• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Hipertensi dan Obesitas dengan Kejadian Hiperlipidemia (Studi Kasus di Klinik Praktek dr. Martha Suryana Ungaran)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Hubungan antara Hipertensi dan Obesitas dengan Kejadian Hiperlipidemia (Studi Kasus di Klinik Praktek dr. Martha Suryana Ungaran)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 Hubungan antara Hipertensi dan Obesitas dengan Kejadian Hiperlipidemia

(Studi Kasus di Klinik Praktek dr. Martha Suryana Ungaran)

Ulfa Rahmawati*) Auly Tarmali**) Ita Puji Lestari**) STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN

*)Mahasiswa PSKM STIKES Ngudi Waluyo

**)Dosen Pembimbing STIKES Ngudi Waluyo

Abstrak

Hiperlipidemia adalah peningkatan kadar kolesterol melebihi batas normal(≥200 mg/dl). Metabolisme lemak dalam tubuh dapat mempengaruhi timbulnya berbagai macam penyakit, gangguan metabolisme lemak dapat mengakibatkan penyakit hiperlipidemia.

Obesitas dan hipertensi akan mengakibatkan peningkatan kadar lemak dalam tubuh . Pada orang yang mengalami obesitas terjadi penimbunan lemak berlebih dalam tubuh, sedangkan pada orang yang mengalami hipertensi terjadi penekanan pada pembuluh darah yang mengakibatkan rusaknya pembulah darah dan menjadi tempat melekatnya kolesterol.

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive sampling dan didapatkan 83 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan data sekunder, sampel pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang berkunjung ke klinik praktek dr.Martha Suryana Ungaran yang melakukan pemeriksaan kolesterol, terdapat data IMT, tekanan darah dan kadar kolesterol total.

Pengolahan data untuk semua jenis variabel menggunakan uji chi-square.

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara hipertensi dengan kejadian hiperlipidemia pada pasien di klinik praktek dr. Martha Suyono Ungaran (nilai p=0,232) dan tidak ada hubungan antara obesitas dengan hiperlipidemia pada pasien di klinik praktek dr. Martha Suyono Ungaran (nilai p=1,000).

Bagi para penderita diharapkan lebih menjaga kesehatan dengan mengatur pola makan seimbang, rutin berolah raga, tidak merokok, menjaga kondisi untuk tidak stres agar stres dapat dicegah dan menjaga berat badan, serta menjaga tekanan darah agar tetap stabil, menjaga kadar gula darah agar terhindar dari diabetes melitus agar kadar kolesterol dalam batas normal.

Kata Kunci : Hipertensi, Obesitas, kejadian Hiperlipidemia.

Kepustakaan : (tahun 1996-2012)

(2)

2 The relation between hypertention and obesity through hyperlipidemia cases

(case study at Klinik Praktek dr. Martha Suryana Ungaran) Abstract

Hyperlipidemia is cholesterol number which increas more than the limitation (≥200 mg/dl). Fat metabolism inside the body can stimulate many diseases. The disorders of metabolism can stimulate hyperlipidemia cases. Obesity and hypertention can increas the fat content in the body. People who include to the kind of obesity get over accumulation of fat in their body while the hypertention people get over stress on the blood vessel which can harm and being the place for cholesterols.

This variety of this research uses analithic cross sectional desaign. The sampling technique of this research is purposive sampling that consist of 83 respondents. The data collection uses secindary data. The sample of this research is all of the visitors of klinik praktek dr.Martha Suryana Ungaran. For those who did the cholesterol check up got the IMT data, blood presure and total cholesterol content. Chi-square test is used for all of the collection datas and all variables.

The result of this study shows that there is no connection between hypertention and hyperlipidemia case in visitors of klinik praktek dr.Martha Suryana Ungaran by p=0,232 and there is nothing connection that relate the obecity and hyperlipidemia case, p=1,00.

The last, hopefully this research can sugest the patient to keep their health by keeping the diets, regular exercises, no smoking, stay balance to prevent the stress in order to save their weight and blood presure. Also keeping the blood sugar to prevent the diabetes mellitus.

Keywords: hypertention, obesity, hyperlipidemia cases.

References : (1996-2012)

(3)

3 PENDAHULUAN

Hiperlipidemia merupakan keadaan yang ditandai oleh peningkatan kadar lemak darah (1). Peningkatan kadar lemak dalam darah, sebagai unsur utamanya terdiri dari kolesterol dan trigliserida.

Kolesterol merupakan salah satu komponen lemak (2). Menurut National Institutes of Health, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults (Adults Treatment Panel III) (2002) dalam (2) bahwa kolesterol total normal adalah < 200 mg/dl, dan trigliserida

< 150 mg/dl.

Riset secara luas telah menunjukkan bahwa kolesterol LDL (Kolesterol Jahat) adalah faktor risiko utama penyakit jantung dan pembuluh darah (Cardiovasculer Disease atau CVD).

Hingga kini CVD masih merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia dengan angka 17 juta per orang per tahun.

Angka ini diperkirakan meningkat menjadi 20 juta pada tahun 2015 dan 23 juta pada tahun 2030 (2).

Kolesterol tinggi dalam darah adalah faktor resiko utama penyakit jantung, bisa menyebabkan serangan jantung atau stroke. Semakin tinggi kadar kolesterol semakin tinggi resikonya.

Banyak penelitian menempatkan penyakit kardiovaskuler CVD (cardiovasculer

disease) sebagai penyebab kematian utama di dunia barat. Diperkirakan CVD akan menjadi masalah kesehatan yang lebih berat, bersama obesitas dan diabetes pada akhir dekade berikutnya (3).

Kolesterol tinggi disebabkan oleh berbagai faktor, beberapa faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan kolesterol atau yang mengakibatkan kolesterol tinggi yaitu usia, jenis kelamin, genetik, pola makan, obesitas, aktifitas fisik dan olahraga, kebiasaan merokok, stres, tekanan darah tinggi, DM (4).

Menurut (5) hipertensi juga merupakan salah satu faktor penyebab hiperlipidemia.

Obesitas merupakan salah satu faktor penyebab hiperlipidemia sekunder.

Obesitas pada dasarnya merupakan penimbunan lemak yang berlebihan. Pada orang yang mengalami obesitas cenderung mempunyai kadar kolesterol dan lemak yang lebih tinggi dalam darah serta jumlah HDL yang rendah (4).

Berdasarkan uraian di atas, yang dapat diketahui bahwa hipertensi dan obesita dapat meningkatkan kolesterol dalam darah. Maka, penulis tertarik untuk menganalisis hubungan antara hipertensi dan obesitas dengan kejadian hiperlipidemia.

METODE PENELITIAN

(4)

4 Desain yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Cross sectional.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang berkunjung ke klinik praktek dr. Martha Suryana Ungaran dan melakukan pemeriksaan kolesterol, yang berjumlah 123 pasien (berdasarkan data rekam medik klinik). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan purposive sampling

sebanyak 83 sampel, dengan pertimbangan terdapat data kolesterol total, terdapat data berat badan dan tinggi badan atau IMT, terdapat data tekanan darah.

Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data sekunder.

Analisis data dilakukan dengan analisis chi-square menggunakan program SPSS 16.

HASIL PENELITIAN A. Analisis Univariat

1. Hipertensi

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan kejadian hipertensi pada penderita di Klinik Prektek dr. Martha Suryana Ungaran bulan Januari – Juli 2013

Hipertensi Frequency Persentase(%)

Hipertensi 49 59,0

Tidak Hipertensi 34 41,0

Total 83 100,0

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa dari 83 pasien yang berkunjung di klinik praktek dr. Martha Suryana Ungaran dan melakukan pemeriksaan kolesterol, yang menderita hipertensi sebanyak 49 pasien (59,0 %) dan yang tidak hipertensi sebanyak 34 pasien (41,0%) .

2. Obesitas

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan kejadian obesitas pada penderita di Klinik Prektek dr. Martha Suryana Ungaran bulan Januari – Juli 2013

Obesitas Frequency Persentase(%)

Obesitas 28 33,7

Tidak obesitas 55 66,3

Total 83 100,0

(5)

5 Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa dari 83 pasien yang berkunjung di klinik praktek dr. Martha Suryana Ungaran dan melakukan pemeriksaan kolesterol, yang dikategorikan obesitas sebanyak 28 pasien (33,7 %) dan yang tidak obesitas sebanyak 55 pasien (66,3%).

3. Hiperlipidemia

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan kejadian Hiperlipidemia pada penderita di Klinik Prektek dr. Martha Suryana Ungaran bulan Januari – Juli 2013

Hiperlipidemia Frequency Persentase(%)

Hiperlipidemia 51 61,4

Tidak Hiperlipidemia 32 38,6

Total 83 100.0

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa dari 83 pasien yang berkunjung di klinik praktek dr. Martha Suryana Ungaran dan melakukan pemeriksaan kolesterol, yang memiliki kadar kolesterol diatas normal dan dikategorikan sebagai hiperlipidemia adalah sebanyak 51 pasien (61,4 %) dan yang tidak hiperlipidemia sebanyak 32 pasien (38,6 %).

A. Analisa Bivariat

Pada bagian ini disajikan hasil penelitian tentang hubungan hipertensi dan obesitas kejadian hiperlipidemia di klinik praktek dr. Martha Suryana Ungaran.

1. Hubungan Hipertensi dengan kejadian Hiperlipidemia pada penderita di klinik praktek dr. Martha Suryana Ungaran

Tabel 4.4 Hubungan Hipertensi dengan kejadian Hiperlipidemia di Klinik Praktek dr.

Marhta Suryana Ungaran bulan Januari-Juli 2013

Hipertensi

Kadar kolesterol

Total P-value Hiperlipidemia Tidak

Hiperlipidemia

F % F % F %

Hipertensi Tidak hipertensi

27 24

55,1 70,6

22 10

44,9 29,4

49 34

100 100

0,232

Total 51 61,4 40 38,6 83 100

(6)

6 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden yang melakukan pemeriksaan kolesterol mengalami hiperlipidemia dan mengalami hipertensi 27 (55,1%) lebih rendah dibandingkan yang tidak mengalami hipertensi 24 (70,6%).

Berdasarkan uji Chi Square didapat nilai dengan p-value 0,232. Oleh karena p-value=

0,232 > α (0,05), maka Ho gagal ditolak, dan disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara hipertensi dengan kejadian Hiperlipidemia di klinik praktek dr.

Martha Suryana Ungaran.

2. Hubungan Obesitas dengan kejadian Hiperlipidemia pada penderita di klinik praktek dr. Martha Suryana Ungaran

Tabel 4.5 Hubungan Obesitas dengan kejadian Hiperlipidemia di Klinik Praktek dr.

Marhta Suryana Ungaran bulan Januari-Juli 2013

Obesitas

Kadar kolesterol

Total P-value Hiperlipidemia Tidak

Hiperlipidemia

F % F % F %

Obesitas Tidak Obesitas

17 34

60,7 61,8

11 21

39,3 38,2

28 55

100 100

1,000

Total 43 48,2 40 51,8 83 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pasien yang melakukan pemeriksaan kolesterol dan mengalami hiperlipidemia yang mengalami obesitas 17 (60,7%) lebih rendah dibandingkan yang tidak mengalami obesitas 34 (61,8%).

Berdasarkan uji Chi Square didapat nilai dengan p-value 1,000. Oleh karena p-value=

1,000 > α (0,05), maka Ho gagal ditolak, dan disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara obesitas dengan kejadian Hiperlipidemia di klinik praktek dr.

Martha Suryana Ungaran.

PEMBAHASAN A. Analisis Univariat

1. Hipertensi pada pasien yang melakukan pemeriksaan di klinik praktek dr. Martha Suryana Ungaran

Hasil penelitian menunjukan bahwa pada responden yang melakukan pemeriksaan di klinik praktek dr.

Martha Suryana Ungaran lebih banyak responden mengalami hipertensi yaitu 49 responden (59,0%). Hal tersebut

(7)

7 karena pada saat melakukan

pemeriksaan kepada seluruh reponden semuanya melakukan pemeriksaan tekanan darah terlebih dahulu.

Responden yang berkunjung ke klinik adalah orang yang datang dengan gejala sakit tertentu atau mengalami sakit. Pemeriksaan awal yang dilakukan di klinik praktek dr.Martha adalah pengukuran tekanan darah yang mana tekanan darah dapat berpengaruh atau menimbulkan gejala sakit sehingga dapat dilakukan sebagai acuan dalam pengobatan.

Banyaknya pasien yang mengalami hipertensi di klinik praktek dr. Martha Suryana Ungaran bisa saja dipengaruhi oleh banyak faktor seperti pola makan, kebiasaan olahraga, aktifitas fisik, memiliki kebiasaan merokok, stres, keturunan dan usia karena pada responden yang berkunjung ke klinik praktek dr.

Martha Suryana Ungaran memiliki usia rata-rata diatas 20 tahun ke atas, sehingga ada kemungkinan pasien yang mengalami hipertensi juga karena dipengaruhi oleh umur.

Seseorang dikategorikan hipertensi dimana tekanan darah sistolik sama atau lebih tinggi dari 140 mmHg dan atau tekanan diastolik lebih tinggi dari 90mmHg.

2. Obesitas pada pasien yang melakukan pemeriksaan di klinik praktek dr.

Martha Suryana Ungaran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa responden yang melakukan pemeriksaan kolesterol yang mengalami obesitas sebanyak 28 orang (33,7%), sedangkan yang tidak mengalami obesitas sebanyak 55 orang (66,3%).

Hal tersebut menunjukan bahwa dari 83 responden yang melakukan pemeriksaan kolesterol lebih banyak yang tidak mengalami obesitas.

Obesitas adalah suatu penyakit kronis dengan ciri-ciri timbunan lemak tubuh berlebih (Persagi Gizi, 2009).

Banyaknya penderita hiperlipidemia yang justru memilki IMT < 27 atau tidak obesitas mungkin disebabkan karena orang yang memilki IMT <27 atau tidak obesitas tersebut merasa tidak gemuk sehingga kebiasaan makanya menjadi bebas dan tidak terkontrol khususnya makanan yang tinggi lemak jenuh. Sehingga walaupun tidak gemuk kadar lemak darahnya tetap tinggi, sedangkan pada orang gemuk mungkin makannya akan lebih berhati-hati sehingga kadar lemaknya akan lebih rendah dibandingkan dengan orang yang memilki IMT > 27 atau obesitas.

(8)

8 3. Kejadian Hiperlipidemia pada pasien

yang melakukan pemeriksaan di klinik praktek dr. Martha Suryana Ungaran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa presentase responden yang mengalami hiperlipidemia adalah lebih banyak dibandingkan yang tidak mengalami hiperlipidemia yaitu 51 responden (61,4%). Banyaknya responden yang melakukan pemeriksaan kolesterol dikarenakan ajuran dokter, ada kemungkinan karena sudah muncul tanda maupun gejala yang disebabkan karena peningkatan kolesterol.

Hiperlipidemia merupakan suatu keadaan dimana kadar lipid darah yang abnormal. Kadar lipid yang tinggi akan mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit, penyumbatan lemak pada arteri akan menimbulkan plak pada pembuluh darah sehingga dapat mengakibatkan aterosclerosis, dan mengakibatkan serangan jantung. Profil lipid ideal menurut National Institutes of Health, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Cholesterol in Adult (Adult Treatment Panel III), September 2002, hlm.11-17 dalam Mumpuni dan Wulandari (2011) kadar kolesterol total < 200 mg/dl, trigliserida <150 mg/dl, kolesterol

HDL >40 mg/dl, dan kolesterol LDL

<130 mg/dl.

Ada banyak faktor penyebab hiperlipidemia akan tetapi karena hiperlipidemia merupakan salah satu penyakit yang tidak memunculkan gejala dengan spesifik sehingga mungkin banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya mengalami kadar kolesterol yang tinggi. Dampak yang dapat ditimbulkan dari peningkatan kolesterol salah satunya adalah aterosclerosis banyaknya pasein yang mengalami hiperlipidemia di klinik praktek dr. Martha Suryana Ungaran ini kemungkinan karena pada klinik ini menyediakan layanan pemeriksaan kolesterol yang diselenggarakan oleh ASKES sehingga banyak orang yang terdeteksi atau memeriksaan kolesterol dalam darah sekaligus melakukan pengobatan. Sebagian besar kasus peningkatan kadar kolesterol bersifat sementara dan tidak berat, selain itu pembuangan lemak dari darah pada setiap orang memilki kecepatan yang berbeda.

A. Analisis Bivariat

1. Hubungan Hipertensi dengan kejadian Hiperlipidemia pada penderita di

(9)

9 klinik praktek dr. Martha Suryana

Ungaran

Hasil penelitian menujukan tidak hubungan yang antara hipertensi dengan kejadian hiperlipidemia pada penderita di klinik praktek dr.Martha Suryana Ungaran hal tersebut ditunjukan dari hasil nilai p=0,232 (p>0,05). Hiperlipidemia merupakan penyakit yang multifaktorial dan hipertensi merupakan salah satu faktor risiko yang dapat menimbulkan peningkatan kadar lemak dalam tubuh, hal ini terjadi karena pada penderita hipertensi mempengaruhi pembuluh darah karena terjadi peningkatan sehingga mempompa jantung untuk bekerja lebih keras yang mengakibatkan aliran arah akan lebih cepat dari tingkat normal. Akibatnya saluran darah semakin kuat menekan pembuluh darah yang ada. Tekanan yang kuat itu dapat merusak jaringan pembuluh darah itu sendiri. Pembuluh darah yang rusak sangat mudah sebagai tempat melekatnya kolesterol, sehingga kolesterol dalam saluran darah pun melekat dengan kuat dan mudah menumpuk (Graha KC, 2010).

Hipertensi terjadi karena adanya gangguan dalam pembuluh darah yang mengakibatkan peningkatan tekanan

darah sistolik maupun diastolik. Salah satu faktor yang menimbulkan hipertensi pada penderita hiperlipidemia adalah terjadinya aterosklerosis pada pembuluh darah.

Pada pasien yang tidak mengalami hipertensi juga dapat terjadi peningkatan kolesterol hal ini bisa saja terjadi karena modifikasi gaya hidup yang kurang baik. Tanda dan gejala yang dimunculkan karena penyakit ini seringkali membuat orang tidak melakukan pemeriksaan baik tekanan darah maupun kolesterolnya.

Banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan kolesterol dan hipertensi sehingga memberikan kontribusi terhadap keduanya seperti gaya hidup, kebiasaan olah raga, konsumsi makanan, tingkat stres dan usia. Oleh sebab itu pengecekan rutin terhadap hipertensi juga perlu dilakukan agar terpantau keadaan tekanan darahnya.

2. Hubungan Obesitas dengan kejadian Hiperlipidemia pada penderita di klinik praktek dr. Martha Suryana Ungaran

Hasil analisis untuk mengetahui hubungan antara obesita dengan kejadian Hiperlipidemia pada penderita di klinik praktek dr. Martha

(10)

10 Suryana Ungaran. Dari hasil uji Chi

Square di peroleh nilai p= 1,000 (p>0,05). Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara obesitas dengan kejadian hiperlipidemia, dari hasil penelitiaan kejadian hiperlipidemia lebih besar pada responden yang tidak mengalami obesitas yaitu 34 responden (61,8%) dibandingkan yang mengalami obesitas yaitu 17 responden (60,7%).

Berdasarkan hasil penelitian diatas bahwa pengukuran gizi dengan IMT yang digunakan untuk penilaian status gizi dalam menetukan obesitas atau tidaknya seseorang dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki IMT<

27 atau tidak obesitas ternyata memiliki resiko terhadap hiperlipidemia.

Ternyatahiperlipidemia tidak hanya diderita oleh orang yang gemuk saja akan tetapi pada orang yang kurus, atau mempunyai berat badan yang ideal juga bisa mengalami hiperlipidemia. Secara umum dapat dikatakan bahwa hiperlipidemia dapat terjadi pada semua orang dengan berbagai status gizi yang baik menurut IMT. Karena kolesterol merupakan lemak yang berada dalam darah, bukan merupakan lemak yang berada di bawah kulit. Berbeda dengan orang

obesitas, orang yang mengalami obesitas cenderung terjadi penumpukan lemak di bawah kulit.

Dengan demikian tidak hanya orang gemuk saja yang harus waspada terhadap hiperlipidemia, akan tetapi semua orang harus waspada juga termasuk orang yang kurus dan orang yang memiliki berat badan ideal.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan kejadian hipertensi dan obesitas dengan kejadian hiperlipidemia (studi kasus di klinik dr.

Martha Suryana Ungaran), maka didapatkan kesimpulan beberapa hal sebagai berikut:

1. Sebagian besar responden penderita Hiperlipidemia di klinik praktek dr.

Martha Suryana Ungaran mengalami Hipertensi, yaitu sejumlah 27 orang (55,1%)

2. Sebagian besar responden penderita Hiperlipidemia di klinik praktek dr.

Martha Suryana Ungaran tidak mengalami Obesitas, yaitu sejumlah 34 orang (61,8%)

3. Tidak ada hubungan yang signifikan antara Hipertensi dengan kejadian Hiperlipidemia pada penderita di klinik praktek dr. Martha Suryana Ungaran (p- value = 0,232 > α 0,05).

(11)

11 4. Tidak ada hubungan yang signifikan

antara Obesitas dengan kejadian Hiperlipidemia pada penderita di klinik praktek dr. Martha Suryana Ungaran (p- value = 1,000 > α 0,05).

SARAN

Dari hasil penelitian ini diharapkan akan ada penelitian lanjutan untuk Saran 1. Bagi peneliti lain

mengetahui faktor-faktor lain yang tidak diteliti yang berpengaruh terhadap kejadian Hiperlipidemia pada penderita, karena Hiperlipidemia merupakan permasalahan kesehatan yang berdampak negatif terhadap organ fital dalam tubuh dan dipengaruhi oleh banyak faktor.

2. Bagi Masyarakat umum

Bagi masyarakat agar melakukan kebiasaan hidup yang sehat, seperti melakukan olah raga secara teratur, memperhatikan pola makan serta rutin melakukan mengecekan kadar kolesterol.

3. Bagi Klinik Praktek

Memberikan konseling tentang pentingnya menjaga dan pengontrolan tekanan darah serta pola makan untuk menjaga berat badan sebagai upaya pencegahan dalam menjaga kadar kolesterol dalam tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

1. Suyono, Slamet (1996).

”Hiperlipidemia” Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Jakarta. Balai Penerbit FKUI.

2. Mumpuni, Yekti dan Ari Wulandari.(2011). Cara Jitu Mengatasi Kolesterol. Yogyakarta.

Andi

3. Kingham, Karen (Ahli Gizi).(2009).

Makan Oke Hidup Oke Dengan Kolesterol Tinggi. Jakarta. Erlangga 4. Amir, Supriyadi. (2012). Ajaibnya

Terapi Herbal Tumpas Penyakit Kolesterol. Jakarta. Dunia Sehat 5. Graha KC, (2010). Kolesterol. Jakarta.

PT Elex Media Komputindo

Referensi

Dokumen terkait

Lain halnya dengan nilai guna langsung daun nipah yang dimanfaatkan menjadi atap rumah (woka) dalam penelitian Benu, Timban, Kaunang dan Ahmad (2011) di Desa Palaes,

Uji tempel dengan konsentrasi yang berbeda dapat mengaktifkan lesi pada lesi sebelumnya tetapi tidak pada kulit yang normal .8.. Hasil semua uji provokasi topikal pada pasien

Penamaan satuan yang bersifat interpretatif sebaiknya dihindari, satuan tersebut dinyatakan sebagai satuan tidak resmi (contoh: Seismik Stratigrafi, Sikuen Stratigrafi)..

Penyakit peradangan hati atau lebih dikenal dengan hepatitis merupakan penyakit endemik di Indonesia.Sulit untuk mengetahui insiden pasti penyakit hepatitis karena

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, motivasi timbul karena adanya suatu desakan, misalnya kurangnya kebutuhan hidup maka timbul suatu motivasi untuk

penanganan pengeroyokan adalah sulitnya implementasi di lapangan diakibatkan oleh ketiadaan aparatur aparat penegak hukum yang mencukupi bila dibandingkan dengan jumlah

Sejalan dengan rumusan tersebut, Huda dalam Alwi dan Sugono (2003:66-68) mengatakan pengertian bahasa asing dapat dilihat dari tiga sudut, yaitu wilayah asal, pemerolehan bahasa,

Hasil penelitian tentang pengaruh self tapping terhadap intensitas nyeri dysmenorrhea primer pada mahasiswi PSIK FK UGM dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terapi