• Tidak ada hasil yang ditemukan

Scanned with CamScanner

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Scanned with CamScanner"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

(2)
(3)

PEMERINTAH KABUPATEN SOLOK

Jl. Raya Koto Baru Telp. (0755) 20830 Fax. (0755)20830

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK KELUARGA BERENCANA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN

PERLINDUNGAN ANAK

NOMOR : 800/ 23 /DPPKBP3A-2018

T E N T A N G

PENETAPAN RENCANA STRATEGIS

DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK KELUARGA BERENCANA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

KABUPATEN SOLOK TAHUN 2016 - 2021

KEPALA DPPKBP3A KABUPATEN SOLOK,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016 – 2021 tanggal 27 Mei 2016, maka Badan Perencanaan Pembangunan Daerah menyusun Rencana Strategis (Renstra) tahun 2016 – 2021;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Solok tentang penetapan Rencana Strategis Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Solok Tahun 2016 – 2021;

Meningingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang

Pembentukan Daerah Otonom dalam Lingkungan Daerah

Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1956 Nomor 25);

(4)

3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287);

6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

7. Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4419);

8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

9. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4635);

10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

11. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Penghapusan Tindak Pidana Pedagangan Orang (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4635);

12. Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang

Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga

(5)

13. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

14. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

17. Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5080);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Kerjasama Pemulihan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang

Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 99, Tambahan Lembaran

(6)

20. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Pereturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);

23. Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Propinsi Sumatera Barat Tahun 2005- 2025 (Lembaran Daerah Propinsi Sumatera Barat Tahun 2005 Nomor 7);

24. Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 4 Tahun 2005 tentang Recana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Solok Tahun 2006-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Solok Tahun 2005 Nomor 28);

25. Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 7 Tahun 2015 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Solok Tahun 2015 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Solok Nomor 64);

26. Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 4 Tahun 2016

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Kabupaten Solok Tahun 2016 – 2021;

(7)
(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rencana Strategis ( Renstra ) Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ( DPPKBP3A ) Kabupaten Solok Tahun 2016-2021 merupakan dokumen perencanaan resmi daerah untuk mengarahkan pelayanan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan pembangunan daerah pada umumnya dalam jangka 5 (lima) tahun kedepan.

Renstra ini berisi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi OPD yang mendukung pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Solok Tahun 2016-2021 dan bersifat indikatif.

Renstra Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam Pembangunan Daerah Tahun 2016- 2021 secara umum berfungsi sebagai :

1. Sebagai Acuan pelaksanaan kegiatan pembangunan pada Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

2. Sebagai Acuan Penyusunan Rencana Kerja untuk tahun berikutnya.

Proses penyusunan Renstra DPPKBP3A Kabupaten Solok yang memiliki nilai strategis dan penting, antara lain :

1. Rencana Strategis ( Renstra ) merupakan dokumen yang menjadi pedoman Organisasi Perangkat Daerah ( OPD ) selama 5 ( lima ) tahun sebagai penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ).

2. Renstra merupakan dokumen yang akan menjadi pedoman dalam Penyusunan Rencana Kerja ( Renja ) Organisasi Perangkat daerah ( OPD ).

3. Rencana Strategis ( Renstra ) menjadi alat instrumen pengendalian bagi satuan Pengawas Internal ( SPI ) Organisasi perengkat daerah ( OPD ) agar pelaksanaan pembangunan jangka menengah dan tahunan daerah mengarah pada pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ).

4. Rencana Strategis ( Renstra ) menjadi alat instrumen mengukur tingkat pencapaian kinerja Kepala Organisasi Perangkat Daerah ( OPD ) untuk

(9)

pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan lingkup tugas dan fungsi Organisasi Perangkat Daerah ( OPD ).

Renstra OPD merupakan penjabaran teknis rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ) yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dalam menentukan arah kebijakan serta indikasi program dan kegiatan setiap urusan bidang dan/atau fungsi pemerintahan untuk jangka waktu 5 ( lima ) tahunan. Rencana Strategis ( Renstra ) akan memberikan pedoman dan arah dalam mendukung pencapaian target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Solok Tahun 2016-2021 yang telah ditetapkan melalui Peraturan daerah Kabupaten Solok Nomor 4 tahun 2016.

Renstra OPD memiliki keterkaitan dengan dokumen perencanaan baik ditingkat nasional, provinsi maupun Kabupaten/Kota. Keterkaitan Renstra OPD dengan RPJMD, Renstra K/L dan Renstra OPD Provinsi, dan dengan Renja OPD diuraikan sebagai berikut. Penyusunan Renstra OPD mengacu pada tugas dan fungsi OPD sesuai dengan Peraturan Daerah tentang OPD Kabupaten Solok, Peraturan Kepala Daerah Kabupaten Solok tentang Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah (OPD), RPJMD Kabupaten Solok, dan memperhatikan Renstra Kementerian/Lembaga, Renstra Perangkat Daerah Provinsi, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi/Kabupaten Solok, dan Hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD Provinsi/Kabupaten Solok.

Keterkaitan antar dokumen perencanaan dengan Rencana Strategis OPD Tahun 2016-2021 tergambar dari arah kebijakan RPJMD Kabupaten Solok Tahun 2016-2021 yang di tuangkan melalui program dan kegiatan serta mengacu pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana ditunjukkan dalam gambar di bawah ini yang menunjukkan hubungan antara dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran.

Tahapan penyusunan rancangan Renstra Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Solok dapat digambarkan dalam bagan alir sebagai berikut:

(10)

Gambar 1.1

Keterkaitan Dokumen Perencanaan

1. Keterkaitan Renstra OPD dengan RPJMD

Renstra OPD merupakan penjabaran teknis RPJMD yang disusun oleh stiap OPD dibawah koordinasi Barenlitbang Kabupaten Solok. Visi,misi, tujuan,strategi dan kebijakan dalam Renstra OPD dirumuskan dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran program yang ditetapkan dalam RPJMD yang sejalan dengan visi Bupati dan Wakil Bupati dalam RPJMD

2. Keterkaitan Renstra OPD dengan Renstra K/L

Keterbatasan anggaran yang tersedia di daerah, menuntut kita untuk bisa menelaah dan mengkaji program/kegiatan yang tertuang pada Renstra K/L.

Hal ini bertujuan untuk mensinkronkan kegiatan yang bisa dibiayai dengan dana APBN untuk pelaksanaan program dan kegiatan di daerah.

3. Keterkaitan Renstra OPD dengan Provinsi/Kabupaten/Kota

Sama halnya dengan Renstra K/L, penyusunan Renstra OPD juga harus disertai dengan telaah Renstra propinsi. Hal ini juga dimaksudkan untuk melihat program/kegiatan yang bisa dibiayai dengan dana APBD Tingkat Propinsi.

(11)

Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Solok dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Solok. Ini merupakan bukti keseriusan Pemerintah dalam melaksanakan Program Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Kabupaten Solok.

Sejalan dengan pokok-pokok kebijakan dan arah pembangunan daerah yang tertuang dalam RPJMD tahun 2016-2021, Dinas PPKB dan P3A Kabupaten Solok berkewajiban menyusun Rencana Strategis yang memuat Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program, dan Kegiatan pembangunan yang disusun dan mengacu pada RPJMD Pemerintah Kabupaten Solok Tahun 2016-2021 dan bersifat indikatif. Bersifat indikatif berarti informasi, baik tentang sumber daya yang diperlukan maupun keluaran dan dampak yang tercantum dalam dokumen Renstra hanya merupakan indikasi hendak dicapai dan bersifat tidak kaku.

Renstra ini juga sebagai acuan implementatif bagi seluruh Pegawai Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Solok dalam rangka melaksanakan dan meningkatkan tugas pokok dan fungsinya.

1.2. Landasan Hukum

Landasan Hukum Penyusunan Renstra Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2016 – 2021 adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Barat ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25);

2. Undang – undang Nomor 7 tahun 1984 tentang Ratifikasi Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi dan Kekerasan terhadap Perempuan(Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3277);

3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886);

4. Undang – undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak;

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

(12)

6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4419;

8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

10. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4635);

11. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

12. Undang-Undang Nomor 21 tahun 2007 tentang Penghapusan Tindak Pidana Pedagangan Orang (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4635);

13. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

14. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4928);

15. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Ratifikasi Konvensi PBB Menentang Tindak Pidana Transnasional yang Terorganisir (UNLA TOL) (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4960 );

16. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2009 tentang Pengesahan Protokol Mencegah, Menindak dan Menghukum Perdagangan Orang terutama Perempuan dan Anak (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4990);

17. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2009 tentang Pengesahan Protokol Menentang Penyelundupan Migran Melalui Darat, Laut dan Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 54);

(13)

18. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

19. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5080);

20. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

21. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5332);

22. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dua kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

23. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

24. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140);

25. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

26. Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 2006 tentang Penyelenggaraan dan Kerjasama Pemulihan Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5606);

27. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

28. Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2008 tentang Tatacara dan Mekanisme Pelayanan Terpadu bagi Saksi dan/atau korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4818);

(14)

29. Peraturan Presiden Nomor 69 tahun 2008 tentang Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan tindak Pidana Perdagangan Orang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 162);

30. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pedoman Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

31. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

32. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4698);

33. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

34. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123);

35. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 3);

36. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarustamaan Gender dalam Pembangunan Nasional;

37. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

38. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan

(15)

Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

39. Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Propinsi Sumatera Barat Tahun 2005 – 2025;

40. Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 4 Tahun 2005 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah kabupaten Solok Tahun 2006-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Solok Tahun 2005 Nomor 28);

41. Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 1 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Solok Tahun 2012-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Solok Nomor 52);

42. Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 7 Tahun 2015 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan dan Penanggaran Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Solok Tahun 2015 Nomor 7, Tambahan Lembaran daerah Kabupaten Solok Nomor 64);

43. Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Solok Tahun 2016-2021;

44. Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah;

45. Peraturan Bupati Kabupaten Solok Nomor 41 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta tata kerja Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Renstra Dinas PPKB Dan P3A memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat strategis. Renstra Dinas PPKB dan P3A menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) Dinas PPKB dan P3A yang disusun setiap tahun selama kurun waktu lima tahun. Selain itu Renstra Dinas PPKB dan P3A menjadi acuan dalam pengendalian dan evaluasi pembangunan pada Dinas PPKB dan P3A, baik evaluasi Renstra maupun evaluasi Renja Dinas PPKB dan P3A.

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dari Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak adalah menyediakan dokumen perencanaan Dinas

(16)

Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk kurun waktu lima tahun yang mencakup gambaran kinerja, permasalahan, isu strategis tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sebagai penjabaran dari RPJMD sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Pengendalian Penduduk.

Tujuan dari penyusunan Renstra Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yaitu sebagai berikut:

1) Memberikan arahan tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan selama kurun waktu lima tahun dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam mendukung Visi dan Misi kepala daerah

2) Menyediakan tolok ukur kinerja pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Pengendalian Penduduk untuk kurun waktu tahun lima tahun dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya sebagai dasar dalam melakukan pengendalian dan evaluasi kinerja Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

3) Memberikan pedoman bagi seluruh aparatur dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang merupakan dokumen perencanaan Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tahunan dalam kurun waktu lima tahun.

1.4. Sistematika Penulisan

Rencana Strategis Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2016-2021 disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan.

Bab ini berisi tentang latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, sistematika penulisan Rencana Strategis Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

(17)

Bab II Gambaran Pelayanan Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Bab ini berisi tentang tugas, fungsi, dan struktur organisasi Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Sumber Daya Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kinerja Pelayanan Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Bab III Permasalahan Dan Isu-isu Strategis Dinas Pengendalian Penduduk Keluara Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Bab ini berisi tentang Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih, Telahaan Renstra Kementerian/lembaga dan Renstra, Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), dan Penentuan Isu-isu Strategis.

Bab IV Tujuan dan Sasaran.

Bab ini berisi tentang Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Aank.

Bab V Strategi dan Arah Kebijakan.

Bab ini berisi tentang Strategi dan Kebijakan Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Bab VI Rencana Program dan Kegiatan Serta Pendanaan.

Bab ini berisi tentang Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif.

(18)

Bab VII Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan.

Bab ini berisi tentang Indikator Kinerja Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD.

Bab VIII Penutup

Bab ini berisi tentang pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan Renstra Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

(19)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK KEUARGA BERENCANA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN

PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN SOLOK

2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Solok yang secara umum mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan Urusan Pemerintahan dan Tugas Pembantuan Bidang Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana dan Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Solok mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Perumusan Kebijakan di Bidang Pengendalian Penduduk dan Kkeluarga Berencana dan Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;

2. Pelaksanaan Kebijakan di Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dan Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;

3. Pelaksanaan Evaluasi dan Pelaporan di Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dan Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;

4. Pelaksanaan Administrasi Dinas PPKB dan P3A; dan

5. Pelaksanaan Fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Berdasarkan Peraturan Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Solok Nomor 41 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah Kabupaten Solok, maka Sususan Struktur Organisasi Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Solok terdiri dari Kepala, Sekretariat dan 3 Bidang yang masing-masingnya dipimpin oleh Sekretaris dan Kepala Bidang, 2 Sub Bagian yang dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, dan 9 Seksi yang dipimpin oleh Kepala Seksi dengan uraian sebagai berikut :

(20)

a. Kepala Dinas

b. Sekretariat terdiri dari :

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 2. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan

c. Bidang Pengendalian Penduduk, Penyuluhan, data dan Informasi terdiri dari :

1. Seksi Pengendalian Penduduk dan Informasi Keluarga 2. Seksi Penyuluhan dan Pendayagunaan Lini Lapangan 3. Seksi Informasi dan Data

d. Bidang Keluarga Berencana, Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga terdiri dari :

1. Seksi Jaminan Pelayanan ber-KB

2. Seksi Kesertaan ber-KB, Ketahahan dan Kesejahteraan Keluarga 3. Seksi Advokasi dan Kesehatan Reproduksi Remaja

e. Bidang Pemberdayan Perempuan dan Perlindungan Anak terdiri dari : 1. Seksi Kualitas Perempuan dan Perlindungan Anak

2. Seksi Pemenuhan Hak Anak

3. Seksi Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Khusus

Tugas Pokok dan Fungsi Eselon III dan IV Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Solok sebagai berikut :

a. Kepala Dinas

Kepala Dinas PPKB dan P3A yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

b. Sekretariat

Sekretariat mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Penyusunan Program dan Anggaran meliputi Penyusunan Renstra, Renja dan RKA.

b. Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Yang Meliputi Ketatausahaan, Kepgawaian, Rumah Tangga, Hukum, Organisasi dan Hubungan Masyarakat; dan

c. Penyelenggaraan Urusan Keuangan dan Kelengkapan yang meliputi Perbendaharaan, Pendapatan, Pengelolaan Barang Milik Daerah, Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan, Monitoring dan Pelaporan.

(21)

Sekretariat Terdiri dari :

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas :

a. Menghimpun peraturan perundang-undangan, mengolah data dan informasi, petunjuk teknis yang berhubungan dengan ketatausahaan, rumah tangga, perlengkapan dan kepegawaian sebagai pedoman kerja;

b. Menginventarisasi permasalahan yang berhubungan dengan ketatausahaan, rumah tangga, perlengkapan dan kepegawaian serta menyiapkan bahan untuk pemecahan masalah;

c. Menyusun program dan kegiatan dengan berpedoma kepada Renstra;

d. Mengusulkan pejabat pengelola keuangan;

e. Menyusun dan melaksanakan pengadaan barang/ jasa dan pengelolaan barang milik daerah;

f. Mengatur penggunaan alat tulis kantor, inventaris dan kepustakaan;

g. Melaksanakan administrasi, penggandaan dan pendistribusian surat masuk, surat keluar, perjalanan dinas, penyimpanan berkas kerja, kepegawaian, data dan bahan serta keprotokoleran;

h. Menyiapkan dan melaksanakan urusan hukum, organisasi dan hubungan masyarakat;

i. Mengelola administrasi kepegawaian, menyusun Daftar Urut Kepangkatan (DUK) dan Bezzetting Pegawai, formasi pegawai, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, pensiun, cuti, kartu pegawai, kartu istri/kartu suami dan kartu TASPEN, tugas belajar, izin belajar, pendidikan dan pelatihan (Diklat) struktural dan fungsional;

j. Menyiapkan bahan pembinaan dan pengembangan sumber daya aparatur;

k. Menyiapkan dan menyampaikan bahan pemberian penghargaan (reward) dan pemberian hukuman disiplin ( punishment);

l. Melaksanakan tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan;

m. Menjaga dan memelihara kebersihan, ketertiban, keindahan, kenyamanan, kelestarian lingkungan dan keamanan kantor;

n. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan.

(22)

b. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas : a. Menghimpun peraturan perundang-undangan, mengolah data

dan informasi, petunjuk teknis yang berhubungan dengan ketatausahaan, rumah tangga, perlengkapan dan kepegawaian sebagai pedoman kerja;

b. Menginventarisasi permasalahan yang berhubungan dengan ketatausahaan, rumah tangga, perlengkapan dan kepegawaian serta menyiapkan bahan untuk pemecahan masalah;

c. Menyusun program dan kegiatan dengan berpedoman kepada Renstra;

d. Menyiapkan data statistik;

e. Menghimpun, mengkoordinasikan dan menyingkronkan perencanaan satuan kerja;

f. Melaksanakan penatausahaan keuangan dan perbendaharaan;

g. Melaksanakan verifikasi dan akuntansi keuangan;

h. Menyiapkan laporan keuangan;

i. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan;

j. Mengumpulkan, menghimpun, mengkoordinasikan dan membuat laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan; dan

k. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan.

c. Bidang Pengendalian Penduduk, Penyuluhan, Data dan Informasi mempunyai fungsi :

a. Penyusunan dan Penetapan Kebijakan Teknis Daerah Bidang Pengendalian Penduduk, Penyuluhan, Data dan Informasi;

b. Perencanaan dan penyusunan program dan kegiatan tahunan bidang pengendalian penduduk, penyuluhan, data dan informasi sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

c. Pelaksanaan pemaduan dan sinkronisasi kebijakan pemerintah daerah dalam rangka pengendalian kuantitas penduduk agar kuantitas penduduk sesuai dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan;

d. Pelaksanaan pemetaan perkiraan (paramenter) pengendalian penduduk melalui penetapan perkiraan angka fertilita, motalitas, dan mobilitas penduduk;

e. Pelaksanaan kebijakan pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan di bidang penyuluha, advokasi dan penggerakan;

(23)

f. Pelaksanaan pendayagunaan tenaga penyuluh keluarga berencana dan petugas keluarga berencana ( PKB ) / penyuluhan lapangan keluarga berencana ( PLKB );

g. Pelaksanaan bimbingan teknis dan fasilitas bidang pengendalian penduduk, penyuluhan, data dan informasi; dan

h. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kegiatan serta koordinasi dalam pelaksanaan tugas.

Bidang Pengendalian Penduduk, Penyuluhan, Data dan Informasi membawahi tiga seksi yaitu :

1. Seksi Pengendalian Penduduk dan Informasi Keluarga mempunyai fungsi :

a. Menghimpun dan mengolah peraturan perundang-undangan, petunjuk teknis, data dan informasi serta bahan lainnya sebagai pedoman dan landasan kerja;

b. Menginventarisasi permasalahan dan menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah;

c. Menyusun program dan kegiatan dengan berpedoman kepada Renstra;

d. Menyiapkan bahan pembinaan, pembimbingan dan pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi, pengendalian penduduk dan informasi keluarga;

e. Mempersiapkan bahan evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan pengendalian penduduk dan informasi keluarga;

f. Melaksanakan pengumpulan data keluarga yang meliputi aspek kependudukan keluarga berencana dan pembangunan keluarga dan lainnya;

g. Menyusun konsep dan strategi pelaksanaan program parameter kependudukan;

h. Menyiapkan dan menyampaikan materi dan rancangan analisis dampak kependudukan;

i. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan; dan j. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan.

2. Seksi Penyuluhan dan Pendayagunaan Lini Lapangan mempunyai fungsi :

a. Menghimpun dan mengolah peraturan perundang-undangan,

(24)

petunjuk teknis, data dan informasi serta bahan lainnya sebagai pedoman dan landasan kerja;

b. Menginventarisasi permasalahan dan menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah;

c. Menyusun program dan kegiatan dengan berpedoman kepada Renstra;

d. Melaksanakan kegiatan Jambore Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP), Petugas Keluarga Berencana ( PLKB ) dan lini lapangan lainnya;

e. Melakukan pengembangan materi penyuluhan bagi peningkatan dan pengembangan pendayagunaan lini lapangan;

f. Melakukan pembinaan kepada PKB/PLKB dan IMP serta lini lapangan lainnya di Kecamatan, Nagari dan Jorong;

g. Melaksanakan kegiatan pendataan potensi IMP, PLKB/PKB dan lini lapangan lainnya;

h. Melakukan penilaian dan fasilitasi pemberian penghargaan kepada PLKB/PKB, IMP dan lini lapangan lainnya;

i. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan; dan j. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan.

3. Seksi Informasi dan Data mempunyai fungsi :

a. Menghimpun dan mengolah peraturan perundang-undangan, petunjuk teknis, data dan informasi serta bahan lainnya sebagai pedoman dan landasan kerja;

b. Menginventarisasi permasalahan dan menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah;

c. Menyusun program dan kegiatan dengan berpedoman kepada Renstra;

d. Menyusun dan mengumpulkan data dan informasi;

e. Menghimpun laporan dan data dari tingkat kecamatan dan nagari;

f. Melakukan pengolahan data laporan mulai dari input/entri data, pengolahan sampai dengan output tabel-tabel informasi;

g. Menyebarluaskan data dan informasi berupa hasil evaluasi dan hasil analisa program yang disebarkan kepada komponen/instansi pengguna data;

h. Melakukan pengendalian dan pengawasan melalui validasi data, konsistensi data dan matematika cek;

(25)

i. Melakukan koordinasi dengan menyampaikan informasi dan data terpilih sebagai bahan pembuatan keputusan;

j. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan informasi dan data; dan

k. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan.

d. Bidang Keluarga Berencana, Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis daerah bidang keluarga berencana, ketahanan dan kesejahteraan keluarga;

b. Pelaksanaan penyelenggaraan norma, standar prosedur dan kriteria bidang keluargaberencana, ketehanan dan kesejahteraan keluarga;

c. Pelaksanaan penerimaan, penyimpanan, pengendalian dan pendistribusian alat obat kontrasepsi;

d. Pelaksanaan pelayanan keluarga berencana;

e. Pelaksanaan kebijakan teknis bidang pembinaan ketahanan remaja, bina keluarga lansia dan rentan;

f. Pelaksanaan kebijakan teknis daerah di bidang pemberdayaan keluarga sejahtera melalui usaha mikro keluarga;

g. Pelaksanaan pembinaan kesertaan Ber-KB;

h. Pemberian bimbingan teknis dan fasilitasi bidang keluarga berencana, ketahanan dan kesejahteraan keluarga;

i. elaksanaan pemantauan dan evaluasi bidang kesehatan reproduksi, kelangsungan hidup ibu, bayi, dan anak serta kesehatan reproduksi remaja;

j. Pemberian bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang kesehatan reproduksi, kelangsungan hidup ibu, bayi, dan anak serta kesehatan reproduksi remaja; dan

k.

Pelaksanaan koordinasi dengan unsta

nsi terkait dalam pelaksanaan tugas.

Bidang Keluarga Berencana, Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga terdiri dari :

1. Seksi Jaminan Pelayanan ber-KB mempunyai fungsi :

a. Menghimpun dan mengolah peraturan perundang-undangan, petunjuk teknis, data dan informasi serta bahan lainnya sebagai pedoman dan landasan kerja;

b. Menginventarisasi permasalahan dan menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah;

(26)

c. Menghimpun program dan kegiatan dengan berpedoman kepada Renstra;

d. Menyiapkan bahan pembinaan, pembimbingan dan pelaksanaan kebijakan teknis, norma standar, prosedur dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi jaminan ber-KB;

e. Merencanakan penyusunan program dan melaksanakan penyelenggaraan pelayanan kontraepsi;

f. Melaksanakan kegiatan, pelayanan KB bagi keluarga miskin;

g. Melaksanakan kegiatan terpadu Bulan Bakti Petugas Lini Lapangan UPT Dinas PPKB dan P3A, Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), Petugas Keluarga Berencana (PKB), Pembantu Pembina Keluarga Berencana Nagari (PPKBN), Pembantu Pembina Keluarga Berencana Jorong (PPKBJ), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Bhayangkara, Bulan Bakti TNI Manunggal Keluarga Berencana Kesehatan (TMKK) dan Kesatuan Gerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), KB-Kesehatan;

h. Melaksanakan bimbingan teknis kepada UPT Dinas PPKB dan P3A dan Perlindungan Anak serta PKB;

i. Melakukan kegiatan teknis operasional keluarga berencana, kesehatan reproduksi dan partisipasi pria dengan unit pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik Keluarga Berencana, Posyandu, Organisasi Profesi dan Organisasi Kemasyarakatan lainnya;

j. Melaksanakan pengembangan program keluarga berencana di Perusahaan;

k. Melaksanakan pengelolaan administrasi dan distribusi alat dan obat kontrasepsi;

l. Melakukan konseling dan pengayoman terhadap calon peserta keluarga berencana baru dan peserta keluarga berencana aktif;

m. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan; dan n. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan.

2. Seksi Kesertaan ber-KB, Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga mempunyai fungsi :

a. Menghimpun dan mengolah peraturan perundang-undangan, petunjuk teknis, data dan informasi serta bahan lainnya sebagai pedoman dan landasan kerja;

b. Menginventarisasi permasalahan dan menyiapkan bahan petunjuk

(27)

pemecahan masalah;

c. Menyusun program dan kegiatan dengan berpedoman kepada Renstra;

d. Menyiapkan bahan pembinaan, pembimbingan dan pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi pembinaan kesertaan ber-KB, Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga;

e. Menyelenggarakan pengkajian program kerja bidang pembinaan kesertaan ber-KB, ketahanan dan kesejahteraan keluarga;

f. Menyelenggarakan fasilitasi pengembangan bidang pembinaan kesertaan ber-KB, ketahanan dan kesejahteraan keluarga;

g. Menyelenggarakan koordinasi bidang Pembinaan kesertaan ber- KB, ketahanan dan kesejahteraan keluarga;

h. Mengembangkan kegiatan lainnya, metode-metode, prosedur- prosedur, pemasaran bagi produksi program pemberdayaan keluarga dan pengembangan ketahanan keluarga ( kelompok kegiatan bina keluarga );

i. Mengembangkan kemitrausahaan, sumber permodalan, dan jaringan pemasaran bagi produksi program pemberdayaan ekonomi keluarga dn pengembangan ketahanan keluarga;

j. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

k. Melaksanakan monitoing, evaluasi dan pelaporan kegiatan; dan l. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan.

3. Seksi Advokasi dan Kesehatan Reproduksi Remaja mempunyai fungsi :

a. Menghimpun dan mengolah peraturan perundang-undangan, petunjuk teknis, data dan informasi serta bahan lainnya sebagai pedoman dan landasan kerja;

b. Menginventarisasi permasalahan dan menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah;

c. Menyusun program dan kegiatan dengan berpedoman kepada Renstra;

d. Menyiapkan bahan evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan advokasi dan kesehatan reproduksi remaja dan hak-hak reproduksi;

e. Melaksanakan kegiatan teknis operasional pengembangan perumusan program dan pembinaan peningkatan kesehatan remaja dan perlindungan hak-hak reproduksi dengan Lembaga

(28)

Swadaya Masyarakat ( LSM );

f. Menyiapkan hubungan kerja dengan komponen dan instansi teknis terkait dalam perumusan program dan kegiatan peningkatan advokasi dan kesehatan reproduksi remaja dan perlindungan hak-hak reproduksi;

g. Mengembangkan/melembagakan program advokasi dan kesehatan reproduksi remaja dan perlindungan hak-hak reproduksi melalui jalur keluarga, sekolah, masyarakat, tenaga kerja, pusat informasi dan konseling remaja dan wadah pembinaan remaja lainnya;

h. Membina Kelompok Pusat Informasi Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja ( PIK KKR );

i. Mengembangkan kegiatan lainnya, metode-metode, prosedur- prosedur, kesehatan remaja dan hak-hak reproduksi;

j. Menyiapkan bahan evaluasi pelaksanaan pengendalian program advokasi dan kesehatan reproduksi remaja dan hak-hak reproduksi;

k. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan; dan l. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan.

e. Bidang Pemberdayan Perempuan dan Perlindungan Anak mempunyai tugas :

a. Perumusan kebijakan teknis bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; dan c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pemberdayaan

perempuan dan perlindungan anak.

Bidang Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak terdiri dari :

1. Seksi Kualitas Perempuan dan Perlindungan Anak mempunyai fungsi :

a. Menghimpun dan mengolah peraturan perundang-undangan, petunjuk teknis, data dan informasi serta bahan lainnya sebagai pedoman dan landasan kerja;

b. Menginventarisasi permasalahan dan menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah;

c. Menyusun program dan kegiatan dengan berpedoman

(29)

kepada Renstra;

d. Melaksanakan program/kegiatan yang mendorong tingkat keterlibatan perempuan dalam proses politik dan jabatan publik dengan melaksanakan sosialisasi;

e. Melaksanakan program, kegiatan, pelatihan untuk peningkatan keterampilan dan keahlian perempuan;

f. Melaksanakan kegiatan peningkatan akses layanan konsultasi dan pemahaman pencatatan perkawinan terhadap perempuan;

g. Melakukan fasilitasi dan sosialisasi pengembangan diri perempuan dan berorganisasi, berserikat dan berkumpul dan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran hukum perempuan;

h. Melakukan fasilitasi dan mengupayakan pelestarian adat istiadat dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya daerah;

i. Melaksanakan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan menurut ketentuan yang berlaku;

j. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan;

dan

k. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan.

2. Seksi Pemenuhan Hak Anak mempunyai fungsi :

a. Menghimpun dan mengolah peraturan perundang-undangan, petunjuk teknis, data dan informasi serta bahan lainnya sebagai pedoman dan landasan kerja;

b. Menginventarisasi permasalahan dan menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah;

c. Menyusun program dan kegiatan dengan berpedoman kepada Renstra;

d. Melaksanakan program/kegiatan yang menjamin perlindungan, pemeliharaan, dan kesejahteraan anak;

e. Melaksanakan program/kegiatan menjamin hak anak untuk menyampaikan pendapat sesuai dengan usia dan tingkat kecerdasan anak dan menyediakan sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan pemenuhan hak anak;

f. Melaksanakan program/kegiatan yang bekerjasama dengan pihak swasta, dan/atau LSM untuk melakukan pengawasan

(30)

dan pembinaan dalam rangka penyelenggaraan pemenuhan hak anak;

g. Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan dan pengembangan Kota Layak Anak (KLA) melalui sosialisasi, advokasi dan komunikasi informasi dan edukasi kebijakan KLA;

h. Menyusun dan mengumpulkan data dasar pengembangan KLA dan menyusun Rencana Aksi Daerah KLA 5 (lima) tahunan dan mekanisme kerja;

i. Melaksanakan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan menurut ketentuan yang berlaku;

j. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan;

dan

k. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan.

3. Seksi Perlindungan Hak Perempuan dan Perlindungan Khusus mempunyai fungsi :

a. Menghimpun dan mengolah peraturan perundang-undangan, petunjuk teknis, data dan informasi serta bahan lainnya sebagai pedoman dan landasan kerja;

b. Menginventarisasi permasalahan dan menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah;

c. Menyusun program dan kegiatan dengan berpedoman kepada Renstra;

d. Melakukan sosialisasi dan penyuluhan hukum mengenai hak perempuan dengan mengoptimalkan peran lembaga adat dan /lembaga lainnya;

e. Melakukan sosialisasi dan penyuluhan tentang penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) kepada masyarakat;

f. Menyusun database dan informasi tentang tindak kekerasan terhadap perempuan;

g. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dalam pencegahan terjadinya pelanggaran terhadap hak perempuan dengan instansi terkait melalui penanganan pengaduan korban kekerasan, pelayanan kesehatan, rehabilitasi sosial, penegakan dan pendampingan hukum dan pemulangan dan reintegrasi sosial

(31)

h. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dalam rangka perlindungan khusus anak dalam situasi darurat, anak berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak tereksploitasi secara ekonomi dan atau seksual, anak yang diperdagangkan, anak jadi korban pNAPZA, anak korban penculikan, penjualan dan perdagangan, anak korban kekerasan fisik dan atau mental, anak korban perlakuan salah/penelantaran dan anak penyandang cacat;

i. Melaksanakan komunikasi, edukasi dan informasi kepada masyarakat;

j. Melaksanakan koordinasi dengan instansi/lembaga terkait melalui penanganan pengaduan korban kekerasan, pelayaan kesehatan,hukum dan pemulangan dan integrasi sosial;

k. Menghormati dan menjamin hak asasi setiap anak dengan tidak membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, etnik, budaya dan bahasa, status hukum anak, urutan kelahiran anak, dan kondisi fisik dan/atau mental;

l. Menguatkan dan mengembangkan lembaga penyedia layanan peningkatan kualitas keluarga dalam mewujudkan hak anak;

m. Melakukan pengawasan dan pembinaan dalam rangka penyelenggaraan pemenuhan hak anak;

n. Melakukan kerjasama dengan pihak swasta, dan/atau LSM dalam penyelenggaraan perlindungan anak;

o. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan;

dan

p. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan.

(32)

Dasar : Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 41 Tahun 2016 Tanggal 6 Desember 2016

Gambar 2.1

Struktur organisasi organisasi Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten

Solok

KEPALA DINAS

SEKRETARIS KELOPMPOK JABATAN

FUNGSIONAL - Penyuluh KB

- Pengolah Data Gender dan lainnya

KASUBAG PERENCANAAN DAN

KEUANGAN

KASUBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN

BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

KASI KUALITAS PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

KASI PEMENUHAN HAK ANAK

BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN

KETAHANAN KE

KASI JAMINAN PELAYANAN BER KB

KASI KESERTAAN BER KB, KETAHANAN DAN

KESEJAHTERAAN KELUARGA KASI PENYULUHAN DAN

PENDAYAGUNAAN LINI LAPANGAN KASI PENGENDALIAN

PENDUDUDK DAN INFORMASI KELUARGA

BIDANG PENGENDALIAN, PENYULUHAN, DATA

DAN INFORMASI

KASI INFORMASI DAN DATA

KASI ADVOKASI DAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

KASI PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN

PERLINDUNGAN KHUSUS

UPT

1. DPPKBP3A 14 Kec 2. P2TP2A 1/Kab

(33)

2.2. Sumber Daya Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Solok 99tt

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi OPD, maka program dan kegiatan DPPKBP3A Kabupaten Solok dilaksanakan oleh 36 orang PNS dan 26 orang Pegawai Tidak Tetap dengan total pegawai sebanyak 53 orang. Adapun susunan kepegawaian adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1

Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Perangkat Daerah Tahun 2018 (tahun terakhir)

No Tingkat Pendidikan

PNS Non PNS

Jumlah

L P L P

1

SMA Sederajat

4 3 4 1 12

2 D3 1 2 - 9 12

3 S1 7 16 2 10 35

4 S2 3 - - - 3

Jumlah Total 15 21 6 20 62

Uraian analisis kondisi pegawai Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak berdasarkan tingkat pendidikan Tahun 2018 dari tabel diatas terlihat bahwa hampir separuh PNS mempunyai tingkat pendidikan S1 keatas. Dengan demikian secara kemampuan dan kompetensi kondisi PNS di DPPKBP3A Kab. Solok cukup tinggi sehingga diharapkan mempunyai produktifitas yang tinggi pula.

Uraian jumlah pegawai berdasarkan golongan di Dinas PPKB dan P3A Tahun 2018 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2

(34)

Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan

di Dinas PPKB dan P3A Tahun 2018 (tahun terakhir)

No Golongan L P Jumlah

1 Golongan II 1 3 4

2 Golongan III 16 10 26

3 Golongan IV 4 2 6

Upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pegawai ini adalah dengan melakukan rekruitmen pegawai yang berkualitas dan melakukan pelatihan jangka panjang dan pendek untuk meningkatkan kapasitasnya.

2.2.2 Sarana dan Prasarana (Asset)

Sarana dan Prasarana yang dimiliki Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberrdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Solok untuk melaksanakan tupoksinya antara lain gedung, peralatan dan mesin, kendaraan dinas dan inventaris kantor. Gambaran mengenai jumlah, jenis dan kualitas aset yang dikelola dalam memberikan pelayanan publik adalah sebagaii berikut :

Tabel 2.3

Jumlah Sarana dan Prasarana Berdasarkan Kondisi di Dinas PPKB dan P3A Tahun 2018 (tahun terakhir)

No Jenis Sarana dan Prasarana Kondisi

Jumlah Baik Rusak

1 Mobil Operasional V 3 Unit

2 Mobil Pelayanan V 1 Unit

3 Mobil Penerangan V 2 Unit

4 Mobil Antar Jemput Akseptor V 1 Unit

5 Mobil Box Alkon V 1 Unit

6 Sepeda Motor V 57 Unit

7 Papan Nama V 1 Buah

8 Meja Rapat V 2 Buah

9 Kursi Tamu V 1 Buah

10 Kursi Putar V 8 Buah

11 Tenda V 1 Buah

(35)

12 Meja ½ Biro V 10 Buah

13 Spring Bed V 1 Buah

14 Televisi V 2 Buah

15 Komputer PC V 17 Buah

16 Laptop V 12 Buah

17 Note Book V 19 Buah

18 Printer V 8 Buah

19 Meja Kerja/Kabid V 4 Buah

20 Kursi Kerja Pejabat Eselon II V 1 Buah 21 Lemari Buku Pejabat Eselon III V 1 Buah

22 Lemari Arsip V 1 Buah

23 Kursi rapat V 20 Buah

24 AC Calibration Set V 3 Buah

25 Router V 1 Buah

26 Proyektor V 1 Buah

27 Microphone/Wireless Mic V 14 Buah

28 Slide Proyektor V 16 Buah

29 Lensa Kamera V 1 Buah

30 Lensa camera/Handycam V 1 Buah

31 Audio Monitor V 2 Buah

32 Tablet Machine V 52 Unit

33 Bangunan Gudang V 1 Unit

34 Bangunan tempat Kerja Lain-

lain V 15 Unit

35 Rumah Dinas V 1 Unit

Uraian analisis kondisi sarana dan prasarana Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak belum memadai untuk menunjang kinerja dinas.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa ketersediaan sarana dan prasarana pada Dinas PPKB dan P3A Kabupaten Solok telah mencukupi untuk penunjang pelaksanaan program dan kegiatan DPPKBP3A. Akan tetapi salah satu kebutuhan yang mendesak saat ini adalah pembangunan gedung kantor baru karena kantor yang dipakai saat ini belum memadai jika dibandingkan antara jumlah pegawai yang ada dengan ketersediaan ruangan demikian juga ruangan untuk menyimpan asset-asset yang ada agar terjamin keamanannya.

2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Pengendalian Penduduk Keuarga Berencana

(36)

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Untuk melihat kinerja Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Tahun 2016 dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian yang telah ditetapkan dalam penetapan kinerja DPPKBP3A Tahun 2016.

 Jumlah Akseptor KB Baru

Realisasi pencapaian jumlah akseptor KB Baru tahun 2015 sedikit dibawah target yang ditetapkan yaitu 6.526 akseptor KB baru dari target 7.000 orang atau sebesar 93,27%. Tidak terealisasinya keseluruhan target Peserta Baru ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain :

1. Dengan adanya transisi pembiayaan pelayanan pemasangan alat kontrasepsi dari semula yang ditanggung dari anggaran APBN ke mekanisme pembayaran baru melalui BPJS, menimbulkan kebingungan baik dari masyarakat yang akan dilayani maupun dari petugas pelayanan (tenaga medis) sendiri. Belum optimalnya sosialisasi tentang BPJS menyebabkan sebagian masyarakat menganggap bahwa mereka yang membutuhkan pelayanan KB ini harus membayar baik untuk alkon maupun jasa medis, sehingga mereka mengurungkan niat untuk memakai alat kontrasepsi. Hal ini banyak terjadi terutama pada lokasi- lokasi yang cukup jauh dari jangkauan klinik-klinik KB Pemerintah sehingga sosialisasi terhadap mereka kurang sekali.

2. Disamping itu rendahnya ratio antara cakupan wilayah pelayanan dengan jumlah petugas yang ada juga sangat berpengaruh terhadap pencapaian target. Kurangnya petugas yang ada (PKB dan PLKB) berdampak terhadap tidak optimalnya pelaksanaan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) tentang program Keluarga Berencana kepada masyarakat. Demikian juga area pelayanan yang terlalu luas menyebabkan ada wilayah-wilayah yang kemungkinan tidak terjangkau, sehingga masyarakat yang terjaring sebagai peserta KB juga berkurang.

3. Adanya Peserta KB baru yang dilayani oleh RSUD Kota Solok, Yang dirujuk melahirkan ke klinik dan Rumah Sakit yang berada di Kota Solok tidak terlapor karena menjadi service poin untuk tempat yang melayani.

Sebagian Pasangan Usia Subur Kabupaten Solok ternyata memilih untuk memasang alat kontrasepsi KB di RSUD Kota Solok. Hal ini tidak dapat dihindari karena masyarakat bebas untuk memilih tempat pelayanan pemasangan alkon KB yang disukainya, terutama masyarakat yang

(37)

berdomisili diwilayah-wilayah yang dekat dengan RSUD tersebut.

Dengan demikian mereka tidak bisa kita catat sebagai Peserta KB baru Kabupaten Solok.

4. Akseptor Swasta tidak terdata oleh PKB.

Jika dilihat realisasi target Renstra DPPKBP3A sampai dengan tahun

2015 ini, yang juga tahun awal dari pelaksanaan RPJMD Kabupaten Solok 2011 – 2015, total Peserta Baru yang dijaring dalam kurun tahun 2015

adalah 34.018 orang atau 97,17% dari target Renstra. DPPKBP3A telah berupaya agar target Renstra sebanyak 35.000 orang Peserta KB Baru bisa dicapai. Namun realisasinya sedikit dibawah target Renstra DPPKBP3A.

Beberapa alasan kenapa target ini tidak mencapai 100% telah dikemukakan di atas.

Selanjutnya, upaya/ langkah yang perlu dilakukan kedepan antara lain dengan meningkatkan frekuensi pelayanan pemasangan alkon kepada masyarakat dengan prioritas utama masyarakat miskin, mengefektifkan perananan Kader PKB di lapangan untuk menjaring peserta KB Baru, koordinasi yang semakin erat dengan instansi terkait terutama Dinas Kesehatan dan Puskesmas-Puskesmas di Kecamatan, menjamin ketersediaan stock alkon dan obat-obatan lainnya di gudang Alkon dan lain-lain.

Disamping semua yang disampaikan di atas, hal lain yang tak kalah pentingnya adalah upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan penting ber KB untuk mengatur jumlah anak atau jarak ideal melahirkan. Walaupun saat ini dengan perkembangan teknologi informasi sangat mudah untuk mengakses informasi tentang KB, tetapi dibeberapa daerah di Kabupaten Solok terutama di nagari-nagari tertinggal dan sangat tertinggal, masih perlu digiatkan sosialiasi tentang KB, baik melalui penyuluhan langsung kepada masyarakat maupun dengan upaya pendekatan kepada aparat pemerintah nagari dan Tokoh Masyarakat sekitar yang berpengaruh untuk mendorong dan memotivasi warganya agar mau ikut program KB.

 Cakupan Peserta KB Aktif

Cakupan Peserta KB aktif ( Contraceptive Prevalence Rate ) Adalah cakupan dari peserta KB yang baru dan lama yang masih aktif menggunakan alat dan obat kontrasepsi (alkon) dibandingkan dengan jumlah pasangan usia subur di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Indikator ini menunjukkan jumlah peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai

(38)

alkon terus-menerus hingga saat ini untuk menunda, menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan.

Angka Prevalensi Penggunaan Alat Kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur juga dapat dipertahankan pada kisaran 70%, dimana capaian pada tahun 2015 ini adalah 70,50%. Hal ini menggambarkan bahwa tingkat pemakaian alat kontrasepsi modern pada PUS di Kabupaten Solok telah sesuai

dengan target yang ditetapkan. Secara rata-rata pada kurun waktu 2011 – 2015, cakupan Peserta KB Aktif ini berada pada angka 72,65%. Jika

dibandingkan dengan Cakupan Peserta KB Aktif BKBPP untuk periode RPJMD Kabupaten Solok 2011 – 1015 yang ditargetkan pada angka 70%, dapat terealisasi sepenuhnya dengan nilai 103,78%.

 Cakupan Persediaan Alat Kontrasepsi Per peserta

Sejak tahun 2010 sampai dengan sekarang penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat di Kabupaten Solok hanya bersumber dari Pemerintah Pusat (BKKBN) dan pihak swasta.

Pemerintah Daerah Kabupaten Solok tidak menganggarkan penyediaan alat dan obat kontrasepsi dalam APBD karena kebutuhan yang ada masih dicukupi melalui penyediaan alkon oleh Pemerintah Pusat (BKKBN). Jika ada kekurangan stok alkon maka diajukan proposal permintaan penambahan alkon ke BKKBN Pusat (c.q Perwakilan BKKBN propinsi Sumatera Barat).

 Dokumen Data Keluarga Berencana ( Pendataan Keluarga )

Dengan telah dilaksanakannya pengumpulan dan pelaporan hasil Pendataan Keluarga tahun 2016 ini, maka penyediaan informasi data Mikro untuk setiap Desa/Kelurahan/Nagari telah tersedia. Dengan demikian capaian untuk indikator ini adalah 100%.

 Jumlah Kelompok Kegiatan Ketahanan Keluarga ( Pos Daya )

Untuk realiasi capaian kinerja Jumlah Kelompok kegiatan Ketahanan Keluarga (Pos Daya) yang terbentuk pada tahun 2015 dimana dari 20 Pos Daya yang ditargetkan dapat direalisasikan hanya 7 kelompok atau sebesar 35%. Tidak tercapainya target tersebut disebabkan kurangnya tenaga pendamping /pembina kelompok-kelompok Bina Keluarga di lapangan, termasuk tenaga pendamping untuk kelompok Pos Daya itu sendiri.

(39)

Walaupun demikian sampai dengan tahun 2015 ini total Pos Daya yang telah terbentuk baik Tingkat Nagari maupun Kecamatan adalah 237 Pos Daya atau telah mencapai 87,78% dari target Renstra. BKBPP telah memprakarsai pembentukan dan pengembangan Posdaya dengan melibatkan berbagai organisasi masyarakat seperti PKK, organisasi sosial dan keagamaan seperti Pengurus Masjid, lembaga lain atau perorangan. Posdaya ini dikembangkan oleh Pemda dan seluruh aparatnya ditingkat kecamatan, Nagari, bahkan sampai ke tingkat Jorong.

 Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapat penanganan pengaduan oleh petugas terlatih di dalam P2TP2A

Hadirnya Undang-undang PKDRT dan Undang-undang Perlindungan anak di tengah-tengah masyarakat akan memberikan landasan hukum untuk penghapusan dan pencegahan tindak kekerasan di samping perlindungan bagi korban serta penindakan terhadap pelaku dengan upaya tetap menjaga keutuhan dan keharmonisan rumah tangga.

Berdasarkan Pasal 1, UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, kekerasan terhadap perempuan dan anak didefinisikan sebagai berikut :

“Kekerasan adalah setiap perbuatan terhadap seseorang, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum.

Perempuan dan anak korban kekerasan adalah yang mengalami kekerasan fisik, psikis, ekonomi, seksual yang melapor pada lembaga layanan di daerah (Kabupaten /Kota / Propinsi). Pada tahun 2016 ini tercatat ada 11 kasus pengaduan KDRT yang ditangani oleh Bidang Pemberdayaan Perempuan BKBPP Kabupaten Solok, yaitu 5 (lima) kasus kekerasan terhadap anak dan 5 (lima) kasus kekerasan terhadap perempuan. Keseluruhan kasus ini (100%), dapat ditangani bekerjasama dengan aparat yang berwenang dan keterlibatan aktif dari pengurus Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan ( P2TP2 ).

Gambar

Tabel 2.6 Matriks SWOT

Referensi

Dokumen terkait

Dinas Sosial Pengendalian Penduduk dan keluarga berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak

Maksud dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Palangka

Rencana kerja Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Tegal Tahun 2021 bertujuan memberikan gambaran

Maksud dari penyusunan Perubahan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Pangandaran

Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kapuas Hulu.. Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan,

Rencana Strategis Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Sumbawa Tahun 2016-2021 adalah penjabaran

Pemanfaatan tersebut digunakan dalam pengajaran bahasa Arab di Program Studi Pendidikan Bahasa Arab – Fakultas Agama Islam - Universitas Muhammadiyah Malang yang

Tidak terdapat perbedaan kemampuan active learning dan critical thinking pada tingkatan akademik mahasiswa tahun pertama, kedua, ketiga, dan keempat di Fakultas Kedokteran