• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI BERBAGAI JENIS SUDUT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI BERBAGAI JENIS SUDUT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI BERBAGAI JENIS

SUDUT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III SDN

21 LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO

Fatmah Irwan, Dra.Martianty Nalole, M.Pd, Dra. Samsiar RivaI, S.Pd, M.Pd1

Abstrak

Masalah pada penelitian ini adalah “apakah model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi berbagai jenis sudut pada siswa kelas III SDN 21 Limboto Kabupaten Gorontalo?”. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi berbagai jenis sudut melalui model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture pada siswa kelas III SDN 21 Limboto Kabupaten Gorontalo.

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III SDN 21 Limboto Kabupaten Gorontalo selama dua siklus. Setiap siklus melalui 4 tahap yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, serta analisis dan refleksi. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan observasi, dokumentasi, dan tes.

Hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan. Hal ini sesuai kemampuan mengidentifikasi berbagai jenis sudut pada siklus I menunjukkan bahwa dari 24 siswa yang dikenai tindakan hanya 16 siswa atau 67% yang memperoleh nilai 70 ke atas, sedangkan pada pembelajaran siklus II meningkat, dari 24 siswa yang dikenai tindakan, 20 siswa mampu mengidentifikasi berbagai jenis sudut atau 83%siswa memperoleh nilai 70 ke atas.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture kemampuan mengidentifikasi berbagai jenis sudut pada siswa kelas III SDN 21 Limboto Kabupaten Gorontalo meningkat.

Kata kunci : Kemampuan, mengidentifikasi, sudut, picture and picture

1 Fatmah Irwan Selaku Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar; Dra. Martianty Nalole, M.Pd selaku Dosen tetap Pendidikan Guru Sekolah Dasar, UNG; Dra. Samsiar RivaI, S.Pd, M.Pd Selaku Dosen tetap Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

(3)

2 Pendahuluan

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya fikir manusia. Perkembangan di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan matematika yang kuat sejak dini.

Mata pelajaran matematika perlu diberikan pada semua siswa melalui proses pembelajaran mulai dari Sekolah Dasar (SD), untuk membekali siswa dengan kemampuan berfikir logis, kritis, dan kreatif serta mempunyai kemampuan bekerja sama. Hal tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah dan tidak pasti.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) matematika SD, terdapat beberapa kajian materi matematika yang harus dikuasai oleh siswa. Salah satu bidang kajian tersebut adalah mengidentifikasi berbagai jenis sudut. Pada materi ini siswa sering mengalami kesulitan dalam menentukan jenis-jenis sudut. hal ini dilatarbelakangi oleh belum tepatnya pendekatan dan metode yang digunakan dan minimnya pemanfaatan media dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada siswa kelas III SDN 21 Limboto ditemukan kelemahan-kelemahan yang menjadi permasalahan pada mengidentifikasi berbagai jenis sudut yaitu: pertama; siswa pada umumnya belum mampu mengidentifikasi berbagai jenis sudut. Kedua; penggunaan metode ceramah dan pemberian tugas belum mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi berbagai jenis sudut, guru belum mampu mengidentifikasi hal-hal yang menjadi kelemahan siswa yang dapat menghambat kemampuan dalam mengidentifikasi berbagai jenis sudut karena strategi yang digunakan belum bisa memotivasi siswa untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Hal ini terbukti dari hasil tes awal yang menunjukkan bahwa hasil perolehan siswa pada materi mengidentifikasi berbagai jenis sudut tergolong rendah, sebab dari 24 siswa hanya 37% atau 9 orang siswa yang mampu mengidentifikasi berbagai jenis sudut dengan benar, sedangkan 63% atau 15 orang siswa belum mampu mengidentifikasi berbagai jenis sudut.

Salah satu strategi pembelajaran yang digunakan dalam mengidentifikasi berbagai jenis sudut adalah melalui model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture. Picture

(4)

3 and picture adalah model pembelajaran yang mengutamakan gambar dalam proses pembelajaran, sehingga dapat menarik perhatian dan memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, serta dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerja sama dalam memecahkan masalah dan berfikir kritis sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Dengan demikian peneliti mengangkat permasalahan ini dengan judul

“Meningkatkan Kemampuan Mengidentifikasi Berbagai Jenis Sudut Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Pada siswa Kelas III SDN 21 Limboto Kabupaten Gorontalo”.

Kajian Teori

Menurut Alwi (2005:707) kemampuan berasal dari kata “mampu” yang artinya kuasa atau berada. Kata mampu yang mendapat awalan ke dan akhiran an, akan menjadi kata kemampuan yang selanjutnya memiliki arti kesanggupan, kecakapan, kekuatan atau kekayaan.

Sementara itu, Sudrajat (2008:25) menyatakan bahwa kemampuan juga sebagai kecakapan. Lebih lanjut Sudrajat mengemukakan bahwa kemampuan terdiri atas dua kelompok faktor yaitu: (1) kemampuan intelektual (intelecyual abilty) yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas mental berfikir, nalar dan memecahkan masalah. (2) Kemampuan fisik (physical ability) yaitu kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut keterampilan, kekuatan, dan karakteristik.

Seorang siswa dikatakan mampu apabila ia menyelesaikan dengan baik sesuatu yang harus ia selesaikan, termasuk kemampuan mengidentifikasi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:417), menuliskan bahwa mengidentifikasi memiliki arti menetapkan atau menentukan identitas orang atau benda.

Menurut Poerwadarminto (2008:35) Identifikasi adalah kegiatan yang mencari, menemukan, mengumpulkan, meneliti, mendaftarkan, mencatat data yang belum diketahui mengenai sasaran yang akan menjadi subyek/obyek.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:1097), menuliskan pengertian sudut sebagai “Bangun yang dibentuk oleh dua garis yang berpotongan di sekitar titik potongnya”.

Menurut Siregar (2009:18) Sudut adalah bangun yang dibentuk sepasang garis yang salahsatu ujungnya bersatu atau bertemu.

(5)

4 Akhsin dan Kusumawati (2006:126) menyatakan bahwa jenis-jenis sudut dalam pembelajaran matematika ada 3 macam, yaitu :

1) Sudut lancip

Sudut lancip adalah sudut yang dibuat lebih kecil daripada sudut siku-siku yang besar sudutnya kurang dari 900 (sembilan puluh derajat).

Contoh :

d

e f

sudut def = 700, sudut-sudut yang besarnya kurang/lebih kecil dari 900 merupakan sudut lancip. Misalnya 100, 250, 600, dan lain-lain.

2) Sudut siku-siku

Sudut siku-siku yaitu sudut yang kedua ruas garis saling tegak lurus dan bertemu pada pangkalnya yang membentuk sudut siku-siku. Besar sudut siku-siku adalah 900 (sembilan puluh derajat).

Contoh :

a

b c

Sudut abc adalah sudut siku-siku.

3) Sudut tumpul

Sudut tumpul yaitu sudut yang dibuat lebih besar daripada sudut siku-siku, yang besar sudutnya lebih dari 900 (sembilan puluh derajat).

Menurut Istarani (2011:1) model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang, dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar.

(6)

5 Sudrajat (2008:20) menuliskan bahwa model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Sugiyanto (2008:35) menyatakan bahwa “Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar”.

Menurut Uno dan Mohamad (2012:107) model pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk mengerjakan materi yang kompleks dan dapat membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang berdimensi sosial dan hubungan antara manusia, misalnya membuat siswa menghargai perbedaan dan keragaman.

Hamdani (2010:89) menyatakan picture and picture merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan gambar. Gambar dipasangkan dan diurutkan menjadi urutan yang logis. Menurutnya model pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta ukuran besar.

Senada dengan itu, Sadiman (2009:70) mengemukakan bahwa picture and picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Pembelajaran ini memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan.

Metode Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas III SDN 21 Limboto Kabupaten Gorontalo dengan jumlah siswa 24 orang yang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan. Siswa kelas III SDN 21 Limboto sebagian besar masih dalam taraf ekonomi lemah karena rata-rata mata pencaharian orang tua siswa adalah petani, tukang, pengemudi bentor dan pedagang kecil.

Metodepenelitianadalahpenelitiantindakankelas, penelitiantindakaninidiawalidenganperencanaantindakan, pelaksanaantindakandanmelakukanrefleksi,

(7)

6 danseterusnyasampaiperbaikanataupeningkatan yang diharapkantercapai (kriteriakeberhasilan).

Dalam meningkatnya kemampuan mengidentifikasi berbagai jenis sudut melalui model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture pada siswa kelas III SDN 21 Limboto dapat diukur dengan indikator sebagai berikut :

a. Mampu mengidentifikasi sudut siku-siku b. Mampu mengidentifikasi sudut lancip c. Mampu mengidentifikasi sudut tumpul

Hasil Penelitian

Pelaksanaanpenelitiantindakankelaspadapembelajaranmatematikakhususnyadalam meningkatkankemampuanmengidentifikasi berbagai jenis sudutpada siswa kelas III SDN 21 Limboto yang dilaksanakandalam 2 siklus.

Siklus I

Berdasarkanhasilevaluasikemampuanmengidentifikasi berbagai jenis sudut yang

telahdiperoleh, selanjutnyadianalisisbersama guru

mitragunamelihatkemampuansiswadalammengidentifikasi berbagai jenis sudut yang mengacupada:(a) kemampuanmengidentifikasi sudut siku-siku, (b) kemampuan mengidentifikasi sudut lancip,(c) kemampuanmengidentifikasi sudut tumpul.

Hasilanalisiskemampuanmengidentifikasi berbagai jenis sudut dapatdilihatpadatabelberikut :

Hasil Analisis KemampuanMengidentifikasi Berbagai Jenis Sudut Siklus I Aspek yang dinilai Kriteria penilaian Jumlah siswa Persentase

Kemampuan mengidentifikasi sudut siku-siku

Mampu 18 75

Kurang mampu 6 25

Tidak mampu - -

Kemampuan mengidentifikasi sudut lancip

Mampu 16 67

Kurang mampu 8 33

Tidak mampu - -

Kemampuan mengidentifikasi sudut tumpul

Mampu 14 58

Kurang mampu 7 29

Tidak mampu 3 13

(8)

7 Berdasarkan data pada tabel di atas bahwa hasil analisis kemampuan mengidentifikasi berbagai jenis sudut diuraikan sebagai berikut: pada aspek kemampuan mengidentifikasi sudut siku-siku yang mampu berjumlah 18 siswa atau 75% dan yang kurang mampu berjumlah 6 siswa atau 25%, Kemampuan mengidentifikasi sudut lancip yang mampu 16 orang siswa atau 67% dan siswa yang kurang mampu 8 atau 33%. Untuk aspek kemampuan mengidentifikasi sudut tumpul yang mampu berjumlah 14 siswa atau 58% sedangkan yang kurang mampu berjumlah 7 siswa atau 29%, serta yang tidak mampu berjumlah 3 siswa atau 13%. Sehingga secara klasikal kemampuan mengidentifikasi berbagai jenis sudut pada siswa kelas III SDN 21 Limboto pada siklus I sebesar 67% atau 16 siswa dari 24 siswa yang dikenai tindakan. Berdasarkan data diatasdapatdisimpulkanbahwatindakanpadasiklus I belummencapaiindikatorkeberhasilan

yang telahditentukansebelumnya,

olehkarenaitupenelitiantindakankelasinidilanjutkankesiklus II.

Siklus II

Hasil analisis kemampuan mengidentifikasi berbagai jenis sudut siklus II Aspek yang dinilai Kriteria penilaian Jumlah siswa Persentase Kemampuan mengidentifikasi

sudut siku-siku

Mampu 22 91

Kurang mampu 2 9

Tidak mampu - -

Kemampuan mengidentifikasi sudut lancip

Mampu 19 79

Kurang mampu 5 21

Tidak mampu - -

Kemampuan mengidentifikasi sudut tumpul

Mampu 18 75

Kurang mampu 6 25

Tidak mampu - -

Berdasarkan data pada tabel 4.8 bahwa analisis hasil pengamatan kemampuan mengidentifikasi berbagai jenis sudut dapat diuraikan sebagai berikut: pada aspek kemampuan mengidentifikasi sudut siku-siku, yang mampu berjumlah 22 siswa atau 91%

dan yang kurang mampu berjumlah 2 siswa atau 9%, kemampuan mengidentifikasi sudut lancip yang mampu 19 siswa atau 79% dan siswa yang kurang mampu 5 atau 21%. Untuk

(9)

8 aspek kemampuan mengidentifikasi sudut tumpul yang mampu berjumlah 18 siswa atau 75%, dan siswa yang kurang mampu berjumlah 6 siswa atau 25%. Sehingga secara klasikal kemampuan mengidentifikasi berbagai jenis sudut pada siswa kelas III SDN 21 Limboto pada siklus II sebesar 83% atau 20 siswa dari 24 siswa yang dikenai tindakan.

Sedangkan 4 siswa atau 17% yang belum mampu mengidentifikasi berbagai jenis sudut.

Berdasarkan data tersebutmakapelaksanaantindakanpadasiklus II telahmencapaiindikator yang ditetapkanyaitunilai70denganketuntasanklasikal 83%.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture kemampuan mengidentifikasi berbagai jenis sudut pada siswa kelas III SDN 21 Limboto Kabupaten Gorontalo meningkat.

Saran

Saran yang diberikan penulis berdasarkan simpulan hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Dalam kegiatan pembelajaran guru hendaknya menggunakan model pembelajaran kooperatif dalam setiap pembelajaran, yaitu model yang sesuai dengan materi yang diajarkan untuk menumbuhkan semangat dan ketertarikan siswa dalam pembelajaran Matematika;

2. Bagi Siswa

Kepada siswa hendaknya aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan berusaha meningkatkan kemampuan belajar sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal 3. Bagi Sekolah

Pihak sekolah hendaknya sering mengadakan pelatihan bagi guru-gurunyaagar lebih memahami banyaknya model pembelajaran, sehingga akanmemperkaya pengetahuan guru dan berakibat pada kelancaranpembelajaran di sekolah;

4. Bagi Peneliti

Sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian yang lain dengan model pembelajaran yang berbeda sehingga didapatkan berbagai alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam setiap pembelajaran.

(10)

9 Daftar Pustaka

Akhsin, Nur dan Kusumawati, Heny.2006. Matematika Untuk Kelas III SD/MI.

Klaten:Cempaka Putih

Alwi, Hasan dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional

Fajariyah, Nur dan Triratnawati, Defi.2008. Cerdas Berhitung Matematika Untuk SD/MI Kelas 3. Jakarta:Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:CV. Pustaka Setia

Harun, Hawiyah, 2013. Meningkatkan Kemampuan Menulis Surat Pribadi Melalui Model TPS Pada Siswa Kelas IV SDN 24 Limboto Kabupaten Gorontalo. Skripsi.

Gorontalo:Program Sarjana Universitas Negeri Gorontalo

Istarani. 2011. Menjelajah Seratus Pembelajaran Inovatif. Sidoardjo:Masmedia Buana Pustaka

Sugiyanto. 2008. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta:Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 Surakarta

Siregar.2009. Matematika Untuk Kelas III SD/MI. Jakarta:CV.Titian Ilmu Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning. Yogyakarta:Pustaka Belajar

Susanto, Ahmad.2013. Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar.

Jakarta:Kencana Prenada Media Group

Uno, Hamzah dan Mohamad, Nurdin. 2012. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM.

Jakarta:PT Bumi Aksara

Poerwadarminto. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada

Eniawaty, Suci. 2013.Penerapan Model Cooperative Picture And Picture Dalam Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Penjumlahan Dan Pengurangan Pecahan Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Cimpaeun Kecamatan Tapos Kota Depok.Skripsi.http://repository.library.uksw.edu/jspui/bitstream/123456789/1006 /3/T1_292008511_BAB%20II.pdf (diakses 20 Maret)

(11)

10 Riyanto, Agus. 2010. Peningkatan Pembelajaran Melalui Model Pembelajaran Picture and Picture pada Pokok Bahasan Bangun DatarPada Peserta Didik Kelas IIIB SD

Negeri Wonorejo. Skripsi.

http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/27145/gdlhub%20%20%2811

%29_1.pdf?sequence=1 (diakses 20 Maret)

Sadiman. 2009. Metode Picture and Picture (online) http://sadiman2007.blogspot.com/

(diakses tanggal 17 Maret)

Shvoong. 2007. Pengertian identifikasi (online)http://www.google.com/search/

pengertian_mengidentifikasi_menurut_para_ahli(diakses 17 Maret)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan perhitungan rasio efisiensi belanja di atas, Dinas Perekonomian dan Pariwisata Kabupaten Tuban telah melakukan efisiensi belanja anggaran terbukti dari

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir kuliah

Menurut Odum (1971) perairan dengan pH antara 6 – 9 merupakan perairan dengan kesuburan yang tinggi dan tergolong produktif karena memiliki kisaran pH yang dapat

Selaras dengan tujuan yang bermaksud menelusuri prinsip-prinsip hukum, teratama yang bersangkutan dengan yang menjadi hak dan kewajiban Pemborong terhadap pembeli dalam

Keberhasilan Indonesia sebagai negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia, bukan hanya karena faktor-faktor lingkungan (kesesuaian lahan, iklim, dan

Berbagai cara dilakukan oleh pengurus komunitas motor COMPAG untuk meningkatkan disiplin berlalu lintas para anggotanya seperti pembuatan peraturan yang berlandaskan

Dari pengamatan diketahui bahwa kumbang penggerek Xystrocera globosa menyerang kayu bawang umur 15 bulan dengan persentase dan intensitas serangan sebesar 3,82% dan

Selanjutnya dilakukan uji-t untuk menguji apakah pada masing-masing kategori pembelajaran, siswa sekolah kategori atas memiliki kemampuan berpikir kreatif, kemampuan