• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPA menggunakan pendekatan SCL model PBL pada siswa kelas IV SD N Selomulyo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan minat dan prestasi belajar IPA menggunakan pendekatan SCL model PBL pada siswa kelas IV SD N Selomulyo."

Copied!
308
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCL MODEL PBL PADA SISWA

KELAS IV SD N SELOMULYO Ida Dwi Kusumawati Universitas Sanata Dharma

2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat dan prestasi belajar IPA menggunakan Pendekatan SCL Model PBL pada Siswa Kelas IV SD N Selomulyo. Jenis Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD N Selomulyo tahun ajaran 2013/2014. Objek penelitian ini adalah minat dan prestasi belajar siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengukur minat pada penelitian ini adalah kuesiner sedangkan Instrumen yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar adalah soal pilihan ganda dan lembar pengamatan.Penelitian ini dilakukan selama 2 siklus.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diberikan tindakan berupa penggunaan pendekatan SCL model PBL, terjadi peningkatan persentase jumlah siswa yang berminat dari kondisi awal 56.67% meningkat menjadi 95%. Peningkatan juga didukuang oeh peningkatan pada masing-masing indikator minat. Peningkatan rata-rata skor minat pada indikator rasa senang dari kondisi awal 3.19 meningkat menjadi 4.34. Peningkatan rata-rata skor minat pada indikator memperhatikan meningkat dari kondisi awal 3.21 meningkat menjadi 4.31. Peningkatan rata-rata skor pada indikator keterlibatan mencapai 4.36. Peningkatan rata-rata skor minat pada indikator inisiatif mencari informasi baru meningkat dari kondisi awal 3.04 menjadi 4.21. Peningkatan minat siswa karena penggunakan pendekaan SCL model PBL dalam pembelajaran menyebabkan prestasi belajar siswa juga meningkat. Jumlah siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal adalah 60.71% meningkat menjadi 93.33%. Rata-rata kelas juga meningkat dari kondisi awal sebesar 7.12 meningkat menjadi 7,86. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan SCL model PBL meningkatkan minat dan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV SD N Selomulyo.

Kata Kunci: Minat, Prestasi Belajar, SCL, PBL, IPA

(2)

ABSTRACT

IMPROVING STUDENTS INTEREST AND LEARNING ACHIEVEMENT IN NATURAL SCIENCE USING SCL APPROACH ESPECIALLY PBL

MODEL FOR IV GRADE STUDENTS OF SD N SELOMULYO

Ida Dwi Kusumawati Sanata Dharma University

2014

This research aimed to know the increase of interest and learning achievement natural science using SCL (Students Centered Learning) approach especially PBL (Problem Based Learning) model for 4th grade students of Selomulyo elementary school. This type of research is the research action class. The subject of the research was grade IV students of Selomulyo elementary school in the academic year 2013/2014. The object of this research was students interest and students learning achievement. The research instrument used to measure the students interest was questionnaires. The research instruments used to measure the students learning achievement were multiple choice tests and observation’s rubric. This research was conducted in two cycles.

The results showed that after give action using SCL approach PBL models, the number of average percentage of interest from 56.67% to 95%. This increased also supported by an increase on each interest indicator. The increased average interest score in students who were fell happy increased from 3.19 to 4.34. The number of the student who attend in learning activity increased from 3.21 to 4.31. The number students who involved in learning activity increased from 3.81 to 4.36. The number students who initiative search other information from 3.04 to 4.21. Increase student interest because the learning using SCL approach PBL models and it is also increased the learning achievement. The number of the student who could pass the benchmark (KKM) increased from 60,71% to 93.33%. The grade average of the class also increased from 7,12 to 7.86.

Keyword: Interest, Learning Achievement, SCL, PBL, Natural Science

(3)

i

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA

MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCL MODEL PBL PADA

SISWA KELAS IV SD N SELOMULYO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh : Ida Dwi Kusumawati

101134203

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

ii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini peneliti persembahkan kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa

2. Bapak Budiyono di Surga

3. Ibu Sumiyatun dan Kakak Ikarina Damayanti 4. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum.

5. Teman-teman penelitian kolaboratif PBL dan SCL

6. Paradhe, DolanDeso Family, Kresna Family, dan teman-teman fasilitator yang telah memberikan pengalaman yang luar biasa.

(5)
(6)

iv

PERSEMBAHAN Skripsi ini peneliti persembahkan kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melindungiku 2. Alm. Bapak Budiyono penyemangat dalam hidupku 3. Ibu Sumiyatun dan Kakak Ikarina Damayanti

4. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum, yang selalu mendorongku menyelesaikan skripsi ini

5. Teman-teman penelitian kolaboratif PBL dan SCL

6. Paradhe, DolanDeso Family, Kresna Family, dan teman-teman fasilitator yang telah memberikan pengalaman yang luar biasa

(7)

v MOTTO

(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 22 Mei 2014 Peneiti

(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma.

Nama : Ida Dwi Kusumawati

Nomor Induk Mahasiswa : 101134203

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya yang berjudul :

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA

MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCL MODEL PBL SISWA KELAS IV SD N SELOMULYO” berserta perangkat yang diperlukan, (bila ada).

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 22 Mei 2014 Yang menyatakan,

(10)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCL MODEL PBL PADA SISWA

KELAS IV SD N SELOMULYO Ida Dwi Kusumawati Universitas Sanata Dharma

2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat dan prestasi belajar IPA menggunakan Pendekatan SCL Model PBL pada Siswa Kelas IV SD N Selomulyo. Jenis Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD N Selomulyo tahun ajaran 2013/2014. Objek penelitian ini adalah minat dan prestasi belajar siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengukur minat pada penelitian ini adalah kuesiner sedangkan Instrumen yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar adalah soal pilihan ganda dan lembar pengamatan.Penelitian ini dilakukan selama 2 siklus.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diberikan tindakan berupa penggunaan pendekatan SCL model PBL, terjadi peningkatan persentase jumlah siswa yang berminat dari kondisi awal 56.67% meningkat menjadi 95%. Peningkatan juga didukuang oeh peningkatan pada masing-masing indikator minat. Peningkatan rata-rata skor minat pada indikator rasa senang dari kondisi awal 3.19 meningkat menjadi 4.34. Peningkatan rata-rata skor minat pada indikator memperhatikan meningkat dari kondisi awal 3.21 meningkat menjadi 4.31. Peningkatan rata-rata skor pada indikator keterlibatan mencapai 4.36. Peningkatan rata-rata skor minat pada indikator inisiatif mencari informasi baru meningkat dari kondisi awal 3.04 menjadi 4.21. Peningkatan minat siswa karena penggunakan pendekaan SCL model PBL dalam pembelajaran menyebabkan prestasi belajar siswa juga meningkat. Jumlah siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal adalah 60.71% meningkat menjadi 93.33%. Rata-rata kelas juga meningkat dari kondisi awal sebesar 7.12 meningkat menjadi 7,86. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan SCL model PBL meningkatkan minat dan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV SD N Selomulyo.

(11)

ix ABSTRACT

IMPROVING STUDENTS INTEREST AND LEARNING ACHIEVEMENT IN NATURAL SCIENCE USING SCL APPROACH ESPECIALLY PBL

MODEL FOR IV GRADE STUDENTS OF SD N SELOMULYO

Ida Dwi Kusumawati Sanata Dharma University

2014

This research aimed to know the increase of interest and learning achievement natural science using SCL (Students Centered Learning) approach especially PBL (Problem Based Learning) model for 4th grade students of Selomulyo elementary school. This type of research is the research action class. The subject of the research was grade IV students of Selomulyo elementary school in the academic year 2013/2014. The object of this research was students interest and students learning achievement. The research instrument used to measure the students interest was questionnaires. The research instruments used to measure the students learning achievement were multiple choice tests and observation’s rubric. This research was conducted in two cycles.

The results showed that after give action using SCL approach PBL models, the number of average percentage of interest from 56.67% to 95%. This increased also supported by an increase on each interest indicator. The increased average interest score in students who were fell happy increased from 3.19 to 4.34. The number of the student who attend in learning activity increased from 3.21 to 4.31. The number students who involved in learning activity increased from 3.81 to 4.36. The number students who initiative search other information from 3.04 to 4.21. Increase student interest because the learning using SCL approach PBL models and it is also increased the learning achievement. The number of the student who could pass the benchmark (KKM) increased from 60,71% to 93.33%. The grade average of the class also increased from 7,12 to 7.86.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan kasih-Nya yang begitu melimpah sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPA Menggunakan Pendekatan SCL Model PBL siswa kelas IV SD N Selomulyo”.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini lahir dengan adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph. D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Dra. Ignatia Esti Sumarah M.Hum., Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pesan, dan motivasi sehingga tersusun skripsi ini. 4. Catur Rismiati, S.Pd., MA., Ed.D., Dosen pembimbing penelitian kolaboratif

SCL yang telah membimbing dan arahan selama penyusunan skripsi ini. 5. Wahyu Wido Sari, S.Si., M.Biotech., Dosen pembimbing penelitian

kolaboratif SCL yang telah membimbing dan memberikan saran dalam proses penyusunan skripsi ini.

6. Agnes Herlina Dwi H., S.Si., M.T., M.Sc., dosen penguji II yang dengan teliti memberikan masukan untuk perbaikan skripsi.

7. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., dosen penguji III yang memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini.

8. Sekretariat PGSD yang telah membantu proses perijinan hingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

9. Supriyati Basuki Rahayu, S.Pd, Kepala Sekolah SD N Selomulyo yang telah memberi ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

(13)

xi

11.Siswa kelas IV SD N Selomulyo yang bersedia bekerjasama sengan peneliti sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

12.Keluarga yang selalu memberikan cinta, kasih sayang, nasehat, serta doa untuk penyelesaikan skripsi

13.Sahabat-sahabat baik PGSD dan luar PGSD yang selalu mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini.

14.Semua pihak yang telah membantu proses penyusunan dan penulisan skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-satu.

Peneliti menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam skripsi yang dibuat ini. Namun peneliti berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Peneliti

(14)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Pemecahan Masalah ... 5

F. Batasan Istilah ... 6

G. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Kajian Teori ... 8

1. Teori Pembelajaran yang Relevan ... 8

(15)

xiii

3. Prestasi Belajar ... 13

4. Student Centered Learning (SCL) ... 15

5. Problem Based Learning (PBL) ... 18

6. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 22

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 24

C. Kerangka Berpikir ... 29

D. Hipotesis Tindakan ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Jenis Penelitian ... 32

B. Setting Penelitian ... 35

C. Jadwal Penelitian ... 36

D. Rencana Tindakan ... 36

E. Indikator dan Pengukurannya ... 43

F. Teknik Pengumpulan Data ... 44

G. Instrumen Penelitian ... 46

H. Validitas, Reliabilitas, dan Indeks Kesukaran ... 59

I. Teknik Analisis Data ... 77

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 82

A. Gambaran Umum Penelitian ... 80

1. Siklus I ... 81

2. Siklus II ... 88

B. Hasil Penelitian ... 93

1. Kualitas Proses ... 94

2. Kualitas Hasil ... 112

C. Pembahasan ... 122

1. Peningkatan Minat Siswa ... 125

2. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ... 146

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 155

(16)

xiv

B. Keterbatasan ... 157

C. Saran ... 157

DAFTAR REFERENSI ... 159

(17)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 36

Tabel 3.2 Indikator dan Pengukurannya ... 43

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara ... 48

Tabel 3.4 Lembar Pengamatan Minat ... 49

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 50

Tabel 3.6 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 52

Tabel 3.7 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 53

Tabel 3.8 Rubrik Penilaian Psikomotorik Siklus I Pertemuan 1 ... 54

Tabel 3.9 Rubrik Penilaian Psikomotorik Siklus I Pertemuan 2 ... 55

Tabel 3.10 Rubrik Penilaian Psikomotorik Siklus I Pertemuan 3 ... 56

Tabel 3.11 Rubrik Penilaian Psikomotorik Siklus II Pertemuan 1 ... 57

Tabel 3.12 Rubrik Penilaian Psikomotorik Siklus II Pertemuan 2 ... 58

Tabel 3.13 Rubrik Penilaian Afektif ... 59

Tabel 3.14 Hasil Content Validity pada Silabus Siklus I ... 61

Tabel 3.15 Hasil Content Validitypada RPP Siklus I ... 61

Tabel 3.16 Hasil Content Validitypada Soal Evaluasi Siklus I ... 62

Tabel 3.17 Hasil Content Validitypada Silabus Siklus II ... 63

Tabel 3.18 Hasil Content Validitypada RPP Siklus II ... 64

Tabel 3.19 Hasil Content Validity pada soal Evaluasi Siklus II ... 65

Tabel 3.20 Hasil Construct ValidityItem Kuesioner ... 67

Tabel 3.21 Hasil Perbandingan Item Kuesioner ... 68

Tabel 3.22 Hasil Construct ValiditySoal Evaluasi Siklus I ... 70

Tabel 3.23 Hasil Construct ValiditySoal Evaluasi Siklus II ... 71

Tabel 3.24 Kriteria Koefisien Korelasi ... 72

Tabel 3.25 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ... 73

Tabel 3.26 Hasil Uji Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus I ... 73

Tabel 3.27 Hasil Uji Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus II ... 73

(18)

xvi

Tabel 3.29 Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus I ... 75

Tabel 3.30 Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus II ... 76

Tabel 3.31 Kriteria Tingkat Minat Belajar ... 78

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Tindakan ... 81

Tabel 4.2 Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Siswa Siklus I ... 86

Tabel 4.3 Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Siswa Siklus II ... 92

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Siklus I Pertemuan 1 ... 95

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Siklus I Pertemuan 2 ... 97

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Siklus I Pertemuan 3 ... 99

Tabel 4.7 Hasil Capaian Minat Siswa Siklus I ... 101

Tabel 4.8 Perbandingan Kondisi Awal dengan Peningkatan Minat Siklus I ... 102

Tabel 4.9 Target Capaian Minat Siklus II ... 103

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Siklus II Pertemuan 1 ... 107

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Siklus II Pertemuan 2 ... 109

Tabel 4.12 Hasil Pencapaian Minat Siswa Siklus II ... 110

Tabel 4.13 Peningkatan Minat Siklus I dan Siklus II ... 111

Tabel 4.14 Hasil Penilaian Kognitif Siklus I dan Siklus II ... 113

Tabel 4.15 Hasil Penilaian Afektif Siklus I dan Siklus II ... 115

Tabel 4.16 Hasil Penilaian Psikomotorik Siklus I dan Siklus II ... 117

Tabel 4.17 Hasil Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD N Selomulyo Siklus I .... 118

Tabel 4.18 Hasil Pencapaian Prestasi Belajar Siswa Siklus I ... 119

Tabel 4.19 Target Capaian Prestasi Belajar Siklus II ... 120

Tabel 4.20 Hasil Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD N Selomulyo Siklus II .. 121

Tabel 4.21 Hasil Pencapaian Prestasi Belajar Siswa Siklus II ... 122

(19)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Indikator Minat ... 12

Gambar 2.2 Diagram Penelitian yang Relevan ... 28

Gambar 3.1 Model Penelitian Kurt Lewin ... 33

Gambar 4.1 Grafik Pencapaian Rata-rata Minat Secara Keseluruhan ... 130

Gambar 4.2 Siswa Menunjukkan Perasaan Senang Mengikuti Pembelajaran .... 132

Gambar 4.3 Siswa Mengisi Nama pada Callcard ... 133

Gambar 4.4 Grafik Hasil Peningkatan Minat Indikator Rasa Senang ... 136

Gambar 4.5 Memperhatikan Penjelasan Guru ... 137

Gambar 4.6 Grafik Hasil Peningkatan Minat Indikator Memperhatikan ... 138

Gambar 4.7 Keterlibatan dalam Pembelajaran ... 139

Gambar 4.8 Grafik Hasil Peningkatan Minat Indikator Keterlibatan ... 140

Gambar 4.9 Grafik Hasil Peningkatan Minat Indikator Berinisiatif ... 141

Gambar 4.10 Siswa membagi bahan yang telah dibawa dari rumah ... 143

Gambar 4.11 Grafik Peningkatan Rata-rata Skor Minat Sikus I dan Siklus II . 144 Gambar 4.12 Kuesioner yang Telah Diisi oleh Siswa ... 145

Gambar 4.13 Grafik Peningkatan Rata-rata Kelas ... 148

Gambar 4.14 Grafik Peningkatan Siswa yang Mencapai Nilai KKM ... 148

Gambar 4.15 Identifikasi Masalah ... 151

Gambar 4.16 Merancang Kegiatan Pemecahan Masalah ... 151

Gambar 4.17 Melaksanakan Kegiatan Pemecahan Masalah ... 152

Gambar 4.18 Kegiatan Tutorial ... 152

Gambar 4.19 Melanjutkan Kegiatan Pemecahan Masalah ... 153

Gambar 4.20 Melaporkan Hasil Penyelesaian Masalah ... 153

(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian dari FKIP USD ... 165

Lampiran 2 Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian ... 167

Lampiran 3 Silabus ... 169

Lampiran 4 RPP dan Perangkatnya... 183

Lampiran 5 Validasi RPP dan Silabus oleh Ahli ... 246

Lampiran 6 Soal Evaluasi Siklus I ... 253

Lampiran 7 Soal Evaluasi Siklus II ... 262

Lampiran 8 Kuesioner ... 270

Lampiran 9 Data Awal Siswa ... 274

Lampiran 10 Hasil Siklus I ... 278

Lampiran 11 Hasil Siklus II ... 284

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, pemecahan masalah, batasan istilah, dan manfaat penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menurut Iskandar (2001: 2) merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. IPA sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi sangat penting. Pendidikan IPA bertujuan untuk mengenalkan siswa kepada lingkungan serta membantu memecahkan suatu permasalahan yang dihadapinya. Pentingnya pendidikan IPA bagi siswa, menyebabkan mata pelajaran IPA dimasukkan ke dalam kurikulum suatu sekolah. Penguasaan materi pembelajaran IPA tersebut ditunjukkan melalui pencapaian nilai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah.

(22)

didapatkan oleh siswa. Apabila minat belajar siswa tinggi, maka prestasi belajar siswa juga akan tinggi; begitu juga sebaliknya (Hurlock, 1995: 8).

Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas 4 yaitu Ibu Nur Suriah, A.Ma pada tanggal 28 September 2013 pukul 09.00-10.00 WIB di SD N Selomulyo untuk mengetahui minat belajar siswa. Hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa kelas IV kurang berminat terhadap pembelajaran IPA. Hal tersebut didukung dari informasi yang diberikan oleh Ibu Nur Suriah, A.Ma yang menjelaskan bahwa beberapa siswa di dalam kelas belum memiliki rasa senang; ditunjukkan dengan kurang semangatnya siswa mengikuti pembelajaran. Selain itu, beliau menjelaskan bahwa ketika pembelajaran IPA berlangsung, beberapa orang siswa kurang memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru, kurang terlibat di dalam kegiatan pembelajaran, serta tidak membuat ringkasan dari materi pembelajaran yang telah diajarkan.

(23)

memperhatikan penjelasan guru serta tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Memasuki akhir pembelajaran, siswa tidak membuat ringkasan dan tidak mempelajari kembali materi yang telah diajarkan oleh guru.

Hasil wawancara diperkuat juga oleh pengisian kuisioner yang diisi oleh siswa kelas IV pada tanggal 2 Oktober 2013. Hasil perhitungan kuesioner minat menunjukkan bahwa rata-rata skor minat siswa pada indikator rasa senang adalah 3.19 dari skala 5, rata-rata skor minat siswa pada indikator memperhatikan adalah 3.21 dari skala 5, rata-rata skor minat siswa pada indikator keterlibatan adalah 3.22 dari skala 5, dan rata-rata skor minat siswa pada indikator inisiatif mencari informasi baru adalah 3.04 dari skala 5. Persentase jumlah siswa yang masuk ke dalam minimal kriteria cukup berminat adalah 56.67%.

Minat belajar yang kurang optimal juga akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hal tersebut mendorong peneliti untuk melakukan studi dokumen terhadap nilai ulangan siswa selama 2 tahun terakhir yaitu pada tahun ajaran 2011/2012 dan 2012/2013. KKM pada mata pelajaran IPA adalah 6.8. Hasil studi dokumen pada nilai siswa kelas IV tahun ajaran 2011/2012 dan 2012/2013 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas siswa adalah 7.12. Siswa yang dapat mencapai KKM yang telah ditetapkan sebesar 60.71%.

Berdasarkan hasil wawancara, yang diperkuat dengan hasil observasi dan kuisioner kepada siswa; peneliti tertarik untuk meningkatkan minat dan presatasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Pendekatan yang peneliti gunakan adalah

(24)

Pembelajaran Kooperatif, Contectual Teaching And Learning (CTL) dan Problem Based Learning (PBL).

Peneliti memilih model PBL dari model-model SCL yang ada. Peneliti memilih PBL karena peneliti meyakini PBL dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Zhang (2011:343) menjelaskan bahwa PBL merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan minat, karena aktifitas yang ada di dalam PBL di desain agar siswa dapat berkolaborasi dan memecahkan masalah yang dihadapi. Berdasarkan pemaparan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPA Menggunakan Pendekatan SCL model PBL pada siswa Kelas IV SD N Selomulyo”. Penelitian tersebut dilakukan di SD N Selomulyo dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

B. Pembatasan Masalah

(25)

C. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana meningkatkan minat belajar IPA menggunakan pendekatan SCL model PBL pada siswa kelas IV SD N Selomulyo tahun pelajaran 2012/2013?

2. Bagaimana meningkatkan prestasi belajar IPA menggunakan pendekatan SCL model PBL pada siswa kelas IV SD N Selomulyo tahun pelajaran 2012/2013?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan minat belajar IPA menggunakan pendekatan SCL model PBL pada siswa kelas IV SD N Selomulyo tahun pelajaran 2012/2013.

2. Meningkatkan prestasi belajar IPA menggunakan pendekatan SCL model PBL pada siswa kelas IV SD N Selomulyo tahun pelajaran 2012/2013. E. Pemecahan Masalah

(26)

dan 6.3 Menjelaskan hubungan antara sifat bahan dengan kegunaannya” ditingkatkan menggunakan pendekatan SCL model PBL.

F. Batasan Istilah

Agar tidak menimbulkan pertanyaan dan multi tafsir tentang suatu istilah yang akan dipakai dalam penelitian ini, maka istilah-istilah tersebut akan dijelaskan seperti di bawah ini:

1. Minat merupakan suatu rasa ketertarikan yang menetap pada suatu aktifitas dan berkeinginan terlibat di dalamnya tanpa ada paksaan.

2. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah melaksanakan kegiatan belajar, hasil tersebut dapat berupa perubahan tingkah laku dan peningkatan kemampuan siswa ke arah yang lebih baik.

3. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam berdasarkan metode ilmiah.

4. Pendekatan Student Centered Learning (SCL) merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual, kemampuan memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

(27)

6. Siswa SD kelas IV adalah sekelompok anak dengan rentang usia 9 sampai dengan 10 tahun yang berada pada tahap operasional kongkrit.

G. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Siswa

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SCL model PBL dapat meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa SD N Selomulyo pada mata pelajaran IPA, khususnya pada penguasaan materi perubahan wujud benda. 2. Bagi Guru

Hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan SCL dengan model PBL ini diharapkan memberikan motivasi kepada guru untuk menggunakan pendekatan SCL model PBL dalam kegiatan pembelajaran IPA.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan inspirasi mengenai model pembelajaran inovatif dengan menerapkan pendekatan SCL dan model PBL. 4. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat mengembangkan pengetahuan tentang pendekatan SCL dengan menggunakan model PBL dalam meningkatkan minat serta prestasi belajar siswa.

5. Bagi Pembaca

(28)

8 BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini membahas kajian teori, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. Kajian teori berisi teori pembelajaran yang relevan, minat, prestasi belajar, SCL, PBL, dan IPA. Penelitian yang relevan berkaitan dengan penelitian-penelitian tentang minat dan prestasi, serta penelitian yang menggunakan pendekatan SCL dan model PBL.

A. Kajian Teori

Pada sub bab ini membahas mengenai teori pembelajaran yang relevan, minat, prestasi belajar, SCL, PBL dan IPA.

1. Teori Pembelajaran yang Relevan

Teori belajar bermakna dari David Ausubel menjelaskan mengenai konsep belajar bermakna. Belajar bermakna merupakan proses belajar dimana informasi baru dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki seseorang yang sedang belajar (Rusman 2012: 244). Teori belajar Vygotsky menyatakan bahwa perkembangan intelektual seseorang terjadi pada saat seseorang berhadapan dengan pengalaman baru dan berusaha memecahkan masalah tersebut (Rusman 2012: 244). Menurut Ibrahim dan Nur (2000: 19) Vygotsky meyakini bahwa interaksi sosial dengan teman lain memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa.

(29)

perkembangannya melalui bantuan guru, teman dan orang lain yang memiliki kemampuan lebih (Rusman: 2012, 245). Teori belajar Piaget terkenal dengan teori kognitif yang berpengaruh penting terhadap perkembangan intelektual. Teori perkembangan kognitif Piaget dibagi dalam 4 periode utama (Suyono dan Hariyanto: 2011, 83-84). Tahap pertama adalah tahap sensori motor yang berlangsung sejak lahir hingga usia 2 tahun. Tahap kedua adalah tahap pra operasional yang berlangsung pada usia 2-7 tahun. Tahap ketiga adalah tahap operasional konkrit yang terjadi pada usia 7 sampai dengan 11 tahun. Pada tahap ini pikiran logis anak mulai berkembang. Anak mulai dapat menggunakan logika yang memadai untuk memahami alam yang berada di sekelilingnya, namun anak belum menyadari kalau mereka membuat kesalahan. Pada tahapan ini anak sudah dapat membuat kesimpulan dari sesuatu pada situasi nyata atau dengan menggunakan benda konkret. Dahar (2011: 138) menjelaskan bahwa pada tahapan operasional konkret anak sudah dapat menggunakan logikanya namun dengan menggunakan bantuan benda konkret. Tahap yang terakhir adalah tahap operasional yang berlangsung pada anak yang berusia 11 tahun ke atas.

(30)

memberikan masukan dan siap membantu siswa apabila terdapat masalah yang tidak dapat dipecahkan oleh siswa seperti konsep Scaffolding dari Bruner. Siswa kelas IV Sekolah Dasar kurang lebih berumur 10 tahun, umur tersebut menurut teori belajar Piaget ini masuk ke dalam tahap operasional konkret.

2. Minat

a. Pengertian Minat

Syah (2002: 136) menjelaskan bahwa minat (interest) adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar akan sesuatu. Memperkuat pendapat Syah, Slameto (2010: 180) menjelaskan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat tersebut pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri, semakin kuat hubungan tersebut maka minat juga semakin besar. Pendapat Slameto di atas dilengkapi oleh Surya (2003: 67) yang mengartikan minat sebagai sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu objek. Prinsip dasarnya adalah bahwa motivasi seseorang cenderung akan meningkat apabila yang bersangkutan memiliki minat yang besar dalam melakukan tindakannya.

(31)

b. Indikator Pengukur Minat

Djamarah (2008: 132) menyatakan bahwa minat dapat diekspresikan melalui: 1) pernyataan lebih suka akan sesuatu dari pada lainnya; 2) partisipasi aktif; 3) adanya perhatian yang lebih besar/ fokus pada sesuatu yang disukainya; 4) perasaan senang dalam pembelajaran. Pendapat Djamarah diperkuat oleh Mardapi (2008: 112) yang menyebutkan indikator minat sebagai berikut: 1) usaha dalam memahami; 2) membaca buku yang berkaitan dengan bidang studi; 3) bertanya di kelas; 4) bertanya kepada teman; 5) bertanya kepada orang lain; dan 6) mengerjakan soal dengan sungguh-sungguh.

(32)

Gambar 2.1 Indikator Minat

Peneliti menyimpulkan indikator-indikator minat yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Siswa memiliki rasa rasa senang saat pembelajaran IPA. Rasa senang itu diketahui ketika siswa menyiapkan alat tulis sebelum pelajaran dimulai, menunjukkan sikap yang ceria saat pembelajaran, siswa sudah siap di dalam kelas sebelum pembelajaran dimulai, siswa tidak mengeluh pada saat mengikui pembelajaran, siswa bersemangat mengikuti pembelajaran, siswa ingin mendapatkan nilai yang baik, dan siswa menyukai pelajaran IPA. 2) Indikator yang kedua adalah siswa memperhatikan saat proses pembelajaran

IPA. Perhatian tersebut dapat diketahui ketika dalam pembelajaran siswa memperhatikan seluruh proses pembelajaran, siswa menyimak penjelasan guru, siswa tidak melamun saat pelajaran IPA, siswa berkonsentrasi saat pelajaran IPA, dan siswa mencatat penjelasan guru saat pelajaran IPA.

(33)

3) Indikator yang ketiga adalah siswa terlibat dalam proses pembelajaran IPA. Keterlibatan siswa dapat diketahui ketika siswa menjawab pertanyaan guru, siswa ikut melakukan percobaan dalam kelompok, siswa bekerjasama dengan kelompok, siswa mengerjakan tugas saat pembelajaran, dan siswa menanggapi penjelasan dari guru.

4) Indikator yang terakhir adalah siswa berinisiatif mencari informasi baru. Inisiatif siswa mencari informasi baru dapat diketahui pada saat siswa belajar tanpa paksaan dari orang lain, membaca dan mencari materi dari sumber lain, mempelajari kembali materi yang sudah diajarkan, siswa bertanya hal-hal lain yang berkaitan dengan materi, siswa tertarik melakukan percobaan pada saat pembelajaran, dan siswa membuat ringkasan tanpa diminta guru mengenai materi yang telah dipelajari.

3. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

(34)

Prestasi sendiri menurut Hamalik (2000: 203) adalah usaha untuk mengetahui berapa banyak hal telah dimiliki oleh siswa setelah mempelajari keseluruhan materi yang telah disampaikan padanya. Arifin (2009: 12) menyatakan bahwa prestasi belajar berhubungan dengan aspek pengetahuan. Pendapat Arifin ini juga diperkuat oleh Kusuma dan Dwitagama (2009: 153) yang menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, biasanya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat dirumuskan bahwa prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan yang ditunjukkan dengan nilai atau angka sebagai hasil dari proses pembelajaran. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai hal. Menurut Syah (2002: 132) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa antara lain adalah bakat, kecerdasan, minat, dan motivasi. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa.

(35)

4. Student Centered Learning (SCL) a. Pengertian SCL

Student Centered Learning menurut Dello Lacovo (dalam Dan Wang 2011: 157) adalah“Student Centered Learning methods, such us small group work,

discovery methods, and project-based inquiries”. Pernyataan Dello Lacovo tersebut berarti SCL merupakan sebuah pendekatan pembelajaran dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil untuk menemukan sendiri pengetahuannya serta akan menghasilkan produk tertentu. Silberman (dalam Widharyanto, 2002: 63) menjelaskan bahwa Student Centered Learning

merupakan suatu pembelajaran yang menekankan siswa agar aktif melakukan aktifitas untuk menggali ide-ide, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang telah dipelajari. Chickering dan Gamson (dalam Widharyanto, 2002: 63) menyatakan bahwa SCL memberikan kesempatan kepada siswa untuk tidak hanya duduk di kelas, melainkan mendiskusikan apa yang siswa pelajari, menuliskannya, menghubungkannya dengan pengalaman yang dimiliki, dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

(36)

kepada siswa untuk aktif menggali informasi-informasi yang digunakan untuk memecahkan berbagai permasalahan.

b. Karakteristik SCL

Karakteristik pendekatan SCL menurut Jacobsen (2009: 228) adalah sebagai berikut: 1) siswa merupakan subjek utama atau pusat pembelajaran karena semua aktifitas pembelajaran dilakukan oleh siswa itu sendiri; 2) guru berperan sebagai pendamping yang bertugas untuk menumbuhkan sikap tanggung jawab siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh siswa itu sendiri; 3) guru memberikan penekanan pada proses pembelajaran yang dilakukan agar siswa memperoleh pemahaman yang mendalam. Pendapat dari Jacobsen tersebut diperkuat oleh pendapat pendapat Priyatmojo (2010: 7) yang menjelaskan bahwa SCL memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa, mengekplorasi bidang ilmu yang diminati oleh siswa secara bertanggung jawab, dan membangun pengetahuan siswa melalui proses pembelajaran aktif, interaktif, kolaboratif, kooperatif, kontekstual dan mandiri. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik SCL yang paling utama adalah siswa sebagai pusat pembelajaran yang melakukan aktifitasnya sendiri untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.

c. Model-model Pendekatan SCL

(37)

Learning (PBL), model pembelajaran Experiential Learning, dan model pembelajaran CTL.

(38)

pembelajaran PBL dalam penelitian ini untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.

5. Problem Based Learning (PBL) a. Pengertian PBL

Siregar dan Nara (2007: 119) menyatakan bahwa PBL merupakan sebuah model pembelajaran yang berfokus pada penyajian suatu permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa melalui serangkaian kegiatan penelitian dan investigasi berdasarkan teori, konsep, prinsip yang dipelajarinya dari berbagai bidang ilmu.

PBL menurut Trianto (2012: 90) merupakan sebuah model pembelajaran yang berdasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata. Eggen dan Don Kauchak (2012: 307) menyatakan bahwa PBL adalah seperangkat model mengajar yang menggunakan masalah sebagai fokus utama mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, materi, dan pengaturan diri.

Dutch (dalam Amir, 2009: 12) menjelaskan bahwa PBL merupakan metode

instruksional yang menantang siswa agar “belajar untuk belajar” bekerja sama

(39)

yang tidak terstruktur ketat dan mereka berusaha untuk menemukan pemecahannya yang berarti. Zhang (2011:343) menjelaskan bahwa PBL merupakan model pembelajaran yang dapat meningkat minat, karena aktifitas yang ada di dalam PBL di desain agar siswa dapat berkolaborasi dan memecahkan masalah yang dihadapi.

Berdasarkan pemaparan pengertian PBL menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa PBL merupakan sebuah model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai titik tolak kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa. PBL menuntut siswa untuk aktif dalam memecahkan permasalahan secara berkelompok. PBL bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah bagi siswa dan mampu meningkatkan minat belajar siswa.

b. Ciri-ciri PBL

Arends (dalam Trianto, 2009: 93) menjelaskan mengenai karakteristik PBL sebagai berikut:

1) Pengajuan pertanyaan atau masalah. Pembelajaran berdasarkan masalah yang bersifat sosial dan bermakna untuk siswa. Masalah yang diajukan sesuai dengan situasi kehidupan nyata (autentik), menghindari jawaban yang sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi.

(40)

3) Penyelidikan autentik. Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah yang diberikan. Siswa harus menganalisis atau mengidentifikasi masalah, mengembangkan hipotesis, membuat ramalan, mengumpul dan menganalisis informasi, melakukan eksperimen, membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan.

4) Menghasilkan produk dan memamerkannya. Pembelajaran ini menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata dan peragaan yang menjelaskan penyelesaian masalah yang telah mereka temukan

5) Kolaborasi. Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu dengan yang lainnya, dapat bekerja secara berpasangan maupun secara kelompok.

Ciri-ciri PBL yang diungkapkan oleh Arends diperkuat oleh Zhang (2011: 344-345) yang menyatakan bahwa ciri-ciri PBL adalah: (1) Pembelajaran dimulai dari sebuah permasalahan nyata yang memberikan kesempatan siswa untuk berfikir; (2) PBL mengkolaborasikan pemecahan masalah dengan cara bekerja dalam kelompok kecil; (3) PBL dapat melatih siswa untuk berfikir secara terstuktur; (4) PBL dapat melatih siswa untuk melakukan penyelidikan mengenai permasalahan yang harus dipecahkan; (5) PBL melatih siswa untuk berfikir di atas kemampuan yang dimilikinya.

(41)

Masalah tersebut menjadi dasar siswa melakukan kegiatan. PBL sendiri membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah secara bersama-sama.

c. Langkah-langkah PBL

Langkah-langkah pembelajaran yang ada di dalam model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) menurut Domi Severinus (2013: 10) adalah sebagai berikut:

1) Identifikasi masalah. Masalah yang dipilih adalah masalah dunia nyata yang agak komplek. Trianto (2009: 99) menjelaskan bahwa cara yang baik dalam menyajikan masalah adalah dengan menggunakan kejadian yang mencengangkan dan menimbulkan misteri sehingga membangkitkan minat dan keinginan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk memahami masalah, mendaftar fakta dan konsep-konsep pokok yang terlibat dalam masalah itu, mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah tersebut, mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang sudah dan yang belum dikuasai.

2) Merancang kegiatan penyelesaian masalah. Siswa dalam kelompok membuat rancangan yang berkaitan langkah penyelesaian masalah, sarana yang diperlukan, narasumber, pembagian tugas, jadwal, dan biaya.

(42)

4) Kegiatan tutorial. Secara periodik kelompok-kelompok siswa melaporkan perkembangan penyelesaian masalah kepada tim guru sebagai tutor. Dalam kegiatan ini tutor mengevaluasi dan memberikan masukan kepada kelompok untuk kegiatan selanjutnya.

5) Melanjutkan kegiatan penyelesaian masalah. Kelompok melanjutkan kegiatan penyelesaian masalah dengan mempertimbangkan masukan dari tutor.

6) Menyusun laporan. Kelompok menyusun laporan mengenai proses penyelesaian masalah dan mengidentifikasi pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dalam proses tersebut.

7) Penilaian. Penilaian dilakukan melalui observasi kinerja ketika diskusi tutorial, observasi produk berupa laporan, dapat juga disertai tes tertulis dan lisan.

Dari langkah-langkah PBL yang telah dijelaskan di atas, PBL merupakan sebuah model pembelajaran yang konstruktivisme, yang dapat mengaktifkan siswa dalam melakukan kegiatan pemecahan masalah melalui kerja kelompok. 6. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

a. Pengertian IPA

(43)

hakikat IPA meliputi pengetahuan tentang alam yang diperoleh lewat proses ilmiah yang dilandasi oleh sikap ilmiah sehingga dihasilkan produk ilmiah. Iskandar (2001: 1) juga menjelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan dalam alam. Berdasarkan pendapat di atas, dapat dirumuskan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pengetahuan tentang alam yang didapatkan melalui proses penemuan yang terorganisir atau dilandasi oleh sikap ilmiah.

b. Tujuan Pembelajaran IPA

Iskandar (2001: 2) menjelaskan bahwa pengajaran IPA mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Tujuan-tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut: 1) memahami alam sekitarnya, meliputi benda-benda alam dan buatan manusia serta konsep-konsep IPA yang terkandung di dalamnya; 2) memiliki ketrampilan untuk mendapatkan ilmu, khususnya IPA yang berupa ketrampilan proses; 3) memiliki sikap ilmiah dalam mengenal alam sekitarnya dan memecahkan masalah yang dihadapinya, serta menyadari kebesaran penciptanya; 4) memiliki bekal pengetahuan dasar yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

(44)

c. Materi Perubahan Wujud Benda

Standar Kompetensi dalam penelitian ini adalah “6. Memahami beragam sifat dan perubahan benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya”. Kompetensi Dasar: “Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair  padat  cair; cair  gas  cair; padat  gas”. Materi yang dipelajari dalam penelitian ini adalah perubahan wujud benda. Benda dapat berwujud padat, cair, dan gas (Rositawaty, 2008: 99). Benda juga dapat berubah dari wujud satu kewujud lainnya. Rositawaty (2008: 99) menjelaskan bahwa, perubahan wujud benda dari cair ke padat disebut pembekuan, perubahan wujud benda padat ke cair disebut pencairan, perubahan wujud benda cair ke gas disebut penguapan, dan perubahan wujud benda dari gas ke cair disebut pengembunan.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian pertama yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian oleh Daratri (2013) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Terhadap Minat dan Kesadaran Siswa akan Nilai Globalisasi pada Siswa Kelas

IV SD Negeri Kledokan”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui 1) pengaruh

(45)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model PBM berpengaruh terhadap minat dan kesadaran siswa akan nilai globalisasi pada siswa kelas IV SD Negeri Kledokan pada tahun ajaran 2012/2013. Hal ini ditunjukkan dengan harga sig. 2-tailed) pada aspek minat <0,05 yaitu 0,011. Sehingga Hi diterima maka H0 ditolak. Dapat dikatakan bahwa model PBM berpengaruh secara signifikan terhadap minat. Pada aspek kesadaran siswa akan nilai globalisasi hasil analisis statistik menunjukkan harga sig. (2-tailed)<0,05 yaitu 0,000. Sehingga Hi diterima H0 ditolak. Dapat dikatakan bahwa model PBM berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran siswa akan nilai globalisasi.

Dewi (2013) melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Perhatian dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VB SD Negeri

Denggung pada Mata Pelajaram IPS Menggunakan Media Bagan”. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui 1) penggunaan media bagan dalam upaya meningkatkam perhatian IPS; 2) penggunaan media bagan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar IPS siswa.

(46)

nilai rata-rata kelas yang sebelumnya 67.52 meningkat menjadi 78.33. Selain itu jumlah siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal berjumlah 52.71% meningkat menjadi 70.27%.

Asni (2011) yang melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 175 Pekanbaru”. Hasil penelitian pada akhir siklus I menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari skor sebelum diterapkan model PBL yaitu sebesar 11,26. Hal ini terjadi karena siswa belum terbiasa dengan model yang diterapkan sehingga masih banyak kekurangan pada saat proses kegiatan mengajar. Sehingga perlu dilaksanakan silkus II. Hasil belajar siklus II menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dari hasil belajar siklus I , yaitu sebesar 11,79. Siswa mulai sangat antusias karena proses pembelajaran yang berbeda. Jadi total peningkatan hasil belajar ujian akhir siklus I dan siklus II adalah 23,05. Kesimpulan penelitian yang telah dilakukan adalah PBL dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 175 Pekanbaru

Selain dari karya ilmiah di atas, terdapat artikel penelitian yang disusun oleh Paul Suparjo (2011).dengan judul “Penggunaan Problem Based Learning (PBL)

untuk Meningkatkan Pengertian, Kerjasama, dan Minat Mahasiswa dalam

Mempelajari Termofisika Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika,

Universitas Sanata Dharma, Semester Pertama, Tahun Akademik 2010/ 2011”.

(47)

kategori yang positif, terlihat dari frekuensi jawaban mahasiswa (A+B) untuk kerjasama mahasiswa, keaktifan mahasiswa, dan suasana kerja kelompok, semuanya lebih dari 70%. Minat dan kesenangan mahasiswa belajar dengan PBL juga termasuk ke dalam kategori positif. Frekuensi mahasiswa yang memilih jawaban (A+B) untuk persoalan senang belajar termofisika dengan PBL, keinginan menggunakan model PBL pada pelajaran fisika yang lain, dan merasa lebih berminat belajar fisika dengan PBL semuanya lebih tinggi dari 70 %. Kesimpulan penelitian yang telah dilakukan adalah PBL dapat membantu mahasiswa meningkatkan pengertian, kerjasama, dan minat belajar mahasiswa dalam mempelajari termofisika, Universitas Sanata Dharma, semester pertama, tahun akademik 2010/ 2011.

Wang (2011) juga menuliskan sebuah artikel penelitian yang berjudul ”The dilemma of time: Student Centered teaching in the rural classroom in China”.

(48)

dengan 80 siswa. Peneliti memperoleh data dari observasi, obervasi partisipan, dan wawancara yang tidak terstuktur dari guru dan wakil kepala sekolah

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa guru di pedesaan enggan untuk menggunakan pembelajaran yang berpusat kepada siswa dengan berbagai alasan. Alasan utama adalah pembelajaran berpusat pada siswa membutuhkan banyak waktu dan pembelajaran terkadang di luar rencana yang sudah ada. Penelitian ini juga menemukan fakta bahwa siswa merupakan salah satu faktor bagi guru untuk menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan.

Gambar 2.2: Bagan Litterature Map

Litterature map di atas menjelaskan mengenai keterkaitan antara penelitian yang sudah dilakukan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti. Penelitian yang pertama adalah penelitian mengenai pengaruh penggunaan SCL, penelitian kedua dan ketiga adalah penelitian menggunakan model PBL, Penelitian keempat mengenai minat, dan penelitian terakhir adalah penelitian mengenai prestasi

SCL PBL Minat Prestasi

Wang (2011) Daratri (2013)

Paul Suparjo

(2013) Dewi (2013)

Asni (2011)

(49)

belajar. Peneliti merumuskan penelitian untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar dengan menggunakan pendekatan SCL model PBL

C. Kerangka Berpikir

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang ada di Sekolah Dasar (SD) yang sangat penting untuk siswa. Siswa SD dituntut untuk memahami setiap materi IPA yang diajarkan di sekolahnya karena materi IPA mempelajari tentang lingkungan dan alam di sekitarnya yang akan berguna bagi kehidupannya. Berdasarkan hasil wawancara yang didukung oleh hasil observasi dan kuesioner yang dilakukan pada siswa kelas IV SD N Selomulyo diperoleh data bahwa minat siswa terhadap pembelajaran IPA kurang optimal. Hasil perhitungan kuesioner minat siswa didapatkan rata-rata skor minat siswa yaitu: indikator rasa senang sebesar 3.19 dari skala 5; indikator memperhatikan sebesar 3.21 dari skala 5; indikator keterlibatan sebesar 3.22 dari skala 5; dan indikator inisiatif mencari informasi lain sebesar 3.04 dari skala 5. Persentase jumlah siswa yang mencapai minimal cukup berminat adalah 56.67%. Selain itu, berdasarkan hasil studi dokumen diperoleh data bahwa rata-rata nilai ulangan siswa selama 2 tahun terakhir adalah 7.12 dan siswa yang mampu mencapai KKM sebesar 60.71% dari KKM 68.

(50)

pembelajaran yang menekankan siswa sebagai pusat pembelajaran. PBL merupakan salah satu contoh model SCL yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk memecahkan sebuah permasalahan melalui berbagai kegiatan penelitian atau investigasi. Langkah-langkah dalam model PBL adalah Domi Severinus (2013: 10) adalah sebagai berikut: 1) Identifikasi masalah; 2) Merancang kegiatan penyelesaian masalah; 3) melaksanakan kegiatan penyelesaian masalah 4) kegiatan tutorial; 5) melanjutkan kegiatan penyelesaian masalah; 6) menyusun laporan; dan 7) penilaian.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan SCL model PBL dalam pembelajaran IPA siswa kelas IV SD N Selomulyo. Materi pembelajaran adalah perubahan wujud benda serta sifat dan bahan penyusun benda. Peneliti berharap penggunaan model pendekatan SCL model PBL dapat meningkatkan minat belajar siswa . Peneliti juga berharap dengan meningkatnya minat siswa dalam pembelajaran IPA, prestasi belajar siswa juga akan meningkat.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka berpikir di atas dapat dirumuskan 2 hipotesis penelitian sebagai berikut:

(51)

lain. Tujuh langkah tersebut adalah: 1) identifikasi masalah; 2) merancang kegiatan pemecahan masalah; 3) melaksanakan kegiatan pemecahan masalah; 4) kegiatan tutorial; 5) melanjutkan kegiatan pemecahan masalah; 6) pelaporan; dan 7) penilaian. Peningkatan minat tersebut didukung dengan pemberian masalah yang nyata dan menarik kepada siswa serta pemecahannya dilakukan secara berkelompok.

(52)

32 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III ini membahas mengenai jenis penelitian yang dilakukan, setting penelitian, jadwal penelitian, rencana tindakan, indikator dan pengukurannya, teknik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, validitas reliabilitas dan

indeks kesukaran, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suharsimi Arikunto (2008: 3) Penelitian Tindakan Kelas

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar dengan memberikan

sebuah tindakan yang diarahkan guru untuk dilakukan oleh siswa. PTK bertujuan

untuk meningkatkan dan memperbaiki praktik pembelajaran di kelas. Selain itu,

PTK juga bertujuan untuk meningkatkan relevansi pendidikan dan sasaran

akhirnya untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan. Trianto (2012: 21) PTK

bersifat siklus atau berulang-ulang apabila tujuan belum tercapai. Pengulangan

bersifat mencari jalan keluar yang lebih baik dari masalah yang muncul untuk

mencapai tujuan.

Penelitian ini menggunakan model penelitian Kurt Lewin. Model Kurt

Lewin ini merupakan model yang menjadi acuan dari berbagai model action

research, terutama classroom action research atau PTK. Menurut Trianto (2012:

29) Model Kurt Lewin terdiri dari empat komponen yaitu planning (perencanaan),

action (pelaksanaan), observation (observasi), dan reflection (refleksi) yang di

(53)

Gambar 3.1 Model Penelitian Kurt Lewin Trianto (2012: 30)

Langkah-langkah penting dalam penelitian tindakan kelas akan dijelaskan

sebagai berikut:

1. Perencanaan

Perencanaan (planning) merupakan tahapan awal untuk melakukan

penelitian tindakan kelas. Tahap perencanaan ini menjelaskan mengenai apa,

mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

Selain itu, dalam tahap perencanaan ini akan mencakup semua langkah tindakan

secara rinci seperti segala keperluan pelaksanaan PTK (materi/bahan ajar, Perencanaan

Pelaksanaan

Observasi

Refleksi Siklus 1

Pelaksanaan

Observasi

Refleksi Perencanaan Siklus 2

(54)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, lembar penilaian,

lembar evaluasi, serta hal-hal lain yang dibutuhkan di dalam penelitian).

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan tahap pengimplementasian dari semua rencana yang

telah dibuat. Pada tahapan ini guru harus menaati apa yang sudah dirumuskan

dalam rancangan, namun juga harus bersikap wajar atau tidak dibuat-buat. Pada

tahapan perencanaan dan tahapan pelaksanaan harus terkait satu dengan yang

lainnya sehingga dapat tercipta hubungan yang harmonis.

3. Pengamatan

Pengamatan merupakan kegiatan melihat dan mengamati apa yang telah

direncanakan dan dilakukan dalam penelitian. Kegiatan pengamatan ini dilakukan

bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini bertujuan untuk

memperoleh data, baik data kuantitatif maupun data kualitatif. Data tersebut berisi

mengenai pelaksanaan tindakan dan rencana yang telah dibuat, serta dampaknya

terhadap proses dan hasil instruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu

instrumen pengamatan yang telah dikembangkan oleh peneliti.

4. Refleksi

Refleksi merupakan tahapan untuk memproses data yang didapatkan melalui

kegiatan pengamatan atau observasi. Dalam refleksi, peneliti dan guru disertai

kepala sekolah bersama-sama membicarakan hasil pengamatan pembelajaran.

Refleksi ini bertujuan untuk mengetahui apakah penelitian ini sudah memperbaiki

(55)

untuk memberikan masukan kepada peneliti, guru, maupun kepala sekolah

terhadap pelaksanaan penelitian.

Paragraf-paragraf di atas menjelaskan terdapat 4 tahapan dalam PTK yaitu

perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Secara keseluruhan keempat

tahapan dalam PTK ini membentuk suatu siklus. Jika penelitian dilakukan melalui

beberapa siklus, maka dalam refleksi terakhir, peneliti menyampaikan rencana

yang disarankan.

B. Setting Penelitian

Setting penelitian ini membahas mengenai subjek penelitian, objek

penelitian, waktu penelitian, dan tempat penelitian.

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N Selomulyo tahun ajaran

2013/ 2014 kelas IV yang berjumlah 30 siswa. Terdiri dari 13 siswa laki-laki dan

17 siswa perempuan.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah peningkatan minat dan prestasi belajar siswa

kelas IV SD N Selomulyo terhadap mata pelajaran IPA tentang perubahan wujud

benda dengan pendekatakan Student Centered Learning (SCL) menggunakan

model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 11 bulan dimulai pada September 2013

(56)

4. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD N Selomulyo yang terletak di Jalan Besi

Jangkang, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

C. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 11 bulan yaitu pada bulan oktober 2013 –

Juni 2014.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Tabel 3.1 menunjukkan jadwal penelitian ini dimulai dari bulan September

2013 sampai dengan bulan Juli 2014. Persiapan penelitian dilakukan pada bulan

September sampai dengan Oktober 2013, Penelitian dilakukan pada bulan

November, penyusunan laporan dilakukan pada bulan Desember 2013 sampai

dengan Mei 2014, ujian skripsi dilakukan pada bulan Juni 2014, dan penyusunan

jurnal pada bulan Juli 2014.

D. Rencana Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Peneliti menetapkan 2 siklus

dikarenakan apabila hasil penelitian pada siklus I belum dapat meningkatkan

minat dan prestasi belajar maka penelitian ini akan berlanjut ke siklus II. Siklus I

No. Kegiatan 2013 2014

Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli

1. Persiapan 2. Penelitian 3. Penyusunan

Laporan 4. Ujian Skripsi 5. Revisi 6. Penyusunan

(57)

terdiri dari 3 pertemuan. Siklus 2 terdiri dari 2 kali pertemuan. Setiap

pertemuannya dilakukan selama 2 x 35 menit. Materi pembelajaran pada siklus I

adalah perubahan wujud benda dan materi pembelajaran pada siklus II adalah sifat

dan bahan penyusun benda. Peneiti menggunakan pendekatan SCL dan model

PBL dengan menerapkan 7 langkah model PBL dalam setiap pertemuannya.

Berikut ini merupakan langkah-langkah yang ditempuh dalam melaksanakan

penelitian:

1. Persiapan

Persiapan yang dilakukan peneliti untuk melakukan penelitian ini dimulai

dengan memilih sekolah yang digunakan untuk penelitian yaitu SD N Selomulyo.

Selanjutnya, peneliti memohon ijin kepada kepala sekolah SD N Selomulyo

untuk melakukan penelitian. Setelah mendapatkan ijin dari pihak sekolah,

selanjutnya peneliti melakukan kegiatan wawancara, observasi, penyebaran

kuesioner, dan dokumentasi data kelas. Peneliti selanjutnya mengidentifikasi

masalah yang dialami oleh siswa serta merumuskan masalah yang ada di kelas IV

SD N Selomulyo tahun ajaran 2013/2014.

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus

Kegiatan observasi yang dilakukan pada tahap persiapan memberikan

gambaran mengenai situasi kelas ketika kegiatan pembelajaran IPA,

langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Siklus I

Siklus I ini dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, di mana setiap

(58)

menggunakan pendekatan SCL dan menerapkan 7 langkah model pembelajaran

PBL dengan melakukan percobaan yang dilakukan secara berkelompok.

1) Rencana Tindakan

Pada tahap pelaksanaan ini peneliti terlebih dahulu mengkaji Standar

Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mengenai perubahan wujud

benda. Peneliti kemudian menyusun instrumen pembelajaran yang terdiri dari

silabus, RPP, LKS, dan materi ajar. Penyusunan instrumen pembelajaran dengan

menggunakan 7 langkah model pembelajaran PBL. Peneliti selanjutnya menyusun

instrumen pengumpul data yaitu rubrik pengamatan minat, kuesioner, pedoman

wawancara, dan soal evaluasi. Peneliti kemudian mengujikan instrumen

pembelajaran dan instrumen pengumpul data tersebut.

2) Pelaksanaan

Siklus ini dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, setiap pertemuannya

dialokasikan 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Kurikulum yang digunakan adalah

KTSP sehingga pada setiap pertemuannya memuat kegiatan Eksplorasi, Elaborasi,

dan Konfirmasi (EEK). Setiap kegiatan dalam EEK tersebut memuat 7 langkah

model pembelajaran PBL. Pada pertemuan pertama siswa mendapatkan

penjelasan mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari yaitu mengenai

perubahan wujud benda. Selanjutnya siswa diberikan sebuah permasalahan

mengenai peristiwa perubahan wujud benda cair menjadi padat dan sebaliknya.

Siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 6 orang

siswa. Setelah itu, siswa bekerja secara berkelompok untuk mengerjakan LKS.

(59)

pembelajaran berupa percobaan mencairkan coklat dan membekukan coklat.

Pertemuan kedua juga dilakukan dengan memberikan permasalahan mengenai

peristiwa perubahan wujud benda cair menjadi gas dan sebaliknya. Siswa

selanjutnya juga diminta untuk mengerjakan LKS yang berisi petunjuk untuk

melakukan percobaan memasukkan es ke dalam gelas dan peristiwa perebusan air.

Pada pertemuan ketiga siswa juga diminta mengerjakan LKS yang berisi

petunjuk siswa untuk melaksanakan percobaan perubahan wujud benda padat

menjadi gas dengan memanaskan kapur barus. Selanjutnya siswa mengerjakan

soal evaluasi yang telah dipersiapkan oleh guru sebelumnya. Pada akhir kegiatan

dari setiap pertemuan siswa mengisi lembar kuesioner dan lembar refleksi.

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa. Guru memberikan

wewenang kepada mahasiswa dengan alasan bahwa mahasiswa lebih memahami

tentang Pendekatan SCL, Model Pembelajaran PBL, percobaan, dan RPP yang

telah disusun.

3) Observasi

Peneliti dibantu dengan rekan peneliti melakukan observasi untuk

mengetahui minat belajar siswa pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran yang

menggunakan model PBL dengan mengisi lembar pengamatan minat. Kegiatan

observasi ini dilakukan pada pertemuan 1, pertemuan 2, dan pertemuan 3. Selain

itu, peneliti juga mendapatkan data minat yang diperoleh dari kuesioner yang

telah dibagikan kepada siswa setiap akhir pertemuan. Hasil observasi digunakan

peneliti sebagai pelengkap perhitungan kuesioner dan digunakan pada

(60)

kepada siswa dengan meminta siswa untuk mengerjakan soal pilihan ganda.

Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui prestasi belajar siswa.

4) Refleksi

Kegiatan refleksi ini dilakukan oleh peneliti bersama guru dengan mengkaji

proses pembelajaran yang telah berlangsung selama siklus I dengan menggunakan

pendekatan SCL dan 7 langkah model pembelajaran PBL. Peneliti menghitung

hasil kuesioner pada pertemuan 1, pertemuan 2, dan pertemuan 3 untuk

mengetahui peningkatan minat siswa dalam pembelajaran IPA. Hasil perhitungan

kuesioner tersebut juga didukung oleh hasil observasi yang telah dilakukan pada

siklus I. Peneliti juga menghitung hasil evaluasi belajar siswa untuk mengetahui

peningkatan prestasi belajar. Peneliti kemudian membandingkan hasil perhitungan

minat dan prestasi belajar siswa dengan kondisi awal sebelum diberikan tindakan.

Hasil perbandingan tersebut dijadikan pertimbangan bagi peneliti untuk

melanjutkan ke siklus II apabila target capaian yang telah ditentukan belum

tercapai. Apabila target capaian sudah tercapai maka siklus II akan dilanjutkan

untuk kegiatan pemantapan. Peneliti juga membuat target capaian yang akan

digunakan untuk siklus II. Selain itu, peneliti juga mengidentifikasi kesulitan,

hambatan, dan kejadian-kejadian penting yang ada di dalam kegiatan

pembelajaran.

b. Siklus II

Siklus II dilakukan dalam 2 kali pertemuan yang setiap pertemuannya terdiri

dari 2 jam pelajaran dengan menggunakan pendekatan SCL dengan 7 langkah

Gambar

Gambar 2.1 Indikator Minat
Gambar 2.2: Bagan Litterature Map
Gambar 3.1 Model Penelitian Kurt Lewin
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

- Mklumt pengetahuan sns mengenai apa, kemahiran proses sains mengenai bagaimana tntang sains.. - Mmebolehkn mrd bina soalan &amp; cari jwpn scara

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar mata pelajaran TIK siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Muntilan yang menggunakan jejaring sosial

Persediaan Bahan Baku yang dilakukan pada PT.Semen Padang. telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan

• Sepanjang tahun 2011 praktis IHSG bergerak menguat atau berada dalam kecenderungan menguat yang mana hingga pertengahan Desember indeks masih mencoba untuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan gaya hidup sehat mahasiswa S1 Peminatan Promosi Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat

total yang diperoleh individu dari item-item efikasi karir, maka semakin tinggi tingkat.. efikasi karirnya, sebaliknya semakin rendah skor total yang diperoleh individu

[r]

Photovoltaic systems can be used as an alternative emergency energy supply. in