Menghitung CAR Bank Syari'ah Mandiri Tahun 2011 dan 2012
Akun 2012 2011
Ekuitas Rp 4.180.690.176.525 Rp 3.073.264.468.871 Surat Berharga Subordinasi Rp 500.000.000.000 Rp 700.000.000.000 Beban penyisihan kerugian aset Rp 384.666.111.796 Rp 346.336.682.145 Total Modal Rp 5.065.356.288.321 Rp 4.119.601.151.016
Akun 2012 2011
Tabungan wadi'ah Rp 7.332.436.237.235 Rp 5.095.862.210.038 Simpanan bank lain Rp 37.976.152.273 Rp 78.830.661.140 Pembiayaan diterima Rp 600.000.000.000 Rp 750.000.000.000 Dana syirkah temporer Rp 40.380.074.462.143 Rp 37.857.546.123.475 Dana Pihak Ketiga Rp 48.350.486.851.651 Rp 43.782.238.994.653
Akun 2012 2011
Total Aktiva Rp 54.229.395.784.522 Rp 48.671.950.025.861 Kas Rp 1.108.282.646.315 Rp 1.052.994.796.839 Surat Berharga Rp 500.000.000.000 Rp 700.000.000.000 aktiva beresiko Rp 53.621.113.138.207 Rp 48.318.955.229.022
A. Menghitung CAR ( Capital Adequacy Ratio ) dahulu menggunakan 4 metode : 1. Membandingkan modal dengan DPK
Rumus CAR = X 100%
CAR BSM tahun 2011 = . .. . .. .. .. X 100% = 9,41%
CAR BSM tahun 2012 = . .. . .. .. .. X100%= 10,48%
Pada tahun 2011 CAR BSM sebesar 9, 41% dinyatakan Bank sehat dan pada tahun 2012 CAR BSM sebesar 10,48% dinyatakan Bank sehat, artinya BSM bisa meningkatkan nilai CAR dan menjaga agar bank sehat.
2. Rasio modal terhadap DPK Rumus CAR = X100%
CAR BSM tahun 2011 = . .. . .. .. .. X 100% = 7,02%
CAR BSM tahun 2012 = . .. . .. .. .. X100% = 8,65%
Pada tahun 2011 CAR BSM sebesar 7,02% dinyatakan Bank sehat dan pada tahun 2012 CAR BSM sebesar 8,65% dinyatakan Bank sehat, artinya BSM bisa meningkatkan nilai CAR dan menjaga agar bank sehat.
3. Rasio modal terhadap aktiva beresiko
Rumus CAR = X 100%
CAR BSM tahun 2011 = . .. . .. .. .. X 100% = 6,36%
CAR BSM tahun 2012 = . .. . .. .. .. X100% = 7,8%
Pada tahun 2011 CAR BSM sebesar 6,36% dinyatakan Bank sehat dan pada tahun 2012 CAR BSM sebesar 7,8% dinyatakan Bank sehat, artinya BSM bisa meningkatkan nilai CAR dan menjaga agar bank sehat.
4. Rasio modal terhadap total aktiva Rumus CAR = X100%
CAR BSM tahun 2011 = . .. . .. .. .. X 100% = 6,31%
CAR BSM tahun 2012 = . .. . .. .. .. X100% = 7, 71%
Pada tahun 2011 CAR BSM sebesar 6,31% dinyatakan Bank sehat dan pada tahun 2012 CAR BSM sebesar 7,71% dinyatakan Bank sehat, artinya BSM bisa meningkatkan nilai CAR dan menjaga agar bank sehat.
B. Menghitung CAR ( Capital Adequency Ratio ) dengan menggunakan ATMR ( Aktiva Tertimbang Menurut Resiko )
Nama 2011
Akun Nominal Bobot Resiko ATMR
Kas Rp
1.052.994.796.839 0% Rp -
Giro dan penempatan pada
BI Rp
7.097.490.254.294 0% Rp -
Giro pada bank lain Rp
579.958.981.872 20% Rp 115.991.796.374 Penempatan pada bank lain Rp
179.791.425.000 20% Rp 35.958.285.000 Investasi pada surat
berharga Rp
2.116.817.978.491 50% Rp 1.058.408.989.246
Piutang Rp
19.366.318.545.470 100% Rp
19.366.318.545.470 Pinjaman Qardh Rp
6.487.865.313.730 100% Rp 6.487.865.313.730
Pembiayaan Rp
9.702.953.278.657 100% Rp 9.702.953.278.657 Aset yang diperoleh untuk
ijarah Rp
195.073.465.713 50% Rp 97.536.732.857
Aset tetap Rp
511.063.089.204 20% Rp 102.212.617.841
Aset lain Rp
1.381.622.896.591 20% Rp 276.324.579.318
Total Rp
37.243.570.138.492 Rumus CAR = X 100%
CAR BSM tahun 2011 = . .. . .. .. .. X 100% =11,06 %
Pada tahun 2011 CAR BSM sebesar 11,06 % yang berarti bank dinyatakan sehat.
Nama 2012
Akun Nominal Bobot
Resiko ATMR
Kas Rp 1.108.282.646.315 0% Rp -
Giro dan penempatan pada BI Rp 5.425.378.388.198 0% Rp -
Giro pada bank lain Rp
268.561.259.516 20% Rp 53.712.251.903 Penempatan pada bank lain Rp
168.300.000.000 20% Rp 33.660.000.000 Investasi pada surat berharga Rp 1.751.645.746.095 50% Rp
875.822.873.048 Piutang Rp 26.957.190.411.078 100% Rp
26.957.190.411.078 Pinjaman Qardh Rp 6.133.646.853.577 100% Rp
6.133.646.853.577 Pembiayaan Rp 10.210.577.759.450 100% Rp
10.210.577.759.450 Aset yang diperoleh untuk
ijarah Rp
191.464.451.340 50% Rp 95.732.225.670
Aset tetap Rp
743.598.369.939 20% Rp 148.719.673.988 Aset lain Rp 12.707.498.999.014 20% Rp
2.541.499.799.803
Total Rp
47.050.561.848.516 CAR BSM tahun 2011 = . .. . .. .. .. X 100% =10,77 %
Pada tahun 2011 CAR BSM sebesar 11,06% dinyatakan Bank sehat dan pada tahun 2012 CAR BSM sebesar 10,77% dinyatakan Bank sehat, artinya BSM bisa menjaga agar bank sehat.
Kesimpulannya: Bank Syari’ah Mandiri pada tahun 2012 tetap bisa menjaga agar bank sehat walaupun terjadi penurunan nilai CAR. Penurunan nilai CAR berarti terjadinya penurunan modal.
Agar tidak terjadi penurunan CAR BSM harus mampu mempertahankan kecukupan modal dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol resiko-resiko yang timbul yang dapat mempengaruhi besarnya modal.
Analisis FDR/LDR Bank Syari’ah Mandiri Menghitung FDR/LDR
Akun 2011 2012
Piutang Rp
19.366.318.545.470 Rp
26.957.190.411.078 pinjaman qardh Rp
6.487.865.313.730 Rp
6.133.646.853.577 pembiayaan Rp
9.702.953.278.657 Rp
10.210.577.759.450 Total
Pembiayaan Rp
35.557.137.137.857 Rp
43.301.415.024.105 Dana pihak
ketiga Rp
43.782.238.994.653 Rp
48.350.486.851.651
FDR 81,21% 89,56%
Dari hasil analisis FDR BSM menyatakan bahwa pada tahun 2011 sebesar 81,21%
dan pada tahun 2012 sebesar 86,56% artinya pembiayaan bank sangat baik karena banyak pembiayaan yang disalurkan pada masyarakat dan ketika pembiayaan besar maka keuntungan bank semakin banyak dan bertambah pula pendapatan dari bank.
Analisis BOPO Bank Syari’ah Mandiri Menghitung BOPO
Akun 2011 2012
biaya operasional Rp
2.311.646.172.965 Rp
2.790.740.761.851 pendapatan sbg mudharib Rp
3.771.271.537.981 Rp
4.684.793.297.347 pendapatan usaha lain Rp
1.081.747.762.382 Rp
1.138.747.549.267 pendapatan operasional Rp
4.853.019.300.363 Rp
5.823.540.846.614
BOPO 47,63% 47,92%
Dari hasil analisis BOPO BSM menyatakan bahwa pada tahun 2011 sebesar 47,63%
dan pada tahun 2012 sebesar 47,92% berarti bahwa kinerja cukup baik meskipun terjadi peningkatan BOPO dikarenakan kenaikan pendapatan lebih besar dari pada kenaikan biaya.
Kesimpulan
Dari hasil analisis CAR, analisis FDR, dan analisis BOPO Bank Syari’ah Mandiri pada tahun 2011 dan 2012 kinerja BSM dinyatakan baik karena terjadi kenaikan BOPO walaupun terjadi penurunan nilai CAR yang disebabkan oleh kenaikan FDR. Kenaikan FDR menunjukan kurang efektifnya bank dalam menyalurkan kreditnya. Ketika banyak kredit yang kurang efektif maka mengakibatkan terhambatnya pendanaan di bank.
Agar efektif dalam menyalurkan kredit bank harusnya lebih selektif dalam penyaluran kredit agar tidak terjadi kesulitan pendanaan di masa mendatang.
Analisis Common-Size (Persentase Per-Komponen)
Analisis common-size ialah analisis yang disusun dengan menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca).
Laporan keuangan dalam persentase per-komponen (Common-size statement) menyatakan masing-masing posnya dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya, cara penyusunan laporan keuangan ini disebut teknik analisis common-size dan termasuk metode analisis vertikal.
Suatu neraca yang disusun dalam persentase per-komponen (Common-size statement) dapat memberikan informasi sebagai berikut:
1. Komposisi investasi (aktiva) suatu perusahaan dapat memberikan gambaran tentang posisi relatif aktiva lancar terhadap aktiva tak lancar.
2. Struktur modal (komposisi pasiva), yang dapat memberikan gambaran mengenai posisi relatif utang perusahaan terhadap modal sendiri.
Apabila Neraca dalam persentase per-komponen disusun secara komparatif (misalnya dua tahun berturut-turut), dapat memberikan informasi mengenai perubahan komposisi, baik komposisi investasi maupun struktur modal.
Laporan laba-rugi yang disusun dalam persentase per-komponen (Common-size percentage) dapat menggambarkan distribusi/alokasi setiap Rp 1,00 penjualan kepada masing-masing elemen biaya dan laba. Apabila disusun secara komparatif, dapat menggambarkan perubahan distribusi tersebut.
Contoh Analisis Common-Size:
PT. BAGAS PERKASA JAYA
Neraca Komparatif dalam Persentase Per-Komponen
Per 31 Desember 2009 dan 2010 (Dalam Ribuan Rupiah)
NERACA 31 Desember Common-Size (%)
2009 2010 2009 2010
AKTIVA Aktiva Lancar
Kas Rp 1.300 Rp 1.200 9,29 7,50
Piutang Dagang Rp 1.200 Rp 1.000 8,57 6,25
Persediaan Rp 2.200 Rp 2.600 15,71 16,25
Total Aktiva Lancar Rp 4.700 Rp 4.800 33,57 30,00 Aktiva Tetap
Tanah Rp 2.300 Rp 3.700 16,43 23,13
Gedung Rp 4.000 Rp 4.000 28,57 25,00
Mesin Rp 4.000 Rp 5.000 28,57 31,25
Akumulasi Depresiasi Rp(1.000) Rp(1.500) (7,14) (9,38) Total Aktiva Tetap Rp 9.300 Rp11.200 66,43 70,00
Total Aktiva Rp14.000 Rp16.000 100% 100%
PASIVA (UTANG & MODAL)
Utang Lancar Rp 2.500 Rp 2.200 17,86 13,75
Utang Jangka Panjang Rp 4.500 Rp 6.000 32,14 37,50
Modal Rp 7.000 Rp 7.800 50,00 48,75
Total Utang & Modal Rp14.000 Rp16.000 100% 100%
Cara perhitungan persentase per-komponen adalah: Pos-pos di dalam neraca dikategorikan menjadi dua, yaitu aktiva dan pasiva. Masing-masing kategori ini (total aktiva dan total pasiva) dinyatakan sebesar 100%, sedangkan masing-masing pos yang termasuk pada masing-masing kategori dinyatakan dalam persentase atas dasar total aktiva atau pasiva (kategori).
% Kas = (Saldo Kas/Total Aktiva) x 100% = (Rp 1.300/Rp 14.000) x 100% = 9,92%
⇒ Yang lainnya dihitung dengan cara yang sama.
Dari neraca yang disusun dalam persentase per-komponen tersebut, tampak bahwa selama dua tahun, telah terjadi perubahan pada komposisi, baik aktiva (misalnya kas, persediaan) maupun pasiva (misalnya utang jangka panjang).
PT. BAGAS PERKASA JAYA
Laporan Laba-Rugi Komparatif dalam Persentase Per-Komponen Per 31 Desember 2009 dan 2010
(Dalam Ribuan Rupiah)
LABA-RUGI Tahun Common-Size (%)
2009 2010 2009 2010
Penghasilan Rp 150.000 Rp 200.000 100% 100%
Harga Pokok Penjualan Rp (50.000) Rp (60.000) (33,33) (30,00)
Laba Kotor Rp 100.000 Rp 140.000 66,67 70,00
Biaya Pemasaran Rp (25.000) Rp (34.000) (16,67) (17,00) Biaya Administrasi Rp (20.000) Rp (28.000) (13,33) (14,00)
Biaya Bunga Rp (10.000) Rp (14.000) (6,67) (7,00)
Laba Sebelum Pajak Rp 45.000 Rp 64.000 30,00 32,00 Pajak (15%) Rp (6.750) Rp (9.600) (4,50) (4,80) Laba Bersih Rp 38.250 Rp 54.400 25,50 27,20 Cara perhitungan persentase per-komponen adalah: Pos-pos dalam perhitungan laba-rugi yang dinyatakan dalam persentase per-komponen atas dasar total penghasilan (total penghasilan dinyatakan sebesar 100%).
% Harga Pokok Penjualan = (Saldo Harga Pokok Penjualan/Total Penghasilan) x 100%
= Rp 60.000/Rp 200.000 x 100%
= 30%
⇒ Yang lainnya dihitung dengan cara yang sama.
Dari perhitungan laba-rugi, tampak bahwa distribusi setiap Rp 1,00 penjualan kepada harga pokok penjualan misalnya mengalami penurunan, meskipun distribusi untuk biaya lainnya (pemasaran, administrasi, dan bunga), secara total mengalami kenaikan.
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN COMMON SIZE Pengertian Persentase common size
1. Menurut Djarwanto (1999: 71), persentase per komponen adalah persentase dari masing-masing unsur aktiva terhadap total aktivanya, masing-masing unsur pasiva terhadap total pasivanya, dan masing-masing unsur laba-rugi terhadap jumlah penjualan netonya. Laporan yang demikian disebut common-size statement.
2. Menurut Jusuf (2000: 75), common size analysis adalah menganalisis laporan keuangan untuk satu periode tertentu dengan cara membanding-bandingkan pos yang satu dengan pos lainnya. Perbandingan tersebut dilakukan dengan menggunakan persentase di mana salah satu pos ditetapkan patokan 100%.
Analisis common size disusun dengan jalan menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan rugi-laba dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca).
Dalam laporan common size, seluruh akun dinyatakan dalam presentase dan tidak ditunjukkan jumlah moneternya. Dalam laporan keuangan common size (laporan yang berukuran sama) adalah karena total jumlah akun-akun dalam kelompok yang bersangkutan adalah 100%.
Prosedur dalam analisis common size disebut sebagai analisis vertikal karena melakukan evaluasi akun dari atas ke bawah (atau dari bawah ke atas).
Analisis laporan keuangan common size berguna dalam memahami pembentuk internal laporan keuangan. Laporan laba rugi common size dapat memberikan perspektif yang lebih baik untuk mengevaluasi upaya pemangkasan biaya. Pengecualian berlaku untuk pajak penghasilan yang terkait dengan laba sebelum pajak, bukan penjualan. Laporan keuangan common size juga berguna untuk perbandingan antar perusahaan karena laporan keuangan perusahaan yang berbeda dibuat dalam format common size.
Rumus Analisis Common Size:
Neraca : (item-item dalam Neraca / Tot. Aktiva) x 100%
Rugi/Laba : (item -item dalam Lap. Rugi laba / Tot. Penjualan) x 100%
Cara Perhitungan Persentase Common Size
Metode mengubah jumlah-jumlah rupiah dari masing-masing unsur laporan keuangan menjadi angka persen dari total, dilakukan sebagai berikut (Djarwanto, 1999: 71) :
1. Nyatakan total aktiva, total pasiva (total utang plus modal sendiri), dan jumlah penjualan netto dengan 100%.
2. Hitunglah rasio dari masing-masing unsur laporan keuangan dengan totalnya, dengan cara membagi jumlah rupiah masing-masing unsur laporan keuangan itu dengan totalnya.
Contoh Soal :
Analisislah laporan keuangan dibawah ini dengan menggunakan analisis Common Size?
Neraca PT. XYZ
Tgl 31 desember 2009 dan 2010 (dalam jutaan rupiah)
Aktiva Pasiva (Kewajiban)
Aktiva
lancar 2009 2010 Kewajiban
Lancar 2009 2010 Kas Rp. 22 Rp. 25 Hutang
Dagang Rp. 91 Rp. 89 Surat
Berharga 10 15 Hutang
Wesel 40 20
Piutang 170 176 Hutang
Pajak 30 32
Persediaan 117 112 Hutang Bank 120 120 Total
Aktiva Lancar
Rp.319 Rp.328 Tot.
Kewajiban Lancar
Rp.281 Rp.261
Aktiva Tetap ( bruto)
Rp.700 Rp.700 Hutang Jk.Panjang
Rp.200 Rp.100
Akm.
Penyusutan
(100) (150) Modal Sendiri :
Saham 300 300
Aktiva
Tetap Rp.600 Rp.550 Laba yang ditahan 138 217
Total
Aktiva Rp.919 Rp.878 Tot. Pasiva
(Kewajiban) Rp.919 Rp.878
Laporan Rugi Laba PT.XYZ Th.2009 dan 2010
2009 2010
Penjualan Rp.
2.200 Rp.3.000
HPP 1.500 2.000
Laba Kotor Rp.
700 Rp.1.000
Biaya-biaya 400 550
Laba sebelum bunga
dan pajak ( EBIT) Rp.
300 Rp. 450
Bunga 56 55
Laba sebelum pajak
(EBT) Rp.
244 Rp. 395
Pajak 78 88
Laba setelah pajak
(EAT) Rp.
166 Rp. 310
Penyelesaian :
Analisis Common Size Neraca PT. XYZ Tgl 31 desember 2009 dan 2010
Aktiva Pasiva (Kewajiban)
Aktiva
lancar 2009 2010 Kewajiban
Lancar 2009 2010
Kas 2,1 % 2,8 % Hutang 9,9 % 10.1 %
Dagang Surat
Berharga 1,1 % 1,7 % Hutang
Wesel 4,4 % 2,3 %
Piutang 18,5 % 20 % Hutang Pajak 3,2 % 3,6 % Persediaan 12,8 % 12,8 % Hutang Bank 13,1 % 13,7 % Total
Aktiva Lancar
34,6 % 37,3 % Tot.
Kewajiban Lancar
30,6 % 29,7 %
Aktiva Tetap ( bruto)
76,2 % 79,7 % Hutang Jk.Panjang
21,8 % 11,4 %
Akm.
Penyusutan
10,8 % 17 % Modal Sendiri :
Saham 32,6 % 34,2 % Aktiva
Tetap 65,4 % 62,7 % Laba yang
ditahan 15 % 24,7 %
Total
Aktiva 100 % 100 % Tot. Pasiva
(Kewajiban) 100 % 100 %
Laporan Rugi Laba PT.XYZ Th.2009 dan 2010
2009 2010
Penjualan 100 % 100 %
HPP 68,2 % 66,7 %
Laba Kotor 31,8 % 33,3 %
Biaya-biaya 18,2 % 18,3 %
Laba sebelum bunga dan
pajak ( EBIT) 13,6 % 15 %
Bunga 2,3 % 1,8 %
Laba sebelum pajak
(EBT) 11,1 % 13,2 %
Pajak 3,5 % 2,9 %
Laba setelah pajak (EAT) 7,6 % 10,3 %