• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PERATURAN TATA GUNA LAHAN KOTA BANDUNG PADA TUGAS MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 3.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PERATURAN TATA GUNA LAHAN KOTA BANDUNG PADA TUGAS MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 3."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PERATURAN TATA GUNA LAHAN KOTA BANDUNG

PADA TUGAS MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 3

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Teknik Arsitektur

Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI

Oleh:

Fitra Hasane

1105496

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENERAPAN PERATURAN TATA GUNA LAHAN

KOTA BANDUNG PADA TUGAS MATA KULIAH

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 3

Oleh Fitra Hasane

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Fitra Hasane 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis. LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN PERATURAN TATA GUNA LAHAN KOTA BANDUNG

PADA TUGAS MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 3

OLEH

FITRA HASANE

1105496

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Dr. Sri Handayani, M.Pd NIP. 19660930 199703 2 001

Pembimbing II,

Nuryanto, S.Pd., M.T. NIP. 19760513 200604 1 010

Mengetahui :

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur

FPTK UPI Bandung

(4)

ABSTRAK

Fitra Hasane, 1105496, judul penelitian dalam skripsi ini adalah Penerapan Peraturan Tata Guna Lahan Kota Bandung Pada Tugas Mata Kuliah Studio Perancangan Arsitektur 3.

Peraturan tata guna lahan menjadi salah satu peraturan yang wajib diterapkan dalam pengerjaan tugas mata kuliah SPA 3 dan selama ini telah menjadi acuan dasar bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur UPI dalam pengerjaan tugas perencanaan dan perancangan bangunan. Dengan mengetahui serta menerapkan peraturan tata guna lahan pada tugas SPA 3, diharapkan dapat memudahkan mahasiswa mencapai kompetensi mata kuliah SPA 3 yaitu menyusun konsep, pra-rancangan, pengembangan desain, serta pembuatan gambar kerja berbagai jenis proyek bangunan berlantai banyak dalam beragam rona lingkungan. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti di lapangan, mahasiswa yang mengikuti mata kuliah SPA 3 pada umumnya mengetahui dan menyadari pentingnya penerapan peraturan tata guna lahan dalam pengerjaan tugasnya mulai dari tahap konsep hingga tahap pembuatan gambar kerja. Namun pada kenyataannya, peraturan tata guna lahan kebanyakan hanya dijabarkan pada tahap konsep namun jarang terlihat penerapannya pada Detail Engineering Design. Hal tersebut memunculkan pertanyaan peneliti, bagaimanakah penerapan peraturan tata guna lahan pada mata kuliah SPA 3 dan berapakah jumlah mahasiswa yang menerapkan peraturan tata guna lahan pada tugas ini. Hal itulah yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian ini

dengan judul “Penerapan Peraturan Tata Guna Lahan Kota Bandung Pada Tugas Mata Kuliah

Studio Perancangan Arsitektur 3”. Tujuan penelitian yaitu memperoleh informasi dan gambaran mengenai : (1) Bagaimana penerapan peraturan tata guna lahan pada tugas Mata Kuliah Studio Perancangan Arsitektur 3 dan (2) Berapa persentase mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur UPI menerapkan peraturan tata guna lahan pada tugas Mata Kuliah Studio Perancangan Arsitektur 3.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Analisa kualitatif digunakan saat menganalisa data berupa gambar kerja, sedangkan analisa kuantitatif digunakan untuk mengkonversi data berupa kata-kata menjadi data angka agar data tersebut lebih terukur. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur UPI yang mengikuti mata kuliah SPA 3 pada semester genap Tahun Ajaran 2012/ 2013. Teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi. Data pada penelitian ini terbagi dua yaitu data primer dan sekunder. Data primer didapat dari hasil tugas mata kuliah SPA 3 berupa gambar kerja bangunan berlantai banyak. Sedangkan data sekunder didapat dari berbagai dokumen, buku, makalah serta penelitian terdahulu yang terkait dengan fokus masalah dan tujuan penelitian ini.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui adanya mahasiswa yang tidak menerapkan peraturan tata guna lahan dalam hasil tugas SPA 3 nya. Jumlah mahasiswa yang menerapkan peraturan tata guna lahan ternyata hanya 43% dari jumlah total subjek penelitian. Ini berarti hanya 13 orang dari 30 subjek penelitian yang menerapkan peraturan tersebut. Dan sisanya sebanyak 67% dari subjek penelitian atau 17 orang dari 30 subjek penelitian, tidak menerapkan peraturan tata guna lahan pada tugas SPA 3 nya.

Kata Kunci: Peraturan Tata Guna Lahan, Studio Perancangan Arsitektur 3,

(5)

ABSTRACT

Fitra Hasane, 1105496, title research in this undergraduate thesis is The implementation of Bandung City Land Use Regulation In Studio Perancangan Arsitektur 3 Course. Regulation of land use is one of the rules that must be applied in the SPA 3 course and so far has been a basic reference for students of Architecture UPI to planning building design .

By knowing and implementing land use regulations on the task of SPA 3 course, is expected to facilitate students attain competency of that course such as preparing the draft , pre - design , design development , detail engineering design and manufacturing of various types of multi-storey building projects in diverse environmental setting . Based on the data obtained by researchers in the field , students who follow SPA 3 course are generally knows and realize the importance of implementing land use regulations in the execution of SPA 3 task, it may start from the concept stage to the stage of detail engineering design . But in fact , most of the land use regulations described only at the concept stage , but seems rarely to apply it in their Detail Engineering Design . This research raises the question , how is the application of land use regulations on SPA 3 course and what is the number of students who apply land use regulations in this task . That's the background of this undergraduate thesis with the title "The Implementation of Bandung City Land Use Regulation In Studio Perancangan Arsitektur 3 Course " . The research objective is to obtain information and an overview of : ( 1 ) How does the application of Bandung land use regulation in SPA 3 Course and ( 2 ) What percentage of students majoring in Architectural Engineering Education Universitas Pendidikan Indonesia implement Bandung land use regulations on Studio Perancangan Arsitektur 3 task . This research uses descriptive method with qualitative and quantitative approaches . Qualitative analysis is used when analyzing the data in the form of detail engineering design, whereas quantitative analysis is used to convert the data in the form of words into numeric data so the data can be more scalable . The subjects were students of Department of Architectural Engineering Education UPI attending in SPA 3 Course in the second semester of academic year 2012/2013 . Data collection techniques using the study documentations . The data in this research is divided into two , namely primary and secondary data . Primary data obtained from the task subjects of SPA 3such as commercial building . While the secondary data obtained from various documents and theories related to this study that had been research by someone else scientifically. Based on the survey results revealed the existence of students who do not apply Bandung City land use regulation in the results of his SPA 3 task. The number of students who apply land use regulations was only 43 % of the total number of the study subjects . This means that only 13 people out of 30 subjects who implement the rules . And the remaining 67 % of the study subjects or 17 people out of 30 subjects , hadn’t apply the land use regulation on their design in Studio Perancangan Arsitektur 3 task. .

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan

karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dan tepat pada waktunya.

Skripsi ini ditulis sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari

Program Studi S1, Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur di Universitas Pendidikan

Indonesia.

Penelitian dalam skripsi ini menguraikan tentang penerapan peraturan tata guna

lahan Kota Bandung pada tugas Studio Perancangan Arsitektur 3 di Universitas Pendidikan

Indonesia. Dari hasil penelitian ini akan terlihat bagaimana mahasiswa menerapkan

peraturan tata guna lahan pada hasil tugas SPA 3 sesuai ketentuan yang telah diatur dalam

RTRW Kota Bandung tahun 2013 dan khususnya Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.

Aturan tata guna lahan yang dimaksud dalam skripsi ini adalah tata guna lahan dalam skala

mikro yang berkaitan dengan perencanaan bangunan, terutama tata bangunan dan

lingkungan meliputi tata atur lahan dan bangunan, ketersediaan fasilitas umum dan fasilitas

sosial, sirkulasi dan parkir serta ruang terbuka.

Dalam perkuliahan Studio Perancangan Arsitektur 3, mahasiswa diwajibkan untuk

menerapkan aturan-aturan pembangunan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Kota Bandung, salah satunya tentang tata guna lahan. Namun pada kenyataannya tidak sedikit

mahasiswa yang mendesain suatu bangunan tanpa menerapkan unsur-unsur tata guna lahan

pada gambar kerja hasil rancangannya. Padahal mahasiswa tersebut mengetahui dan

menyadari pentingnya penerapan peraturan tata guna lahan pada tugas perancangan

bangunan, tidak hanya pada tahap pembuatan konsep tapi juga pembuatan gambar kerja.

Dengan mengetahui bagaimana penerapan peraturan tata guna lahan dalam tugas

gambar mahasiswa, penulis berharap dosen mata kuliah SPA 3 dapat mengambil langkah

yang tepat dalam mensosialisasikan peraturan-peraturan tersebut serta memposisikan

kembali pentingnya penerapan peraturan tata guna lahan dalam pengerjaan tugas gambar

mahasiswa.

Tentunya dalam penulisan skripsi ini penulis tak luput dari berbagai kesalahan dan

kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan

penyusunan tulisan ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para

pembacanya.

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam menyelesaikan skripsi, banyak pihak yang telah membantu dan membimbing

penulis baik dalam segi materi maupun spiritual. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan

rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Sri Handayani, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak

meluangkan waktu untuk membimbing, memberi petunjuk dan motivasi dalam

penyusunan skripsi dari awal hingga akhir.

2. Nuryanto, S.Pd., MT., selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah memberikan

bimbingan dan motivasi sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

3. Dra. RR. Tjahyani Busono, MT., selaku ketua Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur

Universitas Pendidikan Indonesia

4. Lilis Widianingsih, S.Pd., MT., selaku ketua Prodi SI Jurusan Pendidikan Teknik

Arsitektur Universitas Pendidikan Indonesia

5. Fauzi Rahmanullah, S.Pd., MT., selaku dosen wali yang telah banyak membimbing

dari awal perkuliahan hingga akhir.

6. Seluruh staf dan karyawan Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur UPI yang telah

banyak membantu.

7. Orang tua penulis yang berada di Sumatera Barat. Terima kasih untuk segala

dukungan, doa dan perhatiannya pada penulis. Tanpa dukungan kedua Orang tua,

penulis takkan mungkin menyelesaikan skripsi sesuai dengan waktu yang

ditentukan.

8. Teman-teman seangkatan, alumni dan adik-adik tingkat yang telah banyak

memberikan informasi dan motivasi.

(8)

Penulis

B. Tata Guna Lahan Dalam Perencanaan dan Perancangan Bangunan Pada Tugas Besar Studio PerancanganArsitektur 3………... 24

E. Instrumen Penelitian dan Kisi-kisi Penelitian ………. 41

F. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian ……….. 43

(9)

DAFTAR PUSTAKA ……… 108 LAMPIRAN- LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Pengaturan KDB dan KLB Maksimum Pada Bangunan Perdagangan

Serta Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum……….. 14

Tabel 2.2. Uraian Tugas Mata Kuliah SPA 3 Semester Genap

Tahun 2013……… 25

Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ……… 42

Tabel 3.2. Pengembangan Instrumen Penelitian Tentang

Tata Lahan dan Bangunan ……….. 44

Tabel 3.3. Pengembangan Instrumen Penelitian Tentang

Fasilitas Penunjang ……… 45

Tabel 3.4. Pengembangan Instrumen Penelitian Tentang

Sirkulasi dan Parkir ……….. 46

Tabel 3.5. Pengembangan Instrumen Penelitian Tentang

Ruang Terbuka ………..………. 47

Tabel 4.1. Data Tentang Penerapan Peraturan Tata Lahan & Bangunan ………. 56

Tabel 4.2. Data Tentang PenerapanPeraturan Fasilitas Penunjang……….... 57

Tabel 4.3. Data Tentang Penerapan Peraturan Sirkulasi & Parkir………..… 58

Tabel 4.4. Data Tentang Penerapan Peraturan Ruang Terbuka……… 59

Tabel 4.5. Kualifikasi Peraturan Tata Guna Lahan Berdasarkan

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kedudukan RTBL dalam Pengendalian Bangunan & Lingkungan.. 15

Gambar 2.2. Elemen Tata Guna Lahan Pada Tugas Mahasiswa ……….. 36

Gambar 3.1. Desain Penelitian ……….. 38

Gambar 3.2. Variabel Penelitian ……… 40

Gambar 3.3. Kerangka Berpikir Dalam Penyusunan Instrumen Penelitian ……… 41

Gambar 3.4. Kisi-kisi Instrumen Pengambilan Data ………... 48

Gambar 3.5. Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif ……… 51

Gambar 4.1. Diagram Persentase Penerapan Peraturan Peruntukan Lahan…… 61

Gambar 4.2. Diagram Persentase Penerapan Peraturan Batas-batas Lahan…… 63

Gambar 4.3. Diagram Persentase Penerapan Peraturan Potensi Lahan………… 64

Gambar 4.4. Diagram Persentase Penerapan Peraturan Pertambahan

Nilai Guna Lahan………. 66

Gambar 4.5. Diagram Persentase Penerapan Peraturan KDB……….. 67

Gambar 4.6. Diagram Persentase Penerapan Peraturan KLB……… 68

Gambar 4.7. Diagram Persentase Penerapan Peraturan

Garis Sempadan Bangunan……… 70

Gambar 4.8. Diagram Persentase Penerapan Peraturan Ketinggian Bangunan….. 71

Gambar 4.9. Diagram Persentase Penerapan Peraturan

Fasilitas Umum Pada Lahan……… 72

Gambar 4.10. Diagram Persentase Penerapan Peraturan Fasilitas Umum

Sesuai Ketentuan Sarana & Prasarana Kota……….. 73

Gambar 4.11. Diagram Persentase Penerapan Peraturan

Fasilitas Umum di Luar Lahan……….. 74

Gambar 4.12. Diagram Persentase Penerapan PeraturanPengadaanFasilitas

Umum di Luar Lahan………. 75

Gambar 4.13. Diagram Persentase Penerapan Peraturan Fasilitas Sosial

(11)

Gambar 4.14. Diagram Persentase Penerapan Peraturan Fasilitas Sosial

Sesuai Ketentuan Sarana dan Prasarana Kota……… 77

Gambar 4.15. Diagram Persentase Penerapan Peraturan

Adanya Fasilitas Sosial Pada Lahan……….. 78

Gambar 4.16. Diagram Persentase Penerapan Peraturan Fasilitas Sosial

di Luar Lahan………. 79

Gambar 4.17. Diagram Persentase Penerapan Peraturan Keberadaan

Jalur Pejalan Kaki Pada Lahan……….. 81

Gambar 4.18. Diagram Persentase Penerapan Peraturan

Keberadaan Jalur Pejalan Kaki Pada Lahan……….. 82

Gambar 4.19. Diagram Persentase Penerapan Peraturan

Jalur Pejalan Kaki Bagi Kaum Difabel……….. 84

Gambar 4.20. Diagram Persentase Penerapan Peraturan Jalur Pejalan Kaki

Aman & Leluasa Dari Kendaraan Bermotor……… 85

Gambar 4.21. Diagram Persentase Penerapan Peraturan Jalur Kendaraan

Dengan Rute Mudah & Jelas………. 86

Gambar 4.22. Diagram Persentase Penerapan Peraturan Jalur Sirkulasi

Kendaraan Menuju Segala Arah & Tanpa Hambatan……… 88

Gambar 4.23. Diagram Persentase Penerapan Peraturan Tempat

Transit Kendaraan……….. 89

Gambar 4.24. Diagram Persentase Penerapan Peraturan Sarana & Prasarana

Transportasi Menuju Bangunan……….. 90

Gambar 4.25. Diagram Persentase Penerapan Peraturan Kejelasan

Jalur Sirkulasi Kendaraan……… 91

Gambar 4.26. Diagram Persentase Penerapan Peraturan Jaringan Jalan

Pada Ruang Terbuka……….. 93

Gambar 4.27. Diagram Persentase Penerapan Peraturan Keberadaan

Lahan Parkir Kendaraan……… 94

(12)

Kendaraan Sesuai Peraturan yang Berlaku……… 95

Gambar 4.29. Diagram Persentase Penerapan Peraturan Penyediaan

Lahan Parkir Pada Basement……….. 96

Gambar 4.30. Diagram Persentase Penerapan Peraturan

Ruang Terbuka Untuk Sirkulasi………..98

Gambar 4.31. Diagram Persentase Penerapan Peraturan

Tentang Luas Ruang Terbuka.……….. 99

Gambar 4.32. Diagram Persentase Penerapan Peraturan Kejelasan Fungsi

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan kawasan perkotan yang semakin hari semakin pesat, mempunyai

pengaruh besar pada kehidupan masyarakat di dalamnya. Pertambahan jumlah

penduduk yang kian meningkat setiap tahunnya dan penggunaan sumber daya alam

yang telah mendekati ambang batas eksploitasi, mendorong pemerintah untuk

membuat peraturan penataan kota termasuk di dalamnya peraturan tentang tata guna

lahan.

Tata guna lahan pada wilayah kota berisi perencanaan penggunaan lahan dalam

suatu kawasan, yang meliputi pembagian wilayah untuk pengkhususan fungsi-fungsi

tertentu seperti perdagangan, permukiman, industri, dll. Sedangkan dalam hal

perencanaan bangunan, tata guna lahan berfungsi sebagai dasar pengembangan

lingkungan fisik yang berkaitan dengan tata bangunan dan lingkungan misalnya

peraturan tentang KDB, KLB, RTH, dll.

Peraturan tata guna lahan juga menjadi salah satu peraturan yang wajib

diterapkan dalam pengerjaan tugas mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur 3 dan

selama ini telah menjadi acuan dasar bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik

Arsitektur UPI dalam pengerjaan tugas perencanaan dan perancangan bangunan.

Tugas mata kuliah SPA 3 yang dibahas pada penelitian ini berupa tugas perancangan

bangunan komersial yang berlokasi di Kota Bandung. Jadi peraturan tata guna lahan

yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah tata guna lahan Kota Bandung.

Pengetahuan dan penerapan peraturan tata guna lahan pada tugas SPA 3 akan

memudahkan mahasiswa mencapai kompetensi mata kuliah tersebut sehingga

diharapkan dapat menyusun konsep, pra-rancangan, pengembangan desain, serta

membuat gambar kerja berbagai jenis proyek bangunan berlantai banyak dalam

beragam rona lingkungan. Dengan kata lain penerapan peraturan tata guna lahan

pada tugas SPA 3 bersifat menyeluruh, tidak hanya pada tahap konsep bangunan

(14)

Mata Kuliah Studio Perancangan Arsitektur 3 merupakan mata kuliah

perencanaan dan perancangan bangunan yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa

Program Pendidikan S1, Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur UPI. Mata kuliah ini

adalah mata kuliah lanjutan dari Metode Perancangan Arsitektur, SPA 1 dan SPA 2.

Mata Kuliah SPA 3 merupakan mata kuliah studio perancangan arsitektur terakhir

yang harus ditempuh mahasiswa Jurusan Pendidikan Arsitektur UPI dan tidak ada

lagi mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur sesudahnya. Jadi seluruh ilmu

pengetahuan yang telah didapat pada perkuliahan sebelumnya, seharusnya telah

terakumulasi dengan baik dalam pengerjaan tugas mata kuliah SPA 3.

Setelah mengikuti perkuliahan SPA 3, mahasiswa diharapkan memiliki

kemampuan dan keterampilan dalam menanggapi TOR (Term or Reference) serta

memiliki kemapanan kemampuan dan keterampilan perancangan bentuk dan

bangunan. Dalam perkuliah ini mahasiswa diberikan pengetahuan dan pengalaman

proses merancang berupa pengolahan ruang dan masa, ekspresi estetis, konteks

lingkungan, konteks ekonomi, dan fungsi; serta meningkatkan keterampilan, kritis,

dan kreatif dalam eksplorasi ide dasar rancangan arsitektur kedalam detail rancangan

arsitektur berdasarkan konsep yang memadukan aspek fungsi dan ruang (organisasi,

sirkulasi dan kegiatan), lingkungan (integrasi terhadap konteks lokasi, tautan fungsi

lahan, kondisi lahan), estetika (tata ruang, suasana, karakter dan kenyamanan),

teknologi (struktur, konstruksi, material, utilitas, persyaratan teknis) dan ekonomi

(biaya). Karena hal tersebut, mata kuliah SPA 3 dianggap lebih kompleks dan

komprehensif dibandingkan mata kuliah studio perancangan sebelumnya (SPA 1 &

SPA 2) sehingga dinilai dapat mewakili mata kuliah studio perancangan lainnya

dalam penelitian ini.

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti di lapangan, mahasiswa yang

mengikuti mata kuliah SPA 3 pada umumnya mengetahui dan menyadari pentingnya

penerapan peraturan tata guna lahan dalam pengerjaan tugasnya mulai dari tahap

konsep hingga tahap pembuatan gambar kerja. Namun pada kenyataannya,

kebanyakan mahasiswa hanya menjabarkan peraturan tata guna lahan tersebut pada

tahap konsep bangunan, sedangkan peraturan tata guna lahan jarang terlihat

(15)

Ada beberapa dampak negatif yang dapat timbul ketika mahasiswa tidak

menerapkan peraturan tata guna lahan pada hasil tugas SPA 3. Dampak yang paling

mudah terlihat adalah dampak pada nilai akademik mahasiswa. Ketidaksesuaian

peraturan tata guna lahan pada hasil tugas SPA 3 bisa mengurangi nilai akademik

mahasiswa tersebut pada mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur 3.

Dampak lainnya ketika mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur UPI

lulus kemudian menjadi praktisi arsitektur dan bekerja di tengah masyarakat, dapat

terjadi penyimpangan-penyimpangan aturan pemerintah berkaitan dengan penerapan

tata guna lahan dan berpotensi merugikan orang banyak. Hal ini terjadi karena pada

saat menimba ilmu di bangku perkuliahan, mahasiswa tersebut tidak terbiasa

menerapkan peraturan tata guna lahan pada tugas-tugasnya terutama dalam tugas

perencanaan dan perancangan bangunan.

Atas dasar latar belakang diatas, penulis perlu melakukan penelitian yang

mengkaji dan menelusuri tentang penerapan peraturan tata guna lahan Kota Bandung

pada tugas gambar mahasiswa dalam bentuk tugas perancangan arsitektur.

Berdasarkan pemikiran diatas, penulis memilih judul penelitian Penerapan

Peraturan Tata Guna Lahan Kota Bandung Pada Tugas Mata Kuliah Studio

Perancangan Arsitektur 3

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang dan hasil pengamatan penulis di lapangan,

ternyata masih ditemukan mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur UPI

yang hasil perancangannya pada tugas SPA 3 tidak sesuai dengan peraturan tata

guna lahan Kota Bandung yang merujuk pada ketetapan pemerintah yang diatur

dalam RTRW Kota Bandung dan khususnya Rencana Tata Bangunan dan

(16)

C. Pembatasan Masalah

Pada penelitian diperlukan pembatasan masalah untuk menghindari meluasnya

permasalahan yang akan dikaji. Masalah dalam penelitian ini dibatasi dengan

pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Tugas mata kuliah yang menjadi bahan kajian penelitian ini adalah Tugas Besar

Mata Kuliah Studio Perancangan Arsitektur 3, khususnya tugas perancangan

bangunan komersial berupa pertokoan atau pusat perbelanjaan yang berlokasi di

Kota Bandung.

2. Peraturan tata guna lahan yang dibahas dalam penelitian ini dilihat dalam

konteks mikro, berkaitan dengan tata bangunan dan lingkungan yang diatur oleh

Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, merujuk pada

ketetapan yang telah diatur dalam RTRW Kota Bandung 2013 dan didukung

Peraturan Daerah Kota Bandung Tentang Bangunan Gedung.

3. Aspek yang diukur dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan peraturan

tata guna lahan Kota Bandung pada hasil tugas SPA 3 yang berupa gambar

kerja.

4. Peraturan tata guna lahan yang akan dilihat penerapannya pada tugas SPA 3

meliputi tata lahan dan bangunan, ketersediaan fasilitas penunjang, sirkulasi dan

parkir serta Ruang Terbuka.

5. Hasil tugas SPA 3 yang diteliti yaitu gambar pradesain yang meliputi gambar

lokasi, site plan, block plan, denah, tampak dan potongan bangunan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian

ini yaitu:

1. Bagaimanakah penerapan peraturan tata guna lahan pada tugas besar Mata

Kuliah Studio Perancangan Arsitektur 3 ?

2. Berapa persentase mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur UPI yang

menerapkan peraturan tata guna lahan pada tugas besar Mata Kuliah Studio

(17)

E. Penjelasan Istilah Dalam Judul

Ada beberapa istilah yang digunakan penulis dalam judul diatas yang sekiranya

perlu dijelaskan lebih lanjut agar tidak terjadi salah pengertian antara penulis dan

pembaca. Maka peneliti akan mencoba menjelaskan pengertian istilah tersebut

sehingga terlihat gambaran jelas yang terkandung dalam judul penelitian

“Penerapan Peraturan Tata Guna Lahan Kota Bandung Pada Tugas Mata Kuliah Studio Perancangan Arsitektur 3”. Definisi untuk beberapa istilah tersebut adalah :

1. Penerapan Peraturan Tata Guna Lahan;

adalah penerapan peraturan tentang penggunaan lahan pada suatu wilayah

kota, dalam hal ini Kota Bandung. Peraturan tata guna lahan pada penelitian

ini dibahas dalam lingkup yang lebih sempit yaitu berfokus pada peraturan

tata bangunan dan lingkungan yang merujuk pada ketetapan-ketetapan dalam

RTRW Kota Bandung 2013 dan khususnya Rencana Tata Bangunan &

Lingkungan serta Peraturan Daerah Kota Bandung Tentang Bangunan

Gedung.

2. Tugas Mata Kuliah Studio Perancangan Arsitektur 3;

adalah tugas yang dibuat berdasarkan silabus Mata Kuliah Studio

Perancangan Arsitektur 3 (SPA 3) dan memiliki indikator penyelesaian tugas

berupa TOR (Term of Reference) yang harus diselesaikan dalam jangka

waktu tertentu. Pengerjaan tugas SPA 3 dibuat dengan teknologi digital

(menggunakan AutoCad) yang hasil tugasnya berupa gambar kerja bangunan

berlantai banyak dengan fungsi-fungsi tertentu. Dalam penelitian ini, tugas

mata kuliah yang menjadi objek penelitian yaitu gambar kerja bangunan

komersial berupa bangunan pertokoan dan pusat perbelanjaan.

Jadi pengertian dari “Penerapan Peraturan Tata Guna Lahan Kota Bandung Pada Tugas Mata Kuliah Studio Perancangan Arsitektur 3” adalah penerapan peraturan tata guna lahan Kota Bandung pada hasil tugas Mata Kuliah Studio Perancangan

Arsitektur 3 berupa gambar kerja bangunan komersial, yang pembahasannya

berfokus pada tata bangunan dan lingkungan sesuai dengan peraturan Pemerintah

(18)

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan tujuan dilakukannya

penelitian ini. Adapun tujuan utama dari penelitian ini yaitu:

1. Memperoleh informasi mengenai penerapan peraturan tata guna lahan Kota

Bandung pada tugas Mata Kuliah Studio Perancangan Arsitektur 3.

2. Mengetahui persentase mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur UPI

yang menerapkan peraturan tata guna lahan pada tugas besar Mata Kuliah

Studio Perancangan Arsitektur 3.

G. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dari segi teoritis:

a. Dapat menambah pengetahuan bagi pembaca, khususnya mahasiswa Jurusan

Pendidikan Teknik Arsitektur UPI, tentang peraturan tata guna lahan Kota

Bandung yang berkaitan dengan tata bangunan dan lingkungan.

b. Memberikan informasi atau gambaran bagi pembaca, khususnya bagi dosen

dan mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur UPI, mengenai

penerapan peraturan tata guna lahan Kota Bandung pada tugas gambar karya

mahasiswa pada Mata Kuliah SPA 3.

c. Membuka ruang pemikiran baru bagi dosen maupun mahasiswa Jurusan

Pendidikan Teknik Arsitektur UPI mengenai pentingnya penerapan

peraturan tata guna lahan dalam tugas perencanaan dan perancangan

bangunan pada mata kuliah studio perancangan arsitektur.

Manfaat penelitian dari segi praktis:

a. Dapat menjadi panduan bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik

Arsitektur UPI tentang bagaimana menerapkan peraturan tata guna lahan

pada tugas-tugasnya, khususnya tugas perencanaan dan perancangan

bangunan berlantai banyak.

b. Dapat menjadi patokan bagi dosen Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur

UPI untuk mengukur dan menilai penerapan peraturan tata guna lahan pada

(19)

c. Menjadi bahan rujukan bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik

Arsitektur UPI yang ingin mengkaji lebih lanjut atau ingin melakukan

penelitian lanjutan tentang penerapan peraturan tata guna lahan Kota

Bandung pada tugas mahasiswa.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari penelitian pada skripsi ini adalah :

Bagian awal penelitian skripsi yang berisi tentang judul penelitian, lembar

pengesahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar

lampiran.

Bagian isi yang terdiri dari :

BAB I: Pendahuluan yang memuat; Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah,

Perumusan Masalah, Pembatasan Masalah, Penjelasan Istilah Dalam

Judul, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian serta Sistematika Penulisan.

BAB II: Landasan Teoritis yang menguraikan tentang; Kajian Pustaka dan Tinjauan

Umum.

BAB III: Metodologi Penelitian yang menguraikan tentang; Lokasi dan Subjek

Penelitian, Desain Penelitian, Metode Penelitian, Variabel Penelitian,

Instrumen Penelitian dan Kisi-kisi Penelitian, Proses Pengembangan

Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data serta Teknik Analisis

Data.

BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan yang memuat; Deskripsi Data, Hasil

Analisis Data serta Pembahasan Hasil Penelitian.

BAB V: Penutup yang mengemukakan tentang; Kesimpulan dan Saran peneliti

setelah melakukan penelitian.

(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi

Lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian akan dilakukan, beserta

jalan dan kotanya. Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di Universitas

Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudhi, Bandung, Jawa Barat.

Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur, Universitas Pendidikan Indonesia,

adalah lokasi yang sangat cocok untuk melakukan penelitian berdasarkan

pertimbangan kemudahan akses penelitian serta informannya dinilai dapat

dipercaya dan memberikan data akurat untuk penelitian ini.

2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah mahasiswa Prodi SI,

Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur UPI yang mengikuti mata kuliah SPA 3.

Mahasiswa ini terdiri dari dua kelas yaitu genap dan ganjil yang jumlahnya ± 103

mahasiswa.

Menurut H.M. Musfiqon dalam buku Metodologi Penelitian Pendidikan,

jika jumlah populasi penelitian lebih dari 100 orang, maka peneliti dapat

mengambil sampel sebanyak 20%-30% dari total populasi.

Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak 30% dari

populasi sehingga didapat 30 orang yang merupakan mahasiswa dari dua dosen

pembimbing yang berbeda. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik

random sampling untuk menghindari subyektifitas peneliti. Sampel ini selanjutnya disebut sebagai subjek penelitian.

Subjek penelitian dipilih atas dasar pertimbangan kualitas

keterandalannya sebagai sumber yang sungguh informatif. Peneliti meyakini

bahwa subjek penelitian tersebut memiliki informasi yang sama akuratnya dan

memiliki peluang yang sama untuk menjadi subjek penelitian sehingga teknik

(21)

B. Desain Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian kualitatif yang

diorientasikan pada fokus masalah. Teknik analisa datanya menggunakan teknik analisa

kualitatif dan kuantitatif, dimana pengkajian data dilakukan oleh peneliti berdasarkan

teori yang terkait, sesuai dengan tema dan tujuan penelitian. Kemudian data kualitatif

yang berbentuk kata-kata, dikonversi menjadi data angka agar hasil penelitian yang

didapat menjadi lebih akurat.

Masalah Penelitian

Adanya mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur UPI yang hasil perancangannya pada tugas SPA 3 tidak sesuai dengan

peraturan tata guna lahan Kota Bandung

Pembatasan Masalah

Aspek yang diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan mahasiswa dalam menerapkan peraturan tata guna lahan Kota Bandung pada desain hasil karyanya yang berupa gambar kerja.

Tinjauan Pustaka

a. Bagaimanakah penerapan peraturan tata guna lahan pada tugas besar Mata Kuliah Studio Perancangan Arsitektur 3 ?

(22)

Gambar 3.1. Desain Penelitian Sumber: Dokumentasi Peneliti C. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai

instrumen aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan. Pengumpulan

data dilakukan dengan menggunakan Check List Assesment untuk menganalisa data

berbentuk gambar kerja.

Metode yang akan digunakan yaitu metode penelitian kualitatif dan kuantitatif

dengan teknik pengumpulan data berupa studi kepustakaan/ studi dokumen. Studi

kepustakaan didapatkan dari segala referensi dan dokumen maupun gambar yang

dijadikan sumber data dalam penelitian. Sedangkan untuk menganalisa data,

digunakan teknik analisa kualitatif yang bersifat menjabarkan atau menjelaskan hasil

penelitian secara jelas dan terarah. Kemudian data berupa kata-kata dikonversi ke

dalam bentuk angka dengan menggunakan analisa kuantitatif agar hasil penelitian

menjadi terukur dan lebih akurat.

Tujuan penelitian ini adalah penelitian terapan, yaitu penelitian tentang

penerapan ilmu yang dihasilkan dari penelitian dasar. Dalam penelitian ini bisa

dilakukan pengujian tentang manfaat, mengetahui hubungan empiris dan teori

dengan pelaksanaan di dunia praktis. Jadi dalam penelitian ini, peneliti akan menguji

tentang teori serta aturan tata guna lahan Kota Bandung serta bagaimana

penerapannya dalam tugas gambar mata kuliah SPA 3.

Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua:

1. Data Primer

Data primer diperoleh dari hasil tugas SPA 3 mahasiswa Jurusan Pendidikan

Teknik Arsitektur UPI berbentuk gambar dua dimensi. Bagian tugas gambar yang

menjadi fokus penelitian adalah bagian gambar pradesain (preliminary design)

yang mencakup gambar lokasi, site plan, block plan, denah, tampak serta

potongan bangunan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data-data yang didapat dari berbagai literatur yang berkaitan

dengan penelitian serta penelitian terdahulu yang berkaitan dengan fokus masalah

(23)

bacaan mengenai tata guna lahan, khususnya tata guna lahan Kota Bandung yang

tertuang dalam RTRW Kota Bandung tahun 2013.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini hanya ada satu variabel penelitian yaitu penerapan

peraturan tata guna lahan Kota Bandung pada hasil tugas SPA 3 mahasiswa Jurusan

Pendidikan Teknik Arsitektur UPI.

Agar variabel penelitian dapat diteliti secara mendalam serta untuk membantu

pembuatan instrumen penelitian, maka variabel penelitian diuraikan menjadi

beberapa indikator. Indikator variabel didapat dari penguraian dan telaah kajian teori

yang telah dibahas pada bab sebelumnya.

Gambar 3.2. Variabel Penelitian Sumber: Dokumentasi Peneliti

VARIABEL

Penerapan Peraturan Tata Guna Lahan Kota Bandung Pada Tugas Mata Kuliah Studio Perancangan Arsitektur 3

INDIKATOR VARIABEL

Ruang Terbuka (Open Space) SIRKULASI DAN PARKIR

(Circulation & Parking) Tata Atur

Lahan dan Bangunan

(24)

E. Instrumen Penelitian dan Kisi-kisi Penelitian

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan oleh peneliti sebagai alat bantu dalam

melaksanakan penelitian. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pedoman dokumentasi (check-list) sebagai alat untuk mengukur seberapa jauh

mahasiswa menerapkan peraturan tata guna lahan Kota Bandung pada hasil tugas

gambarnya.

Instrumen berupa pedoman dokumentasi (check list) nantinya dipakai dalam

memilah hasil desain tugas gambar mahasiswa berdasarkan indikator dan deskriptor

yang telah ditentukan sebelumnya. Sehingga nanti akan terlihat subjek penelitian

yang sesuai dengan kualifikasi instrumen dan yang tidak sesuai.

2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Kisi-kisi instrumen digunakan untuk menjabarkan konsep yang menjadi pusat

perhatian dalam lingkup masalah dan tujuan penelitian ke dalam dimensi-dimensi

yang dapat diukur, berupa variabel-variabel penelitian yang selanjutnya dituangkan

pada instrumen penelitian.

Dalam menyusun kisi-kisi penelitian, peneliti menggunakan kerangka berpikir

sebagai berikut:

VARIABEL

Peraturan Tata Guna Lahan Kota

Bandung Pada Tugas Mata Kuliah

Studio Perancangan Arsitektur 3

TUJUAN PENELITIAN

Mengetahui penerapan peraturan tata guna lahan pada tugas besar Mata Kuliah Studio

Perancangan Arsitektur 3

(25)

Gambar3.3. Kerangka Berpikir Dalam Penyusunan Instrumen Penelitian Sumber: Dokumentasi Peneliti

Dari kerangka berpikir diatas kemudian dibuatlah tabel kisi-kisi instrumen.

Kisi-kisi instrumen diuraikan ke dalam tabel berikut:

Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Sumber : Dokumentasi Peneliti

Variabel

Penelitian Indikator Deskriptor

(26)

Ruang Terbuka

Ruang Terbuka untuk

Sirkulasi Pedoman

Dokumentasi (check list) Ruang Terbuka untuk

Penghijauan/ Taman

F. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data yang relevan dan akurat maka peneliti membuat

instrumen penelitian dari kisi-kisi instrumen yang telah dirumuskan sebelumnya.

Setelah kisi-kisi instrumen dibuat, peneliti mulai menyusun instrumen penelitian

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Mengembangkan kisi-kisi menjadi instrumen penelitian.

2) Mengkonsultasikan dengan pembimbing (ahli).

3) Melakukan telaah dan revisi sesuai dengan saran pembimbing.

4) Melalui hasil pengumpulan data yang didapat dari sumber data, dilakukan

tabulasi data.

5) Melakukan uji instrumen penelitian menggunakan cara Expert Judgement/

validitas ahli dan uji reabilitas dengan menguji coba instrumen pada beberapa

subjek penelitian yang dipilih secara acak.

Pengujian terhadap instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui validitas

(ketepatan) dan reliabilitas (keandalan) alat pengumpul data atau untuk mengetahui

tingkat ketepatan dan keandalan alat pengumpul data agar dapat dipergunakan

sebagai alat pengumpul data yang sebenarnya. Sehingga instrumen tersebut mampu

memberikan gambaran atau hasil yang dapat dipercaya dan diinterpretasikan.

Pengujian instrumen dalam penelitian ini menggunakan cara Expert Judgement

dimana instrumen akan dianalisa oleh para ahli di bidangnya. Misalnya pedoman

dokumentasi atau check list. Jika dinyatakan layak, barulah instrumen digunakan

dalam mencari data.

Pengujian reabilitas instrumen dilakukan pada beberapa subjek penelitian yang

berbeda dan dipilih secara acak. Jika data yang didapatkan dari subjek peneltian

tersebut kurang lebih sama dengan data lainnya, berarti instrumen tersebut dapat

(27)

Berikut adalah hasil pengembangan instrumen penelitian yang telah

dikembangkan dari kisi-kisi diatas, berupa pedoman checklist.

Tabel 3.2. Pengembangan Instrumen Penelitian Tentang Tata Lahan & Bangunan Sumber : Dokumentasi Peneliti

No. Peruntukan Lahan Check 1. Lokasi lahan sesuai dengan peruntukan lahan untuk

kawasan komersial yang telah tercantum dalam RTRW Kota Bandung 2013.

No. Batas-Batas Lahan

1. Memiliki batas-batas lahan yang jelas seperti batas utara, selatan, timur dan barat lahan.

No. Potensi Tapak / Lokasi

1. Memiliki potensi lahan yang menunjang perancangan bangunan pada lahan tersebut. Misalnya dekat dengan pusat keramaian atau dekat dengan terminal atau stasiun, dll.

Atau

2. Pembuatan bangunan komersial dapat menambah nilai lahan sehingga lahan tersebut menjadi bertambah nilai guna atau nilai pemanfaatannya. Misalnya pembuatan bangunan yang belum punya fungsi sejenis pada wilayah tersebut atau pembuatan bangunan yang dapat

meningkatkan ekonomi kota, pariwisata, dll. No. KDB, KLB & GSB

1. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) sesuaikan dengan peraturan daerah setempat yang pada umumnya mengacu pada RTRW Kota Bandung 2013.

2. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) sesuaikan dengan peraturan daerah setempat yang pada umumnya mengacu pada RTRW Kota Bandung 2013.

3. Garis Sempadan Bangunan (GSB) ditentukan sesuai dengan lebar jalan yang terdapat pada lokasi perencanaan tapak. Umumnya GSB minimal yaitu x lebar jalan. Aturan tentang GSB juga dapat dilihat pada RTRW Kota Bandung 2013.

No. Ketinggian Bangunan

(28)

2013.

Tabel 3.3. Pengembangan Instrumen Penelitian Tentang Fasilitas Penunjang Sumber : Dokumentasi Peneliti

No. Fasilitas Umum di dalam Lahan Check

1. Pada perancangan lahan, terlihat adanya fasilitas umum

yang mampu menunjang aktivitas pengguna bangunan.

2. Fasilitas umum di dalam lahan mengacu pada ketersediaan

sarana dan prasarana kota yang telah diatur dalam RTRW

Kota Bandung 2013.

No. Fasilitas Umum di luar Lahan

1. Adanya fasilitas umum di luar lahan, terutama jika tidak

disediakan fasilitas umum yang terdapat di dalam lahan.

2. Fasilitas umum di luar lahan berupa fasilitas umum yang

sudah ada sebelumnya dan bersifat menunjang kegiatan

yang ada di dalam lahan.

No. Fasilitas Sosial di dalam Lahan

1. Pada perencanaan lahan, terlihat adanya fasilitas sosial

yang mampu menunjang aktivitas pengguna bangunan.

2. Fasilitas sosial di dalam lahan mengacu pada ketersediaan

sarana dan prasarana kota yang telah diatur dalam RTRW

Kota Bandung 2013.

No. Fasilitas Sosial di luar Lahan

1. Adanya fasilitas sosial di luar lahan, terutama jika tidak

disediakan fasilitas sosial yang terdapat di dalam lahan.

2. Fasilitas sosial di luar lahan berupa fasilitas sosial yang

sudah ada sebelumnya dan bersifat menunjang kegiatan

(29)

Tabel 3.4. Pengembangan Instrumen Penelitian Tentang Sirkulsi & Parkir Sumber : Dokumentasi Peneliti

No. Pedestrian Check

1. Terdapat jalur pejalan kaki (pedestrian) yang dapat

digunakan untuk mencapai bangunan atau fasilitas penting yang terdapat di dalam batas lahan.

2. Peraturan tentang jalur pejalan kaki mengacu pada peraturan RTRW Kota Bandung 2013 atau standar perancangan pedestrian dalam arsitektur.

3. Jika jalur pejalan kaki dapat digunakan oleh kaum difabel (cacat fisik), maka akan menjadi nilai tambah pada rancangan pedestrian bangunan tersebut.

4. Aman dan leluasa dari kendaraan bermotor.

5. Menyenangkan, dengan rute yang mudah dan jelas yang disesuaikan dengan hambatan kepadatan pejalan kaki. 6. Mudah, menuju segala arah tanpa hambatan yang

disebabkan gangguan naik-turun, ruang yang sempit, dan penyerobotan fungsi lain.

No. Tempat Transit

1. Ketersediaan tempat transit berupa tempat menurunkan penumpang (Drop Off) yang biasanya berada di pinggir jalan raya/ jalan masuk utama.

No. Akses Transportasi

1. Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang menunjang aktifitas pengguna bangunan dan memudahkan pencapaian menuju lokasi bangunan.

2. Adanya akses publik berupa jalur kendaraan yang jelas, termasuk kejelasan letak main entrance dan side entrance pada tapak bangunan.

3 Jaringan jalan harus merupakan ruang terbuka yang mendukung citra tapak dan aktivitas pada lahanbangunan. No. Tempat Parkir

1. Keberadaan strukturnya tidak mengganggu aktivitas di sekitar lahan atau menyediakan tempat parkir khusus dalam lahan.

2. Kapasitas parkir disesuaikan dengan ketentuan atau

(30)

2013 atau berdasarkan standar perhitungan arsitektur. 3. Penyediaan tempat parkir pada basement bangunan jika

tidak tersedia tempat parkir khusus di luar bangunan tersebut.

Tabel 3.5. Pengembangan Instrumen Penelitian Tentang Ruang Terbuka Sumber : Dokumentasi Peneliti

No. Ruang Terbuka untuk Sirkulasi Check

1. Terdapat ruang terbuka untuk sirkulasi yang luasannya

ditetapkan dalam RTRW Kota Bandung 2013.

No. Ruang Terbuka untuk Penghijauan (Taman)

1. Terdapat ruang terbuka untuk penghijauan/ taman yang

luasannya ditetapkan dalam RTRW Kota Bandung 2013.

2. Adanya kejelasan fungsi ruang terbuka hijau

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data demi menunjang penelitian ini dilakukan menurut tata

cara penelitian kualitatif. Untuk pengambilan data, peneliti menggunakan studi

dokumentasi atau studi pustaka yaitu metode yang digunakan untuk menelusuri

data yang berupa gambar, atau mengkaji literatur-literatur dan laporan-laporan

yang berkaitan dengan judul penelitian. Karena itulah teknik ini dianggap sesuai

sebagai tenik pengumpulan data.

Peneliti mempelajari secara seksama gambar kerja yang telah dibuat

mahasiswa, kemudian informasi yang telah didapat dari gambar kerja tersebut

dipindahkan ke dalam tabel instrumen pengambilan data. Data akan diolah dan

(31)

Peneliti terlebih dahulu membuat instrumen pengumpulan data dengan

melihat karakteristik dari tugas gambar pada mata kuliah SPA 3, khususnya pada

gambar pradesain (preliminary design).

(32)

Dari kisi-kisi diatas, peneliti kemudian mengembangkan instrumen yang dapat

digunakan dalam pengambilan data. Karena data yang diteliti berupa gambar kerja dari

subjek penelitian, peneliti terlebih dahulu mengelompokkan data tersebut berdasarkan

tabel instrumen seperti berikut.

INSTRUMEN PENGAMBILAN DATA

PENERAPAN PERATURAN TATA GUNA LAHAN KOTA BANDUNG

PADA TUGAS STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 3

Nama Mahasiswa :

NIM :

Kode Subjek Penelitian :

Judul Gambar :

Klasifikasi Bangunan :

Fungsi Bangunan :

A.DATA LOKASI PROYEK

LOKASI BATAS LAHAN POTENSI TAPAK AKSES

(33)

B.DATA TAPAK / SITE

AKSES

PUBLIK

GSB SIRKULASI

& PARKIR

FASILITAS

SOSIAL

FASILITAS

UMUM

OPEN

SPACE

C.DATA BANGUNAN

KDB KLB JUMLAH

LANTAI

LUAS PEILING

LANTAI

KETINGGIAN

(34)

H. Teknik Analisis Data

Tahap ini merupakan tahap analisis data untuk menganalisis dan membuat

interpretasi data dari hasil penelitian. Kemudian peneliti menyusun data-data yang

akan dilaporkan dan menguraikannya ke dalam kesimpulan yang tepat.

Teknik analisis kualitatif yang digunakan yaitu teknik analisis domain. Teknik

ini digunakan dalam menentukan gambaran umum dari masalah penelitian, dengan

kata lain hasil analisisnya mengarah pada deskripsi gejala dan fakta yang diteliti.

Dalam hal ini analisa peneliti merupakan faktor utama. Peneliti bertindak

sebagai pengolah data sehingga kemampuan peneliti dalam memahami masalah

penelitian mutlak diperlukan.

Pemaknaan * Reduksi

* Kategorisasi * Analisis Data *Gambar

Kerja * Literatur

SIMPULAN SEMENTARA

(35)

Gambar 3.5. Pengumpulan & Analisis Data Kualitatif Sumber: Metodologi Penelitian Pendidikan (H.M. Musfiqon, 2012)

Pada gambar diatas, dapat terlihat bagaimana tahapan analisis data yang

dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh simpulan sementara dari penelitian. Data

yang berupa gambar kerja maupun literatur terkait nantinya akan melewati proses

reduksi. Secara umum, reduksi dapat diartikan sebagai pengurangan. Namun pada

penelitian, reduksi data dapat berarti penyeleksian data secara intensif agar didapat

data yang sesuai dengan fokus penelitian.

Setelah melewati proses reduksi, dilakukan kategorisasi atau pengelompokan

data. Pengelompokkan data dilakukan sesuai dengan domain atau ranah yang akan

dianalisis. Kategorisasi ini akan lebih memudahkan peneliti dalam tahapan

analisis data berikutnya.

Data yang telah dianalisis nantinya akan memasuki proses pemaknaan data.

Pada tahap ini dilakukan kegiatan menghubungkan, membandingkan dan

mendeskripsikan data sesuai dengan fokus masalah untuk diberi makna. Pada proses

pemberian makna atau interpretasi makna juga dilakukan konseptualisasi pernyataan

(36)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian

mengenai Penerapan Peraturan Tata Guna Lahan Pada Tugas Mata Kuliah

Studio Perancangan Arsitektur 3, khususnya Tugas Gambar Bangunan

Komersial, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada hasil tugas gambar mahasiswa pada Mata Kuliah Studio Perancangan

Arsitektur 3, terlihat adanya penerapan peraturan tata guna lahan yang

meliputi tata lahan dan bangunan, sirkulasi dan parkir, fasilitas penunjang

serta ruang terbuka. Namun penerapan aspek tata guna lahan tersebut belum

mencapai 100% atau dapat dikatakan belum optimal.

2. Jumlah subjek penelitian yang tidak menerapkan tata atur lahan dan

bangunan pada tugas SPA 3 sebesar 67% dari total subjek penelitian.

Jumlah ini lebih banyak daripada mahasiswa yang dikategorikan mampu

menerapkan peraturan tata guna lahan pada desain hasil karyanya. Hal ini

sungguh sangat mengecewakan mengingat mahasiswa yang mengikuti mata

kuliah SPA 3 seharusnya telah mengetahui pentingnya penerapan peraturan

tata guna lahan pada tugas SPA 3 dengan baik.

3. Masih ada beberapa peraturan tata guna lahan yang hanya diterapkan oleh

separuh dari jumlah subjek penelitian. Peraturan tata guna lahan tersebut

antara lain tentang adanya potensi lahan, adanya fasilitas sosial di luar lahan

yang menunjang aktifitas lahan, adanya jalur pedestrian yang dapat

digunakan oleh kaum difabel, jalur sirkulasi dengan rute yang mudah dan

jelas serta adanya tempat transit atau drop off area. Berbagai peraturan ini

diterapkan oleh <50% dari total subjek penelitian. Artinya dari 30 orang subjek penelitian, yang menerapkan peraturan tersebut kurang dari

(37)

4. Ditinjau dari hasil diatas, penerapan peraturan tata guna lahan pada tugas

SPA 3 ternyata masih belum optimal. Masih banyak mahasiswa yang tidak

menerapkan peraturan tata guna lahan pada tugas gambarnya. Dan lebih

dari separuh subjek penelitian dinyatakan tidak mampu menerapkan

peraturan tata guna lahan tersebut dalam tugas SPA 3 nya.

B. SARAN

Adapun saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya hasil penelitian ini dan

bagaimana pemecahan masalahnya, perlu diadakan penelitian lanjutan yang

berfokus pada hal tersebut.

2. Bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur UPI yang tertarik

untuk melakukan penelitian lanjutan tentang penerapan peraturan tata guna

lahan, dapat memfokuskan masalah penelitiannya tentang faktor penyebab

diterapkan atau tidaknya peraturan tata guna lahan dalam tugas mahasiswa

serta bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasi hal tersebut.

3. Bagi mahasiswa yang mengikuti Mata Kuliah Studio Perancangan

Arsitektur, peraturan tentang tata guna lahan seharusnya tidak berhenti

hanya pada tahap konsep bangunan, namun juga untuk direalisasikan dalam

tahap perancangan bangunan karena nantinya akan mempengaruhi

keseluruhan desain seperti orientasi bangunan, bentuk bangunan, sirkulasi

bangunan, tapak bangunan, dll.

4. Dalam pembuatan TOR (Term of Reference) tugas Mata Kuliah Studio

Perancangan Arsitektur, dosen sebaiknya menjadikan peraturan tata guna

lahan sebagai salah satu syarat utama yang harus dipenuhi mahasiswa

dalam pembuatan tugas-tugasnya mulai dari tahap konsep hingga tahap

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Perencanaan Penbangunan Daerah Kota Bandung. Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota Bandung 2013. Bandung.

Chiara, De Joseph dan Lee E. Koppelman. Standar Perencanaan Tapak. Jakarta:

Erlangga.

Jayadinata, Johara T. 1999. Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan,

Perkotaan & Wilayah. Bandung: Penerbit ITB.

Juana, Jimmy S. 2004. Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta: Erlangga.

Mirsa, Rinaldi. 2011. Elemen Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Musfiqon, H. M. 2012. Metodologi Penelitian Pendididkan. Jakarta: Prestasi

Pustakaraya.

Perda Kota Bandung No. 2 tahun 2004. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung.

Saputra, Suprian Atmaja. 2007. Evaluasi Pengajaran. Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia.

Saputra, Suprian Atmaja. 2007. Statistika. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sandy, I Made. 1997. Makalah Tata Guna Lahan. Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia.

Shirvani, Hamid. The Urban Design Process. London: Van Nostrand Reinhold.

Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. 2012. Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Tim Dosen Mata Kuliah Studio Perancangan Arsitektur 3. 2013. Term of Reference

SPA 3. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Tim Dosen Mata Kuliah Studio Perancangan Arsitektur 3. 2009. Rancangan Kegiatan

Pembelajaran SPA 3. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Neufert, Ernest. 1996. Data Arsitek Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Gambar

Gambar 4.32. Diagram Persentase Penerapan Peraturan Kejelasan Fungsi
Gambar 3.2. Variabel  Penelitian  Sumber: Dokumentasi Peneliti
gambarnya.
Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Sumber : Dokumentasi Peneliti
+7

Referensi

Dokumen terkait

2.2.1 Menerapkan berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembela-jaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran pada kompetensi keahlian jasa

www.informasiguru.com.. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa larutan yang tergolong basa kuat dan asam lemah adalah ....I. C. Air limbah industri diperkirakan telah

Berdasarkan analisis struktur dengan FTIR, 1 H-NMR dan 13 C-NMR, produk reaksi berupa campuran senyawa yaitu etil 2-(3,5-dihidroksifenol) asetat, etil

Sehingga pada pembelajaran matematika, guru tidak hanya mengajarkan rumus-rumus dan hitungan angka-angka, akan tetapi guru juga mesti membantu siswa dalam menemukan sebuah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan protein kasar, lemak kasar, kholesterol dan protein terlarut yang mengalami variasi cara pemotongan daging, waktu pemanggangan

Surya Teknik Anugrah memberikan bantuan dana kepada pemerintah desa untuk menjalakan CSR yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, hal ini perusahaan anggap sebagai

Anwar Malang Januari -Juli 2007 Dokumentasi lokal PIT Manado, 2011, presentasi Pengaruh Jenis Insisi pada. Operasi Katarak terhadap terjadinya Sindroma

pengukuran seperti: pengaruh komposisi fasa gerak (metanol:air), volume injeksi sampel, laju alir fasa gerak, dan pH fasa gerak, yang semua ini diharapkan