FUNGSI SINAMOT DALAM PERKAWINAN
MENURUT ADAT MASYARAKAT BATAK TOBA
DI DESA SIPEAPEA KECAMATAN SORKAM BARAT
KABUPATEN TAPANULI TENGAH
Skripsi
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Angelius Pratama Simbolon NIM. 309111003
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
ABSTRAK
Angelius Pratama Simbolon, NIM 309111003. Fungsi Sinamot dalam Perkawinan Menurut Adat Masyarakat Batak Toba di Desa Sipeapea Kecamatan Sorkam Barat Kabupaten Tapanuli Tengah.
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur, hormat dan kemuliaan hanya bagi Tuhan Yang Maha Esa.
Atas segala pertolongan dan kasih-Nya selalu melimpah yang telah memberikan
kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Penyelesaian skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Skripsi ini
diberi judul “Fungsi Sinamot dalam Perkawinan Menurut Masyarakat Adat Batak
Toba di Desa Sipeapea Kecamatan Sorkam Barat Kabupaten Tapanuli Tengah”
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mengucapkan terimakasih
kepada Dosen Pembimbing Skripsi Bapak Drs. Buha Simamora, SH, M.Hum
yang terus membimbing Penulis menyelesaikan tugas akhir dengan penuh
kesabaran.
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan
(UNIMED).
2. Bapak Dr. H. Restu, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNIMED.
3. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu
Sosial (FIS) UNIMED.
4. Bapak Drs. Sugiharto, M.Si, selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu Sosial
(FIS) UNIMED.
5. Bapak Drs. Liber Siagian, M.Si, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu
vi
banyak memberi masukan, petunjuk dan sarannya dalam penyusunan skripsi
ini.
6. Ibu Dra. Yusna Melianti, M.H, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PP-Kn).
7. Bapak Parlaungan Gabriel Siahaan, S.H., M.Hum, selaku Sekretaris Jurusan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PP-Kn) sekaligus juga sebagai
Dosen Pembimbing Akademik dan Penguji Utama yang telah banyak
memberi masukan, petunjuk dan sarannya dalam penyusunan skripsi ini.
8. Ibu Dra. Rosnah Siregar, SH, M.Si sebagai Dosen penguji yang juga telah
banyak memberi masukan, petunjuk dan sarannya dalam penyusunan skripsi
ini.
9. Bapak Jhon selaku Staf Jurusan PKn yang telah ikut membantu dalam
penyiapan berkas untuk ujian mempertahankan Skripsi.
10.Terkhusus kepada keluaga besar Ayahanda Tartitus Simbolon, S.Pd dan
Ibunda (Alm) Kristina Sipayung, kedua orang tua yang banyak memberikan
bantuan moril dan materil kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
perkuliahan dengan baik.
11.Kepada Kakanda Bistok MT Simbolon, ST, Yelvie Listrawati, Am.Keb, Riris
Parsaulian, S.Ag, Isabella Betty Simbolon, S.Pd, Maria Dora E. Simbolon,
S.Kep, serta adinda Petra L Simbolon, Agnes S Simbolon, dan Eva L
Simbolon yang selalu memberi semangat dan bantuan dalam perkuliahan.
12.Kepada Teman-Temanku si keluarga minus Adi Syahputra Munthe, Radius P
vii
Sembiring, Gentina Pardosi, yang selalu berbagi suka dan duka, yang
menggoreskan kenangan penuh warna selama kuliah di Universitas Negeri
Medan.
13.Kepada teman-teman Base Camp Rihold Simanjuntak S.Pd, Omri G
Simanjuntak, Amin Johanes Simanjuntak, Dodi Indra Situmeang, Panen
Nababan, Ewin Sitanggang yang telah selalu bersama dalam susah maupun
duka.
14.Kepada Teman-teman stambuk 2009 yang telah banyak membantu penulis
selama kuliah di Universitas Negeri Medan.
15.Kepada semua kerabat yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima
kasih atas dukungan, doa, dan semangat yang telah diberikan hingga
terselesaikannya skripsi ini.
Mengingat keterbatasan kemampuan dan waktu yang ada, penulis
menyadari bahwa dalam penyususunan skripsi ini masih belum sempurna, baik
dari segi isi maupun tata bahasanya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca untuk melengkapi skripsi ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga skripsi ini dapat
membantu dan memberi manfaat bagi pembaca.
Medan, Juli 2013 Penulis,
Angelius P Simbolon
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... iii
ABSTRAK ... iv
2. Perkawinan Menurut Masyarakat Adat Batak Toba ... 9
3. Adat ... 16
4. Tahap Perkawinan Adat Batak Toba ... 17
5. Struktur dan Sistem Sosial ... 22
B. Kerangka Berfikir ... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 28
A. Lokasi Penelitian ... 28
B. Populasi dan Sampel ... 28
C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 29
D. Teknik Pengumpulan Data ... 30
E. Teknik Analisis Data ... 30
ix
A. Analisis Data Penelitian ... 31
B. Hasil Penelitian ... 32
C. Pembahasan ... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58
A. Kesimpulan ... 58
B. Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 61
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Bentuk Perkawinan Responden ... 32
Tabel 2 Pentingnya Sinamot dalam Upacara Perkawinan ... 34
Tabel 3 Dasar Pemberian Sinamot untuk Mencari Keuntungan ... 36
Tabel 4 Marhata Sinamot harus Dilaksanakan oleh Dalihan Na Tolu ... 38
Tabel 5 Bentuk Sinamot adalah Uang ... 39
Tabel 6 Manfaat Adat Bagi Responden ... 40
Tabel 7 Upacara Adat Merupakan Kewajiban bagi Responden ... 41
Tabel 8 Pelaksanaan Adat Perkawinan Dilaksanakan di Tempat Pihak Laki-laki ... 42
Tabel 9 Perubahan Pelaksanaan Adat dalam Perkawinan dalam Masyarakat Adat Batak Toba ... 44
Tabel 10 Memaksakan Kehendak Mengenai Sinamot Kepada Pihak Laki-laki ... 45
Tabel 11 Pembayaran Sinamot dalam Perkawinan ... 47
Tabel 12 Kedudukan dalam Adat ... 48
Tabel 13 Dengan Disahkannya di Gereja, Mereka Sudah Dianggap Sah Kawin. Apakah Sinamot Masih Perlu di Bayar ... 49
Tabel 14 Perkawinan dengan Kawin Lari ... 50
Tabel 15 Kunjungan ke Rumah Mertua ... 52
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Bentuk Perkawinan Responden ... 32
Tabel 2 Pentingnya Sinamot dalam Upacara Perkawinan ... 34
Tabel 3 Dasar Pemberian Sinamot untuk Mencari Keuntungan ... 36
Tabel 4 Marhata Sinamot harus Dilaksanakan oleh Dalihan Na Tolu ... 38
Tabel 5 Bentuk Sinamot adalah Uang ... 39
Tabel 6 Manfaat Adat Bagi Responden ... 40
Tabel 7 Upacara Adat Merupakan Kewajiban bagi Responden ... 41
Tabel 8 Pelaksanaan Adat Perkawinan Dilaksanakan di Tempat Pihak Laki-laki ... 42
Tabel 9 Perubahan Pelaksanaan Adat dalam Perkawinan dalam Masyarakat Adat Batak Toba ... 44
Tabel 10 Memaksakan Kehendak Mengenai Sinamot Kepada Pihak Laki-laki ... 45
Tabel 11 Pembayaran Sinamot dalam Perkawinan ... 47
Tabel 12 Kedudukan dalam Adat ... 48
Tabel 13 Dengan Disahkannya di Gereja, Mereka Sudah Dianggap Sah Kawin. Apakah Sinamot Masih Perlu di Bayar ... 49
Tabel 14 Perkawinan dengan Kawin Lari ... 50
Tabel 15 Kunjungan ke Rumah Mertua ... 52
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Angket
2. Nota Tugas
3. Surat Ijin penelitian Dari Jurusan
4. Surat Keterangan Ijin Mengadakan Penelitian Dari Fakultas
5. Surat Keterangan Mengadakan Penelitian Dari Kepala Desa Sipeapea
6. Surat Keterangan Bebas Pustaka Dari Perpustakaan UNIMED
7. Kartu Kendali Bimbingan Skripsi
8. Daftar Peserta Seminar Proposal Penelitian
9. Surat Keterangan Dari Laboratorium PP-Kn
10.Surat Keterangan Penyerahan Buku dan Tidak Ada Masalah Dengan
Perpustakaan Fakultas
11.Pernyataan Keaslian Tulisan
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam adat Batak Toba, penyatuan dua orang dari anggota masyarakat
melalui perkawinan tidak bisa dilepaskan dari kepentingan kelompok masyarakat
bersangkutan. Perkawinan bagi masyarakat Batak Toba adalah sebuah pranata
yang tidak hanya mengikat seorang laki-laki dan seorang perempuan tetapi juga
mengikat suatu keluarga besar yakni keluarga pihak laki-laki yang disebut
paranak dan pihak perempuan atau parboru. Perkawinan mengikat kedua belah
pihak tersebut dalam suatu ikatan kekerabatan yang baru, yang juga berarti
membentuk satu dalihan na tolu yang baru. Dalihan na tolu muncul karena
perkawinan yang menghubungkan dua keluarga besar, dimana akan terbentuk
sistem kekerabatan baru.
Kelompok kekerabatan merupakan sekelompok orang yang memiliki
hubungan darah atau perkawinan. Masyarakat Batak Toba memiliki kelompok
kekerabatan yang kuat yaitu didasari dengan keturunan garis patrilineal (garis
keturunan Bapak). Suatu hal yang sering dibahas dalam suatu sistem patrilineal
yang sangat ketat seperti halnya dengan sistem kekerabatan masyarakat Batak
Toba adalah posisi perempuan. Perempuan merupakan bagian dari kelompok
ayahnya sebelum dia nikah. Karena setelah pernikahan, perempuan itu akan
meninggalkan lingkungan ayahnya dan dimasukkan dalam satuan kekerabatan
2
Perkawinan masyarakat Batak Toba tidak luput dari sinamot. Sebab
sahnya suatu perkawinan dalam kehidupan masyarakat Batak Toba didahului
dengan pemberian sinamot. Sinamot merupakan pemberian dari pihak laki-laki
kepada kepada pihak perempuan yang berupa uang atau benda berharga lainnya.
Pada zaman dahulu, sinamot bisa berupa hewan atau barang, tetapi seiring
berkembangnya zaman pada saat sekarang sinamot dapat diuangkan. Kata sinamot
sama dengan tuhor.
Sebelum upacara perkawinan dilaksanakan selalu didahului dengan
beberapa tahapan acara, salah satunya marhata sinamot yaitu adat yang harus
dilaksanakan sebelum perkawinan dilangsungkan. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui berapa besar biaya yang ditanggung oleh kedua belah pihak agar
perkawinan itu dapat dilaksanakan.
Perkawinan Batak Toba adalah perkawinan eksogami marga, karena
per-kawinan satu marga dilarang keras. Perper-kawinan yang ideal bagi masyarakat Batak
Toba adalah perkawinan antara seorang laki-laki dengan anak perempuan saudara
laki-laki dari ibunya atau boru ni tulangna (pariban). Orangtua pada masyarakat
Batak Toba selalu menganjurkan perkawinan ideal tersebut, tetapi bila anjuran ini
tidak berhasil pihak orangtua sudah mengalah demi kebahagiaan anak-anaknya.
Marhata sinamot adalah bahagian acara dari acara perkawinan (pesta
pamasumasuon) dalam adat Batak Toba, dimana dalam acara ini pihak lelaki
(paranak) dan pihak perempuan (parboru) bertemu di tempat yang telah
dipersiapkan oleh pihak perempuan (parboru). Tempat diadakan acara ini
biasanya di rumah pihak perempuan (parboru.) Topik pembicaraan dalam acara
3
Sebenarnya marhata sinamot merupakan tahap penentuan dalam
pernikahan. Disinilah pihak lelaki (paranak) dan perempuan (parboru) menjalin
kesepakatan tentang tata cara pernikahan yang akan dilaksanakan serta wujud hak
dan kewajiban masing-masing.
Sinamot menjadi dasar yang harus dipenuhi dan tidak dapat dihilangkan
dalam rangkaian perkawinan adat Batak Toba karena merupakan awal tata cara
dari suatu perkawinan adat Batak Toba. Sahnya suatu perkawinan dalam
kehidupan masyarakat Batak Toba didahului dengan pemberian sinamot.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis ingin meneliti bagaimana
sebenarnya fungsi sinamot pada masyarakat Batak Toba, khususnya mereka yang
tinggal di Desa Sipeapea Kecamatan Sorkam Barat Kabupaten Tapanuli Tengah.
Melihat dari latar belakang diatas maka penulis menetapkan judul “Fungsi
Sinamot Dalam Perkawinan Menurut Adat Masyarakat Batak Toba di Desa
Sipeapea Kecamatan Sorkam Barat Kabupaten Tapanuli Tengah.”
B. Identifikasi Masalah
Adat merupakan peninggalan nenek moyang. Dengan adanya adat ini
maka dapat mempererat dan memperbanyak keluarga dalam masyarakat Batak
Toba. Jika seseorang sering menghadiri upacara adat maka dia akan sangat
dihargai di daerah tersebut.
Dengan adanya masalah yang menunjukkan perkawinan yang batal karena
kurangnya sinamot atau tidak sanggupnya pihak lelaki membayar sejumlah
sinamot kepada pihak perempuan maka penulis mengidentifikasi masalah yang
4
1. Pengertian sinamot dalam perkawinan
2. Fungsi sinamot dalam perkawinan
3. Bentuk sinamot dalam perkawinan
4. Ketidakmampuan membayar sinamot
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah diatas maka penulis membatasi isi dari penelitian
ini, dimana Penulis hanya mengkaji pokok permasalahan mengenai
1. Fungsi sinamot dalam perkawinan
2. Ketidakmampuan membayar sinamot
D. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana fungsi sinamot dalam perkawinan menurut masyarakat Batak
Toba di Desa Sipeapea Kecamatan Sorkam Barat Kabupaten Tapanuli
Tengah?
2. Apa yang harus dilakukan jika paranak tidak mampu membayar sinamot
menurut adat masyarakat Batak Toba?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, pembatasan dan rumusan masalah
diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah
1. Mengetahui fungsi sinamot dalam perkawinan menurut masyarakat Batak
Toba di Desa Sipeapea Kecamatan Sorkam Barat Kabupaten Tapanuli
5
2. Mengetahui tindakan yang harus dilakukan jika sinamot tidak mampu di
bayar oleh pihak paranak
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah
1. Sebagai langkah awal bagi penulis untuk lebih mengenal budaya Batak Toba,
khususnya tentang fungsi sinamot dalam upacara perkawinan.
2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat agar lebih menghargai adat istiadat
dalam lingkungan masyarakat terkhusus adat perkawinan.
3. Melatih penulis dalam penyusunan karya ilmiah.
4. Sebagai bahan penelitian bagi orang yang ingin meneliti terhadap
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil temuan di lapangan dan pembahasan
dalam penelitian ini adalah:
1. Sinamot merupakan syarat sah suatu perkawinan. Sinamot masih
mempunyai fungsi pada perkawinan menurut adat masyarakat batak toba
khusunya di Desa Sipeapea Kecamatan Sorkam Barat. Hal itu terlihat dari
sinamot yang harus dibayar walau sudah meninggal sekalipun, jika mereka
belum membayar sebelumnya.
2. Masyarakat di Desa Sipeapea sangat mementingkan sinamot dalam
perkawinan menurut adat masyarakat batak toba karena syarat sahnya
suatu perkawinan adalah dengan adanya pemberian sinamot.
3. Mengenai jumlah sinamot tidak ada batasnya. Sebenarnya sinamot harus
tinggi supaya kedua belah pihak saling puas atau setidaknya pihak
perempuan tidak dirugikan. Sebab bagaimanapun suatu yang berharga dan
sulit didapat tentu saja akan sangat dihargai.
4. Suatu perkawinan menurut adat harus terlebih dahulu membayar sinamot
tetapi belakangan ini sinamot boleh dibayar jika mereka sudah mempunyai
penghasilan yang cukup.
5. Pemberian sinamot tidak untuk mencari keuntungan. Hal ini dikarenakan
59
pesta yang diadakan jauh dari keluarga perempuan, dibagi-bagikan kepada
kerabat serta disumbangkan kepada puteri mereka untuk membeli pakaian
dan perhiasan si perempuan. Bahkan tidak sedikit pihak perempuan
mengalami kerugian sebab sinamot yang diberikan tidak sebanding dengan
pengeluaran pada saat acara perkawinan tersebut. Yang mendapat
keuntungan bahkan pihak laki-laki karena mendapat tumpak, beras dari
pihak ale-ale, dongan tubu, dongan huta serta kerabat.
6. Upacara adat merupakan sebuah kewajiban bagi masyarakat. Karena adat
merupakan warisan dari nenek moyang yang harus dilestarikan oleh
generasi penerusnya. Apa yang sudah dibuat atau dilaksanakan oleh nenek
moyang dulu harus diteruskan oleh generasi selanjutnya (na pinukka ni na
parjolo sihuttonon ni na parpudi). Adat merupakan sarana untuk
mempererat kekeluargaan, itulah sebabnya orang batak tidak pernah lepas
dari adat
7. Dalam masyarakat adat batak toba, kawin lari merupakan jenis perkawinan
menyimpang dan merupakan perkawinan tidak sah, tetapi pada hari
kedepannya dapat dianggap sah apabila mereka telah membayar sinamot
serta dapat melaksanakan adat na gok.
8. Menurut adat bahwa orang yang belum membayar sinamot tidak
diperbolehkan mengunjungi mertua atau saudara laki-laki, tetapi karena
manusia adalah mahkluk ciptaan Tuhan yang memiliki hati nurani dan
perasaan sehingga mereka tidak akan tega mengusir orang yang datang
60
B. Saran
Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah:
1. Bagi yang belum membayar sinamot hendaknya mereka membayar
sinamot setelah melakukan kawin lari tidak dipersoalkan masalah waktu
dan besarnya sinamot yang penting harus tetap di bayar karena merupakan
syarat sah suatu perkawinan.
2. Seharusnya perkawinan haruslah dilaksanakan dengan menggunakan adat
na gok. Supaya terjalin ikatan kekeluargaan yang baik serta dapat ikut
dalam upacara adat dan berhak atas jambar.
3. Orangtua tidak mungkin menolak kedatangan anaknya untuk berkunjung
kerumah dengan alasan bahwa mereka merindukan orang tua mereka.
Jangan karena adat kita mengorbankan manusia dan jangan karena
manusia kita mengorbankan adat. Kiranya antara adat dan manusia harus
sesuai dengan tuntutan masyarakat dan tuntutan zaman.
4. Para generasi muda handaknya menghayati hukum adatnya karena penting
untuk mereka di kemudian hari sehingga tidak menghilangkan nilai-nilai
luhur budayanya. Bagaimanapun orang yang hidup tanpa didasari nilai
61
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta
Gultom, Raja Marpodang.1992. Dalihan Na Tolu Nilai Budaya Suku Batak Toba. Medan: CV. Kirana
Iskandar. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta : GP Press
Koentjaranigrat. 2004. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia.Jakarta: Djambatan
Siahaan, Binsar Muller. 2010. Parrambuan Adat Batak Dalihan Natolu.Medan: Percetakan Trabulan
Siahaan, Nalom. 1982. Adat Dalihan Na Tolu dan Pelaksanaannya. Jakarta: Tulus Jaya
Sihombing, T.M. 1989. Jambar Hata. Jakarta: Tulus Jaya.
Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2012. Konsepku Membangun Bangso Batak. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia
___________________. 2011. Pemikiran Orang Batak. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
___________________. 2006. Struktur Sosial dan Sistem Politik Batak Toba Hingga 1945: Suatu pendekatan Antropologi Budaya dan Politik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Sitanggang, Jan Pieter. 2010. Raja Napogos. Jakarta: Jala Permata Aksara.
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dan R dan D). Bandung: Alfabeta
Tambunan. E.H. 1982. Sekelumit Mengenai Masyarakat Batak Toba dan Kebudayaannya Sebagai Sarana Pembangunan. Bandung: Tarsito.
Tampubolon, Raja Patik. 2002. Pustaha Tumbaga Holing. Jakarta: Dian Utama
62
Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974. 1986. Surabaya: Pustaka Tintia
http://luciusosc.blogspot.com/2009/12/tahapan-perkawinan-adat-batak-toba.html. Tanggal 8 Maret 2013. Online
http://media.kompasiana.com/buku/2011/06/17/perkawinan-adat-batak-toba/. Tanggal 8 Maret 2013. Online
Revida. Fungsi Uang jujur.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15677/3/pkm-mei-agt2006-%20%287%29.pdf.txt. Tanggal 8 Maret 2013. Online