-teman PPL SMA Negeri 5 Pematang Siantar yang telah banyak
mendukung dalam doa dan memberikan semangat kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, dan atas kenangan indah yang tak akan
terlupakan bersama kalian dan akan selalu penulis kenang dalam hidup.
17.Dan semua pihak yang telah membantu penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Medan, Maret 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HAL
KATA PENGANTAR……….. i
ABSTRAK………...……… iv
DAFTAR ISI ………..….. v
DAFTAR TABEL ………..……….. viii
DAFTAR GRAFIK……….……… ix
BAB I PENDAHULUAN……….... 1
1.1.LATAR BELAKANG……….……….. 1
1.2.IDENTIFIKASI MASALAH……….…… 3
1.3.PEMBATASAN MASALAH……….………... 3
1.4.PERUMUSAN MASALAH……….. 4
1.5.TUJUAN PENELITIAN……….……….. 4
1.6.MANFAAT PENELITIAN……… 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………. 6
2.1. KERANGKA TEORI……… 6
2.1.1. Upacara Ritual………... 6
2.1.2. Kosmologi Batak Toba Tentang Dunia Alam Kematian………... 9
2.1.3. Upacara Ulaon Mangokkal Holi……….. 14
2.2.KERANGKA BERPIKIR……..………..……… 19
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN………..……….. 22
1.2.LOKASI PENELITIAN……….... 22
1.3.RESPONDEN ATAU INFORMAN……… 23
1.4.TEKNIK PENGUMPULAN DATA……… 24
1.5.TEKNIK ANALISIS DATA KUALITATIF……….. 24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANAN……... 27
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………….……….. 27
4.1.1 Kondisi Geografis………... 27
4.1.2 Kondisi Demografis……… 27
4.1.3 Kondisi Sosial………. 28
4.1.3.1. Suku Adat Agama………. 28
4.1.3.2. Mata Pencaharian……….. 30
4.1.3.3. Pendidikan………. 30
4.2. Kosmologi Batak Toba tentang Dunia Alam Kematian…………... 31
4.3. Sejarah Upacara Ritual Ulaon Mangokkal Holi di Kecamatan Sorkam 34 4.4. Upacara Ritual Ulaon Mangokkal Holi di Kecamatan Sorkam……….. 41
4.5. Tahap-Tahap Pelaksanaan Upacara Ulaon Mangokkal Holi…………. 50
4.5.1. Waktu Pelaksanaan Upacara Ritual………. 52
4.5.2. Tempat Pelaksanaan Upacara Ritual……… 53
4.5.3. Persiapan Menjelang Upacara Ritual………... 54
4.5.4. Jalannya Upacara Ulaon Mangokkal Holi………... 55
4.5.4.1. Pergi ke Kuburan……… 55
4.5.4.3. Memasukkan Tulang Belulang ke Tambak (Rumah Kecil
Menyerupai Adat Batak Toba ………….………... 58
4.5.4.4. Orang Yang Ikut Melaksanakan Upacara Ritual Ulaon Mangokkal Holi………... 60
4.5.4.5. Acara Makan Bersama……..……….. 62
4.5.4.6. Permintaan Maaf Boru atau Anak Boru………. 63
4.5.4.7. Puncak Upacara Ritual Ulaon Mangokkal Holi………. 64
4.6. Makna dan Simbol dari Peralatan Upacara……….……… 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………... 70
5.1. Kesimpulan………. 70
5.2. Saran……… 72
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Jumlah Penduduk Kecamatan Sorkam tahun 2012……… 27
Tabel 2: Jumlah bangunan ibadah di Kecamatan Sorkam………... 29
Tabel 3. Banyaknya Sekolah di Kecaman Sorkam……….. 30
Tabel 4: Perbedaan ulaon mangokkal holi antara yang golongan menengah
ke bawah dengan golongan atas………. 46
Tabel 5. Perbedaan pelaksanaan ulaon mangokkal holi antara agama Kristen
Khatolik dengan Kristen Protestan………. 47
Tabel 6. Perbedaan pelaksanaan ulaon mangokkal holi ditinjau dari
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1: Kerangka Berpikir……… 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk, karena memiliki
beraneka ragam suku bangsa dan masing-masing suku bangsa memiliki budaya
yang berbeda-beda dan salah satu suku bangsa tersebut adalah Suku Batak Toba
mayoritasnya terdapat di Sumatera Utara, seperti yang dikemukakan Payung
Bangun dalam Koentjaraningrat (1970 : 94) yaitu “Orang Batak dewasa ini, untuk
bagian terbesar mendiami daerah pegunungan Sumatera Utara, mulai dari
perbatasan dengan Riau dan Sumatera Barat di sebelah selatan. Selain daripada
itu, orang Batak juga mendiami tanah datar yang berada di antara daerah
pegunungan dengan pantai Timur Sumatera Utara dan pantai Barat Sumatera
Utara. Dengan demikian, maka orang Batak ini mendiami: Dataran Tinggi Karo,
Langkat Hulu, Deli Hulu, Serdang Hulu, Simalungun, Dairi, Toba, Humbang,
Silindung, Angkola, Mandailing dan Kabupaten Tapanuli Tengah.
Masing-masing sub etnik mempunyai persamaan-persamaan dan
perbedaan antara Batak Toba dengan Sub etnik Batak lainnya, karena setiap suku
bangsa tidak terlepas daripada unsur-unsur atau bagian dari suatu kebudayaan,
salah satu unsur tersebut adalah sistem religi atau kepercayaan.
Dimana kepercayaan yang mereka anut atau mereka yakini diawali dari
laksanakan, seperti upacara ritual mengangkat Tulang Belulang (Ulaon
Mangokkal Holi) dalam masyarakat Batak Toba.
Karena dalam keyakinan suku Batak Toba apabila Upacara Ritual
Mengangkat Tulang Belulang (Ulaon Mangokkal Holi) telah dilaksanakan maka
arwah nenek moyang yang diambil tulang belulangnya akan memberikan rejeki
kepada keturunannya, walaupun Upacara Ritual Mengangkat Tulang Belulang
memerlukan biaya yang sangat besar namun upacara ritual tersebut tetap
dilaksanakan dalam Adat Batak Toba apabila ada kekurangan biaya maka akan
diadakan adat mangurupi yang mana kekurangan biaya dibagi dengan banyak
anak laki-laki yang ada dalam keluarga tersebut, maka dengan adat Mangurupi
kekurangan biaya akan teratasi.
Setiap upacara ritual memiliki rangkaian simbol/peralatan dan makna yang
terkandung dalam setiap jenisnya, demikian juga dengan upacara ritual
mengangkat tulang belulang, dalam upacara ritual ini masyarakat Batak Toba
mempunyai ciri khas tersendiri dalam pelaksanaannya dan setiap kegiatan
memiliki makna mengapa hal tersebut dilakukan.
Melihat begitu kompleksnya latar belakang diatas peneliti sebagai
mahasiswa sejarah merasa tertarik mengangkat masalah ini sebagai judul skripsi
yaitu ; Sejarah Upacara Ritual Ulaon Mangokkal Holi dalam masyarakat
1.2. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, permasalahan yang perlu di
identifikasi adalah;
1. Bagaimana sejarah pelaksanaan upacara ritual ulaon mangokkal holi
dalam masyarakat Batak Toba?
2. Mengapa upacara ritual Ulaon Mangokkal Holi masih bertahan dan
dilaksanakan oleh masyarakat Batak Toba di Kecamatan Sorkam
Kabupaten Tapanuli Tengah?
3. Bagaimana Proses pelaksanaan upacara ritual Ulaon Mangokkal Holi
dalam masyarakat Batak Toba di Kecamatan Sorkam Kabupaten Tapanuli
Tengah?
4. Apa makna Upacara Ritual Ulaon Mangokkal Holi bagi masyarakat Batak
Toba Sekarang?
5. Apa saja makna simbol/peralatan yang digunakan dalam upacara ritual
Ulaon Mangokkal Holi?
1.3. PEMBATASAN MASALAH
Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah yaitu “Sejarah Upacara
Ritual Ulaon Mangokkal Holi Dalam Masyarakat Batak Toba”. Adapun lingkup
wilayah penelitian terletak di Provinsi Sumatra Utara, Kabupaten Tapanuli
1.4. PERUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi Perumusan Masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah upacara ritual Ulaon Mangokkal Holi bagi masyarakat
Batak Toba?
2. Mengapa upacara ritual Ulaon Mangokkal Holi masih bertahan dan
dilaksanakan oleh masyarakat Batak Toba di Kecamatan Sorkam Tapanuli
Tengah?
3. Bagaimana tahap-tahap pelaksanaan upacara ritual Ulaon Mangokkal Holi
dalam masyarakat Batak Toba di Kecamatan Sorkam Kabupaten Tapanuli
Tengah?
4. Apa makna simbol/peralatan upacara ritual Ulaon Mangokkal Holi bagi
masyarakat Batak Toba?
1.5. TUJUAN PENELITIAN
Yang menjadi tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejarah upacara ritual ulaon mangokkal holi di
Kecamatan Sorkam.
2. Untuk mengetahui upacara ritual ulaon mangokkal holi di Kecamatan
Sorkam.
3. Untuk mengetahui tahap-tahap pelaksanaan upacara ritual ulaon
mangokkal holi dalam masyarakat Batak Toba.
4. Untuk mengetahui makna dan simbol/peralatan yang digunakan dalam
1.6. MANFAAT PENELITIAN
Dengan terlaksananya penelitian diharapkan hasil penelitian ini memiliki
beberapa manfaat sebagai berikut:
1. Menjelaskan pengetahuan dan wawasan pada peneliti dan pembaca
mengenai Upacara Ritual Ulaon Mangokkal Holi dalam Masyarakat
Batak Toba.
2. Dengan penelitian ini diharapkan menggugah semua pihak agar dapat
melestarikan dan tidak melupakan Proses Pelaksanaan Upacara Ritual
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Basyral & Hotman Siahaan. 1987. Orientasi Nilai-Nilai Budaya Batak.
Jakarta: Sanggar William Iskandar.
Haviland, William. 1985.Antropologi, Edisi Keempat Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Ihromi, T.O. 2006. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Keesing, Roger. 1981. Antropologi Budaya, Edisi Kedua Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
Koentjaraningrat. 1983. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia.Jakarta:
Djambatan
Koentjaraningrat. 1983. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:
Gramedia
Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Antropologi, Edisi Baru. Jakarta:
RinekaCipta
Nainggolan, Togar. 2012. Batak Toba Sejarah dan Transformasi Religi. Medan:
Bina Media Perintis.
Sihombing, T.M. 1989. Jambar Hata Dongan Tu Ulaon. Jakarta: C.V. Tulus Jaya.
Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2009. Konflik Status dan Kekuasaan Orang
Batak Toba. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2012. Konsepku Membangun Bangso Batak.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Situmorang, Sitor. 2004. Toba Na Sae. Jakarta: Komunitas Bambu.
Subagyo, Joko. 2006. Metode Penelitian Dalam Teori & Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Sejarah upacara ritual ulaon mangokkal holi di kecamatan Sorka1m sudah
berlangsung sekitar 28 tahun. Yang pertama kali yang melaksanakan
upacara ritual ulaon mangokkal holi di desa Pearaja yaitu keluarga marga
Situmeang. Keluarga marga Situmeang ini merupakan marga yang paling
banyak di kecamatan Sorkam, setelah marga Situmeang adalah marga
Limbong juga merupakan marga yang banyak di berbagai desa kecamatan
Sorkam dan marga Situmorang yang paling sedikit karena merupakan
marga perantau di kecamatan Sorkam.
2. Dalam pelaksanaan upacara ritual ulaon mangokkal holi ini ada beberapa
tahap-tahap yang perlu diperhatikan supaya upacara dapat berlangsung
dengan baik yaitu; penetapan waktu, tempat, dan persiapan menjelang
upacara berdasarkan hasil musyawarah keluarga (martonggo raja).
Pelaksanaan upacara ritual ulaon mangokkal holi meliputi kegiatan:
1). Pergi ke kuburan, 2) pencucian tulang belulang, 3) memasukkan tulang
upacara, 5) acara makan siang bersama, 6) permintaan maaf boru, dan
7) puncak upacara.
3. Peralatan yang digunakan dalam upacara ritual mengangkat tulang
belulang nenek moyang (ulaon mangokkal holi) masing-masing memiliki
simbol dan makna yang berbeda-beda. Ada beberapa peralatan memiliki
makna dapat dipercaya sebagai penangkal dari hal-hal yang buruk bagi
keluarga yang melaksanakan upacara yakni daun silinjuang dan ulos
pangiring. Daun silinjuang mampu melawan musuh dan ulos pangiring akan mengiringi setiap keturunan yang melaksanakan upacara. Sedangkan
peralatan yang memiliki makna dapat dipercaya sebagai doa dan harapan
yang melaksanakan upacara yakni darah kerbau yang disembelih sengaja
ditumpahkan di atas tanah supaya pemilik tanah memiliki rejeki atau
berkat. Karena dari tanahlah semua tumbuh. Dan juga tiang borotan
kerbau dibuat dari kayu sarimaniak supaya rejeki dari tanah akan naik,
1.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti
menyarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Bagi generasi muda khususnya generasi muda yang ada di Kecamatan
Sorkam harus menyadari bahwa kebudayaan yang ada di daerah mereka
masih perlu untuk dilestarikan, walaupun adanya perubahan yang masuk
seiring berkembangnya teknologi hendaknya upacara ini tetap
dilaksanakan walaupun pelaksanaanya sangat sederhana.
2. Untuk pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah diharapkan untuk
mengembangkan potensi kebudayaan yang ada dan akan menjadi devisa
daerah, sehingga pemerintah tudak hanya mengembangkan dalam bidang
pembangunan materi saja.
3. Nilai-nilai adat yang terkandung dalam upacara ritual mengangkat tulang
belulang nenek moyang (ulaon mangokkal holi) harus kita tanamkan
dalam diri kita, karena nilai-nilai yang terkandung dalam adat-istiadat
masyarakat Batak Toba juga merupakan bentuk dari sebuah persatuan dan