• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.P. 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.P. 2014/2015."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.P. 2014/2015

Oleh :

Nurlaily NIM 4113121046

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini semaksimal mungkin dan sesuai waktu yang telah direncanakan. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P. 2014/2015” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

(3)

Teristimewa kepada kedua orangtua penulis yaitu Ayahanda Humala dan Ibunda Nasni Lubis yang telah mendidik, mendo’akan disetiap sujudnya dan memberikan motivasi yang tidak terkira besarnya baik secara moril maupun materi, beserta kakak dan abang (Derliati, M.PdI, Rosliati, S.Ag, Masroito, Maisaroh, Desmi Elita, Irma Suryani, S.Si, dan Muhammad Parlindungan) yang telah memberikan motivasi kepada penulis untuk dapat menyelesaikan studi di Unimed ini.

Terimakasih juga penulis ucapkan terima kepada teman-teman seperjuangan, Maryuna, Sri Tuti, Zahra Tazkia, Zulfa Khairani, Tariza Fairus beserta seluruh keluarga besar Fisika Dik B 2011 yang telah memberikan ide-ide selama perkuliahan. Selain itu, penulis ucapkan terimakasih kepada ibu kos Lina Sari Simamora beserta saudara satu kos (kak Tukmaida Simamora, S.ThI, Ramadhani Mulia, Rahmi, Riski Agustina Nst) yang telah banyak memotivasi, memberikan masukan-masukan serta nasehat kepada penulis.

Penulis menyadari, masih banyak kekurangan dalam penulisan skipsi ini untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, Juni 2015

Penulis,

Nurlaily

(4)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN

T.P. 2014/2015 Nurlaily (4113121046)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan akibat pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar beserta mengetahui aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran pada materi suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain two group Pre-test dan Pos-Pre-test. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X semester II SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan yang terdiri dari 5 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 5 kelas secara acak yaitu kelas X Mia5 sebagai kelas eksperimen dan kelas X Mia3 sebagai kelas kontrol yang masing-masing kelas berjumlah 33 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 14 soal dengan 5 option. Aktivitas siswa dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh observer.

Berdasarkan analisa data, nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 32,45 dan kelas kontrol 36,12. Pada pengujian normalitas untuk pretes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh Lhitung < Ltabel, maka data kedua kelas berdistribusi normal. Pada uji homogenitas diperoleh Fhitung < Ftabel , maka kedua sampel berasal dari kelompok yang homogen. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran inquiry training dan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Setelah dilakukan

perlakuan pada masing-masing kelas, nilai rata-rata postes kelas eksperimen 81,79

dan kelas kontrol 73,78. Aktivitas siswa kelas eksperimen dari tiap pertemuan mengalami peningkatan, dari kategori kurang aktif hingga kategori aktif. Hasil uji t diperoleh thitung = 3,99 dan ttabel = 2,39 sehingga thitung > ttabel maka Ha diterima, yang berarti ada perbedaan akibat pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa pada materi suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P 2014/2015.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN i

RIWAYAT HIDUP ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR LAMPIRAN x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 6

1.7. Defenisi Operasional 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.2. Model Pembelajaran 13

2.3. Pembelajaran Konvensional 23

2.4. Uraian Materi 24

2.5. Penelitian Terdahulu 31

2.6. Kerangka Konseptual 33

2.7. Hipotesis Penelitian 34

BAB III METODE PENELITIAN 36

3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 36

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 36

3.3. Variabel Penelitian 36

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 36

3.5. Prosedur Penelitian 37

3.6. Instrumen Pengumpul Data Penelitian 40

3.7. Validitas Tes 42

3.8. Teknik Analisis Data 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 46

4.2. Pembahasan 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(6)

5.2. Saran 58

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1.Sintaks Model Inquiry Training 17

2.2.Konversi Skala Termometer 24

2.3.Penelitaian Terdahulu 31

3.1.Two Group Pretes – Postes Design 37

3.2.Kategori dan Persentase Nilai 40

3.3.Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar 42

4.1.Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 47 4.2.Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 48 4.3.Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 49 4.4.Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 50 4.5.Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes 50 4.6.Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Postes 50

4.7.Ringkasan Perhitungan Uji t Data Pretes 51

4.8.Ringkasan Perhitungan Uji t Data Postes 52

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 2.1.Perbandingan Skala Termometer Celcius, Fahrenheit, Kelvin 24

dan Reamur

2.2.Pemuaian Panjang 26

2.3.Koefisien Muai Luas Zat Padat 26

2.4.Koefisien Muai Volum Zat Padat 26

2.5.Grafik Perubahan Temperatur dan Perubahan Wujud Zat 28 pada Sebongkah Es

2.6.Perpindahan Kalor dalam Kehidupan Sehari-Hari 30

2.7.Perpindahan Kalor secara Konduksi 30

2.8.Bagan Perbedaan Model Pembelajaran Inquiry Training dan 34 Pembelajaran Konvensional

3.1.Skema Rancangan Penelitian 39

4.1. Hubungan Frekuensi terhadap Nilai Pretes 47

4.2. Hubungan Frekuensi terhadap Nilai Postes 48

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas 61

Ekperimen Dan Kontrol

Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa 107

Lampiran 3. Bahan Ajar 122

Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian 134

Lampiran 5. Instrumen Penelitian 143

Lampiran 6. Rubrik Penilaian Sikap 146

Lampiran 7. Rubrik Penilaian Keterampilan 148

Lampiran 8. Deskriptor Observasi Aktivitas Belajar Siswa 150 Lampiran 9. Rekapitulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Eksperimen 153 Lampiran 10. Rekapitulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Kontrol 155 Lampiran 11. Rekapitulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Eksperimen 157 Lampiran 12. Rekapitulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Kontrol 159 Lampiran 13. Perhitungan Rata-Rata, Varians Dan Standar Deviasi 161

Lampiran 14. Uji Normalitas 164

Lampiran 15. Uji Homogenitas 166

Lampiran 16. Uji Hipotesis 169

Lampiran 17. Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 173 Lampiran 18. Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol 174 Lampiran 19. Lembar Penilaian Sikap Kelas Eksperimen 175 Lampiran 20. Lembar Penilaian Sikap Kelas Kontrol 183 Lampiran 21. Rekapitulasi Penilaian Sikap Kelas Eksperimen 191 Lampiran 22. Rekapitulasi Penilaian Sikap Kelas Kontrol 194 Lampiran 23. Lembar Penilaian Keterampilan Kelas Eksperimen 197 Lampiran 24. Rekapitulasi Lembar Penilaian Keterampilan Kelas 205

Eksperimen

Lampiran 25. Tabel Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen 208 Lampiran 26. Tabel Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas Kontrol 217 Lampiran 27. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan 226

Kontrol pada Pertemuan I, II, III, dan IV

Lampiran 28. Nilai Pengetahuan Postes Kelas Ekperimen dan Kontrol 227 Lampiran 29. Daftar Nilai Kritis untuk Uji Lilifors 229 Lampiran 30. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva 0 ke z 230 Lampiran 31. Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F 231 Lampiran 32. Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi t 233

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pribadi manusia sangat bergantung pada pendidikan yang diperolehnya, baik dari lingkungan keluarga maupun sekolah. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruk pribadi manusia, maka pemerintah sangat serius dalam menangani bidang pendidikan. Sehingga sistem pendidikan yang memenuhi standar nasionaldapat melahirkan generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu bersaing hidup dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada suatu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Standar proses pendidikan yang dimaksud berlaku untuk setiap lembaga pendidikan formal pada jenjang pendidikan tertentu dimana pun lembaga pendidikan itu berada secara nasional. Dengan demikian, seluruh sekolah seharusnya melaksanakan proses pembelajaran seperti yang dirumuskan dalam proses pendidikan ini. Akan tetapi, proses pembelajaran yang terjadi dalam pendidikan dewasa ini menjadi salah satu masalah yang dihadapi lembaga pendidikan formal (Sanjaya, 2010:4).

(11)

dalam standar kompetensi lulusan UN (Ujian Nasional) salah satunya adalah mata pelajaran fisika.

Fisika adalah salah satu cabang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) yang merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam dan interaksi di dalamnya. Dimana pelajaran fisika itu seharusnya lebih menekankan pada pembelajaran langsung atau pelajaran fisika itu diambil dari peristiwa alam sekitar siswa. Sehingga siswa dapat menghubungkan antara teori dengan fakta yang terjadi dari kehidupan sehari-harinya. Jadi, konsep fisika itu dapat terbangun dan tertanam dalam fikiran siswa lebih mudahkarena dari peristiwa yang dilihat dan teori yang diperoleh di sekolah saling berkaitan. Jika model pembelajaran fisika seperti ini tentunya akan membuat siswa menyukai pelajaran fisika.

Namun pada kenyataannya banyak siswa yang menganggap fisika sebagai pelajaran yang membosankan dan hanya mempelajari rumus-rumus. Padahal fisika seharusnya merupakan pelajaran yang sangat menarik, karena hampir semua hal yang terjadi di sekitar kita ini, dari hal yang paling kecil sekalipun yang bahkan tidak dapat dilihat dengan kasat mata sampai hal terbesar yang kita lihat disekitar kita dapat dijelaskan dengan konsep-konsep fisika.

(12)

Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis kepada Bapak Parundingan Simanjuntak mengatakan bahwa hasil belajar siswa sebagian besar belum mencapai KKM atau Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan sekolah, yaitu 75 pada T.P 2014/2015. Hal ini terlihat dari hasil ulangan sebagian besar siswa yang rendah. Selain dari itu, guru juga mengatakan bahwa dalam melaksanakan pembelajaran beliau masih menggunakan model pembelajaran konvensional, dimana pola mengajar yang digunakan masih menggunakan metode ceramah dan penugasan. Pada proses pembelajaran, guru jarang melakukan demonstrasi pada materi yang sedang diajarkan. Selain itu, guru juga belum memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di sekolah seperti laboratorium sehingga siswa tidak pernah melakukan praktikum. Hal ini mengakibatkan kemampuan siswa dalam pemahaman konsep fisika kurang, karena siswa hanya memperoleh teori tanpa melihat langsung peristiwanya. Faktor lain juga disebutkan oleh beliau adalah kemampuan fisika yang kurang dari siswa.

Berdasarkan masalah yang dikemukakan di atas maka perlu dikembangkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan aktifitas siswa yang menekankan pada aspek proses berpikir. Menurut Joice dkk (2011:200) juga perlu adanya upaya yang dilakukan oleh guru untuk membuat siswa lebih tertarik mempelajari fisika. Mengingat bahwa proses pembelajaran fisika merupakan proses pembelajaran untuk membuktikan sesuatu yang masih teori. Perlu diterapkan model pembelajaran dari fakta menuju teori atau from facts to teories. Melalui proses berpikir, siswa akan didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya, kemudian siswa dapat memahami informasi yang diperolehnya dan menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Siswa berkompetensi juga memiliki kualifikasi kemampuan implementasi pendekatan ilmiah. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran inquiry training.

(13)

pembelajaran inquiry ini memiliki lima fase dalam pelaksanaannya yakni : mengajukan pertanyaan dan permasalahan, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data dan merumuskan kesimpulan. Dari tahap pembelajaran ini, tampak bahwa siswa lebih dituntut untuk memecahkan masalah dalam proses berpikir melalui pengajuan hipotesis dan mengumpulkan data terhadap permasalahan yang diberikan. Model pembelajaran inquiry ini dapat membuat siswa lebih aktif karena siswa menjadi pusat pembelajaran sehingga meningkatkan motivasi belajar.

Peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh Retno dan Trisno pada jurnal, diperoleh hasil bahwa dengan inquiry training dapat meningkatkan motivasi belajar, pemahaman konsep, dan meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Novita Harahap dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Usaha dan Energi Kelas VIII Semester I SMP Negeri 6 Medan T.P 2011/2012’’ diperoleh hasil adanya peningkatan hasil belajar siswa. Di peroleh nilai rata-rata pretest kelas eksperimen 44,53 dan setelah diberikan perlakuan yaitu model inquiry training maka hasil belajar siswa meningkat dengan nilai rata 72,27. Dewi Saptika dengan judul“Pengaruh Model Pembelajaran Inquiy Training terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Wujud dan Zat Kelas VII SMP Negeri 23 Medan T.P 2010/2011”, dari hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata pretes 40,45 dan setelah diberi perlakuan yaitu model inquiri training maka hasil belajar siswa meningkat dengan nilai rata-rata postes 78,25. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Fatima Hannum (2014) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Tekanan di SMP Swasta Muhammadiyah-06 Belawan T.A. 2013/2014”. Diperoleh bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan model inquiry training mengalami peningkatan dari nilai rata-rata pretes 43,81 menjadi 80,05 pada nilai rata-rata postes.

(14)

semua sintaks kurang efektif saat pelaksaan proses pembelajaran dan siswa masih lebih banyak diam karena model tersebut belum pernah diterapkan disekolah.

Untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh peneliti sebelumnya, maka peneliti akan tegas dalam mengalokasikan waktu misalnya saat pembentukan kelompok. Seperti yang diketahui biasanya pada saat ini akan memerlukan waktu yang cukup lama karena sebagian siswa menggunakan ini sebagai kesempatan membicarakan hal-hal diluar pelajaran. Dan sebelum pembelajaran dilaksanakan peneliti akan menyampaikan langkah-langkah inquiry training kepada siswa, agar siswa terbiasa dan tidak heran dengan model yang akan digunakan pada saat pembelajaran. Sehingga siswa mengetahui apa-apa langkah yang akan dilaksanakan saat pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training terhadap

Hasil Belajar Siswa pada Materi Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P. 2014/2015”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Rendahnya hasil belajar siswa

2. Siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

3. Metode yang digunakan cenderung menggunakan metode ceramah dan penugasan

4. Tidak pernah menggunakan laboratorium

1.3. Batasan Masalah

(15)

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran inquiry training di kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional di kelas kontrol.

2. Subyek penelitian adalah siswa kelas X

3. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah suhu dan kalor

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian di kelas X semester II SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P. 2014/2015 ini adalah :

1. Bagaimana hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran inquiry training dan konvensional?

2. Bagaimana aktivitas siswa yang menggunakan model pembelajaran inquiry training dan konvensional?

3. Apakah ada perbedaan akibat pengaruh penggunaan model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar fisika siswa?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian di kelas X semester II SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P. 2014/2015 ini adalah :

1. Untuk menganalisis hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran inquiry training dan konvensional

2. Untuk menganalisis aktivitas siswa yang menggunakan model pembelajaran inquiry training dan konvensional

3. Untuk menganalisis adanya perbedaan akibat pengaruh penggunaan model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar fisika siswa

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan melalui penelitian ini adalah :

(16)

2. Sebagai bahan informasi alternatif pemilihan model pembelajaran pada materi suhu dan kalor

1.7. Defenisi Operasional

1. Model Pembelajaran inquiry training adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan kemampuan berpikir siswa secara sistematis, kritis, logis, dan analitis untuk menganalisis dan memecahkan suatu persoalan.

(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran inquiry training adalah 81,79 dan telah mencapai batas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sedangkan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional adalah 73,78 dan belum mencapai batas KKM pada mata pelajaran fisika di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan.

2. Aktivitas belajar siswa di kelas eksperimen untuk pertemuan I adalah 48,38 kategori cukup aktif, untuk pertemuan II adalah 53,43 kategori cukup aktif, untuk pertemuan III adalah 57,68 kategori cukup aktif, dan pertemuan IV adalah 63,94 kategori aktif. Dan aktivitas belajar siswa di kelas kontrol untuk pertemuan I adalah 42,22 kategori cukup aktif, pertemuan II adalah 44,44 kategori cukup aktif, pertemuan III adalah 51,72 kategori cukup aktif, dan pertemuan IV adalah 55,15 kategori cukup aktif.

3. Berdasarkan perhitungan uji t diperoleh bahwa thitung > ttabel yaitu 3,99 > 2,39 maka Ha diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan akibat pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa pada materi suhu dan kalor semester II SMA Negeri 1 Percut Sei TuanT.P 2014/2015.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran, yaitu:

(18)

bertanya dan sebelum memulai penelitian terlebih dahulu menjelaskan langkah-langkah model inquiry training.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Aunurahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran . Bandung : Alfabeta

A Panday, G.K. Nanda., V. Ranjan. 2011. Effectiveness of Inquiry Training Model over Conventional Teaching Method on Academic Achiement of Sciences Students In India, Global Research Publishing. Journal of Innovative Research in Education1 (1).

Dewi Saptika. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Wujud Dan Zat Kelas VII SMP Negeri

23 Medan T.P 2010/2011. Medan : FMIPA Unimed

Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta

Djamarah,Z. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Fatima Hannum. 2014 . Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Tekanan Kelas VIII Semester II SMP Swasta Muhammadiyah-06 Belawan T.P. 2013/2014. Medan : FMIPA Unimed

Giancoli. 2001. Fisika 1 Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga

Gongna Sari. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Zat dan Wujudnya di Kelas VII Semester 1 MTs Al-Washliyah Tembung T.P. 2012/2013. Medan : FMIPA Unimed

Hasibuan. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Materi Pokok Hukum Newton dan Gaya Gesek di Kelas X Semester 1 SMA Negeri 1 Pahae Julu T.P. 2012/2013. Medan : FMIPA Unimed

Joyce,B. Weil,M. & Calhoun, E. 2011. Model –Model Pembelajaran, Edisi Kedelapan. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Kanginan, M. 2013. Fisika Untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga

Novita Harahap. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Usaha dan Energi Kelas VIII

SMP Negeri 6 Medan T.P. 2011/2012. Medan : FMIPA Unimed

(20)

Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Sanjaya,W. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung

Sudjana., N, 2009, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Toenas. 2012. Penerapan Model Inquiry Training Melalui Teknik Peta Konsep dan Teknik Puzzle Ditinjau dari Tingkat Keberagaman Aktivitas Belajar dan Kemampuan Memori, Vol1, No 3 (hal 258-265). Jurnal. Pasca. Uns. Ac. Id

Trianto. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Jakarta : Kencana

Trisno. Pengaruh Model Pembelajaran Training Inquiry Terhadap Hasil Belajar pada Pokok Bahasan Kalor Siswa SMP Negeri 9, Vol. 2 No 1, (hal 14 - 20). Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)

Tutut Prasetiyanti. Pembelajaran Training Inquiry Model Dengan Bantuan KWL Chart Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret dalam Mata Kuliah Konstruksi Bangunan Gedung. Jurnal Fisika UNS. Hal 12.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

1 Menampilkan data secara detail dari baris data yang dipilih pada halaman lokasi atau hasil pencarian Halaman lokasi Pengguna meng-klik link ‘View’ Menampilkan

[r]

[r]

diangkat sebagai kepala sekolah adalah guru yang telah mempunyai sertifikasi. dan pengalaman kerja

The problem faced by teacher of SMP N 2 Simo Boyolali in teaching reading to the second year students are that the student feels bored in learning English, because they have

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel tanah terhadap stabilitas lereng pada model tanggul dengan menggunakan software Geo Slope , sehingga

Akan tetapi, informasi pada situs OGSA-DAI sebagai acuan utama penulis tidak diberikan secara detil dalam hal pustaka yang terkait dengan sistem operasi dan paket GT yang