PROFIL KELOMPOK PERIKANAN
SATMINKAL BALAI BESAR RISET BUDIDAYA LAUT DAN PENYULUHAN PERIKANAN PUSAT PELATIHAN DAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN RISET SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2020
KUB NAMANG JAWA
(1.2.53.07.01.2817.2817)
DESA GELITING, KECAMATAN KEWAPANTE KABUPATEN SIKKA
PENYULUH PERIKANAN MUDA
PROFIL KELOMPOK PERIKANAN KUB NAMANG JAWA
PENDAMPING KELOMPOK PERIKANAN TANGKAP DESA NAMANGKEWA
PENYULUH PERIKANAN BANTU (PBB) NAMA : APOLONIA DUA NITA
NIP. : 19690505 200604 2 018
SATMINKAL BALAI BESAR RISET BUDIDAYA LAUT DAN PENYULUH PERIKANAN PUSAT PELATIHAN DAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN RISETNSUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN
KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2020
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ... i
COVER DALAM ... ii
DAFTAR ISI ... iii
I. SEJARAH PENDIRIAN KELOMPOK ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 3
C. Visi dan Misi ... 3
II. DATA DASAR KELOMPOK ... 4
A. Nama dan Alamat Kelompok ... 4
B. Peta Lokasi ... 5
C. Penumbuhan Kelompok ... 6
D. Peningkatan Kelas Kelompok ... 6
E. Pengurus dan Anggota Kelompok ... 7
III. STRUKTUR ORGANISASI ... 9
IV. PERKEMBANGAN USAHA KELOMPOK ... 11
A. Jenis Usaha ... 11
B. Sarana Penangkapan ... 12
C. Produksi dan Produktivitas ... 13
D. Aset Kelompok ... 16
E. Omset Usaha Anggota ... 17
F. Program Kerja ... 18
V. DOKUMENTASI ... 19
VI.PENUTUP
I. SEJARAH PENDIRIAN KELOMPOK
A. Latar Belakang
Namangkewa, salah satu kampung yang terletak di Kecamatan Kewapante Kabupaten Sikka, Propinsi Nusa Tenggara Timur memiliki potensi sumberdaya laut yang besar, terutama dalam sektor perikanan.
Sebagian besar penduduk di pruda mengandalkan kehidupannya dari hasil perikanan laut. Permintaan pasar untuk Wilayah sekitar semakin besar setiap harinya sehingga memaksa industri perikanan untuk menaikan kuota penjualan mereka untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Hal tersebut secara langsung maupun tidak langsung sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat khususnya nelayan di Namangkewa sebagai ujung tombak produsen dari produk – produk perikanan. Kondisi ini akan memaksa mereka untuk menghasilkan produk perikanan yang lebih banyak dan lebih cepat dengan cara apapun, termasuk dengan cara – cara yang tidak berkelanjutan, seperti penggunaan racun potassium cyanide dan bom ikan.
Apabila keadaan tersebut terus berlangsung, maka potensi sumber daya perikanan di Namangkewa akan semakin habis.
Pelestarian sumberdaya perikanan bukan hanya menjadi tugas pemerintah, namun juga merupakan kewajiban masyarakat Namangkewa itu sendiri. Keterlibatan warga dalam hal ini sangat penting agar pemanfaatan potensi perikanan di Namangkewa bisa terjaga dengan lestari dan masyarakat ikut bertanggung jawab untuk memelihara kelestarian potensi sumberdaya perikanan, khususnya di kampung Namangkewa .
❖ . Sejarah
Kelompok Namang jawa (Jaringan Nelayan) terbentuk pada tanggal 30 April 2017, karena banyaknya masyarakat nelayan Kampung pruda sangat bergantung pada sumberdaya laut. Sudah berpuluh-puluh tahun masyarakat nelayan Namang jawa memanfaatkan sumber daya laut melalui perikanan tangkapnya.
Kondisi alam dan sosial ekonomi masyarakat Kampung Namangkewa telah berubah. Hal ini terlihat dari bertambah jauhnya lokasi mencari ikan, berkurangnya hasil tangkapan, mengecilnya ukuran ikan yang tertangkap, hal tersebut disebabkan karena adanya penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan yaitu penggunaan bom, potassium yang sangat meresahkan dan mengganggu aktifitas nelayan lain. Hal yang membuat resah para nelayan adalah praktik
penangkapan ikan tidak ramah lingkungan yang terkesan dibiarkan oleh aparat hukum dan tidak adanya aturan yang jelas mengenai pengelolaan kawasan penangkapan ikan. Hal inilah yang kemudian memicu protes masyarakat nelayan kepada para nelayan bom yang kemudian menjadi momentum terbentuknya kelompok Namang jawa dari pertemuan nelayan mengenai pemberantasan Bom dan Potas dengan daftar hadir pada Lampiran.
Selain itu bagi masyarakat khususnya nelayan adalah komponen kunci dalam pengelolaan disamping sebagai pengguna langsung.Masyarakat dalam hal ini juga memiliki pengetahuan, pengalaman dan informasi secara turun temurun. Namun informasi ini tidak tekelola dan terdokumentasi dengan baik. Sadar akan pentingnya data dan informasi sebagai dasar dalam penentuan langkah yang diambil kedepan, demi keberlanjutan sumber daya yang terkelola dengan baik serta demi kesejahteraan, maka beberapa kelompok- kelompok nelayan dengan latar belakang cara tangkap berbeda (nelayan pancing, pukat, ) bersepakat membuat satu wadah untuk mengaspirasikan keinginan menjaga ketersediaan sumber daya perikanan yang lestari melalui Jaringan Nelayan (Namangkewa).
B . Tujuan
❖ Kelompok Pruda
1. Adanya keresahan yang dirasakan khususnya oleh Nelayan Namangkewa akan sulitnya mencari ikan pada kondisi saat ini dan sangat jauhnya jangkauan wilayah untuk mencari ikan yang tidak seperti dulu lagi.Hal ini disebabkan karena adanya penggunaan alat tangkap yang merusak (bom dan potassium) yang sangat mempengaruhi kehidupan nelayan.
2. Penegakan aturan pada praktik destruktif fishing(Bom dan Potasium) yang belum jelas
3. Tidak adanya wadah/tempat nelayan untuk menyelesaikan masalah-masalah nelayan
C. Visi dan Misi Visi :
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya para nelayan kecil yang berorientasi pada pemberdayaan sosial, ekonomi dan ekologi.
Misi :
Membangun pribadi nelayan yang berwawasan luas terutama dalam bidang lingkungan dan kelautan.
Menumbuhkembangkan hasil tangkap kelompok nelayan kecil dan masyarakat.
Menggalakkan kegiatan pembinaan untuk meningkatkan kualitas nelayan kecil.
Meningkatkan kapasitas sikap dan keterampilan kelompok nelayan kecil dan masyarakat.
Menjalin kerjasama yang harmonis sesama nelayan kecil dan membangun aliansi strategis (jaringan) dengan berbagai pihak.
II. DATA DASAR KELOMPOK
A. Nama dan Alamat Kelompok kelautan Dan Perikanan
❖ Nama : Namang jawa
❖ Nomor Badan Hukum : -
❖ Alamat : kampung Namangkewa
❖ Dusun :
❖ Kelurahan : Desa Namangkewa
❖ Kecamatan : Kewapante
❖ Kabupaten /Kota : Sikka
❖ No. Tlp /Fax Sekretariat : -
❖ No.HP ketua Kelompok :
❖ Email :
❖ Koodinat :
B. Peta Lokasi Kelompok Namang jawa (gambar peta lokasi)
C. Penumbuhan dan peningkatan kelas kelompok
Penumbuhan kelembagaan pelaku utama perikanan dilakukan dengan unsur
adanya:
1. Kepentingan yang sama;
2. Motivasi untuk maju;
3. Saling mengenal dengan akrab, dan saling percaya; dan 4. Rasa tanggung jawab
❖ Tanggal /bulan /tahun pendirian : ...
❖ Kelas kelompok
❖ Nomor Sertifikat Pengukuhan :
A. Penumbuhan Kelompok
a. Tanggal/Bln/TahunPendirian :21 April 2019 b. KelasKelompok :Pra Pemula
c. Nomor Sertifikat Pengukuhan :Nomor 8
d. Nomor Kode Registrasi :0.2.53.07.15.0418.0718
B. Peningkatan Kelas Kelompok C. Pengurus dan Anggota Kelompok
Pada awal terbentuk kelompok Namangkewa memiliki berjumlah sepuluh orang anggota kelompok sampai saat ini kelompok masih semangat sampai sekarang sehingga tidak ada terjadi perubahan kepengurusan dan juga beberapa anggota kelompok. KUB Namangkewa jaya memiliki jumlah anggota tetap 10 (sepuluh) orang. Berikut adalah daftar anggota kelompok :
Tabel 1. Daftar Anggota Kelompok
No Nama Anggota P/L Umur Pendidikan Alamat Jabatan
1 Yoseph Tabo L SD Namang
kewa
Ketua
2 Ferdinandus wungukung
L SD Namangke
wa
Sekretaris
3 Muh.Kabir L SD Namangke
wa
Bendahara
4 Baharudin L SD Namangke
wa
Anggota
5 Agustinus Manila L SD Namangke
wa
Anggotta
6 Herri Tunggal L SD Namangke
wa
Anggotta
III. STRUKTUR ORGANISASI
Pembina Penyuluh perikanan
Apolonia Dua Nita
Ketua Kelompok Yoseph Tabo
Sekretaris Ferdinandus wungukung
Bendahara Muh.Kabir
Anggota 1. Baharudin 2. Agustinus Manila 3. Herri tunggal
IV. PERKEMBANGAN USAHA KELOMPOK
Monitoring dan evaluasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan pelaku utama
perikanan dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat Pusat sampai Kecamatan yang
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing tingkatan.
Dalam melaksanakan kegiatan ini
dapat sekaligus dilakukan bersamaan dengan supervisi.
Pelaksanaan supervisi, monitoring dan evaluasi dilakukan sesuai dengan arah
pembinaan dari penumbuhan dan pengembangan kelembagaan pelaku utama perikanan.
A. Azas-azas Pengembangan Kelembagaan pelaku utama perikanan
Prinsip-prinsip pengembangan yang dipakai sebagai acuan dalam upaya
pemberdayaan kelembagaan pelaku utama perikanan meliputi:
1. Pengambilan keputusan dilakukan oleh anggota kelompok secara musyawarah dan
mufakat untuk memperoleh manfaat sebesar-besarnya bagi anggota (dari, oleh dan
untuk anggota).
2. Peran pemerintah hanya terbatas pada fasilitasi sehingga lembaga pelaku utama
mampu menggunakan dan memanfaatkan potensi sumberdaya yang dimiliki melalui
kreatifitasnya sendiri dalam mensejahterakan anggotanya.
3. Pemberdayaan lembaga pelaku utama perikanan mencakup berbagai aspek, antara
lain manajemen, produksi, teknologi, peningkatan sumberdaya manusia (anggota),
wirausaha, distribusi, dan pemasaran hasil.
B. Arah Pengembangan Kelembagaan pelaku utama perikanan.
Pengembangan kelembagaan pelaku utama kegiatan perikanan diarahkan agar
kelembagaan yang telah terbentuk dan tumbuh dapat menjalankan fungsi penyuluhan
perikanan dengan efisien dan efektif sehingga dapat tumbuh dan berkembang menjadi
lembaga yang lebih maju.
Peningkatan kelembagaan pelaku utama kegiatan perikanan dilaksanakan melalui
kegiatan pemberdayaan yaitu:
1. Peningkatan peran lembaga dalam memajukan usaha anggotanya;
2. Peningkatan kemampuan keterampilan berproduksi bagi pelaku utama yang
bergabung sebagai anggota;
3. Peningkatan kemampuan administrasi usaha, yaitu mencatat semua transaksi
bisnisnya;
4. Peningkatan kemampuan bernegosiasi dan berinteraksi dalam bisnis bidang
kelautan dan perikanan; dan
5. Peningkatan kemampuan berorganisasi dan bekerjasama antar lembaga.
Materi pemberdayaan dalam rangka penumbuhan dan pengembangan pelaku
utama kegiatan perikanan terdiri dari:
1. Teknologi Perikanan
Pengelolaan teknologi perikanan meliputi teknologi produksi, panen dan
pasca panen, ekonomi, serta sosial yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan lembaga pelaku utama.
Kebutuhan lembaga pelaku utama dalam hal pengelolaan teknologi
perikanan, selain kemampuan pribadi sebagai pembina, diperlukan pula informasi
dari luar untuk menunjang kelancaran pembinaan, yaitu informasi:
a. hasil penelitian;
b. media massa; dan c. dari instansi terkait.
2. Komunikasi …
Kemampuan dalam berkomunikasi merupakan hal yang sangat penting
dalam penerapan metode penyuluhan. Komunikasi yang baik membuat pesan yang
disampaikan dapat dipahami, dimengerti sehingga transfer teknologi berjalan
efektif.
3. Lingkungan
Pembinaan kelembagaan pelaku utama merupakan proses pembelajaran
bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong
serta mengorganisasikan dirinya dalam memanfaatkan sumberdaya kelautan dan
perikanan sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
pendapatan, dan kesejahteraannya dengan memperhatikan pelestarian wawasan
lingkungan hidup.
4. Administrasi
Pengelolaan administrasi yang baik memberikan dampak bagi lembaga
pelaku utama. Semakin baik pengelolaan administrasi suatu lembaga menunjukkan
kinerja dari lembaga pelaku utama tersebut. Oleh karena itu perlu adanya
pemberdayaan kepada lembaga pelaku utama tersebut yang dilakukan dengan
memberikan pembinaan pengelolaan administrasi sampai mereka terbiasa
melakukannya.
Pengelolaan administrasi tersebut antara lain meliputi:
a. keadaan kelompok (sejarah, data pengurus, data anggota)
b. kegiatan kelompok c. keuangan kelompok
d. kehadiran anggota pada setiap pertemuan e. penyusunan rencana kegiatan kelompok f. kemajuan/perkembangan kelompok g. penyusunan laporan kegiatan.
Untuk dapat mengetahui keberadaan kelompok dan tingkat kemajuan
kelompok, dokumentasi kelompok yang berupa pembukuan atau administrasi
kelompok perlu disusun.
A. Jenis Usaha
B. Kapal dan Jenis Alat Tangkap Perikanan
Tabel 2. Jenis dan Jumlah Kapal Pelaku Utama
No NamaAnggota
Ukuran Kapal dan Jenis Alat
Tangkap Status
KepemilikanKapal Kapal
(GT)
Alat Tangkap
dll
1 Yoseph Tabo 1 Pukat
&pancing
Milik sendiri
2 Ferdinandus wungukung
1 Pukat
&pancing
Milik sendiri
3 Muh.Kabir 1 Pukat
&pancing
Milik sendiri
4 Baharudin 1 Pukat
&pancing
Milik sendiri
5 Agustinus Manila 1 Pukat
&pancing
Milik sendiri
6 Herri Tunggal 1 Pukat
&pancing
Milik sendiri
C. Data ProduksidanProduktivitas
produktivitas dari hasil penangkapan ikan KUB Namang jawa jaya selama 1 tahun dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Data Produksi dan Produktivitas
No Komoditas Jumlah hasil
tangkapan (kg)
Keterangan
1 Terbang 30.000
Kg/Tahun
- Rata – rata tangkapan perorang 3 Kg/Trip (tergantung musim) - Aktivitas penangkapan seminggu14-15 hari/ Trip - Dalam satu tahun masuk musim paceklik bulan Mei- bulan September (umumnya nelayan tidak melaut
2 Ikan Selar 50.000 Rata – rata tangkapan
perorang 3 Kg/Trip (tergantung musim) - Aktivitas penangkapan seminggu14-15 hari/ Trip - Dalam satu tahun masuk musim paceklik bulan Mei- bulan September (umumnya
nelayan tidak melaut 3 Ikan Beby tuna 2000 Rata – rata tangkapan
perorang 3 Kg/Trip (tergantung musim) - Aktivitas penangkapan seminggu14-15 hari/ Trip - Dalam satu tahun masuk musim paceklik bulan Mei- bulan September (umumnya nelayan tidak melaut
D. Aset Kelompok Perikanan
Tabel 4. Aset kelompok Namang Jawa
No JenisBarang Jumlah Nama Pemilik Harga (Rp)
1 Perahu 1 8.000.000
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa yang mmiliki aset terbanyak atau nilai jual terbesar adalah bapak Yoseph tabo yaitu memiliki perahu 1 GT dengan Mesin 8 pk berjumlah satu buah.
Dengan taksiran harga aset RP 8000.000 sama halnya dengan bapak yang memiliki 1 buah perahu dengan kapasitas 1 gt dan mesin kapal 5 pk sebanyak dua buah.
E. Omset Usaha Anggota Kelompok
Pengertian omset adalah nilai total dari sebuah produk yang dijual.
Jadi istilah omset inilah yang juga dapat dikatakan sebagai pendapatan kotor alias masih belum dikurangi biaya modal, seperti biaya produksi, dan biaya lainnya. Sedangkan Selanjutnya pengertian profit adalah nilai jual dari sebuah produk yang sudah dikurangi dengan biaya modal. Artinya nilai tersebut adalah sudah bersih menjadi keutungan
perusahaan, karena telah di kurangi oleh biaya-biaya seperti biaya produksi, gaji karyawan dan sebagainya.
Omzet kelompok Nubat sebesar Rp 45000.000 selama 1 Tahun dengan rincian yang dapat dilihat pada Tabel.5
Tabel 5. Omzet Anggota Kelompok Namang jawa
NO Nama Anggota Kelompok Omzet per tahun (Rp)
1 Yoseph Tabo 3150.000
2 Ferdinandus wungukung 3150.000
3 Muh.Kabir 3150.000
4 Baharudin 3150.000
5 Agustinus Manila 3150.000
6 Herri Tunggal 3150.000
A. Program Kerja
Program kerja adalah susunan daftar kegiatan yang dirancang untuk dilaksanakan dalam satu periode kepengurusan. Program kerja ini akan menjadi tolak ukur pencapaian kinerja kepengurusan.
Adapun pertanggung jawaban program biasanya dilakukan pada masa akhir kepengurusan dengan format laporan pertanggung jawaban kepada seluruh institusi.
Program kerja Kelompok Usaha Bersama (KUB) Namang jawa jaya disusun sejak awal terbentuknya kelompok tersebut, prgram kerja disusun bersama dengan penyuluh perikanan sebagai pendamping kelompok. Program kerja yang dibuat yaitu penyusunan RUB, AD/ART dan Kegiatan Pertemuan setiap bulan agar tercapainya manfaat dalam berkelompok. Pertemuan rutin anggota kelompok dan penyuluh yaitu satu kali dalam sebulan.
V. DOKUMEN TASI KEGIATAN
VI. PENUTUP 1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
❖ Usul
1. Dari sisi nelayan, sebagian besar kendala yang dialami dalam meningkatkan produksi perikanan tangkap adalah cuaca, keterbatasan alat tangkap dan infrastruktur, belum di bangunnya pelabuhan ikan dan banyaknya sampah. Dari sisi pemerintah, kendala yang dialami dalam peningkatan produksi perikanan tangkap adalah kondisi alam, armada yang tidak mendukung dan infrastruktur kenelayanan, ketidaktepatan nelayan dalam penggunaan modal yang telah
2. Solusi untuk meningkatkan produksi perikanan tangkap di Kabupaten Sikka adalah dengan pengoptimalan
penggunaan perahu motor tempel (PMT) dan penggunaan jaring pantai atau eret. Jadi jika cuaca tidak
memungkinkan untuk memasuki pantai, nelayan tetap dapat menangkap ikan dengan jaring eret di tepian pantai atau melakukan
usaha lain (diversifikasi usaha) untuk tetap memperoleh penghasilan. Selain itu perlunya pembaharuan dan perbaikan secara berkala
terhadap alat-alat tangkap dan penguasaan musim ikan dengan jaring yang tepat. Pemerintah Daerah perlu bekerjasama dengan negara lain atau daerah lain dalam penyediaan kapal dan alat tangkap ikan yang sesuai dengan karakteristik laut selatan. Hal ini perlu diimbangi dengan ketersediaan sarana pelabuhan yang strategis dan
aksesibel. Pemerintah juga perlu meningkatkan frekuensi penyuluhan perikanan kepada masyarakat pesisir
Kabupaten Sikka.
❖ .Saran
Supaya dapat meningkatkan produksi hasil tangkapan ikan maka dapat disarankan :
1. Perlunya penambahan teknologi dan infrastruktur dalam aktivitas produksi perikanan tangkap. Dengan adanya
teknologi dan infrastruktur mampu menghasilkan tangkapan ikan yang maksimal. Selain itu, kegiatan pembinaan nelayan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sikka lebih diarahkan untuk membuka isolasi mental nelayan agar mampu memaksimalkan potensi perikanan yang ada dan memberikan diversifikasi usaha di bidang perikanan.
2. Program-program pemberdayaan yang dilakukan pemerintah seyogianya dilengkapi indikator keberhasilan. Saat ini belum tersedia data jumlah nelayan miskin, dan bagaimana
perubahan komposisi jumlah nelayan miskin setelah ada program pemberdayaan, padahal
data ini sangat penting sebagai ukuran efektivitas program pemerintah.
3.Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti kelembagaan dan pengaturan kemitraan dalam usaha perikanan tangkap di Kabupaten Sikka. Selain itu, perlu diketahuinya keterpaduan sistem pemerintah pusat dan daerah dalam program pembangunan perikanan tangkap.