• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS BANGUNDATAR MENGGUNAKAN METODE INKUIRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS BANGUNDATAR MENGGUNAKAN METODE INKUIRI"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user (Penelitian Tindakan kelas pada Siswa Kelas IV SD Negeri 4 Barenglor

Klaten Utara, Klaten Tahun Ajaran 2010/2011)

Oleh :

SUMIYATI

NIM : X1808075

Skripsi

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Program PJJ ICT PGSD

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program PJJ ICT PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada :

Persetujuan Pembimbing dan Supervisor

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd. Dra. Hj. Lies Lestari, M.Pd. NIP 19560121198203200 NIP. 19540327 198103 2 001

(3)

commit to user

Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Tim Penguji Skripsi :

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001

(4)

commit to user

LUAS BANGUN DATAR MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 BARENGLOR KLATEN UTARA TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar dengan menggunakan metode inkuiri pada siswa kelas IV SD Negeri 4 Barenglor Kabupaten Klaten.

Bentuk Penelitian Tindakan Kelas adalah dua siklus setiap siklus dua pertemuan. Sampel diambil dengan proporsional sejumlah 35 peserta didik. Tekhnik pengumpulan data digunakan tes untuk variabel prestasi belajar matematika . Peneliti menggunakan tekhnik deskriptif, yaitu membuat rata-rata nilai, menghitung presentase, membuat grafik untuk mendeskripsikan data-data, menarik kesimpulan dan mengambil tindakan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) pada Siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan untuk pertemuan 1 hasil nilai ulangan menunjukkan bahwa dari 35 siswa yang mengikuti tes akhir siklus 1 ada 15 siswa atau 42,85% sudah mencapai belajar tuntas atau mendapatkan nilai di atas KKM dan masih ada 20 siswa atau 57,14% belum mencapai belajar tuntas, dan untuk hasil prestasi belajar yang dicapai siswa pada siklus I pertemuan kedua belum menunjukkan perubahan yang berarti. Nilai prestasi siswa cenderung menurun. (2) Hasil refleksi pada siklus II pertemuan pertama ini menunjukkan bahwa siswa lebih aktif memperhatikan penjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru. Siswa yang memperoleh nilai ฀ 60,0 sebanyak 29 siswa dari 35 siswa atau 82,85% menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri yang dilakukan berhasil dengan rata-rata kelas 60,74. Sedangkan Hasil refleksi pada siklus II pertemuan kedua ini menunjukkan sebanyak 33 siswa dari 35 siswa atau 94,28% dengan rata-rata kelas mencapai 84,17, menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri yang dilakukan berhasil.

Kata Kunci : Inkuiri, luas bangun datar.

.

(5)

commit to user

“ Biarkan masa depan itu hingga dia datang sendiri, dan jangan terlalu

berkepentingan dengan hari esok. Karena jika anda melakukan terbaik dihari ini

maka hari esok juga akan baik”

- ( La-Tahzan) -

“Allah mencintai seseorang yang apabila mengerjakan sesuatu

pekerjaan,

maka ia mengerjakan dengan sempurna”

- ( HR. Baihaqi ) -

“manusia yang paling lemah ialah orang yang tidak mampu

mencari

teman. Namun yang lebih lemah dari itu adalah orang yang mendapatkan

banyak teman tetapi menyia-nyiakannya.”

- ( Ali Bin Abu Thalib ) -

“Semoga jalan keluar terbuka, semoga kita bisa mengobati jiwa

kita

dengan doa janganlah engkau berputus asa manakala kecemasan yang

menggemgam jiwa menimpa saat paling dekat dengan jalan keluar adalah

ketika telah terbentur dengan putus asa.

(6)

commit to user

Segala yang pernah dilalui jadikanlah suatu pengalaman, segala yang sedang dilalui adalah kenyataan, dan segala yang akan dilalui adalah harapan dan cita-cita.

1. Ayah dan Ibu, mutiara kehidupan Ku

2. Keluargaku terutama anak-anak Ku

3. Rekan-rekan Guru SD N 4 Bareng Lor

Klaten

4. Rekan-rekan PJJ FKIP UNS 2008

5. Almamater

(7)

commit to user

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan nikmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat

menyelesaikan penulisan Skripsi ini, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu dikesempatan yang berbahagia ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas segala bantuannya kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah,M.Pd Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. R. Indianto, M.Pd Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd Ketua Studi PGSD dan Program PJJ S1 PGSD

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

4. Drs. Kartono, M.Pd Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Dr. Riyadi, M.Si Pembimbing I yang mengarahkan dan membimbing

dengan sabar dan penuh perhatian hingga selesainya skripsi ini.

6. Drs. Usada, M.Pd Pembimbing II yang membimbing hingga selesainya

skripsi ini.

7. Semua pihak yang telah memberi bantuan dalam menyelesaikan proposal

penelitian tindakan kelas ini.

(8)

commit to user

B. Perumusan Masalah ... 5 C. Tujuan Penelitian ...

(9)
(10)

commit to user E. Validitas Data ...

29

F. Tekhnik Analisis Data ... 29 G. Indikator Kinerja / Keberhasilan ... 31 H. Prosedur Penelitian ...

32

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 36

A. Deskripsi Kondisi Awal ... 36

(11)

commit to user

Tabel 1. Prosentase nilai matematika sebelum

tindakan... 68 Tabel 2. Prosentase nilai matematika siklus I pertemuan 1 ... 69 Tabel 3. Prosentase nilai matematika siklus I pertemuan 2 ... 70 Tabel 4. Prosentase nilai matematika siklus II pertemuan 1 ... 71 Tabel 5. Prosentase nilai matematika siklus II pertemuan 2

(12)

commit to user

Grafik 1. Grafik nlai matematika kelas IV Sebelum Tindakan ... 73 Grafik 2. Grafik nlai matematika kelas IV siklus I pertemuan 1... 74 Grafik 3. Grafik nlai matematika kelas IV siklus I pertemuan 2 ... 75 Grafik 4. Grafik nlai matematika kelas IV siklus II pertemuan 1... 76 Grafik 5. Grafik nlai matematika kelas IV siklus II pertemuan 2 ... 77

(13)

commit to user

1. Absensi siswa di kelas ... 78

2. Nilai formatif siswa ... 79 3. Pendapat siswa

... 82 4. Penilaian kepala sekolah ... 83 5. Penilaian guru teman sejawat ... 84 6. Foto pada proses pembelajaran

... 85 7. Rencana pelaksanaan pembelajaran ... 90 8. Lembar soal ... 92 9. Lembar kerja siswa ... 93 10. Absensi guru di sekolah ... 94 11. Lember observasi guru

... 95

(14)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam paradigma baru tentang pembelajaran siswa dituntut dapat

mengkonstruksi pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sehingga dapat

bermakna.Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Piaget (Rusefendi,2006:133).

Bahwa pengetahuan dibangun dalam pikiran anak melalui proses asimilasi dan

akomodasi. Asimilasi merupakan penyerapan informasi baru dalam pikiran

sedangkan akomodasi adalah penyusunan kembali struktur pikiran karena adanya

informasi baru. Oleh karena itu perlu dikembangkan dan diterapkan suatu

pembelajaran matematika yang tidak hanya menstransfer pengetahuan dari guru

kepada siswa. Pembelajaran ini hendaknya mengaitkan pengalaman kehidupan

nyata siswa dengan materi dan konsep matematika.

Pada kenyataannya Matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran

yang susah dimengerti, indikasinya dapat diihat dari hasil belajar yang kurang

memuaskan. Berdasarkan pengalaman riil dilapangan, proses pembelajaran

matematika kurang meningkatkan kreativitas siswa karena sekala ini banyak

tenaga pendidik yang hanya menggunakan metode konvensional secara monoton

dalam kegiatan dikelas, sehingga suasana terkesan kaku dan didominasi oleh guru.

Dengan pembelajaran konvensional siswa tidak dapat mengalami pembelajaaran

yang bermakana, serta tidak dapat mengalami sendiri proses pembelajaran

(15)

commit to user

2 dalam membekali anak memecahkan masalah dalam kehidupan jangka panjang

dan tidak tercapai pembelajaran yang maksimal. Dengan pembelajaran

konvensional juga tidak dapat meningkatkan daya nalar siswa yang seharusnya

diasah sejak dini agar mereka mampu berfikir kritis terhadap suatu masalah, selain

itu juga tidak dapat membuat siswa mampu bekerja sama dalam memecahkan

suatu masalah.

Siswa sebagai subjek pendidikan, dituntut supaya aktif dalam belajar

mencari informasi dan mengeksplorasi sendiri atau secara berkelompok. Guru

hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing kearah pengoptimalan

pencapaian ilmu pengetahuan yang dipelajari. Diharapkan dalam proses

pembelajaran siswa mau dan mampu mengemukakan pendapat sesuai dengan apa

yang telah dipahami, berinteraksi secara positif antara siswa dengan siswa

maupun antara siswa dan guru apabila ada kesulitan. Namun kenyataannya,

aktivitas yang ditunjukkan siswa pada pembelajaran masih rendah seperti

rendahnya minat siswa belajar kelompok dimana pelaksanaan pembelajaran di

lapangan melalui belajar kelompok masih jarang, jika ada dan dilaksanakan

motivasi belajar siswa masih rendah. Pada umumnya siswa cenderung pasif,

hanya menerima apa yang di sampaikan guru tanpa bisa mengeluarkan pendapat,

bertanya, serta menjawab pertanyaan. Jika guru mengajukan pertanyaan, siswa

tidak berani menjawab, jika ada dari jumlah siswa 17 hanya 4 - 5 orang siswa saja.

Dan jika ada kendala siswa tidak berani bertanya.

Dengan melihat dari hasil evaluasi yang diperoleh pada waktu pelaksanaan

(16)

commit to user

3 nilai yang kurang memuaskan bagi guru maupun siswa bahkan wali murid. Hal ini

menunjukkan bahwa begitu rendahnya tingkat penguasaan materi pelajaran

Matematika dari siswa kelas IV SD Negeri 04 Barenglor Klaten Utara. Dari 35

siswa Yang mengikuti evaluasi, hanya ada 10 siswa atau 28,37% yang mampu

menguasai materi atau di atas KKM sedangkan sisanya sebanyak 25 siswa atau

71,63 % belum memperoleh nilai yang diharapkan .

Untuk itu penulis sebagai guru kelas tersebut berupaya meningkatkan

penguasaan siswa terhadap materi pelajaran tersebut. Guru sebagai pendidik perlu

memperbaiki materi pembelajaran dengan perencanaan serta melaksanakan

perbaikan pembelajaran dengan cara melakukan Penelitian Tindakan Kelas.

Pada materi menghitung luas bangun datar kebanyakan siswa mudah lupa

untuk menuliskan rumus luas bangun datar, ini dikarenakan siswa dalam

mendapatkan rumus luas bangun datar hanya diperoleh dengan cara menghapal

sesuai dengan apa yang telah dituliskan guru di papan tulis, jadi siswa hanya

menghapal rumus tanpa mengalami proses pembelajaran untuk menemukan

rumus tersebut sehingga siswa mudah lupa.

Jika hal ini tidak segera diatasi, maka konsep rumus luas bangun datar oleh

siswa tidak dapat diingat dalam jangka waktu yang lama. Padahal materi tentang

luas bangun datar tetap ada sampai ke sekolah lanjutan bahkan sampai

perkuliahan. Hal ini dapat mempengaruhi hasil belajar matematika menjadi

rendah.

Oleh karena itu untuk dapat mencapai pembelajaran matematika

(17)

commit to user

4 maju dan berkembang perlu mempunyai persediaan dan tekhnik-tekhnik

pembelajaran yang bermanfaat dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Kemampuan guru dalam metode yang tepat disesuaikan dengan pokok bahasan

atau masalah yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran memungkinkan

siswa untuk berperan aktif didalamnya. Dalam menciptakan situasi pembelajaran

matematika yang mengharuskan pada kondisi siswa belajar aktif diperlukan suatu

metode yang tepat .

Berdasarkan permasalahan di atas maka upaya peningkatan kemampuan

menghitung luas bangun datar pada siswa kelas IV SD Negeri 4 Barenglor

Klaten Utara merupakan masalah yang harus di tanggulangi. Salah satu metode

pembelajaran di duga dapat mengatasi yaitu metode inkuiri. Melalui ini siswa

dapat belajar meningkatkan keterlibatan siswa dalam menemukan dan memproses

bahan pelajarannya dan suasana yang kondusif untuk mengembangkan

pengetahuan, sikap, keaktifan serta keterampilan sosial seperti keterampilan

bekerjasama yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat .

Metode inkuiri bisa disebut juga metode penemuan. Metode penemuan

sangat penting untuk dilakukan siswa pada usia sekolah dasar. Metode inkuiri

dapat dirancang penggunannya oleh guru menurut tingkat perkembangan

intelektual siswa. Ini dikarenakan siswa memiliki sifat yang aktif, sifat ingin tahu

yang besar, terlibat dalam situasi yang utuh dan reflektif terhadap suatu proses dan

hasil-hasil yang ditemukan.

Metode inkuiri adalah cara penyajian pelalajaran yang memberikan

(18)

commit to user

5 guru metode inkuiri melibatkan siswa dalam proses-proses mental dalam proses

penemuannya. Metode inkuiri memungkinkan siswa menemukan

informasi-informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.

Dengan metode Inkuiri peneliti berusaha memperbaiki proses

pembelajaran dengan melibatkan siswa secara langsung untuk menemukan sendiri

rumus-rumus luas bangun datar. Dengan menemukan sendiri, pembelajaran

menjadi lebih bermakna. Siswa mengalami sendiri untuk menemukan rumus luas

bangun datar sehingga pemahaman konsep siswa terhadap rumus luas bangun

datar akan bertahan lama.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian untuk upaya

meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar menggunakan metode

nkuiri, Terhadap hasil belajar MTK siswa kelas IV di SD Negeri 04 Barenglor

Klaten Utara tahun pelajaran 2010/2011.

Berdasarkan uraian diatas maka, penelitian ini berjudul “Upaya

meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar menggunakan

metode inkuiri pada siswa kelas IV SD Negeri 04 Barenglor Klaten Utara

tahun pelajaran 2010/2011”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan fakta-fakta yang ada di SD Negeri

04 Barenglor, Apakah penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan

kemampuan menghitung luas bangun datar pada siswa kelas IV SD Negeri 4

(19)

commit to user

6 Rumusan Masalah penelitian secara khusus adalah :

1. Apakah penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan

menghitung luas bangun datar pada siswa kelas IV SD Negeri 4 Barenglor,

Kabupaten Klaten ?

2. Bagaimana bentuk rancangan pembelajaran dengan metode inkuiri untuk

meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar pada siswa kelas

IV SD Negeri 4 Barenglor, Kabupaten Klaten ?

3. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan metode inkuiri untuk

meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar pada siswa kelas

IV SD Negeri 4 Barenglor, Kabupaten Klaten ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan umum penelitian ini

adalah untuk Meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar

menggunakan metode inkuiri pada siswa kelas IV SDN 4 Barenglor, Klaten

Utara.

Adapun tujuan penelitian tindakan kelas secara khusus adalah untuk :

1. Mendeskripsikan bentuk rancangan pembelajaran dengan metode inkuiri

untuk meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar pada

siswa kelas IV SD Negeri 4 Barenglor, Kabupaten Klaten .

2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan metode inkuiri untuk

meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar pada siswa kelas

(20)

commit to user

7

3. Meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar pada siswa

dengan metode inkuiri di kelas IV SD Negeri 4 Barenglor, Kabupaten

Klaten.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Siswa

a. Menngkatkan kemampuan terhadap konsep rumus luas bangun datar.

b. Dapat mengurangi beban siswa yang mengalami kesulitan dalam

menghitung luas bangun datar dengan metode inkuiri.

c. Meningkatakan pemahaman siswa terhadap pelajaran matematika

d. Motivasi dan daya tarik siswa terhadap mata pelajaran matematika dapat

meningkat.

2. Manfaat Bagi Guru

a. Memperbaiki pembelajaran matematika yang dikelolanya.

b. Meningkatkan profesionalisme guru dalam pembelajaran matematika

dengan menggunakan metode inkuiri.

c. Sebagai motivasi untuk meningkatkan ketrampilan memilih strategi

pembelajaran yang bervariasi yang dapat memperbaiki sistem

pembelajaran sehingga memberikan layanan yang terbaik bagi siswa.

d. Dapat lebih menciptakan suasana lingkungan kelas yang saling

menghargai nilai-nilai ilmiah dan termotivasi untuk mengadakan

penelitian sederhana yang bermanfaat bagi perbaikan dalam proses

(21)

commit to user

8

e. Dapat menambah wawasan pengetahuan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran serta mengubah pola dan sikap guru dalam mengajar yang

semula berperan sebagai pemberi informasi menjadi berperan sebagai

fasilitator dan mediator yang dinamis.

3. Manfaat Bagi Sekolah

a. Untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran

matematika dengan menggunakan metode inkuiri di kelas IV SD Negeri

4 Barenglor Tahun 2010/2011

b. Membantu sekolah untuk berkembang karena adanya

peningkatan/kemajuan pada diri guru dalam memperbaiki strategi

mengajarnya

c. Menumbuhkan iklim pendidikan yang kondusif di sekolah

d. Memberikan sumbangan yang baik untuk sekolah dalam rangka

perbaikan proses pembelajaran untuk dapat meningkatkan prestasi

siswa.

e. Mendapat masukkan tentang penelitian yang dapat memajukan sekolah

4. Bagi Peneliti

a. Mengetahui kekurangan dan kelemahan diri pada saat mengajar yang

dapat dijadikan acuan untuk memperbaiki diri.

b. Peneliti mendapat pengalaman dalam melaksanakan penelitian tindakan

(22)

commit to user

Yang dimaksud dengan kemampuan adalah memahami lebih mendalam dari

sekedar mengetehui. Aspek pemehamn menuntut kemampuan lebih tinggi

dari pengetahuan

Dalam pembelajaran dikembangkan aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik. Aspek kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan,

analisa, sintesa, dan evaluasi. Aspek pemahaman menuntut kemampuan lebih

tinggi dari pada pengetahuan, memahami lebih mendalam dari sekadar

mengetahui. Aspek kognitif pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk

menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata

sendiri. Pada tahap ini siswa diharapkan menerjemahkan atau menyebut kembali

yang telah diketahui dengan kata-katanya sendiri (www.masofa.wordpress.com).

Jadi, pemahaman menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi, dengan

demikian pemahaman terhadap suatu konsep lebih bertahan lama daripada

mengetahui. Menurut Bloom (1980: 85) aspek kognitif terdiri atas 6 tingkatan.

Keenam tingkatan tersebut yaitu :

1. Tingkat pengetahuan (knowledge) pada tahap ini menuntut siswa untuk

(23)

commit to user

10 misalnya fakta, rumus, terminology strategi problem solving dan lain

sebagainya

2. Tingkat pemahaman (comprehension) pada tahap kategori pemahaman

dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan,

informasi yang telah diketahui dengan kata-katanya sendiri. Pada tahap ini

siswa diharapkan menerjemah atau menyebutkan kembali apa yang telah

diketahui dengan kata-katanya sendiri.

3. Tingkat penerapan (application), penerapan merupakan kemampuan untuk

menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke situasi

yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam

kehidupan sehari-hari.

4. Tingkat analisis (analysis), analisis merupakan kemampuan

mengidentifikasi, memisahkan dan membedakan komponen-komponen

suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotes atau kesimpulan sementara,

dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada atau tidaknya

kontradiksi. Dalam tingkat ini siswa diharapkan menunjukkan hubungan

diantara berbagai gagasan dengan cara membandingkan gagasan tersebut

dengan standar, prinsip atau prosedur yang telah dipelajari.

5. Tingkat sintesis (synthesis), sintesis merupakan kemampuan seseorang

dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsure

pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih mnyeluruh.

6. Tingkat evaluasi (evaluation), evaluasi merupakan level tertinggi yang

(24)

commit to user

11 nilai suatu gagasan, metode, produk, atau benda dengan menggunakan

criteria tertentu.

b. Pengertian Metode

Menurut kamus besar bahasa indonesia (1980) metode mengandung arti “

cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud ( dalam ilmu

pengetahuan), cara kerja konsisten untuk memudahkan pelaksanaan suatu

kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan “. Sejalan dengan pengertian

tersebut, T.Raka joni (1993) mengartikan metode sebagai “cara kerja yang

bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tetentu”. Dengan

demikian metode dapat diartikan sebagai cara/jalan menyajikan/

melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Dalam pada itu, istilah teknik

menurut T.Raka Joni (1993) menunjuk kepada ragam khas penerapan suatu

metode dengan latar penerapan tertentu, seperti kemampuan dan kebiasaan

guru, ketersediaan peralatan, kesiapan siswa dan sebagainya. Dalam proses

pembelajarn misalny, diskusi merupakan salah satu metode pembelajaran.

Pelaksanaan metode diskusi dapat dilakukan dengan dengan berbagai tekhnik,

seperti tekhnik sumbang saran, dsb.

Akhirnya perlu dikemukakan bahwa terkait dengan proses pembelajaran

dikenal pula istilah program, proses, prosedur, dan kegiatan. Istilah program

menunjuk pada suatu rencana, proses menunjuk pada kejadian-kejadian

dalam pelaksanaannya (yang apabila langkah-langkahnya sistematis disebut

prosedur) dan kegiatan menunjuk pada perilaku orang (guru-siswa) didalam

(25)

commit to user

12

c. Proses Belajar Mengajar Matematika

a. Belajar Matematika

Belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh tingkah laku sebagai hasil pengalaman yang berlangsung

dalam kurun waktu yang relatif lama dan sulit dalam menentukan batas

waktunya. Didalam belajar tentu setiap individu mengalanmi kesulityan

yang berbeda-beda. Perbedaan inilah yang menyebabkan perbedaan

tingkah laku belajar dikalangan peserta didik dalam keadaan peserta

didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang dinamakan

kesuklitan belajar.

Gagne menggunakan matematika sebagai sarana untuk menyajikan

dan mengaplikasikan teori-teeorinya tentang belajar. Menurut Gagne

(dalam Ismail, 1998) objek belajar matematika terdiri dari objek

langsung dan tidak langsung. Objek tak langsung adalah transfer belajar,

kemampuan menyelidiki, kemampuan memecahkan masalah, disiplin

pribadi, dan apresiasi pada struktur matematika. Sedangkan objek

langsung belajar matematika adalah fakta, ketrampilan, konsep, dan

prisip.

b. Proses Belajar Matematika

Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang relatif

menetap sebagai hasil dari latihan atau pengamatan. Di lain pihak, karena

matematika penalarannya deduktif yang berkenaan dengan ide-ide,

(26)

commit to user

13 serta bersifat aksiomatik, sehingga belajar matematika merupakan kegiatan

mental yang tinggi.

Mempelajari materi matematika, tidak cukup hanya dengan membaca

dan menghafal saja. Suatu teorema, dalil ataupun suatu definisi untuk

dapat memahaminya memerlukan waktu dan ketekunan. Mengingat

bahasa matematika adalah bahasa simbol yang padat, ketat, akurat, abstrak

dan penuh arti. Oleh karena untuk mempelajarinya perlu pemahaman agar

mampu menjelaskan dengan bahasa sendiri dari bahasa matematika itu.

Memahami konsep matematika perlu memperhatikan konsep

sebelumnya. Matematika tersusun secara hierarkis yang satu dengan yang

lainnya saling berkaitan erat. Konsep lanjutan tidak mungkin dipahami

sebelum memahami dengan baik konsep sebelumnya yang menjadi

prasyaratnya. Ini berarti belajar matematika harus bertahap dan berurutan

secara sistematis serta harus didasarkan kepada pengalaman belajar yang

jelas.

Proses Mengajar Matematika

Mengajar melukiskan sebagai proses interaksi antara guru dengan

siswa. Dalam proses interaksi ini, guru mengharapkan siswanya dapat

menguasai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dipilih guru itu

hendaknya relevan dengan tujuan dari mata pelajaran yang diberikan dan

sesuai dengan struktur kognitis yang dimiliki. Dengan demikian mengajar

adalah untuk melihat bagaimana proses belajar berlangsung. Tidak hanya

(27)

commit to user

14 kesempatan kepada yang diajar untuk mencari, bertanya, bahkan menebak

dan berdebat.

Dalam kegiatan mengajar sama seperti ahlinya belajar, yaitu tidak

lepas dari sifat materi yang diajarkan dandipelajari. Dalam hal ini materi

itu adalah matematika yang merupkana ilmu tentang struktur yang

terorganisir, ilmu tentang pola keteraturan, ilmu deduktif yang tidak

menerima generalisasi berdasarkan induktif tetapi harus dibuktikan secara

deduktif. Karenanya yang terpenting dalam model mengajar adalah

hubungan dengan bagaimana mengembangkan suatu model mengajar

matemtika. Model mengajar terebut haruslah berdasarkan kepada

bagaimana siswa dapat belajar secara aktif tanpa mencoba memaksa siswa

diluar tahap kesiapan intelektualnya.

Dari uraian di atas dapat disimpulakan proses pembelajaran

matematika merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru kepada

siswa guna untuk menciptakan ketrampilan berhitung. Diharapkan dengan

pembelajaran matematika siswa mampu menyelesaikan pemecahan

masalah dalam pembelajaran matematika. Kegiatan pembelajaran

matematika dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang

melibatkan mental, fisik melalaui interaksi antar peserta didik denagn

guru, lingkungan dan sumber belajar lain dalam rangka pencapaian konsep

(28)

commit to user

15 d. Metode Inkuiri

1. Pengertian metode inkuiri

Menurut Sagala (2003 hal 96) metode adalah cara yang digunakan

oleh guru atau siswa dalam mengolah informasi yang berupa fakta, data

dan konsep pada proses pembelajaran yang mungkin terjadi dalam suatu

strategi.

Sejalan dengan pengertian tersebut T.Raka Joni (1993:75)

mengartikan metode sebagai cara kerja yang bersifat relative umum yang

sesuai untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian metode dapat

diartikan cara atau jalan menyajikan atau melaksanakan kegiatan untuk

mencapai tujuan.

Metode berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan

secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan

menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat

merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasran

utama kegiatan mengajar pada kegiatan ini adalah :

 Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar.

Kegiatan belajar disini adalah kegiatan mental intelektual dan sosial

emosional.

 Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan

pengajaran.

 Mengembangkan sikap percaya diri sendiri pada diri siswa tentang

(29)

commit to user

16 Metode inkuiri bisa disebut juga metode penemuan. Metode

penemuan sangat penting untuk dilakukan siswa pada usia sekolah dasar.

Metode inkuiri dapat dirancang penggunannya oleh guru menurut tingkat

perkembangan intelektual siswa. Ini dikarenakan siswa memiliki sifat yang

aktif, sifat ingin tahu yang besar, terlibat dalam situasi yang utuh dan

reflektif terhadap suatu proses dan hasil-hasil yang ditemukan.

Menurut Sund dalam Kartawisastra (1980:86) Inkuiri meliputi juga

penemuan. Inkuiri adalah perluasan proses penemuan yang digunakan

lebih mendalam. Proses inkuiri mengandung proses mental yang lebih

tinggi tingkatannya, sehingga baik untuk kelas tinggi. Dengan

menggunakan metode inkuiri nanti siswa dapat menyimpulkan sendiri.

2. Penerapan Metode Inkuiri

Inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi

seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan

pengembangan ketrampilan pada hakekatnya, inkuiri ini merupakan suatu

proses. Proses ini bermula dari merumuskan masalah, mengembangkan

hipotesis, dan menarik kesimpulan sementara, menguji kesimpulan

sementara supaya sampai pada kesimpulan yang pada taraf tertentu

diyakini oleh peserta didik yang bersangkutan.

Semua tahap dlam proses inkuiri tersebut diatas merupakan

kegiatan belajar siswa. Guru berperan untuk mengoptimalkan kegiatan

tersebut pada proses belajar seperti motivator, pengarah, fasilitator. Pada

(30)

commit to user

17 Guru yang merumskan masalah, guru yang menyusun hipotesis, guru yang

mencari bukti, guru yang membuktikan hipotesis dan yang merumuskan

kesimpulan. Semua perolehan guru pada setiap tahap dinformasikan

kepada peserta didik. Pada inkuiri ssemua itu dilakukan oleh siswa.

Kemampuan-kemampuan yang dituntut pada setiap inkuiri adalah :

KEMAMPUAN YANG DIKEMBANGKAN DALAM PROSES

INKUIRI

Tahap Inkuiri Kemampuan yang dituntut

1. Merumuskan masalah 1. Kesadaran terhadap masalah

2. Melihat pentingnya masalah

3. Merumuskan masalah

2. Merumuskan jawaban

sementara

1. Menguji dan menggolongkan

jenis data yang dapat diperoleh

2. Melihat dan merumuskan

hubungan yang ada secara logis

3. Merumuskan hipotesis

3. Menguji jawaban tentatif 1. Merakit peristiwa

a. Mengidentifikasi peristiwa

yang dibutuhkan

b. Mengumpulkan data

c. Mengevaluasi data

2. Menyusun data

(31)

commit to user

b. Mencatat persamaan dan

perbedaan

c. Mengidentifikasikan trend,

sekuensi dan keteraturan

4. Menarik kesimpulan 1. Mencari pola dan makna

hubungan

2. Merumuskan kesimpulan

5. Menerapkan kesimpulan

dan generalisasi

Metode inkuiri adalah cara penyajian pelalajaran yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi dengan atau tanpa

bantuan guru metode inkuiri melibatkan siswa dalam proses-proses mental

dalam proses penemuannya. Metode inkuiri memungkinkan siswa

menemukan informasi-informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan

belajarnya.

Adapun tujuan metode inkuiri adalah :

a. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam menemukan dan memproses

(32)

commit to user

19

b. Mengurangi ketergantungan siswa pada guru untuk mendapatkan

pengalaman belajarnya.

c. Melatih siswa menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai

sumber belajar yang tidak ada habisnya

d. Memberikan pengalaman belajar seumur hidup

Alasan penggunaan metode inkuiri :

a. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat

b. Belajar tidak hanya dapat diperoleh dari sekolah tapi juga dari

lingkungan sekitar .

c. Melatih siswa untuk memiliki kesadarn diri kebutuhan belajarnya

d. Penanaman kebiasaan untuk belajar berlangsung seumur hidup

Kelebihan metode inkuiri :

a. Menekankan kepada proses pengolahan informasi oleh siswa

sendiri

b. Membuat konsep diri siswa bertambah dengan

penemuan-penemuan yang diperolehnya.

c. Memiliki kemungkinan besar untuk memperbaiki dan memperluas

persediaan dan penguasaan keterampilan dalam proses kognitif

siswa.

d. Penemuan-penemuan yang diperoleh siswa dapat menjadi

kepemilikannya dan sangat sulit dilupakan.

e. Tidak menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar karena

(33)

commit to user

20

e. Pengertian Bangun Datar

Bangun datar dalam arti Matematika termasuk bangun-bangun

geometri. Bangun geometri itu diantaranya titik garis, ruas garis, sudut,

kurva, segitiga, bangun bersisi empat, lingkaran, kerucut, bola, tabung dan

sebagainya. Bangundatar itu sendiri adalah bangun yang dibuat atau dilukis

pada permukaan datar. Dalam KTSP SD Kelas IV semester 2 bangun datar

meliputi persegi panjang, persegi,segitiga, trapesium, jajargenjang, belah

ketupat, dan layang-layang,dsb.

Bangun datar merupakan bangun yang memiliki sisi-sisi berbentuk

datar yang biasa disebut panjang,lebar,tinggi,sisi sejajar,dan tidak sejajar.

Contoh –contoh bentuk bangun datar:

Bangun Persegi. Persegi Panjang Segitiga

Trapesium Jajar Genjang Belah ketupat

 Cara mencari luas bangun datar dengan penerapan metode inquiri

(34)

commit to user

21 berbagai metode mengajar, seperti metode Tanya jawab, diskusi, problem

solving, studi kasus, penelitian mandiri, dan sebagainya. Suatu metode perlu

didukung oleh seperangkat teknik tertentu supaya metode tersebut dapat

berjalan dengan baik. Salah satu teknik yang banyak dipakai dalam berbagai

metode mengajar ialah bertanya. Karena teknik ini digunakan secara luas,

maka perlu dibicarakan secara khusus penggunaan teknik bertanya itu dalam

hubungannya dengan strategi inkuiri.

 Guru bertanya tentang garis-garis yang ada bangun datar misalnya

pada bangun persegi, guru menunjuk beberapa garis/sisi dan siswa

menjawab nama sisi tersebut juga pada bangun-bangun yang lain.

 Proses inkuiri berjalan sebagai berikut

Siswa mengukur sisi bangun datar dengan sentimeter, juga sisi yang

lainnya.

Contoh : Pada bangun persegi

Panjang AB =…cm

D C Panjang BC =…cm

Untuk mencari luas siswa mengalikan panjang AB X BC

Siswa membuat persegi satuan yaitu dengan sisi 1X1 cm

Kemudian digunting dan dimasukkan dalam bangun datar

A B Persegi. Ada berapa persegi kecil di dalam bangun datar

(35)

commit to user

22

B. Kerangka Berpikir

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang berfungsi

mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, dan menggunakan

rumus matematika yang digunakan dalam kehidupan sehari- hari. Oleh karena

itu siswa diharapkan memiliki penguasaan matematika pada tingkat tertentu,

sehingga dapat berguna bagi siswa dalam berkompetensi di masa depan.

Materi Bangun Datar merupakan materi yang bersifat abstrak. Siswa

dapat membayangkan konsep-konsep yang ada pada bangun datra tersebut.

Bangun datar merupakan bangun yang memiliki sisi-sisi berbentuk datar yang

biasa disebut panjang,lebar,tinggi,sisi sejajar,dan tidak sejajar. Materi bangun

datar ini menuntut siswa untuk berfikir memecahkan masalah yang tidak rutin

misalnya mencari luas dan keliling yang berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari. Dengan pembelajaran ini diharapkan siswa merasa senang dan antusias

dalam proses pembelajaran sehingga dapat menyelesaikan masalah dalam

kehidupan sehari-hari.

Betapapun tepat dan baik bahan ajar Matematika yang ditetapkan belum

menjamin akan tercapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Salah satu faktor

yang penting untuk mencapai tujuan pendidikan adalah proses belajar

mengajar yang dilaksanakan.Dalam proses belajar mengajar Matematika perlu

lebih menekankan keterlibatan siswa secara optimal. Kemampuan siswa kelas

IV SDN 4 Barenglor terhadap rumus luas bangun datar masih rendah. hal ini

dikarenakan Guru dalam memberikan pembelajaran masih bersifat

(36)

commit to user

23 menjelaskan dari mana asal rumus itu didapatkan. Kebiasaan siswa menghafal

rumus luas bangun datar.

Untuk mengatasi rendahnya kemampuan siswa terhadap rumus luas

bangun datar, maka saya mencoba menggunakan metode inkuiri untuk

mengatasi masalah tersebut. Pembelajaran metode inkuiri memiliki dampak

positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya. Manfaat pembelajaran

metode ini untuk siswa yang rendah hasil belajarnya antara lain dapat

meningkatkan motivasi siswa tersebut. Metode inkuiri bisa disebut juga

metode penemuan. Metode penemuan sangat penting untuk dilakukan siswa

pada usia sekolah dasar. Metode inkuiri dapat dirancang penggunannya oleh

guru menurut tingkat perkembangan intelektual siswa. Ini dikarenakan siswa

memiliki sifat yang aktif, sifat ingin tahu yang besar, terlibat dalam situasi

yang utuh dan reflektif terhadap suatu proses dan hasil-hasil yang ditemukan.

Dari uraian tersebut diatas dapat diduga bahwa pembelajaran matematika

dengan menggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan pemahaman siswa

(37)

commit to user

24 Skema kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

C.Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka rumusan hipotesis dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut.

Penggunaan metode Inkuiri dapat meningkatkan kemampuan menghitung luas

bangun datar di Kelas IV SD Negeri 4 Barenglor, Kabupaten Klaten. Pelaksanaan

pembelajaran dengan pendekatan metode Inkuiri dapat meningkatkan kemampuan

menghitung luas bangun datar di Kelas IV SD Negeri 4 Barenglor, Kabupaten

Klaten. Ada peningkatan kemampuan menghitung luas bangun datar dengan

metode Inkuiri di Kelas IV SD Negeri 4 Barenglor, Kabupaten Klaten Guru:

Diduga dengan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil

(38)

commit to user

Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten.

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan pada semester II Tahun 2010/2011 selama 6

bulan, dimulai bulan Januari sampai Juni 2011.

B. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV Sekolah

Dasar Negeri 4 Barenglor. Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten

Tahun Ajaran 2010/2011 Jumlah siswa sebanyak 35 siswa terdiri dari 22

siswa perempuan dan 13siswa laki-laki.

C. Data Dan Sumber Data

1. Data penelitian

Data penelitian dan tempat penelitian yaitu SDN 4 Barenglor

semester 2 Tahun ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 35 orang,

yaitu 22 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki.

2. Sumber data

Sumber data adalah proses pembelajaran MTK dengan materi

(39)

commit to user

26 pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran. Data

di peroleh dari subjek teliti yakni siswa kelas VI SD Negeri 4

Barenglor, Kabupaten Klaten.

Data diperoleh dengan cara siswa menjawab pertanyaan yang

berupa soal-soal ulangan formatif mata pelajaran matematika dan

peristiwa pembelajaran dikelas tersebut. Selain dari siswa data juga

diperoleh dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti untuk

mengetahui riwayat kondisi siswa dalam keseharian, proses belajar

mengajar serta arsip/dokumen disekolah yang berhubungan dengan

penelitian

 Dokumen pendukung : Kurikulum Matematika khususnya

menghitung luas bangun datar

D. Tekhnik pengumpulan data

1. Dokumentasi

Peneliti melakukan kegiatan untuk mengerjakan

mengumpulkan data-data tertulis yang telah dimiliki oleh siswa kelas

VI SD Negeri 4 Barenglor, Kabupaten Klaten. Berupa daftar nilai

matematika.

2. Teknik Tes

Tes adalah serentetan atau latihan yang digunakan untuk

mengukur ketrampilan, pengetahuan, sikap, intelegensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Rianto,

(40)

commit to user

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang

menggunakan pengmatan terhadap obyek penelitian. Observasi yang

akan dilakukan adalah observasi langsung, dalam artian mengadakan

pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subyek yang

diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan dalam situasi sebenarnya

maupun dilakukan dalam situasi buatan yang khusus diadakan.

Petunjuk yang bersifat umum yang mendasari pelaksanaan obervasi

menurut Winarno Surachmad dalam Rianto (1996:78) adalah sebagai

berikut :

1) Lebih dahulu harus ditetapkan bahwa metode observasi merupakan

metode yang tepat untuk tujuan penelitian.

2) Bila observasi ini merupakan teknik yang tepat, kita harus mulai

merinci segala unsur data misal sifatnya, banyaknya dan

unsur-unsur lain yang mungkin penting dalam penelitian.

3) Bila telah jelas jenis dan jumlah data yang harus dikumpulkan dan

penggunaannya, maka perlu dipikirkan bagaimana cara kita

mencatat dan menyusun data tersebut.

4) Apabila dalam poin ke-3, ternyata membutuhkan alat-alat pembantu

(41)

commit to user

28 5) Kini tibalah saatnya untuk mengadakan observasi guna

pengumpulan data. Petunjuk yang dikemukakan di atas memang

tampak mengacu kepada petunjuk prosedur umum dalam

observasi. Sedangkan menurut Rummel dalam Rianto (1996:78),

petunjuk dalam menggunakan metode observasi adalah sebagai

berikut.

a. Memperoleh dahulu pengetahuan tentang apa yang akan

diobservasi.

b. Menyelidiki tujuan-tujuan umum atau khusus dari

masalah-masalah penelitian untuk menentukan apa yang harus

diobservasi.

c. Membuat suatu cara untuk mencatat hasil-hasil observasi.

d. Mengadakan batasan yang tegas mengenai macam-macam

tingkat yang akan digunakan.

e. Mempertimbangkan observasi secara cermat dan kritis.

f. Catat tiap-tiap gejala secara terpisah.

g. Mengetahui baik-baik alat-alat pencatatan dan tata cara

mencatat sebelum melakukan observasi.

Lembar observasi dilakukan dengan menggunakan check list.

Check list atau daftar cek terdiri dari daftar item yang berisi

faktor-faktor yang diselidiki. Jenis alat ini mensistematisasi dan memudahkan

perekaman hasil observasi. Lembar observasi ini digunakan untuk

(42)

commit to user

29

E. Validitas Data

Keberhasilan mengungkapkan hasil dan proses belajar siswa

sebagaimana adanya (obyektifitas hasil peneliti) sangat bergantung pada

kualitas alat penelitiannya disamping pada cara pelaksanaannya. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan cara Triamulasi untuk menguji

keabsahan data yang melibatkan guru/peneliti, kepala sekolah, rekan

guru, dosen, pembimbing serta rekan sejawat.

F. Tekhnik Analisis Data

Peneliti menggunakan tekhnik deskriptif, yaitu membuat rata-rata

nilai, menghitung presentase, membuat grafik untuk mendeskripsikan

data-data, menarik kesimpulan dan mengambil tindakan.

Supaya dari hasil penelitian dapat terwujud sesuai dengan tujuan,

maka dalam melaksanakan analisis data peneliti menggunakan model

interatif Milles dan Hubberman. Kegiatan pokok analisis model ini

meliputi antara lain sebagai berikut :

- Reduksi data

- Penyajian data

- Menarik kesimpulan atau verikasi data

Adapun penjelasanya sebagai berikut :

a. Reduksi data

Reduksi yaitu proses pemilihan dan penyederhanaan data

(43)

commit to user

30 dilapangan. Jadi setelah data-data penelitian terkumpul kemudian

direduksi. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang

mefokuskan atau menajamkan, menglompokan, mengarahkan,

meghilangkan yang tidak diperlukan dan mengorganisasikan dengan

cara yang sederhana mudah dipahami, sehingga kesimpulan yang

diambil dapat ditarik dan diverifikasi.

b. Penyajian data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang telah

tersusun yang bias member kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam penyajian ini dapat

dilaksanakan melalui beberapa macam cara visual, misalnya dengan

gambar, grafik, chart network, diagram, matrik, dan lain sebagainya.

c. Menarik kesimpulan / verifikasi

Kesimpulan adalah tinjauan ulang pada catatan di lapangan

atau kesimpulan dapat diuji atas kebenaranya, kekokohanya

merupakan validitasnya ( Milles dan Hubberman,1992 : 16 – 20 ).

Verikasi data yaitu pemerikasaan tentang benar dan tidaknya hasil

dari laporan penelitian.

Jadi hasil dari data-data yang telah didaptkan dari laporan

penelitian selanjutnya digabungkan dan disimpulakan serta diuji

akan kebenaranya. Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari

(44)

commit to user

31 sehingga kesimpulan-kesimpulan juga dapat diverifikasi selama

penelitian berlangsung.

Bagan yang menjelaskan tentang teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah

ini :

Gambar Komponen-Komponen Analisis Data Model Interatif

(Milles dan Hubberman, 1992:20)

G. Indikator Kinerja/Keberhasilan

Menetapkan indikator keberhasilan pembelajaran dengan

menetapkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), keseriusan dalam

mendengarkan penjelasan guru, kemauan mengerjakan tugas, perasaan

senangpada mata pelajaran Matematika dan kehadiran.

Bersumber dari pembelajaran sebelumnya yang mencerminkan

kemampuan siswa pada konsep yang dibelajarkan diharapkan adanya

peningkatan kemampuan menghitung luas bangun datar pada kelas IV.

Pengumpulan data Penyajian data

(45)

commit to user

32

H. Prosedur Penelitian

Yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 4

Barenglor Klaten Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten Tahun

ajaran 2010/2011. Banyaknya siswa 35 orang terdiri dari 22 siswa laki-laki

dan 13 siswa perempuan.

Berdasarkan dari hasil evaluasi prasiklus mata pelajaran

matematika konsep menghitung luas bangun datar menunjukkan hasil

yang sangat rendah.

Perbaikan mata pelajaran matematika konsep menghitung luas

bangun datar dilaksanakan pada :

1. Bulan Febuari 2011 pelaksanaan siklus I

2. Bulan Maret dan April 2011 pelaksanaan siklus II

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yang setiap siklusnya

terdiri dari empat langkah, yaitu : Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi,

dan Refleksi.

Permasalahn yang dihadapi pada pelajaran matematika konsep

menghitung luas bangun datar adalah:

a. Siswa belum dapat menghitung luas bangun datar dengan benar

b. Aktifitas belajar siswa masih sangat rendah

Berdasarkan permasalahan diatas penulis mengadakan perbaikan

melalui penelitian tindakan kelas selama 2 siklus.

(46)

commit to user

33

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini guru sebagai peneliti menyusun scenario

pembelajaran atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, instrument

untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis, dan menetapkan

indicator ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam proses

pembelajaran.

b. Tahap Aksi / Tindakan

1. Guru sekaligus sebagai peneliti melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah

dipersiapkan.

2. Guru lain (teman sejawat Sri Wahyuni,S.Pd) dalam hal ini

bertindak sebagai supervisor mengadakan observasi jalanya

pembelajaran.

c. Tahap Pengamatan / Observasi

1. Dilakukan oleh guru (observer) yang mengamati pembelajaran

yang sedang berlangsung (mengamati aktivitas peneliti dengan

siswa).

2. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam lembar observasi

yang telah dipersiapkan oleh peneliti.

d. Tahap Refleksi

Peneliti menganalisis hasil belajar siswa sesuai dengan nilai

saat evaluasi dan hasil observasi saat pembelajaran. Jika 60 %

(47)

commit to user

34 KKM maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Inkuiri

telah berhasil meningkatkan kemampuan siswa dalam mengitung

luas bangun datar. Akan tetapi, karena target akhir penelitian yang

diharapkan adalah minimal 75 % dari seluruh siswa tuntas KKM,

maka perlu diadakan lagi pembelajaran pada siklus berikutnya.

2. Rancangan Siklus II

a. Tahap Perencanaan Ulang

Pada tahap ini guru sebagai peneliti menyusun scenario

pembelajaran atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,

instrument untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis, dan

menetapkan indicator ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam

proses pembelajaran.

Perencanaan aksi / tindakan siklus II dikaitkan dengan hasil

yang telah diperoleh data siklus I dengan berbagai perbaikan pada

kegiatan pembelajarannya.

b. Tahap Aksi / Tindakan

1. Guru sekaligus sebagai peneliti melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah

dipersiapkan.

2. Guru lain (teman sejawat Sri Wahyuni,S.Pd) dalam hal ini

bertindak sebagai supervisor mengadakan observasi jalanya

pembelajaran.

(48)

commit to user

35

1. Dilakukan oleh guru (observer) yang mengamati

pembelajaran yang sedang berlangsung (mengamati

aktivitas peneliti dengan siswa).

2. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam lembar

observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti.

c. Tahap Refleksi

Peneliti menganalisis hasil belajar siswa sesuai dengan nilai

saat evaluasi dan hasil observasi saat pembelajaran. Jika 75 %

siswa kelas IV nilai MTK materi pokok Bangun datar mencapai

KKM maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Inkuiri

telah berhasil meningkatkan kemampuan siswa dalam mengitung

luas bangun datar.

Jika siswa yang mengalami peningkatan prestasi kurang

dari 75 % maka proses pembelajaran dengan penerapan metode

(49)

commit to user

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal

Sebagaimana telah diuraikan dalam Bab I, tujuan penelitian ini untuk

Meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun datar menggunakan

metode inkuiri pada siswa kelas IV SDN 4 Barenglor, Klaten Utara. Untuk

mencapai tujuan itu dalam Bab IV ini dilakukan pengujian dengan

Tekhnik Deskriptif sebagaimana dirumuskan pada Bab II. Namun

sebelumnya akan dipaparkan Situasi dan kondisi kelas yang dijadikan

subjek dalam pelaksanaan PTK.

a. Situasi dan kondisi kelas

Situasi dan kondisi kelas yang dijadikan subjek dalam

pelaksanaan PTK dinilai kurang kondusif. Diantaranya karena jumlah

siswa dalam kelas yang terlalu banyak sehingga kurang efektif dalam

penyampaian materi pelajaran. Banyak siswa yang kurang

mendapatkan perhatian untuk memahami pelajaran yang disampaikan

karena jangkauan penguasaan guru dalam kelas terbatas baik karena

waktu maupun tenaga yang ada. Contohnya apabila terdapat siswa

yang kurang mengerti materi pelajaran yang disampaikan maka guru

harus menjelaskan ulang materi tersebut sedangkan siswa lainnya

mungkin telah memahami dan menguasai sehingga perhatiannya pada

(50)

commit to user

37 kesibukan sendiri dan membuat gaduh kelas, sehingga otomatis

perhatian guru dalam penyampaian materi pelajaran tidak lagi bisa

fokus.

Selain itu situasi dan kondisi kelas menjadi kurang efektif

dalam hal penyampaian materi pelajaran, karena terbatasnya alat

peraga atau sarana prasarana yang mendukung. Siswa sering hanya

diberikan teori-teori pelajaran yang lebih bersifat menghapal padahal

dalam penyampaian materi yang terpenting adalah pemahaman siswa

sehingga ilmu yang diberikan tidak mudah terlupakan oleh siswa.

Subjek dalam pelaksanaan PTK kali ini adalah siswa kelas 4 SD

Negeri 04 Barenglor kecamatan Klaten Utara yang berjumlah 35

siswa, 14 siswa perempuan dan 21 siswa laki-laki.

b. Kurangnya Pemahaman Konsep

Proses pembelajaran yang berlangsung selama ini masih

dilakukan guru secara monoton dan konvensional. Pemahaman konsep

bangun datar dilaksanakan dengan cara menerangkan konsep

menjelaskan rumus luas bangun datar, memberikan contoh soal dan

meminta siswa untuk mengerjakan soal sejenis. Guru mengoptimalkan

media sehingga pembelajaran kurang bermakna dan sangat abstrak

bagi siswa. Oleh karena itu siswa sulit memahami konsep bangun datar

terutama menentukan luas bangun datar.

c. Permasalahan yeng dihadapi

(51)

commit to user

38 a) Siswa masih mengalami kesulitan dalam belajar matematika

terutama dalam memahami konsep bangun datar

b) Guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional

yaitu proses pembelajaran masih berpusat pada guru

c) Guru belum mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran

d) Pembelajaran matematika belum bermakna karena siswa

belum memahami sendiri tapi hanya mendengarkan penjelasan

guru dan mengerjakan soal dengan cara yang dicontohkan

guru.

e) Ketergantungan siswa pada contoh yang diberikan guru sangat

tinggi, akibatnya siswa tidak memilih alternatif lain dalam

mengerjakan soal, sehingga ketika ada soal sejenis dalam

bentuk lain siswa tidak dapat menyelesaikannya.

Dari beberapa permasalahan diatas berakibat nilai formatif

siswa pada kompetensi dasar menghitung luas bangun datar dengan

KKM 60 belum memuaskan, terbukti hanya 10 dari siswa yang

berjumlah 35 yang sudah tuntas, sedangkan 25 siswa masih dibawah

KKM.

d. Data sebelum tindakan penelitian

Setelah dilakukan observasi terhadap proses pembelajaran dan

prestasi belajar sebelum tindakan, dapat diperoleh informasi sebagai data

awal. Hasil pencatatan menunjukkan bahwa dari 35 siswa kelas IV SD

(52)

commit to user

39

nilai prestasi belajarnya masih belum mencapai batas ketuntasan minimal.

Dengan data yang diperoleh sbb :

Tabel 1. Prosentase nilai matematika kelas IVsebelum tindakan

No. Nilai Frekuensi Persentase

1 21 – 40 8 22 %

2 41 – 60 17 49 %

3 61 – 80 7 20 %

4 81 – 100 3 9 %

Jumlah 35 100 %

Berdasarkan data Prosentase nilai matematika siswa pada tabel 1

maka dapat digambarkan grafik nilai siswa pada gambar di bawah

ini :

(53)

commit to user

40

B. Deskripsi perencanaan PTK

1. Rancangan Prosedur PTK

Prosedur Penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus dilaksanakan

sesuai dengan perubahan yang dicapai seperti yang telah didesain

dalam faktor –faktor yang diselidiki.Prosedur pelaksanaan tiap siklus

meliputi perencanaan,pelaksanaan tindakan ,observasi, dan refleksi .

SIKLUS 1

1) Perencanaan Tindakan

a. Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) yang

menggunakan media pembelajaran gambar-gambar bangun datar.

b. Menyediakan gambar-gambar bangun datar

c. Membuat instrumen observasi

d. Membuat lembar evaluasi pembelajaran

2) Pelaksanaan Tindakan

a. Guru menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan

media gambar –gambar bangun datar pada siswa klas IV SD

Negri 4 Bareng Lor Klaten.

b. Siswa belajar konsep luas dan keliling pada bangun datar dengan

media berbentuk gambar-gambar

3) Observasi

Observasi dilakukan oleh guru kelas IV bersama supervisor dengan

menggunakan lembar observasi. Tugas supervisor adalah

(54)

commit to user

41 4) Refleksi

Guru (peneliti) mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan

perencanaan, pelaksanaan, dan observasi yang dikolaborasikan dengan

supervisor. Hasil evaluasi dan refleksi siklus I digunakan sebagai

acuan dalam menyusun perencanaan pada siklus II.

SIKLUS 2

1) Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I , guru (Peneliti) mengadakan

perbaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, terutama dalam

penggunaan media Gambar bangun datar.

2) Pelaksanaan Tindakan

a. Guru menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan

media gambar –gambar bangun datar pada siswa klas IV SD

Negri 4 Bareng Lor Klaten.

b. Siswa belajar konsep luas dan keliling pada bangun datar dengan

media berbentuk gambar-gambar

3) Observasi

Observasi dilakukan oleh guru kelas IV bersama supervisor dengan

menggunakan lembar observasi seperti pada siklus I.

4) Refleksi

Guru (Peneliti) mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan

perencanaan, pelaksanaan, dan observasi yang dikolaborasikan dengan

(55)

commit to user

42 acuan dalam menyusun perencanaan pada siklus berikutnya (seperti

pada siklus I).

C. Deskripsi Hasil Siklus I

Pembelajaran siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan (4 x 35

menit) dalam bulan Februari 2011. Adapun tahapan-tahapan yang

dilaksanakan pada siklus I adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran dan

prestasi belajar sebelum tindakan, dapat diperoleh informasi sebagai data

awal. Hasil pencatatan menunjukkan bahwa dari 35 siswa kelas IV SD

Negeri 04 Barenglor terdapat 25 siswa atau kurang lebih 71,63% yang

nilai prestasi belajarnya masih belum mencapai batas ketuntasan

minimal.

Setelah dilakukan pemeriksaan dan analisa pada lembar pekerjaan

siswa, ternyata sebagian besar siswa masih belum dapat memahami

tentang konsep menghitung luas bangun datar, dengan data yang

diperoleh sbb :

Tabel 1. Prosentase nilai MTK siswa kelas IV sebelum tindakan

No. Nilai Frekuensi Persentase

(56)

commit to user

43 dapat digambarkan grafik nilai siswa pada gambar di bawah ini :

Gambar 1. Grafik nlai matematika kelas IV Sebelum Tindakan

Berdasarkan pengamatan dan hasil catatan terhadap proses

pembelajaran tersebut, maka diperoleh data bahwa siswa kelas IV SD

Negeri 04 Barenglor sebanyak 35 siswa hanya 3 anak yang

mendapatkan nilai baik. Atas dasar hal tersebut, guru kelas melakukan

koordinasi dengan kepala sekolah dan guru kelas lain tentang alternative

yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut di atas.

Berdasarkan hasil koordinasi dengan kepala sekolah dan guru-guru

lain,guru kelas memilih penggunaan metode inquiri untuk meningkatkan

pemahaman konsep menghitung luas bangun datar di kelas IV. Dengan

berpedoman pada standar kompetensi mata pelajaran Matematika, guru

kelas melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan metode inquiri. Adapun langkah-langkah yang dilakukan

dalam persiapan pembelajaran adalah sebagai berikut :

(57)

commit to user

44

2) indicator yang hendak dicapai.

3) Mempersiapkan sarana dan prasarana yang akan digunakan.

4) Menyusun rencana persiapan pembelajaran berdasarkan kesepakatan

bersama.

2. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini, guru kelas melaksanakan pembelajaran

dengan menggunakan metode inkuiri sesuai rencana yang telah

disusun. Siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan.

1) Pertemuan ke 1

Pada pertemuan pertama materi yang diajarkan adalah

Mengukur sisi–sisi bangun datar dengan indicator menemukan

rumus keliling dan luas segitiga. Kegiatan diawali dengan berdoa

bersama, kemudian dilanjutkan dengan mengabsen siswa dan

mengatur tempat duduk siswa. Sebagai kegiatan awal, guru

melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran

yang hendak dicapai. Pada kegiatan inti, guru membentuk siswa

menjadi beberapa kelompok, menjelaskan dan mendemontrasikan

penggunaan alat bantu penggaris untuk mengetahui berapa

panjang sisi-sisi bangun datar tsb membagi tugas kepada

kelompok untuk memperagakan proses pengukuran sisi-sisi

bangun datar, membagikan LKS, dan memantau siswa

mengerjakan LKS. Pada kegiatan akhir, guru membimbing siswa

membuat simpulan, memberikan soal evaluasi, menilai, dan

(58)

commit to user

45

2) Pertemuan ke 2

Pada pertemuan kedua materi yang diajarkan adalah

menentukan luas bangun datar dengan indicator menghitung

beberapa luas bangun datar. Kegiatan diawali dengan berdoa

bersama, kemudian dilanjutkan dengan mengabsen siswa dan

mengatur tempat duduk siswa.Sebagai kegiatan awal, guru

melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran

yang hendak dicapai. Pada kegiatan inti, guru membentuk siswa

menjadi beberapa kelompok, menjelaskan dan mendemontrasikan

penggunaan metode inkuiri dalam mencari luas-luas bangun datar

membagi tugas menentukan luas bangun datar pada benda-benda

nyata seperti permukaan buku, meja dsb kepada kelompok, dan

memantau siswa mengerjakan LKS. Pada kegiatan akhir, guru

membimbing siswa membuat simpulan, memberikan soal

evaluasi, menilai, dan memberikan tindak lanjut.

3. Pengamatan Tindakan

Dalam tahap ini, guru kelas secara kolaboratif dengan guru

lain dan kepala sekolah melaksanakan pengamatan terhadap

pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan

menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan perekaman

dengan kamera photo. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh

data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan rencana

pembelajaran yang telah disusun serta mengetahui seberapa besar

(59)

commit to user

46

konsep menghitung luas bangun datar pada siswa kelas IV SD negeri

04 Barenglor. Oleh karena itu pengamatan tidak hanya ditujukan pada

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, namun juga pada aspek

tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran, termasuk suasana

kelas pada setiap pertemuan. Adapun uraian observasi tiap pertemuan

pada siklus I adalah sebagai berikut :

1. Pertemuan : I ( satu )

Indikator : Menemukan rumus keliling dan luas segitiga.

Dari data observasi pada siklus I selama 2 (dua) kali pertemuan

diperoleh data Nilai matematika siswa pada tabel 2 sebagai

berikut:

Tabel 2. Prosentase nilai matematika siklus I pertemuan 1

No. Nilai Frekuensi Persentase

Berdasarkan data prosentase nilai matematika siswa pada tabel

2 maka dapat digambarkan grafik grafik nilai siswa pada

(60)

commit to user

47

Gambar 2.Grafik nlai matematika kelas IV siklus I pertemuan 1

Hasil Observasi :

1. Kegiatan Siswa

a) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru

b)Siswa aktif menjawab pertanyaan guru

c) Rasa ingin tahu dan keberanian siswa cukup tinggi

d)Kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat

e) Siswa aktif mengerjakan tugas individu maupun kelompok

2. Kegiatan Guru

a) Guru sudah menyesuaikan kegiatan apersepsi dengan materi

pelajaran.

b) Guru sudah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai

c) Guru sudah menguasai materi pelajaran

d) Guru sudah melaksanakan pembelajaran inovatif

e) Guru sudah menggunakan alat peraga yang efektif dan efisien

(61)

commit to user

48

g) Guru sudah memantau kemajuan belajar siswa

h) Guru sudah menggunakan bahsa yang baik, benar, dan sesuai.

2. Pertemuan : 2 ( dua )

Indikator : Menghitung beberapa luas bangun datar

Dari data observasi pada siklus I selama 2 (dua) kali pertemuan

diperoleh data Nilai matematika siswa pada tabel 3 sebagai berikut:

Dari data observasi pada siklus I selama 2 (dua) kali pertemuan

diperoleh data Nilai matematika siswa pada tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 3. Prosentase nilai matematika siklus I pertemuan 2

No. Nilai Frekuensi Persentase

1 21 – 40 3 8%

2 41 – 60 14 40%

3 61 – 80 12 34%

4 81 – 100 6 18%

Jumlah 35 100 %

Berdasarkan data Prosentase nilai matematika siswa pada tabel 3 maka

dapat digambarkan grafik grafik nilai siswa pada gambar 4 sebagai

Gambar

Tabel 5. Prosentase nilai matematika siklus II pertemuan 2
Grafik 1. Grafik nlai matematika kelas IV Sebelum Tindakan
gambar, grafik, chart network, diagram, matrik, dan lain sebagainya.
Gambar Komponen-Komponen Analisis Data Model Interatif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dan ini tentunya juga membutuhkan biaya budget yang juga harus diperhitungkan dengan menentukan nilai harga dari produk itu sendiri yang sangat diharapkan dan

Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Arab Jurusan Pendidikan Bahasa Asing FPBS UPI Bandung Semester IV dapat memahami tashrif

Berdasarkan hasil uji statistik, dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini skor MoCA pada subjek lansia hipertensi dengan DM lebih rendah daripada skor MoCA pada subjek

Saudara diharapkan membawa Dokumen Asli Perusahaan dan menyerahkan Fotocopynya antara lain : Dokumen Penawaran, Jaminan Penawaran, Surat Dukungan Keuangan Dari Bank,

Dokumen adalah berkas yang berisikan data-data identitas, data sosial maupun data medis yang sewaktu-waktu bisa digunakan lagi dalam suatu pelayanan kesehatan. Dokumen adalah

The Level 2 memo word problem includes more business context to provide the students with opportunities to identify the decision-maker, objective, and resource con- straints and

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaruh peletakan pada pengujian langsung ( direct measurement ) dan tidak langsung ( indirect measurement ), serta

Dalam skripsi ini bertujuan untuk menerapkan metode pengukuran dan pengakuan rekening-rekening laporan keuangan yang sesuai syariah, guna penghitungan zakat mal