• Tidak ada hasil yang ditemukan

produksinya menyebabkan sebuah fenomena baru dalam hal pemasaran yang disebut dengan istilah green marketing.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "produksinya menyebabkan sebuah fenomena baru dalam hal pemasaran yang disebut dengan istilah green marketing."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENDAHULUAN

Masalah pemanasan global saat ini mempengaruhi pola hidup dari masyarakat. Berbagai masyarakat di dunia saat ini mulai sadar akan pentingnya untuk menjaga kelestarian lingkungan yang ada di sekitar. Kesadaran masyarakat tersebut dipengaruhi karena kekhawatiran masyarakat akan terjadinya bencana dalam lingkungan hidup yang dapat mengancam manusia seperti kesehatan dan kelangsungan hidup keturunnya (Ridwan, Fauzi, & Bafadhal, 2018). Oleh karena itu manusia sekarang dituntut untuk bisa menjaga lingkungan mereka agar tidak terjadi hal-hal yang dapat mengancam keberlangsungan hidupnya.

Menurut Jambeck et al. (2017) salah satu permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia adalah banyaknya sampah plastik yang berada dilautan. Hasil penelitian yang telah dilakukan Jambeck et al. (2017) menunjukkan bahwa Indonesia menjadi negara kedua terbesar sebagai penyumbang sampah plastik dengan total 187,2 ton ditahun 2015. Perlu adanya tindakan yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah Indonesia untuk bisa mengurangi jumlah sampah plastik.

Oleh sebab itu saat ini masyarakat mulai sadar dengan banyaknya produk yang sering mereka konsumsi dapat menjadi penyumbang dalam kerusakan lingkungan. Hal ini disebabkan salah satunya karena produk yang mempunyai zat berbahaya yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan dan ditambah lagi produk yang tidak bisa didaur ulang. Sebuah survei pernah dilakukan oleh organisasi World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia pada tahun 2017 yang menunjukkan bahwa 63% konsumen di Indonesia bersedia untuk mengkonsumsi produk yang ramah lingkungan (WWF, 2018). Survei ini dilakukan di Jakarta, Medan, Makassar, Surabaya, dan Denpasar dengan total responden sebanyak 916 responden. Berdasarkan hasil survei tersebut dapat dilihat bahwa masyarakat di Indonesia mulai sadar untuk menjaga lingkungan dengan mengkonsumsi produk yang ramah lingkungan.

Di sisi lain peluang ini banyak dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan untuk bersaing dalam memenuhi permintaan dari konsumen tersebut. Berdasarkan data dari detik com ada 69 perusahaan yang masuk kedalam daftar industri hijau, dimana produsen saat ini mulai beralih memakai bahan produksi yang tidak menimbulkan kerusakan pada lingkungan (Detik Finance, 2019). Produsen yang mulai beralih memproduksi produk yang ramah lingkungan dalam kegiatan

(2)

2

produksinya menyebabkan sebuah fenomena baru dalam hal pemasaran yang disebut dengan istilah green marketing.

Melihat fenomena tersebut penulis bermaksud melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh green marketing terhadap keputusan pembelian melalui variabel intervening brand image. Beberapa penelitian tentang green marketing sudah pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Penelitian tentang green marketing pernah dilakukan (Agustin, Kumadji, & Edy, 2015).

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa green marketing memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Penelitian yang dilakukan oleh Sylvia et al. (2014) juga menyatakan bahwa green marketing mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Penelitian juga pernah dilakukan oleh Paysal (2016) menyatakan bahwa green marketing berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Penelitian dengan hasil yang berlawanan tentang green marketing juga sudah pernah dilakukan oleh Romadon et al. (2014). Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa, green marketing yang berupa green product dan green pricing tidak berpengaruh terhadap struktur keputusan pembelian konsumen. Hal ini disebabkan karena kurangnya informasi yang diberikan oleh Pertamina terhadap masyarakat tentang green marketing yang telah dilakukan.

Temuan-temuan tersebut memperlihatkan bahwa ada inkonsitensi dari hasil penelitian terdahulu. Beberapa penelitian yang menyatakan bahwa green marketing berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian yang telah dilakukan oleh (Agustin, Kumadji, & Edy, 2015), (Paysal, 2016), dan silvie et al (2014) namun terdapat penelitian lain yang mendapatkan hasil bahwa green marketing tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur keputusan pembelian (Romadhon, Kumadji, & Abdillah, 2014).

Green marketing adalah strategi pemasaran yang mengarah untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen dalam hal melestarikan dan menjaga lingkungan agar tidak mengalami kerusakan (Agustin, Kumadji, & Edy, 2015). Green marketing tidak hanya sekedar mengganti bahan baku yang dipakai tapi green marketing adalah keseluruhan cara perusahaan dalam menyediakan produk tanpa merusak lingkungan. Pernyataan tersebut diperkuat dengan pendapat Agustin (2015) yang menyatakan bahwa green marketing mencangkup aktivitas produksi, packaging dan juga modifikasi produk yang tidak merusak atau mencemari lingkungan. Dengan menggunakan strategi green marketing, diharapkan bisa berpengaruh terhadap keputusan

(3)

3

pembelian konsumen. Konsumen melakukan keputusan pembelian melibatkan keyakinan konsumen terhadap suatu produk, sehingga konsumen memiliki rasa percaya diri atas keputusan pembelian yang sudah diambil dan rasa percaya diri konsumen atas keputusan pembelian yang dilakukan mempresentasikan sejauh mana konsumen mempunyai keyakinan diri atas keputusannya memilih sebuah produk (Palwa, 2014).

Pertumbuhan industri minuman Teh dalam kemasan di Indonesia saat ini sedang mengalami peningkatan. menurut data dari Kementrian Perindustrian Republik Indonesia pada tahun 2016 pertumbuhan rata-rata minuman teh dalam kemasan mencapai enam sampai dengan tujuh persen (Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, 2019). melihat perkembangan yang cukup bagus untuk minuman teh dalam kemasan di Indonesia, maka setiap produsen harus bisa bersaing dalam industri tersebut. Teh Kotak merupakan salah satu merek minuman dalam kemasan yang ada di Indonesia yang sudah menerapkan strategi green marketing untuk mampu bersaing dengan produk minuman teh dalam kemasan yang lain. tapi dapat dilihat bahwa saat ini teh kotak masih berada diperingkat kelima dalam Top Brand Index pada tahun 2018 dengan perolehan pangsa pasar yaitu4,1 persen, masih kalah bersaing dengan produk Teh Pucuk Harum yaitu 32,3 persen (Top Brand Award, 2019).

PT Ultrajaya Milk Industry dalam produk minuman non soda yaitu Teh Kotak. Pada tahun 2013 PT Ultrajaya Milk Industry mengubah kemasan produk dari Teh Kotak menjadi kemasan yang lebih ramah lingkungan. Teh kotak memiliki kemasan dari karton yang sudah mendapatkan sertifikat Forest Stedwarship Council (FSC) dilansir dari website PT Ultrajaya Milk Industry.

Kemasan terbaru dari produk Teh Kotak ini lebih hemat dengan memilih bahan baku yang lebih efisien sehingga dapat mengurangi sampah plastik yang ada di Indonesia. Bahan baku kemasan Teh Kotak juga terbuat dari kayu sehingga bisa didaur ulang dan mengurangi pencemaran lingkungan. Dengan kemasan ini produk Teh Kotak juga dapat terhindar dari risiko bakteri yang bisa masuk kedalam produk Teh Kotak karena kemasan yang baik (PT Ultrajaya Milk Industry , 2018). Teh Kotak juga menggunakan proses UHT (Ultra High Temperature) dengan menggunakan pemanasan cepat pada temperature 120 derajat selama 4 detik untuk mengeliminasi bakteri dan Teh Kotak juga memakai bahan-bahan yang alami yaitu daun teh segar, gulam dan air untuk membuatnya (PT Ultrajaya Milk Industry , 2018). Walaupun sudah menerapkan strategi green marketing produk Teh kotak masih menunujukkan perkembangan yang kurang baik.

(4)

4

Berdasarkan data dari Top Brand Index menunjukkan bahwa pangsa pasar Teh Kotak pada tahun 2018 berada di peringkat kelima yaitu 4,1 persen, kemudian diperingkat pertama yaitu Teh Pucuk Harum yaitu 32,3 persen (Top Brand Award, 2019).

Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa pangsa pasar yang dimiliki oleh Teh Kotak masih kalah jauh dibandingkan Teh Pucuk Harum yang berada ditingkat pertama. Perkembangan yang seperti ini tentunya tidak baik bagi Teh Kotak dalam menghadapi persaingan minuman teh dalam kemasan di Indonesia.

Hal ini berbanding terbalik dengan survei yang sudah dilakukan oleh WWF Indonesia menunjukkan bahwa 63% konsumen di Indonesia bersedia untuk mengkonsumsi produk yang ramah lingkungan (WWF, 2018). Tetapi walaupun sudah menerapkan strategi green marketing pangsa pasar dari Teh Kotak masih mengalami penurunan setiap tahunnya. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini untuk melihat seberapa besarkah pengaruh green marketing terhadap keputusan pembelian melalui brand image. Penelitian ini adalah replikasi dari penelitian yang pernah dilakukan oleh Silvia et al. (2014). Hasil dari penelitian yang pernah dilakukan Silvia et al. (2014) menunjukkan bahwa green marketing mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian melalui brand image.

Penelitian Silvia et al. (2014) perlu diulang kembali dalam penelitian ini, agar mendapatkan variasi penelitian dengan variabel yang sama tetapi objek yang berbeda. Penelitian ini juga perlu diulang kembali karena penelitian ini menggunakan sampel sebagai obyek penelitian yang berbeda dari penelitian yang pernah dilakukan oleh Silvia et al. (2014). Penelitian yang dilakukan oleh Silvia et al. (2014), menggunakan sampel Konsultan Independen Oriflame Indonesia Cabang Surabaya, sedangkan sampel dari penelitian ini adalah Konsumen Teh Kotak di Kota Salatiga.

Persoalan Penelitian

1. Apakah green marketing berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Teh Kotak?

2. Apakah green marketing berpengaruh terhadap brand image produk Teh Kotak?

3. Apakah brand image berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Teh Kotak?

4. Apakah brand image memediasi pengaruh green marketing terhadap keputusan pembelian?

(5)

5 Tujuan Penelitian

1. Menganalis pengaruh green marketing terhadap keputusan pembelian produk Teh Kotak.

2. Menganalis pengaruh green marketing terhadap brand image produk Teh Kotak.

3. Menganalis pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian produk Teh Kotak.

4. Menganalis pengaruh green marketing terhadap keputusan pembelian produk Teh Kotak melalui brand image.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat teoritis dan praktis.

Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan mengenai pengaruh green marketing terhadap keputusan pembelian dengan brand image sebagai variabel intervening produk minuman Teh Kotak. Penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pembanding untuk penelitian selanjutnya.

Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam pengambilan keputusan sekaligus menjadi pedoman untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh perusahaan PT Ultrajaya Milk Industry dimasa yang akan datang.

TINJAUAN PUSTAKA

Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen didefiniskan sebagai studi tentang pembelian dan proses pertukaran yang didalamnya melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan pengalaman, ide-ide, barang, serta jasa (Mowen & Minor, 2002). Menurut Saputri (2016) perilaku konsumen melibatkan perasaan dan pemikiran, konsumen memerlukan pemikiran yang matang dalam mengambil kepetusan pembelian, kemudian konsumen juga mengambil keputusan pembelian berdasarkan sifat yang dimilikinya. Perilaku konsumen dapat muncul ketika perilaku seseorang individu

(6)

6

memiliki keinginan atau kebutuhan untuk mendapatkan sesuatu (Khoirinnisa, Gumilar, &

Nurhayati, 2016).

Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian adalah proses penilaian konsumen untuk mengkolaborasikan antara informasi dan pengetahuan yang dimiliki konsumen terhadap dua atau lebih pilihan yang ada (Aldoko , Suharyono, & Yuliyanto, 2016). Keputusan pembelian adalah proses kognitif yang mempersatukan memori, pemikiran, pemrosesan informasi dan penilaian-penilaian secara evaluatif Sunyoto (2015). Keputusan pembelian sendiri mengarah pada pilihan konsumen terhadap suatu produk dimana produk tersebut nantinya akan dikonsumsi oleh konsumen dengan beberapa pertimbangan sebelum memilih produk tersebut. Kotler (2009) mengemukakan bahwa untuk mengetahui keputusan pembelian adalah dengan menggunakan empat indikator, yaitu:

1. Kemantapan produk

2. Kebiasaan pembelian produk 3. Memberikan rekomendasi 4. Melakukan pembelian ulang

Dari pernyataan tersebut penelitian ini mengacu pada definisi Romadhon et al. (2014) yang menyatakan bahwa keputusan pembelian adalah keseluruhan keputusan yang diambil dan dijadikan pertimbangan dalam memilih suatu produk yang ditawarkan. Yang harus diperhatikan adalah bahwa konsumen juga membuat beberapa keputusan sehubungan dengan perilaku tidak membeli (Sunyoto, 2015). Hal ini harus diperhatikan juga karena keputusan konsumen untuk tidak membeli dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Keputusan pembelian produk dipengaruhi oleh brand image suatu produk, jika brand image positif perusahaan yang tertanam dalam benak konsumen semakin besar maka akan membuat konsumen lebih percaya dan akan terus mengkonsumsi produk yang ditawarkan oleh perusahaan dan akan berpengerahu terhadap keputusan pembelian konsumen (Ayuningtias & Handoko, 2017). Brand image yang positif dapat dipengaruhi oleh green marketing, karena green marketing akan membentuk brand image yang positif terhadap produk yang ditawarkan dan akan direspon positif juga oleh konsumen yang mengkonsumsinya dan menimbulkan pengaruh pada sikap konsumen yang memberikan dampak pada keputusan pembelian konsumen terhadap produk yang ditawarkan (Rejeki et al., 2015).

Green Marketing

(7)

7

Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa green marketing merupakan salah satu kasus khusus dalam implementasi suplay chain management, yang tercemin dari perilaku baik itu konsumen ataupun produsen untuk menciptakan produk yang berdampak positif dan mengurangi dampak negatif. Menurut Setyaningrum et al. (2015) green marketing adalah respon pemasaran terhadap keadaan lingkungan yang berasal dari produksi, pelabelan, penggunaan, dan pembuangan barang atau jasa. Menurut Andini dan Astuti (2015) untuk mengetahui green marketing adalah dengan menggunakan tiga indikator, yaitu:

1. Non-toxic

2. Dapat didaur ulang 3. Eco label

Dari penjelasan tersebut penelitian ini mengacu pada definisi Silvia et al. (2014) yang menyatakan bahwa green marketing adalah pemasaran yang dilakukan dengan cara menawarkan produk yang ramah lingkungan dan juga menawarkan aktivitas produksi yang ramah lingkungan kepada konsumen. Eco label adalah sebuah alat yang bisa membantu konsumen dalam mengambil keputusan untuk memilih green product dan sebagai sarana informasi bagaimana proses pembuatan senuah produk (Indriani, 2014). Green marketing tidak hanya bertujuan untuk mencari keuntungan pada perusahaan. Green marketing juga sebagai bentuk kepedulian dari perusahaan pada lingkungan dan diharapkan perusahaan dapat membantu konsumen untuk terus menjaga lingkungan (Agustin et al., 2015).

Brand Image

Brand image adalah sejumlah keyakinan yang dimiliki konsumen tentang suatu merek produk tertentu (Kotler dan Amstrong, 2001). Brand image merupakan kumpulan kesan yang pada benak konsumen tentang suatu merek yang didibuat dari ingatan-ingatan konsumen terhadap merek tersebut (Rizan, Saidani, & Sari, 2017). Brand image adalah sebuah persepsi konsumen tentang produk yang ditawarkan oleh perusahaan yang ada di dalam pikiran mereka (Wijayanto, P, & Warso, 2015). Konsumen memilih produk tersebut bukan hanya karena konsumen membutuhkan produk tersebut, namun konsumen mempunyai harapan lain dari produk yang dipilih, sesuatu seperti brand image yang terbentuk dalam diri konsumen tersebut (Ninik, Hasiholan, & Minarsih, 2015). Sebuah produk yang dibuat oleh perusahaan harus memperhatikan brand image yang akan diciptakan juga, brand image dari produknya harus jelas. Margery (2013)

(8)

8

mengemukakan bahwa untuk mengetahui brand image adalah dengan menggunakan tiga indikator, yaitu:

1. Mudah dikenali 2. Reputasi yang baik 3. Selalu diingat

Dari pernyataan tersebut penelitian ini mengacu pada definisi Nurhayati (2017) yang menyatakan bahwa brand image adalah representasi dari persepsi konsumen terhadap suatu produk yang dibentuk oleh informasi dari produk tersebut. Dalam menciptakan brand image perlu memperhatikan tiga elemen dalam pembentukan brand image yaitu, persepsi, karena konsumen mempersepsikan merek; kognisi, karena merek dievaluasi secara kognitif; dan sikap, karena konsumen membentuk sikapnya terhadap suatu merek (Tjiptono & Diana, 2016).

Hubungan green marketing terhadap keputusan pembelian

Penerapan strategi green marketing dapat membuat citra merek yang positif terhadap suatu produk, dan ketika citra produk positif maka akan mempengaruhi keputusan pembelian dari suatu produk (Rejeki, D.H, & Yulianto, 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Syafrina (2016) tentang pengaruh green product (tissue tessa) terhadap keputusan pembelian menyatakan bahwa green marketing berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Lebih lanjut penelitian yang dilakukan oleh Agustin et al. (2015) tentang pengaruh green marketing terhadap keputusan pembelian pada konsumen Tupperware di Malang menyatakan bahwa variabel green marketing memiliki pengaruh langsung dan signifikan terhadap variabel keputusan pembelian. Berdasarkan pada hasil penelitian terdahulu dan teori maka dirumuskan hipotesis yang pertama

H1: Green Marketing berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Hubungan green marketing terhadap brand image

Green marketing akan mempengaruhi brand image yang baik terhadap brand suatu produk dan akan menjadi panutan dalam pilihan konsumen terhadap sebuah brand (Putripeni , Suharyono , & Kusumawati, 2014). penelitian pernah dilakukan oleh Romadon et al. (2014) tentang pengaruh green marketing terhadap brand image dan struktur keputusan pembelian, penelitian tersebut menunjukkan bahwa green marketing berpengaruh terhadap brand image. Penelitian juga pernah

(9)

9

dilakukan oleh Arimbawa dan Ekawati (2017), penelitian tersebut menunjukkan bahwa green marketing berpengaruh signifikan terhadap brand image. Hipotesis kedua dirumuskan sebagai berikut.

H2: Green Marketing berpengaruh signifikan terhadap brand image Hubungan brand Image terhadap keputusan pembelian

Produk yang diciptakan oleh perusahaan dapat menciptakan citra merek dalam benak konsumen dan dapat membentuk kepercayaan konsumen terhadap produk yang telah dibuat oleh perusahaan, jika citra merek positif perusahaan yang tertanam dalam benak konsumen semakin besar maka akan membuat konsumen lebih percaya dan akan terus mengkonsumsi produk yang ditawarkan oleh perusahaan (Ayuningtias & Djoko, 2017) . Penelitian yang dilakukan oleh Supriyadi et al. (2017) tentang pengaruh kualitas produk dan brand image terhadap keputusan pembelian menyatakan bahwa brand image berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Produk yang dibuat oleh perusahaan harus memiliki brand image yang positif agar konsumen lebih memilih produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut. Lebih lanjut penelitian yang dilakukan oleh Muntahal et al. (2014) tentang pengaruh kualitas produk, iklan dan brand image terhadap keputusan pembelian sabun mandi LUX cair menyatakan bahwa brand image berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hipotesis ketiga dirumuskan sebagai berikut.

H3: brand image berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Hubungan green marketing terhadap keputusan pembelian melalui brand image

Perusahaan yang melakukan green marketing akan membentuk brand image yang positif terhadap produk yang ditawarkan dan akan direspon positif juga oleh konsumen yang mengkonsumsinya dan menimbulkan pengaruh pada sikap konsumen yang memberikan dampak pada keputusan pembelian konsumen terhadap produk yang ditawarkan (Rejeki, D.H, & Yulianto, 2015). Green marketing dapat membuat brand image suatu produk menjadi positif di benak konsumen. Kemudian brand image yang positif dapat berpengaruh terhadap produk yang diciptakan oleh perusahaan dan akhirnya dapat berpengaruh pada keputusan pembeliaan konsumen (Aldoko , Suharyono, & Yuliyanto, 2016). Lebih lanjut penelitian yang dilakukan oleh silvia et al. (2014) tentang pengaruh pemasaran hijau terhadap citra merek serta dampaknya pada

(10)

10

keputsan pembelian menyatakan bahwa variabel pemasaran hijau secara tidak langsung mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Hipotesis empat adalah sebagai berikut

H4: Green Marketing berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian melalui brand image

Model Penelitian

Model penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

METODE PENELITIAN

Tabel 1.

Definisi Operasional

NO VARIABEL DEFINISI OPERASASIONAL INDIKATOR 1 Green

Marketing (X)

Green marketing adalah pemasaran yang dilakukan dengan cara menawarkan produk yang ramah lingkungan dan juga menawarkan aktivitas produksi yang ramah lingkungan kepada konsumen.

(Silvia, Fauzi, & Kusumawati, 2014)

1. Non-toxic

2. Dapat didaur ulang 3. Eco label

(Andini & Astuti, 2015) Gambar 2. Model Penelitian

Sumber: Diolah tahun 2018

(11)

11 2 Brand Image

(Z)

Brand image adalah representasi dari persepsi konsumen terhadap suatu produk yang dibentuk oleh informasi dari produk tersebut (Nurhayati, 2017).

1. Mudah dikenali 2. Reputasi yang baik 3. Selalu diingat

(Margery, 2013)

3 Keputusan pembelian (Y)

Keputusan pembelian adalah keseluruhan keputusan yang diambil dan dijadikan pertimbangan dalam memilih suatu produk yang ditawarkan. (Romadhon, Kumadji,

& Abdillah, 2014)

1. Kemantapan produk

2. Kebiasaan pembelian produk 3. Memberikan rekomendasi 4. Melakukan pembelian ulang

(Kotler & Keller, 2009)

Sumber dari berbagai jurnal dan buku acuan, diolah tahun 2018

Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2017) metode kuantitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu dengan mengumpulkan data yang bersifat statistik untuk menguji hipotesis yang sudah ada.

Penelitian kuantitatif dilakukan pada sampel yang diambil secara random agar memperoleh kesimpulan hasil penelitian dapat diimplementasikan pada populasi penelitian tersebut (Sugiyono, 2017). Penelitian ini menggunakan metode survey. Metode survey dilakukan pada populasi yang kecil maupun populasi yang besar, tetapi data yang didapatkan adalah data sampel dari populasi yang dijadikan subjek penelitian dan menggunakan kuisioner sebagai alat untuk mengumpulkan data (Singarimbun, 2006).

Penelitian ini mempunyai satu variabel bebas (independent variable), mempunyai satu variabel mediasi (intervening variable), serta mempunyai satu variabel terikat (dependent

(12)

12

variable). Adapun variabel bebas dari penelitian ini adalah green marketing (X), variabel mediasinya adalah brand image (Z), dan variabel terikatnya adalah keputusan pembelian (Y).

Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2017), populasi merupakan wilayah yang terdiri atas obyek/subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang sudah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari yang kemudian menjadi hasil penelitian dan dapat ditarik kesimpulan. Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat kota Salatiga.

Sampel adalah perwakilan dari populasi yang memiliki karakteristik dan sifat yang sama serta memenuhi syarat populasi yang dipelajari. Sampel dari penelitian ini adalah masyarakat kota Salatiga yang mengetahui dan sudah pernah membeli minuman non soda Teh Kotak. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik sampling yaitu purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik penelitian dengan pertimbangan karakteristik dan sifat tertentu (Sugiyono, 2017). Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah responden yang tahu dan sudah pernah membeli minuman Teh Kotak. Menurut hair et al. (2010) jumlah sampel minimal adalah sebanyak 5 sampai 10 kali dari jumlah indikator. Hair et al. (2010) juga mengemukakan bahwa ukuran sampel yang sesuai berkisar 100 sampai 200 responden. Pada penelitian ini memiliki 10 indikator, sehingga 10 indikator dikali 10. Jadi jumlah minimal sampel dalam penelitian ini adalah 100 sampel.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuisioner.

Kuisioner adalah teknik pengumpulan data dimana responden akan mengisi kuisoner tersebut kemudian responden mengembalikan kuisioner tersebut kepada peneliti (Sugiyono, 2017).

Kuisioner ini digunakan peneliti untuk memperoleh data responden mengenai green marketing, brand image, dan keputusan pembelian.

Teknik Analisis

(13)

13

Pada penelitian ini akan melakukan beberapa pengujian untuk menganalisi data. Jenis pengujian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas, uji reabilitas, uji outlier, uji normalitas dan uji goodness of fit indices.

Uji Validitas

Uji validitas merupakan teknik pengujian yang mengkorelasikan atau menghubungkan penghitungan tiap item dengan hasil penghitungan total, yang merupakan hasil jumlah dari penghitungan tiap item. Tujuan dari uji validitas adalah untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner, apakah pertanyaan dalam kuisioner yang sudah dibuat benar-benar dapat mengukur apa yang ingin diukur (Ghozali, 2011). Ukuran pengujian dengan instrument ini adalah dengan melakukan uji signifikansi koefisien kolerasi dengan taraf siginifikansi 0,05, suatu item dapat dikatakan valid jika berkolerasi signifikan terhadap skor total.

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah untuk melihat apakah suatu kuisioner dikatakan handal atau reliabel.

Kuisoner dapat dikatakan reliabel jika jawaban responden terhadap pernyataan dalam kuisioner konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011). Kuisioner dapat dikatakan reliabel jika nilai alpha > 0,6 atau > 60%.

Uji Outlier

Uji outlier yaitu pengujian data apabila terjadi ketidaknormalan data saat diuji normalitas.

Pengujian outlier yaitu mencari data yang menyimpang dari normal dan data tersebut harus dihilangkan agar data yang diambil dapat normal (Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan, 2015).

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel penggangu atau residual memiliki distribusi data yang normal (Ghozali, 2011). Data dapat dikatakan lolos uji normalitas karena apabila nilai critical ratio (c.r) berada antara nilai kritis dari 2,58 sampai – 2,58 dapat dikatakan normal.

Uji Goodness of Fit Indices

(14)

14

Ukuran kelayakan menentukan prediksi dari model seluruh data kovarian dan korelasi.

Ukuran kelayakan mengandung ukuran yang mewakili dari persepsi overall fit (Haryono &

Wardoyo, 2013). Pada uji goodness of fit indices akan ada uji kausalitas model, dimana nantinya akan menguji kolerasi dua arah antar setiap variabel.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berikut adalah data dari responden yaitu 135 orang yang sudah pernah membeli produk minuman teh dalam kemasan brand Teh Kotak.

Tabel 2.

Profil Responden

No Jenis Kelamin Total Persentase

1 Laki – Laki 44 36%

Perempuan 79 64%

TOTAL KESELURUHAN 123 100%

2

Usia Total Persentase

16 – 20 Tahun 34 28%

21 – 25 Tahun 63 51%

26 – 30 Tahun 16 13%

31 – 35 Tahun 5 4%

36 – 40 Tahun 4 3%

41 – 45 Tahun 1 1%

45 Tahun Ke Atas 0 0%

TOTAL KESELURUHAN 123 100%

3

Jenis Pekerjaan Total Persentase

Pegawai Swasta 9 7%

Pegawai Negeri 6 5%

Wirausaha 9 7%

Pelajar 11 9%

Mahasiswa 70 57%

Buruh 18 15%

Lain – Lain 0 0%

TOTAL KESELURUHAN 123 100%

Sumber: Diolah tahun 2019 Uji Validitas

(15)

15 Tabel 3.

Uji Validitas

NO Instrumen R Hitung R Tabel Penjelasan

1 X1.1 0,560 0,177 Valid

2 X1.2 0,621 0,177 Valid

3 X1.3 0,734 0,177 Valid

4 X1.4 0,687 0,177 Valid

5 Z1.1 0,699 0,177 Valid

6 Z1.2 0,684 0,177 Valid

7 Z1.3 0,677 0,177 Valid

8 Z1.4 0,703 0,177 Valid

9 Y1.1 0,760 0,177 Valid

10 Y1.2 0,663 0,177 Valid

11 Y1.3 0,674 0,177 Valid

12 Y1.4 0,625 0,177 Valid

Sumber: Diolah tahun 2019

Dari tabel diatas diketahui bahwa semua instrumen lolos uji validitas karena semua nilai r hitung dari setiap instrumen lebih besar dari r tabel yaitu lebih besar dari 0,177.

Uji Reliabilitas

Tabel 4.

Uji Reliabilitas

NO Instrumen Cronbach’s

Alpha Batasan Penjelasan

1 X1.1 0,887 0,6 Reliabel

2 X1.2 0,884 0,6 Reliabel

3 X1.3 0,877 0,6 Reliabel

4 X1.4 0,880 0,6 Reliabel

5 Z1.1 0,879 0,6 Reliabel

6 Z1.2 0,880 0,6 Reliabel

7 Z1.3 0,880 0,6 Reliabel

(16)

16

8 Z1.4 0,879 0,6 Reliabel

9 Y1.1 0,875 0,6 Reliabel

10 Y1.2 0,882 0,6 Reliabel

11 Y1.3 0,881 0,6 Reliabel

12 Y1.4 0,884 0,6 Reliabel

Sumber: Diolah tahun 2019

Dari Tabel diatas diketahui bahwa semua instrument lolos uji reliabilitas karena semua nilai alpha dari setiap instrumen lebih besar dari Batasan yaitu lebih besar dari 0,6.

Uji Normalitas

Tabel 5.

Uji Normalitas

Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.

Y1.4 1.000 5.000 -.519 -2.351 -.414 -.936 Y1.3 1.000 5.000 -.643 -2.912 -.340 -.770 Y1.2 1.000 5.000 .321 1.455 -.917 -2.075 Y1.1 1.000 5.000 -.532 -2.411 -.762 -1.726 Z1.4 2.000 5.000 -.235 -1.062 -1.001 -2.266 Z1.3 2.000 5.000 -.609 -2.758 -.485 -1.098 Z1.2 2.000 5.000 -.397 -1.799 -1.027 -2.325 Z1.1 1.000 5.000 -.372 -1.685 -1.192 -2.699 X1.1 1.000 5.000 -.171 -.776 -.814 -1.842 X1.2 1.000 5.000 -.337 -1.527 -.954 -2.160 X1.3 2.000 5.000 -.447 -2.022 -1.099 -2.488 X1.4 2.000 5.000 -.202 -.914 -1.250 -2.831

Multivariate 6.393 1.934

Sumber: Diolah tahun 2019

Data dapat dikatakan lolos uji normalitas karena apabila nilai critical ratio (c.r) berada antara nilai kritis dari 2,58 sampai – 2,58 dapat dikatakan normal. Dari tabel diatas diketahui bahwa ada beberapa data yang berada diluar dari nilai kritis. Nilai yang berada diluar nilai kritis tersebut dapat ditoleransi dengan syarat nilai multivariate berada diantara nilai kritis. Nilai multivariate data dari tabel diatas adalah 1,393 dan berada diantara 2,58 sampai – 2,58 yang berarti data tersebut dapat dikatakan normal.

(17)

17 Uji Outlier

Tabel 6.

Uji Outlier

NO Observation number Mahalanobis d-squared Chi Square Tabel Penjelasan

1 22 17,461 33,289 Tidak menyimpang

2 93 17,436 33,289 Tidak menyimpang

3 96 17,041 33,289 Tidak menyimpang

4 59 17,008 33,289 Tidak menyimpang

5 84 16,948 33,289 Tidak menyimpang

6 38 16,881 33,289 Tidak menyimpang

*** *** *** *** ***

96 52 8,095 33,289 Tidak menyimpang

97 15 7,732 33,289 Tidak menyimpang

98 118 7,701 33,289 Tidak menyimpang

99 29 7,637 33,289 Tidak menyimpang

100 39 7,567 33,289 Tidak menyimpang

Sumber: Diolah tahun 2019

Berdasarkan tabel diatas tidak terdapat data yang ekstrim. Cara untuk mengetahui bahwa data tidak ekstrim adalah dengan cara membandingkan nilai mahalanobis d square hitung dengan Chi square tabel. Jika degree of freedom 51 dan probability 0,026 maka hasil yang diperoleh untuk Chi square tabel adalah 33,289. Data tidak dikatakan ekstrim apabila nilai mahalanobis d square lebih kecil daripada chi square tabel.

Uji Goodness of Fit Full Model

Berdasarkan dengan telah pustaka dan tujuan penelitian yang sudah dibuat, maka akan dilakukan analisis dengan model struktural menggunakan bantuan software AMOS dengan jumlah data sebanyak 123 responden dan hasil dari analisis tersebut adalah sebagai berikut:

(18)

18

Gambar 1.

Goodness of Fit Full Model

Sumber: Diolah tahun 2019

Uji goodness of fit model harus dilakukan, karena untuk memastikan bahwa model struktural yang telah dirangkai bisa menjelaskan arah pengaruh dan arah hubungan dengan tepat dan tidak menimbulkan bias dalam pendugaan.

Tabel 7.

Uji Goodness of Fit Index

No Goodness of Fit Index Model Penelitian Cut-off Value Keterangan

1 Chi Square 72,464 < 35,599 Bad Fit

2 CMIN/DF 1,421 ≤ 2,0 Good Fit

3 GFI 0,912 ≥ 0,90 Good Fit

4 AGFI 0,866 ≥ 0,90 Marginal Fit

5 TLI 0,957 ≥ 0,95 Good Fit

6 CFI 0,967 ≥ 0,95 Good Fit

7 RMSEA 0,059 ≤ 0,08 Good Fit

Sumber: Diolah tahun 2019

(19)

19

Secara keseluruhan model ini dapat dikatakan fit model yang bisa diterima karena tidak ada perbedaan yang signifikan diantara matrik kovarian data dari variabel teramati dengan matrik kovarian dari model yang dispesifikasi (Haryono & Wardoyo, 2013).

Uji Model Hipotesis

Variabel dapat dikatakan berpengaruh jika nilai probability dari hasil analisis kurang dari 0,05. Variabel dapat dikatakan tidak berpengaruh jika nilai probability dari hasil analisis lebih dari 0,05. Data dari pengujian SEM diperoleh hasil seperti berikut:

Tabel 8.

Uji Hipotesis

No Hipotesis P Penjelesan

1 Pengaruh green marketing terhadap

brand image 0,00 < 0,05 terdapat pengaruh

2 Pengaruh green marketing terhadap

keputusan pembelian 0,00 < 0,05 Terdapat pengaruh 3 Pengaruh brand image terhadap

keputusan pembelian 0,00 < 0,05 terdapat pengaruh Uji Langsung dan tidak langsung Tidak langsung >

langsung Penjelasan

Brand image dapat memediasi green marketing terhadap keputusan pembelian

Tidak langsung = 0,951 > Langsung = 0,481

Berhasil memediasi

Sumber: Diolah tahun 2019

1. Dari hasil penelitian green marketing terhadap brand image dengan nilai probability yaitu 0,00 dan kurang dari 0,05 maka dapat menunjukkan bahwa green marketing pada produk minuman Teh Kotak mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap brand image. maka jika green marketing ditingkatkan, maka brand image p a d a produk minuman Teh Kotak juga akan meningkat.

2. Dari hasil penelitian green marketing terhadap keputusan pembelian dengan nilai probability yaitu 0,00 dan kurang dari 0,05 maka dapat menunjukkan bahwa green marketing pada produk minuman Teh Kotak mempunya pengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian. Maka jika green marketing ditingkatkan, maka keputusan pembelian pada produk minuman Teh Kotak juga akan meningkat.

(20)

20

3. Dari hasil penelitian brand image terhadap keputusan pembelian dengan nilai probability yaitu 0,00 dan kurang dari 0,05 maka dapat menunjukkan bahwa brand image pada produk minuman Teh Kotak mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian. Maka jika semakin bagus brand image pada produk Teh Kotak, maka keputusan pembelian pada produk minuman Teh Kotak juga akan meningkat.

4. Dari hasil penelitian tentang peran brand image sebagai variabel intervening di antara green marketing terhadap keputusan pembelian menunjukkan bahwa nilai dari pengaruh langsung sebesar 0,481 dan nilai pengaruh tidak langsung 0, 951 maka dapat menunjukkan bahwa brand image dapat memediasi antara pengaruh green marketing terhadap keputusan pembelian. Hal ini dikarenakan pengaruh tidak langsung memiliki nilai yang lebih besar dari nilai pengaruh langsung diantara green marketing terhadap keputusan pembelian pada produk minuman Teh Kotak.

Pengaruh Green Marketing Terhadap Brand Image

Green marketing memiliki pengaruh positif signifikan terhadap brand image. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka menunjukkan bahwa hipotesis yang pertama dapat diterima. Hasil tersebut dapat dibuktikan dengan menggunan hasil dari pengujian yang telah dilakukan dimana nilai probability sebesar 0,00 dan nilai tersebut kurang dari 0,05, maka memiliki hasil yang signifikan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukan oleh Dahlstrom (2011) Perusahaan yang melakukan green marketing diharapkan dapat membuat brand image yang positif sehingga akan membuat perusahaan memperoleh dukungan dari konsumen terhadap produk ramah lingkungan. Dengan adanya penerapan strategi green marketing yang dilakukan oleh produk minuman Teh Kotak akan memberikan keuntungan untuk produk tersebut, karena tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk tersebut akan meningkat. Adanya eco-label yang terdapat pada produk Teh Kotak juga akan meningkatkan kepercayaan bahwa produk memang benar-benar ramah terhadap lingkungan, sehingga akan membuat brand image dari produk Teh Kotak positif dalam benak konsumen.

Pengaruh Green Marketing Terhadap Keputusan Pembelian

Green marketing memiliki pengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut maka menunjukkan bahwa hipotesis yang kedua dapat diterima. Hasil tersebut dapat dibuktikan dengan menggunakan hasil dari pengujian dimana nilai

(21)

21

probability sebesar 0,00 dan nilai tersebut kurang dari 0,05, maka memiliki hasil yang signifikan.

hal ini sejalan dengan pendapat Grant (2007) yang menyatakan bahwa tujuan dari green marketing adalah untuk melakukan komersialisasi dan mengubah sikap konsumen dalam mengkonsumsi sebuah produk atau disebut greener. Hal ini juga sejalan dengan survei yang telah dilakukan oleh World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia yang menunjukkan bahwa 63% konsumen di Indonesia bersedia untuk mengkonsumsi produk yang ramah lingkungan (WWF, 2018). Hal tersebut membuktikan bahwa konsumen saat ini sudah mulai memperhatikan tentang produk yang ramah terhadap lingkungan. Sebelum memutuskan untuk membeli sebuah produk konsumen akan membuat pertimbangan. Ketika konsumen mengetahui bahwa produk minuman Teh Kotak ramah terhadap lingkungan, maka konsumen akan lebih memilih membeli produk Teh Kotak. Saat ini produk Teh Kotak tidak hanya menawarkan rasa teh original, tapi juga menawarkan berbagai variasi rasa untuk produknya, sehingga cocok dikonsumsi untuk konsumen anak muda dan konsumen dewasa.

Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian

Brand image mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut maka menunjukkan bahwa hipotesis yang ketiga dapat diterima. Hasil tersebut dapat dibuktikan dengan menggunakan hasil dari pengujian yang telah dilakukan dimana nilai probability sebesar 0,00 dan nilai tersebut kurang dari 0,05, maka memiliki hasil yang signifikan. Hal ini mendukung pendapat yang dikemukakan oleh Ayuningtias dan Handoko (2017) dimana produk yang diciptakan oleh perusahaan dapat menimbulkan citra merek dalam benak konsumen dan dapat membentuk kepercayaan konsumen terhadap produk yang telah dibuat oleh perusahaan, jika citra merek positif perusahaan yang tertanam dalam benak konsumen semakin besar maka akan membuat konsumen lebih percaya dan akan terus mengkonsumsi produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Kemasan produk minuman Teh Kotak yang dapat didaur ulang dan juga reputasi yang baik dari produk Teh Kotak menjadikan brand image dari Teh Kotak menjadi positif dan brand image yang positif akan mempengaruhi keputusan pembelian dari produk minuman Teh Kotak. Selain itu produk minuman Teh Kotak yang praktis juga menjadikan Teh Kotak cocok dibawa kemana pun sehingga memudahkan konsumen untuk mengkonsumsi produk Teh Kotak.

Pengaruh Green Marketing Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Brand Image

(22)

22

Green marketing memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian melalui brand image.

Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut maka menunjukkan bahwa hipotesis yang keempat dapat diterima. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Rejeki et al (2015) yang menyatakan bahwa perusahaan yang melakukan green marketing akan membentuk brand image yang positif terhadap produk yang ditawarkan dan akan direspon positif juga oleh konsumen yang mengkonsumsinya dan menimbulkan pengaruh pada sikap konsumen yang memberikan dampak pada keputusan pembelian konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Produk Teh Kotak yang melakukan strategi pemasaran dengan karakteristik lingkungan dapat membuat brand image yang positif pada produk Teh Kotak. Kesan positif pada produk Teh Kotak akan membuat konsumen melakukan pembelian pada produk tersebut. Tapi jika kesan yang timbul pada produk Teh Kotak adalah kesan yang maka akan menghalangi konsumen dalam melakukan proses pembelian.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian diketahui bahwa variabel green marketing berpengaruh positif signifikan terhadap brand image dan keputusan pembeliaan. Selanjutnya dari hasil penelitian juga diketahui bahwa variabel brand image berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian dan dapat memediasi antara variabel green marketing dan keputusan pembeliaan.

IMPLIKASI TEORITIS

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat apakah terdapat pengaruh green marketing terhadap brand image dan keputusan pembelian. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh green marketing terhadap brand image dan keputusan pembelian. Temuan ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan oleh (Silvia, Fauzi, & Kusumawati, 2014); (Aldoko , Suharyono, & Yuliyanto, 2016) dan (Putripeni , Suharyono , & Kusumawati, 2014) yang menunjukkan bahwa green marketing berpengaruh terhadap brand image dan keputusan pembelian. Temuan penelitian ini diharapkan bisa digunakan untuk memperkaya refrensi atau informasi mengenai beberapa faktor yang bisa mempengaruhi keputusan pembelian yaitu penerapan strategi green marketing dan brand image.

IMPLIKASI TERAPAN

(23)

23

Temuan dari penelitian ini bisa dijadikan pedoman atau referensi bagi PT Ultajaya Milk Industry dalam mengambil keputusan. Produk yang menerapkan strategi green marketing akan berpengaruh terhadap brand image dan keputusan pembelian. Hal tersebut berarti ketika strategi green marketing ditingkatkan maka brand image dari produk Teh Kotak akan semakin baik dan akan meningkatkan pembelian dari produk Teh Kotak. PT Ultrajaya Milk Industry juga harus lebih meningkatkan promosi yang lebih terfokus pada produk yang ramah lingkungan, dengan memberikan informasi yang mengedepankan produk yang ramah lingkungan.

SARAN

Diharapkan PT Ultrajaya Milk Industry bisa mempertahankan dan meningkatkan strategi green marketing yang sudah diterapkan sekarang. Hal tersebut bertujuan agar bisa meningkatkan brand image PT Ultrajaya Milk Industry yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan menggunakan objek yang berbeda dari penelitian yang pernah dilakukan dan dengan menggunakan alat analisis lain agar bisa mendapatkan hasil yang lebih bervariasi. Diharapkan pada penelitian selanjutnya bisa lebih memperhatikan konsistensi dari responden ketika menjawab kuisioner yang telah diberikan agar memperoleh hasil yang lebih baik.

(24)

24

DAFTAR PUSTAKA

Muntahal, L. S., w, H. D., & Dewi, R. S. (2014). Pengaruh Kualitas Produk, Iklan dan Brand Image terhadap Keputusan Pembelian Sabun Mandi LUX Cair. Diponegoro Journal of Social and Politic, 1-10.

Agustin, R. D., Kumadji, S., & Edy, Y. (2015). Pengaruh Green Marketing Terhadap Minat Beli Serta Dampaknya Pada keputusan Pembelian. Jurnal Administrasi Bisnis, 1-10.

Akbar, I. (2011). Pengaruh Harga dan Promosi Terhadap Keputusan pembelian Konsumen Pada Produk Minuman Coca-cola. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis.

Aldoko , D., Suharyono, & Yuliyanto, E. (2016). Pengaruh Green Marketing Terhadap Citra Merek dan Dampaknya pada Keputusan Pembelian. Jurnal Administrasi Bisnis, 17-23.

Andini, N., & Astuti, S. R. (2015). Pengaruh Green Marketing, Brand Awareness dan Attitude Terhadap Purchase Intention Air Minum Dalam Kemasan Merek ades. Diponegoro Journal Of Management, 1-9.

Arimbawa, I. S., & Ekawati, N. W. (2017). Pengaruh Green Marketing Terhadap Citra Merek dan Keputusan Pembelian Produk. E-Jurnal Manajemen Unud, 2582-2608.

Ayuningtias, T., & Djoko, H. (2017). Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek dan Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Kartu XL Prabayar di Kota Semarang. Diponegoro Journal Of Social and Political, 1-6.

Barri , M. F., Setiawan, A. A., Oktaviani , A. R., Prayoga, A. P., & Ichsan, A. C. (2018).

Deforestasi Tanpa Henti “Potret Deforestasi Di Sumatera Utara, Kalimantan Timur Dan Maluku Utara”. Bogor: Forest Watch Indonesia.

Dahlstrom, Robert. (2011). Green Marketing Management. South-Western: Cengage Learning.

Detik Finance. (2019, April 29). Retrieved from www.detik.com/ini-dia-69-perusahaan-yang- masuk-daftar-industri-hijau

Engel, J. F., Blacwell, R. D., & Miniard, P. W. (2003). Perilaku Konsumen. Edisi enam. Jilid 1.

Jakarta: Binarupa Aksara.

Frontier Consulting Group. (2018, November 24). Retrieved from Top Brand Award:

http://www.topbrand-

award.com/article/strategi_undefinedpucukundefined_mencuri_pasar_rtd_tea.html

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Grant, J. (2007). The Green Marketing Manifesto. John Wiley & Sons, Ltd. .

Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., & Anderson, R. E. (2010). Multivariate Data Analysis. New Jersey: Pearson Educational, Inc.

(25)

25

Haryono , S., & Wardoyo, P. (2013). Structural Equation Modeling Untuk Penelitian Manajemen Menggunakan AMOS 18.00. Bekasi: PT. Intermedia Personalia Utama.

Indriani, E. M. (2014). Analisis Pengaruh Eco-label Terhadap Kesadaran Konsumen Untuk Membeli Green Product. Jurnal Manajemen Teknologi, 66-80.

Kementrian Perindustrian Republik Indonesia. (2019, April 29). Retrieved from http://www.kemenperin.go.id/artikel/17253/Industri-Minuman-Tambah-Investasi-

Produksi-dan-Distribusi

Khoirinnisa, E., Gumilar, I., & Nurhayati, A. (2016). Analisis Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Produk Kaki Naga. Jurnal Perikanan dan Kelautan , 66-74.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Marketing Management 13th Edition. Pearson Education.

Margery, E. (2013). Analisis Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Di Cv. Indah Sakti Kota Pinang. Jurnal Manajemen Sains.

Mowen, J. C., & Minor, M. (2002). Perilaku Konsumen. Jakarta: Erlangga.

Ninik, T., Hasiholan, b. L., & Minarsih, M. M. (2015). Pengaruh Jingle Iklan, Desain Produk dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Matic Honda Vario di PT Zirang Honda Semarang. Journal of Management, 1-14.

Nurhayati, S. (2017). Pengaruh Citra Merek, Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Samsung di Yogyakarta. JBMA, 60-69.

Palwa, A. (2014). Pengaruh Green Marketing Terhadap Keputusan Pembelian Yang Dimediasi Minat Beli .

Paysal, S. A. (2016). Pengaruh Green Marketing Terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk Nike di Bandung Tahun 2016. e-Proceeding of Applied Science, 771-777.

PT Ultrajaya Milk Industry . (2018, September 2). Retrieved from www.ultrajaya.co.id/news- det/c/15

Putripeni , M. P., Suharyono , & Kusumawati, A. (2014). Pengaruh Green Marketing terhadap CItra merek dan Keputusan Pembelian. Jurnal Administrasi Bisnis, 1-10.

Rahbar, E., & Wahid, N. A. (2011). Investigation of Green Marketing Tools’ Effect on Consumers.

Business Strategy Series 12 , 73-83.

Rejeki, D. S., D.H, A. F., & Yulianto, E. (2015). Pengaruh Green Marketing pada keputusan pembelian dan implikasinya terhadap loyalitas pelangganJ. Jurnal Administrasi dan Bisnis, 1-7.

Ridwan, M., Fauzi, A. D., & Bafadhal, A. S. (2018). Pengaruh Green Product, Green adverdtising, dan Green Brand terhadap Keputusan Pemebelian. Jurnal Administrasi Bisnis, 80-90.

(26)

26

Rizan, M., Saidani, B., & Sari, Y. (2017). Pengaruh Brand Image dan Brand Trust Terhadap Brand Loyality Teh Botol Sosro. Jurnal RIset Manajemen Sains Indonesia, 1-17.

Romadhon, Y., Kumadji, S., & Abdillah, Y. (2014). PENGARUH GREEN MARKETING TERHADAP BRAND IMAGE DAN STRUKTUR KEPUTUSAN PEMBELIAN . Jurnal Administrasi Bisnis , 1-7.

Saputri, M. E. (2016). Pengaruh Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Online Produk Fashion Pada Zalora Indonesia. Jurnal Sosioteknologi, 292-299.

Setiyaningrum, A., Udaya, J., & Efendi. (2015). Prinsip-Prinsip Pemasaran. Yogyakarta: Andi.

Silvia, f., Fauzi, A., & Kusumawati, A. (2014). Pengaruh Pemasaran Hijau Terhadap Citra Merek dan Dampaknya Pada Keputusan Pemebelian. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 1-9.

Singarimbun, M. (2006). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian dan Pengembangan. Bandung: ALFABETA.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi Mixed Methods.

Bandung: Alfabeta.

Sunyoto, D. (2015). Perilaku Konsumen dan Pemasaran. Jakarta: CAPS.

Supriyadi, Wiyani, W., & K.N , G. I. (2017). Pengaruh Kualitas Produk dan Brand Image terhadap Keputusan Pembelian. Jurnal Bisnis dan Manajemen, 74-85.

Syafrina, I. (2016). Pengaruh Green Product ( Tissue Tessa ) Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Wilayah Kabupaten Bandung Dan Kota Bandung Tahun 2016. e-Proceeding of Applied Science , 430-434.

Tjiptono, F., & Diana, A. (2016). Pemasaran Esensi & Aplikasi. Yogyakarta: Andi.

Top Brand Award. (2019, April 29). Retrieved from http://www.topbrand-award.com/top-brand- survey/survey-result/top_brand_index_2018_fase_1

Wijayanto, t. c., P, P. D., & Warso, M. M. (2015). Pengaruh Brand Image, Brand Reputation dan Service Quality Terhadap Customer Loyality Atas Produk Oli Endurodi SPBU Coco Pengaron Semarang. Journal Of Management, 1-19.

Worm, B., Lotze, H. K., Jubinville, I., Wilcox, C., & Jambeck, J. (2017). Plastic as a Persistent Marine Pollutant. University of Florida.

WWF. (2018, september 2). Retrieved from www.wwf.or.id/?60462/Tren-Konsumsi-dan- Produksi-Indonesia-Produsen-Mampu-Sediakan-Produk-Ekolabel-dan-Pasar-Siap-

Membeli

(27)

LAMPIRAN Kuisioner

KUESIONER Dengan hormat,

Saya Angga Yudha Sofyandaru, mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga program Studi Manajemen kosentrasi pemasaran. Kuisioner ini digunakan untuk keperluan penelitian dalam rangka menyusun skripsi dengan judul “Pengaruh Green Marketing Terhadap Keputusan Pembelian Dengan Brand Image Sebagai Variabel Intervening Produk Minuman Non Soda (Studi Kasus Pada Konsumen Teh Kotak Di Kota Salatiga) sebagai syarat guna mencapai gelar sarjana S-1.

Untuk itu mohon ketersediaan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk menjawab semua pertanyaan di bawah ini diisi dengan lengkap, karena kelengkapan informasi akan membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian. Atas kesedia dan bantuannya penulis mengucapkan terimakasih

1) DATA DIRI RESPONDEN

Untuk mengetahui data diri responden yang ada di dalam penelitian ini, saya membutuhkan informasi sebagai berikut :

Nama (Boleh tidak diisi) :

Alamat :

Petunjuk Pengisian : Beri tanda (X) sesuai dengan kondisi anda 1. Jenis Kelamin

a) Laki – laki b) Perempuan 2. Usia anda saat ini

a) 16 – 20 Tahun b) 21 – 25 tahun c) 26 – 30 tahun d) 31 – 35 tahun e) 36 – 40 tahun f) 41 tahun keatas 3. Pekerjaan anda

a) Pegawai Swasta

(28)

b) Pegawai Negeri c) Wirausaha d) Pelajar e) Mahasiswa f) Buruh g) Lain – lain 2) KUESIONER

Anda diharapkan menjawab pertanyaan dibawah ini sesuai dengan tingkat kesetujuan anda dan berilah tanda centang ( √ ) pada kolom jawaban yang telah disediakan.

Keterangan :

STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju

N = Netral S = Setuju SS = Sangat Setuju

NO Pernyataan Pilihan

SS S N TS STS

Green Marketing

1 Minuman teh dalam kemasan Teh Kotak menggunakan bahan yang alami

2 Minuman teh dalam kemasan Teh Kotak tidak mengandung bahan-bahan yang berbahaya.

3 Kemasan produk Teh Kotak dapat didaur ulang

(29)

4 Produk Teh Kotak menggunakan eco label yang menguatkan penawaran produk sebagai produk yang ramah terhadap lingkungan

NO Pernyataan Pilihan

SS S N TS STS

Brand Image

1 Brand produk Teh Kotak mudah dikenali 2 Produk minuman merek Teh Kotak mudah

ditemukan dimana saja

3 Brand Teh Kotak sudah mempunyai reputasi yang baik

4 Brand Teh Kotak merupakan brand yang pertama kali muncul dalam pikiran, ketika ditanya tentang minuman teh dalam kemasan karton

NO Pernyataan Pilihan

SS S N TS STS

Keputusan Pembelian

1 Selalu ingin membeli produk Teh Kotak 2 Terbiasa membeli produk minuman Teh Kotak

daripada merek yang lain

3 Merekomendasikan produk minuman Teh Kotak ke pihak lain

(30)

4 Melakukan pembelian produk minuman Teh Kotak lebih dari satu kali

Jawaban Kuisoner Responden

No Green Marketing Brand Image Keputusan Pembelian

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 Z1.1 Z1.2 Z1.3 Z1.4 Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4

1 3 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5

2 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4

3 3 4 4 3 4 2 4 4 4 3 3 4

4 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4

5 4 4 5 3 4 4 5 5 5 5 5 3

6 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4

7 3 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4

8 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

9 3 3 5 5 4 5 4 4 5 3 5 5

10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

11 4 5 4 2 4 4 4 4 4 5 4 3

12 3 4 2 2 2 4 3 2 2 2 2 4

13 2 4 2 4 3 3 4 3 4 2 3 4

14 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 4

15 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3

16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

17 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4

18 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2

19 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4

20 4 4 2 2 2 2 4 2 2 2 3 4

21 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3

22 5 4 4 3 4 2 4 4 4 5 4 2

23 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 4

24 2 3 3 4 2 3 4 4 4 3 4 4

25 4 5 3 4 4 3 3 4 4 2 4 4

26 2 2 4 4 2 4 4 2 2 2 4 4

27 5 5 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4

28 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 3 5

29 4 3 5 5 4 4 4 4 4 3 5 4

30 4 4 3 4 4 4 2 4 4 2 2 5

31 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3

32 2 4 2 2 4 2 2 2 2 2 4 2

33 2 4 2 2 2 2 2 4 2 2 4 2

Referensi

Dokumen terkait

CMC worked on some linguistic features such as mental state vocabularies, pronouns, the use of emoticons, and level of preference which have brought Javanese Bossanova songs to

bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk mengikatkan diri dalam Kesepakatan Bersama tentang Kerja Sama Pengawasan Obat dan Makanan, dengan ketentuan

Sedangkan untuk mengetahui variabel biaya promosi yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap penjualan digunakan analisis Korelasi Parsial serta dilakukan

Pengelolaan sumber daya air sering berfokus pada pemenuhan kebutuhan air yang meningkat tanpa memperhitungkan secara memadai kebutuhan untuk melindungi kualitas dan

Uji korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dalam penelitian ini yaitu penggunaan teknologi informasi, karakteristik mahasiswa (usia)

Panjang suatu diagonal layang-layang adalah 15 cm dengan luas 45 1.. Panjang suatu diagonal layang-layang adalah 15 cm dengan luas 45 cm cm

Communication Objective Dari riset penyelenggara pasca event yang dilakukan melalui 60 responden yang mengetahui Klub sepatu roda kota Semarang, sebanyak 43, yang berminat gabung

Yang terpenting, meskipun dibingkai sebagai bentuk promosi pemanfaatan kembali abu batu bara, tidak satupun [ketentuan] di dalam peraturan yang benar-benar membuat