• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerjasama Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional dengan Badan Pusat Statistik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Kerjasama Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional dengan Badan Pusat Statistik"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Kerjasama

Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional dengan

Badan Pusat Statistik

(3)

KATA PENGANTAR

Korupsi merupakan masalah yang dialami hampir semua negara di dunia tak terkecuali Indonesia. Dalam perkembangan akhir-akhir ini, korupsi tidak hanya makin meluas, tetapi dilakukan secara sistematis sehingga tidak saja semata-mata merugikan keuangan negara tetapi telah melanggar hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat, sehingga tidak berlebihan jika korupsi digolongkan sebagai extraordinary crime. Upaya berkesinambungan untuk pemberantasan korupsi di Indonesia dari tahun ke tahun semakin masif dan sistematis. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah, baik yang berupa pencegahan maupun pemberantasan.

Dalam rangka mempercepat upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK) jangka menengah tahun 2013-2014 dan jangka panjang tahun 2012-2025. Bahkan pada tanggal 6 Mei 2015 yang lalu, pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 Tentang Aksi Pencegahan Dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2015 yang sejalan dengan program nawacita yakni

“melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya (Nawacita poin ke-4).

Sehubungan dengan hal tersebut, maka Badan Pusat Statistik bersama dengan Kementerian/Lembaga terkait penanganan perkara tindak pidana korupsi diberikan tugas untuk menyusun indikator kepuasan masyarakat terhadap aparat penegak hukum dalam penanganan tindak pidana korupsi. Dikarenakan adanya beberapa keterbatasan, maka pelaksanaan survei ini diintegrasikan dengan Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK) yang merupakan pelaksanaan strategi kelima Stranas PPK yakni

(4)

meningkatkan upaya pendidikan dan budaya anti korupsi. Selain mengukur permisifitas masyarakat terhadap perilaku-perilaku koruptif, survei ini juga mendapatkan gambaran kepuasan dan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja aparatur penegak hukum dalam menangani perkara tindak pidana korupsi.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Badan Pusat Statistik bekerjasama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyelenggarakan Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK) terintegrasi survei kepuasan masyarakat terhadap aparat penegak hukum dalam penanganan tindak pidana korupsi.

Buku ini berisi penjelasan mengenai konsep dan definisi serta penjelasan teknik SPAK 2015 yang menjadi pedoman bagi petugas. Para petugas diminta mempedomani buku ini sebagai panduan dalam melaksanakan pencacahan SPAK 2015. Semoga buku pedoman ini bermanfaat untuk kelancaran tugas pendataan. Selamat bekerja, semoga amanat yang dibebankan kepada kita selesai dengan baik, menghasilkan data berkualitas, terpercaya dan tepat waktu. Semoga Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa meridhoi kita semua.

Jakarta, September 2015 Badan Pusat Statistik - RI Direktur Statistik Ketahanan Sosial

Ir. Thoman Pardosi, SE, M.Si NIP. 19590628 198302 1 001

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan ... 3

1.3. Ruang Lingkup ... 3

1.4. Jenis Data yang Dikumpulkan ... 3

1.5. Jadwal Kegiatan ... 4

1.6. Instrumen yang Digunakan... 5

1.7. Arus Dokumen ... 6

METODE SAMPLING SPAK 2015 ... 9

2.1. Kerangka Sampel... 9

2.2. Desain Sampling ... 9

2.3. Cakupan dan Jumlah sampel ... 10

2.4. Pembentukan Paket Sampel Blok Sensus dan Kelompok Sampel Rumah Tangga ... 10

2.5. Pemilihan Sampel Rumah Tangga ... 11

2.6. Penggantian Sampel ... 12

2.7. Teknik Estimasi ... 12

2.7.1. Design Weight ... 12

2.7.2. Estimasi Karakteristik ... 14

2.8. Daftar Sampel Blok Sensus (SPAK15.DSBS) ... 15

2.9. Daftar Sampel Rumah Tangga (SPAK15.DSRT) ... 15

2.10. Pemilihan Sampel Responden ... 19

(6)

ORGANISASI LAPANGAN ... 23

3.1. Struktur Organisasi ... 23

3.2. Tugas dan Tanggung Jawab ... 24

3.2.1. Direktur Statistik Ketahanan Sosial ... 24

3.2.2. Kepala Subdirektorat Statistik Politik dan Keamanan ... 25

3.2.3. Kepala BPS Provinsi ... 25

3.2.4. Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi ... 26

3.2.5. Kepala BPS Kabupaten/Kota ... 26

3.2.6. Kasi Statistik Sosial BPS Kab/Kota (Pengawas/Pemeriksa) ... 27

3.2.7. Pencacah ... 29

3.3. Persyaratan Petugas Lapangan ... 30

CARA PENGISIAN DAFTAR SPAK15.K ... 33

4.1. Ketentuan Umum Pengisian Daftar ... 33

4.2. Blok I Keterangan Tempat ... 34

4.3. Blok II Keterangan Petugas dan Pemilihan Responden ... 34

4.5. Blok III Keterangan Umum Responden ... 35

4.6. Blok IV Pendapat Terhadap Kebiasaan di Masyarakat... 45

4.7. Blok V Pengalaman Berurusan Dengan Pelayanan Publik ... 51

4.8. Blok VI Pengalaman Lainnya ... 61

4.9. Blok VII Pengetahuan Masyarakat Tentang Perilaku Tertentu ... 64

4.10. Blok VIII Sumber Informasi Tentang Pengetahuan Anti Korupsi ... 66

4.11. Blok IX Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) ... 70

4.12. Blok X Catatan ... 78

LAMPIRAN 1 . KUESIONER SPAK 2015 ... 79

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Kegiatan SPAK 2015 ... 4 Tabel 2. Jenis Dokumen/Daftar yang Digunakan dalam Kegiatan SPAK 2015 ... 6 Tabel 3. Kelompok Sampel Rumah Tangga dalam Paket Sampel Blok Sensus 11 Tabel 4. Pembagian Paket Sampel Blok Sensus SPAK 2012 - 2016 ... 11

(8)
(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Arus Dokumen SPAK 2015 dari Pusat Sampai Petugas di Lapangan ... 7 Gambar 2. Contoh Daftar Sampel Rumah Tangga (DSRT) SPAK 2015 ... 16 Gambar 3. Contoh Daftar Sampel Rumah Tangga (DSRT) SPAK 2015 dengan

Paket Sampel Blok 1 ... 17 Gambar 4. Struktur Organisasi Penanggung Jawab Kegiatan SPAK 2015 ... 24 Gambar 5. Skema Penegakan Hukum Tipikor ... 73

(10)
(11)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persoalan korupsi saat ini sudah bukan hal baru lagi di tengah kehidupan masyarakat Indonesia, semakin banyak kasus korupsi yang terbongkar dan menyeret berbagai kalangan. Korupsi termasuk sebagai perilaku kejahatan, korupsi tidak sekedar mencuri, tetapi ada unsur penyalahgunaan wewenang/kekuasan di dalamnya, hal itu memberikan muatan moral pada korupsi. Indonesia merupakan salah satu negara yang juga sedang mengalami masalah terkait perilaku korupsi yang cenderung terjadi di berbagai lapisan masyarakat.

Korupsi di kalangan pemerintahan telah tumbuh secara vertikal dan horisontal ke daerah-daerah. Korupsi di Indonesia sudah semakin meluas, tidak hanya terjadi di kalangan penyelenggara pemerintahan, pejabat publik, wakil rakyat saja tetapi sudah menyebar ke masyarakat bawah.

Salah satu akar penyebab berkembangnya praktik korupsi diduga berasal dari rendahnya integritas para pelakunya dan masih kentalnya budaya permisif terhadap tindakan korupsi.

Dalam rangka mempercepat upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 55 tahun 2012 tentang strategi nasional pencegahan dan pemberantasan korupsi (Stranas PPK) jangka panjang tahun 2012-2025 dan jangka menengah tahun 2012-2014. Dalam Visi dan Misi Stranas PPK tersebut diturunkan ke dalam enam strategi, yakni: (1) melaksanakan upaya-upaya pencegahan; (2) melaksanakan langkah-langkah strategis di bidang penegakan hukum; (3) melaksanakan upaya-upaya harmonisasi penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang pemberantasan

BAB 1

(12)

korupsi dan sektor terkait lain; (4) melaksanakan kerja sama internasional dan penyelamatan aset hasil tipikor; (5) meningkatkan upaya pendidikan dan budaya anti korupsi; dan (6) meningkatkan koordinasi dalam rangka mekanisme pelaporan pelaksanaan upaya pemberantasan korupsi.

Terkait dengan enam strategi tersebut, BPS ditugaskan secara eksplisit oleh Presiden RI untuk mengukur indikator pada strategi 5 yaitu meningkatkan upaya pendidikan dan budaya anti korupsi. Strategi ini diukur dengan melaksanakan Survei Perilaku Anti Korupsi. Strategi kelima ini dianggap penting karena salah satu akar penyebab berkembangnya praktik korupsi patut diduga berasal dari rendahnya integritas para pelakunya dan masih kentalnya budaya permisif terhadap tindakan korupsi.

Masyarakat dengan kultur yang mendorong struktur sosial berperilaku koruptif perlu diubah pola pikirnya agar terbebas dari nilai-nilai koruptif, terlebih lagi agar menjunjung integritas. Lebih dari itu, sangat diperlukan perilaku aktif dari masyarakat untuk mencegah perilaku koruptif di lingkungannya (Lampiran Stranas PPK, 2012: 24).

Demi mendukung strategi tersebut diperlukan sebuah survei yang dapat memberikan gambaran tentang pendapat dan pengalaman yang berkembang di masyarakat terkait dengan korupsi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Badan Pusat Statistik bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional menyelenggarakan kegiatan dalam bentuk Survei Perilaku Anti Korupsi.

Buku ini menyajikan penjelasan secara rinci mengenai pelaksanaan Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK) 2015 yang merupakan panduan bagi petugas agar data yang dihasilkan berkualitas dan sesuai jadwal yang ditetapkan.

(13)

1.2. Tujuan

Survei ini bertujuan untuk mengukur penilaian, pengetahuan, perilaku, dan pengalaman individu terkait perilaku anti korupsi individu di Indonesia. Survei ini juga mengukur sejauhmana budaya zero tolerance terhadap perilaku korupsi terinternalisasi dalam setiap individu khususnya terkait dengan strategi kelima STRANAS PPK yakni pendidikan dan budaya anti korupsi.

1.3. Ruang Lingkup

Kegiatan SPAK 2015 ini dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia yang tersebar di 170 Kabupaten/Kota dan di 34 provinsi. Jumlah sampel seluruhnya sebanyak 10.000 rumah tangga.

1.4. Jenis Data yang Dikumpulkan

Jenis data yang dikumpulkan dengan kuesioner SPAK15.K mencakup:

a. Keterangan umum responden yaitu nama, hubungan dengan KRT, jenis kelamin, umur, pendidikan tertinggi yang ditamatkan, rata-rata pengeluaran rumah tangga perbulan, kegiatan utama seminggu yang lalu serta lapangan usaha dan status pekerjaan bagi responden untuk yang bekerja selama seminggu yang lalu, dan rata-rata pengeluaran rumah tangga perbulan

b. Keterangan mengenai pendapat dan pemahaman/pengetahuan yang mencakup:

 Pendapat terhadap kebiasaan di masyarakat o Dalam lingkup keluarga

o Dalam lingkup komunitas

(14)

o Dalam lingkup publik

 Pengetahuan tentang perilaku korupsi

 Informasi terkait pengetahuan anti korupsi c. Keterangan mengenai pengalaman yang mencakup :

 Pengalaman terhadap pelayanan publik dan perilaku korupsi

1.5. Jadwal Kegiatan

Pelaksanaan SPAK 2015 mencakup berbagai kegiatan yang dilaksanakan di BPS Pusat dan daerah. Kegiatan dan jadwal keseluruhan SPAK 2015 mulai dari persiapan sampai publikasi, sebagai berikut:

Tabel 1.

Jadwal Kegiatan SPAK 2015

No. Uraian Kegiatan Jadwal

(1) (2) (3)

1 Studi Literatur (Survey Kepuasan Masyarakat Terhadap Penegak Hukum Tipikor)

Juli 2015

2

Perumusan Variabel (Survey Kepuasan Masyarakat Terhadap Penegak Hukum

Tipikor) Juli 2015

Rapat Tim Kecil (BPS, Bappenas,

UNODC) Juli 2015

3 Pengiriman laporan sementara hasil

pembahasan kepada Stranas PPK Juli 2015 4

Pembahasan Metodologi 4 s.d 5 Agustus 2015 Rapat Tim Kecil (BPS : Hansos,

Metodologi, dan Lisbang)

5 Perumusan Draft Kuesioner Juli s.d Agustus 2015 a. Rapat Internal Statpolkam Agustus 2015

(15)

b. Rapat Tim Kecil (BPS, Bappenas,

UNODC) Agustus 2015

6

Penyusunan Buku Pedoman Survei Agustus 2015 a. Rapat Internal Statpolkam Agustus 2015 b. Rapat Tim Kecil (BPS, Bappenas,

UNODC) Agustus 2015

7 Workshop Pembahasan Metodologi,

Kuesioner dan Buku Pedoman 3 s.d 5 September 2015

8 Melaksanakan Uji Coba Survei 16 s.d 19 September 2015

9 Finalisasi instrumen survei 15 Oktober 2015 10 Pelatihan Instruktur Nasional (Integrasi

Rateknas)

30 Okt dan 2 Nov 2015 11 Pelatihan Petugas di daerah 9 s.d 13 Nov 2015 12 Pelaksanaan Survei 15 s.d 30 Nov 2015 13 Supervisi Pelaksanaan Survei 15 s.d 30 Nov 2015

14 Tabulasi Desember 2015

15 Penulisan Laporan Desember 2015

1.6. Instrumen yang Digunakan

Instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan lapangan mencakup buku pedoman, dokumen dan daftar. Buku pedoman yang digunakan dalam SPAK 2015 adalah Buku Pedoman Pencacahan dan dialokasikan untuk semua petugas, baik Pengawas maupun Pencacah di 34 (tiga puluh empat) provinsi.

Sedangkan dokumen/daftar yang digunakan terdiri dari 4 (empat) daftar seperti tercantum pada tabel berikut:

(16)

Tabel 2.

Jenis Dokumen/Daftar yang Digunakan dalam Kegiatan SPAK 2015 No. Jenis

Dokumen/Daftar Uraian

1. SPAK15.K Kuesioner SPAK

2. Peta BS SP2010-WB Alat bantu pengenalan wilayah 3. VSEN12.P Daftar pemutakhiran muatan rumah

tangga sebagai alat bantu penelusuran RT sampel

4. SPAK15.DSRT Pre Printed

Daftar Sampel Rumah Tangga terpilih (Pre Printed)

1.7. Arus Dokumen

Arus dokumen Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK) 2015 dari Pusat sampai Petugas Pencacah tergambar pada Skema 1. Tulisan dicetak tebal menandakan daftar sudah ada isiannya.

Penjelasan:

 Peta blok sensus hasil SP 2010 (SP2010-WB) disiapkan oleh BPS Kabupaten/Kota (yang di-print dari peta blok sensus digital).

 Keterangan : tulisan tebal menandakan daftar ada isian

(17)

Gambar 1.

Skema Arus Dokumen SPAK 2015 dari Pusat Sampai Petugas di Lapangan

Petugas Pengawas/Pencacah

BPS RI

BPS PROVINSI

SPAK15.DSRT Pre Printed

SPAK15.K

SPAK15.DSRT Pre Printed

SPAK15.K

BPS KAB/KOTA

SPAK15.DSRT Pre Printed

SPAK15.K

Peta BS SP2010-WB

VSEN12.P

SPAK15.DSRT Pre Printed

SPAK15.K

Peta BS SP2010-WB

VSEN12.P Hasil Entry SPAK15.K (Softcopy) Hasil Entry SPAK15.K

(Softcopy)

(18)
(19)

METODE SAMPLING SPAK 2015

2.1. Kerangka Sampel

Kerangka sampel yang digunakan terdiri dari tiga jenis, yaitu :

1. Kerangka sampel penarikan tahap pertama adalah daftar kabupaten/kota di masing-masing propinsi dilengkapi jumlah rumah tangga hasil SP2010

2. Kerangka sampel penarikan tahap kedua adalah daftar blok sensus terpilih Susenas triwulan 3 2012 di masing-masing kabupaten/kota terpilih

3. Kerangka sampel penarikan tahap ketiga adalah daftar rumah tangga hasil pemutakhiran di blok sensus terpilih Susenas triwulan 3 yang terpilih SPAK 2012

4. Kerangka sampel tahap keempat adalah daftar kepala rumah dan pasangannya (istri/suami) pada rumah tangga terpilih.

2.2. Desain Sampling

Sampel blok sensus Survei Perilaku Anti Korupsi 2015 adalah subsampel dari blok sensus terpilih Susenas 2012 triwulan 3.

Pengambilan sampel adalah Three Stages Two Phase Rotation Sampling, sebagai berikut:

1. Pertama, memilih sejumlah kabupaten/kota dengan metode PPS sistematik with replacement size jumlah rumah tangga SP2010.

Dengan metode ini kabupaten/kota terpilih lebih dari 1 kali akan memiliki alokasi sampel blok sensus lebih banyak.

2. Kedua, memilih sejumlah blok sensus dari blok sensus terpilih Susenas triwulan 3 2012 di kabupaten terpilih dengan cara

BAB 2

(20)

sistematik. Sampel blok sensus dibedakan atas daerah urban (perkotaan) dan rural (perdesaan).

3. Ketiga, dari sampel blok sensus Susenas triwulan 3, dilakukan penarikan sampel rumah tangga berdasarkan hasil pemutakhiran sebanyak 10 rumah tangga. Penarikan sampel menggunakan nilai angka random pertama (R1) yang berbeda dengan R1 Susenas.

4. Keempat, dari setiap rumah tangga terpilih, selanjutnya dipilih responden kepala rumah tangga atau pasangannya menggunakan Tabel Kish.

2.3. Cakupan dan Jumlah sampel

Survei Perilaku Anti Korupsi 2015 dilaksanakan di seluruh Indonesia.

Jumlah sampel blok sensus adalah 1.000 blok sensus sehingga jumlah sampel rumah tangga adalah 10.000 rumah tangga. Sampel 1.000 blok tersebut adalah sampel pada level nasional yang selanjutnya didistribusikan ke dalam populasi blok sensus di kabupaten/kota terpilih

2.4. Pembentukan Paket Sampel Blok Sensus dan Kelompok Sampel Rumah Tangga

Untuk keperluan pelaksanaan Panel Survei hingga tahun 2016, dilakukan sampling rotasi. Dari 1000 sampel blok sensus terpilih SPAK 2012 selanjutnya dibagi menjadi 4 paket sampel, yaitu: paket sampel 1, paket sampel 2, paket sampel 3, dan paket sampel 4. Setiap paket sampel berukuran 250 blok sensus dan antar paket sampel tidak saling tumpang tindih. Pada setiap blok sensus dipilih 2 kelompok sampel rumah tangga yang masing-masing berukuran 10 rumah tangga. Antar kelompok sampel rumah tangga tidak saling tumpang tindih.

(21)

Tabel 3.

Kelompok Sampel Rumah Tangga dalam Paket Sampel Blok Sensus Paket Sampel

Blok Sensus

Kelompok Sampel Rumah Tangga

1 A dan E

2 B dan F

3 C dan G

4 D dan H

Selanjutnya dilakukan pengaturan rotasi kelompok sampel setiap tahun pencacahan sebagai berikut:

Tabel 4.

Pembagian Paket Sampel Blok Sensus SPAK 2012 - 2016 Paket Sampel

Blok Sensus

Kelompok Sampel Rumah Tangga

2012 2013 2014 2015 2016

1 A E E E E

2 B B F F F

3 C C C G G

4 D D D D H

2.5. Pemilihan Sampel Rumah Tangga

Misalkan jumlah rumah tangga di blok sensus ke-i dari hasil pemutakhiran adalah 𝑀𝑖, maka interval untuk penarikan sampel sistematik adalah 𝐼 =𝑀𝑖

10. Penentuan sampel rumah tangga ke-n (n=2,3,…,10) secara sistematik menggunakan rumus:

𝑅𝑛= 𝑅1+ (𝑛 − 1)𝐼

(22)

Sampel rumah tangga yang pertama (𝑅1) untuk setiap paket sampel ditentukan dengan rumus:

1. Paket sampel 1: 𝐴𝑅1= 𝑅1𝐴 dan 𝑅1𝐸 = 𝑅1𝐴+ 1 atau 𝑅1𝐸= 𝑅1𝐴− 1 2. Paket sampel 2: 𝐴𝑅1= 𝑅1𝐵 dan 𝑅1𝐹 = 𝑅1𝐵+ 1 atau 𝑅1𝐹 = 𝑅1𝐵− 1 3. Paket sampel 3: 𝐴𝑅1= 𝑅1𝐶 dan 𝑅1𝐺 = 𝑅1𝐶+ 1 atau 𝑅1𝐺 = 𝑅1𝐶 − 1 4. Paket sampel 4: 𝐴𝑅1= 𝑅1𝐷 dan 𝑅1𝐻 = 𝑅1𝐷+ 1 atau 𝑅1𝐻= 𝑅1𝐷− 1

2.6. Penggantian Sampel

1. Penggantian sampel blok sensus tidak diperkenankan.

2. Penggantian sampel rumah tangga diperkenankan asalkan penggantinya adalah rumah tangga yang menghuni bangunan sensus (dwelling) rumah tangga yang diganti.

2.7. Teknik Estimasi 2.7.1. Design Weight

Design Weight merupakan kebalikan dari fraksi sampling. Sehingga fraksi sampling untuk blok sensus SPAK dapat dijabarkan sebagai berikut:

Sampel kabupaten/kota : dipilih secara PPS sistematik dari populasi kab/kota di suatu propinsi sehingga fraksi sampling kab/kota ke-k adalah:

Sampel blok sensus : dipilih secara sistematik dari sampel blok sensus Susenas triwulan 3, sehingga fraksi sampling blok sensus ke-i dibedakan urban/rural adalah:

bp

p pk p N

k pk pk p

pk M

M b M M

fb

1

n

(23)

Jumlah sampel ruta blok sensus SPAK 2015 adalah 10, sehingga fraksi sampling rumah tangga ke-j terpilih dibedakan urban/rural adalah:

Overall sampling fraction untuk rumah tangga SPAK 2015 ke-j blok sensus ke-i, kabupaten ke-p dibedakan urban/rural adalah:

Sehingga design weight SPAK 2015 per kabupaten/kota ke-p menurut urban/rural adalah :

dimana :

: weight rumah tangga ke-j, blok sensus ke-i, propinsi ke-p strata ke-h : banyaknya rumah tangga propinsi ke-p

: banyaknya rumah tangga kabupaten/kota ke-k, propinsi ke-p : banyaknya populasi rumah tangga propinsi ke-p, strata ke-h : banyaknya rumah tangga blok sensus ke-i, strata ke-h

: banyaknya rumah tangga hasil pemutakhiran blok sensus ke-i, strata ke-h : banyaknya sampel blok sensus, strata ke-h

: banyaknya sampel rumah tangga di setiap blok sensus, strata ke-h

0 1

h

hi h h h Nh

i hi hi h

hi M

n M n n M M

f n   

hi hi

h i

hj M M

f m

 

  10

|

hi h hi h p

pk p i hj hi pk

hpij M M

n M M

M f b

f f

f    10

. .

0

|

10

1 0 hi

hi h

h

pk p

p

hpij hpij

M M n

M M b

M

w f

 

whpij

Mp

Mpk 0

Mh

Mhi

Mhinh

mh

(24)

2.7.2. Estimasi Karakteristik

Misalkan yij dan xij masing-masing merupakan nilai karakteristik Y dan X rumah tangga terpilih ke-j di blok sensus terpilih ke-i di suatu propinsi di suatu strata, maka estimasi total karakteristik Y, X, dan rasio R serta varians rasio dirumuskan sebagai berikut:

a. Estimasi total nilai karakteristik X

∑∑

= =

=

n

1 i

m

1 j

ij ijx W

b. Estimasi total nilai karakteristik Y:

∑∑

= =

=

n

1 i

m

1 j

ij ijy W

c. Estimasi rasio dan varians rasio:

∑∑

∑∑

∑∑

∑∑

= =

= =

= =

= =

=

=

= n

1 i

m

1 j

ij n

1 i

m

1 j

ij

n

1 i

m

1 j

ij ij n

1 i

m

1 j

ij ij

x y

x W

y W

𝑣(𝑅̂) =1−𝑓

𝑋̂2 [ 𝑛

𝑛−1(∑ 𝑍̂𝑖2𝑍̂𝑖2

𝑛

𝑚𝑖=1 )] 𝑍̂𝑖 = 𝑌̂𝑖− 𝑅 ̂ . 𝑋̂𝑖 𝑍̂ = 𝑌̂ − 𝑅 ̂ . 𝑋̂

Dengan:

𝑛 : jumlah blok sensus terpilih

𝑌̂𝑖 : estimasi total karakteristik Y dalam blok sensus ke-i 𝑋̂𝑖 : estimasi total karakteristik X dalam blok sensus ke-i 𝑓 : fraksi penarikan sampel blok sensus

(25)

2.8. Daftar Sampel Blok Sensus (SPAK15.DSBS)

Daftar sampel blok sensus 2015 sd 2016 merupakan blok sensus panel dari tahun 2012, sehingga tidak ada penggantian sampel blok sensus.

Seperti dijelaskan sebelumnya, DSBS dibagi 4 paket sampel yang setiap paket sudah diatur sedemikian rupa pergantian rotasi sampel rumah tangganya sampai tahun 2016. DSBS sama dengan yang dikirim di tahun 2014.

2.9. Daftar Sampel Rumah Tangga (SPAK15.DSRT)

Updating rumah tangga pada blok sensus terpilih Susenas 2012 triwulan 3 dilakukan untuk memperoleh daftar rumah tangga yang lengkap dan mutakhir. Rumah tangga yang eligible selanjutnya dijadikan dasar untuk pemilihan sampel rumah tangga. Pemilihan sampel rumah tangga sebanyak 10 rumah tangga di setiap blok sensus terpilih dilakukan di BPS Pusat dan diupayakan independen terhadap sampel Susenas dengan angka random pertama (R1) berbeda. File dikirim ke daerah dalam bentuk DSRT.

Untuk kegiatan SPAK 2013 sd 2016 DSRT sudah ditentukan berdasarkan hasil realisasi pencacahan SPAK 2012 dengan dasar DSRT 2012. Tidak ada lagi pemutakhiran rumah tangga karena sesuai ketersediaan biaya, sehingga rotasi sampel rumah tangga disusun sedemikian rupa sehingga terpenuhi sampai dengan 2016.

(26)

Gambar 2.

Contoh Daftar Sampel Rumah Tangga (DSRT) SPAK 2015

Penjelasan DSRT:

1. Paket 1, 2, dan 4, isian kolom 5 dan 7 mengacu pada realisasi pencacahan SPAK 2014

2. Paket 3, isian kolom 5 mengacu pada hasil pemutakhiran 2012.

Sedangkan isian kolom 7 kosong

Untuk paket sampel blok 2 (fresh sample) dilakukan pemilihan responden, dengan terlebih dahulu melakukan listing eligible responden, karena informasi rumah tangga di paket sampel ini benar-benar baru.

(27)

Gambar 3.

Contoh Daftar Sampel Rumah Tangga (DSRT) SPAK 2015 dengan Paket Sampel Blok 1

Keberadaan rumah tangga pada SPAK2015:

1. Ditemukan, adalah kondisi dimana nama kepala rumah tangga dan alamat pada saat pencacahan sama dengan nama kepala rumah tangga dan alamat yang tercetak pada DSRT SPAK 2015. Termasuk dalam kondisi ini adalah bila nama kepala rumah tangga berbeda yang diakibatkan karena nama yang tercantum adalah kesalahan dalam penulisan nama panggilan/alias dan alamat.

2. Ganti Kepala Rumah Tangga, adalah kondisi dimana alamat pada saat pencacahan rumah tangga sama dengan alamat pada DSRT SPAK 2015 tetapi terjadi pergantian kepala rumah tangga yang diakibatkan nama

(28)

kepala rumah tangga yang tercantum pada daftar ini telah pindah, meninggal, atau sebab lain misalnya bercerai. Termasuk dalam kondisi ini adalah terjadinya kesalahan pengklasifikasian KRT.

3. Pindah di dalam blok sensus, adalah kondisi dimana alamat pada saat pencacahan rumah tangga berbeda dengan alamat rumah tangga pada DSRT SPAK 2015 sedangkan nama kepala rumah tangga tetap sama.

Tidak termasuk perbedaan alamat rumah tangga karena terjadi kesalahan penulisan alamat pada DSRT SPAK 2015. Jika terjadi KRT ganti dan pindah alamat, maka dipilih kode 3.

4. Pindah keluar blok sensus, ada ruta pengganti adalah kondisi dimana rumah tangga yang tercantum di DSRT pada saat pencacahan tidak ditemukan, dan setelah dikonfirmasikan dengan tetangga di sekitarnya diperoleh informasi bahwa rumah tangga tersebut telah pindah tempat tinggal di luar blok sensus. Termasuk rumah tangga tunggal yang pada saat pencacahan telah meninggal dunia. Pada bangunan sensus tempat tinggalnya telah ada rumah tangga lain yang menempati.

5. Pindah keluar blok sensus, tidak ada ruta pengganti adalah kondisi dimana rumah tangga yang tercantum di DSRT pada saat pencacahan tidak ditemukan, dan setelah dikonfirmasikan dengan tetangga di sekitarnya diperoleh informasi bahwa rumah tangga tersebut telah pindah tempat tinggal diluar blok sensus. Termasuk rumah tangga tunggal yang pada saat pencacahan telah meninggal dunia. Pada bangunan sensus tempat tinggalnya tidak ada rumah tangga lain yang menempati.

(29)

Hasil Pencacahan Responden :

0. Berhasil : responden berhasil diwawancarai

1. Berhasil Diganti : responden berhasil diwawancarai setelah relaksasi 2. Menolak : responden menolak untuk diwawancarai

3. Pergi : responden bepergian dan belum kembali sampai dengan berakhirnya batas waktu pencacahan

4. Sakit : responden tidak memungkinkan untuk diwawancarai karena alasan kesehatan/ sakit, gangguan jiwa, atau pikun karena usia lanjut Kasus Penggantian Sampel Responden:

1. Pada paket sampel 3, responden dipilih menggunakan Kish Table setelah terlebih dahulu dilakukan listing eligible responden, dan jika responden tidak dapat ditelusuri keberadaannya maka dapat diganti dengan eligible lainnya

2. Pada paket sampel 1, 2, dan 4 pada tahun 2015 jika terjadi kasus responden yang tercantum di DSRT SPAK 2015 ternyata pergi atau meninggal, maka langsung diganti dengan responden eligible lainnya, tanpa melakukan listing lagi

Kasus Penggantian Sampel Rumah Tangga : Jika rumah tangga sampel ternyata sudah pergi atau tidak ada di wilayah itu lagi, maka rumah tangga tersebut dapat diganti dengan rumah tangga yang sekarang mendiami bangunan sensus yang dulu dihuni rumah tangga yang pergi tersebut.

2.10. Pemilihan Sampel Responden

Pemilihan sampel responden dilakukan segera setelah pengisian DAFTAR KEPALA RUMAH TANGGA DAN SUAMI/ISTRI selesai dilakukan, karena wawancara blok berikutnya hanya dilakukan untuk ART yang terpilih sampel. Pemilihan sampel ART didasarkan pada jumlah anggota

(30)

rumah tangga yang memenuhi syarat, yaitu ART sebagai kepala rumah tangga atau pasangannya (istri/suami) dengan menggunakan Tabel Kish.

Prosedur pemilihan sampel responden menggunakan Tabel Kish tidak dilakukan ketika pada paket sampel 1, 2, dan 4, terdapat nama responden di DSRT SPAK 2015 dan pendataan SPAK 2015 berhasil ditemukan. Jika target responden di DSRT SPAK 2015 tidak berhasil diwawancarai karena beberapa sebab maka diganti pasangannya.

Tabel Kish terdiri dari 11 kolom. Kolom (1) adalah jumlah ART eligible dalam rumah tangga sampel. Kolom (2) sampai dengan (11) menunjukkan nomor urut sampel rumah tangga (01-10). Angka-angka dalam setiap sel kolom (2) sampai (11) menunjukkan nomor urut ART terpilih berdasarkan nomor urut sampel rumah tangga dan jumlah anggota rumah tangga yang memenuhi syarat (kepala rumah tangga atau pasangannya). Jumlah responden eligible bisa lebih dari 2 ketika suatu kepala rumah tangga memiliki pasangan lebih dari satu dan tinggal bersama dalam satu rumah tangga.

Penentuan nomor urut ART yang memenuhi syarat untuk dipilih adalah perpotongan antara kolom nomor urut sampel rumah tangga dengan jumlah anggota rumah tangga memenuhi syarat pada rumah tangga tersebut. Jika suatu rumah tangga mempunyai nomor urut rumah tangga sampel 8 dan jumlah anggota rumah tangga yang memenuhi syarat terpilih adalah 2, maka nomor urut sampel responden terpilih adalah yang terletak di sel perpotongan antara kolom 9 (nurt 8) dan jumlah anggota rumah tangga eligible 2, yaitu nomor 2. Lingkari nomor urut sampel anggota rumah tangga pada Daftar ART Sampel Kolom (8), kemudian lihat ke Kolom (2) nama anggota rumah tangga yang terpilih dan lingkari nomor urut anggota rumah tangga di kolom (1) yang sesuai.

(31)

Contoh:

Berikut adalah Rumah Tangga Abdul Rahman (sampel ruta ke 8).

DAFTAR KEPALA RUMAH TANGGA DAN ISTRI/SUAMI No.

Urut

Nama Kepala Rumah Tangga dan Istri/Suami

Hubungan dengan

KRT 1. KRT 2. Istri/

suami

Jenis Kelamin

1. Lk 2. Pr

Umur (tahun)

Beri tanda (√ ) jika No urut eligible

ART Laki-

laki

Perempuan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Abdul Rahman 1 1 47 1

2 Zaitun 2 2 42 2

Dari daftar tersebut diketahui bahwa di rumah tangga Abdul Rahman terdapat 2 anggota rumah tangga yang memenuhi syarat terpilih.

Adapun untuk memilih satu dari 2 anggota rumah tangga yang memenuhi syarat terpilih tersebut, dilakukan prosedur sebagai berikut:

1. Pilih kolom pada Tabel Kish sesuai dengan nomor urut ruta sampel.

Karena nomor urut rumah tangga Abdul Rahman adalah sampel ke-8 maka kolom yang sesuai pada Tabel Kish adalah kolom ke-9.

2. Pilih nomor baris pada Tabel Kish sesuai dengan jumlah anggota rumah tangga yang memenuhi syarat terpilih. Pada kasus diatas jumlah anggota rumah tangga yang memenuhi syarat terpilih sebanyak 2 ART, karena itu baris yang sesuai adalah baris ke 2.

3. Cari perpotongan antara kolom terpilih dengan baris terpilih.

Perpotongan kedua garis tersebut menunjukkan nomor urut dari anggota rumah tangga memenuhi syarat terpilih yang terpilih menjadi responden. Pada kasus rumah tangga Abdul Rahman perpotongan antara kolom ke 9 dengan baris ke 2 adalah 2, karena itu yang menjadi responden pada rumah tangga Abdul Rahman adalah Zaitun .

(32)

Kish Table :

Jumlah ART eligible

dalam Ruta

No urut sampel rumah tangga

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

0 Wawancara berakhir

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

3 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

(33)

ORGANISASI LAPANGAN

3.1. Struktur Organisasi

Dalam pelaksanaan suatu survei diperlukan adanya struktur organisasi lapangan. Tujuan dibentuknya struktur organisasi lapangan adalah agar setiap pelaku dalam organisasi mengetahui dengan pasti tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak masing-masing.

Kegiatan SPAK 2015 di tingkat pusat (BPS Pusat) dilaksanakan oleh Tim Pengarah dan Tim Teknis. Tim Pengarah BPS bertugas untuk menentukan arah kebiajakn dan strategi yang digunakan dalam keseluruhan tahapan kegiatan SPAK 2015 serta memberikan saran dan masukan baik teknis maupun non teknis kepada Tim Teknis BPS. Tugas pokok Tim Teknis BPS adalah menyusun rencana operasional dan implementasi kegiatan serta menyelenggarakan kegiatan persiapan di tingkat pusat.

Sedangkan kegiatan SPAK 2015 di tingkat daerah dilaksanakan oleh BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota. BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/kota menjalankan fungsi persiapan lapangan dan pelaksanaan pengumpulan data.

Struktur organisasi mulai dari tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 4 berikut:

BAB 3

(34)

Gambar 4.

Struktur Organisasi Penanggung Jawab Kegiatan SPAK 2015

3.2. Tugas dan Tanggung Jawab

3.2.1. Direktur Statistik Ketahanan Sosial

Tugas dan tanggung jawab dari Direktur Statistik Ketahanan Sosial adalah sebagai berikut:

Pencacah Lapangan Kepala BPS RI

Deputi Bidang Statistik Sosial

Kabid. Statistik Sosial Kepala BPS Provinsi - Direktur Statistik

Ketahanan Sosial - Kasubdit Statistik

Politik dan Keamanan

Kepala BPS Kabupaten/Kota

Kepala Seksi Statistik Sosial

Pengawas Lapangan

(35)

1) Bertanggung jawab terselenggaranya kegiatan SPAK 2015 2) Mengkoordinasikan kegiatan SPAK 2015

3) Mendelegasikan rencana survei beserta seluruh tahapan kegiatannya

3.2.2. Kepala Subdirektorat Statistik Politik dan Keamanan

Tugas dan kewajiban dari Kepala Subdirektorat Statistik Politik dan Keamanan adalah sebagai berikut:

1) Bertanggung jawab atas kegiatan SPAK 2015 2) Menyusun anggaran kegiatan.

3) Menyusun kuesioner dan buku pedoman.

4) Mengatur pengadaan dan pengiriman dokumen.

5) Menyiapkan berbagai kebutuhan lapangan antara lain surat tugas, surat pemberitahuan, perlengkapan survei, dokumen pelaksanaan lapangan dan pendukungnya serta pendanaan.

6) Menyiapkan berbagai kebutuhan lapangan antara lain surat tugas, surat pemberitahuan, perlengkapan survei, sketsa peta desa/kelurahan SP2010-WA, print out sketsa peta SP2010-WB hasil listing SP2010, dokumen pelaksanaan lapangan maupun pendukungnya dan pendanaan.

7) Merancang kegiatan supervisi.

8) Membuat laporan teknis pelaksanaan.

9) Menyusun publikasi.

3.2.3. Kepala BPS Provinsi

Tugas dan tanggung jawab Kepala BPS Provinsi adalah sebagai berikut:

1) Menginstruksikan hal-hal yang terkait dengan kegiatan teknis dan administrasi kepada penanggung jawab di BPS Provinsi.

(36)

2) Memonitor dan mengevaluasi penyelenggaraan briefing petugas di daerah.

3) Memonitor dan mengevaluasi jalannya koordinasi pelaksanaan pencacahan dan supervisi lapangan.

3.2.4. Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi

Tugas dan tanggung jawab Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi adalah sebagai berikut:

1) Melakukan koordinasi pelaksanaan pendataan SPAK 2015.

2) Melakukan koordinasi dengan Kepala BPS Kab/Kota mengenai rekruitmen petugas.

3) Merencanakan dan melaksanakan pelatihan petugas Kab/Kota.

4) Memonitor perkembangan pelaksanaan kegiatan survei.

3.2.5. Kepala BPS Kabupaten/Kota

Tugas dan tanggung jawab Kepala BPS Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:

1) Melakukan koordinasi dengan Kasie Statistik Sosial dalam pengecekan awal blok sensus terpilih di daerahnya sesuai daftar sampel.

2) Menyeleksi calon petugas lapangan dan mengirim petugas ke pusat pelatihan.

3) Mengalokasikan beban tugas kepada masing-masing petugas berdasarkan banyak blok sensus terpilih dan jumlah petugas.

4) Menyiapkan berbagai kebutuhan lapangan antara lain surat tugas, surat pemberitahuan, perlengkapan survei, dokumen pelaksanaan lapangan maupun pendukungnya.

(37)

5) Memonitor pelaksanaan lapangan dan melakukan koordinasi penyelesaian masalah.

3.2.6. Kasi Statistik Sosial BPS Kab/Kota (Pengawas/Pemeriksa) Tugas dan tanggung jawab Kasi Statistik Sosial BPS Kab/Kota adalah sebagai berikut:

1) Mengikuti pelatihan petugas lapangan SPAK 2015.

2) Bersama pencacah mengenali batas blok sensus yang menjadi wilayah tugas yang telah ditetapkan oleh BPS RI.

3) Mendistribusikan instrumen pencacahan sesuai dengan alokasi yang telah ditentukan untuk masing-masing pencacah.

4) Mendistribusikan print out sketsa/peta SP2010-WB hasil listing sesuai lokasi tugas pencacah.

5) Memberikan identitas rumah tangga sampel kepada Pencacah pada setiap blok sensus yang menjadi tanggung jawabnya.

6) Mengatur kegiatan perjalanan ke lokasi dan bahan-bahan yang dibutuhkan sebelum kegiatan lapangan dimulai.

7) Mendampingi dan mengevaluasi kinerja pencacah sejak awal pelaksanaan lapangan, sehingga kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi bisa dihindari sedini mungkin.

8) Membantu menyelesaikan masalah-masalah yang ditemui pencacah dalam pelaksanaan lapangan. Khusus menyangkut konsep dan definisi, mengacu pada buku pedoman atau penegasan-penegasan yang diberikan selama pelatihan.

9) Memantau kualitas data dengan melakukan pengecekan langsung, dan mengkonfirmasi kuesioner yang telah diisi pencacah ke responden.

(38)

10) Mengumpulkan dan memeriksa hasil pencacahan termasuk kelengkapan dokumen, kewajaran dan konsistensi isian, serta melakukan koreksi kesalahan yang dilakukan pencacah.

11) Memberitahukan lokasi tugas dari waktu ke waktu kepada BPS Kabupaten/Kota agar mudah dipantau.

12) Mengirim data hasil entri petugas pencacah ke sekretariat SPAK BPS RI dengan alamat email [email protected] ditembuskan (cc) ke Kabidsos BPS Provinsi.

13) Menyerahkan seluruh dokumen hasil pencacahan lapangan ke BPS Kabupaten/Kota.

Pengawas bertanggung jawab membangun motivasi di antara pencacah, sehingga mereka bekerja dengan semangat yang tinggi. Untuk mencapai hal ini Pengawas harus berusaha agar Pencacah:

1) Memahami sepenuhnya tentang hasil yang harus dicapai.

2) Menerima petunjuk Pengawas dalam menjalankan tugasnya.

3) Menerima penghargaan sesuai dengan hasil kerjanya.

4) Memberi dorongan untuk meningkatkan hasil dan mutu pekerjaannya.

5) Menciptakan suasana kerja yang tenang dan aman.

Dalam melakukan tugas bersama Pencacah, sepatutnya Pengawas mengikuti beberapa petunjuk di bawah ini:

1) Sebaiknya Pencacah diajak berunding dalam pengambilan keputusan dalam segala hal yang berkaitan dengan persiapan dan pelaksanaan lapangan. Dalam hal ini Pengawas harus bersikap tegas dan keputusan yang diambil harus dihormati oleh Pencacah.

2) Jika pencacah melakukan kesalahan, usahakan agar pembinaan diberikan dalam suasana bersahabat dan tidak ada orang lain.

(39)

Dengarkan penjelasan Pencacah, tunjukkan keinginan untuk membantunya, dan bahas masalah yang dihadapi.

3) Jika Pencacah mengeluh, dengarkan dengan sabar. Cobalah untuk mengatasi persoalan tersebut.

4) Usahakan untuk menanamkan semangat bekerja.

5) Pengawas sama sekali tidak boleh memperlakukan salah seorang Pencacah berbeda dari yang lain.

6) Usahakan untuk selalu berada dalam suasana kekeluargaan, bersahabat dan tidak kaku. Gunakan kata-kata yang membangkitkan semangat.

Tidak ada gunanya mengkritik sesuatu tanpa memberikan contoh yang baik.

7) Pengawas harus selalu tepat waktu, bersemangat dan berdedikasi agar Pencacah meniru sikap tadi. Pengawas tidak boleh memberi kesan bahwa seseorang bekerja lebih ringan atau mendapat perlakuan yang lebih dari petugas lainnya, karena hal tersebut bisa menimbulkan rasa tidak puas.

3.2.7. Pencacah

Tugas dan tanggung jawab pencacah adalah sebagai berikut:

1) Mengikuti pelatihan petugas lapangan SPAK 2015.

2) Mengenali wilayah tugas dan menelusuri rumah tangga sampel bersama-sama dengan Pengawas.

3) Menerima identitas rumah tangga sampel yang disiapkan oleh Pengawas pada setiap blok sensus yang menjadi tanggung jawabnya.

4) Melakukan wawancara terhadap responden pada rumah tangga sampel.

5) Melakukan kunjungan ulang untuk wawancara yang belum selesai.

(40)

6) Mengoreksi dan memastikan kewajaran serta kelengkapan isian untuk meyakinkan bahwa semua pertanyaan telah diajukan ke responden dan semua jawaban responden telah dicatat dengan benar.

7) Mendiskusikan masalah yang ditemui dalam pelaksanaan lapangan dengan Pengawas.

8) Melakukan entri data hasil pencacahan dan mengirimkan softcopynya kepada Pengawas.

9) Menyerahkan seluruh dokumen hasil pencacahan berikut dokumen pendukung lainnya kepada Pengawas.

3.3. Persyaratan Petugas Lapangan

Petugas lapangan SPAK 2015 terdiri dari Pengawas dan Pencacah.

Pengawas adalah Kasi Statistik Sosial di BPS Kab/Kota atau petugas lain yang ditugaskan oleh Kepala BPS Kab/Kota. Bagi mereka yang ditunjuk sebagai Pengawas, maka selain persyaratan-persyaratan tersebut di atas diperlukan pula tambahan persyaratan lain, yaitu:

1. Mampu menjalin pendekatan dengan kepala desa atau ketua RT/RW setempat, serta membuka jalan/meminta izin agar pencacah dapat melakukan wawancara.

2. Mampu menyusun rencana kerja dan memimpin petugas pencacah untuk melaksanakan pencacahan.

3. Mampu memecahkan persoalan dan hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan lapangan.

4. Siap untuk menggantikan tugas pencacah yang karena sesuatu hal tidak dapat melanjutkan pekerjaannya.

5. Bertanggung jawab terhadap kelengkapan hasil pencacahan semua petugas pencacah yang berada di bawah koordinasinya.

(41)

Pencacah SPAK 2015 diharuskan memenuhi kualifikasi sebagai berikut:

 Berpendidikan minimal sarjana lulusan STIS atau apabila tidak mencukupi minimal lulusan S1.

 Berpengalaman dalam melaksanakan SPAK tahun sebelumnya atau survei-survei BPS yang berkaitan dengan persepsi responden.

(42)
(43)

CARA PENGISIAN DAFTAR SPAK15.K

Daftar SPAK15.K digunakan untuk mencatat keterangan terkait dengan Survei Perilaku Anti Korupsi yang berisi mengenai pemahaman, pengetahuan, pendapat, dan pengalaman individu terkait perilaku korupsi di Indonesia.

4.1. Ketentuan Umum Pengisian Daftar

a. Semua isian harus ditulis dengan pensil hitam. Petugas tidak boleh mengisi dokumen pencacahan dengan pena, ballpoint, atau pensil warna.

b. Konsep dan definisi yang digunakan untuk mengisi kuesioner SPAK15.K, harus sesuai dengan buku pedoman.

c. Pemindahan isian ke kotak pengolahan hendaknya dilakukan setelah pencacahan selesai. Pemindahan isian di setiap rincian dimulai dari kotak yang paling kanan (rata kanan).

d. Semua tulisan di daftar SPAK15.K harus dituliskan dengan huruf kapital.

e. Sebelum memulai wawancara kepada responden setiap pencacah wajib membacakan prolog sesuai dengan redaksi sebagai berikut :

”Pemerintah terus berusaha meningkatkan kualitas pelayanan pada masyarakat. Namun demikian, sampai saat ini masih banyak kekurangan yang dijumpai.

Kami dari BPS (Badan Pusat Statistik) ditugaskan untuk melakukan survei ”SPAK 2015” yang bertujuan untuk memperoleh masukan dari

BAB 4

(44)

Bapak/Ibu demi perbaikan pelayanan masyarakat di masa mendatang.

Mohon bantuan Bapak/Ibu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut sesuai dengan pemahaman, pengetahuan, dan pengalaman Bapak/Ibu. Kami memberikan jaminan kerahasiaan identitas maupun jawaban yang diberikan”.

4.2. Blok I Keterangan Tempat

Blok ini berisi keterangan tempat mengenai provinsi, kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan, klasifikasi desa/kelurahan, letak geografis, nomor blok sensus, nomor kode sampel, nomor urut sampel rumah tangga, keberadaan rumah tangga, dan hasil pencacahan responden.

4.3. Blok II Keterangan Petugas dan Pemilihan Responden

Blok ini mencatat keterangan tentang petugas (pencacah dan pengawas/pemeriksa) yang bertanggung jawab melakukan pencacahan dan pengawasan/pemeriksaan. Selain itu blok ini juga mencatat keterangan mengenai pemilihan responden seperti yang sudah dijelaskan pada Bab 2.

Keterangan Pencacah

Isikan nama pencacah, tanggal pada saat melakukan pencacahan, kemudian ditandatangani.

Keterangan Pengawas/Pemeriksa

Isikan nama pengawas/pemeriksa, tanggal pada saat melakukan pemeriksaan, kemudian ditandatangani. Sebelum membubuhkan tanda tangan, pencacah dan pengawas/pemeriksa diharuskan memeriksa kebenaran dan kelengkapan isian Daftar SPAK15.K.

(45)

4.5. Blok III Keterangan Umum Responden

Blok ini mencatat keterangan mengenai identitas responden.

Responden SPAK 2015 adalah kepala rumah tangga atau pasangannya (istri/suami) yang terpilih menjadi sampel. Keterangan umum responden yang dicakup meliputi nama, jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, lapangan pekerjaan utama, jenis pekerjaan utama, status pekerjaan utama responden, dan rata-rata pengeluaran rumah tangga perbulan.

Rincian 301 Nama Responden Isikan nama lengkap responden.

Rincian 302 Hubungan dengan KRT

Tanyakan hubungan responden dengan Kepala Rumah Tangga dan Lingkari kode yang sesuai. Tuliskan jawaban yang dilingkari pada kotak yang tersedia. Pilihan jawabannya adalah 1. KRT (Kepala Rumah Tangga), 2.

Suami/Istri.

Rincian 303 Jenis Kelamin

Lingkari kode jenis kelamin responden dan isikan pada kotak yang tersedia, kode 1 untuk “Laki-laki” dan kode 2 untuk ”Perempuan”.

Rincian 304 Umur (Tahun)

Tanyakan umur responden dan isikan jawabannya dalam kotak. Umur dihitung dalam tahun dengan pembulatan ke bawah atau umur pada waktu ulang tahun yang terakhir. Perhitungan umur didasarkan pada kalender Masehi. Penjelasan: Jika umur responden 27 tahun 9 bulan, dicatat 27 tahun.

(46)

Rincian 305 Status Perkawinan

Tanyakan status perkawinan responden dan isikan kodenya pada kotak yang tersedia.

Pilihan jawaban untuk pertanyaan ini kode 1: belum kawin, kode 2: kawin, kode 3: cerai hidup, kode 4: cerai mati.

Kawin adalah seseorang mempunyai istri (bagi laki-laki) atau suami (bagi perempuan) pada saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun terpisah.

Dalam hal ini yang dicakup tidak saja mereka yang kawin sah secara hukum (adat, agama, negara, dan sebagainya), tetapi juga mereka yang hidup bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami-istri.

Cerai hidup adalah seseorang yang telah berpisah sebagai suami-istri karena bercerai dan belum kawin lagi. Dalam hal ini termasuk mereka yang mengaku cerai walaupun belum resmi secara hukum. Sebaliknya tidak termasuk mereka yang hanya hidup terpisah tetapi masih berstatus kawin, misalnya suami/istri ditinggalkan oleh istri/suami ke tempat lain karena sekolah, bekerja, mencari pekerjaan, atau untuk keperluan lain. Wanita yang mengaku belum pernah kawin tetapi pernah hamil, dianggap cerai hidup.

Cerai mati adalah seseorang ditinggal mati oleh suami atau istrinya dan belum kawin lagi.

(47)

Rincian 306. Pendidikan Tertinggi yang Pernah Ditamatkan

Lingkari salah satu kode 1 sampai dengan 8 dan isikan ke dalam kotak yang telah disediakan.

Jenjang pendidikan tertinggi yang pernah ditamatkan adalah jenjang pendidikan tertinggi yang pernah ditamatkan oleh seseorang yang masih atau sudah tidak bersekolah lagi.

SD/Sederajat adalah Sekolah Dasar atau yang sederajat (sekolah luar biasa tingkat dasar, sekolah dasar kecil, sekolah dasar pamong).

Termasuk, Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah sekolah umum berciri khas Islam yang sederajat dengan SD.

SMP/Sederajat adalah Sekolah Menengah Pertama atau yang sederajat (MULO, HBS 3 tahun, dan Sekolah Luar Biasa Menengah Pertama). Termasuk Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah sekolah umum berciri khas Islam yang sederajat dengan SMP.

Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sederajat adalah Sekolah Menengah Atas (SMA), atau yang sederajat (Sekolah Menengah Luar Biasa, HBS 5 tahun, AMS, dan Kursus Pegawai Administrasi Atas (KPAA). Pilihan ini termasuk

o Madrasah Aliyah (MA) adalah sekolah umum berciri khas Islam yang sederajat dengan SMA.

o Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah sekolah kejuruan setingkat SMA misalnya Sekolah Menengah Pekerjaan Sosial (SMPS), Sekolah Menengah Industri Kerajinan, Sekolah Menengah Seni Rupa, Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI), Sekolah Menengah Musik, Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan, Sekolah

(48)

Menengah Ekonomi Atas (SMEA), Sekolah Teknologi Menengah, Sekolah Menengah Teknologi Pertanian, Sekolah Menengah Teknologi Perkapalan, Sekolah Menengah Teknologi Pertambangan, Sekolah Menengah Teknologi Grafika, Sekolah Guru Olah Raga (SGO), Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB), Pendidikan Guru Agama 6 tahun, Sekolah Guru Taman Kanak-Kanak, Kursus Pendidikan Guru (KPG), Sekolah Menengah Analis Kimia, Sekolah Asisten Apoteker (SAA), Sekolah Bidan, Sekolah Penata Rontgen.

DI/DII/DIII

o Program Diploma 1/2 adalah program D1/D2 pada suatu perguruan tinggi yang menyelenggarakan program diploma 1/2 pada pendidikan formal. Program Diploma 1 hanya program diploma pada pendidikan formal yang dikelola oleh suatu perguruan tinggi.

o Program Diploma 3/sarjana muda adalah program D3 atau mendapatkan gelar sarjana muda pada suatu akademi/perguruan tinggi yang menyelenggarakan program diploma/mengeluarkan gelar sarjana muda.

DIV/S1 adalah program pendidikan diploma 4 atau strata 1 pada suatu perguruan tinggi.

S2/S3 adalah program pendidikan pasca sarjana (master atau doktor), strata 2 atau 3 pada suatu perguruan tinggi

(49)

Rincian 307 Apakah Bekerja atau Berusaha Selama Seminggu Terakhir Isikan kode 1 (Ya) apabila responden selama seminggu terakhir sebelum pencacahan bekerja atau berusaha.

Jika rincian ini berkode 1 (Ya) maka lanjut ke rincian 309.

Jika rincian ini berkode 2 (Tidak) maka lanjut ke rincian 308.

Rincian 308 Apakah Mempunyai Pekerjaan Tetap Tetapi Sementara Tidak Bekerja Selama Seminggu Terakhir.

Isikan kode 1 (Ya) apabila responden pada dasarnya memiliki pekerjaan tetap, tetapi karena satu dan lain hal selama seminggu terakhir ini ia sementara tidak bekerja.

Jika rincian ini berkode 1 (Ya) maka lanjut ke rincian 309

Jika rincian ini berkode 2 (Tidak) maka lanjut ke rincian 311

Rincian 309 Lapangan Usaha/Bidang Pekerjaan Utama dari Tempat Bekerja Selama Seminggu Terakhir

Lapangan Pekerjaan Utama adalah sektor atau bidang usaha di mana responden memperoleh penghasilan/pendapatan.

Lapangan pekerjaan utama, meliputi:

1. Pertanian meliputi pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan dan jasa pertanian.

2. Pertambangan adalah kegiatan/lapangan usaha di bidang pertambangan dan penggalian, seperti pertambangan batu bara, minyak dan gas bumi, biji logam, penggalian batu batuan, tanah liat, pasir, garam, mineral bahan kimia dan bahan pupuk, penambangan gips, aspal, dan lain-lain.

(50)

3. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar (barang mentah) menjadi barang setengah jadi atau jadi dan atau barang lain yang nilainya lebih tinggi, meliputi: Industri makanan, minuman dan tembakau;

1. Industri tekstil, pakaian jadi dan kulit;

2. Industri barang dari kayu, termasuk perabot rumah tangga;

3. Industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan penerbitan;

4. Industri kimia dan bahan kimia, minyak bumi, batu bara, karet dan plastik;

5. Industri barang galian bukan logam, kecuali minyak bumi dan batu bara;

6. Industri logam dasar;

7. Industri barang dari logam, mesin dan peralatan;

8. Industri pengolahan lainnya.

Termasuk dalam kegiatan ini adalah jasa industri dan pekerjaan perakitan.

4. Listrik, Gas dan Air Minum adalah kegiatan/usaha pengadaan tenaga listrik, gas alam, uap panas, air panas dan sejenisnya melalui jaringan, saluran atau pipa infrastruktur permanen, termasuk kegiatan pendistribusian listrik, gas, uap panas/air panas dan sejenisnya dalam lokasi pabrik atau gedung tempat tinggal. Kategori ini juga mencakup pengoperasian mesin (pembangkit listrik dan gas yang menghasilkan, mengontrol dan menyalurkan tenaga listrik atau gas), termasuk pengadaan udara sejuk (AC) dan produksi air minum.

(51)

5. Konstruksi adalah kegiatan penyiapan, pembuatan, pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan bangunan/konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana lain. Kegiatan/usaha di bidang konstruksi, meliputi konstruksi gedung, konstruksi bangunan sipil, termasuk kegiatan/usaha pembongkaran dan penyiapan lahan.

6. Perdagangan, hotel, dan restoran

Perdagangan adalah kegiatan penjualan kembali (tanpa perubahan teknis) barang baru maupun bekas. Kegiatan/usaha perdagangan meliputi perdagangan besar dan eceran.

Hotel adalah usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan. Kegiatan perhotelan meliputi hotel bintang, hotel melati, pondok wisata, dan penyediaan akomodasi jangka pendek lainnya.

Restoran mencakup jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan permanen yang menjual dan menyajikan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya, dengan peralatan/perlengkapan untuk proses pembuatan dan penyimpanan maupun tidak dan telah mendapatkan surat keputusan sebagai restoran/rumah makan dari instansi yang membinanya.

7. Angkutan/pergudangan/komunikasi

Angkutan mencakup kegiatan penyediaan sarana angkutan penumpang atau barang/ternak dari suatu tempat ke tempat lain dengan sistem berjadwal, baik melalui darat, air maupun udara.

Kegiatan lain seperti penyediaan fasilitas terminal, parkir, bongkar muat, dan lain-lain, dicakup sebagai kegiatan transportasi.

(52)

Pergudangan mencakup usaha penyimpanan barang-barang sementara (bukan stok) sebelum barang tersebut dikirim ke tujuan akhir dengan tujuan komersial.

Komunikasi meliputi kegiatan telekomunikasi, penyajian penerbitan, pos dan giro.

8. Keuangan/real estate/jasa perusahaan

Keuangan adalah kegiatan/usaha di bidang keuangan dan asuransi, yang meliputi jasa keuangan, seperti perantara moneter, bank, dana kredit, dan jasa keuangan lain; asuransi, baik asuransi jiwa maupun asuransi non jiwa; dana pensiun; dan sejenisnya.

Real estate adalah kegiatan pembelian, penjualan, persewaan, pengoperasian, pengelolaan, dan penaksiran bangunan, seperti:

bangunan apartemen, bangunan tempat tinggal, bangunan bukan tempat tinggal. Termasuk juga pengembangan dan penjualan tanah dan kuburan, pengoperasian apartemen-apartemen, hotel dan kawasan tempat tinggal yang bisa dipindah-pindahkan. Kegiatan real estate dapat dilakukan terhadap properti milik sendiri maupun yang disewa, dan juga dapat dikerjakan atas dasar balas jasa maupun kontrak.

Jasa perusahaan mencakup jasa hukum dan notaris, jasa akuntan dan pembukuan, jasa pengolahan dan penyajian data, jasa teknik dan arsitektur, jasa periklanan, jasa riset, dan jasa perusahaan lainnya.

9. Jasa Kemasyarakatan adalah kegiatan layanan (service) atau penyediaan jasa meliputi: pendidikan, kesehatan, kemasyarakatan, serta pemerintahan dan perorangan.

0. Lainnya adalah kegiatan yang bidang atau sektornya tidak termasuk pada rincian di atas.

(53)

Rincian 310 Status Dalam Pekerjaan Utama Selama Seminggu Terakhir

Status pekerjaan Utama adalah jenis kedudukan seseorang dalam pekerjaan, terdiri dari:

1. Berusaha sendiri adalah bekerja atau berusaha dengan menanggung resiko secara ekonomis, diantaranya dengan tidak kembalinya ongkos produksi yang telah dikeluarkan dalam rangka usahanya tersebut, serta tidak menggunakan pekerja dibayar maupun pekerja tak dibayar.

Termasuk yang sifatnya memerlukan teknologi atau keahlian khusus.

Penjelasan:

Perusahaan yang didirikan oleh lebih dari satu orang dan tidak memiliki buruh/pegawai maka masing-masing orang berstatus sebagai berusaha sendiri.

Contoh:

Sopir lepas (tidak mendapat gaji) dengan sistem setoran, tukang becak, tukang kayu, tukang batu, tukang listrik, tukang pijat, tukang gali sumur, agen koran, tukang ojek, pedagang yang berusaha sendiri, dokter/bidan/dukun yang buka praktek sendiri, calo tiket, calo tanah/rumah dan lain sebagainya.

2. Berusaha dibantu buruh buruh tidak dibayar adalah bekerja atau berusaha atas resiko sendiri, dan menggunakan buruh/karyawan/

pegawai tak dibayar dan atau buruh/karyawan/pegawai tidak tetap.

3. Berusaha dibantu buruh dibayar adalah berusaha atas resiko sendiri dan mempekerjakan paling sedikit satu orang buruh/karyawan/

pegawai tetap yang dibayar.

(54)

4. Karyawan/pegawai swasta adalah seseorang yang bekerja pada orang lain atau instansi/kantor/perusahaan secara tetap dengan menerima upah/gaji baik berupa uang maupun barang.

5. Pegawai Negeri Sipil/Pejabat Pemerintahan

Termasuk Pegawai Negeri/pejabat Pemerintah Pusat maupun Pegawai Negeri/pejabat Pemerintah Daerah

6. TNI/Polri Cukup jelas

7. Pegawai BUMD/BUMN

Contohnya adalah pegawai PLN, PDAM, Pertamina, dsb.

8. Pekerja bebas, adalah seseorang yang bekerja pada orang lain/majikan/ institusi yang tidak tetap (lebih dari satu majikan dalam sebulan terakhir) di usaha pertanian baik yang berupa usaha rumah tangga maupun bukan usaha rumah tangga atas dasar balas jasa dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun barang, dan baik dengan sistem pembayaran harian maupun borongan.

9. Pekerja tak dibayar adalah seseorang yang bekerja membantu orang lain yang berusaha dengan tidak mendapat upah/gaji, baik berupa uang maupun barang.

Pekerja tak dibayar tersebut dapat terdiri dari:

 Anggota rumah tangga dari orang yang dibantunya, seperti istri yang membantu suaminya bekerja di sawah.

 Bukan anggota rumah tangga tetapi keluarga dari orang yang dibantunya, seperti saudara/famili yang membantu melayani penjualan di warung.

 Bukan anggota rumah tangga dan bukan keluarga dari orang yang dibantunya, seperti orang yang membantu menganyam topi pada industri rumah tangga tetangganya.

Referensi

Dokumen terkait

dasar pertimbangan hakim mengabulkan permohonan izin poligami dengan alasan diatas dengan dasar hukum pada pasal 55 ayat (2), pasal 58 ayat (1), pasal 57 huruf (c)

Menembak merupakan sasaran akhir setiap bermain. Penguasaan terhadap teknik ini mempunyai peranan. yang penting dalam permainan bola basket, sebab tembakan merupakan kunci utama

Tabungan Haji pada Bank Jatim adalah tabungan perorangan dalam mata uang rupiah sebagai simpanan atau tabungan yang diperuntukkan kepada. nasabah atau calon jamaah haji yang

Bahwa selama dalam perkawinan tersebut, Terdakwa dan Saksi-1 tinggal di daerah Rawageni Depok, semula kehidupan Terdakwa dan Saksi-1 berjalan harmonis dan mempunyai

[r]

Kekurangan air dalam tubuh juga sangat berbahaya dan bahkan bisa berakibat fatal, kerena itulah kita perlu memenuhi cairan tubuh dengan cara mengkonsumsi air

Ada perbedaan motivasi internal secara bermakna antara wilayah cakupan IVA tinggi dibandingkan dengan wilayah cakupan IVA rendah (p<0,05), walaupun motivasi eksternal

Mengikut Arahan Perbendaharaan 103, Ketua Jabatan hendaklah menyelenggara Daftar Bil bagi merekod semua bil yang diterima bertujuan untuk memudahkan pihak