Realisasi Realisasi
Realisasi Realisasi
1 2
BUMDes yang Menyusun Laporan
Penyelamatan Keuangan Negara (Rp Juta)
Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah yang Terealisasi (Rp Juta)
Target
468
1.021
Efisiensi Pengeluaran Negara dan Daerah (Rp Juta)
Potensi Penerimaan Negara/Daerah yang Dioptimalisasi (Rp Juta)
Target
779
1.048
Target
190.506
193.666
Target
7.126
8.341
MeningkatnyaPengawasan
Pembangunan atas Akuntabilitas
1.
2. Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas Pembangunan
Nasional
Jumlah PSN yg mencapai target
1 PSN
3. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Badan Usaha
Realisasi Target BLUD Sehat
11 12
RealisasiTarget BUMD Sehat
12 78
RealisasiTarget
RINGKASAN EKSEKUTIF
120,00% 120,00%
101,66% 117,05%
120,00% 109,09%
120,00%
100,00%
ii
ditindaklanjuti (%)
Desa yang Menyusun Laporan
Pertanggungjawaban Keuangan Desa
APIP yang Mengimplementasikan Siswaskeudes
APIP K/L/Pemda dengan Kapabilitas APIP ≥ 3
Realisasi
Target
75
100
ditindaklanjuti (%)7
40
RealisasiTarget Pengawasan
Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi
5. Pengawasan atas Kualitas Pengendalian Intern K/L/P/
Badan Usaha
K/L/Pemda dengan Maturitas SPIP ≥ 3
12 APIP 12 APIP
Pemda Kab/
Kota dengan MRI ≥ Level 3
Pemda yang Akuntabel dalam Pengelolaan Keuangan dan Kinerja Daerah (%)
Desa dengan pengelolaan aset yang memadai
Realisasi
Target
2
0
6 7
RealisasiTarget
1.169
2.205
RealisasiTarget
1 3
RealisasiTarget
2
Realisasi0
Target BLUD dengan MRI ≥ Level 3
0,00% Pemprov dengan MRI ≥
Level 3 Realisasi
Target
0
1
100,00%
100,00%
116,67%
120,00%
120,00%
120,00%
0,00%
120,00%
Realisasi Target
100
120,00%100
12 APIP
Target Realisasi
Target
Realisasi
12 APIP
iii
Rp
Rp
Realisasi
Realisasi
Target
75
86,35
Skor Zona Integritas UnitKerja Kualitas Layanan
"Ketatausahaan"
Unit Kerja
12 APIP
Skor IKPA Unit Kerja (Khusus Unit Kerja Mandiri)
Persentase Penyusunan Laporan Keuangan sesuai SAP
Nilai Pengelolaan BMN Unit Kerja
Nilai SAKIP Persentase Penyelesaian
RTP (MR Unit Kerja)
Efektivitas Pengendalian Intern (SPIP)
Indeks Kepuasan Layanan Unit Kerja
Realisasi
Target
75
90,68
RealisasiTarget
95
97,27
Target
95
100
Realisasi
Target
80
90,50
Realisasi
Target
65
85,11
120,00% 102,39%
105,26% 94,08%
Realisasi
Target
100
94,08
113,12% 100,00% Realisasi
Target
100
100
120,00% 115,13%
iv
Perwakilan BPKP DIY
PENGANUGERAHAN KETERBUKAAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK JUARA I KATEGORI INSTANSI VERTIKAL D.I. YOGYAKARTA
DARI KOMISI INFORMASI DAERAH D.I. YOGYAKARTA
Komitmen Pimpinan BPKP sangat tinggi dalam mengembangkan inovasi pengawasan untuk mendorong program pemerintah delivered.
Dukungan anggaran cukup besar untuk pengawasan penanggulangan dampak pandemi.
Kompetensi auditor Perwakilan BPKP dalam tugas pengawasan cukup memadai.
Hubungan yang cukup baik dengan mitra.
INTERNAL 1.
2.3.
EKSTERNAL 1.
FAKTOR PENDUKUNG
FAKTOR PENGHAMBAT
Pemahaman pegawai terhadap isu strategis yang dikawal masih kurang Kemampuan auditor Perwakilan BPKP untuk berfikir secara makro masih lemah
Komunikasi timbal balik dengan mitra belum berjalan optimal.
INTERNAL 1.
2.
EKSTERNAL 1.
RENCANA TINDAK
Mengembangkan kemampuan pegawai untuk berkomunikasi secara formal dan informal dengan mitra
Meningkatkan kompetensi pegawai dalam menganalisis, mensintesakan data dan menyajikan hasil pengawasan secara makro/strategis
Meningkatkan inovasi Perwakilan BPKP D.I. Yogyakarta untuk mengembangkan inovasi pengawasan berbasis IT
menyesuaikan kebutuhan regional dan kearifan lokal
1.
2.
3.
v
Berlanjutnya dan bahkan memuncaknya pandemi Covid-19 pada tahun 2021 menjadikan berubahnya seluruh tatanan bermasyakat dan bernegara di seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia, termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Dalam situasi pandemi ini membutuhkan banyak adaptasi kebiasaan baru, dibutuhkan sinergi dan komitmen secara optimal untuk mencapai tujuan.
Tahun 2021 merupakan langkah baru bagi BPKP dalam menjalani pengawasan pada masa pandemi Covid-19. Kondisi pandemi mendorong BPKP lebih berperan dalam membantu masyarakat dan pemerintah daerah di wilayah kerjanya. BPKP hadir untuk mengawal program-program penganggulangan pandemi agar berjalan dengan efektif sesuai mandat yang diamanahkan.
Sasaran/kegiatan pengawasan yang dilakukan Perwakilan BPKP D.I. Yogyakarta meliputi kegiatan yang tertuang dalam ketetapan kinerja maupun agenda prioritas pengawasan (APP) tahun 2021 yang harus dilaksanakan secara konsekuen.
Berkat arahan dari pimpinan BPKP Pusat, agar BPKP hadir bermanfaat dan lebih proaktif mengawal akhirnya tugas pengawalan pembangunan dan khususnya penanganan Covid-19 dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.
Laporan Kinerja ini menggambarkan capaian, faktor pendukung, faktor penghambat serta rencana tindak yang akan dilakukan pada tahun 2022. LKJiP sebagai sarana untuk melihat sejauh mana Perwakilan BPKP D.I. Yogyakarta telah menyelesaikan tugas-tugas yang harus diemban, apa saja sisi keberhasilan dan mana saja yang masih terdapat kekurangan.
Kata
Pengantar
vi
Kami mengharapkan Laporan Kinerja Tahun 2021 ini menjadi media transparansi akuntabilitas atas pelaksanaan kegiatan pengawasan di Perwakilan BPKP D.I. Yogyakarta. Semoga laporan kinerja ini dapat menjadi sarana evaluasi atas pencapaian kinerja dan dapat memberikan umpan balik guna perbaikan kinerja di masa yang akan datang.
Yogyakarta, 5 Januari 2022
Ditandatangani secara elektronik oleh Kepala Perwakilan,
Adi Gemawan
NIP. 19650827 198603 1 001
Mampir Malioboro untuk belanja
Pulangnya mampir Taman Sari
Semangat berkinerja BPKP Jogja
Kawal Pandemi Bangkitkan Ekonomi
Ringkasan Eksekutif Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
Tugas dan Fungsi Organisasi
Struktur Organisasi dan Sumber Daya Aspek Isu Strategis yang Menjadi Fokus Pengawasan
Sistematika Penyajian BAB II Perencanaan Kinerja
Target Kinerja Tahun 2020-2024 Perjanjian Kinerja Tahun 2021 BAB III Akuntabilitas Kinerja
Capaian Kinerja Tahun 2021
Kinerja Prioritas Pengawasan Tahun 2021 Kinerja Lainnya
Akuntabilitas Keuangan
BAB IV Penutup
Kilas Peristiwa 2021
Kesimpulan Kinerja Tahun 2021 Rencana Tindak Tahun 2022
vii
Daftar Isi
Lampiran a.
b.
c.
d.
2 4 8
10
a.
b.
.
13 19
a.
b.
c.
d.
a.
b.
23 91 100 100 ii vi vii
104
105
106
1
2
A.
1. TUGAS
Melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara dan/atau daerah ataskegiatan yang bersifat lintas sektoral;
Melaksanakan kegiatan pengawasan kebendaharaan umum negara;
1
2
Melaksanakan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari
Presiden dan/atau atas permintaan Kepala Daerah;
3
Melaksanakan pembinaan penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada wilayah kerjanya;
4
Melaksanakan penyelenggaraan dan pelaksanaan fungsi lain di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
5
TUGAS DAN FUNGSI
ORGANISASI
3
a. Penyiapan rencana dan program;
b. Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan SPIP;
c. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan pengurusan barang milik/kekayaan pemerintah daerah atas permintaan daerah;
d. Pengawasan atas penyelenggaraan tugas pemerintahan yang bersifat strategis dan/atau lintas kementrian/lembaga/ wilayah;
e. Pengawasan terhadap kebendaharaan umum negara di wilayah kerjanya;
f. Pemberian asistensi penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah;
g. Pemberian asistensi penyusunan laporan keuangan daerah;
h. Pemberian asistensi terhadap pengelolaan keuangan negara/daerah, BUMN/BUMD, dan kinerja instansi Pemerintah Pusat/Daerah/
BUMN/BUMD;
i. Pengawasan terhadap Badan Usaha Milik Negara dan badan-badan lain yang didalamnya terdapat kepentingan pemerintah, Badan Usaha Milik Daerah atas permintaan pemangku kepentingan, serta kontraktor bagi hasil dan kontrak kerja sama, dan pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima pemerintah pusat, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. FUNGSI
4
Berdasarkan Keputusan Kepala BPKP Nomor 14 Tahun 2014 tanggal 26 Agustus 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Perwakilan BPKP D.I. Yogyakarta (DIY) merupakan unit kerja BPKP yang berkedudukan di Yogyakarta dan dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan.
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Perwakilan membawahi :
B.
j. Evaluasi terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance dan laporan akuntabilitas kinerja pada badan usaha milik daerah atas permintaan pemangku kepentingan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
k. Audit investigatif terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan keuangan negara, dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, pengawasan terhadap hambatan kelancaran pembangunan, dan pemberian bantuan audit dalam rangka penghitungan kerugian keuangan negara serta pemberian keterangan ahli kepada instansi penyidik dan instansi pemerintah lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
l. Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta pengendalian mutu pengawasan, dan:
m. Pelaksanaan administrasi Perwakilan BPKP.
a. Bagian Tata Usaha, terdiri dari 1) Sub Koordinasi Kepegawaian 2) Sub Koordinasi Keuangan 3) Sub Bagian Umum
STRUKTUR ORGANISASI DAN SUMBER DAYA
1. STRUKTUR ORGANISASI
3.
5
b. Kelompok Jabatan Fungsional, yang terdiri dari:
1) Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat;
2) Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah;
3) Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang Akuntan Negara;
4) Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang Investigasi;
5) Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang Program dan Pelaporan serta Pembinaan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.
Struktur Organisasi Perwakilan BPKP D.I. Yogyakarta
6
Sumber daya manusia Perwakilan BPKP D.I Yogyakarta yang tersedia per 31 Desember 2021 sebanyak 143 orang, berdasarkan jenis jabatan dan golongan sebagai berikut:
2. SUMBER DAYA MANUSIA
7
3. SUMBER DAYA KEUANGAN
4. SARANA DAN PRASARANA
Pelaksanaan kegiatan Perwakilan BPKP DIY tahun 2021 dibiayai dari DIPA Tahun 2021. Jumlah anggaran selama tahun 2021 sebesar Rp31.166.252.000,00 dengan realisasi sebesar Rp31.092.054.814,00 atau mencapai 99,76%. Tahun 2021 terdapat realisasi di luar bagian anggaran BPKP berupa bantuan kedinasan dari mitra kerja.
Rincian anggaran dan realisasi keuangan tersebut dapat dirinci dalam Tabel 1.3 sebagai berikut:
Tabel 1.3
Anggaran dan Realisasi s.d. 31 Desember 2021
Uraian Anggaran (Rp) Realisasi
(Rp) %
Bagian Anggaran BPKP (DIPA) 31.166.252.000,00 31.092.054.814,00 99,76 Di Luar Bagian Anggaran BPKP
(Dana Mitra) 305.188.700,00 299.933.700,00 98,28
Jumlah 31.471.440.700,00 31.391.988.514,00 99,75
Sarana dan prasarana berupa aset tetap yang ada di Perwakilan BPKP DIY per 31 Desember 2021 dapat dirinci dalam Tabel 1.4 sebagai berikut :
Tabel 1.4
Aset Tetap per 31 Desember 2021
No. Uraian Per 31 Des 2021
(Rp)
Per 31 Des 2020 (Rp)
% Naik (Turun) 1 Tanah 95.737.627.000,00 95.737.627.000,00 0,00 2 Peralatan dan Mesin 14.935.194.963,00 14.528.385.713,00 2,80 3 Gedung dan Bangunan 19.166.563.800,00 19.166.563.800 0,00 4 Aset Tetap Lainnya 141.551.981,00 141.551.981,00 0,00 5 Konstruksi dlm
Pengerjaan 0,00 0,00 0,00
6 Software 93.366.000,00 93.366.000,00 0,00
7 Akumulasi Penyusutan/
Amortisasi (16.667.290.913,00) (15.539.909.309) 7,25 Jumlah 113.407.012.831,00 114.127.585.185,00 -0.63
8
Pandemi Covid-19 yang meningkat dibanding tahun sebelumnya harus dihadapi oleh pemerintah selama Tahun 2021. Dampak yang timbul dengan adanya lonjakan kasus penyebaran Covid-19 tidak hanya berpengaruh terhadap aspek kesehatan namun juga aspek sosial ekonomi masyarakat.
Berbagai permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam menanggulangi dampak pandemi mendorong BPKP melakukan terobosan pengawasan agar dapat membantu Pemerintah dalam penanggulangan dampak pandemi. Isu-isu strategis yang menjadi fokus pengawasan Perwakilan BPKP D.I Yogyakarta selama Tahun 2021 antara lain:
1. Lonjakan kasus Covid-19 yang diikuti dengan pemberlakukan PPKM Mikro dan PPKM Darurat menimbulkan dampak signifikan dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
Menanggulangi dampak sosial ekonomi akibat pemberlakuan PPKM, Pemerintah menerapkan kebijakan pemberian Bantuan Sosial (PKH, Kartu Sembako, BST dan BLT-DD). BPKP melakukan pengawasan dalam pemberian Bantuan Sosial kepada masyarakat agar penyaluran berbagai program bantuan sosial lebih tepat sasaran dan merata.
Pemberlakukan PPKM menimbulkan dampak pada sektor pariwisata dan usaha. Pemerintah meluncurkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Perwakilan BPKP DIY melakukan pengawalan dalam penyaluran dana kepada UMKM dan Usaha mikro serta peningkatan ekonomi dari sektor pariwisata melalui pengembangan destinasi dan pemasaran pariwisata.
C.
ASPEK/ISU STRATEGIS YANG
MENJADI FOKUS PENGAWASAN
9
2. Rendahnya cakupan vaksinasi dan rendahnya ketersediaan obat untuk pasien Covid-19.
Tingginya penularan di awal Tahun 2021, salah satunya disebabkan oleh masih rendahnya cakupan vaksinasi dan rendahnya ketersediaan obat untuk pasien Covid-19. BPKP melakukan pengawalan untuk membantu kelancaran distribusi vaksin dan mengatasi kelangkaan ketersedian obat.
3. Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit yang menangani pasien Covid di wilayah DIY sangat tinggi serta terbatasnya fasilitas isolasi terpadu (Isoter).
Lonjakan kasus penularan Covid-19 di wilayah DIY pada awal Tahun 2021 yang tidak diimbangi dengan kesiapan fasilitas layanan Kesehatan menyebabkan tidak terlayaninya pasien Covid-19 secara memadai. Pasien banyak melakukan isolasi mandiri tanpa pengawasan medis yang memadai sehingga case fatality rate DIY pada Juni 2021 sempat meningkat signifikan. Pemerintah DIY dibantu Pemerintah Pusat berupaya melakukan penambahan fasilitas Kesehatan berupa ruang perawatan khusus pasien Covid-19 serta pembangunan fasilitas isolasi terpadu (Isoter). Disamping itu, Pemerintah juga meluncurkan kebijakan pemberian insentif tenaga kesehatan untuk penanganan pasien Covid-19. BPKP melakukan pengawalan untuk memastikan kegiatan-kegiatan tersebut berjalan efektif dan akuntabel.
4. Tingginya risiko ketidakwajaran harga dalam pelaksanaan PBJ masa darurat pandemi;
Penyediaan sarana prasarana layanan Kesehatan untuk penanggulangan pandemi memerlukan kecepatan dan ketepatan.
Pemerintah meluncurkan kebijakan untuk mendukung penyediaan alat material Kesehatan dan prasarana lainnya dalam masa kedaruratan.
Perwakilan BPKP DIY disamping melakukan ATT PBJ Almatkes Penanganan Covid-19, juga mendorong kepada APIP daerah untuk
10
melakukan ATT PBJ Almatkes tersebut. Pengawasan ini mendorong efektivitas dan akuntabilitas PBJ dalam masa kedaruratan.
D.
SISTEMATIKA
PENYAJIAN
11
12
Sebagai salah satu unit kerja BPKP di daerah, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melaksanakan program- program yang telah ditetapkan oleh BPKP. Perwakilan BPKP akan melaksanakan Program Pengawasan Pembangunan dengan kegiatan utama Pelaksanaan Pengawasan Pembangunan, serta Program Dukungan Manajemen. Renstra Perwakilan BPKP DIY Tahun 2020-2024 telah ditetapkan dengan Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor KEP-174/PW/12/6/2020 tentang Rencana Strategis Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2020–2024.
Berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, BPKP melakukan penajaman tujuan dan sasaran strategis, serta merekonstruksi Indikator Kinerja Utama. Hal yang sama juga dilakukan oleh Perwakilan BPKP DIY, sehingga dapat disajikan akuntabilitas pencapaian sasaran program yang mendukung sasaran strategis. Perwakilan BPKP DIY bertindak sebagai unit pelaksana kebijakan dan program yang telah ditetapkan BPKP Pusat sehingga visi, misi, tujuan dan sasaran strategis mengacu pada penetapan BPKP Pusat. Sasaran program dan sasaran kegiatan diamanahkan kepada Perwakilan BPKP DIY dalam rangka mendukung pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran strategis BPKP Pusat.
VISI
Menjadi Auditor Internal Pemerintah Berkelas Dunia dan Trusted Advisor Pemerintah untuk Meningkatkan Good Governance Sektor Publik dalam rangka Mewujudkan Visi Misi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong.
12
13
A. TARGET KINERJA 2020-2024
Dalam rangka mendukung visi misi BPKP, Perwakilan BPKP D.I. Yogyakarta telah menetapkan 6 sasaran kegiatan dengan 49 Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) dengan target kinerja sebagai berikut:
Tabel 2.1
Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Tahun 2020-2024 No Sasaran Kegiatan /
Indikator Kinerja
Kegiatan Satuan Target
2020 2021 2022 2023 2024
1 Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah
IKK1: Nilai Optimalisasi
Penerimaan Negara/Daerah yang
Terealisasi Juta 234 468 701 935 1.029
IKK2: Potensi Penerimaan Negara/Daerah yang
Dioptimalisasi Juta 468 779 1.169 1.159 1.714
IKK 3: Nilai Efisiensi Pengeluaran
Negara dan Daerah Juta 1.123 186.779 154.478 136.270 112.939
IKK 4: Nilai penyelamatan
keuangan Negara Juta 54.249 81.357 99.430 113.000 103.964
IKK 5: Nilai Penyelamatan
Pengelolaan Dana Transfer Juta 0 118 120 122 125
IKK 6: Nilai Penyelamatan
Pembiayaan Daerah Juta 0 59 60 61 62
2 Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Pembangunan Nasional IKK7: Jumlah PP yang tercapai
sesuai target PP 0 2 0 0 0
IKK8: Jumlah KP yang diawasi KP 7 7 7 7 9
IKK9: Jumlah KP yang tercapai
sesuai target KP 7 7 7 7 7
- Melaksanakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional - Membangun Sumber Daya
Pengawasan yang berkualitas
MISI
14 No Sasaran Kegiatan /
Indikator Kinerja
Kegiatan Satuan Target
2020 2021 2022 2023 2024
IKK10: Jumlah PSN yang
tercapai sesuai target PSN 1 1 1 1 1
IKK11: Jumlah Program Lintas Sektoral Pembangunan Daerah yang Tercapai Sesuai Target
PLS 0 1 1 1 1
IKK12: Persentase Desa yang
Diaudit Kinerja dengan Hasil Baik % 0% 25% 37,50% 43,75% 62,50%
IKK13: Persentase hambatan pelaksanaan pembangunan yang
diselesaikan % 75% 80% 85% 85% 85%
3 Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Badan Usaha IKK14: Jumlah BUMN dengan
pengelolaan korporasinya baik BUMN 1 1 1 1 1
IKK15: Jumlah BUMD dengan
pengelolaan korporasinya baik BUMD 0 0 1 1 2
IKK16: Jumlah BUMD dengan kinerja sehat
BUMD 11 11 11 11 11
IKK17: Jumlah BLUD dengan
kinerja sehat BLUD 1 1 1 2 2
IKK18: Jumlah BUMDes yang mampu menyusun laporan
BUMDes 12 16 19 24 26
4 Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi IKK19: Persentase hasil
pengawasan represif yang dimanfaatkan/ditindaklanjuti
% 100% 100% 100% 100% 100%
IKK20: Presentase hasil pengawasan preventif dan edukatif yang
dimanfaatkan/ditindaklanjuti
% 70% 75% 80% 85% 90%
IKK21: Jumlah Pemda dengan efektivitas pengendalian korupsi Baik
PEMDA 0 0 4 6 8
IKK22: Jumlah badan usaha dengan efektivitas pengendalian korupsi baik
BU 0 0 1 2 2
5 Sasaran Kegiatan: Pengawasan atas Kualitas Pengendalian Intern K/L/P/Badan Usaha
IKK23: Jumlah APIP K/L/Pemda dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 3
APIP 12 12 12 12 12
IKK24: Jumlah K/L/Pemda dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3
PEMDA 12 12 12 12 12
IKK25: Jumlah Pemda Provinsi
dengan MRI ≥ Level 3 PEMDA 1 1 1 1 1
15 No Sasaran Kegiatan /
Indikator Kinerja
Kegiatan Satuan Target
2020 2021 2022 2023 2024
IKK26: Jumlah Pemda Kab/Kota
dengan MRI ≥ Level 3 PEMDA 2 2 3 5 8
IKK27: Persentase jumlah pemda yang akuntabel dalam
pengelolaan keuangan dan kinerja daerah
% 1,11% 1,11% 1,48% 1,66% 1,66%
IKK28: Tersedianya
Rekomendasi Strategis (Policy Brief) kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota
RS 1 1 1 1 1
IKK29: Persentase Jumlah desa yang Menyusun laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa
Desa 45,01% 50,02% 54,99% 59,99% 65,00%
IKK30: Jumlah desa yang menerapkan pengelolaan aset desa secara memadai
Desa 0 57 135 264 511
IKK31: Jumlah APIP yang Mengimplementasikan Siswaskeudes
APIP 1 2 4 5 6
IKK32: Jumlah Badan Usaha
dengan MRI ≥ Level 3 BU 0 0 0 1 1
IKK33: Jumlah BUMD dengan
MRI ≥ Level 3 BUMD 0 0 0 1 2
IKK34: Jumlah BLUD dengan
MRI ≥ Level 3 BLUD 0 2 4 5 7
IKK35: Jumlah BUMD dengan Kapabilitas Satuan Pengawasan Intern ≥ Level 3
BUMD 0 0 1 1 2
IKK36: Jumlah BLUD dengan Kapabilitas Satuan Pengawasan Intern ≥ Level 3
BLUD 0 0 1 1 1
6. Meningkatnya Kualitas Layanan "Ketatausahaan" Unit Kerja
IKK37: Nilai Skor Zona Integritas Skala Skor
100 75 76 77 78 79
IKK38: Persentase Pegawai yang Mengikuti Peningkatan
Kompetensi
% 100 100 100 100 100
IKK39: Persentase Administrasi SDM yang diselesaikan Tepat Waktu
% 100 100 100 100 100
IKK40: Penyusunan RKA Tepat
Waktu % 100 100 100 100 100
IKK41: Skor IKPA skala 100 Skor 86 87 88 89 90
16 No Sasaran Kegiatan /
Indikator Kinerja
Kegiatan Satuan Target
2020 2021 2022 2023 2024
IKK42: Pesentase SPM yang
Terbit Tepat Waktu % 90 91 92 93 95
IKK43: Persentase Penyusunan
Laporan Keuangan Sesuai SAP % 100 100 100 100 100
IKK44: Nilai Pengelolaan BMN Nilai Baik Baik Baik Baik Baik
IKK45: Nilai SAKIP skala 100 Skor 80 81 82 83 84
IKK46: Maturitas SPIP Level Level 3 Level 3 Level 3 Level 3 Level 4
IKK47: Indeks MR Level - Level 3 Level 3 Level 3 Level 4
IKK48:Indeks Pelayanan ketatausahaan
Indeks Skala
100 70 76 80 81 82
IKK49: Indeks Kepuasan layanan Unit Kerja
Indeks Skala
100 70 73 76 80 81
Pada Tahun 2021 terdapat perubahan target kinerja dibandingkan dengan target kinerja Tahun 2021 yang ada pada dokumen Perencanaan Strategis. Perubahan target kinerja tersebut antara lain disebabkan oleh adanya refocusing anggaran akibat adanya pandemi Covid-19, dengan rincian sebagai berikut:
No Sasaran Kegiatan /
Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target Sesuai Renstra 2021
Sesuai Perkin 2021 Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas
Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah IKK 3: Nilai Efisiensi Pengeluaran
Negara dan Daerah Juta 186.779 190.506
IKK 4: Nilai penyelamatan keuangan
Negara Juta 81.357 7.126
IKK 5: Nilai Penyelamatan
Pengelolaan Dana Transfer Juta 118 0
IKK 6: Nilai Penyelamatan
Pembiayaan Daerah Juta 59 0
17
No Sasaran Kegiatan /
Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target Sesuai Renstra 2021
Sesuai Perkin 2021 Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Pembangunan Nasional
IKK7: Jumlah PP yang tercapai sesuai
target PP 2 0
IKK8: Jumlah KP yang diawasi KP 7 0
IKK9: Jumlah KP yang tercapai sesuai
target KP 7 0
IKK11: Jumlah Program Lintas
Sektoral Pembangunan Daerah yang Tercapai Sesuai Target
PLS 1 0
IKK12: Persentase Desa yang Diaudit
Kinerja dengan Hasil Baik % 25% 0
IKK13: Persentase hambatan pelaksanaan pembangunan yang diselesaikan
% 80% 0
Sasaran Kegiatan: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Badan Usaha
IKK14: Jumlah BUMN dengan
pengelolaan korporasinya baik BUMN 1 0
IKK18: Jumlah BUMDes yang mampu
menyusun laporan BUMDes 16 12
Sasaran Kegiatan: Pengawasan atas Kualitas Pengendalian Intern K/L/P/Badan Usaha
IKK25: Jumlah Pemda Provinsi dengan
MRI ≥ Level 3 PEMDA 1 0
IKK27: Persentase jumlah pemda yang akuntabel dalam pengelolaan
keuangan dan kinerja daerah
% 1,11% 6 pemda
IKK28: Tersedianya Rekomendasi Strategis (Policy Brief) kepada Provinsi/Kabupaten/Kota
RS 1 0
18
No Sasaran Kegiatan /
Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target Sesuai Renstra 2021
Sesuai Perkin 2021 IKK29: Persentase Jumlah desa yang
Menyusun laporan
Pertanggungjawaban Keuangan Desa
Desa 50,02% 1.169 desa
IKK30: Jumlah desa yang menerapkan pengelolaan aset desa secara
memadai
Desa 57 7
IKK31: Jumlah APIP yang
Mengimplementasikan Siswaskeudes APIP 2 1
Meningkatnya Kualitas Layanan "Ketatausahaan" Unit Kerja
IKK37: Nilai Skor Zona Integritas
Skor Skala 100
76 75
IKK38: Persentase Pegawai yang
Mengikuti Peningkatan Kompetensi % 100 0
IKK39: Persentase Administrasi SDM
yang diselesaikan Tepat Waktu % 100 0
IKK40: Penyusunan RKA Tepat Waktu % 100 0
IKK41: Skor IKPA
Skor skala 100
87 95
IKK42: Pesentase SPM yang Terbit
Tepat Waktu % 91 0
IKK43: Persentase Penyusunan
Laporan Keuangan Sesuai SAP % 100 95
IKK44: Nilai Pengelolaan BMN Nilai Baik 100
IKK45: Nilai SAKIP
Skor skala 100
81 80
IKK46: Maturitas SPIP Level Level 3 0
IKK47: Indeks MR Level Level 3 0
19
No Sasaran Kegiatan /
Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target Sesuai Renstra 2021
Sesuai Perkin 2021 IKK48:Indeks Pelayanan
ketatausahaan
Indeks Skala 100
76 0
IKK49: Indeks Kepuasan layanan Unit Kerja
Indeks Skala 100
73 75
Persentase Penyelesaian RTP (MR Unit
Kerja) % 0 100
Persentase efektivitas Pengendalian
Intern (SPIP Unit Kerja) % 0 65
B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2021
Sesuai Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, perjanjian kinerja (PK) merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi.
Perjanjian kinerja dimanfaatkan pimpinan BPKP untuk memantau dan mengendalikan pencapaian kinerja organisasi, sebagai dasar melaporkan capaian realisasi kinerja dalam laporan kinerja instansi pemerintah, dan menilai keberhasilan atau kegagalan organisasi.
Sesuai dengan perubahan Perjanjian kinerja Tahun 2021, Perwakilan BPKP D.I.Yogyakarta mempunyai enam sasaran kegiatan dengan 26 indikator kinerja kegiatan dengan target kinerja yang yang dirinci dalam Tabel 2.2 sebagai berikut:
20 Tabel 2.2
Perjanjian Kinerja Tahun 2021
No Sasaran Kegiatan/Indikator Kinerja Satuan Target
1 Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah
1.1 Nilai optimalisasi penerimaan negara/daerah
yang terealisasi Rp 468.000.000
1.2 Potensi penerimaan negara/daerah yang
dioptimalisasi Rp 779.000.000
1.3 Nilai efisiensi pengeluaran negara dan
daerah Rp 190.506.000.000
1.4 Nilai penyelamatan keuangan negara Rp 7.126.000.000 2 Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Pembangunan Nasional
2.1 Jumlah PSN yang tercapai sesuai target PSN 1 3 Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Badan Usaha
3.1 Jumlah BUMD dengan kinerja sehat BUMD 11 3.2 Jumlah BLUD dengan kinerja sehat BLUD 1 3.3 Jumlah BUMDes yang mampu menyusun
laporan
BUMDes 12
4 Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi 4.1 Persentase hasil pengawasan represif yang
dimanfaatkan/ditindaklanjuti % 100
4.2 Persentase hasil pengawasan preventif dan
edukatif yang dimanfaatkan/ ditindaklanjuti % 75 5 Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern
K/L/P/BU
5.1 Jumlah APIP K/L/Pemda dengan
Kapabilitas APIP ≥ Level 3 APIP 12
5.2 Jumlah K/L/Pemda dengan Maturitas SPIP ≥
Level 3 Pemda 12
5.3 Jumlah Pemda Kab/Kota dengan MRI ≥
Level 3 Pemda 2
5.4 Jumlah pemda yang akuntabel dalam
pengelolaan keuangan dan kinerja daerah Pemda 6 5.5 Jumlah desa yang menyusun laporan
pertanggungjawaban keuangan desa Desa 1.169 5.6 Jumlah APIP yang mengimplementasikan
Siswaskeudes APIP 1
5.7 Jumlah desa yang menerapkan pengelolaan
asset desa secara memadai Desa 7
5.8 Jumlah BLUD dengan MRI ≥ Level 3 BLUD 2
21
6 Meningkatnya Kualitas Layanan "Ketatausahaan" Unit Kerja
6.1 Nilai skor Zona Integritas unit kerja
Skor skala 100
75
6.2 Skor IKPA unit kerja (khusus Unit Kerja Mandiri)
Skor skala 100
95
6.3 Persentase Penyusunan Laporan Keuangan
sesuai SAP % 95
6.4 Nilai Pengelolaan BMN Unit Kerja (khusus
Unit Kerja Mandiri) Nilai 100
6.5 Nilai SAKIP Unit Kerja Skor 80
6.6 Persentase Penyelesaian RTP (MR Unit
Kerja) % 100
6.7 Persentase efektivitas Pengendalian Intern
(SPIP Unit Kerja) % 65
6.8 Indeks Kepuasan layanan Unit Kerja
Indeks Skala 100
75
22
23
A. CAPAIAN KINERJA TAHUN 2021
1. Ringkasan Kinerja
Hasil pengukuran kinerja Perwakilan BPKP D.I. Yogyakarta atas enam sasaran strategis yang dijabarkan dalam 26 indikator kinerja, menunjukkan bahwa 22 indikator kinerja telah mencapai target dan 4 indikator kinerja belum mencapai target. Berikut ini adalah rincian pencapaian target tersebut:
a. Sasaran kegiatan “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah“ telah tercapai dengan terpenuhinya 4 indikator kinerja. Pengawasan terhadap pengelolaan penerimaan pemerintah daerah yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP D.I. Yogyakarta bertujuan untuk mendorong peningkatan penerimaan pemerintah daerah yang dapat digunakan untuk pembiayaan pembangunan daerah. Hasil pengawasan yang dilakukan telah berhasil mendorong pencapaian realisasi penerimaan pemerintah daerah sebesar Rp204.075.255.546,00.
b. Sasaran kegiatan “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Pembangunan Nasional“ atas 1 indikator kinerja telah berhasil dicapai melalui kegiatan pengawasan proyek strategis nasional bandara dengan dimanfaatkannya infrastruktur pendukung bandara yang telah mencapai 44,94%.
c. Sasaran kegiatan “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Badan Usaha“ telah tercapai dengan terpenuhinya 3 indikator kinerja. Pengawasan yang dilakukan bertujuan untuk mendorong peningkatan tata kelola pada BUMD dan BUMDesa yang pada gilirannya memberikan kontribusi pada PAD/PADes.
d. Sasaran kegiatan “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi“ telah tercapai dengan terpenuhinya 2 indikator kinerja. Pengawasan yang dilakukan bertujuan untuk membantu mendorong penegakan hukum terkait kasus korupsi.
e. Kegiatan pengawasan yang dilakukan pada sasaran kegiatan “Pengawasan atas Kualitas Pengendalian Intern K/L/P/ Badan Usaha“ bertujuan untuk menciptakan tata kelola yang baik guna mendukung organisasi (pemda/desa/BLUD) mencapai tujuannya.
24
Secara keseluruhan sasaran kegiatan telah tercapai dengan terpenuhinya 6 indikator kinerja sedangkan 2 indikator kinerja masih memerlukan perbaikan.
f. Sasaran kegiatan “Meningkatnya Kualitas layanan Ketatausahaan Unit Kerja”
Tahun 2021 memiliki 8 indikator kinerja kegiatan yang mendukung capaian kinerja. Tujuan dari tercapainya sasaran kegiatan ini yaitu mendukung tercapainya target-target pengawasan dan melaksanakan fungsi penatausahaan. Secara keseluruhan sasaran kegiatan telah tercapai dengan terpenuhinya 7 indikator kinerja sedangkan 1 indikator kinerja masih memerlukan perbaikan.
Rincian capaian kinerja masing-masing indikator kinerja pada setiap sasaran strategis sebagaimana tercantum pada tabel 3.1.
Table 3.1
Rincian Kinerja Perwakilan BPKP D.I. Yogyakarta Tahun 2021
No. Saskeg/IKK Satuan Target Realisasi Capaian
(%) Notifikasi I. Meningkatnya
Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah
1.1 Nilai Optimalisasi
Penerimaan
Negara/Daerah yang Terealisasi
Rp (juta)
468 1.021 120,00
1.2 Potensi Penerimaan
Negara/ Daerah yang Dioptimalisasi
Rp (juta)
779 1.048 120,00
1.3 Nilai Efisiensi Pengeluaran
Negara dan Daerah
Rp (juta)
190.506 193.666 101,66
1.4 Nilai penyelamatan
keuangan Negara
Rp (juta)
7.126 8.341 117,05
II. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Pembangunan Nasional
2.1 Jumlah PSN yang tercapai
sesuai target
PSN 1 1 100
25
No. Saskeg/IKK Satuan Target Realisasi Capaian
(%) Notifikasi III. Meningkatnya
Pengawasan Pembangunan atas Badan Usaha
3.1 Jumlah BUMD dengan
kinerja sehat
BUMD 11 12 109,09
3.2 Jumlah BLUD dengan
kinerja sehat
BLUD 1 2 120,00
3.3 Jumlah BUMDes yang
mampu menyusun laporan
BUMDes 12 78 120,00
IV. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi
4.1 Persentase hasil
pengawasan represif yang dimanfaatkan/
ditindaklanjuti
% 100 100 100
4.2 Presentase hasil
pengawasan preventif dan edukatif yang
dimanfaatkan/
ditindaklanjuti
% 75 100 120,00
V. Pengawasan atas Kualitas Pengendalian Intern K/L/P/ Badan Usaha
5.1 Jumlah APIP K/L/Pemda
dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 3
APIP 12 12 100
5.2 Jumlah K/L/Pemda
dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3
Pemda 12 12 100
5.3 Jumlah Pemda Kab/Kota
dengan MRI ≥ Level 3
Pemda 2 0 0
5.4 Persentase jumlah pemda
yang akuntabel dalam pengelolaan keuangan dan kinerja daerah
Pemda 6 7 116,67
5.5 Persentase Jumlah desa
yang Menyusun laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa
Desa 1.169 2205 120,00
5.6 Jumlah APIP yang
Mengimplementasikan Siswaskeudes
APIP 1 3 120,00
26
No. Saskeg/IKK Satuan Target Realisasi Capaian
(%) Notifikasi
5.7 Jumlah desa yang
menerapkan pengelolaan asset desa secara memadai
Desa 7 40 120,00
5.8 Jumlah BLUD dengan MRI ≥ Level 3
BLUD 2 0 0,00
VI. Meningkatnya Kualitas Layanan
“Ketatausahaan” Unit Kerja
6.1 Nilai Skor Zona Integritas
Unit Kerja
Skor Skala
100
75 90,68 120,00
6.2 Skor IKPA Unit Kerja (khusus Unit Kerja Mandiri)
Skor skala 100
95 97,27 102,39
6.3 Persentase Penyusunan Laporan Keuangan sesuai SAP
% 95 100 105,26
6.4 Nilai Pengelolaan BMN Unit Kerja (khusus Unit Kerja Mandiri)
Nilai 100 94,08 94,08
6.5 Nilai SAKIP Unit Kerja Skor 80 90,50 113,12 6.6 Persentase Penyelesaian
RTP (MR Unit Kerja)
% 100 100 100
6.7 Persentase efektivitas Pengendalian Intern (SPIP Unit Kerja)
% 65 85,11 120,00
6.8 Indeks Kepuasan layanan Unit Kerja
Indeks Skala
100
75 86,35 115,13
Keterangan:
Mencapai/melampaui target;
Belum mencapai target Rincian lihat lampiran 1,2, dan 3
27
2. Uraian Kinerja
Realisasi kinerja Tahun 2021 berdasarkan sasaran kegiatan Perwakilan BPKP D.I. Yogyakarta dalam menjalankan fungsi utamanya sebagai auditor intern pemerintah diuraikan di bawah ini:
2.1. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah
Sasaran kegiatan “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Pembangunan Nasional” Tahun 2021 terdapat empat indikator kinerja kegiatan dengan capaian sebagai berikut:
Tabel 3.2
Target dan Realisasi Kinerja Saskeg 1
No IKK Satuan Target Realisasi Capaian
(%)
Notifika si 1.1 Nilai Optimaisasi
Penerimaan Negara/
Daerah yang Terealisasi
Rp (juta)
468 1.021 120,00
1.2 Potensi Penerimaan
Negara/Daerah yang Dioptimalisasi
Rp (juta)
779 1.048 120,00
1.3 Nilai Efisiensi Pengeluaran Negara/Daerah
Rp (juta)
190.506 193.666 101,66
1.4 Nilai Penyelamatan
Keuangan Negara
Rp (juta)
7.126 8.341 117,05
2.1.1. Nilai Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah yang Terealisasi Pendapatan Asli Daerah merupakan salah satu sumber keuangan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah. Oleh karena itu, Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (OPAD) perlu dilakukan untuk menciptakan tambahan ruang fiskal guna meningkatkan kemandirian keuangan daerah. Untuk mendukung hal tersebut, Perwakilan BPKP DIY melakukan Evaluasi atas OPAD pada Pemerintah Daerah
Evaluasi Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (OPAD) khususnya pajak dan retribusi daerah pada Pemerintah Daerah yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP D.I. Yogyakarta bertujuan untuk mendorong peningkatan kinerja Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan mendorong
Nilai optimalisasi penerimaan negara/
daerah yang terealisasi berdasarkan hasil pengawasan Perwakilan BPKP D.I. Yogyakarta sebesar
Rp1.020.590.971,00.
28
potensi serta penerimaan pajak dan retribusi daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Indikator Nilai OPAD yang Terealisasi diukur dengan membandingkan nilai OPAD yang telah ditindaklanjuti (penyetoran ke kas daerah) dibandingkan dengan target yang ditetapkan, khususnya untuk Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dari hasil kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP D.I Yogyakarta.
Nilai optimalisasi penerimaan daerah yang terealisasi berdasarkan hasil pengawasan BPKP Tahun 2021 adalah sebesar Rp1.020.590.971,00 atau mencapai 218,07% (nilai maksimal 120%) dari target Tahun 2021 sebesar Rp468.000.000,00.
Faktor-faktor pendukung capaian target di atas 120% adalah kesadaran Wajib Pajak dalam memenuhi kewajibannya, Pemerintah Daerah melakukan intensifikasi pajak antara lain dengan pro aktif mendata dan menagih Wajib Pajak, serta adanya kebijakan relaksasi dengan menghapus denda pajak.
Rincian nilai optimalisasi penerimaan daerah yang terealisasi sebesar Rp1.020.590.971,00 sebagai berikut:
No Uraian Nilai (Rp)
1. Setoran pajak Hotel, Restoran, dan Hiburan Kota Yogyakarta
106.501.989,00
2. Setoran pajak Hotel, Restoran, dan Hiburan Kabupaten Sleman
402.233.638,00
3. Setoran pajak Hotel, Restoran, dan Hiburan Kabupaten Magelang
511.855.344,00
Jumlah 1.020.590.971,00
Nilai optimalisasi penerimaan daerah yang terealisasi Tahun 2021 sebesar Rp1.020.590.971,00 tersebut diperoleh dari hasil pengawasan dengan uraian sebagai berikut:
1) OPAD yang terealisasi Tahun 2021 atas potensi pajak hasil evaluasi Tahun 2020 pada Pemerintah Kota Yogyakarta sebesar Rp106.501.989,00,00 diperoleh atas kontribusi:
29
a) Setoran Tahun 2021 atas potensi pajak hotel hasil evaluasi sebesar Rp2.397.500,00;
b) Setoran Tahun 2021 atas potensi pajak restoran hasil evaluasi sebesar Rp99.977.489,00;
c) Setoran Tahun 2021 atas potensi pajak hiburan hasil evaluasi sebesar Rp4.127.000,00.
2) OPAD yang terealisasi Tahun 2021 atas potensi pajak hasil evaluasi Tahun 2021 pada Pemerintah Kabupaten Sleman sebesar Rp402.233.638,00 diperoleh atas kontribusi:
a) Setoran Tahun 2021 atas potensi pajak hotel hasil evaluasi sebesar Rp27.165.309,00;
b) Setoran Tahun 2021 atas potensi pajak restoran hasil evaluasi sebesar Rp74.152.010,00;
c) Setoran Tahun 2021 atas potensi pajak hiburan hasil evaluasi sebesar Rp300.916.319,00.
3) OPAD yang terealisasi Tahun 2021 atas potensi pajak hasil evaluasi Tahun 2021 pada Pemerintah Kabupaten Magelang sebesar Rp511.855.344,00 diperoleh atas kontribusi:
a) Setoran Tahun 2021 atas potensi pajak hotel hasil evaluasi sebesar Rp800.000,00;
b) Setoran Tahun 2021 atas potensi pajak restoran hasil evaluasi sebesar Rp178.775.196,00;
c) Setoran Tahun 2021 atas potensi pajak hiburan hasil evaluasi sebesar Rp332.380.148,00.
Pada Tahun 2020, nilai OPAD yang terealisasi sebesar Rp1.039.633.445,00 dari target sebesar Rp 234.000.000,00 atau tercapai 444,29%. Dibandingkan dengan capaian realisasi Tahun 2020, capaian nilai OPAD yang terealisasi Tahun 2021 turun sebesar 226,21%. Penurunan tersebut karena Pandemi Covid-19 sehingga omset Wajib Pajak menurun
Jika dibandingkan dengan target akhir Renstra periode Tahun 2020- 2024 sebesar Rp1.029.000.000,00 maka realisasi OPAD Tahun 2021 telah tercapai sebesar 99,18%.
30
Perkembangan IKK “Nilai Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah yang Terealisisasi” dapat dilihat pada Grafik di bawah ini:
Aktivitas pengawasan yang mendukung pencapaian target “nilai optimalisasi penerimaan daerah yang terealisasi” adalah Pengawasan atas APP25: Optimalisasi PAD.
Aktivitas pengawasan yang dilakukan pada Tahun 2021 adalah Evaluasi Potensi Pajak dan Retribusi Daerah pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan Pemerintah Kabupaten Magelang serta Monitoring Tindak Lanjut atas Evaluasi Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah pada Pemerintah Kabupaten Sleman, Pemerintah Kabupaten Magelang, dan Pemerintah Kota Yogyakarta.
2.1.2. Potensi Penerimaan Negara/Daerah yang Dioptimalisasi
Potensi PAD yang dioptimalisasi merupakan potensi PAD yang dapat ditingkatkan sebagai hasil pengawasan BPKP D.I. Yogyakarta khususnya untuk Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Nilai potensi penerimaan daerah yang dioptimalisasi digunakan untuk menilai sejauh mana optimalisasi PAD sebagai hasil pengawasan yang diharapkan dapat direalisasikan untuk meningkatkan penerimaan PAD.
Nilai potensi penerimaan daerah yang dioptimalisasi ditujukan untuk mendapatkan jumlah rupiah potential loss sekaligus dalam rangka pemenuhan target PAD.
Rp0 Rp500 Rp1.000 Rp1.500
2020 2021 2024
Rp234
Rp468
Rp1.029 Rp1.040 Rp1.021
Perbandingan Target dan Realisasi Nilai Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah yang Terealisir
(Dalam Jutaan)
Target Realisasi
Potensi Penerimaan Negara/Daerah yang Dioptimalisasi berdasarkan hasil pengawasan Perwakilan BPKP D.I. Yogyakarta sebesar
Rp1.047.591.998,00.
31
Pada Tahun 2021, nilai potensi penerimaan daerah yang dioptimalisasi sebesar Rp1.047.591.998,00 atau tercapai 134,48%
(nilai maksimal 120%) dari target sebesar Rp 779.000.000,00.
Nilai potensi penerimaan daerah yang dioptimalisasi diperoleh atas hasil Evaluasi OPAD pada pemerintah daerah Tahun 2021 serta Monitoring Tindak Lanjut atas Evaluasi OPAD Tahun 2020.
Realisasi nilai potensi penerimaan Daerah yang dioptimalisasi sebesar Rp1.047.591.998,00 diperoleh atas kontribusi:
1) Evaluasi OPAD pada Pemerintah Kabupaten Sleman dan Pemerintah Kabupaten Magelang sebesar Rp925.608.583,00;
2) Monitoring Tindak Lanjut Evaluasi OPAD pada Pemerintah Kota Yogyakarta sebesar Rp121.983.415,00.
Pada Tahun 2020, potensi penerimaan daerah yang dioptimalisasi
sebesar Rp1.505.600.032,00 dari target sebesar Rp468.000.000,00 atau tercapai 321,58%. Dibandingkan dengan
capaian realisasi Tahun 2020, capaian nilai optimalisasi penerimaan daerah yang terealisasi tahun 2021 sebesar 134,48%, turun sebesar 187,10%. Namun demikian dibandingkan dengan target akhir Renstra periode Tahun 2020-2024 sebesar Rp1.714.000.000,00 realisasi Tahun 2021 telah tercapai 61,12%.
Turunnya capaian nilai potensi yang dioptimalisasi tahun ini dikarenakan pemerintah daerah menurunkan target PAD akibat turunnya daya beli masyarakat dan adanya kebijakan Pemerintah Daerah menerapkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dalam rangka penanganan Pandemi Covid-19 yang berdampak pada penurunan tingkat hunian hotel, kunjungan restauran, dan tempat hiburan ditutup.
Perkembangan IKK “Potensi Negara/Daerah yang Dioptimalisasi”
dapat dilihat pada Grafik di bawah ini:
32
Aktivitas pengawasan yang mendukung pencapaian target “nilai potensi yang dioptimalisasi adalah Pengawasan atas APP25:
Optimalisasi PAD.
Aktivitas pengawasan yang dilakukan pada Tahun 2021 yaitu evaluasi OPAD pada Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Magelang serta monitoring tindak lanjut Evaluasi OPAD Kota Yogyakarta.
2.1.3. Nilai Efisiensi Pengeluaran Negara/Daerah
Indikator Nilai Efisiensi Pengeluaran Negara/Daerah bertujuan untuk menilai kesesuaian belanja dengan kebutuhan berdasarkan ketentuan dan kriteria yang berlaku. Indikator ini diukur dengan menghitung nilai pengurangan/pengalihan rencana belanja proyek/kegiatan/ program yang tidak tepat.
Nilai pengeluaran negara/daerah yang efisien adalah nilai yang menunjukkan besarnya pengurangan/ pengalihan nilai pengeluaran yang direncanakan (belum direalisasi) yang tidak tepat.
Yang dimaksud dengan perencanaan tidak tepat antara lain tidak berorientasi hasil, tidak jelas ukuran keberhasilannya, tidak memiliki dampak langsung terhadap pencapaian sasaran, dan proses bisnis kegiatan tidak selaras dengan sasaran.
Nilai pengeluaran negara/daerah yang efisien diukur dengan menjumlahkan nilai pengurangan/pengalihan rencana belanja
Rp0 Rp200 Rp400 Rp600 Rp800 Rp1.000 Rp1.200 Rp1.400 Rp1.600 Rp1.800
2020 2021 2024
Rp468
Rp779
Rp1.714 Rp1.505
Rp1.048
Perbandingan Target dan Realisasi Potensi Penerimaan Negara/Daerah yang
Dioptimalisasi (Dalam Jutaan)
Target Realisasi
Nilai Efisiensi
Pengeluaran Negara/
Daerah berdasarkan hasil pengawasan Perwakilan BPKP D.I.
Yogyakarta sebesar Rp193.666.276.483,00