• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BAURAN PEMASARAN BIJI PLASTIK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI SUMATERA SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH BAURAN PEMASARAN BIJI PLASTIK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI SUMATERA SELATAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BAURAN PEMASARAN BIJI PLASTIK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

DI SUMATERA SELATAN Junaidi

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Kader Bangsa Palembang Email : junaidisumsel@gmail.com

ABSTRACT

This research aims to find and analysis impact of plastic pellets marketing mix to buying decision on Manufacturing Company at South Sumatera. Design used in this research is associative and qualitative descriptive. Variables used are five variables, those are independent variables which Product (X1), Price (X2), Promotion (X3), and Distribution Channel (X4), and also dependent variables is Purchasing Decision (Y). Population in this research as much 43 manufacturing company. All the population used to sample. The analytical tool used is multiple linear regression. According to the research result, find: (1) Product, price, promotion, and distribution channel simultaneously have positive and significant effects to purchasing decision of plastic pellets on manufacturing company at South Sumatera, (2) Product and price partially have positive and significant effects to purchasing decision of plastic pellets on manufacturing company at South Sumatera, and (3) Promotion and distribution channel partially have positive but no significant effects to purchasing decision of plastic pellets on manufacturing company at South Sumatera

Keyword : Product, Price, Promotion, Distribution Channel, and Purchasing Decision.

1. PENDAHULUAN

Bauran pemasaran adalah salah satu cara memenangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan baik itu untuk perusahaan yang memproduksi barang atau jasa. Menurut Kotler (2012, p. 273), bauran pemasaran merupakan sekumpulan variabel-variabel berupa produk, harga, distribusi dan promosi dan merupakan variabel kebijakan dalam bauran pemasaran. Perusahaan dapat menggunakan dua atau lebih program pemasaran secara bersamaan, sebab setiap jenis program (seperti periklanan, promosi penjualan, personal selling, layanan pelanggan, atau pengembangan produk) memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap permintaan.

Dewasa ini, penggunaan produk plastik mengalami pertumbuhan yang

sangat pesat terutama pada industri manufaktur, hal ini dikarenakan bahan plastik sangat serbaguna dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat diperlukan khususnya untuk pemanfaatan dan pengolahan polimer, sehingga dapat menghasilkan produk-produk plastik dengan kuantitas yang cukup tinggi dan kualitas yang baik.

Salah satu yang termasuk ke dalam industri plastik ini adalah industri daur ulang limbah plastik menjadi biji plastik.

Limbah plastik yang digunakan dalam pembuatan biji plastik ini adalah barang- barang bekas pakai yang berbahan dasar plastik, seperti: ember, kursi, meja, kemasan minuman berupa gelas, mainan anak anak, kemasan shampo, gayung, dan barang-barang lainnya yang sesuai

(2)

dengan spesifikasi. Limbah plastik yang digunakan tidaklah sembarangan, haruslah yang berkualitas baik, agar biji plastik yang dihasilkan juga baik.

Pada beberapa perusahaan di Propinsi Sumatera Selatan yang bergerak di bidang pengolahan limbah plastik menjadi biji plastik, yaitu PT. Putra Palembang, PT. Mutiara Mulia Indah, PT. Hidup Djaya, PT. Jemco Plastik, dan PT. Meydi Palembang. Fenomena yang dihadapi oleh ke lima perusahaan tersebut di dalam memasarkan biji plastik hasil olahan sampah plastik adalah kesulitan di dalam memasarkannya.

Pada pelatihan yang diadakan oleh Dinas-dinas yang terkait, bukan saja diajarkan cara mengelola sampah plastik menjadi biji plastik yang berkualitas, namun juga diajarkan cara memasarkannya, salah satunya adalah dengan dibentuknya koperasi yang khusus menampung hasil olahan biji plastik, ada juga yang membentuk asosiasi atau persatuan sesama perusahaan pengolah biji plastik, sehingga mereka bisa saling bertukar fikiran dan berdiskusi, bukan hanya dalam cara mengelola sampah plastik menjadi biji plastik, namun juga mereka berdiskusi masalah cara memasarkan biji plastik.

Industri pengolahan biji plastik yang ada di Sumatera Selatan, belum melakukan hal seperti yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan biji plastik yang ada di pulau Jawa, yaitu melakukan pengiriman biji plastik dari produsen ke konsumen industri, mereka menyepakati untuk menyewa perusahaan ekspedisi khusus, dan juga melakukan kontrak dengan perusahaan ekspedisi tersebut. Al hasil pendistribusian biji plastik dari

perusahaan ke konsumen berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan yang berarti.

Masalah penditribusian pada industri-industri pengolahan biji plastik di Sumatera Selatan, yaitu pada indikator saluran tingkat nol, yaitu saluran ditribusi yang dilakukan adalah langsung dari produsen ke konsumen industri, di mana pada saat konsumen industri ingin membeli biji plastik, maka harus langsung datang ke pool produsen.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keputusan Pembelian

1). Pengertian Keputusan Pembelian Menurut Keller (2013, p. 365), pada tahap keputusan pembelian konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapt pada perangkat pilihan. Konsumen juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai. Menurut Schiffman dan Kanuk (2012, p. 112), keputusan pembelian yaitu pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang bisa membuat keputusan, harus tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli bisa mengarah pada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan.

Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh perilaku konsumen.

Menurut Basu (2012, p. 68), keputusan pembelian yaitu sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang atau jasa dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya yang terdiri dari pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, evaluasi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian dan tingkah laku setelah pembelian.

188

(3)

2). Perilaku Konsumen dalam Keputusan Pembelian

Menurut Walker (2013, p. 385) model perilaku konsumen merupakan gambaran sederhana dari perilaku konsumen dalam

mencari, membeli, memakai, mengevaluasi serta mengatur produuk atau jasa yang mereka harap dapat memenuhi kebutuhan mereka.

Gambar 2.1

Model Perilaku Konsumen dalam Keputusan Pembelian

Stimulus Pemasaran

Stimulus Lainnya

Karakteristi k Pembelian

Proses Keputusan

Pembeli

Keputusan Pembeli Produk

Harga Distribusi Promosi

Ekonomi Teknologi Politik Budaya

Budaya Sosial Pribadi Psikologis

Pengenalan Masalah Pencarian Informasi Keputusan Pembeli Perilaku Purnabeli

Pilihan Produk Pilihan Merek Pilihan Pemasok Waktu

Pembelian Jumlah Pembelian Cara Pembelian Sumber: Walker (2013, p. 385)

2.2 Bauran Pemasaran

1). Pengertian Bauran Pemasaran

Menurut Kotler (2012, p. 331), bauran pemasaran merupakan sekumpulan variabel-variabel berupa produk, harga, distribusi dan promosi dan merupakan variabel kebijakan dalam bauran pemasaran. Menurut Stanton (2011, p.

213), bauran pemasaran adalah serangkaian dari variabel pemasaran yang dapat dikuasai oleh perusahaan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran. Rangkaian variabel atau unsur-unsur itu adalah unsur Product, Price, Place, Promotion, People, Process, dan Physical Evidence (7P). Menurut Ferdinan (2012, p. 124), bauran pemasaran adalah seperangkat variabel pemasaran yang dapat dikendalikan dan dipadukan oleh perusahaan untuk

menghasilkan tanggapan yang diinginkan di dalam pasar sasaran.

2). Unsur-unsur dalam Bauran Pemasaran Menurut Kotler (2012, p. 332), unsur-unsur dalam bauran pemasaran, yaitu Product, Price, Place, Promotion, People, Process, dan Physical Evidence (7P). Produk, menurut Kotler (2012, p.

332), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan.

Harga, menurut Kotler (2012, p. 195), harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa, atau jumlah nilai yang konsumen pertukarkan untuk mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa. Promosi, menurut Kotler (2012, p. 374), promosi adalah aktivitas meng- komunikasikan keunggulan produk, serta

(4)

membujuk pelanggan sasaraa untuk membelinya. Saluran Distribusi, menurut Kotler (2012, p. 321), saluran distribusi adalah sekelompok perusahaan atau perseorangan yang memiliki hak pemilikan atas produk atau membantu memindahkan hak pemilikan produk dari produsen ke konsumen.

2.3 Perbedaan Saluran Distribusi Produk Industri dan Produk Konsumen

Menurut Fandy (2011, p. 335), perbedaan saluran distribusi produk industri dengan produk konsumen, yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.2

Perbedaan Saluran Distribusi Produk Industri dengan Produk Konsumen

Sumber: Fandy (2011, p. 335)

Bauran selanjutnya adalah People (Orang), menurut Kotler (2012, p. 345), orang adalah pegawai penyedia jasa layanan maupun penjualan, atau orang- orang yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam proses layanan itu sendiri, misalnya dalam jasa kecantikan, diantaranya adalah para reception, dokter, dan beauty therapis.

Process (Proses), menurut Kotler (2012, p. 349), proses adalah kegiatan yang menunjukkan bagaimana pelayanan diberikan kepada konsumen selama melakukan pembelian barang. Pengelola usaha melalui front liner sering

menawarkan berbagai macam bentuk pelayanan untuk tujuan menarik konsumen. Fasilitas jasa konsultasi gratis, pengiriman produk, credit card, card member dan fasilitas layanan yang berpengaruh pada image perusahaan.

Physical Evidence (Lingkungan Fisik), menurut Kotler (2012, p. 355), physical evidence adalah lingkungan fisik tempat jasa diberikan dan tempat di mana pelanggan dan perusahan melakukan interaksi serta komponen lain yang membantu meningkatkan pelayanan jasa yang diberikan.

Pengecer Pengecer Pengecer Grosir Grosir

Agen Produsen

Distributor/

Dealer

Grosir

Konsumen Industri

Produsen

Konsumen Akhir Distribusi Produk Industri Distribusi Produk Konsumen

190

(5)

2.4 Kerangka Berfikir

Berdasarkan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, serta tinjauan pustaka di atas, maka kerangka berfikir dalam penelitian ini, dapat dijelaskan seperti pada Gambar 2.2, di bawah ini:

Gambar 2.3 Kerangka Berfikir

Sumber: Penulis, 2020 2.5 Hipotesis Penelitian

1). Bauran pemasaran (produk, harga, promosi dan distribusi) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada Perusahaan Manufaktur di Sumatera Selatan.

2). Produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada Perusahaan Manufaktur di Sumatera Selatan.

3). Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada Perusahaan Manufaktur di Sumatera Selatan.

4). Promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada Perusahaan Manufaktur di Sumatera Selatan.

5). Distribusi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada Perusahaan Manufaktur di Sumatera Selatan.

3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah asosiatif dan deskriftif kualitatif. Menurut Sugiyono (2011, p. 397), penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih.

Metodologi kualitatif deksriptif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis Produk

(X1)

Keputusan Pembelian (Y)

Distribusi (X4) Harga

(X2)

Promosi (X3)

(6)

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2011, p. 402), teknik pengumpulan data adalah teknik yang dapat digunakan untuk mendapatkan data atau informasi yang berkaitan dengan survei. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan mengunakan dokumentasi, wawancara dan kuesioner.

3.3 Operasionalisasi Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terbagi dalam 2 (dua) kelompok, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas terdiri dari 4 (empat) variabel, yaitu Produk (X1), Harga (X2), Promosi (X3), Distribusi (X4), sedangkan variabel terikat adalah Keputusan Pembelian (Y). Sebelum variabel-variabel tersebut digunakan sebagai alat ukur, maka terlebih dioperasionalisasikan, seperti pada Tabel 3.1., di bawah ini:

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala

Keputusan Pembelian (Y) Pada tahap keputusan pembelian konsumen membentuk

preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan.

Konsumen juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai dari perusahaan

Manufaktur di Sumatera Selatan.

Pilihan Produk

Artinya konsumen dapat memutuskan untuk membe- lanjakan uangnya untuk membeli biji plastik pada perusahaan Manufaktur di

Sumsel. Konsumen

memutuskan untuk membeli produk yang dipilih dengan bentuk, ukuran, mutu, dan corak tertentu.

- Bentuk biji plastik - Ukuran biji

plastik - Mutu biji

plastik - Corak biji

plastik

Ordinal

Pilihan Merek

Artinya konsumen harus mengambil keputusan tentang merek apa yang akan mereka beli. Setiap merek memiliki perbedaan- perbedaan tersendiri.

Konsumen akan menyeleksi setiap merek biji plastik

pada perusahaan

Manufaktor di Sumatera Selatan, yang sejenisnya sebelum memutuskan untuk membeli merek tersebut.

- Setiap merek biji plastik punya perbedaan - Konsumen

menyeleksi setiap merek biji plastik - Memutuskan

membeli suatu merek biji plastik

Ordinal

192

(7)

Pilihan Pemasok

Konsumen memutuskan di mana akan membeli produk yang telah dipilih.

Disamping pertimbangan harga, konsumen juga mempertimbangkan layanan waktu membeli dan layanan purna jual. Perusahaan Manufaktur di Sumatera Selatan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih pemasok.

- Di mana akan membeli biji plastik - Pertimbangan

harga biji plastik

- Layanan waktu pembelian biji plastik

- Layanan purna jual biji plastik

Ordinal

Variabel Dimensi Indikator Skala

Waktu Pembelian

Konsumen memutuskan kapan harus membeli.

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam penentuan waktu pembelian mempengaruhi perusahaan Manufaktur di Sumatera Selatan, dalam mengatur waktu produksi, pemesanan, periklanan dan sebagainya.

- Kapan harus membeli biji plastik

- Waktu produksi biji plastik - Waktu

pemesanan biji plastik

- Waktu periklan- an biji plastik

Ordinal

Jumlah Pembelian

Konsumen dapat

mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Dalam hal ini perusahaan Manufaktur di Sumatera Selatan harus mempersiapkan banyak produk sesuai dengan keinginan yang berbeda- beda dari para pembeli.

- Jumlah

pembelian biji plastik

- Menyiapkan biji plastik yang diinginkan konsumen

Ordinal

Cara Pembayaran

Konsumen harus

mengambil keputusan

- Cara

pembayaran biji plastik

Ordinal

(8)

tentang metode atau cara pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau kredit. Keputusan

tersebut akan

mempengaruhi keputusan tentang penjualan dan jumlah pembeliannya.

Dalam hal ini perusahaan Manufaktur di Sumatera Selatan harus mengetahui keinginan pembeli terhadap cara pembayarannya.

secara tunai atu kredit - Jumlah

penjualan biji plastik - Jumlah

pembelian sampah plastik untuk biji plastik

Variabel Dimensi Indikator Skala

Bauran Pemasaran (X)

merupakan

sekumpulan variabel- variabel berupa produk, harga, distribusi dan

promosi dan

merupakan variabel kebijakan dalam bauran pemasaran pada perusahaan Manufaktur di Sumatera Selatan

Produk (X1)

merupakan biji plastik yang dapat ditawarkan oleh perusahaan Manufaktur di Sumatera Selatan ke pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen

- Kualitas biji plastik - Desain biji

plastik - Merek biji

plastik

- Pengembangan biji plastik - Pelabelan biji

plastik

Ordinal

Harga (X2)

merupakan sejumlah uang yang dibebankan untuk biji plastik olahan perusahaan Manufaktur di Sumatera Selatan, atau jumlah nilai yang konsumen pertukarkan untuk mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan biji plastik.

- Penetapan Harga Psikologis - Penetapan

Harga Price Lining - Penetapan

Harga Geografis - Potongan Harga

Ordinal

Promosi (X3)

merupakan aktivitas meng- komunikasikan keunggulan biji plastik olahan perusahaan Sumatera

- Periklanan - Promosi

Penjualan - Penjualan

Ordinal

194

(9)

Selatan, serta membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya

pribadi - Publisitas

Distribusi (X4)

merupakan sekelompok perusahaan Manufaktur di Sumatera Selatan yang memiliki hak pemilikan atas biji plastik atau membantu memindahkan hak pemilikan biji plastik ke konsumen

- Saluran Tingkat Nol

- Saluran Tingkat Satu - Saluran

Tingkat Dua - Saluran

Tingkat Tiga

Ordinal

Sumber: Berdasarkan Teori 3.4 Populasi dan Sampel

Menurut Sekaran (2011, p. 192), jika populasi relatif kecil (kurang dari 100), maka sebaiknya populasi tersebut diambil untuk dijadikan sampel, namun jika lebih dari 100, maka diambil sebagian untuk dijadikan sampel. Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan populasi, yaitu sebanyak 43 sampel industri manufaktur berbahan dasar plastik di Sumatera Selatan

3.5 Metode Analisis

3.5.1 Pengujian Instrumen

Pengujian instrumen meliputi pertama, Uji validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Corrected Item-Total Correlation. Menurut Priyatno (2010, p.

94), Corrected Item-Total Correlation adalah analisis dengan cara mengkorelasikan skor-skor item dengan skor total, dan melakukan koreksi terhadap nilai-nilai koefisien korelasi yang overestimasi. Kedua, Uji reliabilitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cronbach Alpha. Menurut Sugiyono (2011, p. 182), salah satu

metode yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen penelitian adalah koefisien Alpha (α) dari Cronbach.

Menurut Priyatno (2010, p. 98), untuk pengujian biasanya menggunakan batasan tertentu seperti 0,6. Reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, Sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik.

3.5.2 Pengujian Asumsi Dasar Regresi Berganda

Pengujian asumsi dasar regresi berganda, pertama Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji Normal P-P Plot. Menurut Priyatno (2010, p. 71), konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan membanding-kan distribusi data dengan normal baku. Jika signifikansi Kolmogorov Smirnov di atas 0,05 berarti tidak terjadi yang perbedaan signifikan, maka data-data yang diuji adalah normal.

Kedua, Pengujian Multikoleniaritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ada korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik

(10)

seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Jika saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.

Ketiga, Pengujian Heteroskedastisitas, menurut Priyatno (2010, p. 83), deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada gambar scatterplot antara residualnya (SRESID) dan varibel terikat (ZPRED).

3.5.3 Model dan Rancangan Uji Hipotesis

Analisis data yang digunakan terdiri dari uji regresi berganda, uji koefisien determinasi, dan uji hipotesis. Alat analisisnya akan dikelompok-kan sesuai dengan perumusan masalahnya, sebagai berikut:

1). Model Regresi Berganda

Model analisa kuantitatif yang digunakan adalah regresi linear berganda, dengan persamaan sebagai berikut :

Y = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 + b4.X4 + e Keterangan :

Y= Keputusan Pembelian a = Nilai konstanta

b1,b2,b3,b4= Koefisien regresi X1= Produk

X2= Harga X3= Promosi

X4= Distribusi e= Error Term

2). Pengujian Koefisien Determinasi (R2) Untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat, dengan melihat nilai koefisien determinasi (R2). Menurut Sugiyono (2011, p. 219), kegunaan koefisien determinasi sebagai ukuran ketepatan suatu garis regresi yang diterapkan suatu kelompok data hasil survei dan untuk mengukur besarnya proporsi dari jumlah variasi dari variabel terikat.

3). Pengujian Hipotesis

Untuk menjawab hipotesis yang diajukan, penulis mengguna-kan uji F untuk uji bersama-sama dan uji t untuk uji parsial.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian

Hasil Pengujian Asumsi Regresi Berganda

a. Hasil Pengujian Normalitas Data Pengujian normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov dan juga dilihat dari grafik Normal P-P Plot.

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil yaitu:

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Data

Sumber: Hasil Olahan Data, 2020 Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji Normal P-P Plot,

Tests of Normality

,085 43 ,200* ,970 43 ,311

,116 43 ,170 ,963 43 ,186

,114 43 ,173 ,958 43 ,214

,092 43 ,186 ,890 43 ,246

,100 43 ,200* ,978 43 ,559

Produk (X1) Harga (X2) Promosi (X3) Di stribusi (X4) Kept. Beli (Y)

Statisti c df Sig. Statisti c df Sig.

Kolmogorov-Sm irnova Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true significance.

*.

Lil liefors Significance Correction a.

196

(11)

diperoleh grafik normalitas data untuk variabel Keputusan Pembelian (Y), yaitu sebagai berikut:

Gambar 4.1. Grafik Normalitas Data pada Variabel Keputusan Pembelian (Y)

Sumber: Hasil Olahan Data, 2020 b. Hasil Pengujian Multikolinieritas Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS, diperoleh hasil uji multikolinieritas, sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinieritas

Sumber: Hasil Olahan Data, 2020 c. Hasil Pengujian Heterokedastisitas

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program SPSS, diperoleh grafik pengujian heterokedastisitas pada variabel Keputusan Pembelian (Y), yaitu sebagai berikut:

Nor mal P-P Plot of Kept. Beli (Y )

Obser v ed Cum Pr ob

1,0 ,8

,5 ,3

0,0

Expected Cum Prob

1,0

,8

,5

,3

0,0

Coefficientsa

,861 1,162

,759 1,317

,817 1,224

,924 1,082

Produk (X1) Harga (X2) Promosi (X3) Distribusi (X4) Model

1

Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Kept. Beli (Y) a.

(12)

Gambar 4.2 Grafik Pengujian Heterokedastisitas pada Variabel Keputusan Pembelian (Y)

Sumber: Hasil Olahan Data, 2020 d. Model dan Rancangan Uji Hipotesis 1). Analisis Regresi Linier Berganda Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil uji regresi berganda, yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Regresi Berganda

Sumber: Hasil Olahan Data, 2020 Sehingga dapat dibentuk suatu persamaan regresi linier berganda, yaitu sebagai berikut:

Y = 25,586 + 0,415.X1 + 0,394.X2 + 0,197.X3 + 0,080.X4 + e

Berdasarkan besaran nilai beta dari masing-masing variabel, seperti pada Tabel tersebut, yaitu nilai beta pada variabel Produk (X1) sebesar 0,367, nilai beta pada variabel Harga (X2) sebesar

Sc atterplot

Dependent Var iable: Kept. Beli ( Y)

Regres s ion Studentiz ed Res idual

3 2

1 0

-1 -2

-3

Regression Standardized Predicted Value 3

2

1

0

-1

-2

-3

Coefficientsa

25,586 6,787 3,770 ,001

,415 ,386 ,367 3,661 ,006

,394 ,319 ,304 2,667 ,023

,197 ,159 ,145 1,845 ,140

,080 ,054 ,065 ,761 ,565

(Constant) Produk (X1) Harga (X2) Promosi (X3) Distribusi (X4) Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: Kept. Beli (Y) a.

198

(13)

0,304, nilai beta pada variabel Promosi (X3) sebesar 0,145, dan nilai beta pada variabel Distribusi (X3) sebesar 0,065.

Disimpulkan bahwa variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap Keputusan Pembelian (Y) perusahaan Manufaktur dalam membeli biji plastik adalah variabel Produk (X1).

2). Hasil Uji Koefisien Determinasi Untuk melihat seberapa besar sumbangan/peranan yang diberikan, dapat dilihat melalui koefisien determinasi (R- Square), seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Uji Koefisien Determinan

Sumber: Hasil Olahan Data, 2020 Berdasarkan besarnya koefisien

determinasi tersebut dapat disimpulkan bahwa Keputusan Pembelian biji plastik oleh perusahaan Manufaktur di Sumatera Selatan dapat dijelaskan oleh Produk, Harga, Promosi, dan Distribusi sebesar 49,4%; sedangkan sisanya sebesar 50,6%

dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak masuk ke dalam penelitian ini.

3). Hasil Uji Hipotesis

Untuk menjawab hipotesis: ada pengaruh yang signifikan Produk, Harga, Promosi, dan Distribusi terhadap Keputusan Pembelian, maka dilakukan pengujian secara bersama-sama dengan menggunakan uji Hipotesis F (Anova) dan pengujian secara parsial dengan menggunakan uji Hipotesis t.

Hasil Pengujai Hipotesis F (Anova) Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan program SPSS diperoleh nilai F- hitung, yaitu sebagai berikut:

Mode l Summ aryb

,703a ,494 ,374 6,166320 1,856

Model 1

R R Square

Adjust ed R Square

St d. E rror of the Es timate

Durbin- W atson

Predic tors : (Const ant), Dis tribusi (X4), Produk (X1), Promos i (X3), Harga (X2)

a.

Dependent Variable: K ept. Beli (Y) b.

(14)

Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis F (Anova)

Sumber: Hasil Olahan Data, 2020 Untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan membanding-kan F-hitung dengan F-tabel atau dengan melihat nilai signifikansi F (Sig F) yang digunakan.

Keputusannya adalah apabila F-hitung ≥ F-tabel atau sig F ≤ 0,05; maka kriteria tersebut terpenuhi, sehingga Ho ditolak dan menerima Ha. Sehingga F-hitung (6,496) > F-tabel (2,620) atau Sig F (0,000) < α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa Hipotesis 0 (H0) ditolak dan menerima Hipotesis alternative (Ha), berati Produk, Harga, Promosi, dan Distribusi secara bersama- sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian biji plastik pada Perusahaan Manufaktur di Sumatera Selatan.

Hasil Pengujian Hipotesis t (Uji Parsial) Nilai t-hitung variabel Produk (X1) sebesar 3,661 dan signifikansi (Sig t) sebesar 0,006; berarti bahwa t-hitung (3,661) > t-tabel (2,023) atau Sig t (0,006)

< α (0,05); maka Hipotesis 0 (H0) ditolak dan menerima Hipotesis alternative (Ha), berarti Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian biji plastik pada Perusahaan Manufaktur di Sumatera Selatan.

Nilai t-hitung variabel Harga (X2) adalah sebesar 2,667 dan signifikansi (Sig t) sebesar 0,023; berarti bahwa t-hitung (2,667) > t-tabel (2,023) atau Sig t (0,023)

< α (0,05); maka Hipotesis 0 (H0) ditolak dan menerima Hipotesis alternative (Ha), artinya Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian biji plastik pada Perusahaan Manufaktur di Sumatera Selatan.

Nilai t-hitung variabel Promosi (X3) sebesar 1,945 dan signifikansi (Sig t) sebesar 0,140; berarti bahwa t-hitung (1,945) < t-tabel (2,023) atau Sig t (0,140)

> α (0,05); maka Hipotesis 0 (H0) diterima dan menolak Hipotesis alternative (Ha), sehingga Promosi berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Keputusan Pembelian biji plastik pada Perusahaan Manufaktur di Sumatera Selatan.

Nilai t-hitung variabel Distribusi (X4) sebesar 0,761 dan signifikansi (Sig t) sebesar 0,565; berarti bahwa t-hitung (0,761) < t-tabel (2,023) atau Sig t (0,565)

> α (0,05); maka Hipotesis 0 (H0) diterima dan menolak Hipotesis alternative (Ha), sehingga Distribusi berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Keputusan Pembelian biji plastik pada

ANOV Ab

646,144 4 161,536 6,496 ,000a

944,893 38 24,866

1591,037 42

Regres sion Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predic tors : (Const ant), Dis tribusi (X4), Produk (X1), Promos i (X3), Harga (X2) a.

Dependent Variable: K ept. Beli (Y) b.

200

(15)

Perusahaan Manufaktur di Sumatera Selatan.

4.2 Pembahasan

1). Pengaruh variabel Produk, Harga Promosi, Distribusi Secara Bersama- sama terhadap Keputusan Pembelian Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi, didapatkan nilai R-Square sebesar 0,494 (49,4%). Nilai R-Square ini menjelaskan bahwa Keputusan Pembelian biji plastik oleh perusahaan Manufaktur di Sumatera Selatan dapat dijelaskan oleh Produk, Harga, Promosi, dan Distribusi sebesar 49,4%; sedangkan sisanya sebesar 50,6% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak masuk ke dalam penelitian ini, misalnya tangibles, reliability, responsiveness, assurance, atau emphaty produk biji plastik.

Sedangkan berdasarkan hasil uji hipotesis F (Uji Anova) diperoleh nilai F-hitung (6,496) > F-tabel (2,620) atau Sig F (0,000) < α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa Hipotesis 0 (H0) ditolak dan menerima Hipotesis alternative (Ha), berati Produk, Harga, Promosi, dan Distribusi secara bersama- sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian biji plastik pada Perusahaan Manufaktur di Sumatera Selatan.

2). Pengaruh Variabel Produk terhadap Keputusan Pembelian

Berdasarkan hasil pengujian regresi berganda, didapatkan hasil bahwa nilai koefisen regresi variabel Produk (X1) sebesar 0,415. Hal ini berarti bahwa variabel Produk (X1) mempengaruhi variabel Keputusan Pembelian (Y) sebesar 0,415 (41,5%). Sehingga apabila Produk biji plastik (dalam hal bentuk, ukuran, dan corak) yang dihasilkan industri

pengolahan biji plastik di Sumatera Selatan mengalami peningkatan sebesar 100%, maka akan dapat meningkatkan Keputusan Pembelian terhadap biji plastik oleh perusahaan Manufaktur sebesar 41,5%, sebaliknya apabila Produk biji plastik yang dihasilkan industri pengolahan biji plastik (dalam hal bentuk, ukuran, dan corak) di Sumatera Selatan mengalami penurunan sebesar 100%, maka akan dapat menurunkan Keputusan Pembelian terhadap biji plastik oleh perusahaan Manufaktur sebesar 41,5%.

3). Pengaruh Variabel Harga tehadap Keputusan Pembelian

Berdasarkan hasil perhitungan regresi berganda, didapatkan hasil bahwa nilai koefisen regresi variabel Harga (X2) sebesar 0,394. Hal ini berarti bahwa variabel Harga (X2) mempengaruhi variabel Keputusan Pembelian (Y) sebesar 0,394 (39,4%). Sehingga apabila harga biji plastik yang ditetapkan industri pengolahan biji plastik di Sumatera Selatan mengalami peningkatan sebesar 100%, maka akan dapat meningkatkan Keputusan Pembelian terhadap biji plastik oleh perusahaan Manufaktur sebesar 39,4%, sebaliknya apabila harga biji plastik yang ditetapkan industri pengolahan biji plastik di Sumatera Selatan mengalami penurunan sebesar 100%, maka akan dapat menurunkan Keputusan Pembelian terhadap biji plastik oleh perusahaan Manufaktur sebesar 39,4%.

4). Pengaruh Variabel Promosi terhadap Keputusan Pembelian

Berdasarkan hasil pengujian regresi berganda, didapatkan hasil bahwa variabel Promosi (X3) mempengaruhi variabel Keputusan Pembelian (Y) sebesar 0,197

(16)

(19,7%). Sehingga apabila Promosi biji plastik yang dilakukan oleh industri pengolahan biji plastik di Sumatera Selatan mengalami peningkatan sebesar 100%, maka dapat meningkatkan Keputusan Pembelian terhadap biji plastik oleh perusahaan Manufaktur sebesar 19,7%, sebaliknya apabila Promosi biji plastik yang dilakukan oleh industri pengolahan biji plastik di Sumatera Selatan mengalami penurunan sebesar 100%, maka dapat menurunkan Keputusan

5). Pengaruh Variabel Distribusi terhadap Keputusan Pembelian

Berdasarkan hasil pengujian regresi berganda, didapatkan nilai koefisen regresi variabel Distribusi (X4) sebesar 0,080. Hal ini berarti bahwa variabel Distribusi (X4) mempengaruhi variabel Keputusan Pembelian (Y) sebesar 0,080 (8%). Sehingga apabila Distribusi biji plastik yang dilakukan oleh industri pengolahan biji plastik di Sumatera Selatan mengalami peningkatan sebesar 100%, maka akan dapat meningkatkan Keputusan Pembelian terhadap biji plastik oleh perusahaan Manufaktur sebesar 8%, sebaliknya apabila Distribusi biji plastik yang dilakukan oleh industri pengolahan biji plastik di Sumatera Selatan mengalami penurunan sebesar 100%, maka akan dapat menurunkan Keputusan Pembelian terhadap biji plastik oleh perusahaan Manufaktur sebesar 8%.

5. SIMPULAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan, maka dapat disimpulkan :

1) Seluruh bauran pemasaran (produk, harga, promosi, dan distribusi) secara bersama-sama berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Keputusan Pembelian biji plastik pada perusahaan Manufaktur di Sumatera Selatan

2) Secara parsial produk dan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian biji plastik pada perusahaan Manufaktur di Sumatera Selatan

3) Secara parsial promosi dan distribusi berpengaruh positif, namun tidak signifikan terhadap Keputusan Pembelian biji plastik pada perusahaan Manufaktur di Sumatera Selatan

5.2 Saran

Saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Seharusnya biji plastik yang dihasilkan, walaupun masih dalam bentuk serpihan, tapi ukurannya harus lebih diperkecil lagi, harus dipisahkan sesuai dengan jenisnya, harus benar- benar dicuci sampai bersih, dikemas dalam paket ukuran 5 kg, 10 kg, 20 kg, bahkan 50kg, kemudian diberi merek dan diberi label sesuai dengan jenisnya.

Selain itu, sebaiknya pengolahan biji plastik di Sumatera Selatan mendapat perhatin dari Dinas Koperasi dan UKM, karena Dinas ini dapat melakukan pembinaan dan permodalan.

2. Seharusnya industry pengolahan biji plastik di Sumatera Selatan dapat meningkatkan lagi kualitas biji plastik yang dihasilkannya, dengan cara: (a) mencuci lebih bersih lagi sampah plastik yang akan dijadikan serpihan- serpihan biji plastik, (b) setelah menjadi serpihan-serpihan biji plastik, seharusnya dicuci kembali agar lebih bersih, (c) biji plastik yang berkualitas baik jangan dioplos dengan yang berkualitas buruk, dan (4) tetap mempertahankan ekspor yang sudah

202

(17)

pernah dilakukan ke Hongkong, China, dan Jepang.

3. Seharusnya industri-industri pengolahan biji plastik di Sumatera Selatan mencoba untuk (a) menetapkan harga secara psikologis, misalnya dengan menetapkan harga perkilo biji plastik Rp. 7.000,-, agar konsumen industri tertarik dibuatkan harga psikologis menjadi Rp. 6.999,-, (b) harga yang ditetapkan seharusnya seragam antara industri yang satu dengan industri yang lain. (c) menetapkan juga harga sesuai dengan letak geografis perusahaan Manufaktur, dan (d) memberikan potongan harga kepada pembeli (perusahaan Manufaktur), terutama jika pembelian tersebut dalam jumlah besar (partai besar). Keempat, seharusnya industri pengolahan biji plastik di Sumatera Selatan: (a) mengiklankan produk mereka melalui media jejaring sosial, seperti facebook, twitter, instagram, whatsapp, bila perlu memasang iklan

melalui www.olx.co.id,

www.bukalapak.com, atau yang lainnya, (b) mengikuti pameran- pameran yang diadakan oleh Pemerintah maupun Swasta, (c) mengangkat seorang salesman, dan (d) mencoba mempublikasikan biji plastik ke Dinas yang terkait, seperti Dinas Koperasi dan UKM. Kelima, untuk menghindari kecurigaan perusahaan Manufaktur terhadap panjangnya jalur distribusi biji plastik dari industri pengolahan biji plastik di Sumatera Selatan, sebaiknya industri pengolahan tersebut (a) melakukan proses pengemasan sebelum adanya pemesanan, misalnya dikeas dalam ukuran 5 kg, 10 kg, 20 kg atau 50 kg, sehingga pada saat dipesan bisa

langsung diantar, (b) bekerjasama dengan pengepul-pengepul dan bila perlu membuat kontrak kerjasama, sehingga pada saat ada pesanan biji plastik, tidak memakan waktu lama untuk memprosesnya, karena tidak perlu mencari lagi bahan baku sampah plastiknya, dan (c) harga juga harus mengikuti harga pasar yang berlaku, karena jika harga yang ditetapkan terlalu tinggi, perusahaan Manufaktur berasumsi bahwa biji plastik tersebut dari pihak lain, industri pengolahan ini dianggap hanya perantara (mediator) yang ingin mencari untung saja, padahal kenyataannya, industri pengolahan ini langsung sebagai produsennya.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Supandi Soegoto, 2010, Bauran Pemasaran Jasa Pengaruh terhadap Kepuasan Konsumen PT. Nusa Tongkaina Wisata Tirta (NTWT) Manado, Strategic: Jurnal Pendidikan Manajemen Bisnis, Volume 9, Nomor 17, Februari 2010, Universitas Sam Ratulangi Manado

Aristo Surya dan Ari Setiyaningrum, 2009, Analisis Persepsi Konsumen pada Aplikasi Bauran Pemasaran, serta Hubungannya terhadap Loyalitas Konsumen (Studi Kasus Pada Hypermart Cabang Kelapa Gading), Journal of Business Strategy and Execution, Volume 2, 2009, Magister Manajemen Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

(18)

Basu Swastha, 2012. Manajemen Pemasaran, Analisa Perilaku Konsumen. Edisi Kesebelas.

Penerbit Liberty. Yogyakarta.

Christian A.D Selang, 2013, Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pengaruhnya Terhadap Loyalitas Konsumen pada Fresh Mart Bahu Mall Manado, Jurnal EMBA, ISSN 2303-1174, Volume 1 Nomor 3, Juni 2013, p. 71-80, e-mail:

aldiselang@yahoo.co.id, Universitas Sam Ratulangi Manado

Dixie Martien Saputra dan Heru Suprihhadi, 2013, Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo, Jurnal Ilmu

& Riset Manajemen, Volume 2, Nomor 10, 2013, e-mail:

dixiemartien@rocketmail.com Fandy Tjiptono, 2011. Strategi

Pemasaran. Edisi Ketujuh. Penerbit CV. Andi Offset. Yogyakarta.

Ferdinand, 2012, Perilaku Konsumen, Analisis Model Keputusan, Penerbit Atma Jaya, Yogyakarta.

Gugun Gunawan. 2011. Mengolah Sampah Jadi Uang. Jakarta: Penerbit TransMedia.

Husein Umar, 2013. Riset Pemasaran.

Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Keller, K.l. 2013. Manajemen Pemasaran.

Alih Bahasa : Benyamin Molan.

Edisi 12. Jilid 1. Penerbit Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta.

Kotler, Philip. 2012. Manajemen Pemasaran: Analisis Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian.

Edisi ke 11, Jilid 1, PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.

Lupiyoadi, 2011, Riset Pemasaran, Edisi Pertama, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta.

Marina Intan Pertiwi, Edy Yulianto, dan Sunarti, 2016, Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian (Survei pada Konsumen Baker’s King Donuts & Coffee di MX Mall Malang), Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Volume 37, Nomor 1, Agustus 2016, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, e-mail:

indtandh@gmail.com

Nobelt, Jean-Francois. 2011. Sampah.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS.

Cetakan Pertama. Yogyakarta:

Penerbit: PT. Buku Seru.

Rina Rachmawati, 2011, Peranan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) terhadap Peningkatan Penjualan (Sebuah Kajian terhadap Bisnis Restoran), Jurnal Kompetensi Teknik, Volume 2, Nomor 2, Mei 2011, Universitas Negeri

Semarang, e-mail:

tjp_unnes@yahoo.com

Schiffman, Leon G. dan Lesli Laizer Kanuk. 2012. Perilaku Konsumen.

Alih Bahasa: Zoelkifli Kasip.

Jakarta. PT Indeks.

204

(19)

Sekaran, 2011, Metodologi Penelitian untuk Bisnis Edisi ke 10. Jakarta:

Salemba Empat

Stanton, William J, 2011, Prinsip Pemasaran, Edisi ke 7, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Sugiyono. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Penerbit CV.Alfabeta.

Bandung.

Sumarwan, U. 2012. Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya. PT.

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Gambar

Gambar 2.3 Kerangka Berfikir
Tabel 3.1  Operasionalisasi Variabel
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Data
Gambar  4.1.  Grafik  Normalitas  Data  pada  Variabel  Keputusan  Pembelian  (Y)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pia &#34; A Y U &#34; Palembang ?, IJerapa besar perbedaan harga pokok produksi yang ditetapkan perusahaan dengan harga pokok jrnduksi yang seharusnya dan Bagaimana pengaruh

Pada ulangan matematika, diketahui nilai rata -rata kelas adalah 58, Jika rata-rata nilai matematika untuk siswa prianya adalah 65, sedangkan untuk siswa wanita

Media komunikasi apa saja yang digunakan dalam aktivitas kehumasan untuk menunjang citra pada PDAM “Tirta Musi” Palembang. 1.3 Ruang

Ganjalan terjadi ketika pada Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 dijumpai ketentuan bahwa perguruan tinggi yang berada di bawah departemen

Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa prevalens TB laten pada petugas kesehatan (perawat) di RS H Adam Malik Medan sebesar 53 persen sama dengan prevalens TB laten di negara

Selanjutnya, Pada TBM, jenis pupuk yang diberikan yaitu pupuk 232 Prosiding Seminar Nasional Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Menuju Tata Kelola Hutan dan Lahan Lestari

Menciptakan wirausaha mandiri merupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah pengangguran khususnya di Indonesia, sehingga dengan memberikan pendidikan

Untuk itulah penelitian ini dilakukan, dengan tujuan menganalisa karakteristik dan keluhan-keluhan kesehatan yang dialami oleh lansia yang datang ke pengobatan