i
PROFIL KELOMPOK PERIKANAN
SATMINKAL BALAI BESAR RISET BUDIDAYA LAUT DAN PENYULUHAN PERIKANAN PUSAT PELATIHAN DAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN RISET SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2020
KUB BAO BLUTUK
(1.2.53.07.09.0413 1118)
DESA WAIRTERANG, KECAMATAN WAIGETE KABUPATEN SIKKA
PENYULUH PERIKANAN PERTAMA IMELDA CONIFRANSIS DUA LODAN,S.Pi
NIP. 19760513 200604 2 005
ii
PROFIL KELOMPOK PERIKANAN
KUB BAO BLUTUK
NO. REGISTRASI : 1.2.53.07.09.0413.1118 DESA WAIRTERANG KECAMATAN WAIGETE
KABUPATEN SIKKA
PENYULUH PERIKANAN PERTAMA IMELDA CONIFRANSIS DUA LODAN, S.Pi
NIP. 19760513 200604 2 005
SATMINKAL BALAI BESAR RISET BUDIDAYA LAUT DAN PENYULUHAN PERIKANAN
PUSAT PELATIHAN DAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN RISET DAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2020
iii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ... i
COVER DALAM ... ii
DAFTAR ISI ... iii
I. SEJARAH PENDIRIAN KELOMPOK ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 3
C. Visi dan Misi ... 3
II. DATA DASAR KELOMPOK ... 4
A. Nama dan Alamat Kelompok ... 4
B. Peta Lokasi ... 5
C. Penumbuhan Kelompok ... 6
D. Peningkatan Kelas Kelompok ... 6
E. Pengurus dan Anggota Kelompok ... 7
III. STRUKTUR ORGANISASI ... 9
IV. PERKEMBANGAN USAHA KELOMPOK ... 11
A. Jenis Usaha ... 11
B. Sarana Penangkapan ... 12
C. Produksi dan Produktivitas ... 13
D. Aset Kelompok ... 16
E. Omset Usaha Anggota ... 17
F. Program Kerja ... 18
V. DOKUMENTASI ... 19 VI.PENUTUP
1
I. SEJARAH PENDIRIAN KELOMPOK A. Latar Belakang
Indonesia terdiri dari berbagai pulau dengan garis pantai sekitar 95.181 km, luas wilayah kelautan 5,8 juta km², merupakan kepulauan terbesar didunia, wilayah laut Indonesia sangat mempengaruhi kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, sistem pertahanan dan keamanan negara Indonesia, oleh karenanya laut Indonesia yang begitu luas memiliki peran strategis, perlu mendapat perhatian khusus terutama peningkatan perekonomian masyarakat pesisir (nelayan).
Pembangunan nasional sektor kelautan dan perikanan merupakan proses yang bertujuan untuk memperkuat posisi pelaku utama dan keluarganya serta pelaku usaha di semua sektor sesuai dengan usahanya, agar lebih baik, lebih menguntungkan, lebih sejahtera, mandiri, terampil, dinamis, efisien dan professional, serta berdaya guna dengan tetap memperhatikan lingkungan yang terpelihara dan lestari.
Pelaku utama perikanan ditempatkan bukan sebagai obyek melainkan sebagai subyek yang menetapkan tujuan, mengendalikan sumberdaya, dan mengarahkan proses yang mempengaruhi kehidupannya, sehingga diharapkan pelaku utama bisa menjadi tonggak terbentuknya kelembagaan pelaku utama perikanan sebagai organisasi yang kuat dan mandiri dalam mencapai tujuan bersama dari anggotanya.
Sesuai Keputusan Menteri KP Nomor : KEP.14/MEN/2012 tentang Pedoman Umum Penumbuhan dan Pengembangan Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan, maka inisiasi kelembagaan pelaku utama perikanan yang kuat dan mandiri memiliki arah yang ideal untuk mencapai tujuan pembangunan, namun dalam implementasinya masih ada perbedaan persepsi dalam pemahaman karakter kemandirian.
Kekhasan kelembagaan pelaku utama perikanan mandiri, semata-mata bukan sebatas pada penguatan modal usaha kelompok, tetapi secara luas mampu memanfaatkan, mengolah dan mengelola sumberdaya kelompok sebagai kekuatan dalam pengembangan kelompoknya.
2
Kemandirian kelompok tidak lepas dari bagaimana kelompok dapat mengelola usaha kelompok dengan baik. Kelompok yang kuat dan mandiri sudah sepatutnya mempunyai administrasi kelompok yang baik dan benar untuk menunjang semua aktivitas yang dilakukan kelompok tersebut. Dengan manajemen kelompok yang baik, maka akan terwujud peran kelompok sebagai kelas belajar, unit produksi usaha perikanan dan wahana kerjasama.
Selain harus memiliki administrasi kelompok perikanan yang baik, kelompok juga sebaiknya melakukan profiling untuk membangun jejaring kerja dan penyampaian informasi tentang kelompok perikanan kepada stakeholder baik internal maupun eksternal perusahaan.
Pedoman ini memberikan arah penyusunan profil kelompok perikanan.
Keterpaduan persepsi dalam manajemen kelompok perikanan perlu diatur melalui Pedoman Penyusunan Administrasi dan Profil Kelompok Perikanan, yang selanjutnya dijadikan acuan bagi Penyuluh Perikanan dan stakeholder dalam proses pendampingan dan pembinaan kelompok perikanan.
Luas wilayah Kabupaten Sikka secara keseluruhan ± 7.553,24 km2 yang terdiri dari luas wilayah daratan 1.731,91 km2 dan wilayah lautan 5.821,33 km2 atau luas wilayah lautan mencapai 77,07 % dengan panjang garis pantai mencapai 444,50 km. Dengan luas wilayah lautan dan panjang garis pantai yang ada terkandung potensi sumberdaya perikanan dan pesisir yang cukup menjanjikan serta merupakan tumpuan harapan dari masyarakat dan pemerintah Kabupaten Sikka di masa depan.
Menurut Undang-undang Nomor 45 Tahun 2009, nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan kegiatan penangkapan ikan. Pada umumnya nelayan di wilayah Kecamatan Waigete melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan sarana prasarananya antara lain dengan menggunakan sampan serta alat tangkap seperti jaring insang hanyut, rawai dasar dan pukat hanyut.
dimana hasil tangkapan yang diperoleh tersebut merupakan komoditas
3
unggulan karena memiliki nilai jual yang tinggi. Dalam aktivitas penangkapan, nelayan biasanya melaut mengunakan satu perahu yang digunakan oleh 2 sampai 3 nelayan dengan alat tangkap masing- masing. Sebagian penduduk Desa Wairterang mengandalkan kehidupannya dari hasil perikanan laut
Penjualan hasil tangkapan sejauh ini masih di jual di lingkungan setempat dan juga kepada pengecer yang tinggalnya tidak jauh dari lokasi setempat, sehingga kesejahteraan nelayan belum optimal. Hal tersebut menjadi motivasi nelayan untuk membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB), yang beranggotakan seluruhnya masyarakat nelayan.
Kelompok Usaha Bersama (KUB) ini dibentuk dengan harapan dapat merangkul semua nelayan yang ada dalam wilayah Desa Wairterang dan mampu mengelola penjualan ikan sehingga dapat memutuskan mata rantai tengkulak.
Kelompok nelayan ini merupakan kelompok swadaya masyarakat nelayan yang tergabung dan tumbuh berdasarkan keakraban, keselarasan serta kesamaan kepentingan dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan berdasarkan pancasila dan undang – undang dasar 1945.
Berdasarkan latar belakang inilah dan dengan didorong oleh kesadaran dan keinginan yang kuat, sekaligus sebagai upaya membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan, menekan angka pengangguran khususnya di wilayah Desa Wairterang Kecamatan Waigete maka masyarakat nelayan tersebut sepakat membentuk kelompok yang diberi nama kelompok Bao Blutuk. Dalam perkembangannya kelompok nelayan Bao Blutuk melakukan reorganisasi kepengurusan untuk memunculkan dinamika dan gagasan baru dari kepengurusan sebelumnya, kemajuan kelompok ini juga tak terlepas dari peran petugas penyuluh perikanan yang mendampingi dengan sukarela
4
Kelompok Bao Blutuk juga membuat agenda sebagai acuan agar program yang dibuat dapat terencana dan terarah sesuai dengan visi dan misi dan tujuan yang diharapkan yaitu melakukan pertemuan rutin bulanan, selain itu kelompok Bao Blutuk juga berusaha tertib dalam administrasi kelompok.
B. Tujuan
1.
Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota kelompok agar tumbuh dan berkembang menjadi usaha nelayan yang mandiri2.
Mengubah kebiasaan bekerja secara individu menjadi berkelompok3.
Menjadi media pembelajaran dalam berorganisasi dalam kelembagaan KUB4.
Memperkuat kerjasama antar sesama anggota dan kelompok dan antar kelompok maupun dengan pihak lain.5.
Menjalin hubungan baik dengan penyuluh perikanan dan instansi terkait dalam pengembangan usaha6.
Sebagai wadah mensosialisasikan peraturan pemerintah dalam kegiatan pemanfaatan potensi kelautan dan perikanan7.
Meningkatkan kesejahteraan kehidupan keluarga nelayan khususnya di Desa Wairterang Kecamatan Waigete8.
Sebagai wadah berdiskusi terkait aspek teknis dan administrasi9.
Mengoptimalkan sumber pendapatan keluarga10.
Memberikan arah dan pedoman bagi Penyuluh Perikanan, Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan dan stakeholder terkait dalam melakukan pembinaankelompok kelautan dan perikanan.
Kelompok Bao Blutuk di bentuk pada tanggal 13 April 2013 dan di sahkan oleh kepala Desa Wairterang yang merasa prihatin akan
5
keadaan masyarakat nelayan yang masih mengalami banyak
kekurangan dari segi sarana dan prasarana misalnya tidak mempunyai alat tangkap dan kapal motor dan masih minimnya pengetahuan
nelayan tentang teknik atau metode kelompok dimaksud agar ada sedikit perhatian yang diberikan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Sikka terhadap masyarakat nelayan di Desa Wairterang. Masyarakat pesisir selain sebagai nelayan juga bermata pencaharian sebagai petani. Aktivitas kelompok yang rutin dilakukan oleh kelompok Bao Blutuk adalah kegiatan penangkapan ikan sudah berpuluh – puluh tahun masyarakat nelayan desa Wairterang memanfaatkan sumber daya laut melalui perikanan tangkapnya. Kondisi alam dan social ekonomi masyarakat Desa Wairterang telah berubah. Hal ini terlihat dari bertambah jauhnya lokasi mencari ikan,berkurangnya hasil tangkapan, mengecilnya ukuran ikan yang tertangkap, hal tersebut disebabkan karena adanya penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan yaitu penggunaan bom, potassium yang sangat
meresahkan dan menganggu aktifitas nelayan lain. Hal yang membuat resah para nelayan adalah praktik penangkapan ikan tidak ramah lingkungan yang terkesan dibiarkan oleh aparat hukum dan tidak adanya aturan yang jelas mengenai pengelolaan kawasan penangkapan ikan. Hal inilah yang kemudian memicu protes masyarakat nelayan kepada para nelayan bom yang kemudian menjadi momentum
terbentuknya kelompok Bao Blutuk dari pertemuan nelayan mengenai pemberantasan bom dan potas selain itu masyarakat khususnya nelayan adalah komponen kunci dalam pengelolaan sebagai pengguna langsung masyarakat dalam hal ini juga memiliki pengetahuan,
pengalaman dan informasi ini tidak terkelola dan terdokumentasi dengan baik. Sadar akan pentingnya data dan informasi sebagai dasar dalam penentuan dengan baik serta demi kesejahteraan maka
beberapa kelompok – kelompok nelayan dengan latar belakang cara tangkap berbeda (nelayan pancing,pukat,rumpon dan jaring insang hanyut) bersepakat membuat satu wadah untuk mengaspirasikan
6
keinginan menjaga ketersediaan sumber daya perikanan yang lestari melalui kelompok Bao Blutuk
C. VISI dan MISI KELOMPOK a. Visi
Adapun visi dari KUB Bao Blutuk ini yaitu sebagai berikut :
a.
Menjadi sumber daya manusia yang mandiri dalam pengembangan usahab.
Menjadi pemasok bahan baku rajungan terbesar dengan kualitas terjaminc.
Menjadi sumber daya manusia yang bercita-cita tinggid.
Menjadi insan yang berdedikasi tinggi dan bertanggung jawab dalam pemanfaatan sumber daya ikane.
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya para nelayan kecil yang berorentasi pada pemberdayaan social, ekonomi dan ekologib. Misi
Sedangkan misi dari KUB Bao Blutuk sebagai berikut :
a. Menumbuhkan sifat kemandirian dalam mengakses pasar b. Menjalankan kelembagaan dengan penuh tanggung jawab
c. Menjaga ketersediaan hasil tangkapan dengan melestarikan laut
d. Mengoptimalkan sumber daya alam di kawasan minapolitan e. Membangun pribadi nelayan yang berwawasan luas terutama
dalam bidang lingkungan dan kelautan sehingga terwujudnya kelompok nelayan yang mandiri berkesinambungan dan berwawasan lingkungan serta memajukan kerjasama dalam mengelola sumber daya secara berkelanjutan
f. Menumbuh kembangkan hasil tangkap kelompok nelayan kecil dan masyarakat
g. Menggalakkan kegiatan pembinaan untuk meningkatkan kualitas nelayan kecil serta tertib pada peraturan pemerintah.
7
h. Meningkatkan kapasitas sikap dan ketrampilan kelompok nelayan kecil dan masyarakat serta menjalin kerjasama yang harmonis antar sesama nelayan kecil dan membangun kerjasama strategis dengan berbagai pihak
8
II. DATA DASAR KELOMPOK A. Nama dan Alamat Kelompok Kelautan dan Perikanan
a. Nama : KUB Bao Blutuk
b. Nomor Badan Hukum :
c. Alamat : Dusun Watubala
d. Dusun : Watubala
e. Desa : Wairterang
f. Kecamatan : Waigete
g. Kota : Maumere
h. No.Telp/Fax Sekretariat : - i. No. HP Ketua Kelompok : -
j. Email : -
k Koordinat : -8.610783 – 122.453299
B. Peta Lokasi
9
C. Penumbuhan dan Peningkatan Kelas Kelompok
Terbitnya keputusan Menteri KP Nomor: KEP.14/MEN/2012 tentang Pedoman Umum Penumbuhan dan Pengembangan Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan, menjadi dasar penyuluh perikanan dalam melakukan kegiatan penumbuhan dan pengembangan kelembagaan pelaku utama perikanan tangkap dalam hal ini Kelompok Usaha Bersama (KUB).
Proses penumbuhan KUB di Kabupaten Sikka khususnya di Desa Wairterang yaitu dengan melakukan identifikasi masyarakat pesisir yang memiliki kapal atau yang tidak memiliki kapal tetapi bermata pencaharian sebagai nelayan. Pembinaan secara rutin dan berkala dilakukan untuk mensosialisasikan pentingnya peranan kelembagaan dalam keberhasilan kegiatan usaha penangkapan ikan.
Setelah muncul minat dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kelembagaan atau kelompok, maka dilakukan pembentukan kelompok yang dihadiri oleh seluruh anggota dan pengurus kelompok, Kepala UPTD Perikanan, Kepala Desa dan Penyuluh Perikanan.
Fokus kegiatan penyuluhan yang akan dilakukan sebagai upaya agar semua target penumbuhan dan pengembangan kelompok dapat tercapai adalah pada pengembangan sumber daya manusia, menumbuhkan minat dan kesadaran nelayan agar merasa penting untuk berkelompok dan mampu menciptakan dinamika kelompok yg baik agar menjadi kelompok mandiri. Sedangkan fokus sasarannya adalah pada pemberdayaan sumberdaya manusia yang mendukungnya.
. Penumbuhan Kelompok
a. Tanggal/Bln/Tahun Pendirian : 13 April 2013 b. Kelas Kelompok : Pemula
c. Nomor Sertifikat Pengukuhan : DSWTG/PPKK.500/01/XII/
2013
d. Nomor Kode Registrasi : -
10
Peningkatan Kelas Kelompok Berdasarkan keputusan Menteri KP Nomor :14 Tahun 2012 tentang pedoman umum penumbuhan dan pengembangan kelembagaan pelaku utama perikanan, maka kelompok perikanan di bagi dalam 3 (tiga) kelas yaitu:
a. Kelas Pemula, merupakan kelas terbawa dan terendah dari segi kemampuannya, dengan batas nilai scoring penilaian 0 s/d 350 b. Kelas Madya, merupakan kelas menengah dimana kelembagaan
pada kelas madya sudah melakukan kegiatan perencanaan meskipun masih terbatas dengan batas nilai scoring 351 s/d 650 c. Kelas Utama,merupakan kelas yang tertinggi dimana
kelembagaan pada kelas utama sudah melakukan kegiatan dalam perencanaan sampai pelaksanaan meskipun masih terbatas dengan batas nilai scoring 651 s/d 1.000
D. Pengurus dan Anggota Kelompok
Kelompok Bao Blutuk memiliki jumlah anggota sebanyak 5 (lima) orang. Berikut adalah daftar anggota kelompok :
No Nama Anggota P/L Umur Pendidikan Alamat Jabatan
1 Kristoforus Nong
Otu L 49
SMA Desa
Wairterang
Ketua
2 Yohanes Budi
Kristanto L 39 SD Desa
Wairterang
Bendahara
3 Fransiskus
Rikardus L 36 SD Desa
Wairterang
Anggota
4 Dominikus Deteng L 55 SD Desa
Wairterang
Anggota
5 Eduardus Edison L 39 SD Desa
Wairterang
Anggota
11
Kelompok Bao Blutuk di bentuk pada tanggal 13 April 2013 dan disahkan oleh kepala Desa Wairterang yang merasa prihatin akan keadaan masyarakat nelayan yang masih mengalami banyak kekurangan dari segi sarana dan prasarana misalnya tidak mempunyai alat tangkap dan kapal motor dan masih minimnya pengetahuan nelayan tentang teknik atau metode kelompok dimaksud agar ada sedikit perhatian yang diberikan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Sikka terhadap masyarakat nelayan di Desa Wairterang. Masyarakat pesisir selain sebagai nelayan juga bermata pencaharian sebagai petani. Aktivitas kelompok yang rutin dilakukan oleh kelompok Bao Blutuk adalah kegiatan penangkapan ikan. Untuk saat ini pendampingan dilakukan oleh PPL Dinas Perikanan Kabupaten Sikka dimana setiap kecamatan di tempatkanan dua orang penyuluh perikanan antaranya satu penyuluh PNS dan satu orang penyuluh bantu (PBB) untuk mendampingi kelompok – kelompok perikanan yang ada di wilayah Kecamatan Waigete. Kelompok perikanan meliputi kegiatan perikanan tangkap, perikanan budidaya dan kegiatan pengolahan hasil perikanan.
12
III. STRUKTUR ORGANISASI
Kelompok yang telah ditumbuhkan membentuk struktur organisasi, sehingga tidak hanya sekedar nama dan usaha kelompok, tetapi juga jelas organisasi yang dimaksud. Struktur organisasi sangat penting bagi sebuah kelembagaan/organisasi, di mana struktur tersebut menjelaskan setiap tugas atau pekerjaan secara formal dalam kelompo dan garis koordinasinya.
Pada umumnya, suatu organisasi atau kelompok memiliki struktur organisasi yang berbeda dengan organisasi atau kelompok lainnya, sesuai dengan kebutuhan dan strategi pengembangan kelompok yang dipilih. Fungsi atau kegunaan struktur dalam organisasi, antara lain: 1. Kejelasan tanggung jawab 2. Kejelasan kedudukan.
Kepala Desa Wairterang Ignasius Selvesman, S.Fil
Ketua
Kristoforus Nong Otu
Sekretaris Bendahara
Yohanes Budi Kristanto
Anggota :
1. Dominikus Deteng 2. Eduardus Edison 3. Fransiskus Rikardus
Penyuluh Perikanan
Imelda Conifransis Dua Lodan,S.Pi
13
IV. PERKEMBANGAN USAHA KELOMPOK
a. Jenis Usaha
Dalam usaha perikanan, terdapat tiga jenis bidang usaha yaitu usaha perikanan tangkap, usaha budidaya dan pengolahan. Adapun bidang usaha perikanan tangkap adalah sebuah kegiatan usaha yang memproduksi ikan melalui cara penangkapan ikan. Hal ini bisa dilihat berdasarkan usaha yang dijalankan oleh nelayan atau rakyat yang tinggal di daerah pesisir pantai ataupun dekat perairan darat.
Jenis usaha yang dilakukan oleh Kelompok Usaha Bersama adalah usaha penangkapan ikan dengan alat tangkap jaring Insang hanyut dan rumpon. Kelompok usaha bersama Bao Blutuk melakukan kegiatan penangkapan ikan masing-masing sesuai dengan kemampuan dan kepemilikan sarana prasarana yang dimiliki.
b. Kapal dan Jenis Alat Tangkap Perikanan Jumlah armada dengan rincian :
No Nama Anggota Ukuran Kapal dan Jenis Alat Tangkap Status Kepemilikan
Kapal
Jumlah Kapal Kapal
(GT)
Alat Tangkap dll
1 Kristoforus Nong Otu
Kapal motor tempel
Jaring Insang Hanyut
Pancing, Milik Sendiri
1
2 Yohanes Budi Kristanto
Sampan Jaring Insang Hanyut
Pancing Milik Sendiri
1
3 Fransiskus Rikardus
Sampan Jaring Insang Hanyut
Pancing Milik Sendiri
1
4 Dominikus Deteng
Kapal motor tempel
Jaring Insang Hanyut
Pancing Milik Sendiri
1
14 5 Eduardus
Edison sampan Rumpon milik
Kelompok Bagi Hasil 1
c. Komoditas Hasil Tangkap
Hasil Tangkapan ikan yang di peroleh kelompok sebagai berikut : Ikan pelagis dan ikan dasar antaranya : Ikan Kombong ,Selar,Tongkol,Tembang,Layang,Ikan Kerapu,Ikan Kakap.
d. Sarana Penangkapan
Secara umum, kapal didefinisikan sebagai kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun, yang digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga angin atau ditunda termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah'pindah.
S e me n t a ra i t u , ya n g di ma k s u d ka p a l p er i ka n a n a da l a h k a pa l, p e r a h u a t a u a l a t apung lain yang dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan.
Jenis alat penangkapan ikan yang dioperasikan cukup banyak.
Jenis-jenis alat tersebut dikaitkan dengan perairan dimana suatu alat digunakan, misalnya laut lepas, sungai dan danau. Alat penangkapan ikan adalah sesuatu yang mampu dan dapat digunakan untuk berburu, mengambil, mengumpulkan dan menangkap ikan baik di perairan dangkal, seperti danau, sungai rawa dan laut.
Pada umunya KUB Bao Blutuk melakukan kegiatan penangkapan ikan dengan alat tangkap jaring insang hanyut dan menggunakan satu atau 3 atau 4 sampan milik pribadi anggota dalam kelompok yang dilakukan secara bergantian. Selain itu anggota kelompok juga menggunakan kapal 1 GT dengan alat bantu penangkapan rumpon yang digunakan secara bergantian yang biasa beroperasi pada malam hari. Untuk lebih jelasnya mengenai jenis dan jumlah kapal anggota KUB Bao Blutuk dapat dilihat pada Tabel
15 No Nama
Anggota
Kepemilikan Sarana Penangkapan Status
Kepemi likan
Jenis Perair Alat an
Tangkap
Jml Armada Tangkap
Jml Jenis Mesin
Jml
1
Kristoforus Nong Otu
Jaring Insang Hanyut Pancing,
2 Kapal
motor tempel
1 - -
Milik Sendiri
Laut
2 Yohanes Budi Kristanto
Jaring Insang Hanyut Pancing
1 Sampan 1 - -
Milik Sendiri
Laut
3
Fransiskus Rikardus
Jaring Insang Hanyut Pancing
1 Sampan 1 - -
Milik Sendiri
Laut
4
Dominikus Deteng
Jaring Insang Hanyut Pancing
2
Sampan 1 - -
Milik Sendiri
Laut
5 Eduardus Edison
Rumpon milik Kelompok
1
- - - -
Bagi
Hasil Laut
16
E. Data Produksi dan Produktivitas Kelompok
No Komoditas Alat tangkap Produksi (Kg/Bln)
Produktivitas (Ton/Th)
Ket
1 Selar Jaring Insang Hanyut
10 0,01 - Rata – rata
tangkapan perorang 3 Kg/Trip
- Aktivitas penangkapan sebulan 15 Trip - Dalam satu tahun masuk musim barat dan angin di bulan Januari – Februari (umumnya nelayan tidak melaut) 2 Kembung Jaring Insang
Hanyut
10 0.01
3 Tembang Jaring Insang Hanyut
5 0.005
4 Tongkol Jaring Insang Hanyut
10 0.01
5 Layang Jaring Insang Hanyut
10 0.01
6 Ikan Dasar
Jaring Insang Hanyut Rumpon
10 0.01
F. Aset Kelompok Perikanan
No Jenis Barang Jumlah Nama Pemilik
1 Rumpon 1 Milik Kelompok
G. Omset Usaha Anggota Kelompok
Pengertian omset adalah nilai total dari sebuah produk yang dijual.
Jadi istilah omset inilah yang juga dapat dikatakan sebagai pendapatan kotor alias masih belum dikurangi biaya modal, seperti biaya produksi, dan biaya lainnya. Sedangkan Selanjutnya pengertian profit adalah nilai jual dari sebuah produk yang sudah dikurangi dengan biaya modal. Artinya nilai tersebut adalah sudah bersih menjadi keutungan perusahaan, karena telah di kurangi oleh biaya-biaya seperti biaya produksi, gaji karyawan dan sebagainya. Omzet kelompok sebesar Rp.
34.000.000 selama 1 tahun, dengan rincian :
17
NO Nama Anggota Kelompok Omzet per tahun (Rp) 1 Kristoforus Nong Otu 9.000.000 2 Yohanes Budi Kristanto 7.000.000 3 Fransiskus Rikardus 7.000.000 4 Dominikus Deteng 7.000.000 5 Klemensius Parera 4.000.000
TOTAL 34.000.000
Program Kerja
Pertemuan rutin kelompok : diadakan 2 kali/bulan
Pertemuan kelompok rutin diadakan sebanyak 2 kali dalam 1 bulan.
Pertemuan kelompok bertujuan untuk mengevaluasi kegiatan penangkapan ikan serta membahas isu isu mengenai kegiatan penangkapan ikan serta cara pemecahan masalahnya.
Pertemuan bulanan dengan penyuluh : diadakan 1 kali/bulan
Pertemuan rutin bulanan dengan penyuluh perikanan sebanyak 1 kali dengan kelompok binaan. Tujuan pertemuan adalah untuk monitoring serta mengevaluasi kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan`
18
V. DOKUMENTASI KELOMPOK
1. Kegiatan Pertemuan Rutin Bulanan
19
2. Kegiatan Kunjungan bidang Perikanan tangkap terhadap Kelompok Bao Blutuk
20
VI. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Usul
1. Dari sisi nelayan, sebagian besar kendala yang dialami dalam meningkatkan produksi perikanan tangkap adalah keterbatasan alat tangkap karna masyarakat nelayan masih menggunakan alat tangkap tradisonal sehingga daerah fishing groundnya hanya berada di sekitar teluk Maumere. Padahal kita ketahui bersama bahwa potensi perikanan yang ada di laut Flores sangat melimpah.
2. Solusi untuk meningkatkan produksi perikanan tangkap adalah dengan pengoptimalan penggunaan perahu motor tempel (PMT) dan penggunaan jaring (Gill Net) dan pukat pantai. Jadi jika cuaca tidak memungkinkan untuk memasuki wilayah perairan laut dalam nelayan tetap dapat menangkap ikan dengan jaring pantai di tepian pantai atau melakukan usaha lain (diversifikasi usaha) untuk tetap memperoleh penghasilan. Selain itu perlunya pembaharuan dan perbaikan secara berkala terhadap alat-alat tangkap dan penguasaan musim ikan dengan jaring yang tepat.
Pemerintah daerah perlu bekerjasama dengan pemerintah pusat atau daerah lain dalam penyediaan kapal dan alat tangkap ikan yang sesuai dengan karakteristik laut tempatan.
Hal ini perlu diimbangi dengan ketersediaan sarana pelabuhan yang strategis dan aksesibel. Pemerintah juga
21
perlu meningkatkan frekuensi penyuluhan perikanan kepada masyarakat pesisir.
Saran
Supaya dapat meningkatkan produksi hasil tangkapan ikan maka dapat disarankan :
1. Perlunya penambahan teknologi dan infrastruktur dalam aktivitas produksi perikanan tangkap. Dengan adanya teknologi dan infrastruktur mampu menghasilkan tangkapan ikan yang maksimal. Selain itu, kegiatan pembinaan nelayan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Sikka lebih diarahkan untuk membuka isolasi mental nelayan agar mampu memaksimalkan potensi perikanan yang ada dan memberikan diversifikasi usaha di bidang perikanan.
2. Program-program pemberdayaan yang dilakukan pemerintah seyogianya dilengkapi indikator keberhasilan. Saat ini belum tersedia data jumlah nelayan miskin, dan bagaimana
perubahan komposisi jumlah nelayan miskin setelah ada program pemberdayaan, padahal data ini sangat penting sebagai ukuran efektivitas program pemerintah.
3 Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti kelembagaan dan pengaturan kemitraan dalam usaha perikanan tangkap di Kabupaten Sikka. Selain itu, perlu diketahuinya keterpaduan sistem pemerintah pusat dan daerah dalam program pembangunan perikanan tangkap.
22
VII. PAPAN NAMA KELOMPOK
Papan nama kelompok adalah papan informasi yang berisi nama kelompok dan keterangan/informasi lain tentang keberadaan
kelompok.
Tujuan dibuatnya Papan Kelompok antara lain adalah: (a) Memudahkan orang atau kelompok lain mengetahui letak sekretariat kelompok; (b) Memberikan informasi tentang keberadaan kelompok dan jenis usahanya; dan (c) Menjadi sarana promosi kelompok. Beberapa informasi yang sebaiknya ada pada papan kelompok, antara lain: nama kelompok, alamat, jenis usaha/komoditi, jumlah anggota, tanggal
berdiri, serta nama dan nomor telepon pengurus.
Kelompok yang telah ditumbuhkan membentuk struktur organisasi, sehingga tidak hanya sekedar nama dan usaha kelompok, tetapi juga jelas organisasi yang dimaksud. Struktur organisasi sangat penting bagi sebuah kelembagaan/organisasi, di mana struktur
tersebut menjelaskan setiap tugas atau pekerjaan secara formal dibagi, dikelompokkan dan dikordinasikan. Pada umumnya, suatu organisasi atau kelompok memiliki struktur organisasi yang berbeda dengan organisasi atau kelompok lainnya, sesuai dengan kebutuhan dan strategi pengembangan kelompok yang dipilih. Fungsi atau kegunaan struktur dalam organisasi, antara lain:
1. Kejelasan Tanggung Jawab. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab dan apa yang harus dipertanggungjawabkan. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab kepada pimpinan atau atasan yang memberikan kewenangan, karena pelaksanaan
kewenangan itu yang harus dipertanggungjawabkan.
2. Kejelasan Kedudukan. Kejelasan kedudukan seseorang dalam struktur organsisasi sebenarnya mempermudah dalam
melakukan koordinasi maupun hubungan karena adanya keterkaitan
23
penyelesaian suatu fungsi yang dipercayakan kepada seseorang.
Kejelasan Uraian Tugas. Kejelasan uraian tugas dalam struktur organisasi sangat membantu pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian, dan bagi bawahan akan dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu pekerjaan karena uraiannya yang jelas.
3. Spesifikasi papan nama kelompok perikanan:
Ukuran p x l : 120 x 90 cm.
Pada bagian atas (nama kelompok) diberikan logo Kementerian Kelautan dan Perikanan dan logo Pemerintah Daerah setempat.
Background atau latar belakang berwarna putih . Minimal berbahan dasar spanduk (kain, flexi) atau . Bahan aluminium atau seng baja
24 Contoh papan nama kelompok :
KELOMPOK PERIKANAN
“BAO BLUTUK”
KELAS KELOMPOK : mADYA NOMOR REG :
Alamat Sekretariat : Desa : Wairterang Kecamatan : Waigete Kabupaten : Sikka
Nama Ketua : Kristoforus Nong Otu
Jumlah anggota : 4 Orang Tahun Berdiri : 2013
Jenis Usaha : Penangkapan Ikan
Komoditas : Ikan