• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KUALITAS AIR TANAH DI SEKITAR TPA BAGENDUNG, CILEGON. Analysis of Groundwater Quality around Bagendung Landfill, Cilegon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS KUALITAS AIR TANAH DI SEKITAR TPA BAGENDUNG, CILEGON. Analysis of Groundwater Quality around Bagendung Landfill, Cilegon"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KUALITAS AIR TANAH DI SEKITAR TPA BAGENDUNG, CILEGON

Analysis of Groundwater Quality around Bagendung Landfill, Cilegon

Tri Fatma Agustina, Diana Invindianty Hendrawan*, Pramiati Purwaningrum Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan, Universitas Trisakti

*E-mail: dianahendrawan@trisakti.ac.id Sejarah artikel:

Diterima: Februari 2021 Revisi: Maret 2021 Disetujui: April 2021 Terbit online: Mei 2021

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan kualitas kadarair tanah di rumah penduduk sekitar TPA Bagendung yang meliputi kualitas fisik, kimia dan biologi. Analisa data menggunakan Metode Indeks Pencemar pada air tanah untuk mengetahui kualitas air sumur dengan sebaran pencemar di wilayah permukiman sekitar TPA Bagendung dan juga menentukan mutu kualitas air tanah. Fokus penelitian ditinjau dari beberapa segi, yaitu analisis kualitas fisik air, analisis jarak air sumur dari pencemar, analisis kondisi fisik sumur, Analisis saluran drainase, dan analisis kondisi fisik jamban. BOD berkisar antara 3-6 mg/L sedangkan baku mutu kelas 1 sebesar 2 mg/L. Hasil pengukuran logam berat Fe dan Mn di TPA Bagedung, masih di bawah baku mutu. Kandungan e.coli dalam sumur penduduk di titik 4 pada pengambilan bulan Desember 2019 sebesar 230 MPN/100 mL, terlihat melebihi baku mutu. Pengambilan sampel bulan Januari 2020 seluruh sumur penduduk terkontaminasi e.coli dimana kandungan e.coliberkisar antara 1300 MPN/100 ml-2800 MPN/100 ml sedangkan nilai baku mutu e.coli sebesar 100 MPN/100 ml. Status mutu air sumur penduduk di sekitar TPA Bagendung berkisar 4,30-6,07 (tercemar ringan-sedang). Pola sebaran pencemar dari leachate landfilldilihat dari parameter BOD5, Fe, Mn, nitrit dan fecal coliform dipengaruhi oleh elevasi, kemiringan dan kontur. Sebaran pencemar mengarah dari TPA Bagendung ke arah barat laut. Persepsi masyarakat menyatakan bahwa air sumur berbau dan berasa.

Kata kunci: BOD; fecal coliform; indeks pencemar; kualitas air tanah ABSTRACT

This study aims to determine the quality of groundwater content at the residents around the Bagendung landfill including physical, chemical and biological qualities. Data analyzed using the Pollutant Index Method on groundwater to determine the quality of well water with the distribution of pollutants in residential areas around the Bagendung landfill and also determine the quality of ground water. This study focused on several aspects, such as physical quality of water, the distance of well water from pollutants, the physical condition of the well, drainage, and analysis of the physical condition of the latrine. BOD ranges from 3-6 mg/L while the class 1 quality standard is 2 mg/L. The results of heavy metal measurements, Fe and Mn at the TPA Bagendung are still below the quality standard. The content of e.coli in the resident’s well at point 4 in December 2019 was 230 MPN/100 ml, which seems to have exceeded the quality standard. Sampling in January 2020, all resident wells were contaminated with e.coli where the content of e.coli ranged from 1300 MPN/100 ml-2800 MPN/100 ml while the quality standar of e.coli was 100 MPN/100 ml. The water quality status of well range from 4.30-6.07 (light-moderate pollution). The pollutant distribution pattern of the leachate landfill is seen from the parameters BOD5, Fe, Mn, nitrite and fecal coliform influenced by elevation, slope and contour. The distribution of pollutants leads from TPA Bagendung to the northwest. The public perception states that well water were smells and tastes.

Keywords: BOD; fecal coliform; groundwater quality; pollutant index

(2)

1. PENDAHULUAN

Pertumbuhan penduduk diikuti dengan pertumbuhan ekonomi, pola konsumsi dan kebiasaan masyarakat mempengaruhi peningkatan produksi sampah. Sampah merupakan masalah serius terutama di perkotaan yang disebabkan oleh urbanisasi. Bank dunia melaporkan bahwa pada daerah perkotaan umumnya 40%-70% sampah tidak tertangani Pada beberapa tempat, sampah biasanya ditumpuk pada lahan terbuka atau dibakar.

(Yukalang, Clarke dan Ross, 2018)

Produksi sampah penduduk Kota Cilegon berkisar 600 m3/hari. Sampah yang terangkut perharinya berkisar 236 m3/hari (39%) dan sampah yang tidak terangkut berkisar 364 m3/hari (61%) (Profil Kota Cilegon). Kota Cilegon telah memiliki kebijakan dalam hal mengelola sampah yang terdapat di dalam Peraturan Wali Kota Cilegon No. 30 Tahun 2019 mengenai Kebijakan dan Strategi Kota Cilegon dalam Mengelola Sampah Rumah Tangga. Kebijakan tersebut menjelaskan bagaimana melakukan pengurangan dan penanganan sampah rumah tangga, serta cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam mengelolah sampah rumah tangga yang dilakukan mulai dari pembatasan timbulan, pendaur ulangan serta pemanfaatan kembali sampah rumah tangga.

Permasalahan utama di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) adalah cemaran cairan leachateh atau leachate yang merupakan cairan yang berasal dari sampah (Priyono, dkk., 2012; Said & Hartaja, 2015) serta memiliki pengaruh buruk jika dikonsumsi oleh masyarakat (Rahmawati, 2019). Dekatnya lokasi pemukiman dengan TPA Bagendung juga menimbulkan masalah konsumsi air, dimana cemaran air hujan yang terserap melalui zona timbunan sampah dapat tercemar secara fisika, kimiawi, maupun biologis (Owa, 2014; Singh & Gupta, 2017) sehingga dapat menjadi ancaman kesehatan bagi masyarakat yang mengonsumsinya (Khatun, 2017, Ololade et al., 2019). Leachate sampah yang mengandung cemaran organik dan an organik, logam berat dan bakteri e.coli akan masuk ke dalam tanah dan berpotensi mencemari air tanah.

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Kota Cilegon terletak di Desa Bagedung Kecamatan Cilegon. Luas TPA Bagedung sebesar 10 Ha merupakan daerah berupa jurang dengan kemiringan 20% dan kedalaman 20 m. TPA Bagedung dibagi menjadi 2 zona.

Zona 1 berupa lembah. Sampah yang dibuang ke zona 1 telah ditutup dengan lapisan tanah penutup dan tanaman keras. Zona 2 merupakan zona aktif untuk menimbun sampah yang dihasilkan dari Kota Cilegon. Metode yang diterapkan adalah sanitary landfill dimana penutupan sampah oleh tanah dilakukan 1 bulan sekali. Tanah yang digunakan yaitu tanah lokal dari zona 2. Aktivitas 3R (reduce, reuse, recycle) dilakukan oleh pemulung yang ada di lokasi. Sampah yang dimanfaatkan antara lain botol, gelas plastik, plastik tebal, kaca, aluminium, besi, tembaga, kertas, karton dan kardus.Lahan TPA Bagendung ini dapat dikatakan cukup dekat dengan pemukiman penduduk, tak jarang masyarakat setempat sering mengeluh terkait rendahnya kualitas air.Dasar landfill di TPA Bagedung tidak dilapisi geomembrane namun tanah memiliki permeabilitas rendah. Saluran drainase kurang terawat. TPA Bagedung memiliki unit pengolahan leachateyang terdiri dari 3 kolam yaitu kolam anaerob, kolam fakultatif dan kolam maturasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kulitas air sumur dan status mutu air sumur penduduk di sekitar TPA Bagedung, pola sebaran pencemar dan persepsi masyarakat tentang TPA Bagedung.

(3)

2. METODOLOGI

Penelitian ini dilakukan pada Bulan September 2019 hingga Maret 2020. Sampel air diambil pada sumur penduduk di sekitar wilayah TPA Sampah Bagendung, Kecamatan Cilegon, Kota Cilegon. Titik pengamatan yang digunakan sebanyak 6 titik pada jarak yang berbeda. Tabel 1 memperlihatkan koordinat titik sampling dan pada Gambar 1 merupakan lokasi penelitian.

Tabel 1 Koordinat Titik Sampling Lokasi

Sampling Titik Koordinat Keterangan

Titik 1 06°03'45.04"S 106°01'27.33"E Kolam di TPA Bagedung Titik 2 06°03'.43.57"S 106°01'30.82"E Pemukiman penduduk Titik 3 06°03'41.04"S 106°01'29.51"E Pemukiman penduduk Titik 4 06°03'40.40"S 106°01'28.53"E Pemukiman penduduk Titik 5 06°03'37.26"S 106°01'27.11"E Permukiman penduduk Titik 6 06°03'33.17"S 106°0'47.30"E Sungai

Gambar 1 Lokasi Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling. Adapun kriteria- kriteria dari pemukiman tersebut yang dijadikan lokasi sampling adalah:

1. Menggunakan air baku sebagai sumber kebutuhan sehari-hari.

2. Menggunakan sumur bor/gali dengan kedalaman yang seragam.

3. Berlokasi di sekitar TPA Bagedung dengan radius maksimal 500 m dari TPA

Titik sampel 1 kolam berjarak sekitar 120 mdari TPA, titik sampel 2 sumur berjarak 125 m dari TPA. Titik sampel 3 sumur berjarak sekitar 121 m dari TPA, lokasi titik sampel 4 sumur yang berjarak sekitar 216 m dari TPA, lokasi titik sampel 5 sumur yang berjarak sekitar 342 m dari TPA. Parameter yang diukur terdiri dari pH, DO, BOD,

(4)

Besi, Mangan, Nitrit danEscherichia coli (e.coli). Parameter tersebut dibandingkan dengan baku mutu air berdasar Peraturan Pemerntah No. 82 Tahun 2001 untuk kelas 1 pada titik 2, 3, 4, 5 dan kelas 2 pada titik 1 dan 6. Untuk mengetahui status mutu air sumur dihitung dengan menggunakan Indeks Pencemar (IP) sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Status Mutu Air. Perhitungan IP dengan rumus:

IPj = {(

Ci

Lij)2M+ (Ci

Lij)2R

2 }

1/2

...(1)

Dimana:

PIj : Indeks Pencemaran bagi peruntukan (j)

Ci : Konsentrasi parameter kualitas air hasil pengukuran

Lij : Konsentrasi parameter kualitas air yang dicantumkan dalam baku mutu peruntukan

(Ci/Li)M : Nilai Ci/Lij maksimum (Ci/Li)R : Nilai Ci/Lij rata-rata

Kriteria penentuan Status Mutu Kualitas Air berdasarkan Indeks Pencemaran (IP) adalah:

Tabel 2 Kriteria Indeks Pencemaran untuk menentukan Status Mutu No Nilai Indeks

Pencemaran Kriteria Status Mutu

1 0<IP<1,0 Tidak tercemar/Memenuhi Baku Mutu (Baik)

2 1,0<IP<5,0 Tercemar Ringan

3 5,0<IP<10 Tercemar Sedang

4 IP>10 Tercemar Berat

Sumber: Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air

Pola distribusi pencemaran pada air tanah dangkal dilakukan dengan menggunakan software pendukung Geographic Information Syistem (GIS) yaitu ARCGIS. Sedangkan kuisioner diambil dari 21 penduduk yang berada di sekitar TPA dan dihitung dengan SPSS.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Kualitas Air Sumur Penduduk

Kualitas air sangat dipengaruhi oleh keberadaan sumber pencemar di dekatnya. Kualitas air sumur penduduk dapat dipengaruhi oleh keberadaan TPA. Tabel 1 dan 2 memperlihatkan kualitas air sumur-sumur penduduk di sekitar TPA Bagendung dan sungai yang ada di sekitar TPA.

(5)

Tabel 1 Kualitas Air Sumur Penduduk di sekitar TPA Bagedung Bulan Desember 2019

No Parameter Lokasi BM PP No. 82

1 2 3 4 5 6 Kelas 1 Kelas 2

1 pH 8 7 7 7 7 7 7,5 7,5

2 DO (mg/L) 4,4 5,4 4,9 5,7 5,6 4,2 6 4

3 BOD (mg/L) 5 3 4 3 3 5 2 3

4 Fe (mg/L) 0,2 0,005 0,006 0,005 0,004 0,006 0,3 -

5 Mn (mg/L) 0,02 0,002 0,002 0,02 0,4 0,04 0,1 -

6 NO2 (mg/L) 4 0,002 0,002 0,002 0,002 0,3 0,06 0,06

7 E-coli (MPN/100 ml) 180 18 68 230 18 450 100 1000

Keterangan: Kolam di lokasi 1 TPA Bagendung, 2, 3, 4, 5 sumur penduduk, 6 sungai

Tabel 2 Kualitas Air Sumur Penduduk di Sekitar TPA Bagedung Bulan Januari 2020

No Parameter Lokasi BM PP No. 82

1 2 3 4 5 6 Kelas 1 Kelas 2

1 pH 7 7 7 6,5 6,9 7 7,5 7,5

2 DO (mg/L) 3,9 4,1 4,4 4,2 4 4 6 4

3 BOD (mg/L) 7 6 5 6 6 6 2 3

4 Fe (mg/L) 0,006 0,004 0,01 0,01 0,006 0,006 0,3 -

5 Mn (mg/L) 0,02 0,0009 0,003 0,005 0,03 0,03 0,1 -

6 NO2 (mg/L) 0,059 0,002 0,002 0,01 0,002 0,002 0,06 0,06 7 E-coli (MPN/100 ml) 7000 1300 1300 1700 2800 6800 100 1000 Keterangan: Kolam di lokasi 1 TPA Bagendung, 2, 3, 4, 5 sumur penduduk, 6 sungai

TPA sampah berpengaruh pada lingkungan. Dampak keberadaan landfill berpengaruh pada kualitas tanah, air dan udara di sekitar lokasi tersebut. Veverkova et al., (2017), Vaverkova (2019) menyatakan bahwa landfill berpengaruh pada produksi biomasa tanaman disebabkan tercemarnya tanah oleh bahan toksik yang terkandung di dalam leachate. Reaksi dan transformasi fisik, kimia dan biologi terjadi sebagai hasil dari formasi senyawa yang terkandung di dalam limbah yang ada di landfill. Leachate akan menyebabkan pencemaran pada tanah, air permukaan dan air tanah. Tanah yang tercemar leachate akan menyebabkan kerusakan dan penurunan kesuburan.

Leachate yang terbentuk dari sampah akan terbawa oleh air hujan masuk ke tanah.

Infiltrasi air hujan ke dalam tanah akan menyebarkan senyawa pencemar masuk ke dalam sumur-sumur yang ada di dekatnya. Selain pencemar yang bersifat kimia, pencemar biologi seperti E.coli berpotensi mencemar air tanah atau sumur.

Tabel 1 dan 2 terlihat bahwa kandungan oksigen terlarut (DO) pada titik 2-5 berkisar antara 4-5,7 mg/L di bawah baku mutu yang ditetapkan yaitu 6 mg/L. BOD berkisar antara 3-6 mg/L sedangkan baku mutu kelas 1 sebesar 2 mg/L. BOD merupakan

(6)

parameter yang menggambarkan adanya pencemar organik. Leachate sampah yang masuk ke dalam air tanah membawa cemaran berupa bahan organik. Keberadaan bahan organik dalam air akan menurunkan kandungan oksigen dalam air. Terlihat bahwa oksigen pada seluruh titik sampling lebih rendah dari baku mutu.

Keberadaan logam berat merupakan senyawa yang berpotensi terdapat dalam landfill. Sumber limbah yang beragam mengandung logam berat. Othman et al., (2016) menyatakan bahwa Al, Fe dan Mn biasanya terkandung dalam produk seperti kaleng.

Kontaminan logam berat ditemukan dalam TPA. Distribusi logam berat di area TPA dipengaruhi oleh luas area, kapasitas TPA, jenis TPA dan tahun pengoperasian.

Selanjutnya Dharmarathne dan Gunatilake (2013), El-Salam dan Zuid (2014), Teta dan Hikwa (2017), Przydatek dan Kanownik (2019) menyatakan bahwa beberapa logam berat seperti nikel (Ni), timbal (Pb), tembaga (Cu), mangan (Mn), chromium (Cr), cadmium (Cd), seng (Zn) dan besi (Fe) terdapat dalam leachate landfill. Logam berat berpotensi mencemari air tanah. Logam berat akan mengganggu mekanisme biokimia dan menyebabkan bioakumulasi dalam ekosistem. Kontaminasi bahan makanan dan minuman oleh logam berat akan mengakibatkan akumulasi dalam tubuh manusia dan menyebabkan resiko penyakit (Ishak et al., 2016). Penyebaran logam berat Mn terutama terjadi pada top soil dan dapat terakumulasi semakin besar dengan bertambahnya waktu.

Logam berat Mn di dalam tanah dapat sebagai pencetus toksisitas pada tanaman (Artiningsih et al., 2020). Hasil pengukuran logam berat Fe dan Mn di TPA Bagedung, masih di bawah baku mutu.

Keberadaan nitrit dalam air sangat dipengaruhi oleh kandungan oksigen. Kandungan oksigen yang rendah akan mengubah senyawa nitrogen menjadi nitrit. Kandungan nitrit dalam air minum akan mengakibatkan metahaemoglobin atau pengikatan oksigen dalam darah oleh senyawa nitrit. Akibatnya sel-sel tubuh akan kekurangan oksigen. Keberadaan nitrit dalam landfill akibat dari penguraian bahan organik.

Air tanah dapat tercemar oleh bakteri e.coli jika lokasinya berdekatan dengan TPA.

Distribusi e.coli dipengaruhi oleh struktur tanah, kelembaban dan curah hujan.

Kandungan e.coli dalam sumur penduduk di titik 4 pada pengambilan bulan Desember 2019 sebesar 230 MPN/100 mL, terlihat melebihi baku mutu. Pengambilan sampel bulan Januari 2020 seluruh sumur penduduk terkontaminasi e.coli dimana kandungan e.coli berkisar antara 1300 MPN/100 ml-2800 MPN/100 ml sedangkan nilai baku mutu e.coli sebesar 100 MPN/100 ml. Kandungan e.coli di kolam dan sungai pada pengambilan bulan Desember 2019 masih dibawah baku mutu sedangkan pada pengambilan bulan Januari 2020 di kolam TPA sebesar 7000 MPN/100 ml dan di sungai sebesar 6800 MPN/100 ml sedangkan baku mutu air kelas 2 sebesar 1000 MPN/100 ml.

E. coli diketahui sebagai parameter pencemar yang disebabkan oleh feses manusia.

E. coli banyak ditemukan pada wilayah dengan kepadatan septic tank tinggi. Air tanah yang tercemar e.coli dengan kelimpahan satuan hingga ribuan MPN/100 mL (Grisey et al., 2010). Beberapa hasil penelitian memperlihatkan kelimpahan e. coli dalam leachate yaitu 200-24 x 104 MPN/100 ml (Aziz dan Abu, 2013), 0,15 x 104 (Umar et al., 2011) dan 1,9 x 105 (Grisey et al., 2010). Kelimpahan e.coli di kedalaman tertentu dipengaruhi oleh jarak dari sumber pencemar TPA dan adanya pengaruh kelebaban. Arah aliran air tanah membawa leachate yang mengandung e.coli, dimana e.coli ini dapat hidup dalam kondisi lingkungan yang berbeda baik pada lingkungan tanah maupun badan air. E.coli juga dapat hidup di lapisan tanah permukaan (top soil) dengan kandungan air yang cukup

(7)

(Artiningsih et al., 2018). Jarak TPA dengan sumur yang digunakan sebagai air minum terutama dengan kemiringan yang lebih rendah dari TPA harus menjadi perhatian dalam pengelolaan TPA. Konsentrasi sebaran e.coli dalam leachate landfill harus dikendalikan untuk menghindari potensi bahaya kesehatan (Xiang et al., 2019).

3.2 Indeks Pencemar (IP)

Status mutu air menunjukkan kondisi mutu air dengan membandingkan baku mutu, dimana status mutu air tersebut terlihat dalam satu nilai tunggal. Status mutu air sumur penduduk di dekat TPA Bagedung, kolam dan sungaitertera pada Tabel 3.Status mutu air sumur penduduk di sekitar TPA Bagendung tercemar ringan-sedang. Pencemaran berasal dari rembesan leachate melalui tanah dan juga kondisi sumur penduduk yang memungkinkan masuknya pencemar dari sekitar sumur.

Tabel 3 Status Mutu Air Sumur Penduduk, Kolam dan Sungai di sekitar TPA Bagedung

Pengambilan 1 2 3 4 5 6

Desember 2019 7,39 4,33 4,30 4,39 4,47 4,45

Keterangan Tercemar

sedang Tercemar

ringan Tercemar

ringan Tercemar

ringan Tercemar

ringan Tercemar ringan

Januari 2020 4,45 4,90 4,89 5,31 6,07 4,36

Keterangan Tercemar

ringan Tercemar

ringan Tercemar

ringan Tercemar

ringan Tercemar

sedang Tercemar ringan Keterangan: Kolam di lokasi 1 TPA Bagendung, 2, 3, 4, 5 sumur penduduk, 6 sungai

Talalaj (2014), Przydatek dan Kanownik (2019) menyatakan bahwa berdasarkan perhitungan landfill water pollution index (LWPI), pencemar dengan parameter total conductivity, polyaromatic hydrocarbon, Cd, Pb, Zn, Cu, Cr dan Hg memperlihatkan nilai yang meningkat dengan semakin dekatnya jarak sumur dengan landfill. Karakteristik leachate pada landfill dipengaruhi oleh umur landfill, tipe landfill dan cuaca. Singh dan Mittal (2011) menyatakan bahwa Leachate muda memiliki nilai pH rendah dengan kandungan bahan organik yang tinggi. Pada musim hujan, leachate akan tercuci masuk ke dalam sistem aquifer tanah dan mencemari air tanah terutama air tanah dangkal.

3.3 Pola Sebaran Pencemar

Pola sebaran pencemar dari leachate landfill dilihat dari parameter BOD5, Fe, Mn, nitrit dan fecal coliform dipengaruhi oleh elevasi, kemiringan dan kontur. Gambar 2 memperlihatkan bahwa sebaran pencemar mengarah dari TPA Bagendung ke arah barat laut. Dari gambar terlihat bahwa warna merah menunjukkan nilai pencemar yang meningkat. Growek et al., (2015) menyatakan bahwa ada hubungan honsentrasi Hg di air tanah dan tanah terhadap morfologi tanah di sekitar landfill. Sedangkan Giang et al., (2018) menyatakan bahwa kondisi geofisika berpengaruh pada hasil hidrokimia terlihat bahwa ada kecenderungan kualitas air menurun.

(8)

Gambar 2 Pola Sebaran Pencemar di sekitar TPA Bagedung 3.4 Persepsi Masyarakat

Kualitas Air

Persepsi masyarakat mengenai kualitas fisik air sumur ditanyakan dari tingkat jernih atau keruh, warna, bau dan rasa. Hasil penilaian dan presentase dari 21 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini tertera pada tabel 4.

Tabel 4 Hasil Penilaian Kualitas Fisik Air

No Indikator Penilaian Skor

Mean Kategori

Ya % Tidak %

1 Kejernihan 12 57,1 9 42,9 0,57 Baik

2 Warna 12 57,1 9 42,9 0,57 Baik

3 Bau 9 42,9 12 57,1 0,43 Tidak Baik

4 Rasa 9 42,9 12 57,1 0,43 Tidak Baik

Rata-rata 0,50

Berdasarkan penilaian responden mengenai kualitas fisik air, diketahui untuk tingkat kejernihan dan warna diperoleh masing-masing nilai skor rata-rata (mean) 0,57 yang masih di atas nilai total rata-rata yakni 0,50 sehingga dapat dikategorikan baik.

Sedangkan untuk tingkat kualitas fisik dilihat dari bau dan rasa diperoleh masing-masing nilai mean 0,43 karena di bawah nilai total rata-rata yakni 0,50 sehingga dapat dikategorikan tidak baik.

Analisis Jarak Sumber Pencemar

Persepsi mengenai jarak sumber pencemar dapat diketahui dengan adanya jarak TPA dengan sumur, Jarak SPAL dengan sumur, dan Jarak Jamban dengan sumur. Berikut akan dijelaskan hasil penilaian dan presentase dari 21 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini pada tabel 5.

(9)

Tabel 5 Hasil Penilaian Jarak Sumber Pencemar

No Indikator Penilaian Skor

Mean Kategori Ya % Tidak %

1 Jarak TPA dengan

sumur < 10 meter 5 23,8 16 76,2 0,24 Risiko Rendah 2 Jarak SPAL dengan

sumur < 10 meter 9 42,9 12 57,1 0,43 Risiko Rendah 3 Jarak Jamban

dengan sumur < 10

meter 13 61,9 8 38,1 0,62 Risiko Tinggi

Rata-rata 0,43

Berdasarkan penilaian responden mengenai jarak sumber pencemar air sumur, diketahui dari Jarak TPA dengan sumur <10 meter dan Jarak SPAL dengan sumur <10 meter diperoleh masing-masing nilai skor rata-rata (mean) 0,24 dan 0,43 yang masih di bawah nilai total rata-rata yakni 0,50 sehingga dapat dikategorikan risiko pencemaran dinilai rendah. Sedangkan dari Jarak Jamban dengan sumur <10 meter diperoleh nilai mean 0,62 karena di bawah nilai total rata-rata yakni 0,43 sehingga dapat dikategorikanrisiko pencemaran dinilai tinggi.

Analisis Kualitas Lantai Sumur

Persepsi mengenai kondisi fisik sumur diketahui dengan adanya cincin sumur, dinding sumur dan lantai sumur. Berikut akan dijelaskan hasil penilaian dan presentase dari 21 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini.

Tabel 6 Hasil Penilaian Kondisi Fisik Sumur

No Indikator Penilaian Skor

Mean Kategori

Ya % Tidak %

Cincin Sumur

1 Cincin sumur kurang dari 75 cm

dari permukaan tanah 3 14,3 18 85,7 0,14 Baik

2 Cincin sumur kurang

sempurna/pecah 3 14,3 18 85,7 0,14 Baik

Dinding Sumur

3 Dinding sumur tidak kedap air 3 14,3 18 85,7 0,14 Baik

4

Dinding sumur yang tidak kedap air kurang dari 3 meter dari

permukaan tanah 3 14,3 18 85,7 0,14 Baik

5 Dinding sumur yang tidak kedap air

retak 4 19,0 17 81,0 0,19 Baik

Lantai Sumur

6 Lantai sumur kedap air 15 71,4 6 28,6 0,71 Tidak Baik

7 Lantai sumur memiliki semen yang

mengitari sumur 15 71,4 6 28,6 0,71 Tidak Baik

8 Lantai semen tersebut memiliki

radius kurang dari 1 meter 9 42,9 12 57,1 0,42 Tidak Baik 9 Keretakan pada lantai sekitar

sumur yang memungkinkan air dapat masuk ke dalam sumur

5 23,8 16 76,2 0,24 Baik

Rata-rata 0,32

(10)

Berdasarkan penilaian responden mengenai kondisi fisik sumur, diketahui dari cincin sumur tidak kurang dari 75 cm dari permukaan tanah dan cincin sumur sempurna/tidak pecah diperoleh masing-masing nilai skor rata-rata (mean) 0,14 yang masih di bawah nilai total rata-rata yakni 0,32 sehingga dapat dikategorikan kondisi cincin sumur adalah baik. Sedangkan dari dinding sumur diketahui dinding sumur tidak retak, kedap air dan kedap air lebih dari 3 meter dari permukaan air tanah diperoleh nilai masing-masing mean 0,14, 0,14 dan 0,19 karena di bawah nilai total rata-rata yakni 0,23 sehingga dapat dikategorikan dinding sumur dinilai baik. Sementara dari lantai sumur diketahui kedap air dan lantai yang tidak menyeluruh di semen, dan radiusnya lebih dari 1 meter retak yang diperoleh nilai masing-masing mean 0,71, 0,71 dan 0,42 karena di atas nilai total rata- rata yakni 0,32 sehingga dapat dikategorikan lantai sumur dinilai tidak baik. Pada lantai diketahui tidak retak yang diperoleh nilai mean 0,24 karena di bawah nilai total rata-rata yakni 0,32 sehingga dapat dikategorikan lantai sumur dinilai baik.

Kondisi Saluran Drainase

Persepsi mengenai kondisi saluran drainase dapat diketahui dengan bahan saluran drainase, keretakan/bocor.Berikut akan dijelaskan hasil penilaian dan presentase dari 21 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini.

Tabel 7 Hasil Penilaian Kondisi Saluran Drainase

No Indikator Penilaian Skor

Mean Kategori Ya % Tidak %

1 Saluran drainase terbuat dari

bahan yang tidak kedap air 3 14,3 18 85,7 0,14 Baik 2 Saluran drainase retak/bocor 6 28,6 15 71,4 0,29 Tidak Baik 3 Air limbah diperkirakan

masuk ke sumur 6 28,6 15 71,4 0,29 Tidak Baik

4

Terdapat genangan air (setelah digunakan) dalam jarak 2 meter di sekitar sumur

3 14,3 18 85,7 0,14 Baik

Rata-rata 0,21

Berdasarkan penilaian responden mengenai kondisi saluran drainase, diketahui dari saluran drainase terbuat dari bahan yang tidak kedap air dan tidak terdapat genangan air (setelah digunakan) dalam jarak 2 meter diperoleh masing-masing nilai skor rata-rata (mean) 0,14 yang masih di bawah nilai total rata-rata yakni 0,21 sehingga dapat dikategorikan kondisi SPAL adalah baik. Sedangkan dari kebocoran atau keretakan saluran drainasemenyebabkan air limbah kemungkinan masuk ke sumur diperoleh masing-masing nilai mean 0,29 karena di atas nilai total rata-rata yakni 0,21 sehingga dapat dikategorikan tidak baik.

Kondisi Fisik Jamban

Persepsi mengenai kondisi fisik jamban dapat diketahui dengan dinding jamban terbuat dari bahan yang kedap air, dinding retak atau tidak, kebocoran, genangan, dan saluran udara. Berikut akan dijelaskan hasil penilaian dan presentase dari 21 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini.

(11)

Berdasarkan penilaian responden mengenai kondisi fisik jamban, diketahui dari dinding jamban terbuat dari bahan yang kedap air dan Saluran udara pada septik tank memungkinkan serangga dan binatang lain untuk masuk dan keluar diperoleh masing- masing nilai skor rata-rata (mean) 0,71 dan 0,43 yang diatas nilai total rata-rata yakni 0,29 sehingga dapat dikategorikan kondisi fisik jamban dari dinding dan saluran udara adalah tidak baik. Sedangkan dari sisi kebocoran atau keretakan dan genangan saluran air septic tank diperoleh masing-masing nilai mean 0,00, dan 0,29 karena di bawah nilai total rata-rata yakni 0,29 sehingga dapat dikategorikan baik.

Tabel 8 Hasil Penilaian Kondisi Fisik Jamban

No Indikator Penilaian Skor

Mean Kategori Ya % Tidak %

1 Dinding jamban terbuat dari

bahan yang kedap air 15 71,4 6 28,6 0,71 Tidak

Baik

2 Dinding jamban retak 0 0 21 100,0 0,00 Baik

3 Saluran pembuangan jamban

rusak (ada retakan/bocor) 0 0 21 100,0 0,00 Baik

4 Terdapat genangan air yang

keluar dari jamban (septik tank) 6 28,6 15 71,4 0,29 Baik

5

Saluran udara pada septik tank memungkinkan serangga dan binatang lain untuk masuk dan keluar

9 42,9 12 57,1 0,43 Tidak

Baik

Rata-rata 0,29

Tempat pembuangan sampah dapat menimbulkan ancaman serius terhadap kualitas lingkungan jika tidak diamankan dengan benar dan dioperasikan dengan tidak benar.

Ancaman terhadap air permukaan dan air tanah dapat merusak kualitas perairan sekitar TPA. Skala ancaman ini tergantung pada komposisi dan jumlah leachateh serta jarak tempat pembuangan sampah dari sumber air (Slomczynska dan Slomczynski, 2004).

Leachate TPA kota adalah limbah kompleks terkonsentrasi tinggi yang mengandung bahan organik terlarut; senyawa anorganik, seperti amonium, kalsium, magnesium, natrium, kalium, besi, sulfat, klorida dan logam berat seperti kadmium, kromium, tembaga, timbal, nikel, seng; dan zat organik xenobiotik (Ogundiran dan Afolabi, 2008).

Dalam studi mereka, Kumar et al., (2006) telah menunjukkan lokasi TPA sebagai kemungkinan penyebab kontaminasi nitrat di lingkungan air tanah. Sumber umum nitrat dalam air adalah leachate dari tempat pembuangan sampah baik digunakan atau ditinggalkan, ladang pertanian lokal, limbah rumah tangga. Namun, karena kondisi aliran laminar dan karena perbedaan berat jenis dan viskositas antara siput nitrat dan air tawar alami, beberapa difusi pasti akan terjadi. Hal ini sejalan dengan survey penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dimana terdapat cemaran nitrat pada beberapa titik sampling.

Logam berat di semua sampel memang menunjukkan hubungan empiris antara sampel leachate dan air tanah. Hasil analisis faktor menunjukkan bahwa sumber pencemaran didominasi oleh proses alami di sekitar TPA tersebut. Selain itu, pembebanan positif sebagian besar faktor logam berat secara jelas menunjukkan dampak TPA terhadap kualitas air tanah terutama pada arah pergerakan air tanah yang selanjutnya didukung

(12)

oleh temuan analisis cluster dari dua kelompok besar sampel yaitu sampel dengan dan tanpa pengaruh pengaruh TPA dan leachate yang terkontaminasi (Singh dkk, 2017).

Cemaran logam seperti besi (Fe) dan mangan (Mn) dapat ditemui pada TPA. Cemaran ini diyakini merupakan hasil dari penguraian sampah padatan pada TPA oleh mikroba serta campuran bersama leachate (Salam & Zuid, 2015). Terdapat cemaran logam pada kadar ringan pada sampel air sumur pemukiman sekitan TPA Bagendung.

4. KESIMPULAN

BOD berkisar antara 3-6 mg/L sedangkan baku mutu kelas 1 sebesar 2 mg/L. Hasil pengukuran logam berat Fe dan Mn di TPA Bagedung, masih di bawah baku mutu.

Kandungan e.coli dalam sumur penduduk di titik 4 pada pengambilan bulan Desember 2019 sebesar 230 MPN/100 mL, terlihat melebihi baku mutu. Pengambilan sampel bulan Januari 2020 seluruh sumur penduduk terkontaminasi e.coli dimana kandungan e.coli berkisar antara 1300 MPN/100 ml-2800 MPN/100 ml sedangkan nilai baku mutu e.coli sebesar 100 MPN/100 ml. Status mutu air sumur penduduk di sekitar TPA Bagendung berkisar 4,30-6,07 (tercemar ringan-sedang). Pola sebaran pencemar dari leachate landfill dilihat dari parameter BOD5, Fe, Mn, nitrit dan fecal coliform dipengaruhi oleh elevasi, kemiringan dan kontur. Sebaran pencemar mengarah dari TPA Bagendung ke arah barat laut. Persepsi masyarakat menyatakan bahwa air sumur berbau dan berasa, beberapa sumur berjarak <10 meter dari septic tank sehingga berisiko tinggi terhadap cemaran, kondisi saluran drainase retak/ bocor dan air limbah diperkirakan masuk ke sumur.

DAFTAR PUSTAKA

Artiningsih A, Zubair H, Imran A M, dan Widodo S. 2020. Distribution of Manganese Heavy Metal (Mn) in Soil around of Antang Landfill, Makasar City, Indonesia. IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science. 473.

Artiningsih A, Zubair H, Imran A M, dan Widodo S. 2018. Distribution of Escherichia Coli

as Soil Pollutant around Antang Landfill. IOP. Conf series: Journal of Physics. 979.

p.1-5.

Connor Ben L O, dan Hondzo Miki. 2008. Dissolved Oxygen Transfer to Sediments by Sweep and Eject Motions in Aquatic Environments. Limnol. Oceanogr. 53(2): 566- 578.

Dharmarathne N, dan Gunatilake J. 2013. Leachate Characterization and Surface Groundwater Pollution at Municipal Solid Waste Landfill of Gohagoda, Sri Lanka.

International Journal of Scientific and Research. 3(11): 1-7.

Febriana L, dan Ayuna A. 2014. Studi Penurunan Kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) dalam Air Tanah menggunakan Saringan Keramik. Jurnal Teknologi. 7(1). Januari 2015.

Giang N V, Kochanek K, Vu N T, dan Duan N B. 2018. Landfill Leachate Assessment by Hydrological and Geophysical Data: Case Study NamSon, Hanoi, Vietnam. Journal of Material Cycles and Waste Management. 20: 1648-1662.

(13)

Gworek B, Dmuchowski W, Gozdowski D, Koda E, Osiecka R, dan Borzyszkowski J. 2015.

Insfluence of a Municipal Waste Landfill on the Spatial Distribution of Mercury in the Environment. Plos One. p.1-12.

Grisey E, Belle E, Dat J, Mudry J, dan Aleya L. 2010. Survival of Pathogenic and Indicator Organisms in Groundwater and Landfill Leachate through Coupling Bacterial Enumeration with Tracer Test. Desalination. Elsevier, p.1-7.

Ishak A R, Mohamad S, Soo T K, dan Hamid F S. 2016. Leachate and Surface Water Characterization and Heavy Metal Health Risk on Cockles in Kuala Selangor.

Procedia, Social and Behavioral Sciences 222, p.263-271.

Kennedy, dkk. 2019. Prediksi Pola Pencemaran Air Sungai Menggunakan Simple Neural Network. E-Proceeding of Engineering. 6(1) April 2019.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup : 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air.

Khatun R. 2017. Water Pollution: Causes, Consequences, Prevention Method and Role of WBPHED with Special Reference from Murshidabad District. International Journal of Scientific and Research Publications. 7(8): 269-270.

Kumar M, Ramanathan A L, Rao M S, & Kumar B. 2006. Identification and Evaluation of Hydrogeochemical Processes in the Groundwater Environment of Delhi, India.

Environmental Geology. 50: 1025-1039.

Kusrini, Priyani, dkk. 2016. Sistem Monitoring Online Kualitas Air Akuakultur untuk Tambak Udang menggunakan Aplikasi Berbasis Android.

Kusuma, Sri Agung Fitri. 2010. Escherichia coli. Makalah: Universitas Padjajaran.

Mor S, Ravindra K, Dahiya R P, dan Chandra A. 2006. Leachate Characterization and Assessment of Groundwater Pollution near Municipal Solid Waste Landfill Site.

Springer Link.

Ogundiran O O, dan Afolabi T A. 2008. Assessment of the Physicochemical Parameters and Heavy Metal Toxicity of Leachates from Municipal Solid Waste Open Dumpsite. Int. J. Environ. Sci. Tech. 5(2): 243-250.

Ololade O O, Mavimbela S, Oke S A, dan Makhadi R. 2019. Impact of Leachate from Northern Landfill Site in Bloemfontein on Water and Soil Quality: Implications for Water and Food Security. Sustainability. 11(4238): 1-19.

Othman R, Ali Q A M, dan Ramya A. 2016. Contamination Composition of Fe, Mn and Al at 8 Different Profiles of Solid Waste Disposal Areas in Malaysia. International Journal of Environmental Science and Developmental. 7(5): 395-398.

(14)

Owa F W. 2014. Water Pollution: Sources, Effects, Control and Management. International Letters of Natural Sciences. 3: 1-6.

Prabowo Rossi. 2017. Kadar Nitrit Pada Sumber Air Sumur Di Kelurahan Meteseh, Kec.

Tembalang, Kota Semarang. Jurnal Ilmiah Cendekia Eksakta.

Republik Indonesia. 2001. Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta.

Przydatek G, dan Kanownik W. 2019. Impact of Small Municipal Solid Waste Landfill on Groundwater Quality. Environ Monit Assess. Springer. 191: 169.

Said N Idan Hartaja DR K. 2015. Pengolahan Air Leachatedengan Proses Biofilter Anaerob-Aerob dan Denitrifikasi. JAI. 8(1).

Salam M M A E, dan Zuid G I A. 2015. Impact of Landfill Leachate on the Groundwater Quality: a Case Study in Egypt. Journal of Advanced Research. 5: 579-586.

Singh M Romeo, and Gupta Asha. 2017. Water Pollution-Sources, Effects and Control.

Manipur University. p.1-16.

Singh U K, Kumar M, Chauhan R, Jha P K, Ramanathan A, & Subramanian, V. 2007.

Assessment of the Impact of Landfill on Groundwater Quality: A Case Study of the Pirana site in Western India. Environmental Monitoring and Assessment. 141(1-3):

309-321. Doi:10.1007/s10661-007-9897-6.

Singh V, dan Mittal A K. 2011. Groundwater Pollution by Municipal Solid Waste LandfillLeachate: a Case Study of Okhla Landfill Delhi. IWRA World Water Congress Proceedings.

Slomczynska B, Slomczynski T. 2004. Physicochemical and Toxicological Characteristics of Leachates from MSW Landfills. Polish J. Environ. Stud. 13(6): 627-637.

Sugirtharan M, dan Rajendran M. 2015. Ground Water Quality near Municipal Solid Waste

Dumping Site at Thirupperumthurai, Batticaloa. Journal of Agricultural Sciences. p.21-28.

Talalaj I A. 2014. Assessment of Groundwater Quality near the Landfill Site using the Modified Water Quality Index. Environ Monit Assess. 186: 3673-3683.

Teta C, dan Hikwa T. 2017. Heavy Metal Contamination of Ground Water from an Unlined Landfill in Bulawayo, Zimbabwe. Journal of Health and Pollution. 7(15): 18-27.

Thomas R A, dan Santoso D H. 2019. Potensi Pencemaran Air Leachate terhadap Air Tanah dan Teknik Pengolahan Air Leachate di TPA Banyuroto Kabupaten Kulon Progo. Jurnal Science Tech. 5(2).

(15)

Vaverkova M D, Zloch J, Radziemska M, dan Adamcova D. 2017. Environmental Impact of Landfill on Soils-the Example of the Czech Republic. Polish Journal of Soil Science. I(1): 93-105.

Vaverkova M D. 2019. Landfill Impacts on the Environment-Review. Geosciences. 9(431):

1-16.

Xiang R, Xu Ya, Liu Y Q, Lei G Y, Liu J C, dan Huang Q F. 2019. Isolation Distance between Municipal Solid Waste Landfills and Drinking Water Wells for Bacteria Attenuation and Safe Drinking. Scientific Report of Nature Research. p.1-11.

Gambar

Tabel 1 Koordinat Titik Sampling  Lokasi
Tabel 2 Kriteria Indeks Pencemaran untuk menentukan Status Mutu  No  Nilai Indeks
Tabel 1 Kualitas Air Sumur Penduduk di sekitar TPA Bagedung Bulan Desember 2019
Tabel 3 Status Mutu Air Sumur Penduduk, Kolam dan Sungai di sekitar TPA Bagedung
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari Minggu, 06 Agustus 2015, dalam Kebaktian Umum I dan II, akan diadakan Perjamuan Tuhan.. Bagi Saudara/i yang sudah dibaptis/sidi agar

+ Hindari Kontak dengan Darah yang terin7eksi HIV 5ara yang paling $#$# $nt$k #en$larkan HIV adalah #elal$i kontak dengan darah dari orang yang terin7eksi HIV0 Trans7$si% ata$

Observasi merupakan cara pengumpulan data melalui proses pencatatan perilaku subjek (orang), objek (benda), atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan

Namun setelah dikaji, jika bentuk hopper kerucut operator akan kesulitan saat memasukkan bahan dalam jumlah banyak dan sulit menaburkan kapang agar lebih merata

Endapan lemak (ateroma atau plak) terbentuk secara bertahap dan tersebar di percabangan besar dari kedua arteri koroner utama, yang mengelilingi

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara kejadian KPD dengan kejadian asfiksia di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul yang ditunjukkan oleh hasil uji chi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan signifikan antara pemahaman membaca siswa kelas XI SMA 1 Gebog Kudus pada tahun akademik

Rangkaian penjelasan di atas memperlihatkan kepada kita bahwa pelayanan intergenerasi yang ditandai oleh interaksi timbal balik antar generasi (atau ragam kelompok usia)