commit to user (Penelitian Tindakan kelas pada Siswa Kelas IV SD Negeri 4 Barenglor
Klaten Utara, Klaten Tahun Ajaran 2010/2011)
Oleh :
SUMIYATI
NIM : X1808075
Skripsi
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan Program PJJ ICT PGSD
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program PJJ ICT PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada :
Persetujuan Pembimbing dan Supervisor
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd. Dra. Hj. Lies Lestari, M.Pd. NIP 19560121198203200 NIP. 19540327 198103 2 001
commit to user
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Tim Penguji Skripsi :
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001
commit to user
LUAS BANGUN DATAR MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 BARENGLOR KLATEN UTARA TAHUN PELAJARAN 2010/2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar dengan menggunakan metode inkuiri pada siswa kelas IV SD Negeri 4 Barenglor Kabupaten Klaten.
Bentuk Penelitian Tindakan Kelas adalah dua siklus setiap siklus dua pertemuan. Sampel diambil dengan proporsional sejumlah 35 peserta didik. Tekhnik pengumpulan data digunakan tes untuk variabel prestasi belajar matematika . Peneliti menggunakan tekhnik deskriptif, yaitu membuat rata-rata nilai, menghitung presentase, membuat grafik untuk mendeskripsikan data-data, menarik kesimpulan dan mengambil tindakan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) pada Siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan untuk pertemuan 1 hasil nilai ulangan menunjukkan bahwa dari 35 siswa yang mengikuti tes akhir siklus 1 ada 15 siswa atau 42,85% sudah mencapai belajar tuntas atau mendapatkan nilai di atas KKM dan masih ada 20 siswa atau 57,14% belum mencapai belajar tuntas, dan untuk hasil prestasi belajar yang dicapai siswa pada siklus I pertemuan kedua belum menunjukkan perubahan yang berarti. Nilai prestasi siswa cenderung menurun. (2) Hasil refleksi pada siklus II pertemuan pertama ini menunjukkan bahwa siswa lebih aktif memperhatikan penjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru. Siswa yang memperoleh nilai 60,0 sebanyak 29 siswa dari 35 siswa atau 82,85% menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri yang dilakukan berhasil dengan rata-rata kelas 60,74. Sedangkan Hasil refleksi pada siklus II pertemuan kedua ini menunjukkan sebanyak 33 siswa dari 35 siswa atau 94,28% dengan rata-rata kelas mencapai 84,17, menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri yang dilakukan berhasil.
Kata Kunci : Inkuiri, luas bangun datar.
.
commit to user
“ Biarkan masa depan itu hingga dia datang sendiri, dan jangan terlalu
berkepentingan dengan hari esok. Karena jika anda melakukan terbaik dihari ini
maka hari esok juga akan baik”
- ( La-Tahzan) -
“Allah mencintai seseorang yang apabila mengerjakan sesuatu
pekerjaan,
maka ia mengerjakan dengan sempurna”
- ( HR. Baihaqi ) -
“manusia yang paling lemah ialah orang yang tidak mampu
mencari
teman. Namun yang lebih lemah dari itu adalah orang yang mendapatkan
banyak teman tetapi menyia-nyiakannya.”
- ( Ali Bin Abu Thalib ) -
“Semoga jalan keluar terbuka, semoga kita bisa mengobati jiwa
kita
dengan doa janganlah engkau berputus asa manakala kecemasan yang
menggemgam jiwa menimpa saat paling dekat dengan jalan keluar adalah
ketika telah terbentur dengan putus asa.
commit to user
Segala yang pernah dilalui jadikanlah suatu pengalaman, segala yang sedang dilalui adalah kenyataan, dan segala yang akan dilalui adalah harapan dan cita-cita.
1. Ayah dan Ibu, mutiara kehidupan Ku
2. Keluargaku terutama anak-anak Ku
3. Rekan-rekan Guru SD N 4 Bareng Lor
Klaten
4. Rekan-rekan PJJ FKIP UNS 2008
5. Almamater
commit to user
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan nikmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat
menyelesaikan penulisan Skripsi ini, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu dikesempatan yang berbahagia ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas segala bantuannya kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah,M.Pd Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. R. Indianto, M.Pd Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd Ketua Studi PGSD dan Program PJJ S1 PGSD
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
4. Drs. Kartono, M.Pd Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Dr. Riyadi, M.Si Pembimbing I yang mengarahkan dan membimbing
dengan sabar dan penuh perhatian hingga selesainya skripsi ini.
6. Drs. Usada, M.Pd Pembimbing II yang membimbing hingga selesainya
skripsi ini.
7. Semua pihak yang telah memberi bantuan dalam menyelesaikan proposal
penelitian tindakan kelas ini.
commit to user
B. Perumusan Masalah ... 5 C. Tujuan Penelitian ...
commit to user E. Validitas Data ...
29
F. Tekhnik Analisis Data ... 29 G. Indikator Kinerja / Keberhasilan ... 31 H. Prosedur Penelitian ...
32
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 36
A. Deskripsi Kondisi Awal ... 36
commit to user
Tabel 1. Prosentase nilai matematika sebelum
tindakan... 68 Tabel 2. Prosentase nilai matematika siklus I pertemuan 1 ... 69 Tabel 3. Prosentase nilai matematika siklus I pertemuan 2 ... 70 Tabel 4. Prosentase nilai matematika siklus II pertemuan 1 ... 71 Tabel 5. Prosentase nilai matematika siklus II pertemuan 2
commit to user
Grafik 1. Grafik nlai matematika kelas IV Sebelum Tindakan ... 73 Grafik 2. Grafik nlai matematika kelas IV siklus I pertemuan 1... 74 Grafik 3. Grafik nlai matematika kelas IV siklus I pertemuan 2 ... 75 Grafik 4. Grafik nlai matematika kelas IV siklus II pertemuan 1... 76 Grafik 5. Grafik nlai matematika kelas IV siklus II pertemuan 2 ... 77
commit to user
1. Absensi siswa di kelas ... 78
2. Nilai formatif siswa ... 79 3. Pendapat siswa
... 82 4. Penilaian kepala sekolah ... 83 5. Penilaian guru teman sejawat ... 84 6. Foto pada proses pembelajaran
... 85 7. Rencana pelaksanaan pembelajaran ... 90 8. Lembar soal ... 92 9. Lembar kerja siswa ... 93 10. Absensi guru di sekolah ... 94 11. Lember observasi guru
... 95
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam paradigma baru tentang pembelajaran siswa dituntut dapat
mengkonstruksi pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sehingga dapat
bermakna.Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Piaget (Rusefendi,2006:133).
Bahwa pengetahuan dibangun dalam pikiran anak melalui proses asimilasi dan
akomodasi. Asimilasi merupakan penyerapan informasi baru dalam pikiran
sedangkan akomodasi adalah penyusunan kembali struktur pikiran karena adanya
informasi baru. Oleh karena itu perlu dikembangkan dan diterapkan suatu
pembelajaran matematika yang tidak hanya menstransfer pengetahuan dari guru
kepada siswa. Pembelajaran ini hendaknya mengaitkan pengalaman kehidupan
nyata siswa dengan materi dan konsep matematika.
Pada kenyataannya Matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran
yang susah dimengerti, indikasinya dapat diihat dari hasil belajar yang kurang
memuaskan. Berdasarkan pengalaman riil dilapangan, proses pembelajaran
matematika kurang meningkatkan kreativitas siswa karena sekala ini banyak
tenaga pendidik yang hanya menggunakan metode konvensional secara monoton
dalam kegiatan dikelas, sehingga suasana terkesan kaku dan didominasi oleh guru.
Dengan pembelajaran konvensional siswa tidak dapat mengalami pembelajaaran
yang bermakana, serta tidak dapat mengalami sendiri proses pembelajaran
commit to user
2 dalam membekali anak memecahkan masalah dalam kehidupan jangka panjang
dan tidak tercapai pembelajaran yang maksimal. Dengan pembelajaran
konvensional juga tidak dapat meningkatkan daya nalar siswa yang seharusnya
diasah sejak dini agar mereka mampu berfikir kritis terhadap suatu masalah, selain
itu juga tidak dapat membuat siswa mampu bekerja sama dalam memecahkan
suatu masalah.
Siswa sebagai subjek pendidikan, dituntut supaya aktif dalam belajar
mencari informasi dan mengeksplorasi sendiri atau secara berkelompok. Guru
hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing kearah pengoptimalan
pencapaian ilmu pengetahuan yang dipelajari. Diharapkan dalam proses
pembelajaran siswa mau dan mampu mengemukakan pendapat sesuai dengan apa
yang telah dipahami, berinteraksi secara positif antara siswa dengan siswa
maupun antara siswa dan guru apabila ada kesulitan. Namun kenyataannya,
aktivitas yang ditunjukkan siswa pada pembelajaran masih rendah seperti
rendahnya minat siswa belajar kelompok dimana pelaksanaan pembelajaran di
lapangan melalui belajar kelompok masih jarang, jika ada dan dilaksanakan
motivasi belajar siswa masih rendah. Pada umumnya siswa cenderung pasif,
hanya menerima apa yang di sampaikan guru tanpa bisa mengeluarkan pendapat,
bertanya, serta menjawab pertanyaan. Jika guru mengajukan pertanyaan, siswa
tidak berani menjawab, jika ada dari jumlah siswa 17 hanya 4 - 5 orang siswa saja.
Dan jika ada kendala siswa tidak berani bertanya.
Dengan melihat dari hasil evaluasi yang diperoleh pada waktu pelaksanaan
commit to user
3 nilai yang kurang memuaskan bagi guru maupun siswa bahkan wali murid. Hal ini
menunjukkan bahwa begitu rendahnya tingkat penguasaan materi pelajaran
Matematika dari siswa kelas IV SD Negeri 04 Barenglor Klaten Utara. Dari 35
siswa Yang mengikuti evaluasi, hanya ada 10 siswa atau 28,37% yang mampu
menguasai materi atau di atas KKM sedangkan sisanya sebanyak 25 siswa atau
71,63 % belum memperoleh nilai yang diharapkan .
Untuk itu penulis sebagai guru kelas tersebut berupaya meningkatkan
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran tersebut. Guru sebagai pendidik perlu
memperbaiki materi pembelajaran dengan perencanaan serta melaksanakan
perbaikan pembelajaran dengan cara melakukan Penelitian Tindakan Kelas.
Pada materi menghitung luas bangun datar kebanyakan siswa mudah lupa
untuk menuliskan rumus luas bangun datar, ini dikarenakan siswa dalam
mendapatkan rumus luas bangun datar hanya diperoleh dengan cara menghapal
sesuai dengan apa yang telah dituliskan guru di papan tulis, jadi siswa hanya
menghapal rumus tanpa mengalami proses pembelajaran untuk menemukan
rumus tersebut sehingga siswa mudah lupa.
Jika hal ini tidak segera diatasi, maka konsep rumus luas bangun datar oleh
siswa tidak dapat diingat dalam jangka waktu yang lama. Padahal materi tentang
luas bangun datar tetap ada sampai ke sekolah lanjutan bahkan sampai
perkuliahan. Hal ini dapat mempengaruhi hasil belajar matematika menjadi
rendah.
Oleh karena itu untuk dapat mencapai pembelajaran matematika
commit to user
4 maju dan berkembang perlu mempunyai persediaan dan tekhnik-tekhnik
pembelajaran yang bermanfaat dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Kemampuan guru dalam metode yang tepat disesuaikan dengan pokok bahasan
atau masalah yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran memungkinkan
siswa untuk berperan aktif didalamnya. Dalam menciptakan situasi pembelajaran
matematika yang mengharuskan pada kondisi siswa belajar aktif diperlukan suatu
metode yang tepat .
Berdasarkan permasalahan di atas maka upaya peningkatan kemampuan
menghitung luas bangun datar pada siswa kelas IV SD Negeri 4 Barenglor
Klaten Utara merupakan masalah yang harus di tanggulangi. Salah satu metode
pembelajaran di duga dapat mengatasi yaitu metode inkuiri. Melalui ini siswa
dapat belajar meningkatkan keterlibatan siswa dalam menemukan dan memproses
bahan pelajarannya dan suasana yang kondusif untuk mengembangkan
pengetahuan, sikap, keaktifan serta keterampilan sosial seperti keterampilan
bekerjasama yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat .
Metode inkuiri bisa disebut juga metode penemuan. Metode penemuan
sangat penting untuk dilakukan siswa pada usia sekolah dasar. Metode inkuiri
dapat dirancang penggunannya oleh guru menurut tingkat perkembangan
intelektual siswa. Ini dikarenakan siswa memiliki sifat yang aktif, sifat ingin tahu
yang besar, terlibat dalam situasi yang utuh dan reflektif terhadap suatu proses dan
hasil-hasil yang ditemukan.
Metode inkuiri adalah cara penyajian pelalajaran yang memberikan
commit to user
5 guru metode inkuiri melibatkan siswa dalam proses-proses mental dalam proses
penemuannya. Metode inkuiri memungkinkan siswa menemukan
informasi-informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.
Dengan metode Inkuiri peneliti berusaha memperbaiki proses
pembelajaran dengan melibatkan siswa secara langsung untuk menemukan sendiri
rumus-rumus luas bangun datar. Dengan menemukan sendiri, pembelajaran
menjadi lebih bermakna. Siswa mengalami sendiri untuk menemukan rumus luas
bangun datar sehingga pemahaman konsep siswa terhadap rumus luas bangun
datar akan bertahan lama.
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian untuk upaya
meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar menggunakan metode
nkuiri, Terhadap hasil belajar MTK siswa kelas IV di SD Negeri 04 Barenglor
Klaten Utara tahun pelajaran 2010/2011.
Berdasarkan uraian diatas maka, penelitian ini berjudul “Upaya
meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar menggunakan
metode inkuiri pada siswa kelas IV SD Negeri 04 Barenglor Klaten Utara
tahun pelajaran 2010/2011”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan fakta-fakta yang ada di SD Negeri
04 Barenglor, Apakah penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan
kemampuan menghitung luas bangun datar pada siswa kelas IV SD Negeri 4
commit to user
6 Rumusan Masalah penelitian secara khusus adalah :
1. Apakah penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan
menghitung luas bangun datar pada siswa kelas IV SD Negeri 4 Barenglor,
Kabupaten Klaten ?
2. Bagaimana bentuk rancangan pembelajaran dengan metode inkuiri untuk
meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar pada siswa kelas
IV SD Negeri 4 Barenglor, Kabupaten Klaten ?
3. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan metode inkuiri untuk
meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar pada siswa kelas
IV SD Negeri 4 Barenglor, Kabupaten Klaten ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan umum penelitian ini
adalah untuk Meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar
menggunakan metode inkuiri pada siswa kelas IV SDN 4 Barenglor, Klaten
Utara.
Adapun tujuan penelitian tindakan kelas secara khusus adalah untuk :
1. Mendeskripsikan bentuk rancangan pembelajaran dengan metode inkuiri
untuk meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar pada
siswa kelas IV SD Negeri 4 Barenglor, Kabupaten Klaten .
2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan metode inkuiri untuk
meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar pada siswa kelas
commit to user
7
3. Meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar pada siswa
dengan metode inkuiri di kelas IV SD Negeri 4 Barenglor, Kabupaten
Klaten.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Siswa
a. Menngkatkan kemampuan terhadap konsep rumus luas bangun datar.
b. Dapat mengurangi beban siswa yang mengalami kesulitan dalam
menghitung luas bangun datar dengan metode inkuiri.
c. Meningkatakan pemahaman siswa terhadap pelajaran matematika
d. Motivasi dan daya tarik siswa terhadap mata pelajaran matematika dapat
meningkat.
2. Manfaat Bagi Guru
a. Memperbaiki pembelajaran matematika yang dikelolanya.
b. Meningkatkan profesionalisme guru dalam pembelajaran matematika
dengan menggunakan metode inkuiri.
c. Sebagai motivasi untuk meningkatkan ketrampilan memilih strategi
pembelajaran yang bervariasi yang dapat memperbaiki sistem
pembelajaran sehingga memberikan layanan yang terbaik bagi siswa.
d. Dapat lebih menciptakan suasana lingkungan kelas yang saling
menghargai nilai-nilai ilmiah dan termotivasi untuk mengadakan
penelitian sederhana yang bermanfaat bagi perbaikan dalam proses
commit to user
8
e. Dapat menambah wawasan pengetahuan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran serta mengubah pola dan sikap guru dalam mengajar yang
semula berperan sebagai pemberi informasi menjadi berperan sebagai
fasilitator dan mediator yang dinamis.
3. Manfaat Bagi Sekolah
a. Untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran
matematika dengan menggunakan metode inkuiri di kelas IV SD Negeri
4 Barenglor Tahun 2010/2011
b. Membantu sekolah untuk berkembang karena adanya
peningkatan/kemajuan pada diri guru dalam memperbaiki strategi
mengajarnya
c. Menumbuhkan iklim pendidikan yang kondusif di sekolah
d. Memberikan sumbangan yang baik untuk sekolah dalam rangka
perbaikan proses pembelajaran untuk dapat meningkatkan prestasi
siswa.
e. Mendapat masukkan tentang penelitian yang dapat memajukan sekolah
4. Bagi Peneliti
a. Mengetahui kekurangan dan kelemahan diri pada saat mengajar yang
dapat dijadikan acuan untuk memperbaiki diri.
b. Peneliti mendapat pengalaman dalam melaksanakan penelitian tindakan
commit to user
Yang dimaksud dengan kemampuan adalah memahami lebih mendalam dari
sekedar mengetehui. Aspek pemehamn menuntut kemampuan lebih tinggi
dari pengetahuan
Dalam pembelajaran dikembangkan aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Aspek kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisa, sintesa, dan evaluasi. Aspek pemahaman menuntut kemampuan lebih
tinggi dari pada pengetahuan, memahami lebih mendalam dari sekadar
mengetahui. Aspek kognitif pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk
menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata
sendiri. Pada tahap ini siswa diharapkan menerjemahkan atau menyebut kembali
yang telah diketahui dengan kata-katanya sendiri (www.masofa.wordpress.com).
Jadi, pemahaman menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi, dengan
demikian pemahaman terhadap suatu konsep lebih bertahan lama daripada
mengetahui. Menurut Bloom (1980: 85) aspek kognitif terdiri atas 6 tingkatan.
Keenam tingkatan tersebut yaitu :
1. Tingkat pengetahuan (knowledge) pada tahap ini menuntut siswa untuk
commit to user
10 misalnya fakta, rumus, terminology strategi problem solving dan lain
sebagainya
2. Tingkat pemahaman (comprehension) pada tahap kategori pemahaman
dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan,
informasi yang telah diketahui dengan kata-katanya sendiri. Pada tahap ini
siswa diharapkan menerjemah atau menyebutkan kembali apa yang telah
diketahui dengan kata-katanya sendiri.
3. Tingkat penerapan (application), penerapan merupakan kemampuan untuk
menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke situasi
yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Tingkat analisis (analysis), analisis merupakan kemampuan
mengidentifikasi, memisahkan dan membedakan komponen-komponen
suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotes atau kesimpulan sementara,
dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada atau tidaknya
kontradiksi. Dalam tingkat ini siswa diharapkan menunjukkan hubungan
diantara berbagai gagasan dengan cara membandingkan gagasan tersebut
dengan standar, prinsip atau prosedur yang telah dipelajari.
5. Tingkat sintesis (synthesis), sintesis merupakan kemampuan seseorang
dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsure
pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih mnyeluruh.
6. Tingkat evaluasi (evaluation), evaluasi merupakan level tertinggi yang
commit to user
11 nilai suatu gagasan, metode, produk, atau benda dengan menggunakan
criteria tertentu.
b. Pengertian Metode
Menurut kamus besar bahasa indonesia (1980) metode mengandung arti “
cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud ( dalam ilmu
pengetahuan), cara kerja konsisten untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan “. Sejalan dengan pengertian
tersebut, T.Raka joni (1993) mengartikan metode sebagai “cara kerja yang
bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tetentu”. Dengan
demikian metode dapat diartikan sebagai cara/jalan menyajikan/
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Dalam pada itu, istilah teknik
menurut T.Raka Joni (1993) menunjuk kepada ragam khas penerapan suatu
metode dengan latar penerapan tertentu, seperti kemampuan dan kebiasaan
guru, ketersediaan peralatan, kesiapan siswa dan sebagainya. Dalam proses
pembelajarn misalny, diskusi merupakan salah satu metode pembelajaran.
Pelaksanaan metode diskusi dapat dilakukan dengan dengan berbagai tekhnik,
seperti tekhnik sumbang saran, dsb.
Akhirnya perlu dikemukakan bahwa terkait dengan proses pembelajaran
dikenal pula istilah program, proses, prosedur, dan kegiatan. Istilah program
menunjuk pada suatu rencana, proses menunjuk pada kejadian-kejadian
dalam pelaksanaannya (yang apabila langkah-langkahnya sistematis disebut
prosedur) dan kegiatan menunjuk pada perilaku orang (guru-siswa) didalam
commit to user
12
c. Proses Belajar Mengajar Matematika
a. Belajar Matematika
Belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh tingkah laku sebagai hasil pengalaman yang berlangsung
dalam kurun waktu yang relatif lama dan sulit dalam menentukan batas
waktunya. Didalam belajar tentu setiap individu mengalanmi kesulityan
yang berbeda-beda. Perbedaan inilah yang menyebabkan perbedaan
tingkah laku belajar dikalangan peserta didik dalam keadaan peserta
didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang dinamakan
kesuklitan belajar.
Gagne menggunakan matematika sebagai sarana untuk menyajikan
dan mengaplikasikan teori-teeorinya tentang belajar. Menurut Gagne
(dalam Ismail, 1998) objek belajar matematika terdiri dari objek
langsung dan tidak langsung. Objek tak langsung adalah transfer belajar,
kemampuan menyelidiki, kemampuan memecahkan masalah, disiplin
pribadi, dan apresiasi pada struktur matematika. Sedangkan objek
langsung belajar matematika adalah fakta, ketrampilan, konsep, dan
prisip.
b. Proses Belajar Matematika
Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang relatif
menetap sebagai hasil dari latihan atau pengamatan. Di lain pihak, karena
matematika penalarannya deduktif yang berkenaan dengan ide-ide,
commit to user
13 serta bersifat aksiomatik, sehingga belajar matematika merupakan kegiatan
mental yang tinggi.
Mempelajari materi matematika, tidak cukup hanya dengan membaca
dan menghafal saja. Suatu teorema, dalil ataupun suatu definisi untuk
dapat memahaminya memerlukan waktu dan ketekunan. Mengingat
bahasa matematika adalah bahasa simbol yang padat, ketat, akurat, abstrak
dan penuh arti. Oleh karena untuk mempelajarinya perlu pemahaman agar
mampu menjelaskan dengan bahasa sendiri dari bahasa matematika itu.
Memahami konsep matematika perlu memperhatikan konsep
sebelumnya. Matematika tersusun secara hierarkis yang satu dengan yang
lainnya saling berkaitan erat. Konsep lanjutan tidak mungkin dipahami
sebelum memahami dengan baik konsep sebelumnya yang menjadi
prasyaratnya. Ini berarti belajar matematika harus bertahap dan berurutan
secara sistematis serta harus didasarkan kepada pengalaman belajar yang
jelas.
Proses Mengajar Matematika
Mengajar melukiskan sebagai proses interaksi antara guru dengan
siswa. Dalam proses interaksi ini, guru mengharapkan siswanya dapat
menguasai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dipilih guru itu
hendaknya relevan dengan tujuan dari mata pelajaran yang diberikan dan
sesuai dengan struktur kognitis yang dimiliki. Dengan demikian mengajar
adalah untuk melihat bagaimana proses belajar berlangsung. Tidak hanya
commit to user
14 kesempatan kepada yang diajar untuk mencari, bertanya, bahkan menebak
dan berdebat.
Dalam kegiatan mengajar sama seperti ahlinya belajar, yaitu tidak
lepas dari sifat materi yang diajarkan dandipelajari. Dalam hal ini materi
itu adalah matematika yang merupkana ilmu tentang struktur yang
terorganisir, ilmu tentang pola keteraturan, ilmu deduktif yang tidak
menerima generalisasi berdasarkan induktif tetapi harus dibuktikan secara
deduktif. Karenanya yang terpenting dalam model mengajar adalah
hubungan dengan bagaimana mengembangkan suatu model mengajar
matemtika. Model mengajar terebut haruslah berdasarkan kepada
bagaimana siswa dapat belajar secara aktif tanpa mencoba memaksa siswa
diluar tahap kesiapan intelektualnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulakan proses pembelajaran
matematika merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru kepada
siswa guna untuk menciptakan ketrampilan berhitung. Diharapkan dengan
pembelajaran matematika siswa mampu menyelesaikan pemecahan
masalah dalam pembelajaran matematika. Kegiatan pembelajaran
matematika dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan mental, fisik melalaui interaksi antar peserta didik denagn
guru, lingkungan dan sumber belajar lain dalam rangka pencapaian konsep
commit to user
15 d. Metode Inkuiri
1. Pengertian metode inkuiri
Menurut Sagala (2003 hal 96) metode adalah cara yang digunakan
oleh guru atau siswa dalam mengolah informasi yang berupa fakta, data
dan konsep pada proses pembelajaran yang mungkin terjadi dalam suatu
strategi.
Sejalan dengan pengertian tersebut T.Raka Joni (1993:75)
mengartikan metode sebagai cara kerja yang bersifat relative umum yang
sesuai untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian metode dapat
diartikan cara atau jalan menyajikan atau melaksanakan kegiatan untuk
mencapai tujuan.
Metode berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasran
utama kegiatan mengajar pada kegiatan ini adalah :
Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar.
Kegiatan belajar disini adalah kegiatan mental intelektual dan sosial
emosional.
Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan
pengajaran.
Mengembangkan sikap percaya diri sendiri pada diri siswa tentang
commit to user
16 Metode inkuiri bisa disebut juga metode penemuan. Metode
penemuan sangat penting untuk dilakukan siswa pada usia sekolah dasar.
Metode inkuiri dapat dirancang penggunannya oleh guru menurut tingkat
perkembangan intelektual siswa. Ini dikarenakan siswa memiliki sifat yang
aktif, sifat ingin tahu yang besar, terlibat dalam situasi yang utuh dan
reflektif terhadap suatu proses dan hasil-hasil yang ditemukan.
Menurut Sund dalam Kartawisastra (1980:86) Inkuiri meliputi juga
penemuan. Inkuiri adalah perluasan proses penemuan yang digunakan
lebih mendalam. Proses inkuiri mengandung proses mental yang lebih
tinggi tingkatannya, sehingga baik untuk kelas tinggi. Dengan
menggunakan metode inkuiri nanti siswa dapat menyimpulkan sendiri.
2. Penerapan Metode Inkuiri
Inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi
seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan
pengembangan ketrampilan pada hakekatnya, inkuiri ini merupakan suatu
proses. Proses ini bermula dari merumuskan masalah, mengembangkan
hipotesis, dan menarik kesimpulan sementara, menguji kesimpulan
sementara supaya sampai pada kesimpulan yang pada taraf tertentu
diyakini oleh peserta didik yang bersangkutan.
Semua tahap dlam proses inkuiri tersebut diatas merupakan
kegiatan belajar siswa. Guru berperan untuk mengoptimalkan kegiatan
tersebut pada proses belajar seperti motivator, pengarah, fasilitator. Pada
commit to user
17 Guru yang merumskan masalah, guru yang menyusun hipotesis, guru yang
mencari bukti, guru yang membuktikan hipotesis dan yang merumuskan
kesimpulan. Semua perolehan guru pada setiap tahap dinformasikan
kepada peserta didik. Pada inkuiri ssemua itu dilakukan oleh siswa.
Kemampuan-kemampuan yang dituntut pada setiap inkuiri adalah :
KEMAMPUAN YANG DIKEMBANGKAN DALAM PROSES
INKUIRI
Tahap Inkuiri Kemampuan yang dituntut
1. Merumuskan masalah 1. Kesadaran terhadap masalah
2. Melihat pentingnya masalah
3. Merumuskan masalah
2. Merumuskan jawaban
sementara
1. Menguji dan menggolongkan
jenis data yang dapat diperoleh
2. Melihat dan merumuskan
hubungan yang ada secara logis
3. Merumuskan hipotesis
3. Menguji jawaban tentatif 1. Merakit peristiwa
a. Mengidentifikasi peristiwa
yang dibutuhkan
b. Mengumpulkan data
c. Mengevaluasi data
2. Menyusun data
commit to user
b. Mencatat persamaan dan
perbedaan
c. Mengidentifikasikan trend,
sekuensi dan keteraturan
4. Menarik kesimpulan 1. Mencari pola dan makna
hubungan
2. Merumuskan kesimpulan
5. Menerapkan kesimpulan
dan generalisasi
Metode inkuiri adalah cara penyajian pelalajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi dengan atau tanpa
bantuan guru metode inkuiri melibatkan siswa dalam proses-proses mental
dalam proses penemuannya. Metode inkuiri memungkinkan siswa
menemukan informasi-informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan
belajarnya.
Adapun tujuan metode inkuiri adalah :
a. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam menemukan dan memproses
commit to user
19
b. Mengurangi ketergantungan siswa pada guru untuk mendapatkan
pengalaman belajarnya.
c. Melatih siswa menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar yang tidak ada habisnya
d. Memberikan pengalaman belajar seumur hidup
Alasan penggunaan metode inkuiri :
a. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat
b. Belajar tidak hanya dapat diperoleh dari sekolah tapi juga dari
lingkungan sekitar .
c. Melatih siswa untuk memiliki kesadarn diri kebutuhan belajarnya
d. Penanaman kebiasaan untuk belajar berlangsung seumur hidup
Kelebihan metode inkuiri :
a. Menekankan kepada proses pengolahan informasi oleh siswa
sendiri
b. Membuat konsep diri siswa bertambah dengan
penemuan-penemuan yang diperolehnya.
c. Memiliki kemungkinan besar untuk memperbaiki dan memperluas
persediaan dan penguasaan keterampilan dalam proses kognitif
siswa.
d. Penemuan-penemuan yang diperoleh siswa dapat menjadi
kepemilikannya dan sangat sulit dilupakan.
e. Tidak menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar karena
commit to user
20
e. Pengertian Bangun Datar
Bangun datar dalam arti Matematika termasuk bangun-bangun
geometri. Bangun geometri itu diantaranya titik garis, ruas garis, sudut,
kurva, segitiga, bangun bersisi empat, lingkaran, kerucut, bola, tabung dan
sebagainya. Bangundatar itu sendiri adalah bangun yang dibuat atau dilukis
pada permukaan datar. Dalam KTSP SD Kelas IV semester 2 bangun datar
meliputi persegi panjang, persegi,segitiga, trapesium, jajargenjang, belah
ketupat, dan layang-layang,dsb.
Bangun datar merupakan bangun yang memiliki sisi-sisi berbentuk
datar yang biasa disebut panjang,lebar,tinggi,sisi sejajar,dan tidak sejajar.
Contoh –contoh bentuk bangun datar:
Bangun Persegi. Persegi Panjang Segitiga
Trapesium Jajar Genjang Belah ketupat
Cara mencari luas bangun datar dengan penerapan metode inquiri
commit to user
21 berbagai metode mengajar, seperti metode Tanya jawab, diskusi, problem
solving, studi kasus, penelitian mandiri, dan sebagainya. Suatu metode perlu
didukung oleh seperangkat teknik tertentu supaya metode tersebut dapat
berjalan dengan baik. Salah satu teknik yang banyak dipakai dalam berbagai
metode mengajar ialah bertanya. Karena teknik ini digunakan secara luas,
maka perlu dibicarakan secara khusus penggunaan teknik bertanya itu dalam
hubungannya dengan strategi inkuiri.
Guru bertanya tentang garis-garis yang ada bangun datar misalnya
pada bangun persegi, guru menunjuk beberapa garis/sisi dan siswa
menjawab nama sisi tersebut juga pada bangun-bangun yang lain.
Proses inkuiri berjalan sebagai berikut
Siswa mengukur sisi bangun datar dengan sentimeter, juga sisi yang
lainnya.
Contoh : Pada bangun persegi
Panjang AB =…cm
D C Panjang BC =…cm
Untuk mencari luas siswa mengalikan panjang AB X BC
Siswa membuat persegi satuan yaitu dengan sisi 1X1 cm
Kemudian digunting dan dimasukkan dalam bangun datar
A B Persegi. Ada berapa persegi kecil di dalam bangun datar
commit to user
22
B. Kerangka Berpikir
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang berfungsi
mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, dan menggunakan
rumus matematika yang digunakan dalam kehidupan sehari- hari. Oleh karena
itu siswa diharapkan memiliki penguasaan matematika pada tingkat tertentu,
sehingga dapat berguna bagi siswa dalam berkompetensi di masa depan.
Materi Bangun Datar merupakan materi yang bersifat abstrak. Siswa
dapat membayangkan konsep-konsep yang ada pada bangun datra tersebut.
Bangun datar merupakan bangun yang memiliki sisi-sisi berbentuk datar yang
biasa disebut panjang,lebar,tinggi,sisi sejajar,dan tidak sejajar. Materi bangun
datar ini menuntut siswa untuk berfikir memecahkan masalah yang tidak rutin
misalnya mencari luas dan keliling yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari. Dengan pembelajaran ini diharapkan siswa merasa senang dan antusias
dalam proses pembelajaran sehingga dapat menyelesaikan masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
Betapapun tepat dan baik bahan ajar Matematika yang ditetapkan belum
menjamin akan tercapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Salah satu faktor
yang penting untuk mencapai tujuan pendidikan adalah proses belajar
mengajar yang dilaksanakan.Dalam proses belajar mengajar Matematika perlu
lebih menekankan keterlibatan siswa secara optimal. Kemampuan siswa kelas
IV SDN 4 Barenglor terhadap rumus luas bangun datar masih rendah. hal ini
dikarenakan Guru dalam memberikan pembelajaran masih bersifat
commit to user
23 menjelaskan dari mana asal rumus itu didapatkan. Kebiasaan siswa menghafal
rumus luas bangun datar.
Untuk mengatasi rendahnya kemampuan siswa terhadap rumus luas
bangun datar, maka saya mencoba menggunakan metode inkuiri untuk
mengatasi masalah tersebut. Pembelajaran metode inkuiri memiliki dampak
positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya. Manfaat pembelajaran
metode ini untuk siswa yang rendah hasil belajarnya antara lain dapat
meningkatkan motivasi siswa tersebut. Metode inkuiri bisa disebut juga
metode penemuan. Metode penemuan sangat penting untuk dilakukan siswa
pada usia sekolah dasar. Metode inkuiri dapat dirancang penggunannya oleh
guru menurut tingkat perkembangan intelektual siswa. Ini dikarenakan siswa
memiliki sifat yang aktif, sifat ingin tahu yang besar, terlibat dalam situasi
yang utuh dan reflektif terhadap suatu proses dan hasil-hasil yang ditemukan.
Dari uraian tersebut diatas dapat diduga bahwa pembelajaran matematika
dengan menggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan pemahaman siswa
commit to user
24 Skema kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
C.Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka rumusan hipotesis dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut.
Penggunaan metode Inkuiri dapat meningkatkan kemampuan menghitung luas
bangun datar di Kelas IV SD Negeri 4 Barenglor, Kabupaten Klaten. Pelaksanaan
pembelajaran dengan pendekatan metode Inkuiri dapat meningkatkan kemampuan
menghitung luas bangun datar di Kelas IV SD Negeri 4 Barenglor, Kabupaten
Klaten. Ada peningkatan kemampuan menghitung luas bangun datar dengan
metode Inkuiri di Kelas IV SD Negeri 4 Barenglor, Kabupaten Klaten Guru:
Diduga dengan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil
commit to user
Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten.
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan pada semester II Tahun 2010/2011 selama 6
bulan, dimulai bulan Januari sampai Juni 2011.
B. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV Sekolah
Dasar Negeri 4 Barenglor. Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten
Tahun Ajaran 2010/2011 Jumlah siswa sebanyak 35 siswa terdiri dari 22
siswa perempuan dan 13siswa laki-laki.
C. Data Dan Sumber Data
1. Data penelitian
Data penelitian dan tempat penelitian yaitu SDN 4 Barenglor
semester 2 Tahun ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 35 orang,
yaitu 22 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki.
2. Sumber data
Sumber data adalah proses pembelajaran MTK dengan materi
commit to user
26 pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran. Data
di peroleh dari subjek teliti yakni siswa kelas VI SD Negeri 4
Barenglor, Kabupaten Klaten.
Data diperoleh dengan cara siswa menjawab pertanyaan yang
berupa soal-soal ulangan formatif mata pelajaran matematika dan
peristiwa pembelajaran dikelas tersebut. Selain dari siswa data juga
diperoleh dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti untuk
mengetahui riwayat kondisi siswa dalam keseharian, proses belajar
mengajar serta arsip/dokumen disekolah yang berhubungan dengan
penelitian
Dokumen pendukung : Kurikulum Matematika khususnya
menghitung luas bangun datar
D. Tekhnik pengumpulan data
1. Dokumentasi
Peneliti melakukan kegiatan untuk mengerjakan
mengumpulkan data-data tertulis yang telah dimiliki oleh siswa kelas
VI SD Negeri 4 Barenglor, Kabupaten Klaten. Berupa daftar nilai
matematika.
2. Teknik Tes
Tes adalah serentetan atau latihan yang digunakan untuk
mengukur ketrampilan, pengetahuan, sikap, intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Rianto,
commit to user
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang
menggunakan pengmatan terhadap obyek penelitian. Observasi yang
akan dilakukan adalah observasi langsung, dalam artian mengadakan
pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subyek yang
diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan dalam situasi sebenarnya
maupun dilakukan dalam situasi buatan yang khusus diadakan.
Petunjuk yang bersifat umum yang mendasari pelaksanaan obervasi
menurut Winarno Surachmad dalam Rianto (1996:78) adalah sebagai
berikut :
1) Lebih dahulu harus ditetapkan bahwa metode observasi merupakan
metode yang tepat untuk tujuan penelitian.
2) Bila observasi ini merupakan teknik yang tepat, kita harus mulai
merinci segala unsur data misal sifatnya, banyaknya dan
unsur-unsur lain yang mungkin penting dalam penelitian.
3) Bila telah jelas jenis dan jumlah data yang harus dikumpulkan dan
penggunaannya, maka perlu dipikirkan bagaimana cara kita
mencatat dan menyusun data tersebut.
4) Apabila dalam poin ke-3, ternyata membutuhkan alat-alat pembantu
commit to user
28 5) Kini tibalah saatnya untuk mengadakan observasi guna
pengumpulan data. Petunjuk yang dikemukakan di atas memang
tampak mengacu kepada petunjuk prosedur umum dalam
observasi. Sedangkan menurut Rummel dalam Rianto (1996:78),
petunjuk dalam menggunakan metode observasi adalah sebagai
berikut.
a. Memperoleh dahulu pengetahuan tentang apa yang akan
diobservasi.
b. Menyelidiki tujuan-tujuan umum atau khusus dari
masalah-masalah penelitian untuk menentukan apa yang harus
diobservasi.
c. Membuat suatu cara untuk mencatat hasil-hasil observasi.
d. Mengadakan batasan yang tegas mengenai macam-macam
tingkat yang akan digunakan.
e. Mempertimbangkan observasi secara cermat dan kritis.
f. Catat tiap-tiap gejala secara terpisah.
g. Mengetahui baik-baik alat-alat pencatatan dan tata cara
mencatat sebelum melakukan observasi.
Lembar observasi dilakukan dengan menggunakan check list.
Check list atau daftar cek terdiri dari daftar item yang berisi
faktor-faktor yang diselidiki. Jenis alat ini mensistematisasi dan memudahkan
perekaman hasil observasi. Lembar observasi ini digunakan untuk
commit to user
29
E. Validitas Data
Keberhasilan mengungkapkan hasil dan proses belajar siswa
sebagaimana adanya (obyektifitas hasil peneliti) sangat bergantung pada
kualitas alat penelitiannya disamping pada cara pelaksanaannya. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan cara Triamulasi untuk menguji
keabsahan data yang melibatkan guru/peneliti, kepala sekolah, rekan
guru, dosen, pembimbing serta rekan sejawat.
F. Tekhnik Analisis Data
Peneliti menggunakan tekhnik deskriptif, yaitu membuat rata-rata
nilai, menghitung presentase, membuat grafik untuk mendeskripsikan
data-data, menarik kesimpulan dan mengambil tindakan.
Supaya dari hasil penelitian dapat terwujud sesuai dengan tujuan,
maka dalam melaksanakan analisis data peneliti menggunakan model
interatif Milles dan Hubberman. Kegiatan pokok analisis model ini
meliputi antara lain sebagai berikut :
- Reduksi data
- Penyajian data
- Menarik kesimpulan atau verikasi data
Adapun penjelasanya sebagai berikut :
a. Reduksi data
Reduksi yaitu proses pemilihan dan penyederhanaan data
commit to user
30 dilapangan. Jadi setelah data-data penelitian terkumpul kemudian
direduksi. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang
mefokuskan atau menajamkan, menglompokan, mengarahkan,
meghilangkan yang tidak diperlukan dan mengorganisasikan dengan
cara yang sederhana mudah dipahami, sehingga kesimpulan yang
diambil dapat ditarik dan diverifikasi.
b. Penyajian data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang telah
tersusun yang bias member kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam penyajian ini dapat
dilaksanakan melalui beberapa macam cara visual, misalnya dengan
gambar, grafik, chart network, diagram, matrik, dan lain sebagainya.
c. Menarik kesimpulan / verifikasi
Kesimpulan adalah tinjauan ulang pada catatan di lapangan
atau kesimpulan dapat diuji atas kebenaranya, kekokohanya
merupakan validitasnya ( Milles dan Hubberman,1992 : 16 – 20 ).
Verikasi data yaitu pemerikasaan tentang benar dan tidaknya hasil
dari laporan penelitian.
Jadi hasil dari data-data yang telah didaptkan dari laporan
penelitian selanjutnya digabungkan dan disimpulakan serta diuji
akan kebenaranya. Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari
commit to user
31 sehingga kesimpulan-kesimpulan juga dapat diverifikasi selama
penelitian berlangsung.
Bagan yang menjelaskan tentang teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah
ini :
Gambar Komponen-Komponen Analisis Data Model Interatif
(Milles dan Hubberman, 1992:20)
G. Indikator Kinerja/Keberhasilan
Menetapkan indikator keberhasilan pembelajaran dengan
menetapkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), keseriusan dalam
mendengarkan penjelasan guru, kemauan mengerjakan tugas, perasaan
senangpada mata pelajaran Matematika dan kehadiran.
Bersumber dari pembelajaran sebelumnya yang mencerminkan
kemampuan siswa pada konsep yang dibelajarkan diharapkan adanya
peningkatan kemampuan menghitung luas bangun datar pada kelas IV.
Pengumpulan data Penyajian data
commit to user
32
H. Prosedur Penelitian
Yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 4
Barenglor Klaten Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten Tahun
ajaran 2010/2011. Banyaknya siswa 35 orang terdiri dari 22 siswa laki-laki
dan 13 siswa perempuan.
Berdasarkan dari hasil evaluasi prasiklus mata pelajaran
matematika konsep menghitung luas bangun datar menunjukkan hasil
yang sangat rendah.
Perbaikan mata pelajaran matematika konsep menghitung luas
bangun datar dilaksanakan pada :
1. Bulan Febuari 2011 pelaksanaan siklus I
2. Bulan Maret dan April 2011 pelaksanaan siklus II
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yang setiap siklusnya
terdiri dari empat langkah, yaitu : Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi,
dan Refleksi.
Permasalahn yang dihadapi pada pelajaran matematika konsep
menghitung luas bangun datar adalah:
a. Siswa belum dapat menghitung luas bangun datar dengan benar
b. Aktifitas belajar siswa masih sangat rendah
Berdasarkan permasalahan diatas penulis mengadakan perbaikan
melalui penelitian tindakan kelas selama 2 siklus.
commit to user
33
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini guru sebagai peneliti menyusun scenario
pembelajaran atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, instrument
untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis, dan menetapkan
indicator ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam proses
pembelajaran.
b. Tahap Aksi / Tindakan
1. Guru sekaligus sebagai peneliti melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah
dipersiapkan.
2. Guru lain (teman sejawat Sri Wahyuni,S.Pd) dalam hal ini
bertindak sebagai supervisor mengadakan observasi jalanya
pembelajaran.
c. Tahap Pengamatan / Observasi
1. Dilakukan oleh guru (observer) yang mengamati pembelajaran
yang sedang berlangsung (mengamati aktivitas peneliti dengan
siswa).
2. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam lembar observasi
yang telah dipersiapkan oleh peneliti.
d. Tahap Refleksi
Peneliti menganalisis hasil belajar siswa sesuai dengan nilai
saat evaluasi dan hasil observasi saat pembelajaran. Jika 60 %
commit to user
34 KKM maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Inkuiri
telah berhasil meningkatkan kemampuan siswa dalam mengitung
luas bangun datar. Akan tetapi, karena target akhir penelitian yang
diharapkan adalah minimal 75 % dari seluruh siswa tuntas KKM,
maka perlu diadakan lagi pembelajaran pada siklus berikutnya.
2. Rancangan Siklus II
a. Tahap Perencanaan Ulang
Pada tahap ini guru sebagai peneliti menyusun scenario
pembelajaran atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,
instrument untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis, dan
menetapkan indicator ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam
proses pembelajaran.
Perencanaan aksi / tindakan siklus II dikaitkan dengan hasil
yang telah diperoleh data siklus I dengan berbagai perbaikan pada
kegiatan pembelajarannya.
b. Tahap Aksi / Tindakan
1. Guru sekaligus sebagai peneliti melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah
dipersiapkan.
2. Guru lain (teman sejawat Sri Wahyuni,S.Pd) dalam hal ini
bertindak sebagai supervisor mengadakan observasi jalanya
pembelajaran.
commit to user
35
1. Dilakukan oleh guru (observer) yang mengamati
pembelajaran yang sedang berlangsung (mengamati
aktivitas peneliti dengan siswa).
2. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam lembar
observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti.
c. Tahap Refleksi
Peneliti menganalisis hasil belajar siswa sesuai dengan nilai
saat evaluasi dan hasil observasi saat pembelajaran. Jika 75 %
siswa kelas IV nilai MTK materi pokok Bangun datar mencapai
KKM maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Inkuiri
telah berhasil meningkatkan kemampuan siswa dalam mengitung
luas bangun datar.
Jika siswa yang mengalami peningkatan prestasi kurang
dari 75 % maka proses pembelajaran dengan penerapan metode
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal
Sebagaimana telah diuraikan dalam Bab I, tujuan penelitian ini untuk
Meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar menggunakan
metode inkuiri pada siswa kelas IV SDN 4 Barenglor, Klaten Utara. Untuk
mencapai tujuan itu dalam Bab IV ini dilakukan pengujian dengan
Tekhnik Deskriptif sebagaimana dirumuskan pada Bab II. Namun
sebelumnya akan dipaparkan Situasi dan kondisi kelas yang dijadikan
subjek dalam pelaksanaan PTK.
a. Situasi dan kondisi kelas
Situasi dan kondisi kelas yang dijadikan subjek dalam
pelaksanaan PTK dinilai kurang kondusif. Diantaranya karena jumlah
siswa dalam kelas yang terlalu banyak sehingga kurang efektif dalam
penyampaian materi pelajaran. Banyak siswa yang kurang
mendapatkan perhatian untuk memahami pelajaran yang disampaikan
karena jangkauan penguasaan guru dalam kelas terbatas baik karena
waktu maupun tenaga yang ada. Contohnya apabila terdapat siswa
yang kurang mengerti materi pelajaran yang disampaikan maka guru
harus menjelaskan ulang materi tersebut sedangkan siswa lainnya
mungkin telah memahami dan menguasai sehingga perhatiannya pada
commit to user
37 kesibukan sendiri dan membuat gaduh kelas, sehingga otomatis
perhatian guru dalam penyampaian materi pelajaran tidak lagi bisa
fokus.
Selain itu situasi dan kondisi kelas menjadi kurang efektif
dalam hal penyampaian materi pelajaran, karena terbatasnya alat
peraga atau sarana prasarana yang mendukung. Siswa sering hanya
diberikan teori-teori pelajaran yang lebih bersifat menghapal padahal
dalam penyampaian materi yang terpenting adalah pemahaman siswa
sehingga ilmu yang diberikan tidak mudah terlupakan oleh siswa.
Subjek dalam pelaksanaan PTK kali ini adalah siswa kelas 4 SD
Negeri 04 Barenglor kecamatan Klaten Utara yang berjumlah 35
siswa, 14 siswa perempuan dan 21 siswa laki-laki.
b. Kurangnya Pemahaman Konsep
Proses pembelajaran yang berlangsung selama ini masih
dilakukan guru secara monoton dan konvensional. Pemahaman konsep
bangun datar dilaksanakan dengan cara menerangkan konsep
menjelaskan rumus luas bangun datar, memberikan contoh soal dan
meminta siswa untuk mengerjakan soal sejenis. Guru mengoptimalkan
media sehingga pembelajaran kurang bermakna dan sangat abstrak
bagi siswa. Oleh karena itu siswa sulit memahami konsep bangun datar
terutama menentukan luas bangun datar.
c. Permasalahan yeng dihadapi
commit to user
38 a) Siswa masih mengalami kesulitan dalam belajar matematika
terutama dalam memahami konsep bangun datar
b) Guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional
yaitu proses pembelajaran masih berpusat pada guru
c) Guru belum mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran
d) Pembelajaran matematika belum bermakna karena siswa
belum memahami sendiri tapi hanya mendengarkan penjelasan
guru dan mengerjakan soal dengan cara yang dicontohkan
guru.
e) Ketergantungan siswa pada contoh yang diberikan guru sangat
tinggi, akibatnya siswa tidak memilih alternatif lain dalam
mengerjakan soal, sehingga ketika ada soal sejenis dalam
bentuk lain siswa tidak dapat menyelesaikannya.
Dari beberapa permasalahan diatas berakibat nilai formatif
siswa pada kompetensi dasar menghitung luas bangun datar dengan
KKM 60 belum memuaskan, terbukti hanya 10 dari siswa yang
berjumlah 35 yang sudah tuntas, sedangkan 25 siswa masih dibawah
KKM.
d. Data sebelum tindakan penelitian
Setelah dilakukan observasi terhadap proses pembelajaran dan
prestasi belajar sebelum tindakan, dapat diperoleh informasi sebagai data
awal. Hasil pencatatan menunjukkan bahwa dari 35 siswa kelas IV SD
commit to user
39
nilai prestasi belajarnya masih belum mencapai batas ketuntasan minimal.
Dengan data yang diperoleh sbb :
Tabel 1. Prosentase nilai matematika kelas IVsebelum tindakan
No. Nilai Frekuensi Persentase
1 21 – 40 8 22 %
2 41 – 60 17 49 %
3 61 – 80 7 20 %
4 81 – 100 3 9 %
Jumlah 35 100 %
Berdasarkan data Prosentase nilai matematika siswa pada tabel 1
maka dapat digambarkan grafik nilai siswa pada gambar di bawah
ini :
commit to user
40
B. Deskripsi perencanaan PTK
1. Rancangan Prosedur PTK
Prosedur Penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus dilaksanakan
sesuai dengan perubahan yang dicapai seperti yang telah didesain
dalam faktor –faktor yang diselidiki.Prosedur pelaksanaan tiap siklus
meliputi perencanaan,pelaksanaan tindakan ,observasi, dan refleksi .
SIKLUS 1
1) Perencanaan Tindakan
a. Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) yang
menggunakan media pembelajaran gambar-gambar bangun datar.
b. Menyediakan gambar-gambar bangun datar
c. Membuat instrumen observasi
d. Membuat lembar evaluasi pembelajaran
2) Pelaksanaan Tindakan
a. Guru menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan
media gambar –gambar bangun datar pada siswa klas IV SD
Negri 4 Bareng Lor Klaten.
b. Siswa belajar konsep luas dan keliling pada bangun datar dengan
media berbentuk gambar-gambar
3) Observasi
Observasi dilakukan oleh guru kelas IV bersama supervisor dengan
menggunakan lembar observasi. Tugas supervisor adalah
commit to user
41 4) Refleksi
Guru (peneliti) mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, dan observasi yang dikolaborasikan dengan
supervisor. Hasil evaluasi dan refleksi siklus I digunakan sebagai
acuan dalam menyusun perencanaan pada siklus II.
SIKLUS 2
1) Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I , guru (Peneliti) mengadakan
perbaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, terutama dalam
penggunaan media Gambar bangun datar.
2) Pelaksanaan Tindakan
a. Guru menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan
media gambar –gambar bangun datar pada siswa klas IV SD
Negri 4 Bareng Lor Klaten.
b. Siswa belajar konsep luas dan keliling pada bangun datar dengan
media berbentuk gambar-gambar
3) Observasi
Observasi dilakukan oleh guru kelas IV bersama supervisor dengan
menggunakan lembar observasi seperti pada siklus I.
4) Refleksi
Guru (Peneliti) mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, dan observasi yang dikolaborasikan dengan
commit to user
42 acuan dalam menyusun perencanaan pada siklus berikutnya (seperti
pada siklus I).
C. Deskripsi Hasil Siklus I
Pembelajaran siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan (4 x 35
menit) dalam bulan Februari 2011. Adapun tahapan-tahapan yang
dilaksanakan pada siklus I adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran dan
prestasi belajar sebelum tindakan, dapat diperoleh informasi sebagai data
awal. Hasil pencatatan menunjukkan bahwa dari 35 siswa kelas IV SD
Negeri 04 Barenglor terdapat 25 siswa atau kurang lebih 71,63% yang
nilai prestasi belajarnya masih belum mencapai batas ketuntasan
minimal.
Setelah dilakukan pemeriksaan dan analisa pada lembar pekerjaan
siswa, ternyata sebagian besar siswa masih belum dapat memahami
tentang konsep menghitung luas bangun datar, dengan data yang
diperoleh sbb :
Tabel 1. Prosentase nilai MTK siswa kelas IV sebelum tindakan
No. Nilai Frekuensi Persentase
commit to user
43 dapat digambarkan grafik nilai siswa pada gambar di bawah ini :
Gambar 1. Grafik nlai matematika kelas IV Sebelum Tindakan
Berdasarkan pengamatan dan hasil catatan terhadap proses
pembelajaran tersebut, maka diperoleh data bahwa siswa kelas IV SD
Negeri 04 Barenglor sebanyak 35 siswa hanya 3 anak yang
mendapatkan nilai baik. Atas dasar hal tersebut, guru kelas melakukan
koordinasi dengan kepala sekolah dan guru kelas lain tentang alternative
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut di atas.
Berdasarkan hasil koordinasi dengan kepala sekolah dan guru-guru
lain,guru kelas memilih penggunaan metode inquiri untuk meningkatkan
pemahaman konsep menghitung luas bangun datar di kelas IV. Dengan
berpedoman pada standar kompetensi mata pelajaran Matematika, guru
kelas melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan metode inquiri. Adapun langkah-langkah yang dilakukan
dalam persiapan pembelajaran adalah sebagai berikut :
commit to user
44
2) indicator yang hendak dicapai.
3) Mempersiapkan sarana dan prasarana yang akan digunakan.
4) Menyusun rencana persiapan pembelajaran berdasarkan kesepakatan
bersama.
2. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini, guru kelas melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan metode inkuiri sesuai rencana yang telah
disusun. Siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan.
1) Pertemuan ke 1
Pada pertemuan pertama materi yang diajarkan adalah
Mengukur sisi–sisi bangun datar dengan indicator menemukan
rumus keliling dan luas segitiga. Kegiatan diawali dengan berdoa
bersama, kemudian dilanjutkan dengan mengabsen siswa dan
mengatur tempat duduk siswa. Sebagai kegiatan awal, guru
melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai. Pada kegiatan inti, guru membentuk siswa
menjadi beberapa kelompok, menjelaskan dan mendemontrasikan
penggunaan alat bantu penggaris untuk mengetahui berapa
panjang sisi-sisi bangun datar tsb membagi tugas kepada
kelompok untuk memperagakan proses pengukuran sisi-sisi
bangun datar, membagikan LKS, dan memantau siswa
mengerjakan LKS. Pada kegiatan akhir, guru membimbing siswa
membuat simpulan, memberikan soal evaluasi, menilai, dan
commit to user
45
2) Pertemuan ke 2
Pada pertemuan kedua materi yang diajarkan adalah
menentukan luas bangun datar dengan indicator menghitung
beberapa luas bangun datar. Kegiatan diawali dengan berdoa
bersama, kemudian dilanjutkan dengan mengabsen siswa dan
mengatur tempat duduk siswa.Sebagai kegiatan awal, guru
melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai. Pada kegiatan inti, guru membentuk siswa
menjadi beberapa kelompok, menjelaskan dan mendemontrasikan
penggunaan metode inkuiri dalam mencari luas-luas bangun datar
membagi tugas menentukan luas bangun datar pada benda-benda
nyata seperti permukaan buku, meja dsb kepada kelompok, dan
memantau siswa mengerjakan LKS. Pada kegiatan akhir, guru
membimbing siswa membuat simpulan, memberikan soal
evaluasi, menilai, dan memberikan tindak lanjut.
3. Pengamatan Tindakan
Dalam tahap ini, guru kelas secara kolaboratif dengan guru
lain dan kepala sekolah melaksanakan pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan
menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan perekaman
dengan kamera photo. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh
data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan rencana
pembelajaran yang telah disusun serta mengetahui seberapa besar
commit to user
46
konsep menghitung luas bangun datar pada siswa kelas IV SD negeri
04 Barenglor. Oleh karena itu pengamatan tidak hanya ditujukan pada
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, namun juga pada aspek
tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran, termasuk suasana
kelas pada setiap pertemuan. Adapun uraian observasi tiap pertemuan
pada siklus I adalah sebagai berikut :
1. Pertemuan : I ( satu )
Indikator : Menemukan rumus keliling dan luas segitiga.
Dari data observasi pada siklus I selama 2 (dua) kali pertemuan
diperoleh data Nilai matematika siswa pada tabel 2 sebagai
berikut:
Tabel 2. Prosentase nilai matematika siklus I pertemuan 1
No. Nilai Frekuensi Persentase
Berdasarkan data prosentase nilai matematika siswa pada tabel
2 maka dapat digambarkan grafik grafik nilai siswa pada
commit to user
47
Gambar 2.Grafik nlai matematika kelas IV siklus I pertemuan 1
Hasil Observasi :
1. Kegiatan Siswa
a) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru
b)Siswa aktif menjawab pertanyaan guru
c) Rasa ingin tahu dan keberanian siswa cukup tinggi
d)Kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat
e) Siswa aktif mengerjakan tugas individu maupun kelompok
2. Kegiatan Guru
a) Guru sudah menyesuaikan kegiatan apersepsi dengan materi
pelajaran.
b) Guru sudah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
c) Guru sudah menguasai materi pelajaran
d) Guru sudah melaksanakan pembelajaran inovatif
e) Guru sudah menggunakan alat peraga yang efektif dan efisien
commit to user
48
g) Guru sudah memantau kemajuan belajar siswa
h) Guru sudah menggunakan bahsa yang baik, benar, dan sesuai.
2. Pertemuan : 2 ( dua )
Indikator : Menghitung beberapa luas bangun datar
Dari data observasi pada siklus I selama 2 (dua) kali pertemuan
diperoleh data Nilai matematika siswa pada tabel 3 sebagai berikut:
Dari data observasi pada siklus I selama 2 (dua) kali pertemuan
diperoleh data Nilai matematika siswa pada tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 3. Prosentase nilai matematika siklus I pertemuan 2
No. Nilai Frekuensi Persentase
1 21 – 40 3 8%
2 41 – 60 14 40%
3 61 – 80 12 34%
4 81 – 100 6 18%
Jumlah 35 100 %
Berdasarkan data Prosentase nilai matematika siswa pada tabel 3 maka
dapat digambarkan grafik grafik nilai siswa pada gambar 4 sebagai