LAPORAN PENDAMPINGAN KELUARGA KULIAH KERJA NYATA
PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2016
DESA : Desa Belancan KECAMATAN : Kintamani KABUPATEN/KOTA : Bangli
NAMA MAHASISWA : Ghannez Novaldi Loreza
NIM : 1312025019
FAK/PS : Fakultas Pariwisata / Industri Perjalanan Wisata
LEMBAGA PENELITIAN DAN
PENGABDIAN MASYARAKAT
Kata Pengantar
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat kepada saya, sehingga saya masih tetap bisa merasakan nikmat kesehatan hingga saat ini. Atas berkat seizin-Nya lah saya bisa menyelesaikan laporan kaka dampingan tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini, saya dipercaya untuk menangani salah satu KK Dampingan di desa Belancan, Kintamani, Kabupaten Bangli. Hal ini merupakan pengalaman baru bagi saya untuk. Saya selaku penyusun ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam pembuatan laporan ini.
Penyusunan laporan ini saya lakukan untuk menindaklanjuti kegiatan KKN yang sebelumnya sudah dilakukan. Besar harapan saya agar nantinya laporan ini dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi penyusunan laporan dengan tema yang berkaitan.
Saya selaku penyusun menyadari bahwa laporan yang saya susun masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang membangun akan dengan senang hati kami terima untuk kesempurnaan di masa yang akan mendatang.
Daftar Isi
Lembar Pengesahan………i
Kata Pengantar………..ii
Daftar Isi………..iii
BAB I
Gambaran Umum KK Dampingan………1
BAB II
Identifikasi Masalah dan Prioritas Masalah………...5
BAB III
Usulan Pemecahan Masalah………..9
BAB IV
Pelaksanaan Pendampingan Keluarga………..13
BAB V
Simpulan………..14
BAB I
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
1.1 Profil Keluarga Dampingan
Salah satu bentuk pembelajaran yang langsung terlibat kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat di suatu daerah dan untuk membentuk sikap dari kami sebagai mahasiswa yang menempuh pendidikan , program Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan sutau program yang akan sangat membantu. Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat merupakan salah satu wujud pelaksanaan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Salah satu program inti dan menjadi ciri khas dari Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Udayana (KKN PPM UNUD) adalah pendampingan keluarga kurang sejahtera atau keluarga prasejahtera.
2 Tabel 1.Identitas Keluarga Bapak I Wayan Sukadana
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga
Keluarga bapak I Wayan Sukadana termasuk keluarga prasejahtera bila didasarkan pada data dari Kantor Desa Belancan Bapak I Wayan Sukadana bekerja sebagai buruh pengrajin dimana sisiten kerjanya untuk saat ini adalah kerja sesuai pesanan. Namun, jika Bapak I Wayan Sukadana bekerja secara harian upahnya rata-rata sebesar Rp. 100.000. Pendapatan beliau terkadang tidak menentu apabila terjadi kendala dalam masalah pengadaan bahan kerajinan karena adanya pengaruh faktor tingkat penjualan di pasar. Jika dijumlahkan maka rata-rata penghasilan Bapak I Wayan Sukadana adalah sebesar Rp. 3.000.000 per bulan.
Istri Bapak I Wayan Sukadana, Ni Nyoman Kartini tidak hanya berperan sebagai ibu rumah tangga namun juga ikut bekerja. Pekerjaan Ibu Ni Nyoman Kartini adalah mengolah ladang (merawat ladang jeruk) dengan upah harian sebesar Rp. 50.000 per hari. Jadi, untuk total pendapatan Ibu Ni Nyoman Kartini per bulan adalah sebesar Rp. 1.500.000.
No. Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan
1. I Wayan Sukadana Kawin 38 tahun SLTP Buruh Pengrajin
2. Ni Nyoman Kartini Kawin 37 tahun Tamat SD Petani
1.2.2 Pengeluaran Keluarga a Kebutuhan sehari-hari
Untuk keperluan makan sehari-hari, keluarga Bapak I Wayan Sukadana menghabiskan uang sebesar ± Rp 70.000,00 yang digunakan untuk membeli bahan makanan yang akan dimasak untuk makan keluarga. Selain biaya makan untuk keluarga, Bapak I Wayan Sukadana juga harus mengeluarkan biaya untuk keperluan bulanannya seperti listrik, deterjen, sabun, dan air. Biaya yang harus dikeluarkan Bapak I Wayan Sukadana untuk listrik adalah sebesar Rp 80.000,00 setiap bulan. kebutuhan lain, seperti deterjen, sabun mandi, sabun cuci, dan sebagainya, Bapak I Wayan Sukadana menghabiskan biaya sebesar kurang lebih Rp 60.000,00. Selain itu, Bapak I Wayan Sukadana juga mengeluarkan uang sebesar Rp. 15.000 untuk uang jajan anak-anaknya ( Rp. 10.000 untuk yang sulung dan Rp. 5.000 untuk adiknya).
Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa biaya yang harus dikeluarkan Bapak I Wayan Sukadana untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya cukup banyak menghabiskan pendapatan keluarga. Dari sisi kesehatan, keluarga Bapak I Wayan Sukadana tidak ada yang memiliki riwayat penyakit kronis. Untuk aktivitas sehari-hari, Bapak I Wayan Sukadana dan istri dapat melakukan akivitas dengan baik. Adapun keluhan kesehatan yang dialami biasanya adalah sakit demam karena faktor cuaca dan kondisi tubuh yang menurun akibat kelelahan. Demikian pula anak-anaknya, masalah kesehatan yang umum dialami adalah deman dan flu. Selain itu gangguan tekanan darah tinggi dapat mengancam kesehatan Bapak I Wayan Sudana, pengecekan terakhir yang dilakukan oleh team KKN-PPM UNUD Desa Belancan menunjukkan angka 140/80 yang riskan terkena serangan Hipertensi, selain daripada itu Bapak I Wayan Sukadana tidak memiliki masalah kesehatan yang menyebabkan beliau tidak bisa bekerja. Keluarga ini juga tidak begitu memiliki masalah di bidang kesehatan gigi dan mulut. Higienitas keluarga ini sudah sangat baik, hal ini dikarenakan sudah tersedianya fasilitas MCK. Untuk masalah kesehatan, apabila Bapak I Wayan Sukadana atau anggota keluarganya sakit , umumnya akan mencari pelayanan kesehatan di Bidan Desa
b Kerohanian
4
agar tidak terlalu membebani kondisi keuangan keluarga. Upacara keagamaan yang berlangsung dirumah ataupun didesa biasanya kelengkapan upacara keagamaannya akan dibuat sendiri
c Sosial
BAB II
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
Identifikasi permasalahan yang dilakukan pada keluaraga Bapak I Wayan Sukadana dilakukan melalui observasi dan pendekatan kekeluargaan. Penulis datang bertamu ke rumah Bapak I Wayan Sukadana dan interaksi dilakukan dengan santai seperti berbincang-bincang biasa sambil mengamati suasana rumah Bapak I Wayan Sukadana. Topik yang dibicarakan tidak kaku hanya menurut pada acuan laporan namun cenderung lebih fleksibel mengenai keseharian keluarga Bapak I Wayan Sukadana.
Selain itu penulis juga mengunjungi sekolah dimana Agus dan Pitasari belajar dengan maksud memantau kegiatan belajar mereka di SD Negeri Belancan dan SD Negeri Mangguh.
2.1 Permasalahan Keluarga
Kurun waktu satu bulan pendampingan, Penulis melakukan 1 kali pertemuaan dengan keluarga Bapak I Wayan Sukadana. Pertemuan-pertemuan tersebut digunakan untuk melakukan identifikasi masalah dan mencoba menyusun suatu solusi pemecahan dari masalah yang dihadapi, beberapa masalah yang dihadapi keluarga ini adalah sebagai berikut :
2.1.1 Masalah Perekonomian Keluarga
Jika dilihat dari sisi perekonomian keluarga, salah satu hal yang dikhawatirkan oleh Bapak I Wayan Sukadana adalah terkait kelanjutan pendidikan anak-anaknya. Mengingat saat ini kian meningkatnya biaya hidup dan mahalnya biaya pendidikan saat ini. Penghasilan yang terkadang tidak menentu karena dipengaruhi tingkat penjualan di pasaran dan perubahan harga bahan baku juga membuat kekhawatiran tersendiri bagi Bapak I Wayan Sukadana. Ni Nyoman Kartini, istrinya, yang bekerja dengan menggarap lahan milik orang lain serta menjadi pemetik kopi tergolong memiliki upah yang kecil dibandingkan beban pekerjaan yang ditanggung. Kondisi keuangan yang tidak menentu membuat keluarga Bapak I Wayan Sukadana cukup terkendala dalam menyisihkan pendapatn yang dimiliki. Meskipun demikian, keluarga Bapak I Wayan Sukadana menyadari pentingnya untuk menyiapkan tabungan untuk masa depan
6
Untuk isu terkait kesehatan, penulis tidak menemukan suatu indikasi suatu penyakit parah yang dialami oleh keluarga Bapak I Wayan Sukadana. Namun, dari sisi Penulis menangkap, keluhan kesehatan yang dialami oleh keluarag Bapak I Wayan Sukadana, khususnya Beliau dan istrinya adalah terkait kelelehan fisik dan tekanan psikis. Untuk kelelahan fisik, sudah dapat dipastikan dialami oleh Beliau dan istrinya mengingat jenis pekerjaan yang dilakoni tergolong membutuhkan aktivitas fisik yang banyak. Berkaitan dengan ancaman Hipertensi yang dimiliki oleh bapak I Wayan Sudana, Penulis sudah menyarankan untuk menkonsumsi sayur – sayuran lebih sering lagi dan mengurangi konsumsi rokok dan kopi. Untuk tekanan psikis, Penulis dapat menyimpulkan demikian berdasarkan cerita yang disampaikan Bapak I Wayan Sukadana dalam suatu kunjungan yang dilakukan oleh Penulis. Beliau menyampaikan sempat mengalami sakit yang tidak jelas, seperti merasa lemas dan sulit untuk bekerja serta merasa pusing-pusing dimana saat itu Beliau sedang tidak mendapatkan orderan untuk membuat kerajinan kayu sederhana. Berdasarkan hal tersebut, Penulis menangkap bahwa tekanan psikis yang dialami Bapak I Wayan Sukadana banyak mempengaruhi keluhan kesehatan yang dialami Beliau.
Selain aspek pekerjaan (kelelahan fisik dan tekanan psikis), hal lain yang perlu diperhatikan adalah mengenai asupan gizi pada keluarga I Wayan Sukadana, yang mana berdasarkan pengakuan Ibu Ni Nyoman Kartini, Beliau sudah biasa makan hanya satu kali sehari. Hal tersebut tentu perlu diperhatikan mengingat Bapak I Wayan Sukadana dan istrinya memiliki pekerjaan dengan aktivitas yang berat sehingga harus memiliki asupan gizi yang cukup, selain itu, kedua anak Bapak I Wayan Sukadana sedang dalam masa pertumbuhan.
2.1.3 Masalah Penataan Bangunan
Terkait masalah penataan bangunan, berdasarkan observasi yang dilakukan Penulis, penataan banguan di rumah Bapak I Wayan Sukadana sebenarnya cukup baik jika dilihat dari luas lahan rumah Beliau. Rumah Bapak I Wayan Sukadana terdiri dari tiga bangunan permanen. Bangunan pertama berlantai semen dan beratap genteng tanah liat, terdapat dua jendela besar sehingga ventilasinya sangat baik. Bangunan tersebut terdiri dari dua kamar, kamar pertama merupakan kamar tidur untuk Bapak I Wayan Sukadana dan istrinya, ruangan tersebut juga mernagkap sebagai ruang keluarga karena terdapat TV. Karena tidak terdapat suatu ruang tamu, kamar tersebut juga digunakan tempat menyambut tamu yang datang, sedangkan kamar yang satunya lagi adalah kamar yang ditempati kedua anak I Wayan Sukadana. Ruangannya cukup kecil namun cukup tertata dan bersih.Selanjutnya, bangunan kedua merupakan dapur yang beralaskan semen dan beratap alang-alang, dindingnya terbuat dari anyaman bambu. Didalam dapur tersebut terdapat tungku yang digunakan untuk masak dengan menggunakan bahan baku kayu bakar yang diperoleh dari kebun pemilik lahan tempat Ibu Ni Nyoman Kartini bekerja. Didalam dapur tersebut tidak terdapat jendela maupun saluran udara. Terdapat bak penampungan air didalam dapur tersebut. Bangunan laiinya digunakan sebagai tempat untuk berwirausaha membuka warung sederhana yang menyediakan bebrapa bahan sembako dan kebutuhan sehari – hari. Rumah beliau tidak berpagar melainkan hanya susut – sudutnya ditanami beberapa tumbuhan.
2.2 Masalah Prioritas 2.2.1 Masalah Perekonomian
8
Berhubung banyak keperluan yang dibutuhkan oleh keluarga Bapak I Wayan Sukadana , baik keperluan langsung maupun kebutuhan masa depan maka penting diperhatikan masalah penyisihan pendapatan untuk tabungan.
2.2.2 Masalah Kesehatan
Walaupun saat ini tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sangat berat maupun penyakit menahun, tetapi terdapat potensi yang cukup besar terjadinya penyakit pada keluarga ini. Keluarga I Wayan Sukadana memiliki permasalahan dalam menerapkaan pola hidup bersih dan sehat kebiasaan mencuci tangan yang kurang baik juga berpotensi untuk menimbulkan terjadi penyakit yang terkait dengan pencernaan. Selain itu potensi masalah kesehatan lainnya stres akibat kerja yang merupakan bentuk tekanan psikis yang dialami oleh Bapak I Wayan Sukadana.
2.2.3 Masalah Penataan Bangunan
Berdasarkan hasil observasi terkait penataan bangunan, Didalam dapur tidak terdapat cerobong asap sebagai lubang untuk membuang asap-asap dapur sehingga bisa menimbulkan gangguan pernafasan nantinya selain itu pekarangan tampak gersang sehingga sangat mungkin untuk menerbangkan debu dari tanah yang gersang tersebut dan dapat mengganggu saluran pernapasan keluarga bapak I Wayan Sudana
BAB III
USULAN PEMECAHAN MASALAH
3.1 Program 3.1.1 Perekonomian
Pemecahan masalah Bapak I Wayan Sukadana yang diimplementasikan pada kesempatan kali ini adalah pertama dengan menyarankan untuk membuat tabungan dan atau suatu asuransi pendidikan untuk menyisihkan uang guna masa depan. Selain itu, terkait biaya untuk pelayanan kesehatan bias diarahkan untuk keluarga Bapak I Wayan Sukadana untuk ikut mendaftar BPJS guna menghindari jika mungkin terdapat pengelaran untuk biaya kesehatan dimasa depan.
3.1.2 Kesehatan
Masalah kesehatan yang perlu diperhatikan dalam keluarga Bapak I Wayan Sukadana adalah masalah kebiasaan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, dan asupan gizi yang mempengaruhi kesehatan keluarga.
Untuk masalah penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dapat diupayakan suatu pemecahan masalah berupa pemberian informasi mengenai pentingnya mencuci tangan sebelum makan, pentingnya membersihkan areal rumah secara berkala, pentingnya bagaimana penyimpanan air yang baik serta kebersihan makanan sebelum diolah. Untuk asupan gizi, bisa disarankan agar keluarga Bapak I Wayan Sukadana menanam sejumlah sayuran atau bahan pangan yang mudah ditanam dan sering berbuah di pekarangan rumah untuk menambah bahan makanan untuk dikonsumsi. Contoh sayuran yang bisa disarankan adalah labu siam, Bayam dan terong.
10 3.1.3 Penataan Bangunan
Untuk bagian penataan bangunan, yang perlu diperhatikan adalah terkait tidak adanya saluran udara di dapur yang menggunakan tungku kayu bakar. Tidak adanya saluran pembuangan asap dapur menyebabkan sirkulasi udara di dapur tidak baik dan dapat menimbulkan bahaya kesehatan seperti ISPA. Jadi, solusi yang bisa disarankan Penulis adalah setidaknya Bapak I Wayan Sukadana membuat lubang ventilasi di dapur yang berperan sebagai saluran asap dapur mengingat lokasi dapur dan kamar tidur berdekatan.
Disamping terkait saluran udara di dapur, hal lain yang bisa disarankan Penulis adalah pentingnya membuat saluran pembuangan air mengingat Bapak I Wayan Sukadana memiliki rencana untuk membuat beberapa tambahan fisik rumah seperti membuat pagar dan menyemen tanah penyangga rumah. Dalam hal ini perlu disampaikan pentingnya untuk membuat saluran air, selain terkait aspek kesehatan dapat pula menunjang unsur estetika rumah.
3.2 Jadwal Kegiatan
Kegiatan KK dampingan dilakukan dalam bentuk kunjungan ke rumah maupun kebun Bapak I Wayan Sukadana . Dalam waktu sebulan, dilakukan kunjungan sebanyak 25 kali. Adapun kegiatan yang dilakukan selama kunjungan tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 2.Agenda Kegiatan Kunjungan KK Dampingan
No. Tanggal Kegiatan
1. 25 Juli 2016 Meninjau kediaman KK dampingan
2. 26 Juli 2016 Pengenalan diri pada KK dampingan dan menjelaskan maksud program
3. 30 Juli 2016 Meninjau profil keluarga dan observasi suasana rumah
4. 1 Agustus 2016 Mendekatkan diri dengan KK Dampingan (mengobrol dengan topik ringan dan bebas)
6. 3 Agustus 2016 Membantu mengurus kebun jeruk
7. 4 Agustus 2016 Cek Kesahatan I didampingi oleh rekan dari Fakultas Kedokteran
8. 5 Agustus 2016 Pemberian masukkan tentang konsumsi gizi
9. 6 Agustus 2016 Belajar Bersama Pitasari dan Agus
10. 7 Agustus 2016 pendidikan tingkat lanjut bagi Pitasari dan Agus
kepada Bapak I Wayan Sukadana dan Ibu Nyoman Kartini
12. 11 Agustus 2016
Berbincang-bincang dengan Bapak I Wayan Sukadana seputar kesehariannya
13. 12 Agustus 2016
Diskusi mengenai usaha Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
2016 Belajar bersama dengan Pitasari dan Agus
12 20. 21 Agustus
2016
Memberi masukan berkaitan dengan pengolahan warung yang sudah ada
21. 22 Agustus 2016
Diskusi permasalahan pemenuhan kebutuhan finansial
22. 23 Agustus
2016 Belajar Bersama dengan Pitasari dan Agus
23. 24 Agustus 2016
Evaluasi dan review hasil diskusi selama satu bulan
24. 25 Agustus 2016
Menginformasikan bahwa kami akan segra kembali ke Denpasar
25. 26 Agustus 2016
BAB IV
PELAKSANAAN PENDAMPINGAN KELUARGA
4.1 Waktu
Waktu yang digunakan untuk kegiatan KK Dampingan ini termasuk ke dalam Jam Kerja Efektif mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yaitu minimal 15 kali dalam sebulan. Adapun waktu yang jumlah kunjungan ke keluarga dampingan yang Penulis lakukan selama sebulan adalah sebanyak 25 kali.
4.2 Lokasi
Lokasi yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan KK Dampingan ini adalah sesuai dengan lokasi desa yang telah ditentukan. Adapun lokasi desa yang dimaksud adalah Banjar Belancan, Desa Belancan, Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. Lokasi spesifik dari pelaksanaan kegiatan KK Dampingan terhadap keluarga Bapak I Wayan Sukadana adalah di Dusun Belancan (berdekatan dengan perbatasan Desa Mangguh), Desa Belancan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.
4.3 Pelaksanaan
14 BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Pengabdian kepada masyarakat melalui program KKN PPM universitas Udayana yang mana menekankan pada pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat secara langsung dan terpadu. Program KK Dampingan menrupakan salah satu bentuk program yang bertujuan untuk membantu pemeberdayaan keluarga yang didampingi . Keluarga yang Penulis dampingi adalah keluarga Bapak I Wayan Sukadana dalam program KK Dampingan ini. Masalah yang terdapat dalam keluarga tersebut adalah masalah ekonomi, kesehatan, dan penataan bangunan. Masalah ekonomi yang dialami keluarga ini adalah pendapatan yang tidak menentu dan kekhawatiran terkait kesulitan memenuhi kebutuhan mendatang, dimana solusi yang dapat ditawarkan adalah memperbaiki cara pengelolaan keuangan keluarga berupa ikut semacam tabungan dan mendaftar asuransi kesehatan seperti BPJS untuk menekan pengeluaran kesehatan di masa depan. Masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga ini adalah masih kurangnya keseimbangan konsumsi gizi pada keluarga ini, selain itu ancaman serangan Hipertensi juga menjadi hal yang harus diwaspadai oleh Bapak I Wayan Sudana. Masalah penataan bangunan yang dijumpai pada keluarga ini adalah tidak adanya saluran udara di dalam dapur. Solusi yang ditawarkan adalah perencanaan pembuatan ventilasi di dapur.
5.2 Rekomendasi