• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Pajak dalam Rangka Meminimalkan Pembayaran Pajak Penghasilan (Studi Kasus pada Perusahaan X di Jakarta).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perencanaan Pajak dalam Rangka Meminimalkan Pembayaran Pajak Penghasilan (Studi Kasus pada Perusahaan X di Jakarta)."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Perencanaan pajak merupakan langkah awal dalam manajemen pajak. Manajemen pajak itu sendiri adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuidasi yang diharapkan. Banyak perusahaan menggunakan perencanaan pajak ini untuk meminimalkan pajak penghasilan perusahaannya. Berkenaan dengan hal tersebut, maka penelitian ini mencoba untuk mengidentifikasi variabel yang digunakan untuk membedakan. Adapun variabel yang digunakan meliputi pajak penghasilan perusahaan dan perencanaan pajak. Perencanaan pajak dilakukan dengan mengacu pada peraturan-peraturan perpajakan yang ada. Metode penelitian yang digunakan adalah simpangan baku, dimana hipotesanya berupa Ho: perencanaan pajak tidak mempunyai perbedaan yang signifikan terhadap pajak penghasilan, dan Ha: perencanaan pajak mempunyai perbedaan yang signifikan terhadap pajak penghasilan. Model simpangan baku digunakan dalam penelitian ini sebagai model untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan pajak mempunyai perbedaan yang signifikan terhadap pajak penghasilan yang harus dibayar perusahaan, dimana pajak penghasilan yang dibayar perusahaan sebelum perencanaan pajak lebih besar dibandingkan dengan setelah perencanaan pajak.

(2)

vii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PENGESAHAN ………. ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ……… iii

(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

2.1.5 Penggolongan Pajak ……….…….. 15

2.1.6 Tata Cara Pemungutan Pajak ………. 17

2.2. Pajak Penghasilan ………. 18

2.2.1 Pengertian Pajak Penghasilan ……… 18

2.2.2 Subyek Pajak Penghasilan ………. 19

2.2.3 Obyek Pajak Penghasilan ……….. 21

2.2.4 Pengurang Penghasilan Bruto ……… 25

2.2.5 Ketentuan-Ketentuan Lain ………. 32

2.2.6 Penghasilan Kena Pajak ………. 34

2.2.7 Penghasilan Tidak Kena Pajak ………... 35

2.2.8 Tarif Pajak ……….. 36

2.2.9 Cara Menghitung Pajak Penghasilan ……….. 37

2.2.10 Undang-Undang Perpajakan ………. 38

2.3. Manajemen Pajak ………. 39

2.3.1 Tujuan Manajemen Pajak ………. 39

2.3.2 Fungsi Manajemen Pajak ……….. 39

2.4. Perencanaan Pajak ……… 40

2.4.1 Pengertian Perencanaan Pajak ………... 40

2.4.2 Manfaat Perencanaan Pajak ………... 42

2.4.3 Perbedaan Antara Penghindaran Pajak dan Penyelundupan Pajak………. 42

2.4.4 Tahapan Perencanaan Pajak ………... 43

2.4.4.1 Menganalisis Informasi yang Ada ………. 44

(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.4.4.3 Evaluasi Atas Perencanaan Pajak ……….. 48

2.4.4.4 Mencari Kelemahan & Memperbaiki Rencana Pajak .. 49

2.4.4.5 Memutakhirkan Rencana Pajak ………. 50

2.4.5 Formula Umum dari Perencanaan Pajak ………... 51

2.5. Hal-Hal yang Berkaitan dalam Perencanaan Pajak ………. 52

2.5.1 Alasan-alasan Dilakukan Perencanaan Pajak ………... 52

2.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Wajib Pajak dalam Perencanaan……… 53

2.5.3 Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Melakukan Perencanaan Pajak ………. 54

2.5.4 Prinsip Penghematan Pajak yang Dapat Ditempuh Perusahaan 55

2.5.5 Pengendalian Pajak ……….. 56

2.5.6 Hubungan Perencanaan Pajak dan PPh Terutang ………… 56

BAB III METODE PENELITIAN ……… 60

3.1. Metode Penelitian ……… 60

3.1.1 Penentuan Topik Penelitian ……….. 61

3.1.2 Pengidentifikasian Masalah ……….. 61

(5)

x Universitas Kristen Maranatha

4.2. Perhitungan Pajak Penghasilan Tahun 2007 Sebelum Perencanaan Pajak ……… 80

4.2.1 Laba ………. 80

4.2.2 Deskripsi Tentang Biaya pada Laporan Laba/Rugi Perusahaan 82 4.3. Perhitungan Pajak Penghasilan Tahun 2007 Setelah Perencanaan Pajak ……… 89

4.3.1 Laporan Laba / Rugi dengan Perencanaan Pajak …………. 89

(6)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

(8)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I Tabel Distribusi t …... 101

Lampiran II SSP ………... …. 102

Lampiran III SPT Tahunan ………. …. 103

(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pajak merupakan salah satu sumber utama penerimaan negara. Penerimaan ini digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran rutin negara, seperti menjalankan pemerintahan dan melakukan pembangunan. Untuk mendukung kelancaran kegiatan-kegiatan tersebut, maka negara mengharapkan seluruh warganya yang telah memiliki penghasilan untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembiayaan negara. Pemerintah memandang pajak sebagai suatu hal yang penting bagi kelangsungan negara ini. Oleh karena itu, negara membuat peraturan perundang-undangan perpajakan bagi orang pribadi maupun badan untuk melakukan kewajiban perpajakan.

Berdasarkan sudut pandang perekonomian, pajak juga dapat diartikan sebagai pemindahan sumber daya dari sektor privat (perusahaan) ke sektor publik. Pemindahan sumber daya ini merupakan biaya bagi perusahaan dan akan mempengaruhi daya beli (purchasing power) atau kemampuan belanja (spending power) perusahaan. Semakin besar pemindahan sumber daya dari sektor privat ke sektor publik tersebut, maka daya beli atau kemampuan perusahaan akan semakin berkurang. Hal ini dapat mengganggu jalannya aktivitas perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus mengelola dengan baik kewajiban pajaknya.

(10)

Bab I Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha perusahaan. Salah satu kriteria untuk menilai kinerja perusahaan adalah dilihat dari laba bersih perusahaan tersebut. Laba ini dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan yang akan digunakan untuk kelangsungan hidup perusahaan dengan menginvestasikan kembali keuntungan yang didapat atau dapat pula dibagikan kepada para pemilik / pemegang saham. Oleh karena itu, perusahaan pastinya akan meminimalkan pembayaran pajaknya agar laba bersihnya menjadi optimal. Upaya meminimalkan pajak perusahaan dapat dilakukan dengan beberapa cara, baik itu secara legal yang masih berada dalam koridor peraturan perpajakan sampai cara ilegal yang melanggar peraturan perpajakan. Upaya meminimalkan pajak biasanya disebut juga dengan perencanaan pajak (tax planning) atau tax sheltering. Umumnya proses perencanaan pajak merujuk pada proses merekayasa usaha dan transaksi wajib pajak supaya utang pajak berada dalam jumlah pajak yang minimal tetapi masih berada dalam koridor peraturan perpajakan. Perencanaan pajak juga sering disebut sebagai penghindaran pajak (tax avoidance). Penghindaran pajak merupakan cara rekayasa yang legal, berbeda dengan cara penyelundupan pajak (tax evasion) yang merupakan cara ilegal dalam meminimalkan beban pajak dengan melanggar ketentuan perpajakan yang sudah ada.

(11)

Bab I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia.

Seharusnya dalam melakukan Tax Planning, kita harus menyeleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan, dengan mengumpulkan dan meneliti peraturan perpajakan. Dengan meneliti peraturan-peraturan perpajakan, kita dapat mencari tahu hal-hal apa sajakah yang dapat diatur atau direncanakan, kemungkinan-kemungkinan apa yang bisa terjadi, dan juga kita dapat mengetahui alternatif terbaik yang dapat digunakan untuk mengurangi beban pajak. Dengan demikian, perusahaan tidak akan terjebak dalam masalah penyelundupan atau penggelapan pajak yang secara nyata melanggar hukum dan dapat mengakibatkan adanya sanksi dari pemerintah yang pada akhirnya akan merugikan perusahaan.

Perusahaan sangat mungkin melakukan usaha penghematan pajak yang melanggar perundang-undangan. Beberapa faktor yang memotivasi wajib pajak untuk melakukan penggelapan pajak adalah :

Tax Required To Pay, besarnya jumlah pajak terutang yang harus

dibayarkan maka semakin besar pula kecenderungan wajib pajak untuk melakukan pelanggaran.

Cost Of Bribe, biaya untuk menyuap fiskus. Semakin kecil biaya untuk

menyuap fiskus maka semakin besar pula kecenderungan wajib pajak untuk melakukan pelanggaran.

Probability Of Detection, semakin kecil kemungkinan suatu pelanggaran

(12)

Bab I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha Size Of Penalty, semakin ringan sanksi yang dikenakan terhadap

pelanggaran, maka semakin besar kecenderungan wajib pajak untuk melakukan pelanggaran.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berkaitan dengan perencanaan pajak yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat mengelola kewajiban pajaknya dengan baik dan sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Oleh karena itu, skripsi ini diberi judul :

“PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MEMINIMALKAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN “.

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam skripsi ini, penulis mengidentifikasikan beberapa masalah yang akan dibahas pada bab II. Adapun masalah-masalah tersebut di antaranya :

1. Bagaimana perencanaan pajak dilakukan?

2. Seberapa jauh perbedaan pajak, sebelum dan sesudah diadakannya

perencanaan pajak?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan indentifikasi masalah diatas, penulis akan melakukan penelitian yang bertujuan untuk :

1. Mengetahui bagaimana perencanaan pajak dilakukan di Perusahaan.

(13)

Bab I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha

1.4 Kegunaan Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis berharap bahwa tulisan dan penelitian ini akan dapat berguna bagi :

1. Peneliti

Dalam membuat karya ilmiah ini, penulis akan berusaha mencari jawaban atas indentifikasi masalah yang telah ditentukan dari berbagai sumber-sumber seperti buku, internet, koran/majalah, artikel, serta dari para pengajar. Oleh karena itu diharapkan melalui penelitian ini, pengetahuan dan wawasan penulis dapat bertamabah, khususnya dalam bidang / ilmu perpajakan yang sedang diteliti.

2. Perusahaan Yang Diteliti

Melalui kesedian perusahaan yang menjadi tempat penelitian bagi penulis, perusahaan dapat mengetahui manfaat melalui hasil karya ilmiah ini. Perusahaan juga dapat mengetahui cara-cara yang benar atas perencanaan pajak yang diterapkan untuk meminimalkan pajak terutang. Perusahaan juga dapat mengetahui perbandingan penghasilan yang akan dibayarkan perusahaan sebelum maupun sesudah adanya perencanaan pajak. Serta perusahaan juga dapat mengantisipasi jika dampak dari perencanaan pajak yang akan merugikan perusahaan.

3. Mahasiswa

(14)

Bab I Pendahuluan 6

(15)

94 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan skripsi dengan judul “ Perencanaan Pajak Dalam Meminimalkan Pembayaran Pajak Penghasilan” adalah

perusahaan dapat melakukan perencanaan pajak sebagai berikut:

1. Setelah melakukan evaluasi atas perhitungan PPh pada perusahaan, maka

usulan perencanaan pajak yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah: • Mengoptimalkan biaya yang semula biaya pengobatan menjadi

tunjangan kesehatan dengan peraturan perpajakan yang ada. Biaya pengobatan tidak boleh dibebankan oleh perusahaan, oleh karena itu biaya pengobatan dioptimalkan dengan cara menjadikannya tunjangan kesehatan, dimana tunjangan kesehatan ini akan menambah penghasilan karyawan, maka boleh dibebankan oleh perusahaan.

• Mengoptimalkan biaya yang semula biaya makan menjadi tunjangan

(16)

Bab V Kesimpulan dan Saran 95

Universitas Kristen Maranatha • Biaya PPh 21 sepenuhnya ditanggung oleh perusahaan.

• Biaya pulsa karyawan yang boleh dibebankan perusahaan hanya

50%nya saja.

• Biaya kendaraan dan pemeliharaan mobil manager yang boleh

dibebankan perusahaan hanya 50%nya saja.

• Biaya penyusutan aktiva tetap yang dihitung sesuai dengan ketentuan

perpajakan. (Pasal 11 ayat (6))

• Biaya perjalanan yang mana gratifikasi serta biaya-biaya lain yang

tidak mempunyai bukti harus dibebankan oleh perusahaan.

2. Perbedaan yang terjadi dalam perusahaan adalah dimana pajak penghasilan

yang harus dibayarkan perusahaan lebih minimal dari sebelumnya. Dimana sebelum penerapan perencanaan pajak, pajak penghasilan yang harus dibayar perusahaan adalah Rp 1.751.540.000, dan setelah perencanaan pajak menjadi Rp 1.693.856.818. Dengan begitu perusahaan dapat menghemat pajak penghasilannya sebesar Rp 57.683.182.

5.2 Saran

(17)

Bab V Kesimpulan dan Saran 96

Universitas Kristen Maranatha 2. Disarankan agar perusahaan menaggung PPh 21 karyawannya

(18)

96 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Direktoran Jendral Perpajakan. (2004). Memahami Tax Planning. Indonesia Tax Review,Jakarta OJP.

Ilyas, W.B., Waluyo. (2002). Perpajakan Indonesia (Buku satu). Penerbit Salemba Empat,Jakarta.

Mardiasmo. (2003). Perpajakan (Edisi revisi). Edisi XI, Andi Offset,Yogyakarta. Meliala, T.S. (2006). Perpajakan dan Akuntansi Pajak. Edisi Ketiga, Penerbit Mitra

Wacana Media,Jakarta.

Suandy, E. (2001). Perencanaan Pajak,Penerbit Salemba Empat,Jakarta.

Suandy, E.(2003). Perencanaan Pajak. Edisi Revisi,Penerbit Salemba Empat,Jakarta.

Sugiyono. (2005). Statistika untuk Penelitian. Cetakan kelima,Penerbit CV Alfabeta,Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Proba honek konplexutasun morfologikoak idazkeran eragina ote duen ikertzen du.Horretarako hiru motatako hitz polimorfemikoen multzoak aukeratu dira: atzizki flexibo

Untuk mengetahui hubungan antara kreativitas terhadap hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Inkuiri menggunakan media virtual dan model

Sebagaimana yang tertuang dalam Perda Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2008 Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Timur dibentuk sebagai unsur pendukung Gubernur

dalam penelitian ini adalah Apa bentuk-bentuk dan pemanfaatan bantuan bagi korban banjir bandang yang bertahan di wilayah

Antofo^i Cayen Ben^Hef Bahasa dan Sastra Indonesia Cum SLTP Kaiiyaten Bantuf 153.. Terlihat pohon besar di ujung jalan yang agak menurun, batu-batu tertata rapi, tampak sangat

Cerita-cerita dalam wayang kulit Jawa sangat kental dengan budaya patriarki, munculnya beberapa dalang perempuan diharapkan dapat menafsirkan kembali dan memodifikasi cerita

Perbedaan pada penelitian ini yaitu perbedaan model dengan menggunakan kecerdasan sebagai variabel bebas dan memposisikan kesempatan sebagai variabel moderasi serta

Komunikator pada media massa, misalnya wartawan surat kabar atau penyiar televisi, karena media yang digunakan merupakan suatu lembaga dalam menyebarluaskan pesan