PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
THINK PAIR AND SHARE TERHADAP KEMAMPUAN
MENEMUKAN UNSUR-UNSUR INTRINSIK HIKAYAT
“KUCING DAN TIKUS” OLEH SISWA KELAS XI
SMA SWASTA RAKSANA MEDAN
TAHUN PEMBELAJARAN
2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
ELPRIDA BR GINTING
NIM 2103111018
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan anugerahNya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and
Share terhadap Kemampuan Menemukan Unsur-unsur Intrinsik Hikayat “Kucing dan Tikus” oleh Siswa Kelas XI SMA Swasta Raksana Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014.” Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Medan.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menerima berbagai masukan dan dukungan dari berbagai pihak, baik dari segi material maupun spiritual. Oleh karena itu, rasa hormat dan ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri Medan, 2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, 3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia,
4. Drs. Sanggup Barus, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan selaku dosen pengarah,
5. Dr. Wisman Hadi, M.Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
6. Drs. Tangson R. Pangaribuan, M.Pd., selaku Pembimbing Skripsi, 7. Drs. M. Joharis, M.M, M.Pd., selaku dosen Pembimbing Akademik, 8. M. Oky Fardian Gafari, M.Hum., selaku dosen Pengarah
iii
10.kepala sekolah dan seluruh guru, staf pegawai dan SMA Swasta Raksana Medan yang telah memberikan izin kepada saya untuk melakukan penelitian di SMA Swasta Raksana Medan,
11.orang tua penulis, Ayahanda T. Ginting dan Ibunda D. Manalu serta adik dan kakak penulis, Erwin Tala Ginting, Abed Nego Ginting, Hanna Klaudia Ginting, Lidia Kurniati Ginting, Hagai Azharya Ginting, Leni Ginting serta seluruh keluarga Ginting dan Manalu atas segala kasih, motivasi, doa, perhatian serta dukungan moril dan material yang senantiasa diberikan dengan tulus dan penuh kasih sayang kepada penulis, 12.teman seperjuangan saya Lastri Simanjuntak, Nopriani Nababan, Pienti
Manalu, Rachel Kembaren dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terimakasih atas segala bantuannya,
13.teman kost Bethesda Butar-butar, Ruben Sitorus, Dian Marpaung, Abed Tamba, Josua Girsang, terimakasih buat dukungannya,
14.seluruh stambuk 2010 khususnya anak Reguler B, terima kasih atas semua doa dan dukungan kalian, kalian membuat dunia baru dalam hidup saya, 15.jemaat Gereja Sidang Rohul Kudus Indonesia, terimakasih atas doa dan
perhatiannya,
16.saudara/saudari yang ada di KONTAN, LABSAS, serta rekan-rekan di LBB QL terima kasih telah memberi motivasi dan dukungan kepada saya.
Akhir kata penulis mengucapkan semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Medan, Juni 2014 Penulis,
i ABSTRAK
Elprida Br Ginting, NIM 2103111018, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and Share Terhadap Kemampuan Menemukan Unsur-Unsur Intrinsik Hikayat “Kucing dan Tikus” oleh Siswa Kelas XI SMA Swasta Raksana Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia/S1 Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih jelas pengaruh model pembelajaran Think Pair and Share dan model konvensional dalam meningkatkan kemampuan menemukan unsur-unsur intrinsik dalam hikayat “kucing dan tikus.” Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Swasta Raksana Medan dengan jumlah 216 siswa. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 72 siswa yang diambil secara homogen dengan random control-group design. Instrumen yang digunakan untuk menjaring data adalah penugasan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, tepatnya True eksperimen. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan
uji “t”. Dari pengolahan data diperoleh hasil post-test kelas ekperimen dan kelas kontrol. Adapun nilai rata-rata kelas eksperimen dengan model pembelajaran Think Pair and Share = 83,03, standar deviasi=8,93 dan termasuk pada kategori sangat baik sebanyak 50%, kategori baik sebanyak 50% dan kategori cukup sebanyak 0%. Sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol dengan model konvensional = 66,88 standar deviasi = 9,88 dan termasuk pada kategori sangat baik sebanyak 0%, kategori baik sebanyak 50% kategori cukup sebanyak 50% kategori kurang 0% dan kategori sangat kurang sebanyak 0%. Dari hasil uji data post-test diketahui keduanya berdistribusi normal. Dari uji homogenitas di dapat bahwa sampel penelitian ini berasal dari populasi yang homogen. Setelah uji normalitas dan homogenitas, di dapatlah to sebesar 7,17. Selanjutnya to diketahui, kemudian
dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikasi 5% dengan df=N-1=36-1=35 dari df =35 diperoleh taraf signifikasi 5%=1,99, karena to yang diperoleh lebih
besar dari tabel yaitu 7,17> 1,99 maka hipotesis nihil (H0) ditolak dan hipotesis
alternatif (Ha) diterima.
iv
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Batasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah... 6
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kerangka Teoretis... 9
1. Hakikat Kemampuan Menemukan Unsur-Unsur Intrinsik dalam Hikayat ... 9
a. Pengertian Kemampuan ………. ... 9
b. Pengertian Menemukan ………. ... 10
c. Pengertian Hikayat ………. ... 10
d. Unsur-unsur Instrinsik Hikayat……….. ... 12
2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif tipe TPS …… ... 17
a. Pengertian Model Pembelajaran ……..….…… ... 17
b. Model Pembelajaran Kooperatif …… ... 19
c. Model Pembelajaran Kooperatif tipe TPS ... 21
v
e. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
Think Pair and Share ……….…. ... 24
f. Pembelajaran Menemukan Unsur-unsur Intrinsik dalam Hikayat dengan Model Think Pair and Share... 25
3. Hakikat Model Pembelajaran Konvensional ……… ... 26
a. Pengertian Model Pembelajaran Konvensional .. ... 26
b. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Konvensional …………. ... 27
c. Pembelajaran Menemukan Unsur-unsur Intrinsik dalam Hikayat dengan Model Konvensional ….. ... 28
B. Kerangka Konseptual ……… ... 29
C. Hipotesis penelitian ……….. ... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ……….……… ... 32
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi ………..……… ... 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Penyajian Data Kemampuan Siswa Menemukan Unsur-unsur Intrinsik dalam Hikayat………. 46
B. Data Kemampuan Menemukan Unsur-unsur Intrinsik dalam Hikayat .......………..……….… 46
vi
1. Deskripsi Data Pembelajaran Menemukan Unsur-unsur
Intinsik dalam Hikayat Kelas Eksperimen………... 49
2. Deskripsi Data Pembelajaran Menemukan Unsur-unsur Intrinsik dalam Hikayat Kelas Kontrol………... 52
D. Uji Persyaratan Analisis Data……… 55
1. Uji Normalitas Kelas Eksperimen………. 55
2. Uji Normalitas Kelas Kontrol……… 57
3. Uji Homogenitas……….. 58
E. Pengujian Hipotesis ……….……… 59
F. Pembahasan Hasil Penelitian ………. 60
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ……….………. ... 66
B. Saran………. 67
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 20
Tabel 2.2 Sintaks Penyelenggaraan Model Diskusi Think-
Pair-Share ... 24
Tabel 3.1 Distribusi Jumlah Siswa Kelas XI SMA Swasta Raksana
Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 ... 33
Tabel 3.2 Desain Eksperimen ... 36
Tabel 3.3 Langkah-Langkah Pembelajaran di Kelas Eksperimen
Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Think
Pair And Share ... 37
Tabel 3.4 Langkah-langkah Pembelajaran di Kelas Kontrol dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Konvensional ... 39
Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal ... 40
Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Kemampuan Menemukan Unsur
Intrinsik dalam Hikayat ... 40
Tabel 4.1 Skor Perolehan Nilai Kemampuan Menemukan
Unsur-unsur Intrinsik dalam Hikayat Kelas Eksperimen
(XI IPA2) ... 46
Tabel 4.2 Skor Perolehan Nilai Kemampuan Menemukan Unsur-unsur Intrinsik dalam Hikayat Kelas Kontrol
(XI IPA1) ... 48
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran 1 Silabus ... 70
Lampiran 2 RPP Eksperimen ... 73
Lampiran 3 RPP Konvensional ... 84
Lampiran 4 Soal Instrumen ... 94
Lampiran 5 Uji Normalitas Data Siswa Kelas Eksperimen……… 95
Lampiran 6 Uji Normalitas Data Siswa Kelas Kontrol ……… 96
Lampiran 7 Lembar Hasil Kemampuan Menemukan Unsur-unsur Intrinsik Hikayat Kucing dan Tikus Siswa Kelas Eksperimen .. 97
Lampiran 8 Lembar Hasil Kemampuan Menemukan Unsur-unsur Intrinsik Hikayat Kucing dan Tikus Siswa Kelas Kontrol ... 99
Lampiran 9 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z ... 101
Lampiran 10 Tabel Daftar Nilai Kritis Uji Liliefors ... 102
Lampiran 11 Daftar Nilai Persentil untuk Uji F ... 103
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahIndonesia kaya dengan peninggalan tertulis dalam bentuk naskah. Hal ini
amat berhubungan dengan tradisi tulis yang berkembang di banyak daerah karena
masyarakat pendukungnya memiliki aksara tersendiri. Kenyataan ini membuka
peluang yang luas pada kita untuk memperkenalkan kearifan nenek moyang
tersebut kepada para siswa agar mereka dapat memahami sekaligus mendapatkan
manfaat dari naskah-naskah lama tersebut. Naskah- naskah tersebut biasanya
berbentuk prosa lama, salah satunya hikayat.
Hikayat cenderung bersifat imajinatif, istanasentris, anonim, dan bentuk
serta isinya statis. Selain itu, menurut muharrom (2014) hikayat juga bersifat didaktis (mendidik). Hal ini menunjukkan bahwa hikayat sangat baik untuk dibaca para siswa. Siswa tidak hanya membaca sebuah cerita namun juga dididik secara
tidak langsung. Melalui hikayat siswa dapat mengenal kearifan nenek moyang,
sejarah bahkan nilai-nilai kehidupan. Nilai-nilai tersebut didukung dari
beragamnya tema hikayat. Hikayat dapat bertemakan kepahlawanan, percintaan,
agama, dan lain-lain. misalnya hikayat Pandawa Lima dan Hikayat Sri Rama yang
bertemakan kepahlawanan, hikayat panji bertemakan percintaan ataupun hikayat
Amir Hamzah yang bertemakan keagamaan.
Namun demikian, sejauh manakah kita memberi pengetahuan dan
2
ada beberapa kendala dalam memperkenalkan hikayat kepada peserta
didik di tingkat SMA.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 disebutkan
bahwa keterampilan mengidentifikasi unsur intrinsik hikayat merupakan
kompetensi yang harus dikuasai siswa. Tujuannya adalah agar siswa dapat
mengenal, memahami, dan menemukan unsur-unsur intrinsik yang terkandung
dalam hikayat. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi
unsur intrinsik hikayat diperlukan sebuah model yang sesuai. Bahkan pada
kurikulum SMA 2013 Bahasa Indonesia, Kompetensi Dasar 3.7 dan 3.8 siswa
diharapkan memiliki kemampuan bersastra dalam menemukan unsur-unsur
instrinsik hikayat. Hal ini menegaskan pembelajaran menemukan unsur-unsur
hikayat menjadi kewajiban bagi siswa. Namun, penggunaan bahasa melayu pada
hikayat membuat siswa kurang tertarik untuk menemukan unsur-unsur instrinsik
3
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi Bahasa Indonesia SMA Swasta Raksana Medan, Ibu Sipayung mengatakan bahwa respon yang tidak baik tersebut juga semakin terasa ketika tidak banyak siswa yang mau mengungkapkan hasil pemikirannya. Siswa merasa kesulitan untuk menyampaikan hasil pemikirannya mengenai permasalahan dalam materi pembelajaran dan tidak aktif dalam proses belajar mengajar. Beberapa hal tersebut membuat siswa kurang mampu menemukan unsur-unsur instrinsik hikayat.
Banyak hal dapat diterapkan untuk mengatasi keluhan siswa dalam belajar,
diantaranya dengan meninggalkan model konvensional yang tidak lagi menunjang
pembelajaran di kelas dan beralih pada model pembelajaran kooperatif dan tepat
digunakan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan yang ingin melahirkan
generasi berkualitas. Kenyataan ini didukung dari hasil penelitan Atthyyatun dan
Desy dalam artikelnya “Problematika Membaca Hikayat di SMA.” Dalam
penelitian tersebut terlihat bahwa penggunaan model konvensional tidak layak
lagi digunakan di kelas karena menjadikan peserta didik menjadi kurang tertarik
dan terbebani dalam kegiatan proes belajar-mengajar. Dari itu, dalam memilih
model yang tepat sangat diperlukan kejelian dari kita sebagai tenaga pendidik
dalam menyesuaikan kebutuhan dan model yang tepat.
Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur
intrinsik hikayat diperlukan sebuah model yang sesuai. Salah satu model yang
dimaksud adalah model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share.
Model pembelajaranThink-Pair-Share(TPS)merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif sederhana. Lie (dalam Harahap 2013) memaparkan
4
sama dengan orang lain. Keunggulan model ini adalah optimalisasi partisipasi
siswa . Model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share antara lain;
berfikir (thinking ), berpasangan ( pairing ), dan berbagi ( share ).
Think-Pair-Share (TPS) memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit
untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling
membantu satu sama lain. Sebagai contoh, guru baru saja menyajikan suatu topik
atau siswa baru saja selesai membaca suatu tugas, selanjutnya guru meminta siswa
untuk memikirkan permasalahan yang ada dalam topik / bacaan tersebut (dalam
5
Thingking, pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik. Guru memberikan kesempatan kepada mereka memberikan jawabannya. Selanjutnya, Pairing, pada tahap ini guru meminta peserta didik berpasang-pasangan. Hasil diskusi intersubjektif di setiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan seluruh pasangan di dalam kelas, tahap ini dikenal Sharing.
Dengan kata lain, model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share
diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa dan menjawab problematikan
pembelajaran hikayat pada siswa. Sehingga memberikan hasil yang memuaskan
khususnya dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur
instrinsik hikayat.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik mengadakan penelitian
dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and
Share Terhadap Kemampuan Menemukan Unsur-unsur Intrinsik Hikayat
“Kucing dan Tikus” oleh Siswa Kelas XI SMA Swasta Raksana Medan
Tahun Pembelajaran 2013/2014.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pembahasan latar belakang masalah di atas, maka muncullah berbagai permasalahan yang perlu mendapat perhatian. Permasalahan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
6
5. siswa kurang mampu menyampaikan ide atau pendapatnya. C. Batasan Masalah
Mengingat kompleksnya masalah yang berhubungan dengan menemukan unsur-unsur instrinsik hikayat, dari sejumlah masalah yang terindentifikasi, penelitian ini hanya berfokus pada masalah:
1. Kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur instrinsik Hikayat Kucing dan Tikus.
2. Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share dalam mengidentifikasi unsur instrinsik Hikayat Kucing dan Tikus.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas maka, masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kemampuan mengidentifikasi unsur instrinsik hikayat siswa kelas XI SMA dengan menggunakan model pembelajaran konvensional?
2. Bagaimanakah kemampuan mengidentifikasi unsur instrinsik hikayat siswa kelas XI SMA setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share?
7 E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kemampuan mengidentifikasi unsur instrinsik hikayat siswa kelas XI SMA dengan menggunakan model konvensional
2. Untuk mengetahui kemampuan mengidentifikasi unsur instrinsik hikayat siswa kelas XI SMA setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share
3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share terhadap kemampuan mengidentifikasi unsur instrinsik hikayat siswa kelas XI SMA.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Penelitian Secara Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini sebagai sumbangan pemikiran dan referensi kajian penelitian lebih lanjut untuk dipertimbangkan dalam memperbaiki kualitas pendidikan.
2. Manfaat Penelitian Secara Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa dan penulis. Adapun manfaat model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share, yakni:
a. Bagi Siswa
8 b. Bagi Guru
Dapat memberikan masukan khususnya kepada guru Bahasa dan Sastra Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat c. Bagi Penulis
66
66
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. nilai kemampuan menemukan unsur-unsur intrinsik dalam hikayat kucing dan tikus siswa kelas XI SMA Swasta Raksana Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 dengan menggunakan model Think Pair and Share (TPS) termasuk kategori baik, hal itu terlihat pada nilai rata-rata 83,03
2. nilai kemampuan menemukan unsur-unsur intrinsik dalam hikayat kucing dan tikus siswa kelas XI SMA Swasta Raksana Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 dengan menggunakan model konvensional termasuk kategori cukup, hal itu terlihat pada nilai rata-rata 66,88
3. hasil kemampuan menemukan unsur-unsur intrinsik dalam hikayat kucing dan tikus dengan model Think Pair and Share (TPS) lebih baik dibandingkan
dengan hasil kemampuan menemukan unsur-unsur intrinsik dalam hikayat kucing dan tikus dengan menggunakan model konvensional siswa kelas XI
SMA Swasta Raksana Tahun Pembelajaran 2013/2014. Hal ini terbukti dari pengujian hipotesis, yaitu thitung > ttabel (7,17 > 1,99) telah membuktikan bahwa
68
B.Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis menyarankan:
1. dalam materi menemukan unsur-unsur intrinsik dalam hikayat kucing dan tikus melalui kegiatan membaca hendaknya digunakan model yang efektif , yakni model Think Pair and Share (TPS)
2. model Think Pair and Share (TPS) memerlukan pemahaman guru bahasa dan sastra Indonesia baik dari segi persiapan, pelaksanaan, sampai evaluasi serta kerjasama antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran agar hal yang diharapkan yakni meningkatkan kemampuan menemukan unsur-unsur intrinsik dalam hikayat kucing dan tikus melalui kegiatan membaca dapat lebih baik 3. disarankan agar peneliti selanjutnya tetap memperhatikan perkembangan
model-model pembelajaran yang digunakan di sekolah dalam pembelajaran menemukan unsur-unsur intrinsik dalam hikayat kucing dan tikus
DAFTAR PUSTAKA
Aminudin. 2008. Mengenal Karya Sastra Lama. Bandung: Kreasindo Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rieneka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rieneka Cipta.
Hartoko, Dick dan B. Rahmanto. 1986. Pemandu di Dunia Sastra. Yogyakarta: Kanisus.
Depdikbud. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed 3. Jakarta: Balai Pustaka. Fang, Yock Liaw. 1993. Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik. Jakarta: Erlangga. Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.
Kosasih, E. 2003. Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: Yrama Widya. Manurung, P. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: Halaman Moeka.
Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:
Kencana.
Wiyatmi. 2005. Pengantar Kajian Sastra. Yogya: Pustaka Book Publisher.
Zainuddin.1992. Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Rieneka Cipta.
Harahap, Mara Bangun dan Winsyah Putra Ritonga. 2013. Strategi Belajar Mengajar Fisika Unimed.
Depdikbud. 2013. Kurikulum 2013.
Diananingsih, maria rusmiyati. Strategi peer lesson melalui teknik penyajian lisan (bercerita 2008/2009. Jakarta: Dinas Pendidikan Jawa Tengah. Nikmah, Athyyatun dan Desy Malyaning Rahayu.2011. Problematika Membaca