ABSTRAK
Efektifitas In Vitro Antiseptik Fenol1,4 % Terhadap Beberapa Flora Rongga Mulut Dan Faring
Febriyan Nicolas,2002;Pembimbing I : Widura, dr., MS
Pembimbing II : Fanny Rahardja, dr., MSi
Latar belakang : Penggunaan obat semprot antiseptik rongga mulut mulai berkembang di masyarakat Indonesia, yang salah satunya mengandung fenol 1,4 %. Uji efektifitas fenol 1,4 % dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui potensi fenol 1,4 % terhadap beberapa spesies dalam rongga mulut dan faring.
Tujuan : Untuk menentukan efektifitas fenol 1,4 % terhadap beberapa mikroorganisme.
Metode : Prospektif eksperimental secara invitro dengan sampel biakan mikroorganisme adalah Streptococcus f3 haemoliticus, Streptococcus a haemoliticus, Pneumococcus dan Candida .\p.Pertama dilakukan uji pendahuluan kontrol positif dan biakan yang ditambah dengan 2 semprot fenol 1,4 %, amati hasilnya 24 jam kemudian untuk bakteri dan 72 jam kemudian untuk jamur. Kemudian untuk uji selanjutnya bandingkan hasilnya dengan biakan yang ditambah dengan saliva manusia.
HasH: Pada pemberian Fenol, tidak didapatkan pertumbuhan bakteri dan didapatkan penghambatan perturnbuhan jamur. Sedangkan pemberian saliva pengaruhnya kecil sekali sehingga dapat diabaikan.
Kesimpulan : Fenol efektif untuk membunuh beberapa bakteri dan menghambat pertumbuhan jamur, serta tidak dipengaruhi oleh saliva manusia.
Saran: Meski Fenol dinyatakan efektif untuk beberapa mikroorganisme di rongga mulut dan faring, namun konsumen tetap diharapkan berhati-hati terhadap pemakaian dosisnya dan hanya menggu.'1akannya bila benar-benar dibutuhkan. Sedangkan untuk efek sampingnya perlu dilakukan penelitian lanjutan.
ABSTRACT
PHENOL 1,4 %ANTISEPTIC IN VITRO EFFECTIVITY AGAINST SOME OF ORAL AND PHAR YNX CA VlTY FLORAS
Febriyan Nicolas, 2002; 1"1 Tutor
2'''/ Tutor
: Widura, dr., MS
: Fanny Rahardja, dr., MSI
Backgrounds: 711e use of oral antiseptic spray is beginning to develop in Indonesian society, which is one of those contain Phenol 1,4 %. Phenol 1,4 % effectivity test was performed with an object to discover phenol 1,4 %potention against some (~loral and pharynx cavity ,~pecie,~'.
Objective: To conclude phenol 1,4 % effectivity against some micro organisms.
Method: Fro,'pective experimental according to invitro way using micro organism culture samples namely Streptococcus f3 haemolticus ,
Streptococcus a
haemoliticus, Pneumococcus, and Candida "~poThefirst was carried out positive control introduction tests and cultures which were added with 2 5prays ~r phenol 1,4%, observed the result 24 hours laterfor bacteria and 72hours later for fungus. A.fierwards for the next tests compared the result to cultures with
human's saliva in addition.
Result: On phenol supply cultures, weren't found bacteria's growth and were found a delay in fungus growth. Whereas saliva supply gave an insignificant influence so it could be djj'regarded.
Conclusion: Phenol is effective to kill some bacterias and pursue fungus growth, and also doesn't influenced by human's saliva.
Recommendations: h:ven phenol is stated effective against some micro organisms in oral and pharynx cavity, but it is still to be hoped that the consumer beware of phenol dosage use and use it in necessary only. Whereas to examine the side effect, The continuous study will be needed.
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ...ii
SURA T PERNY AT AAN ... .. . .iii
ABSTRAK iv
A BSTRA CT. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . . .. . . .. . . .. .. . . ... .. .. .. . .. .. . . .. . . ... . . .. v
KATA PENGANTAR
vi
DAFTAR IS!
...
..vii
DAFT AR TABEL. .
..
. ... . .. . .ix
BAB1.PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ..1
1.2 Identifikasi Masalah ...2
1.3 Maksud Dan Tujuan.. 2
1.4 Kegunaan peneli tian. .. .. .. . . .. . . .. . .. .. ... .. . . .. . .. ... . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .2 1.5 Kerangka pemikiran. . . ... . . .2
1.6 Metode 3
1.7 Lokasi Dan Waktu ... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keadaan Rongga Mulut Dan Faring Manusia. ...
4
2.2 Mikroflora Mulut Dan Faring.
4
2.3 Pengendalian Mikroba
6
2.4 S ali va. . . .. . .. . . .. . .. . . .. . .. . .. . . . .. . . .. .. . .. .. . .. . . .. . . .7 2.5 Cara KeIj a Zat Antimikrobial.. . .. . .. .. ... .. . .. . .. . . .. . ... . .. . . .. . . ... 8
2.6 F enD 1. . .. . .. . . .. . .. . .. . . .. . . .. .. . . . .. . . . .. . . .. . . .. 11
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Alat Dan Bahan. . . .. . . ... 14
3.2 Metode Penelitian 14
3.2.1 Desain Penelitian 14
3.2.2 Prosedur Kerja 15
3.2.3 Metode Analisis ..16
BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasi1 Penelitian
..17
4.2 Pembahasan
.. .
.
. ..
... . ... ..
... . ..
...20
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 21
5.2 Saran . .. . . .. . . .. . .. . .. . . . .. . . . .. . .. . .. . . .. . .. . ..21
DAFT AR PUST AKA ..22
RIW A YAT HID UP . . .. . . .24
LAMPIRAN
. .. . .. .
..
.
... ... . ...25
DAFT AR T ABEL
Tabel 2.1 Peranan Saliva Dalam Kesehatan Mulut... ... ... ... ... ... ... ... 9
Tabel4.1 Hasil Kontrol Positif... ... ... ... ... ... ... ... ... ...15
Tabel4.2 Pertumbuhan Kuman Pada LAD ... ... ... ... .15 Tabel4.3 Pertumbuhan Candida sp. Pada SDA Dan Hasil Pengujian Hipotesis
Dengan Uj i Statistik Menurut " t test" . .. ... ... . . . .. . . ... . . . .. . . .. . ..16
BABI PENDAHlJLUAN
1.1. Latar Belakang
Kesehatan dan kesejahteraan kita dalam banyak hal tergantung kepada
kemampuan kita untuk mengendalikan populasi mikroba
(Pelczar dan Chan,
1988 ). Pengendalian dalam konteks ini berarti penghambatan, pembasmian, atau
penyingkiran populasi di dalam atau pada beberapa bahan atau lingkungan.
Berbagai sarana dan metode fisik atau substansi kimia tersedia untuk tujuan
tersebut.
Tersedia beribu-ribu zat kimia untuk mengendalikan mikroorganisme. Setiap zat kimia mempunyai keterbatasan, bila digunakan dalam kondisi praktis. Selain itu, pemilihan bahan kimia dipengaruhi juga oleh hasil antimikrobial yang diharapkan dari padanya ( Pelczar dan Chan, 1988 ).
Cara kerja zat-zat kimia dalam menghambat atau mematikan mikroorganisme itu berbeda-beda, beberapa diantaranya mengubah struktur dinding sel atau membran sel, yang lain menghambat sintetis komponen-komponen selular yang vital atau yang mengubah keadaan fisik bahan selular
( Pelczar dan Chan, 1988; Jawetz dkk., 1980
).Miroorganisme yang dapat merugikan sehingga memerlukan pengendalian
antara lain
Streptococcus sp.(
75-100% ) dan
Candida albicans
(6-50%) dalam
rongga mulut dan tenggorokan (Pelczar dan Chan, 1988; Jawetz dkk., 1980 ).
Fenol adalah suatu antiseptik dan desinfektan yang dianggap baik bagi
pengendalian
orgamsme
secara
kimiawi.
Fenol
dapat
bersifat
bakterisidal/fungisidal
dan bakteriostatik bergantung pada konsentrasi yang
digunakan, terutama terhadap bakteri gram positif, sedangkan pada konsentrasi
yang tinggi cukup efektif terhadap bakteri gram negatif, selain itu juga efektif
untuk beberapa mikrobakteri dan jamur
( Alcamo, 1983; Pelczar dan Chan,
2
1.2. Identifikasi Masalah
Apakah fenol 1,4% efektif sebagai antiseptik untuk mengendalikan mikroorganisme dalam rongga mulut dan faring?
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk menguji efektifitas antiseptik dari
persenyawaan fenol 1,4 % terhadap
Slreplococcus sp.
dan
Candida sp.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah persenyawaan fenol
1,4% efetif sebagai antiseptik bagi
Slrep/ococcus sp.
dan
Candida .'p.
1.4. Kegunaan Penelitian
Kegunaan akademis hasil penelitian adalah dapat memperluas wawasan ilmu pengobatan dan pengetahuan, sedangkan kegunaan praktisnya adalah dapat diharapkan dapat menjadi masukan bagi konsumen dalam pemakaian produk pereda sakit tenggorokan yang bermanfaat dan aman.
1.5. Kerangka Pemikiran
Rongga mulut dan tenggorokan adalah salah satu rongga di tubuh kita yang kontak dengan lingkungan di luar tubuh manusia sehingga dapat dianggap sebagai tempat yang kotor karena mengandung banyak mikroorganisme, yaitu selain flora normal yang keberadaannya dapat melindungi mukosa mulut dan tenggarokan, juga terdapat mikroorganisme lain yang bersifat patogenik. Maka diharapkan apabila mikroorganisme yang patogen tersebut dapat dihilangkan dengan pemberian antiseptik, penyakit-penyakit tertentu yang menyerang rongga mulut dan tenggorok dapat dibantu penyembuhannya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirangkumkan hipotesis sebagai berikut :
Fenol cukup efektif sebagai bahan antiseptik rongga mulut yang efektifitasnya
tidak dipengaruhi saliva.
1.6. Metode
Penelitian dilakukan secara prospektif experimental,
dengan metode
mengevaluasi
kemampuan
fenol
menghambat
pertumbuhan
beberapa
mikroorganisme rongga mulut dan faring. Uji statistik dilakukan menurut T-test.
1.7. Lokasi dan Waktu
21
BABV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa obat C yang
mengandung fenol efektif untuk membunuh
Streptococcus sp.
dan menghambat
pertumbuhan
Candida sp.,
serta tidak dipengaruhi oleh saliva.
5.2. Saran
Oleh karena sam pel yang diperiksa dalam penelitian ini hanya 10 koloni, perlu penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel dan variasi mikroorganisme yang lebih banyak serta percobaan pada manusia untuk menghasilkan suatu rekomendasi bagi konsumen secara umum.
Oleh karena fenol memiliki efek samping yang merugikan antara lain fenol bersifat kaustik dan korosif terhadap mukosa saluran cerna dan mulut dan gejala intoksikasi fenol terhadap SSP dan pernafasan, maka dalam penggunaannya sebagai antiseptik rongga mulut dan faring, konsumen dianjurkan untuk berhati-hati terhadap dosis pemakaian sehari-hari dan sebaiknya hanya menggunakannya apabila benar-benar dibutuhkan.
22
DAFT AR PUST AKA
AMA Department of Drugs. 1980. AMA Drug Evaluations. Forth edition. United States of America: American Medical Association. 1022-1023 Alcamo I.E. 1994. Fundamentals of Microbiology. Fourth edition. Farmingdale.
New York: Benjamin/Cumming's Publishing Inc. 512-514
Azalia A. dan Udin S. 1998. Obat Lokal dalam Farmakologi £Ian Terapi. Edisi keempat. Jakarta: Penerbit Bagian Farmakologi Universitas Indonesia. 517-518
Brock and Brock. 1978. Basic Microbiology with applications. Second edition. New Jersey: Prentice Halllnc.114
Burnett G.W. dan Henry W.S. 1964. Oral Microbiology and Infectious Disease. Calcutta: Oxford Book Co. 276-282, 308-324
Caranza F.A. dan Michael G.N. 1996. Clinical Periodontolof!.}'. Eight edition. Philadelphia: W.B. Saunders Company. 108-109
Goldman H.M. dan Cohen D.W. 1980. Periodontal Therapy. Sixth edition. St. Louis: The C.V. Mosby Co. 54-55
Goodman and Gilman's.1975. The Pharmacological Basis q( Therapeutics. Sixth edition. London: Macmillan Publishing Co. INC. 967, 1078-1080
Jawetz
M., Edward A.A., Geo F.B., et al.
2001.Microbiology Kedokteran.
Penerjemah dan editor: Bagian Microbiology FK Airlangga. Edisi keduapuluhdua. Jakarta: Salemba Medika. 280-281
Katzung B.G. 1987. Basic and Clinical Pharmacology. Third edition. United States of America: Lange Medical Publications. 604-605
Langley L.L. dan E. Cheraskin. 1956. The Physiological Foundation (~(Dental Practice. Second edition. St. Louis: The C.V. Mosby Company.410-412
Pelczar M.J., E.C.S. Chan, Noel R.K. 1986. Microbiology. Fifth edition. USt..: McGraw Hill INC. 491-493
23
http://arbl.cvmbs.colostate.edu/hbooks/pathphys/digestion/pregastric/salivary .htmI
; 2002
http://nidr.nih.gov/spectrum/NIDCR2I2grasec5 .
htm; 1998
http://www.bact.wisc.edu,page1-4; 2000