• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN JASMANI DALAM MENYELESAIKAN TUGAS BELAJAR MATA KULIAH TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN JASMANI DALAM MENYELESAIKAN TUGAS BELAJAR MATA KULIAH TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PODIUM: Siliwangi Journal of Sport Science

Volume 1, Nomor 2, (2021) hlm. 89-102 http://publikasi.unsil.ac.id/index.php/podium E-ISSN: 2808-4756

MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN JASMANI DALAM MENYELESAIKAN TUGAS BELAJAR MATA KULIAH TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA

Tasya Ashri1*, Ucu Muhammad Afif2, Selly Purnama3

¹Universitas Siliwangi, Indonesia, email: tasyaashri@gmail.com

2Universitas Siliwangi,, Indonesia, email: ucumuhammadafif@unsil.ac.id

3Universitas Siliwangi, Indonesia, email: sellypurnama@unsil.ac.id

*Koresponden penulis

Info Artikel Abstract

Diajukan: 29 September 2021 Diterima: 10 November 2021 Diterbitkan: 30 November 2021

Keyword:

Motivation, Learning, Education

Kata Kunci:

Motivasi, Belajar, Pendidikan

This study aims to determine how much motivation to learn physical education students in completing the learning task of the test and measurement of sports courses. The research method used is descriptive method. Based on the results of the study, it is known that the learning motivation of physical education students is 1% in the very high category, 59% in the high category, and 40% in the sufficient category with the research subject to the 2017 physical education students using proportionate stratified random sampling. In this study, there was a population of 205 students of physical education FKIP Siliwangi University who contracted the fifth semester of the 2019/2020 academic year and a proportional sample of 126 people. The instrument in this study used the Questionnaire Method. Based on the results of research and discussion, it can be concluded that 1). Intrinsic factors affect motivation, this is evidenced by the results of most students being in the high category while extrinsic factors are also able to influence the motivation of physical education students in completing learning tasks, most of them are in the high category. 2). The influence of the high intrinsic factor on the motivation of physical education students is caused by students having physical needs such as nutrition and health in the moderate and high categories, having psychological needs such as spiritual and mental which are in very high and sufficient categories. Meanwhile, the high influence of extrinsic factors on the motivation of physical education students is caused by students having social needs such as friends, lecturers/teachers, and family in the moderate and high categories and having non-social needs such as time, weather, infrastructure suggestions and conditions of the place to study which are categorized as sufficient and high..

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar motivasi belajar mahasiwa pendidikan jasmani dalam menyelesaikan tugas belajar mata kuliah tes dan pengukuran olahraga. Metode peneliti yang digunakan adalah metode deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani sebesar 1% berkategori sangat tinggi, 59%

berkategori tinggi, dan 40% berkategori cukup dengan subjek penelitian kepada mahasiswa pendidikan jasmani angkatan 2017 menggunakan proportionate stratified random sampling. Dalam penelitian ini terdapat populasi mahasiswa pendidikan jasmani FKIP Universitas Siliwangi yang mengkontrak semester V tahun ajaran 2019/2020 sebanyak 205 orang dan sampel yang diperkirakan proposional sebanyak 126 orang. Instrumen pada penelitian ini menggunakan Metode Kuesioner. Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan bahwa 1). Faktor intrinsik mempengaruhi motivasi hal ini dibuktikan dengan hasil sebagian besar siswa berada pada kategori tinggi sedangkan faktor ekstrinsik juga mampu mempengaruhi motivasi mahasiswa pendidikan jasmani dalam menyelesaikan tugas belajar sebagian besar berada pada kategori tinggi. 2). Pengaruh tingginya faktor intrinsik terhadap motivasi mahasiswa pendidikan jasmani disebabkan mahasiswa memiliki kebutuhan fisik seperti nutrisi dan kesehatan pada kategori cukup dan tinggi, memiliki kebutuhan psikologis seperti rohani dan mental yang berkategori sangat tinggi dan cukup.

Sedangkan Pengaruh tingginya faktor eksntrinsik terhadap motivasi mahasiswa pendidikan jasmani disebabkan mahasiswa memiliki kebutuhan sosial seperti teman, dosen/guru, dan keluarga pada kategori cukup dan tinggi serta memiliki kebutuhan non sosial seperti waktu, cuaca, saran prasaran dan kondisi tempat belajar yang berkategori cukup dan tinggi.

(2)

PENDAHULUAN

Undang - Undang Sistem Keolahragaan Nasional pasal 18 ayat 1 yang berbunyi,

“Olahraga pendidikan diselenggarakan sebagai bagian proses pendidikan”. Jelas, dalam bunyi ayat tersebut olahraga pendidikan termasuk kedalam proses pendidikan. Olahraga pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan jasmani. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani ada beberapa hal yang harus dimiliki salah satunya ialah motivasi.

Menurut Khodijah (2014) motivasi belajar adalah “Kondisi psikologis yang mendorong seseorang dalam untuk belajar” (hlm.51) Motivasi belajar muncul dalam diri sesuai keinginan dan kebutuhan individu masing masing. Pendidikan jasmani ada dalam jenjang sekolah yang dimulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Perguruan Tinggi. Dalam perguruan tinggi ada program studi pendidikan jasmani. Program studi ini diberdayakan untuk menghasilkan insan pengembang olahraga terutama dalam lingkup olahraga pendidikan. Kurikulum baru Program Studi Pendidikan Jasmani di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi terdapat empat jenis mata kuliah. (1) Mata Kuliah Umum, (2) Mata Kuliah Khusus (3) Mata Kuliah Pilihan dan (4) Mata Kuliah Utama.

Dalam proses perkuliahan tentu mahasiswa yang diberikan tugas belajar tidak semua dapat mengerjakan dengan baik. Peneliti melalukan observasi pra penelitian yang berbentuk angket dan diberikan kepada mahasiswa semester V tahun ajaran 2019/2020.

Didapatkan hasil bahwa mata kuliah utama (teori) yang banyak memberikan tugas dan sulit untuk dikerjakan adalah mata kuliah tes dan pengukuran olahraga (terlampir). Hasil observasi tersebut selaras dengan hasil pengalaman peneliti, terlihat mahasiswa pendidikan jasmani saat di semester V dirasa kurang bisa menyelesaikan tugas belajar mata kuliah tes dan pengukuran olahraga sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Hal ini bisa dihubungkan dengan motivasi intrinsik yang dimiliki mahasiswa itu sendiri terkadang mahasiswa malas mengerjakan tugas belajar dan lebih memilih untuk mengulur waktu hingga deadline yang ditentukan dan bahkan tidak menyelesaikan tugas belajar tersebut karena berbagai alasan. Kesimpulan alasan dari hasil observasi yaitu tugas belajar mata kuliah tes dan pengukuran olahraga dirasa sangat sulit dan proses pengerjaan lama karena prosedur yang banyak serta adanya hitung menghitung dalam tugas belajar mata kuliah tes dan pengukuran olahraga.

METODE

Menurut Sugiyono (2018) menyatakan bahwa, “Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian yang penulis buat termasuk kedalam pendekatan kuantitatif. Karena penelitian ini terdapat pengumpulan data, menganalisis dan mengolah data menjadi hasil numerik dan juga termasuk kedalam fenomena yang dapat dilakukan pengukuran dalam variabelnya serta menghasilkan suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif.

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam menyelesaikan tugas belajar mata kuliah tes dan pengukuran olahraga.

Dalam penelitian ini terdapat populasi mahasiswa pendidikan jasmani FKIP Universitas Siliwangi yang mengkontrak semester V tahun ajaran 2019/2020 sebanyak 205 orang dengan keterangan pada tabel dan sampel yang diperkirakan proposional sebanyak 126 orang. Proses pengumpulan data yang dilakukan meliputi Studi lapangan, studi kepustakaan. Instrument dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner.Teknik analisi data yang digunakan adalah analisi deskriptif yaitu dengan mendeskriptifkan dan memaknai data dari masing-masing komponen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Persentase Motivasi Belajar

(3)

Gambaran motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam mengerjakan tugas belajar berdasarkan data yang diperoleh dan setelah di analisis dengan analisa stasitik (lampiran), dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Deskripsi Persentase Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Jasmani No Interval Persentase

Skor Kriteria Frekuensi Persentase

1 84-100 Sangat Tinggi 1 1

2 68-83 Tinggi 75 59

3 52-67 Cukup 50 40

4 36-51 Rendah 0 0

5 20-35 Sangat Rendah 0 0

Jumlah 126 100

Lebih jelasnya, gambaran mengenai motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam menyelesaikan tugas belajar mata kuliah tes dan pengukuran dapat dilihat secara seksama menggunakan grafis diagram batang pada gambar 1.

Gambar 1. Distribusi Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Jasmani Menyelesaikan Tugas Belajar

Berdasarkan gambaran diagram pada gambar 1 diketahui motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam mengerjakan tugas belajar dengan persentase 40%

untuk kategori cukup, 59% untuk kategori tinggi dan 1% untuk kategori sangat tinggi. Selain dari pernyataan diatas diketahui juga keseluruhan persentase motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dengan hasil sebagai berikut:

Persentase (%) = 𝑛

𝑁 x 100% = 14551

20790 x 100% = 70%

Dari penyelesaian diatas diketahui bahwa motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani sebesar 70% dan termasuk kedalam kategori tinggi. Hasil ini juga berkaitan dengan hipotesis yang sudah ditulis. Sebelum itu diperlukan untuk menguji normalitas data. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa hasil uji normalitas data sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Data L hitung (Lo) L Tabel (α 0,05) Keputusan

0,4524 0,0790 Normal

Setelah melakukan perhitungan didapatkan Lo yaitu 0,4524 dan untuk L tabel (α 0,05) yaitu 0,0790. Diketahui bahwa data dikatakan normal apabila, Lo > L tabel maka data termasuk kedalam data normal. Dapat ditarik kesimpulan dari uji normalitas data pada penelitian ini adalah Normal karena Lo > Ltabel. Setelah mengetahui normalitas data, dilakukan uji hipotesis dengan diketahui bahwa hipotesis yang ditulis adalah motivasi belajar mahasiswa dalam kategori tinggi sebesar 30% atau bila dikonversikan sama dengan 38 orang yang hanya berkategori tinggi. Hipotesis nol: Motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani yang berkategori tinggi = 38 orang. Hipotesis alternatif: Motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani yang berkategori tinggi ≠ 38 orang.

0 0

40%

59%

1%

0 20 40 60 80

Sangat Rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi

Frekuensi

Kategori Motivasi Belajar

Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Jasmani

(4)

Bila harga t hitung lebih kecil atau sama dengan (≤) dari harga tabel maka Ho diterima. Dengan harga t hitung adalah harga mutlak, jadi dilihat (+) atau (-) nya. Berikut hasil uji hipotesis dalam sebuah tabel:

Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis

T hitung T Tabel Keputusan

-0,8014 2,132 Ho diterima

Setelah didapatkan t hitung. Telah didapatkan juga harga t tabel (df-1=4, α=0,05) 2,132. Dengan demikian dapat diambil keputusan bahwa t hitung lebih kecil daripada t tabel, maka hipotesis nol (Ho) yang menyatakan motivasi belajar mahasiswa yang berkategori tinggi diterima.

Deskripsi Persentase Motivasi Intrinsik

Gambaran faktor intrinsik motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam mengerjakan tugas belajar diketahui faktor intrinsik persentase motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dengan hasil sebagai berikut:

Persentase (%) = 𝑛

𝑁 x 100% = 7947

11340 x 100% = 70%

Dari penyelesaian diatas diketahui bahwa faktor intrinsik yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani sebesar 70% dan termasuk kedalam kategori tinggi. Setelah itu diketahui data yang diperoleh dan setelah di analisis dengan analisa stasitik (lampiran), dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Deskripsi Persentase Motivasi Belajar Faktor Intrinsik No Interval Persentase

Skor Kriteria Frekuensi Persentase

1 84-100 Sangat Tinggi 1 1

2 68-83 Tinggi 79 63

3 52-67 Cukup 45 35

4 36-51 Rendah 1 1

5 20-35 Sangat Rendah 0 0

Jumlah 126 100

Lebih jelasnya, gambaran mengenai faktor intrinsik motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam menyelesaikan tugas belajar mata kuliah tes dan pengukuran dapat dilihat secara seksama menggunakan grafis diagram batang pada gambar 2.

Gambar 2. Distribusi Faktor Intrinsik Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Jasmani

Berdasarkan gambar hasil penelitian diagram batang diatas daapat ditarik kesimpulan bahwa faktor intrinsik yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam mengerjakan tugas belajar dengan persentase 1% untuk kategori rendah, 35% untuk kategori cukup, 63% untuk kategori tinggi dan 1% untuk kategori sangat tinggi. Faktor intrinsik ini dibagi kedalam beberapa dimensi dan indikator

(5)

yaitu dimensi faktor fisik berisikan dengan indikator nutrisi dan kesehatan serta untuk dimesnsi faktor psikologis berisikan dengan indikator rohani dan mental. Dimulai dengan gambaran mengenai faktor fisik pada motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam menyelesaikan tugas belajar mata kuliah tes dan pengukuran dalam sebuah tabel 5.

Tabel 5. Deskripsi Persentase Motivasi Belajar Faktor Fisik

No Interval

Persentase Skor Kriteria Frekuensi Persentase

1 84-100 Sangat Tinggi 1 1

2 68-83 Tinggi 51 40

3 52-67 Cukup 70 56

4 36-51 Rendah 4 3

5 20-35 Sangat Rendah 0 0

Jumlah 126 100

Lebih jelasnya, gambaran mengenai faktor fisik pada motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam menyelesaikan tugas belajar mata kuliah tes dan pengukuran dapat dilihat secara seksama menggunakan grafis diagram batang dibawah ini

Gambar 3. Distribusi Faktor Fisik Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Jasmani

Berdasarkan gambar hasil penelitian diagram batang diatas daapat ditarik kesimpulan bahwa faktor fisik yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam mengerjakan tugas belajar dengan persentase 3% untuk kategori rendah, 56% untuk kategori cukup, 40% untuk kategori tinggi dan 1% untuk kategori sangat tinggi.

Gambaran mengenai faktor fisik tidak lengkap tentunya dengan indikator pada faktor fisik yaitu nutrisi dan kesehatan. Berikut indikator nutrisi dan kesehatan pada motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam menyelesaikan tugas belajar mata kuliah tes dan pengukuran di sebuah tabel dibawah ini.

Tabel 6. Deskripsi Persentase Motivasi Belajar Indikator Nutrisi dan Kesehatan Indikator Nutrisi

No Interval Persentase Skor Kriteria Frekuensi Persentase

1 84-100 Sangat Tinggi 0 0

2 68-83 Tinggi 17 13

3 52-67 Cukup 82 65

4 36-51 Rendah 24 19

5 20-35 Sangat Rendah 3 3

Jumlah 126 100

Indikator Kesehatan

No Interval Persentase Skor Kriteria Frekuensi Persentase

1 84-100 Sangat Tinggi 27 21

2 68-83 Tinggi 69 55

3 52-67 Cukup 29 23

4 36-51 Rendah 1 1

5 20-35 Sangat Rendah 0 0

Jumlah 126 100

0 3%

56%

40%

1%

0 20 40 60 80

Sangat Rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi

Frekuensi

Kategori Motivasi Belajar

Dimensi Faktor Fisik

(6)

Lebih jelasnya, gambaran mengenai indikator nutrisi dan kesehatan pada motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam menyelesaikan tugas belajar mata kuliah tes dan pengukuran dapat dilihat secara seksama menggunakan grafis diagram batang pada gambar 4.

Gambar 4. Distribusi Indikator Nutrisi dan Kesehatan

Berdasarkan gambar hasil penelitian diagram batang diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa indikator nutrisi yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam mengerjakan tugas belajar dengan persentase 2,4% untuk kategori sangat rendah, 24% untuk kategori rendah, 82% untuk kategori cukup dan 17%

untuk kategori tinggi. Sedangkan untuk indikator kesehatan yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam mengerjakan tugas belajar dengan persentase 1% untuk kategori rendah, 29% untuk kategori cukup, 69% untuk kategori tinggi dan 27% untuk kategori tinggi. Setelah itu, dimensi faktor psikologis. Dalam dimensi faktor psikologis terdapat indikator rohani dan mental berikut gambaran mengenai faktor psikologis pada motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam menyelesaikan tugas belajar mata kuliah tes dan pengukuran dalam sebuah tabel dibawah ini.

Tabel 7. Deksripsi Persentase Motivasi Belajar Faktor Psikologis

No Interval

Persentase Skor Kriteria Frekuensi Persentase

1 84-100 Sangat Tinggi 10 8

2 68-83 Tinggi 84 67

3 52-67 Cukup 31 24

4 36-51 Rendah 1 1

5 20-35 Sangat Rendah 0 0

Jumlah 126 100

Lebih jelasnya, gambaran mengenai faktor psikologis pada motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam menyelesaikan tugas belajar mata kuliah tes dan pengukuran dapat dilihat secara seksama menggunakan grafis diagram batang pada gambar 5.

3%

19%

65%

13%

0

0 1%

23%

55%

21%

0 20 40 60 80 100

Sangat Rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi

Frekuensi

Kategori Motivasi Belajar Indikator Nutrisi dan Kesehatan

Nutrisi Kesehatan

(7)

Gambar 5. Distribusi Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Jasmani Faktor Psikologis

Berdasarkan gambar hasil penelitian diagram batang pada gambar 5 dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor psikologis yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam mengerjakan tugas belajar dengan persentase 1% untuk kategori rendah, 24% untuk kategori cukup, 67% untuk kategori tinggi dan 8% untuk kategori sangat tinggi. Gambaran mengenai faktor psikologis tidak lengkap tentunya dengan indikator pada faktor fisik yaitu rohani dan mental. Berikut indikator rohani dan mental pada motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam menyelesaikan tugas belajar mata kuliah tes dan pengukuran di sebuah tabel dbawah ini.

Tabel 8. Deskripsi Persentase Motivasi Belajar Indikator Rohani dan Mental Indikator Rohani Indikator Rohani

No Interval Persentase Skor Kriteria Frekuensi Persentase

1 84-100 Sangat Tinggi 77 61

2 68-83 Tinggi 39 31

3 52-67 Cukup 9 7

4 36-51 Rendah 0 0

5 20-35 Sangat Rendah 1 1

Jumlah 126 100

Indikator Mental

No Interval Persentase Skor Kriteria Frekuensi Persentase

1 84-100 Sangat Tinggi 8 6

2 68-83 Tinggi 62 49

3 52-67 Cukup 50 40

4 36-51 Rendah 6 5

5 20-35 Sangat Rendah 0 0

Jumlah 126 100

Lebih jelasnya, gambaran mengenai indikator nutrisi dan kesehatan pada motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam menyelesaikan tugas belajar mata kuliah tes dan pengukuran dapat dilihat secara seksama menggunakan grafis diagram batang dibawah ini

Gambar 6. Distribusi Indikator dan Mental

0 1%

24%

67%

8%

0 50 100

Sangat Rendah

Rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi

Frekuensi

Kategori Motivasi Belajar Faktor Psikologis

1% 0 7%

31%

61%

0 5%

40% 49%

6%

0 50 100

Sangat Rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi

Frekuensi

Kategori Motivasi Belajar Indikator Rohani dan Mental

Rohani Mental

(8)

Berdasarkan gambar hasil penelitian diagram batang diatas daapat ditarik kesimpulan bahwa indikator rohani yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam mengerjakan tugas belajar dengan persentase 1% untuk kategori sangat rendah, 7% untuk kategori cukup, 31% untuk kategori tinggi dan 61% untuk kategori sangat tinggi. Sedangkan untuk indikator kesehatan yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam mengerjakan tugas belajar dengan persentase 5% untuk kategori rendah, 40% untuk kategori cukup, 49% untuk kategori tinggi dan 6% untuk kategori tinggi.

Deskripsi Persentase Motivasi Ekstrinsik

Gambaran faktor intrinsik motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam mengerjakan tugas belajar diketahui faktor ekstrinsik persentase motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dengan hasil sebagai berikut:

Persentase (%) = 𝑛

𝑁 x 100% = 6604

9450 x 100% = 70%

Dari penyelesaian diatas diketahui bahwa faktor ekstrinsik yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani sebesar 70% dan termasuk kedalam kategori tinggi. Setelah itu diketahui data yang diperoleh dan setelah di analisis dengan analisa stasitik dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9. Deskripsi Persentase Motivasi Belajar Faktor Ekstrinsik No Interval Persentase

Skor Kriteria Frekuensi Persentase

1 84-100 Sangat Tinggi 1 1

2 68-83 Tinggi 83 66

3 52-67 Cukup 40 31

4 36-51 Rendah 2 2

5 20-35 Sangat Rendah 0 0

Jumlah 126 100

Lebih jelasnya, gambaran mengenai faktor ekstrinsik motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam menyelesaikan tugas belajar mata kuliah tes dan pengukuran dapat dilihat secara seksama menggunakan grafis diagram batang dibawah ini

Gambar 7. Distribusi Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Jasmani Faktor Ekstrinsik

Berdasarkan gambar hasil penelitian diagram batang diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor ekstrinsik yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam mengerjakan tugas belajar dengan persentase 2% untuk kategori rendah, 31% untuk kategori cukup, 66% untuk kategori tinggi dan 1% untuk kategori sangat tinggi. Faktor ekstrinsik ini dibagi kedalam beberapa dimensi dan indikator yaitu dimensi faktor sosial berisikan dengan indikator dosen, teman dan keluarga serta untuk dimesnsi faktor non sosial berisikan dengan indikator waktu dan cuaca, sarana prasarana dan konndisi tempat belajar. Dimulai dengan gambaran mengenai faktor sosial pada motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam menyelesaikan tugas belajar mata kuliah tes dan pengukuran dalam sebuah tabel 10.

0 2%

31%

66%

1%

0 50 100

Sangat Rendah

Rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi

Frekuensi

Kategori Motivasi Belajar

Faktor Ekstrinsik

(9)

Tabel 10. Deskripsi Persentase Motivasi Belajar Faktor Sosial No Interval Persentase

Skor Kriteria Frekuensi Persentase

1 84-100 Sangat Tinggi 1 1

2 68-83 Tinggi 20 16

3 52-67 Cukup 59 46

4 36-51 Rendah 44 35

5 20-35 Sangat Rendah 2 2

Jumlah 126 100

Lebih jelasnya, gambaran mengenai faktor fisik pada motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam menyelesaikan tugas belajar mata kuliah tes dan pengukuran dapat dilihat secara seksama menggunakan grafis diagram batang dibawah ini

Gambar 8. Distribusi Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Jasmani Faktor Sosial

Berdasarkan gambar hasil penelitian diagram batang diatas daapat ditarik kesimpulan bahwa faktor sosial yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam mengerjakan tugas belajar dengan persentase 2% untuk kategori sangat rendah, 35% untuk kategori rendah, 46% untuk kategori cukup, 16% untuk kategori tinggi dan 1% untuk kategori sangat tinggi. Gambaran mengenai faktor sosial tidak lengkap tentunya dengan indikator pada faktor sosial yaitu dosen, teman, dan keluarga.

Berikut indikator dosen, teman, dan keluarga pada motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam menyelesaikan tugas belajar mata kuliah tes dan pengukuran di sebuah tabel dbawah ini.

Tabel 11. Deskripsi Persentase Motivasi Belajar Indikator Dosen, Teman dan Keluarga Indikator Dosen

No Interval Persentase Skor Kriteria Frekuensi Persentase

1 84-100 Sangat Tinggi 3 2

2 68-83 Tinggi 19 15

3 52-67 Cukup 51 41

4 36-51 Rendah 48 38

5 20-35 Sangat Rendah 5 4

Jumlah 126 100

Indikator Teman

No Interval Persentase Skor Kriteria Frekuensi Persentase

1 84-100 Sangat Tinggi 11 9

2 68-83 Tinggi 50 40

3 52-67 Cukup 40 32

4 36-51 Rendah 16 12

5 20-35 Sangat Rendah 9 7

Jumlah 126 100

Indikator Keluarga

No Interval Persentase Skor Kriteria Frekuensi Persentase

1 84-100 Sangat Tinggi 31 25

2 68-83 Tinggi 50 40

3 52-67 Cukup 17 13

4 36-51 Rendah 24 19

5 20-35 Sangat Rendah 4 3

Jumlah 126 100

2%

35%

46%

16%

1%

0 20 40 60 80

Sangat Rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi

Frekuensi

Kategori Motivasi Belajar Dimensi Faktor Sosial

(10)

Lebih jelasnya, gambaran mengenai indikator dosen, teman dan keluarga pada motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam menyelesaikan tugas belajar mata kuliah tes dan pengukuran dapat dilihat secara seksama menggunakan grafis diagram batang pada gambar 9.

Gambar 9. Distribusi Indikator Dosen, Teman, Keluarga

Berdasarkan gambar hasil penelitian diagram batang diatas daapat ditarik kesimpulan bahwa indikator dosen yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam mengerjakan tugas belajar dengan persentase 4% untuk kategori sangat rendah, 38% untuk kategori rendah, 41% untuk kategori cukup, 15% untuk kategori tinggi dan 2% untuk kategori sangat tinggi. Lalu untuk indikator kesehatan yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam mengerjakan tugas belajar dengan persentase 7% untuk kategori sangat rendah, 12% untuk kategori rendah, 32% untuk kategori cukup, 40% untuk kategori tinggi dan 9% untuk kategori sangat tinggi sedangkan untuk indikator keluarga yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam mengerjakan tugas belajar dengan persentase 3% untuk kategori sangat rendah, 19% untuk kategori rendah, 13% untuk kategori cukup, 40% untuk kategori tinggi dan 25% untuk kategori sangat tinggi.

Setelah itu, dimensi faktor non sosial. Dalam dimensi faktor non sosial terdapat indikator waktu dan cuaca, sarana prasana dan kondisi tempat belajar berikut gambaran mengenai faktor non sosial pada motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam menyelesaikan tugas belajar mata kuliah tes dan pengukuran olahraga pada sebuah tabel dibawah ini.

Tabel 12. Deskripsi Persentase Motivasi Belajar Faktor Non Sosial No Interval Persentase

Skor Kriteria Frekuensi Persentase

1 84-100 Sangat Tinggi 12 10

2 68-83 Tinggi 90 71

3 52-67 Cukup 23 18

4 36-51 Rendah 1 1

5 20-35 Sangat Rendah 0 0

Jumlah 126 100

Lebih jelasnya, gambaran mengenai faktor fisik pada motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam menyelesaikan tugas belajar mata kuliah tes dan pengukuran dapat dilihat secara seksama menggunakan grafis diagram batang pada gambar 10.

4%

38% 41%

15%

7% 2%

12%

32%

40%

9%

3%

19%

13%

40%

25%

0 10 20 30 40 50 60

Sangat Rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat TInggi

Frekuensi

Kategori Motivasi Belajar Indikator Dosen, Teman, dan Keluarga

Dosen Teman Keluarga

(11)

Gambar 10. Distribusi Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Jasmani Faktor Non Sosial

Berdasarkan gambar hasil penelitian diagram batang diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor non sosial yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam mengerjakan tugas belajar dengan persentase 1% untuk kategori rendah, 18% untuk kategori cukup, 71% untuk kategori tinggi, dan 10% untuk kategori sangat tinggi.

Gambaran mengenai faktor non sosial tidak lengkap tentunya dengan indikator pada faktor sosial yaitu dosen, teman, dan keluarga. Berikut indikator waktu dan cuaca, sarana prasarana dan kondisi tempat belajar pada motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam menyelesaikan tugas belajar mata kuliah tes dan pengukuran di sebuah tabel dibawah ini.

Tabel 13. Deskripsi Persentase Motivasi Belajar Indikator Waktu Cuaca, Sarana Prasarana dan Kondisi Tempat Belajar Indikator Waktu dan Cuaca

No Interval Persentase Skor Kriteria Frekuensi Persentase

1 84-100 Sangat Tinggi 1 1

2 68-83 Tinggi 34 27

3 52-67 Cukup 71 56

4 36-51 Rendah 17 14

5 20-35 Sangat Rendah 3 2

Jumlah 126 100

Indikator Sarana Prasarana

No Interval Persentase Skor Kriteria Frekuensi Persentase

1 84-100 Sangat Tinggi 54 43

2 68-83 Tinggi 55 44

3 52-67 Cukup 11 8

4 36-51 Rendah 5 4

5 20-35 Sangat Rendah 1 1

Jumlah 126 100

Indikator Kondisi Tempat Belajar

No Interval Persentase Skor Kriteria Frekuensi Persentase

1 84-100 Sangat Tinggi 68 54

2 68-83 Tinggi 50 40

3 52-67 Cukup 8 6

4 36-51 Rendah 0 0

5 20-35 Sangat Rendah 0 0

Jumlah 126 100

Lebih jelasnya, gambaran mengenai indikator waktu dan cuaca, sarana prasarana dan kondisi tempat belajar pada motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam menyelesaikan tugas belajar mata kuliah tes dan pengukuran dapat dilihat secara seksama menggunakan grafis diagram batang pada gambar 11.

0 1%

18%

71%

10%

0 20 40 60 80 100

Sangat Rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi

Frekuensi

Kategori Motivasi Belajar Faktor Non Sosial

(12)

Gambar 11. Distribusi Indikator Waktu Cuaca, Sarana Prasarana, dan Kondisi Tempat Belajar

Berdasarkan gambar hasil penelitian diagram batang diatas daapat ditarik kesimpulan bahwa indikator waktu dan cuaca yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam mengerjakan tugas belajar dengan persentase 2%

untuk kategori sangat rendah, 27% untuk kategori rendah, 56% untuk kategori cukup, 27%

untuk kategori tinggi dan 1% untuk kategori sangat tinggi. Lalu untuk indikator sarana prasarana yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam mengerjakan tugas belajar dengan persentase 1% untuk kategori sangat rendah, 4% untuk kategori rendah, 8% untuk kategori cukup, 44% untuk kategori tinggi dan 43% untuk kategori sangat tinggi sedangkan untuk indikator kondisi tempat belajar yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam mengerjakan tugas belajar dengan persentase 6% untuk kategori cukup, 40% untuk kategori tinggi dan 54%

untuk kategori sangat tinggi.

Pembahasan

Motivasi adalah suatu dorongan dalam melakukan aktivitas baik yang timbul dipengaruhi oleh diri sendiri atapun lingkungan. Motivasi mejadi hal yang harus dimiliki seseorang apabila sedang ingin melakukan sesuatu termasuk dalam belajar. Motivasi belajar adalah suatu dorongan dalam diri maupun dari luar diri untuk meencapai tujuan pembelajaran. Motivasi belajar sangat berpengaruh terdahap proses pembelajaran ataupun pendidikan baik tingkat sekolah maupun perguruan tinggi. Motivasi belajar itu sendiri memiliki ciri sebagai suatu hal yang bisa membangkitkan semangatdan gairah untuk melakukan hal yang positif dalam pembelajaran. Sebagai contoh apabila ada seorang peserta didik yang rajin ke sekolah dan selalu tepat waktu, hal itu didasari oleh motivasi dalam dirinya untuk melakukan hal yang baik dalam pembelajaran disekolah dengan diawali datang ke sekolah tepat waktu. Hal hal lain untuk yang bersifat dorongan bisa disebut sebagai motivasi termasuk dorongan dari orang lain seperti orang tua. Sebagai contoh seorang peserta didik yang mengalami kesulitan pelajaran disekolah dan setelah itu diberikan motivasi oleh ayah atau ibunya untuk menyelesaikan sehingga peserta didik dapat menyelesaikan tugas itu dengan baik.

Motivasi belajar tumbuh dan berkembang sesuai kebutuhan manusia itu sendiri baik saat mereka sedang mengembangkan tanggung jawab dalam pendidikan ataupun secara tidak langsung nelajar dalam kehidupan dengan kata lain, motivasi adalah suatu hal yang akan selalu diperlukan selama hidup. Dari penelitian ini dapat dijelaskan bahwa motivasi belajar terbagi atas dua pengaruh yaitu pengaruh dari dalam diri dan dari luar diri. Motivasi yang dipengaruhi dari dalam diri dating dari faktor fisik dan psikologis. Faktor fisik ini mencakup beberapa hal yaitu kesehatan tubuh, nutrisi, dan kemampuan untuk bergerak.

Dengan faktor fisik ini menjadi faktor yang utama untuk menjaga motivasi karena apabila keadaan fisik tidak dapat dijaga dengan baik maka faktor yang lainnya akan sulit untuk melengkapi. Sebagai contoh ada seorang mahasiswa yang gemar membaca dan tidak pernah ketinggalan terhadap perkuliahan akan tetap keadaan tubuhnya tidak dijaga dengan baik sehingga mahasiswa itu sulit untuk mendapatkan nilai yang baik. Selain faktor fisik dalam faktor yang memengaruhi dalam diri yaitu psikologis. Psikologis ini mencakup

2%

27%

56%

27%

1%

1% 4% 8%

44% 43%

0 0 6%

40%

54%

0 20 40 60 80

Sangat Rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi

Frekuensi

Kategori Motivasi Belajar

Waktu dan cuaca Sarana Prasarana Kondisi Tempat Belajar

(13)

keadaan rohani dan mental.sebagai contoh faktor psikologis dalam faktor motivasi belajar adalah seorang peserta didik mengalami beberapa masalah dengan temannya dan menjadikan mentalnya terganggu sehingga menyebabkan tidak adanya keinginan untuk lebih mengeksplorisasi diri disekolah.

Setelah faktor intrinsik yang mempengaruhi motivasi belajar ada pula faktor ekstrinsik. Faktor ekstrinsik ini mencakup faktor sosial dan non sosial. Faktor sosial dalam hal ini menjadi yang berepengaruh pula karena lingkungan sosal antar individu dengan kelompok atau individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok menjadi interaksi sosial yang mutlak sering terjadi. Sebagai contoh faktor sosial mempengaruhi motivasi belajar adalah seorang mahasiswa memilki teman yang memang selalu bersemangat dan berfikir positif serta rajin mengerjakan tugas sehingga mahasiswa ini akan mengikuti temannya untuk berkembang bersama. Faktor ekstrinsik selanjutnya adalah faktor non sosial yang mencakup waktu dan cuaca, ketenangan dan kenyaman lingkungan. Sebagai contoh faktor non sosial dapat berpengaruh adalah seorang dosen akan semangat memberikan pembelajaran apabila keadaan ruangan kelas atau lingkungan yang ia tempati dalam keadaan tenang bersih dan aman.

Dari beberapa penjelasan diatas dari penelitian ini dapat diketahui bahwa motivasi belajar menjadi peran penting untuk keberlangsungan pembelajaran. Termasuk bagi mahasiswa pendidikan jasmani dalam menyelesaikan tugas. Selain itu, pengaruh dari motivasi intrinsik dan ekstrinsik memiliki peran yang sama dan untuk menjaga motivasi belajar dalam diri supaya tercapainya tujuan pembelajaran dengan baik. Motivasi belajar mahasiswa pendidikan jasmani dalam menyelesaikan tugas belajar dalam penelitian ini menggambarkan adanya motivasi yang tinggi walaupun terdapat tugas yang diberikan kadang dirasa sulit dan tidak mudah dipahami, termasuk dalam mata kuliah tes dan pengukuran olahraga. Tugas belajar mata kuliah tes dan pengukuran olahraga terdapat beberapa tugas yaitu tugas makalah, video, peresntasi dan tugas akhir validitas tes. Dalam kedua tugas ini sebagai contoh bahwa tugas yang dihadapi memang sulit akan tetapi justru menimbulkan motivasi yang tinggi untuk tetap menyelesaikan dengan semaksimal mungkin.

KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

 Faktor intrinsik mempengaruhi motivasi belajar pada mahasiswa pendidikan jasmani dalam menyelesaikan tugas belajar mata kuliah tes dan pengukuran olahraga hal ini dibuktikan dengan hasil sebagian besar siswa berada pada kategori tinggi sedangkan faktor ekstrinsik juga mampu mempengaruhi motivasi mahasiswa pendidikan jasmani dalam menyelesaikan tugas belajar mata kuliah tes dan pengukuran olahraga yang sebagian besar berada pada kategori tinggi.

 Pengaruh tingginya faktor intrinsik terhadap motivasi mahasiswa pendidikan jasmani disebabkan mahasiswa memiliki kebutuhan fisik seperti nutrisi dan kesehatan pada kategori cukup dan tinggi, memiliki kebutuhan psikologis seperti rohani dan mental yang berkategori sangat tinggi dan cukup. Sedangkan Pengaruh tingginya faktor eksntrinsik terhadap motivasi mahasiswa pendidikan jasmani disebabkan mahasiswa memiliki kebutuhan sosial seperti teman, dosen/guru, dan keluarga pada kategori cukup dan tinggi serta memiliki kebutuhan non sosial seperti waktu, cuaca, saran prasaran dan kondisi tempat belajar yang berkategori cukup dan tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Afif, U. M., Rumini, R., & Nasuka, N. (2016). Hubungan Kecemasan, Percaya Diri Dan Motivasi Terhadap Kinerja Wasit Bola Voli. Journal of Physical Education and Sports, 5(2), 75-82.

Arikunto S. (2013). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka cipta

(14)

Farhan M et.al. (2014). Keefektifan PBL dan IBL Ditinjau dari Prestasi Belajar, Kemampuan Representasi Matematis, dan Motivasi Belajar. Jurnal Riset Pendidikan Matematika.

01(2). 227-240.

Inayah R. et.al. (2013). Pengaruh Kompetensi Guru, Motivasi Belajar Siswa dan Fasilitas Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Lasem Jawa Tengah. Jurnal Pendidikan Insan Mandiri. 01(1). 2-13.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diakses dari https://kbbi.web.id/

Kristini R.E. et.al. (2010). Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Akademik pada Mahasiswa Prodi Keperawatan S1 Program A Angkatan 1 STIKES RS. Baptis Kediri. Jurnal Stikes RS Baptis. 03(1). 13-18

Mulya G. et.al. (2016). Dasar Dasar Penjas. Tasikmalaya: PJKR Unsil.

Nurhasan H. (2013). Tes dan Pengukuran Pendidikan Jasmani. Bandung, Indonesia:

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Paudan Cimahi.

Rachman, H. A. et.al. (2010). Membangun Kembali Jembatan antara Kreativitas dan Pendidikan Jasmani. Motion: Jurnal Riset Physical Education. 01(1). 21-32

Sardiman. (2018). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Depok: PT. Rajagrafindo Persada.

Struktur Kurikulum Pendidikan Jasmani. (2019). Diakses dari http://penjas.unsil.ac.id/kurikulum/

Sugiyono. (2015). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Gambar

Gambar 1. Distribusi Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Jasmani Menyelesaikan Tugas Belajar
Gambar 2. Distribusi Faktor Intrinsik Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Jasmani
Tabel 6. Deskripsi Persentase Motivasi Belajar Indikator Nutrisi dan Kesehatan Indikator Nutrisi
Gambar 4. Distribusi Indikator Nutrisi dan Kesehatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sampel yang digunakan adalah hewan coba tikus putih ( Rattus norvegicus strain wistar) sebanyak 15 ekor yang dilakukan pembuatan luka insisi yang dibagi

Secara umum berdasarkan data yang diperoleh, buku saku identifikasi tumbuhan yang dikembangkan pada uji lapangan utama biasa dikatakan berhasil, dengan kesimpulan

Karakter di tanah salin yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman menjadi lebih baik dibandingkan dengan tanah optimal yaitu pada rataan jumlah cabang

Oleh karena nilai LL dan UL mencakup nilai satu, maka dapat disimpulkan bahwa riwayat penyakit hipertensi merupakan faktor risiko terhadap peningkatan ambang

Pada penulisan tugas akhir ini percobaan yang dilakukan hanya untuk saluran transmisi jarak menengah saja, bagi para pembaca untuk melanjutkan dan melengkapi kekuranganyang

Metode yang digunakan pada pengumpulan data beban listrik di. daerah pantai baru, Kabupaten Bantul, Yogyakara adalah dengan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas VIII SMP N2 Bandongan dan berdasarkan analisi data yang diperoleh setelah diterapkannya pembelajaran

Micro blog (twitter, plurk, pownce, twirxr, plazes, tweetpeek, dll) Sosial media meghapus batasan-batasan manusia untuk bersosialisasi, batasan ruang maupun waktu, dengan