• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendekatan persamaan struktural pada model regresi error spasial (Kasus: PDRB Sulawesi Selatan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pendekatan persamaan struktural pada model regresi error spasial (Kasus: PDRB Sulawesi Selatan)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 3 No. 3 (2021), 142-147

DOI: 10.35580/variansiunm25380

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Pendekatan persamaan struktural pada model regresi error spasial (Kasus: PDRB Sulawesi Selatan)

Muhammad Kasim Aidid, Zulkifli Rais, Muhammad Fahmuddin

Program Studi Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Makassar, Indonesia

Keywords: Effect Spatial, Error

Spatial, SEM, GRDP. Abstract:

The spatial autocorrelation model studied in the framework of structural equations is the spatial error regression model. The results of this study are applied to South Sulawesi's Gross Regional Domestic Product (GRDP) data. For parameter estimation using open source software Mx. To implement the spatial error model in SEM, two new sets of weighted spatial variables need to be formed, namely W based on the dependent variable (PW) and ηW based on the independent variable (PW) and ξW based on the independent variable (QW). Since in the case of the latent model, the variables P and Q cannot be observed directly, then ηW and ξW are directly defined by the observation variables (indicators) Y yW and Y xW which are related to each other as Yy and Yx to η and ξ. obtained a model that represents the spatial error in SEM. By using South Sulawesi GRDP data where y represents the per capita GRDP in the Regency/City, x1 and x2 respectively represent the value of the Mining sector and the building sector in the Regency/City.

XW1 represents first-order contiguity spatially lagged for trade and XW2 represents first-order contiguity spatially lagged for agriculture. yW denotes spatially lagged first-order contiguity for GRDP. (1−λ)γ0 represents the unit variable coefficient. From the model it can be stated that GRDP (y) is influenced by several sectors in the economy such as mining (x1) and building (x2).

In addition, there is a location effect (Spatial Effect) that affects the GRDP in South Sulawesi.

Based on the final results obtained, it is known that λ = 0,16 which indicates that there is a dependency on the GRDP data in South Sulawesi in 2008 between one district/city and another district/city based on the spatial correction. Areas that are centers of mining and construction in South Sulawesi are mutually dependent, causing dependence on GRDP data, this can be seen in the positive covariance value between mining lagged, and building lagged, and lagged GRDP.

1. Pendahuluan*

Structural Equations Modeling (SEM) merupakan teknik multivariate yang telah digunakan secara luas sebagai suatu metode dalam pemodelan yang berhubungan dengan statistika untuk berbagai bidang seperti psikologi, sosiologi, antropologi dan sebagainya. SEM merupakan suatu metode yang mengkombinasikan teknik atau ide-ide analisis korelasi, regresi, analisis jalur, dan analisis faktor konfirmatori. Pemodelan SEM dapat dilakukan dalam dua langkah (Bollen, 1989; Jöreskog & Sörbom, 1996; Ferdinand, 2005; Ghozali, 2005) yaitu; pertama mengembangkan model pengukuran dan yang kedua adalah model struktural. Pengembangan model pengukuran dilakukan untuk menghasilkan penilaian mengenai validasi konvergen (convergent validity) dan validasi diskriminan (discriminant validity).

*Corresponding author.

E-mail address: kasimaidid@unm.ac.id

(2)

Selama seratus tahun lebih para pakar geografi, pakar ekonomi, perencana kota, para ahli strategi bisnis, ilmuwan regional dan para ilmuwan sosial lainnya telah mencoba memberikan penjelasan tentang ”mengapa” dan

”dimana” aktifitas ekonomi berlokasi(Kuncoro, 2002). Hal ini mendorong semakin maraknya penelitian tentang efek lokasi/spasial (spatial) yang merupakan tempat berlangsungnya berbagai aktifitas, baik aktifitas ekonomi maupun aktifitas sosial lainnya. Dalam bidang sains regional, efek spasial merupakan hal yang lazim terjadi antara satu region (unit wilayah) dengan region yang lain. Efek spasial ini dapat dibedakan atas dua bagian (Anselin dkk., 2013; LeSage, 1999) yaitu Spasial autokorelasi (spatial autocorrelation) dan spasial heterogen (spatial heterogeinity). Spasial autokorelasi yang juga dikenal dengan spasial dependensi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu spasial lag dan spasial error. Spasial dependensi terjadi akibat adanya dependensi dalam data cross-section pada region-region dalam suatu kawasan tertentu. Data cross-section adalah data yang dikumpulkan hanya satu kali pada saat tertentu dengan mengobservasi banyak subjek seperti individu, perusahaan, wilayah, dan lain sebagainya. Spasial heterogen yang dikenal juga dengan spasial struktur terjadi akibat adanya perbedaan pada data cross-section antara satu region dengan region lainnya dalam satu kawasan tertentu. Dependensi data cross-section dalam regional (wilayah) dapat disebabkan oleh adanya variabel laten, yaitu Variabel yang keberadaannya berpengaruh tetapi tidak dapat diukur secara langsung.

Ekonometrika sebagai salah satu metode yang sering digunakan dalam penelitian ekonomi selama ini tidak begitu memperhatikan efek spasial sebagai sesuatu yang berpengaruh dalam model. Pada tahun 1970 istilah spasial ekonometrika diperkenalkan oleh Jean Paelinck (Anselin, 1988) dalam kajiannya tentang model ekonometrika multiregional. Pada beberapa tahun terakhir, penelitian yang menggunakan spasial ekonometrika mulai marak dilakukan, beberapa penelitian yang berkaitan dengan implementasi model regresi spasial dalam ekonometrika dapat dilihat pada Pattanayak dan Butry (2002) yang melakukan evaluasi ekosistem dengan pendekatan spasial ekonometrika di Indonesia tepatnya di kebun Raya Rutang, Manggarai NTT. Cohen dan Coughlin (2008) menggunakan spasial ekonometrika dalam menganalisa dampak noise Bandara Udara terhadap harga rumah di sekitarnya pada Hartsfield- Jackson Atlanta International Airport. Wang dan Wall (2003) menggunakan metode Bayesian dan Teknik komputasi MCMC dalam model spasial faktor yang kemudian diaplikasikan pada data mortalitas akibat kanker di Minnesota dengan tujuan untuk mengetahui pola spasial mortalitas akibat kanker. Kline dan Alig (2001) Menggunakan model spasial untuk menggambarkan peluang bahwa hutan dan persawahan di Western Oregon dan Western Washington penggunaannya dikembangkan untuk pemukiman, komersil, atau industri dalam periode 30 Tahun.

Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan persamaan structural sebagai suatu teknik multivariate untuk data cross-section dengan efek spasial autokorelasi dalam satu kerangka kerja dengan menggunakan model regresi linear sederhana. Model spasial autokorelasi yang dikaji dalam kerangka kerja persamaan struktural adalah model regresi spasial error. Hasil kajian ini akan diterapkan pada data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulawesi Selatan dan membandingkannya dengan hasil yang diperoleh jika menggunakan regresi spasial ekonometrika.

masalah yang diangkat dalam penelitian ini meliputi (1). Bagaimana menerapkan persamaan struktural pada model regresi spasial error dalam ekonometrika, (2). Bagaimana performance metode persamaan structural pada model regresi spasial error pada studi kasus Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulawesi Selatan.

2. Metode Penelitian

Penelitian terapan adalah penyelidikan yang hati-hati, sistematik dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia baik secara individual maupun secara kelompok. Hasil penelitian tidak sebagai suatu penemuan baru, tetapi merupakan aplikasi baru dari penelitian yang telah ada. Penelitian ini merupakan penelitian terapan yang menitik beratkan pada pemecahan masalah dalam hal melihat dan mengetahui bagaimana menerapkan persamaan structural pada model regresi spasial error kemudian menggunakannya dalam studi kasus PDRB Sulawesi Selatan. Metode serta langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Merepresentasikan regresi spasial error dalam persamaan structural (SEM) dengan tahapan sebagai berikut:

a. Menentukan model SEM secara umum, yaitu sebagai berikut:

1. Melalui bentuk umum persamaan struktural:

η = Bη+ Γξ + ζ

Dengan spesifikasi B = 0 pada model umum persamaan struktural diperoleh bentuk regresi linier sederhana:

η = Γξ + ζ

(3)

Bentuk ini dinyatakan sebagai bentuk variabel dalam SEM.

2. Bentuk variabel pada (1) dituliskan ulang dalam bentuk sampel unit dengan menggantikan vektor kolom η, ξ , dan ζ dengan matriks N kolom P, Q, dan L.

b. Memodelkan regresi spasial Error dalam SEM.

2) Mengevaluasi unjuk kerja dari metode regresi error spasial dalam SEM dengan menggunakan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulawesi Selatan melalui tahapan sebagai berikut:

1. Menentukan model SEM untuk regresi spasial error dengan menggunakan data PDRB 2. Membuat path diagram untuk model yang telah dibentuk.

3. Menuliskan model dalam bentuk matriks 4. Menghitung matriks varian-kovariansi

5. Mengestimasi parameter dengan menggunakan softrware open source Mx

3. Hasil dan Pembahasan

3.1. Model Error Spasial dalam SEM

Dalam ekonometrika spasial, dependensi spasial antar sampel unit dinyatakan dalam bentuk matriks terboboti W yang menggambarkan susunan n unit spasial. Model dependensi spasial mempunyai dua bentuk model yang berbeda yaitu model lag spasial, dan model error spasial. Dengan menetapkan B = 0, maka diperoleh bentuk persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut:

η = Γξ +ζ (1)

Sebagai ilustrasi, jika diberikan persamaan sebagai berikut:

η111ξ1+ζ1

Maka dalam bentuk path diagram, persamaan ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1 Ilustrasi dalam bentuk Path Diagram

Untuk dapat memasukkan efek spasial dalam model SEM, maka bentuk variabel (1) dituliskan ulang dalam bentuk sampel unit dengan menggantikan vektor kolom η, ξ , dan ζ dengan matriks N-kolom P, Q, dan L. Perubahan ini menjadi:

P = ΓQ+L (2)

Jika (2) dibawa ke dalam model spasial error, maka akan menjadi:

P = ΓQ+L dengan L =λLW+N atau

P = ΓQ+N (I –λW)-1 (3)

Bentuk (3) dapat ditulis ulang sebagai:

(I−λW)P =(I−λW)ΓQ+N P−λWP = ΓQ−λWΓQ+N

P=λWP+ΓQ –λWΓQ +N (4)

Formulasi sampel unit pada persamaan (4) untuk error spasial ditulis kembali dalam bentuk variabel sebagai berikut:

η =ληW + Γξ −λΓξW + ζ (5)

(4)

3.2. Implementasi SEM untuk Error Spasial

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tahun 2008 Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan (Sulsel) (lampiran 1). Telah diketahui bahwa Peningkatan PDRB (Y) setiap daerah (Kabupaten/Kota) di Sulsel dapat dilihat dari beberapa sektor yang merupakan andalannya, diantaranya adalah sektor Pertambangan (X1) dan sektor bangunan (X2). Sektor pertambangan merupakan sektor primer dari sektor–sektor PDRB yang ada, sedangkan sektor bangunan merupakan bagian dari sektor sekunder yang mendukung PDRB kabupaten/kota di Sulsel. Oleh karena data yang digunakan adalah data PDRB Sulsel tahun 2008, maka peta wilayah administratif Sulsel yang digunakan masih terdiri dari 23 Kabupaten/Kota yang dapat dilihat pada gambar 5.1. Nama – nama kabupaten/ kota tersebut adalah:

Tabel 1. Nama – nama kabupaten / kota di Sulawesi selatan

Kabupaten/ kota No. Kode Kabupaten/ kota No. Kode

Kep.selayar 1 Wajo 13

Bulukumba 2 Sidrap 14

Bantaeng 3 Pinrang 15

Jeneponto 4 Enrekang 16

Takalar 5 Luwu 17

Gowa 6 Tana toraja 18

Sinjai 7 Luwu utara 19

Maros 8 Luwu timur 20

Pangkep 9 Kota Makassar 21

Barru 10 Kota Parepare 22

Bone 11 Kota Palopo 23

Soppeng 12

Struktur data PDRB untuk kabupaten/kota di Sulsel tahun 2008 yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan dalam bentuk tabel berikut:

Tabel 2. Struktur data Spasial untuk PDRB Kabupaten/kota di Sulsel

No. Kode Wilayah Y X1 X2 Lagged Y

1.

2.

 23.

Selayar Bulukumba

Kota Palopo

...

...

 ...

...

...

 ...

...

...

 ...

...

...

 ...

Dimana:

Y = PDRB Kabupaten/Kota di Sulsel tahun 2008 (Juta Rupiah) X1 = Nilai Sektor pertambangan (Juta Rupiah)

X2 = Nilai Sektor bangunan (Juta Rupiah) Lagged Y = Nilai lagged PDRB (y) = Wy

Nilai Wy dapat diperoleh dengan cara mengalikan data pengamatan untuk variabel PDRB Kabupaten/kota (Y) dengan matriks teroboti (W) untuk wilayah Sulsel

Lagged Y = W(23x23).Y(23x1)

(5)

Y

Y w X1

X2 Xw1

Xw2

M L N

O P

Possibly Failed -2LnL Group Fit: -80.4605

Fit -80.460 Probability 0.000

AIC -304.460 RMSEA 0.000 Degrees of freedom 112

Free parameters 26 Observed Statistics 138

Constraints 0 G0.16

H11.59 I12.16 J0.12

K0.64

0.31

Q2.90

1.75 G2-0.02 H2-0.05

K20.13

L20.01 R

0.05

0.01 D2-0.01 J20.00

M20.00 S

0.19

0.17 E20.00 I2-0.01

T0.03

0.00 F20.00 U0.14

0.01

2323 231 2.4200 231

2.4561 1.8670 2.7111

1.3949 1.2988 2.7111 0.7713

0 0 0 0

0 0 0 0

0 0 0 25 , 0

0 0 1 0

y

W

Selanjutnya dituliskan model error spasial dalam sem dengan menggunakan data PDRB

Dimana y menyatakan PDRB perkapita pada Kabupaten/Kota, x1 dan x2 masing-masing menyatakan besarnya nilai sektor Pertambangan dan sektor bangunan pada Kabupaten/Kota tersebut. xW1 menyatakan contiguity orde pertama spatially lagged untuk perdagangan dan xW2 menyatakan contiguity orde pertama spatially lagged untuk pertanian. yW menyatakan contiguity orde pertama spatially lagged untuk PDRB. (1−λ)γ0 menyatakan koefisien unit variabel.

Dengan menggunakan paket software open source Mx, diperoleh hasil sebagai berikut:

Gambar 2 Path diagram model error spasial

Dari model dapat dinyatakan bahwa PDRB (y) dipengaruhi oleh beberapa sektor dalam bidang ekonomi seperti pertambangan (x1) dan bangunan (x2). Disamping itu, ada efek lokasi (Spatial Effect) yang berpengaruh terhadap PDRB di Sulawesi selatan.

Berdasarkan pada hasil akhir yang diperoleh diketahui λ = 0,16 yang menunjukkan bahwa terjadi dependensi pada data PDRB di Sulawasi Selatan pada tahun 2008 antara satu kabupaten/kota dengan kabupaten/kota yang lainnya berdasarkan pada spasial koreksinya. Daerah-daerah yang menjadi sentra pertambangan dan bangunan di Sulawesi Selatan terjadi saling dependensi sehingga menyebabkan dependensi pada data PDRB, hal ini dapat dilihat pada nilai kovariansi yang positif antara lagged pertambangan, lagged bangunan, dan lagged PDRB.

4. Kesimpulan

1. Untuk menerapkan persamaan struktural pada model regresi spasial dependensi dalam ekonometrika, maka:

a. Model error spasial dalam SEM dapat dituliskan menjadi:

η =ληW + Γξ −λΓξW + ζ

Y

Y w X1

X2 Xw1

Xw2

M L N

O P

Possibly Failed -2LnL Group Fit: -80.4605

Fit -80.460 Probability 0.000

AIC -304.460 RMSEA 0.000 Degrees of freedom 112

Free parameters 26 Observed Statistics 138

Constraints 0 G0.16

H11.59 I12.16 J0.12 K0.64

0.31

Q2.90

1.75 G2-0.02 H2-0.05

K20.13

L20.01 R

0.05

0.01 D2-0.01 J20.00

M20.00 S

0.19

0.17 E20.00 I2-0.01

T0.03

0.00 F20.00 U0.14

0.01

(6)

b. Dengan menggunakan model MIMIC, model error spasial dapat dituliskan dalam SEM dengan menyatakan x

= ξ sehingga diperoleh η =ληW + Γx −λΓxW + ζ

η =ληW 11x1 + γ12x2 + … + γ1kxk −λγ11xw1 −λγ12xw2 − … -λγ1kxwk + ζ

2. Berdasarkan pada studi kasus dengan data PDRB Sulawesi Selatan, dapat diketahui bahwa dengan menggunakan SEM, informasi tentang kebaikan model dapat diperoleh. Dari hasil akhir diketahui λ = 0,16 yang

menunjukkan bahwa terjadi dependensi pada data PDRB di Sulawasi Selatan antara satu kabupaten/kota dengan kabupaten/kota yang lainnya berdasarkan pada spasial koreksinya.

References

Anselin, L. (1988). Spatial econometrics: Methods and models (Vol. 4). Springer Science & Business Media.

Anselin, L., Florax, R., & Rey, S. J. (2013). Advances in spatial econometrics: Methodology, tools and applications.

Springer Science & Business Media.

Bollen, K. A. (1989). Structural equations with latent variables (Vol. 210). John Wiley & Sons.

Cohen, J. P., & Coughlin, C. C. (2008). Spatial hedonic models of airport noise, proximity, and housing prices.

Journal of regional science, 48(5), 859–878.

Ferdinand, A. (2005). Structural equation modeling dalam penelitian manajemen: Aplikasi model-model rumit dalam penelitian untuk Tesis Magister & Disertasi Doktor. Language, 3(390p), 24cm.

Ghozali, I. (2005). Structural Equation Modeling Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan Program Lisrel 8.45 (Structural Equation Modeling: Theory, Concept and Application with Lisrel 8.45 Program). Semarang, Indonesia:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Jöreskog, K. G., & Sörbom, D. (1996). LISREL 8: User’s reference guide. Scientific Software International.

Kline, J. D., & Alig, R. J. (2001). A spatial model of land use change for western Oregon and western Washington.

Res. Pap. PNW-RP-528. Portland, OR: US Department of Agriculture, Forest Service, Pacific Northwest Research Station. 24 p, 528.

Kuncoro, M. (2002). Analisis spasial dan regional: Studi aglomerasi & kluster industri Indonesia. Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.

LeSage, J. P. (1999). The theory and practice of spatial econometrics. University of Toledo. Toledo, Ohio, 28(11).

Pattanayak, S. K., & Butry, D. T. (2002). Complementarity of forests and farms: A spatial econometric approach to ecosystem valuation in Indonesia.

Wang, F., & Wall, M. M. (2003). Generalized common spatial factor model. Biostatistics, 4(4), 569–582.

Gambar

Gambar 1 Ilustrasi dalam bentuk Path Diagram
Tabel 1. Nama – nama kabupaten / kota di Sulawesi selatan
Gambar 2  Path diagram model error spasial

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Saryana (2003) definisi TABK yaitu: “perangkat dan teknik yang digunakan untuk menguji (baik secara langsung maupun tidak langsung) logika internal dari suatu

National Household Health Survey (NHHS) 1995, and extended analysis of data Core and Module National Socio Economy Survey (SUSENAS) 1998. The information was about

Menurut pengalaman Bank Dunia 10-14 tahun terakhir ini, sejumlah faktor utama yang memberikan sumbangan terhadap keberhasilan pemukiman kembali antara lain adalah (i) komitmen

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat coping stress pada remaja awal berdasarkan persepsi pola asuh orangtua.. Pola asuh orangtua pada penelitian ini

Tabel analisis miskonsepsi digunakan untuk mengisi perbandingan konsep Usaha dan Energi dari tiga BSE yang diteliti dengan konsep yang benar dari hasil studi pustaka dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan komunikasi ekspresif pada anak dengan autisme di SLB “X” Bandung dalam cara yang dapat dipahami orang lain

Penyakit lebih seringa terjadi pada Balita yang berusia 12 bulan sampampai 35 bulan dibanding dengan usia 36 sampai 59 bulan yang diakibatkan beberapa faktor yang

karena Thariq masuk Islam melalui Musa bin Nushair. 23 Lalu ia berkata kepada Thariq, “ Wahai Thariq!Sesungguhnya Al-Walid bin Abdul Malik tidak akan memberikan balasan