• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI MARKETING MIX PRODUK MAKANAN KOREA DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN PADA HOME INDUSTRY UNNIEFOOD TULUNGAGUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STRATEGI MARKETING MIX PRODUK MAKANAN KOREA DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN PADA HOME INDUSTRY UNNIEFOOD TULUNGAGUNG"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.111 680

STRATEGI MARKETING MIX PRODUK MAKANAN KOREA DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN PADA HOME INDUSTRY

UNNIEFOOD TULUNGAGUNG

Yuniar Dwi Pangestu1, Siswahyudianto2

1,2Program Studi Manajemen Bisnis Syariah, Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah, Tulungagung

Email: dyuniar44@gmail.com, siswahyudianto25@gmail.com

Abstrak

Pengaruh globalisasi menciptakan perubahan terhadap gaya hidup masyarakat khususnya para anak muda. Salah satu pengaruh dari globalisasi adalah gaya hidup dalam memilih makanan yang diminati lebih condong ke arah Korean style. Korean Wave atau Hallyu Wave adalah salah satu dampak dari globalisasi perubahan gaya makanan dari tradisional beralih moderen di Indonesia. Meledaknya tren Korea di Indonesia membuat para pelaku usaha kuliner mengikuti arus ini. Hal ini yang melatarbelakangi Home industry Unniefood menjadi salah satu usaha rumahan yang menjual berbagai makanan Korea yang memiliki cita rasa pedas. Persaingan yang semakin ketat membuat usaha ini memiliki strategi yang dilakukan untuk kepuasan konsumen, yakni menggunakan marketing mix dan strategi kepuasan konsumen.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penerapan strategi marketing mix dan penerapan strategi kepuasan konsumen pada home industry Unniefood Tulungagung. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan strategi marketing mix dengan indikator 11p sudah diterapkan dengan baik dan benar. Hanya terdapat dua indikator yang tidak terlaksana dengan baik yaitu place dan physical evidence masih membuat konsumen dan reseller Unniefood merasa kecewa. Penerapan strategi kepuasan konsumen sudah diterapkan dengan baik dan benar membuat konsumen dan reseller merasa puas.

Kata Kunci: Strategi; Marketing mix; Makanan Korea; Kepuasan konsumen; Home industry

Abstract

The influence of globalization creates changes in people's lifestyles, especially young people.

One of the influences of globalization is that the lifestyle in choosing foods that are in demand is more inclined towards Korean style. The Korean Wave or Hallyu Wave is one of the impacts of the globalization of food style changes from traditional to modern in Indonesia. The explosion of Korean trends in Indonesia has made culinary business actors go with this flow. This is the reason why the Unniefood Home industry is one of the home businesses that sells a variety of Korean foods that have a spicy taste. The increasingly fierce competition makes this business have a strategy that is carried out for consumer satisfaction, namely using a marketing mix and a consumer satisfaction strategy.

The purpose of this study is to determine the application of the marketing mix strategy and the application of the consumer satisfaction strategy in the home industry of Unniefood Tulungagung. The research method used in this study is a type of field research with a qualitative approach using descriptive methods. Data collection techniques use observation, interview, and documentation

(2)

Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.111 681

methods. The results of this study show that the application of the marketing mix strategy with the 11p indicator has been implemented properly and correctly. There are only two indicators that are not well implemented, namely place and physical evidence, which still makes Consumers and Unniefood resellers feel disappointed. The implementation of the consumer satisfaction strategy has been implemented properly and correctly to make consumers and resellers feel satisfied.

Keywords: Strategy; Marketing mix; Korean food; Customer satisfaction; Home industry

PENDAHULUAN

Globalisasi mempengaruhi proses pemasaran serta tumbuh kembangnya peluang dan risiko dalam dunia bisnis. Pelaku usaha harus lebih paham pengaruh peristiwa yang terjadi di dunia terhadap pasar domestik. Selain itu dibutuhkan strategi dalam menentukan peluang dan terobosan baru untuk mengatur strategi marketing. Telekomunikasi dan internet yang menjadi tulang punggung informasi dunia, akan banyak berpengaruh terhadap gaya hidup, kehidupan sosial budaya, kecenderungan ekonomi dan sistem politik. Gaya hidup pada era Globalisasi banyak sekali di jumpai pada saat ini, mulai dari cara berpakaian, pemilihan hiburan seperti jenis musik bahkan sampai pada makanan. Pada era gobalisasi saat ini, gaya pemilihan makanan berfokus pada budaya asing. Salah satunya yang sedang terjadi di Indonesia adalah kebiasaan baru pada pemilihan makanan Korea sebagai makanan yang banyak diminati kalangan muda saat ini.

Negara Korea itu sendiri adalah sebuah semenanjung di Asia Timur (di antara Tiongkok dan Jepang) yang terbagi menjadi dua negara, yakni Republik Korea (Korea Selatan) dan Republik Rakyat Demokratik Korea (Korea Utara) setelah Perang Dunia II pada tahun 1945. Pada masa ini Korea Selatan telah dikenal akan tren Korean Wave atau Hallyu Wave, dimana trend tersebut merupakan penyebaran popularitas budaya musiknya yang biasa disebut K-Pop, Korea drama (K-drama), bahasa, teknologi, animasi, dan film. Di Indonesia penggemar K-Pop berkembang cukup banyak. Mulai dari menikmati drama, musik ataupun makanan khas Negeri Gingseng.

Makanan Korea adalah masakan unik yang tumbuh dari budaya, lingkungan, geografi, dan iklim Negara Korea itu sendiri. Meskipun makanan Korea berbagi bahan dan aspek tertentu dengan Negara tetangganya, yaitu China dan Jepang, makanan Korea memiliki rasa, rempah- rempah, bahan, dan teknik tersendiri. Makanan Korea memiliki manfaat seperti penambah energi tubuh, untuk kesehatan kulit agar terasa halus, mencegah sembelit dan melancarkan

(3)

Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.111 682

pencernaan, dan masih banyak manfaat lainnya. Salah satu makanan yang sangat terkenal di Korea adalah tteokbokki atau yang biasa dikenal di Indonesia dengan sebutan toppoki.

Tteok merupakan panganan atau kue beras yang dibuat dari serealia, terutama beras atau ketan. Bahan dan cara pembuatan berbeda-beda menurut wilayah di Korea. Tteok juga dibuat sebagai kue yang rasanya manis dalam berbagai variasi rasa untuk hari-hari perayaan musim, termasuk perayaan tahun baru Korea. Walaupun dimasak, tteok yang dibuat dari beras tidak menjadi liat sehingga dipakai untuk berbagai masakan tumis dan goreng. Tteok berbentuk batang (silinder) yang dimasak bersama gochujang dan gula pasir disebut tteokbokki atau toppoki.

Trend Korea Wave atau Hallyu Wave, tidak hanya terjadi pada daerah kota-kota besar yang ada di Indonesia. Tetapi tren ini juga mulai memasuki daerah kota kecil yang ada di Indonesia, yaitu kota Tulungagung. Kota yang dikenal sebagai kota Cethe mulai meminati trend ini khususnya yang paling banyak adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sajian makanan Korea. Di tulungagung saat ini mulai banyak yang membuka usaha makanan Korea, mulai dari gerai, café, bahkan usaha skala home industry pun juga mencoba usaha makanan ini.

No. Nama Tempat Alamat

1. Matjeo Korean Grill Jln. Mayor Sujadi Timur 50m Timur IAIN, Kudusan, Plosokandang, Kec.

Kedungwaru, Kab. Tulungagung.

2. Annyeong Korean Cafe Jl. I Gusti Ngurah Rai No.10, Bago, Kec. Tulunagung, Kab.

Tulungagung 3. Tteokbokki Land

Tulungagung

Jl. Mayjend Sungkono, Kutoanyar, Kec. Tulungagung,

Kab.Tulungagung.

4. Ttteokbokki Tulungagung (Omoni)

Ds. Pakel, Rt 02, Rw 02, Kec.

Ngantru, Kab. Tulungagung.

(4)

Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.111 683

5. Gyutori Tulungagung Jl. Kyai Mojo No. 30, Karangwaru, Kec. Tulungagung,

Kab.Tulungagung.

Sumber : Hasil Pencarian Data Rekap Makanan Korea di Tulungagung

Unniefood merupakan suatu usaha home industri yang bergerak di bidang makanan dan minuman, terkhususnya adalah makanan Korea special spicy. Beralamatkan di Desa Sobontoro, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung. Unniefood adalah satu-satunya Home Industri di Desa Sobontoro yang memproduksi makanan asal Negeri Gingseng, Korea Selatan. Pada usaha ini mereka banyak menyediakan produk olahan makanan Korea, diantaranya seperti makanan Korea topokki berbagai varian. Topokki (kue beras) adalah salah satu makanan tradisional khas Korea yang sangat hits dan popular, bukan hanya di tempat asalnya melainkan juga pada Indonesia, tak kecuali di daerah Tulungagung ini. Topokki adalah sejenis makanan yang terbuat dari bahan dasar tepung beras yang umumnya berbentuk lonjong panjang dengan saus pelengkap bernama Gochujang (saus pedang ala Korea). Pada usaha Unniefood ini terdapat berbagai varian macam Topokki yaitu, Topokki Original Dimsum, Topokki Original Chikuwa, Topokki Original Dumpling Keju, Topokki Keju, Topokki Chicken, Topokki Dimsum Pedas, Topokki Dimsum Pedas dan Keju, Topokki Komplit. Lalu juga ada Rabokki, Corn Dog, Spicy Chicken Wings, untuk varian minuman adalah Smothies. Minuman dengan berbahan dasar buah dan susu. Dan yang baru-baru ini, Unniefood menambah variasi dari produk mereka yaitu, Keju Aroma dan Tangsuyuk. Juga baru-baru ini Unniefood menambah daftar varian topokki (semacam Frozen food) yang bisa dikirim untuk seluruh Indonesia.

Ketatnya persaingan di pasar dunia melakukan pemaksaan secara tidak langsung dalam mencapai keunggulan strategi yang benar. Bagaimana konsumen berperilaku tentunya menjadi sangat penting di kegiatan pemasaran terutama yang berkaitan dengan pencarian, penggunaan dan evaluasi produk. Untuk pemasar perlu memahami variabel apa yang sebenarnya mempengaruhi konsumen dalam berperilaku ketika memilih suatu produk. Dalam orientasi konsep pemasaran (marketing concept), untuk bisa lebih efektif daripada pesaing dalam menggarap pasar target, tindakan yang dapat dilakukan pemasar adalah merancang program peamasaran terpadu. Neil Borden dari Harvard Business School dalam artikelnya yang berjudul

(5)

Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.111 684

“The concept of the marketing mix” terdapat 12 elemen pada marketing mix yaitu diantaranya product, price, promotion, place, people, process, phicycal evidence, packaging, payment, servicing, physical handling, and fact finding and analysis. Setiap bauran pemasaran harus disesuaikan dengan segmen pelanggan yang dituju atau pasar target. Menawarkan ketegori produk yang sama dengan pesaing, tetapi membidik pasar target yang berbeda akan merancang bauran pemasaran (marketing mix) yang berbeda dengan pesaing.

Selain menggunakan strategi bauran pemasaran, para pelaku bisnis juga harus tahu bagiamana cara memuaskan konsumen agar strategi yang direncanakan bisa berimbang.

Memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen adalah inti pemasaran. Sasaran dari setiap bisnis adalah menghantarkan nilai pelanggan untuk menghasilkan laba. Memuaskan kebutuhan konsumen adalah keinginan setiap perusahaan. Selain faktor penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, memuaskan kebutuhan konsumen dapat meningkatkan keunggulan dalam persaingan. Kosumen yang puas terhadap produk dan jasa pelayanan cenderung untuk membeli kembali produk dan menggunakan kembali jasa pada saat kebutuhan yang sama muncul kembali dikemudian hari.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti berkeinginan meneliti penerapan strategi marketing mix home industry Unniefood Tulungagung sebab Unniefood menjadi home industry satu-satunya yang ada di desa Sobontoro yang menyediakan makanan Korea yang memiliki pelanggan cukup banyak, walaupun lokasi yang dijadikan tempat usaha cukup membuat bingung orang yang pertama kalinya datang ke tempat Unniefood ini. Maka dari hal tersebut, membuat peneliti melakukan penelitian lebih lanjut tentang bagimana strategi yang diterapkan pada home industry Unniefood dalam meningkatkan kepuasan konsumen yang diterapkan pada usaha ini.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif menggunakan metode deskriptif. Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi, sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data yang dilakukan dengan data deskriptif.

(6)

Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.111 685

Data dari penelitian ini diperoleh dari data primer dan data sekunder. Dimana data primer didapatkan dari wawancara dengan pemilik tempat usaha, konsumen, dan reseller Unniefood.

Data sekunder didapatkan dari hasil observasi dengan dokumentasi berupa foto atau gambar yang diperoleh dari lapangan, gambar dari akun media sosial Unniefood dan beberapa foto dari reseller. Analisis data pada penelitian sebagai berikut:

1) Pengumpulan Data.

2) Reduksi Data.

3) Penyajian Data.

4) Verifikasi (penarikan kesimpulan).

5)

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Strategi Pemasaran

Menurut lesser Robert Bittel menyatakan bahwa definisi dari strategi adalah “suatu rencana- rencana yang paling mendasar atau sangat penting untuk mencapai tujuan perusahaan.”

Sedangkan menurut Smart bahwa “strategi terdiri dari keseluruhan keputusan serta rencana yang akan ditentukan dan dicapai melalui tujuan organisasi.” Menurut Cannon, Perreault dan Mc. Carthy, menyatakan bahwa strategi pemasaran (marketing strategy) merupakan gambaran besar perusahaan mengenai apa yang akan dilakukan di pasar dengan menentukan dua bagian yang saling berkaitan yaitu:

a) Target pasar, yaitu sekelompok pelanggan homogen yang ingin dibidik oleh perusahaan.

b) Bauran pemasaran, yaitu variabel-variabel yang diawasi oleh perusahaan yang akan disusun guna memuaskan kelompok target.

Marketing Mix

Menurut Kotler dan Amstrong Marketing Mix (Bauran Pemasaran) adalah “kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan di pasar sasaran.” Supriyanto dan Ernawaty memaparkan tujuan utama bauran pemasaran adalah “melakukan penawaran (offer) dengan promosi dan distribusi produk dengan harapan terjadi proses pembelian produk atau jasa.” Kotler dan Keller memaparkan variabel- variabel dari bauran pemasaran yang diterapkan saat ini adalah 7P (product, price, promotion, place, people, process, physical evidence).

(7)

Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.111 686

a) Product

Menurut Kotler dan Keller “produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen.” Tingkatan produk menurut Kotler dan Keller terbagi menjadi lima tingkatan antara lain:

1) Produk utama atau inti (Core Benefit).

2) Produk dasar atau produk generic (Basic Product).

3) Produk yang diharapkan (Expected Product).

4) Produk yang ditinggalkan (Augumented Product).

5) Produk potensial (Potential Product).

Menurut Kotler & Armstrong beberapa atribut berikut yang menyertai dan melengkapi produk (karakteristik atribut produk) adalah sebagai berikut:

1) Product Quality (Kualitas Produk), kemampuan itu meliputi daya tahan, kehandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan operasikan dan diperbaiki, dan atribut lain yang berharga pada produk secara keseluruhan.

2) Product Feature (Fitur Produk), yaitu alat persaingan untuk mendiferensiasikan produk perusahaan terhadap produk sejenis yang menjadi persaingan.

3) Product Style and Desain (Gaya dan Desain Produk), yaitu gaya semata-mata menjelaskan penampilan produk tertentu.

b) Price

Menurut Tjiptono, “harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang dan jasa.”

Menurut Fandy Tjiptono dalam menetapkan harga, perusahaan menetapkan strategi penetapan harga antara lain:

1) Strategi harga produk baru, yaitu suatu strategi penetapan harga yang dipakai oleh suatu perusahaan dalam menetapkan harga produk yang akan dijual ke pasaran

2) Strategi harga bauran produk, yaitu strategi untuk menetapkan harga produk seringkali berubah ketika suatu produk merupakan bagian dari bauran produk

3) Strategi penyesuaian harga, yaitu perusahaan menyesuaikan harga dasar untuk setiap konsumen yang berbeda dan situasi seringkali berubah-ubah.

c) Promotion

(8)

Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.111 687

Menurut Kotler, definisi promosi ialah “berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk mengomunikasikan manfaat dari produknya, membujuk, dan mengingatkan para konsumen sasaran agar membeli produk tersebut.”

Sedangkan proses dari promosi itu sendiri ialah mengkomunikasikan program perusahaan terhadap masyarakat konsumen melalui beberapa cara ataupun variabel, beberapa cara yang dapat diambil ialah:

1) Periklanan : bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang ide, barang, dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu

2) Personal selling : presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli atau lebh yang ditujukan untuk menciptakan penjualan

3) Publisitas : pendorong permintaan secara non pribadi untuk suatu produk, jasa atau ide dengan menggunakan berita komersial di dalam media massa dan sponsor tidak di bebani sejumlah bayaran secara langsung

4) Promosi penjualan : kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan dan publisitas yang mendorong pembelian konsumen dan efektifitas pengecer.

d) Place

Menurut Kotler, bauran tempat atau saluran distribusi dapat didefinisikan sebagai himpunan perusahaan perorangan yang mengambil alih hak atau membantu dalam pengalihan hak atau barang atau jasa tertentu selama barang atau jasa tersebut telah berpindah dari produsen ke konsumen. Saluran didistribusi di dasarkan pada tujuan perusahaan yang ingin dicapai, ciri-ciri pasar yang dijadikan sasaran, dan karakteristik produk yang ditawarkan.

Menurut Huriyati, pemilihan lokasi memerlukan pertimbangan yang cermat terhadap beberapa faktor antara lain:

1) Akses, misalnya jalan yang memudahkan konsumen untuk mencapai tempat tersebut.

2) Visibilitas, misalnya lokasi yang dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan.

3) Tempat parkir, mempunyai tempat atau lahar parkir sendiri atau menggunakan tempat parkir umum.

4) Ekspansi, tersedia tempat yang cukup untuk perluasan usaha di kemudian hari.

5) Peraturan pemerintah, misalnya surat perijinan usaha.

6) Persaingan, yaitu pertimbangan lokasi pesaing.

e) People

(9)

Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.111 688

Menurut Nirwana people adalah “orang yang memiliki andil dalam memberikan atau menunjukkan pelayanan yang diberikan kepada konsumen selama melakukan pembelian barang.” Menurut Ratih elemen people ini memiliki 2 aspek, yaitu:

a) Service People. Untuk organisasi jasa, Service people biasanya memegang jabatan ganda, yaitu mengadakan jasa dan menjual jasa tersebut. Melalui pelayanan yang baik, cepat, ramah, teliti dan akurat dapat menciptakan kepuasan dan kesetiaan pelanggan terhadap perusahaan yang akhirnya akan meningkatkan nama baik perusahaan.

b) Customer. Faktor lain yang mempengaruhi adalah hubungan yang ada diantara para pelanggan. f) Process

Menurut Philip Kotler, “proses disini adalah mencakup bagaimana cara perusahaan melayani permintaan tiap konsumennya.” Mulai dari konsumen tersebut memesan (order) hingga akhirnya mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Beberapa perusahaan tertentu biasanya memiliki cara yang unik atau khusus dalam melayani konsumennya. Yang dimaksud proses dalam pemasaran yaitu keseluruhan sistem yang berlangsung dalam penyelenggaraan dan menentukan mutu kelancaran penyelenggaraan jasa yang dapat memberikan kepuasan pada penggunanya. g) Physical evidence

Menurut Nirwana “fasilitas pendukung merupakan bagian dari pemasaran jasa yang memiliki peranan cukup penting. Karena jasa yang disampaikan kepada pelanggan tidak jarang memerlukan fasilitas pendukung di dalam penyampaian”. Hal ini akan semakin memperkuat keberadaan dari jasa tersebut. Karena dengan adanya fasilitas pendukung secara fisik, maka jasa tersebut akan dipahami oleh pelanggan.

Indikator-indikator fasilitas fisik diklasifikasikan menjadi enam variabel, yaitu:

1) Colour (warna dinding, warna peralatan yang digunakan) 2) Layout (tatanan tumbuhan, serta dinding)

3) Lighting (penerangan baik dalam ruangan maupun dari luar ruangan) 4) Facilitating goods (kamar kecil, tempat sampah, dan perlengkapan lainnya) 5) Furnishing (jumlah tempat duduk dan meja)

6) Atmosfer (suasana yang ditampilkan dapat melalui hiasan ataupun music yang ada).

Seiring dengan perkembangan teknologi dan kemajuan zaman terutama di era Masayarakat Ekonomi Asean (MEA) yang terus mengukur kepuasan pelanggan membuat beberapa pakar

(10)

Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.111 689

pemasaran, diantaranya menurut Lupiyoadi dan Hamdani “mendefinisikan ulang konsep tersebut agar lebih aplikatif dan menjadikan bauran pemasaran dengan 9 elemen. Yaitu terdiri dari: product, price, place, promotion, process, people, physical Evidence, payment and packaging.” h) Packaging (Pengemasan)

Menurut Hermawan, pengemasan adalah wadah atau bungkus yang melindungi produk atau sekelompok produk. Kotler dan Armstrong, pengemasan melibatkan kegiatan merancang dan membuat wadah atau pembungkus suatu produk. Secara tradisional, fungsi primer kemasan adalah untuk memuat dan melindungi produk. Namun, dalam waktu beberapa tahun terakhir ini, banyak faktor-faktor yang membuat pengemasan menjadi alat pemasaran yang sangat penting.

Dalam merumuskan konsep kemasan beberapa faktor yang perlu dijadikan pertimbangan antara lain:

1) Ketahanan dan proteksi, kemasan harus dapat melindungi produk terhadap temperature dan kelembaban udara. Agar produk tidak busuk, rusak, berkarat ataupun kotor.

2) Memudahkan bagi konsumen, kemasan harus mudah dibuka, dituang, disimpan, aman dan disertai petunjuk pemakaian yang jelas.

3) Kemudahan bagi penjual, mudah dibawa, diatur diatas rak tidak gampang rusak dan hemat tempat.

4) Menarik bagi pembeli, desain dan bentuk yang menarik, mudah diingat dan menonjol diantara produk-produk pesaing serta penampilan yang paling mencolok dengan produk.

5) Biaya, biaya kemasan harus proposional dengan harga produknya. Jangan sampai biaya kemasan lebih mahal daripada harga produk sebab konsumen membeli produk bukan kemasannya.

6) Lingkungan, utamakan bahan kemasan yang dapat digunakan kembali, dapat didaur ulang atau diolah kembali, serta tidak membahayakan lingkungan.

i) Payment (Pembayaran)

Menurut Lovelock dan Wright, pembayaran adalah sekumpulan jasa pelengkap yang memudahkan pembelian dengan menawarkan pilihan prosedur yang mudah untuk melakukan pembayaran dengan cepat. Ada berbagai elemen-elemen untuk mempermudah pembayaran:

1. Swalayan

(11)

Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.111 690

a) Pembayaran dengan uang pas di mesin

b) Pembayaran tunai di mesin dengan kembalian c) Memasukkan kartu prabayar

d) Memasukkan kartu kredit, tagihan, atau debit e) Memasukkan karcis (token)

f) Transfer dan secara elektronik g) Mengirimkan cek

2. Langsung ke penerima pembayaran atau perantara a) Pembayaran tunai dan mendapat pengembalian b) Penggunaan cek

c) Kartu kredit, tagihan, atau debit d) Tebusan kupon

e) Token, vocher, dan lain-lain

3. Pemotongan otomatis dari rekening tabungan 4. Kontrol dan verifikasi

a) Sistem otomatis (missal, tiket yang dapat dibaca mengoperasikan pintu masuk) b) Sistem pribadi (missal, alat pengontrol pintu dan pemeriksa tiket).

Menurut Neil Borden dari Harvard Business School dalam artikelnya yang berjudul “The concept of the marketing mix” terdapat 12 elemen pada marketing mix yaitu diantaranya product planning, pricing, branding, channels of distribution, personal selling, advertising, promotions, packaging, displays, servicing, physical handling, and fact finding and analysis.

j) Servicing (Pelayanan)

Menurut Mowen, unsur yang paling penting dalam suatu produk atau jasa adalah “kualitas yang tinggi yang dikendalikan oleh konsumen.” Kotler mengatkan bahwa "kualitas jasa atau pelayanan harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan, persepsi pelanggan tergadap kualitas jasa merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu pelayanan."

Dalam perkembangannya, dimensi kualitas yang semula berjumlah sepuluh dirangkum menjadi lima dimensi pokok, sebagai berikut:

1) Tangible (bukti langsung), meliputi penampilan fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.

(12)

Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.111 691

2) Reability (keandalan), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.

3) Responsiveness (daya tanggap), yaitu keinginan para staf untuk membentuk para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

4) Assurance (jaminan), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf bebas dari bahaya, resiko, atau keraguraguan.

5) Emphaty (empati), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan pelanggan.

k) Physical Handling (Penanganan Fisik)

Menurut Wiyono, Permana, & Pribadi, “sistem informasi mengenai manajemen pergudangan sering disebut dengan Warehouse Management System (WMS) yang berperan sebagai sistem yang mengatur seluruh kegiatan pergudangan dalam supply chain, seperti menerima stok, menyimpan stok dan mengatur order keluar stok.” Selain itu didalam warehouse terdapat pula manajemen persediaan (inventory), dimana persediaan sangat riskan dalam sebuah manajemen gudang. Persediaan juga bisa sebagai alat pengamanan atau sering disebut sebagai persediaan penyangga (buffer stock). Hal ini berfungsi untuk menghindari ketidakpastian permintaan order dari customer, melakukan stok barang yang melebihi dari peramalan yang menyesuaikan dari tingkat order, dan ketidakpastian mengenai keterlambatan pengiriman dari supplier ataupun pengiriman ke customer.

Makanan Korea

Menurut Hyoja rod and Jongno gu, “makanan khas Korea atau yang biasa disebut dengan Hansik merupakan makanan tradisional yang berdasarkan pada teknik dan cara memasak orang Korea.” Mulai dari kuliner istana yang pelik sampai makanan khusus dari daerah-daerah serta perpaduan dengan masakan modern, bahan-bahan yang digunakan serta cara persiapannya sangat berbeda. Pada masakan

Korea terdapat 3 bumbu utama yang digunakan pada hampir setiap masakan Korea, yaitu saus kacang kedelai atau soy sauce (ganjang), pasta kacang kedelai atau soybean paste (deonjang) dan pasta cabai merah atau red chilli pepper paste (gochujang).

Ketiga bumbu ini mengandung zat protein yang tinggi dan mampu memberikan cita rasa yang berbeda pada setiap masakan yang dihasilkan. Selain ketiga bumbu tersebut, masi ada beberapa bumbu lainnya yang juga bisa digunakan pada masakan Korea yaitu chotkal, merica

(13)

Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.111 692

hitam (black pepper), wijen dan jahe. Salah satu hal yang membedakan masakan Korea dengan masakan Negara lian terlihat dari hidangan utama dan hidangan pendamping. Beras merupakan hidangan utama. Ada dua jenis beras yaitu nasi putih dan nasi yang dicampur dengan biji-bijian seperti kacang merah. Sedangkan hidangan pendamping atau lauk terdiri dari sup atau rebusan, kimchi berbagai jenis saus dan hidangan lain seperti daging, makanan laut, dan sayuran.

Kepuasan Konsumen

Menurut Umar, “kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan antara apa yang dia terima dan harapannya.” Menurut Kotler kepuasan konsumen “merupakan perasaan senang atau kecewa konsumen yang didapat dengan membandingkan antara kesan kinerja terhadap kinerja produk jasa dengan harapan kinerja produk atau jasa tersebut.” Apabila kenyataannya sama dengan atau lebih dari hasil yang diharapkan, maka konsumen akan puas. Sebaliknya, apabila konsumen merasa kurang maka akan timbul ketidakpuasan.

Aspek-aspek yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan secara efektif yaitu:

1) Penanganan terhadap complain dari pelanggan. Secara statistic hal ini penting untuk diperhatikan, namun seringkali terlambat bagi perusahaan untuk menyadarinya. Bila complain/klaim dari pelanggan tidak secepatnya diatasi, maka customer defections tidak dapat dicegah.

2) Kualitas pelayanan. Terutama untuk industry jasa. Konsumen akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan.

3) Emosional. Konsumen akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadap ia bila menggunkaan produk dengan merek tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasan diperoleh bukan karena kualitas dari produk tetapi nilai sosial yang membuat konsumen menjadi puas terhadap merek tertentu.

4) Biaya. Konsumen yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas terhadap produk atau jasa itu. Karena ada begitu banyak pelanggan menggunakan produk dan setiap pelanggan menggunakannya secara berbeda, sikap berbeda, dan berbicara secara berbeda. Menurut Tjiptono pada umumnya program kepuasan memiliki indikator- indikator yakni: a) Kesesuaian harapan.

(14)

Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.111 693

b) Minat berkunjung kembali.

c) Kesediaan merekomendasikan.

Pengertian Home Industry

Menurut Sadono Sukirno industri mempunyai dua pengertian yaitu “pengertian secara umum dimana industri diartikan sebagai perusahaan yang menjalankan operasi dibidang kegiatan ekonomi yang tergolong kedalam sektor sekunder.” Masih menurut Sadono Sukirno

“sedangkan yang selanjutnya adalah penegertian dalam teori ekonomi, dimana industri diartikan sebagai kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang yang sama dalam suatu pasar.”

Home berarti rumah, tempat tinggal, atau kampong halaman. Sedangkan Industri, diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang. Singkatnya, Home Industri adalah rumah usaha produk barang atau perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis kegiatan ekonomi ini dipusatkan di rumah. Pengertian usaha kevil tercantum dalam UU No. 9 Tahun 1995, bahwa usaha kecil adalah usaha dengan kekayaan bersih maksimal Rp. 200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan) dengan penjualan tahunan maksimal Rp. 1 Milyar. Usaha Kecil menurut Sumodiningrat, mempunyai ciri utama:

1) Tidak memisahkan kedudukan pemilik dengan manajerial.

2) Menggunakan tenaga kerja sendiri.

3) Un-bankable mengandalkan modal sendiri.

4) Sebagian tidak berbadan hokum, memiliki tingkat kewirausahaan relatif rendah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1) Penerapan Strategi Marketing Mix Pada Usaha Home Industry Unniefood di Desa Sobontoro Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung

Persaingan usaha yang dihadapi oleh para pelaku bisnis saat ini sangatlah ketat. Banyak para pelaku bisnis yang berlomba-lomba untuk membuat suatu produk dengan kualitas yang baik didukung pula dengan pemberian nama dengan penamaan yang unik dan cukup nyentrik agar para konsumen segan untuk melirik pada usaha dan produk yang dijual. Pada usaha home industry Unniefood yang berada di Desa Sobontoro Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung tidak ingin kalah dengan para pelaku usaha lainnya untuk menghadapi persaingan didunia bisnis kuliner makanan Korea. Dengan memiliki ide untuk penamaan produk yang

(15)

Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.111 694

begitu unik yaitu Unniefood. Nama ini dengan sangat mudah dihafal oleh para konsumen baru maupun lama. Dengan didukung pula pemberian ikon logo yang begitu lucu membuat para konsumen home industry Unniefood ini tidak akan mudah untuk melupakan. Para konsumen akan tetap mengingat bahwa dengan penyebutan kata Unniefood mereka akan ingat bahwa tempat Unniefood adalah usaha home industry penyedia makanan Korea dengan rasa pedas yang khas dari Unniefood.

Dalam menghadapi persaingan usaha, pasti setiap usaha memiliki cara untuk menyikapi persaingan yang ada. Cara yang dilakukan usaha home industry Unniefood dalam menghadapi persaingan bisnis dengan menggunakan strategi marketing mix, yaitu:

a. Product (produk)

Pada usaha home industry Unniefood memiliki beragam jenis produk yang tersedia yang meliputi dari makanan pedas kering, makanan berkuah, makanan berat, minuman, sampai makanan ringan. Pemilik dari Unniefood ingin membuat variasi kuliner makanan Korea di Tulungagung bertambah tetapi dengan cara bertahap. Home industry Unniefood memiliki strategi yang dilakukan untuk produknya.

1) Penganalisisan tingkatan produk yaitu: tingkatan produk utama (produk yang sudah ada dari awal buka sampai sekarang), diantaranya yaitu: tteokbokki dengan berbagai macam varian. Dan tingakatan produk potensial atau produk terlaris yang dimiliki Unniefood yakni: tteokpokki chicken, dan paket spicy chicken varian isi 3pcs.

2) Produk yang ditinggalkan yakni: produk pembeda yang tidak dimiliki oleh pelaku usaha lain, diantaranya yaitu: tangsuyuk, hotteok, tteok, dan saus pedas khas Unniefood.

3) Kualitas Produk pada usaha home industry Unniefood memiliki kualitas yang bisa direkomendasikan untuk semua orang. Kualitas produk yang ditawarkan terjamin akan kualitas rasa, kebersihan, higienis, dan kesehatannya. Karena mulai dari pemilihan bahan mentah sampai proses pembuatan dilakukan sendiri oleh pemilik dari Unniefood yang membuat para konsumen dan reseller merasa puas dan terjamin kehalalannya.

b. Price (harga)

Harga yang dimiliki oleh usaha home industry Unniefood menggunakan harga standart mengikuti harga pasar, terjangkau sehingga bisa bersaing dengan pesaing lainnya. Harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas rasa yang diberikan pihak Unniefood sehingga membuat

(16)

Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.111 695

para konsumen dan reseller merasa puas dengan hal ini. Harga yang ditawarkan mulai dari sepuluh ribu sampai dengan dua puluh ribu rupiah.

c. Promotion (promosi)

Promosi yang dilakukan oleh usaha home industry Unniefood memiliki dua cara yakni:

menggunakan promosi dari mulut ke mulu (worth of mouth) dan menggunakan media sosial seperti Instagram, Whatsapp, dan Tik Tok. Tetapi tempat promosi yang utama digunakan yaitu aplikasi Instagram. Cara berpromosi yang dilakukan pada akun Instagram Unniefood membuat para konsumen puas karena pada Unniefood menggunkan testimoni konsumen lain untuk berpromosi. d. Place (tempat)

Tempat yang dimiliki oleh usaha home industry Unniefood memiliki lokasi yang tidak strategis karena berada pada gang sempit pada rumah warga membuat konsumen merasa tidak puas dengan akses lokasi yang dimiliki oleh pihak Unniefood ini. Dengan kurangnya petunjuk arah yang diberikan semakin menambah kebingungan para konsumen baru yang ingin menuju tempat usaha tersebut. Pada usaha home industry Unniefood juga memiliki tempat untuk menjual produk pada aplikasi Grabfood dan juga marketplace Shopee sehingga mengurangi rasa kecewa konsumen karena lokasi didirikannya usaha Unniefood yang pendistribusian produknya sudah sampai luar kota Tulungagung yakni: Kediri, Blitar, Surabaya, dan Banten.

e. People (orang)

Pada usaha home industry Unniefood tidak memiliki seorang karyawan. Semua kegiatan dari mulai memasak sampai proses pengambilan makanan untuk konsumen dilakukan oleh pemilik sendiri yang dibantu oleh ibu dan adik dari pemilik. Pihak Unniefood hanya memiliki para reseller yang berjumlah tujuh sampai delapan orang. Meski begitu pelayanan yang diberikan pihak Unniefood terhadap konsumen dan para reseller tidak mengecewakan, justru sebaliknya para konsumen dan reseller merasa puas.

f. Process (proses)

Proses pemesanan yang dimiliki oleh usaha home industry Unniefood dilakukan secara online.

Yaitu semua pemesanan dilakukan melalui pesan pada nomor Whatsapp yang tertera pada bio akun Instagram milik Unniefood. Pemesanan tidak bisa dilakukan pada akun Instagram Unniefood melalui direct message. Proses pemesanan pada Unniefood tidak membuat para konsumen dan reseller merasa sulit. Proses pemesanan bisa dilakukan selain menggunakan

(17)

Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.111 696

Whatsapp, pemesanan bisa dilakukan pada aplikasi Grabfood dan aplikasi Shopee. Proses pemesanan yang mudah ini membuat para konsumen dan reseller menjadi puas.

g. Physical evidence (fasilitas pendukung)

Untuk fasilitas pendukung yang ada di usaha home industry Unniefood tidak menyediakan sebab home industry Unniefood tidak menerapkan sistem makan ditempat. Unniefood hanya menyediakan pemesanan melalui pemesanan online. Fasilitas pendukung lainnya tidak membuat para konsumen dan reseller puas karena lahan tempat parkir yang dimiliki sangat sempit. h. Packaging (pengemasan)

Kemasan yang dimiliki oleh usaha home industry Unniefood memiliki beberapa macam yakni:

kemasan memakai box plastik berbahan thinwall, berbahan foam, plastik mika, dan plastik vacum. Pengemasan juga memiliki desain yang menarik seperti penambahan stiker pada produk rabbokki. Pengemasan dahulu hanya menggunakan berbahan dasar kertas yang biasa digunakan untuk kemasan rice bowl. Untuk pengemasan yang digunakan pihak Unniefood membuat para konsumen dan reseller puas sebab praktis, bersih, dan tidak mudah tumpah. i.

Payment (pembayaran)

Pembayaran yang digunakan pada usaha home industry Unniefood memiliki beberapa macam seperti: pembayaran cash less, Shopee pay, Dana, Ovo, Bank BRI, BCA, Shopee paylatter, dan pembayaran COD. Pembayaran yang paling digunakan oleh konsumen dan reseller dari Unniefood yaitu pembayaran dengan cara bayar tunai. Penerapan pembayaran beragam yang dilakukan oleh pihak Unniefood membuat para kosnumen dan reseller merasa puas. j. Service (pelayanan)

Pelayanan yang diberikan usaha home industry Unniefood kepada konsumen dan reseller sangat ramah, dan baik sehingga memuaskan dan membuat nyaman. Karena pelayanan yang diberikan membuat konsumen dan reseller memiliki daya minat untuk membeli secara berulang sehingga menciptakan kedekatan antar konsumen dan reseller terhadap pemilik usaha home industry Unniefood. k. Physical handling (penanganan fisik)

Penanganan fisik yang dilakukan usaha home industry Unniefood pada produk yang dijual menggunakan penyimpanan lemari beku (freezer) untuk menyimpan stok produk yang akan dijual yang biasanya untuk pengiriman luar kota dan produk dengan bahan baku dengan daya simpan pendek. Sistem yang digunakan pada home industry Unniefood terhadap stok produk

(18)

Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.111 697

yakni dengan menghabiskan terlebih dahulu stok produk yang lama kemudian pihak Unniefood akan membuat stok produk yang baru.

2. Strategi Kepuasan Konsumen Yang Dilakukan Home Industry Unniefood di Desa Sobontoro Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung

Strategi kepuasan konsumen sangat berperan penting dalam kehidupan dunia usaha agar tidak tergeser oleh para pelaku usaha lainnya. Penerapan pelayanan yang baik, ramah serta menjalin kedekatan dengan para konsumen dan reseller ataupun karyawan perlu dilakukan untuk membuat konsumen dan reseller merasa puas akan apa yang mereka dapatkan. Usaha yang dilakukan home industry Unniefood terhadap konsumen dan reseller yakni sebagai berikut:

a. Penanganan terhadap komplain.

Pada usaha home industry Unniefood penanganan terhadap komplain yang diberikan membuat reseller dan konsumen puas. Sebab penanganan yang dilakukan pihak Unniefood terhadap komplain konsumen dengan bertanggungjawab penuh atas kesalahan yang dilakukan karena kelalaian pihak Unniefood. Penanganan ini dilakukan dengan penggantian atau penambahan produk yang mengalami permasalahan atau kekeliruan dalam pengisiannya.

b. Kualitas pelayanan

Kualitas pelayanan yang diberikan usaha home industry Unniefood kepada para konsumen dan reseller yaitu memberikan kecepatan respon dalam membalas pesan yang diterima pihak Unniefood. Kualitas pelayanan yang dilakukan ini membuat konsumen dan reseller merasa puas sebab merasa tidak membuang-buang waktu.

c. Emosional

Strategi yang peneliti temukan pada usaha home industry Unniefood salah satunya adalah pengaruh emosional yang didapat para konsumen dan reseller terhadap Unniefood. Persaan emosional ditunjukkan oleh konsumen dan reseller dengan cara terkesan dan bangga terhadap produk yang ditawarkan Unniefood. Konsumen dan reseller memiliki perasaan emosional seperti ini karena pihak Unniefood memberikan semua kualitas yang ada pada usaha ini.

Terutama pada kualitas produk, harga dan kualitas pelayanan.

d. Biaya

Strategi biaya yang diterapkan pada usaha home industry Unniefood yang peneliti temukan disini yaitu tidak adanya penambahan biaya pada saat membeli di home industry Unniefood ini yang membuat konsumen dan reseller merasa puas. Penambahan biaya pada Unniefood ada

(19)

Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.111 698

hanya pada aplikasi Grabfood dan aplikasi Shopee sebab kedua aplikasi tersebut memiliki biaya tambahan seperti biaya pajak, pengemasan, dan biaya ongkos kirim jika pengiriman ke luar kota.

Selain strategi yang telah disebutkan diatas, peneliti juga menemukan strategi lain yang diterapkan usaha home industry Unniefood untuk memberikan kepuasan terhadap konsumen, yaitu:

a. Kesesuaian harapan

Konsumen dan reseller dari usaha home industry Unniefood merasa puas dengan semua kualitas yang diberikan oleh pihak Unniefood. Kualitas harga, dan kualitas produk adalah dua hal utama yang membuat kesuaian harapan yang diberikan pihak Unniefood kepada konsumen dan reseller sesuai dengan harapan yang diinginkan.

b. Minat berkunjung kembali

Minat berkunjung kembali pada usaha home industry Unniefood diakui oleh para konsumen dan reseller. Sebab pihak dari Unniefood selalu memberikan kualitas produk, harga, serta pelayanan yang baik dan ramah sesuai dengan keinginan dan harapan yang membuat konsumen dan reseller menjadi puas.

c. Kesediaan merekomendasikan

Kesediaan merekomendasikan yang dilakukan secara cuma-cuma oleh konsumen dan reseller dari usaha home industry Unniefood. Kesediaan merekomendasikan ini didasari karena konsumen dan reseller merasa puas dengan kualitas yang diberikan oleh pihak Unniefood.

Kualitas harga, produk dan pelayanan menjadi faktor utama yang membuat konsumen dan reseller puas dan bersedia merekomendasikan produk dari Unniefood.

KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil penelitian, setelah dilakukan analisis dan pembahasan mengenai strategi marketing mix produk makanan Korea dalam meningkatkan kepuasan konsumen pada home industry Unniefood Desa Sobontoro Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung, maka peneliti mengemukakan kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan strategi marketing mix pada home industry Unniefood menggunakan sebelas indikator yakni: strategi product, price, promotion, place, people, process, physical evidence, packaging, payment, service, physical handling. Dari sebelas indikator yang

(20)

Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.111 699

diterapkan strategi place dan strategi physical evidence adalah strategi yang belum bisa terlaksana dengan baik sehingga membuat para konsumen dan reseller merasa tidak puas. Karena lokasi tempat yang kurang strategis dan fasilitas pendukung yang tidak memadai yakni lahan lokasi parkir yang sempit.

2. Penerapan strategi kepuasan konsumen pada home industry Unniefood yakni:

penanganan terhadap komplain yang diberikan membuat konsumen dan reseller merasa puas. Dengan tindakan yang dilakukan pihak Unniefood terhadap komplain yaitu bertanggungjawab penuh dengan penggantian atau penambahan isi produk yang mengalami kesalahan. Kualitas pelayanan yang diberikan membuat konsumen merasa puas karena kecepatan daya respon untuk membalas pesan membuat para konsumen dan reseller merasa waktu mereka terbuang. Emosional yang didapatkan para konsumen dan reseller pada home industry Unniefood adalah perasaan terkesan dan perasaan bangga terhadap produk yang ditawarkan Unniefood sebab kualitas yang diberikan. Tidak adanya penerapan biaya tambahan yang dilakukan pihak Unniefood membuat konsumen dan reseller merasa puas. Biaya tambahan hanya tersedia pada aplikasi Grabfood dan aplikasi Shopee. Strategi lainnya yang diterapkan Unniefood terhadap semua kualitas yang diberikan pada konsumen dan reseller memberi dampak terjadinya kesesuaian harapan, minat berkunjung kembali, dan kesediaan merekomendasikan yang dilakukan konsumen dan reseller.

DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Riski. (2016). Peran Home Industri Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga (Studi Kasus Home Industri Keripik Di Kelurahan Kubu Gadang). Jurnal JPM FISIP. Vol. 3.

No. 2.

Anggito, Albi & Johan Setiawan. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jawa Barat: CV Jejak.

Anshori, Muhammad Yusuf. (2015). Marketing Mix (Bauran Pemasaran) Sirup Kawista Khas Rembang (study di usaha Cap Dewa Burung). (Universitas Negeri Semarang)

Borden, Neil H. (1984). The Concept of the Marketing Mix. Journal of Advertising Research.

Vol. 2.

Christine., & Wiwik Budiawan. (2017). Analisis Pengaruh Marketing Mix (7P) Terhadap Minat Beli Ulang Konsumen (Studi pada House of Moo, Semarang). Jurnal Industrial Engineering Online. Vol. 6. No. 1.

Dwinanda, Giri., & Yuswari Nur, (2020). Bauran Pemasaran 7P Dalam Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Pada Industri Retail Giant Ekspres Makassar. Jurnal Mirai Management. Vol. 6. No. 1.

(21)

Doi Artikel : 10.46306/vls.v2i2.111 700

Fuat, Samsul. (2020). Strategi Marketing Mix Dalam Meningkatkan Kepuasan Konsumen Pada Home Industri Iwan Bubut Di Badamita Rakit Kabupaten Banjarnegara. (IAIN Purwokerto).

Furqon, Muhammad. (2019). Analisis Penerapan Strategi Bauran Pemasaran Dalam Meningkatkan Pendapatan Usaha (Studi Pada Toko Emas Barokah Turen Malang Jawa Timur). (Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Herawati, Netti. (2013). Analisis Perilaku Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan

Pembelian Dan Kepuasan Konsumen Rumah Makan Nasi Timbel Saung Merak Bogor.

(Institut Pertanian Bogor).

Indrasari, Meithiana. (2019). Pemasaran Dan Kepuasan Pelanggan. Surabaya: Unitomo Press.

Juliansyah, Erlis. (2017). Strategi Pengembagan Sumber Daya Perusahaan Dalam

Meningkatkan Kinerja PDAM Kabupaten Sukabumi. Jurnal Ekonomak. Vol. 3. No. 2.

Musnaini, dkk. (2021). Manajemen Pemasaran. Sumatra Barat: CV Insan Cendekia Mandiri.

Nainggolan, Nana Triapnita., dkk. (2020). Perilaku Konsumen Di Era Digital. Yayasan Kita Menulis.

Ningrum, Dyaloka Puspita. (2020). Bauran Pemasaran pada Bisnis Chokles Es Cokelat Di Kota Yogyakarta. Jurnal PIKMA: Publikasi Media Dan Cinema. Vol. 3. No. 1.

Purbohastuti, Arum Wahyuni. (2021). Efektivitas Bauran Pemasaran Pada Keputusan Pembelian Konsumen Indomaret. Jurnal Sains Manajemen. Vol. 7, No. 1, 2021.

Saleh, Muhammad Yusuf., & Miah Said. (2019). Konsep dan Strategi Pemasaran. Makassar:

CV Sah Media.

Suhartini. (2015). Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Produk Dan Pelayanan Makanan Khas Korea Di Silla Restaurant Yogyakarta. (Universitas Negeri Yogyakarta).

Sumarwan, Ujang Pemasaran. (2015). Strategik: Perspektif Perilaku Konsumen dan Marketing Plan. Bogor: PT. Penerbit IPB Press.

Wibowo, Arif. (2014). Pengaruh Kualitas Pelayanan Transportasi Umum Bus Trans Jogja Terhadap Kepuasan Konusmen. Jurnal Ilmu Manajemen. Vol. 11. No. 2.

Yanuar, Amri., & Marwanto Rahmatulah. (2019). Analisa Dan Perancangan Warehouse Management System (WMS) Pada UKM Online, Jurnal Logistik Bisnis. Vol. 9. No. 2.

Zahara, Ayu., & Rahmat Dede Afrianto. (2019). Pengolahan dan Penyajian Makanan Korea.

Jurnal Pendidikan, Tata Boga dan Tekonologi. Vol. 1, No. 1.

Zuhri, Saifuddin. (2013). Analisis Pengembangan Usaha Kecil Home Industri Sangkar Ayam Dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan. Jurnal Manajemen dan Akuntansi. Vol. 2. No.

3.

Referensi

Dokumen terkait

8.640.000,- (Delapan Juta Enam Ratus Empat Puluh Ribu rupiah).. Panitera

Pengukuran sifat korosi menggunakan teknik potentiodynamic atau galvanostatis, menunjukkan bahwa SS-430 pada lingkungan larutan NaCl dengan konsentrasi ini tidak me-

Pembaharuan dari penelitian terdahulu dengan penelitian peneliti adalah apabila penelitian terdahulu mampu menunjukkan bahwa dengan penerapan kelas digital edmodo

Dalam kegiatan ini, peneliti akan melakukan pendekatan persuasif dan solutifdalam mengubah pola pikir ( mindset )generasi muda secara berangsur-angsur yang berada di sekitar

Instrumen penilaian Two-tier Multiple Choice (TTMC) yang diberikan selain sebagai alat evaluasi pada tes formatif untuk mengetahui kemampuan siswa juga sebagai intrumen

Tabel III.1 Rekapitulasi transaksi pembelian Kantor Pusat Desember 2005 58 Tabel III.2 Rekapitulasi transaksi pembelian surabaya Project Desember 2005 59 Tabel III.3

Dengan kata lain, bongkah paduan Fe-Cr yang terbentuk melalui proses sintering pada suhu 1300 0 C akan memiliki komposisi lebih mendekati dengan komposisi awal

M ahasisw a dapat membuat display t ent ang konsep dasar Et ika/ Akhlaq dalam sist em ajaran