• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PADA PT. BANK SULSELBAR KABUPATEN ENREKANG SKRIPSI OLEH ISMAWATI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PADA PT. BANK SULSELBAR KABUPATEN ENREKANG SKRIPSI OLEH ISMAWATI"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PADA PT. BANK SULSELBAR

KABUPATEN ENREKANG

SKRIPSI

OLEH ISMAWATI 105730421913

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2021

(2)

HALAMAN JUDUL

IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PADA PT. BANK SULSELBAR

KABUPATEN ENREKANG

ISMAWATI 105730421913

Diajuakan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak) Pada Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2021

(3)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Pertama-tama puji syukur saya panjatkan kepada Allah Swt.

Atas terselesaikannya skripsi ini dengan baik. Dan Skripsi ini saya persembahhan untuk :

Bapak dan Mama yang telah memberikan kasih sayang hingga aku dewasa, selalu mendoakan n mendukung setiap langkahku.

Buat kedua almarhum kakak laki-lakiku yang telah terlebih dahulu meninggalkan dunia ini dan belum sempat melihat adiknya menyandang gelar sarjana. Kedua kakak perempuanku dan adikku yang tersayang, dosen-dosenku yang telah menjadi orang tua keduaku serta orang orang yang selalu memberikan dukungan tanpa henti.

Motto

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

(QS. Al Insyirah:6)

”never give up, dibalik kegagalan selalu ada kata coba lagi”

(4)

vi

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Penelitian : IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PADA PT. BANK SULSELBAR KABUPATEN ENREKANG

Nama Mahasiswa : ISMAWATI No. Stambuk/ NIM : 105730421913 Program Studi : AKUNTANSI

Fakultas : EKONOMI DAN BISNIS

Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Telah diuji serta dipertahankan dihadapan Penguji pada ujian skripsi yang dilakasanakan tanggal 27 Februari 2021 di Ruangan IQ 7.1 gedung iqra Fakultas Ekonomi dan Bisnis,Universitas Muhammadiyah Makassar

Makassar, 27 Februari 2021

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Ansyarif Khalid.,SE,M.si.Ak.CA Ramly, SE., M.Si

NIDN. 0916099601 NIDN. 0924048703

Mengetahui

Ketua Program Studi Akuntansi

Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak.CA.CSP NBM. 1 073428

(5)

vii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi atas Nama ISMAWATI, Nim 105730421913, diterima dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi berdasarkan surat Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor: 004/SK-Y/62201/091004/2021M, pada Tanggal 27 Februari 2021M/15 Rajab 1442H, sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Prorgam Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

15 Rajab 1442 H

Makassar,

27 Februari 2021 PANITIA UJIAN

1. Pengawas umum : Prof.Dr.H.Ambo Asse,M.Ag, (………..) (Rektor Unismuh Makassar)

2. Ketua : Ismail Rasulong,SE.,MM. (………..)

(Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

3. Sekretaris : Dr. Agus Salim HR,SE.,MM (………..) (WD 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis

4. Penguji : 1. Dr. Agus Salim HR,SE.,MM. (………...)

2. Linda Arisanty Razak,SE,M.Si.,Ak (………...)

3. Ramly,SE,M.Si (………...)

4. Wahyuni,SE.,M.Ak (………...)

(6)

viii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ismawati

Nim : 105730421913

Ptogram Studi : Akuntansi

Judul Skripsi :“Implementasi Good Corporate Governance Pada PT. Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang”

Dengan Ini menyatakan bahwa:

Skripsi ini saya ajukan di depan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapa pun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, 27 Februari 2021 Yang Membuat Pernyataan,

ISMAWATI

105730421913

Diketahui Oleh:

Dekan Fakultas Ekonomi dan BIsnis Ketua Program Studi Akuntansi

Ismail Rasulong,SE.,MM. Ismail Badollahi,SE.,M.Si.Ak.CA.CSP

NBM: 903978 NBM: 107342

(7)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul“Implementasi Good Corporate Governance (GCG) Pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang”. Salam dan shalawat tidak lupa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi yang menuntun ummatnya dari alam yang gelap gulita ke alam yang terang-benderang dengan segala ilmu dan sunnahnya.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana akuntansi (S.Ak) pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammammadiyah Makassar

Teristimewa penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada kedua orangtua Ayahanda Dudang dan ibunda Nursina atas segala pengorbanan, perlindungan, kesabaran, Do’a dan kasih sayangnya untuk membesarkan dan mendidik penulis tanpa pernah mengeluh dan tanpa rasa bosan serta selalu memberikan dukungan dan bantuannya baik secara moril maupun materil yang tiada henti. Dan kakak-kakak dan adik (Alm.Agus, Masna, Darna, Alm.Sulaiman dan Muh. Sabri) serta keluarga beras yang senantiasa memberikan motifasi dan dukungan kepada penulis.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis diberi bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara materi maupun moril. Oleh karena itu penulis meyampaikan rasa hormat dan sebesar-besarnya kepada:

(8)

x 1. Prof. Dr. H. Ambo Asse,M.Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar

2. Ismail Rasulong, SE.,MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Dr. Ismail Badollahi,SE.,M.Si.,Ak.CA.CSP selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar

4. Dr. H. Ansyarif Khalid,SE,M.Si.Ak.CA selaku penasehat akademi dan pambimbing I yang senantiasa meluangkan waktu memberikan bimbingan kepada penulis

5. Ramly,SE,M.Si selaku pembimbing II yang telah berkenan membantu selama penyusuna skripsi

6. Bapak /Ibu dan asisten dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammdiyah Makassar yang tak kenal lelah menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah

7. Segenap staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

8. Pihak lain yang tidak disebutkan namanya namun telah menyumbangkan pendapat, saran, baik secara langsung maupun tidak langsung secara khusus penulis mengucapkan terima kasih.

Akhir kata penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

(9)

xi Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada almamater kampus biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul khairat, waassalamu’alaikum Wr. Wb

Makassar, Februari 2021

ISMAWATI

(10)

xii ABSTRAK

(Ismawati,2021), Implementasi Good Corporate Governance pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang. Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar dibimbing oleh Pembimbing I H. Ansyarif Khalid dan Pembimbing II Ramly.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Good Corporate Governance pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang. Populasi penelitian ini adalah seluruh jajaran Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang. Tehnik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Sampel terdiri dari 30 orang, yang akan memastikan implementasi Good Corporate Governance pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dengan persentase.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang telah mengimplementasikan Good Corporate Governance dengan sangat baik. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengkaji implementasi struktur Good Corporate Governance dengan menggunakan pengumpulan data secara observasi.

Kata Kunci: Good Corporate Governance,Bank Sulselbar

(11)

xiii ABSTRACT

Ismawati (2021), Implementation of Good Corporate Governance at the Bank of South Sulawesi, Enrekang Regency. Thesis of Accounting Study Program Faculty of Economics and Business Makassar Muhammadiyah University is guided by Supervisor I H. Ansyarif Khalid and Supervisor II Ramly.

This study aims to determine the implementation of Good Corporate Governance at the Bank of South Sulawesi Enrekang Regency. The population of this research is all of the Sulselbar Bank of Enrekang Regency. The sampling technique is done by purposive sampling. The sample consists of 30 people, who will ensure the implementation of Good Corporate Governance in the South Sulawesi District of Enrekang. The analytical method used is descriptive analysis method with a percentage.

The results of this study indicate that the Bank of South Sulawesi Enrekang Regency has implemented Good Corporate Governance very well. The next researcher is expected to be able to study the implementation of the structure of Good Corporate Governance by using observational data collection.

Keywords: Good Corporate Governance,Bank Sulselbar

(12)

xiv

DAFTAR ISI

SAMPUL ...

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

HALAMAN PERNYATAAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I . PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTRAKA ... 7

A. Pengetian Good Corporate Governance ... 7

B. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance ... 8

C. Pedoman Good Corporate Governance... 11

D. Kekhususan Good Corporate Governance Pada Bank ... 16

(13)

xv

E. Implementasi Good Corporate Governance ... 18

F. Penelitian Terdahulu ... 23

G. Kerangka Pikir ... 30

H. Hipotesis ... 31

BAB III. METODE PENELITIAN ... 32

A. Jenis Penelitian ... 32

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

C. Definisi Oprasional ... 33

D. Jenis dan Sumber Data ... 34

E. Populasi dan Sampel ... 34

F. Teknik Pengumpulan Data ... 35

G. Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 37

B. Hasil Penelitian ... 40

C. Pembahasan ... 68

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 71 DAFTAR PUSTAKA ...

DAFTAR LAMPIRAN ...

(14)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Bentuk Mapping ...

Tabel 3.1 Oprasional variable ... 33 Tabel 4.1 Deskripsi Pembagian dan Pengembalian kuisioner ... 40 Tabel4.2Rekapitulasi Jawaban Respondenatas Implementasi Prinsip

Keterbukaan (transparency) pada Bank Sulsebar Kabpaten Enrekang ... 59 Tabel4.3Rekapitulasi Jawaban Responden atas Implementasi Prinsip

Akuntabilitas (accountability) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang ... 61 Tabel4.4Rekapitulasi Jawaban Responden atas Implementasi Prinsip pertanggungjawaban (responsibility) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang ... 62 Tabel4.5Rekapitulasi Jawaban Responden atas Implementasi Prinsip Independensi (independency) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang ... 63 Tabel4.6Rekapitulasi Jawaban Responden atas Implementasi Prinsip Kewajaran

(fairness) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang ... 64

(15)

xvii

DAFTAR GAMABAR

Ganbar 2.1 kerangka pemikiran ... 30 Gambar 4.1Pernyataan 1 untuk Implementasi Prinsip Keterbukaan(transparency) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang ... 41 Gambar 4.2Pernyataan 2 untuk Implementasi Prinsip Keterbukaan(transparency) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang ... 42 Gamba 4.3Pernyataan 3 untuk Implementasi Prinsip Keterbukaan (transparency) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang ... 43 Gambar4.4Pernyataan 4 untuk Implementasi Prinsip Keterbukaan (transparency) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang ... 44 Gambar4.5Pernyataan 5 untuk Implementasi Prinsip Keterbukaan (transparency) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang ... 45 Gambar4.6Pernyataan 1 untuk Implementasi Prinsip akuntabilitas (accountability) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang ... 46 Gamba4.7Pernyataan 2 untuk Implementasi Prinsip akuntabilitas (accauntability) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang ... 47 Gambar4.8Pernyataan 3 untuk Implementasi Prinsip akuntabilitas (akuntability) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang ... 48 Gambar4.9Pernyataan 4 untuk Implementasi Prinsip akuntabilitas (accontability) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang ... 49 Gambar4.10Pernyataan 1 untuk Implementasi Prinsip Pertanggungjawaban

(responsibility) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang ... 50 Gambar4.11Pernyataan 2 untuk Implementasi Prinsip Pertanggungjawaban

(responsibility) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang ... 51

(16)

xviii Gambar4.12Pernyataan 3 untuk Implementasi Prinsip Pertanggungjawaban (responsibility) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang ... 52 Gambar4.13Pernyataan 1 untuk Implementasi Prinsip Independensi (independency) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang ... 53 Gambar4.14Pernyataan 2 untuk Implementasi Prinsip Independensi (independency) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang ... 54 Gambar4.15Pernyataan 3 untuk Implementasi Prinsip Independensi (independency) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang ... 55 Gambar4.16Pernyataan 1 untuk Implementasi Prinsip kewajaran (fairness) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang ... 56 Gambar4.17Pernyataan 2 untuk Implementasi Prinsip kewajaran (fairness) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang ... 57 Gambar4.18Pernyataan 1 untuk Implementasi Prinsip kewajaran (fairness) pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang ... 58

(17)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Kuesioner

Tabulasi Data Hasil Kuesioner Rekapitulasi Jawaban Responden Uji statistik

Uji Validitas Uji reliabilitas Turnit

Daftar Riwayat Hidup

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Isu mengenai good corporate governance mulai berkembang di Indonesia pada tahun 1998 pada saat terjadi krisis ekonomi. Beberapa pihak berpendapat bahwa proses pemulihan krisis tersebut memakan waktu lama karena masih lemahnya praktik good corporate governance pada perusahaan di Indonesia termasuk di dalamnya perusahaan yang bergerak di sektor perbankan. Banyak perusahaan yang mengambil kebijakan dengan mengutamakan kepentingan internal perusahaan namun mengabaikan kepentingan investor.

Perkembangan perspektif corporate governance berawal dari teori keagenan (agency theory) yang menyatakan bahwa adanya pemisahanan tara kepemilikan dan pengelolaan berpotensi menimbulkan masalah keagenan (agency problem) dan cara untuk mengatasi masalah keagenan tersebut dilakukan melalui implementasi tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).

Sangat sulit untuk dipungkiri, selama kurang lebih sepuluh tahun terakhir istilah Good Corporate Governance (GCG) telah terpopuler. Tidak hanya popular namun GCG ditempatkan pada posisi yang tertinggi atau terhormat.Terutama GCG adalah salah satu kunci dalam sebuah kesuksesan bank untuk tumbuh berkembang dan menguntungkan dalam jangka panjang,namun juga untuk memenangkan perasingan bisnis global.

Good Corporate Governance (GCG) merupakan salah satu kunci sukses perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka

1

(19)

panjang, sekaligus memenangkan persaingan bisnis global. Selain itu krisis ekonomi di kawasan Asia dan Amerika Latin yang diyakini muncul karena kegagalan penerapan GCG (Daniri, 2005). Survey dari Booz-Allen di Asia Timur pada tahun 1998 menunjukkan bahwa Indonesia memiliki indeks corporate governance paling rendah dengan skor 2,88 jauh di bawah Singapura (8,93), Malaysia (7,72) dan Thailand (4,89). Rendahnya kualitas GCG korporasi- korporasi di Indonesia ditengarai menjadike jatuhan perusahaan-perusahaan tersebut (Kaihatu, 2006).

Upaya untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya Good Corporate Governance dan penerapannya di Indonesia telah dilakukan, baik oleh pemerintah maupun swasta. Upaya-upaya tersebut antara lain pembentukan Komisi Nasional GCG oleh kantor Menko Perekonomian dan disusunnya National Code of Good Corporate Governance atau Pedoman Nasional GCG. Lembaga pemeringkat Corporate Governance seperti Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) dan Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) juga turut mendorong pelaksanaan GCG oleh perusahaan-perusahaanpublik di Indonesia.

Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan melalui pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan. Di Indonesia, penerapanGood Corporate Governance telah diterbitkan pedomannya oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) melalui bukunya yang dirilis tahun 2006 yang berjudul “PedomanUmum Good Corporate Governance Indonesia”.Berbagai upaya untuk mendorong pelaksanaan GCG tersebut belumlah mencapai hasil seperti yang diharapkan.Hal ini ditemukan oleh Bank

(20)

Indonesia.Evaluasi Bank Indonesia terhadap 101 bank pada periode September 2007, menemukan bahwa 69,3% bank yang beroperasi di Indonesia belum mematuhi ketentuan GCG (Muchammad Ghufron, 2008). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belum ada perubahan yang berarti atas pelaksanaan GCG oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia, termasuk dibidang perbankan.

Good Corporate Governance (GCG) merupakan serangkaian mekanisme yang merefleksikan suatu struktur pengelolaan perusahaan yang menetapkan distribusi hak tanggungjawab diantara berbagai partisipan di dalam perusahaan, termasuk para Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Manajer, Karyawan danpihak-pihak berkepentingan (stakeholders) lainnya. Good Corporate Governance juga menegaskan filosofi bahwa pengelolaan perusahaan merupakan amanah dari berdirinya perusahaan dan oleh karenanya semua pihak yang terlibat harus berpikiran bertindak untuk kepentingan terbaik perusahaan. Pada titik inilah pertanyaan reflektif tentang integritas, tanggungjawab dan independensi patut ditujukan kepada semua pimpinan perusahaan di Indonesia, termasuk sector perbankan yang sejak semula memang bertopang kepada kepercayaan dan amanah masyarakat.

Bisnis perbankan memiliki kekhasan dalam pengelolaannya. Alasan utamanya adalah karena adanya unsur 3K yang harus dipatuhi yakni Kepercayaan, Keterbukaan, dan Keberhatian.Fokus utama bank adalah menjaga kepercayaan dan mencegah risiko yang mungkin terjadi. Masyarakat menyimpan dananya di bank semata-mata berdasarkan kepercayaan bahwa dananya akan kembali ditambah sejumlah keuntungan yang berasal daribunga. Selanjutnya dana tersebut akan

(21)

diputar menjadi bentuk berbagai investasi seperti pemberian kredit dan pembelian surat berharga.

Tata kelola perbankan nasional memerlukan sistem manajemen perbankan nasional dalam memberikan acuan dan motivasi kepada bankir dalam mengelola usaha perbankan. Untuk itu diperlukan pula pengaturan dan pengawasan bank untuk memastikan bahwa bank dijalankan dengan hati-hati, penuh integritas serta terhindar dari moral hazard para pengurusnya. Dengan demikian dunia perbankan dapat tumbuh secara mandiri dan dapat memberikan kontribusi yang berarti dan secara sinergis mampu mencapai kinerja yang optimal dalam mengemban visi dan misi perbankan nasional dalam mendukung sektor ekonomi nasional dan daerah.

Seiring dengan tuntutan penerapan GCG pada sector perbankan, telah dikeluarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum yang kembali disempurnakan melalui PBI No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang PerubahanAtas PBI No.8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate GovernanceBagi Bank Umum.Peraturan tersebut menegaskan bahwa pelaksanaan GCG pada industry perbankan harus senantiasa berlandaskan pada lima prinsip dasar yakni keterbukaan(transparency),akuntabilitas(accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dankewajaran (fairness).

BUMD sebagai salah satu organisasi yang dimilki pemerintah daerah dan dituntut untuk menjadi mesin uang pemerintah daerah harus mampu dalam menerapkan Good Corporate Governance (GCG). Demikian halnya dengan Bank

(22)

Sulsebar yang ada di Kabupaten Enrekang dituntut harus menerapkanGood Corporate Governance (GCG) dalam pengelolaannya.

Pedoman Penerapan Good Corporate Governance (GCG) dalam setiap aspek dunia usaha termasuk di dalamnya BUMD yang dalam hal ini salah satunya adalah Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang tercantum dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance di Indonesia yang dibuat oleh KNKG pada tahun 2006 dan khusus untuk dunia perbankan telah ada pedomannya yaitu Peraturan Bank Indonesia NO. 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum.

Menurut Krisna (2016) Penerapan Good Corporate Governance pada BUMN.Hasil penelitiannya menujukaan Bahwa Good Corporate govenance telah dilakasakan oleh perusahaan,Sedangkan menurut Tadikapury (2011).Hasil penelitiannya memperlihatkan bahwa Good Corporate Governance telah terwujud dengan baik.Fakta ini belumlah dapat memberikan keyakinan bahwa Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang telah melaksanakan GCG secara komprehensif. Hal ini barulah memenuhi struktur pelaksanaan PBI No.8/14/PBI/2006 tentang Perubahan PBI No.8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum.Dengan alas an ini, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian serupa dengan judul “Implementasi Good Corporate Governancepada PT Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang?”.

(23)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana Implementasi Good Corporate Governance pada PT Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang?”.

C. TujuanPenelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Implementasi Good Corporate Governancepada PT Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang.

D. ManfaatPenelitian

Manfaat penelitian dibagi menjadi dua yaitu:

1. Manfaat praktis

a. Sebagai bahan kajian pengembangan ilmu mengenai implementasi prinsip- prinsip GCG pada BUMD sebagai salah satu entitas nasional secara umum dan daerah pada khususnya.

b. Sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran bagi PT Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang dalam mengimplementasikan prinsip- prinsip Good Corporate Governance.

2. Manfaat teoritis

Hasil dari penelitian ini somoga dapat dijadikan bahan masukan bagi kalangan yang akan melakukan penelitian lebih lanjut dengan topik yang berhubungan dengan penelitian ini.

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. PengertianGood Corporate Governance

Corporate Governance adalah rangkaian terstruktur yang digunakan untuk mengelolah serta mengarahkan atau memimpin bisnis dan usaha-usaha korporasidengan tujuan untuk meningkatkan nilai-nilai perusahaan serta kontinuitas usaha. Terdapat beberapa pengalaman tertang penertian Corporate Governance yang dikeluarkan beberapa pihakbaik dalam perspektif yang sempit (stakeholder) dan perspekti luas (stakholder), namun pada umumnya menuju suatu maksud dan pengertian yang sama

Corporate Governance menurut Sutedi (2011) adalah:

“suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan(pemegang saham/pemilik modal, komisaris, dewan pengawas dan direksi) untuk meningngkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakholder lainnya, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika.”

Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 mengemukakan bahwa Good Corporate Governance adalah suatu tata kelola bank yang menerapkan prinsip- prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan kewajaran (firness).

7

(25)

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) dalam Hery (2010) mendefinisikan bahwa:

“Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnyayang berkaitan dengan hak- hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan. Tujuan Corporate Governance ialah menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholder)”.

Berdasarkan uraian mengenai corporate governance tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Good Corporate Governance adalah suatu sistem pengelolaan perusahaan yang dirancang untuk meningkatkan kinerja perusahaan, melindungi kepentingan stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undang ansertan ilai-nilai etika yang berlaku secara umum.

B. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance

Prinsip-prinsip mengenai corporate governance memiliki banyak versi, namun pada dasarnya mempunyai banyak kesamaan. Untuk penelitian iniprinsip-prinsip Good Corporate Governance yang digunakan adalah prinsip-prinsip yang dikenalsebagai “TARIF” (transparency, accountability, responsibility, independency, fairness).

Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 bagian penjelasan umum memberikan defines prinsip-prinsip GCG sebagai berikut:

“Pertama transparansi (transparency) diartikan sebagai keterbukaan

(26)

dalam mengemukakan informasi yang materil dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan.

Kedua, akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pertangungjawaban bank sehingga pengelolaannya berjalan efektif.Ketiga, pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip pengelolaan bank yang sehat. Keempat, independensi (independency) yaitupengelolaan bank secara professional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun. Kelima, kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku”.

Menurut Sutedi (2011), ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam Corporate Governance :

1. Keterbukaan (Transparency)

Penyediaan informasi yang memadai, akurat, dan tepat waktu kepada stakeholders harus dilakukan oleh perusahaan agar dapat dikatakan transparan.

Pengungkapan yang memadai sangat diperlukan oleh investor dalam

kemampuannya untuk membuat keputusan terhadap risiko dan keuntungan dari investasinya. Kurangnya pernyataan keuangan yang menyeluruh menyulitkan pihak luar untuk menentukan apakah perusahaan tersebut memiliki uang yang menumpuk dalam tingkat yang mengkhawatirkan. Kurangnya informasi akan membatasi kemampuan investor untuk memperkirakan nilai dan risiko serta pertambahan dari perubahan modal

2. Accountability (Dapat Dipertanggungjawabkan)

(27)

Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan

pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Pengelolaan perusahaan harus didasarkan pada pembagian kekuasaan diantara manajer perusahaan, yang bertanggung jawab pada pengoperasian setiap harinya, dan pemegang sahamnya yang diwakili oleh dewan direksi. Dewan direksi diharapkan untuk menetapkan kesalahan

(oversight) dan pengawasan 3. Fairness (Kesetaraan)

Secara sederhana kesetaraan didefinisikan sebagai perlakuan yang adil dan setara dalam memenuhi hak-hak stakeholder. Dalam pengelolaan perusahaan perlu ditekankan pada kesetaraan, terutama untuk pemegang saham minoritas. Investor harus memiliki hak-hak yang jelas tentang kepemilikan dan sistem dari aturan dan hukum yang dijalankan untuk melindungi hak-haknya.

4. Sustainability (Kelangsungan)

Kelangsungan adalah bagaimana perusahaan dapat terus beroperasi dan menghasilkan keuntungan. Ketika perusahaan negara (corporation) exist dan menghasilkan keuntungan dalam jangka mereka juga harus menemukan cara untuk memuaskan pegawai dan komunitasnya agar tetap bisa bertahan dan berhasil. Mereka harus tanggap terhadap lingkungan, memperhatikan hukum, memperlakukan pekerja secara adil, dan menjadi karyawan yang baik. Dengan demikian, akan menghasilkan keuntungan yang lama bagi stakeholder-nya.

Menurut Herdinata (2008), prinsip-prinsip GCG memegang peranan penting, antara lain:

(28)

1. Pemenuhan informasi penting yang berkaitan dengan kinerja suatu perusahaan sebagai bahan pertimbangan bagi para pemegang saham atau calon investor untuk menanamkan modalnya;

2. Perlindungan terhadap kedudukan pemegang saham dari penyalahgunaan wewenang dan penipuan yang dapat dilakukan oleh direksi atau komisaris perusahaan;

3. Perwujudan tanggung jawab perusahaan untuk mematuhi dan menjalankan setiap aturan yang ditentukan oleh peraturan perundang- undangan di negara asalnya atau tempatnya berdomisili secara konsisten, termasuk peraturan dibidang lingkungan hidup, persaingan usaha, ketenagakerjaan, perpajakan, perlindungan konsumen, dan sebagainya.

Good Corporate Governance akan memberikan empat manfaat besar ( Arafat, 2008:10), yaitu:

1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders.

2. Meningkatkan corporate value.

3. Meningkatkan kepercayaan investor.

4. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholder’s value dan dividen.

C. PedomanGood Corporate Governance

Menurut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), GCG diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan konsisten dengan peraturan perundang-undangan. Penerapan GCG perlu didukung oleh tiga

(29)

pilar yang saling berhubungan, yaitu negara dan perangkatnya sebagai regulator, dunia usaha sebagai pelaku pasar, dan masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha. Prinsip dasar yang harus dilaksanakan oleh masing-masing pilar adalah:

1. Negara dan perangkatnya menciptakan peraturan perundang-undangan yang menunjang iklim usaha yang sehat, efisien dan transparan, melaksanakan peraturan perundang-undangan dan penegakan hokum secara konsisten (consistent law enforcement).

2. Dunia usaha sebagai pelaku pasar menerapkan GCG sebagai pedoman dasar pelaksanaan usaha.

3. Masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha serta pihak yang terkena dampak dari keberadaan perusahaan, menunjukkan kepedulian dan melakukan kontrolsosial (social control) secara obyektif dan bertanggungjawab.

Susilo dan Simarmata (2007:15) melihat bahwa corporate governance mempunyai dua aspek:

1. Aspek pertama berkaitan dengan pola hubungan dan perilaku actor dalam perseroan. Perilaku manajemen dengan karyawan; perilaku perseroan dengan pemasok, dengan kreditor, dan lain-lain. Indikator yang digunakan untuk melihat bagaimana perilaku ini memberikan manfaat adalah bagaimanakah tingkat efisiensi perusahaan, bagaimanakah kinerja perusahaan, pertumbuhan, perlakuan kepada pemegang saham dan pemangku kepentingan, dan lain-lain.

Aspek ini disebut aspek perilaku korporasi dan sasarannya adalah peningkatan kinerja (performance).

2. Aspek kedua berkaitan dengan seperangkat peraturan dan norma yang

(30)

membentuk perilaku di atas. Hal ini meliputi hokum perusahaan, peraturan perundang-undangan lainnya, standar dan norma, seperti kode etik profesi, pedoman etika korporasi, dan lain-lain. Semua ini disebut aspek normative dari corporate governance dan sasarannya adalah kepatuhan (comformance).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka diperlukan adanya perangkat hokum atau pedoman dalam mengimplementasikan Good Corporate Governance. Di Indonesia, pemerintah melalui Keputusan Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan dan Industri No.Kep/31/M.EKUIN/08/1999, telah membentuk suatu badan yang diberi nama Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG)). Komite Nasional ini bertugas untuk merumuskan dan merekomendasikan kebijakan nasional mengenai pengelolaan perusahaan. Komite Nasional ini telah merumuskan suatu Kerangka Kerja Good Corporate Governance atau Pedoman Good Corporate Governance.

Pedoman Good Corporate Governance yang dikeluarkan KNKCG telah beberapa kali disempurnakan, yakni pada tahun 2001 dan 2006.

Berdasarkan pemikiran bahwa suatu sektor ekonomi tertentu cenderung memiliki karakteristik yang tidak sama, maka pada awal tahun 2004 dikeluarkan Pedoman GCG Perbankan Indonesia.

Industri perbankan Indonesia saat ini terdapat tiga dokumen yang dapat dijadikan acuan penerapan GCG pada bank umum. (Susilo dan Simarmata, 2007:76). Sesuai dengan tahun terbitnya, ketiga dokumen tersebut adalah:

1. “Enhanching Corporate Governance for Banking Organization” yang diterbitkan pertama kali tahun 1999 oleh Basel Committee on Banking Supervisoion, Bank for International Settlement, dan direvisi pada bulan Februari 2006;

(31)

2. “PedomanGood Corporate GovernancePerbankan Indonesia” yang diterbitkan oleh Komite Nasional KebijakanCorporate Governance (KNKCG) pada bulanJanuari 2004;

3. Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 tentangperubahan PBI No.

8/4/PBI/2006 tentangPelaksanaanGood Corporate Governancebagi Bank Umum, yang dikeluarkan pada tanggal 30 Januari dan 5 Oktober 2006.

Pedomandari Basel Committeeeber sifat imperative secara moral, karena anggota Bank for International Settlement (BIS) adalah bank- bank sentral dari berbagai negara, termasuk Bank Indonesia. Pedomandari KNKCG bersifat sukarela dan tidak mempunyai sifat mengikat maupun imperative bagi bank umum serta berfungsi sebagai acuan saja. Sedangkan pedoman penerapan GCG yang diterbitkan Bank Indonesia selaku otoritas pengawas bank di Indonesia mempunyai kekuatan mengikat secara hukum.

Sebagaiamana Peraturan Bank Indonesia yang dikeluarkan mewajibkan Bank Umum melaksanakan GCG. Apabila tidak dipatuhi akan dikenakan sanksi. Namun, sekiranya pedoman tersebut bukan dianggap sebagai tempelan saja, sekedar untuk memenuhi persyaratan seperti yang diunggapkan oleh Arafat (2008:37) bahwa perbankan masih memandang GCG sebatas beban yang merepotkan alias regulation as barrier, sama sekali tidak menyambut GCG sebagai sebuah keniscayaan. Padahal GCG bukansekedar proses dan prosedur control ataupun peraturan „mati‟ an sich.

Lebih dari semua itu pelaksanaan GCG sejati adalah merupakan sebuah produk budaya perusahaan.

Hal lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah penyelarasan dari prinsip-prinsip yang dituangkan dalam pedoman-pedoman GCG di atas

(32)

dengan kebijakan manajemen (management policy) dan pedoman operasional (standard operatingprocedures) lain (Susilo dan Simarmata, 2007:24). Selain itu, perusahaan dapat membuat Code of Corporate and Business Conduct sebagai pedoman bagi seluruh karyawan dan pimpinan perusahaan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari (Effendi, 2005).

Wujudnya berupa kodifikasi kebijakan perusahaan, peraturan pegawai, dan kesepakatan yang telah dibuat bersama antara perusahaan dengan pegawai yang harus dijadikan pedoman sewaktu menjalankan aktivitas perusahaan sesuai dengan prinsip-prinsip GCG. (Arafat, 2008:36)

Susilo dan Simarmata (2007:136) mengemukakan bahwa terdapat tiga kelompok pelaku kegiatan dalam pelaksanaan GCG pada bank umum.

Kelompok pertama terdiri dari organ perseroan dan organ pendukung, atau secara sederhana disebut boards. Kelompok ini terdiri dari RUPS, Direksi, Komisaris, Komite Audit, Komite Nominasi dan Renumerasi, Komite Pemantau Risiko, komite lainnya dari komisaris, bila ada dan Satuan Kerja Audit Intern atau Satuan Pengawas Intern. Sedangkan kelompok kedua merupakan seluruh jajaran karyawan atau disebut sebagai enterprise-wide, yang menjadi sarana Direksi untuk melaksanakan tugas pengelolaan perusahaan. Kelompok ketiga adalah pihak luar atau stakeholders, yaitu regulator, nasabah, dan lain sebagainya yang berinteraksi dengan baik.

Ketiga kelompok pelaku di atas terlibat dalam berbagai aktivitas pelaksanaan GCG untuk memastikan:

1. Kepatuhan (Compliance) terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Setiap kebijakan corporate governance atau kebijakan perusahaan harus mengacu dan tunduk pada berbagai peraturan perundang-undangan yang

(33)

berlaku (regulatory driven).

2. (Comformance) antara berbagai kebijakan corporate governance termasuk pedoman etika usaha dan etika kerja dengan kebijakan manajemen dan berbagai prosedur kerja yang diberlakukan dalam rangka menggerakkan proses bisnis perusahaan. Dalam proses ini, terjadi internalisasi prinsip-prinsip GCG dan nilai-nilai etika kedalam proses bisnis maupun sikap kerja sehari-hari yang pada gilirannya akan muncul suatu budaya GCG dalam perusahaan (ethics driven).

3. Pencapaian kinerja (Performance), baik itu kinerja perusahaan, unit bisnis, departemen, seksi dan seluruh jajaran baik secara kolektif maupun perorangan mulai dari level Komisaris, Direksi, sampai kepada karyawan level paling terendah (market driven).

D. KekhususanGood Corporate Governance pada Bank

Secara sepintas nampaknya penerapan GCG di bank umum tidak berbeda dengan perusahaan lainnya, akan tetapi tidaklah demikian halnya.Good Corporate Governance pada lembaga keuangan, khususnya bank memiliki keunikan bila dibandingkan governace pada lembaga keuangan non bank. Dalam banyak perilaku manajer dan pemilik bank merupakan factor utama yang memerlukan perhatian dalam penerapan GCG. Dalam banyak hal konsep teorike agenan (agency theory) yang sering digunakan dalam penerapan GCG tidak sepenuhnya dapat digunakan dalam industry perbankan.

Susilo dan Simarmata (2007:63) menyatakan bahwa bank pada dasarnya mempunyai dua cirri khas yang tidak terdapat pada jenis industry lainnya yaitu:

(34)

1. Informasi Asimetri dalam Industri Perbankan

Informasi yang asimetri pada industry perbankan mempunyai dimensi dan kompleksitas yang lebih tinggi dari industry lainnya. Asimetri initer jadi diantara deposan, manajer bank, pengurus bank, debitor, pemilik/pemegang saham, bank dan regulator. Semakin besar informasi asimetri antara pihak luar bank dan pihak dalam bank, maka akan semakin sulit bagi pihak luar untuk memonitor kinerja governance bank.

Hal ini menjadi semakin sulit karena deposan dan debitor yang sangat banyak jumlahnya dan tersebar (diffuse). Bila jumlah pemegang saham juga banyak dan tersebar, maka kompleksitasnya akan semakin bertambah. Bila terdapat pemegang saham pengendali yang dominan, pengendalian manajemen akan lebih mudah, akan tetapi juga terdapat bahaya adanya misconduct, fraud atau penyalahgunaan bank dan dana masyarakat untuk kepentingan pribadi atau kelompok usahanya.

Informasi keuangan yang asimetri ini adalah sumber risiko yang tinggi, baik risiko kredit, risiko operasional maupun risiko hokum serta menjadi salah satu sumber utama terjadinya kejahatan perbankan.

2. Peran Regulasi dalam Corporate Governance Perbankan

Peran regulator dalam industri perbankan adalah melakukan kebijakan pengaturan dan pengawasan untuk mewujudkan stabilitas ekonomi nasional yang berkelanjutan melalui sistem kelembagaan perbankan yang lebih kuat, efisien dan bermanfaat. Aturan corporate governance dalam industri umumnya bersifat sukarela (voluntary) dan tidak mencampuri urusan proses governance perusahaan tersebut. Dalam industri perbankan regulasi yang ada mempengaruhi proses governance bank

(35)

secara langsung dan merupakan hal yang harus dipatuhi, karena dinyatakan dalam bentuk peraturan perundang-undangan. Pelanggaran terhadap regulasi tersebut merupakan pelanggaran kepatuhan dan mempunyai ancaman sanksi hukum.

Penerapan GCG perbankan dianggap unik karena memiliki karakteristik yang berbeda dengan perusahaan keuangan jenis lain maupun perusahaan non keuangan. Keunikan perbankan terutama dilihat dari neraca yaitu aset perbankan rata-rata adalah kredit yang sebagian besar bersifat jangka panjang, sedangkan sisi liabilities adalah tabungan dan deposito yang memiliki sifat jangka pendek. Pengelolaan yang tidak hati-hati akan menyebabkan terjadinya mismatch antara aktiva dan pasiva. Terjadinya mismatch dapat menyebabkan pembukuan negatif bagi bank. Penyaluran kredit kepada pihak terkait dapat bersifat positif jika keterkaitan itu meminimkan risiko dan sebaliknya akan bersifat negatif jika justru menambah risiko gagal bayar akibat terjadinya moral hazard.

Bagaimanapun, GCG menjadi kental ketika ada persinggungan kepentingan antara pemilik dan manajemen. (Rofikoh Rokhim, 2006)

E. Implementasi Good Corporate Governance

Pelaksanaan GCG di perbankan adalah penting bagi perbankan untuk melakukan pentahapan yang cermat berdasarkan analisis atas situasi dan kondisi bank, dan tingkat kesiapannya, sehingga penerapan GCG dapat berjalan lancar dan mendapatkan dukungan dari seluruh unsur di dalam bank.

Pedoman GCG Perbankan Indonesia menguraikan bahwa pengaturan dan implementasi GCG memerlukan komitmen dari top

(36)

management dan seluruh jajaran organisasi. Pelaksanaannya dimulai dari penetapan kebijakan dasar (strategic policy) dan kode etik yang harus dipatuhi oleh semua pihak dalam perusahaan. Bagi perbankan Indonesia, kepatuhan terhadap kode etik yang diwujudkan dalam satunya kata dan perbuatan, merupakan faktor penting sebagai landasan penerapan GCG.

Adapun pedoman yang terdapat dalam Pedoman GCG Perbankan Indonesia, adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan GCG dapat dilakukan melalui lima tindakan, yaitu:

a.

Penetapanvisi, misi dan corporate values

b.

Penyusunancorporate governance structure

c.

Pembentukancorporate culture

d.

Penetapansaranapublic disclousures

e.

Penyempurnaan berbagai kebijakan bank sehingga memenuhi prinsip GCG 2. Penetapanvisi, misi dan corporate values merupakan langkah awal yang harus

dilaksanakan dalam penerapan GCG oleh suatu bank.

3. Corporate governance structure dapat diterapkan secara bertahap dan terdiri dari sekurang-kurangnya:

a. Kebijakan corporate governance yang selain memuat visi dan misi bank, juga memuat tekad untuk melaksanakan GCG dan pedoman- pedoman pokok penerapan prinsip GCG yaitu Transparency, Accountability, Responsibility, Independency dan Fairness.

b. Code of Conduct yang memuat pedoman perilaku wajar dan dapat dipercaya dari pimpinan dan karyawan bank.

c. Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris dan Tata TertibKerjaDireksi yang

(37)

memuathak dan kewajiban serta akuntabilitas dari Dewan Komisaris dan Direksi maupun para anggotanya masing-masing.

d. Organisasi yang di dalamnya tercermin adanya risk management, internal control dan compliance.

e. Kebijakanrisk management, audit dan compliance.

f. Human resourse policy yang jelas dan transparan.

g. Corporate plan yang menggambarkanarahjangkapanjang yang jelas.

4. Pembentukan corporate culture untuk memperlancar pencapaian visi dan misi serta implementasi corporate governance structure. Corporate culture terbentuk melalui penetapan prinsip dasar (guilding principles), nilai-nilai (values) dan norma-norma (norms) yang disepakati serta dilaksanakan secara konsisten dengan contoh konkrit dari pimpinan bank. Corporate culture perlu didiskusikan secara berkesinambungan dan ditunjang oleh social communication.

5. Pembentukan pola dan sasaran disclousure sangat diperlukan sebagai bagian dari akuntabilitas bank kepada stakeholders. Sarana disclousure dapat melalui laporan tahunan (annual report), situs internet (website), review pelaksanaan GCG dan sarana lainnya.

Tahapan implementasi GCG yang diungkapkan oleh Arafat (2008:172) meliputi 5 langkah strategis yang dapat ditempuh untuk meretas dan meniti “The GCG Ways” sebagaiberikut:

1) Membangun Awareness

Membangun awareness dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan

(38)

(inhouse training) agar segenap jajaran dan jenjang organisasi di suatu perusahaan mendapat pemahaman dan pengetahuan utuh berkenaan dengan segala sesuatu tentang GCG. Efektivitas implementasi GCG tidak akan dapat tercapai dengan baik jika hal ini tidak terpenuhi.

2) Membangun Manual

Bekal pengetahuan dan pemahaman yang utuhserta – yang terpenting – sangat menyadari keniscayaan implementasi GCG yang diperoleh dari pelatihan maka suatu perusahaan dapat melakukan workshop dengan focus untuk membangun manual GCG. Manual GCG tersebut minimal telah mengakomodir semua ketentuan yang telah ditetapkan oleh lembaga otoritas yang mengatur industri yang bersangkutan. Tersedianya manual GCG bagi suatu perusahaan sangat diperlukan sebagai pedoman dasar ketika melaksanakan GCG di lapangan bagi semua tingkatan dan jenjang organisasi.

3) Benchmarking

Agar lebih meyakinkan bahwa Manual GCG yang telah dibuat suatu perusahaan telah sesuai dengan best practice maka harus dilakukan proses benchmarking. Tujuan benchmarking tersebut adalah untuk memahami dan mengevaluasi posisi dari bisnis yang dilakukan oleh suatu organisasi yang berhubungan dengan best practice dan untuk mengidentifikasi area-area yang dibutuhkan sehingga dapat dipahami dengan baik dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi tersebut.

4) Pengembangan Software

Sangat sulit, rumit dan peliknya manajemen dan person yang menjadi coordinator implementasi GCG di suatu perusahaan ketika melakukan

(39)

koordinasi, evaluasi dan monitoring terhadap pelaksanaan GCG tanpa bantuan sebuah tools, berupa software. Oleh karena itu, mengembangkan software untuk mendukung efektifitas implementasi GCG sangat dibutuhkan.

Keempat langkah di atas merupakan cara strategis untuk membangun sistem kontrol yang dapat ditempuh oleh suatu perusahaan di dalam mengimplementasikan GCG.

5) Transformasi Budaya Kerja

Membangun sistem control saja belum cukup untuk dapat mengimplementasikan GCG dengan baik. Oleh karena itu, harus dibumikan budaya kerja GCG. Singkat kata, harus dilakukan proses transformasi budaya kerja atau membumikan budaya kerja yang mengado psiprinsip-prinsip GCG dengan cara berikut ini:

a. Melakukan paradigm shift dengan melaksanakan Sembilan langkah transformasi budaya kerja perbankan, yang meliputi:

a) Terapi budaya kerja

b) Inventaris & kodifikasi nilai budaya kerja c) Evaluasi dan analisis

d) Rumuskan nilai budaya kerja kunci e) Tentukan “gap” budayakerja f) Uji sampelrepresentatif

g) Tanamkannilaibudayakerjabaru h) Lakukanpengendalian

b. Membangun atau menetapkan Corporate Code of Conduct. Hal ini harus

(40)

dilakukan karena kebutuhan implementasi harus membumi dan terukur.

Salah satu caranya adalah melalui penyempurnaan dan implementasi Corporate Code of Conduct baik bagi board (komisaris dan direksi) maupun pegawai. Tujuan penyempurnaan dan implementasi Corporate Code of Conduct adalah membangun komitmen segenap jajaran perusahaan untuk mengaplikasikan GCG dalam mencapai keuntungan jangka panjang bagi perusahaan. Dengan ungkapan lain dapat dikatakan bahwa untuk mewujudkan apa yang dipahami sebagai GCG kedalam bentuk kongkret, suatu perusahaan perlu merumuskan dan menerapkan nilai-nilai etika berusaha sesuai dengan prinsip-prinsip GCG dan budaya perusahaan yang dimilikinya kedalam panduan etia alias Corporate Code of Conduct.

F. PenelitianTerdahulu

Sulvianti dan Kurnia (2013) melakukan penelitian mengenai Implemetasi PrinsipGood Corporate Governance (GCG) Pada PT. Pelita Jaya Prima di Tarakan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui langkah- langkah yang sedang dan akan dilakukan PT. Pelita Jaya Prima serta memberikan konsep hukum agar melaksanakan asas Good Corporate Governance dengan baik dan unutuk mengidentifikasi peranan asas Good Corporate Governance di PT Pelita Jaya Prima di Tarakan berikutkendala yang di hadapi. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif-Kualitatif yang artinya menganalisis dan memberikan gambaran apa yang diperoleh penulis dalam lapanagan yang diambil dari metode pengumpulan data-data di lapangan kemudian dianalisis dan diberi gambaran sesuai dengan data hasil kajian pustakaserta data-data dari hasil wawanca. Hasil penelitian PT. Pelita Jaya Prima belum melaksanakan

(41)

prinsip-prinsip Good Corporate Governance dengan sempurna pada perusahaannya, karenadireksi (direkturutama) masih melanggar beberapa prinsip-prinsip tersebut yaitu; prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, yang juga telah melanggar pasal 97 undang-undangNomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Tadikapury (2011) meneliti mengenai penerapan Good Corporate Governance Pada PT. Bank X TBK Kanwil X, dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis deskriptik. Hasil penelitian menunjukan adanya peranan penting antara prinsip-prinsip GCG yang ada dalam perusahaan dimana dengan penerapan prinsip GCG maka diyakini akan menolong perusahaan secara umum dan perekonomian secara khusus.

Gunawan, dkk(2013) meneliti Implementasi Prinsip-Prinsip Goood Corporate Governance Pada Perusahaan Keluaraga. Dalam penelitian metode analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan melakukan pengumpulan dta menggunakan metode wawancara dan keabsahan data menggunakan trianggulasi sumber. Dari hasil penelitian ini penerapan prinsip-prinsip good corporate governance di PT. Gapura Fiberglass sudah baik. Saran untuk perusahaan lebih mengoptimakan prinsip accountability dan responsibility untuk kesuksesan perusahaan di masa mendatang.

Furqani dan Andini (2011) melakukan penelitian mengenai iImplementasi Good Corporate Governance (GCG) Pada BUMD Kabupaten Sumenep (Studi Pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Bhakti Sumekar Sumenep). Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan Implementasi Good Corporate Governance (GCG) Bank BPRS Bhakti Sumekar sebagai salah satu BUS. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif

(42)

dengan pendekatan deskriptif. Dalam studi kasus ini menggambarkan Implementasi Good Corporate Governance (GCG) di PT. BPRS Bhakti Sumekar. Peneliti dalam pengumpulan data menggunakan teknik pengumpulan data, wawancara, dan dokumentasi. PT. BPRS Bhakti Sumekar belum sepenuhnya melakukan prinsip-prinsipGood Corporate Governance (GCG) denganbaik. Lima prinsip tata kelola yang baikyaituTransparency (keterbukaaninformasi), accountability (akuntabilitas), Responsibility (pertanggungjawaban), independency (kemandirian), dan fairness (keadilan), khususnya yang perlu diperbaiki dalam akuntabilitas pelanggaran di titik Kode Etik.

Wagner (2016) melakukan penelitian mengenai Corporate Governance and CEO Turnover Decisions. Penelitian ini memberikan analisis lintas negara untuk menentukan apakah pergantian CEO adalah perangkat pendisiplinan kredibel untuk manajer, apakah itu efektif dalam memberikan peningkatan kinerja, dan apakah pemerintahan yang lebih baik meningkatkan kredibilitas dan efektivitas omset CEO. Analisis ini didasarkan pada panel rinci 5.300 CEO tahun dan mencakup dua sistem-keuangan jelas berbeda dengan U.K. dan Jerman-selama periode 1995-2005. Kami menemukan bahwa CEO menghadapi ancaman yang kredibel yang dihapus karena kinerja yang kurang dan yang mempekerjakan CEO baru efektif dalam mewujudkan perbaikan profitabilitas besar di tahun-tahun berikutnya.

Kami juga menemukan kedua relasi menjadi hampir identik di kedua negara, meskipun ada perbedaan tata struktural besar. Selanjutnya, kami mempertimbangkan sejumlah besar mekanisme governance spesifik perusahaan yang sebelumnya diusulkan sebagai indikator pemerintahan

(43)

yang lebih baik dan tidak menemukan bukti bahwa salah satu dari mereka meningkatkan hubungan yang diamati antara kinerja perusahaan dan omset CEO. Secara bersama-sama, hasil kami menunjukkan bahwa mengganti CEO merupakan komponen penting dari perputaran sukses di perusahaan berkinerja dan bahwa mekanisme ekonomi ini muncul untuk bekerja cara dalam hampir identik di pasar keuangan yang sangat berbeda, dan di seluruh perusahaan dengan kualitas yang sangat berbeda dari pemerintahan.

Susanto (2015) melakukan penelitian mengenai Influence The Quality Of Accounting Information On The Implementation Good Study Program Governance. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas informasi akuntansi pada pelaksanaan good governance program studi. Unit analisis dalam penelitian ini adalah kepala program studi, sekretaris program studi, staf akuntansi, dosen dan mahasiswa pendidikan tinggi di Bandung-Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas informasi akuntansi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanaan tata kelola program studi yang baik. Selain itu ditemukan bahwa kualitas informasi akuntansi memiliki implikasi untuk tata kelola program studi yang baik.

Krisna (2016), melakukan penelitian mengenai Implementasi Good Corporate Governance Pada Perusahaan BUMN (Studi Kasus Pada PT.

PLN Persero). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Implementasi GCG pada perusahaan BUMN (Studi Kasus PT. PLN Persero), metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian membuktikan bahwa Implementasi Good Corporate Governance yang dilaksanakan oleh

(44)

perusahaan BUMN (Studi Kasus PT. PLN Persero) telah sesuai dengan standar yang dilaksanakn di Indonesia

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Bentuk Mapping No Nama Peneliti JudulPenelitian Hasil Penelitian

1. Sulvianti dan Kurnia (2013)

Implemetasi Prinsip Good Corporate Governance (GCG) Pada PT. Pelita Jaya Prima di Tarakan.

Hasil penelitiannya menyatakan bahwa PT. Pelita Jaya Prima belum melaksanakan prinsip- prinsip Good Corporate Governance dengan sempurna pada perusahaannya,

2 Tadikapury (2011)

Implementasi Good Corporate

Governance Pada PT. Bank X TBK Kanwil X

Hasil Penelitian menunjukan adanya peranan penting antara prinsip-prinsip GCG yang ada pada Perusahaan dimana dengan penerapan prinsip GCG maka diyakini akan menolong perusahaan secara umum dan perekonomian secara khusus.

3 Gunawan, dkk (2013)

Implementasi Prinsip- Prinsip Good

Corporate

Governance Pada Perusahaan Keluarga

Hasil penelitianini, penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance di PT. Gapura Fiberglass sudah baik.

(45)

4 Furqani dan Andini (2009)

Implementasi Good Corporate

Governance (GCG) Pada BUMD

Kabupaten Sumenep (Studi Pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Bhakti Sumekar Sumenep).

PT. BPRS Bhakti Sumekar belum sepenuhnya melakukan prinsip- prinsip Good Corporate

Governance (GCG) dengan baik.

5 Krisna (2016) Implementasi Good Corporate

Governance Pada Perusahaan

BUMN(Studi Kasus PT. PLN Persero)

Hasil Penelitian membuktikan bahwa Implementasi Good Corporate Governance yang dilaksanakan oleh perusahaan BUMN (Studi Kasus PT. PLN Persero) telah sesuai dengan dengan standar GCG yang dilaksanakan di Indonesia 6 Wagner (2016) Corporate

Governance and CEO Turnover Decisions.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengganti CEO

merupakan komponen penting dari perputaran sukses di perusahaan berkinerja dan bahwa mekanisme ekonomi ini

(46)

muncul untuk bekerja cara dalam hampir identik di pasar keuangan yang sangat berbeda, dan di seluruh perusahaan dengan kualitas yang sangat berbeda dari pemerintahan.

7. Susanto (2015) Influence The Quality Of Accounting

Information On The Implementation Good Study Program Governance.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas informasi akuntansi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

pelaksanaan tata kelola program studi yang baik. Selain itu

ditemukan bahwa kualitas informasi akuntansi memiliki implikasi untuk tata kelola program studi yang baik.

G. Kerangka Konseptual

penelitian ini untuk menganalisis implementasi Good Corporate Governance Pada PT. Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang variabel dalam penelitian ini adalah GCG. Keterkaitan variabel dalam penelitian ini akan dinyatakan :

(47)

Hasil Penelitian Metode Analisis

Good Corporate Governance (GCG)

1. Keterbukaan 2. Akuntabilitas

3. Pertanggungjawaban 4. Independensi

5. Kewajaran

Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 adalah hasil visualisasi logika hubungan anatara variabel- variabel penelitian ini. Terdapat sebuah variabel yaitu Good Corporate Governanace yang mengrah pada pengelolaan sempurna untuk perusahaan. Dari hasil kerngka konseptual dapat disimpulkan bagaimana Implementasi Good Corporate Govrnance Pada PT. Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang

H. Hipotesis

“diduga bahwa Good Corporate Governance (GCG) telah diimplementasikan pada dengan baik pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang”

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.

Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis,dan terencana hingga pembuatan desaian penelitiannya. Menurut (Sugiyono 2013:13) metode penelitian luantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan filsafat positivism, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Adapun pengertian deskriptif menurut (Sugiyono 2013:29) metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

penelitian ini dilakukan pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang yang beralamat di Jalan Sultan Hasanuddin No. 5 Enrekang, dan waktu penelitian di rencanakan selama kurang lebih 2 bulan antara bulan November sampai Januari.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

31

(49)

1. Good Corporate Governance adalah suatu system pengelolaan bank yang dirancang untuk meningkatkan kinerja bank, melindungi kepentingan stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang- undangan serta nilai-nilai etika yang berlaku secara umum.

2. Keterbukaan (transparency) adalah system pengelolaan bank yang dilaksanakan berdasarkan prinsip keterbukaan dalam pengungkapan informasi yang materil dan relevan mengenai Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang,

3. Akuntabilitas (accountability) adalah system pengelolaan bank yang menetapkan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung jawaban organ Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang sehingga pengelolaan bank terlaksana secara efektif

4. Pertanggungjawaban (responsibility) adalah system pengelolaan Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang berdasarkan peraturan perundang- undangan dan prinsip- prinsip perbankan yang sehat,

5. Independensi (independency) adalah system pengelolaan Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip perbankan yang sehat, 6. Kewajaran (fairness) adalah system pengelolaan Bank Sulsebar Kabupaten

Enrekang berdasarkan asas keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan-peraturan yang berlaku serta prinsip-prinsip perbankan yang sehat

(50)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Indikator Skala

Pengukuran Good

Corporate Governance

Suatu sistem pengelolaan bank yang dirancang untuk meningkatkan kinerja bank, melindungi kepentingan stakeholders dan

meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan serta nilai-nilai etika yang berlaku secara umum.

 Keterbukaan (transparency)

 Akuntabilitas (accountability)

 Pertanggung- jawaban (responsibility)

 Independensi (independency)

 Kewajaran (fairness)

Ordinal

D. Jenis dan Sumber Data

Secara garis besar data yang di gunakan dalam penelitian ini berupa data Primer, yaitu data-data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian berupa jawaban kuisioner dari responden.

E. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jajaran Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang.Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan tujuan untuk medapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria sampel yang dimaksud:

1. Responden berasal dari jajaran bank pada kantor Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang

2. Responden merupakan pihak- pihak memastikan implementasi prinsip-prinsip

(51)

𝑃 =

𝐾𝑁

× 100%

GCG pada Bank SulselbarKabupaten Enrekang

Berdasarkan kriteria tersebut dan kondisi yang ada pada Sulselbar Kabupaten Enrekang, maka responden dalam penelitian ini meliputi Dewan Komisaris, Komite- komite, Dewan Direksi, Divisi-divisi yang terkait dengan pelaksanaan GCG pada Bank Sulselbar Kabupaten Enrekang (Divisi Manajemen Risiko dan Kepatuhan, Satuan Kerja Audit Intern, dan Biro Direksi), yang seluruhnya berjumlah 30 orang.

F. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini mengguanakan Kuisioner yaitu suatu daftar yang berisi rangkaian pertanyaan tertulis yang digunakan untuk mengehui tanggapan responden terhadap masalah penelitian yang dikaji.

G. Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Deskriptif dengan cara memberikan penjelasan mengenai implementasi GCG pada Sulselbar Kabupaten Enrekang berdasarkan persentase jawaban responden pada masing- masing pernyataan dalam kuisioner yang dirumuskan sebagai berikut:

Dimana:

P = Persentase yang diharapkan

N = jumlah skor GCG yang diharapkan

(52)

K = jumlah skor GCG yang diperoleh

Selanjutnya untuk mengukur tingkat implementasi GCG, yakni dengan skala interval sebagai berikut:

81 – 100 (sangatkuat)

61 – 80 (kuat)

41 – 60 (cukup)

21 - 40 (lemah)

0 - 20 (sangat lemah)

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian implementasi Good Corporate Governance (GCG) pada BMT-UGT Sidogiri cabang Pringsewu dalam pengelolaan manajemen risiko menurut perspektif ekonomi Islam dapat

Tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) sangatlah penting bagi dunia usaha khususnya Perseroan Terbatas. Good Cor- porate Governance dapat

“PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Study Empiris Pada

Bank dalam penerapan Good Corporate Governance (GCG) secara umum sangat baik pada Pemenuhan Prinsip Syariah BPRS dalam Pelaksanan Kegiatan Penghimpunan Dana, Penyaluran

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK PEMERINTAH SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI KEBIJAKAN GOOD CORPORATE..

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN PARTICIPANT CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX (CGPI) YANG.. LISTING

Hudan Diandono 2012 Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance GCG terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan yang masuk kelompok Jakarta Islamic Index JII Periode

Berdasarkan pada empat prinsip yang terdapat dalam Good Corporate Governance GCG yaitu Transparency keterbukaan, Accouontability akuntabilitas, Respobsibility tanggungjawab dan