• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI 2017 TINGKAT KECEMASAN PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER KETIGA DI PUSKESMAS KECAMATAN TAMALANREA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI 2017 TINGKAT KECEMASAN PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER KETIGA DI PUSKESMAS KECAMATAN TAMALANREA MAKASSAR"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI 2017

TINGKAT KECEMASAN PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER KETIGA DI PUSKESMAS KECAMATAN TAMALANREA

MAKASSAR

OLEH:

Nurul Rahmitha C11114321

PEMBIMBING:

dr. A. Suheyra Syauki, M.Kes., Sp.KJ.

DISUSUN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN STUDI PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

2017

(2)

ii

TINGKAT KECEMASAN PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER KETIGA DI PUSKESMAS KECAMATAN TAMALANREA

MAKASSAR

Diajukan Kepada Universitas Hasanuddin Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran

Nurul Rahmitha C11114321

Pembimbing:

dr. A. Suheyra Syauki, M.Kes., Sp.KJ.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2017

(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui untuk dibacakan pada seminar akhir di Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran UNHAS dengan judul:

“Tingkat Kecemasan pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar”

Hari, Tanggal : Rabu, 29 November 2017 Waktu : 13.00 WITA

Tempat : Ruang Pertemuan Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa, RSKD Prov. Sul Sel

Makassar, 29 November 2017

(dr. A. Suheyra Syauki, M.Kes., Sp.KJ.) NIP. 19771223 200312 2 002

(4)

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Nurul Rahmitha

NIM : C111 14 321

Fakultas/Program Studi : Kedokteran/Pendidikan Dokter

Judul Skripsi : Tingkat Kecemasan pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar

Telah berhasil dipertahankan di hadapan dewan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran pada Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : dr. A. Suheyra Syauki, M.Kes., Sp.KJ.

(...) Penguji 1 : Dr. dr. H. M. Faisal Idrus, Sp.KJ(K)

(...) Penguji 2 : Dr. dr. Sony Teddy Lisal, Sp.KJ

(...)

Ditetapkan di : Makassar

Tanggal : 29 November 2017

(5)

v

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017

TELAH DISETUJUI UNTUK DICETAK DAN DIPERBANYAK

Judul Skripsi :

“Tingkat Kecemasan pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar”

Makassar, 29 November 2017

(dr. A. Suheyra Syauki, M.Kes., Sp.KJ.) NIP. 19771223 200312 2 002

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkah, rahmat, hidayat, karunia, dan izin-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Tingkat Kecemasan pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar” ini sebagai salah satu syarat penyelesaian pendidikan Sarjana (S1) Kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Dengan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dalam perkuliahan, serta arahan dan bimbingan dari dosen pembimbing, maka skripsi dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini terdapat banyak kekurangan, namun penulis berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan yang terbaik dalam menyelesaikan skripsi ini dan berharap semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.

Selesainya penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, kerja sama, dukungan serta bantuan dari berbagai pihak. Dengan penuh kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan segenap rasa terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada yang penulis hormati dan sayangi:

1. dr. A. Suheyra Syauki, M.Kes., Sp.KJ. selaku pembimbing penyusunan skripsi, atas kesediaan, keikhlasan dan kesabaran meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis mulai dari penyusunan proposal hinggal pada penyusunan skripsi ini.

(7)

vii

2. Koordinator dan seluruh staf dosen / pengajar mata kuliah Skripsi dari Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi ini.

3. Pimpinan, seluruh dosen / pengajar, dan seluruh karyawan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan, motivasi, bimbingan, dan bantuan selama masa pendidikan preklinik hingga penyusunan skripsi ini.

4. Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar dan Kepala Puskesmas Kecamatan Tamalanrea, serta Bidan KIA Puskesmas Kecamatan Tamalanrea, yang telah memberi ijin dan banyak membantu selama dilaksanakan penelitian ini.

5. Seluruh responden ibu hamil primigravida trimester ketiga yang telah meluangkan waktu dan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

6. Orang tua penulis tercinta, H. Chaeruddin dan Hj. Warni Chaeruddin dan kakak saya yang telah banyak memberi dukungan, doa, moril, dan materil selama penyusunan skripsi ini.

7. Fachrul Islami M., yang memberi dukungan dan semangat selama penelitian dan penulisan skripsi ini

8. Teman-teman “No Wacana”, yang telah memberi dorongan untuk penyelesaian skripsi ini.

9. Teman satu bimbingan skripsi saya, atas motivasi dan kerjasamanya selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

(8)

viii

10. Badan Khusus Medical Youth Research Club (MYRC) yang sebelumnya telah memberikan banyak pelatihan dan pengalaman terkait penyusunan karya ilmiah yang sangat bermanfaat bagi penulis.

11. Teman sejawat seperjuangan angkatan 2014 “Neutrof14vine” penulis di Fakultas Kedokteran Universiptas Hasanuddin yang telah memberikan bantuan dan dukungan serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis selama penyusunan skripsi ini.

Semoga segala bantuan, dukungan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis bernilai pahala di sisi Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kata sempurna, mulai dari tahap persiapan hingga tahap penyelesaian. Semoga dapat menjadi bahan introspeksi dan motivasi bagi penulis ke depannya.

Akhir kata, semoga apa yang telah penulis lakukan ini dapat bermanfaat bagi banyak orang dan mendapat pahala di sisi Allah SWT.

Makassar, 29 November 2017 Wassalam,

Nurul Rahmitha

(9)

ix

SKRIPSI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN DESEMBER 2017 Nurul Rahmitha

dr. A. Suheyra Syauki, M.Kes., Sp.KJ.

Tingkat Kecemasan pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar

ABSTRAK

Pendahuluan : Kecemasan merupakan perasaan takut yang tidak jelas penyebabnya dan tidak didukung oleh situasi yang ada. Salah satu sumber stressor kecemasan adalah kehamilan. Di Indonesia terdapat 28,7% ibu hamil yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan. Kecemasan lebih banyak terjadi pada ibu primigravida. Kecemasan pada ibu primigravida dapat timbul pada trimester ketiga.

Kecemasan berdampak negatif pada ibu hamil seperti petumbuhan janin terhambat, melemahkan kontraksi otot rahim, resiko melahirkan bayi prematur, dan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif menggunakan data primer yang diambil melalui wawacara terhadap sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling.

Hasil : Dari 37 responden ibu hamil primigravida trimester ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar, tingkat kecemasan yang terbanyak yaitu kecemasan ringan dan sedang yaitu 29,7%. Kelompok usia muda lebih banyak mengalami cemas berat yaitu 13,5%, usia cukup lebih banyak mengalami cemas ringan yaitu 29,7%, dan usia tua 2,7% tidak mengalami kecemasan. Tingkat pendidikan rendah lebih banyak mengalami cemas berat, sedangkan tingkat pendidikan tinggi lebih banyak mengalami cemas ringan. Responden yang tidak bekerja lebih banyak mengalami kecemasan, sedangkan responden yang bekerja lebih banyak yang tidak mengalami kecemasan. Responden dengan ekonomi rendah banyak mengalami cemas sedang yaitu 24,3%, sedangkan responden dengan ekonomi tinggi lebih banyak yang tidak mengalami kecemasan yaitu 27%.

Responden yang tinggal dengan suami lebih banyak yang tidak mengalami kecemasan. Keterbatasan penelitian ini adalah distribusi pasien yang tidak homogen.

Kesimpulan : Tingkat kecemasan lebih banyak cemas ringan dan sedang. Usia muda lebih tinggi tingkat kecemasan dibanding usia cukup. Tingkat pendidikan rendah lebih berat tingkat kecemasan daripada pendidikan tinggi. Responden yang tidak bekerja lebih berat tingkat kecemasannya. Status ekonomi rendah lebih ringan tingkat kecemasannya. Responden yang tinggal dengan suami lebih ringan tingkat kecemasannya.

Kata Kunci : Kecemasan, primigravida, trimester ketiga

(10)

x

THESIS FACULTY OF MEDICINE HASANUDDIN UNIVERSITY DECEMBER 2017 Nurul Rahmitha

dr. A. Suheyra Syauki, M.Kes., Sp.KJ

The Anxiety Level in Primigravid Third Trimester at Community Health Center in Tamalanrea Makassar

ABSTRACT

Introduction : Anxiety is the fear that is unexplained and unsupported by the existing situation. One source of stressor anxiety is pregnancy. In Indonesia there are 28.7% of pregnant women who experience anxiety in the face of labor. Anxiety is more common in primigravid. Anxiety in primigravida may occur in third trimester.

Anxiety adversely affects pregnant women as fetal growth is inhibited, weakens uterine muscle contractions, the risk of preterm delivery, and has an effect on child growth.

Method : This study is an observational study using primary data on samples taken through Interview. The sampling technique used is consecutive sampling.

Results : Of 37 respondents of third trimester primigravid at Community Health Center in Tamalanrea which fulfilled inclusion criteria, the highest level of anxiety was mild and moderate anxiety ie 29,7%. The younger age group experienced more severe anxiety ie 13.5%, moderate age suffered more mild anxiety ie 29,7%, and old age 2,7% did not experience anxiety. Low education levels experience more severe anxiety, while higher education levels are more mildly anxious. Respondents who did not work more experienced anxiety, while respondents who work more who do not have anxiety. Respondents with low economics experienced moderate anxiety that is 24,3%, meanwhile respondent with high economy more do not experience anxiety that is as many as 27%. Respondents who lived with more husbands who did not experience anxiety. The limitations of this study were the distribution of non- homogeneous patients.

Conclusions : Anxiety levels are more mildly and moderately anxious. Younger age is higher in anxiety levels than in moderation. Low education level is more severe anxiety level than higher education. Respondents who do not work more heavily the level of anxiety. Low economic status lighter levels of anxiety. Respondents who live with husbands lighter their anxiety level.

Keywords : anxiety, primigavid, third trimester

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... ... .... i

HALAMAN JUDUL ... ... .... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... .... iii

HALAMAN PERSETUJUAN CETAK ... .... v

KATA PENGANTAR ... ... .... vi

ABSTRAK ... ... .... ix

DAFTAR ISI ... ... .... xi

DAFTAR TABEL ... ... .... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... ... .... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan... .... 1

1.2. Rumusan Masalah ... ... .... 3

1.1 Tujuan Penelitian ... ... .... 3

1.2 Manfaat Penelitian ... ... .... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecemasan ... ... .... 5

2.1.1 Definisi Kecemasan ... .... 5

2.1.2 Etilogi Kecemasan ... .... 5

2.1.3 Tingkat Kecemasan ... .... 9

(12)

xii

2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan ... .... 10

2.1.5 Gejala Kecemasan ... .... 12

2.1.6 Pengukuran Tingkat Kecemasan ... .... 14

2.2 Kehamilan ... ... .... 14

2.2.1 Definisi Kehamilan ... .... 14

2.2.2 Perubahan Psikologi Selama Kehamilan ... .... 15

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti ... .... 17

3.2 Kerangka Teori ... ... .... 18

3.3 Kerangka Konsep ... ... .... 19

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian ... ... .... 20

4.2 Waktu dan Lokasi Penelitian ... .... 20

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... .... 20

4.4 Instrumen Penelitian ... ... .... 21

4.5 Definisi Operasional ... ... .... 22

4.6 Prosedur Penelitian ... ... .... 24

4.7 Cara Pengumpulan Data ... .... 25

4.8 Pengolahan dan Penyajian Data ... .... 25

4.9 Etika Penelitian ... ... .... 26

4.10 Alur Penelitian ... ... .... 27

(13)

xiii BAB 5 HASIL PENELITIAN

5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Kecematan Tamalanrea Makassar ... ... .... 28 5.2. Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Usia pada Ibu Hamil Primigravida

Trimester Ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar . .... 29 5.3. Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Pendidikan pada Ibu Hamil

Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar ... ... .... 30 5.4. Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Pekerjaan pada Ibu Hamil

Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar ... ... .... 31 5.5. Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Ekonomi pada Ibu Hamil

Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar ... ... .... 33 5.6. Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Lingkungan Rumah Tinggal

pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar . ... .... 34 BAB 6 PEMBAHASAN

6.1. Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga ... .... 36 6.2. Tingkat Kecemasan Berdasarkan Usia pada Ibu Hamil Primigravida Trimester

Ketiga ... ... .... 37

(14)

xiv

6.3. Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Pendidikan pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga ... .... 39 6.4. Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Pekerjaan pada Ibu Hamil

Primigravida Trimester Ketiga ... .... 41 6.5. Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Ekonomi pada Ibu Hamil

Primigravida Trimester Ketiga ... .... 42 6.6. Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Lingkungan Rumah Tinggal pada Ibu

Hamil Primigravida Trimester Ketiga ... .... 43 6.7. Keterbatasan Penelitian ... .... 44 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ... ... .... 45 7.2. Saran ... ... .... 47 Daftar Pustaka ... ... .... 48

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 ... 28

Tabel 5.2 ... 29

Tabel 5.3 ... 30

Tabel 5.4 ... 31

Tabel 5.5 ... 33

Tabel 5.6 ... 34

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN 1. Tabel Data Penelitian

2. Penjelasan untuk Mendapatkan Persetujuan dari Subjek Penelitian (Infromasi untuk Subjek)

3. Formulir Persetujuan Setelah Penjelasan (Inform Consent) 4. Kuisioner Penelitian

5. Surat Permohonan Izin Penelitian 6. Surat Permohonan Izin Penelitian 7. Surat Permohonan Izin Penelitian 8. Surat Permohonan Izin Penelitian 9. Surat Permohonan Rekomendasi Etik 10. Surat Rekomendasi Persetujuan Etik 11. Lembar Persetujuan Judul

12. Lembar Persetujuan Proposal 13. Lembar Persetujuan Hasil 14. Biodata Peneliti

(17)

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kecemasan merupakan keadaan yang normal terjadi dalam berbagai keadaan, seperti pertumbuhan, adanya perubahan dan pengalaman baru.

(Mandagi, 2013) Kecemasan (anxiety) merupakan perasaan takut yang tidak jelas penyebabnya dan tidak didukung oleh situasi yang ada. (Usman, 2016) Kecemasan tidak dapat dihindarkan dari kehidupan sehari-hari. (Saseno,2013) Kecemasan dapat dirasakan oleh setiap orang jika mengalami tekanan dan perasaan mendalam yang menyebabkan masalah psikiatrik dan dapat berkembang dalam jangka waktu lama. (Shodiqoh, 2014)

Gangguan cemas merupakan salah satu gangguan psikiatri yang paling sering dijumpai. Menurut laporan The National Comorbidity Study, satu dari empat orang memenuhi kriteria diagnosis untuk setidaknya satu gangguan kecemasan. Gangguan cemas juga lebih banyak terjadi pada wanita (30,5%) daripada pria (19,2%). (Sadock, 2015)

Gejala cemas yang timbul berbeda-beda pada setiap individu. Gelaja cemas dapat berupa gelisah, pusing, jantung berdebar, gemetaran, dan lain sebagainya.

Cemas dapat menganggu kehidupan sehari-hari. (Mandagi, 2013) Salah satu sumber stressor kecemasan adalah kehamilan, terutama pada ibu hamil yang labil jiwanya. (Usman, 2016) Pada umumnya, seorang ibu yang mengalami kehamilan untuk pertama kalinya akan merasa senang dan semakin tinggi rasa

(18)

ingin tau terhadap perubahan diri dan perkembangan janin. Tetapi, di saat yang sama timbul pula rasa cemas dalam diri ibu hamil. (Shodiqoh, 2014)

Di Indonesia, terdapat 107.000 (28,7%) ibu hamil yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan. (Mandagi, 2013) Pada penelitian yang dilakukan oleh Astria (2009) menunjukkan kecemasan lebih banyak dialami pada ibu hamil primigravida (kehamilan pertama) yaitu sebanyak 66,2%, dibandingkan dengan kecemasan pada ibu hamil multigravida sebanyak 42,2%.

(Novitasari, 2013)

Kecemasan pada ibu hamil dapat timbul khususnya pada trimester ketiga kehamilan hingga saat persalinan, dimasa pada periode ini ibu hamil merasa cemas terhadap berbagai hal seperti normal atau tidak normal bayinya lahir, nyeri yang akan dirasakan, dan sebagainya. (Usman, 2016) Dengan semakin dekatnya jadwal persalinan, terutama pada kehamilan pertama, wajar jika timbul perasaan cemas atau takut karena kehamilan merupaka pengalaman yang baru.

(Maimunah, 2009)

Akan tetapi, kecemasan akan berdampak negatif pada ibu hamil sejak masa kehamilan hingga persalinan, seperti janin yang gelisah sehingga menghambat pertumbuhannya, melemahkan kontraksi otot rahim, dan lain-lain. Dampak tersebut dapat membahayakan ibu dan janin. (Novitasari, 2013) Sebuah penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa ibu hamil dengan tingkat kecemasan yang tinggi memiliki resiko melahirkan bayi prematur bahkan keguguran. (Astria, 2009)

(19)

3

Selain berdampak pada proses persalinan, kecemasan pada ibu hamil juga dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Kecemasan yang terjadi terutama pada trimester ketiga dapat mengakibatkan penurunan berat lahir dan peningkatan aktifitas HHA (Hipotalamus-Hipofisis-Adrenal) yang menyebabkan perubahan produksi hormon steroid, rusaknya perilaku sosial dan angka fertilitas saat dewasa. Selain itu, kecemasan pada masa kehamilan berkaitan dengan masalah emosional, gangguan hiperaktifitas, desentralisasi dan gangguan perkembangan kognitif pada anak. (Shahhosseini, dkk, 2015)

Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian dengan judul “Tingkat Kecemasan pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dirumuskan suatu masalah yaitu bagaimana tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu hamil primigravida trimester ketiga berdasarkan usia.

(20)

b. Untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu hamil primigravida trimester ketiga berdasarkan status pendidikan.

c. Untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu hamil primigravida trimester ketiga berdasarkan status pekerjaan.

d. Untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu hamil primigravida trimester ketiga berdasarkan status ekonomi.

e. Untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu hamil primigravida trimester ketiga berdasarkan status lingkungan rumah tinggal.

1.4 Manfaat penelitian 1.4.1 Manfaat praktisi

Manfaat praktisi penelitian ini sebagai bahan informasi tentang tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar.

1.4.2 Manfaat teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini, antara lain:

1. Sebagai tambahan ilmu, kompetensi, dan pengalaman berharga bagi peneliti dalam melakukan penelitian kesehatan pada umumnya, dan terkait tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester ketiga secara khususnya.

2. Sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian mengenai tingkat kecemasan pada ibu hamil.

3. Sebagai sumber informasi bagi masyarakat mengenai tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester ketiga.

(21)

5 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecemasan

2.1.1 Definisi Kecemasan

Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Individu yang merasa cemas akan merasa tidak nyaman atau takut, namun tidak mengetahui alasan kondisi tersebut terjadi. Kecemasan tidak memiliki stimulus yang jelas yang dapat diidentifikasi. (Videbeck, 2012) Cemas (ansietas) merupakan sebuah emosi dan pengalaman subjektif yang dialami sesorang dan berhubungan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya. (Kusumawati dan Hartono, 2012)

Kecemasan adalah emosi tidak menyenangkan yang ditandai dengan kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut yang timbul secara alami dan dalam tingkat yang berbeda-beda. (Maimunah, 2009)

2.1.2 Etiologi Kecemasan

Secara umum, terdapat dua teori mengenai etiopatogenesis munculnya kecemasan, yaitu teori psikologis dan teori biologis. Teori psikologis terdiri atas tiga kelompok utama yaitu teori psikoanalitik, teori perilaku dan teori eksistensial. Sedangkan teori biologis terdiri atas sistem saraf otonom, neurotransmiter, studi pencitraan otak, dan teori genetik. (Sadock, 2015)

1. Teori Psikoanalitik

Kecemasan didefinisikan sebagai sinyal adanya bahaya pada ketidaksabaran. Kecemasan dipandang sebagai akibat dari konflik psikik

(22)

antara keinginan tidak disadari yang bersifat seksual atau agresif dan ancaman terhadap hal tersebut dari superego atau realitas eksternal.

Sebagai respon terhadap sinyal ini, ego memobilisasi mekanisme pertahanan untuk mencegah pikiran dan perasaan yang tidak dapat diterima agar tidak muncul ke kesadaran. (Sadock, 2015) Individu yang mengalami gangguan kecemasan menggunakan secara berlebihan salah satu atau pola tertentu dari mekanisme pertahanan. (Videbeck, 2012) 2. Teori Perilaku

Menurut teori ini, kecemasan adalah respon yang dipelajari terhadap stimulus lingkungan spesifik. Sebagai contoh, seorang anak yang dibesarkan oleh ayah yang kasar, dapat menjadi cemas ketika melihat ayahnya. Hal tersebut dapat berkembang, anak tersebut kemungkinan tidak mempercayai semua laki-laki. Sebagai kemungkinan penyebab lain, mereka belajar memiliki respon internal kecemasan dengan meniru respon kecemasan orangtua mereka. (Sadock, 2015) Kecemasan dapat dipelajari oleh individu melalui pengalaman dan dapat diubah melalui pengalaman baru. (Videbeck, 2012)

3. Teori Eksistensial

Teori ini digunakan pada gangguan cemas menyeluruh tanpa adanya stimulus spesifik yang dapat diidentifikasi sebagai penyebab perasaan cemas kronisnya. Konsep utama teori eksistensial adalah individu merasa hidup tanpa tujuan. Kecemasan adalah respon terhadap perasaan tersebut dan maknanya. (Sadock, 2015)

(23)

7

4. Sistem Saraf Otonom

Stimulasi sistem saraf otonom dapat menimbulkan gejala tertentu seperti kardiovaskular (contoh: takikardi), muskular (contoh: sakit kepala), gastrointestinal (contoh: diare), dan pernapasan (contoh: takipneu). Sistem saraf otonom pada sejumlah pasien gangguan cemas, terutama dengan gangguan cemas sangat berat menunjukkan peningkatan tonus simpatik, adaptasi lambat terhadap stimulus berulang, dan berespons berlebihan terhadap stimulus sedang. (Sadock, 2015)

5. Neurotransmiter

Berdasarkan penelitian pada hewan terkait perilaku dan terapi obat, terdapat tiga neurotrasmiter utama yang berhubungan dengan kecemasan, yaitu asam gama-amino butirat (GABA), serotonin dan norepinefrin.

(Sadock, 2015)

Asam gama-amino butirat (GABA) merupakan neurotransmiter yang berfungsi sebagai anticemas alami dalam tubuh dengan mengurangi eksitabilitas sel sehingga mengurangi frekuensi bangkitan neuron.

(Videbeck, 2012) Peran GABA pada gangguan cemas didukung oleh efektifitas benzodiazepin yang meningkatkan aktivitas GABA di reseptor GABA tipe A (GABAA) di dalam terapi beberapa gangguan cemas.

Beberapa peneliti berhipotesis bahwa sejumlah pasien dengan gangguan cemas memiliki fungsi abnormal reseptor GABAA, walaupun hubungan ini belum terlihat langsung. (Sadock, 2015) Benzodiazepin terikat pada reseptor yang sama seperti GABA dan membantu reseptor pascasinaps

(24)

untuk lebih reseptif terhadap efek GABA. Hal tersebut mengurangi frekuensi bangkitan sel dan mengurangi kecemasan. (Videbeck, 2012) Serotonin (5-HT) memiliki banyak subtipe. Serotonin subtipe 5-HT1A berperan pada terjadinya gangguan cemas, juga mempengaruhi agresi dan mood. (Videbeck, 2012) Peningkatan pergantian atau siklus serotonin di korteks prefrontal, nukleus akumben, amigdala, dan hipothalamus lateral menyebabkan tipe stres akut yang berbeda. (Sadock, 2015)

Norepinefrin merupakan neurotransmiter yang meningkatkan kecemasan. Norepinefrin yang berlebihan dicurigai ada pada gangguan panik, gangguan ansietas umum dan gangguan stres pascatrauma.

(Videbeck, 2012) Teori mengenai peran norepinefrin pada gangguan kecemasan adalah pasien yang mengalami kecemasan dapat memiliki sistem regulasi noradrenergik yang buruk dengan ledakan aktifitas yang sesekali terjadi. Sel dari sistem noradrenergik utamanya dibawa ke locus cereleus (nukleus) di pons dan memproyeksikan akson ke korteks cerebral, batang otak, dan tulang belakang (medulla spinnalis). (Sadock, 2015) 6. Studi Pencitraan Otak

Suatu kisaran studi pencitraan otak, yang hampir selalu dilakukan pada gangguan cemas spesifik, menghasilkan beberapa kemungkinan petunjuk dalam memahami gangguan cemas. Studi struktural, seperti CT dan MRI, yang dilakukan menunjukkan peningkatan ukuran ventrikel otak. Hal tersebut pada suatu studi dihubungkan dengan lama penggunaan benzodiazepin pada pasien. Beberapa hasil penelitian menunjukkan pasien

(25)

9

dengan gangguan cemas memiliki keadaan patologis dari fungsi otak dan hal ini dapat menjadi penyebab dari gejala gangguan cemas yang dialami pasien. (Sadock, 2015)

7. Teori Genetik

Studi genetik menghasilkan bukti bahwa sedikitnya beberapa komponen genetik turun berperan dalam timbulnya gangguan cemas.

Hereditas dinilai menjadi salah satu faktor predisposis timbulnya gangguan cemas. Hampir separuh dari semua pasien dengan gangguan panik setidaknya memiliki satu kerabat yang juga mengalami gangguan tersebut.

Gambaran untuk gangguan cemas lainnya, walaupun tidak setinggi itu, juga menunjukkan adanya frekuensi penyakit yang lebih tinggi pada kerabat derajat pertama pasien yang mengalaminya daripada kerabat orang yang tidak mengalami gangguan cemas. (Sadock, 2015)

2.1.3 Tingkat Kecemasan

Terdapat empat tingkat kecemasan, yaitu:

1. Ansietas ringan, berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari. Ansietas ringan merupakan perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensoris meningkat dan dapat membantu memusatkan perhatian untuk belajar menyelesaikan masalah, berpikir, bertindak, merasakan dan melindungi diri sendiri.

2. Ansietas sedang, merupakan perasaan yang menganggu bahwa ada sesuatu yang benar-benar berbeda yang menyebabkan agitasi atau

(26)

gugup. Hal ini memungkinkan individu untuk memusatkan perhatian pada hal yang penting dan mengesampingkan hal lain. Kecemasan tingkat ini mempersempit lahan persepsi.

3. Ansietas berat, dapat dialami ketika individu yakin bahwa ada sesuatu yang berbeda dan terdapat ancaman, sehingga individu lebih fokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik dan tidak berfikir tentang hal yang lainnya.

4. Ansietas sangat berat, merupakan tingkat tertinggi ansietas dimana semua pemikiran rasional berhenti yang mengakibatkan respon fight, flight, atau freeze, yaitu kebutuhan untuk pergi secepatnya, tetap di tempat dan berjuang atau tidak dapat melakukan apapun. Ansietas sangat berat berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror.

(Videbeck, 2012; Stuart, 2007) 2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

Secara umum, terdapat dua faktor yang mempengaruhi kecemasan pada ibu hamil, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dibagi menjadi dua jenis, yaitu kepercayaan tentang persalinan dan perasaan menjelang persalinan. Selain faktor internal, faktor eksternal juga dibagi menjadi dua jenis, yaitu informasi dari tenaga kesehatan dan dukungan suami. (Shodiqoh, 2014)

Kepercayaan pada faktor internal merupakan tanggapan percaya atau tidak percaya dari ibu hamil mengenai cerita atau mitos yang didengar dari orang lain atau yang berkembang di daerah asal atau tempat tinggalnya. Sedangkan,

(27)

11

perasaan menjelang persalinan berkaitan dengan perasaan takut atau tidak takut yang dialami oleh ibu menjelang persalinan. (Shodiqoh, 2014)

Informasi dari tenaga kesehatan merupakan faktor eksternal yang penting bagi ibu hamil karena informasi yang diperoleh dapat mempengaruhi tingkat kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan. Menurut Natoatmodjo (2005), kelengkapan informasi yang diperoleh mengenai keadaan lebih laanjut mengenai kehamilannya, termasuk adanya penyakit penyerta dalam kehamilan, membuat ibu hamil lebih siap dengan semua kemungkinan yang akan terjadi saat persalinan dan ibu tidak terbebani dengan perasaan takut dan cemas.

Selain informasi dari tenaga kesehatan, dukungan suami juga merupakan faktor eksternal yang penting bagi ibu hamil. Dukungan suami dapat mengurangi kecemasan sehingga ibu hamil trimester ketiga dapat merasa tenang dan memiliki mental yang kuat dalam menghadapi persalinan. (Shodiqoh, 2014) Selain faktor internal dan faktor eksternal, terdapat pula faktor biologis dan faktor psikis yang mempengaruhi kecemasan pada ibu hamil. Faktor biologis meliputi kesehatan dan kekuatan selama kehamilan serta kelancaran dalam melahirkan bayinya. Sedangkan, faktor psikis seperti kesiapan mental ibu hamil selama kehamilan hingga kelahiran dimana terdapat perasaan cemas, tegang, bahagia, dan berbagai macam perasaan lain, serta masalah-masalah seperti keguguran, penampilan dan kemampuan melahirkan. (Maimunah, 2009) Secara spesifik, faktor yang mempengaruhi kecemasan pada ibu hamil seperti pengambilan keputusan, usia ibu hamil, kemampuan dan kesiapan

(28)

keluarga, kesehatan dan pengalaman mendapat keguguran sebelumnya.

(Maimumah, 2009) 2.1.5 Gejala Kecemasan

Gejala kecemasan dapat berupa:

1. Perasaan ansietas, yaitu melihat kondisi emosi individu yang menunjukkan perasaan cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, dan mudah tersinggung.

2. Ketegangan (tension), yaitu merasa tegang, lesu, tak bisa istirahat dengan tenang, mudah terkejut, mudah menangis, gemetar, dan gelisah.

3. Ketakutan, yaitu takut pada gelap, takut pada orang asing, takut ditinggal sendiri, takut pada binatang besar, takut pada keramaian lalu lintas, dan takut pada kerumunan orang banyak.

4. Gangguan tidur, yaitu sukar masuk tidur, terbangun pada malam hari, tidur tidak nyenyak, bangun dengan lesu, banyak mimpi-mimpi, mimpi buruk, dan mimpi yang menakutkan.

5. Gangguan kecerdasan, yaitu sukar berkonsentrasi dan daya ingat buruk.

6. Perasaan depresi, yaitu hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hobi, sedih, bangun dini hari, dan perasaan yang berubah-ubah sepanjang hari.

7. Gejala somatik (otot), yaitu sakit dan nyeri di otot-otot, kaku, kedutan otot, gigi gemerutuk, dan suara yang tidak stabil.

8. Gejala somatik (sensorik), yaitu tinitus (telinga berdengung), penglihatan kabur, muka merah atau pucat, merasa lemah, perasaan ditusuk-tusuk.

(29)

13

9. Gejala kardiovaskular, yaitu takikardi, berdebar, nyeri di dada, denyut nadi mengeras, perasaan lesu/lemas seperti mau pingsan, dan detak jantung seperti menghilang/berhenti sekejap.

10. Gejala respiratori, yaitu rasa tertekan atau sempit di dada, perasaan tercekik, sering menarik napas, dan napas pendek/sesak.

11. Gejala gastrointestinal, yaitu sulit menelan, perut melilit, gangguan pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan terbakar di perut, rasa penuh atau kembung, mual, muntah, buang air besar lembek, kehilangan berat badan, dan sulit buang air besar (konstipasi).

12. Gejala urogenital, yaitu sering buang air kecil, tidak dapat menahan air seni, amenorrhoe, menorrhagia, perasaan menjadi dingin (frigid), ejakulasi praecocks, ereksi hilang, dan impotensi.

13. Gejala otonnom, yaitu mulut kering, muka merah, mudah berkeringat, pusing dan sakit kepala, dan bulu-bulu berdiri/merinding.

14. Tingkah laku pada saat wawancara, yaitu gelisah, tidak tenang, jari gemetar, kening berkerut, muka tegang, tonus otot meningkat, napas pendek dan cepat, dan muka merah. (Sadock, 2015)

Selain pengaruh gejala diatas, kecemasan memengaruhi pikiran, persepsi, dan pembelajaran. Kecemasan cenderung menimbulkan kebingungan dan distorsi persepsi waktu dan ruang tetapi juga orang dan arti peristiwa. Distorsi ini dapat menggangu proses pembelajaran dengan menurunkan konsentrasi, mengurangi daya ingat, dan menggangu kemampuan menghubungkan satu hal dengan hal yang lain yaitu membuat asosiasi. (Kaplan & Sadock, 2014)

(30)

2.1.6 Pengukuran Tingkat Kecemasan

Pengukuran tingkat kecemasan dapat menggunakan berbagai skala penelitian, salah satunya adalah Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS).

HARS digunakan untuk melihat tingkat keparahan terhadap gangguan kecemasan, terdiri dari 14 item penelitian sesuai dengan gejala kecemasan yang ada. (Sadock, 2015)

Masing-masing kelompok gejala diatas diberi penilaian angka antara 0-4, yang dirincikan sebagai berikut: 0= tidak ada gejala sama sekali, 1= gejala ringan (apabila terdapat 1 dari semua gejala yang ada), 2= gejala sedang (jika terdapat separuh dari gejala yang ada), 3= gejala berat (jika terdapat lebih dari separuh dari gejala yang ada), dan 4= gejala berat sekali (jika terdapat semua gejala yang ada). (Shodiqoh, 2014)

Masing-masing nilai dari 14 kelompok gejala dijumlahkan dan dinilai derajat kecemasannya, yaitu: < 14: tidak ada kecemasan; 14-20: kecemasan ringan; 21-27: kecemasan sedang; 28-41: kecemasan berat; dan 42-56:

kecemasan berat sekali. (Shodiqoh, 2014) 2.2 Kehamilan

2.2.1 Definisi Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri dan Ginekologi Internasional, kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan antara spermatozoa (dari pria) dan ovum (sel telur dari wanita) yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Dari fase fertilisasi hingga kelahiran bayi, kehamilan normal akan berlangsung selama 40 minggu yang dibagi menjadi tiga semester yatu trimester pertama yang

(31)

15

berlangsung dalam 13 minggu pertama, trimester kedua berlangsung antara minggu ke-14 sampai minggu ke-27, dan trimester ketiga berlangsung dari minggu ke-28 hingga kelahiran. (Evayanti, 2015)

2.2.2 Perubahan Psikologis Selama Kehamilan

Perubahan psikologis selama masa kehamilan, yaitu:

1. Perubahan Psikologi Trimester Pertama

Pada trimester pertama (13 minggu pertama kehamilan) sering timbul rasa cemas bercampur rasa bahagis, rasa sedih, rasa kecewa, sikap penolakan, ketidakyakinan atau ketidakpastian, sikap ambivalen (bertentangan), perubahan seksual, fokus pada diri sendiri, stres dan goncangan psikologis sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman dan pertengkaran. (Janiwarty dan Pieter, 2013)

2. Perubahan Psikologi Trimester Kedua

Bentuk perubahan psikologi ibu hamil pada trimester kedua seperti rasa khawatir, perubahan emosional dan terjadi peningkatan libido.

Trimester kedua kehamilan dibagi menjadi dua fase, yaitu pre-quickening (sebelum gerakan janin dirasakan oleh ibu) dan post-quickening (setelah gerakan janin dirasakan oleh ibu). Fase pre-quickening merupakan fase untuk mengetahui hubungan interpersonal dan dasar pengembangan interaksi sosial ibu dengan janin, perasaan menolak dari ibu yang tampak dari sikap negatif seperti tidak mempedulikan dan mengabaikan, serta ibu yang sedang mengembangkan identitas keibuannya. sedangkan, fase post- quikening merupakan fase dimana identitas keibuan semakin jelas. Ibu

(32)

akan fokus pada kehamilannya dan lebih mempersiapkan diri untuk menghadapi peran baru sebagai seorang ibu. Kehidupan psikologis ibu hamil tampak lebih tenang, tetapi perhatian mulai beralih pada perubahan bentuk tubuh, keluarga, dan hubungan psikologis dengan janin. Pada fase ini, sifat ketergantungan ibu hamil terhadap pasangannya semakin meningkat seirig dengan pertumbuhan janin. (Janiwarty dan Pieter, 2013) 3. Perubahan Psikologi Trimester Ketiga

Pada trimester ketiga kehamilan, perubahan psikologis ibu hamil semakin kompleks dan meningkat dibandingkan trimester sebelumnya akibat kondisi kehamilan yang semakin membesar. Beberapa kondisi psikologis yang terjadi, seperti perubahan emosional dan rasa tidak nyaman, sehingga ibu hamil membutuhkan dukungan dari suami, keluarga dan tenaga medis. Perubahan emosi ibu semakin berubah-ubah dan terkadang menjadi tidak terkontrol. Perubahan emosi tersebut akibat dari adanya perasaan khawatir, rasa takut, bimbang dan ragu dengan kondisi kehamilannya. (Janiwarty dan Pieter, 2013)

(33)

17 BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Dasar Pemikiran Variabel yang Teliti

Gangguan cemas merupakan salah satu gangguan psikiatri yang paling sering dijumpai. Menurut laporan The National Comorbidity Study, satu dari empat orang memenuhi kriteria diagnosis untuk setidaknya satu gangguan kecemasan. Gangguan cemas juga lebih banyak terjadi pada wanita (30,5%) daripada pria (19,2%).

Salah satu sumber stressor kecemasan adalah kehamilan. Ibu yang mengalami kehamilan untuk pertama kalinya akan merasa senang dan semakin tinggi rasa ingin tau terhadap perubahan diri dan perkembangan janin. Tetapi, di saat yang sama timbul pula rasa cemas dalam diri ibu hamil. Kecemasan pada ibu hamil dapat timbul khususnya pada trimester ketiga kehamilan hingga saat persalinan. faktor yang mempengaruhi kecemasan pada ibu hamil seperti pengambilan keputusan, usia ibu hamil, kemampuan dan kesiapan keluarga, kesehatan dan pengalaman mendapat keguguran sebelumnya. Kecemasan pada ibu hamil dapat berdampak negatif pada proses persalinan dan tumbuh kembang anak. Sehingga perlu diketahui tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester ketiga.

(34)

3.2. Kerangka Teori

Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga

Karakteristik Ibu hamil:

1. Usia

2. Status Pendidikan 3. Status Pekerjaan 4. Status Ekonomi 5. Status Lingkungan

Rumah Tinggal

Faktor yang Mempengaruhi 1. Faktor internal (kepercayaan

tentang persalinan dan perasaan menjelang persalinan)

2. Faktor eksternal (informasi dari tenaga kesehatan dan dukungan suami)

3. Faktor biologis (kesehatan dan kekuatan selama kehamilan)

4. Faktor Psikis (keseiapan mental ibu selama kehamilan)

Tingkat Kecemasan

(kuisioner HARS)

Tidak ada kecemasan

Sangat Berat Berat Sedang Ringan

(35)

19

3.3. Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variabel yang Diteliti : Variabel Dependen : Variabel Independen Gambaran/ karakteristik

Usia

Status Pendidikan Status Pekerjaan

Status Lingkungan Rumah Tinggal

Ibu Hamil Primigravida

Trimester Ketiga

Tingkat gangguan kecemasan Status Ekonomi

(36)

20 BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain observasional deskriptif. Pada penelitian ini, peneliti akan dinilai derajat atau tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester ketiga.

4.2 Waktu dan Lokasi Penelitian 4.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Oktober – November 2017.

4.2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di lima puskesmas yang berada di Kecamatan Tamalanrea, Makassar. Puskesmas tersebut antara lain Puskesmas Tamalanrea, Puskesmas Tamalanrea Jaya, Puskesmas Antara, Puskesmas Kapasa, dan Puskesmas Bira.

4.3 Subjek Penelitian 4.3.1 Populasi

Populasi adalah ibu hamil primigravida trimester ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea, yaitu Puskesmas Tamalanrea, Puskesmas Tamalanrea Jaya, Puskesmas Antara, Puskesmas Kapasa, dan Puskesmas Bira.

4.3.2 Sampel

Sampel adalah populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu

(37)

21

hamil primigravida trimester ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea, Makassar, yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian.

4.3.3 Teknik Sampling

Cara pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik consecutive sampling, yaitu mengambil setiap sampel yang memenuhi kriteria penelitian dan sampel ada saat dilakukan penelitian.

4.3.4 Kriteria Inklusi

a. Ibu hamil dengan kehamilan pertama (primigravida) dengan usia kehamilan minimal 27 minggu di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea, Makassar

b. Bersedia menjadi responden dengan menandatangani lembar inform consent.

4.3.5 Kriteria Eksklusi

a. Ibu hamil yang tidak bersedia mengikuti penelitian.

b. Ibu hamil dalam keadaan sakit.

c. Ibu hamil memiliki riwayat gangguan kesehatan dan penyakit kronik sebelum dan selama kehamilan.

4.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner yang terdiri atas dua bagian. Bagian petama merupakan data karakreristik responden (ibu hamil pimigravida trimester ketiga) yang terdiri dari: nama/inisial, usia, status pendidikan, status pekerjaan, status ekonomi, dan status lingkungan rumah tinggal.

(38)

Bagian kedua adalah kuisioner HRS-A (Hamilton Rating Scale for Anxiety) terdiri dari 14 pertanyaan yang merupakan kelompok gejala kecemasan. Masing- masing kelompok gejala diatas diberi penilaian angka antara 0-4, yang dirincikan sebagai berikut: 0= tidak ada gejala sama sekali; 1= gejala ringan, apabila terdapat 1 dari semua gejala yang ada; 2= gejala sedang jika terdapat separuh dari gejala yang ada; 3= gejala berat jika terdapat lebih dari separuh dari gejala yang ada; dan 4= gejala berat sekali jika terdapat semua gejala yang ada.

Masing-masing nilai dari 14 kelompok gejala dijumlahkan dan dinilai derajat kecemasannya, yaitu: < 14: tidak ada kecemasan; 14-20: kecemasan ringan; 21- 27: kecemasan sedang; 28-41: kecemasan berat; dan 42-56: kecemasan berat sekali. Pertanyaan dari kuisioner HRS-A memiliki tingkat validitas 0,93 dan tingkat reabilitas 0,97.

4.5 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional

Cara Pengukuran

Hasil Pengukuran

Skala Ukur Karakteristik reponden

a. Usia Usia ibu hamil pada saat wawancara

Menggunakan 1 item

pertanyaan yang terdapat pada kuesioner pertama

1. Usia muda (<20 tahun) 2. Usia cukup

(20-35 tahun)

3. Usia tua (>35 tahun)

Nominal

b. Status Pendidikan

Tingkat pendidikan formal terakhir yang dimiliki oleh ibu hamil saat dilakukan wawancara

Menggunakan 1 item

pertanyaan yang terdapat pada kuesioner pertama

1. Tidak bersekolah 2. Tamat

SD/sederajat 3. Tamat

SMP/sederaj at

4. Tamat SMA/sederaj

Nominal

(39)

23

at 5. Tamat

jenjang S1/sederajat, atau lebih c. Status

Pekerjaan

Pekerjaan utama dan resmi yang dilakukan ibu hamil ketika wawancara.

Menggunakan 1 item

pertanyaan yang terdapat pada kuesioner pertama

1. Tidak bekerja/ibu rumah tangga 2. Wirausaha 3. Wiraswasta 4. PNS

5. lain-lain

Nominal

d. Status ekonomi

Adalah kondisi keuangan ibu hamil yang dilihat dari total

pendapatannya dan suami, berdasarkan upah minimum kota (UMK) Makassar 2017

Menggunakan 1 item

pertanyaan yang terdapat pada kuesioner pertama

1. Di bawah UMK (< Rp 2.504.500) 2. Di atas

UMK (> Rp 2.504.500)

Nominal

e. Kondisi lingkungan rumah tinggal

Orang-orang yang tinggal bersama ibu hamil di dalam lingkungan rumah saat dilakukan wawancara.

Menggunakan 1 item

pertanyaan yang terdapat pada kuesioner pertama

5 Tinggal sendiri 6 Tinggal

dengan suami 7 Tinggal

dengan suami dan keluarga 8 Tinggal

dengan keluarga

Nominal

Dependen Tingkat gangguan kecemasan

Perasaan takut dan tidak nyaman yang tidak jelas penyebabnya yang dialami oleh ibu hamil

Menggunaka n kuesioner HRS-A yang terdiri dari 14 item, dengan skala masing-

1. < 14 : Tidak ada

kecemasan 2. 14 – 20 :

Kecemasan ringan 3. 21 – 27 :

Kecemasan

Ordinal

(40)

primigravida trimester ketiga.batas- batas normal, yang diukur berdasarkan skala HARS.

masing item 0-4, dengan total skor keseluruhan 0-56

sedang 4. 28 – 41 :

kecemasan berat 5. 42 – 56 :

Kecemasan sangat berat

4.6 Prosedur Penelitian 4.6.1 Tahap persiapan

Pada tahap persiapan penelitian, dilakukan kegiatan sebagai berikut : 1. Peneliti menyusun proposal penelitian.

2. Peneliti mengajukan proposal kepada pembimbing.

3. Peneliti mengusulkan perizinan berupa izin etik penelitian dan perizinan penelitian di lokasi pengambilan sampel.

4. Peneliti mempersiapkan instrumen penelitian.

4.6.2 Tahap pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Peneliti mengunjungi Puskesmas di Kecamatan Tamalanrea, Makassar.

sesuai yang telah ditetapkan sebagai lokasi pengambilan sampel.

2. Peneliti melakukan sosialisasi dan pengambilan data identitas ibu hamil primigravida yang diperoleh dari administrasi Rumah Sakit.

3. Peneliti meminta kesediaan ibu hamil primigravida untuk menjadi responden.

(41)

25

4. Peneliti menjelaskan prosedur penelitian dan cara pengisian kuisioner pada responden.

5. Setelah responden selesai mengisi kuisioner, kuisioner dikumpulkan untuk selanjutnya di-input datanya.

6. Analisis data kuisioner 4.6.3 Tahap pelaporan

Pada tahap pelaporan penelitian, dilakukan kegiatan sebagai berikut : 1. Peneliti mengumpulkan data hasil pemeriksaan

2. Peneliti melakukan pengolahan dan penyajian data hasil penelitian

3. Peneliti melakukan evaluasi dan pembahasan hasil data penelitian bersama pembimbing.

4. Penulis melakukan penarikan kesimpulan dan saran dari penelitian 5. Peneliti menyusun laporan penelitian

6. Peneliti mencetak hasil penelitian 4.7 Cara Pengumpulan Data

Berdasarkan cara memperoleh data, jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer, yaitu berupa jawaban atau pernyataan langsung dari responden berdasarkan kuisioner yang diberikan.

4.8 Pengolahan dan Penyajian Data 4.8.1 Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer memakai program software Microsoft Excel 2010 atau IBM SPSS Statistik 20.

(42)

4.8.2 Penyajian Data

Data yang telah diolah, disajikan dalam bentuk tabel distribusi disertai penjelasan yang disusun dalam bentuk narasi.

4.9 Etika Penelitian

1. Sebelum melakukan penelitian maka peneliti akan meminta izin pada beberapa institusi terkait.

2. Sebelum meminta responden untuk mengisi instrumen penelitian, peneliti menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan penelitian, serta meminta persetujuan responden untuk ikut serta dalam penelitian dengan meminta tanda tangan dalam lembar inform consent.

3. Setiap responden akan dijamin kerahasiaannya atas data yang diperoleh dari hasil kuisioner dengan tidak menuliskan nama pasien, tetapi hanya berupa inisial pada laporan hasil penelitian.

(43)

27

4.10 Alur Penelitian

Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan (Pengisian Kuisioner)

Data Karakter Responden Kuisioner HARS Inform Consent

Pengumpulan dan Analisis Data

Laporan Hasil Penelitian

(44)

28 BAB 5

HASIL PENELITIAN

Penelitian yang dilaksakan pada bulan Oktober-November 2017 bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar. Dari penelusuran data ibu hamil di Puskesmas yang ada di Kecamatan Tamalanrea, Makassar, diperoleh sebanyak 50 orang ibu hamil primigravida trimester ketiga. Akan tetapi, dengan adanya kriteria sampel, terdapat yang tidak memenuhi kriteria sampel, sehingga total sampel ibu hamil primigravida trimester ketiga yang memenuhi kriteria sampel dan menjadi responden dalam penelitian ini sebanyak 37 ibu hamil primigravida trimester ketiga.

Pengolahan data responden dicatat dan diolah menggunakan Microsoft Excel 2010 dan Statistical Package for The Social Sciences (SPSS) for Windows 20. Hasil pengolahan data responden disajikan dalam tabel sebagai berikut:

5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar

Tabel 5.1 Data Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Kecemasan pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Tamalanrea Makassar

Tingkat

Kecemasan Frekuensi (n) Persentase (%) Tidak Ada

Kecemasan 10 27

Kecemasan

Ringan 11 29,7

(45)

29

Kecemasan

Sedang 11 29,7

Kecemasan

Berat 5 13,5

Total 37 100

Sumber: Data Primer, November 2017

Pada Tabel 5.1 di atas menunjukkan distribusi jumlah responden responden berdasarkan tingkat kecemasan responden. Jumlah responden yang memiliki tingkat kecemasan ringan dan sedang memiliki jumlah terbanyak, yaitu sebanyak 11 responden (29,7%). Diikuti jumlah responden yang tidak memiliki kecemasan sebanyak 10 responden (27%). Sedangkan responden yang memiliki tingkat kecemasan berat sebanyak 5 responden (13,5%).

5.2 Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Usia pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar

Tabel 5.2 Data Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Usia pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Tamalanrea Makassar

Usia Ibu Hamil

Tingkat Kecemasan

Total Tidak Ada

Kecemasan

Kecemasan Ringan

Kecemasan Sedang

Kecemasan Berat

n % n % n % N % N %

Usia Muda 0 0 0 0 2 5,4 5 13,5 7 18,9

Usia Cukup 9 24,3 11 29,7 9 24,3 0 0 29 78,4

Usia Tua 1 2,7 0 0 0 0 0 0 1 2,7

Total 10 27 11 29,7 11 29,7 5 13,5 37 100 Sumber: Data Primer, November 2017

(46)

Pada Tabel 5.2 di atas menunjukkan distribusi tingkat kecemasan pada responden berdasarkan usia. Pada kelompok usia muda (usia kurang dari 20 tahun), responden yang memiliki tingkat kecemasan berat sebanyak 5 responden (13,5%), dan tingkat kecemasan sedang sebanyak 2 respon (5,4%). Pada kelompok usia cukup (usia 20-35 tahun), responden yang memiliki tingkat kecemasan ringan sebanyak 11 responden (29,7%), tingkat kecemasan sedang sebanyak 9 responden (24,3%) dan tidak ada kecemasan sebanyak 9 responden (24,3%). Sedangkan, pada kelompok usia tua (usia lebih dari 35 tahun) tidak memiliki kecemasan yaitu sebanyak 1 responden (2,7%).

5.3 Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Pendidikan pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar

Tabel 5.3 Data Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Pendidikan pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Tamalanrea

Makassar

Status Pendidikan

Tingkat Kecemasan

Total Tidak Ada

Kecemasan

Kecemasan Ringan

Kecemasan Sedang

Kecemasan Berat

n % N % n % N % N %

Tamat SD /

sederajat 0 0 0 0 1 2,7 1 2,7 2 5,4

Tamat SMP /

sederajat 0 0 0 0 1 2,7 2 5,4 2 8,1

Tamat SMA /

sederajat 1 2,7 9 24,3 8 21,6 2 5,4 20 54,1 Tamat S1 /

lebih 9 24,3 2 5,4 1 2,7 0 0 12 32,4

Total 10 27 11 29,7 11 29,7 5 13,5 37 100 Sumber: Data Primer, November 2017

(47)

31

Pada Tabel 5.3 di atas menunjukkan distribusi tingkat kecemasan pada responden berdasarkan status pendidikan. Pada kelompok responden yang tamat jenjang SD/sederajat, responden yang memiliki tingkat kecemasan sedang dan berat masing-masing 1 responden (2,7%). Pada kelompok responden yang tamat jenjang SMP/sederajat, responden yang memiliki tingkat kecemasan berat sebanyak 2 responden (5,4%), dan tingkat kecemasan sedang sebanyak 1 responden (2,7%). Pada kelompok responden yang tamat jenjang SMA/sederajat, responden yang memiliki tingkat kecemasan ringan sebanyak 9 responden (24,3%), tingkat kecemasan sedang sebanyak 8 responden (21,6%), tingkat kecemasan berat sebanyak 2 responden (5,4%), dan yang memiliki kecemasan sebanyak 1 responden (2,7%). Sedangkan, pada kelompok responden yang tamat jenjang S1/lebih, responden yang tidak memiliki kecemasan sebanyak 9 responden (24,3%), tingkat kecemasan ringan sebanyak 2 responden (5,4%) dan tingkat kecemasan sedang sebanyak 1 responden (5,4%).

5.4 Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Pekerjaan pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar

Tabel 5.4 Data Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Pekerjaan pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Tamalanrea

Makassar

Status Pekerjaan

Tingkat Kecemasan

Total Tidak Ada

Kecemasan

Kecemasan Ringan

Kecemasan Sedang

Kecemasan Berat

n % n % N % n % N %

Ibu Rumah

Tangga 4 10,8 8 21,6 9 24,3 5 13,5 26 70,3

(48)

Wirausaha 1 2,7 0 0 2 5,4 0 0 3 8,1

Wiraswasta 1 2,7 1 2,7 0 0 0 0 2 5,4

PNS 4 10,8 2 5,4 0 0 0 0 6 16,2

Total 10 27 11 29,7 11 29,7 5 13,5 37 100 Sumber: Data Primer, November 2017

Pada Tabel 5.4 di atas menunjukkan distribusi tingkat kecemasan pada responden berdasarkan status pekerjaa. Pada kelompok responden yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga, responden yang memiliki tingkat kecemasan sedang sebanyak 9 responden (24,3%), tingkat kecemasan ringan sebanyak 8 responden (21,6%), tingkat kecemasan berat sebanyak 5 responden (13,5%), dan tidak memiliki kecemasan sebanyak 4 responden (10,8%). Pada kelompok responden yang bekerja sebagai wirausaha, responden yang memiliki tingkat kecemasan sedang sebanyak 2 responden (5,4%) dan tingkat kecemasan ringan sebanyak 1 responden (2,7%). Pada kelompok responden yang bekerja sebagai wiraswasta, responden yang tidak memiliki kecemasan dan tingkat kecemasan ringan masing-masing sebanyak 1 responden (2,7%). Sedangkan, pada kelompok responden bekerja sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil), responden yang tidak memiliki kecemasan memiliki jumlah sebanyak 4 responden (10,8%) dan tingkat kecemasan ringan sebanyak 2 responden (5,4%) .

(49)

33

5.5 Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Ekonomi pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar

Tabel 5.5 Data Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Ekonomi pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Tamalanrea Makassar

Status Ekonomi

Tingkat Kecemasan

Total Tidak Ada

Kecemasan

Kecemasan Ringan

Kecemasan Sedang

Kecemasan Berat

N % n % n % n % N %

Rendah 0 0 4 10,8 9 24,3 4 10,8 17 45,9

Tinggi 10 27 7 18,9 2 5,4 1 2,7 20 51,4

Total 10 27 11 29,7 11 29,7 5 13,5 37 100 Sumber: Data Primer, November 2017

Pada Tabel 5.5 di atas menunjukkan distribusi tingkat kecemasan pada responden berdasarkan status ekonomi. Pada kelompok responden dengan status ekonomi rendah, responden yang memiliki tingkat kecemasan sedang sebanyak 9 responden (24,3%), sedangkan tingkat kecemasan ringan dan berat masing- masing sebanyak 4 responden (10,8%). Pada kelompok responden dengan status ekonomi tinggi, responden yang tidak memiliki kecemasan memiliki jumlah sebanyak 10 responden (27%), tingkat kecemasan ringan sebanyak 7 responden (18,9%), tingkat kecemasan sedang sebanyak 2 responden (5,4%), dan tingkat kecemasan berat sebanyak 1 responden (2,7%).

(50)

5.6 Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Lingkungan Rumah Tinggal pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar

Tabel 5.6 Data Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Lingkungan Rumah Tinggal pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas

Tamalanrea Makassar Status

Lingkungan Rumah Tinggal

Tingkat Kecemasan

Total Tidak Ada

Kecemasan

Kecemasan Ringan

Kecemasan Sedang

Kecemasan Berat

N % n % N % n % N %

Tinggal

dengan Suami 8 21,6 5 13,5 4 10,8 1 2,7 18 48,6 Tinggal

dengan Suami dan Keluarga

2 5,4 3 8,1 5 13,5 3 8,1 13 35,1 Tinggal

dengan Keluarga

0 0 3 8,1 2 5,4 1 2,7 6 16,2

Total 10 27 11 29,7 11 29,7 5 13,5 37 100 Sumber: Data Primer, November 2017

Pada Tabel 5.6 di atas menunjukkan distribusi tingkat kecemasan pada responden berdasarkan status lingkungan rumah tinggal. Pada kelompok responden yang tinggal dengan suami, responden yang tidak memiliki kecemasan memiliki jumlah sebanyak 8 responden (21,6%), tingkat kecemasan ringan sebanyak 5 responden (13,55), tingkat kecemasan sedang sebanyak 4 responden (10,8%), dan tingkat kecemasan berat sebanyak 1 responden (2,7%).

Pada kelompok responden yang tinggal dengan suami dan keluarga, responden yang memiliki tingkat kecemasan sedang sebanyak 5 responden (13,5%), tingkat kecemasan ringan dan berat masing-masing sebanyak 3 responden (8,1%), dan

(51)

35

responden yang tidak memiliki kecemasan sebanyak 2 responden (5,4%).

Sedangkan, pada kelompok responden yang tinggal bersama keluarga, responden yang memiliki tingkat kecemasan ringan sebanyak 3 responden (8,1%), tingkat kecemasan sedang sebanyak 2 responden (5,4%) dan tingkat kecemasan berat sebanyak 1 responden (2,7%).

(52)

36 BAB 6 PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksakan selama bulan Oktober-November 2017 di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea, Makassar, mengenai tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester ketiga, diperoleh 37 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pada penelitian ini ingin dilihat bagaimana tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester ketiga, sebagai responden, berdasarkan karakteristk yang dimiliki oleh ibu hamil primigravida, yaitu usia, status pekerjaan, status pendidikan, status ekonomi, dan status lingkungan rumah tinggal. Adapun penjelasan hasil penelitian akan dibahas secara terperinci sebagai berikut:

6.1 Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga

Berdasarkan hasil dari penelitian ini terlihat bahwa ibu hamil primigravida trimester ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea, Makassar, lebih banyak memiliki tingkat kecemasan ringan dan sedang yaitu masing-masing 11 orang (29,7%). Sedangkan, ibu hamil yang tidak memiliki kecemasan sebanyak 10 orang (27%), serta ibu hamil primigravida trimester ketiga yang memiliki kecemasan berat sebanyak 5 orang (13,5%).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Rosyidah (2017) didapatkan hasil yang serupa, yaitu sebagian besar ibu hamil primigravida trimester ketiga mengalami kecemasan sedang yaitu sebanyak 13 orang (65%), ibu hamil primigravida yang mengalami kecemasan ringan sebanyak 4 orang (20%), dan ibu hamil primigravida trimester ketiga yang memiliki kecemasan berat sebanyak 3 orang (15%). (Rosyidah, 2017)

(53)

37

Pada penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Handayani (2012), didapatkan pula sebagian besar ibu hamil primigravida trimester ketiga memiliki kecemasan sedang, yaitu sebanyak 45 orang (70,3%), diikuti oleh ibu hamil primigravida trimester ketiga yang memiliki kecemasan berat sebanyak 12 orang (18,8%) dan kecemasan ringan sebanyak 7 orang (10,9%). (Handayani, 2012) Pada umumnya, kecemasan yang terjadi pada wanita yang akan melahirkan disebabkan karena ibu hamil harus menyesuaikan diri dengan perubahan fisik dan psikologis. (Usman, 2016) Pada ibu hamil primigravida trimester ketiga, kecemasan yang dialami berkaitan dengan persalinan dan kesiapan diri dan keluarga. (Maimunah, 2009) Selain itu, kecemasan timbul karena ketakuan kehilangan bayi yang dilahirkan, seperti ketakukan bahwa bayi yang dilahirkan akan meninggal atau lahir cacat. Kecemasan juga dapat muncul akibat perasaan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan bayi yang akan dilahirkan, serta munculnya dugaan bahwa melahirkan akan menghambat aktivitas sehari-hari.

(Rosyidah, 2017)

6.2 Tingkat Kecemasan Berdasarkan Usia pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga

Berdasarkan hasil penelitian ini, ibu hamil primigravida trimester ketiga pada kelompok usia muda (<20 tahun), yang berjumlah 7 orang (18,9%), sebagian besar memiliki tingkat kecemasan berat yaitu sebanyak 5 orang (13,5).

Sedangkan, pada ibu hamil primigravida trimester ketiga kelompok usia cukup (20-35 tahun), yang berjumlah 29 orang (78,4%), lebih banyak yang memiliki kecemasan ringan yaitu 11 orang (29,7%), dan pada ibu hamil primigravida

Referensi

Dokumen terkait

Miturut dhata (50) lan (51) nduweni teges kondhektur ngongkon kernet kanggo menehi weruh marang penumpang supaya mundur amaraga ing mburi akeh bangku kang

Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat, petunjuk dan kemudahan yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi yang berjudul ” Validasi Metode dan Penetapan Kadar

Variasi bahasa berdasarkan usia yaitu varisi bahasa yang digunakan berdasarkan tingkat usia. Misalnya, variasi bahasa anak-anak akan berbeda dengan variasi remaja atau

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial: Komitmen Organisasi dan Pelimpahan Wewenang sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus pada

Untuk mencari nilai rata-rata dari n bilangan yang diinputkan, maka secara otomatis kita perlu langkah-langkah atau yang bisa disebut dengan algoritma.. Sedangkan hasil

tan kokain setiap tahun, dalam pada masa yang sama menjadi pembekal kepada pasaran dadah. AS iaitu bernilai lebih daripada $60

Kantor Pertanahan Kabupaten Way Kanan terletak di Jln.Sudirman KM 3, Kelurahan Blambangan Umpu Kecamatan Blambangan Umpu, berjarak 210 km dari Bandarlampung (Ibukota

Terhadap permasalahan yang ditemukan, penulis memberikan saran kepada perusahaan agar melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai dengan undang-undang yang berlaku,